Sikap yang Benar Terhadap Tugas

27 Juli 2022

Oleh Saudari Melanie, Filipina

Dahulu, aku menyirami para orang percaya baru di gereja, tetapi karena kualitasku agak kurang, ada banyak kebenaran yang tak mampu kupersekutukan dengan jelas, dan aku tak mampu menyelesaikan masalah para orang percaya baru. Selain itu, aku selalu melindungi citra dan statusku. Ketika ada hal-hal yang tidak kumengerti, aku malu mencari bantuan orang lain. Akibatnya, aku tidak melakukan pekerjaanku menyirami orang percaya baru dengan baik dan aku diberhentikan karenanya. Pemimpin kemudian mengatur agar aku melakukan pekerjaan urusan umum. Aku benar-benar kesal diperhadapkan dengan penyesuaian tugas ini. Aku benar-benar tak bisa menerimanya, terutama saat kulihat makin banyak orang menerima pekerjaan Tuhan pada akhir zaman, dan sangat membutuhkan penyiraman. Setelah tugasku diganti pada saat itu, aku jadi bertanya-tanya apakah aku telah disingkapkan. Aku khawatir akan apa yang orang pikirkan tentangku saat mereka tahu, akankah mereka menganggapku tidak berkualitas dan hanya bisa melakukan pekerjaan serabutan dan tugas-tugas remeh. Awalnya aku menyirami orang percaya baru bersama orang lain, tetapi kini aku menangani urusan umum, hanya tugas-tugas kecil, apa gunanya tugas semacam itu? Sebaik apa pun aku melakukannya, aku orang yang berjerih payah dan pada akhirnya akan disingkirkan. Semakin memikirkannya, semakin aku menjadi kesal. Aku tidak menyelesaikan tugasku dengan baik, tetapi merasa puas hanya bekerja asal-asalan tanpa mencurahkan segenap hatiku ke dalamnya. Terkadang ada banyak hal yang harus dilakukan pada malam hari, tetapi aku tidur sangat awal. Suatu kali, seorang saudari yang memimpin pekerjaan penyiraman mengirimiku pesan, memintaku membantu mengumpulkan dokumen kerja yang lama. Aku merasa sangat menentang saat membacanya. Aku tidak lagi melakukan pekerjaan penyiraman, mengapa dia memintaku melakukan hal itu? Namun, aku tak bisa menolak, jadi dengan enggan aku setuju melakukannya. Esok harinya saudari penyiram lain meminta bantuanku. Aku benar-benar enggan, kupikir, "Pekerjaan urusan umum benar-benar hanya serabutan, dan siapa pun bisa menyuruhku. Itu bukan benar-benar pekerjaanku, jadi mengapa dia memintaku membantunya?" Aku takut dia akan menganggapku tidak mendukung pekerjaan gereja jika aku menolaknya. Terpaksa kukatakan aku akan melakukannya.

Selama beberapa hari, aku sama sekali tidak merenungkan diriku. Aku tak bisa menerima bahwa perubahan tugas ini adalah dari Tuhan dan menentang pemimpinku, merasa dia mempersulitku. Aku sengaja berkata kepada saudari yang sebelumnya bekerja bersamaku, "Aku tak pernah bersantai-santai dalam pekerjaan penyiramanku dan aku melakukan semua yang harus kulakukan. Pemimpin tidak pernah membantuku saat masalah muncul, dia malah langsung memberhentikanku. Ya, sudahlah! Karena aku diberhentikan, pasti ada pelajaran yang bisa kupetik." Setelah mendengarnya, saudari itu juga merasa pemimpin tak adil kepadaku. Pada saat itu, aku benar-benar merasa diperlakukan tidak adil. Mengapa aku ditugaskan menangani urusan umum? Apa aku hanya mampu melakukan pekerjaan serabutan? Apa aku tak layak dibina? Aku merasa benar-benar tidak berguna sejak saat itu, dan merasa sekalipun aku terus beriman sampai akhir, aku pasti akan disingkirkan. Pemikiran ini membuatku makin menderita. Aku sadar keadaanku tidak benar, jadi aku segera datang ke hadapan Tuhan dan berkata dalam doaku, "Tuhan, ada apa denganku? Ini juga tugas, jadi mengapa aku begitu tidak puas menangani urusan umum? Tuhan, cerahkan dan bimbinglah aku untuk memahami diriku sendiri dan tidak lagi hidup dalam kerusakan." Setelah berdoa, aku teringat firman Tuhan tentang sikap antikristus terhadap perubahan