Dalam Bahaya, Aku Tidak Lagi Meninggalkan Tugasku

02 Maret 2025

Pada bulan Oktober 2021, aku mulai melaksanakan tugasku sebagai pemimpin di Gereja Daybreak. Pada malam tanggal 10 Desember, aku menerima sebuah surat yang mengatakan bahwa diaken penginjilan Yang Hui dan keluarganya telah ditangkap oleh polisi pada sore hari tanggal 8. Tiba-tiba aku menyadari bahwa keesokan paginya, Saudara Li Zhi, salah satu rekanku, dijadwalkan untuk bertemu dengan Yang Hui dan yang lainnya. Aku membahas hal ini dengan rekanku yang lain, Saudari Zhang Xin, dan kami memutuskan untuk segera memberi tahu Li Zhi tentang penangkapan Yang Hui keesokan paginya. Zhang Xin pergi keesokan harinya, tetapi sampai siang hari tanggal 12, dia masih belum kembali. Aku menjadi cemas dan takut, khawatir bahwa Zhang Xin mungkin juga telah ditangkap. Jika mereka semua tertangkap, banyak saudara-saudari akan terlibat, dan kitab-kitab firman Tuhan milik gereja akan berada dalam bahaya. Jika kami tidak segera memindahkan kitab-kitab itu sebelum polisi melakukan penggeledahan, kerugiannya akan sangat besar, dan pelanggaranku akan sangat berat. Memikirkan hal-hal ini membuatku makin takut. Aku terus berdoa kepada Tuhan dalam hatiku, "Ya Tuhan! Tingkat pertumbuhanku terlalu rendah, dan aku tidak tahu bagaimana cara melewati situasi ini. Tolong cerahkan dan bimbinglah aku, dan berilah aku iman dan keberanian untuk menangani dampak ini dengan benar." Setelah berdoa, aku segera menulis surat untuk mengatur pertemuan dengan dua saudari untuk membahas pemindahan kitab-kitab firman Tuhan. Saat aku hendak pergi, saudari yang menjadi tuan rumahku dengan cemas berkata, "Kau tidak boleh pergi! Jika kau keluar dan tidak kembali, apa yang akan terjadi dengan pekerjaan gereja?" Melihat ekspresinya yang ketakutan membuatku makin khawatir: "Mereka masih belum kembali, jadi mereka pasti telah ditangkap. Jika aku pergi keluar, akankah seseorang mengikutiku? Bagaimana jika aku benar-benar tidak kembali?" Dalam hatiku, aku terus berdoa kepada Tuhan dan aku memikirkan firman Tuhan: "Iman itu seperti jembatan dari satu gelondong kayu: mereka yang sangat ingin mempertahankan hidup akan mengalami kesulitan menyeberanginya, tetapi mereka yang siap untuk mengorbankan diri dapat menyeberanginya dengan pasti, tanpa rasa khawatir. Jika manusia memiliki pikiran yang pengecut dan penakut, itu karena mereka telah dibodohi oleh Iblis, yang takut bahwa kita akan menyeberangi jembatan iman untuk masuk ke dalam Tuhan. Iblis menempuh segala cara yang memungkinkan untuk mengirimkan pikiran-pikirannya kepada kita. Kita harus berdoa setiap saat agar Tuhan menerangi dan mencerahkan kita, setiap saat bergantung kepada Tuhan untuk menyucikan kita dari racun Iblis, setiap saat berlatih dalam roh kita untuk mendekat kepada Tuhan, dan mengizinkan Tuhan berkuasa atas seluruh keberadaan kita" (Firman, Jilid 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Perkataan Kristus pada Mulanya, Bab 6"). Sekarang gereja sedang menghadapi penangkapan, tanggung jawabku dan tugasku yang mendesak adalah untuk melindungi saudara-saudari serta kitab-kitab firman Tuhan. Ketakutanku akan ditangkap adalah