Melalui Kesengsaraan Besar, Aku Telah Menuai Manfaat Besar
Tuhan telah berfirman: "Berdasarkan fungsi dan kesaksian mereka yang berbeda-beda, para pemenang di dalam kerajaan akan melayani sebagai imam atau pengikut, dan semua orang yang telah menang di tengah kesengsaraan akan menjadi keimamatan di dalam kerajaan. ... Dalam keimamatan itu akan ada imam besar dan para imam, dan sisanya akan menjadi anak-anak Tuhan dan umat Tuhan. Ini semua ditentukan oleh kesaksian mereka untuk Tuhan selama masa kesengsaraan; itu bukanlah gelar yang diberikan begitu saja" (Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Pekerjaan Tuhan dan Penerapan Manusia"). "Masa kesengsaraan itu tidak akan berlarut-larut; sesungguhnya, itu akan berlangsung kurang dari satu tahun. Jika hal itu berlangsung selama satu tahun, tahap pekerjaan berikutnya akan tertunda, dan tingkat pertumbuhan manusia akan tidak cukup. Jika masa kesengsaraan itu terlalu lama, manusia tidak akan mampu menahannya. Bagaimanapun, tingkat pertumbuhan manusia memiliki keterbatasan" (Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Bagaimana Engkau Harus Menempuh Rentangan Jalan yang Terakhir"). Ketika membaca firman ini, aku berpikir: "Posisi dalam kerajaan akan ditentukan berdasarkan bagaimana orang bersaksi selama masa kesengsaraan; kesaksian-kesaksian ini dapat memengaruhi nasib seseorang. Ketika kesengsaraan menimpaku, aku harus mengertakkan gigiku dan mengerahkan energi yang cukup, maka aku pasti akan mempersembahkan kesaksian yang indah. Dengan demikian aku akan dapat memperoleh berkat-berkat besar; selain itu, kesengsaraan tidak akan bertahan terlalu lama - hanya akan berlangsung kurang dari setahun. Apa pun yang terjadi, aku akan mampu menanggung masa sulit ini." Dengan dipenuhi pikiran untuk memperoleh berkat, aku memutuskan untuk bersiap menghadapi kesusahan; aku mengira bahwa dengan mengandalkan "iman" dan "kehendak"-ku sendiri, aku akan mampu menjadi pemenang dalam kesusahan.
Namun, pekerjaan Tuhan menyelamatkan manusia begitu luar biasa dan berhikmat sehingga tidak dapat diselami oleh manusia. Pada tahun 1996, kita semua memasuki kesusahan besar melalui pengaturan Tuhan. Tetapi ketika kesengsaraan menimpa kita, tidak ada yang menyadarinya; segala sesuatu terjadi secara begitu alamiah, sifatku yang sebenarnya dan situasiku yang memalukan sebagai seorang oportunis terungkap selama masa kesengsaraan besar.
