Pemimpin Menjadi Yudas Setelah Ditangkap

28 Maret 2024

Oleh Saudari An Xin, Tiongkok

Pada tanggal 4 Juli, 2018, ketua yang bekerja sama denganku, Ding Jie, dibuntuti dan ditangkap. Aku sangat khawatir saat mendengar kabar itu. Polisi menyiksa orang dengan cara yang sangat kejam. Mampukah dia bertahan? Selain itu, karena aku sering berinteraksi dengan dia, bukankah artinya aku sudah diawasi? Aku agak takut saat memikirkan hal ini. Beberapa hari kemudian, aku menerima sepucuk surat dari kampung halamanku. Surat itu menyampaikan bahwa polisi sudah datang ke rumahku untuk menangkapku dan juga meminta para warga desa untuk mencariku. Saudari Li Qing dari desaku ditangkap, dan polisi masih mengejar dua putrinya. Berita ini bagaikan tamparan di pipiku. Polisi menangkap saudara-saudari di mana-mana, dan aku menjadi orang yang tak punya rumah. Aku sangat geram melihat polisi dikerahkan untuk menangkap orang-orang yang percaya kepada Tuhan. Di saat yang sama, aku khawatir. Jika aku sudah diawasi polisi, aku tak lagi aman di sini. Jika polisi menangkapku, bukankah aku akan disiksa? Akankah aku mampu menanggungnya? Makin kupikirkan, makin aku takut. Aku menjalani beberapa hari berikutnya dalam ketakutan.

Tak lama kemudian, aku mendengar bahwa Ding Jie tak sanggup menahan siksaan dan mengkhianati banyak saudara-saudari serta dua keluarga yang mengamankan buku-buku firman Tuhan. Waktu itu, buku-buku itu sudah dipindahkan terlebih dahulu, tetapi saudari dari keluarga yang mengamankan buku-buku tersebut ditangkap, dan polisi mengambil 300.000 yuan dari tabungan di rumah milik saudari lain. Bahkan Ding Jie membantu polisi menangkap saudara-saudari. Lebih dari 10 pemimpin dan diaken ditangkap satu per satu. Rumah beberapa saudara-saudari digerebek, dan ada banyak saudara-saudari yang meninggalkan rumah mereka untuk bersembunyi. Tak lama kemudian, pemimpin yang lain, Xia Yu, ditangkap. Karena dia tak tahan dengan ancaman, intimidasi dan siksaan polisi, dan karena takut dipenjara, akhirnya, dia mengkhianati saudara-saudari dan juga uang gereja. Saat mendengar berita tersebut, aku sangat terkejut dan tak menyangka bahwa itu benar-benar terjadi. Sebelumnya, para pemimpin itu benar-benar mengejar kebenaran. Bagaimana bisa mereka menjadi pengkhianat? Ding Jie dan Xia Yu telah percaya kepada Tuhan selama bertahun-tahun. Mereka meninggalkan keluarga dan karier mereka, serta menghabiskan waktu mereka untuk melaksanakan tugas. Tak peduli bagaimana keluarga mereka menganiaya dan menghalangi mereka, mereka tetap percaya kepada Tuhan. Mereka mampu menanggung penderitaan dan membayar harga saat melaksanakan tugas mereka. Bagaimana bisa mereka tiba-tiba menjadi pengkhianat? Aku benar-benar tidak mengerti. Mereka adalah pemimpin, dan biasanya persekutuan mereka dengan saudara-saudari cukup baik. Seharusnya mereka memahami lebih banyak kebenaran dan memiliki tingkat pertumbuhan yang lebih besar daripada saudara-saudari, padahal beberapa saudara-saudari biasa bahkan mampu berdiri teguh dalam kesaksian mereka. Sebagai pemimpin, bagaimana bisa mereka memiliki tingkat pertumbuhan yang lebih rendah daripada saudara-saudari biasa? Bagaimana bisa mereka mengkhianati Tuhan? Aku mengalihkan pikiranku kepada diriku sendiri. Jika menyangkut meninggalkan dan mengorbankan, apa yang telah kulakukan tidak lebih banyak daripada mereka. Mereka telah melepaskan pekerjaan mereka, orang tua mereka, serta anak-anak mereka, dan memilih untuk melaksanakan tugas mereka, tetapi aku masih sering terkekang oleh rasa sayang saat melaksanakan tugasku. Bahkan mereka tak dapat berdiri teguh. Jika aku ditangkap dan akan dipenjara oleh polisi, akankah aku mampu berdiri teguh dalam kesaksianku? Jika aku mengkhianati Tuhan seperti mereka karena tubuhku tak mampu menahan rasa sakit dan aku takut dipenjara, bukankah aku akan mendapat kesudahan dan tempat tujuan yang buruk? Bukankah tahun-tahun yang kujalani dalam memercayai Tuhan akan sia-sia? Tentu saja aku mengkhawatirkan diriku sendiri. Aku tak mengerti mengapa gereja mengalami penganiayaan sedahsyat itu, dan mengapa banyak saudara-saudari ditangkap. Semua prajurit mulia di dalam pikiranku berguguran. Selama itu, aku sangat sedih. Setiap hari, aku tampak gelisah dan putus asa. Saat membaca firman-firman Tuhan, aku tidak menyerapnya ke dalam hati, dan aku tak memiliki tenaga saat datang ke pertemuan atau melaksanakan tugasku.

