Aku Tidak Lagi Meninggikan dan Membanggakan Diriku Sendiri

16 Maret 2025

Pada tahun 2021, aku menjadi pengawas pekerjaan penginjilan. Karena aku mempunyai pengalaman memberitakan Injil sebelumnya, dan sudah mendapatkan beberapa hasil darinya, kupikir aku cukup cocok untuk tugas ini. Kulihat beberapa saudara-saudari baru mulai berlatih memberitakan Injil, jadi aku membimbing dan membantu mereka. Di luar dugaan, setelah aku mempersekutukan beberapa kebenaran yang relevan tentang sejumlah gagasan keagamaan, saudara-saudari mulai memujiku, berkata bahwa aku berbicara dengan jelas dan mudah dimengerti. Pikirku dalam hati, "Baru sedikit yang kukatakan, dan kalian telah merasa memperoleh begitu banyak. Jika aku terus berbagi dengan kalian, kalian bahkan akan lebih terkesan denganku." Belakangan, pemimpin juga memintaku untuk menceritakan pengalamanku tentang cara memberitakan Injil, dan bahkan menyampaikan khotbah dari tulisanku tentang memberitakan Injil kepada saudara-saudari sebagai acuan. Hal itu membuatku merasa jauh lebih istimewa. Tanpa kusadari, egoku telah menguasaiku, dan aku mulai menganggap bahwa aku benar-benar lebih baik daripada saudara-saudari yang lain. Terkadang, untuk menunjukkan kepada saudara-saudari bahwa aku tahu lebih banyak, aku akan berusaha menunjukkannya dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan sulit. Ketika mereka tidak dapat menjawabnya, aku akan lebih banyak bersekutu. Dengan demikian, mereka pun makin mengagumiku.

Suatu kali, dalam sebuah pertemuan, Zhang Jie berkata, "Orang-orang dari beberapa denominasi memiliki banyak gagasan, dan aku tidak tahu cara bersekutu dengan mereka." Saudara lain berkata, "Ada orang-orang beragama yang percaya begitu saja kepada rumor yang tidak berdasar, dan meskipun dapat menyanggah beberapa dari mereka, kami masih tidak dapat mempersekutukan berbagai hal dengan jelas." Melihat saudara-saudari yang sedang dalam kesulitan, Aku berpikir, "Kalian benar-benar tidak memahami apa pun. Jika ada gagasan, bersekutu saja tentangnya, dan jika ada rumor tidak berdasar, sanggah saja. Apanya yang sulit? Kelihatannya aku harus mempersekutukan pengalamanku dalam memberitakan Injil kepada kalian untuk menunjukkan kepada kalian cara yang benar." Jadi, kukatakan kepada mereka, "Menghadapi kesulitan ketika memberitakan Injil sebenarnya melatih kita. Itu bukan hanya mendorong kita untuk memperlengkapi diri kita dengan kebenaran, melainkan juga menolong kita untuk belajar menggunakan kebenaran untuk meluruskan berbagai gagasan keagamaan. Selain itu, memberitakan Injil menuntut kita agar memiliki kesediaan untuk menderita; bagaimana kita dapat melihat berkat Tuhan jika kita tidak menderita? Sama seperti ketika aku sedang memberitakan Injil, kupelajari terlebih dahulu gagasan-gagasan yang dimiliki oleh calon penerima Injil, lalu kucari dan kurenungkan firman Tuhan yang relevan, dan dengan benar-benar menderita serta membayar harga, hanya dalam waktu sebulan lebih, kami telah mempertobatkan ratusan orang. Aku benar-benar melihat bahwa itu adalah berkat Tuhan, dan aku merasa sangat bahagia. Lalu, kami pun mengadakan pertemuan dan persekutuan dengan para calon penerima Injil di Hari Tahun Baru. Belakangan, ketika para pemimpin denominasi berkeliling dan menyebabkan gangguan di mana-mana, kami mempersekutukan kebenaran, menyirami dan menyokong para calon penerima Injil. Ketika bertemu dengan para pemimpin denominasi ini, kami tidak takut dan berdebat dengan mereka, hingga akhirnya mereka pergi dengan malu karena kalah berdebat, dan para calon penerima Injil pun menjadi makin yakin akan pekerjaan Tuhan pada akhir zaman." Kulihat semua saudara-saudari serius menyimak dengan mata terbelalak. Beberapa bahkan memujiku, berkata, "Mempertobatkan begitu banyak orang dalam sebulan, itu luar biasa!" Agar saudara-saudari makin mengagumiku dan menganggapku benar-benar luar biasa, aku mulai pamer lagi, berkata, "Aku bahkan pernah mempertobatkan seorang sekretaris walikota. Awalnya kupikir, statusnya sangat tinggi, akankah dia mau mendengarkanku? Namun, ketika aku memberitakan Injil kepadanya, aku mendapati bahwa, meskipun statusnya tinggi, dia tidak memiliki kebenaran, dan dia mengagumi semua yang kubicarakan. Belakangan, dia dan puluhan teman gerejanya menerima Injil!" Semua saudara-saudari memandangku dengan persetujuan di mata mereka, dan beberapa berkata, "Kau benar-benar hebat! Kau bahkan berhasil mempertobatkan seorang sekretaris walikota! Kami tidak akan mampu melakukan itu. Kami tertinggal jauh sekali di belakangmu!" Beberapa juga berkata, "Kapankah kami akan mampu memberitakan Injil sebaik dirimu?" Tak lama kemudian, aku melihat bahwa beberapa saudara-saudari tidak lagi takut memberitakan Injil. Mereka bahkan berani memberitakan Injil kepada calon penerima Injil dari berbagai denominasi. Aku merasa sangat gembira dan merasa sangat bangga akan pencapaianku.

