Melaporkan Pemimpin Palsu: Jalan Bergelombang

31 Januari 2022

Oleh Saudari Li Ming, Amerika

Pada Juli 2019, aku baru saja dipilih saudara-saudariku sebagai pemimpin gereja dan rekanku adalah Saudari Lin. Saudari Lin telah percaya kepada Tuhan lebih lama dan telah beberapa tahun menjadi pemimpin. Kupikir, "Ini pasti berarti dia punya kenyataan kebenaran. Di masa depan, aku harus lebih banyak mencari dengannya dan bekerja sama melakukan pekerjaan gereja." Aku terkejut setelah beberapa waktu, aku mendapati persekutuannya di pertemuan sebagian besar doktrin, dia tidak pernah menganalisis kerusakannya sendiri. Dia sering meninggikan diri dan pamer, membicarakan tugas yang dia lakukan, sejauh apa dia bepergian, atau sebanyak apa dia menderita, lalu saat ditangani, bagaimana dia bertahan dalam tugasnya, dan memuaskan kehendak Tuhan. Saat saudara-saudari mendengar persekutuannya, beberapa orang meneteskan air mata, dan yang lainnya dengan sedih berkata, "Jika kami melakukan tugas dengan benar, kau tidak akan ditangani." Aku sedikit terkejut saat melihat ini. Kupikir, "Bukankah persekutuan ini memamerkan diri agar orang lain mengagumi dan memuja dia?" Suatu kali, aku mengingatkan dia tentang perilakunya. Aku berkata, "Kau meninggikan diri dan pamer dengan persekutuan seperti itu." Saat selesai, aku terkejut saat dia menjawab dengan kesal, "Bagaimana mungkin aku meninggikan diri dan pamer? Semua yang kukatakan adalah fakta. Jika itu salah, bagaimana aku harus bersekutu?" Melihat sikapnya, aku hanya bisa berkata, "Kau harus membaca firman Tuhan dan merenungkan dirimu."

Tak lama, tanpa memberitahuku, Saudari Lin memindahkan seorang saudari untuk berkhotbah, yang tidak terampil dalam hal itu, dan memindahkan saudari yang terampil berkhotbah ke tugas lain, yang secara langsung berdampak pada kemajuan pekerjaan Injil. Setelah hanya beberapa hari, tanpa mempertimbangkan latar belakang sebenarnya, Saudari Lin memindahkan pendatang baru tanpa akar dalam jalan yang benar untuk mengkhotbahkan Injil. Pendatang baru itu sangat menderita karena tertekan sehingga hampir berhenti percaya. Untungnya diaken penyiraman menawarkan bantuan dan dukungan tepat waktu, lalu keadaan pendatang baru itu membaik. Saat mendengar ini, aku mengingatkan dia lagi kita harus punya prinsip, tidak bisa bertindak seenaknya, dan harus bicara dengan rekan sebelum memutuskan sesuatu. Namun, dia menolak menerima, menyangkal tanggung jawab, dan membela diri. Aku melihat dia tidak merenung atau mengenal dirinya sama sekali. Aku juga ingat bagaimana persekutuannya selalu berupa doktrin, dia bertindak sewenang-wenang, dan tidak mencari prinsip kebenaran. Aku yakin dia pemimpin palsu dan ingin kulaporkan itu kepada pemimpinku, tetapi aku juga sedikit ragu. Kupikir, "Saudari Lin telah bertahun-tahun menjadi pemimpin. Baru-baru ini, para pemimpin kami berdiskusi untuk mempromosikan dia. Jika melaporkan dia sebagai pemimpin palsu sekarang, bukankah para pemimpin akan berkata aku terlalu congkak, dan sembarangan menuduh orang lain setelah baru menjadi pemimpin? Juga, jika Saudari Lin tahu aku melaporkannya, dia mungkin mengatakan hal negatif tentangku kepada para pemimpin kami. Apa pemimpin kami akan mencopotku jika itu terjadi?" Begitu memikirkan itu, aku tidak ingin melaporkan dia. Namun, jika tidak melaporkannya, dia akan terus menjadi pemimpin, yang akan merugikan saudara-saudari kami, dan merusak pekerjaan gereja. Selama beberapa hari, aku merasa sangat bimbang, tidak yakin harus bagaimana, jadi aku berdoa di hadapan Tuhan, meminta Tuhan membantuku memahami kehendak-Nya dan menemukan jalan penerapan.