Seorang saudari melihat bahwa aku sangat sedih, kemudian mengingatkanku, "Engkau tak boleh terus negatif seperti ini. Engkau harus belajar dari saudara-saudari yang berdiri teguh dalam kesaksian mereka, lebih banyak membaca firman Tuhan, dan belajar lebih banyak." Pengingat saudari inilah yang menyadarkanku tentang betapa lemahnya diriku. Saudara-saudariku telah mengalami penganiayaan dari polisi dan menanggung begitu banyak penderitaan, dan mereka masih tahu caranya mengandalkan Tuhan dan memetik pelajaran. Mengapa aku tidak tahu bagaimana cara mencari kehendak Tuhan? Selama mencari, aku membaca bagian dari firman Tuhan: "Jadi bagaimana rentangan jalan yang terakhir dapat ditempuh? Pada hari-hari engkau mengalami kesengsaraan, engkau harus menanggung semua kesukaran, dan engkau harus memiliki kerelaan untuk menderita; hanya dengan cara ini engkau dapat menempuh rentangan jalan ini dengan baik. Apakah kaupikir begitu mudahnya menempuh rentangan jalan ini? Engkau seharusnya mengetahui fungsi apa yang harus kaulaksanakan; engkau semua harus meningkatkan kualitasmu dan memperlengkapi dirimu dengan cukup kebenaran. Ini bukan pekerjaan satu atau dua hari, dan ini tidak sesederhana yang kaupikirkan! Menempuh rentangan jalan yang terakhir bergantung pada iman dan kemauan seperti apa yang kaumiliki. Mungkin kau tidak dapat melihat Roh Kudus sedang bekerja di dalam dirimu, atau mungkin kau tidak mampu menemukan pekerjaan Roh Kudus di dalam gereja, sehingga kau pesimis dan kecewa serta penuh keputusasaan untuk menempuh jalan di depan. Secara khusus, para pejuang yang hebat di masa lalu semuanya telah gugur—tidakkah ini semua merupakan pukulan bagimu? Bagaimana seharusnya engkau melihat perkara-perkara ini? Apakah engkau memiliki iman, atau tidak? Apakah engkau sepenuhnya memahami pekerjaan saat ini, atau tidak? Hal-hal ini dapat menentukan apakah engkau mampu menempuh rentangan jalan yang terakhir dengan baik" (Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Bagaimana Engkau Harus Menempuh Rentangan Jalan yang Terakhir"). Setelah membaca firman Tuhan, aku mengerti bahwa penderitaan dan kesengsaraan yang kita alami sekarang adalah pelajaran yang telah diatur Tuhan untuk kita. Bagian penghujung dari jalan ini tak mudah untuk dilalui, jadi kita harus memiliki iman yang sangat kuat dan dilengkapi dengan lebih banyak kebenaran. Aku telah melihat banyak saudara-saudari ditangkap, prajurit-prajurit mulia di sampingku berjatuhan, dan banyak saudara-saudari melarikan diri ke tempat yang jauh, sehingga aku menjadi pesimistis, kecewa, dan kehilangan imanku. Bukankah aku terjebak di tengah rencana licik Iblis? Apa pun yang Tuhan lakukan, Dia selalu bijaksana, tetapi aku tidak mencari kehendak Tuhan dan hidup di dalam gagasan dan imajinasiku sendiri tentang hasil dari kenegatifan. Ini tak sejalan dengan kehendak Tuhan! Aku berdoa kepada Tuhan, "Tuhan, aku tak mengerti mengapa gereja menghadapi situasi seserius ini, dan mengapa Engkau membiarkan kami menderita akibat penangkapan dan penganiayaan yang kejam dari Partai Komunis. Tuhan, tolong bimbing aku untuk memahami kehendak-Mu dan keluar dari kesalahpahaman serta kesedihan ini."

