Renungan tentang Menolak Ditangani
Oleh Saudari Xiaoguang, Tiongkok Tahun 2021, aku ditugaskan menyirami petobat baru bersama Li Xiao. Awalnya, aku tak terbiasa dengan...
Kami menyambut semua pencari yang merindukan penampakan Tuhan!
Pada tahun 2022, pemimpin gereja menugaskanku untuk menyirami beberapa orang percaya baru yang kualitasnya cukup bagus. Dalam hati, aku tersanjung oleh hal ini, kupikir jika para pemimpin begitu menghormatiku hingga memilihku untuk tugas ini daripada semua penyiram lainnya, pasti artinya aku telah melaksanakan tugasku dengan cukup baik. Dua bulan kemudian, seorang saudari bernama Chen Dan bergabung dalam tim kami. Kualitasnya cukup bagus, dia memiliki kemampuan untuk memahami, dan dia membuat perkembangan yang sangat cepat. Ketika menyiram orang-orang percaya baru, dia mempersekutukan kebenaran dengan cukup jelas dan menyeluruh, dan dia juga mampu mengekspresikan diri sendiri dengan baik melalui kata-kata, dan bersekutu secara jelas dan terstruktur. Aku langsung merasakan adanya krisis, kupikir, "Chen Dan memiliki kualitas yang bagus dan berkembang begitu cepat. Jika ini berlanjut, bukankah dia akan melampauiku? Jika dia melampauiku, itu berarti aku tidak secakap dirinya, lalu apa lagi yang tersisa dari martabatku?" Dengan pikiran ini, aku diam-diam memutuskan untuk bekerja keras demi melengkapi diriku sendiri dengan kebenaran dan meningkatkan kemampuan berekspresiku bertekad untuk tidak membiarkan dirinya melampauiku apa pun yang terjadi. Namun, tidak peduli sekeras apa pun aku mencoba, perkembanganku sangat sedikit. Ketika menyelesaikan masalah, makin aku ingin mengekspresikan diri dengan baik, aku makin menjadi tidak jelas, bahkan tidak dapat memanfaatkan kemampuan berekspresi yang sudah kumiliki. Melihat Chen Dan yang bisa bersekutu tentang kebenaran untuk menyelesaikan permasalahan membuatku merasa sangat patah semangat. Beberapa saat kemudian, Chen Dan dipilih menjadi pemimpin tim. Aku dipenuhi rasa iri dan merasa bahwa harga diriku benar-benar hancur. Aku tidak menyukainya dari lubuk hatiku yang terdalam, merasa bahwa keberadaannyalah yang membuatku merasa sangat tidak nyaman. Setelah itu, aku murung setiap hari, kurang semangat dalam tugasku, dan bahkan mengeluh pada Tuhan karena tidak memberiku kualitas yang bagus seperti yang dia miliki. Kadang, ketika Chen Dan mengatur tugas-tugas tertentu untukku, aku tidak bekerja sama dan menunjukkan wajah cemberut padanya. Ketika dia menunjukkan permasalahan dalam pekerjaan penyiramanku, rasanya aku tidak mau menerima, dan aku mengucapkan kata-kata yang cukup kasar. Kemudian, dua saudari lain bergabung dengan tim kami. Ketika aku melihat mereka meminta bantuan Chen Dan bukan diriku, rasanya seperti wajahku ditampar. Aku sangat kesal karena hal itu, dan menyalahkannya karena merebut sorotan dariku, sehingga rasa iriku padanya tumbuh semakin kuat. Sebagai pemimpin tim, Chen Dan bertanggung jawab mengurus berbagai tugas. Ketika dia kewalahan, dia memintaku untuk membantu membina orang-orang percaya baru. Aku pikir, "Jika aku membina orang-orang percaya baru dengan baik, bukankah semua penghargaannya akan jatuh padamu?" Jadi aku menolak, aku berkata padanya, "Kaulah pemimpin tim, membina orang-orang percaya baru adalah pekerjaanmu." Selama suatu perkumpulan, Chen Dan bersekutu bahwa menjadi seorang pemipin tim itu menantang dan bahwa dia sedang berpikir untuk mundur dari tugasnya. Mendengar hal ini, alih-alih merenungkan diri sendiri, aku senang dengan kesulitannya dan mencemoohnya dalam hati, kupikir, "Bukankah kau seharusnya lebih baik dariku dalam segala hal? Kalau begitu kau harus menangani semuanya." Aku bahkan menawarkan pengunduran diriku beberapa kali. Pada akhirnya, aku diberhentikan dari posisiku karena rasa iriku terhadap kemampuannya membawa pengaruh buruk pada tim.
