Kenapa Aku Tak Berpegang Teguh Pada Prinsip?

24 November 2022

Oleh Saudari Bai Jing, Prancis

Agustus 2021 aku mulai latihan sebagai pemimpin gereja. Dalam interaksi dengan Li Yan, penanggung jawab pekerjaan Injil, kuperhatikan dia sering membesar-besarkan masalah kecil orang-orang, dan menceritakannya ke semua orang. Dia tak bisa kerja sama dengan orang lain dan ucapannya selalu bertentangan dengan fakta. Pernah pada satu pertemuan, katanya pemimpin gereja yang sudah dipindahkan tak fokus dengan pekerjaan Injil dan tak pernah menanyakan keadaan pekerjaannya. Tapi sebenarnya, pemimpin itu selalu mengawasi pekerjaannya. Juga, dia melaporkan pekerjaan berjalan lancar agar orang berpikir pekerjaan yang dipimpinnya berjalan normal. Meski sebenarnya, dia tak menyelesaikan kerja nyata apa pun. Pada satu pertemuan, dia terus menekankan kesulitan pekerjaannya, katanya anggota timnya tak becus, tapi waktu kucermati detailnya, kudapati banyak pekerjaan yang tidak dia kerjakan, jadi tak ada dasar untuk ucapannya. Aku memanggilnya karena tidak melakukan kerja nyata dan melempar kesalahan. Dia tidak mengatakan apa-apa. Kupikir dia akan merenungkan diri, tapi herannya, dia mengirim pesan kepada rekanku, Saudari Liu, bunyinya dia tak mau berurusan denganku lagi, bahwa aku menangani dia dengan membabi buta saat kulihat ada masalah dan tidak memahami kesulitan dia yang sebenarnya. Dia juga berkata dia tak bisa jadi sepertiku. Dia harus memperlakukan saudara-saudari dengan kasih dan sabar. Aku tercengang sesaat, waktu membacanya. Ada begitu banyak masalah dalam tugasnya. Aku hanya menunjukkannya—masih jauh dari memangkas dan menanganinya. Bagaimana dia bisa katakan aku membabi buta menanganinya? Bukan begitu kejadiannya. Bagaimana dia bisa begitu licin dan licik? Aku ingin menjelaskan semua kepada Saudari Liu, tapi baru separuh mengetik pesan untuknya, aku jadi ragu. Jika aku mengirim pesan menjelaskan atau menggambarkan masalah Li Yan, Saudari Liu mungkin mengira aku kurang sadar diri dalam menghadapi masalah, dan salah memperlakukan orang. Memikirkannya, aku tak kirim pesan itu. Setelahnya kudengar kalau Li Yan memanfaatkan membuka hati kepada orang lain sebagai dalih untuk mengatakan aku membabi buta menanganinya tanpa tahu latar belakang, dan membuatnya sedih. Mendengar hal ini membuatku sangat jengkel. Aku tak tahu bagaimana aku bisa memeriksa pekerjaannya kelak, dan merasa sangat sulit bergaul dengannya. Beberapa hari kemudian, karena keperluan pekerjaan, kami ingin memindahkan beberapa orang tim Li Yan untuk melakukan pekerjaan penyiraman. Herannya, begitu kukatakan kepadanya, dengan muka masam dia berkata, "Kalau kau mau pindahkan mereka, silakan. Aku tak peduli. Tapi, kuyakin hasil pekerjaanku tak akan bagus." Kemudian dia bicara terus terang kepadaku bahwa dia punya masalah dengan saudari yang memimpin pekerjaan penyiraman, dan itu sebabnya dia tak ingin mereka dipindahkan. Dia juga berkata bahwa jangan salahkan dia bersikap tidak baik kalau saudari itu menyulitkannya lagi. Mendengar ada ancaman dalam ucapannya, Aku merasa selain sulit bergaul dengannya, kemanusiaannya pun tak baik, dan aku harus hati-hati saat mengawasi pekerjaannya, atau dia akan mencari cara untuk menentangku.

