Tugas Tidak dapat Membuahkan Hasil Tanpa Prinsip

28 Juni 2022

Oleh Saudari Shu Qin, Tiongkok

Pada tahun 2021, aku terpilih menjadi pemimpin. Beberapa waktu kemudian, karena tuntutan pekerjaan, aku harus memimpin di gereja yang lain. Kulihat pekerjaan di gereja tersebut tidak terlalu efektif, kupikir, "Para pemimpin yang mengatur agar aku datang ke gereja ini pasti sangat menghargaiku dan berharap aku mampu memperbaiki pekerjaan gereja ini, jadi aku harus bekerja dengan baik dan membuat para pemimpin melihat bahwa aku mampu melakukan beberapa pekerjaan nyata." Selanjutnya, aku pergi ke setiap kelompok di gereja untuk mengetahui keadaan pekerjaan itu dan menyelesaikan kesulitan dan masalah saudara-saudari dalam tugas mereka. Beberapa saudara-saudari berada dalam keadaan yang buruk, jadi aku membantu dan menyokong mereka dengan penuh kasih. Ketika aku menemukan orang yang tidak cocok dalam pekerjaan, aku berdiskusi dengan saudara-saudari yang menjadi rekan sekerjaku dan dengan cepat memindahkan atau mengganti mereka sesuai prinsip. Beberapa waktu kemudian, pekerjaan gereja agak membaik. Aku sangat senang, dan mau tak mau berpikir, "Sepertinya aku bisa melakukan beberapa pekerjaan nyata. Aku harus terus bekerja keras dan membuahkan hasil yang lebih baik agar saudara-saudariku melihatku punya kemampuan bekerja dan menganggapku pemimpin yang baik."

Suatu hari, saat kami merangkum beberapa pekerjaan, kulihat efektivitas pekerjaan penyiraman telah menurun secara signifikan. Beberapa orang percaya baru tidak menghadiri pertemuan. Kupikir, "Semua pekerjaan lain lebih efektif sekarang, tapi efektivitas pekerjaan penyiraman telah menurun. Aku tak boleh membiarkan pekerjaan penyiraman memengaruhi hasil keseluruhan, atau semua orang akan menganggapku pemimpin yang tak cakap, dan tidak akan lagi memandangku dengan cara yang sama." Jadi, aku segera menemui staf penyiraman untuk menyelidikinya. Kemudian, aku mendapati pemimpin kelompok, Saudari Wu Wen, tidak memikirkan kesulitan nyata para orang percaya baru ketika dia mengatur pertemuan dan tugas mereka. Dia mengadakan pertemuan pada saat beberapa orang percaya baru harus bekerja, jadi mereka tak bisa menghadiri pertemuan. Mendengar ini membuatku merasa sedikit marah. Kupikir, "Aku dengan jelas memberitahukan kepadanya bahwa kita harus memikirkan keadaan orang percaya baru saat mengatur pertemuan dan tugas untuk mereka. Mengapa dia tidak bisa memahami berbagai hal secara menyeluruh dan menerapkan berbagai hal secara fleksibel? Tampaknya dia kurang berkualitas untuk menyirami orang percaya baru. Dia adalah pemimpin kelompok, dan jika dia menyimpang dalam penerapannya, hal itu akan memengaruhi keefektifan seluruh kelompok. Dia harus segera diberhentikan. Jika aku tidak memberhentikannya, hasil pekerjaan tidak akan pernah membaik. Hal itu bukan hanya akan menghambat pekerjaan gereja, tetapi para atasan dan saudara-saudariku akan mengira aku tak mampu bekerja atau menyelesaikan masalah nyata. Aku tak boleh membuat orang mempertanyakan kecakapanku." Jadi, aku membicarakan pemberhentian Wu Wen dengan rekan-rekan sekerjaku. Diaken penyiraman berkata, "Dahulu Wu Wen efektif menyirami orang percaya baru. Mungkin belakangan ini, dia berada dalam keadaan yang buruk, dan mungkin agak terlalu terburu-buru saat melatih orang percaya baru, yang menyebabkan masalah. Kita harus mencari tahu tentang keadaannya dan kemudian bersekutu dan membantunya. Jika dia tidak berubah setelah beberapa waktu, baru kita dapat memberhentikannya." Namun, aku sama sekali tak mau mendengarnya. Yang kupikirkan hanya, "Wu Wen bukan baru menyiram orang percaya baru. Sebelumnya aku juga telah mengingatkannya akan hal ini. Kukira dia tidak menerima pengingat atau bantuan. Jika kami tidak segera memberhentikannya, dan terjadi penundaan atau pekerjaan terpengaruh, akulah yang harus bertanggung jawab. Bagaimanapun juga, kali ini aku harus membuat mereka setuju denganku dan memberhentikan Wu Wen." Jadi, aku berkata dengan marah, "Wu Wen tidak efektif dalam tugasnya—ini membuktikan bahwa dia tidak cakap dan tidak cocok untuk tugas ini. Jika kalian mempertahankannya, dan hasil pekerjaan kita tidak membaik, siapa di antara kalian yang dapat memikul tanggung jawab itu? Kalian bisa membantunya tanpa aku!" Ketika mereka melihat sikapku, rekan sekerjaku tidak mengatakan apa pun.