Selama waktu teduhku, aku membaca satu bagian dalam firman Tuhan: "Penindasan antikristus secara terang-terangan terhadap orang, pengucilan dan serangannya terhadap mereka, serta caranya membeberkan masalah mereka, semuanya itu telah direncanakannya. Tanpa keraguan, antikristus menggunakan cara-cara seperti ini untuk menargetkan mereka yang mengejar kebenaran dan mampu mengenali mereka. Dengan memecah belah orang-orang ini, antikristus mencapai tujuan untuk memperkuat kedudukan mereka sendiri. Menyerang dan mengucilkan orang dengan cara seperti ini naturnya kejam. Ada serangan dalam tutur kata dan cara bicara mereka: pembeberan, kutukan, fitnah, dan umpatan jahat. Mereka bahkan memutarbalikkan fakta, membicarakan hal-hal positif seolah-olah itu adalah hal-hal negatif dan hal-hal negatif seolah-olah itu adalah hal-hal positif. Dengan membalikkan yang hitam dan yang putih dan mencampuradukkan yang benar dan yang salah seperti ini, antikristus mencapai tujuan mereka untuk mengalahkan orang dan merusak reputasi mereka. Apa pola pikir yang dimiliki antikristus yang membuat mereka menyerang dan mengucilkan para pembangkang ini? Sering kali, itu berasal dari pola pikir iri hati. Di dalam watak yang kejam, perasaan iri selalu disertai dengan kebencian yang kuat; dan sebagai akibat dari perasaan iri mereka, antikristus menyerang dan mengucilkan orang. Dalam situasi seperti ini, jika antikristus disingkapkan, dilaporkan, kehilangan statusnya, dan merasa diserang dalam pikirannya, mereka tidak akan tunduk atau senang akan hal itu, dan akan makin mudah bagi mereka untuk menciptakan pola pikir balas dendam yang kuat. Balas dendam adalah sejenis pola pikir, dan juga merupakan sejenis watak rusak. Ketika antikristus melihat bahwa apa yang dilakukan seseorang merugikan mereka, bahwa orang lain lebih cakap daripada mereka, atau pernyataan dan saran seseorang lebih baik atau lebih bijaksana daripada saran mereka, dan semua orang setuju dengan pernyataan dan saran orang itu, antikristus merasa posisi mereka terancam, perasaan iri dan kebencian pun muncul di hati mereka, dan mereka menyerang dan membalas dendam. Saat membalas dendam, antikristus biasanya melontarkan serangan pendahuluan kepada target mereka. Mereka proaktif dalam menyerang dan menghancurkan orang, sampai orang lain itu tunduk. Baru setelah itulah, mereka merasa telah melampiaskan emosi mereka. Perwujudan lain apa saja yang ada untuk menyerang dan mengucilkan orang lain? (Merendahkan orang lain.) Merendahkan orang lain adalah salah satu bentuk perwujudannya; sebaik apa pun pekerjaan yang kaulakukan, antikristus akan tetap merendahkanmu atau menghukummu, sampai engkau menjadi negatif dan lemah dan tak tahan lagi. Dengan demikian, mereka pun merasa senang dan mereka akan mencapai tujuan mereka" (Firman, Jilid 4, Menyingkapkan Antikristus, "Bab Dua: Mereka Menyerang dan Mengucilkan Para Pembangkang"). Tuhan mengungkapkan bahwa antikristus memiliki watak yang jahat, hati yang iri, dan hasrat yang kuat akan status. Jika ada seseorang di sekitar mereka yang terlihat lebih baik dari mereka dan mengancam status mereka, antikristus menjadi iri dan mengembangkan pola pikir balas dendam. Untuk menjaga status mereka, mereka bisa menggunakan berbagai siasat untuk menindas dan menyingkirkan penentang. Aku ingat bahwa ketika Chen Dan baru saja tiba, melihat bahwa ia memiliki kualitas yang bagus dan melampauiku dalam segala hal, dan bahwa anggota-anggota baru dalam tim juga tertarik padanya dan sangat menghormatinya, aku merasa tidak enak, yakin bahwa Chen Dan yang membuatku begitu tidak nyaman, sehingga kecemburuan dan kebencian yang kupendam padanya meluap tak terkendali. Kemudian, ketika Chen Dan mengatur beberapa tugas untukku, aku tidak bekerja sama, dan menunjukkan raut muka tidak ramah padanya, dan berbicara padanya dengan nada tidak puas, yang juga memengaruhi keadaannya. Kadang, ketika kami sedang membahas