pikiran yang dikirim oleh Iblis. Aku harus menghindari agar tidak jatuh ke dalam perangkap Iblis. Jika aku bersembunyi karena takut ditangkap dan tidak memindahkan kitab-kitab firman Tuhan sebelum terlambat, lalu kitab-kitab tersebut disita oleh polisi, maka aku telah melakukan pelanggaran. Gagal untuk melindungi kepentingan gereja pada saat kritis ini akan menjadi aib. Meskipun proses pemindahannya penuh risiko, aku percaya bahwa Tuhan itu mahakuasa, dan segala sesuatu berada di bawah kendali Tuhan. Apakah aku akan ditangkap itu ditentukan oleh Tuhan; jika Tuhan tidak mengizinkannya, polisi bahkan tidak akan menyentuh sehelai rambut pun di kepalaku. Setelah merenungkan firman Tuhan, ketakutanku berkurang. Setelah berdiskusi dengan dua saudari itu, kami segera berpisah untuk bertindak masing-masing. Satu orang pergi untuk memberi tahu saudara-saudari, dan aku, bersama saudari lainnya, bertanggung jawab untuk memindahkan kitab-kitab firman Tuhan. Hanya ketika semua kitab firman Tuhan telah dipindahkan dengan aman barulah aku merasa lega.

Kemudian, karena pengkhianatan seorang Yudas, makin banyak orang di gereja yang ditangkap, dan kitab-kitab firman Tuhan terus disita oleh polisi. Pada tanggal 14 Januari 2022, Yang Hong, yang menjadi tuan rumahku, juga ditangkap polisi. Tanpa tempat tinggal yang layak, aku mempertimbangkan untuk bergegas melarikan diri, sambil berpikir, "Jika tertangkap oleh polisi, aku akan mengalami penyiksaan berat. Jika aku tidak sanggup menanggungnya dan mengkhianati Tuhan seperti Yudas, akibatnya tidak dapat dibayangkan." Aku akhirnya menemukan sebuah tempat yang relatif aman, tetapi tidak lama kemudian, tempat ini juga dijual oleh seorang Yudas, jadi aku harus pindah lagi. Tanpa tempat tinggal yang layak, aku merasa bahwa tidak ada tempat yang aman untuk kami. Aku merasa sangat tidak berdaya dan tertekan, dan aku pun mengeluh, "Kapan hari-hari ini yang dilalui dengan ketakutan dan kecemasan yang terus-menerus akan berakhir? Akan lebih baik jika polisi menangkap dan memukulku sampai mati saja." Dalam rasa sakitku yang mendalam, aku memikirkan firman Tuhan: "Engkau harus menanggung semuanya; engkau harus siap untuk melepaskan segala yang engkau miliki untuk-Ku dan melakukan segala yang kaubisa untuk mengikuti-Ku, dan siap sedia untuk mengorbankan segalanya. Inilah saatnya Aku akan mengujimu: akankah engkau memberikan kesetiaanmu kepada-Ku? Dapatkah engkau mengikuti-Ku sampai akhir dengan setia? Janganlah takut; dengan dukungan-Ku, siapa yang mampu menghalangi jalan ini? Ingatlah ini! Jangan lupa! Semua yang terjadi adalah oleh kehendak baik-Ku dan semuanya berada dalam pengamatan-Ku. Dapatkah engkau mengikuti firman-Ku dalam segala yang kaukatakan dan lakukan? Ketika ujian api menimpamu, akankah engkau berlutut dan berseru? Ataukah engkau akan gemetar ketakutan, tidak mampu bergerak maju?" (Firman, Jilid 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Perkataan Kristus pada Mulanya, Bab 10"). Firman Tuhan telah membantuku memahami bahwa meskipun gelombang penganiayaan dan penangkapan yang sedang dihadapi gereja ini, dengan tersingkapnya beberapa Yudas dan kurangnya tempat-tempat