Selama mencari, aku membaca bagian dari firman Tuhan yang sangat menggugahku. Tuhan Yang Mahakuasa berfirman: "Segala sesuatu yang Tuhan lakukan itu perlu dan memiliki makna penting yang luar biasa karena semua yang Dia lakukan dalam diri manusia berkaitan dengan pengelolaan-Nya dan penyelamatan umat manusia. Tentu saja, pekerjaan yang Tuhan lakukan dalam diri Ayub juga demikian, meskipun Ayub tak bercela dan jujur di mata Tuhan. Dengan kata lain, apa pun yang Tuhan lakukan atau cara Dia melakukannya, berapa pun harga yang harus dibayar, apa pun sasaran-Nya, tujuan dari tindakan-Nya tidak berubah. Tujuan-Nya adalah untuk memasukkan firman Tuhan, serta tuntutan dan kehendak Tuhan bagi manusia ke dalam diri manusia; dengan kata lain, tujuannya adalah untuk memasukkan semua yang Tuhan anggap positif ke dalam diri manusia sesuai dengan langkah-langkah-Nya, memampukan manusia untuk memahami hati Tuhan dan memahami esensi Tuhan, serta memungkinkan manusia untuk tunduk pada kedaulatan dan pengaturan Tuhan, dan dengan demikian memungkinkan manusia untuk mencapai takut akan Tuhan dan menjauhi kejahatan—semua ini merupakan salah satu aspek dari tujuan Tuhan dalam semua yang Dia lakukan. Aspek lainnya adalah bahwa, karena Iblis adalah kontras dan objek pelayanan dalam pekerjaan Tuhan, manusia sering diserahkan kepada Iblis; ini adalah sarana yang Tuhan gunakan untuk memungkinkan manusia melihat kejahatan, keburukan, dan kekejian Iblis dalam pencobaan dan serangan Iblis, sehingga menyebabkan manusia membenci Iblis dan mampu mengetahui dan mengenali apa yang negatif. Proses ini membuat mereka untuk secara berangsur-angsur membebaskan diri mereka sendiri dari kendali Iblis dan dari tuduhan, gangguan, dan serangan Iblis—sampai, karena firman Tuhan, pengenalan mereka akan Tuhan, ketundukan mereka kepada Tuhan, iman mereka kepada Tuhan, dan rasa takut mereka akan Tuhan, mereka menang atas serangan dan tuduhan Iblis; baru setelah itulah mereka akan benar-benar dibebaskan dari kuasa Iblis. Pembebasan manusia berarti bahwa Iblis telah dikalahkan, itu berarti bahwa mereka tidak lagi menjadi santapan di mulut Iblis—alih-alih menelan mereka, Iblis telah melepaskan mereka. Ini karena orang-orang semacam ini jujur, karena mereka memiliki iman, ketundukan, dan takut akan Tuhan, dan karena mereka sepenuhnya memutuskan hubungan dengan Iblis. Mereka mempermalukan Iblis, mereka membuat Iblis menjadi takut, dan mereka sepenuhnya mengalahkan Iblis. Keyakinan mereka dalam mengikut Tuhan, dan ketundukan serta sikap mereka yang takut akan Tuhan mengalahkan Iblis, dan membuat Iblis melepaskan mereka sepenuhnya. Hanya orang-orang semacam inilah yang sudah benar-benar didapatkan oleh Tuhan, dan inilah yang merupakan tujuan akhir Tuhan dalam menyelamatkan manusia. Jika mereka ingin diselamatkan, dan ingin sepenuhnya didapatkan oleh Tuhan, maka semua orang yang mengikut Tuhan harus menghadapi pencobaan dan serangan besar maupun kecil dari Iblis. Mereka yang keluar dari pencobaan dan serangan ini dan mampu mengalahkan Iblis sepenuhnya adalah mereka yang telah diselamatkan oleh Tuhan" (Firman, Vol. 2, Tentang Mengenal Tuhan, "Pekerjaan Tuhan, Watak Tuhan, dan Tuhan itu Sendiri II"). Firman Tuhan sangatlah jelas. Penganiayaan yang diderita gereja, dan banyaknya saudara-saudari yang ditangkap, semua itu terjadi atas seizin Tuhan. Di satu sisi, Dia menyingkapkan semua jenis orang, dan di sisi lain, Dia menyempurnakan mereka yang benar-benar percaya kepada-Nya. Dia menggunakan situasi ini untuk mengerjakan firman-Nya ke dalam diri manusia dan membuat mereka memperoleh kebenaran dan masuk ke dalam kenyataan. Pekerjaan Tuhan adalah menyelamatkan orang dari dosa dan pengaruh Iblis, dan akhirnya membawa mereka ke dalam Kerajaan-Nya. Tak senang dengan hal ini, Iblis dan raja-raja yang jahat menangkap dan menganiaya umat pilihan Tuhan dengan kejamnya, berusaha menyaingi Tuhan dalam segala hal dan mengerahkan segala cara untuk menghalangi pekerjaan Tuhan. Mereka menuduh dan menyerang setiap orang yang mengikuti Tuhan, berusaha membuat orang-orang menyangkal Tuhan, mengkhianati-Nya, dan dihukum di Neraka bersama mereka. Di tengah berbagai godaan dan serangan Iblis, umat pilihan Tuhan yang mampu mengandalkan Tuhan, berdiri teguh dalam kesaksian mereka, dan mempermalukan Iblis, adalah orang-orang yang dapat diselamatkan. Sementara itu, orang-orang yang mengkhianati Tuhan dan berkompromi serta menyerah kepada Iblis kehilangan keselamatan dari Tuhan, disingkapkan, dan diusir. Dengan memahami aspek kebenaran ini, tiba-tiba hatiku menjadi terang dan jernih. Menderita penangkapan dan penganiayaan oleh kekuasaan politik Iblis adalah proses yang diperlukan untuk memperoleh keselamatan. Tak ada gunanya aku bersikap pengecut, takut, dan berpikir untuk lari dari situasi seperti itu. Yang harus kulakukan adalah diperlengkapi dengan lebih banyak kebenaran dan berdiri teguh dalam kesaksianku bagi Tuhan.

