Jangan Ragukan Orang yang Kau Gunakan: Benarkah Itu?

03 Juni 2022

Oleh Saudari Lin Ping, Tiongkok

Pada Juli 2020, aku melayani sebagai pemimpin, mengawasi pekerjaan beberapa gereja. Saudara Liu baru terpilih sebagai pemimpin di salah satu gereja itu. Aku pernah bekerja dengan dia, jadi cukup baik mengenal dia. Dia dewasa, mantap, melihat hal dari semua sudut dan memikul beban dalam tugas. Dia pandai bersekutu dengan firman Tuhan untuk membantu orang lain. Saat bekerja dengan dia dahulu, dia selalu membantuku dengan persekutuan saat aku punya masalah. Kurasa dia cukup bisa diandalkan, jadi aku tidak perlu khawatir tentang gereja Saudara Liu dan bisa mengerahkan lebih banyak energi ke gereja lain. Jadi, setelah memberi pengarahan kepada Saudara Liu tentang cara menangani berbagai proyek, aku tidak terlalu memikirkan pekerjaannya. Kemudian, kulihat dia punya arah dan mendapatkan hasil dalam berbagai proyek itu, pikiranku pun lebih tenang. Kupikir meskipun aku tidak memeriksa, dia akan bisa menyelesaikan masalah yang dihadapi dengan cepat. Jadi, selama tiga bulan berturut-turut, aku tidak memeriksa secara terperinci pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya, bahkan merekomendasikan dia sebagai kandidat posisi kepemimpinan lebih tinggi.

Lalu, pada bulan Desember, aku mendapat surat dari pemimpinku, katanya beberapa saudara-saudari mengatakan Saudara Liu tidak melakukan kerja nyata, dia memintaku menindaklanjuti dan memeriksa pekerjaannya, lalu untuk sementara membatalkan pencalonan kepemimpinannya. Aku sangat terkejut melihat itu. Kupikir: Dia tidak melakukan kerja nyata? Bagaimana bisa? Jika begitu, bagaimana gerejanya bisa membuahkan hasil? Saudari Wu, rekannya, baru menjadi pemimpin, jadi dia tak mungkin mengetahuinya. Bukankah itu berarti Saudara Liu menangani semua pekerjaan untuk gereja itu? Apa pemimpin hanya mengikuti isi evaluasi itu tanpa mendapatkan gambaran yang jelas? Aku pernah bekerja dengannya dan memahami dia dengan baik. Baru-baru ini, ada penangkapan di sana. Dia mungkin menangani masalah setelah penangkapan, dan tidak punya waktu untuk hal lain. Meskipun dia tampak tidak melakukan kerja nyata, itu bisa dimengerti. Aku mustahil salah tentangnya. Jadi, apa masalahnya? Aku cepat-cepat membuka evaluasi itu dan melihat mereka menuliskan bagaimana saudara Liu dahulu tak melakukan kerja nyata. Kupikir, "Apa masalah mereka? Tak melupakan pelanggaran masa lalu Saudara Liu, bukannya melihat apa dia telah berubah. Proyek-proyeknya berjalan lancar beberapa bulan ini. Dia bisa melakukan kerja nyata." Aku menjelaskan situasinya kepada pemimpin dan menyarankan membiarkan dia mencalonkan diri.

