Pelajaran yang Dipetik dari Melaporkan Pemimpin Palsu

22 November 2024

Pada bulan September 2019, aku mulai melayani sebagai pemimpin dan bertanggung jawab atas pekerjaan di beberapa gereja lokal bersama rekanku Wang Ran. Karena aku masih cukup baru dalam tugas ini, aku masih belum mengerti aspek-aspek tertentu dalam pekerjaan dan sering kali menemui Wang Ran untuk berdiskusi. Namun, kemudian, aku menemukan bahwa Wang Ran tidak memikul beban dalam tugasnya. Sewaktu aku mengusulkan untuk pergi bersamanya ke sebuah gereja untuk bersekutu dengan dua pemimpin di sana yang bersaing untuk mendapatkan ketenaran serta keuntungan dan tidak bekerja sama secara harmonis, dia tidak menganggap serius hal itu dan terus menunda-nunda. Akibatnya, karena kami terlalu lambat menyelesaikan masalah itu, pekerjaan gereja terkena dampak negatifnya. Terlebih lagi, dia juga menunda-nunda ketika aku ingin mendiskusikan cara untuk membantu menyelesaikan beberapa masalah dan kesulitan yang dihadapi saudara-saudari kami saat menyebarkan Injil. Akibatnya, masalah-masalah tersebut tidak terselesaikan tepat waktu dan pekerjaan Injil pun terkena dampak negatifnya. Aku melihat bahwa Wang Ran tidak memiliki rasa tanggung jawab dalam tugasnya dan aku mempertimbangkan untuk memberitahukan hal itu kepadanya, tetapi aku masih baru dalam tugas kepemimpinan ini dan aku masih belum mengerti aspek-aspek tertentu dalam pekerjaan, jadi aku khawatir jika aku menyinggung perasaannya dan hubungan kerja kami terpengaruh, dia tidak akan membantuku ketika aku menghadapi masalah dalam tugasku. Karena alasan ini, aku akhirnya tidak memberitahukan pengamatanku kepadanya. Tidak lama setelah itu, aku mengetahui bahwa Wang Ran sering menggolongkan orang lain berdasarkan wataknya yang congkak ketika mengatur personel. Dia berkata, "Orang ini tidak cocok" dan "Orang itu tidak baik" dan membuat berbagai macam alasan agar tidak perlu membina mereka. Akibatnya, beberapa proyek gereja berjalan lamban karena kegagalan dalam menugaskan orang yang tepat untuk mengelolanya. Ketika pemimpin kami mengetahui hal ini, dia meminta kami untuk menemukan kandidat yang cocok sesegera mungkin, tetapi ketika Wang Ran melihat kandidat-kandidat yang kusarankan, dia segera mengatakan bahwa mereka tidak baik. Aku berpikir, "Diperlukan lebih banyak saudara-saudari untuk berpartisipasi dalam pekerjaan gereja, tetapi dia tidak hanya gagal membina orang, dia bahkan selalu menghalangi pembinaan. Dia mengacaukan dan mengganggu pekerjaan gereja." Aku ingin membahas keseriusan masalah ini dengannya, tetapi aku takut jika aku bicara terlalu terus terang, dia akan menyimpan dendam terhadapku, jadi aku hanya berkata dengan santai, "Kita tidak boleh menggolongkan orang lain." Namun, Wang Ran tidak menerima saranku. Di lain waktu, ketika aku pergi ke sebuah gereja bersamanya untuk menyelenggarakan pemilihan pemimpin, seorang saudara belum memahami dengan jelas prinsip-prinsip tertentu mengenai pemilihan tersebut dan mengajukan beberapa pertanyaan, tetapi Wang Ran bukan hanya tidak mempersekutukan kebenaran dan tidak membantu saudara tersebut memecahkan pertanyaan-pertanyaan itu, dia bahkan merasa kesal dengan apa yang dipandangnya sebagai persoalan saudara tersebut yang merepotkan dan mengkritiknya seperti itu. Hal ini menyebabkan suasana yang sangat canggung selama pertemuan dan memengaruhi pemilihan. Aku melihat bahwa sebagai pemimpin, Wang Ran tidak memperlakukan saudara-saudari dengan kasih, mengekang mereka dari kedudukan statusnya, dan mengganggu pemilihan. Aku ingin mengatakan sesuatu padanya, tetapi saat aku hendak mengatakannya, aku teringat akan bagaimana saat aku membicarakan kekurangannya dengan dia sebelumnya; dia bukan hanya tidak menerima pendapatku, dia bahkan menentang dan marah. Jika dia tidak menerima saranku lagi, aku akan merasa malu di depan begitu banyak saudara-saudari. "Lupakan saja," pikirku, "semakin