permasalahan, aku tahu apa yang Chen Dan katakan sejalan dengan prinsip, tetapi aku sengaja mempertahankan pandanganku dan tidak mau mengalah, dan bahkan menghasut orang lain untuk memihak padaku melawan dia, sehingga menyebabkan penundaan dalam pekerjaan. Aku tahu bahwa ada banyak pekerjaan dan bahwa Chen Dan, yang masih baru sebagai pemimpin tim, tentunya menghadapi banyak tantangan, tetapi karena rasa iri, aku sengaja menghalangi dengan tidak mau melaksanakan tugasku sebagai cara untuk menyulitkannya, ingin menjatuhkannya. Merenungkan perilaku-perilaku ini, aku akui bahwa aku sama saja dengan antikristus, yang memiliki hasrat yang terlalu kuat akan status, dan aku akui bahwa ketika seseorang mengancam posisiku, aku merasa iri dan dendam, dan benar-benar mengabaikan pekerjaan gereja, dan aku akui bahwa watakku kejam dan tidak memiliki kemanusiaan. Aku ingat bahwa ketika aku pertama kali mulai dilatih dalam tugas ini, para pemimpin secara khusus menugaskan seseorang untuk membimbing dan membantu kami agar kami dapat cepat memahami prinsip dan melaksanakan tugas kami dengan baik. Gereja telah mengangkat dan membinaku dengan cara ini, tetapi aku tidak mengikuti jalan yang benar dan mencari ketenaran serta keuntungan, berusaha dengan segala cara untuk menyingkirkan penentangku dan mengganggu pekerjaan gereja. Aku benar-benar orang yang jahat!
Lalu, aku membaca bagian lain dalam firman Tuhan: "Jika ada orang yang berkata bahwa mereka mencintai kebenaran dan bahwa mereka mengejar kebenaran, padahal pada dasarnya, tujuan yang mereka kejar adalah untuk membedakan diri mereka sendiri, pamer, membuat orang mengagumi mereka, mencapai kepentingan mereka sendiri, dan pelaksanaan tugas mereka bukanlah untuk tunduk kepada Tuhan atau memuaskan-Nya, melainkan untuk memperoleh ketenaran, keuntungan, dan status, maka pengejaran mereka itu tidak dapat dibenarkan. Dengan demikian, dalam hal pekerjaan gereja, apakah tindakan mereka adalah penghambat, atau apakah membantu memajukannya? Tindakan mereka jelas merupakan penghambat; semua itu tidak memajukan pekerjaan gereja. Ada orang yang di luarnya terlihat sedang melakukan pekerjaan gereja, tetapi mereka sebenarnya mengejar ketenaran, keuntungan, dan status pribadi mereka, menjalankan urusan mereka sendiri, membentuk kelompok tertutup mereka sendiri, kerajaan kecil mereka sendiri—apakah orang semacam ini sedang melaksanakan tugas mereka? Semua pekerjaan yang mereka lakukan pada dasarnya mengacaukan, mengganggu, dan merusak pekerjaan gereja. Apa akibat pengejaran mereka akan ketenaran, keuntungan, dan status? Pertama, ini memengaruhi bagaimana umat pilihan Tuhan makan dan minum firman Tuhan secara normal dan memahami kebenaran, ini menghalangi jalan masuk kehidupan mereka, menghentikan mereka memasuki jalur yang benar dalam kepercayaan mereka kepada Tuhan, dan membawa mereka ke jalan yang salah—yang merugikan umat pilihan, dan membawa mereka menuju kehancuran. Dan pada akhirnya, apa akibatnya terhadap pekerjaan gereja? Itu mengakibatkan gangguan, kerusakan, dan kehancuran. Inilah akibatnya jika orang mengejar ketenaran, keuntungan, dan status. Ketika mereka melaksanakan tugas mereka dengan cara ini, bukankah ini dapat didefinisikan bahwa mereka sedang menempuh jalan antikristus? Ketika Tuhan meminta agar orang-orang mengesampingkan ketenaran, keuntungan, dan status, bukan berarti Dia sedang merampas hak orang untuk memilih; sebaliknya, itu karena ketika mengejar ketenaran, keuntungan, dan status, orang mengacaukan dan mengganggu pekerjaan gereja dan jalan masuk kehidupan umat pilihan Tuhan, dan bahkan dapat memengaruhi orang lain dalam makan dan minum firman Tuhan, memahami kebenaran, dan memperoleh keselamatan dari Tuhan. Ini adalah fakta yang tak terbantahkan. Saat orang mengejar ketenaran, keuntungan, dan status mereka sendiri, mereka pasti tidak akan mengejar kebenaran dan mereka pasti tidak akan melaksanakan tugas mereka