Setelah itu, setiap kali saudara-saudari menghadapi masalah atau kesulitan ketika memberitakan Injil, mereka selalu datang kepadaku, dan aku pun akan menjawab mereka satu per satu. Seiring waktu, saudara-saudari menjadi sangat bergantung kepadaku. Aku ingat suatu kali, saudara-saudari menghadapi seorang pengkhotbah dari sebuah denominasi, tetapi karena takut tidak akan mampu meluruskan banyak gagasan yang dimiliki oleh si pengkhotbah secara memadai, mereka pun kehilangan keberaniannya. Beberapa dari mereka bahkan berkendara hanya untuk menemuiku dan memintaku ikut dengan mereka. Kupikir, "Mereka berkendara sejauh ini hanya untuk menemuiku, kelihatannya statusku sangat luar biasa di dalam hati mereka. Apakah ini hal yang baik atau buruk?" Aku merasa sedikit tidak nyaman dan berpikir, "Apakah mereka sedang memujaku dan menghormatiku? Jika ini terus berlanjut, bukankah itu artinya aku membawa semua saudara-saudari itu ke hadapanku sendiri? Jika demikian, hal itu akan menyinggung watak Tuhan!" Namun kemudian kupikir, "Jika aku tidak menuntun saudara-saudari dalam memberitakan Injil, mereka tidak akan mampu melakukannya sendiri. Jadi, bukankah tindakanku ini bermanfaat bagi pekerjaan penginjilan?" Ketika berpikir seperti ini, rasa tidak nyaman dalam hatiku pun segera sirna, jadi aku pergi bersama saudara-saudari untuk memberitakan Injil kepada pengkhotbah tersebut. Namun di luar dugaan, setelah berkendara ke mana-mana dan sibuk seharian, kami sama sekali tidak berhasil menemukan pengkhotbah itu. Kami telah mengerahkan begitu banyak orang dan sumber daya, dan akhirnya tidak memperoleh hasil apa pun. Selama waktu itu, pekerjaan penginjilan tidak menunjukkan hasil nyata, dan aku merasa agak negatif, dan mengkhawatirkan pendapat saudara-saudari tentang diriku jika keadaan ini terus berlanjut. Akankah mereka berkata bahwa aku hanya punya jabatan pengawas, tetapi hanya sekadar sebutan? Namun, aku tidak tahu sumber permasalahannya, jadi aku ingin mencari seseorang untuk diajak bicara, tetapi kemudian, kupikir, "Aku adalah seorang pengawas. Apa yang akan dipikirkan saudara-saudari tentangku jika aku mempersekutukan keadaanku dengan mereka? Akankah mereka berkata bahwa aku tidak memiliki tingkat pertumbuhan? Jika aku pun menjadi negatif, bagaimana aku dapat menindaklanjuti pekerjaan mereka? Ah, lupakan saja. Lebih baik aku tidak mengatakan apa pun. Aku hanya akan berdoa kepada Tuhan dan menyelesaikannya sendiri." Jadi, kukubur rasa tertekanku dalam hati, dan memasang wajah berani di hadapan saudara-saudari serta terus mengatakan hal-hal yang hebat di sekitar mereka.

Suatu hari, seorang saudari berkata bahwa dia telah bertemu dengan seorang calon penerima Injil, dan memintaku untuk memberitakan Injil kepadanya. Saudari lain juga berkata bahwa calon penerima Injil kenalannya bersedia untuk menyelidiki pekerjaan Tuhan pada akhir zaman, dan bertanya kapan aku dapat pergi memberitakan Injil kepadanya. Aku sangat gembira mendengarnya, dan berpikir bahwa, jika aku dapat mempertobatkan semua calon penerima Injil ini, pekerjaan penginjilan akan menunjukkan beberapa kemajuan. Namun, baru saja aku hendak melaksanakan misi besar ini, saudari yang menampungku tiba-tiba ditangkap polisi, dan aku pun nyaris ditangkap juga. Pada waktu itu, pilihan satu-satunya bagiku adalah bersembunyi di rumah dan tidak pergi keluar untuk memberitakan Injil. Di malam hari, aku terbaring gelisah di atas ranjang dan tidak bisa tidur, kupikir, "Keadaan ini telah terjadi atas seizin Tuhan. Apakah entah bagaimana aku telah menyinggung watak Tuhan? Kini setelah semua saudara-saudari menghormati dan mengagumiku, apakah aku benar-benar telah membawa mereka ke hadapanku sendiri?" Namun, sebelum sempat merenung, aku dipindahkan ke tugas tulis-menulis. Suatu hari, ketika aku membaca dua dokumen tentang pengusiran antikristus, dan melihat bahwa banyak dari perilaku mereka sangat mirip dengan perilakuku, barulah aku menyadari keseriusan masalahku. Aku segera datang ke hadirat Tuhan dan berdoa, "Tuhan, pengusiran antikristus adalah peringatan bagiku. Aku harus merenungkan diriku sendiri dengan benar. Kumohon cerahkan dan bimbinglah aku, sehingga aku mampu benar-benar mengenali diriku sendiri dan menebus kesalahanku tepat waktu." Setelah berdoa, aku mencari firman Tuhan yang menyingkapkan bagaimana orang-orang meninggikan dan bersaksi tentang dirinya sendiri.