tugas. Firman Tuhan katakan: "Tugas apa yang sesuai untukmu harus didasarkan pada kelebihanmu sendiri. Jika terkadang tugas yang diatur untukmu oleh gereja bukanlah sesuatu yang kaukuasai atau bukan sesuatu yang ingin kaulakukan, engkau dapat mengangkat masalah tersebut dan menyelesaikannya melalui komunikasi. Namun, jika engkau dapat melaksanakan tugas itu, dan itu adalah tugas yang harus kaulaksanakan, dan engkau tidak ingin melakukannya hanya karena engkau takut menderita, berarti ada masalah denganmu. Jika engkau bersedia untuk taat dan mampu memberontak terhadap dagingmu, barulah engkau dapat dikatakan cukup bernalar. Namun, jika engkau selalu berusaha mempertimbangkan tugas mana yang lebih bergengsi, dan engkau menganggap tugas tertentu akan membuat orang lain memandang rendah dirimu, ini membuktikan bahwa engkau memiliki watak yang rusak. Mengapa engkau begitu berprasangka dalam memahami tugasmu? Mungkinkah engkau mampu melaksanakan tugas dengan baik jika itu adalah tugas yang kaupilih berdasarkan gagasanmu sendiri? Belum tentu. Yang terpenting di sini adalah menyelesaikan watak rusakmu, dan jika engkau tidak menyelesaikan watak rusakmu, engkau tidak akan mampu melaksanakan tugasmu dengan baik, meskipun itu adalah tugas yang kaunikmati. Ada orang-orang yang melaksanakan tugasnya tanpa prinsip, dan pelaksanaan tugas mereka selalu didasarkan pada kesukaan mereka, sehingga mereka tidak pernah mampu menyelesaikan kesulitan, mereka selalu asal-asalan dalam melaksanakan setiap tugas, dan akhirnya mereka disingkirkan. Dapatkah orang semacam ini diselamatkan? ... Orang jahat dan antikristus tidak pernah memiliki sikap yang benar dalam tugas mereka. Apa yang mereka pikirkan ketika mereka dipindahkan? 'Apakah menurutmu aku hanya pelaku pelayanan? Ketika engkau memanfaatkan aku, engkau membuatku melakukan pelayanan untukmu, dan ketika engkau selesai denganku, engkau begitu saja mengusirku. Baiklah, aku tidak akan melakukan pelayanan seperti itu! Aku ingin menjadi pemimpin atau pekerja karena itulah satu-satunya pekerjaan terhormat di sini. Jika engkau tak mau mengizinkanku menjadi pemimpin atau pekerja dan engkau tetap ingin aku bekerja keras, lupakan saja!' Sikap macam apa ini? Apakah mereka tunduk? Atas dasar apa mereka dipindahtugaskan? Atas dasar ketidaksabaran, gagasan mereka sendiri, dan watak mereka yang rusak, bukan? Dan apa konsekuensi memperlakukan hal ini seperti ini? Pertama-tama, akankah mereka mampu setia dan tulus dalam tugas mereka yang selanjutnya? Tidak, mereka tidak akan mampu. Akankah mereka memiliki sikap yang positif? Keadaan seperti apa yang akan mereka alami? (Keadaan putus asa.) Apa esensi dari putus asa? Esensinya adalah penolakan. Dan apa hasil akhir dari suasana hati yang penuh penolakan dan keputusasaan? Dapatkah seseorang dengan perasaan seperti itu melaksanakan tugasnya dengan baik? (Tidak.) Jika orang selalu negatif dan penuh permusuhan, layakkah mereka menjalankan tugas? Apa pun tugas yang mereka jalankan, mereka tidak mampu menjalankannya dengan baik. Ini adalah lingkaran setan, dan tidak akan berakhir dengan baik. Mengapa demikian? Karena orang semacam itu tidak berada di jalan yang baik; mereka tidak mencari kebenaran, mereka tidak tunduk, dan mereka tidak mampu memahami dengan baik sikap dan pendekatan rumah Tuhan terhadap mereka. Bukankah ini masalah? Perubahan dalam tugas sangat tepat untuk dilakukan, tetapi antikristus mengatakan bahwa itu dilakukan untuk menyiksa mereka, bahwa mereka tidak diperlakukan seperti manusia, bahwa rumah Tuhan tidak memiliki kasih, bahwa mereka diperlakukan seperti mesin, dipanggil saat dibutuhkan, lalu disingkirkan saat tidak dibutuhkan. Bukankah itu argumen yang terbalik? Apakah orang yang mengatakan hal