Setelah itu, aku membaca lebih banyak firman Tuhan: "Di negeri si naga merah yang sangat besar, Aku telah melakukan tahap pekerjaan yang tak terselami oleh umat manusia, yang menyebabkan mereka terombang-ambing terbawa angin, setelah itu, diam-diam banyak orang terbawa tiupan angin itu. Sesungguhnya, inilah 'tempat pengirikan' yang hendak Kubersihkan; inilah yang Kudambakan dan ini jugalah rencana-Ku. Sebab banyak orang jahat telah menyelinap masuk ketika Aku sedang bekerja, tetapi Aku tidak terburu-buru menyingkirkan mereka. Sebaliknya, Aku akan menyerakkan mereka ketika saat yang tepat tiba. Hanya sesudahnya Aku akan menjadi sumber kehidupan, sehingga mereka yang sungguh-sungguh mengasihi-Ku akan menerima buah pohon ara dan keharuman bunga bakung dari-Ku. Di tanah tempat Iblis mengembara, yaitu tanah debu, di sana tak ada emas murni tersisa, hanya pasir, oleh karena menghadapi keadaan seperti inilah, Aku melakukan tahap pekerjaan seperti ini. Engkau harus tahu bahwa yang Kujadikan milik-Ku adalah emas murni, emas yang telah dimurnikan, bukan pasir. Mana mungkin orang jahat tetap tinggal di rumah-Ku? Mana mungkin Kubiarkan rubah-rubah menjadi parasit dalam firdaus-Ku? Kukerahkan segala cara yang mungkin untuk menyingkirkan hal-hal ini. Sebelum kehendak-Ku disingkapkan, tak seorang pun menyadari apa yang akan Kulakukan. Dengan mengambil kesempatan ini, Kusingkirkan orang-orang jahat itu, dan mereka dipaksa untuk meninggalkan hadirat-Ku. Inilah yang Kulakukan kepada orang jahat, tetapi masih ada suatu hari bagi mereka untuk melayani-Ku" (Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Deru Tujuh Guruh—Menubuatkan bahwa Injil Kerajaan akan Tersebar ke Seluruh Alam Semesta"). Dari firman Tuhan, aku memahami hal ini: Si naga merah yang sangat besar adalah objek pelayanan di dalam pekerjaan Tuhan. Tuhan menggunakan penangkapan dan penganiayaan yang dilakukan si naga merah yang sangat besar untuk menyempurnakan umat pilihan-Nya sekaligus menyingkapkan orang-orang jahat dan orang-orang tidak percaya, mengelompokkan orang berdasarkan jenisnya. Pekerjaan Tuhan sungguh luar biasa dan bijaksana! Dia menggunakan penganiayaan dan penangkapan gila-gilaan yang dilakukan oleh si naga merah yang sangat besar untuk menyempurnakan, menyingkapkan, dan mengusir orang-orang. Gandum, ilalang, orang percaya yang sejati dan orang percaya yang palsu—Dia menyingkapkan mereka semua satu per satu di tengah situasi yang kacau ini. Bagi orang-orang yang benar-benar percaya kepada Tuhan dan mencintai kebenaran, bahkan jika mereka menanggung penderitaan dan mati, mereka akan tetap mengikuti Tuhan hingga akhir dan berdiri teguh dalam kesaksian mereka bagi Tuhan. Orang-orang yang tidak benar-benar percaya kepada Tuhan dan tidak memiliki kemanusiaan akan berkompromi dan menyerah kepada Iblis di segala situasi. Orang-orang seperti itulah tepatnya ilalang yang Tuhan singkapkan di dalam pekerjaan-Nya pada akhir zaman; merekalah yang diusir. Aku teringat akan salah satu saudara muda yang telah ditangkap. Polisi menyundut tubuhnya dengan ujung rokok, dan menyiramnya dengan air yang sangat panas secangkir demi secangkir. Itu sungguh mengerikan, tetapi meskipun disiksa seperti itu, dia tidak mengkhianati Tuhan. Dia menghadapi indoktrinasi polisi dan membantah mereka dengan kebenaran. Dia lebih memilih dipenjara daripada mengucapkan sepatah kata pun yang bisa menyangkal atau mengkhianati Tuhan. Ada pula seseorang saudari yang bajunya dilucuti, lalu disetrum oleh polisi dengan tongkat setrum di sebuah ruangan gelap. Baginya itu lebih menyakitkan daripada kematian. Dia lebih memilih mati daripada mengkhianati Tuhan. Setelah ditangkap, banyak saudara-saudari yang mati dan tak mengkhianati Tuhan. Mereka memberikan kesaksian bagi Tuhan dengan lantang dan mempermalukan Iblis. Bahkan meskipun mereka ditangkap dan dianiaya, dan daging