Pelajaran Alkitab: Apakah Seluruh Kitab Suci Diberikan oleh Ilham Tuhan?
Saudara-saudari terkasih, semoga engkau menemukan kedamaian di dalam Tuhan! Syukur atas kasih karunia Tuhan sehingga kita telah dipertemukan pada hari ini, dan pertanyaan yang akan kita persekutukan adalah: apakah seluruh Kitab Suci diberikan oleh ilham Tuhan?
Apakah Seluruh Kitab Suci Diberikan oleh Ilham Tuhan?
Ketika kita membicarakan tentang masalah ini, mungkin ada beberapa saudara-saudari yang akan berkata, "Apakah engkau benar-benar perlu mengajukan pertanyaan ini? Dalam 2 Timotius 3:16, ayat ini memberi tahu kita dengan jelas bahwa "Segala tulisan dalam Kitab Suci diberikan atas ilham Tuhan." Oleh karena itu jelas bahwa Alkitab hanyalah berisikan firman Tuhan, jadi apa lagi yang ingin kita ketahui?" Saudara-saudari, kita menyimpulkan bahwa seluruh Kitab Suci diberikan oleh ilham Tuhan dan bahwa Alkitab hanya berisikan firman Tuhan semata-mata berdasarkan satu pernyataan dari Paulus ini, tetapi adakah ada dasar dalam firman Tuhan bagi pandangan ini? Apakah Tuhan Yesus pernah mengatakan hal seperti ini? Apakah Roh Kudus pernah mengatakan hal seperti ini? Jika tidak ada dasar dalam firman Tuhan bagi pandangan ini, apa akibatnya jika kita terus berpegang teguh pada pandangan ini? Tuhan Yesus berkata: "Dia yang tidak bersama Aku ialah melawan Aku, dan dia yang mengumpulkan tidak bersama Aku, ialah mencerai-beraikan" (Matius 12:30). Sebagai orang yang percaya kepada Tuhan, kita seharusnya selalu berbicara dan bertindak berdasarkan firman Tuhan dan fakta pekerjaan-Nya. Jika pandangan kita tidak sesuai dengan firman Tuhan dan fakta pekerjaan-Nya sampai pada titik di mana hal-hal tersebut bertentangan, maka di mata Tuhan kita menjadi orang-orang yang melawan Dia, dan kita pasti tidak akan mendapatkan pujian-Nya. Oleh karena itu, sangat penting bagi kita masing-masing untuk memahami pertanyaan: "Apakah seluruh Kitab Suci diberikan oleh ilham Tuhan?"
Saudara-saudari, jika kita benar-benar ingin memahami pertanyaan ini, pertama-tama kita harus memahami bahwa Alkitab hanyalah kesaksian tentang Tuhan, Alkitab adalah catatan pekerjaan Tuhan dan buku sejarah. Selain perkataan yang diucapkan oleh Yahweh, selain perkataan yang Yahweh minta untuk para nabi sampaikan, selain perkataan Tuhan Yesus dan perkataan dalam Kitab Wahyu yang Tuhan nyatakan kepada Yohanes, selain dari itu, semua perkataan dalam Alkitab bukanlah firman Tuhan, dan kebanyakan sebenarnya merupakan perkataan manusia, dan beberapa bagian juga merupakan perkataan Iblis, si ular tua. Lebih jauh lagi, sebagian besar dari keempat Injil dan surat-surat para rasul ditulis oleh para murid dan rasul yang mengikuti Tuhan Yesus, yang dituliskan berdasarkan ingatan mereka sendiri dan catatan dari orang-orang lain. Meskipun beberapa perkataan dalam surat-surat ini muncul dari pencerahan Roh Kudus dan bermanfaat bagi manusia, perkataan tersebut tetap hanyalah perkataan manusia dan tidak dapat disebut sebagai firman Tuhan. Hal ini karena manusia hanyalah makhluk ciptaan, karena kita telah sangat dalam dirusak oleh Iblis, dan karena kita tidak memiliki kebenaran, apalagi mampu mengungkapkan kebenaran. Tuhan, sebaliknya, adalah Tuhan atas ciptaan, sumber dari segala kehidupan, dan firman-Nya adalah ungkapan kebenaran, jalan dan hidup. Sebagai akibatnya, firman Tuhan akan selamanya merupakan firman Tuhan dan perkataan manusia akan selamanya merupakan perkataan manusia; perkataan Iblis juga akan selamanya hanya merupakan perkataan Iblis, dan akan selalu salah, palsu dan sesat. Jika kita berkata bahwa semua perkataan manusia dan Iblis yang ada di dalam Alkitab adalah firman Tuhan, dan bahwa semuanya itu diberikan oleh ilham Tuhan, bukankah kita akan memutar balikkan fakta dan menyamakan yang salah dengan