semacam itu memiliki hati nurani atau nalar? Mereka tidak memiliki kemanusiaan! Mereka memutarbalikkan hal yang sangat tepat; mereka memutarbalikkan tindakan yang sepenuhnya tepat menjadi sesuatu yang negatif—bukankah inilah kejahatan antikristus? Dapatkah orang yang sejahat ini memahami kebenaran? Sama sekali tidak. Inilah masalah antikristus; apa pun yang terjadi pada diri mereka, apa pun yang terjadi padanya, mereka akan memikirkannya dengan cara yang memutarbalikkan. Mengapa mereka berpikir dengan cara memutarbalikkan? Karena natur mereka sangat jahat. Esensi natur antikristus pada dasarnya jahat, diikuti dengan kekejaman mereka, dan semua ini adalah karakteristik utama mereka. Natur jahat antikristus menghalangi mereka untuk memahami apa pun dengan benar, dan sebaliknya mereka memutarbalikkan semuanya, bertindak berlebih-lebihan, mencari-cari kesalahan, dan tak mampu menangani segala sesuatu dengan benar ataupun mencari kebenaran. Selanjutnya, mereka secara aktif melawan dan membalas dendam, bahkan menyebarkan gagasan dan melampiaskan kenegatifan, menghasut dan mengajak orang lain untuk mengganggu pekerjaan gereja. Mereka secara diam-diam menyebarkan beberapa keluhan, mengkritik bagaimana orang diperlakukan oleh rumah Tuhan, beberapa aturan administrasinya, bagaimana pemimpin tertentu melakukan segala sesuatu, dan mengutuk para pemimpin ini. Watak macam apa ini? Ini adalah watak yang kejam" (Firman, Jilid 4, Menyingkapkan Antikristus, "Bab Dua Belas: Mereka Ingin Mundur Ketika Tidak Memiliki Status atau Tidak Ada Harapan untuk Memperoleh Berkat"). Aku mengerti dari firman Tuhan bahwa dalam menghadapi apa pun, antikristus tak mampu memahami maksud Tuhan, melainkan selalu salah paham. Mereka memperlakukan perubahan sederhana dalam tugas seolah-olah mereka sedang diturunkan, menganggap keadaan mereka dipersulit. Mereka menjadi negatif dan menentang, dan bisa meninggalkan tugas kapan saja, mengabaikan pekerjaan gereja. Antikristus memiliki natur yang sejahat itu! Namun, aku sadar bahwa aku sedang bertindak dengan cara yang sama persis. Aku seharusnya merenungkan kegagalanku setelah diberhentikan, dan menghargai kesempatan menangani tugas baru ini. Namun, aku bahkan tidak merenung. Aku merasa pemimpin bersikap keras kepadaku, bahwa menangani urusan umum terasa merendahkan dan memalukan, bahwa aku sedang bekerja serabutan dan menjadi orang yang berjerih payah, dan tidak layak dibina, jadi aku tak punya masa depan. Aku benar-benar tak mampu tunduk, bahkan merasa diperlakukan sangat tidak adil, dan sangat menentang tugas ini. Aku selalu bermalas-malasan, bersikap asal-asalan, hanya mengikuti arus. Aku menentang Tuhan dan menggunakan kenegatifan semacam ini untuk melawan Tuhan. Aku tak ingin bekerja sama saat para saudari penyiram meminta bantuanku, sebaliknya aku penuh dengan keluhan. Kupikir mereka main perintah, membuatku bekerja keras dan melakukan kerja serabutan. Aku ingin melampiaskan perasaan diperlakukan tidak adil ini, jadi kuceritakan keluh kesahku kepada mantan rekanku, mengeluhkan pemimpin. Itu memengaruhi dia, dan dia akhirnya berprasangka terhadap pemimpin. Perubahan tugas itu benar-benar menyingkapkan diriku. Aku melakukan tugas sepenuhnya berdasarkan pilihan pribadiku, hanya ingin melakukan tugas yang membuatku terlihat baik. Dengan memiliki status yang lebih rendah, aku merasa orang tidak akan menghormatiku dan tidak ada harapan bagiku untuk mendapat berkat, jadi aku bersikap negatif dan bekerja sekenanya, melawan Tuhan, bahkan melampiaskan kemarahan dalam tugasku. Aku menyebarkan prasangka dan gagasanku sendiri, berusaha agar orang lain membelaku. Apa bedanya itu dengan antikristus? Aku benar-benar tidak memiliki kemanusiaan yang normal ataupun nalar!