Kemudian, aku mendengar Wu Wen menjadi sangat negatif setelah digantikan. Dia merasa kami memberhentikannya berdasarkan perilaku sesaat, bukan berdasarkan evaluasi yang seimbang atas perilakunya yang konsisten, dan bahwa pemberhentian semacam ini tidak sesuai dengan prinsip. Namun, aku bukan saja tidak mencari kebenaran dan merenungkan diriku, aku malah merasa tingkat pertumbuhan Wu Wen terlalu rendah, dan dia tak mampu mengenal dirinya sendiri atau memetik pelajaran dari berbagai hal, jadi aku sama sekali tidak menganggapnya serius.

Setelah Wu Wen diberhentikan, kami memilih Saudari Zhen Xin sebagai pemimpin kelompok. Aku dengan senang berpikir, "Kini pekerjaan penyiraman seharusnya menjadi lebih efektif." Namun setelah beberapa waktu, aku mendapati kemampuan kerja Zhen Xin agak buruk, dan dia tidak sebertanggungjawab Wu Wen. Dia tak mampu memahami keadaan orang percaya baru tepat waktu, dan tak tahu bagaimana bersekutu tentang masalah mereka. Akibatnya, setelah beberapa waktu, pekerjaan penyiraman masih belum membaik. Aku mulai merasa tak nyaman, dan bertanya-tanya apakah memberhentikan Wu Wen adalah sebuah kesalahan. Namun, karena sudah terjadi, kuputuskan untuk lebih banyak bersekutu dan membantu Zhen Xin untuk melihat apakah hasil pekerjaannya dapat ditingkatkan.

Karena semakin banyak orang percaya baru datang ke gereja, prioritas utamanya adalah melatih lebih banyak staf penyiraman dengan segera. Jadi, aku segera mulai mencari calon. Aku teringat Saudari Chen Chen, yang baru-baru ini telah diberhentikan. Dia telah memberitakan Injil sebelumnya dan telah membuahkan sedikit hasil. Dia ramah dan pandai berkomunikasi dengan orang lain, jadi jika kami melatihnya, pekerjaan penyiraman pasti akan meningkat, dan atasanku pasti akan menganggapku berkualitas baik dan cakap. Jadi, aku meminta diaken penyiraman berfokus membina Chen Chen. Diaken penyiraman itu berkata, "Kita berpikir untuk mengatur segala sesuatunya seperti itu, tetapi kita tahu bahwa Chen Chen masih belum mengenal dirinya sendiri setelah diberhentikan. Ketika dia memberitakan Injil, dia selalu bersaing untuk mendapatkan ketenaran dan keuntungan, serta menaburkan kecemburuan dan perselisihan, membuat orang lain tak mungkin dapat melaksanakan tugas mereka dengan normal. Jika sekarang kita melatihnya untuk menyirami orang percaya baru, bukankah dia hanya akan melakukan lebih banyak kejahatan dan menyebabkan lebih banyak gangguan? Penyiraman adalah salah satu tugas terpenting—mereka yang dilatih harus memiliki kemanusiaan yang baik dan tak boleh mengganggu pekerjaan gereja. Kita harus melakukan segala sesuatu sesuai prinsip!" Perkataannya membuatku cemas. Kupikir, "Chen Chen ramah dan berkualitas. Melatihnya untuk menyirami orang percaya baru pasti akan dengan cepat membuat pekerjaan menjadi lebih efektif. Jika kami memutuskan untuk tidak melatihnya sekarang karena dia tampaknya tidak sungguh-sungguh bertobat, pemimpinku tak akan bisa melihat kemampuan kerjaku. Itu tak baik. Aku harus meyakinkan mereka untuk melakukan apa yang kuinginkan. Aku tak boleh menyerah begitu saja." Jadi, aku berkata kepada diaken penyiraman, "Apakah sekarang waktunya untuk mengikuti aturan secara ketat? Prinsip juga mengatakan mereka yang melanggar di masa lalu harus diberi kesempatan untuk bertobat. Chen Chen ramah dan memiliki kualitas untuk menyirami orang percaya baru, jadi kita bisa melatihnya. Kita hanya perlu mengawasinya dengan saksama dan tidak membiarkannya menyebabkan gangguan. Chen Chen memiliki kualitas yang baik dan belajar dengan cepat. Memiliki satu lagi penyiram yang terampil akan menyelesaikan banyak masalah bagi gereja!" Ketika diaken penyiraman melihat sikapku yang keras kepala, dia tak lagi berkata apa pun.

Namun beberapa hari kemudian, diaken penyiraman melaporkan bahwa Chen Chen tidak mencari tahu tentang gagasan dan kebingungan orang percaya baru sebelum menyirami mereka dan tidak memberikan solusi dan persekutuan yang tepat sasaran. Sebaliknya, dia bersikeras menyampaikan persekutuan berdasarkan gagasannya sendiri. Ini telah menyebabkan dua orang percaya baru bersikap menolak, menentang, dan tidak lagi percaya. Aku merasa sedikit tak nyaman dengan kualitas Chen Chen, dia seharusnya tidak melakukan hal semacam itu. Kemudian, ketika berbicara dengan Chen Chen, aku sadar bahwa dia hanya di luarnya saja proaktif dalam tugasnya. Dia tidak memahami pelanggaran masa lalunya, dan setelah masalah besar seperti itu terjadi dalam pekerjaan penyiramannya, dia sama sekali tidak merenungkan dirinya dan memetik pelajaran dari hal itu. Dia mati rasa. Baru sekaranglah aku sadar bahwa mungkin aku terlalu terburu-buru dalam membinanya, dan mungkin dia seharusnya terus merenungkan dirinya. Namun setelah dipikir-pikir, Chen Chen memiliki kualitas yang baik dan pernah menjadi pemimpin, jadi jika aku membantunya lebih banyak, dia seharusnya dapat dengan cepat mengenal dirinya sendiri dan membalikkan keadaan. Yang harus kulakukan hanyalah membinanya dan meningkatkan hasil pekerjaan penyiraman, dan para pemimpinku pasti akan memujiku.