aman untuk melaksanakan tugas, menimbulkan banyak kesulitan bagi kami, kesulitan-kesulitan ini mampu menyempurnakan imanku dan menyingkapkan kerusakanku. Pekerjaan Tuhan di akhir zaman dimaksudkan untuk menguji iman manusia melalui berbagai bentuk penganiayaan, kesengsaraan, ujian, dan pemurnian, sehingga menyingkapkan siapa yang benar-benar percaya dan siapa yang tidak. Mereka yang terus membaca firman Tuhan dan tetap setia melaksanakan tugas mereka di tengah bahaya dan kesengsaraan, tetap teguh dalam kesaksian mereka di hadapan naga merah yang sangat besar bahkan ketika mereka ditangkap, adalah orang-orang yang benar-benar percaya dan pengikut Tuhan. Di sisi lain, mereka yang gemetar ketakutan, meninggalkan tugas mereka, dan mengkhianati Tuhan demi melindungi diri mereka sendiri selama mengalami penganiayaan dan kesengsaraan adalah lalang dan pengikut yang bukan orang percaya yang disingkapkan melalui pekerjaan Tuhan dan mereka pada akhirnya akan disingkirkan. Inilah hikmat pekerjaan Tuhan. Dahulu, kupikir aku memiliki iman yang kuat dan percaya kepada Tuhan, tetapi fakta menunjukkan bahwa aku tidak memiliki kesetiaan dan ketundukan yang sejati. Dalam situasi seperti ini, aku terus bersembunyi dan berpindah-pindah, mengeluh dan menolak untuk tunduk ketika aku menghadapi penderitaan fisik, dan bahkan mempertimbangkan untuk membiarkan polisi menangkap dan memukuliku hingga mati agar aku tidak perlu hidup dalam ketakutan terus-menerus. Aku melihat betapa memberontaknya aku selama ini! Aku gagal bersaksi bagi Tuhan pada saat-saat yang genting, dan justru berkompromi dengan Iblis. Aku benar-benar mengecewakan Tuhan! Aku juga menyadari bahwa, dalam menghadapi penganiayaan dan kesukaran, aku harus tetap setia kepada Tuhan, dan menanggung setiap kesukaran sampai akhir; itulah yang seharusnya dilakukan oleh orang-orang yang benar-benar percaya. Dengan pemahaman ini, aku merasa dikuatkan.

Pada bulan Maret 2022, seorang saudari yang telah dibebaskan memberitahuku bahwa polisi mengetahui aku adalah seorang pemimpin gereja dan menggunakan sistem pengawasan Skynet untuk melacakku, dan membual bahwa mereka akan menangkapku begitu aku keluar rumah. Informasi ini membuatku sangat cemas dan takut, dan aku merasa seperti aku terus-menerus terancam ditangkap. Aku berpikir, "Jika polisi menangkapku, mereka tidak akan membiarkanku pergi begitu saja. Karena mereka secara khusus menargetkan para pemimpin, mereka pasti akan memaksaku untuk mengkhianati saudara-saudari. Jika aku tidak mengkhianati mereka, pasti mereka akan menyiksaku dengan kejam, bahkan mungkin akan memukuliku sampai mati atau cacat. Jika aku dipukuli sampai mati, bukankah perjalananku dalam percaya kepada Tuhan akan berakhir? Bukankah aku akan kehilangan kesempatanku untuk diselamatkan?" Aku tidak sanggup memikirkan ini lebih jauh. Beberapa hari kemudian, aku menerima sepucuk surat dari seorang pemimpin yang lebih tinggi yang menginstruksikan aku dan Saudari Chen Li untuk pindah ke Gereja Morning Star. Diam-diam aku merasa senang, dan berpikir, "Akhirnya aku dapat meninggalkan tempat ini. Situasi di sini terlalu menakutkan; polisi sudah menangkap lebih