mereka menanggung penderitaan, setelah melihat perbuatan Tuhan, iman mereka disempurnakan. Mereka melihat bahwa hikmat Tuhan dijalankan berdasarkan rencana jahat Iblis. Si naga merah yang sangat besar menggunakan segala cara untuk menganiaya orang-orang yang percaya kepada Tuhan, dalam upayanya yang sia-sia untuk membuat orang-orang mengkhianati dan menyangkal Tuhan. Namun, Tuhan menggunakan situasi tersebut untuk menyempurnakan sekelompok orang untuk menjadi para pemenang, untuk menjadi tentara kerajaan yang baik, sekaligus menyingkapkan dan mengusir orang-orang tidak percaya dan orang-orang jahat yang mencari roti untuk memuaskan rasa lapar mereka. Kupikir bahwa sebelum Ding Jie dan Xia Yu ditangkap, mereka mampu meninggalkan dan mengorbankan diri mereka, terus berkata bahwa orang harus berdiri teguh dalam kesaksian mereka bagi Tuhan. Dari luar, mereka tampak seperti orang yang sungguh-sungguh percaya kepada Tuhan, namun begitu mereka ditangkap dan disiksa, mereka melindungi nyawa mereka sendiri dan mengkhianati Tuhan, mengkhianati saudara-saudari, dan bahkan menjadi antek-antek Partai Komunis. Merekalah tepatnya orang-orang jahat yang Tuhan singkapkan. Sebelumnya, jika ada orang yang berkata bahwa mereka adalah orang jahat dan akan mengkhianati Tuhan, aku tentu tidak akan memercayainya. Namun, saat fakta-faktanya disingkapkan, aku melihat esensi natur mereka dengan jelas. Yang biasanya mereka ucapkan adalah kata-kata dan doktrin, semuanya hanya teori kosong. Aku kembali berpikir tentang diriku sendiri. Dahulu, aku telah bertekad kepada Tuhan bahwa tak peduli seburuk apa pun situasinya, aku akan bertahan dalam melaksanakan tugasku dan memuaskan-Nya, dan kupikir aku memiliki tingkat pertumbuhan yang baik. Namun, saat dihadapkan dengan bahaya dan kesengsaraan, aku hidup dalam kengerian serta ketakutan, dan kehilangan imanku. Akhirnya, aku menyadari bahwa tingkat pertumbuhanku sangat kecil.

Kemudian, aku memikirkan bagaimana Ding Jie dan Xia Yu gagal. Aku harus belajar dari kegagalan mereka. Mengapa aku sangat terkejut dan sulit menerima bahwa mereka menjadi Yudas dan mengkianati Tuhan? Setelah memikirkannya dengan sungguh-sungguh, aku melihat bahwa ada pandangan yang salah dalam diriku. Kupikir karena mereka adalah pemimpin, telah meninggalkan keluarga dan karier mereka untuk melaksanakan tugas mereka, dan persekutuan mereka biasanya sangat bagus, mereka seharusnya memahami kebenaran dan memiliki kenyataan, serta tingkat pertumbuhan mereka lebih besar daripada tingkat pertumbuhan saudara-saudari, dan mereka tak akan mengkhianati Tuhan dengan mudahnya. Aku melihat bahwa kriteriaku dalam menilai mereka tidaklah benar. Aku membaca bagian dari firman Tuhan: "Ketika seseorang dipilih untuk menjadi pemimpin oleh saudara-saudari, atau dipromosikan oleh rumah Tuhan untuk melakukan pekerjaan tertentu atau melaksanakan tugas tertentu, ini bukan berarti bahwa mereka memiliki status atau identitas khusus, atau bahwa kebenaran yang mereka pahami lebih dalam dan lebih banyak daripada kebenaran yang dipahami orang lain—terlebih lagi, bukan berarti bahwa orang ini mampu tunduk kepada Tuhan dan tidak akan mengkhianati-Nya. Tentu saja, itu juga bukan berarti bahwa mereka mengenal Tuhan dan merupakan orang yang takut akan Tuhan. Sebenarnya, mereka belum mencapai semua ini; promosi dan pembinaan hanya merupakan promosi dan pembinaan dalam arti yang paling sederhana, dan tidak berarti mereka telah ditentukan dan dibenarkan oleh Tuhan. Promosi dan pembinaan mereka hanya berarti mereka telah dipromosikan dan menunggu pembinaan. Dan hasil akhir dari pembinaan ini tergantung pada apakah orang ini mengejar kebenaran atau tidak, dan apakah mereka mampu memilih jalan mengejar kebenaran atau tidak. Jadi, ketika seseorang di gereja dipromosikan dan dibina untuk menjadi pemimpin, mereka hanya dipromosikan dan dibina