Tugasmu Bukan Kariermu

21 Januari 2022

Oleh Saudari Cheng Nuo, Prancis

Tahun lalu aku bertanggung jawab atas pekerjaan dua gereja untuk pendatang baru. Terkadang orang perlu dipindahkan dari gereja kami untuk melakukan tugas di tempat lain. Awalnya aku dengan senang hati bekerja sama dan segera merekomendasikan orang. Namun, setelah beberapa waktu aku sadar lebih sulit menyelesaikan pekerjaanku saat orang-orang andal dipindahkan. Aku khawatir kinerjaku bisa menurun, lalu pemimpin akan memberhentikanku karena tidak berhasil dalam pekerjaanku, dan statusku terancam. Jadi, aku tidak sesiap dan serela dahulu untuk menyediakan orang. Tidak lama kemudian, aku perhatikan orang percaya baru, Saudari Ranna, punya kualitas baik dan bersemangat dalam pengejarannya, membaca firman Tuhan dan menonton video gereja, serta selalu bertanya kepadaku tentang menerapkan kebenaran dan memasuki realitasnya. Aku tahu gereja kami membutuhkan pemimpin tim penyiraman dan aku harus segera membina dia untuk itu, jadi aku memberinya banyak bantuan agar dia memahami lebih banyak kebenaran dan bisa menjalankan tugas. Aku bukan hanya menyiram orang percaya baru, tetapi kupikir itu akan terlihat seolah aku juga mendapatkan hasil, dan orang-orang akan berpikir aku sangat cakap—semua diuntungkan. Lalu, suatu hari seorang pemimpin memberitahuku gereja lain membutuhkan seseorang untuk penyiraman, dan karena keadaan Saudari Ranna baik dan menginspirasi, dia harus pergi melakukan tugas itu di gereja lain. Aku sangat kesal saat mendengar ini, kupikir aku yang membinanya menjadi pemimpin tim penyiraman, dan bukan hanya gereja lain yang membutuhkan orang. Aku merasa sangat menentang itu. Beberapa hari kemudian, pemimpin mengemukakan ide memindahkan Saudari Ranna lagi, berkata dia punya kualitas bagus dan mungkin bisa dilatih untuk tanggung jawab lebih besar. Penentanganku makin besar, dan aku berpikir, "Kau ingin mengambil dia begitu saja? Jika pekerjaan gereja kami terus mundur, aku akan diberhentikan." Jadi, aku berkata, "Kupikir dia bisa tinggal di sini dan dibina untuk posisi kepemimpinan." Aku tahu ada lebih banyak pendatang baru di gereja lain dan mereka lebih membutuhkan penyiraman. Aku tidak berani mengatakan langsung tidak akan membiarkan dia pergi, tetapi aku dipenuhi kemarahan terpendam dan merasa sangat buruk, aku tidak bisa menerimanya. Pemimpin telah memindahkan dua pemimpin tim dari gereja kami tidak lama sebelum itu, jadi aku terus mengisi lowongan dan membina orang baru, lalu yang terpenting, kandidat bagus sulit ditemukan. Jika tidak mendapatkan hasil baik, aku tidak akan mendapat kesempatan membuat diriku terlihat baik. Aku merasa tidak bisa melakukan tugas itu dan makin sengsara. Aku merasa dizalimi dan tidak bisa menahan air mata. Melihatku seperti itu, pemimpin bersekutu denganku tentang kehendak dan tuntutan Tuhan, tetapi aku tidak mau mendengarnya. Lalu, dia berkata dengan bertindak seperti itu, aku menghambat pekerjaan gereja, tetapi aku sama sekali tidak bisa menerimanya. Kupikir, "Namun, bukankah ini karena mempertimbangkan pekerjaan gereja kami? Jika kau pikir aku menghalangi, silakan. Pecat saja aku, dan aku tidak akan menimbulkan masalah lagi." Aku merasa buruk saat memikirkannya, jadi aku berdoa, "Ya Tuhan, aku tidak bisa tunduk pada apa yang terjadi sekarang. Aku merasa sangat dizalimi. Tolong bimbing aku agar bisa mengerti apa yang salah denganku."