dari sembilan puluh orang. Tinggal di sini terlalu berisiko!" Saat menunggu untuk pindah, aku menerima surat lain dari Gereja Morning Star. Mereka mengatakan bahwa dua pemimpin gereja dan puluhan saudara-saudari telah ditangkap, dan bahwa beberapa kitab firman Tuhan telah disita oleh polisi. Chen Li, yang mengetahui situasi di sana, harus berangkat malam itu juga untuk menangani dampaknya, sehingga pemindahanku tertunda. Chen Li berkata, "Lingkungannya sangat buruk, dan kami harus pergi ke Gereja Morning Star untuk menangani dampaknya. Jika kau pergi sekarang, apa yang akan terjadi dengan pekerjaan gereja kita ini?" Kata-katanya membuatku merasa sangat bersalah. Para saudari mempertaruhkan nyawa mereka untuk menangani dampaknya, sementara aku berpikir untuk pergi lebih awal. Sebagai seorang pemimpin gereja, aku tidak melindungi pekerjaan gereja atau mempertimbangkan kesulitan para saudari di saat-saat kritis ini, dan hanya ingin pergi. Bagaimana aku bisa begitu egois? Setelah menyadari hal ini, aku menjelaskan situasinya kepada pemimpin yang lebih tinggi dan mengungkapkan kesediaanku untuk tinggal dan menangani pekerjaan gereja. Pada saat ini, aku datang ke hadapan Tuhan untuk berdoa dan mencari, "Apa maksud Tuhan dalam membiarkan lingkungan seperti ini? Bagaimana aku seharusnya merenungkan dan mengenal diriku sendiri?" Pada saat itu, aku membaca sebuah bagian dari firman Tuhan: "Ketika orang-orang yang setia kepada Tuhan tahu dengan jelas bahwa suatu keadaan menjadi berbahaya, mereka tetap berani mengambil risiko dengan bertindak untuk menangani buntut peristiwa yang terjadi, dan mereka meminimalkan kerugian rumah Tuhan sebelum mereka sendiri mengungsi. Mereka tidak mengutamakan keselamatan mereka sendiri. Katakan kepada-Ku, di negeri si naga merah yang sangat besar yang jahat ini, siapa yang bisa memastikan bahwa orang yang percaya kepada Tuhan dan melakukan tugasnya sama sekali tidak akan menghadapi bahaya? Tugas apa pun yang orang laksanakan, itu selalu mengandung risiko—tetapi pelaksanaan tugas diamanatkan oleh Tuhan, dan sementara mengikuti Tuhan, orang harus mengambil risiko dalam melakukan tugasnya. Orang harus berhikmat, dan perlu mengambil tindakan untuk memastikan keselamatan dirinya, tetapi orang tidak boleh mengutamakan keselamatan pribadinya. Mereka harus memikirkan maksud Tuhan, mengutamakan pekerjaan rumah-Nya dan mengutamakan penyebaran Injil. Melaksanakan apa yang Tuhan amanatkan kepada mereka adalah hal yang terpenting dan yang harus diutamakan" (Firman, Jilid 4, Menyingkapkan Antikristus, Bab Sembilan (Bagian Dua)). Setelah membaca firman Tuhan, aku memahami bahwa mereka yang benar-benar percaya kepada Tuhan dan setia kepada-Nya, ketika melihat naga merah yang sangat besar dengan marah menangkap umat pilihan Tuhan, maka mereka mampu memberontak terhadap daging, mengabaikan keselamatan mereka sendiri, dan menjunjung tinggi kepentingan rumah Tuhan. Inilah orang yang memperhatikan maksud Tuhan, orang yang memiliki kemanusiaan dan hati nurani. Namun, ketika aku melihat bahwa orang-orang dibutuhkan untuk melakukan pekerjaan gereja, aku hanya memikirkan keselamatanku sendiri dan bagaimana