Tepat pada saat aku menunggu hasil yang baik, suatu pagi, saudari yang menjadi rekan sekerjaku berkata kepadaku, "Saudara-saudari telah menulis untuk mengatakan bahwa kau tidak melaksanakan tugasmu sesuai prinsip. Kau secara paksa mengatur Chen Chen, yang masih menjalani isolasi dan perenungan, untuk melakukan pekerjaan penyiraman. Selama waktu ini, Chen Chen punya banyak masalah ketika menyirami orang percaya baru, dan dia sama sekali belum merenungkan dirinya ataupun mengenal dirinya sendiri. Melihat perilakunya yang konsisten, dia sama sekali tak cocok untuk dibina, dan mereka merekomendasikan agar dia terus mengisolasi dan merenungkan dirinya." Saat aku mendengar apa yang dia katakan, jantungku berdegup kencang. "Tamatlah riwayatku! Ini bukan hanya umpan balik biasa—ini berarti melaporkan diriku dan menyingkapkanku karena tidak melaksanakan tugasku sesuai prinsip. Aku telah percaya kepada Tuhan selama bertahun-tahun, dan tak pernah dilaporkan oleh siapa pun. Apa yang akan saudara-saudariku pikirkan tentang diriku sekarang?" Saat itu, aku sangat malu. Aku mengambil cangkirku dan meminum beberapa teguk air, berusaha menenangkan diri, tapi hatiku bergejolak seperti lautan badai, "Jika pimpinanku mengetahui tentang isi surat itu, mereka pasti akan menganggapku tidak melaksanakan tugasku sesuai prinsip, dan mengganggu pekerjaan gereja. Apakah mereka akan memberhentikanku karena ini?" Pikiranku kacau. Akhirnya, aku terduduk lemas ke kursiku seperti bola kempis. Ketika rekan sekerjaku melihat keadaanku, dia berkata, "Diawasi dan disingkapkan oleh saudara-saudari bermanfaat bagi kita. Kau harus menerimanya dari Tuhan." Aku berjanji untuk menerimanya dari Tuhan, tetapi tak mampu menenangkan pikiranku. Sepanjang hari, aku tak bisa makan atau tidur. Pemikiran tentang bagaimana fakta bahwa perilakuku tersingkap dalam surat ini menghunjam hatiku. Aku berlutut dan berdoa kepada Tuhan, "Ya Tuhan! Aku tahu Engkau berniat baik mengizinkan ini terjadi padaku. Kumohon bimbinglah aku untuk memahami maksud-Mu dan memetik pelajaran darinya."