dalam arti yang sederhana; itu bukan berarti bahwa mereka telah menjadi pemimpin yang memenuhi syarat atau cakap, bukan berarti bahwa mereka sudah mampu melakukan pekerjaan seorang pemimpin dan dapat melakukan pekerjaan nyata—itu tidak benar" (Firman, Vol. 5, Tanggung Jawab Para Pemimpin dan Pekerja, "Tanggung Jawab Para Pemimpin dan Pekerja (5)"). Dari firman-firman Tuhan, aku menyadari ini: Ketika seseorang dipilih menjadi pemimpin, ini hanyalah kesempatan untuk berlatih. Ini sama sekali tidak berarti bahwa dia memahami kebenaran dan memiliki kenyataan. Terlebih lagi, mampu atau tidaknya dia untuk berdiri teguh pada akhirnya ditentukan oleh esensi naturnya dan jalan yang dia tempuh. Ini tak ada kaitannya dengan statusnya sebagai pemimpin. Setinggi apa pun status seseorang, sekeras apa pun tampaknya dia meninggalkan dan mengorbankan diri, serta seantuasias dan semampu apa pun dia menanggung penderitaan, jika saat tertimpa masalah, dia hanya melindungi kepentingan pribadinya, tak ada tempat bagi Tuhan di dalam hatinya, dan dapat mengkhianati Tuhan kapan pun dan di mana pun, dia tidak memiliki kenyataan kebenaran. Dahulu, aku percaya bahwa pemimpin dan pekerja yang tahu cara bersekutu dengan orang lain berarti memahami kehendak Tuhan dan tuntutan-Nya, tingkat pertumbuhannya lebih besar daripada tingkat pertumbuhan saudara-saudari, dan dapat berdiri teguh saat dihadapkan dengan ujian. Semua ini adalah gagasan dan imajinasiku. Sekarang, aku mengerti bahwa apakah seseorang memiliki kenyataan kebenaran atau tidak sangat tergantung pada apakah pengetahuan yang dipersekutukannya benar-benar dia jalani. Sebaik apa pun kata-kata yang terucap dari mulutnya, jika dia tak dapat menjalankannya, yang mereka persekutukan hanyalah doktrin, tidak nyata, dan dia tidak benar-benar memahami kebenaran. Memiliki status bukan berarti memiliki kenyataan kebenaran, dan menjadi pemimpin serta memiliki status bukan berarti bahwa orang dapat mengenal dan tunduk pada Tuhan, apalagi mencintai Tuhan dan memiliki kemanusiaan. Saat menilai seseorang, orang tak boleh melihat tinggi atau rendahnya status orang itu, melainkan melihat apa yang benar-benar dia jalani. Jika orang ini dapat tunduk, setia kepada Tuhan, dan benar-benar mengenal Tuhan saat sesuatu menimpanya, dan dia mampu menyerahkan hidupnya serta memuaskan Tuhan di saat-saat penting, berarti dia memiliki kenyataan kebenaran. Dari luar, Ding Jie dan Xia Yu tampak mampu meninggalkan dan mengorbanan diri mereka sendiri, namun saat dihadapkan dengan bahaya, mereka hanya memikirkan kepentingan dan keselamatan mereka sendiri, dan tidak dapat setia kepada Tuhan serta melindungi kepentingan rumah Tuhan. Mereka sama sekali bukanlah orang yang mengejar kebenaran dengan tulus. Mereka dapat meninggalkan dan mengorbankan diri mereka, menanggung penderitaan, dan membayar harga karena mereka dikendalikan oleh niat mereka untuk menerima berkat. Mereka ingin mendapatkan manfaat dari Tuhan. Ketika mereka dihadapkan dengan situasi yang melibatkan kepentingan pribadi mereka, mereka mampu meninggalkan Tuhan tanpa ragu sedikit pun. Mereka sama sekali bukanlah orang yang benar-benar percaya kepada Tuhan. Mereka tidak meninggalkan dan mengorbankan diri mereka dengan tulus, mereka malah bertransaksi dengan Tuhan. Selain itu, ada alasan lain mengapa mereka mengkhianati Tuhan, yaitu karena mereka terlalu menghargai daging mereka, tak mau menanggung penderitaan akibat dipenjara, dan takut akan kematian. Karena itu, mereka berkhianat seperti Yudas. Setelah memikirkan alasan kegagalan mereka, aku teringat bahwa aku juga pengecut dan juga takut jika suatu hari nanti aku ditangkap, tak mampu menahan siksaan, dan mengkhianati Tuhan, apa yang akan kulakukan? Dalam diam, aku berdoa kepada Tuhan, "Tuhan, mohon bimbinglah aku kepada kebenaran yang harus kumiliki agar aku tak mengkhianati-Mu."