caranya meninggalkan tempat ini dengan cepat, agar aku tidak perlu menghabiskan hari-hariku hidup dalam ketakutan dan kecemasan terus-menerus lagi. Aku tidak mempertimbangkan pekerjaan gereja atau bersimpati dengan kesulitan para saudari, dan hanya ingin mengelakkan tanggung jawabku dan bersembunyi seperti seekor kura-kura dalam cangkangnya. Aku telah menjadi seperti seorang pengecut, sama sekali tanpa kemanusiaan! Ketika menghadapi kesukaran, aku melindungi diriku sendiri dan mengabaikan pekerjaan gereja, dan menunjukkan naturku yang egois dan tercela. Jika aku tidak menebus kesalahanku, aku pasti akan mendatangkan kebencian dan penolakan Tuhan. Aku tidak boleh lagi mengikuti daging atau menjadi pengecut. Tidak peduli betapa berbahayanya kondisi atau betapa besarnya kesulitan yang dihadapi, aku harus berusaha semaksimal mungkin untuk melindungi pekerjaan gereja. Inilah kesetiaan dan ketundukan yang seharusnya dimiliki makhluk ciptaan, dan inilah kesaksian tentang kemenangan atas Iblis. Aku bersedia tinggal dan bekerja dengan para saudari untuk menangani dampaknya.

Kemudian, saudara-saudari membacakan bagian dari firman Tuhan kepadaku, yang membahas keadaanku. Tuhan Yang Mahakuasa berfirman: "Antikristus berusaha sekuat tenaga untuk melindungi keselamatan mereka sendiri. Yang mereka pikirkan adalah: 'Aku benar-benar harus menjamin keselamatanku. Siapa pun yang tertangkap, kupastikan itu bukan aku.' ... Jika suatu tempat dianggap aman, antikristus akan memilih untuk bekerja di tempat itu, dan mereka akan benar-benar tampak sangat proaktif dan positif, memamerkan 'rasa tanggung jawab' dan 'kesetiaan' mereka yang besar. Jika pekerjaan tertentu mengandung risiko dan ada kecenderungan insiden akan terjadi, membuat pelakunya ditemukan oleh si naga merah yang sangat besar, mereka mencari-cari alasan dan menolaknya, serta mencari kesempatan untuk melarikan diri darinya. Begitu ada bahaya, atau begitu ada tanda bahaya, mereka memikirkan cara untuk melepaskan diri dan meninggalkan tugas mereka, tanpa memedulikan saudara-saudari. Mereka hanya memikirkan cara menyelamatkan diri mereka sendiri dari bahaya. Pada dasarnya, mereka mungkin sudah bersiap-siap: begitu bahaya muncul, mereka segera menghentikan pekerjaan yang sedang mereka lakukan, tanpa peduli bagaimana pekerjaan gereja akan berjalan, atau kerugian apa yang mungkin ditimbulkan hal itu terhadap kepentingan rumah Tuhan, atau keselamatan saudara-saudari. Yang penting bagi mereka adalah melarikan diri. ... Orang-orang ini tidak mau mengalami penganiayaan karena percaya kepada Tuhan; mereka takut ditangkap, disiksa, dan dihukum. Sebenarnya, di dalam hatinya, mereka telah lama menyerah kepada Iblis. Mereka takut akan kekuasaan rezim Iblis, dan lebih takut lagi akan hal-hal seperti penyiksaan dan interogasi keras terhadap mereka. Oleh karena itu, bagi antikristus, jika semuanya lancar, dan sama sekali tidak ada ancaman terhadap keselamatan mereka atau tidak ada masalah dengan keselamatan mereka, dan tidak ada bahaya yang mungkin terjadi, mereka dapat menawarkan semangat dan 'kesetiaan' mereka, dan bahkan aset mereka. Namun, jika keadaannya buruk dan mereka dapat