Pada saat itu, aku merenung tentang kenapa, saat pemimpin perlu membuat perubahan biasa, orang lain baik-baik saja dengan itu, tetapi aku punya masalah. Aku harus melawannya. Aku punya begitu banyak penentangan batin untuk itu, dan bukan hanya sekali dua kali aku bertindak seperti itu. Kenapa aku begitu sulit untuk tunduk? Lalu, aku ingat kutipan firman Tuhan ini. "Tugas tidaklah dikelola olehmu—itu bukan kariermu sendiri atau pekerjaanmu sendiri; sebaliknya tugas adalah pekerjaan Tuhan. Pekerjaan Tuhan membutuhkan kerjasamamu, yang menyebabkan munculnya tugasmu. Bagian dari pekerjaan Tuhan yang dengannya manusia harus bekerja sama adalah tugas manusia. Tugas itu adalah bagian dari pekerjaan Tuhan—itu bukan kariermu sendiri, bukan urusan rumah tanggamu, juga bukan urusan pribadimu dalam kehidupan. Entah tugasmu menangani urusan eksternal atau internal, itu adalah pekerjaan rumah Tuhan, itu merupakan satu bagian dari rencana pengelolaan Tuhan, dan itu adalah amanat yang telah Tuhan berikan kepadamu. Itu bukan urusan pribadimu. Jadi, bagaimana seharusnya engkau memperlakukan tugasmu? Oleh karena itu, engkau tidak dapat melaksanakan tugasmu dengan cara apa pun sesukamu" ("Hanya dengan Mencari Prinsip Kebenaran Orang Dapat Melaksanakan Tugas Mereka dengan Baik" dalam "Rekaman Pembicaraan Kristus Akhir Zaman"). "Sebenarnya apakah arti tugas? Dapatkah dikatakan bahwa bahwa begitu engkau diberi sebuah tugas, tugas ini pun menjadi urusan pribadimu? Beberapa orang berkata, 'Begitu tugas telah diberikan kepadaku, bukankah tugas itu adalah urusanku sendiri? Tugasku adalah tanggung jawabku, dan bukankah apa yang dibebankan kepadaku adalah urusanku sendiri? Jika aku menangani tugasku sebagai urusanku sendiri, bukankah itu berarti aku akan melakukannya dengan benar? Akankah aku melakukannya dengan baik jika aku tidak memperlakukannya seperti urusanku sendiri?' Apakah perkataan-perkataan ini benar atau salah? Semua itu salah; semua itu bertentangan dengan kebenaran. Tugas bukanlah urusan pribadimu sendiri, itu adalah bagian dari pekerjaan Tuhan, dan engkau harus melakukannya sebagaimana yang Tuhan tuntut, dan dengan begitu engkau akan melakukan tugas dengan standar yang dapat diterima. Jika tugas itu dilakukan menurut visimu, menurut tuntutanmu, menurut gagasan dan imajinasimu, maka itu tidak akan sesuai standar; ini berarti tidak melaksanakan tugasmu karena yang kaulakukan bukanlah pekerjaan yang berada dalam lingkup pengelolaan Tuhan, itu bukan pekerjaan rumah Tuhan; engkau sedang menjalankan urusanmu sendiri, dan dengan demikian itu tidak diingat oleh Tuhan" ("Hanya dengan Mencari Prinsip Kebenaran Orang Dapat Melaksanakan Tugas Mereka dengan Baik" dalam "Rekaman Pembicaraan Kristus Akhir Zaman"). Ini bukan pekerjaanku. Itu amanat Tuhan, jadi harus dilakukan sesuai tuntutan Tuhan dan rumah-Nya. Aku seharusnya tidak bertindak sekehendakku, berdasarkan keinginan dan rencana pribadiku. Aku mungkin terlihat melakukan banyak pekerjaan, tetapi itu bukan melakukan tugas. Itu menjalankan perusahaanku sendiri dan menentang Tuhan. Saat kupikir kembali, setiap kali diminta menyediakan orang, aku khawatir jika melepaskan anggota gereja berkualitas baik, gereja kami tidak akan mendapatkan hasil baik, dan aku bisa kehilangan posisiku. Aku tidak ingin menyediakan orang agar bisa melindungi reputasi dan statusku. Aku tahu secara teori tugasku diberikan kepadaku oleh Tuhan dan itu tanggung jawabku, tetapi dalam prakteknya, aku memperlakukannya seperti bisnis dan pekerjaanku sendiri. Sejak diberi pekerjaan itu, kupikir itu bisnisku dan aku punya keputusan akhir. Aku bersedia membantu menyediakan orang hanya jika itu tidak memengaruhi pekerjaanku, tetapi jika terpengaruh, aku bersikeras menolak. Jadi, saat tahu Saudari Ranna akan dipindahkan, aku kecewa, dan tidak ingin melepaskan dia. Aku merasa dizalimi, bahkan ingin mengamuk, berhenti melakukan tugasku. Bagaimana bisa itu disebut melakukan tugas? Aku jelas mengganggu dan menghalangi pekerjaan rumah Tuhan. Aku tidak menjunjung kepentingan rumah Tuhan atau mencoba memuaskan Tuhan, tetapi membuat rencana untuk diri sendiri, menggunakan tugasku sebagai kesempatan untuk bekerja demi reputasi dan status. Aku melakukan itu semua untuk diriku. Sebanyak apa pun pekerjaan yang kulakukan, Tuhan tidak akan pernah memuji itu. Tuhan memberiku tugas dan pekerjaan itu untuk rumah Tuhan. Aku seharusnya antusias bekerja sama setiap kali gereja membutuhkan orang. Aku tidak boleh egois, hanya memikirkan diriku.

