Menjadi Orang Farisi Zaman Modern

04 April 2022

Oleh Saudari Li Zhi, Tiongkok

Aku mulai mengikut Tuhan Yesus pada tahun 1989. Lewat menghadiri ibadah dan membaca Alkitab, aku mengetahui bahwa langit, bumi, dan segala sesuatu diciptakan oleh Tuhan, bahwa Tuhan Yesus secara pribadi menjadi daging dan mati di kayu salib untuk menyelamatkan umat manusia dari cengkeraman Iblis, memberi kita kasih karunia, damai, dan sukacita yang luar biasa. Aku merasa sangat bersyukur kepada Tuhan. Setelah itu, aku mulai memberitakan Injil sambil bekerja, dan pergi ke gereja dan membaca Alkitab hampir menjadi seluruh hidupku. Selama beberapa tahun, Injil menyebar sangat cepat, dan tak lama kemudian kami merintis banyak gereja baru. Aku terpilih untuk posisi kepemimpinan, bertanggung jawab atas pekerjaan dua provinsi. Akhirnya aku berhenti dari pekerjaanku dan berfokus pada pekerjaan gereja. Setiap hari terasa sangat memuaskan.

Kemudian sejak tahun 1997, berbagai macam masalah yang tak mampu kuselesaikan mulai bermunculan. Penginjilan kami tidak berjalan dengan baik, penyakit tidak dapat disembuhkan dengan doa, dan kami tak mampu mengusir setan. Yang paling jelas, khotbahku kering dan tidak mencerahkan. Aku ingat para rekan sekerja bertanya kepadaku tentang apa yang harus mereka khotbahkan, dan aku selalu berkata, "Baca saja Alkitab jika kalian benar-benar merasa buntu." Aku tahu itu bukan solusinya. Jika saudara-saudari dapat membaca Alkitab sendiri, apakah mereka masih membutuhkan kami? Jemaat gereja tidak mendapatkan makanan rohani dan merasa lemah. Kami bukan hanya tidak mendapatkan jemaat baru, tetapi jemaat lama ada yang meninggalkan gereja. Beberapa orang melepaskan kepercayaan mereka sepenuhnya dan beberapa rekan sekerja bahkan kembali ke dunia sekuler. Aku dan para rekan sekerja terus-menerus berpuasa dan berdoa, berseru kepada Tuhan, dan kami juga mencari pendeta di Provinsi Henan. Namun, apa pun yang kami lakukan, kami tak mampu mengubah keadaan gereja yang tandus. Aku merasa sangat gelisah, dan tidak bisa makan atau tidur. Aku bertanya-tanya, jika semuanya berjalan seperti itu, mungkinkah semua gereja yang telah kami rintis dengan susah payah itu runtuh begitu saja? Lalu apa yang bisa kutunjukkan kepada Tuhan ketika Dia datang kembali? Bukankah itu membuatku menjadi orang berdosa? Tidak, aku sadar aku harus berkeliling dan melihat gereja lain.

Pertama, aku mengunjungi Penatua Wu, penatua paling terkemuka di daerah kami, tetapi dia hanya mengkhotbahkan hal-hal usang yang sama. Kemudian, atas rekomendasi Penatua Wu, aku pergi ke Beijing untuk menemui Penatua Yuan. Dia adalah penatua yang sangat terkenal. Kupikir dia pasti memiliki sesuatu yang mencerahkan untuk dibagikan yang dapat menghidupkan gereja kembali, tetapi selama tiga hari persekutuan dengannya, yang dia bicarakan hanyalah hidupnya sendiri, bagaimana dia berkorban untuk Tuhan, bagaimana Partai Komunis menindasnya. Itu sama sekali tidak mencerahkan. Perjalanan ke Beijing pun sia-sia. Kemudian, seorang saudari memperkenalkanku kepada beberapa penginjil dari Korea Selatan. Kupikir karena Injil datang ke Tiongkok belakangan, mereka mungkin memiliki sesuatu yang lebih tinggi untuk dibagikan, jadi ada harapan bagi gereja-gereja kami. Itu hanyalah hal usang yang sama, tidak ada yang mencerahkan. Pada waktu itu, aku benar-benar merasa putus asa. Aku berseru kepada Tuhan, "Ya Tuhan, apa yang harus kulakukan? Aku telah melakukan semua yang kuketahui, berupaya mencari semua orang. Aku benar-benar kehabisan akal—tidak tahu harus pergi ke mana lagi."

Pada akhir tahun 1998. Ketika seorang pemimpin tingkat atas dari Henan berkhotbah, dia menyebutkan sebuah gereja bernama Kilat dari Timur yang berkata bahwa Tuhan telah datang kembali. Aku terperangah sekaligus senang mendengarnya. Aku telah menantikan kedatangan Tuhan kembali selama bertahun-tahun, dan hari itu akhirnya tiba! Namun, saat makin bersemangat, aku mendengar dia berkata, "Kilat dari Timur berkata bahwa Tuhan telah datang kembali, bahwa Dia sedang melakukan pekerjaan baru dan mengucapkan firman baru. Mereka bahkan tidak membaca Alkitab lagi, dan berkata Tuhan telah datang kembali sebagai perempuan." Saat perkataan itu keluar dari mulutnya, ada kegemparan di antara semua orang. Beberapa orang berkata, "Apa? Tuhan datang kembali? Mengapa kita tidak tahu? Bagaimana mungkin Dia datang kembali sebagai perempuan? Tuhan Yesus adalah laki-laki, jadi Dia harus datang kembali sebagai laki-laki!" Dan beberapa orang berkata, "Tidak ada dalam Alkitab tentang Tuhan yang mengucapkan firman baru dan melakukan pekerjaan baru pada kedatangan-Nya kembali. Apa yang dikatakan Kilat dari Timur sama sekali tidak mungkin." Menurutku, pernyataan Tuhan telah datang kembali dan sedang melakukan pekerjaan baru, dan telah berinkarnasi dalam wujud perempuan, bukanlah sesuatu yang Alkitab pernah sebutkan. Jadi tanpa dasar Alkitab, itu tidak mungkin pekerjaan Tuhan. Sebagai orang percaya, kita harus mengikuti Alkitab, dan siapa pun yang menyimpang darinya bukanlah orang Kristen. Lagi pula, Doa Bapa kami berbunyi, "Bapa kami yang di surga" (Matius 6:9). Bukankah "Bapa" mengacu pada laki-laki? Bagaimana mungkin Tuhan berinkarnasi sebagai perempuan? Saat merenungkan semua ini, aku mendengar pemimpin tingkat atas itu berteriak, "Jangan percaya pada Kilat dari Timur! Apa yang mereka katakan tidak sesuai dengan Alkitab. Kita harus selalu waspada agar tidak disesatkan. Mulai sekarang, kalian harus waspada dan mengikuti 'Tiga Tidak': Tidak mendengarkan, membaca, atau menjamu. Jangan pernah membiarkan mereka mencuri domba kita." Aku mengobrol dengan pemimpin itu sebentar setelah pertemuan. Dia berkata bahwa banyak orang percaya dan rekan sekerja yang sudah lama percaya dan pencari yang baik telah menerima Kilat dari Timur. Aku agak bingung, jadi aku bertanya kepadanya mengapa orang-orang yang memahami Alkitab dengan cukup baik dan antusias dalam iman mereka mau menerima Kilat dari Timur. Apa yang mereka ajarkan? Dia tidak bisa memberiku jawaban yang jelas. Dia hanya mengatakan itu tidak sesuai dengan Alkitab, bahwa kepercayaan kepada Tuhan adalah kepercayaan pada Alkitab, dan kita tidak boleh memercayai apa pun tanpa dasar Alkitab. Dan dia sangat menekankan, "Kau adalah pemimpin gereja, jadi hidup saudara-saudari berada di tanganmu. Kau sama sekali tidak boleh bingung sekarang, tetapi kau harus berpegang pada Alkitab. Tuhan telah memercayakanmu dengan domba-domba-Nya dan kau harus melindungi mereka. Kau takkan mampu mempertanggungjawabkannya di hadapan Tuhan jika kau membiarkan mereka mencuri seekor domba pun."

Setelah dia pergi, aku menyampaikan semua yang dia katakan kepada saudara-saudari lainnya, memberi tahu mereka untuk tidak menjamu orang asing atau membawa kerabat ke gereja itu tanpa izin. Setiap keadaan khusus harus mendapatkan persetujuanku terlebih dahulu. Sama sekali tidak ada pengecualian, dan siapa pun yang tidak mengikuti ini akan dikeluarkan. Aku juga memberi tahu mereka itu demi kebaikan mereka sendiri, karena mereka belum dewasa dalam hidup dan tidak punya kearifan sehingga dapat dengan mudah ditipu. Setelah itu, untuk menakut-nakuti orang agar menjauh dari Kilat dari Timur, aku mengarang beberapa kabar bohong seperti yang pemimpin itu perintahkan kepadaku. Aku bersedia melakukan apa pun dalam upayaku untuk menghalangi saudara-saudari agar tidak menyelidiki pekerjaan Tuhan pada akhir zaman. Namun di luar dugaan, banyak dari mereka tetap menerima Kilat dari Timur. Aku menjadi lebih waspada, dan jika ada orang asing yang membicarakan tentang iman, aku selalu curiga mereka bersama Kilat dari Timur. Aku menjadi sangat sensitif selama waktu itu, khawatir siapa pun bisa saja adalah pengkhotbah Kilat dari Timur.