Setelah berdoa, aku membaca sebuah kutipan firman Tuhan. "Apa penyebab munculnya kategori orang yang merupakan para pemimpin dan pekerja, dan bagaimana mereka muncul? Dalam skala besar, mereka diperlukan untuk pekerjaan Tuhan; dalam skala yang lebih kecil, mereka diperlukan untuk pekerjaan gereja, mereka diperlukan oleh umat pilihan Tuhan. ... Perbedaan antara tugas mereka dan tugas orang lain adalah dalam hal ciri khusus mereka. Apa ciri khusus itu? Yang paling ditonjolkan adalah fungsi 'kepemimpinan'. Sebagai contoh, ada sekelompok orang dengan seseorang yang memimpin mereka; jika orang ini disebut sebagai 'pemimpin' atau sebagai 'pekerja', apa fungsi mereka di dalam kelompok tersebut? (Fungsi kepemimpinan.) Apa pengaruh kepemimpinan orang ini terhadap orang-orang yang dipimpinnya dan pada kelompok itu secara keseluruhan? Kepemimpinannya memengaruhi arah dan jalan tim tersebut. Ini berarti jika orang yang berada dalam posisi kepemimpinan ini berjalan di jalan yang salah, maka, setidaknya, itu akan menyebabkan orang-orang di bawah mereka dan seluruh kelompok itu menyimpang dari jalan yang benar; lebih dari itu, itu dapat mengganggu atau menghancurkan arah seluruh kelompok saat mereka bergerak maju, serta mengganggu kecepatan dan langkah mereka. Jadi, mengenai pengaruhnya terhadap kelompok orang ini, jalan yang mereka ikuti dan arah jalan yang mereka pilih, sejauh mana mereka memahami kebenaran serta kepercayaan mereka kepada Tuhan, memengaruhi tidak hanya diri mereka sendiri, tetapi juga memengaruhi semua saudara-saudari yang berada dalam lingkup kepemimpinan mereka. Jika seorang pemimpin adalah orang yang tepat, orang yang sedang berjalan di jalan yang benar dan mengejar serta menerapkan kebenaran, orang-orang yang dipimpinnya akan makan dan minum dengan benar dan mencari dengan benar, dan, pada saat yang sama, kemajuan pribadi pemimpin tersebut akan selalu terlihat oleh orang lain. Jadi, jalan yang benar seperti apa yang harus ditempuh seorang pemimpin? Pemimpin harus mampu menuntun orang lain untuk memahami kebenaran dan masuk ke dalam kebenaran, dan memimpin orang lain ke hadapan Tuhan. Seperti apa jalan yang salah itu? Jalan yang salah adalah sering kali meninggikan diri sendiri dan memberi kesaksian tentang diri sendiri, mengejar status, ketenaran, dan keuntungan, serta tidak pernah memberi kesaksian tentang Tuhan. Apa dampaknya pada orang-orang di bawah mereka? (Ini membawa orang-orang tersebut ke hadapan mereka.) Orang akan menyimpang jauh dari Tuhan dan berada di bawah kendali pemimpin ini. Jika engkau memimpin orang untuk datang ke hadapanmu, artinya engkau sedang memimpin mereka untuk datang ke hadapan manusia yang rusak, dan engkau sedang memimpin mereka untuk datang ke hadapan Iblis, bukan ke hadapan Tuhan. Hanya memimpin orang untuk datang ke hadapan kebenaranlah yang berarti memimpin mereka untuk datang ke hadapan Tuhan. Para pemimpin dan pekerja, tidak peduli entah mereka menempuh jalan yang benar atau salah, memiliki pengaruh langsung terhadap umat pilihan Tuhan. Jika mereka belum memahami kebenaran, banyak dari antara umat pilihan Tuhan mengikuti secara membabi buta. Pemimpin bisa saja orang yang baik, dan mereka mengikutinya; pemimpin bisa saja orang yang jahat, dan mereka juga mengikutinya—mereka tidak membeda-bedakan. Jalan mana yang ditempuh orang beriman berkaitan secara langsung dengan jalan yang ditempuh oleh para pemimpin dan pekerja, dan dalam berbagai tingkatan, dapat dipengaruhi oleh para pemimpin dan pekerja tersebut" ("Mereka Berusaha Memenangkan Hati Orang" dalam "Menyingkapkan Antikristus"). Dalam firman Tuhan, aku melihat jalan yang pemimpin ambil dan apa mereka mengejar kebenaran tidak hanya berdampak pada diri sendiri, itu secara langsung memengaruhi pekerjaan seluruh gereja dan jalan masuk kehidupan saudara-saudari mereka. Jika pemimpin gerejanya tepat, mengejar kebenaran, dan mengambil jalan yang benar, maka saudara-saudari bisa mengambil manfaat dari mereka dan merasa mudah menempuh jalan penyelamatan. Namun, jika pemimpin gereja tidak mengejar kebenaran atau mengikuti jalan yang benar, mereka tidak bisa membimbing orang lain memahami kebenaran atau masuk ke kenyataan firman Tuhan, dan mengganggu pekerjaan rumah Tuhan. Aku teringat bagaimana Saudari Lin tidak mencari kebenaran saat sesuatu terjadi, dia juga tidak merenungkan diri, tidak bisa menyelesaikan masalah saudara-saudarinya. Dia mengutarakan doktrin dalam tugas-tugasnya dan pertemuan, juga meninggikan diri dan pamer, membuat saudara-saudarinya menyembah dan mengaguminya. Dalam tugasnya, dia congkak, merasa benar sendiri, dan sewenang-wenang, tidak pernah menerima nasihat yang benar. Jika tidak segera diberhentikan, dia hanya akan mengganggu pekerjaan rumah Tuhan dan merugikan saudara-saudarinya. Pemimpin palsu seperti ini muncul di gereja kami adalah bencana bagi saudara-saudari kami. Aku juga ingat telah berdoa di hadapan Tuhan, bersumpah akan melindungi kepentingan rumah Tuhan, dan berusaha keras melakukan tugasku dengan baik, tetapi saat sesuatu yang melanggar kebenaran dan merugikan kepentingan gereja muncul, aku bersembunyi seperti kura-kura yang ketakutan dan membela kepentinganku sendiri. Aku tahu Saudari Lin congkak dan sewenang-wenang dalam tugasnya, tidak menerima kebenaran sama sekali, dan sudah memengaruhi pekerjaan rumah Tuhan. Aku harusnya melaporkan dia, tetapi justru coba melindungi diri karena khawatir Saudari Lin akan mengatakan hal buruk tentangku saat dia tahu, dan pemimpin kami akan menggantikanku. Aku diam saat pemimpin palsu mengacau dan mengganggu pekerjaan rumah Tuhan, bukannya maju untuk melindunginya. Aku egois dan hina. Sama sekali tidak punya hati nurani! Aku tahu tidak boleh egois lagi. Aku harus menerapkan kebenaran, memiliki rasa keadilan, berdiri di sisi Tuhan, dan melindungi kepentingan rumah Tuhan. Saat menyadari itu, kuputuskan melapor kepada pemimpin kami.