Pada bulan Juni dan Juli 1996, aku berada di bagian lain negara ini untuk memenuhi tugasku. Suatu hari, para pemimpin gereja lokal datang dan memberi tahu kami bahwa situasi belakangan ini tidak begitu baik dan bahwa Saudari X telah ditangkap oleh polisi PKT. Ketika kami mendengar hal ini, kami ingin berdoa untuk saudari ini dan tidak memikirkan banyak hal lain, karena kami semua tahu bahwa sudah biasa kalau ada orang yang ditangkap karena kepercayaan mereka kepada Tuhan di Tiongkok, negara yang menganiaya Tuhan seperti ini. Namun, beberapa hari kemudian kami mendengar bahwa ada beberapa saudara-saudari lagi yang ditangkap. Selang beberapa hari berikutnya, kami mendengar bahwa selusinan orang ditangkap, dan banyak orang percaya ternama serta banyak pemimpin gereja diam-diam dicatat dalam daftar pencarian orang. Ada juga sebagian dengan hadiah yang menanti untuk penangkapan mereka. Para pemimpin lokal juga tercantum dalam daftar hitam pemerintah PKT untuk ditangkap. Aku merasa bahwa situasinya tidak baik: kelihatannya pemerintah PKT sedang berusaha menghancurkan orang-orang percaya dalam sekali gebrakan. Semacam teror menyelimuti kami; kami tidak tahu apa yang harus dilakukan dalam situasi seperti ini; kami ingin menghubungi para pemimpin tingkat atas dan menanyakan kepada mereka cara melanjutkan, tetapi kami tidak dapat menghubungi mereka. Belakangan kami mengetahui bahwa kesengsaraan telah dimulai sebulan sebelumnya. Tetapi pada waktu itu kami mati rasa dalam roh dan kami tidak berani menebak-nebak dan mendefinisikan pekerjaan Tuhan. Karena itu kami tidak tahu bahwa ini adalah masa kesengsaraan besar. Yang bisa kami rasakan hanyalah tangan gelap dari pemerintah PKT menekan kami dan pekerjaan gereja tidak bisa maju karenanya. Dalam menghadapi keadaan buruk semacam ini, kami samar-samar menjadi sadar bahwa Tuhan mengizinkan pekerjaan itu terhambat; Tuhan memimpin kami untuk menghentikan pekerjaan dan menyembunyikan diri dan segera kembali ke kampung halaman kami. Dengan begitu kami akan lebih aman. Akibatnya, kami terpaksa bubar dan kembali ke kampung halaman kami masing-masing.
Aku baru pulang selama seminggu ketika seorang saudari datang dan memberiku sepucuk surat yang mengatakan bahwa seorang saudara di gereja kami ditangkap, dan aku harus segera meninggalkan rumah. Pada saat ini aku persis seperti rusa yang membeku ketakutan di sorotan lampu; aku tidak punya iman dan hanya ada satu pikiran di hatiku: "Cepat bersembunyi dan jangan biarkan polisi menangkapku, karena PKT sangat tercela dan kejam, dan metode-metode keji yang digunakannya untuk memusnahkan orang percaya luar biasa biadab. Jika aku jatuh ke tangan iblis, konsekuensinya akan tak terbayangkan." Kemudian, seorang saudari membawaku ke gunung untuk memasak bagi para penambang. Aku ada di sana dengan dua saudari dan kami memanfaatkan waktu ketika tidak ada orang di sekitar untuk membaca firman Tuhan, bersekutu tentang kebenaran dan menyanyikan lagu pujian untuk memuji Tuhan. Karena kami memiliki firman Tuhan, setiap hari terasa sangat memperkaya. Namun, dalam waktu kurang dari sebulan, polisi PKT datang untuk memeriksa kami dan aku tidak punya pilihan selain cepat-cepat pergi. Setelah itu aku bekerja di restoran. Setiap orang dengan siapa aku berinteraksi adalah orang yang tidak percaya dan aku tidak memiliki bahasa yang sama dengan mereka; selain itu, aku tidak mempunyai firman Tuhan atau khotbah dalam lingkungan semacam ini, sampai-sampai