yang benar? Bukankah kita akan menyangkal dan menghujat Tuhan? Karena itu jelaslah bahwa perkataan yang diucapkan oleh Paulus, bahwa "Segala tulisan dalam Kitab Suci diberikan atas ilham Tuhan," muncul dari gagasan dan imajinasinya sendiri dan sama sekali bertentangan dengan firman Tuhan. Demikian pula, kita semua, saudara-saudari, yang dewasa ini mengikuti Tuhan telah dipengaruhi oleh pernyataan Paulus, dan kita percaya bahwa seluruh Kitab Suci diberikan oleh ilham Tuhan dan bahwa Alkitab hanya berisikan firman Tuhan. Pemahaman ini tidak sesuai dengan fakta, juga tidak sesuai dengan firman Tuhan. Firman Tuhan berbicara dengan jelas tentang masalah ini, jadi mari kita membacanya bersama-sama. Tuhan berkata: "Sekarang ini, orang-orang percaya bahwa Alkitab adalah Tuhan, dan Tuhan adalah Alkitab. Jadi, mereka juga percaya bahwa semua perkataan dalam Alkitab adalah satu-satunya perkataan yang Tuhan ucapkan, dan bahwa semua perkataan itu diucapkan oleh Tuhan. Mereka yang percaya kepada Tuhan bahkan mengira meskipun enam puluh enam kitab Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru semuanya ditulis oleh manusia, semuanya itu diberikan oleh ilham dari Tuhan, dan merupakan catatan perkataan Roh Kudus. Ini adalah pemahaman manusia yang keliru, dan tidak sepenuhnya sesuai dengan kenyataan. Sebenarnya, selain kitab-kitab nubuat, sebagian besar Perjanjian Lama adalah catatan sejarah. Beberapa surat dalam Perjanjian Baru berasal dari pengalaman orang, dan beberapa berasal dari pencerahan Roh Kudus; surat-surat Paulus, misalnya, muncul dari pekerjaan seorang manusia, surat-surat itu semuanya adalah hasil pencerahan Roh Kudus, dan dituliskan kepada jemaat-jemaat, dan merupakan kata-kata nasihat dan dorongan bagi saudara-saudari di jemaat-jemaat. Perkataan itu bukan perkataan yang diucapkan oleh Roh Kudus—Paulus tidak dapat berbicara atas nama Roh Kudus, dan ia juga bukan seorang nabi, apalagi melihat penglihatan yang Yohanes lihat. Surat-suratnya ditulis untuk jemaat-jemaat di Efesus, Filadelfia, Galatia, dan jemaat-jemaat lain. Dan dengan demikian, surat-surat Paulus dalam Perjanjian Baru adalah surat-surat yang Paulus tulis kepada jemaat-jemaat, dan bukan ilham dari Roh Kudus, juga bukan perkataan langsung Roh Kudus. Surat-surat itu hanyalah kata-kata nasihat, penghiburan, dan dorongan yang ia tuliskan kepada jemaat selama pekerjaannya. Jadi, surat-surat itu juga adalah catatan tentang sebagian besar pekerjaan Paulus pada masa itu. ... Semua yang ia katakan yang mendidik kerohanian dan yang positif bagi orang-orang adalah benar, tetapi tidak merepresentasikan perkataan Roh Kudus, dan perkataan itu tidak dapat merepresentasikan Tuhan. Adalah pemahaman yang sangat mengerikan, dan penghujatan yang sangat besar, jika orang memperlakukan catatan pengalaman seorang manusia dan surat-surat seorang rasul sebagai kata-kata yang diucapkan oleh Roh Kudus kepada jemaat-jemaat!" ("Tentang Alkitab (3)").
Kita memahami dari firman Tuhan bahwa tidak seluruh Kitab Suci diberikan oleh ilham Tuhan dan bahwa Alkitab memuat baik perkataan manusia maupun firman Tuhan—hal ini diterangkan dengan jelas di dalam Alkitab itu sendiri. Jika kita ingin membedakan perkataan mana yang merupakan perkataan manusia dan mana yang merupakan firman Tuhan dalam Alkitab, kita hanya perlu melihat oleh siapa perkataan itu diucapkan agar kita memahaminya. Perkataan yang diucapkan oleh Tuhan tentu saja merupakan firman Tuhan, dan perkataan yang diucapkan oleh manusia tentu saja merupakan perkataan manusia, kecuali firman Tuhan yang disampaikan oleh manusia, tentu saja. Dan perkataan Iblis tentu saja merupakan kebohongan sepenuhnya. Dengan menguasai prinsip ini, kita akan dapat dengan jelas membedakan mana perkataan di dalam Alkitab yang merupakan firman Tuhan.