Lalu, pada pertemuan dengan para pemimpinku, aku menjelaskan semua perilaku Saudari Lin. Saat selesai, aku terkejut ketika salah satu pemimpin membaca kutipan firman Tuhan tentang antikristus, memangkas dan menanganiku dengan keras, berkata ambisi dan hasratku akan status terlalu besar, menjadi pemimpin membuatku haus kekuasaan. Dia menyuruhku lebih banyak merenungkan diri dan fokus menangani pekerjaan gereja dengan baik bersama Saudari Lin. Pemimpin kami yang lain berkata Saudari Lin punya kualitas baik dan bisa melakukan kerja nyata. Aku tercengang setelah mendengar semua ini. Kupikir, "Kenapa seperti ini hasilnya? Semua yang kukatakan kepada mereka benar, tetapi mereka langsung menanganiku tanpa menyelidiki. Ini sama sekali tidak menyelesaikan masalah." Awalnya, aku ingin menjelaskan lebih banyak tentang Saudari Lin, tetapi kupikir, jika bicara lebih banyak, para pemimpin akan berkata aku tidak merenungkan diri dan menerima kebenaran, serta mencopotku, lalu apa yang akan kulakukan? Setelah memikirkannya, kuputuskan menghentikannya.

Suatu hari, seorang saudari melapor, Saudari Lin sebagai pengawas pekerjaan Injil hanya bisa memaksa bawahannya menyebarkan Injil. Saat orang punya keadaan atau kesulitan, dia tidak bersekutu untuk menyelesaikannya, yang membuat pekerjaan Injil makin tidak efektif. Dia ingin aku segera bersekutu dengan Saudari Lin. Kupikir, "Pekerjaan terpenting seorang pemimpin adalah bersekutu tentang firman Tuhan dan menyelesaikan kesulitan saudara-saudari dalam tugas mereka. Saudari Lin berkhotbah tanpa henti, tetapi tidak menyelesaikan masalah nyata apa pun. Bukankah persekutuannya hanya doktrin kosong?" Jadi, aku langsung menemui Saudari Lin untuk membahas masalah ini. Setelah selesai, aku terkejut saat dia berbalik dan berkata, "Siapa bilang aku tidak menyelesaikan masalah nyata? Siapa yang mengatakannya? Orang mana yang mengatakan itu? ..." Kulihat dia tidak menerima kebenaran sama sekali, tidak merenungkan atau memahami dirinya. Reaksi pertamanya adalah bertanya siapa yang melaporkannya. Aku makin yakin dia pemimpin palsu. Jika terus menjadi pemimpin, dia hanya akan merugikan dan menghambat pekerjaan rumah Tuhan. Aku ingin melaporkan ini kepada para pemimpin kami. Namun, aku ingat terakhir kali aku melaporkan masalah. Saudari Lin tidak diganti, dan aku ditangani para pemimpin. Jika melapor kepada mereka lagi, tidakkah para pemimpin akan berpikir aku sengaja mencari masalah dengan Saudari Lin? Tidakkah mereka berpikir aku bukan orang yang tepat, tidak bisa menjadi rekan yang baik? Mereka akan mengutukku karena mengganggu pekerjaan rumah Tuhan, memberhentikanku dari tugas, dan mengirimku ke renungan rohani? Saat memikirkan ini, aku mulai khawatir lagi. Namun, tidak melaporkannya membuat hati nuraniku gelisah, jadi aku berdoa di hadapan Tuhan, "Ya Tuhan, aku tahu Saudari Lin itu pemimpin palsu yang harus kusingkap dan laporkan, tetapi aku selalu merasa dibatasi oleh kekuatan gelap. Aku takut ditangani dan diberhentikan dari tugasku. Tuhan, tolong bimbing dan bantu aku mengenal diriku."

