Cara Menghadapi Dipangkas dan Ditangani

30 Agustus 2023

—Jurnal Saat Teduh

Oleh Saudari Si Fan, Korea

Rabu, 17 Agustus 2022, langit cerah.

Aku memulai tugas baru hari ini. Aku melakukan pekerjaan tekstual. Meski tak disangka, aku senang bisa melakukan tugas ini. Aku tahu ini adalah kasih karunia Tuhan dan Dia memberiku kesempatan untuk menerapkan. Aku ingin bekerja dengan baik. Namun, saat memikirkan aku tak menguasai pekerjaan ini serta bagaimana orang lain dipangkas dan ditangani karena keras kepala dan tak berprinsip dalam pekerjaan seperti ini, aku mulai khawatir, berpikir: "Apa aku juga akan dipangkas dan ditangani dalam tugas ini? Namun, bukankah bagus jika aku bisa belajar dari dipangkas? Ini kesempatan bagus untuk mendapatkan kebenaran!" Jadi, pada akhirnya, aku menerima tugas ini.

Minggu, 4 September 2022. Langit berawan.

Waktu berlalu dengan cepat. Tidak terasa aku telah setengah bulan melakukan pekerjaan tekstual. Dengan persekutuan tentang prinsip dan bimbingan pemimpin, aku sedikit lebih menguasai pekerjaan ini dan mempelajari beberapa prinsip. Hari ini aku melihat beberapa saudara-saudari ditangani karena tak melakukan tugas dengan prinsip dan keras kepala. Aku menjadi sangat gugup, takut ditangani. Meskipun tahu pemangkasan pemimpin adalah menunjukkan watak rusak dan esensi masalah sesuai dengan firman Tuhan, juga membantu kita mengenal diri sendiri dan memasuki prinsip kebenaran, aku tetap tak ingin dipangkas atau ditangani. Saudara Saul ditangani hari ini karena tak melakukan tugasn sesuai prinsip. Pemimpin telah bersekutu dan membahas ini dengannya berulang kali, tapi dia terus melakukan kesalahan yang sama. Pemimpin bilang dia tak peka secara rohani dan tak memahami prinsip. Meskipun kata-kata ini tak ditujukan kepadaku, saat mendengar "tak peka secara rohani," rasanya seperti disengat. Aku memperingatkan diriku: "Aku harus bertindak sesuai prinsip dan tak boleh membuat kesalahan, atau aku akan ditangani. Aku akan mendapat masalah jika terbukti tak peka secara rohani. Bagaimana orang seperti itu bisa diselamatkan? Apa mereka bahkan layak untuk dibina?" Pikiran-pikiran ini hanya membuatku makin cemas. Melakukan tugasku malam ini, aku tegang sepanjang waktu. Aku bekerja dengan sangat hati-hati, takut melakukan kesalahan. Namun, aku tak mengerti kenapa melihat orang lain ditangani berdampak hebat kepadaku.

Jumat, 9 September 2022. Langit cerah.