Lalu, aku membaca beberapa bagian firman Tuhan: "Ada orang-orang yang tidak melaksanakan tugas mereka dengan baik, mereka selalu bersikap asal-asalan, menyebabkan gangguan atau kekacauan, dan akhirnya mereka diganti. Namun, mereka tidak diusir dari gereja, tetapi diberi kesempatan untuk bertobat. Semua orang memiliki watak yang rusak, dan semua orang memiliki saat-saat ketika mereka kacau atau bingung, saat-saat ketika tingkat pertumbuhan mereka rendah. Tujuan memberimu kesempatan adalah agar engkau dapat membalikkan semua ini. Dan bagaimana engkau dapat membalikkannya? Engkau harus merenungkan dan memahami kesalahanmu di masa lalu; jangan membuat alasan, dan jangan mulai menyebarkan gagasan. Jika engkau salah paham terhadap Tuhan dan dengan acuh tak acuh meneruskan kesalahpahaman ini kepada orang lain sehingga mereka juga salah memahami Tuhan seperti dirimu, dan jika engkau memiliki gagasan dan mulai menyebarluaskannya sehingga semua orang memiliki gagasan seperti dirimu, dan berusaha bernalar dengan Tuhan bersamamu, bukankah ini menghasut? Bukankah ini menentang Tuhan? Dan dapatkah sesuatu yang baik dihasilkan dari menentang Tuhan? Apakah engkau masih dapat diselamatkan? Engkau berharap Tuhan akan menyelamatkanmu, tetapi engkau menolak untuk menerima pekerjaan-Nya, dan engkau menentang dan melawan Tuhan; jadi akankah Tuhan masih menyelamatkanmu? Lupakanlah harapan ini. Ketika engkau melakukan sebuah kesalahan, Tuhan tidak meminta pertanggungjawabanmu, dan Dia juga tidak menyingkirkanmu karena satu kesalahan ini. Rumah Tuhan memberimu kesempatan dan mengizinkanmu untuk terus melaksanakan tugas dan bertobat. Ini merupakan kesempatan yang diberikan kepadamu oleh Tuhan; jika engkau memiliki hati nurani dan nalar, engkau seharusnya menghargai hal ini. Ada orang-orang yang selalu ceroboh dan asal-asalan ketika mereka melaksanakan tugas mereka, dan mereka diganti; beberapa orang dipindahkan. Apakah ini berarti mereka telah disingkirkan? Bukan itu yang Tuhan katakan, engkau masih memiliki kesempatan. Jadi, apa yang harus kaulakukan? Engkau harus merenungkan dan mengenal dirimu sendiri, serta mencapai pertobatan sejati; inilah jalannya. Namun, bukan itu yang dilakukan oleh sebagian orang. Mereka melawan, dan mulai berkata, 'Aku tak diizinkan melaksanakan tugas ini karena aku mengatakan hal yang salah dan menyinggung seseorang.' Mereka tidak mencari masalah dalam diri mereka sendiri, mereka tidak merenung, mereka tidak mencari kebenaran, mereka tidak tunduk terhadap pengaturan dan penataan Tuhan, dan mereka menentang Tuhan dengan menyebarkan gagasan. Bukankah mereka telah menjadi Iblis? Ketika engkau melakukan hal-hal yang Iblis lakukan, engkau bukan lagi pengikut Tuhan. Engkau telah menjadi musuh Tuhan—dapatkah Tuhan menyelamatkan musuh-Nya? Tidak. Tuhan menyelamatkan orang-orang yang memiliki watak rusak, manusia sejati—bukan setan, bukan musuh-Nya. Ketika engkau menentang Tuhan, mengeluh tentang Tuhan, dan salah memahami Tuhan, serta mengkritik