sedikit masalah, semakin baik; aku tidak boleh membuat masalah untuk diriku sendiri." Beberapa hari kemudian, diaken penginjilan mengatakan kepadaku bahwa Wang Ran tidak menyelesaikan masalah nyata dan kesulitan saudara-saudari selama pertemuan, kinerja mereka buruk dan ketika mereka mencarinya untuk mendapatkan jalan keluar, dia hanya mengabaikan mereka, tidak menanggapi permintaan mereka dengan serius, dan bahkan marah serta menceramahi mereka. Meskipun telah menunjukkan masalah ini kepadanya dalam beberapa kesempatan, Wang Ran tetap tidak mau menerima saran sehingga diaken mengusulkan agar kami menulis laporan bersama-sama mengenai masalah Wang Ran. Aku berpikir bahwa semua yang dikatakan oleh diaken penginjilan itu benar dan sesuai dengan prinsip, kita memang harus melaporkannya, tetapi kemudian aku berpikir, "Jika kami menulis laporan dan pemimpin kami datang untuk menyelidiki, akankah Wang Ran tidak mengakui kesalahannya dan berpikir bahwa aku telah digoyahkan oleh pendapat yang bias dan berusaha untuk mengecualikannya? Jika aku membuat hubungan kami renggang, bagaimana kami akan melaksanakan tugas kami bersama-sama nantinya? Lebih baik aku tidak mengatakan apa-apa." Setelah merasa yakin, aku memberi tahu diaken bahwa aku akan menunggu sampai semuanya menjadi jelas melalui penyelidikan sebelum membuat keputusan. Setelah itu, aku mulai mengetahui bahwa Wang Ran memiliki lebih banyak masalah. Suatu kali, sewaktu memeriksa rekening kami, aku memperhatikan bahwa dia tidak menggunakan uang gereja sesuai prinsip. Dia telah membeli barang-barang untuk gereja tanpa membicarakannya dengan siapa pun dan tanpa mempertimbangkan apakah pembelian itu praktis atau tidak. Barang-barang yang dia beli ternyata tidak sesuai untuk tujuan gereja dan tidak dapat digunakan; artinya dia telah membuang-buang uang gereja. Aku merasa sangat bersalah setelah melihat situasi itu terungkap, dan berpikir, "Aku harus melindungi kepentingan gereja kali ini. Aku harus menunjukkan masalah-masalahnya dan melakukan diskusi yang baik dan panjang dengannya." Namun ketika aku akhirnya menunjukkan masalah-masalahnya, dia bukan hanya tidak menerima saranku, dia bahkan mencoba berdebat denganku dan membela dirinya. Aku ingin menyingkapkan natur dan konsekuensi tindakan itu kepadanya, tetapi kemudian aku berpikir, "Jika aku menyingkapkannya terlalu keras, dia tidak hanya akan menyimpan dendam padaku, tetapi dia juga akan bersikap memusuhiku setiap hari. Itu akan membuat hidupku jauh lebih sulit." Jadi, aku cukup mengingatkannya dengan bijaksana bahwa ketika menghadapi masalah sebagai pemimpin, kita harus berusaha lebih keras dan memiliki hati yang takut akan Tuhan. Setelah itu, Wang Ran berprasangka buruk terhadapku dan mengabaikanku ketika membahas pekerjaan serta menyuruhku untuk menyelesaikannya sendiri. Aku merasa bahwa dia selalu tidak bertanggung jawab dalam tugasnya, bertindak ceroboh dan sewenang-wenang, tidak menerima pemangkasan, dan tidak menerima kebenaran, dan bahwa dia tidak layak untuk melanjutkan tugasnya. Aku ingin menulis surat kepada pemimpin mengenai situasinya, tetapi aku khawatir jika dia diberhentikan, dia mungkin akan berpikir bahwa aku mengadukan dirinya tanpa sepengetahuannya dan dia akan menaruh dendam padaku. Kalau begitu, aku akan merasa canggung jika kami bertemu lagi nantinya. Aku merenungkannya sejenak, tetapi akhirnya kuputuskan untuk membuang ide menulis surat kepada pemimpin. Aku merasa sangat bersalah karena meskipun memahami kebenarannya, aku tetap tidak mampu menerapkan kebenaran karena terkekang oleh watakku yang rusak. Selama beberapa hari berikutnya, aku merasa tidak ingin melakukan apa pun dan terus menemui jalan buntu dalam semua hal yang aku coba lakukan, dan aku merasa hatiku sangat gelap. Aku sering berdoa, menceritakan keadaanku kepada Tuhan dan memohon kepada-Nya untuk membimbingku agar dapat memahami diriku sendiri.