Seorang pemimpin menyebutkan dalam pertemuan esok harinya bahwa menyirami saudara-saudari adalah tugas pemimpin gereja, seraya membina orang agar semua orang bisa melakukan tugas yang sesuai dengan mereka. Mendengar itu seperti terbangun dari mimpi. Dia benar. Menyiram saudara-saudari dan membantu menemukan tugas tepat untuk mereka adalah bagian dari pekerjaanku. Namun, saat rumah Tuhan membutuhkan orang, meski tak berani menolak, aku melawannya dalam hati, memberi berbagai alasan untuk menolaknya. Itu bukanlah melakukan tugas. Aku bahkan tidak memenuhi tanggung jawabku di posisi itu, tetapi masih merasa puas diri. Aku tidak merenungkan diri, justru menghalangi pekerjaan gereja. Bukankah aku menghambat pekerjaan gereja, seperti yang dikatakan saudari itu? Aku ingat saat pertama kali menjalankan tugas, aku hanya ingin berkontribusi untuk pekerjaan Injil di rumah Tuhan. Namun, aku menjadi penghalang, batu sandungan. Untuk ini, aku merasakan penyesalan dan ingin bertobat kepada Tuhan.

Beberapa hari kemudian, pemimpin mengirim pesan memintaku memindahkan dua anggota tim Injil ke gereja lain. Aku benar-benar tenang saat melihat pesan itu dan melihat bahwa Tuhan mengatur ini untuk memberiku kesempatan menerapkan kebenaran. Namun, saat mengevaluasi anggota tim, aku merasakan keengganan berpisah dengan mereka, dan bertanya-tanya apa aku sungguh harus melepaskan dua saudari terbaik dalam tim, atau mungkin bisa pindahkan dua orang yang tak seandal mereka? Dari pemikiran itu, aku sadar diriku egois dan membuat kesalahan yang sama lagi. Lalu, aku membaca sebuah kutipan firman Tuhan yang ingin kubagikan. "Hati orang-orang yang curang dan jahat dipenuhi dengan ambisi, rencana, dan persekongkolan pribadi mereka. Apakah hal-hal ini mudah untuk dikesampingkan? (Tidak.) Kiat untuk hal ini adalah mampu melaksanakan tugasmu dengan baik bahkan ketika engkau tak mampu mengesampingkan hal-hal ini. Ini sebenarnya tidak sulit: engkau hanya harus mampu membuat perbedaan. Jika ada sesuatu yang berkaitan dengan rumah Tuhan, dan itu sangat penting, engkau tidak boleh menundanya, tidak boleh melakukan kesalahan, merugikan kepentingan rumah Tuhan, atau mengganggu pekerjaan rumah Tuhan. Ini adalah prinsip yang harus kauikuti. Jika kepentingan rumah Tuhan tidak dirugikan, tetapi ambisi dan keinginanmu sedikit dirugikan, engkau harus menerima semua itu dirugikan, dan tidak menyinggung watak Tuhan, di mana ini akan menjadi garis batasnya. Jika engkau merusak pekerjaan rumah Tuhan untuk memuaskan sedikit ambisi dan keangkuhanmu, apa yang akan menjadi konsekuensi akhir bagimu? Engkau akan digantikan, dan mungkin disingkirkan. Engkau akan menerima murka dari watak Tuhan, dan mungkin tidak memiliki kesempatan lagi. Ada batas dalam hal jumlah kesempatan yang Tuhan berikan kepada