ditangkap kapan saja karena percaya kepada Tuhan dan karena melaksanakan tugas mereka, dan jika kepercayaan mereka kepada Tuhan dapat membuat mereka dipecat dari kedudukan resmi mereka atau ditinggalkan oleh orang-orang terdekat mereka, maka mereka akan sangat berhati-hati, tidak memberitakan Injil dan tidak bersaksi bagi Tuhan ataupun melaksanakan tugas mereka. Ketika ada sedikit tanda masalah, mereka mundur seperti kura-kura yang bersembunyi dalam cangkangnya; ketika ada sedikit tanda-tanda masalah, mereka ingin segera mengembalikan ke gereja buku-buku firman Tuhan dan segala sesuatu yang berhubungan dengan kepercayaan kepada Tuhan, demi menjaga diri mereka aman dan tidak terluka. Bukankah mereka berbahaya? Jika tertangkap, bukankah mereka akan menjadi Yudas? Antikristus sangat berbahaya karena mereka bisa menjadi Yudas kapan saja; selalu ada kemungkinan mereka akan mengkhianati Tuhan. Selain itu, mereka sangat egois dan hina. Ini ditentukan oleh esensi natur antikristus" (Firman, Jilid 4, Menyingkapkan Antikristus, Bab Sembilan (Bagian Dua)). Tuhan menyingkapkan bahwa, demi melindungi diri mereka, para antikristus ingin meninggalkan tugas mereka ketika menghadapi bahaya. Mereka mengabaikan pekerjaan gereja dan hanya berpikir untuk keluar dengan selamat. Orang-orang seperti itu egois dan tercela. Aku menyadari bahwa perilakuku mencerminkan perilaku seorang antikristus. Ketika tidak ada bahaya, aku bisa secara proaktif melaksanakan tugasku. Namun, ketika banyak pemimpin dan pekerja ditangkap, beberapa menjadi Yudas, dan aku juga dikhianati, aku menjadi pengecut dan penakut, dan berharap untuk meninggalkan tempat berbahaya ini sesegera mungkin. Aku menyadari bahwa aku benar-benar egois dan tercela, selalu memikirkan kepentingan fisikku sendiri, dan bahwa aku tidak memikirkan untuk bekerja bersama para saudari sebagai satu kesatuan untuk menangani dampaknya dan meminimalkan kerugian. Dalam melaksanakan tugasku, aku sama sekali tidak memiliki kesetiaan dan menyingkapkan watak antikristus yang egois dan tercela. Tanpa pengungkapan firman Tuhan, aku tidak akan menyadari bahwa ini adalah watak seorang antikristus.

Kemudian, aku membaca satu bagian dari firman Tuhan, yang membawa sedikit kejelasan ke dalam hatiku. Tuhan Yang Mahakuasa berfirman: "Orang-orang seperti ini hanya merasa takut, dan kita tentu saja tidak boleh menggolongkan mereka sebagai antikristus hanya berdasarkan perwujudan ini. Namun, apa natur dari perwujudan ini? Esensi perwujudan ini adalah esensi pengikut yang bukan orang percaya. Mereka tidak percaya bahwa Tuhan dapat melindungi manusia, dan mereka pasti tidak percaya bahwa mengabdikan diri untuk berkorban bagi Tuhan artinya mengabdikan diri pada kebenaran, dan itu adalah sesuatu yang Tuhan perkenan. Mereka tidak takut akan Tuhan di dalam hati mereka; mereka hanya takut kepada Iblis dan partai politik yang jahat. Mereka tidak percaya bahwa Tuhan itu ada, mereka tidak percaya bahwa segala sesuatu berada di tangan Tuhan, dan tentu saja mereka tidak percaya bahwa Tuhan akan memperkenan orang yang mengorbankan segalanya demi Dia, dan demi mengikuti jalan-Nya, serta menyelesaikan