Akhir-akhir ini aku diliputi ketakutan dalam tugasku dan terus waspada. Aku takut melakukan kesalahan. Terkadang orang lain menanyakan pandanganku, tapi meski itu saran yang kuyakini, aku takut salah bicara. Aku harus mencari dan mendapatkan persetujuan beberapa orang sebelum menyatakan pandanganku. Sejujurnya, melakukan tugasku seperti ini sangat melelahkan, dan aku merasa makin jauh dari Tuhan. Aku membaca satu kutipan firman Tuhan yang sangat menyentuh hatiku hari ini. Tuhan Yang Mahakuasa berfirman: "Ada beberapa antikristus yang bekerja di rumah Tuhan secara diam-diam bertekad untuk bertindak dengan hati-hati, agar mereka jangan sampai melakukan kesalahan, dipangkas dan ditangani, membuat marah Yang di Atas atau ketahuan melakukan sesuatu yang buruk oleh pemimpin mereka, dan mereka memastikan ada orang yang melihat ketika mereka melakukan perbuatan baik. Namun, sekalipun telah sangat berhati-hati, karena mereka memulai dari titik awal yang salah dan menempuh jalan yang salah, bertindak hanya demi reputasi dan status dan tidak pernah mencari kebenaran, mereka akan sering melanggar prinsip, mengganggu dan mengacaukan pekerjaan gereja, bertindak sebagai antek Iblis, dan bahkan akan sering melakukan pelanggaran. Sangatlah lumrah bagi orang-orang semacam itu untuk sering melanggar prinsip dan melakukan pelanggaran. Jadi, tentu saja, akan sulit bagi mereka untuk menghindarkan diri mereka dipangkas dan ditangani. Lalu, mengapa antikristus bertindak sangat hati-hati ketika tidak sedang dipangkas dan ditangani? Satu alasan yang pasti adalah karena mereka berpikir, 'Aku harus berhati-hati—bagaimanapun juga, "Kehati-hatian adalah pangkal keselamatan" dan "Orang yang baik memiliki kehidupan yang damai". Aku harus mengikuti prinsip-prinsip ini dan setiap saat mengingatkan diriku sendiri agar aku jangan sampai melakukan kesalahan atau mendapat masalah, dan aku harus menyembunyikan kerusakan dan niatku. Asalkan aku tidak melakukan kesalahan dan dapat bertahan sampai akhir, aku akan mendapatkan berkat, terhindar dari bencana, dan aku akan berhasil dalam kepercayaanku kepada Tuhan!' Mereka sering mendorong, memotivasi dan menyemangati diri mereka sendiri dengan cara seperti ini. Mereka yakin jika mereka melakukan kesalahan, kesempatan mereka untuk mendapatkan berkat akan sangat berkurang. Bukankah di lubuk hatinya, mereka dipenuhi perhitungan dan keyakinan seperti ini? Terlepas dari apakah perhitungan atau keyakinan antikristus ini benar atau salah, berdasarkan keyakinan ini, apa yang paling mereka khawatirkan ketika ditangani dan dipangkas? (Masa depan dan nasib mereka.) Mereka menghubungkan ditangani dan dipangkasnya diri mereka dengan masa depan dan nasib mereka—ini berkaitan dengan natur jahat mereka" (Firman, Vol. 4, Menyingkapkan Antikristus, Bab Sembilan (Bagian Delapan)). Kutipan ini menggambarkan keadaanku dengan tepat. Saat melihat orang lain ditangani, aku tak menerima itu datang dari Tuhan atau mencari tahu kenapa orang ini ditangani, apa penyimpangan mereka, bagaimana bisa belajar dari kegagalan mereka, dan bagaimana aku harus menghindari penyimpangan yang sama di masa depan agar bertindak sejalan dengan prinsip. Aku justru membuat ikatan tak terlihat tapi erat antara ditangani dan nasibku. Aku merasa makin serius ditangani, makin sedikit harapan untuk diberkati. Aku makin berhati-hati dan waspada, kupikir selama tak melakukan banyak kesalahan atau ditangani, aku punya harapan diberkati. Karena kesalahpahamanku tentang ditangani dan karena terlalu menghargai berkat, aku sangat sensitif terhadap hal-hal yang menyentuh nasibku, juga terlalu berhati-hati dalam segala hal yang kulakukan. Takut jika tak berhati-hati, aku akan ditangani dan kehilangan kesudahan baikku. Aku bisa melihat bahwa aku sangat jahat dan licik! Pemimpin mempersekutukan prinsip berkali-kali dan membimbing kami, tapi kami meremehkan kata-katanya. Kami terus bertindak keras kepala dan membabi buta, mengganggu pekerjaan. Bukankah menangani kami adalah hal yang sangat wajar? Orang yang rasional akan merenungkan diri saat menyadari ini, di mana mereka gagal atau tak peka secara rohani, lalu mencari kebenaran dan segera memperbaiki penyimpangan mereka. Inilah orang dengan jalan masuk positif dan mencari kebenaran. Kita ditangani untuk membantu kita memasuki kebenaran dan melakukan tugas dengan baik. Namun, bukan hanya tak mencari kebenaran atau merenung, aku juga waspada dan salah paham. Aku tak bisa membedakan yang baik dari yang buruk! Berkat penyingkapan firman Tuhan, kini aku punya sedikit pemahaman tentang keadaanku.

Senin, 12 September 2022. Hujan deras.

Dalam pertemuan hari ini, pemimpin tahu Saulus menjadi negatif setelah ditangani, juga bahwa dia merasa terkekang dan tertekan. Pemimpin bertanya apakah kami merasa terkekang. Aku mengingat keadaanku baru-baru ini dan bilang aku merasa agak terkekang. Pemimpin kemudian memberikan persekutuan yang sangat menyentuhku. Dia berkata: "Kenapa beberapa orang ditangani berulang kali, tapi tetap tak mendapatkan kebenaran, dan mereka bilang merasa terkekang, tertindas, dan menderita? Itu karena mereka tak fokus pada memahami atau mendapatkan kebenaran, yang berarti mereka tak mendapatkan apa-apa. Mereka menentang dan marah saat ditangani. Mereka membantah orang lain. Apakah ini orang yang menerima kebenaran? Orang-orang ini ditangani karena melanggar prinsip kebenaran, tapi mereka menolak merenung, dan bahkan bersantai-santai. Ini menunjukkan mereka tak menerima kebenaran, juga melawan dan menentang kebenaran. Menentang kebenaran, pada dasarnya, menentang Tuhan. Natur ini sangat serius." Persekutuan pemimpin akhirnya membuatku sadar betapa serius natur menolak kebenaran atau ditangani, dan betapa berbahayanya keadaan ini. Sesampai di rumah, aku sangat lama sangat gelisah dan berbaring di ranjang tak bisa tidur lama sekali. Aku merasa situasi ini bukan kebetulan dan ada kehendak Tuhan ada di belakangnya. Aku mulai bertanya-tanya, bagaimana sebenarnya manifestasi tak menerima kebenaran? Bagaimana aku bisa memetik pelajaran dan merenung dalam situasi ini?