Aku ingat pernah, seorang rekan sekerja bertemu dengan pengkhotbah Kilat dari Timur dalam sebuah pertemuan. Dia mendengarkannya sepanjang hari dan sangat menyukai apa yang dia dengar, lalu tiba-tiba teringat dengan apa yang kukatakan tentang mengeluarkan siapa pun yang pernah berhubungan dengan Kilat dari Timur. Dia terlalu takut untuk terus mendengarkan, jadi bergegas kembali untuk melaporkannya kepadaku. Dia berkata dia mendengarkan sepanjang hari dan sangat menyukainya, tetapi tidak berani menerimanya, takut aku akan mengeluarkannya. Mendengar hal itu, aku menatapnya dengan marah dan menegurnya, "Sudah berulang kali kukatakan kepadamu agar tidak berhubungan dengan mereka, jadi mengapa kau melakukannya? Kita tahu Tuhan Yesus adalah laki-laki, tetapi mereka mengatakan Tuhan telah datang kembali sebagai perempuan. Jelas itu tidak mungkin benar! Dan kau mendengarkan sepanjang hari—kau tidak takut aku akan mengeluarkanmu?" Dia segera menjelaskan alasannya, tetapi aku tidak peduli. Aku berkata dia tidak boleh lagi menghadiri pertemuan itu, tetapi aku sendiri yang akan pergi. Kemudian, akhirnya aku bertemu dengan anggota Kilat dari Timur di tempat pertemuan itu. Mereka menyampaikan kesaksian tentang pekerjaan Tuhan pada akhir zaman. Kupikir kami bisa memperdebatkannya, tetapi kemudian aku teringat pendeta Henan berkata bahwa siapa pun yang berasal dari Kilat dari Timur bukanlah orang baik, jadi aku pergi dari sana. Saudari tuan rumah di sana memintaku untuk tinggal dan mendengarkan mereka, tetapi aku sangat kesal sehingga menasihatinya dengan marah. Aku kembali dan memberi tahu rekan sekerja lainnya bahwa beberapa orang di tempat pertemuan itu pasti telah menerima Kilat dari Timur, dan kami harus mengeluarkan mereka. Dan aku juga memberi tahu rekan sekerjaku bahwa jika kami tidak mengusir mereka dan mereka mempertobatkan saudara-saudari lainnya, maka dosa kita akan menjadi lebih besar lagi, dan kita takkan pernah mampu mempertanggungjawabkan hal itu di hadapan Tuhan.

Kemudian, suatu hari pada akhir Maret 1999, temanku, orang percaya, mampir ke rumahku dan berkata bahwa gereja mereka berjalan dengan sangat baik. Aku merasa bingung. Gereja kami berjalan begitu buruk sehingga hampir tidak ada lagi orang yang datang, tetapi gereja mereka baik-baik saja. Apakah mereka juga percaya pada Kilat dari Timur? Ingin memperjelas hal ini, aku menelepon Saudari Xing, seorang pemimpin gereja mereka. Saudari Xing berkata mereka tidak membaca Alkitab lagi, hanya gulungan kitab yang disebutkan dalam kitab Wahyu. Aku merasa sedih ketika mendengar dia mengatakan itu. Aku sadar dia juga percaya pada Kilat dari Timur. Dia adalah orang yang baik, memahami Alkitab, dan memiliki reputasi yang baik dengan orang-orang percaya. Jika dia menerima Kilat dari Timur, yang lain pasti akan mengikutinya juga. Aku tak sanggup melihat orang lain mengikutinya dalam kepercayaan itu. Keesokan harinya, aku naik kereta api ke luar kota. Sesampainya di sana aku menyadari bahwa lebih dari 20 saudara-saudari telah menerima Kilat dari Timur bersamanya. Aku mendesaknya untuk berbalik, tetapi apa pun yang kukatakan, dia bertekad untuk tetap percaya. Ketika kembali ke kota, aku memberi tahu semua gereja bahwa Saudari Xing dan yang lainnya telah menerima Kilat dari Timur. Namun beberapa saudara-saudari, melihat bahwa seorang pencari yang bersemangat dengan pandangan yang tegas telah bergabung dengan mereka, tidak merasa jijik dengan Kilat dari Timur dan mulai berpikir bahwa ini mungkin jalan yang benar. Beberapa dari mereka bahkan mulai secara diam-diam menjadi tuan rumah bagi anggota Kilat dari Timur. Aku juga mendengar tentang sebuah gereja di Shandong di mana lebih dari 100 jemaatnya telah bergabung, termasuk beberapa rekan sekerja yang kukenal yang cukup taat.

Aku melihatnya berkembang dan terus makin bertumbuh, dan tak bisa memahami mengapa begitu banyak orang menerimanya, termasuk begitu banyak rekan sekerja yang memahami Alkitab dengan baik dan para pencari yang setia. Beberapa saudara-saudari, dan rekan sekerja lainnya bertanya mengapa makin banyak orang yang bergabung, dan tidak ada yang mampu menarik mereka kembali, padahal aku tidak mengizinkan mereka menyelidikinya. Aku benar-benar merasa bingung dengan pertanyaan mereka. Jadi, apa saja yang dikhotbahkan oleh Kilat dari Timur, dan apa yang membuatnya begitu menarik? Mungkinkah benar bahwa Tuhan telah datang kembali? Namun kemudian kupikir, Tuhan tidak mungkin datang kembali sebagai perempuan, dan percaya kepada Tuhan tetapi tidak membaca Alkitab sama sekali salah! Gereja mereka berkembang seperti itu mungkin hanya sementara—tidak mampu bertahan lama. Jadi, aku tidak mau menyelidikinya atau mengizinkan jemaat gereja lain menerimanya. Aku mulai mengawasi gereja lebih ketat setelah itu, bertekad untuk menjauhkan saudara-saudari dari Kilat dari Timur.

Namun kemudian tiba-tiba, Juli itu, sekujur tubuhku mulai bengkak. Ketika makin parah, jika berjongkok, aku bahkan tak mampu berdiri lagi. Jemaat gereja berpuasa dan berdoa untukku, tetapi tidak ada perubahan. Dokter memberitahuku bahwa ada tumor sebesar telur di rahimku. Aku terkejut mendengarnya dan pulang ke rumah sambil menahan air mata. Aku mulai melakukan perenungan pribadi. Aku bertanya-tanya apakah penyakitku yang parah adalah Tuhan yang menghukumku. Aku juga teringat akan ayat ini: "Jangan lupa untuk berbuat baik kepada orang asing, karena sebagian orang melakukannya dan tanpa sadar mereka menjamu para malaikat" (Ibrani 13:2). Namun selama ini, aku telah menutup gereja, tidak mau menerima anggota Kilat dari Timur dan apa pun yang mereka katakan tentang kedatangan Tuhan kembali, aku tidak mau mendengarkan atau berhubungan dengan mereka ataupun mengizinkan jemaat gereja menyelidiki apa yang mereka katakan. Dengan perilaku seperti itu, aku jelas menentang Alkitab. Sebenarnya aku tidak tahu apa yang dikhotbahkan oleh Kilat dari Timur, tetapi aku hanya selalu waspada terhadap siapa pun yang bersama mereka. Mungkin aku bersikap sangat gegabah terhadap hal ini. Aku sakit parah sehingga tidak memiliki tekad atau tenaga untuk terus menentang Kilat dari Timur. Selama beberapa waktu, aku merasa kesepian dan tak berdaya, dan makin jauh dari Tuhan. Aku berseru dan berdoa kepada Tuhan, "Tuhan, saat ini aku merasa sangat lemah. Apakah kau benar-benar meninggalkanku? Tuhan, bagaimana aku bisa kembali seperti semula di mana Engkau menyertaiku? Tuhan, di manakah Engkau? Kumohon tunjukkan diri-Mu dan selamatkan aku!"

Aku menghabiskan setiap hari dalam kesengsaraan yang mengerikan, tetapi aku bisa melihat anggota Kilat dari Timur dipenuhi dengan keyakinan dan benar-benar bersemangat secara rohani. Dan aku teringat seorang ibu rekan sekerja sangat tertekan dan lemah, dia mau melepaskan imannya, tetapi setelah menerima Kilat dari Timur, dia seperti bangkit dari maut—dia tampak sangat bersemangat. Dia mulai bangun pukul 5 pagi setiap hari, berangkat pukul 7 pagi untuk memberitakan Injil, dan tidak pulang sampai malam. Imannya begitu kuat. Dia seperti orang yang berbeda. Namun, melihat jemaat gereja kami, beberapa dari kami sakit, beberapa merasa sedih Rasanya mati dan membosankan, tanpa kehidupan sama sekali.

Aku tak bisa memahaminya. Pendeta kami mengatakan Kilat dari Timur tidak baik, bahwa itu berasal dari manusia, bukan Tuhan, bahwa itu pasti tak bertahan lama. Namun faktanya, itu terus makin berkembang. Itu membuatku teringat pada ayat-ayat Alkitab: "Karena jika rancangan atau pekerjaan ini berasal dari manusia, tentu akan lenyap. Tetapi jika itu berasal dari Tuhan, engkau tidak akan bisa menggagalkannya; jangan sampai engkau melawan Tuhan" (Kisah Para Rasul 5:38-39). Jika mereka tidak memiliki pekerjaan Roh Kudus, bagaimana mungkin mereka memiliki kepercayaan dan berkembang seperti itu hanya dengan upaya manusia? Mungkinkah itu benar-benar berasal dari Tuhan? Jika ya, maka dengan menentang Kilat dari Timur, aku sedang menentang Tuhan.

Beberapa rekan sekerja bahkan memintaku untuk mencari seseorang untuk menyampaikan khotbah yang memulihkan secara rohani kepada kami. Mendengar ini membuatku merasa sangat tidak nyaman. Aku telah menjadi orang percaya selama bertahun-tahun dan menganggap diriku sebagai seorang pencari yang taat. Aku tak pernah menyangka akhirnya akan memimpin orang lain ke jalan buntu. Bagaimana aku mampu mempertanggungjawabkannya kepada Tuhan? Terkadang, aku benar-benar ingin berbicara dengan anggota Kilat dari Timur untuk melihat apa yang sebenarnya mereka khotbahkan dan mengapa jemaat gereja mereka begitu bersemangat.

Suatu hari pada bulan Agustus, Saudari Su membawa beberapa saudara untuk tinggal di rumahku, dan aku menyambut mereka dengan antusias. Dalam percakapan, Saudara Wang menanyakan pendapatku mengapa orang percaya kepada Tuhan. Aku menjawab, "agar masuk surga, mendapatkan hidup yang kekal." Lalu dia bertanya, "Jika mereka tidak bisa masuk surga, apakah menurutmu mereka tetap harus percaya?" "Lalu siapa yang mau percaya?" keluar begitu saja dari mulutku. Dia tersenyum dan menjawab, "Tentu saja sebagai makhluk ciptaan kita harus menyembah Sang Pencipta. Percaya dan mengasihi Tuhan adalah sesuatu yang harus kita lakukan, bukan demi masuk surga." Dengan hanya beberapa kalimat singkat, perkataannya menghunjam hatiku dan dengan bersemangat aku mengangguk setuju. Selama bertahun-tahun imanku, aku belum pernah mendengar hal seperti itu sebelumnya. Tidak dari pemimpin gereja, rekan sekerja dari denominasi lain, atau bahkan pendeta dari luar negeri. Mereka semua berbicara tentang pengejaran agar kita diberkati dan masuk surga, tetapi tak seorang pun yang pernah mengkhotbahkan sesuatu yang begitu tinggi dan murni tentang kepercayaan kepada Tuhan. Tiba-tiba, aku merasa seperti melihat secercah harapan. Aku langsung bertanya kepada mereka tentang bagaimana mengatasi ketandusan di gereja.