Dalam salah satu saat teduhku, aku menonton video pembacaan firman Tuhan yang sangat membantuku. Tuhan Yang Mahakuasa berfirman: "Kebanyakan orang ingin mengejar dan menerapkan kebenaran, tetapi seringkali mereka hanya memiliki tekad dan keinginan untuk melakukannya; kebenaran belum menjadi hidup mereka. Akibatnya, saat mereka bertemu kekuatan jahat atau menghadapi orang-orang keji dan jahat yang melakukan perbuatan jahat, atau para pemimpin palsu dan antikristus melakukan sesuatu dengan cara yang melanggar prinsip—sehingga menyebabkan pekerjaan rumah Tuhan mengalami kerugian, dan membahayakan umat pilihan Tuhan—mereka kehilangan keberanian untuk berdiri dan angkat bicara. Apa artinya saat engkau tidak punya keberanian? Apakah itu berarti bahwa engkau malu atau sukar berbicara? Atau apakah engkau tidak memahami hal itu sepenuhnya, dan karenanya tidak memiliki kepercayaan diri untuk berbicara? Tidak satu pun dari hal-hal ini; ini berarti bahwa engkau sedang dikendalikan oleh beberapa jenis watak yang rusak. Salah satu watak ini adalah kelicikan. Engkau memikirkan dirimu sendiri terlebih dahulu, berpikir, 'Jika aku berbicara, apa manfaatnya bagiku? Jika aku berbicara dan membuat seseorang tidak senang, bagaimana kami bisa rukun di masa depan?' Ini adalah mentalitas yang licik, bukan? Bukankah ini adalah hasil dari watak yang licik? Yang lainnya adalah watak yang jahat dan egois. Engkau berpikir, 'Apa hubungan antara kehilangan minat akan kepentingan rumah Tuhan dengan diriku? Mengapa aku harus peduli? Itu tidak ada hubungannya denganku. Bahkan jika aku melihatnya dan mendengar hal itu terjadi, aku tidak perlu melakukan apa pun. Itu bukan tanggung jawabku—aku bukanlah pemimpin.' Hal-hal semacam itu ada di dalam dirimu, seolah-olah hal itu telah muncul dari pikiran bawah sadarmu, dan seolah-olah hal itu menempati posisi permanen di dalam hatimu—semua itu adalah watak manusia yang rusak dan jahat. ... Engkau tidak pernah mengatakan apa yang sebenarnya kaupikirkan. Semua itu harus diproses terlebih dahulu oleh otakmu, dalam benakmu. Semua yang kaukatakan adalah kebohongan, bertentangan dengan fakta, semua itu ada dalam pembelaan palsumu sendiri, demi keuntunganmu sendiri. Beberapa orang tertipu, dan itu cukup baik bagimu: perkataan dan tindakanmu telah mencapai tujuanmu. Inilah yang ada di dalam hatimu, inilah watakmu. Engkau sepenuhnya dikendalikan oleh watak jahatmu sendiri. Engkau tidak memiliki kuasa atas apa yang kaukatakan dan lakukan. Sekalipun engkau mau, engkau tidak mampu mengatakan yang sebenarnya atau mengatakan apa yang sebenarnya kaupikirkan; sekalipun engkau mau, engkau tidak mampu menerapkan kebenaran; sekalipun engkau mau, engkau tidak mampu melaksanakan tanggung jawabmu. Semua yang kaukatakan, lakukan, dan terapkan adalah kebohongan, dan engkau hanya bersikap ceroboh dan asal-asalan. Jelas, engkau sepenuhnya dibelenggu dan dikendalikan oleh watakmu yang jahat. Engkau mungkin mau menerima dan berjuang mengejar kebenaran, tetapi itu bukan tergantung pada dirimu: engkau hanyalah boneka daging yang rusak, engkau telah menjadi alat Iblis, engkau mengatakan dan melakukan apa pun yang diperintahkan oleh watakmu yang jahat. Dalam hatimu, engkau berpikir, 'Kali ini aku akan berusaha keras dan aku akan berdoa kepada Tuhan. Aku harus mengambil sikap dan menegur orang yang mengganggu pekerjaan rumah Tuhan, yang tidak bertanggung jawab dalam tugas mereka. Aku harus memikul tanggung jawab ini.' Jadi dengan susah payah, engkau mengumpulkan keberanian dan angkat bicara. Hasilnya, saat orang lain tersebut