Beberapa hari kemudian, melihat aku tidak menganggap serius masalah ini, tapi membela Saudara Liu, pemimpin itu memberitahuku, "Kita tidak boleh mutlak memercayai siapa pun. Setiap orang punya kerusakan, tak satu pun bisa diandalkan sampai mereka mendapat kebenaran dan disempurnakan. Kita semua bisa punya cara sendiri, karena kerusakan. Tanpa pengawasan, siapa pun bisa bertindak melawan Tuhan yang merugikan pekerjaan gereja. Kita butuh pengarahan dan pengawasan sungguhan untuk menemukan dan menyelesaikan masalah tepat waktu. Inilah bertanggung jawab untuk pekerjaan gereja." Aku bilang akan melakukannya, tapi aku berpikir, "Pengawasan memang perlu, tapi aku tidak boleh curiga terhadap semua hal. Semua orang ingin mengejar kebenaran dan bertugas dengan baik. Rumah Tuhan tidak seperti dunia luar. Saudara-saudari harus saling percaya, tidak saling mengawasi seperti elang. Aku sudah memberitahumu ada konteks untuk Saudara Liu tidak melakukan kerja nyata, tapi kau tidak percaya. Aku akan menyelidiki untuk menunjukkan kepadamu orang macam apa Saudara Liu." Jadi, aku pergi ke gereja yang dia tangani, di sana aku menemukan Saudari Wu, pemimpin terdahulu, melakukan sebagian besar pekerjaan mereka. Sejak pemindahannya baru-baru ini, proyek mereka mulai mundur. Saudara Liu juga tidak memecat pemimpin tim yang tidak cocok bernama Chen setelah aku menyuruh dia. Kerja samanya tidak baik dengan diaken penyiraman, juga tak mengikuti pekerjaan menyiram pendatang baru. Melihat dampak Saudara Liu terhadap pekerjaan mereka, aku merasa agak bersalah. Pemimpin telah mengingatkanku untuk menindaklanjuti dan mengawasi pekerjaannya, tapi tidak kulakukan karena terlalu percaya kepadanya. Aku pikir karena sudah menjabat, dia seharusnya berhak untuk bekerja dengan bebas. Tak pernah kuduga situasinya akan seperti itu. Aku mengingat interaksi kami sebelumnya. Dia tampaknya bukan tipe orang yang hanya bicara, tapi tidak bekerja nyata. Apa ada keadaan khusus yang menahan dia? Saat kebingungan dengan ini, Saudara Liu berkata, "Beberapa saudara-saudari kita ditangkap baru-baru ini. Menangani urusan setelah kejadian itu sangat merepotkan dan aku tidak punya waktu untuk semuanya." Mendengar yang Saudara Liu katakan, kupikir, itu seperti perkataanku, dia bukan tipe orang yang tidak melakukan kerja nyata. Menangani semua urusan pascapenangkapan itu menghabiskan banyak waktu dan energinya. Dia tidak bekerja dengan baik, tapi ada alasan untuk itu. Tidak seorang pun melakukan tugas dengan sempurna. Jadi, aku bersekutu dengan dia tentang konsekuensi tidak melakukan kerja nyata dan menyuruhnya segera memberhentikan Chen. Dia bilang akan melakukannya. Namun, beberapa waktu berlalu, kudengar Chen masih melakukan tugas itu. Aku segera mencari Saudara Li, rekan Saudara Liu, untuk melihat apa yang terjadi. Dia bilang, "Setiap kali kau beri kami pekerjaan, Saudara Liu menyetujuinya, tapi aku tidak melihat dia menerapkan semua itu. Aku baru saja terpilih, jadi aku tak tahu detail pekerjaannya, dan dia tidak membantuku. Saat menghadapi masalah, aku harus meraba-raba jalanku dengan bersandar pada Tuhan." Aku tercengang mendengar ini darinya. Bagaimana mungkin Saudara Liu sama sekali tidak bekerja nyata? Dia tidak seperti itu sebelumnya. Aku bersekutu dengannya selama masa ini, kenapa aku tidak melihat masalahnya? Aku terlalu percaya kepadanya, jadi aku tidak mengawasi atau memeriksa pekerjaannya, yang berarti pemimpin tim yang tidak cocok bertahan terlalu lama, dan tidak ada yang mengawasi penyiraman pendatang baru. Itu menunda pekerjaan rumah Tuhan dan jalan masuk kehidupan orang lain. Aku telah melakukan kejahatan.