Saudara Wang terlebih dahulu memberitahuku tentang mengapa bait suci menjadi begitu gelap pada akhir Zaman Hukum Taurat. Dia berkata bahwa pada Zaman Hukum Taurat, bait suci penuh dengan kemuliaan Yahweh, dan tak seorang pun yang berani bertindak sesuka hatinya. Namun, menjelang akhir Zaman Hukum Taurat, itu menjadi tempat berdagang untuk menjual ternak. Itu telah lama tanpa kemuliaan Tuhan, menjadi sarang penyamun, tandus. Dia berkata bahwa kita dapat melihat dari perkataan Tuhan Yesus yang menegur orang Farisi bahwa imam kepala, ahli Taurat dan orang Farisi yang melayani di bait suci hanya memimpin orang untuk melakukan ritual dan mengikuti aturan, tetapi tidak menerapkan firman Tuhan. Mereka telah menyimpang dari jalan Tuhan. Itu sebabnya Tuhan Yesus tidak bekerja di bait suci ketika Dia datang, tetapi melakukan pekerjaan baru di luar bait suci. Setiap orang yang meninggalkan bait suci dan mengikuti pekerjaan baru Tuhan bisa mendapatkan makanan rohani dan pekerjaan Roh Kudus. Kasih karunia Tuhan mengikuti mereka. Namun, mereka yang berpegang teguh pada hukum Taurat dan tidak mau menerima pekerjaan baru Tuhan jatuh ke dalam kegelapan dan menjadi makin rusak. Sebagaimana Alkitab berkata, "'Lihatlah harinya akan tiba,' demikianlah firman Tuhan Yahweh: 'Aku akan mengirimkan kelaparan ke negeri ini, bukan kelaparan akan roti atau kehausan akan air, tetapi akan mendengarkan firman Yahweh'" (Amos 8:11). Kemudian dia melanjutkan dengan berkata bahwa dunia keagamaan saat ini seperti bait suci pada akhir Zaman Hukum Taurat. Tandus dan gelap, dan makin kacau. Orang percaya kehilangan iman dan tidak punya kasih karena imam yang memimpin mereka tidak menerapkan firman Tuhan, ditambah pekerjaan Tuhan telah berkembang dan pekerjaan Roh Kudus telah berubah. Kita harus mencari pekerjaan baru Tuhan untuk menemukan jalan kehidupan! Persekutuan Saudara Wang membantuku memahami bahwa gereja tidak menjadi gelap karena Tuhan telah meninggalkan kita, tetapi karena Dia sedang melakukan pekerjaan baru yang tidak kita ikuti. Kita hanya harus mencari pekerjaan baru-Nya dan mengikuti jejak langkah Tuhan untuk mendapatkan hadirat Tuhan dan pekerjaan Roh Kudus. Melihatku mulai memahami sesuatu, dia membacakanku beberapa bagian firman Tuhan. Tuhan Yang Mahakuasa berfirman: "Tuhan akan menggenapi kenyataan ini: Dia akan membuat semua orang di seluruh alam semesta datang ke hadapan-Nya, dan menyembah Tuhan di bumi, dan pekerjaan-Nya di tempat-tempat lain akan berhenti, dan orang akan dipaksa untuk mencari jalan yang benar. Itu akan menjadi seperti Yusuf: semua orang datang kepadanya untuk memperoleh makanan, dan sujud menyembahnya, karena ia memiliki banyak makanan. Demi menghindari bencana kelaparan, orang akan dipaksa mencari jalan yang benar. Seluruh komunitas keagamaan akan menderita bencana kelaparan yang hebat, dan hanya Tuhan zaman sekarang merupakan sumber air hidup, yang memiliki sumber mata air yang selalu mengalir, yang disediakan untuk manusia nikmati, dan orang akan datang dan mengandalkan diri-Nya" (Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Kerajaan Seribu Tahun Telah Tiba"). "Tak seorang pun percaya bahwa mereka akan melihat kemuliaan-Ku, dan Aku tidak memaksa mereka, sebaliknya Aku mengangkat kemuliaan-Ku dari tengah-tengah umat manusia dan membawanya ke dunia yang lain. Saat manusia bertobat sekali lagi, Aku akan mengangkat kemuliaan-Ku dan memperlihatkannya kepada lebih banyak orang yang memiliki iman. Dengan prinsip inilah Aku bekerja. Sebab, ada saatnya kemuliaan-Ku meninggalkan Kanaan, dan ada pula saatnya kemuliaan-Ku meninggalkan orang-orang pilihan. Bahkan, ada saatnya kemuliaan-Ku meninggalkan seluruh bumi, membuatnya menjadi redup dan memerosokkannya ke dalam kegelapan. Bahkan Tanah Kanaan pun tak akan melihat sinar matahari; semua manusia akan kehilangan imannya, tetapi tak seorang pun sanggup meninggalkan keharuman Tanah Kanaan. Hanya ketika Aku masuk ke langit yang baru dan bumi yang baru, Aku membawa bagian lain dari kemuliaan-Ku dan menyingkapkannya pertama-tama di Tanah Kanaan, membuat seberkas cahaya kemilau bersinar ke seluruh bumi, tenggelam dalam kegelapan malam yang pekat agar seluruh bumi dapat datang kepada terang itu; agar manusia di seluruh bumi dapat datang untuk menarik kekuatan dari kuasa terang itu, sehingga kemuliaan-Ku meningkat dan muncul sekali lagi bagi semua bangsa; dan agar semua manusia dapat menyadari bahwa sudah sejak lama Aku datang ke dunia manusia dan sudah dari dahulu Aku membawa kemuliaan-Ku dari Israel ke Timur; karena kemuliaan-Ku bersinar dari Timur dan kemuliaan-Ku dibawa dari Zaman Kasih Karunia hingga saat ini. Akan tetapi, dari Israellah Aku berangkat dan dari sanalah Aku tiba di Timur. Hanya ketika terang dari Timur perlahan memutih, kegelapan di seluruh bumi mulai berubah menjadi terang, barulah pada saat itu manusia menyadari bahwa Aku sudah lama pergi dari Israel dan bangkit lagi di Timur. Setelah dahulu pernah turun ke Israel dan kemudian meninggalkannya, Aku tidak bisa dilahirkan di Israel lagi, karena pekerjaan-Ku memimpin seluruh alam semesta, dan terlebih lagi, kilat menyambar langsung dari Timur ke Barat. Karena alasan inilah Aku turun di Timur dan membawa Kanaan kepada orang-orang di Timur. Aku akan membawa orang-orang dari seluruh bumi ke Tanah Kanaan, dan karena itulah Aku terus menyampaikan perkataan-perkataan di Tanah Kanaan untuk mengendalikan seluruh alam semesta. Saat ini, tidak ada terang di seluruh bumi selain di Kanaan, dan semua manusia terancam bahaya kelaparan dan kedinginan. Aku memberikan kemuliaan-Ku kepada Israel lalu mengambilnya kembali, dengan demikian membawa orang Israel ke Timur, dan semua manusia ke Timur. Aku membawa mereka semua kepada terang supaya mereka dapat dipersatukan kembali dengan terang itu, dan menjadi terhubung dengannya, dan tidak perlu lagi mencari-carinya. Aku akan membuat semua orang yang mencari melihat terang lagi dan melihat kemuliaan yang dahulu Kumiliki di Israel; Aku akan membuat mereka melihat bahwa Aku sudah lama datang di atas awan putih ke tengah-tengah umat manusia, membuat mereka melihat awan putih yang tak terhitung jumlahnya dan buah dalam gugusan-gugusan yang melimpah, dan terlebih lagi, membuat mereka melihat Yahweh, Tuhan Israel. Aku akan membuat mereka memandang kepada Guru atas kaum Yahudi, Mesias yang dirindukan, dan penampakan-Ku sepenuhnya, yaitu Aku yang telah dianiaya oleh raja-raja di sepanjang masa. Aku akan bekerja atas seluruh alam semesta dan Aku akan melakukan pekerjaan yang hebat, menyatakan seluruh kemuliaan-Ku dan semua perbuatan-Ku kepada manusia di akhir zaman. Aku akan memperlihatkan wajah kemuliaan-Ku dalam kepenuhannya kepada orang-orang yang telah menantikan Aku bertahun-tahun lamanya, kepada orang-orang yang telah merindukan kedatangan-Ku di atas awan putih, kepada Israel yang telah merindukan penampakan-Ku sekali lagi, dan kepada seluruh umat manusia yang menganiaya Aku, supaya semua orang tahu bahwa sudah lama Aku mengambil kemuliaan-Ku dan membawanya ke Timur dan kemuliaan-Ku bukan lagi berada di Yudea. Sebab akhir zaman telah tiba!" (Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Deru Tujuh GuruhMenubuatkan bahwa Injil Kerajaan akan Tersebar ke Seluruh Alam Semesta"). Setelah mendengar bagian ini, aku sangat terkejut. Firman-Nya sangat berotoritas. Aku tahu itu tak mungkin berasal dari manusia mana pun. Kemudian dia melanjutkan persekutuannya, mengatakan bahwa Tuhan telah datang kembali dan sedang melakukan pekerjaan baru, membawa kemuliaan-Nya dari Israel ke Timur. Artinya, pekerjaan Roh Kudus sedang bergerak maju, dan hanya mereka yang mengikuti pekerjaan baru Tuhan dan menerima firman-Nya saat ini yang dapat memperoleh pekerjaan Roh Kudus, sumber makanan yang tak berkesudahan untuk selamanya.