amanat-Nya. Mereka tidak dapat melihat semua ini. Apa yang mereka percayai? Mereka percaya bahwa jika mereka jatuh ke dalam tangan si naga merah yang sangat besar, mereka akan mendapatkan kesudahan yang buruk, mereka bisa dihukum, atau bahkan berisiko kehilangan nyawa mereka. Dalam hati mereka, yang dipikirkan hanyalah keselamatan mereka sendiri dan bukan pekerjaan gereja. Bukankah mereka ini adalah para pengikut yang bukan orang percaya?" (Firman, Jilid 4, Menyingkapkan Antikristus, Bab Sembilan (Bagian Dua)). Firman Tuhan mengungkapkan keadaanku yang sebenarnya. Aku selalu mengaku percaya kepada Tuhan Yang Mahakuasa, tetapi ketika dihadapkan dengan penangkapan oleh PKT, aku tidak benar-benar percaya bahwa segalanya ada di tangan Tuhan, apalagi percaya pada otoritas Tuhan yang unik. Setelah mengetahui bahwa aku telah dikhianati oleh seorang Yudas dan sedang diburu oleh polisi, aku takut ditangkap, dilukai hingga cacat, atau dipukuli sampai mati, dan aku bahkan merasa ingin mengkhianati Tuhan. Melalui penyingkapan fakta-fakta, aku melihat betapa penakut dan pengecutnya diriku sebenarnya, dan bahwa aku sama sekali tidak memahami tentang otoritas Tuhan. Aku bertindak seolah-olah hidupku berada di tangan Iblis. Aku begitu takut dengan penangkapan besar-besaran yang dilakukan PKT sehingga aku benar-benar kehilangan keberanianku. Aku sangat menyedihkan! Pada kenyataannya, tidak peduli metode atau teknologi canggih apa pun yang digunakan PKT untuk memantau atau menangkapku, tanpa izin Tuhan, rencana mereka tidak akan berhasil. Aku teringat suatu hari di tahun 2021, ketika aku hendak mengunjungi rumah seorang saudari untuk sebuah pertemuan. Saat aku hendak naik ke lantai atas, aku teringat akan suatu hal yang mendesak di gereja dan memutuskan untuk tidak naik. Keesokan harinya, aku mengetahui polisi telah menggerebek rumahnya pada saat itu juga. Tanpa perlindungan Tuhan, aku pasti sudah jatuh ke tangan polisi. Begitu juga, meskipun aku telah dikhianati oleh para Yudas, dan PKT mengetahui bahwa aku seorang pemimpin gereja dan menggunakan pengawasan teknologi canggih untuk melacakku, aku tahu bahwa tanpa izin Tuhan, tidak peduli bagaimana naga merah yang sangat besar berusaha dengan segala cara untuk menangkapku, semua usahanya akan sia-sia. Jika Tuhan mengizinkan, aku tidak akan mampu melarikan diri meskipun aku mencobanya. Hidup dan matiku ada di tangan-Nya, bukan di tangan Iblis. Ketika dihadapkan dengan bahaya, keinginanku untuk melarikan diri berasal dari ketakutanku yang berlebihan akan kematian dan ketamakanku akan kehidupan. Aku menganggap hidupku sebagai hal yang paling penting, dan berpikir bahwa jika aku kehilangan nyawaku, aku tidak dapat mengejar keselamatan lagi dan aku tidak akan memiliki kesudahan dan tempat tujuan yang baik. Jadi, ketika bahaya muncul, aku selalu ingin melindungi hidupku. Tuhan Yesus berfirman: "Ia yang mempertahankan nyawanya, akan kehilangan nyawanya, dan ia yang kehilangan nyawanya karena Aku, akan mendapatkannya" (Matius 10:39). Sepanjang sejarah, ketika menyebarkan Injil, para murid dan rasul Tuhan telah dilempari batu sampai mati dan dicabik-cabik oleh kuda. Meskipun tubuh mereka