Tuhan Yang Mahakuasa berfirman: "Bagaimana biasanya seseorang meninggikan dan memberi kesaksian tentang diri mereka sendiri? Bagaimana mereka mencapai tujuan, yaitu membuat orang meninggikan dan memuja mereka? Mereka bersaksi tentang berapa banyak pekerjaan yang telah mereka lakukan, berapa banyak mereka telah menderita, berapa banyak mereka telah mengorbankan diri, dan berapa harga yang telah mereka bayarkan. Mereka meninggikan diri dengan membicarakan modal mereka, yang memberi mereka tempat yang lebih tinggi, lebih mantap, lebih aman di dalam pikiran orang, sehingga lebih banyak orang akan menghargai, menghormati, mengagumi, dan bahkan memuja, menganggap penting serta mengikuti mereka. Untuk mencapai tujuan ini, orang melakukan banyak hal sehingga dari luarnya mereka bersaksi tentang Tuhan, padahal pada dasarnya mereka meninggikan dan memberi kesaksian tentang diri mereka sendiri. Apakah bertindak seperti ini masuk akal? Mereka sama sekali tidak masuk akal dan tidak tahu malu, yang artinya, mereka tanpa malu-malu memberi kesaksian tentang apa yang telah mereka lakukan bagi Tuhan dan berapa banyak mereka telah menderita bagi Dia. Mereka bahkan memamerkan karunia, bakat, pengalaman, keterampilan khusus, teknik-teknik cerdas mereka dalam berinteraksi dengan orang lain, cara-cara yang mereka gunakan untuk mempermainkan orang, dan sebagainya. Metode antikristus untuk meninggikan dan memberi kesaksian tentang diri mereka sendiri adalah dengan memamerkan diri dan menganggap rendah orang lain. Mereka juga menyamarkan dan menyembunyikan dirinya yang sebenarnya, menyembunyikan kelemahan, kekurangan, dan ketidakmampuannya dari orang-orang sehingga orang-orang hanya bisa melihat kehebatan mereka. Antikristus bahkan tidak berani memberi tahu orang lain ketika mereka merasa negatif; mereka tidak berani untuk terbuka serta bersekutu dengan orang lain, dan ketika melakukan kesalahan, antikristus melakukan upaya terbaik untuk menyembunyikan dan menutupinya. Tidak pernah mereka menyebutkan kerugian yang mereka timbulkan terhadap pekerjaan gereja selama pelaksanaan tugas mereka. Namun, ketika mereka memberikan kontribusi kecil atau memperoleh sedikit keberhasilan kecil, mereka segera memamerkannya. Mereka tidak sabar ingin segera memberi tahu seluruh dunia tentang betapa mampunya mereka, betapa tingginya kualitas mereka, betapa istimewanya mereka, dan betapa mereka jauh lebih baik daripada orang normal. Bukankah ini suatu cara untuk meninggikan dan memberi kesaksian tentang diri mereka sendiri?" (Firman, Jilid 4, Menyingkapkan Antikristus, "Bab Empat: Mereka Meninggikan dan Memberi Kesaksian tentang Diri Mereka Sendiri"). "Metode lain yang digunakan antikristus untuk menyesatkan dan mengendalikan orang adalah dengan terus-menerus memamerkan diri dan membuat semua orang mengenal mereka, dan membuat lebih banyak orang mengetahui kontribusi mereka terhadap rumah Tuhan. Misalnya, mereka mungkin berkata, 'Sebelumnya aku menemukan beberapa metode untuk memberitakan Injil, dan itu telah meningkatkan efektivitas pemberitaan Injil. Saat ini, sejumlah gereja lain juga menggunakan metode-metode ini.' Padahal, berbagai gereja telah memiliki cukup banyak pengalaman dalam memberitakan Injil, tetapi antikristus selalu membanggakan keputusan dan pencapaian mereka yang benar, memberi tahu orang-orang tentang hal tersebut, menekankannya, dan mengulanginya di mana pun mereka berada sampai semua orang mengetahuinya. Apa tujuan mereka? Tujuannya adalah untuk membangun citra dan prestisenya sendiri, mendapatkan pujian, dukungan, dan kekaguman dari lebih banyak orang, serta membuat orang-orang mengandalkan mereka dalam segala hal. Bukankah ini mencapai tujuan antikristus untuk menyesatkan dan mengendalikan orang? Sebagian besar antikristus bertindak dengan cara seperti itu, mengambil peran untuk menyesatkan, menjerat, dan mengendalikan orang. Terlepas dari gereja, kelompok sosial, atau lingkungan kerja, setiap kali seorang antikristus muncul, kebanyakan orang secara tidak sadar mulai memuja dan mengaguminya. Setiap kali mereka menghadapi kesulitan di mana mereka merasa bingung dan membutuhkan seseorang untuk memberikan bimbingan, terutama dalam situasi kritis ketika suatu keputusan harus dibuat, mereka akan memikirkan antikristus yang memiliki karunia. Mereka meyakini dalam hati, 'Jika saja mereka berada di sini, semuanya akan baik-baik saja. Hanya merekalah yang dapat memberikan nasihat dan saran untuk membantu kita mengatasi kesulitan ini; mereka memiliki gagasan dan solusi terbanyak, pengalaman mereka paling banyak, dan pikiran mereka paling cerdas.' Bukankah fakta bahwa orang-orang ini dapat memuja antikristus sedemikian rupa