Benarkah Tidak Ada Kesalahan di dalam Kitab Suci?
Mungkin ada beberapa saudara-saudari yang percaya bahwa tidak ada kesalahan yang ditemukan dalam seluruh isi Alkitab yang ditulis oleh lebih dari 40 penulis yang berbeda. Mereka percaya bahwa hal ini menunjukkan bahwa penulis Alkitab yang sebenarnya adalah Tuhan dan bahwa seluruh perkataan dalam Alkitab berasal dari Roh Kudus dan benar-benar merupakan firman Tuhan. Namun apakah benar-benar demikian halnya?
Berkenaan dengan masalah ini, pertama marilah kita membaca dua bagian dari firman Tuhan: "Injil Matius dalam Perjanjian Baru mendokumentasikan silsilah Yesus. Pada awalnya, dikatakan Yesus adalah keturunan Abraham dan Daud, dan anak Yusuf; selanjutnya dikatakan Yesus dikandung dari Roh Kudus, dan lahir dari seorang perawan—yang berarti Dia bukan anak Yusuf atau keturunan Abraham dan Daud. Namun, silsilah itu bersikeras untuk mengaitkan Yesus dengan Yusuf. Selanjutnya, silsilah itu mulai mencatat proses kelahiran Yesus. Dikatakan bahwa Yesus dikandung dari Roh Kudus, bahwa Dia dilahirkan dari seorang perawan, dan bukan anak Yusuf. Namun dalam silsilah jelas tertulis Yesus adalah anak Yusuf, dan karena silsilah tersebut ditulis bagi Yesus, silsilah itu mencatat empat puluh dua generasi. Ketika sampai pada generasi Yusuf, dengan segera silsilah itu mengatakan Yusuf adalah suami Maria, perkataan yang diberikan untuk membuktikan bahwa Yesus adalah keturunan Abraham. Tidakkah ini sebuah kontradiksi? Silsilah dengan jelas mendokumentasikan garis keturunan Yusuf, ini jelas silsilah Yusuf, tetapi Matius bersikeras bahwa ini adalah silsilah Yesus. Bukankah hal ini menyangkal fakta tentang Yesus yang dikandung dari Roh Kudus? Dengan demikian, bukankah silsilah Matius adalah gagasan manusia? Hal ini sungguh konyol! Beginilah caramu mengetahui bahwa kitab ini tidak sepenuhnya berasal dari Roh Kudus" (Tentang Alkitab (3)). "Jika Keempat Injil semua berasal dari Roh Kudus, mengapa Matius, Markus, Lukas, dan Yohanes masing-masing mengatakan hal yang berbeda tentang pekerjaan Yesus? Jika engkau semua tidak percaya hal ini, lihatlah catatan di Alkitab mengenai bagaimana Petrus menyangkal Yesus tiga kali: semuanya berbeda, dan masing-masing memiliki ciri-cirinya sendiri. ... Bacalah Keempat Injil dengan saksama; bacalah apa yang dicatat Keempat Injil ini mengenai perkara-perkara yang dilakukan Yesus, dan perkataan yang diucapkan-Nya. Setiap catatan cukup berbeda, dan masing-masing memiliki sudut pandangnya sendiri. Jika hal yang ditulis oleh penulis-penulis kitab ini semua berasal dari Roh Kudus, catatan-catatan itu seharusnya sama dan konsisten. Lalu, mengapa ada perbedaan? Bukankah manusia sangat bodoh jika tidak dapat memahami hal ini?" ("Mengenai Sebutan dan Identitas").