Suatu hari pada saat teduh, aku melihat bagian firman Tuhan ini: "Ketika engkau semua melihat suatu masalah tetapi tidak melakukan apa pun untuk menghentikannya, tidak mempersekutukannya, tidak berusaha untuk membatasinya, dan selain itu, engkau tidak melaporkannya kepada atasanmu, tetapi berperan sebagai penyenang orang, apakah ini tanda ketidaksetiaan? Apakah penyenang orang memiliki kesetiaan kepada Tuhan? Tidak sedikit pun. Orang semacam itu bukan saja tidak setia kepada Tuhan—mereka juga bertindak sebagai kaki tangan Iblis, pelayan dan pengikutnya. Mereka tidak setia dalam tugas dan tanggung jawab mereka, melainkan kepada Iblislah, mereka sangat setia. Di sinilah letak inti masalahnya. Adapun dalam hal kurangnya profesionalitas, adalah mungkin untuk terus-menerus belajar dan menyatukan pengalamanmu sementara melaksanakan tugasmu. Masalah-masalah seperti itu dapat dengan mudah diselesaikan. Hal yang paling sulit diselesaikan adalah watak manusia yang rusak. Jika engkau tidak mengejar kebenaran atau menyelesaikan watak rusakmu, tetapi selalu berperan sebagai penyenang orang, dan tidak memangkas atau membantu mereka yang kaulihat telah melanggar prinsip, ataupun menyingkapkan atau mengungkapkan mereka, tetapi selalu mundur, tidak memikul tanggung jawab, maka pelaksanaan tugasmu yang seperti itu hanya akan merugikan dan menunda pekerjaan gereja. Menganggap pelaksanaan tugasmu sebagai hal yang sepele tanpa sedikit pun tanggung jawab tidak hanya memengaruhi keefektifan pekerjaan, tetapi juga menyebabkan pekerjaan gereja menjadi tertunda berulang kali. Jika engkau melaksanakan tugasmu dengan cara seperti ini, bukankah engkau hanya bersikap asal-asalan dan menipu Tuhan? Apakah itu memperlihatkan kesetiaan kepada Tuhan? Jika engkau terus-menerus bersikap asal-asalan ketika melaksanakan tugasmu, dan bersiteguh tidak mau bertobat, maka engkau pasti akan disingkirkan" (Firman, Vol. 3, Pembicaraan Kristus Akhir Zaman, "Penyelesaian Tugas yang Benar Membutuhkan Kerja Sama yang Harmonis"). Firman Tuhan membantuku memahami bagaimana penyenang orang merasa takut menyinggung perasaan orang lain, tidak mempertimbangkan kepentingan rumah Tuhan karena selalu berusaha menjaga hubungan mereka, dan tidak ragu untuk mengorbankan kepentingan rumah Tuhan demi melindungi kepentingan mereka sendiri. Pada dasarnya, mereka hanya bertindak sebagai kaki tangan Iblis dalam mengacaukan dan mengganggu pekerjaan rumah Tuhan. Mereka tidak memiliki sedikit pun kesetiaan terhadap tugas mereka, serta sangat egois dan tercela. Setelah merenungkan saat aku bekerja sama dengan Wang Ran, aku mengetahui dengan jelas bahwa dia telah tersingkap sebagai pemimpin palsu dan harus diungkapkan serta dilaporkan berdasarkan prinsip-prinsip kebenaran, tetapi aku khawatir dia akan menaruh dendam padaku dan akan sulit untuk berinteraksi dengannya nantinya. Oleh karena itu, untuk menjaga