memukul meja dan marah, engkau merasa tidak berdaya dan engkau mundur. Apakah engkau benar-benar memegang kendali atas dirimu? Apa gunanya keberanianmu? Apa gunanya tekad dan ketetapan hatimu? Semua itu tidak berguna. Engkau pasti telah mendapati dirimu dalam keadaan ini berkali-kali. Engkau memaafkan dirimu sendiri pada kesulitan pertama, merasa bahwa tidak ada yang dapat kaulakukan. Engkau menyerah pada dirimu sendiri, percaya bahwa engkau bukan orang yang mencintai kebenaran, dan bahwa engkau telah sama sekali disingkirkan. Memang benar bahwa engkau tidak mencintai kebenaran, tetapi apakah engkau telah mengejar kebenaran? Sudahkah engkau menerapkan kebenaran? Apakah engkau tidak memahami apa pun setelah mendengarkan khotbah selama bertahun-tahun? Mengapa engkau tidak mampu menerapkan kebenaran sedikit pun? Engkau tidak pernah mencari kebenaran, apalagi menerapkan kebenaran. Engkau hanya terus berdoa, membangun tekadmu, membuat ketetapan hati, dan mengucapkan sumpah. Dan apa hasil dari semua ini? Engkau tetap orang yang selalu setuju dengan pemimpinnya; engkau tidak memancing kemarahan siapa pun, engkau juga tidak menyinggung siapa pun. Jika suatu masalah bukan urusanmu, engkau akan menjauh darinya, dan berpikir: 'Aku tidak akan mengatakan apa pun tentang hal-hal yang tidak ada hubungannya denganku, dan ini tanpa terkecuali. Jika ada apa pun yang dapat merugikan kepentinganku sendiri, kebanggaanku, atau harga diriku, aku tetap tidak akan peduli, dan akan memperlakukan semuanya itu dengan hati-hati; aku tidak boleh bertindak dengan gegabah. Orang yang paling menonjol akan diserang pertama kali, dan aku tidak sebodoh itu!' Engkau benar-benar berada di bawah kendali watak-watak rusakmu yang penuh kejahatan, kelicikan, kekerasan, dan membenci kebenaran. Watak-watak jahat itu membuatmu kelelahan, dan telah semakin berat bagimu untuk menanggungnya bahkan lebih berat daripada Tiara Emas yang dipakai si Raja Kera Sun Wukong. Hidup di bawah kendali watak yang rusak sangat melelahkan dan menyiksa!" ("Hanya Mereka yang Menerapkan Kebenaran yang Takut akan Tuhan" dalam "Pembicaraan Kristus Akhir Zaman"). Aku mengerti dari firman Tuhan, aku tidak berani melaporkan Saudari Lin karena terlalu egois dan penuh tipu daya. Saat mengalami sesuatu, aku memikirkankan kepentinganku, bukan pekerjaan gereja. Aku dengan jelas melihat Saudari Lin adalah pemimpin palsu. Aku tahu jika tidak segera diganti, dia akan makin merugikan pekerjaan gereja, aku juga tahu harus terus menyingkap dan melaporkannya, tetapi takut jika laporanku gagal, aku akan ditangani, bahkan diberhentikan, jadi aku mencoba melindungi diri sendiri dan menutup mata. Dalam segala hal, aku melindungi kepentinganku dan mengabaikan kepentingan rumah Tuhan. Aku terlalu egois dan tercela. Bukan hanya merugikan saudara-saudariku, aku juga mengkhianati amanat Tuhan. Bagaimana bisa dibilang aku menggenapi tugasku dengan setia? Aku memihak Iblis dan menjadi kaki tangan pemimpin palsu. Meskipun dari luar, aku tidak melakukan kejahatan besar, ada pemimpin palsu yang mengganggu pekerjaan rumah Tuhan, tetapi aku tidak menerapkan kebenaran atau melindungi pekerjaan rumah Tuhan. Aku justru menoleransi pemimpin palsu merugikan itu. Apa bedanya aku dengan Saudari Lin yang menganggu pekerjaan gereja? Bukankah ini juga menjadikanku pemimpin palsu? Saat memikirkan ini, aku segera berdoa untuk bertobat kepada Tuhan, berkata aku tidak ingin egois, tercela, dan hanya melindungi kepentinganku lagi, aku ingin bertindak, menerapkan kebenaran, dan melaporkan Saudari Lin lagi.