Rabu, 14 September 2022. Langit cerah.

Saulus diberhentikan hari ini. Beberapa orang lain juga diberhentikan karena tak menerima kebenaran dan tak membuat kemajuan dalam tugas mereka. Aku mengetahui dari seorang saudari bahwa Saul sering melakukan tugasnya dengan keras kepala dan melanggar prinsip, juga bahwa pemimpin dengan sabar mempersekutukan prinsip dengannya tiap kali. Kadang pemimpin memangkas dia dan menunjukkan esensi masalahnya, tapi Saul tak mencari kebenaran atau merenung. Setelah dipangkas, dia mengendur dan menolak berbagi pandangan dalam diskusi kerja. Suatu kali dalam sebuah pertemuan, dia bahkan mengatakan: "Pemimpin tak melihat saat aku bekerja dengan baik, tapi jika pekerjaanku buruk, aku akan ditangani." Sulit dipercaya dia mengatakan ini, dan ini menunjukkan dia sama sekali tak menerima kebenaran! Aku membaca beberapa kutipan firman Tuhan. "Ketika antikristus dipangkas dan ditangani, hal pertama yang mereka lakukan adalah menentang dan menolaknya di lubuk hati mereka. Mereka melawannya. Dan mengapa mereka melakukannya? Karena berdasarkan natur dan esensi mereka, antikristus sangatlah muak dan membenci kebenaran, dan mereka sama sekali tidak menerima kebenaran. Tentu saja, esensi dan watak antikristus menghalangi mereka untuk mengakui kesalahan mereka sendiri atau mengakui watak rusak mereka sendiri. Berdasarkan dua fakta ini, sikap antikristus ketika mereka dipangkas dan ditangani adalah sama sekali menolak dan menentang sepenuhnya. Mereka membenci dan menentangnya dari lubuk hati mereka, dan tidak memiliki sedikit pun penerimaan atau ketundukan, apalagi perenungan atau pertobatan sejati. Ketika antikristus dipangkas dan ditangani, siapa pun yang melakukannya, berkenaan dengan apa pun, sejauh mana pun mereka harus disalahkan atas masalah ini, sejelas apa pun kesalahannya, sebanyak apa pun kejahatan yang mereka lakukan, atau konsekuensi apa pun yang diakibatkan oleh kejahatan mereka terhadap gereja—antikristus tidak memikirkan semuanya ini. Bagi antikristus, orang yang memangkas dan menangani mereka adalah orang yang mengasingkan mereka, atau dengan sengaja mencari-cari kesalahan untuk menghukum mereka. Antikristus bahkan mungkin menganggap diri mereka sedang dirundung dan dipermalukan, bahwa mereka tidak diperlakukan secara manusiawi, dan bahwa mereka diremehkan dan dicemooh. Setelah antikristus dipangkas dan ditangani, mereka tidak pernah merenungkan apa sebenarnya perbuatan salah mereka, watak rusak seperti apa yang telah mereka singkapkan, apakah mereka mencari prinsip dalam masalah ini, atau apakah mereka bertindak sesuai dengan prinsip kebenaran atau memenuhi tanggung jawab mereka. Mereka tidak memeriksa diri mereka sendiri atau merenungkan semua ini, mereka juga tidak merenungkan masalah ini. Sebaliknya, mereka memperlakukan penanganan dan pemangkasan terhadap diri mereka sesuai keinginan mereka sendiri dan dengan sikap keras kepala. Setiap kali antikristus dipangkas dan ditangani, mereka akan penuh dengan kemarahan, kebencian, dan ketidakpuasan, dan tidak akan mendengarkan nasihat dari siapa pun. Mereka tidak mau menerima diri mereka dipangkas dan ditangani, dan tidak mampu kembali ke hadapan Tuhan untuk mengenal dan merenungkan diri mereka sendiri, untuk menangani tindakan mereka yang melanggar prinsip, seperti bersikap asal-asalan atau sembrono atau berperilaku buruk dalam tugas mereka, dan mereka juga tidak menggunakan kesempatan ini untuk mengatasi watak rusak mereka sendiri. Sebaliknya, mereka mencari-cari alasan untuk membela diri, membenarkan diri, dan mereka bahkan akan mengatakan hal-hal untuk memancing konflik dan menghasut orang lain" (Firman, Vol. 4, Menyingkapkan Antikristus, Bab Dua Belas). "Lingkungan apa pun yang muncul—terutama tatkala menghadapi kesulitan, dan terutama ketika Tuhan mengungkapkan atau menyingkapkan manusia—hal pertama yang harus orang lakukan adalah datang ke hadapan Tuhan untuk merenungkan dan memeriksa perkataan dan perbuatan mereka serta watak rusak mereka, dan bukannya memeriksa, mempelajari, dan menilai apakah perkataan dan tindakan Tuhan itu benar atau salah. Jika engkau tetap berada pada posisimu yang tepat, engkau seharusnya tahu persis apa yang seharusnya kaulakukan. Orang memiliki watak yang rusak dan tidak memahami kebenaran. Ini bukanlah masalah besar. Namun, jika orang memiliki watak yang rusak dan tidak memahami kebenaran, tetapi tetap tidak mencari kebenaran—maka mereka memiliki masalah yang nyata. Engkau memiliki watak yang rusak dan tidak memahami kebenaran, jadi engkau masih bisa mengkritik Tuhan semaumu, memperlakukan dan memperlakukan Dia dan berinteraksi dengan-Nya sesuai dengan suasana hatimu, kesukaanmu, dan emosimu. Namun, jika engkau tidak mencari dan menerapkan kebenaran, segala sesuatunya tidak akan sesederhana itu. Engkau bukan saja tak akan mampu tunduk kepada Tuhan, tetapi engkau juga akan salah paham dan