Saat bertemu Saudara Liu setelah itu, dia bilang beberapa orang menanganinya beberapa hari lalu karena tidak melakukan kerja nyata dan dia merasa sangat menyesal. Dia menangis, berkata dia tidak bertanggung jawab dan mengacaukan tugasnya, bahwa dia tidak andal. Kupikir dia telah belajar tentang dirinya, jadi dia pasti melihat betapa serius masalahnya, dan akan berubah setelah itu. Aku ingin memberinya kesempatan lagi untuk bertobat, tidak memecatnya untuk saat ini, dan lebih banyak mendukungnya. Jadi, aku menunjukkan masalahnya, menyuruh dia segera memperbaiki kesalahannya, dan memberhentikan pemimpin tim itu. Dia hanya berjanji, tapi meskipun kemudian dia memecat Chen, secara keseluruhan pekerjaan itu tidak membuahkan hasil. Beberapa saudara-saudari memberitahuku mereka telah menemukan masalah serius dengannya. Saat ada penangkapan, dia tidak langsung melindungi properti gereja, dan tidak aktif bekerja sama untuk proyek, yang berarti tidak ada yang tercapai. Namun, yang paling menggeramkan dia tidak menangani pelaku kejahatan yang mengganggu, tapi tetap sibuk dengan urusan pribadinya, mengacaukan pekerjaan gereja. Kulihat Saudara Liu tidak melakukan kerja nyata dan tidak punya pertobatan sejati. Aku merasa sangat bersalah. Tak pernah kubayangkan keadaannya akan seperti itu. Aku mengambil bagian dalam kejahatannya dan melakukan pelanggaran di hadapan Tuhan. Aku juga membenci diriku karena terlalu percaya, tidak menindaklanjuti pekerjaan Saudara Liu lebih cepat. Itu sangat berbahaya bagi pekerjaan gereja. Aku segera bicara dengan Saudara Liu dan memberi tahu perilaku bermasalahnya, lalu akhirnya memecat dia.