Setelah itu, aku mengatur pertemuan dengan beberapa diaken gereja, juga Saudari Xiao yang bertanggung jawab atas pekerjaan gereja. Aku memberi tahu mereka tentang semua perilaku Saudari Lin, meminta mereka menilai menurut prinsip, dan mencari tahu cara menangani masalah ini. Saat selesai, diaken penyiraman juga menyebutkan beberapa masalah Saudari Lin. Saat itu, Saudari Xiao tidak mengatakan apa-apa kecuali dia akan menyelidiki masalah itu, lalu pertemuan itu segera berakhir. Awalnya, kupikir aku telah dengan jelas menjelaskan masalahnya, dan Saudari Lin akan segera diganti. Aku tidak pernah membayangkan akan dipangkas dan ditangani sangat keras lagi. Suatu hari, Saudari Xiao datang untuk bicara denganku secara pribadi. Dia bilang aku seharusnya mendatanginya jika menemukan masalah, dan tidak bicara tentang Saudari Lin di depan diaken gereja lain. Dia berkata aku menindas orang yang punya pekerjaan Roh Kudus, membentuk kelompok, dan mengganggu kehidupan gereja. Dia juga bilang aku harus melihat perkembangan orang, tidak sembarang melabeli orang. Akhirnya, dia bertanya kepadaku, "Kau melaporkan dia sebagai pemimpin palsu, apa kau punya pengganti yang lebih baik? Jika tidak, dia akan tetap menjalankan tugasnya sebagai pemimpin. Kami sudah menyelidikinya. Saudari Lin punya kualitas cukup untuk melakukan tugas pemimpin ...." Mendengar dia mengatakan itu, hatiku langsung mencelus. Aku bahkan tidak tahu bagaimana mengakhiri percakapan. Aku menangis setelah pulang ke rumah malam itu. Tidak tahu cara mengalami lingkungan ini. Kupikir, "Mengapa semuanya menjadi makin rumit? Semua yang kukatakan fakta, dan ini masalah yang jelas. Mengapa mereka tidak serius menyelidiki ini dan mencari tahu? Mengapa setiap kali melaporkan masalah Saudari Lin, semua orang menangani dan menyingkapku?" Makin dipikirkan, makin aku merasa dizalimi. Aku sadar bahwa sekarang, akulah yang menyebabkan gangguan di mata mereka. Apa itu berarti para pemimpin kami akan mencopotku dari tugas-tugasku? Apa ini berarti keadaanku tidak mungkin berjalan baik? Jika itu benar, lebih baik aku keluar dari lingkungan ini. "Aku lebih suka tidak menjadi pemimpin. Terlalu banyak siksaan," pikirku. Dengan pemikiran itu, aku memutuskan menulis surat pengunduran diri. Namun, saat bersiap-siap menulisnya, aku merasakan rasa menyalahkan diri yang mendalam. Dalam kesengsaraanku, aku menghadap Tuhan dan berdoa sambil menangis lagi. Aku berkata, "Tuhan, aku tidak tahu harus berbuat apa. Tolong bimbing aku memahami kehendak-Mu dan tunjukkanlah jalan penerapan."