manusia. Berapa banyak kesempatan yang orang dapatkan untuk diuji oleh Tuhan? Ini ditentukan berdasarkan esensi mereka. Jika engkau memanfaatkan kesempatan yang diberikan kepadamu dengan sebaik-baiknya, dan mampu menempatkan penyelesaian pekerjaan rumah Tuhan di atas kesombongan dan keangkuhanmu sendiri, itu berarti engkau memiliki pola pikir yang benar" ("Hanya dengan Mencari Prinsip Kebenaran Orang Dapat Melaksanakan Tugas Mereka dengan Baik" dalam "Rekaman Pembicaraan Kristus Akhir Zaman"). Pemimpin mengatur ini karena diperlukan untuk pekerjaan rumah Tuhan, dan aku tidak boleh menghambatnya untuk melindungi nama dan statusku sendiri. Aku selalu khawatir jika anggota tim terbaik dipindahkan, pekerjaan gereja kami akan terpengaruh, dan aku akan diberhentikan. Siapa yang akan dipecat jika mereka menjunjung kepentingan rumah Tuhan dan memelihara kehendak Tuhan? Tidak seorang pun. Orang yang egois dan tercela, menolak melepaskan anggota tim yang andal, memengaruhi pekerjaan rumah Tuhan dan kepentingannya adalah orang yang akan diberhentikan dan disingkirkan. Meskipun aku mempertahankan dua saudari itu, tidak berarti gereja-gereja kami akan berjalan dengan baik. Motivasiku salah. Jika melindungi nama dan posisiku sendiri, aku tidak akan mendapatkan pekerjaan Roh Kudus, bagaimana aku bisa mendapatkan hasil yang baik dalam tugasku tanpa berkat Tuhan? Ini membuat pikiranku tenang dan aku berkata kepada Tuhan dalam hati, "Ya Tuhan, aku ingin menerapkan kebenaran dan memuaskan-Mu, juga berhenti melindungi nama dan statusku." Setelah itu, aku menawarkan dua anggota tim Injil berkinerja terbaik. Aku merasa sangat damai setelah menerapkan ini. Rasanya menyenangkan melakukan itu.

Setelah pengalaman itu, kupikir aku telah sedikit berubah, tetapi ternyata aku sepenuhnya disingkap tidak lama setelah itu. Suatu hari seorang pemimpin berkata ingin aku menyediakan beberapa anggota tim penyiraman lagi, karena kami punya beberapa pendatang baru bilingual di gereja kami. Saat pergi menyaring mereka, aku sadar harus melepaskan hampir semua orang yang bilingual dan punya kualitas bagus. Aku mulai mengkhawatirkan reputasi dan posisiku lagi. Jika orang-orang itu pergi, aku takut pekerjaan penginjilan gereja kami pasti akan terpengaruh, bahkan mungkin tidak efektif. Malam itu pemimpin mengirimiku pesan untuk memeriksa situasi. Aku merasakan banyak penentangan. Untuk setiap nama yang dia sebut, aku hanya memberi jawaban satu kata: "Ya," "Baiklah." Saat dia menanyakan detailnya, aku tidak ingin mengatakan apa-apa. Kupikir, "Aku tidak ingin melepaskan orang-orang ini sejak awal, tetapi kau terus bertanya. Kau menyedot habis orang-orang yang bisa melakukan tugas dari gereja kami. Bagaimana aku harus melakukan pekerjaanku?" Aku sangat menentang dan tidak bisa tunduk.