Tuhan, menyebarkan gagasan tentang Tuhan, artinya engkau sepenuhnya berdiri di pihak lawan Tuhan; engkau berteriak-teriak melawan Tuhan" (Firman, Jilid 3, Pembicaraan Kristus Akhir Zaman, "Hanya dengan Mencari Prinsip Kebenaran Orang Dapat Melaksanakan Tugasnya dengan Baik"). Aku sangat tersentuh oleh firman Tuhan. Meskipun aku telah diberhentikan, gereja masih memberiku kesempatan untuk melakukan tugas. Gereja tidak berkata bahwa aku tak boleh mengejar kebenaran, bahwa aku akan disingkirkan. Aku telah diatur untuk melakukan tugas lain, yang memberiku kesempatan untuk benar-benar merenungkan diriku dan mengenal diriku sendiri. Namun, karena tidak memahami maksud Tuhan, aku menganggap diberhentikan berarti kehilangan status dan reputasi. Aku bersikap negatif dan menentang. Aku sangat memberontak dan tak masuk akal! Saat menyirami orang percaya baru, karena kualitasku tidak baik, aku tak mampu mempersekutukan kebenaran dengan jelas dan pertanyaan para orang percaya baru tidak terjawab tepat pada waktunya. Karena takut orang lain akan memandang rendah diriku, aku selalu berpura-pura, tidak terbuka dan tidak mencari bantuan tentang kesulitan yang kuhadapi. Pemimpin bersekutu denganku tentang prinsip dan metode untuk tugas itu, tetapi aku puas hanya tahu tentang itu, dan setelahnya aku tidak memikirkan cara untuk melakukan dan menerapkannya. Jadi, aku tidak memahami banyak prinsip setelah banyak persekutuan dan pekerjaan penyiramanku tak pernah mendapatkan hasil yang baik. Kualitasku bukan saja buruk, tetapi aku juga sangat congkak dan tak punya keinginan untuk mencari kebenaran. Aku tidak benar-benar meningkatkan keterampilanku, dan tak ada kemajuan dalam pekerjaanku. Jadi, aku harus dipindahkan ke tugas berbeda. Namun, aku tak mau mengakui kerusakan dan kesalahanku. Aku memperlakukan pemindahanku dengan sikap marah dan menolak menerimanya. Aku bahkan salah paham bahwa Tuhan sedang menyingkapkanku, membuatku terlihat buruk, bahwa Dia akan menyingkirkanku. Aku sungguh konyol dan tak masuk akal. Karena kualitasku yang buruk dan kurangnya pencapaianku dalam menyirami orang percaya baru, aku sering merasa negatif. Jika terus melakukan tugas itu, itu bukan saja akan menyakiti hidupku sendiri, tetapi pekerjaan rumah Tuhan juga akan terhambat. Berdasarkan kualitas dan kelebihanku, pemimpin memberiku tugas yang bisa kulakukan. Itu sesuai dengan prinsip dan bertanggung jawab terhadap hidupku. Namun, aku tidak tahu apa yang baik untukku. Aku tidak merenungkan diri untuk mengenal diriku sendiri, sebaliknya aku menyerang balik, menghakimi pemimpin di belakangnya, menyebarkan kenegatifan. Di luarnya, aku terlihat sedang mencari-cari kesalahan pemimpin, padahal sebenarnya, aku sedang menentang Tuhan, melawan Dia. Setelah disingkapkan dengan cara ini, aku sadar bahwa aku bukan saja tidak memiliki kualitas, tetapi aku juga memiliki watak yang sangat rusak. Jika aku tidak tunduk seperti yang seharusnya dan bersungguh-sungguh melakukan tugasku, aku akan disingkap dan disingkirkan!