Saat merenung dan mencari, aku memperoleh sedikit pengetahuan tentang keadaanku lewat membaca firman Tuhan. Tuhan Yang Mahakuasa berfirman: "Apa pun yang sedang mereka lakukan, para antikristus selalu memiliki tujuan dan niat mereka sendiri, mereka selalu bertindak sesuai dengan rencana mereka sendiri, dan sikap mereka terhadap pengaturan dan pekerjaan rumah Tuhan adalah, 'Engkau mungkin memiliki seribu rencana, tetapi aku memiliki satu aturan'; semua ini ditentukan oleh natur para antikristus. Dapatkah para antikristus mengubah mentalitas mereka dan bertindak sesuai dengan prinsip-prinsip kebenaran? Itu sama sekali tidak mungkin .... Tugas apa pun yang dilaksanakan para antikristus, mereka selalu berpegang pada prinsip yang sama: mereka harus mendapatkan sejumlah keuntungan dalam hal reputasi, status, atau kepentingan mereka, dan mereka tidak boleh mengalami kerugian apa pun. Jenis pekerjaan yang paling para antikristus sukai adalah ketika mereka tidak perlu menderita atau membayar harga apa pun, dan ada manfaat bagi reputasi dan status mereka. Singkatnya, apa pun yang mereka lakukan, para antikristus terlebih dahulu memikirkan kepentingan mereka sendiri, dan mereka hanya bertindak setelah mereka memikirkan semuanya; mereka tidak menaati kebenaran dengan sungguh-sungguh, dengan tulus, tunduk dengan mutlak pada kebenaran tanpa berkompromi, tetapi melakukannya secara selektif dan bersyarat. Lalu apa syaratnya? Syaratnya status dan reputasi mereka harus terlindungi, dan tidak boleh sedikit pun dirugikan. Hanya setelah syarat ini dipenuhi, barulah mereka akan memutuskan dan memilih apa yang harus dilakukan. Artinya, antikristus memikirkan dengan serius bagaimana cara memperlakukan prinsip-prinsip kebenaran, amanat Tuhan, dan pekerjaan rumah Tuhan, atau bagaimana menangani hal-hal yang mereka hadapi. Mereka tidak memikirkan bagaimana cara memenuhi maksud-maksud Tuhan, bagaimana menjaga agar tidak merugikan kepentingan rumah Tuhan, bagaimana memuaskan Tuhan, atau bagaimana memberi manfaat bagi saudara-saudari; semua ini bukanlah hal-hal yang mereka pikirkan. Apa yang antikristus pikirkan? Mereka memikirkan apakah status dan reputasi mereka sendiri akan terpengaruh, dan apakah gengsi mereka akan menurun atau tidak. Jika melakukan sesuatu sesuai dengan prinsip-prinsip kebenaran bermanfaat bagi pekerjaan gereja dan saudara-saudari, tetapi akan menyebabkan reputasi mereka sendiri dirugikan dan menyebabkan banyak orang menyadari tingkat pertumbuhan mereka yang sebenarnya serta mengetahui esensi natur seperti apa yang mereka miliki, mereka pasti tidak akan bertindak sesuai dengan prinsip-prinsip kebenaran. Jika melakukan beberapa pekerjaan nyata akan membuat lebih banyak orang mengagumi, menghormati, dan memuja mereka, memungkinkan mereka memperoleh martabat yang lebih besar atau memungkinkan perkataan mereka menjadi berotoritas dan membuat lebih banyak orang tunduk kepada mereka, maka mereka akan memilih untuk melakukannya dengan cara itu; jika tidak, mereka tidak akan pernah memilih untuk mengabaikan kepentingan mereka sendiri karena memikirkan kepentingan rumah Tuhan atau saudara-saudari. Inilah esensi dari natur antikristus" (Firman, Jilid 4, Menyingkapkan Antikristus, Bab Sembilan (Bagian Tiga)). Dari apa yang disingkapkan dalam firman Tuhan, aku mengerti bahwa yang antikristus lakukan hanyalah melindungi reputasi dan status mereka sendiri. Untuk hal-hal yang tidak ada kaitannya dengan reputasi dan status, mereka mampu bertindak berdasarkan prinsip kebenaran, tetapi jika bertindak berdasarkan prinsip kebenaran mengancam reputasi dan status mereka, antikristus akan terang-terangan melanggar prinsip dan bertindak sewenang-wenang menurut gagasan mereka sendiri. Mereka lebih suka merugikan kepentingan gereja untuk melindungi kepentingan mereka sendiri. Aku merenungkan semua yang telah kulakukan sejak menjadi pemimpin, dan sadar itu sama dengan perilaku antikristus yang disingkapkan firman Tuhan. Aku selalu ingin mencapai sesuatu dengan cepat, untuk membuktikan bahwa aku cakap dan dapat melakukan pekerjaan nyata—dengan demikian, atasan dan saudara-saudariku akan melihat bahwa menjadikanku seorang pemimpin adalah pilihan yang tepat. Jadi, ketika memilih dan memakai orang, aku sama sekali tidak mencari prinsip kebenaran, aku tidak memikirkan bagaimana menguntungkan pekerjaan gereja, aku tidak mendengarkan saran orang lain, dan bersikeras memutuskan sendiri. Ketika kulihat Wu Wen tidak mengatur pertemuan dan tugas secara wajar untuk orang percaya baru berdasarkan keadaan nyata mereka, aku tidak menanyakan keadaan dirinya dan kesulitannya, juga tidak bekerja sama dengannya untuk menemukan sumber masalahnya dan masuk ke dalam prinsip agar dia bisa menghindarkan dirinya melakukan kesalahan yang sama. Melihat bahwa dia tidak membuahkan hasil dalam tugasnya, dan bahwa itu akan merusak reputasi dan statusku, aku secara tak adil melabelinya, mengucilkannya, dan ingin memberhentikannya. Untuk melindungi reputasi dan statusku, aku telah mengabaikan prinsip dan saran rekan sekerjaku dan memberhentikannya secara paksa, aku tidak menunjukkan kasih atau kesabaran terhadapnya dan tidak mempersekutukan kebenaran untuk membantunya. Aku telah memberhentikannya begitu saja. Aku benar-benar tak memiliki kemanusiaan! Setelah memberhentikannya, saudari baru yang kupilih tak mampu melaksanakan pekerjaan, yang secara langsung memengaruhi hasil pekerjaan penyiraman. Bahkan setelah itu pun, aku tidak merenungkan diriku. Demi peningkatan yang cepat dalam hasil pekerjaan, dan demi memperoleh penerimaan pemimpin, aku telah kembali melanggar prinsip—mempromosikan dan membina orang yang telah mengganggu pekerjaan gereja. Aku bahkan menyalahartikan saran pemimpin, dan dengan konyolnya mengatakan bahwa kami harus memberinya kesempatan untuk bertobat. Aku telah mengkritik diaken penyiraman karena membabi buta mengikuti aturan, membuatnya takut membantahku. Hasilnya, Chen Chen sama sekali tak cocok dan telah merugikan pekerjaan penyiraman. Aku sadar bahwa demi reputasi dan statusku sendiri, aku mengejar keberhasilan instan dalam tugasku, dan mengabaikan prinsip rumah Tuhan serta saran orang lain. Bahkan setelah dilaporkan dan disingkapkan, aku tidak merenungkan alasan kegagalanku—yang kukhawatirkan adalah bagaimana para pemimpin akan memandangku. Aku dengan keras kepala melindungi reputasi dan statusku, dan lebih suka membiarkan kepentingan gereja dirugikan untuk melindungi kepentinganku sendiri. Yang kuperlihatkan ini adalah watak antikristus!