Setelah berdoa, aku membaca kutipan firman Tuhan yang membantuku memahami prinsip cara memperlakukan pemimpin dan pekerja. Firman Tuhan katakan: "Apa sikap yang harus dimiliki orang dalam hal bagaimana memperlakukan seorang pemimpin atau pekerja? Jika apa yang pemimpin atau pekerja lakukan benar, engkau bisa menaati mereka; jika apa yang mereka lakukan salah, engkau dapat menyingkapkan mereka, dan bahkan menentang mereka serta mengajukan pendapat yang berbeda. Jika mereka tidak mampu melakukan pekerjaan nyata dan disingkapkan sebagai pemimpin palsu, pekerja palsu atau antikristus, engkau dapat menolak untuk menerima kepemimpinan mereka, dan engkau juga dapat melaporkan dan menyingkapkan mereka. Namun, beberapa umat pilihan Tuhan tidak memahami kebenaran dan sangat pengecut sehingga mereka tidak berani melakukan apa pun. Mereka berkata, 'Jika pemimpin mengusirku, tamatlah riwayatku; jika dia membuat semua orang menyingkapkan atau meninggalkanku, aku tidak akan bisa lagi percaya kepada Tuhan. Jika aku meninggalkan gereja, Tuhan tidak akan menginginkanku dan tidak akan menyelamatkanku. Gereja mewakili Tuhan!' Bukankah cara berpikir seperti ini memengaruhi sikap orang semacam itu terhadap hal-hal itu? Mungkinkah benar bahwa jika pemimpin mengusirmu engkau tidak bisa lagi diselamatkan? Apakah masalah keselamatanmu bergantung pada sikap pemimpinmu terhadap dirimu? Mengapa begitu banyak orang memiliki tingkat ketakutan seperti itu? Jika pada saat orang yang merupakan pemimpin palsu atau antikristus mengancammu, engkau tidak berani melaporkan hal ini kepada pimpinan yang lebih tinggi dan bahkan menjamin bahwa sejak saat itu engkau akan sepikiran dengan pemimpin itu, bukankah sudah tamat riwayatmu? Apakah ini jenis orang yang mengejar kebenaran? Engkau tak hanya tidak berani mengungkapkan perilaku jahat seperti yang dilakukan oleh para antikristus yang jahat, tetapi sebaliknya, engkau menaati mereka dan bahkan menganggap perkataan mereka sebagai kebenaran, yang padanya kautunduk. Bukankah ini adalah contoh kebodohan? Lalu, saat engkau dirugikan, bukankah itu yang pantas kauterima? Apakah Tuhan telah menyebabkan engkau dirugikan? Engkau sendiri yang menyebabkannya. Engkau menerima antikristus menjadi pemimpinmu dan memperlakukan mereka seolah-olah mereka adalah seorang saudara atau saudari—dan itu adalah kesalahanmu. Apa sikap yang seharusnya orang gunakan untuk memperlakukan antikristus? Orang harus menyingkapkan mereka dan berjuang melawan mereka. Jika engkau tidak mampu melakukan ini sendirian, maka banyak orang harus datang berkumpul bersama dan melaporkan mereka. Setelah mengetahui bahwa para pemimpin dan pekerja tertentu di posisi yang lebih tinggi sedang menempuh jalan antikristus, membuat saudara-saudari menderita, tidak melakukan pekerjaan nyata, dan mendambakan manfaat dari status, beberapa orang menandatangani sebuah petisi untuk menyingkirkan antikristus tersebut. Betapa luar biasa tindakan yang dilakukan orang-orang ini! Itu menunjukkan bahwa beberapa orang memahami kebenaran, bahwa mereka memiliki tingkat pertumbuhan tertentu, dan bahwa mereka tidak dikendalikan atau ditipu oleh Iblis. Ini juga membuktikan bahwa para antikristus dan pemimpin palsu tidak memegang posisi yang dominan di gereja, dan mereka tidak berani menunjukkan jati diri mereka yang sesungguhnya dengan terlalu jelas dalam apa pun yang mereka katakan dan lakukan. Jika mereka memang memperlihatkan diri mereka, ada orang-orang yang memantau, mengenali, dan menolak mereka. Artinya, dalam hati orang yang benar-benar memahami kebenaran, status, wibawa, dan otoritas seseorang bukanlah hal-hal yang dominan lagi; semua orang yang memahami kebenaran memiliki kepekaan, dan mereka memikirkan kembali dan merenungkan jalan apa yang harus diikuti orang dalam iman mereka kepada Tuhan, serta bagaimana mereka harus memperlakukan para pemimpin dan pekerja. Mereka juga mulai berpikir tentang siapa yang seharusnya orang ikuti, perilaku mana yang merupakan mengikuti manusia, dan perilaku mana yang merupakan mengikuti Tuhan. Setelah merenungkan kebenaran ini selama beberapa tahun dan sering mendengarkan khotbah, mereka tanpa sadar memahami kebenaran tentang kepercayaan kepada Tuhan, dan dengan demikian mereka telah mendapatkan tingkat pertumbuhan tertentu. Mereka telah memulai di jalur yang benar dalam kepercayaan kepada Tuhan" ("Mereka Mengucilkan dan Menyerang Orang yang Mengejar Kebenaran" dalam "Menyingkapkan Antikristus"). Aku merenungkan firman Tuhan dan sadar kita harus junjung prinsip kebenaran tentang cara memperlakukan pemimpin dan pekerja, tidak serta-merta mematuhi mereka. Saat mereka melakukan hal yang benar yang sesuai prinsip kebenaran, kita harus mendukung dan bekerja sama. Namun, pemimpin palsu yang tidak melakukan kerja nyata harus disingkap, dilaporkan, dan dikeluarkan. Saat bersekutu dengan saudara-saudariku di masa lalu, aku selalu mengatakan, di rumah Tuhan, kebenaran dan keadilan berkuasa, juga para pemimpin palsu dan antikristus pada akhirnya tidak akan bertahan. Akhirnya, mereka akan disingkap dan disingkirkan. Namun, saat pemimpin palsu benar-benar muncul, aku tidak berani menyingkap dan melaporkannya, lalu keliru berpikir, begitu menyinggung pemimpinku, mereka akan menekan, menghukum, dan mencopotku dari tugas, lalu harapanku akan penyelamatan hilang. Untuk melindungi diri, aku bersedia berkompromi, menarik diri, bahkan mengundurkan diri, seperti prajurit yang lari dari medan perang. Ini tidak bisa menghasilkan kesaksian, dan aku pengecut. Nasibku ada di tangan Tuhan. Keselamatanku ada di tangan-Nya, dan itu ditentukan oleh apakah aku menerapkan kebenaran dan mengubah watak hidupku, bukan oleh pemimpin mana pun. Kebenaran dan Kristus berkuasa di rumah Tuhan, melaporkan pemimpin palsu adalah melindungi kepentingan rumah Tuhan, hal positif, dan sesuai dengan kehendak Tuhan. Meskipun para pemimpin menangani atau memberhentikanku, aku percaya Tuhan memeriksa segalanya, dan cepat atau lambat, fakta akan terungkap. Aku juga sadar Tuhan mengizinkan pemimpin palsu muncul di gereja agar kita bisa menumbuhkan kebijaksanaan dan tidak tertipu atau dibatasi oleh mereka. Itu juga agar kita bisa menerapkan kebenaran, bertindak, dan menyingkap pemimpin palsu, benar-benar berperang melawan Iblis, karena Tuhan menginginkan prajurit kerajaan yang baik, mereka yang bisa bersaksi tentang Tuhan di hadapan kekuatan jahat Iblis. Sebagai pemimpin gereja, tugasku adalah melindungi pekerjaan gereja, melindungi saudara-saudariku dari bahaya para pemimpin palsu dan antikristus, serta membimbing mereka memahami kebenaran dan mendapatkan kebijaksanaan, agar bisa menolak pemimpin palsu dari hati. Setelah menyadari ini, aku mengerti seharusnya tidak merasa dibatasi oleh pemimpin, dan terus melaporkan pemimpin palsu. Jadi, aku berdoa di hadapan Tuhan. Aku berkata, "Tuhan, aku salah. Aku ingin bertobat, berhenti melindungi diri sendiri dan memilih melarikan diri. Aku menyerahkan masalah ini ke tangan-Mu. Jika kesempatan lain datang, aku akan laporkan pemimpin palsu ini. Tolong bukakan jalan untukku."