Pernah, seorang atasan menugasi kami melakukan pekerjaan pembersihan, untuk menyelidiki dan mengetahui apa di gereja ada penjahat atau antikristus, dan jika ada yang ketahuan, akan disingkirkan, dikeluarkan dari gereja. Aku terpikir Li Yan. Kemanusiaannya tidak baik dan dia menolak menerima kebenaran. Dia mendendam terhadap siapa pun yang menyinggung masalah dengannya, dan memutarbalikkan hal-hal, mencampur aduk benar-salah, dan menyebar praduga di belakang. Kupikir aku harus memeriksa perilakunya secara umum. Tapi kemudian kupikir, Li Yan sangat tak setuju aku memeriksa pekerjaannya, dan di belakangku akan berkata aku membabi buta menanganinya. Kalau kali ini aku ambil nilai dia, akankah saudara-saudari berpikir aku memanfaatkan kesempatan ini untuk balas dendam padanya? Akankah rekanku berpikir aku sangat suka status, dan mencari kesempatan menyerang siapa pun yang menunjukkan permasalahanku? Kemudian semua orang akan takut dan menghindariku, dan akan jadi masalah besar kalau mereka berusaha memahami permasalahanku dan melaporkan aku sebagai pemimpin palsu. Kupikir, lupakanlah. Aku bisa mengurusnya setelah orang lain memahami masalah-masalahnya, atau kalau aku yang pertama membicarakannya, bisa disalah pahami. Jadi, tak kubahas soal itu. Tak lama kemudian, Saudari Liu mengatakan kemanusiaan Li Yan tak baik dan ingin memeriksa perilakunya. Aku senang dan agak bersalah waktu dia mengatakannya. Aku sudah tahu tentang Li Yan, dan seharusnya segera menyelidiki perilakunya, tapi aku tak berkata apa-apa, takut yang lain salah paham mengira aku menyerang dia. Aku tidak melindungi pekerjaan gereja. Tapi setidaknya ada yang mengatakannya, jadi aku tak perlu mengkhawatirkannya lagi. Setelah mengumpulkan penilaian atas Li Yan, kami melihat kebanyakan orang yang menulisnya tak kenal baik dengannya dan memberi sedikit sekali informasi. Hanya sedikit yang menyebutkan masalah dia. Aku tahu tindakan yang tepat dengan situasi seperti ini adalah mencari orang yang sudah berinteraksi lama dengannya, tapi aku khawatir yang lain akan berkata aku menyasar dia, memanfaatkannya untuk balas dendam pribadi, jadi aku tak mau bicara apa pun. Kemudian Saudari Liu berkata kami harus mengawasi situasi, dan aku tak bicara apa-apa lagi.

Kemudian aku tahu saudara-saudari telah memberi Li Yan saran tak hanya dia tidak terima, malah balas menyerang mereka dengan tuduhan palsu. Pernah, seorang penyiram memberi Li Yan masukan bahwa beberapa orang yang diajari para pekerja Injil punya kemanusiaan jelek dan tak cocok dengan prinsip. Li Yan tak hanya tidak terima, tapi menyebarkan prasangka dan keluhannya di depan saudara-saudari dalam tim Injil, katanya mereka semua sudah mengikuti prinsip dalam bertugas, tapi karena para penyiram tidak bersekutu dengan jelas tentang kebenaran dengan orang-orang yang mereka tangani sulit untuk pindah agama, beberapa orang percaya baru disesatkan kabari angin dan keluar. Dalam sebuah pertemuan, aku dan Saudari Liu bersekutu tentang inti masalah ini, menyasar perilaku Li Yan. Kami bersekutu dengannya beberapa kali setelahnya. Kupikir dia akan merenung, tapi dia tetap tak bergeming, dan terus menyebarkan prasangka terhadap para penyiram. Katanya dia sedih dan tak tahu apa bisa mengerjakan tugas. Karena perselisihan yang dia tanamkan, beberapa saudara-saudari menggerutu satu sama lain, dan kerja sama jadi tak harmonis. Aku tahu Li Yan tak cocok menjadi pengawas dan harus segera dipecat. Aku sangat menyesal tak segera menyelidiki dan memecatnya sejak awal. Aku tahu kemanusiaannya jelek, tapi kuberi dia peluang untuk terus mengganggu pekerjaan gereja. Aku merasa sedih sekali. Aku berdoa, minta Tuhan menuntunku untuk merenung dan mengenali diri.