mengeluh tentang Dia, mengkritik Dia, menentang Dia, dan bahkan menegur dan menolak Dia di dalam hatimu, mengatakan bahwa Dia tidak adil, bahwa tidak semua yang Dia lakukan selalu benar. Bukankah berbahaya jika engkau masih memunculkan hal-hal semacam itu? (Ya.) Ini sangat berbahaya. Tidak mencari kebenaran dapat merenggut nyawa seseorang! Dan ini bisa terjadi kapan pun dan di mana pun" (Firman, Vol. 4, Menyingkapkan Antikristus, Bab Sepuluh (Bagian Tiga)). "Penyebab orang sering menjadi pasif adalah ketidakmampuan mereka untuk menerima kebenaran. Jika engkau tidak menerima kebenaran, kepasifan akan menghantuimu seperti setan, menyebabkanmu terus-menerus hidup dalam keadaan pasif dan sikapmu menjadi makin mencela, tidak taat, dan tidak puas terhadap Tuhan. Saat engkau sampai pada titik di mana engkau mulai menentang, memberontak, dan berteriak melawan Tuhan, engkau sudah mencapai titik kehancuranmu. Ketika orang-orang mulai menganalisis dan mengategorikan dirimu, sudah terlambat bagimu menyadari kenyataan suram dari situasi ini dan engkau hanya akan jatuh tersungkur, memukuli dadamu. Lalu, yang dapat kaulakukan hanyalah menunggu hukuman Tuhan!" (Firman, Vol. 5, Tanggung Jawab Para Pemimpin dan Pekerja). Firman Tuhan akhirnya membuatku mengerti bahwa indikator paling jelas untuk apakah seseorang menerima kebenaran adalah bagaimana mereka menghadapinya. Saat ditangani, mereka yang mengejar dan menerima kebenaran bisa merenung, juga sekeras apa pun mereka ditangani, mereka selalu bisa berdoa kepada Tuhan, memikirkan di mana kesalahan mereka, apa yang menyebabkan ini, dan watak rusak apa yang mereka tunjukkan, lalu mencari kebenaran dan belajar dari situ. Meskipun ada kenegatifan dan kelemahan, karena bisa melihat skala kerusakan dan beratnya pelanggaran mereka, mereka mulai merasa bersalah dan menyesal, lalu membenci diri sendiri dari lubuk hati mereka. Namun, kenegatifan ini akan berlalu. Mereka bisa mencari kebenaran dan terus merenungkan diri dari semua kegagalan itu, lalu saat mengetahui masalah mereka dan melihat natur dari tindakan mereka dengan jelas, mereka melihat kasih dan perlindungan Tuhan saat ditangani, lalu berterima kasih kepada Tuhan. Pada saat ini, keadaan seseorang benar dan positif. Namun, orang yang tak menerima kebenaran menghadapinya dengan berbeda. Meskipun beberapa orang tak mengeluh secara terbuka, mereka tak pernah merenungkan diri atau mengenal diri sendiri melalui firman Tuhan. Dalam dirinya, mereka berdebat, melawan, dan membuat alasan, artinya makin mereka memikirkannya, makin mereka menderita dan sedih, bahkan sampai merasa dizalimi. Tentu saja ini menciptakan emosi negatif. Emosi negatif ini mengandung ketidakpuasan mereka terhadap kenyataan dan orang lain. Mereka yang menerima kebenaran berpikir ditangani membuat mereka benar-benar mengetahui watak rusak mereka, bertobat, dan berubah, itu adalah titik balik dalam iman mereka. Namun, mereka yang tak menerima kebenaran akan disingkap dan disingkirkan. Orang yang menjadi sangat negatif tak menerima kebenaran, naturnya muak terhadap kebenaran, dan tak bisa maju berapa lama pun mereka beriman. Saat ditangani, Saul tak merenung atau mengenali natur dan konsekuensi dari bekerja dengan keras kepala, apalagi mencari prinsip penerapan. Dia justru terkekang, negatif, dan lesu. Awalnya kupikir wajar merasa sedih setelah ditangani dan dia akan baik-baik saja setelah beberapa hari merenung. Namun, beberapa saudara-saudari lain berkata dia pernah seperti ini sebelumnya—bersemangat dan aktif di luar, tapi begitu masalah muncul dalam pekerjaan dan dia ditangani, dia menjadi negatif dan lesu, lalu berhenti berkontribusi dalam diskusi masalah. Dia berkata makin banyak saran pekerjaan yang dia buat, makin banyak masalah tersingkap, dia memberikan lebih sedikit saran dan pendapat, agar masalah yang tersingkap lebih sedikit. Setelah terakhir dipangkas, dia merasa terkekang dan tertekan dalam tugasnya, juga tertekan dan menderita. Sikap negatifnya ini pada dasarnya menolak kebenaran, dan menyalahkan serta menentang Tuhan. Dia telah menunjukkan watak antikristus. Akhirnya aku sadar di balik kenegatifan ini tersembunyi watak jahat yang menentang Tuhan. Bukankah Saul mengambil jalan yang salah adalah peringatan bagiku? Tuhan Yang Mahakuasa berfirman: "Tidak mencari kebenaran dapat merenggut nyawa seseorang! Dan ini bisa terjadi kapan pun dan di mana pun." Aku tak punya banyak pengalaman pribadi dengan ini, tapi dengan yang kualami akhir-akhir ini, kata-kata ini membuat hatiku berseru setuju. Tak mencari atau menerima kebenaran saat ditangani itu sangat berbahaya. Saudara-saudari yang diberhentikan baru-baru ini sebenarnya berbakat, tapi kelemahan fatal mereka adalah muak dan tak mencari kebenaran, menyebabkan mereka tak pernah mendapatkan hasil dalam tugas dan akhirnya diberhentikan. Makin kupikirkan, makin aku melihat pentingnya mencari kebenaran.