berkaitan langsung dengan cara mereka yang biasa memamerkan diri, bertindak, dan mempertontonkan dirinya ke mana-mana? ... Namun demikian, antikristus memiliki serangkaian metode untuk mengendalikan orang, dan mereka tidak ragu-ragu untuk mengorbankan waktu dan tenaga untuk mengurus status dan citra mereka di hati orang-orang, semuanya dengan tujuan akhir untuk mengendalikan mereka. Apa yang dilakukan antikristus sebelum mencapai tujuan tersebut? Bagaimana sikap mereka terhadap status? Ini bukan sekadar rasa suka atau iri hati biasa; ini adalah rencana jangka panjang, niat yang disengaja untuk mendapatkannya. Mereka sangat mementingkan kekuasaan dan status, serta melihat status sebagai prasyarat untuk mencapai tujuan menyesatkan dan mengendalikan orang. Begitu mereka memperoleh status, menikmati semua keuntungannya adalah sebuah keniscayaan. Oleh karena itu, kemampuan antikristus untuk menyesatkan dan mengendalikan orang adalah hasil dari pengelolaan yang tekun. Sama sekali bukan berarti mereka mengambil jalan itu secara kebetulan; semua yang mereka lakukan memiliki tujuan tertentu, direncanakan sebelumnya, dan diperhitungkan dengan cermat. Bagi antikristus, memperoleh kekuasaan dan mencapai tujuannya untuk mengendalikan orang adalah upahnya—itu adalah hasil yang paling mereka inginkan. Pengejaran mereka terhadap kekuasaan dan status dilakukan dengan motivasi, tujuan, kesengajaan, dan pengelolaan yang sungguh-sungguh; artinya, ketika berbicara atau bertindak, mereka melakukannya dengan tujuan dan maksud yang kuat, dan sasaran yang ditetapkan dengan jelas" (Firman, Jilid 4, Menyingkapkan Antikristus, "Bab Lima: Mereka Menyesatkan, Membujuk, Mengancam, dan Mengendalikan Orang"). Tuhan menyingkapkan bahwa antikristus menggunakan berbagai cara untuk meninggikan dan bersaksi tentang diri mereka sendiri agar orang memuja dan mengagumi mereka serta mencapai tujuan mereka untuk menyesatkan dan mengendalikan orang-orang. Ketika membandingkannya dengan perilakuku sendiri, aku sadar bahwa perilakuku sama dengan perilaku antikristus. Untuk membangun prestise dan citra baikku di antara saudara-saudari serta membuat mereka mengagumi dan menghormatiku, aku juga mencari-cari kesempatan untuk memamerkan jasa dan modalku dalam memberitakan Injil. Aku ingin agar saudara-saudari melihat betapa besarnya penderitaanku dalam memberitakan Injil, betapa berpengalaman dan cakapnya diriku, dan betapa banyak sumbangsihku bagi pekerjaan gereja. Ketika berkumpul dengan saudara-saudari, agar mereka tahu betapa banyaknya yang telah kupahami, aku akan mengajukan pertanyaan-pertanyaan sulit untuk menguji mereka, dan ketika mereka tidak mampu menjawabnya, aku akan bersekutu dengan mereka untuk menonjolkan pemahamanku akan kebenaran dan membuat mereka menghormatiku. Ketika saudara-saudari menghadapi kesulitan, aku akan memamerkan fakta bahwa aku telah menderita dan membayar harga, bahwa aku telah mempertobatkan banyak orang ketika memberitakan Injil, dan bahwa aku telah berdebat dengan para pemimpin dari berbagai denominasi. Aku bahkan akan membanggakan fakta bahwa aku telah mempertobatkan orang-orang penting. Melalui hal ini, aku ingin agar saudara-saudari merasa bahwa aku telah memberi sumbangsih luar biasa terhadap pekerjaan penginjilan sehingga mereka akan makin memujaku. Kugunakan pengalamanku untuk mengajari saudara-saudari tentang hal-hal yang harus mereka lakukan, yang membuat mereka datang kepadaku setiap kali menghadapi masalah atau kesulitan. Mereka bahkan berkendara jauh-jauh untuk memintaku memberitakan Injil dan bersikeras agar aku pergi bersama mereka, seakan-akan tanpa diriku, tidak ada lagi yang dapat memberitakan Injil. Jika itu terus berlanjut, bukankah itu artinya aku membawa orang-orang ke hadapanku sendiri? Bukankah itu tepatnya yang dilakukan oleh antikristus? Tak heran pekerjaan penginjilan tidak sedikit pun membuahkan hasil. Aku telah lama berada di jalan yang salah dan melawan Tuhan. Mengapa Dia harus memberkati atau membimbingku? Tuhan telah keburu membenciku! Namun, bahkan dalam keadaan seperti itu, aku masih tidak terpikir untuk merenungkan diriku sendiri, dan bahkan ketika aku merasa negatif dan tertekan, aku tidak berani membuka diri kepada saudara-saudari karena takut citra baikku di mata mereka akan hancur. Aku terus memaksa diriku untuk berpura-pura, hanya menunjukkan sisi baikku dan menyembunyikan sisi burukku. Aku sungguh munafik! Makin kupikirkan, makin aku menjadi takut. Bagaimana bisa aku menempuh jalan antikristus tanpa menyadarinya? Watak macam apa yang menyebabkan ini? Jadi, aku datang ke hadirat Tuhan untuk berdoa, dan memohon agar Dia mencerahkan dan membimbingku agar memahami esensi naturku.