Dalam pencarianku, kulihat firman Tuhan berkata: "Watak apakah ketika orang tidak bertanggung jawab terhadap tugas mereka, melakukannya dengan ceroboh dan asal-asalan, bertindak seperti orang yang selalu setuju dengan pemimpinnya, dan tidak membela kepentingan rumah Tuhan? Ini adalah kelicikan, ini adalah watak Iblis. Hal yang paling mencolok dalam falsafah hidup manusia adalah kelicikan. Orang berpikir bahwa jika mereka tidak licik, mereka akan cenderung menyinggung orang lain dan tidak dapat melindungi diri mereka sendiri; mereka berpikir mereka harus cukup licik untuk tidak menyakiti atau menyinggung siapa pun, dan dengan demikian membuat diri mereka aman, melindungi mata pencaharian mereka, dan memiliki pengaruh di antara orang banyak. Semua orang tidak percaya hidup berdasarkan falsafah Iblis. Mereka semua adalah orang yang selalu setuju dengan pemimpinnya dan tidak menyinggung siapa pun. Engkau telah datang ke rumah Tuhan, membaca firman Tuhan, dan mendengarkan khotbah dari rumah Tuhan. Jadi, mengapa engkau selalu menjadi orang yang selalu setuju dengan pemimpinnya? Orang yang selalu setuju dengan pemimpinnya hanya melindungi kepentingan mereka sendiri, dan bukan kepentingan gereja. Ketika mereka melihat ada orang yang melakukan kejahatan dan merugikan kepentingan gereja, mereka mengabaikannya. Mereka suka menjadi orang yang selalu setuju dengan pemimpinnya, dan tidak menyinggung siapa pun. Ini artinya tidak bertanggung jawab, dan orang semacam itu terlalu licik dan tak dapat dipercaya" (Firman, Vol. 3, Pembicaraan Kristus Akhir Zaman, "Mengetahui Watak Orang adalah Landasan untuk Mengubahnya"). Dari pengungkapan firman Tuhan aku mengerti bahwa, takut menyinggung Li Yan dalam upaya menjaga citra dan status, melihatnya mengganggu pekerjaan gereja tapi tak membela pekerjaan gereja, ingin menyenangkan orang lain, memandang sesuatu sebelah mata, itu perilaku tidak bertanggung jawab, licik. Orang tidak percaya hidup dengan filosofi jahat agar bisa melindungi kepentingan sendiri. Dengan teliti mereka amati orang saat berbicara dan melihat ke arah mana angin bertiup—mereka sangat licik. Dalam tugas, perilakuku sama dengan orang tidak percaya. Jelas aku melihat kemanusiaan Li Yan tidak baik dan sudah mengganggu pekerjaan gereja. Seharusnya dia sudah dipecat. Tapi aku tak ingin orang lain berpikir aku mencelakai dia dan balas dendam, jadi kuhindari masalah dengan berusaha tak melakukan hal yang bisa memancing kecurigaan, dan menunda menangani Li Yan. Aku ingin menunggu sampai saudara-saudari memahami dia. Ingin melindungi reputasi dan statusku, meskipun tahu dia mengganggu pekerjaan gereja, aku tetap memilih kepentingan gereja dirugikan dan tidak mengikuti prinsip, tidak menyingkap atau menangani dia. Aku sungguh licik, egois, dan tercela. Memikirkannya aku merasa sangat menyesal dan bersalah. Aku tahu aku tak boleh terus memandang sesuatu sebelah mata, melainkan harus menangani masalah Li Yan sesuai prinsip—aku tak boleh terus melindungi kepentingan sendiri.

Setelah itu aku dan Saudari Liu berbicara dengan Li Yan, menyingkap dia memutar balikkan keadaan dan sesukanya menyebar prasangka tentang orang lain, menyabotase, merugikan relasi antara saudara-saudari, dan mengganggu pekerjaan gereja. Aku terkejut dia tidak menerima itu semua, tapi balik menyerang kami. Dengan gusar dia berkata, "Aku berbagi masalah denganmu, kau tidak menyelesaikannya, malah membenciku. Menurutku kau tidak melakukan pekerjaan nyata sama sekali." Melihat betapa sombongnya dia, tanpa kesadaran diri sama sekali, kami pilah-pilah natur dan akibat ucapan dan tindakannya dengan firman Tuhan yang relevan, tapi semua tidak diterima—dia tetap berdebat dan terus bicara.