Ketika Saudara Wang berkata bahwa Tuhan telah datang kembali, terpikir olehku bahwa di seluruh dunia keagamaan, hanya Kilat dari Timur yang bersaksi tentang hal ini, jadi mereka pasti anggota Kilat dari Timur. Aku merasakan konflik batin. Aku ingat pendeta mengatakan bahwa anggota Kilat dari Timur tidak baik, tetapi sejauh yang dapat kulihat, kedua saudara itu benar-benar bermartabat dan tulus, serta memiliki sikap yang bersahabat. Pesan yang mereka bagikan juga sangat baru dan praktis—mereka jelas memiliki pekerjaan Roh Kudus. Mereka juga menjelaskan alasan mengapa gereja begitu tandus, sesuatu yang telah membingungkanku selama bertahun-tahun. Aku benar-benar diyakinkan. Kupikir bertemu dengan mereka hari itu adalah berkat kehendak baik Tuhan. Kupikir lebih baik aku mendengarkan mereka dan mengajukan pertanyaan kepada mereka untuk memahami mengapa anggota Kilat dari Timur begitu penuh keyakinan dan tidak mau kembali setelah menerimanya. Jadi, aku langsung bertanya kepada mereka, "Aku tahu kalian percaya pada Kilat dari Timur. Apakah ada dasar Alkitab untuk pernyataan bahwa Tuhan telah datang kembali dan sedang melakukan pekerjaan baru? Pekerjaan dan firman Tuhan semuanya ada di dalam Alkitab, dan kita harus mengikuti Alkitab dalam iman kita. Apa yang kalian katakan berada di luar Alkitab, jadi aku tidak bisa menerimanya." Saudara Wang tersenyum dan berkata, "Kau mengatakan iman kita harus mengikuti Alkitab. Jadi kau berkata bahwa Tuhan tidak mampu melakukan pekerjaan apa pun yang tidak memiliki dasar Alkitab?" Aku menjawab dengan sangat yakin, "Ya." Lalu dia bertanya padaku, "Menurutmu, mana yang lebih dahulu: Tuhan, atau Alkitab?" Ini membuatku tercengang. Aku telah menjadi orang percaya selama bertahun-tahun, tetapi aku tidak pernah memikirkan hal itu. Aku berpikir sejenak dan menjawab tentu saja Tuhan yang lebih dahulu ada. Saudara Wang berkata, "Benar. Alkitab adalah catatan sejarah pekerjaan Tuhan. Itu adalah kesaksian pekerjaan-Nya pada Zaman Hukum Taurat dan Zaman Kasih Karunia. Perjanjian Lama mencatat pekerjaan Tuhan di Israel, dan Perjanjian Baru mencatat pekerjaan Tuhan Yesus pada Zaman Kasih Karunia. Jadi, pekerjaan Tuhan lebih dahulu ada, dan baru diikuti dengan Kitab Suci. Pekerjaan Tuhan tidak didasarkan pada Alkitab, tetapi pada rencana pengelolaan-Nya."

Kemudian, dia membacakan satu bagian firman Tuhan Yang Mahakuasa. "Selama masa Yesus hidup, Yesus memimpin orang Yahudi dan semua orang yang mengikuti-Nya selaras dengan pekerjaan Roh Kudus di dalam Dia di saat itu. Dia tidak menggunakan Alkitab sebagai landasan dari pekerjaan-Nya, tetapi bicara sesuai dengan pekerjaan-Nya; Dia tidak memedulikan apa yang dikatakan oleh Alkitab, Dia juga tidak mencari jalan untuk memimpin pengikut-Nya di dalam Alkitab. Sejak Dia mulai bekerja, Dia menyebarkan jalan pertobatan—kata yang sama sekali tidak disebut di dalam nubuat Perjanjian Lama. Dia bukan saja tidak bertindak sesuai dengan Alkitab, tetapi Dia juga membuka jalan yang baru, dan melakukan pekerjaan baru. Dia tidak pernah merujuk pada Alkitab ketika berkhotbah. Selama Zaman Hukum Taurat, tidak ada orang yang pernah bisa melakukan mukjizat-Nya dalam menyembuhkan orang sakit dan mengusir setan. Demikian pula, pekerjaan-Nya, ajaran-Nya, otoritas-Nya, dan kuasa firman-Nya melampaui siapa pun selama Zaman Hukum Taurat. Yesus hanya melakukan pekerjaan yang lebih baru, dan meskipun banyak orang mengutuk-Nya dengan menggunakan Alkitab—dan bahkan menggunakan Perjanjian Lama untuk menyalibkan-Nya—pekerjaan-Nya melampaui Perjanjian Lama; jika tidak demikian, mengapa orang-orang memakukan-Nya ke kayu salib? Bukankah karena Perjanjian Lama tidak mengatakan apa pun tentang ajaran-Nya dan kemampuan-Nya untuk menyembuhkan orang sakit dan mengusir setan? Pekerjaan-Nya dimaksudkan untuk membuka jalan baru, bukan untuk sengaja melawan Alkitab, atau sengaja membuang Perjanjian Lama. Dia hanya datang untuk melakukan pelayanan-Nya, untuk mendatangkan pekerjaan baru bagi mereka yang merindukan dan mencari Dia. Dia bukan datang untuk menjelaskan Perjanjian Lama atau menegakkan pekerjaan dari masa Perjanjian Lama. Pekerjaan-Nya bukanlah dimaksudkan untuk melanjutkan perkembangan Zaman Hukum Taurat, karena pekerjaan-Nya tidak mempertimbangkan apakah Alkitab digunakan sebagai landasan pekerjaan itu; Yesus hanya datang untuk melakukan pekerjaan yang harus Dia lakukan. Dengan demikian, Dia tidak menjelaskan nubuat-nubuat dari Perjanjian Lama, Dia juga tidak bekerja menurut firman Perjanjian Lama dari Zaman Hukum Taurat. Dia mengabaikan apa yang dikatakan oleh Perjanjian Lama, Dia tidak peduli apakah Perjanjian Lama selaras atau tidak selaras dengan pekerjaan-Nya, dan tidak peduli pada apa yang orang lain ketahui tentang pekerjaan-Nya, atau bagaimana mereka mengutuk pekerjaan-Nya. Dia hanya terus melakukan pekerjaan yang harus Dia lakukan, walaupun banyak orang menggunakan nubuatan para nabi Perjanjian Lama untuk mengutuk-Nya. Bagi orang-orang, pekerjaan-Nya sepertinya tidak punya dasar, dan banyak dari pekerjaan-Nya yang tidak selaras dengan catatan dari Perjanjian Lama. Bukankah ini kekeliruan manusia? Apakah doktrin perlu diterapkan pada pekerjaan Tuhan? Dan haruskah pekerjaan Tuhan selaras dengan nubuatan para nabi? Lagipula, mana yang lebih besar: Tuhan atau Alkitab? Mengapa pekerjaan Tuhan harus selaras dengan Alkitab? Apakah Tuhan tidak punya hak untuk melampaui Alkitab? Tidak bisakah Tuhan meninggalkan Alkitab dan melakukan pekerjaan lain? Mengapa Yesus dan murid-murid-Nya tidak memelihara hari Sabat? Jika Dia harus bertindak dengan mempertimbangkan hari Sabat dan sesuai dengan perintah-perintah Perjanjian Lama, mengapa Yesus tidak memelihara hari Sabat setelah Dia datang, tetapi malah membasuh kaki, menutup kepala, memecah roti, dan minum anggur? Bukankah semua ini tidak tercantum di dalam perintah Perjanjian Lama? Jika Yesus menghormati Perjanjian Lama, mengapa Dia meninggalkan doktrin-doktrin ini? Engkau harus mengetahui mana yang ada lebih dahulu, Tuhan atau Alkitab! Sebagai Tuhan atas hari Sabat, tidak bisakah Dia juga menjadi Tuhan atas Alkitab?" (Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Tentang Alkitab (1)"). Setelah membaca bagian ini, Saudara Wang bersekutu, "Ketika Tuhan Yesus datang untuk bekerja, Dia melampaui hukum Taurat Perjanjian Lama untuk melakukan pekerjaan Zaman Kasih Karunia. Dia memiliki tuntutan baru dan penerapan baru bagi umat manusia, seperti tidak memelihara hari Sabat, mengampuni orang 70 kali 7 kali. Orang-orang melihat ini tidak sesuai dengan hukum Taurat Perjanjian Lama, sama sekali berada di luar Kitab Suci mereka. Ini memperlihatkan kepada kita bahwa pekerjaan Tuhan tidak dapat dibatasi oleh Kitab Suci. Ketika murid-murid Tuhan Yesus melihat betapa berkuasa dan berotoritasnya pekerjaan dan firman-Nya, dan tidak ada manusia yang mampu mencapainya, jadi itu pasti berasal dari Tuhan, mereka mengikut Tuhan. Mereka tidak dibatasi oleh perkataan harfiah Kitab Suci, tetapi mereka mencari pekerjaan Roh Kudus dan mengikuti jejak langkah Tuhan. Jadi, dalam iman, kita tidak boleh menilai pekerjaan Tuhan berdasarkan Kitab Suci, tetapi kita harus mengenal Tuhan melalui firman dan pekerjaan-Nya."