Kamis, 15 September 2022. Hujan ringan.

Persekutuan pemimpin malam itu sudah beberapa hari terngiang, dan pikiranku terus kembali pada firman Tuhan ini: "Jika engkau memiliki iman kepada Tuhan, tetapi tidak mencari kebenaran atau kehendak Tuhan, ataupun mencintai jalan yang membawamu lebih dekat kepada Tuhan, maka Kukatakan bahwa engkau adalah orang yang berusaha untuk menghindari penghakiman, dan bahwa engkau adalah sebuah boneka dan seorang pengkhianat yang melarikan diri dari takhta putih yang besar" (Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Kristus Melakukan Pekerjaan Penghakiman dengan Menggunakan Kebenaran"). Sebelumnya, saat membaca firman Tuhan: "engkau adalah orang yang berusaha untuk menghindari penghakiman," dan "engkau adalah sebuah boneka dan seorang pengkhianat yang melarikan diri dari takhta putih yang besar," orang-orang di dunia agama yang memegang teguh gagasan agama segera terlintas di benak. Mereka hanya ingin diselamatkan melalui kasih karunia. Mereka menolak menerima pekerjaan penghakiman Tuhan pada akhir zaman. Mereka adalah boneka dan pengkhianat yang melarikan diri dari takhta putih Tuhan yang besar. Namun, aku bertanya-tanya, apakah menerima pekerjaan Tuhan pada akhir zaman juga berarti menerima penghakiman-Nya? Begitukah cara Tuhan melihatnya? Apa artinya benar-benar menerima penghakiman dan hajaran Tuhan? Dengan merenungkan firman Tuhan, aku sadar menerima pekerjaan Tuhan pada akhir zaman tak berarti benar-benar menerima penghakiman-Nya pada akhir zaman. Kau setidaknya harus bisa menerima ditangani untuk menerima penghakiman Tuhan pada akhir zaman. Jika tak bisa menerima ditangani, tak mungkin kau akan menerima penghakiman dan hajaran Tuhan. Aku membaca lebih banyak firman Tuhan tentang cara menghadapi ditangani dengan benar. Tuhan Yang Mahakuasa berfirman: "Berkenaan dengan dipangkas dan ditangani, apa yang setidaknya harus orang ketahui? Orang harus mengalami dirinya dipangkas dan ditangani agar dia mampu melaksanakan tugasnya secara memadai—hal itu sangat diperlukan. Dipangkas dan ditangani adalah sesuatu yang harus orang hadapi setiap hari dan yang harus sering dialami dalam kepercayaan mereka kepada Tuhan dan dalam memperoleh keselamatan. Tak seorang pun dapat meluputkan dirinya dipangkas dan ditangani. Apakah memangkas dan menangani orang merupakan sesuatu yang menyangkut masa depan dan nasib mereka? (Tidak.) Jadi, untuk apa memangkas dan menangani orang? Apakah untuk menghukum orang? (Tidak, ini adalah untuk membantu orang memahami kebenaran dan melaksanakan tugas mereka sesuai prinsip.) Benar. Itulah pemahaman yang paling tepat mengenai hal tersebut. Memangkas dan menangani orang adalah semacam disiplin, semacam hajaran, tetapi juga merupakan suatu bentuk pertolongan kepada orang lain. Dipangkas dan ditangani memampukanmu untuk mengubah pengejaranmu yang salah tepat waktu. Hal ini memampukanmu untuk dengan segera mengenali masalah yang kauhadapi sekarang, serta memampukanmu untuk mengenali watak rusak yang kausingkapkan pada waktunya. Apa pun yang terjadi, dipangkas dan ditangani akan membantumu untuk melaksanakan tugasmu sesuai prinsip, itu menghalangimu agar engkau tidak melakukan kesalahan dan tersesat tepat pada waktunya, dan itu menghalangimu agar tidak menimbulkan bencana. Bukankah ini pertolongan terbesar bagi orang-orang, penyelamatan terbesar