dengan setia. Mereka hanya akan berbicara dan bertindak demi ketenaran, keuntungan, dan status, dan semua pekerjaan yang mereka lakukan, tanpa terkecuali, adalah demi hal-hal tersebut. Berperilaku dan bertindak dengan cara seperti ini tentu saja berarti menempuh jalan antikristus; itu adalah pengacauan dan gangguan terhadap pekerjaan Tuhan, dan semua akibatnya menghalangi penyebarluasan injil Kerajaan dan pelaksanaan kehendak Tuhan di dalam gereja. Jadi, dapat dikatakan dengan pasti bahwa jalan yang ditempuh oleh mereka yang mengejar ketenaran, keuntungan, dan status adalah jalan penentangan terhadap Tuhan. Ini adalah penentangan yang disengaja terhadap-Nya, perlawanan terhadap-Nya—ini artinya bekerja sama dengan Iblis dalam menentang Tuhan dan melawan Dia. Inilah natur dari pengejaran orang akan ketenaran, keuntungan, dan status. Masalah dengan orang yang mengejar kepentingan diri mereka sendiri adalah bahwa tujuan yang mereka kejar adalah tujuan Iblis—semua itu adalah tujuan yang jahat dan tidak adil. Ketika orang mengejar kepentingan pribadi seperti ketenaran, keuntungan, dan status, tanpa disadari mereka menjadi alat Iblis, mereka menjadi saluran keluar bagi Iblis, dan selain itu, mereka menjadi perwujudan Iblis. Mereka memainkan peran negatif di dalam gereja; terhadap pekerjaan gereja, dan terhadap kehidupan bergereja yang normal serta terhadap pengejaran normal umat pilihan Tuhan, efek yang mereka hasilkan adalah mengganggu dan merusak; mereka memiliki efek yang merugikan dan negatif" (Firman, Jilid 4, Menyingkapkan Antikristus, Bab Sembilan (Bagian Satu)). Aku dulu berpikir bahwa mencari reputasi dan status hanyalah kegagalan pribadi seseorang untuk mengejar kebenaran, dan bahwa hal itu hanya akan merugikan hidup orang itu sendiri tanpa memengaruhi orang lain. Aku selalu menganggapnya sebagai penyingkapan kerusakan kecil, berpikir bahwa semua orang memiliki kerusakan semacam ini dan bahwa hal itu tidak dapat diubah dalam semalam; itu harus dilakukan perlahan-lahan. Aku tidak mengerti mengapa Tuhan sangat membenci pengejaran reputasi dan status. Setelah membaca bagian firman Tuhan ini, aku menyadari bahwa mengejar reputasi dan status tidak hanya merusak hidup seseorang tetapi juga mengganggu pekerjaan gereja. Chen Dan adalah pemimpin tim, dan aku seharusnya mendukung dan bekerja sama dengannya dalam pekerjaannya. Namun, karena rasa iri, aku sengaja tidak bekerja sama dengan pengaturan kerjanya dan mempersulit dirinya, yang mana memengaruhi pekerjaan penyiraman. Ketika membahas permasalahan, walaupun aku tahu bahwa persekutuannya benar, aku takut kalau mendengarkannya akan membuatku terlihat lebih rendah dan kehilangan muka. Jadi, aku bersikeras mempertahankan pandanganku, yang mengakibatkan penundaan pada pekerjaan. Aku bahkan dengan sengaja menghalangi, mogok kerja, dan menolak bekerja sama bahkan dalam hal-hal yang dapat kulakukan, melimpahkan pekerjaan pada Chen Dan untuk menekannya. Dari luar, tampaknya aku bersaing dengan orang lain demi ketenaran dan keuntungan, tetapi sebenarnya, aku menentang Tuhan. Aku telah memuaskan kesombonganku dengan konsekuensi menunda pekerjaan gereja. Baru sekarang aku mengerti bahwa banyak antikristus diusir bukan karena mereka mengejar reputasi dan status atau memiliki watak yang rusak, tetapi karena, dalam mengejar ketenaran dan status, mereka melakukan segala cara untuk menekan orang lain dan menyulitkan mereka, mengganggu pekerjaan rumah Tuhan dan melakukan banyak perbuatan jahat. Natur perbuatanku sama dengan natur perbuatan antikristus. Jika aku tidak bertobat, pada akhirnya aku akan diusir dari gereja karena banyaknya perbuatan jahatku. Merenungkan hal ini membuatku takut. Pada saat itu, aku merasa sedikit putus asa, bertanya-tanya apakah masih ada harapan bagiku untuk diselamatkan setelah melakukan begitu banyak kejahatan, dan apakah Tuhan menggunakan situasi ini untuk menyingkapkan dan menyingkirkan aku.