Belakangan, aku menonton sebuah video kesaksian pengalaman, dan satu bagian firman Tuhan yang dikutip di situ memberiku beberapa pemahaman tentang naturku yang rusak. Tuhan Yang Mahakuasa berfirman: "Sejak perusakan manusia oleh Iblis, natur manusia telah mulai merosot dan mereka telah berangsur kehilangan nalar yang dimiliki oleh manusia normal. Mereka sekarang tidak lagi bertindak layaknya manusia dalam posisinya sebagai manusia, tetapi dipenuhi dengan keinginan yang liar; mereka telah melampaui posisi yang seharusnya ditempati manusia—tetapi tetap saja mendambakan untuk naik jauh lebih tinggi. Apa yang dimaksud dengan 'lebih tinggi' ini? Mereka ingin melampaui Tuhan, melampaui surga, dan melampaui segala sesuatu. Apa sumber penyebab yang membuat manusia memperlihatkan watak seperti itu? Kesimpulannya, natur manusia terlalu congkak. ... Setelah memiliki natur dan esensi yang makin congkak, manusia mampu sering kali menentang dan memberontak terhadap Tuhan, tidak mengindahkan firman-Nya, menghasilkan gagasan-gagasan tentang Dia, melakukan hal-hal yang mengkhianati-Nya, dan hal-hal yang meninggikan dan memberi kesaksian tentang diri mereka sendiri. Engkau berkata engkau tidak congkak, tetapi seandainya kepadamu diberikan sebuah gereja dan engkau diizinkan untuk memimpinnya; seandainya Aku tidak memangkasmu, dan tak seorang pun di keluarga Tuhan yang mengkritik atau membantumu: setelah memimpinnya selama beberapa waktu, engkau pasti akan membawa orang kepada dirimu sendiri dan membuat mereka menaatimu, bahkan sampai mengagumi dan menghormatimu. Dan mengapa engkau bisa melakukan itu? Ini pasti ditentukan oleh naturmu; itu pasti tak lain adalah perwujudan dari naturmu. Engkau tidak perlu mempelajari hal ini dari orang lain, dan mereka juga tidak perlu mengajarkannya kepadamu. Engkau tidak perlu orang lain untuk memerintahkanmu atau memaksamu untuk melakukan hal ini; keadaan seperti ini muncul secara alami. Segala sesuatu yang kaulakukan adalah tentang membuat orang-orang meninggikanmu, memujimu, memujamu, menaatimu, dan mendengarkanmu dalam segala hal. Membiarkanmu menjadi seorang pemimpin tentu saja akan memunculkan situasi seperti ini, dan itu tidak dapat diubah. Dan bagaimana keadaan ini bisa terjadi? Ini ditentukan oleh natur manusia yang congkak" (Firman, Jilid 3, Pembicaraan Kristus Akhir Zaman, "Natur Congkak adalah Sumber Penentangan Manusia Terhadap Tuhan"). Dari firman Tuhan aku memahami bahwa manusia mampu meninggikan dan bersaksi tentang dirinya sendiri dan melakukan hal-hal yang menentang Tuhan, dan bahwa ini didorong oleh natur yang congkak. Ketika merenungkan perbuatan dan perilakuku, aku menyadari bahwa dengan mengandalkan sedikit pengalaman yang kudapatkan dari memberitakan Injil di masa lalu, dan mengetahui sedikit lebih banyak tentang Alkitab daripada beberapa saudara-saudari, aku mendapat kesan yang terlalu tinggi tentang kemampuanku dan mulai berpikir bahwa aku adalah orang yang istimewa, yang membuatku ingin membanggakan diri dan pamer. Setelah membuahkan beberapa hasil dalam pemberitaan Injil dan mendapatkan sejumlah orang, aku telah menjadi begitu congkak sehingga kehilangan jati diriku, membanggakan diriku ke semua orang di sekitarku, dan ingin agar semua orang di dunia mengetahui prestasiku. Bagaimana bisa aku menjadi begitu congkak dan tak bernalar? Kebenaran diungkapkan oleh Tuhan, dan meskipun aku mungkin memiliki sedikit terang ketika berkumpul dan mempersekutukan firman Tuhan bersama saudara-saudari, terang itu berasal dari pencerahan Tuhan. Sekalipun aku memiliki sedikit berpengalaman dalam memberitakan Injil, Tuhanlah yang telah mengatur keadaannya agar aku dapat berlatih dan mengumpulkan pengalaman itu sebelumnya. Semua itu terjadi bukan karena aku memiliki kemampuan atau keterampilan istimewa. Selain itu, bukankah kecerdasan dan kefasihanku juga dianugerahkan oleh Tuhan? Namun, aku menganggap hasil yang kuraih melalui pekerjaan Tuhan sebagai prestasiku sendiri dan menyombongkannya ke mana-mana membuat orang-orang memuja dan menghormatiku. Aku benar-benar tidak tahu malu dan sama sekali tidak tahu diri! Aku teringat bagaimana karunia Tuhan telah memungkinkanku untuk menjadi pengawas, agar aku dapat membantu saudara-saudari belajar mempersekutukan kebenaran untuk meluruskan gagasan keagamaan, dan belajar bersaksi tentang pekerjaan Tuhan pada akhir zaman dan membawa lebih banyak orang yang mencintai kebenaran ke hadapan Tuhan. Namun, aku telah menggunakan tugasku untuk meninggikan diri sendiri dan pamer serta membuat orang memuja dan menghormatiku, yang sangat mengacaukan dan mengganggu pekerjaan penginjilan. Perbuatan dan perilakuku benar-benar layak dikutuk dan dihukum oleh Tuhan! Para antikristus itu diusir karena mereka terus-menerus meninggikan dan bersaksi tentang diri mereka sendiri, berusaha mendirikan kerajaan mereka sendiri, dan sangat menyinggung watak Tuhan sehingga mereka pun diusir dari gereja. Jika aku tidak bertobat, nasibku akan sama dengan para antikristus itu, karena itu adalah jalan yang akan sangat mereka sesali, serta jalan yang dihukum dan dikutuk oleh Tuhan. Ketika menyadarinya, aku menjadi makin jijik dengan diriku sendiri dan mulai membenci diriku sendiri.