mati, mereka memberi kesaksian bagi Tuhan di hadapan Iblis, yang sedang dianiaya karena kebenaran dan dikenang oleh Tuhan. Di sisi lain, mereka yang, ketika berada dalam bahaya, mengkhianati Tuhan, menjadi Yudas, atau meninggalkan tugas mereka karena ketamakan mereka akan kehidupan, dan ketakutan akan kematian, mungkin tampak hidup dalam daging, tetapi mereka telah kehilangan kesaksian mereka di hadapan Tuhan, dan Tuhan tidak memuji mereka. Aku beruntung karena menerima pekerjaan Tuhan di akhir zaman, yang merupakan kasih karunia yang sangat besar. Jika Tuhan mengizinkan aku ditangkap, aku harus memberi kesaksian bagi Tuhan di hadapan Iblis tanpa pilihan pribadi apa pun, dengan mengetahui bahwa meskipun aku ditangkap atau mati, ini akan sangat berarti dan berharga. Setelah itu, banyak anggota gereja dikhianati oleh para Yudas, dan pertemuan serta tugas normal menjadi kacau. Saudara-saudari hidup dalam ketakutan. Menghadapi situasi seperti ini, aku juga lemah dan sering berdoa kepada Tuhan, meminta iman dan keberanian. Aku bertekad bahwa apa pun kesulitannya, aku akan bergantung pada-Nya untuk menangani segala dampaknya. Ada satu gereja yang sangat membutuhkan pemimpin baru, dan aku harus pergi ke sana untuk mengatur pemilihan. Meskipun aku memiliki kekhawatiran, terutama tentang pelacakan oleh sistem pengawasan Skynet milik polisi, dan aku merasa kecut dan takut, aku teringat firman Tuhan: "Tanpa izin Tuhan, sulit bagi Iblis untuk menyentuh bahkan setetes air pun atau butiran pasir di atas tanah; tanpa izin Tuhan, Iblis bahkan tidak bebas untuk memindahkan semut di atas tanah, apalagi umat manusia, yang diciptakan oleh Tuhan" (Firman, Jilid 2, Tentang Mengenal Tuhan, "Tuhan itu Sendiri, Tuhan yang Unik I"). Firman Tuhan menguatkan imanku. Iblis hanyalah objek di tangan Tuhan yang melayani, sebuah kontras, dan aku seharusnya tidak perlu merasa takut. Aku harus berdoa dan bergantung pada Tuhan, menempatkan diriku di tangan-Nya, dan melaksanakan tugasku. Kemudian, aku bergantung pada Tuhan dalam mengatur pemilihan pemimpin gereja, dan dalam menerapkan cara ini, aku merasakan kedamaian dan kestabilan dalam hatiku.

Melalui pengalaman ini, aku memperoleh beberapa pemahaman tentang watak rusakku yang egois dan tercela, kesadaran yang lebih benar tentang kemahakuasaan dan kedaulatan Tuhan, dan ketajaman rohani akan esensi PKT dalam menentang Tuhan. Ini adalah wawasan-wawasan yang tidak dapat kuperoleh dalam lingkungan yang nyaman.

Penderitaan akan berakhir dan air mata akan berhenti. Percayalah kepada Tuhan bahwa Dia mendengar permohonan kita dalam penderitaan kita, dan Dia ingin menyelamatkan kita dari penderitaan. Hubungi kami untuk memahami kabar baik tentang keselamatan Tuhan.

Konten Terkait

Hidup di Hadapan Tuhan

Oleh Saudari Yong Sui, KoreaTuhan Yang Mahakuasa berkata: "Untuk memasuki realitas, orang harus mengarahkan semuanya ke kehidupan nyata....

Ujian melalui Keadaan yang Sulit

Oleh Saudara Junior, ZimbabweSejak kecil, aku selalu dipengaruhi oleh masyarakat. Aku senang mengikuti tindakan orang lain dalam semua yang...

Kurangi Ukuran Huruf
Tambah Ukuran Huruf
Masuk Layar Penuh
Keluar Layar Penuh