Firman Tuhan berbicara dengan sangat jelas: perkataan dalam Alkitab tidak sepenuhnya berasal dari Roh Kudus dan tidak seluruhnya diberikan oleh ilham Tuhan. Karena terdapat lebih dari 40 penulis Alkitab yang berbeda, yang memiliki pendidikan sangat beragam dan kualitas sangat berbeda, juga terdapat perbedaan dalam peristiwa-peristiwa yang mereka catat, dengan demikian Alkitab tentu mengandung beberapa kesalahan dan ketidakmurnian yang disebabkan oleh gagasan manusia. Sebagaimana firman Tuhan mengungkapkan, misalnya Matius, ia tahu betul bahwa Tuhan Yesus dikandung oleh Roh Kudus, tetapi dia tetap bersikeras membuat silsilah untuk Tuhan Yesus, mengatakan bahwa Dia adalah keturunan Daud dan putra Yusuf. Dengan melakukan hal ini, apakah Matius tidak secara langsung menyangkal fakta bahwa Tuhan Yesus dikandung oleh Roh Kudus? Apakah perkataan Matius sendiri tidak saling bertentangan? Dalam Yohanes 8:58, dengan jelas dinyatakan: "Aku berkata kepada engkau sekalian, sesungguhnya sebelum Abraham ada, Aku ada." Kita dapat melihat dari firman yang Tuhan Yesus ucapkan bahwa Dia adalah Tuhan itu sendiri dan bahwa Dia tidak memiliki hubungan dengan Yusuf. Namun Matius bersikeras untuk membangun hubungan di antara mereka, sehingga jelaslah bahwa bukan Roh Kudus yang mengarahkannya untuk membuat silsilah ini, tetapi itu adalah gagasannya sendiri. Lebih lanjut, meskipun hal-hal yang dicatat oleh ayat-ayat di banyak tempat dalam Kitab Suci mencatat peristiwa yang sama, maknanya berbeda-beda. Petrus misalnya, ia menyangkal Tuhan Yesus tiga kali. Dalam catatan Matius tentang peristiwa ini, peristiwa ini dicatat sebagai berikut: "Sebelum ayam jantan berkokok, engkau akan menyangkal Aku tiga kali" (Matius 26:75), sedangkan dalam catatan Markus dicatat sebagai: "Sebelum ayam jantan berkokok dua kali, engkau sudah menyangkal Aku tiga kali" (Markus 14:72). Ada juga tentang naiknya Yoyakin ke atas takhta. Dalam satu ayat dia tercatat naik takhta ketika dia berusia 18 tahun dan dia memerintah sebagai raja selama tiga bulan (lihat 2 Raja-Raja 24:8). Akan tetapi dalam ayat lain, dicatat bahwa dia naik takhta ketika berusia delapan tahun dan bahwa dia memerintah selama tiga bulan dan 10 hari (lihat 2 Tawarikh 36:9). Dari contoh-contoh ini, kita dapat melihat bahwa ada beberapa kata dalam Kitab Suci yang berasal dari catatan manusia dan tidak diberikan oleh ilham Roh Kudus. Jika Kitab Suci seluruhnya diilhamkan oleh Roh Kudus, maka seluruh Kitab Suci harus sepenuhnya akurat, tanpa kesalahan apa pun. Dalam Lukas 1:1–2, dengan jelas dinyatakan: "Karena banyak orang sudah berusaha mengumpulkan berita tentang apa yang dipercaya oleh kebanyakan dari kita, bahkan mereka yang mengatakannya kepada kita adalah saksi mata dari awalnya dan adalah pelayan firman." Oleh karena itu, dapat dilihat bahwa sebagian perkataan dalam Kitab Suci muncul dari pengalaman penulisnya sendiri, dan bahwa beberapa lainnya berdasarkan pada apa yang diberitakan kepada sang penulis, dan ditulis setelah penulis tersebut telah menyelidikinya sendiri; perkataan itu tidak diberikan kepada para penulis sebagai ilham langsung dari Tuhan, perkataan itu tidak sepenuhnya berasal dari Tuhan dan bukan seluruhnya merupakan firman Tuhan. Jika kita berkata bahwa perkataan yang mengandung ketidakmurnian akibat gagasan manusia sendiri merupakan firman Tuhan, pemahaman kita itu menyimpang dan ini merupakan penghujatan yang bahkan lebih besar bagi Tuhan.
Karena tidak seluruh Kitab Suci diilhami oleh Tuhan, juga tidak semua perkataan yang ada dalam Kitab Suci merupakan firman Tuhan, lalu siapakah para penulis Kitab Suci sebenarnya? Dan bagaimana seharusnya kita melakukan pendekatan terhadap Kitab Suci?
Siapa Sebenarnya Para Penulis Asli Kitab Suci? Bagaimana Kita Bisa Melakukan Pendekatan yang Benar terhadap Alkitab?