Selama mencari, aku membaca bagian ini dari firman Tuhan: "Sesuatu terjadi yang mengharuskanmu menanggung penderitaan, pada saat seperti itulah engkau harus memahami apa kehendak Tuhan, dan bagaimana harus memperhatikan kehendak-Nya. Engkau tidak boleh memuaskan dirimu sendiri: kesampingkan dirimu terlebih dahulu. Tidak ada yang lebih hina daripada kedagingan. Engkau harus berusaha memuaskan Tuhan, dan engkau harus memenuhi tugasmu. Dengan pemikiran seperti itu, Tuhan akan memberimu pencerahan khusus dalam masalah ini, dan hatimu pun akan menemukan penghiburan. Entah besar ataupun kecil, ketika sesuatu terjadi kepadamu, engkau harus mengesampingkan dirimu terlebih dahulu dan menganggap kedagingan sebagai sesuatu yang paling hina dari segala sesuatu. Semakin engkau memuaskan daging, semakin kedaginganmu mengambil kebebasannya; jika engkau memuaskan daging pada saat ini, lain kali itu akan menuntut lebih banyak. Saat ini terus berlanjut, manusia mulai semakin mencintai daging. Daging selalu memiliki keinginan yang berlebihan; itu selalu menuntutmu untuk memuaskannya dan menuntutmu untuk menyenangkannya di dalam dirimu, entah itu dengan makanan yang kaumakan, pakaian yang kaukenakan, dalam hal kehilangan kesabaranmu, atau menuruti kelemahan dan kemalasanmu sendiri .... Makin engkau memuaskan daging, makin besar keinginan dagingmu, dan makin bejat dagingnya, sampai pada satu titik di mana keinginan daging itu membuat orang memiliki gagasan yang lebih mendalam, dan memberontak terhadap Tuhan, dan meninggikan dirinya sendiri, dan mulai meragukan pekerjaan Tuhan. Semakin engkau memuaskan daging, semakin besar kelemahan daging; engkau akan selalu merasa tak seorang pun yang bersimpati dengan kelemahanmu, engkau akan selalu meyakini bahwa Tuhan sudah keterlaluan, dan engkau akan berkata: 'Mengapa Tuhan begitu keras? Mengapa Dia tidak mau memberi orang kelonggaran?' Ketika orang memuaskan daging dan terlalu menyayanginya, mereka menghancurkan dirinya sendiri" (Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Hanya Mengasihi Tuhan yang Berarti Sungguh-Sungguh Percaya kepada Tuhan"). Dari firman Tuhan, aku mengerti bahwa daging adalah milik Iblis. Kita sudah terlalu dirusak oleh Iblis, dan kita semua hidup menurut racun Iblis, "Tiap orang memperjuangkan kepentingannya sendiri." Orang yang hidup seperti ini hanya memikirkan dirinya sendiri dan mengutamakan kepentingannya sendiri dalam segala tindakannya. Agar dagingnya tidak menanggung penderitaan, dia dapat melakukan hal-hal yang melanggar hati nuraninya sendiri dan bertentangan dengan kemanusiaan. Sama seperti saat orang-orang ditangkap oleh Partai Komunis dan menghadapi segala jenis siksaan dan pemenjaraan, jika mereka selalu memikirkan cara agar daging mereka tidak terlalu menderita, atau agar tidak dipukuli dan dipenjara, mereka bisa mengkhianati saudara-saudari mereka dan mengkhianati Tuhan. Pada akhirnya, kepentingan daging mereka terpuaskan, namun hidup mereka telah hancur, mereka kehilangan keselamatan dari Tuhan selamanya dan jatuh ke dalam neraka bersama Iblis untuk dihukum. Setelah merenungkan diriku sendiri, aku menyadari bahwa aku terlalu menghargai dagingku, selalu menginginkan kenyamanan dalam memercayai Tuhan dan tak mau dagingku menanggung penderitaan apa pun. Saat lingkungannya nyaman, aku masih bisa melaksanakan tugasku, namun saat dihadapkan dengan penangkapan dan penganiayaan, aku menjadi pengecut dan takut, takut jika aku akan ditangkap dan disiksa, dan takut jika aku akan dipenjara. Setiap hari, aku hidup dalam kengerian. Iblis memanfaatkan rasa sayangku pada dagingku dan keenggananku untuk menanggung penderitaan untuk membuatku mengkhianati Tuhan. Aku teringat akan Tuhan Yesus yang muncul dan bekerja selama inkarnasi-Nya. Saat Dia tahu bahwa Dia akan disalib, meskipun Dia lemah dan kesakitan pada saat itu, Dia masih bisa tunduk kepada kehendak Tuhan, menanggung segala macam hinaan, rasa sakit, cemoohan, dan fitnah, dicambuk, mengenakan mahkota duri, berjalan selangkah demi selangkah ke tempat Dia akan disalib, dan akhirnya dipaku di kayu salib. Kali kedua Tuhan menjadi daging, Dia dihadapkan dengan segala macam pengejaran dan penganiayaan yang dilakukan Partai Komunis, dan di lingkungan seperti itu, Dia masih mengungkapkan kebenaran dan melaksanakan pekerjaan penyelamatan manusia. Untuk menyelamatkan manusia, Tuhan menanggung seluruh penderitaan ini tanpa mengeluh sama sekali. Kasih Tuhan kepada manusia begitu besar! Sementara itu, aku percaya kepada Tuhan agar aku dapat diselamatkan, dan saat aku menanggung sedikit penderitaan, aku menyalahkan Tuhan dan salah memahami-Nya. Aku benar-benar sangat egois, tercela, dan tak memiliki kemanusiaan!