mereka? Mereka yang memiliki hati nurani dan nalar harus mampu menerima diri mereka ditangani dan dipangkas dengan benar" (Firman, Vol. 4, Menyingkapkan Antikristus, Bab Sembilan (Bagian Delapan)). Firman Tuhan sangat jelas tentang sikap dan jalan penerapan yang benar yang kita harus miliki saat ditangani. Nyatanya, ditangani sama sekali tak berhubungan dengan nasib. Entah bahasa yang digunakan kasar, memilukan, atau bahkan mengutuk, itu semua untuk membantu kita mengenali kerusakan kita, sifat keras kepala, bertindak tanpa prinsip, dan melihat penyimpangan dalam pekerjaan kita. Itu untuk membantu kita mencari kebenaran dan melakukan tugas dengan prinsip. Ditangani sering atau parah bukan berarti seseorang tak bernasib baik, tak ditangani juga bukan berarti seseorang akan bernasib baik. Meskipun beberapa orang sering dipangkas dan ditangani, dan terkadang ini parah, pedih, atau tampak seperti penyingkapan atau kutukan, orang-orang ini nantinya mampu mencari kebenaran, merenung, dan mendapatkan pemahaman tentang watak rusak, kekurangan, dan penyimpangan mereka. Mereka mampu berubah dan tumbuh dalam hidup, lalu pada akhirnya masih bisa memikul pekerjaan penting. Aku mulai merenungkan sikapku saat ditangani sejak menjadi orang percaya. Aku telah sembilan tahun percaya Tuhan, dan selama itu aku jarang ditangani, mengalami kemunduran atau kegagalan. Aku selalu punya pandangan berbeda tentang ditangani. Aku merasa ditangani itu buruk, sama dengan disingkap atau dikutuk. Aku menciut saat melihat orang lain ditangani, takut itu akan terjadi kepadaku juga jika tak hati-hati. Aku keliru berpikir ditangani adalah hukuman dan disingkap, menolak dan menentangnya, ingin berada di zona nyaman dalam imanku. Pengejaranku sama dengan orang yang hanya ingin kenyang dengan roti dalam agama. Aku telah membaca begitu banyak firman Tuhan dan tahu benar pekerjaan-Nya pada akhir zaman bertujuan untuk mentahirkan dan menyempurnakan manusia dengan penghakiman, pemurnian, pemangkasan dan penanganan. Namun, aku tak punya pengetahuan nyata dan tak mau menerima ditangani atau dimurnikan, jadi berapa lama pun aku percaya Tuhan, aku tak akan membuat kemajuan apa pun. Aku tak akan mendapatkan kebenaran atau perubahan dalam watak hidupku, dan pada akhirnya, aku akan dihukum. Makin memikirkannya, makin aku sadar betapa berbahayanya keadaanku. Bagi orang sepertiku yang mendambakan kenyamanan dan mengejar kasih karunia, meski tak ditangani, itu tak berarti kita akan mendapatkan kesudahan yang baik. Jika aku tak pernah mencari kebenaran atau mengubah watak rusakku, aku tak akan diselamatkan pada akhirnya. Ditangani tidak mengungkapkan kesudahan seseorang, tapi sikap terhadap kebenaran yang mengungkapkan jati diri mereka. Aku selalu berpikir ditangani adalah hal buruk, dan itu mungkin ketidaksenangan atau kutukan Tuhan. Namun, kini aku tahu itu keliru! Sambil menangis, aku berdoa kepada Tuhan: "Ya Tuhan, aku akhirnya melihat ketidaktahuan dan kebodohanku. Selama beriman, aku tak pernah mencari kebenaran dan naturku muak terhadap kebenaran. Aku selalu menghindari dipangkas dan ditangani. Tuhan, aku ingin bertobat. Aku bersedia memetik pelajaran dari ditangani." Aku merasa jauh lebih nyaman setelah berdoa, diiringi rasa mendamba dan kerinduan. Aku berharap bisa mengalami dipangkas dan ditangani di masa depan agar bisa maju dalam hidup.