Setelahnya, aku membaca firman Tuhan yang membantuku memahami esensi Li Yan. Firman Tuhan katakan: "Semua orang yang sering mengganggu pekerjaan dan kehidupan bergereja, yang sangat mengganggu jalan masuk kehidupan umat pilihan Tuhan, adalah orang-orang tidak percaya, dan mereka adalah orang-orang yang jahat. Gereja harus mengeluarkan mereka. Selama seseorang sering mengganggu pekerjaan dan kehidupan bergereja, dan tidak menerima ketika diri mereka dipangkas dan ditangani, selalu membenarkan diri dengan memutarbalikkan kesalahan mereka sendiri, maka, siapa pun mereka dan bagaimanapun perilaku mereka sebelumnya, mereka harus dikeluarkan dari gereja. Tujuan satu-satunya melakukan hal ini adalah untuk menjaga agar pekerjaan gereja berjalan secara normal, untuk melindungi kepentingan umat pilihan Tuhan. Melakukan hal ini sepenuhnya sesuai dengan prinsip kebenaran dan sepenuhnya sesuai dengan kehendak Tuhan" (Firman, Vol. 5, Tanggung Jawab Para Pemimpin dan Pekerja). "Bagi orang-orang yang memiliki watak jahat, kesalahan apa pun yang telah mereka perbuat atau hal buruk apa pun yang telah mereka lakukan, tak seorang pun boleh menyingkapkan mereka, dan tak seorang pun boleh menangani atau memangkas mereka. Jika ada orang yang menyingkapkan dan menyinggung mereka, mereka akan menjadi marah; mereka akan membalas dendam, dan tak akan pernah membiarkan masalah itu sirna. Mereka sama sekali tidak memiliki kesabaran, toleransi, atau penerimaan terhadap orang lain. Prinsip apa yang mendasari perilaku mereka? 'Aku lebih suka menyinggung semua orang di kolong langit ini, daripada salah seorang dari mereka menyinggung diriku.' Mereka tidak memperbolehkan siapa pun menyinggung mereka. Apakah ini logika orang jahat? Seperti inilah cara berpikir orang jahat. Tak seorang pun yang boleh menyinggung mereka. Bagi mereka, teguran sesedikit apa pun tidak bisa diterima, dan mereka akan membenci siapa pun yang menegur mereka, Mereka tak akan pernah melepaskan orang itu, tak akan pernah melupakan perbuatannya—sejahat itulah manusia" (Firman, Vol. 5, Tanggung Jawab Para Pemimpin dan Pekerja). Kulihat dari firman Tuhan orang jahat memiliki watak ganas dan tak menerima kebenaran sedikit pun. Mereka benci siapa pun yang mengungkap dan menunjukkan masalah mereka, lalu menganggap mereka musuh, dan bisa balik menyerang dan balas dendam. Aku yakin Li Yan seperti itu. Dia tak pernah merenung atau mempelajari diri sendiri dalam menghadapi masalah, dan membenci siapa pun yang memberi saran, menganggap mereka musuh, memutar balikkan kebenaran, mencampur aduk benar-salah, menyebar prasangka dan mengeluh tentang orang lain berkali-kali, memancing masalah dalam relasi saudara-saudari. Ini menyebabkan mereka tak bisa kerja sama dengan harmonis dan mengganggu serta menghambat pekerjaan gereja. Orang lain seringkali memberi petunjuk dan membantunya, tapi dia tidak terima. Dia menjadi kasar terhadap mereka dan membuat serangan balik palsu, tanpa sesal sedikit pun. Dia benci kebenaran dan naturnya muak kebenaran. Dia telah ditunjuk menjadi orang jahat, dan jika kami biarkan dia tinggal di gereja, malah menambah masalah bagi pekerjaan gereja. Maka, aku dan Saudari Liu mempersekutukan pemahaman kami akan perilaku Li Yan sesuai prinsip dan memecatnya setelah mendapat persetujuan saudara-saudari melalui voting. Kamu tugasi dia untuk mengurung diri dan merenung, dan akan mengusirnya bila ada gangguan lagi.

Kemudian, beberapa saudara-saudari berkata, satu per satu, bahwa kerja bersama Li Yan sangat terpaksa. Dia selalu dengan angkuh memarahi orang dan banyak yang takut kepadanya. Waktu dia datang memeriksa pekerjaan, semua orang mempersiapkan dari sebelumnya, takut dimarahi jika tak menjelaskan dengan baik. Aku merasa khawatir. Li Yan sudah berbuat jahat begitu banyak, sangat menyakiti saudara-saudari. Meski aku pemimpin gereja, aku tetap tidak menangani saat menemukan seorang penjahat. Maka bukankah aku tidak menjalankan tujuan nyata? Aku tak melakukan pekerjaan nyata.