Kemudian seorang pemimpin menegurku, "Kenapa kau begitu percaya kepadanya? Kau mempercayakan pekerjaan penting kepadanya tanpa pengawasan. Bagaimana kau bisa begitu lepas tangan?" Dia juga membacakan firman Tuhan untukku. "Pemimpin palsu tidak akan menyelidiki para pengawas yang tidak melakukan pekerjaan nyata, atau yang melalaikan tanggung jawabnya. Menurut mereka mereka hanya perlu memilih pengawas dan semuanya akan baik-baik saja; setelah itu, pengawas tersebut akan menangani semua masalah pekerjaan, dan yang perlu mereka lakukan hanyalah sering-sering mengadakan pertemuan, mereka tak perlu mengawasi pekerjaan atau bertanya bagaimana perkembangannya, mereka bisa tetap lepas tangan. Jika seseorang melaporkan ada masalah dengan seorang pengawas, pemimpin palsu akan berkata, 'Ini hanya masalah kecil, tidak masalah. Engkau bisa menanganinya sendiri. Jangan tanya aku.' Orang yang melaporkan masalah itu berkata, 'Pengawas itu seorang pemalas yang rakus. Dia tidak melakukan apa pun selain makan dan bersenang-senang, dan dia sangat malas. Dia tak mau mengalami kesulitan sedikit pun dalam tugasnya, dan selalu mencari cara untuk menipu dan mencari-cari alasan untuk menghindari pekerjaan dan tanggung jawabnya. Dia tidak memenuhi syarat untuk menjadi pengawas.' Pemimpin palsu akan menjawab, 'Kualitasnya bagus ketika dia dipilih sebagai pengawas. Apa yang kaukatakan tidak benar, atau sekalipun itu benar, itu hanyalah perwujudan sementara.' Para pemimpin palsu tidak berusaha mencari tahu tentang keadaan pengawas itu, tetapi menilai dan menentukan masalah itu berdasarkan kesan masa lalu mereka terhadap pengawas tersebut. Siapa pun yang melaporkan masalah dengan pengawas itu, pemimpin palsu mengabaikannya. ... Para pemimpin palsu juga memiliki kelemahan besar: mereka cepat memercayai orang berdasarkan imajinasi mereka sendiri. Dan ini disebabkan karena tidak memahami kebenaran, bukan? Bagaimana firman Tuhan menyingkapkan keadaan umat manusia yang rusak? Mengapa engkau harus percaya kepada orang padahal Tuhan tidak? Alih-alih menilai orang dari penampilan, Tuhan selalu memeriksa hati mereka—jadi mengapa orang begitu sembarangan ketika mereka menilai orang lain dan menaruh kepercayaan pada diri mereka? Pemimpin palsu terlalu sombong, bukan? Yang mereka pikirkan adalah, 'Aku tidak salah ketika melihat orang ini. Tidak akan pernah ada masalah nantinya; mereka pasti bukan orang yang suka bermain-main, yang suka bersenang-senang dan membenci kerja keras. Mereka benar-benar dapat diandalkan dan dapat dipercaya. Mereka tidak akan berubah; jika mereka berubah, itu pasti berarti aku keliru tentang mereka, bukan?' Logika macam apa ini? Apakah engkau sejenis orang yang ahli? Apakah engkau memiliki penglihatan sinar-x? Inikah keahlian khususmu? Engkau bisa saja hidup bersama orang ini selama satu atau dua tahun, tetapi akankah engkau mampu melihat siapa diri mereka yang sebenarnya tanpa lingkungan yang cocok untuk menyingkapkan natur dan esensi mereka sepenuhnya? Jika mereka tidak disingkapkan oleh Tuhan, engkau bisa saja hidup berdampingan dengan mereka selama tiga atau bahkan lima tahun dan pasti tetap bergumul untuk melihat natur dan esensi seperti apa yang mereka miliki. Dan betapa lebih sulit lagi jika engkau jarang bertemu dengan mereka, jarang bersama dengan mereka? Engkau dengan begitu saja memercayai mereka berdasarkan kesan sekilas atau penilaian positif orang lain tentang mereka, dan berani memercayakan pekerjaan gereja kepada orang-orang semacam itu. Dalam hal ini, bukankah engkau terlalu buta? Bukankah engkau bersikap terburu nafsu? Dan bukankah para pemimpin palsu bersikap sangat tidak bertanggung jawab ketika mereka bekerja seperti ini?" (Mengenali Para Pemimpin Palsu). Lalu, pemimpin itu berkata, "Kita tidak pernah bisa benar-benar melihat esensi seseorang, jadi kita harus awasi pekerjaan mereka. Kemudian kita bisa temukan kesalahan dan masalah dalam tugas mereka, serta mengubahnya tepat waktu. Saudara Liu hampir menghancurkan pekerjaan gereja setelah hanya beberapa bulan. Inilah konsekuensinya terlalu percaya kepada orang lain dan tidak memeriksa pekerjaan mereka. Itu melakukan kejahatan." Dengan wahyu firman Tuhan dan persekutuan pemimpin, aku merasakan ketakutan setelah kejadian itu, aku kesal dan bersalah. Aku membenci diriku karena tidak memandang berdasarkan firman Tuhan, justru serta-merta memercayai seseorang, itu merugikan pekerjaan gereja. Memikirkan kembali masalah Saudara Liu, itu bukan karena aku tidak melihat masalahnya, tapi setiap kali melihatnya, aku tetap bergeming. Aku mengikuti pengalamanku sebelumnya dengan dia untuk serta-merta memutuskan bahwa dia orang bertanggung jawab yang memikul beban untuk tugasnya dan layak dipercaya. Baik fakta maupun firman Tuhan akhirnya menunjukkan kepadaku berpura-pura dan melakukan pekerjaan nyata untuk suatu waktu tidak berarti seseorang akan selalu seperti itu. Tak satu pun dari kita telah mendapat kebenaran, watak hidup kita tidak berubah, kita masih dikuasai natur rusak, kita masih lalai dan mencoba menipu Tuhan, dan terkadang bertindak sesuka hati, jadi kita tidak layak dipercaya. Engkau pun tidak bisa benar-benar memahami seseorang tanpa interaksi yang lama, biarpun lama, kau mungkin masih belum sepenuhnya mengenal mereka. Engkau harus tahu kebenaran untuk melihat esensi seseorang. Aku baru sebentar bekerja bersama Saudara Liu, tapi berpikir mengenal dia dengan sangat baik dan tak akan salah menilai dia. Aku sangat memercayainya, tidak menindaklanjuti pekerjaannya. Tuhan mengatur begitu banyak situasi untuk menyingkap ini, pemimpin pun membicarakannya berulang kali, tapi aku terus hanya memercayai analisisku sendiri. Kulihat aku sangat congkak dan angkuh, serta tidak bertanggung jawab atas pekerjaanku. Sebagai pemimpin, aku tidak melakukan kerja nyata atau menjunjung pekerjaan rumah Tuhan. Aku tidak layak menerima amanat Tuhan. Aku sangat menyesal saat melihat ini dan tidak ingin terus seperti itu.