Saat merenungkan diriku, aku juga menemukan pandanganku yang keliru. Aku mengira tugas memiliki tingkatan berbeda, ada yang rendah dan tinggi, dan kukira tugas yang benar itu hanyalah tugas sebagai pemimpin atau penyiram, sedangkan pekerjaan urusan umum tidak bisa dianggap sebagai tugas. Aku menganggapnya pekerjaan rendahan, bahwa melakukan tugas-tugas semacam itu ini hanyalah jerih payah, dan pada akhirnya aku akan disingkirkan setelah jerih payahku selesai. Jadi, mendengar aku ditugaskan menangani urusan umum membuatku merasa rendah, dan diperlakukan seperti mesin. Aku sangat menentangnya dan bahkan tak punya semangat untuk melakukan tugasku. Namun, di gereja, semua tugas adalah untuk rencana pengelolaan Tuhan menyelamatkan manusia. Entah itu menjadi pemimpin, penyiram, atau melakukan pekerjaan urusan umum, semua itu adalah pelaksanaan tugas, dan semua orang harus bekerja sama dengan baik. Seperti sebuah mesin, setiap bagian memiliki tujuannya, jadi tidak ada tugas besar atau kecil, tinggi atau rendah, mulia atau hina, hanya fungsinya saja yang berbeda. Apa pun tugas yang mereka lakukan, ada pelajaran yang harus mereka petik, dan prinsip kebenaran yang harus mereka terapkan dan masuki. Asalkan kita mengejar kebenaran, kita semua bisa diselamatkan Tuhan. Namun, sudut pandangku selalu keliru. Kukira menangani urusan umum hanyalah berjerih payah dan serabutan. Aku menerapkan sudut pandang yang menyimpang ini dalam memperlakukan perubahan tugasku dan aku salah memahami maksud Tuhan. Itu sangat menjijikkan dan memuakkan bagi Tuhan! Itu mengingatkanku akan beberapa bagian firman Tuhan: "Keinginan Tuhan adalah agar setiap orang disempurnakan, agar akhirnya didapatkan oleh-Nya, untuk sepenuhnya ditahirkan oleh-Nya, dan untuk menjadi orang-orang yang Dia kasihi. Tidak soal apakah Aku mengatakan engkau semua terbelakang atau kualitasmu rendah—ini semua fakta. Perkataan-Ku tentang hal ini tidak membuktikan bahwa Aku bermaksud meninggalkanmu, bahwa Aku telah kehilangan harapan atas dirimu, apalagi bahwa Aku tidak mau menyelamatkanmu. Pada zaman sekarang, Aku telah datang untuk melakukan pekerjaan keselamatanmu, yang berarti bahwa pekerjaan yang Kulakukan adalah kelanjutan dari pekerjaan penyelamatan. Setiap orang memiliki kesempatan untuk disempurnakan: asalkan engkau mau, asalkan engkau mengejar, pada akhirnya engkau akan dapat mencapai hasilnya, dan tak seorang pun di antaramu yang akan ditinggalkan. Jika kualitasmu rendah, tuntutan-Ku terhadapmu akan sesuai dengan kualitasmu yang rendah; jika kualitasmu tinggi, tuntutan-Ku terhadapmu akan sesuai dengan kualitasmu yang tinggi; jika engkau bodoh dan buta huruf, tuntutan-Ku terhadapmu akan sesuai dengan dirimu yang buta huruf; jika engkau terpelajar, tuntutan-Ku terhadapmu akan sesuai dengan fakta bahwa engkau terpelajar; jika engkau sudah tua, tuntutan-Ku terhadapmu akan sesuai dengan usiamu; jika engkau mampu memberikan tumpangan, tuntutan-Ku terhadapmu akan sesuai dengan kemampuan ini; jika engkau mengatakan engkau tidak mampu memberi tumpangan, dan hanya mampu melaksanakan tugas tertentu, apakah itu mengabarkan Injil, atau mengurus gereja, atau menangani urusan umum lainnya, penyempurnaanmu oleh-Ku akan sesuai dengan tugas yang kaulakukan" (Firman, Jilid 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Memulihkan Kehidupan Normal Manusia dan Membawanya ke Tempat Tujuan yang Mengagumkan"). Membaca firman Tuhan ini membuatku sangat terharu, tetapi juga malu. Aku salah paham dan menyalahkan Tuhan tanpa memahami maksud-Nya. Kukira aku ditugaskan untuk melakukan pekerjaan urusan umum karena kualitasku yang buruk, dan aku akan disingkirkan setelah menyelesaikan