Rabu, 05 Oktober 2022. Langit berawan.

Sesuatu yang tak terlupakan terjadi hari ini. Saat mengerjakan sebuah proyek, karena aku melakukan tugasku dengan keras kepala dan tak mencari prinsip, pekerjaan harus diulang, yang menunda kemajuan. Pemimpin menunjukkan natur dari masalah ini dan menanganiku karena congkak dan kurang kualitas. Dia bilang ini menunjukkan kurangnya kepekaan rohaniku. Kata-katanya terus terngiang. Aku sangat kesal dan mulai membatasi diri, berpikir: "Pemimpin sudah melihat jati diriku. Dia pikir aku tak cocok untuk tugas ini. Aku akan diberhentikan kapan saja." Aku makin tertekan. Menyadari keadaanku salah, aku berdoa kepada Tuhan: "Ya Tuhan, aku ditangani hari ini. Aku tak tahu apa yang harus kupetik dari ini atau bagaimana merenungkan diri. Tolong cerahkan dan bimbing aku untuk mengenal diriku dan membuang emosi negatif ini." Setelah berdoa, aku ingat bahwa mencari kebenaran adalah kunci saat ditangani. Tak akan ada yang terselesaikan dengan bersikap negatif. Aku harus merenungkan apa sebenarnya masalahku dan ketidakpekaan rohaniku. Memikirkannya dengan tenang, kali ini aku ditangani karena melakukan tugasku dengan keras kepala, tanpa merenung atau mencari prinsip. Pemimpin telah mempersekutukan prinsip yang berkaitan dengan ini, tapi aku hanya terpaku pada aturan. Aku bahkan merasa setelah mendengar prinsip ini beberapa kali, aku sudah menguasainya dan tak perlu memikirkannya lagi. Aku serta-merta percaya pada diri sendiri, mengesampingkan prinsip, melihat pendapatku benar dan tak mencari pendapat orang lain. Aku terlalu keras kepala, tak bertindak sesuai prinsip, dan serta-merta mengikuti aturan. Bukankah ini perilaku tak peka secara rohani? Jika tak ditangani dengan cara ini, aku akan tetap mati rasa, berpikir telah melakukan tugasku dengan baik, benar-benar tak tahu kejahatan apa yang mungkin kulakukan. Ditangani adalah peringatan untukku dan itu perlindungan bagiku. Setelah menyadari ini, aku tak merasa negatif lagi. Aku bisa fokus mencari dengan prinsip, dan mengingatkan diri agar tak mengulagi kesalahan ini.

Sabtu, 8 Oktober 2022. Langit cerah.