Dalam renunganku kemudian, aku bertanya-tanya mengapa aku begitu memercayainya tanpa menindaklanjuti pekerjaannya. Apa sebab utamanya? Suatu hari, kubaca ini dalam firman Tuhan: "Dapat dikatakan bahwa kebanyakan orang menganggap perkataan 'Jangan meragukan orang yang kaupekerjakan, dan jangan mempekerjakan orang yang kauragukan' sebagai kebenaran, dan mereka tertipu dan terikat olehnya. Mereka terganggu dan terpengaruh olehnya ketika memilih atau menunjuk orang, dan bahkan membiarkan perkataan ini mengendalikan tindakan mereka. Akibatnya, banyak pemimpin dan pekerja selalu mengalami kesulitan dan merasa khawatir setiap kali mereka memeriksa pekerjaan gereja dan mempromosikan serta mengangkat orang. Akhirnya, yang bisa mereka lakukan hanyalah menghibur diri mereka sendiri dengan perkataan 'Jangan meragukan orang yang kaupekerjakan, dan jangan mempekerjakan orang yang kauragukan'. Setiap kali mereka memeriksa atau menanyakan tentang pekerjaan, mereka berpikir, '"Jangan meragukan orang yang kaupekerjakan, dan jangan mempekerjakan orang yang kauragukan." Aku harus memercayai saudara-saudariku, dan bagaimanapun juga, Roh Kudus mengamati orang, jadi aku tak boleh selalu meragukan dan mengawasi orang lain.' Mereka telah dipengaruhi oleh perkataan ini, bukan? Apa akibat yang ditimbulkan oleh pengaruh perkataan ini? Pertama-tama, engkau setia bukan kepada firman Tuhan, bukan kepada amanat Tuhan bagimu, dan bukan kepada Tuhan, melainkan kepada falsafah hidup Iblis dan logika Iblis. Engkau percaya kepada Tuhan sambil secara terang-terangan mengkhianati Tuhan dan firman Tuhan. Ini masalah serius, bukan? Kedua, ini bukan semata-mata kegagalan menaati firman Tuhan dan melaksanakan tugasmu, tetapi ini berarti menjadikan rencana dan falsafah hidup Iblis seolah-olah itu adalah kebenaran, dan mengikuti serta menerapkannya. Engkau sedang menaati Iblis dan hidup menurut falsafah iblis, bukan? Melakukan ini berarti engkau bukan orang yang menaati Tuhan, apalagi orang yang menaati firman Tuhan. Engkau adalah bajingan. Mengesampingkan firman Tuhan, dan menjadikan perkataan Iblis dan menerapkannya sebagai kebenaran, berarti mengkhianati kebenaran dan Tuhan! Engkau bekerja di rumah Tuhan, tetapi bertindak berdasarkan logika dan falsafah hidup Iblis, orang macam apa kau ini? Ini adalah orang yang memberontak terhadap Tuhan dan orang yang sangat mempermalukan Tuhan. Apa esensi dari tindakan ini? Secara terbuka mengutuk Tuhan dan secara terbuka menolak kebenaran. Bukankah itu esensinya? Selain tidak mengikuti kehendak Tuhan, engkau membiarkan kekeliruan dan falsafah hidup Iblis merajalela di gereja. Dengan melakukan hal ini, engkau menjadi kaki tangan Iblis dan membantu tindakan Iblis di gereja. Esensi dari masalah ini serius, bukan?" ("Lampiran Satu: Apa arti Kebenaran" dalam "Menyingkapkan Antikristus"). Firman Tuhan menyingkap keadaanku. Aku hidup berdasarkan filosofi jahat "Jangan meragukan orang yang kaupekerjakan," berpikir jika kurasa seseorang baik-baik saja dan dia masih bekerja, aku harus memercayainya. Karena itulah aku sangat memercayai Saudara Liu dan tidak menindaklanjuti pekerjaannya. Bahkan saat masalahnya terungkap dan pemimpin mengingatkanku memeriksa pekerjaannya, aku masih meremehkannya. Kupikir memeriksa pekerjaan berarti kurang kepercayaan, dan meskipun tahu dia tidak melakukan kerja nyata, saat melihat dia menangis, membicarakan perjuangannya dan mengungkapkan penyesalan, kuputuskan mempercayai dia dan tidak memberhentikannya, membiarkan dia merugikan pekerjaan gereja dan sangat melukai jalan masuk kehidupan saudara-saudari. Sebagai pemimpin gereja, aku tidak hanya gagal melindungi pekerjaan gereja, tapi juga bertindak sebagai tameng bagi pemimpin palsu, menjadi batu sandungan di dalam rumah Tuhan. Itulah konsekuensi memperlakukan orang berdasarkan gagasan jahat tidak meragukan orang yang kau gunakan. Melihatnya dari firman Tuhan, aku lihat betapa konyol perspektifku. Itu sangat bertentangan dengan firman Tuhan dan apa yang Dia minta. Tuntutan Tuhan agar pemimpin mengawasi pekerjaan didasarkan pada esensi rusak manusia. Karena kita semua punya watak rusak, jadi sebelum mendapatkan kebenaran atau mengubah watak hidup, kita tak bisa diandalkan dan tak bisa sepenuhnya dipercaya. Bahkan orang dengan kemanusiaan baik bisa memakai caranya sendiri dan mengganggu pekerjaan rumah Tuhan karena tidak mengetahui kebenaran, tidak berprinsip dalam tindakan, dan punya watak rusak. Tidak ada yang bisa menyangkal itu. Rumah Tuhan mengharuskan pemimpin mengawasi pekerjaan karena Tuhan mengerti esensi kita. Memeriksa pekerjaan berguna untuk tugas kita, dan bermanfaat bagi pekerjaan rumah Tuhan. Namun, gagasan jahat, "Jangan meragukan orang yang kaupekerjakan," membuat kita serta-merta memercayai orang lain, berpikir menyerahkan pekerjaan berarti kita bisa biarkan orang itu berbuat semaunya, dan bahwa memeriksa pekerjaan menunjukkan kurangnya kepercayaan. Memegang perspektif itu, tidak menindaklanjuti pekerjaan tepat waktu, hanya bisa menunda dan merugikan pekerjaan rumah Tuhan. Melakukan tugas, tapi tidak menuruti firman Tuhan atau tuntutan-Nya, justru mengikuti filosofi jahat, menjunjung kekeliruan Iblis seolah itu kebenaran adalah menyangkal kebenaran dan mengkhianati Tuhan. Itu artinya bertindak sebagai penolong Iblis dan mengganggu pekerjaan rumah Tuhan. Aku makin takut saat memikirkannya. Kulihat aku tak berprinsip dalam tugasku, tidak mengikuti firman atau tuntutan Tuhan. Tanpa sadar aku melangkah ke jalan menentang Tuhan sambil melayani Dia. Konsekuensi tidak melakukan tugas berdasarkan prinsip kebenaran sangat menakutkan!