Ketika mendengar persekutuannya, aku dapat memahami bahwa Alkitab hanyalah catatan sejarah, tetapi bukan dasar untuk pekerjaan Tuhan. Aku telah menjadi pengkhotbah selama bertahun-tahun, jadi mengapa aku tidak memahami hubungan antara Tuhan dan Alkitab? Aku juga sudah mendengarkan khotbah di mana-mana, dan belum pernah mendengar siapa pun mengatakan hal seperti itu. Aku selalu berpikir pekerjaan dan firman Tuhan berada di dalam Alkitab, dan menyimpang darinya berarti tidak percaya kepada Tuhan. Itu benar-benar bodoh bagiku. Kemudian Saudara Shi membacakan beberapa bagian lagi firman Tuhan Yang Mahakuasa. "Selama bertahun-tahun, sarana kepercayaan tradisional orang (yaitu dalam Kekristenan, salah satu dari tiga agama besar dunia) adalah dengan membaca Alkitab; meninggalkan Alkitab artinya tidak percaya kepada Tuhan, meninggalkan Alkitab berarti murtad dan sesat, dan bahkan ketika orang membaca buku-buku lain, landasan dari buku-buku ini haruslah merupakan penjelasan isi Alkitab. Dengan kata lain, jika engkau percaya kepada Tuhan, engkau harus membaca Alkitab, dan selain Alkitab, engkau tidak boleh memuja buku lain yang tidak ada kaitannya dengan Alkitab. Jika engkau melakukannya, artinya engkau mengkhianati Tuhan. Sejak adanya Alkitab, kepercayaan orang kepada Tuhan adalah kepercayaan kepada Alkitab. Alih-alih mengatakan bahwa orang percaya kepada Tuhan, lebih tepat mengatakan bahwa mereka percaya kepada Alkitab; daripada mengatakan bahwa mereka telah mulai membaca Alkitab, akan lebih tepat mengatakan mereka telah mulai percaya pada Alkitab; dan daripada mengatakan mereka telah kembali ke hadirat Tuhan, akan lebih tepat mengatakan mereka telah kembali ke hadirat Alkitab. Dengan cara ini, orang memuja Alkitab seakan-akan Alkitab adalah Tuhan, seakan-akan Alkitab itulah inti kehidupannya, dan kehilangan Alkitab sama artinya dengan kehilangan hidupnya. Orang menganggap Alkitab sama tingginya dengan Tuhan, bahkan ada orang yang menganggapnya lebih tinggi daripada Tuhan. Jika orang tidak memiliki pekerjaan Roh Kudus, jika orang tidak bisa merasakan Tuhan, mereka tetap bisa hidup—tetapi begitu mereka kehilangan Alkitab, atau kehilangan pasal dan kata-kata terkenal dari Alkitab, mereka merasa seperti kehilangan hidup" (Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Tentang Alkitab (1)"). "Mereka percaya kepada keberadaan-Ku hanya dalam ruang lingkup Alkitab, dan mereka menyamakan-Ku dengan Alkitab; tanpa Alkitab, Aku tidak ada, dan tanpa Aku, Alkitab tidak ada. Mereka tidak mengindahkan keberadaan atau tindakan-Ku, melainkan mencurahkan perhatian yang berlebihan dan khusus pada setiap kata dalam Kitab Suci. Lebih banyak lagi bahkan meyakini bahwa Aku tidak boleh melakukan apa pun yang Kuinginkan kecuali jika hal itu telah dinubuatkan dalam Kitab Suci. Mereka menganggap Kitab Suci terlalu penting. Dapat dikatakan bahwa mereka melihat kata-kata dan ungkapan sebagai sesuatu yang sangat penting, sampai-sampai mereka memakai ayat-ayat dari Alkitab untuk menilai setiap kata yang Kuucapkan dan untuk mengecam-Ku. Yang mereka cari bukanlah cara agar sesuai dengan-Ku atau cara agar sesuai dengan kebenaran, tetapi cara agar sesuai dengan perkataan Alkitab, dan mereka meyakini bahwa segala sesuatu yang tidak sesuai dengan Alkitab, tanpa terkecuali, bukanlah pekerjaan-Ku. Bukankah orang-orang semacam ini adalah keturunan orang Farisi yang fanatik? Orang Farisi Yahudi menggunakan hukum Musa untuk mengecam Yesus. Mereka tidak berupaya untuk sesuai dengan Yesus pada waktu itu, tetapi dengan giat mematuhi hukum Taurat hingga ke huruf-hurufnya, sampai—setelah menuduh-Nya tidak mematuhi hukum Taurat dalam Perjanjian Lama dan menuduh-Nya bukan Mesias—mereka akhirnya memakukan Yesus yang tak berdosa itu ke kayu salib. Apa esensi mereka? Bukankah itu berarti mereka tidak mencari cara agar dapat sesuai dengan kebenaran?" (Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Engkau Harus Mencari Cara agar Sesuai dengan Kristus"). Saudara Shi bersekutu, "Banyak orang mengaku bahwa mereka percaya kepada Tuhan, tetapi sebenarnya percaya pada Alkitab. Mereka membatasi Tuhan di dalam lingkup Kitab Suci dan membandingkan pekerjaan Tuhan dengan perkataan harfiah dari Alkitab. Mereka menyangkali dan mengutuk apa pun yang tidak sesuai dengannya. Apa bedanya dengan orang Farisi? Orang Farisi membandingkan pekerjaan Tuhan Yesus dengan hukum Taurat Perjanjian Lama, dan ketika mereka melihatnya keluar dari batasan itu, mereka mengutuk-Nya dan pada akhirnya membuat Dia dipakukan di kayu salib. Sungguh pelajaran yang menyakitkan untuk dipetik. Dalam iman, kita harus mencari kebenaran dan jejak langkah Tuhan. Pada akhir zaman, Tuhan Yang Mahakuasa telah mengungkapkan begitu banyak kebenaran untuk melakukan pekerjaan penghakiman, untuk mentahirkan kita dari dosa sepenuhnya dan membawa kita ke dalam kerajaan surga. Tahap pekerjaan ini lebih dalam dan lebih tinggi daripada pekerjaan penebusan Tuhan dan itu sama sekali berada di luar lingkup Alkitab. Jika kita menilainya berdasarkan perkataan harfiah dari Alkitab, membatasi pekerjaan Tuhan pada akhir zaman, bukankah kita melakukan kesalahan yang sama seperti orang Farisi?"

Aku selalu berpikir pekerjaan Tuhan tidak boleh melampaui Alkitab, bahwa segala sesuatu yang tidak dicatat dalam Alkitab tidak mungkin merupakan pekerjaan Tuhan. Setelah bertahun-tahun beriman, bagaimana aku bisa menganggap Tuhan hanya terbatas pada Alkitab? Aku tidak pernah menyadari bahwa kepercayaan ini keliru. Ada kutipan yang bagus dari Tuhan Yang Mahakuasa: "Mereka menyamakan-Ku dengan Alkitab; tanpa Alkitab, Aku tidak ada, dan tanpa Aku, Alkitab tidak ada. Mereka tidak mengindahkan keberadaan atau tindakan-Ku, melainkan mencurahkan perhatian yang berlebihan dan khusus pada setiap kata dalam Kitab Suci. Lebih banyak lagi bahkan meyakini bahwa Aku tidak boleh melakukan apa pun yang Kuinginkan kecuali jika hal itu telah dinubuatkan dalam Kitab Suci" (Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Engkau Harus Mencari Cara agar Sesuai dengan Kristus"). Setiap firman-Nya sangat tajam bagiku. Bagaimana aku bisa memperlakukan Alkitab seperti Tuhan sendiri? Apakah itu mengutamakan Tuhan? Yang kupedulikan adalah Alkitab, bukan Tuhan.

Aku tak menyangka betapa tingginya khotbah Kilat dari Timur, tetapi aku masih punya banyak pertanyaan yang belum terjawab. Kurasa dengan mendengarkan mereka, aku bisa sekaligus mendapatkan jawaban. Aku tak boleh lagi terus percaya dengan cara yang samar-samar. Aku juga ingin mendengar lebih banyak tentang pandangan kedua saudara itu tentang iman. Jadi, aku bertanya kepada mereka tentang Wahyu 22:18: "Karena aku bersaksi kepada semua orang yang mendengar kata-kata nubuatan dari kitab ini, jika ada orang yang menambahinya, Tuhan akan menambahkan kepadanya wabah yang tertulis di kitab ini." Karena mereka berkata Tuhan telah datang kembali dan mengucapkan firman baru, melakukan pekerjaan baru, bagaimana seharusnya ayat ini ditafsirkan? Saudara Wang berkata, "'Menambahinya' dalam ayat itu berarti tidak menambahkan apa pun pada nubuat-nubuat dalam kitab Wahyu, bukan berarti Tuhan tidak akan datang kembali dan berfirman lebih banyak pada akhir zaman. Jika kami mengikuti gagasanmu bahwa Tuhan tidak akan datang kembali dan berfirman lebih banyak pada akhir zaman, maka renungkanlah Tuhan yang berkata 'Ada banyak hal lain yang bisa Kukatakan kepadamu, tetapi engkau tidak bisa menerima semuanya itu saat ini. Namun, ketika Dia, Roh Kebenaran itu, datang, Dia akan menuntun engkau sekalian ke dalam seluruh kebenaran' (Yohanes 16:12-13). Bagaimana itu akan digenapi? Dan kitab Wahyu menyebutkan tujuh kali 'Barang siapa memiliki telinga, hendaklah dia mendengarkan apa yang diucapkan Roh kepada gereja-gereja' (Wahyu Pasal 2, 3). Bagaimana menjelaskan hal ini? Bukankah itu berarti kau sedang menyangkali dan mengutuk perkataan Roh Kudus kepada gereja-gereja pada akhir zaman, kebenaran yang Dia ungkapkan? Kita semua tahu bahwa Tuhan adalah sumber kehidupan, mata air kehidupan yang selalu mengalir. Jadi, membatasi pekerjaan dan firman Tuhan dengan Alkitab berarti seperti berkata Tuhan hanya bisa mengatakan apa yang tercatat dalam Alkitab dan melakukan pekerjaan yang Dia lakukan di masa lalu. Bukankah itu berarti tidak menghormati dan membatasi Tuhan? Tuhan Yang Mahakuasa telah mengucapkan jutaan firman sekarang, dan Dia sedang melakukan pekerjaan penghakiman yang dimulai di rumah Tuhan. Ini menggenapi nubuat Tuhan Yesus, 'Dia yang menolak Aku dan tidak menerima firman-Ku, sudah ada yang menghakiminya: firman yang Aku nyatakan, itulah yang akan menghakiminya di akhir zaman' (Yohanes 12:48). Dan dalam 1 Petrus, dikatakan, 'Karena waktunya akan datang penghakiman harus dimulai di rumah Tuhan' (1 Petrus 4:17). Hanya dengan menerima kebenaran Tuhan pada akhir zaman dan penghakiman firman-Nya barulah kita mampu memahami sumber dosa kita, dibebaskan dari belenggu kerusakan, berhenti berbuat dosa dan menentang Tuhan. Barulah kita dapat benar-benar taat dan menyembah Tuhan, dan akhirnya dibawa oleh Tuhan ke dalam kerajaan-Nya dan mendapatkan tempat tujuan yang indah." Mendengar hal ini, aku menyadari, Tuhan mengucapkan firman baru dan melakukan pekerjaan baru pada akhir zaman benar-benar dinubuatkan dalam Alkitab. Sebelumnya, aku selalu berpikir aku mengetahui Alkitab dengan sangat baik, tetapi aku sama sekali tidak memahami hal yang sebenarnya mengenai Alkitab dan tidak tahu bagaimana memperlakukan Alkitab dengan benar.