Kemudian, aku menemukan jalan untuk menerapkan firman Tuhan. Tuhan Yang Mahakuasa berfirman: "Ketika menghadapi penderitaan, engkau harus mampu untuk tidak memedulikan daging dan tidak mengeluh kepada Tuhan. Ketika Tuhan menyembunyikan diri-Nya darimu, engkau harus mampu memiliki iman untuk mengikuti-Nya, menjaga kasihmu kepada-Nya tanpa membiarkan kasih itu hilang atau berkurang. Apa pun yang Tuhan lakukan, engkau harus tunduk pada rancangan-Nya, dan siap untuk mengutuki dagingmu sendiri daripada mengeluh kepada-Nya. Ketika dihadapkan pada ujian, engkau harus memuaskan Tuhan, meskipun engkau mungkin menangis getir atau merasa enggan berpisah dengan beberapa objek yang engkau kasihi. Hanya inilah kasih dan iman yang sejati. Bagaimanapun tingkat pertumbuhanmu yang sebenarnya, engkau harus terlebih dahulu memiliki keinginan untuk menanggung kesukaran dan memiliki iman yang sejati, dan engkau juga harus memiliki keinginan untuk memberontak terhadap daging. Engkau harus mau menanggung kesukaran pribadi dan rela kepentingan pribadimu dirugikan demi memuaskan kehendak Tuhan. Engkau juga harus mampu merasakan penyesalan tentang dirimu sendiri di dalam hatimu: di masa lalu, engkau tidak mampu memuaskan Tuhan dan sekarang, engkau dapat menyesali dirimu. Engkau tidak boleh kurang dalam satu pun dari hal-hal ini—melalui hal-hal inilah Tuhan akan menyempurnakanmu. Jika engkau tidak dapat memenuhi kriteria ini, engkau tidak bisa disempurnakan" (Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Mereka yang Akan Disempurnakan Harus Mengalami Pemurnian"). Setelah merenungkan firman Tuhan, aku mengerti hal ini: Yang Tuhan lakukan di akhir zaman adalah pekerjaan penghakiman dan penyucian manusia. Dia menggunakan segala macam lingkungan yang menyedihkan untuk menguji dan memurnikan kita, untuk membuat kita memperoleh pengetahuan tentang watak rusak kita dan niat kita yang salah, sehingga pada akhirnya, kita dapat memberontak terhadap daging kita, melepaskan keinginan yang berlebihan dari dalam diri kita, tunduk kepada Tuhan tak soal apa yang Dia lakukan, dan bersedia menanggung kesukaran daging dan memilih untuk memuaskan Tuhan. Hanya orang seperti itulah yang dapat disempurnakan oleh Tuhan. Tuhan menggunakan segala macam lingkungan yang menyedihkan demi memurnikan keinginan manusia untuk menanggung penderitaan dan menyempurnakan iman, kasih, dan ketundukan sejati manusia kepada Tuhan. Orang-orang tak dapat memperoleh kenyataan kebenaran seperti itu di lingkungan yang nyaman. Ini sama seperti bagaimana berada di lingkungan saat ini di mana Partai Komunis menangkap dan menganiaya membuatku melihat tingkat pertumbuhanku yang sebenarnya dengan jelas. Aku menyadari bahwa aku tak memiliki iman kepada Tuhan, dan aku juga memperoleh pengetahuan tentang watak rusakku yang egois dan tercela. Aku mengerti bahwa Tuhan menggunakan penangkapan dan penganiayaan kejam yang dilakukan Partai Komunis demi menyempurnakan sekelompok orang untuk menjadi pemenang, dan juga menggunakannya untuk menyingkapkan dan mengusir orang tidak percaya dan orang jahat. Aku melihat bahwa hikmat Tuhan dijalankan berdasarkan rencana jahat Iblis. Kebenaran-kebenaran ini tak akan bisa kuperoleh dari lingkungan yang nyaman. Aku melihat dengan lebih jelas natur jahat Partai Komunis yang menentang Tuhan. Kebencian akan hal itu muncul di dalam hatiku, dan bahkan aku makin teguh untuk mengikuti Tuhan. Aku juga bersedia melaksanakan tugasku dengan baik untuk mempermalukan Iblis. Aku teringat akan lirik lagu "Kesaksian Kehidupan". "Satu hari aku mungkin ditangkap dan dianiaya karena bersaksi bagi Tuhan, penderitaan ini adalah demi kebenaran, yang aku tahu dalam hatiku. Jika hidupku lenyap bagai percikan api dalam sekejap mata, aku akan tetap merasa bangga bahwa aku dapat mengikut Kristus dan menjadi saksi-Nya dalam hidup ini. Jika aku tak dapat melihat peristiwa hebat dari perluasan Injil Kerajaan, Aku akan tetap mempersembahkan harapan-harapan yang terindah. Jika aku tak dapat melihat hari saat kerajaan diwujudkan, tapi aku dapat mempermalukan Iblis sekarang, maka hatiku akan dipenuhi dengan sukacita dan damai sejahtera" (Ikuti Anak Domba dan Nyanyikan Lagu Baru). Diam-diam, aku menyanyikan lagu ini dan menangis haru, dan itu menguatkan keteguhanku untuk mengikuti Tuhan hingga akhir.

Jika Tuhan telah membantu Anda, apakah Anda mau belajar firman Tuhan, mendekat kepada Tuhan dan terima berkat Tuhan?

Konten Terkait

Tetap Melakukan Tugasku

Oleh Saudari Yang Mu, KoreaDahulu aku merasa sangat iri ketika melihat saudara-saudari tampil, bernyanyi dan menari memuji Tuhan. Aku...