bahkan sulit untuk mempersembahkan doa yang layak. Aku merasa kesepian dan merana dan hatiku mau tidak mau mulai mengeluh. Aku bahkan mulai memiliki keinginan untuk mengkhianati Tuhan, dan aku berpikir: "Percaya kepada Tuhan itu benar-benar tidak mudah dan aku gelisah sepanjang hari; aku mengembara di dunia yang tidak memiliki keadilan; kapan hari-hari ini akan berakhir? Andai aku tidak percaya kepada Tuhan, menjalani gaya hidup yang mudah dan stabil seperti orang-orang tidak percaya, bukankah itu akan menyenangkan?" Meskipun hatiku berpikir seperti ini, aku tidak berani meninggalkan Tuhan; aku juga merasa bahwa aku tidak bisa meninggalkan Tuhan, pikiran meninggalkan Tuhan membuatku menderita. Namun karena aku tidak suka membaca firman Tuhan di masa lalu, tidak mengejar kebenaran, dan tidak ingat banyak firman Tuhan, oleh karena itu, saat aku meninggalkan kitab-kitab firman Tuhan, aku tidak dapat mengingatnya satu baris pun. Tanpa firman kehidupan Tuhan yang mendukungku, aku sama seperti orang bodoh. Aku tidak tahu apa yang harus kulakukan atau apa yang harus kucari. Aku hanya memaksakan diri untuk melalui setiap harinya. Apakah kehendak Tuhan? Mengapa Ia mengatur ini bagiku? Bagaimana aku bisa melakukan firman Tuhan dan membuat-Nya berkenan? Aku tidak berkeinginan merenungkan hal ini. Lebih buruk lagi, keyakinanku pada kemahakuasaan dan hikmat Tuhan dan pada kekuasaan universal-Nya Tuhan hilang, semua yang kupikirkan hanya kesulitanku. Sampai pada titik ketika seorang saudari datang memintaku pergi mengunjungi beberapa saudara-saudari, aku menolak karena aku pengecut dan takut ditangkap. Aku mengandalkan pikiran dan pemikiranku sendiri, berpikir bahwa situasi ini tidak akan membaik. Selama periode waktu ini, pemerintah PKT akan dengan panik menekan dan menangkap semua orang yang sungguh-sungguh percaya kepada Tuhan. Aku harus melindungi diriku dengan baik. Selama dua setengah bulan aku bekerja di restoran, hatiku semakin lama semakin jauh dari Tuhan, hampir sampai pada titik di mana aku hanya mengakui nama Tuhan, tetapi tidak memiliki Tuhan di dalam hatiku. Hatiku sering tertarik pada kesenangan sensual; aku ingin lari dari tangan Tuhan dan menjalani kehidupan orang-orang tidak percaya. Aku tidak tahu mengapa, tetapi selama beberapa hari berikutnya aku sangat merindukan Tuhan dan saudara-saudari; aku merindukan kehidupan bergerejaku yang sebelumnya. Saat sendirian, aku selalu hanya bisa menangis. Hatiku sedih: "Ya Tuhan, sepanjang hari aku bersama orang-orang tidak percaya; kalau aku sedang tidak bekerja, maka aku makan atau bercakap-cakap tentang hal yang membosankan. Aku merasa jauh dari-Mu. Hanya Engkau yang tahu kekosongan dan rasa sakit di hatiku. Ya Tuhan, kapankah malam yang panjang ini akan berlalu? Kapan kami akan dibebaskan untuk percaya kepada Tuhan, berkumpul bersama, melakukan tugas kami dan membaca firman-Mu secara normal?" Pada saat itu, hatiku tersiksa seperti diserbu gulma dan aku tidak dapat tinggal lebih lama lagi. Ketika hampir tiba Festival Musim Semi, aku memanfaatkan kesempatan itu untuk berhenti dari pekerjaanku dan segera kembali ke saudara-saudariku. Setelahnya aku menemukan bahwa bukan hanya aku yang memiliki pemikiran ini; ada banyak saudara-saudari yang menghindari ditangkap oleh pemerintah PKT dengan melarikan diri ke daerah lain, mereka pun mengalami hal yang sama. Mereka semua pulang karena memikirkan hal yang sama. Ini adalah tuntunan Roh Kudus yang ajaib.