Tuhan berkata: "Sebenarnya, kitab ini hanyalah catatan manusia. Kitab ini tidak dinamai oleh Yahweh secara pribadi, begitu pula bukan Yahweh yang membimbing pembuatannya secara pribadi. Dengan kata lain, penulis kitab ini bukanlah Tuhan, tetapi manusia. Alkitab hanyalah gelar kehormatan yang diberikan kepadanya oleh manusia. Gelar ini tidak diputuskan oleh Yahweh dan Yesus setelah Mereka berdua berdiskusi; gelar ini tidak lebih dari gagasan manusia. Karena, kitab ini tidak ditulis oleh Yahweh, apalagi Yesus. Sebaliknya, kitab ini adalah catatan yang disampaikan oleh banyak nabi, rasul, dan pelihat zaman dahulu, yang disusun oleh generasi-generasi selanjutnya, menjadi sebuah kitab tentang tulisan-tulisan kuno yang, bagi orang, tampaknya sangat kudus, sebuah kitab yang mereka yakini mengandung banyak misteri mendalam dan tak terselami, yang menunggu untuk disingkapkan oleh generasi-generasi mendatang" ("Tentang Alkitab (4)"). Firman Tuhan memberitahukan kepada kita dengan jelas bahwa para penulis Kitab Suci adalah manusia, bukan Tuhan, dan justru karena Kitab Suci adalah catatan manusia maka pasti secara tak terhindarkan terdapat beberapa kesalahan dan ketidakmurnian yang disebabkan oleh gagasan manusia sendiri.
Saudara-saudari, aku percaya bahwa, melalui persekutuan di atas, kita telah sampai pada pemahaman dan kearifan yang benar tentang pernyataan yang dibuat oleh Paulus bahwa "Segala tulisan dalam Kitab Suci diberikan atas ilham Tuhan," dan aku percaya bahwa kita sekarang benar-benar memahami yang sebenarnya mengenai Alkitab dan esensi Alkitab. Namun demikian, yang harus kita pahami adalah bahwa tujuan kita dalam mempersekutukan hal-hal ini bukanlah untuk menyangkal Alkitab, apalagi menyangkal nilai menggunakan Alkitab, tetapi lebih untuk memampukan orang agar dapat melakukan pendekatan yang benar terhadap Alkitab, karena Alkitab merupakan catatan pekerjaan Tuhan dan Alkitab sangat membantu kita untuk memahami pekerjaan Tuhan di masa lalu, dan untuk memahami kehendak dan tuntutan Tuhan terhadap manusia pada masa itu. Sebagaimana yang firman Tuhan katakana: "Aku ajarkan kepadamu hanyalah hakikat dan kisah yang sebenarnya terjadi di balik Alkitab. Aku tidak meminta agar engkau tidak membaca Alkitab, atau agar engkau pergi berkeliling sambil menyatakan bahwa Alkitab benar-benar tak bernilai, tetapi agar engkau memiliki pengetahuan dan pandangan yang benar tentang Alkitab. Jangan berat sebelah! Meskipun Alkitab adalah buku sejarah yang ditulis manusia, Alkitab juga mendokumentasikan banyak prinsip yang digunakan orang-orang suci dan nabi-nabi zaman dahulu untuk melayani Tuhan, serta pengalaman para rasul yang terakhir dalam melayani Tuhan—semua itu benar-benar dilihat dan dialami oleh orang-orang ini, dan dapat berfungsi sebagai rujukan bagi orang-orang zaman ini dalam mencari jalan yang benar" ("Tentang Alkitab (4)"). Saudara-saudari, sekarang setelah kita memahami buku macam apa Alkitab sebenarnya, kita harus melakukan pendekatan yang benar terhadapnya. Kita tidak boleh memercayainya secara membabi buta, kita tidak boleh dengan bodoh menganggap seluruh Alkitab diilhami oleh Tuhan dan memperlakukan semua perkataan di dalamnya seolah-olah semua itu adalah firman Tuhan, tetapi kita juga tidak boleh menyangkal nilai Alkitab sebagai referensi. Ketika kita menghadapi segala jenis situasi yang berbeda dalam hidup kita, atau sehubungan dengan masalah penting menyambut kedatangan Tuhan kembali, kita harus selalu merenungkan dan mencari lebih jauh dalam firman Tuhan di Alkitab, dan kita harus melakukannya sesuai dengan firman Tuhan dan sesuai dengan kehendak dan tuntutan-Nya. Hanya dengan cara inilah kita dapat memperoleh pencerahan dan penerangan Roh Kudus, dan hanya dengan demikian tindakan kita akan sesuai dengan kehendak Tuhan.
Syukur atas pencerahan dan bimbingan Tuhan, dan semoga Tuhan menyertai kita semua. Amin!
Penderitaan akan berakhir dan air mata akan berhenti. Percayalah kepada Tuhan bahwa Dia mendengar permohonan kita dalam penderitaan kita, dan Dia ingin menyelamatkan kita dari penderitaan. Hubungi kami untuk memahami kabar baik tentang keselamatan Tuhan.