jerih payahku. Sebenarnya, Tuhan tidak pernah berkata bahwa Dia tidak akan menyelamatkan orang yang berkualitas buruk, dan Dia tidak memperlakukan orang berdasarkan kualitas mereka atau tugas apa yang mereka lakukan. Dia melihat apakah mereka mencintai kebenaran dan mengejarnya atau tidak. Itulah kunci untuk melihat apakah mereka bisa diselamatkan atau tidak. Aku teringat orang jahat yang dikeluarkan oleh gereja sebelumnya. Dia tampak berkualitas dan tugasnya menimbulkan kekaguman, tetapi dia selalu mengejar status, menindas dan mengucilkan orang yang berbeda pandangan dengannya. Dia telah berulang-kali dipangkas, tetapi tidak bertobat. Pada akhirnya, dia dikeluarkan dari gereja. Dan sebagian besar pemimpin palsu dan antikristus yang telah tersingkap dan disingkirkan selama beberapa tahun terakhir ini memiliki kualitas dan karunia dari luar, tetapi mereka tidak mengejar kebenaran. Mereka semua melakukan banyak kejahatan demi reputasi dan status, serta menempuh jalan yang menentang Tuhan. Sehebat apa pun kualitas orang, setinggi apa pun statusnya, jika mereka tidak mengejar kebenaran, mereka pasti akan disingkap dan disingkirkan oleh Tuhan. Aku juga teringat saudara-saudari yang berkualitas rata-rata yang tugasnya tidak luar biasa, tetapi mereka mampu mencurahkan segenap hati mereka, menempati posisi mereka sebagai makhluk ciptaan. Saat mereka memperlihatkan kerusakan, mereka datang ke hadapan Tuhan untuk berdoa dan mencari, merenungkan diri dan mengenal diri mereka sendiri melalui firman Tuhan. Watak rusak mereka benar-benar berubah seiring waktu. Watak Tuhan begitu adil. Tuhan memperlakukan semua orang dengan adil. Seperti apa pun kualitas kita, apa pun tugas kita, Tuhan memelihara dan menyirami semua orang dengan adil, dan Dia mengatur situasi agar kita mengalami firman Tuhan dan masuk ke dalam kenyataan kebenaran. Pekerjaan Tuhan untuk menyelamatkan manusia sangat nyata! Setelah memahami maksud Tuhan, aku tidak lagi terlalu menentang dalam tugasku saat ini, melainkan ingin tunduk dan melaksanakannya dengan baik.

Beberapa waktu kemudian, aku membaca firman Tuhan: "Bagi engkau semua yang mampu melaksanakan tugasmu di rumah Tuhan hari ini, entah itu tugas besar atau kecil, baik dilakukan secara fisik maupun mental, dan entah tugas itu menangani masalah eksternal atau internal, tak seorang pun melaksanakan tugas mereka secara kebetulan. Bagaimana mungkin engkau yang memilih tugas ini? Semua ini dipimpin oleh Tuhan. Hanya karena Tuhan memberimu amanat, barulah engkau bisa tergerak seperti ini, engkau memiliki perasaan misi dan rasa tanggung jawab, dan engkau mampu melaksanakan tugas ini. Ada begitu banyak orang tidak percaya yang berpenampilan menarik, berilmu, dan berbakat, tetapi apakah Tuhan berkenan kepada mereka? Tidak. Tuhan tidak memilih mereka, dan Dia hanya berkenan kepadamu. Dia membuatmu menjalankan berbagai peran, melaksanakan segala jenis tugas, dan memikul berbagai macam tanggung jawab dalam pekerjaan pengelolaan-Nya. Ketika rencana pengelolaan Tuhan berakhir dan tercapai, sungguh ini adalah sebuah kemenangan dan keistimewaan! Jadi, ketika orang mengalami sedikit kesukaran tatkala mereka melaksanakan tugas mereka hari ini; ketika mereka harus melepaskan beberapa hal, sedikit mengorbankan diri mereka, dan membayar harga tertentu; ketika mereka kehilangan status, ketenaran, dan keuntungan di dunia; dan ketika hal-hal ini semuanya lenyap, sepertinya semua itu telah diambil dari mereka oleh Tuhan, tetapi sesungguhnya mereka telah memperoleh sesuatu yang lebih berharga dan lebih bernilai. Apa yang telah orang peroleh dari Tuhan? Mereka telah memperoleh kebenaran dan hidup dengan melaksanakan tugas