hubungan kami, aku bertindak seperti penyenang orang, mengalihkan pandangan ke arah lain ketika dia menimbulkan kekacauan dan gangguan di dalam gereja serta merugikan pekerjaan gereja. Adapun diriku, aku telah dibenci dan ditolak oleh Tuhan serta jatuh ke dalam kegelapan dan sangat menderita. Firman Tuhan menggambarkan perilakuku dengan baik: "Mereka juga bertindak sebagai kaki tangan Iblis, pelayan dan pengikutnya. Mereka tidak setia dalam tugas dan tanggung jawab mereka, melainkan kepada Iblislah, mereka sangat setia." Tuhan telah menganugerahiku kesempatan untuk melaksanakan tugasku sebagai pemimpin dengan harapan bahwa aku akan memikirkan maksud-Nya dan melindungi pekerjaan gereja, tetapi pada saat yang paling penting, aku tidak memenuhi harapan itu. Sungguh, aku bahkan membantu musuh sambil hidup bergantung pada gereja, melindungi pemimpin palsu dan bertindak sebagai kaki tangan Iblis. Tuhan pasti sangat memandang rendah dan membenci tindakanku! Aku berpikir, "Aku tahu aku harus melaporkan pemimpin palsu karena mereka telah mengacaukan serta mengganggu pekerjaan gereja, dan aku merasa bersalah karena tidak melakukannya. Aku ingin menerapkan kebenaran, jadi mengapa aku tidak mampu melakukannya? Apa yang telah mengendalikanku?"

Kemudian, aku menemukan bagian firman Tuhan ini: "Sebelum manusia mengalami pekerjaan Tuhan dan memahami kebenaran, natur Iblislah yang mengendalikan dan menguasai mereka dari dalam. Secara spesifik, apa yang terkandung dalam natur tersebut? Misalnya, mengapa engkau egois? Mengapa engkau mempertahankan posisimu? Mengapa engkau memiliki perasaan yang begitu kuat? Mengapa engkau menikmati hal-hal yang tidak benar? Mengapa engkau menyukai kejahatan? Apakah dasar kesukaanmu akan hal-hal seperti itu? Dari manakah asal hal-hal ini? Mengapa engkau begitu senang menerimanya? Saat ini, engkau semua telah memahami bahwa alasan utama di balik semua hal ini adalah karena racun Iblis ada di dalam diri manusia. Jadi, apakah racun Iblis itu? Bagaimana racun Iblis dapat disingkapkan? Misalnya, jika engkau bertanya, 'Bagaimana seharusnya orang hidup? Untuk apa seharusnya orang hidup?' Orang akan menjawab: 'Jika orang tidak memikirkan dirinya sendiri, langit dan bumi akan menghukumnya.' Satu frasa ini mengungkapkan sumber penyebab masalahnya. Falsafah dan logika Iblis telah menjadi kehidupan manusia. Apa pun yang orang kejar, mereka melakukannya demi diri mereka sendiri—oleh karena itu, mereka hidup hanya demi diri mereka sendiri. 