Setelah itu, kedua saudara itu bersekutu lebih banyak tentang pendekatan yang benar terhadap Alkitab. Aku benar-benar diyakinkan. Namun, aku juga merasa sangat sedih. Aku tidak tahu mengapa aku begitu tersesat setelah bertahun-tahun beriman. Aku selalu berpikir bahwa percaya kepada Tuhan berarti percaya pada Alkitab, dan selain itu berarti bukan. Kupikir pekerjaan dan firman Tuhan semuanya terbatas pada Alkitab, jadi aku memandang Alkitab jauh lebih besar daripada Tuhan. Aku menentang dan mengutuk perkataan siapa pun bahwa Tuhan sedang melakukan pekerjaan baru dan mengucapkan firman baru dan aku tak punya keinginan untuk mencari. Aku hanya dengan keras kepala berpegang teguh pada gagasanku sendiri dan menanamkan gagasan ini pada saudara-saudari serta menyesatkan orang lain. Aku merasa khotbah yang telah kukhotbahkan selama bertahun-tahun adalah cara untuk menipu jemaat gereja dan menyakiti mereka. Kemudian, aku sadar bahwa aku hanyalah pengkhotbah yang bebal dan bodoh. Aku telah berhubungan dengan banyak pengkhotbah sebelumnya, dan mendiskusikan Kitab Suci bersama mereka, tetapi saudara-saudara itu bersekutu paling jelas. Aku orang yang sangat congkak yang tak mudah diyakinkan, tetapi kali ini, aku yakin!

Aku sangat ingin mereka menjelaskan semuanya kepadaku untuk menyingkirkan semua kebingunganku. Aku berkata kepada mereka, "Aku memahami semua persekutuan kalian, tetapi aku masih punya satu pertanyaan penting. Kau berkata Tuhan telah datang kembali dalam daging sebagai perempuan, yang mana merupakan sesuatu yang tak bisa kuterima. Tuhan Yesus adalah laki-laki, jadi Dia juga harus datang kembali sebagai laki-laki!" Saudara Wang berkata, "Tuhan adalah Roh, Roh tidak punya wujud fisik atau jenis kelamin. Dia telah datang kembali untuk bekerja dalam daging karena apa yang dibutuhkan untuk pekerjaan-Nya, dan itulah satu-satunya alasan Dia tidak memedulikan jenis kelamin. Entah Dia laki-laki atau perempuan, Dia mampu melakukan pekerjaan Tuhan. Pada Zaman Kasih Karunia, Tuhan yang berinkarnasi disalibkan, berfungsi sebagai korban penghapus dosa umat manusia. Tuhan Yesus adalah laki-laki dan Dia mampu menebus umat manusia melalui penyaliban. Jika Tuhan Yesus datang sebagai perempuan, Dia tetap akan disalibkan dengan cara yang sama. Setelah pekerjaan-Nya dalam daging selesai, Tuhan akan berubah ke dalam wujud roh, berarti Dia bukan laki-laki atau perempuan. Alkitab berkata, 'Maka Tuhan menciptakan manusia menurut gambar-Nya, dalam gambar Tuhan diciptakan-Nya dia, laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka' (Kejadian 1:27). Ayat Alkitab ini memberi tahu kita bahwa Tuhan menciptakan laki-laki dan perempuan menurut gambar-Nya. Tuhan yang berinkarnasi sebagai laki-laki bisa merepresentasikan Tuhan, jadi tidak bisakah inkarnasi-Nya sebagai perempuan juga merepresentasikan Tuhan? Laki-laki atau perempuan, ini adalah inkarnasi daging dari Roh Tuhan dan dalam kedua kasus tersebut, Tuhan sedang melakukan pekerjaan-Nya sendiri. Ini bukanlah kebenaran yang kita ketahui sebelumnya, jadi sejak inkarnasi pertama Tuhan sebagai laki-laki, banyak orang membatasi Dia, berpikir bahwa Tuhan yang berinkarnasi hanya bisa menjadi laki-laki, dan bukan perempuan." Kemudian, Saudara Wang membacakan beberapa bagian firman Tuhan Yang Mahakuasa. "Setiap tahap pekerjaan yang dilakukan oleh Tuhan memiliki signifikansi praktisnya sendiri. Saat itu, ketika Yesus datang, Dia datang dalam wujud laki-laki, dan ketika Tuhan datang kali ini, wujud-Nya adalah perempuan. Dari sini, engkau bisa melihat bahwa ciptaan Tuhan baik laki-laki maupun perempuan dapat digunakan dalam pekerjaan-Nya, dan bagi-Nya tidak ada perbedaan gender. Ketika Roh-Nya datang, Dia dapat mengenakan jenis daging apa pun yang dikehendaki-Nya dan daging tersebut dapat merepresentasikan diri-Nya; entah laki-laki atau perempuan, daging itu dapat merepresentasikan Tuhan selama itu adalah daging inkarnasi-Nya. Jika Yesus menampakkan diri sebagai perempuan ketika Dia datang, dengan kata lain, jika seorang bayi perempuan, dan bukan bayi laki-laki, yang dikandung oleh Roh Kudus, tahap pekerjaan itu akan sama saja diselesaikan. Jika itu masalahnya, tahap pekerjaan saat ini akan diselesaikan oleh seorang laki-laki sebagai gantinya, tetapi pekerjaan itu akan sama saja diselesaikan. Pekerjaan yang dilakukan di setiap tahap memiliki makna pentingnya sendiri; tidak ada tahap pekerjaan yang diulangi, atau yang bertentangan satu sama lain. Pada saat itu, Yesus dalam melakukan pekerjaan-Nya disebut 'Putra tunggal', dan 'Putra' menyiratkan gender laki-laki. Lalu, mengapa Putra tunggal tidak disebutkan di tahap saat ini? Karena tuntutan pekerjaan mengharuskan adanya perubahan dalam gender yang berbeda dengan gender Yesus. Bagi Tuhan, tidak ada perbedaan gender. Dia melakukan pekerjaan-Nya seperti yang Dia inginkan, dan dalam melakukan pekerjaan-Nya, Dia tidak tunduk pada batasan apa pun, tetapi sangat bebas. Namun, setiap tahap pekerjaan memiliki signifikansi praktisnya sendiri. Tuhan menjadi daging dua kali, dan dengan sendirinya terbukti bahwa inkarnasi-Nya selama akhir zaman adalah untuk yang terakhir kalinya. Dia telah datang untuk membuat semua perbuatan-Nya diketahui. Jika di tahap ini Dia tidak menjadi daging untuk secara pribadi melakukan pekerjaan untuk disaksikan manusia, manusia akan selamanya berpegang teguh pada gagasan bahwa Tuhan itu hanya laki-laki, bukan perempuan." "Jika tahap pekerjaan ini tidak dilakukan pada zaman terakhir, maka terhadap Tuhan, seluruh umat manusia akan diselubungi oleh bayangan gelap. Jika ini masalahnya, laki-laki akan menganggap dirinya lebih tinggi daripada perempuan, dan perempuan tidak akan pernah bisa mengangkat kepala mereka, dan kemudian, bahkan tak seorang perempuan pun yang bisa diselamatkan. Orang-orang selalu menganggap bahwa Tuhan adalah laki-laki, dan terlebih lagi, bahwa Dia selalu memandang rendah perempuan, dan tidak akan menganugerahkan keselamatan kepadanya. Jika demikian, bukankah benar bahwa semua perempuan, yang diciptakan Yahweh dan yang juga telah dirusak, tidak akan pernah punya kesempatan untuk diselamatkan? Kalau begitu, bukankah tidak ada gunanya bagi Yahweh untuk menciptakan perempuan, yaitu, menciptakan Hawa? Dan bukankah perempuan akan binasa untuk selamanya? Untuk alasan ini, tahap pekerjaan pada akhir zaman dilakukan untuk menyelamatkan seluruh umat manusia, bukan hanya menyelamatkan perempuan. Jika ada orang yang berpikir bahwa jika Tuhan harus berinkarnasi sebagai perempuan, itu semata-mata demi menyelamatkan perempuan, maka orang itu benar-benar bodoh!" (Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Kedua Inkarnasi Melengkapi Signifikansi Inkarnasi"). Lalu dia berkata, "Ada makna di dalam apakah Tuhan berinkarnasi sebagai laki-laki atau perempuan, dan ada kebenaran yang harus kita cari. Jika Tuhan berinkarnasi dua kali sebagai laki-laki, manusia akan berpikir Tuhan hanya bisa menjadi laki-laki, tidak pernah bisa menjadi perempuan. Maka bukankah itu akan membatasi Tuhan? Tuhan yang berinkarnasi sebagai perempuan pada akhir zaman memperlihatkan kepada kita bahwa entah Dia mengambil tubuh laki-laki atau perempuan, esensi-Nya tidak pernah berubah—Dia adalah Tuhan itu sendiri dan selalu mampu mengungkapkan kebenaran dan melakukan pekerjaan Tuhan. Ini memberi kita pemahaman yang lebih akurat tentang Tuhan. Selain itu, inkarnasi Tuhan membantu kita memahami bahwa Dia bukan hanya Tuhan bagi laki-laki, tetapi Dia juga Tuhan bagi perempuan. Jika Dia berinkarnasi sekali lagi sebagai laki-laki pada akhir zaman, pasti ada diskriminasi terhadap perempuan selamanya, dan orang-orang bahkan dapat berpikir bahwa Tuhan membenci perempuan, bahwa mereka tidak dapat diselamatkan. Bukankah itu akan menjadi kesalahpahaman? Tuhan yang berinkarnasi sebagai perempuan pada akhir zaman tidak sesuai dengan gagasan manusia, tetapi bermakna, dan bermanfaat bagi keselamatan dan pemahaman manusia tentang Tuhan. Kasih Tuhan ada di dalamnya."