Kemudian, aku membaca bagian lain firman Tuhan, yang memberiku wawasan tentang natur dari tindakanku. Tuhan berfirman: "Jika ada orang yang berkata bahwa mereka mencintai kebenaran dan bahwa mereka mengejar kebenaran, padahal pada dasarnya, tujuan yang mereka kejar adalah untuk membedakan diri mereka sendiri, pamer, membuat orang mengagumi mereka, mencapai kepentingan mereka sendiri, dan pelaksanaan tugas mereka bukanlah untuk tunduk kepada Tuhan atau memuaskan-Nya, melainkan untuk memperoleh ketenaran, keuntungan, dan status, maka pengejaran mereka itu tidak dapat dibenarkan. Dengan demikian, dalam hal pekerjaan gereja, apakah tindakan mereka adalah penghambat, atau apakah membantu memajukannya? Tindakan mereka jelas merupakan penghambat; semua itu tidak memajukan pekerjaan gereja. Ada orang yang di luarnya terlihat sedang melakukan pekerjaan gereja, tetapi mereka sebenarnya mengejar ketenaran, keuntungan, dan status pribadi mereka, menjalankan urusan mereka sendiri, membentuk kelompok tertutup mereka sendiri, kerajaan kecil mereka sendiri—apakah orang semacam ini sedang melaksanakan tugas mereka? Semua pekerjaan yang mereka lakukan pada dasarnya mengacaukan, mengganggu, dan merusak pekerjaan gereja. Apa akibat pengejaran mereka akan ketenaran, keuntungan, dan status? Pertama, ini memengaruhi bagaimana umat pilihan Tuhan makan dan minum firman Tuhan secara normal dan memahami kebenaran, ini menghalangi jalan masuk kehidupan mereka, menghentikan mereka memasuki jalur yang benar dalam kepercayaan mereka kepada Tuhan, dan membawa mereka ke jalan yang salah—yang merugikan umat pilihan, dan membawa mereka menuju kehancuran. Dan pada akhirnya, apa akibatnya terhadap pekerjaan gereja? Itu mengakibatkan gangguan, kerusakan, dan kehancuran" (Firman, Jilid 4, Menyingkapkan Antikristus, Bab Sembilan (Bagian Satu)). Setelah membaca firman Tuhan, aku mengerti bahwa ketika kita mengejar reputasi dan status pribadi dengan dalih melaksanakan tugas, pada dasarnya kita sedang bertindak sebagai hamba Iblis dan mengganggu pekerjaan gereja. Firman Tuhan menyingkapkan esensi dari tindakanku. Tuhan telah beranugerah kepadaku dengan memberiku kesempatan untuk menjadi pemimpin gereja, dan Dia berharap aku selalu memikirkan maksud-Nya dan menyirami saudara-saudariku dengan baik, menyelesaikan kesulitan dan masalah dalam jalan masuk kehidupan mereka, dan melatih orang yang cocok untuk melaksanakan berbagai pekerjaan gereja serta memastikan pekerjaan gereja berjalan dengan normal. Namun, aku tidak memikirkan maksud dan tuntutan Tuhan, dan tidak memenuhi tanggung jawabku sebagai pemimpin. Ketika aku memilih dan memakai orang, aku hanya memikirkan kepentinganku sendiri. Akibatnya, penyiram yang kupromosikan dan kubina tidak cocok untuk pekerjaan itu. Tidak hanya orang percaya baru yang tidak disiram dengan baik, tetapi pekerjaan penyiraman juga terhambat, menyebabkan para orang percaya baru menjadi negatif dan mundur. Bagaimana ini bisa dikatakan melaksanakan tugasku? Aku mengganggu pekerjaan gereja dan melakukan kejahatan! Sudah seperti ini pun, aku tetap tak punya kesadaran—aku terlalu egois dan mati rasa! Aku teringat antikristus dan orang-orang jahat yang diusir dari gereja. Mereka selalu membuat rencana untuk keuntungan mereka sendiri, mereka mengabaikan prinsip kebenaran untuk mempertahankan reputasi dan status mereka, mereka melaksanakan tugas secara sewenang-wenang dan ceroboh, sangat mengganggu pekerjaan gereja, dan akhirnya, karena banyaknya perbuatan jahat mereka, mereka dibenci dan disingkirkan oleh Tuhan. Pada hakikatnya, apa bedanya apa yang kulakukan dan perbuatan antikristus ini? Ketika menyadari hal ini, aku sangat takut, dan berdoa kepada Tuhan, "Ya Tuhan, aku lalai dalam tugasku. Aku mengejar ketenaran, status, dan kesuksesan instan, dan mengambil jalan yang salah. Tuhan, aku mau bertobat kepada-Mu. Kumohon tuntun dan bimbinglah aku."