Kemudian, aku membaca satu bagian dalam firman Tuhan: "Saat ini, engkau semua bukan hanya dapat memandang Tuhan, tetapi yang terlebih penting, engkau telah menerima hajaran dan penghakiman, engkau telah menerima keselamatan terdalam ini, dengan kata lain, engkau telah menerima kasih Tuhan yang terbesar. Dalam segala yang Dia lakukan, Tuhan benar-benar mengasihimu. Dia tidak memiliki niat jahat. Karena dosamulah Dia menghakimimu, supaya engkau memeriksa dirimu sendiri dan menerima penyelamatan yang luar biasa ini. Semua ini dilakukan dengan tujuan demi melengkapi manusia. Dari awal hingga akhir, Tuhan telah melakukan yang terbaik untuk menyelamatkan manusia, dan sama sekali tidak memiliki keinginan untuk memusnahkan manusia, manusia yang Dia ciptakan dengan tangan-Nya sendiri. Kini, Dia telah datang di antaramu untuk bekerja; dan bukankah ini lebih merupakan penyelamatan? Jika Dia membencimu, akankah Dia masih melakukan pekerjaan yang sedemikian besar untuk membimbing engkau semua secara pribadi? Mengapa Dia harus begitu menderita? Tuhan tidak membencimu atau berniat jahat terhadapmu. Engkau semua harus mengetahui bahwa kasih Tuhan adalah kasih yang paling sejati. Hanya karena pemberontakan manusia, Dia harus menyelamatkan mereka melalui penghakiman; jika tidak, mereka tidak akan mungkin diselamatkan" (Firman, Jilid 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Fakta Sesungguhnya di Balik Pekerjaan Penaklukan (4)"). Setelah membaca firman Tuhan, aku merasa sangat tersentuh, dan menyadari betapa tidak masuk akalnya aku selama ini. Aku diberhentikan hari ini karena mencari ketenaran dan keuntungan, dan karena aku tidak berjalan di jalan yang benar, malah melakukan kejahatan dan mengganggu pekerjaan gereja. Oleh karena itu, aku harus menerima pendisiplinan dan didikan, bukannya salah memahami maksud Tuhan. Aku juga merenungkan mengapa selama ini aku bisa melakukan perbuatan jahat seperti itu. Selain memiliki hasrat kuat akan reputasi dan status, aku sama sekali tidak memiliki hati yang takut akan Tuhan. Kapan pun terjadi sesuatu yang mengancam reputasi dan statusku, aku cenderung bertindak sesuka hati, melakukan kejahatan, dan menentang Tuhan. Aku juga membaca bagian lain dalam firman Tuhan: "Jadi, jika ada orang yang memiliki hati yang takut akan Tuhan, bagaimana mereka akan bersikap? (Mereka tidak akan bertindak secara sembrono atau sekehendak hati mereka.) Perkataan ini sangat cocok. Jadi, bagaimana engkau menerapkan tidak bertindak secara sembrono atau sekehendak hati? (Kami harus memiliki hati yang mencari.) Ketika menghadapi masalah, ada orang-orang yang memang mencari jawaban dari orang lain, tetapi ketika orang lain berbicara sesuai dengan kebenaran, mereka tidak menerimanya, mereka tak mampu menaatinya, dan di dalam hatinya, mereka berpikir, 'Biasanya aku lebih baik daripada dirinya. Jika aku mendengarkan sarannya kali ini, bukankah sepertinya dia lebih unggul dariku? Tidak, aku tak boleh mendengarkannya mengenai masalah ini. Aku akan melakukannya dengan caraku sendiri.' Kemudian, mereka mencari-cari alasan dan dalih untuk menolak sudut pandang orang itu. Watak macam apa ketika orang melihat seseorang yang lebih baik daripada mereka, mereka berusaha menjatuhkan orang itu, menyebarkan kabar bohong tentang orang itu, atau menggunakan cara-cara tercela untuk merendahkan orang itu dan