Hanya beberapa hari setelah aku pulang ke rumah, seorang saudari datang untuk memberitahuku tentang kebaktian gereja. Ketika aku mendengar saudari itu berkata bahwa masa kesengsaraan telah berakhir dan segala sesuatunya telah normal kembali, dan bahwa aku dapat pergi dan memenuhi tugasku sebelumnya, butuh sejenak sebelum aku sadar: "Apa? Masa kesengsaraan sudah berakhir? Ini adalah masa kesengsaraan? Bagaimana bisa masa kesengsaraan itu sudah berakhir? Bukan ini yang kuharapkan! Selama ini hal-hal yang kami alami adalah kesengsaraan, sekarang habislah aku! Apa yang kutunjukkan selama masa kesengsaraan? Selain bersikap pengecut dan takut, aku mengeluh, melarikan diri, dan berkhianat. Aku tidak memiliki komponen iman apa pun, apalagi kesetiaan dan kasih. Kali ini Tuhan telah menguji pekerjaanku dan aku benar-benar gagal." Kepalaku terkulai dalam keputusasaan dengan segala perasaan campur aduk di dalam hatiku. Kali ini aku bisa mengerti apa yang Tuhan katakan sebelum masa kesengsaraan dimulai: "Setelah pekerjaan-Ku sendiri selesai, tahap selanjutnya adalah untuk membuat manusia menempuh jalan yang harus mereka tempuh. Setiap orang harus memahami jalan apa yang harus mereka tempuh—itu adalah sebuah jalan dan proses penderitaan, itu juga sebuah jalan untuk memurnikan keinginanmu untuk mengasihi Tuhan. Kebenaran mana yang harus engkau masuki, kebenaran mana yang harus engkau tambahkan, bagaimana engkau harus mengalaminya, dan dari aspek mana engkau harus masuk—engkau harus memahami semua hal ini. Engkau harus memperlengkapi dirimu sekarang. Ketika kesengsaraan menimpamu, itu akan sangat terlambat" (Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Bagaimana Engkau Harus Menempuh Rentangan Jalan yang Terakhir"). Aku sungguh benci pada diriku sendiri: Tuhan telah dengan sabar memberi tahu kita hal-hal ini, dan mengapa aku tidak memercayainya, mengapa aku tidak menganggapnya serius? Tidak ada jalan kembali; tidak ada pilihan lain selain dengan tekun mengejar kebenaran di masa depan.
Ketika kami selesai kebaktian, aku mendengar seorang saudari mengungkapkan beberapa informasi intelijen internal dari PKT: Pemerintah masih secara agresif berkeliling menangkap orang-orang percaya dan itu bahkan semakin intens. Ketika aku mendengar ini, hatiku yang kurang percaya kembali berbisik: "Keadaannya setegang ini dan saudara-saudari semuanya memenuhi tugas mereka. Apakah ini tidak apa-apa?" Tetapi kenyataan itu memungkinkanku untuk melihat bahwa: Meskipun situasinya tegang, kami tidak takut seperti selama masa kesengsaraan; ketika kami memenuhi tugas kami, hati kami sangat teguh dan damai seolah-olah semua orang melupakan kepingan informasi intelijen yang diceritakan oleh saudari kami. Roh Kudus juga melakukan pekerjaan besar di gereja; tidak lama lagi akan terjadi peristiwa agung ketika Injil disebarkan ke setiap negeri. Semua saudara-saudari memenuhi tugas mereka sebaik mungkin di posisi masing-masing dan setiap jenis pekerjaan berjalan dengan lancar. Adegan tersebut berlangsung maksimal tepat di depan batang hidung pemerintah PKT, tetapi dengan pekerjaan yang meluas begini dahsyat, tidak ada penangkapan-penangkapan seperti di tengah masa kesengsaraan besar. Fakta-fakta ini mengizinkanku untuk melihat suatu kebenaran dengan