Aku membaca dua kutipan firman Tuhan: "Menurutmu, apakah perkataan 'Jangan meragukan orang yang kaupekerjakan, dan jangan mempekerjakan orang yang kauragukan' itu benar? Apakah perkataan ini adalah kebenaran? Mengapa orang mau menggunakan perkataan ini dalam pekerjaan rumah Tuhan dan dalam melaksanakan tugas mereka? Apa masalahnya di sini? Ini jelas merupakan perkataan orang tidak percaya, perkataan yang berasal dari Iblis—jadi mengapa mereka memperlakukan perkataan ini sebagai kebenaran? Mengapa mereka tidak mampu membedakan apakah perkataan ini benar atau salah? Ini jelas merupakan perkataan manusia, perkataan manusia yang rusak, perkataan ini sama sekali bukan kebenaran, sangat bertentangan dengan firman Tuhan, dan tidak boleh dijadikan sebagai standar untuk tindakan, perilaku, dan penyembahan manusia kepada Tuhan. Jadi, bagaimana perkataan ini harus diperlakukan? Jika engkau benar-benar mampu membedakan, standar seperti apa yang harus kaugunakan sebagai penggantinya untuk berfungsi sebagai prinsip dalam melakukan penerapanmu? Standar yang seharusnya adalah 'laksanakan tugasmu dengan segenap hati, segenap jiwa, dan segenap akal budimu.' Melakukan segala sesuatu dengan segenap hati, segenap jiwa, dan segenap akal budi berarti apa pun pendapat orang lain, ini adalah tanggung jawabmu, tugasmu, jadi engkau harus memenuhi tanggung jawabmu, menyelesaikan tugasmu, bertindak berdasarkan prinsip, menangani segala sesuatu dengan cara penanganan yang seharusnya, menanyakan apa yang harus kautanyakan, memangkas dan menangani mereka yang membutuhkannya, dan memberhentikan mereka yang harus diberhentikan. Bukankah ini prinsipnya?" ("Lampiran Satu: Apa arti Kebenaran" dalam "Menyingkapkan Antikristus"). "Sepenting apa pun pekerjaan yang dilakukan seorang pemimpin atau pekerja, dan apa pun sifat pekerjaan ini, prioritas nomor satu mereka adalah memahami keadaan pekerjaan terkini. Mereka harus berada di sana secara langsung untuk menindaklanjuti segala sesuatu dan mengajukan pertanyaan, mendapatkan informasi mereka secara langsung. Mereka tidak boleh hanya mendengar apa kata orang, atau mendengarkan laporan orang lain; sebaliknya, mereka harus mengamati dengan mata kepala sendiri bagaimana kinerja staf, bagaimana kemajuan pekerjaan, dan mengetahui tentang kesulitan apa yang ada, apakah ada area yang bertentangan dengan tuntutan Yang di Atas, apakah tugas spesialis telah melanggar prinsip, apakah ada gangguan atau kekacauan, apakah ada kekurangan peralatan yang diperlukan atau materi pengajaran untuk tugas tertentu—mereka harus terus-menerus mengetahui dan memberikan perhatian pada semua hal ini. Sebanyak apa pun laporan yang mereka dengar, atau sebanyak apa pun informasi yang mereka dapatkan dari orang lain, tak satu pun dari hal-hal ini yang bisa menggantikan kunjungan pribadi. Melihat segala sesuatu dengan mata kepala sendiri lebih akurat dan dapat diandalkan; begitu mereka familier dengan situasinya, mereka akan mengetahui dengan jelas tentang apa yang sedang terjadi. Yang jauh