Lalu, di suatu pertemuan kemudian hari, aku menonton video pembacaan firman Tuhan yang membantuku memahami kerusakanku. Tuhan Yang Mahakuasa berfirman: "Esensi keegoisan dan kekejian antikristus sangat jelas; aspek ini sangat menonjol. Ketika engkau bersekutu dengan mereka, apa pun yang tidak berkaitan dengan status dan reputasi mereka tidak menarik bagi mereka, mereka tidak peduli dan seolah-olah hal-hal ini tidak ada kaitannya dengan mereka. Mereka tidak akan pernah berusaha mencari kebenaran di dalamnya dan memahami kehendak Tuhan, terlebih lagi, mereka tidak akan memandang segala sesuatu dari gambaran yang lebih besar dan tidak akan memikirkan pekerjaan rumah Tuhan. Di dalam lingkup pekerjaan rumah Tuhan, memindah-mindahkan orang tertentu sesuai tuntutan pekerjaan adalah perlu. Sebagai contoh, seorang pemimpin bertanggung jawab atas suatu pekerjaan kelompok, dan adalah perlu untuk memindahkan seorang anggota kelompok ke kelompok lain untuk melaksanakan tugas mereka. Ini diperlukan oleh pekerjaan rumah Tuhan. Jadi, berdasarkan akal sehat manusia, bagaimana hal ini seharusnya ditangani? Sesuai dengan keadaan-keadaan tersebut, pemimpin itu harus mencari pengganti untuk mengisi kekosongan tersebut. Setelah orang yang sesuai telah ditemukan, orang yang menggantikan sebelumnya harus dibebaskan dari tugas itu dan diizinkan untuk pergi ke tempat di mana mereka dibutuhkan oleh pekerjaan rumah Tuhan. Ini karena manusia bukanlah entitas tunggal, tetapi bagian dari rumah Tuhan. Mereka harus pergi ke pekerjaan rumah Tuhan mana pun yang membutuhkan mereka, kecuali jika mereka dipindahkan sebanyak atau sesering yang diinginkan, di mana ini melanggar prinsip. Jika itu adalah pemindahan normal yang sesuai dengan prinsip, tidak ada pemimpin yang berhak menghentikannya. Apakah menurutmu ada pekerjaan yang bukan pekerjaan rumah Tuhan? Apakah ada pekerjaan yang tidak melibatkan perluasan rencana pengelolaan Tuhan? Semua itu adalah pekerjaan rumah Tuhan, setiap pekerjaan adalah sama, dan tidak ada 'pekerjaanmu' dan 'pekerjaanku'. ... Rumah Tuhan mengkoordinasikan anggotanya secara terpusat dan berdasarkan prinsip. Ini tidak ada kaitannya dengan pemimpin, kepala tim, atau individu mana pun. Semua orang harus bertindak berdasarkan prinsip; ini adalah aturan rumah Tuhan. Jadi, orang-orang yang tidak mengikuti prinsip rumah Tuhan, yang selalu berkomplot dan membuat rencana untuk kepentingan dan status diri mereka sendiri, bukankah mereka egois dan keji? Mereka memperalat saudara-saudari, mereka memanfaatkan orang-orang yang cakap ini untuk bekerja bagi mereka, untuk membantu mempertahankan efisiensi kerja, dan memperkuat status diri mereka sendiri. Inilah sasaran mereka. Dilihat dari luar, jika engkau tidak melihat dengan saksama, orang ini tampak sangat bertanggung jawab. Orang-orang tidak percaya akan menyebut mereka orang-orang terkemuka, orang-orang yang sangat cakap, dan akan berkata bahwa mereka memiliki kemampuan yang hebat dan memiliki beberapa ilmu simpanan, bila menyangkut mempertahankan orang. Ini merupakan sumber kecemburuan di antara orang-orang tidak percaya, ini adalah sesuatu yang diinginkan orang dan hal ini dipuji—tetapi rumah Tuhan justru sebaliknya: di rumah Tuhan, hal ini dikutuk. Tidak memikirkan pekerjaan rumah Tuhan yang lebih luas, hanya memikirkan status dirinya sendiri, dan mempertahankan—tanpa merasa bersalah atas kepentingan rumah Tuhan yang dikorbankan dan kerugian yang ditimbulkan pada pekerjaan gereja—statusnya sendiri: bukankah ini egois dan keji? Ketika menghadapi situasi semacam itu, setidaknya engkau harus berpikir dengan hati nuranimu: 'Orang-orang ini semuanya adalah anggota keluarga Tuhan, mereka bukan milik pribadiku. Aku juga adalah anggota keluarga Tuhan. Apa hakku untuk menghentikan rumah Tuhan memindahkan orang? Aku seharusnya memikirkan kepentingan rumah Tuhan secara keseluruhan, dan bukannya hanya berkonsentrasi pada pekerjaan kelompokku sendiri.' Pemikiran seperti itulah yang seharusnya ditemukan dalam diri orang-orang yang memiliki hati nurani dan rasionalitas, dan perasaan yang seharusnya dimiliki oleh orang yang percaya kepada Tuhan; hanya dengan cara demikian barulah mungkin untuk orang menaati pengaturan rumah Tuhan. Ketika orang jahat memegang kekuasaan, mereka tidak memiliki hati nurani dan perasaan seperti itu, dan sama sekali tidak mau menaati pengaturan rumah Tuhan. Berarti apa 'hal' seperti ini? Di dalam rumah Tuhan, mereka bahkan cukup berani untuk mengganggu, dan bahkan berani dengan keras kepala menolak untuk mengubah pendapat atau tindakan mereka; ini adalah orang-orang yang paling tidak memiliki kemanusiaan, mereka adalah orang-orang jahat. Orang-orang seperti inilah para antikristus. Mereka selalu memperlakukan pekerjaan rumah Tuhan, saudara-saudari, dan bahkan aset rumah Tuhan—semuanya berada di bawah kekuasaan mereka—sebagai milik pribadinya sendiri; terserah mereka bagaimana hal-hal ini didistribusikan, dipindahkan, dan digunakan. Begitu semua itu berada di tangan mereka, seolah-olah mereka dirasuki Iblis, dan rumah Tuhan tidak boleh ikut campur, tak seorang pun yang boleh menyentuhnya. Di wilayahnya, mereka adalah orang berpengaruh, paling berkuasa, dan siapa pun yang pergi ke sana harus menaati perintah dan pengaturan mereka, serta melakukan apa yang diinginkan mereka. Ini merupakan manifestasi dari keegoisan dan kekejian dalam karakter antikristus" ("Lampiran Empat: Meringkas Karakter Kemanusiaan Para Antikristus dan Esensi Watak Mereka (Bagian Satu)" dalam "Menyingkapkan Antikristus"). Firman Tuhan mengungkapkan keadaanku. Ingin mempertahankan saudara-saudari di bawah kendaliku dan tidak menyerahkan mereka ke rumah Tuhan adalah egois dan tercela, aku juga menunjukkan watak antikristus. Aku merasa sangat menentang dan enggan setiap kali pemimpin ingin memindahkan seseorang dari gereja kami. Aku buta karena marah dan merasa dizalimi. Aku tidak setuju sampai pemimpin bersekutu untuk membantuku mengubah pemikiranku dan mengatakan hal-hal baik kepadaku. Aku seperti pemimpin yang ditelanjangi Tuhan, ingin punya wewenang tentang pemindahan dari gereja yang menjadi tanggung jawabku. Saat ada orang yang dibutuhkan, mereka bisa pergi jika aku setuju, jika tak setuju, tidak bisa. Tidak ada yang bisa pergi tanpa izinku. Aku mempertahankan gereja-gereja dalam kendaliku, menjaga segala sesuatu di bawah komandoku. Kristus tidak berwenang atas gereja-gereja—akulah