Kemudian, aku membaca satu bagian lain firman Tuhan: "Identitas, esensi, dan watak Tuhan itu mulia dan terhormat, tetapi Dia tidak pernah pamer. Tuhan itu rendah hati dan tersembunyi, jadi manusia tidak melihat apa yang telah Dia lakukan, tetapi meskipun Dia bekerja dalam ketidakjelasan seperti itu, umat manusia tak henti-hentinya dibekali, dipelihara, dan dibimbing—dan semua ini diatur oleh Tuhan. Bukankah karena ketersembunyian dan kerendahhatian inilah hingga Tuhan tidak pernah mengumumkan hal-hal ini, tidak pernah menyebutkannya? Tuhan itu rendah hati justru karena Dia mampu melakukan hal-hal ini tetapi tidak pernah mengumumkan, dan tidak memperdebatkannya dengan manusia. Apa hakmu untuk berbicara tentang kerendahhatian padahal engkau tidak mampu melakukan hal-hal semacam itu? Engkau tidak melakukan satu pun dari hal-hal tersebut, tetapi bersikeras menuntut pujian untuk itu—ini disebut bersikap tidak tahu malu. Dalam membimbing umat manusia, Tuhan melakukan pekerjaan yang begitu besar, dan Dia memimpin seluruh alam semesta. Otoritas dan kuasa-Nya begitu besar, tetapi Dia tidak pernah berkata, 'Kuasa-Ku luar biasa.' Dia tetap tersembunyi di antara segala sesuatu, mengendalikan segalanya, memelihara dan membekali umat manusia, memungkinkan seluruh umat manusia untuk terus berlanjut dari generasi ke generasi. Sebagai contoh, lihatlah udara dan sinar matahari, atau semua hal materiel yang diperlukan untuk keberadaan manusia di bumi—semuanya mengalir tanpa henti. Bahwa Tuhan membekali manusia, itu tidak diragukan lagi. Jika Iblis melakukan sesuatu yang baik, apakah dia akan diam saja, dan membiarkan perbuatannya tersebut tidak dipuji? Tidak akan pernah. Sama seperti beberapa antikristus di gereja yang sebelumnya pernah melakukan pekerjaan berbahaya, yang meninggalkan segala sesuatu dan menanggung penderitaan, yang bahkan mungkin sampai masuk penjara; ada juga beberapa orang yang pernah berkontribusi pada satu aspek pekerjaan rumah Tuhan. Mereka tidak pernah melupakan hal-hal ini, mereka menganggapnya sebagai jasa seumur hidup, mereka pikir semua ini adalah modal seumur hidup mereka—yang memperlihatkan betapa kecilnya manusia! Manusia benar-benar kecil, dan Iblis tidak tahu malu" (Firman, Jilid 4, Menyingkapkan Antikristus, "Bab Tujuh: Mereka Jahat, Berbahaya, dan Licik (Bagian Dua)"). Setelah membaca firman Tuhan, aku merasa sangat malu. Tuhan yang berinkarnasi dengan rendah hati menyembunyikan diri-Nya di antara manusia yang rusak dan secara diam-diam melakukan pekerjaan menyelamatkan umat manusia, menyirami dan membekali kita dengan semua kebenaran yang kita butuhkan, tetapi Tuhan tidak pernah mengumumkannya kepada umat manusia atau menerima pengakuan atas hal-hal yang Dia lakukan. Sedangkan aku, aku bukanlah apa-apa, tetapi setelah mempertobatkan beberapa orang dengan memberitakan Injil, memperoleh sedikit pengalaman dalam pekerjaan penginjilan, dan menjadi mampu mengulang-ulang beberapa kata dan doktrin, kupikir aku orang hebat, dan aku ingin menjadikan semua ini sebagai modal dan prestasi seumur hidup serta menyombongkannya di mana pun aku pergi, dan ingin agar semua orang di dunia ini mengetahuinya. Aku benar-benar tak bernalar dan tidak tahu malu!