Kemudian, melalui perenungan dan pencarian, aku sadar bahwa untuk menjadi efektif dalam tugas, kita harus memiliki niat yang benar, berfokus mencari kebenaran, dan bertindak sesuai prinsip. Hanya dengan demikian, kita dapat menerima bimbingan Tuhan, dan terus meningkatkan hasil kita. Sebagaimana yang Tuhan firmankan: "Ketika engkau menerima amanat dari Tuhan dan ingin memenuhi tugas dan menyelesaikan misimu, engkau harus terlebih dahulu memahami maksud Tuhan. Engkau harus tahu bahwa amanat ini berasal dari Tuhan, ini adalah maksud-Nya, dan engkau harus menerima dan memikirkannya, dan yang lebih penting, tunduk padanya. Kedua, engkau harus mencari kebenaran yang harus dipahami dalam melaksanakan tugas ini, prinsip yang harus diikuti, dan cara penerapannya agar bermanfaat bagi umat pilihan Tuhan dan pekerjaan rumah Tuhan. Semua itu adalah prinsip penerapan. Setelah memahami maksud Tuhan, engkau harus segera mencari dan memahami kebenaran yang berkaitan dengan pelaksanaan tugas ini. Setelah memahami kebenaran, tentukan prinsip dan jalan untuk menerapkan kebenaran tersebut. Apa yang dimaksud dengan 'prinsip'? Secara khusus, prinsip adalah sesuatu yang menjadi dasar dalam mencapai target atau memperoleh hasil ketika menerapkan kebenaran. ... Seseorang harus memahami prinsip ini untuk menerapkan kebenaran: Prinsip adalah elemen penting dan paling mendasar. Ketika engkau memahami prinsip dasar dalam melaksanakan tugasmu, itu menunjukkan bahwa engkau memahami standar yang diperlukan untuk melaksanakan tugas tersebut. Menguasai prinsip ini setara dengan mengetahui cara menerapkan kebenaran. Jadi, berdasarkan apakah kemampuan penerapan ini dibangun? Kemampuan ini dibangun berdasarkan pemahaman tentang maksud Tuhan dan kebenaran. Apakah dianggap memahami kebenaran jika engkau hanya mengetahui satu kalimat dari apa yang Tuhan tuntut? Tidak. Standar apakah yang harus dipenuhi agar bisa dianggap memahami kebenaran? Engkau harus memahami makna dan nilai dari melaksanakan tugasmu, dan setelah engkau memiliki pemahaman yang jelas tentang kedua aspek ini, barulah engkau bisa dianggap memahami kebenaran dalam melaksanakan tugasmu. Lebih lanjut, setelah memahami kebenaran, engkau juga harus memahami prinsip dalam melaksanakan tugasmu dan jalan penerapan. Begitu engkau mampu memahami dan menerapkan prinsip dalam melaksanakan tugasmu, dan terkadang menerapkan sedikit kebijaksanaan, barulah engkau mampu memastikan efektivitasnya dalam melaksanakan tugasmu. Dengan memahami dan bertindak sesuai dengan prinsip-prinsip tersebut, engkau pasti mampu menerapkan kebenaran. Jika engkau melaksanakan tugasmu tanpa mencampurinya dengan segala bentuk keinginan manusia, jika ini dilakukan dengan tunduk sepenuhnya pada tuntutan Tuhan dan sesuai dengan pengaturan pekerjaan rumah Tuhan, sepenuhnya sejalan dengan firman Tuhan, berarti engkau telah memenuhi tugasmu dengan cara yang sepenuhnya memenuhi syarat. Meskipun mungkin terdapat perbedaan dalam hasilnya dibandingkan dengan tuntutan Tuhan, hal ini masih bisa dianggap memenuhi tuntutan-Nya. Jika engkau melaksanakan tugas sesuai dengan prinsip, jika engkau setia dan berupaya sekuat tenaga, berarti tugas yang engkau laksanakan sudah benar-benar sesuai dengan maksud Tuhan. Engkau telah memenuhi tugasmu sebagai makhluk ciptaan dengan sepenuh hati, pikiran, dan tenaga yang merupakan hasil yang diraih dengan menerapkan kebenaran" (Firman, Jilid 4, Menyingkapkan Antikristus, "Bab Satu: Mereka Berusaha Memenangkan Hati Orang"). Firman Tuhan sangat jelas. Saat kita menerima amanat Tuhan, kita harus terlebih dahulu mencari maksud Tuhan, mencari prinsip yang harus kita masuki dalam tugas kita, mencapai pemahaman akan kebenaran, tunduk kepada Tuhan, dan mengikuti prinsip kebenaran secara ketat dalam tugas kita. Selain itu, dalam melaksanakan tugas, kita harus memikirkan kepentingan gereja, sering memeriksa diri kita sendiri, dan tidak membuat rencana untuk keuntungan pribadi. Ini mengurangi ketidakmurnian yang berasal dari gagasan kita sendiri, dan kesalahan yang kita lakukan dalam tugas kita. Aku teringat bagaimana aku bertindak semata-mata demi ketenaran dan status dalam tugasku—aku jarang mencari prinsip kebenaran, dan meskipun aku tahu sedikit, aku tidak menaatinya. Dalam memilih staf penyiraman, kualitas penting yang dibutuhkan adalah mampu mempersekutukan kebenaran dengan jelas, memiliki kesabaran, dan bertanggung jawab. Wu Wen bertanggung jawab dalam tugasnya, dan penuh kasih serta sabar dengan orang percaya baru. Apa pun keadaan atau kesulitan yang dialami orang percaya baru, dia bisa secara aktif bersekutu dan menyelesaikan masalah. Dia juga memahami beberapa prinsip menyirami orang percaya baru. Sebelumnya, dia efektif dalam tugasnya, dan dia hanya melakukan beberapa kesalahan belakangan ini karena beberapa kesulitan yang tak mampu ditanganinya pada saat itu. Dalam situasi ini, aku seharusnya menyampaikan persekutuan dan bantuan karena kasih—entah itu, atau memangkas, menyingkapkan, dan menegur dirinya—alih-alih dengan sembarangan memberhentikannya. Selain itu, ketika melihat bahwa Chen Chen bersemangat dan ramah di luarnya, aku membayangkan dia cocok untuk dibina. Kini, aku sadar ini tidaklah sesuai dengan prinsip. Mereka yang menjalani isolasi untuk merenungkan dirinya boleh ditugaskan untuk mengabarkan Injil dan menyirami orang percaya baru jika mereka tidak menyebabkan gangguan dan kekacauan, sedangkan orang yang memiliki kemanusiaan yang buruk, yang melakukan kejahatan dan mengganggu pekerjaan gereja, sama sekali tidak boleh dibina. Keinginan Chen Chen untuk mendapatkan reputasi dan status sangat kuat, dan dahulu dia sering mengejarnya, mengganggu pekerjaan gereja. Setelah diberhentikan dan diisolasi untuk merenungkan dirinya, dia tak pernah memperlihatkan pemahaman yang sejati tentang pelanggaran masa lalunya. Orang semacam itu tak boleh menjadi target penting untuk dibina. Aku telah melanggar prinsip dengan mempromosikan dan membina Chen Chen, yang menyebabkan tertundanya pekerjaan penyiraman. Aku tidak memahami prinsip memberhentikan dan memakai orang, dan telah bekerja demi ketenaran dan status. Ini telah mengganggu dan menghambat pekerjaan gereja, dan merugikan jalan masuk kehidupan saudara-saudariku. Memikirkan hal ini membuatku dipenuhi penyesalan. Kemudian, aku membaca satu bagian firman Tuhan: "Di rumah Tuhan, apa pun yang kaulakukan, engkau tidak sedang terlibat dalam upayamu sendiri; itu adalah pekerjaan rumah Tuhan, itu adalah pekerjaan Tuhan. Engkau harus selalu mengingat pengetahuan dan kesadaran ini dan berkata, 'Ini bukan urusanku sendiri; aku sedang melakukan tugasku dan memenuhi tanggung jawabku. Aku sedang melakukan pekerjaan gereja. Ini adalah tugas yang Tuhan percayakan kepadaku dan aku melakukannya untuk Dia. Ini adalah tugasku, bukan urusan pribadiku sendiri.' Inilah hal pertama yang harus orang pahami. Jika engkau memperlakukan tugas sebagai urusan pribadimu sendiri, dan tidak mencari prinsip-prinsip kebenaran ketika engkau bertindak, serta melaksanakannya sesuai dengan motif, pandangan, dan maksudmu sendiri, maka kemungkinan besar engkau akan melakukan kesalahan. Jadi, bagaimana seharusnya engkau bertindak jika engkau ingin membuat perbedaan yang sangat jelas antara tugasmu dan urusan pribadimu sendiri, dan sadar bahwa ini adalah sebuah tugas? (Carilah apa yang Tuhan tuntut, dan carilah prinsip.) Benar. Jika sesuatu terjadi pada dirimu dan engkau tidak memahami kebenaran, dan engkau memiliki gagasan tertentu tetapi segala sesuatunya masih belum jelas bagimu, engkau harus mencari saudara-saudari yang memahami kebenaran untuk diajak bersekutu; inilah artinya mencari kebenaran, dan inilah sikap yang harus terlebih dahulu kaumiliki terhadap tugasmu. Engkau tidak boleh memutuskan segala sesuatu berdasarkan apa yang menurutmu benar, dan kemudian membuat keputusan akhir—ini dengan mudah menyebabkan masalah. Tugas bukanlah urusan pribadimu sendiri; entah besar atau kecil, urusan rumah Tuhan bukanlah urusan pribadi seseorang. Selama itu berkaitan dengan tugas, itu bukan urusan pribadimu—ini berkaitan dengan kebenaran dan prinsip. Jadi, apa hal pertama yang harus kaulakukan? Engkau harus mencari kebenaran dan mencari prinsip-prinsipnya. Dan jika engkau tidak memahami kebenaran, engkau harus mencari prinsip-prinsipnya terlebih dahulu; jika engkau sudah memahami kebenaran, mengidentifikasi prinsip-prinsip akan mudah" (Firman, Jilid 3, Pembicaraan Kristus Akhir Zaman, "Apa Arti Pelaksanaan Tugas yang Memadai?"). Firman Tuhan memberiku jalan penerapan. Tugas adalah amanat dari Tuhan, bukan urusan pribadi, jadi kita tak boleh melaksanakannya sesuka kita untuk memuaskan kepentingan pribadi. Dalam segala hal, kita harus mencari prinsip kebenaran dan menerapkan sesuai tuntutan Tuhan. Jika kita tak mengerti, kita harus bersekutu dan mencari lebih banyak bersama orang lain. Apa pun yang orang lain pikirkan, yang perlu kita lakukan hanyalah menerima pemeriksaan Tuhan dan berupaya sebaik mungkin. Meskipun terkadang ada penyimpangan atau kesalahan dalam pekerjaan kita, dan kita tidak memperoleh hasil yang baik, tetapi jika kita bekerja untuk memuaskan Tuhan, dan bukan untuk dilihat orang lain, kita sedang menempuh jalan yang benar, dan Tuhan akan membimbing kita. Kemudian, aku membuka diri kepada saudara-saudariku, menyingkapkan bagaimana aku melaksanakan tugasku demi reputasi dan status, tentang keinginanku untuk memperoleh keberhasilan instan, pelanggaran prinsip yang kulakukan dalam memilih dan memakai orang, serta bagaimana aku telah bertindak sewenang-wenang dan menggunakan kedudukanku untuk menegur orang lain, yang merugikan mereka. Aku dengan sungguh-sungguh meminta maaf kepada mereka dan meminta mereka untuk lebih mengawasiku. Ketika aku menerapkan seperti ini, saudara-saudariku tidak memandang rendah diriku, mereka menyemangatiku, dan mengatakan kami bisa saling mengawasi dan bekerja sama untuk melaksanakan tugas dengan baik.