yang berwenang. Seolah-olah pendatang baru yang dipupuk adalah milikku. Aku ingin menggunakan yang mereka capai dalam tugas untuk menguatkan posisiku. Itu tidak tahu malu! Ini gereja-gereja milik Tuhan, dan ini pekerjaan rumah Tuhan, tetapi aku bertingkah seperti raja sebuah bukit, mendirikan kerajaanku sendiri. Bukankah aku di jalan antikristus yang melawan Tuhan? Itu juga mengingatkanku kepada para pendeta di dunia keagamaan. Mereka tahu Gereja Tuhan Yang Mahakuasa bersaksi bahwa Tuhan telah datang kembali dan mengungkapkan banyak kebenaran, tetapi takut kongregasi mereka akan mengikuti Tuhan Yang Mahakuasa begitu melihat kebenaran ini, lalu mereka akan kehilangan status, reputasi, dan nafkah. Jadi, para pendeta berusaha keras menjauhkan mereka dari jalan yang benar. Terang-terangan berkata domba itu milik mereka, takkan membiarkan mereka mendengar suara Tuhan dan mengikuti Dia. Mereka memperlakukan orang percaya seperti milik pribadi, dengan erat mengendalikan dan memperebutkan orang percaya melawan Tuhan. Mereka adalah hamba jahat, antikristus yang tersingkap pada akhir zaman. Bagaimana tindakanku berbeda dalam esensinya dari para pendeta dan penatua itu? Aku mengendalikan orang lain untuk melindungi reputasi dan posisiku. Jika tidak bertobat, aku akan dikutuk dan dihukum oleh Tuhan bersama para antikristus. Umat pilihan Tuhan adalah milik Tuhan, bukan milik manusia. Siapa pun yang dibutuhkan untuk tugas di rumah Tuhan bisa dipindahkan sesuai kebutuhan. Aku tidak berhak menahan siapa pun di gereja yang kukelola. Membina orang untuk pekerjaan rumah Tuhan adalah tugasku dan pemimpin memindahkan orang adalah hal yang sangat biasa. Meminta masukanku adalah untuk menghormati, dan untuk kerjasama yang lebih lancar. Memindahkan seseorang secara langsung tanpa persetujuanku pun bukan masalah. Aku tak berhak, tak punya kewenangan mempertahankan orang di bawah kendaliku. Aku tahu tidak bisa terus hidup begitu egois, Tuhanlah yang memberiku napas pada saat itu, jadi untuk apa aku melawan? Aku mungkin tidak berkontribusi besar untuk rumah Tuhan, tetapi setidaknya tidak boleh ikut campur. Aku harus berbuat lebih banyak untuk menguntungkan pekerjaan rumah Tuhan.

Setelah itu kapan pun dibutuhkan, aku dengan senang hati membantu pemindahan dan berhenti memikirkan kepentinganku sendiri. Suatu kali, seorang saudari yang kupindahkan ke gereja lain mengirimiku pesan, berkata mereka mendapatkan begitu banyak dari pelatihan penginjilan di sana. Aku merasa senang dan malu. Aku senang mengetahui mereka telah tumbuh, bisa melakukan bagian mereka dalam menyebarkan Injil kerajaan. Aku malu karena jika aku menyediakan orang tanpa menghalangi, mereka bisa dilatih lebih awal dan mempersiapkan perbuatan baik. Aku berdoa kepada Tuhan, tidak ingin hidup dengan watak rusakku lagi. Aku ingin memberikan kandidat yang baik, melakukan bagianku untuk pekerjaan Injil, dan menjalankan tugasku.

Jika Tuhan telah membantu Anda, apakah Anda mau belajar firman Tuhan, mendekat kepada Tuhan dan terima berkat Tuhan?

Konten Terkait

Peperangan Rohani

Oleh Saudara Yang Zhi, AmerikaTuhan Yang Mahakuasa berkata: "Sejak manusia percaya kepada Tuhan, mereka telah menyimpan banyak niat yang...