Belakangan, kupikir, "Bagaimana aku dapat terhindar dari sikap meninggikan diri dan bersaksi tentang diriku sendiri?" Selama saat teduhku, aku membaca dua bagian firman Tuhan: "Jadi, cara bertindak apa yang tidak meninggikan dan memberi kesaksian tentang diri sendiri? Jika engkau pamer dan bersaksi tentang dirimu sendiri mengenai hal tertentu, hasil yang akan kauperoleh adalah membuat beberapa orang menganggap tinggi dirimu dan memujamu. Namun, jika engkau mengungkapkan dirimu dan membagikan pengenalan dirimu mengenai hal yang sama, maka natur dari hal ini berbeda. Bukankah ini benar? Mengungkapkan diri sendiri untuk berbicara tentang pengenalan akan dirinya sendiri adalah sesuatu yang harus dimiliki oleh kemanusiaan yang normal. Ini adalah hal yang positif. Jika engkau benar-benar mengenal dirimu sendiri dan mengatakan tentang keadaanmu secara akurat, yang sebenarnya, dan tepat; jika engkau berbicara tentang pengenalan yang sepenuhnya didasarkan pada firman Tuhan; jika mereka yang mendengarmu merasa diteguhkan dan memperoleh manfaat darinya; dan jika engkau bersaksi tentang pekerjaan Tuhan dan memuliakan Dia, itulah yang dimaksud dengan bersaksi tentang Tuhan. Jika, saat mengungkapkan dirimu, engkau berbicara banyak tentang kelebihanmu, bagaimana engkau telah menderita, dan membayar harga, dan tetap teguh dalam kesaksianmu, dan sebagai hasilnya, orang menganggap tinggi dirimu dan memujamu, maka ini adalah bersaksi tentang dirimu sendiri. Engkau harus mampu membedakan kedua perilaku ini. Sebagai contoh, menjelaskan tentang betapa lemah dan negatifnya dirimu ketika menghadapi ujian, dan bagaimana setelah berdoa dan mencari kebenaran, engkau akhirnya memahami maksud Tuhan, memperoleh iman, dan tetap teguh dalam kesaksianmu, ini adalah meninggikan dan bersaksi tentang Tuhan. Ini sama sekali bukan pamer atau bersaksi tentang dirimu sendiri. Oleh karena itu, apakah engkau pamer dan bersaksi tentang dirimu sendiri atau tidak, itu terutama tergantung pada apakah engkau membicarakan tentang pengalaman nyatamu, dan apakah engkau mencapai hasil bersaksi tentang Tuhan; hal yang juga perlu dilihat adalah apa niat dan tujuanmu ketika engkau menyampaikan kesaksian pengalamanmu. Dengan melakukannya, akan mudah bagimu untuk membedakan perilaku seperti apa yang sedang kaulakukan" (Firman, Jilid 4, Menyingkapkan Antikristus, "Bab Empat: Mereka Meninggikan dan Memberi Kesaksian tentang Diri Mereka Sendiri"). "Ketika bersaksi bagi Tuhan, engkau terutama harus berbicara tentang bagaimana Tuhan menghakimi dan menghajar orang, dan ujian apa yang Dia gunakan untuk memurnikan orang dan mengubah watak mereka. Engkau juga harus berbicara tentang berapa banyak kerusakan yang telah kauperlihatkan dalam pengalamanmu, berapa banyak engkau telah menderita, berapa banyak hal yang kaulakukan yang menentang Tuhan, dan bagaimana engkau pada akhirnya ditaklukkan oleh Tuhan. Berbicaralah tentang berapa banyak pengetahuan nyata tentang pekerjaan Tuhan yang kaumiliki, dan bagaimana engkau harus memberikan kesaksian tentang Tuhan dan membalas kasih-Nya. Engkau semua harus mengucapkan perkataan semacam ini secara lebih praktis, sambil menyampaikannya dengan cara yang sederhana. Jangan berbicara tentang teori-teori kosong. Berbicaralah dengan lebih nyata; berbicaralah dari hati. Dengan cara inilah engkau harus mengalaminya. Jangan memperlengkapi dirimu dengan teori-teori kosong yang tampaknya mendalam dalam upaya memamerkan diri; melakukannya membuatmu tampak sangat congkak dan tidak bernalar. Berbicaralah lebih banyak tentang hal-hal yang nyata dari pengalaman nyatamu, dan berbicaralah lebih banyak dari hatimu; inilah yang paling bermanfaat bagi orang lain dan yang paling tepat untuk mereka pahami" (Firman, Jilid 3, Pembicaraan Kristus Akhir Zaman, "Hanya dengan Mengejar Kebenaran Orang Dapat Mencapai Perubahan dalam Wataknya"). Dari firman Tuhan aku memahami bahwa agar dapat terhindar dari sikap meninggikan diri dan bersaksi tentang diri sendiri, orang harus lebih membuka diri, menyingkapkan diri mereka yang sebenarnya kepada semua orang, serta secara jujur mempersekutukan kerusakan dan kelemahan yang mereka perlihatkan, pengenalan mereka akan diri sendiri, dan akhirnya cara mereka menerapkan kebenaran untuk menyelesaikan masalah. Mereka harus mempersekutukan semua hal itu secara terbuka tanpa ada yang ditutupi sama sekali. Dengan pemahaman ini, aku membuka diri kepada saudara-saudari, berkata, "Ketika kita melaksanakan tugas bersama-sama, aku selalu meninggikan diriku sendiri dan pamer, menceritakan betapa banyaknya orang yang telah kudapatkan dengan memberitakan Injil dan sumbangsihku bagi pekerjaan penginjilan dengan harapan agar kalian semua akan memuja dan mengagumiku. Kini aku sadar bahwa aku tidak benar-benar melaksanakan tugasku sama sekali. Aku melakukan kejahatan! Kebenaran diungkapkan oleh Tuhan. Aku hanya mempersekutukan sedikit dari pemahaman dan pengertianku, jadi, apa yang harus kubanggakan? Namun, aku tetap membuat orang menghormati dan mengagumiku. Aku terobsesi dengan status dan benar-benar congkak!" Mendengar perkataanku, seorang saudari berkata, "Ya, kami memang menghormatimu." Seorang saudara yang pernah bekerja bersamaku juga berkata, "Banyak orang mengagumimu selama waktu itu, dan aku merasa bukan apa-apa." Aku merasa agak sedih dan berkata, "Aku sangat munafik, hanya menunjukkan sisi baikku, padahal sebenarnya, ketika pekerjaan tidak membuahkan hasil, aku menjadi sangat negatif, tetapi aku tidak berani berkata apa pun karena takut kalian semua akan memandang rendah diriku." Kami berbicara untuk waktu yang lama, dan setelahnya, aku merasakan kelepasan di hati. Sejak itu, setiap kali aku berinteraksi dengan saudara-saudari, aku memulai dengan memeriksa niat dan perwujudanku, dan setiap kali aku ingin pamer, aku akan segera memberontak terhadapnya, mengoreksi diriku, dan dengan sadar meninggikan Tuhan dan bersaksi tentang-Nya. Ketika bersekutu dalam pertemuan, aku tidak lagi menutup-nutupi apa pun dan menyingkapkan jati diriku yang sebenarnya kepada orang lain. Ketika saudara-saudari menghadapi masalah, aku berfokus pada menemukan firman Tuhan untuk dipersekutukan dan mendorong mereka untuk lebih banyak berdoa kepada Tuhan dan mengandalkan-Nya. Ketika aku melakukan penerapan dengan cara ini, saudara-saudari mendapat manfaat dan dibangun, dan aku merasakan kedamaian dan kepastian di dalam hatiku.