lebih penting adalah pemahaman yang jelas dan akurat tentang siapa yang berkualitas baik dan layak untuk dibina, yang adalah hal sangat penting jika para pemimpin dan pekerja ingin melakukan pekerjaan mereka dengan benar. Para pemimpin dan pekerja harus memiliki jalan untuk bagaimana membina dan melatih orang-orang yang berkualitas baik, mereka harus memiliki pemahaman yang baik tentang berbagai macam masalah dan kesulitan yang terjadi selama bekerja, dan tahu bagaimana menyelesaikan kesulitan-kesulitan ini, dan mereka juga harus memiliki gagasan dan saran mereka sendiri tentang bagaimana pekerjaan bisa mengalami kemajuan, atau prospek masa depannya. Jika mereka mampu berbicara dengan kejelasan tentang hal-hal semacam itu tanpa kesulitan, tanpa keraguan atau kekhawatiran, maka pekerjaan ini akan jauh lebih mudah untuk dilaksanakan. Dan dengan melakukan ini, seorang pemimpin akan memenuhi tanggung jawab mereka, bukan? Para pemimpin dan pekerja harus mempertimbangkan semua hal ini, mereka harus mengingat semua hal ini, mereka harus selalu memikirkan hal-hal ini di benak mereka. Ketika mereka menghadapi kesulitan, mereka harus kembali menemui semua orang untuk bersekutu dan mendiskusikan hal-hal ini, mencari kebenaran untuk menyelesaikan masalah ini. Jadi, jika pekerjaan mereka didasarkan pada kenyataan, tidak akan ada kesulitan yang tidak dapat diselesaikan" (Mengenali Para Pemimpin Palsu). Firman Tuhan memberiku jalan penerapan untuk melakukan kerja nyata. Engkau harus memenuhi tanggung jawab dengan sepenuh hati, segenap pikiran. Siapa pun itu, entah kau kenal atau tidak, pemimpin dengan rasa tanggung jawab sejati akan terus menindaklanjuti kemajuan pekerjaan, menyelesaikan masalah saat itu muncul. Jika seseorang tidak cocok, mereka akan segera memindahkannya. Mereka bekerja sama dengan semua orang dalam masalah dan mencari kebenaran bersama untuk menyelesaikannya. Ini memastikan proyek gereja punya kemajuan yang teratur dan tepat. Merenungkan firman Tuhan, aku lihat kenapa aku tahu harus bertanggung jawab dalam tugasku, tapi masih berpegang teguh pada kekeliruan jahat, "Jangan meragukan orang yang kaupekerjakan." Aku berpegang pada gagasan tidak masuk akal, berpikir bahwa mengawasi pekerjaan seseorang adalah kurangnya kepercayaan, itu membatasi mereka, seperti menjadi pengawas di dunia luar. Lalu, aku lihat rumah Tuhan mengharuskan para pemimpin mengawasi pekerjaan bukan untuk menghambat siapa pun atau tidak memercayai mereka, tapi menemukan masalah dan memperbaikinya dengan cepat. Itu untuk membantu saudara-saudari melakukan tugas dan melindungi kepentingan rumah Tuhan. Salah satu tugas pemimpin adalah mengawasi dan menindaklanjuti pekerjaan, untuk segera memahami pendekatan tiap orang dalam bekerja, menemukan masalah dengan cepat, dan mengatasinya dengan bijaksana. Itu bisa meminimalkan kerugian karena kesalahan yang timbul dari tidak adanya tanggung jawab dalam tugas. Artinya bertanggung jawab untuk jalan masuk kehidupan orang lain, dan pekerjaan rumah Tuhan.