jelas: PKT selalu bekerja untuk menentang Tuhan, menganiaya Tuhan dan menekan orang-orang pilihan Tuhan; PKT tidak pernah berhenti dan ingin membunuh Tuhan dan orang-orang pilihan-Nya. Terkadang pisau jagal di tangan PKT tidak menimpa kita, dan itu karena Tuhan yang menjaga dan melindungi kita. Kadang kita bahkan tidak menyadari niatnya untuk membunuh, dan itu karena Tuhan menggunakan kuasa-Nya yang besar untuk melindungi kita, bukannya karena PKT meletakkan pisau jagalnya dan menghentikan penganiayaannya. PKT tidak pernah meletakkan pisau jagalnya, tidak akan pernah meletakkannya; PKT mau menentang Tuhan sampai akhir dan semakin dekat ke akhir, semakin panik PKT menjadi, karena PKT adalah Iblis, roh jahat. PKT tahu bahwa hari mulia ketika Tuhan menyelesaikan pekerjaan penyelamatan-Nya adalah hari terakhir baginya. Oleh karena itu, semakin dekat maut , semakin PKT bergumul. Namun, apa pun yang terjadi, PKT selalu berfungsi sebagai kontras bagi pekerjaan Tuhan, tapi di tangan Tuhan itu adalah sesuatu yang berguna, alat untuk menguji orang-orang pilihan Tuhan. Kekejamannya tidak dapat menghalangi pekerjaan Tuhan, dan tanpa seizin Tuhan, PKT tidak memiliki kuasa atas umat pilihan Tuhan. Ketika Tuhan tidak mengizinkannya berburu, orang-orang pilihan Tuhan akan berada tepat di hadapannya dan PKT tidak akan bisa menangkap mereka. PKT tidak memiliki pilihan selain berada dalam kekuasaan Tuhan. Sama seperti yang dikatakan firman Tuhan: "Ketika Aku secara resmi memulai pekerjaan-Ku, semua manusia bergerak saat Aku bergerak, sehingga orang-orang di seluruh semesta berjalan bersama-Ku, ada 'perayaan' di seluruh semesta, dan manusia diberi semangat oleh-Ku. Sebagai hasilnya, si naga merah yang sangat besar itu sendiri menjadi kebingungan dan marah karena Aku dan ia melayani pekerjaan-Ku, dan walaupun sebenarnya tidak mau, ia tidak bisa melakukan apa yang dikehendakinya, sehingga tidak punya pilihan selain tunduk pada kendali-Ku" (Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Firman Tuhan kepada Seluruh Alam Semesta, Bab 29"). Masa kesengsaraan besar ini telah menimpa kita dengan seizin Tuhan, karena Ia ingin menggunakan penganiayaan PKT untuk memberi manfaat kepada dan menyempurnakan umat pilihan-Nya sehingga kita dapat melihat dengan jelas inti perlawanan PKT terhadap Tuhan. Jika kita sama sekali tidak mengalami penganiayaan, maka kita tidak akan benar-benar percaya firman yang Tuhan ungkapkan tentang substansi PKT yang rusak. Kita masih akan dibodohi dan ditipu olehnya; kita masih akan percaya ketika PKT mengatakan "kebebasan beragama" dan "hak dan kepentingan warga negara yang sah"; kita tidak akan sadar akan kesetiaan Tuhan. Hari ini, aku telah mengalami sendiri penganiayaan dan pengejaran PKT, aku telah melihat dengan mata kepalaku sendiri wajah mengerikan PKT yang mencelakakan orang-orang pilihan Tuhan. Dan aku tahu sekarang bahwa kebebasan dan demokrasi yang diberitakan PKT semuanya adalah tipu daya untuk menipu dan mencurangi orang. Aku sekarang dengan jelas melihat substansi iblis yang jahat dan tercela dari PKT: PKT memang musuh Tuhan, adalah iblis jahat yang mencelakakan orang dan menelan roh orang. Hatiku benar-benar membencinya; aku telah memutuskan untuk mengkhianati PKT dan mengikuti Tuhan sampai akhir.