Mengingat kembali, seandainya aku tidak membaca dokumen tentang antikristus yang diusir, aku pasti tidak akan tahu cara merenung dan mengenal diriku sendiri. Tuhan telah mengatur keadaan ini tepat waktu untuk menghalangi langkahku ke arah kejahatan. Kelak, aku akan berlatih meninggikan Tuhan dan bersaksi tentang-Nya dalam segala hal, berfokus untuk mengejar kebenaran dan merenungkan diriku sendiri, serta secara sadar mengambil posisi sebagai makhluk ciptaan dan melaksanakan tugasku dengan baik.

Penderitaan akan berakhir dan air mata akan berhenti. Percayalah kepada Tuhan bahwa Dia mendengar permohonan kita dalam penderitaan kita, dan Dia ingin menyelamatkan kita dari penderitaan. Hubungi kami untuk memahami kabar baik tentang keselamatan Tuhan.

Konten Terkait

Tersadar Setelah Dikeluarkan

Oleh Saudari Chongxin, Tiongkok Tuhan Yang Mahakuasa berfirman: “Saat engkau mengalami sedikit kekangan atau kesukaran, itu baik bagimu;...

Hidup di Hadapan Tuhan

Oleh Saudari Yong Sui, KoreaTuhan Yang Mahakuasa berkata: "Untuk memasuki realitas, orang harus mengarahkan semuanya ke kehidupan nyata....

Tinggalkan Balasan

Kurangi Ukuran Huruf
Tambah Ukuran Huruf
Masuk Layar Penuh
Keluar Layar Penuh