Firman Tuhan Yang Mahakuasa menyingkapkan gagasanku. Bagiku, Tuhan menciptakan laki-laki dan perempuan hanyalah pengakuan di mulut. Aku bertanya-tanya mengapa kupikir Dia tidak mungkin mengambil wujud perempuan. Mengapa aku bisa begitu bodoh? Kemudian, Saudara Wang membacakan lebih banyak lagi firman Tuhan Yang Mahakuasa untukku. "Tuhan bukan hanya Roh Kudus, bukan hanya Roh, atau Roh yang tujuh kali lipat lebih kuat, atau Roh yang mencakup segalanya, tetapi juga seorang manusia—seorang manusia biasa, manusia yang sangat biasa. Dia bukan hanya laki-laki, tetapi juga perempuan. Keduanya serupa dalam hal Mereka sama-sama terlahir dari manusia, dan berbeda dalam hal yang satu dikandung dari Roh Kudus dan yang lainnya terlahir dari seorang manusia, meskipun berasal langsung dari Roh. Mereka serupa dalam hal keduanya adalah daging inkarnasi Tuhan yang melakukan pekerjaan Bapa, dan berbeda dalam hal yang satu melakukan pekerjaan penebusan dan yang lainnya melakukan pekerjaan penaklukan. Keduanya merepresentasikan Bapa, tetapi yang satu adalah Sang Penebus, yang penuh dengan kasih setia dan belas kasihan, dan yang lainnya adalah Tuhan kebenaran, yang penuh dengan murka dan penghakiman. Yang satu adalah Panglima Tertinggi yang memulai pekerjaan penebusan, dan yang lainnya adalah Tuhan yang benar yang menyelesaikan pekerjaan penaklukan. Yang satu adalah Yang Awal, yang lain adalah Yang Akhir. Yang satu adalah daging tanpa dosa, yang lain adalah daging yang menyelesaikan penebusan, melanjutkan pekerjaan, dan tidak pernah berdosa. Keduanya adalah Roh yang sama, tetapi Mereka tinggal dalam daging yang berbeda dan dilahirkan di tempat yang berbeda, dan Mereka dipisahkan selang beberapa ribu tahun. Namun, semua pekerjaan Mereka saling melengkapi, tidak pernah bertentangan, dan dapat dibandingkan. Keduanya adalah manusia, tetapi yang satu adalah bayi laki-laki dan yang lainnya adalah bayi perempuan. Selama bertahun-tahun ini, yang telah dilihat orang bukan hanya Roh dan bukan hanya manusia, seorang laki-laki, tetapi juga banyak hal yang tidak sesuai dengan gagasan manusia; dan dengan demikian, manusia tidak pernah mampu untuk sepenuhnya memahami diri-Ku. Mereka tetap setengah percaya dan setengah meragukan Aku—seolah-olah Aku ada, tetapi seolah-olah Aku juga mimpi yang penuh ilusi—itulah sebabnya, hingga hari ini, orang-orang masih belum tahu siapa Tuhan itu. Dapatkah engkau benar-benar menyimpulkan Aku dalam satu kalimat sederhana? Apakah engkau sungguh berani mengatakan, 'Yesus tidak lain adalah Tuhan, dan Tuhan tidak lain adalah Yesus'? Apakah engkau sungguh berani mengatakan, 'Tuhan tidak lain adalah Roh, dan Roh tidak lain adalah Tuhan'? Apakah engkau merasa nyaman berkata, 'Tuhan hanyalah manusia berpakaian daging'? Apakah engkau benar-benar memiliki keberanian untuk menegaskan, 'Gambar Yesus merupakan gambar Tuhan yang luar biasa'? Apakah engkau mampu menggunakan kefasihan bicaramu untuk menjelaskan watak dan gambar Tuhan secara menyeluruh? Apakah engkau benar-benar berani mengatakan, 'Tuhan menciptakan laki-laki saja, bukan perempuan, menurut gambar-Nya sendiri'? Jika engkau mengatakan ini, berarti tidak ada perempuan di antara mereka yang Kupilih, dan terlebih lagi perempuan tidak akan menjadi salah satu golongan manusia. Sekarang, apakah engkau benar-benar tahu siapa Tuhan itu? Apakah Tuhan itu manusia? Apakah Tuhan itu Roh? Apakah Tuhan itu benar-benar seorang laki-laki? Dapatkah hanya Yesus yang menyelesaikan pekerjaan yang hendak-Ku lakukan? Jika engkau memilih hanya satu dari pertanyaan di atas untuk menyimpulkan esensi-Ku, berarti engkau adalah orang percaya setia yang sangat bodoh. Jika Aku bekerja sebagai daging inkarnasi sekali, dan hanya sekali, akankah engkau membatasi Aku? Dapatkah engkau sepenuhnya memahami diri-Ku dengan melihat sekilas saja? Dapatkah engkau benar-benar sepenuhnya menyimpulkan diri-Ku berdasarkan apa yang telah disingkapkan kepadamu selama masa hidupmu? Jika Aku melakukan pekerjaan yang serupa dalam dua inkarnasi-Ku, bagaimana pandanganmu tentang Aku? Akankah engkau meninggalkan Aku selamanya terpaku di kayu salib? Mungkinkah Tuhan itu sesederhana yang engkau nyatakan?" (Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Bagaimanakah Pemahamanmu tentang Tuhan?"). Firman ini menyadarkanku begitu aku mendengarnya. Aku selalu berkata bahwa Tuhan adalah Roh yang memenuhi segala sesuatu, mahakuasa dan mahahadir, jadi bagaimana aku bisa membatasi Dia? Dia berinkarnasi pertama kali sebagai laki-laki, jadi bukankah sangat normal bagi-Nya untuk datang sebagai perempuan kali ini? Ketika Dia berinkarnasi sebagai laki-laki atau perempuan, Dia merepresentasikan Tuhan—Dia mampu mengungkapkan kebenaran dan menyelamatkan umat manusia. Ini sebenarnya sangat sederhana, jadi mengapa aku memandangnya sebagai misteri besar? Makin kurenungkan, makin aku menyadari betapa kelirunya diriku. Aku benar-benar tidak mengenal Tuhan, tetapi selalu membatasi Dia. Itu sangat tidak masuk akal.

Kemudian Saudara Shi bersekutu, "Untuk meyakini apakah itu adalah inkarnasi Tuhan, kuncinya adalah melihat apakah Dia memiliki esensi ilahi dan mampu mengungkapkan kebenaran atau tidak, bukan mendasarkannya pada jenis kelamin atau penampilan luar. Tuhan Yang Mahakuasa berfirman: 'Dia yang adalah Tuhan yang berinkarnasi akan memiliki esensi Tuhan, dan Dia yang adalah Tuhan yang berinkarnasi akan memiliki pengungkapan Tuhan. Karena Tuhan menjadi daging, Dia akan melaksanakan pekerjaan yang ingin Dia lakukan, dan karena Tuhan menjadi daging, Dia akan mengungkapkan siapa Dia, dan akan dapat membawa kebenaran kepada manusia, menganugerahkan hidup kepadanya, dan menunjukkan jalan kepadanya. Daging yang tidak memiliki esensi Tuhan pasti bukan Tuhan yang berinkarnasi; ini tidak diragukan lagi. Jika manusia berniat untuk menyelidiki apakah daging itu adalah daging inkarnasi Tuhan, manusia harus menegaskannya dari watak yang Dia ungkapkan dan perkataan yang Dia ucapkan. Dengan kata lain, untuk menegaskan apakah itu adalah daging inkarnasi Tuhan atau bukan, dan apakah itu jalan yang benar atau bukan, orang harus membedakan berdasarkan esensi-Nya. Jadi, untuk menentukan apakah itu daging Tuhan yang berinkarnasi atau bukan, kuncinya terletak pada esensi-Nya (pekerjaan-Nya, perkataan-Nya, watak-Nya, dan banyak aspek lainnya), bukan pada penampilan lahiriahnya' (Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Kata Penutup"). Firman Tuhan sangat jelas. Dia yang mengungkapkan kebenaran, menunjukkan jalan kepada kita, dan memberi kita hidup adalah Tuhan dalam daging. Ketika Tuhan Yesus datang untuk bekerja dalam daging, Dia tampak seperti orang kebanyakan—Dia anak tukang kayu. Banyak orang tidak mau mengakui Dia Tuhan karena alasan itu. Lalu mengapa begitu banyak orang yang mengikut Tuhan Yesus? Itu karena pekerjaan dan firman-Nya tidak mampu dilakukan oleh manusia mana pun. Dia mampu mengungkapkan kebenaran dan memberi kita jalan pertobatan. Dia adalah kasih, belas kasihan, dan penebusan bagi umat manusia. Tak seorang pun yang memiliki hal-hal itu atau mampu melakukan semua itu. Jadi, Tuhan Yesus adalah Tuhan yang berinkarnasi. Dan kini Tuhan Yang Mahakuasa telah datang kembali, dan penampilan-Nya tampak seperti orang kebanyakan, tetapi Dia telah mengungkapkan begitu banyak kebenaran dan sedang melakukan pekerjaan penghakiman pada akhir zaman. Dia telah menaklukkan dan membentuk sekelompok pemenang. Tuhan Yang Mahakuasa telah melakukan pekerjaan yang begitu besar dan mengguncangkan seluruh dunia, menyingkapkan watak benar Tuhan kepada umat manusia dan membawa kita ke jalan hidup yang kekal. Ini adalah hal-hal yang tidak mampu dicapai oleh manusia. Jika yang kita persoalkan adalah jenis kelamin inkarnasi, dan bukan kebenaran yang Tuhan ungkapkan, itu sangat bodoh dan melakukan kesalahan seperti orang Farisi yang menentang Tuhan."