'Jika orang tidak memikirkan dirinya sendiri, langit dan bumi akan menghukumnya'—ini adalah falsafah hidup manusia dan ini juga mewakili natur manusia. ... Natur Iblis dalam diri manusia mengandung banyak falsafah dan racun Iblis. Terkadang engkau sendiri bahkan tidak menyadari semua itu, dan tidak memahami semua itu; meskipun demikian, setiap saat dalam hidupmu didasarkan pada hal-hal ini. Terlebih lagi, engkau menganggap hal-hal ini cukup benar, masuk akal, dan sama sekali tidak salah. Ini cukup untuk menunjukkan bahwa falsafah Iblis telah menjadi natur manusia, dan bahwa mereka sedang hidup sepenuhnya sesuai dengan falsafah Iblis, menganggap cara hidup ini baik, dan sama sekali tanpa rasa pertobatan. Karena itu, mereka selalu memperlihatkan natur Iblis dalam diri mereka, dan mereka selalu hidup berdasarkan falsafah Iblis. Natur Iblis adalah hidup manusia dan merupakan esensi natur manusia" (Firman, Vol. 3, Pembicaraan Kristus Akhir Zaman, "Cara Menempuh Jalan Petrus"). Melalui firman Tuhan, aku belajar bahwa sumber penyebab dari perilakuku yang menyenangkan orang adalah karena aku hidup berdasarkan racun Iblis seperti "Jika orang tidak memikirkan dirinya sendiri, langit dan bumi akan menghukumnya", "Lindungi pertemananmu dengan tak pernah menunjukkan kesalahan orang lain", "Jika engkau memukul orang lain, jangan pukul wajah mereka; jika engkau menyingkapkan orang lain, jangan singkapkan kekurangan mereka", dll. Racun-racun ini telah berakar di dalam hatiku dan aku hidup berdasarkan racun-racun itu, selalu berupaya menjaga hubunganku. Aku menjadi makin egois, licik, dan makin tidak serupa dengan manusia, demi menjaga mukaku sendiri. Racun-racun ini telah menjadi naturku yang sebenarnya dan semua tindakanku dikendalikan olehnya. Aku jelas mengetahui kebenaran, tetapi aku tidak mampu menerapkannya. Sebelum aku mulai percaya kepada Tuhan, tidak peduli dengan siapa aku berinteraksi, aku selalu lebih memilih untuk mengalah dalam perkataan dan tindakanku selama aku dapat menjaga hubunganku dengan orang itu dan meninggalkan kesan yang baik padanya. Setelah percaya kepada Tuhan, aku terus hidup berdasarkan racun-racun Iblis ini. Demi menjaga hubunganku dengan Wang Ran, aku tidak menyinggung masalahnya itu kepadanya ketika aku mengetahuinya dan tidak mengungkapkan serta melaporkannya bahkan setelah jelas-jelas melihatnya telah disingkapkan sebagai pemimpin palsu, yang menyebabkan kerugian terhadap pekerjaan gereja. Aku menyadari bahwa aku adalah orang yang licik, suka menjilat dan merayu. Karena fokus pada upayaku untuk menjaga hubungan dengan orang lain, aku tidak sedikit pun mempertimbangkan pekerjaan rumah Tuhan atau jalan masuk kehidupan saudara-saudariku. Aku sama sekali tidak melaksanakan tugasku; aku sedang melakukan kejahatan! Aku lebih memilih menyinggung Tuhan daripada sesama manusia. Dalam upayaku untuk melindungi kepentinganku sendiri, aku gagal menerapkan kebenaran, tidak bertindak sesuai prinsip dan bertindak sebagai kaki tangan Iblis, membiarkan pemimpin palsu merugikan pekerjaan gereja sesuka hatinya. Sungguh menjijikkan! Baru saat itulah aku menyadari bahwa penyenang orang adalah orang-orang berhati jahat dan Tuhan membenci mereka! Jika aku tidak bertobat, aku pasti akan dibenci, ditolak, dan disingkirkan oleh Tuhan.