Tak lama kemudian, sesuatu yang lain terjadi. Diaken penginjilan untuk sementara tak dapat melaksanakan tugasnya karena dihalangi oleh keluarganya. Setelah mendengar berita itu, aku sedikit cemas. Kupikir, "Sekarang, semua gereja berupaya semaksimal mungkin untuk memberitakan Injil—pada saat ini, jika diaken penginjilan tidak dapat melaksanakan tugasnya, pekerjaan kami akan sangat terpengaruh! Jika aku tidak menggantinya tepat waktu, hasil kami tak akan pernah meningkat. Atasanku pasti akan menganggapku tidak cakap." Jadi, aku berdiskusi dengan saudari yang menjadi rekan sekerjaku apakah akan memindahkan diaken penginjilan itu dan mencari orang untuk menggantikannya. Dia berkata, "Diaken penginjilan selalu bertanggung jawab dan merupakan pekerja yang cakap, dan hasil pekerjaan penginjilan selalu baik. Jika kau memindahkannya hanya karena dia tak dapat melepaskan dirinya dari belenggu keluarganya untuk sementara waktu, itu tentunya bertentangan dengan prinsip." Tepat ketika hendak menjelaskan alasanku, aku langsung teringat tentang bagaimana aku mengganti Wu Wen secara paksa. Bukankah aku kembali bertindak untuk melindungi reputasi dan statusku? Rekan sekerjaku mengingatkanku bahwa aku harus melaksanakan tugasku sesuai prinsip. Aku hampir kembali melakukan kesalahan besar. Sambil mengucap syukur kepada Tuhan dalam hatiku, aku berkata kepadanya, "Niatku salah. Aku akan memindahkannya tanpa prinsip, dan kembali bekerja untuk mendapatkan ketenaran dan status. Dia memang bertanggung jawab, dan dialah orang yang tepat. Jika dia tak mampu melakukan pekerjaannya sekarang, maka kita akan mengisi kekosongan dan melaksanakan pekerjaan penginjilan. Marilah kita juga mencari tahu lebih banyak tentang keadaannya dan berusaha menyokong dan membantunya." Setelah mendengarku, rekan sekerjaku mengangguk setuju, dan aku merasa nyaman menerapkan dengan cara ini.