Masa kesengsaraan berasal dari Tuhan, dan waktu berakhirnya pun pasti di tangan Tuhan. Ketika pekerjaan Tuhan memberikan hasil, Tuhan pasti tidak akan menunda waktunya. Sama seperti yang dikatakan firman Tuhan: "Masa kesengsaraan itu tidak akan berlarut-larut; sesungguhnya, itu akan berlangsung kurang dari satu tahun. Jika hal itu berlangsung selama satu tahun, tahap pekerjaan berikutnya akan tertunda, dan tingkat pertumbuhan manusia akan tidak cukup. Jika masa kesengsaraan itu terlalu lama, manusia tidak akan mampu menahannya. Bagaimanapun, tingkat pertumbuhan manusia memiliki keterbatasan." Tuhan memiliki pemahaman sepenuhnya akan diri kita, Ia mengetahui tingkat pertumbuhan kita, Ia mengetahui kondisi kita, dan Ia tidak rela mengizinkan kehidupan kita mengalami kerugian. Karena itu, Tuhan tidak akan menunda-nunda bahkan sedetik pun, dan kita mampu menanggung semuanya. Tuhan telah membuat rencana pasti bagi kita dalam pekerjaan-Nya, Ia telah memikirkan tentang kehidupan kita dalam segala hal. Namun, dalam kesusahanku, yang aku pikirkan hanya keselamatanku sendiri dan dagingku sendiri; aku tidak memikirkan perasaan Tuhan sama sekali. Aku benar-benar egois dan menyedihkan; aku tidak memiliki hati nurani dan akal budi dan tidak layak untuk hidup di hadirat Tuhan. Dalam kesusahanku, Tuhan menyingkapkan tingkat pertumbuhanku yang sebenarnya, yang membuatku memiliki pemahaman yang realistis tentang diriku sendiri. Aku melihat betapa miskin, menyedihkan dan butanya diriku; aku tidak memahami kebenaran, aku tidak memiliki iman atau kasih untuk Tuhan, tetapi hanya memiliki pemberontakan dan perlawanan sampai pada titik aku akan berkhianat kapan pun dan di mana pun. Baru saat itulah aku mampu menyadari bahayaku. Aku merasakan pentingnya diperlengkapi dengan kebenaran. Saat itu, ketika aku membaca tentang firman yang Tuhan ungkapkan kembali mengenai sifat rusak manusia, aku merasakan bahwa segala hal yang diungkapkan oleh firman Tuhan memang benar-benar merupakan kondisi nyata yang sebenarnya. Firman Tuhan menjadi hidup di dalam diriku bagaikan pedang bermata dua yang menusuk sendi dan sumsumku serta mengungkapkan kenajisan dan ketidakbenaran di lubuk hatiku. Itu membuatku melihat bahwa aku menyedihkan dan buruk dan sangat dirusak oleh Iblis. Aku mulai membenci diri sendiri dan memiliki keinginan untuk mengubah diri; aku sangat haus untuk hidup dalam gambar manusia sejati. Aku merasa pekerjaan penghakiman dan hajaran Tuhan benar-benar mentahirkan orang dan selama aku sungguh-sungguh mengejar kebenaran, aku pasti akan ditahirkan dan diselamatkan. Pertama kali aku merasakan betapa berharganya firman Tuhan dan pentingnya kebenaran, di dalam hati aku merasa senang: Aku akhirnya percaya kepada Tuhan, aku melangkah menuju awal yang baru dan dapat melihat harapan untuk memperoleh keselamatan. Karena itu, aku menetapkan resolusi: Tidak peduli seberapa pun bergelombangnya jalan di depanku, aku akan selalu teguh dan tidak tergoyahkan dalam mengikuti Tuhan dan melangkah di jalan hidup yang benar.