Aku merenung beberapa hari tentang kenapa aku bisa dengan benar menangani orang jahat dan antikristus yang lain, tapi aku menghindar dan tak mau menangani masalah Li Yan. Aku membaca firman Tuhan. "Apa pun yang mereka lakukan, antikristus terlebih dahulu memikirkan kepentingan mereka sendiri, dan mereka hanya bertindak setelah mereka memikirkan semuanya; mereka tidak menaati kebenaran dengan sungguh-sungguh, dengan tulus, dengan mutlak dan dengan tidak berkompromi, tetapi melakukannya secara selektif dan bersyarat. Lalu apa syaratnya? Syaratnya status dan reputasi mereka harus terlindungi, dan tidak boleh sedikit pun dirugikan. Hanya setelah syarat ini dipenuhi, barulah mereka akan memutuskan dan memilih apa yang harus dilakukan. Artinya, antikristus memikirkan dengan serius bagaimana cara memperlakukan prinsip-prinsip kebenaran, amanat Tuhan, dan pekerjaan rumah Tuhan, atau bagaimana menangani hal-hal yang mereka hadapi. Mereka tidak memikirkan bagaimana memenuhi kehendak Tuhan, bagaimana menjaga agar tidak merugikan kepentingan rumah Tuhan, bagaimana memuaskan Tuhan, atau bagaimana memberi manfaat bagi saudara-saudari; semua ini bukanlah hal-hal yang mereka pikirkan. Apa yang antikristus pikirkan? Mereka memikirkan apakah status dan reputasi mereka sendiri akan terpengaruh, dan apakah gengsi mereka akan menurun atau tidak. Jika melakukan sesuatu sesuai dengan prinsip kebenaran bermanfaat bagi pekerjaan gereja dan saudara-saudari, tetapi akan menyebabkan reputasi mereka sendiri dirugikan dan menyebabkan banyak orang menyadari tingkat pertumbuhan mereka yang sebenarnya serta mengetahui natur dan esensi seperti apa yang mereka miliki, mereka pasti tidak akan bertindak sesuai dengan prinsip kebenaran. Jika melakukan pekerjaan nyata akan membuat lebih banyak orang mengagumi, menghormati, dan memuja mereka, atau memungkinkan perkataan mereka memiliki otoritas dan membuat lebih banyak orang tunduk kepada mereka, maka mereka akan memilih untuk melakukannya dengan cara itu; jika tidak, mereka tidak akan pernah memilih untuk mengabaikan kepentingan mereka sendiri karena memikirkan kepentingan rumah Tuhan atau saudara-saudari. Inilah natur dan esensi antikristus. Bukankah ini egois dan keji?" (Firman, Vol. 4, Menyingkapkan Antikristus, "Bab Sembilan: Mereka Melakukan Tugas Mereka Hanya untuk Membedakan Diri Mereka Sendiri dan Memuaskan Kepentingan dan Ambisi Mereka Sendiri; Mereka tidak Pernah Mempertimbangkan Kepentingan Rumah Tuhan, dan Bahkan Menjual Kepentingan Tersebut sebagai Ganti Kemuliaan Pribadi (Bagian Tiga)"). "Jika ada orang yang berkata bahwa mereka mencintai kebenaran dan mereka mengejar kebenaran, padahal pada dasarnya, tujuan yang mereka kejar adalah untuk menonjolkan diri mereka sendiri, untuk pamer, untuk membuat orang mengagumi mereka, untuk mencapai kepentingan diri mereka sendiri, dan melaksanakan tugas mereka bukan untuk menaati atau memuaskan Tuhan, melainkan untuk memperoleh gengsi dan status, maka pengejaran mereka itu tidak dapat dibenarkan. Dengan demikian, dalam hal pekerjaan gereja, apakah tindakan mereka adalah penghambat, atau apakah tindakan mereka membantu memajukannya? Tindakan mereka jelas merupakan penghambat; semua itu tidak memajukan pekerjaan gereja. Ada orang yang berkoar-koar menyatakan bahwa mereka sedang melakukan pekerjaan gereja, tetapi mengejar gengsi dan status pribadi mereka, menjalankan urusan mereka sendiri, membuat kelompok tertutup mereka sendiri, kerajaan kecil mereka sendiri—apakah orang semacam ini sedang melaksanakan tugas mereka? Semua pekerjaan yang mereka lakukan pada dasarnya mengganggu, mengacaukan, dan merusak pekerjaan gereja. Apa akibat dari pengejaran mereka akan status dan gengsi? Pertama, ini memengaruhi bagaimana umat pilihan Tuhan makan dan minum firman Tuhan dan memahami kebenaran, ini menghalangi jalan masuk kehidupan mereka, itu menghentikan mereka memasuki jalur yang benar dalam kepercayaan kepada Tuhan, dan membawa mereka ke jalan yang salah—yang merugikan umat pilihan, dan membawa mereka menuju kehancuran. Dan pada akhirnya, apa akibatnya terhadap pekerjaan gereja? Itu mengakibatkan penghancuran, gangguan, dan