Aku teringat betapa banyaknya gereja yang berbicara selama bertahun-tahun tentang kewaspadaan terhadap Kristus palsu, tetapi tak seorang pun yang bisa menjelaskan dengan tepat bagaimana mengetahui apakah seseorang adalah Tuhan dalam daging atau bukan. Hanya Tuhan Yang Mahakuasa yang dapat menjelaskan aspek kebenaran ini. Aku benar-benar yakin. Aku juga merasa sangat bersalah. Aku telah menjadi orang percaya selama bertahun-tahun dan banyak membaca Alkitab, tetapi bahkan tidak tahu bagaimana mengenali Tuhan. Aku seperti orang sekuler, menilai buku dari sampulnya, berasumsi bahwa Tuhan yang berinkarnasi tidak mungkin perempuan. Jika aku lahir pada Zaman Kasih Karunia aku pasti telah mengutuk Tuhan Yesus, sama seperti orang Farisi. Kami mempersekutukan lebih banyak topik setelah itu, termasuk misteri rencana pengelolaan Tuhan, tiga tahap pekerjaan-Nya, bagaimana Dia melakukan pekerjaan penghakiman-Nya pada akhir zaman untuk mentahirkan dan menyelamatkan manusia, dan masih banyak lagi. Aku makin yakin bahwa firman Tuhan Yang Mahakuasa adalah kebenaran, bahwa Dia adalah Tuhan Yesus yang datang kembali. Tak seorang pun selain Tuhan yang mampu mengungkapkan misteri kebenaran ini. Tak seorang pun yang mampu mentahirkan dan menyelamatkan orang lain, dan tak seorang pun yang mampu menentukan kesudahan dan tempat tujuan orang. Ini benar-benar membuka mataku. Tak heran saudara-saudari itu tidak mau kembali setelah menerima Kilat dari Timur. Mereka telah menemukan kebenaran dalam firman Tuhan Yang Mahakuasa, dan mendengar suara Tuhan. Mereka telah menyambut kedatangan Tuhan kembali. Siapa yang mau pergi menjauh setelah menemukan jejak langkah Tuhan dan menghadiri perjamuan kawin Anak Domba? Bukankah itu bodoh? Bertahun-tahun berlalu begitu saja. Seandainya aku menyelidikinya lebih awal dan mendengarkan apa yang Kilat dari Timur katakan, aku pasti sudah dibebaskan dari penderitaan, dan menikmati air kehidupan. Aku terlalu buta dan bodoh, hanya mendengarkan omong kosong pendeta tanpa berpikir. Aku benar-benar congkak, dengan keras kepala berpegang teguh pada Alkitab, dan mengindoktrinasi saudara-saudari dengan gagasanku yang keliru, membuat mereka menyangkali dan mengutuk pekerjaan baru Tuhan bersamaku. Aku menghalangi orang lain agar tidak menyambut kedatangan Tuhan kembali. Itu mengingatkanku pada sesuatu yang Tuhan Yesus katakan untuk menegur orang Farisi: "Karena engkau menutup Kerajaan Surga terhadap manusia: padahal engkau sendiri tidak pernah pergi ke sana, namun engkau menghalangi orang-orang yang berusaha masuk ke sana" (Matius 23:13). Aku bertindak persis seperti yang dilakukan orang Farisi, menutup kerajaan surga, tidak masuk atau membiarkan orang lain masuk. Aku telah merugikan saudara-saudari—itu kejahatan besar.

Mengingat semua hal buruk yang telah kulakukan terhadap Tuhan Yang Mahakuasa, aku sangat membenci diriku sendiri, dan mau tidak mau hanya berlari ke dapur dan menangis. Setelah itu, aku membaca bagian lain firman Tuhan Yang Mahakuasa. "Karena engkau percaya kepada Tuhan, engkau harus beriman pada semua firman Tuhan dan dalam semua pekerjaan-Nya. Dengan kata lain, karena engkau percaya kepada Tuhan, engkau harus menaati-Nya. Jika engkau tidak dapat melakukan hal ini, maka tidak masalah apakah engkau percaya kepada Tuhan atau tidak. Jika engkau sudah bertahun-tahun percaya kepada Tuhan, tetapi belum pernah menaati-Nya dan tidak menerima seluruh firman-Nya, melainkan meminta Tuhan untuk tunduk kepadamu dan bertindak sesuai dengan gagasan-gagasanmu, maka engkau adalah orang yang paling memberontak, dan engkau adalah orang tidak percaya. Bagaimana orang semacam ini dapat menaati pekerjaan dan firman Tuhan yang tidak selaras dengan gagasan-gagasan manusia? Orang yang paling suka memberontak adalah orang yang dengan sengaja membantah dan menentang Tuhan. Mereka adalah musuh Tuhan, antikristus. Sikap mereka selalu adalah sikap bermusuhan terhadap pekerjaan Tuhan yang baru; mereka tidak pernah memperlihatkan kecenderungan sedikit pun untuk tunduk, mereka juga tidak pernah dengan senang hati tunduk atau merendahkan diri. Mereka meninggikan dirinya sendiri di hadapan orang lain dan tidak pernah tunduk kepada siapa pun. Di hadapan Tuhan, mereka menganggap dirinya yang paling fasih dalam mengkhotbahkan firman, dan yang paling cakap dalam membentuk orang lain. Mereka tak pernah melepaskan 'kekayaan' yang dimilikinya, tetapi memperlakukannya sebagai pusaka keluarga untuk dipuja, sebagai bahan khotbah kepada orang lain, dan menggunakannya untuk menceramahi orang-orang bodoh yang mengidolakan mereka. Memang ada beberapa orang seperti ini di gereja. Dapat dikatakan mereka ini adalah 'pahlawan-pahlawan degil', dari generasi ke generasi tinggal di rumah Tuhan. Mereka menganggap mengkhotbahkan firman (doktrin) sebagai tugas tertinggi mereka. Tahun demi tahun, dari generasi ke generasi, mereka terus menjalankan tugas mereka yang 'sakral dan tak bisa diganggu gugat'. Tidak ada orang yang berani menyentuh mereka; dan tak seorang pun berani menegur mereka secara terbuka. Mereka menjadi 'raja-raja' di rumah Tuhan, merajalela sementara mereka menindas orang lain dari masa ke masa. Gerombolan setan ini berusaha bekerja sama dan menghancurkan pekerjaan-Ku; mana mungkin Kubiarkan setan-setan yang hidup ini ada di depan mata-Ku? Bahkan orang-orang yang hanya setengah taat pun tidak dapat melanjutkan sampai akhir, apalagi para penindas ini, yang sama sekali tidak punya ketaatan dalam hati mereka!" (Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Orang-Orang yang Menaati Tuhan dengan Hati yang Benar Pasti akan Didapatkan oleh Tuhan"). Perkataan keras Tuhan terasa bagaikan sebilah pisau yang menghunjam hatiku. Rasanya setiap firman adalah penghakiman terhadapku. Selama bertahun-tahun, kupikir tak ada iman seorang pun yang melebihi imanku di gereja, bahwa aku adalah orang percaya yang paling setia. Aku memperlakukan pengorbanan yang telah kuberikan sebagai modal pribadi, seolah-olah memiliki otoritas raja di gereja. Aku menjadi penentu keputusan atas segalanya, besar dan kecil. Saudara-saudari percaya kepada Tuhan dan membaca Alkitab, tetapi akulah yang mereka dengarkan. Aku benar-benar keras untuk mempertahankan gagasanku tentang penyambutan Tuhan, dan mengintimidasi saudara-saudari agar mereka tidak menyelidikinya. Aku menutup gereja sepenuhnya. Jemaat gereja terlalu takut untuk menerima siapa pun yang menyebarkan Kilat dari Timur dan tidak berani mendengarkan mereka. Beberapa orang benar-benar menyukai apa yang mereka katakan, tetapi terlalu takut untuk membiarkan mereka menyelesaikannya, takut aku akan mengeluarkan mereka. Aku sadar aku adalah hamba jahat yang menghalangi orang agar tidak menyambut Tuhan. Aku adalah orang Farisi zaman modern! Aku menyinggung watak Tuhan, dan Dia mendisiplinkanku, mengizinkanku jatuh sakit. Namun, aku tetap tidak berbalik, terus saja berpegang pada gagasanku seolah-olah itu adalah kebenaran, bukannya berupaya menyelidiki pekerjaan Tuhan Yang Mahakuasa pada akhir zaman. Betapa congkaknya diriku! Aku membuat semua orang di gereja mendengarkanku, memperlakukan gagasanku sebagai kebenaran. Aku sedang mencoba berdiri di posisi Tuhan. Bukankah itu seperti menjadi antikristus, seperti penghulu malaikat? Setelah bertahun-tahun menjadi orang percaya, aku tetap tidak mengenal Tuhan dan menentang Dia. Namun, bukannya langsung menghukumku, Dia menghentikanku dari jalanku yang jahat dengan masalah kesehatan, dan kemudian mengatur kedua saudara itu agar datang memberitakan Injil kepadaku. Aku benar-benar tidak layak menerima belas kasihan dan keselamatan Tuhan. Aku dipenuhi dengan rasa syukur dan merasa sangat berutang budi kepada Tuhan ketika menyadari hal itu. Aku bersujud di hadapan Tuhan, menangis, dan berdoa, "Tuhan yang Mahakuasa! Tindakanku benar-benar pantas mendapatkan hukuman-Mu, kutukan-Mu. Aku tak pantas hidup di dunia ini. Kau telah menyelamatkanku dan memberkatiku dengan mendengar suara-Mu. Tuhan, aku telah melakukan begitu banyak kejahatan dan tidak layak untuk memohon belas kasihan-Mu. Aku hanya memohon Engkau memberiku kesempatan untuk menebus dosa-dosa dan pelanggaranku. Aku rela membayar harga berapa pun untuk memberitakan Injil untuk membantu domba-domba-Mu yang hilang menemukan jalan kembali ke rumah-Mu dan menerima keselamatan-Mu."

Untuk sesaat, aku makan firman Tuhan Yang Mahakuasa seperti orang kelaparan dan memahami begitu banyak kebenaran yang belum pernah kupahami sebelumnya, seperti apa arti inkarnasi, apa arti iman kepada Tuhan, apa arti melayani Tuhan dengan sungguh-sungguh, dan apa arti perubahan watak, bagaimana sungguh-sungguh mengasihi dan memuaskan Tuhan, dan masih banyak lagi. Aku merasa telah mendapatkan begitu banyak dari semua penyiraman dan makanan dari firman Tuhan. Aku benar-benar menghadiri perjamuan kawin Anak Domba. Aku menjadi yakin bahwa ini adalah penampakan dan pekerjaan Tuhan, jalan yang Dia tunjukkan sendiri kepada kita. Selain itu, masalah kesehatanku lenyap begitu saja tanpa jejak. Lewat bekerja sama dengan saudara-saudari, aku membuat sembilan rekan sekerja utama kami dan lebih dari 30 pemimpin tim datang ke hadapan Tuhan. Kemudian, aku mulai mengabarkan Injil dan melaksanakan tugasku agar lebih banyak orang percaya sejati dapat memperoleh keselamatan Tuhan pada akhir zaman sesegera mungkin. Syukur kepada Tuhan Yang Mahakuasa!

Jika Tuhan telah membantu Anda, apakah Anda mau belajar firman Tuhan, mendekat kepada Tuhan dan terima berkat Tuhan?

Konten Terkait

Tinggalkan Balasan