Sekarang, ketika melaksanakan tugasku, aku sering menanyakan diriku sendiri, "Sudahkah aku melaksanakan tugasku hari ini sesuai dengan prinsip kebenaran? Apakah aku melakukan segala sesuatu berdasarkan watak yang rusak dalam interaksiku dengan orang lain?" Jika aku melakukan sesuatu yang tidak sesuai dengan prinsip dan maksud Tuhan, aku segera berdoa kepada Tuhan untuk memperbaikinya. Ketika aku menerapkan seperti ini, aku melihat bimbingan Tuhan, pekerjaan gereja sedikit meningkat, dan saudara-saudariku dapat secara aktif melaksanakan tugas mereka. Syukur kepada Tuhan!

Penderitaan akan berakhir dan air mata akan berhenti. Percayalah kepada Tuhan bahwa Dia mendengar permohonan kita dalam penderitaan kita, dan Dia ingin menyelamatkan kita dari penderitaan. Hubungi kami untuk memahami kabar baik tentang keselamatan Tuhan.

Konten Terkait

Setelah Aku Dilaporkan

Oleh Saudari Judy, Korea SelatanSuatu hari pada tahun 2016, tiba-tiba aku menerima surat yang melaporkanku. Itu ditulis oleh dua saudari...

Persimpangan

Oleh Saudari Wang Xin, KoreaDahulu aku memiliki keluarga yang bahagia, dan suamiku sangat baik kepadaku. Kami membuka restoran keluarga...

Kurangi Ukuran Huruf
Tambah Ukuran Huruf
Masuk Layar Penuh
Keluar Layar Penuh