Kemudian, aku melihat bagian lain dari firman Tuhan yang berbunyi: "Jika engkau memiliki motivasi dan sudut pandang penyenang orang, engkau tidak akan mampu menerapkan kebenaran dan mematuhi prinsip dalam segala hal, dan engkau akan selalu gagal dan jatuh. Jika engkau tidak sadar dan tidak pernah mencari kebenaran, berarti engkau adalah pengikut yang bukan orang percaya, dan engkau tidak akan pernah memperoleh kebenaran dan hidup. Lalu, apa yang harus kaulakukan? Ketika menghadapi hal-hal semacam itu, engkau harus berdoa kepada Tuhan dan berseru kepada-Nya, memohon keselamatan, dan memohon agar Tuhan memberimu lebih banyak iman dan kekuatan dan memampukanmu untuk mematuhi prinsip, melakukan apa yang harus kaulakukan, menangani segala sesuatu berdasarkan prinsip, tetap teguh pada pendirianmu, melindungi kepentingan rumah Tuhan, dan mencegah kerugian apa pun terjadi pada pekerjaan rumah Tuhan. Jika engkau mampu memberontak terhadap kepentingan diri sendiri, kesombonganmu, dan pendirianmu tentang penyenang orang, dan jika engkau melakukan apa yang harus kaulakukan dengan hati yang jujur dan seutuhnya, engkau akan mengalahkan Iblis dan memperoleh aspek kebenaran ini" (Firman, Vol. 3, Pembicaraan Kristus Akhir Zaman, "Bagian Tiga"). "Engkau semua mengatakan bahwa engkau mempertimbangkan beban Tuhan dan akan membela kesaksian gereja, tetapi siapakah di antaramu yang benar-benar mempertimbangkan beban Tuhan? Tanyakanlah kepada dirimu sendiri: Apakah engkau seseorang yang telah menunjukkan pertimbangan akan beban Tuhan? Dapatkah engkau melakukan kebenaran untuk Tuhan? Dapatkah engkau berdiri dan berbicara bagi-Ku? Dapatkah engkau dengan teguh melakukan kebenaran? Apakah engkau cukup berani untuk melawan semua perbuatan Iblis? Apakah engkau mampu menyingkirkan perasaanmu dan menyingkapkan Iblis demi kebenaran-Ku? Dapatkah engkau membiarkan maksud-maksud-Ku dipenuhi di dalam dirimu? Sudahkah engkau menyerahkan hatimu pada saat-saat paling krusial? Apakah engkau seseorang yang mengikuti kehendak-Ku? Tanyakanlah pertanyaan-pertanyaan ini kepada dirimu sendiri dan seringlah memikirkan tentang hal ini" (Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Perkataan Kristus pada Mulanya, Bab 13"). Melalui firman Tuhan, aku menyadari bahwa melaporkan dan menyingkapkan pemimpin palsu adalah tugas dan tanggung jawab setiap umat pilihan Tuhan dan merupakan hal yang positif. Dengan melakukan hal itu, pekerjaan gereja dapat terlindung dari gangguan, saudara-saudari dapat menjalani kehidupan bergereja yang baik, dan pemimpin palsu dapat benar-benar memahami tindakan mereka dan segera bertobat kepada Tuhan. Adapun diriku, aku keliru percaya bahwa melaporkan pemimpin palsu akan menyinggung perasaan orang tersebut dan oleh karena itu, meskipun aku melihat dengan jelas bahwa Wang Ran tidak melakukan pekerjaan nyata, aku tidak melaporkan dan mengungkapkannya, sehingga setiap proyek gereja terhambat. Ini merupakan kelalaian yang sangat serius. Aku tidak boleh lagi hidup berdasarkan falsafah Iblis dalam menjaga hubunganku dengan orang lain. Aku harus berpihak pada Tuhan, menangani urusan-urusan berdasarkan prinsip, melindungi pekerjaan gereja, dan bertindak dengan rasa keadilan. Hanya dengan demikian aku akan sejalan dengan maksud Tuhan. Kemudian aku berdoa kepada Tuhan, berkata, "Ya Tuhan! Berkali-kali, Engkau telah memberiku kesempatan untuk menerapkan kebenaran, tetapi aku terus hidup dalam watak yang rusak, melindungi diriku sendiri dan gagal memuaskan-Mu. Kali ini, aku tidak mau lagi hidup berdasarkan falsafah penyenang demi urusan duniawi, dan akan menulis surat untuk mengungkapkan Wang Ran." Tepat ketika aku bersiap untuk menulis laporanku, pemimpinku mengundangku ke sebuah pertemuan dan aku lanjut memberi tahu mereka tentang semua masalah Wang Ran. Aku juga berterus terang tentang bagaimana aku menjadi penyenang orang selama masa itu, tidak menerapkan kebenaran, dan telah merugikan kepentingan gereja.