Setelah itu, aku memeriksa pekerjaan tiap pemimpin secara terperinci, dan sebaik apa pun mengenal mereka, aku dengan cermat memeriksa kemajuan mereka dalam proyek yang mereka tangani. Melalui pemeriksaan sungguhan itu, aku mendapati pemimpin bernama Xia yang tidak melakukan kerja nyata atau memecahkan masalah. Dia juga jahat dan menyerang orang lain, yang pada dasarnya sangat kejam, jadi kami langsung memecat dia. Kami mendapati banyak hal jahat lain yang dia lakukan melalui laporan orang lain, dan dia masih tidak mau bertobat setelah banyak persekutuan. Kami akhirnya putuskan dia adalah antikristus dan mengusirnya dari gereja. Itu membuatku takut. Tanpa mengalami semua itu dengan Saudara Liu, yang mengubah gagasan keliruku, aku tidak akan berpikir untuk memeriksa pekerjaan Xia. Antikristus itu akan terus menyakiti saudara-saudari di gereja. Konsekuensinya akan sangat besar. Menerapkan ini menunjukkan kepadaku pentingnya pengawasan atas pekerjaan. Aku akhirnya merasakan ketenangan yang datang dari melakukan kerja nyata.

Pengalaman ini menunjukkan kepadaku melakukan tugas tanpa mengikuti firman Tuhan atau menerapkan kebenaran, tapi menjunjung logika dan gagasan jahat, adalah menentang Tuhan dan mengganggu pekerjaan gereja. Kita harus ikuti tuntutan Tuhan dalam mengawasi pekerjaan untuk melakukan tugas dengan baik dan melindungi pekerjaan rumah Tuhan. Penghakiman dan penyingkapan firman Tuhan memperbaiki gagasan keliruku. Syukur kepada Tuhan!

Selanjutnya: Telah Kutemukan Tempatku

Penderitaan akan berakhir dan air mata akan berhenti. Percayalah kepada Tuhan bahwa Dia mendengar permohonan kita dalam penderitaan kita, dan Dia ingin menyelamatkan kita dari penderitaan. Hubungi kami untuk memahami kabar baik tentang keselamatan Tuhan.

Konten Terkait

Tetap Melakukan Tugasku

Oleh Saudari Yang Mu, KoreaDahulu aku merasa sangat iri ketika melihat saudara-saudari tampil, bernyanyi dan menari memuji Tuhan. Aku...