Tidak lama setelah itu, karena mereka congkak, sewenang-wenang, dan tidak melakukan kerja nyata, para pemimpin di atasku diganti satu demi satu. Jadi, aku segera melaporkan perilaku Saudari Lin kepada para pemimpin yang baru terpilih. Pada saat yang sama, saudara-saudariku juga datang dan bersekutu denganku untuk mengevaluasi perilaku Saudari Lin, lalu kami sepakat memutuskan dia pemimpin palsu dan harus dilaporkan. Saat melihat saudara-saudariku menilai Saudari Lin dan siap melindungi kepentingan rumah Tuhan, aku malu karena merasa diriku lalai. Jika aku terus menyingkap dan melaporkan Saudari Lin, saudara-saudariku mungkin lebih awal mengembangkan penilaian tentang dia. Saat mendengar pemimpin kami berkata dia akan segera diganti, aku sangat terharu sampai hampir menangis.

Beberapa hari kemudian, Saudari Lin diberhentikan dari tugasnya, gereja memilih pemimpin baru, dan semua aspek pekerjaan gereja kembali normal. Tidak lama setelah Saudari Lin diberhentikan, Saudari Xiao, yang mengawasi pekerjaan gereja kami, juga diberhentikan dan dipulangkan untuk merenung karena punya watak congkak, mengabaikan tugas, dan menjadi tameng bagi pemimpin palsu. Saat melihat hasil ini, aku memuji kebenaran Tuhan di dalam hati, tetapi aku merasa lebih malu lagi. Untuk melindungi kepentinganku, aku tidak mempertimbangkan kepentingan rumah Tuhan. Saat laporanku tentang pemimpin palsu ditekan, aku ingin menjadi pengkhianat dan melarikan diri, juga tidak berani menegakkan prinsip. Aku tidak punya pemahaman tentang watak benar Tuhan. Aku sungguh buta.

Setelah mengalami ini, aku benar-benar melihat bagaimana rumah Tuhan dan dunia itu berbeda. Semua orang di dunia, hidup berdasarkan filosofi duniawi iblis, dan hanya para penjilat berhati busuk yang bisa makmur. Namun, kebenaran, Kristus, dan keadilan berkuasa di rumah Tuhan. Meski pemimpin palsu dan antikristus bisa berkuasa, mereka tidak akan menemukan pijakan. Hanya dengan menerapkan kebenaran, melindungi kepentingan rumah Tuhan, dan bertindak sesuai prinsip sejalan dengan kehendak Tuhan.

Jika Tuhan telah membantu Anda, apakah Anda mau belajar firman Tuhan, mendekat kepada Tuhan dan terima berkat Tuhan?

Konten Terkait

Kasih Harus Berprinsip

Oleh Saudari Xiang Shang, Amerika Sejak kecil, orang tua dan guruku mengajariku untuk menjadi orang baik, dan selalu membalas kebaikan,...

Penyelamatan Tuhan

Oleh Saudari Yi Chen, Tiongkok Tuhan Yang Mahakuasa berkata: "Setiap langkah dari pekerjaan Tuhan—entah itu firman yang keras, atau...

Mengapa Aku Takut Kalah?

Oleh Saudari Rena, Filipina Juni 2019, aku menerima pekerjaan baru Tuhan, lalu aku mulai menyirami petobat baru. Beberapa petobat baru...