Setelah memeriksa masalah ini dan menyelidikinya, Wang Ran dinyatakan sebagai pemimpin palsu yang tidak melaksanakan pekerjaan nyata dan harus diberhentikan. Pada hari ketika Wang Ran diberhentikan, setelah pemimpin selesai menyingkapkan perilakunya, mereka memintaku untuk berkomentar. Aku merasa sedikit khawatir, "Jika aku menyingkapkannya, dia pasti akan menaruh dendam padaku dan berpikir bahwa dia diberhentikan hanya karena aku telah melaporkan masalahnya. Bukankah itu akan membuatku kesulitan untuk berinteraksi dengannya di kemudian hari?" Aku menyadari bahwa aku sekali lagi berusaha menjaga hubungan pribadi dan bertindak seperti penyenang orang, jadi aku berdoa di dalam hati kepada Tuhan. Aku kemudian teringat akan satu bagian firman Tuhan: "Tuhan telah menganugerahkan begitu banyak kebenaran kepada orang-orang, telah menuntunmu untuk waktu yang lama, dan telah sangat banyak membekalimu, dengan tujuan agar engkau menjadi kesaksian dan melindungi pekerjaan gereja. Ternyata, ketika orang jahat dan para antikristus melakukan perbuatan jahat dan mengganggu pekerjaan gereja, engkau menjadi gentar dan mundur, melarikan diri dengan tangan di atas kepalamu. Engkau adalah orang yang tidak berguna. Engkau tidak mampu mengalahkan Iblis, engkau tidak menjadi kesaksian, dan Tuhan membencimu. Di saat kritis ini, engkau harus berdiri dan berperang melawan Iblis, menyingkapkan perbuatan jahat para antikristus, menghukum dan mengutuk mereka, tidak memberi mereka tempat untuk bersembunyi dan mengeluarkan mereka dari gereja. Hanya ini yang dapat dianggap sebagai memperoleh kemenangan atas Iblis dan mengakhiri nasib mereka" (Firman, Vol. 4, Menyingkapkan Antikristus, Bab Sembilan (Bagian Delapan)). Firman Tuhan memberiku kekuatan untuk menerapkan kebenaran. Aku memikirkan bagaimana, di masa lalu, aku telah kehilangan begitu banyak kesempatan untuk menerapkan kebenaran karena aku ingin melindungi diriku sendiri dan mencoba membaca pengungkapan dan kecenderungan orang serta bertindak sesuai dengannya. Kali ini, aku harus mengandalkan Tuhan untuk menerapkan kebenaran, mengungkapkan semua masalah Wang Ran dan membantunya untuk merenungkan serta mengenal dirinya sendiri. Menyadari hal ini, aku mulai menunjukkan semua masalah Wang Ran, satu demi satu, dan merasa sangat nyaman dalam prosesnya.

Melalui pengalaman ini, aku menyadari bahwa menjadi penyenang orang itu merugikan diriku sendiri serta orang lain, dan Tuhan sangat membenci serta menolak orang-orang seperti itu. Tuhan tidak menyempurnakan penyenang orang; Tuhan menyukai orang yang jujur, memiliki keyakinan yang jelas tentang apa yang mereka suka dan tidak suka, memiliki rasa keadilan, dan mampu melindungi kepentingan rumah Tuhan. Hanya orang-orang seperti itulah yang melaksanakan tugas mereka dengan cara yang sesuai dengan maksud Tuhan dan dapat memperoleh keselamatan.

Penderitaan akan berakhir dan air mata akan berhenti. Percayalah kepada Tuhan bahwa Dia mendengar permohonan kita dalam penderitaan kita, dan Dia ingin menyelamatkan kita dari penderitaan. Hubungi kami untuk memahami kabar baik tentang keselamatan Tuhan.

Konten Terkait