Kami berkumpul dengan pemimpin hari ini. Dia dengan sabar mempersekutukan prinsip melakukan tugas bersama kami, lalu bertanya apa kami telah mendapatkan sesuatu. Dia mendorong kami untuk mengejar kebenaran, dan bagaimanapun keadaannya, memetik pelajaran adalah hal terpenting. Dia juga membacakan kutipan firman Tuhan. "Selama mengalami pekerjaan Tuhan, berapa kali pun engkau telah gagal, jatuh, dipangkas, ditangani, atau disingkapkan, semua ini bukan hal yang buruk. Bagaimanapun engkau telah dipangkas atau ditangani, atau entah itu oleh para pemimpin, pekerja, saudara atau saudarimu, semua ini adalah hal yang baik. Engkau harus ingat ini: sebanyak apa pun engkau menderita, engkau sebenarnya mendapat manfaat. Siapa pun yang memiliki pengalaman dapat membuktikannya. Apa pun yang terjadi, entah dipangkas, ditangani, atau disingkapkan, itu selalu merupakan hal yang baik. Itu bukan hukuman. Itu adalah keselamatan Tuhan dan kesempatan terbaik bagimu untuk mengenal dirimu sendiri. Ini bisa membawa perubahan pada pengalaman hidupmu. Tanpa penyingkapan, engkau tidak akan memiliki kesempatan, keadaan, maupun konteks yang memampukanmu untuk mencapai pemahaman tentang kenyataan kerusakanmu. Jika engkau benar-benar memahami kebenaran, dan mampu menggali hal-hal rusak yang tersembunyi di lubuk hatimu, jika engkau dapat membedakannya dengan jelas, maka ini bagus, ini telah menyelesaikan masalah utama jalan masukmu ke dalam kehidupan, dan sangat bermanfaat bagi perubahan dalam watakmu. Menjadi mampu untuk sungguh-sungguh mengenal dirimu sendiri adalah kesempatan terbaik bagimu untuk memperbaiki jalanmu dan menjadi manusia yang baru; inilah kesempatan terbaik bagimu untuk memperoleh kehidupan baru. Begitu engkau benar-benar mengenal dirimu sendiri, engkau akan dapat melihat bahwa saat kebenaran menjadi hidup seseorang, itu sungguh sebuah hal yang berharga, dan engkau akan menjadi haus akan kebenaran, menerapkan kebenaran, dan masuk ke dalam kenyataan kebenaran. Ini adalah hal yang luar biasa! Jika engkau dapat meraih kesempatan ini dan dengan sungguh-sungguh merenungkan dirimu sendiri serta mendapatkan pengetahuan yang benar tentang dirimu sendiri setiap kali engkau gagal atau jatuh, maka di tengah-tengah sikap negatif dan kelemahan, engkau akan mampu bangkit kembali. Setelah melewati ambang batas ini, engkau akan mampu mengambil langkah maju yang besar dan masuk ke dalam kenyataan kebenaran" (Firman, Vol. 3, Pembicaraan Kristus Akhir Zaman, "Untuk Memperoleh Kebenaran, Orang Harus Belajar dari Orang-Orang, Peristiwa dan Hal-Hal di Sekitar Mereka"). Firman Tuhan benar-benar menyentuhku dan aku tak bisa menahan air mata. Meskipun ditangani itu menjengkelkan dan menyakitkan, terkadang aku merasa akan roboh karena merasa negatif, pengalaman ini benar-benar membuatku melihat kasih Tuhan. Situasi seperti inilah yang memaksaku datang ke hadapan Tuhan untuk merenungkan dan mengenali watak rusakku, juga merenungkan letak masalahku. Saat mendapatkan pemahaman tentang diriku sendiri, aku merasakan kedamaian batin dan ketenangan. Jika aku tak ditangani, entah gangguan apa yang akan kubuat dalam tugasku, atau masalah atau kekeliruan apa yang akan muncul. Ditangani seperti ini membuatku lebih sadar untuk mencari prinsip dalam tugasku. Aku pribadi telah melihat bahwa ditangani tak bisa dipisahkan dari melakukan tugas. Pengalaman ini telah mengubah sikapku tentang dipangkas dan ditangani.

Jika Tuhan telah membantu Anda, apakah Anda mau belajar firman Tuhan, mendekat kepada Tuhan dan terima berkat Tuhan?

Konten Terkait

Cara Menyelesaikan Keegoisan

Oleh Saudari Zhang Jing, CekoTuhan Yang Mahakuasa berkata: "Standar apa yang digunakan untuk menilai apakah perbuatan seseorang itu baik...

Keegoisan Itu Keji

Oleh Saudari Yang Shuo, Tiongkok Pada awal tahun 2021, aku dan Saudari Zhang Yichen bersama-sama membantu gereja yang baru didirikan....

Kekayaan Hidup

Oleh Wang Jun,Provinsi Shandong Selama bertahun-tahun sejak menerima pekerjaan Tuhan Yang Mahakuasa di akhir zaman, aku dan istriku...