perusakan. Inilah konsekuensi yang ditimbulkan oleh pengejaran orang akan ketenaran dan status" (Firman, Vol. 4, Menyingkapkan Antikristus, "Bab Sembilan: Mereka Melakukan Tugas Mereka Hanya untuk Membedakan Diri Mereka Sendiri dan Memuaskan Kepentingan dan Ambisi Mereka Sendiri; Mereka tidak Pernah Mempertimbangkan Kepentingan Rumah Tuhan, dan Bahkan Menjual Kepentingan Tersebut sebagai Ganti Kemuliaan Pribadi (Bagian Satu)"). Firman Tuhan mengungkap bahwa antikristus hanya memikirkan nama dan status sendiri dalam bertindak. Jika bisa melakukan sesuatu yang meningkatkan reputasi mereka, antikristus akan melakukannya. Jika melakukan sesuatu sesuai prinsip dapat merusak reputasi atau status mereka, antikristus akan kesampingkan prinsip itu dan hanya memikirkan apa yang bisa melindungi kepentingan mereka, yang menguntungkan mereka. Mereka sangat egois dan busuk. Aku bertindak seperti seorang antikristus. Sudah lama aku tahu bahwa kemanusiaan Li Yan buruk, dia tak mengejar kebenaran. Dia benci semua orang yang memberinya saran, mencari-cari kesalahan, menghakimi dan menyerang mereka. Tidak segera memecatnya dan mengurus segalanya akan menghambat pekerjaan gereja. Tapi karena dia berprasangka terhadapku, aku takut menyelidiki dan mempelajari tentang dia dalam situasi demikian, yaitu orang lain akan salah paham aku menghukum dia, atau bahkan berpikir aku pemimpin palsu. Aku merasa posisiku terancam. Dan karena watak Li Yan, aku khawatir kalau kupecat dia, dia akan menghakimi aku di belakangku, atau bahkan menyalahkan dan melaporkan aku. Aku merasa menangani dia hanya merugikanku, bukan membantuku, dan mudah mempengaruhi reputasi dan posisiku, jadi aku mengambil sikap menunggu dan melihat situasi, tidak mengurusnya. Aku sungguh licik dan egois, tidak manusiawi. Sebelumnya, waktu menemukan orang yang harus dikeluarkan, dipecat saat pekerjaan pembersihan, aku bisa menanganinya sesuai prinsip. Karena aku tak kenal kebanyakan orang itu. Yang terpenting, mereka tidak mengancam reputasi dan statusku. Jika aku mengusir mereka dari gereja, saudara-saudari akan berpikir sebagai pemimpin, aku mengerti kebenaran dan telah memahami, aku bisa melakukan kerja nyata. Tapi saat menangani Li Yan, melihatnya langsung melibatkan posisiku sendiri, aku menghindari bahaya, berusaha melindungi kepentingan diri. Sebelumnya aku bisa bertindak sesuai prinsip, berdasarkan prinsip, tidak melibatkan kepentingan pribadiku, bukan karena tulus mau melakukan pekerjaan gereja dengan baik. Dari firman Tuhan aku sadar bahwa bekerja untuk melindungi nama dan status diri esensinya adalah menyabotase dan mengganggu pekerjaan gereja. Hal itu menghambat kemajuan normal pekerjaan. Karena ingin melindungi reputasi dan posisi, aku tidak segera menangani orang yang jahat. Natur masalah ini sangat serius. Bukan hanya kerusakan kecil menunjukkan diri, tapi melindungi seorang penjahat, menurutinya mengganggu pekerjaan gereja. Itu bertindak sebagai antek Iblis juga berbuat jahat. Bagian ini terlebih memilukan: "Caramu memperlakukan orang jahat, selama mereka telah didapati memiliki esensi yang jahat, adalah dengan menahan mereka atau mengeluarkan mereka jika mereka tidak melakukan kejahatan besar, untuk meminimalkan kerusakan yang mereka akibatkan. Ini pilihan yang bijak. Jika tidak segera ditangani dan menunggu hingga keadaan memburuk menjadi bencana, maka itu akan menjadi reaktif. Itu akan membuktikan bahwa para pemimpin dan pekerja cukup bodoh, dan tidak memiliki prinsip dalam tindakan mereka" (Firman, Vol. 5, Tanggung Jawab Para Pemimpin dan Pekerja). Memikirkan firman Tuhan aku merasa ngeri, dan sangat bersalah. Sebagai pemimpin, pekerjaanku adalah melindungi orang pilihan Tuhan dari tekanan dan gangguan penjahat, dan melindungi kehidupan gereja yang layak supaya pekerjaan gereja bisa berjalan dengan baik dan teratur. Tapi saat ada orang jahat muncul di gereja, aku berat langkah dan tak berbuat apa-apa. Aku tidak memenuhi tanggung jawab seorang pemimpin, yang artinya orang-orang dipaksa dan diganggu oleh penjahat, dan hidup mereka disakiti. Pekerjaan gereja juga terganggu. Yang kulakukan menjijikkan bagi Tuhan!