mereka. Hanya jika engkau telah melaksanakan tugasmu, barulah engkau telah menyelesaikan amanat Tuhan, engkau menjalani seluruh hidupmu untuk misimu dan amanat yang telah Tuhan berikan kepadamu, engkau memiliki kesaksian yang indah, dan engkau menjalani hidup yang bernilai—baru setelah itulah engkau adalah manusia sejati! Dan mengapa Kukatakan engkau adalah manusia sejati? Karena Tuhan telah memilihmu, dan telah menugaskanmu untuk melaksanakan tugasmu sebagai makhluk ciptaan dalam pengelolaan-Nya. Inilah nilai dan makna terbesar dalam hidupmu" (Firman, Jilid 3, Pembicaraan Kristus Akhir Zaman, "Bagian Tiga"). "Tuhan tidak melihat apa yang engkau katakan atau janjikan di hadapan-Nya; Dia melihat apakah hal yang kaulakukan memiliki kenyataan kebenaran. Selain itu, Tuhan tidak peduli seberapa tinggi, seberapa mendalam, atau seberapa hebat tindakanmu, dan bahkan jika engkau melakukan hal kecil sekalipun, jika Tuhan melihat ketulusan dalam setiap gerakanmu, Dia akan berfirman, 'Orang ini sungguh-sungguh percaya kepada-Ku. Dia tidak pernah membual. Dia berperilaku sesuai dengan posisinya. Meskipun dia mungkin tidak berkontribusi besar terhadap rumah Tuhan dan berkualitas buruk, dia teguh dan melakukan segala hal dengan tulus.' 'Ketulusan' ini meliputi apa? Ketulusan meliputi rasa takut dan ketundukan kepada Tuhan, serta iman dan cinta yang sejati; ini meliputi segala sesuatu yang Tuhan ingin lihat. Orang seperti ini mungkin tampak tidak menonjol bagi orang lain, dan bisa jadi dia adalah orang yang melakukan tugas biasa, seperti membuat makanan atau bersih-bersih. Orang seperti ini tidak menonjol bagi orang lain, tidak mencapai sesuatu yang besar, dan tidak memiliki apa pun yang membuatnya dihormati, dikagumi atau diirikan—dia hanya orang biasa. Namun, semua yang Tuhan tuntut ada dalam dirinya serta dijalaninya, dan dia memberikan semuanya kepada Tuhan. Katakan pada-Ku, apa lagi yang Tuhan inginkan? Dia puas dengannya" (Firman, Jilid 3, Pembicaraan Kristus Akhir Zaman, "Bagian Tiga"). Firman Tuhan menunjukkan kepadaku apa pun tugas yang kudapatkan, itu adalah dari pengaturan dan penataan Tuhan. Aku harus tunduk dan memperlakukannya dengan segenap hati. Seperti apa pun kualitasku atau seberapa pun kemampuanku melakukannya, aku harus mengerahkan semua yang kumiliki, mencurahkan segenap hatiku. Itulah maksud Tuhan, dan itulah tugasku yang sebenarnya.

Setelah ini, aku mengambil sikap yang benar dan melaksanakan pekerjaan urusan umum dengan tekun, dan beberapa waktu kemudian, aku sadar bahwa pekerjaan ini sama sekali tidak menjemukan seperti yang kubayangkan. Ada banyak prinsip yang harus dipahami dan dimasuki dalam tugas itu, dan diperlukan hati yang sungguh-sungguh mencari dalam melaksanakannya. Setelah menerapkannya selama beberapa waktu, aku mendapatkan banyak hal dari menangani urusan umum. Aku belajar beberapa keterampilan dan mulai memahami beberapa prinsip, dan aku juga mengalami betapa nyatanya keselamatan Tuhan bagi manusia! Perubahan tugas ini mengubah sudut pandangku yang keliru terhadap tugas, dan aku bersedia tunduk pada pengaturan Tuhan dan melakukan yang terbaik dalam tugasku. Syukur kepada Tuhan!

Penderitaan akan berakhir dan air mata akan berhenti. Percayalah kepada Tuhan bahwa Dia mendengar permohonan kita dalam penderitaan kita, dan Dia ingin menyelamatkan kita dari penderitaan. Hubungi kami untuk memahami kabar baik tentang keselamatan Tuhan.

Konten Terkait

Tuhan Itu Teramat Benar

Oleh Saudara Zhang Lin, JepangPada bulan September 2012, aku bertanggung jawab atas pekerjaan gereja saat bertemu dengan pemimpinku, Yan...

Kurangi Ukuran Huruf
Tambah Ukuran Huruf
Masuk Layar Penuh
Keluar Layar Penuh