Pengaturan Tuhan yang luar biasa mengizinkan kita untuk tanpa disadari memasuki kesengsaraan dan bangkit darinya. Panen yang kita tuai dari hal ini jelas dan mudah dilihat. Melalui kesusahan, aku dapat melihat bahwa Tuhan itu mahakuasa dan bijaksana, dan bahwa PKT tidak mampu dan bodoh. Meskipun PKT tidak terkendali dan biadab, mereka akan selamanya dikalahkan di tangan Tuhan; PKT hanya dapat digunakan oleh Tuhan, dan hanya dapat menjadi sesuatu yang melayani pekerjaan Tuhan dan yang berfungsi sebagai kontras bagi pekerjaan Tuhan. PKT dengan sia-sia mencoba menakut-nakuti para orang pilihan Tuhan melalui penganiayaan yang kejam dan mengganggu serta membongkar pekerjaan Tuhan. PKT tidak pernah membayangkan bahwa Tuhan menggunakan ini untuk menyempurnakan kita. Meskipun di luar tampaknya seperti PKT menganiaya kita, dalam kenyataannya, semuanya diatur oleh Tuhan. Dia mencerai-beraikan orang dan mengumpulkan orang, Dia memimpin orang-orang ke dalam kesengsaraan dan memimpin orang keluar dari kesengsaraan; Tuhan selalu mendukung orang-orang berdasarkan kekuasaan-Nya, menuntun orang dengan tangan, dan membuat orang-orang tidak dapat pergi. Di tengah pengaturan-pengaturan Tuhan yang luar biasa ini, aku dapat melihat dengan jelas wajah asli PKT dan benar-benar membencinya dari lubuk hatiku. Aku juga dapat mengalami cinta, kemahakuasaan, dan hikmat Tuhan. Aku lebih teguh dan tidak goyah dalam mengikuti Tuhan, dan dapat melihat tingkat pertumbuhanku yang sebenarnya dan kekurangan-kekuranganku; hatiku semakin haus akan Tuhan dan kebenaran. Ada begitu banyak arti dalam Tuhan membuat kesengsaraan besar terjadi; ada begitu banyak hikmat dalam pekerjaan Tuhan. Tidak ada yang bisa menyelaminya. Aku dapat mengalami kesengsaraan besar yang diatur oleh Tuhan; itu sungguh adalah peninggian dan kasih berlimpah dari Tuhan dan kehormatanku dalam hidup ini. Setiap kali aku merenungkan hal ini, aku akan diliputi emosi dan menaikkan pujian dan syukurku yang tulus kepada Tuhan. Seandainya aku tidak mengalami kesengsaraan, aku akan mengikuti secara membabi buta dan, pada akhirnya, aku akan jatuh dan binasa karena tidak mendapatkan kebenaran dan watakku yang rusak tidak berubah. Seandainya aku tidak mengalami kesengsaraan, aku tidak akan memiliki iman yang benar kepada Tuhan dan tidak akan memahami kesulitan pekerjaan Tuhan dan bahwa menyelamatkan orang tidaklah mudah. Seandainya aku tidak mengalami kesengsaraan, aku tidak akan dapat melihat wajah PKT yang sebenarnya dan aku masih akan memiliki ilusi tentang masyarakat yang kelam ini, aku masih akan menyukai dunia ini dan tidak akan dapat menetapkan hatiku untuk mengikuti Tuhan. Adalah pekerjaan Tuhan yang luar biasa dan bijak yang telah menaklukkanku; adalah kemahakuasaan dan kasih Tuhan yang besar-lah yang telah membawaku ke tempatku sekarang! Mulai sekarang, tidak peduli apa pun ujian dan kesengsaraan yang kuhadapi, aku akan bersedia bergantung pada iman dan kasihku kepada Tuhan untuk memberikan kesaksian bagi Tuhan dan menghibur hati Tuhan.
Penderitaan akan berakhir dan air mata akan berhenti. Percayalah kepada Tuhan bahwa Dia mendengar permohonan kita dalam penderitaan kita, dan Dia ingin menyelamatkan kita dari penderitaan. Hubungi kami untuk memahami kabar baik tentang keselamatan Tuhan.