Selama beberapa hari aku terus memikirkannya. Aku tahu benar seorang penjahat mengganggu pekerjaan gereja dan segera menangani penjahat sejalan dengan prinsip. Jadi kenapa aku selalu takut orang lain akan salah paham dan berkata aku menyerangnya? Apa sebenarnya menyerang seseorang? Aku membacanya dalam firman Tuhan: "Hal paling umum yang antikristus lakukan adalah menganiaya dan menyiksa orang lain, dan itulah cara konkret yang mereka wujudkan. Untuk mempertahankan status mereka, antikristus selalu menuntut agar orang lain mematuhi dan mengindahkan mereka. Jika mereka mendapati ada orang yang tidak mengindahkan mereka atau menolak mereka, mereka akan bertindak cepat untuk menindas dan menyiksa orang itu, untuk menaklukkan mereka. Antikristus sering kali menindas orang yang pendapatnya berbeda dari pendapat mereka sendiri. Mereka sering kali menindas orang yang mengejar kebenaran dan dengan setia melaksanakan tugas mereka. Mereka sering kali menindas orang yang relatif sopan dan jujur yang tidak menyanjung atau menjilat mereka. Mereka menindas orang yang tidak akur dengan mereka atau mengalah kepada mereka. Antikristus tidak memperlakukan orang lain berdasarkan prinsip kebenaran. Mereka tidak bisa memperlakukan orang dengan adil. Ketika mereka tidak menyukai seseorang, ketika seseorang tampaknya tidak mau sepenuh hati mengalah kepada mereka, mereka akan mencari peluang dan alasan, dan bahkan kepura-puraan palsu, untuk menyerang dan menyiksa orang itu, bahkan sampai mengatasnamakan rumah Tuhan untuk menindas mereka. Mereka tidak menyerah sampai orang akhirnya tunduk dan tidak berani mengatakan tidak kepada mereka; mereka tidak menyerah sampai orang mengakui status dan otoritas mereka, dan menyapa mereka dengan senyuman, menyatakan dukungan dan ketaatannya kepada mereka, tidak berani memiliki gagasan apa pun tentang mereka. Dalam situasi apa pun, di kelompok mana pun, kata 'adil' tidak berlaku dalam cara antikristus memperlakukan orang lain, dan kata 'mengasihi' tidak berlaku dalam cara mereka memperlakukan saudara-saudari yang benar-benar percaya kepada Tuhan. Mereka menganggap siapa pun yang mengancam status mereka sebagai duri dalam daging, dan mereka akan mencari peluang dan dalih untuk menyiksa mereka. Mereka menghadapi kepatuhan dengan siksaan, dan tidak berhenti sampai orang itu ditundukkan. Tindakan mereka sangat tidak sesuai dengan prinsip-prinsip kebenaran, dan bertentangan dengan kebenaran. Jadi, haruskah mereka ditangani dan dipangkas? Tidak hanya itu—mengungkap, mengidentifikasi, dan menggolongkan mereka saja tidak akan berhasil. Antikristus memperlakukan setiap orang sesuai dengan preferensi mereka sendiri, dengan niat dan tujuan mereka sendiri. Di bawah kekuasaan mereka, siapa pun yang memiliki rasa keadilan, siapa pun yang dapat berbicara adil, siapa pun yang berani melawan ketidakadilan, siapa pun yang menjunjung tinggi prinsip kebenaran, siapa pun yang benar-benar berbakat dan terpelajar, siapa pun yang dapat memberikan kesaksian tentang Tuhan—semua orang seperti itu akan menghadapi kecemburuan antikristus, dan mereka akan ditindas, dikucilkan, dan bahkan diinjak-injak di bawah kaki antikristus. Seperti itulah kebencian antikristus yang mendasari caranya memperlakukan orang-orang baik, orang-orang yang mengejar kebenaran. Dapat dikatakan bahwa mayoritas orang yang dicemburui dan ditindas oleh antikristus adalah orang-orang yang positif dan baik. Kebanyakan dari mereka adalah orang-orang yang akan Tuhan selamatkan, yang dapat Tuhan pakai, yang akan Tuhan sempurnakan. Dalam menggunakan taktik penindasan dan pengucilan seperti itu terhadap orang-orang yang akan Tuhan selamatkan, pakai, dan sempurnakan, bukankah antikristus adalah lawan Tuhan? Bukankah mereka adalah penentang Tuhan?" (Firman, Vol. 4, Menyingkapkan Antikristus, "Bab Sebelas: Mereka Tidak Menerima Penanganan dan Pemangkasan, Juga Tidak Memiliki Sikap Pertobatan Ketika Mereka Melakukan Kesalahan Apa pun, melainkan Menyebarkan Gagasan dan Mengkritik Tuhan di Depan Umum"). Merenungkan firman Tuhan, aku sadar bahwa menyerang seseorang dan mengikuti prinsip adalah dua hal berbeda. Satu, kita harus melihat motif seseorang dalam bertindak, dan satunya, kita harus lihat apakah perlakuan mereka terhadap orang lain didasari firman Tuhan. Jika mereka ketahuan sebagai orang jahat atau antikristus berdasarkan prinsip kebenaran, mengeluarkan, mengusir mereka dari gereja adalah menjauhkan orang lain dari bahaya dan mengikuti prinsip. Itu bukan menyerang. Tapi waktu antikristus dan penjahat menekan dan menyerang orang, sepenuhnya datang dari motivasi jahat mereka. Mereka iri terhadap orang-orang yang mengejar kebenaran dan memiliki rasa adil. Mereka benci orang-orang yang memahami mereka dan berani mengungkap mereka. Mereka singkirkan pembangkang untuk melindungi kekuasaan dan status mereka. Mereka menyerang dan membesar-besarkan masalah kecil orang lain. Mereka bahkan memutar balikkan fakta dan memfitnah orang, melempar berbagai macam tuduhan agar mereka dikeluarkan. Motif dan maksud mereka seluruhnya bertentangan dengan kebenaran dan Tuhan. Mereka dihukum dan dikutuk oleh Tuhan. Aku mengungkap dan memecat Li Yan berdasarkan pemahamanku akan dia sebagai orang jahat menurut firman Tuhan. Bukan karena dendam pribadi, dan aku tidak menyerangnya. Aku tadinya tidak mengerti arti menyerang sebenarnya, dan hanya melihat di permukaan. Aku merasa jika orang punya dendam terhadapku, jika aku menangani masalah mereka, itu menyerang. Aku tak lihat apakah mereka penjahat dan apa peran mereka di gereja. Akibatnya, aku dilumpuhkan oleh pandanganku yang salah. Bodoh sekali! Mengerti ini semua bagiku sungguh membebaskan.

Setelah itu, aku sengaja latihan melakukan tugas sesuai prinsip. Jika kulihat ada masalah pada saudara atau saudari, kutemui mereka dan berusaha maksimal untuk bersekutu dan membantu mereka. Terutama soal pekerjaan pembersihan, jika sudah diputuskan seseorang calon diusir, mereka berprasangka atau tidak terhadapku, aku tangani sesuai prinsip kebenaran. Waktu menerapkannya aku merasa jauh lebih damai. Kini aku sendiri telah mengalami bahwa dalam tugas, kita harus lepaskan motivasi dan perhitungan nama dan status, tegakkan prinsip dan lindungi pekerjaan gereja agar merasa damai dan sukacita.

Penderitaan akan berakhir dan air mata akan berhenti. Percayalah kepada Tuhan bahwa Dia mendengar permohonan kita dalam penderitaan kita, dan Dia ingin menyelamatkan kita dari penderitaan. Hubungi kami untuk memahami kabar baik tentang keselamatan Tuhan.

Konten Terkait

Belajar dari Kritik

Oleh Saudari Song Yu, Belanda Pada Mei tahun ini, seorang saudari melapor kepadaku bahwa Saudari Lu berkata kepadanya setidaknya tiga...