merusak reputasinya—bahkan menginjak-injaknya—demi melindungi posisi mereka sendiri di benak orang? Ini bukan sekadar kecongkakan dan kesombongan, ini adalah watak Iblis, ini adalah watak yang kejam. Bahwa orang ini mampu menyerang dan mengasingkan orang-orang yang lebih baik dan lebih kuat daripada mereka menunjukkan bahwa mereka berbahaya dan jahat. Dan bahwa mereka rela melakukan apa pun untuk menjatuhkan orang memperlihatkan bahwa ada banyak watak Iblis dalam diri mereka! Dengan hidup berdasarkan watak Iblis, mereka cenderung meremehkan orang, berusaha menipu mereka, mempersulit mereka. Bukankah ini perbuatan jahat? Dan dengan hidup seperti ini, mereka masih merasa mereka baik-baik saja, merasa mereka orang baik—tetapi ketika mereka melihat seseorang yang lebih baik daripada mereka, mereka cenderung mempersulit orang itu, menginjak-injaknya. Apa masalahnya di sini? Bukankah orang yang mampu melakukan perbuatan sejahat itu tidak bermoral dan bertindak semaunya? Orang-orang semacam itu hanya memikirkan kepentingan mereka sendiri, hanya memikirkan perasaan mereka sendiri, dan yang mereka inginkan hanyalah mencapai keinginan, ambisi, dan tujuan mereka sendiri. Mereka tidak peduli seberapa besar kerugian yang mereka timbulkan terhadap pekerjaan gereja, dan mereka lebih suka mengorbankan kepentingan rumah Tuhan demi melindungi status mereka di benak orang dan reputasi mereka sendiri. Bukankah orang-orang semacam ini congkak dan merasa diri benar, egois dan hina? Orang-orang semacam itu bukan hanya congkak dan merasa dirinya benar, mereka juga sangat egois dan hina. Mereka sama sekali tidak mempertimbangkan maksud-maksud Tuhan. Apakah orang-orang semacam itu memiliki hati yang takut akan Tuhan? Mereka sama sekali tidak memiliki hati yang takut akan Tuhan. Inilah sebabnya mereka bertindak sembrono dan melakukan apa pun yang mereka inginkan, tanpa rasa bersalah, tanpa rasa takut, tanpa kekhawatiran atau kecemasan, dan tanpa mempertimbangkan konsekuensinya. Inilah yang sering mereka lakukan, dan cara mereka selalu berperilaku. Apa natur dari perilaku seperti ini? Bahasa halusnya, orang-orang semacam itu amat sangat dengki dan memiliki hasrat yang sangat kuat untuk mengejar reputasi dan status pribadi; mereka sangat licik dan berbahaya. Bahasa kasarnya, esensi masalahnya adalah karena orang-orang semacam itu sama sekali tidak memiliki hati yang takut akan Tuhan. Mereka tidak takut kepada Tuhan, mereka menganggap diri merekalah yang terpenting, dan mereka menganggap setiap aspek dari diri mereka lebih tinggi daripada Tuhan dan lebih tinggi daripada kebenaran. Dalam hati mereka, Tuhan tidak layak disebutkan dan adalah yang paling tidak penting, dan Tuhan sama sekali tidak memiliki kedudukan dalam hati mereka. Dapatkah orang yang tidak memiliki tempat bagi Tuhan di dalam hatinya, dan yang tidak memiliki hati yang takut akan Tuhan, menerapkan kebenaran? Sama sekali tidak. Jadi, pada saat mereka biasanya menyibukkan diri ke sana kemari dengan gembira dan mengeluarkan banyak energi, apa yang sedang mereka lakukan? Orang-orang semacam itu bahkan mengeklaim telah meninggalkan segala sesuatu untuk mengorbankan diri bagi Tuhan dan telah sangat menderita, tetapi sebenarnya, motif, prinsip, dan tujuan semua tindakan mereka adalah demi status dan prestise mereka sendiri, demi melindungi semua kepentingan mereka. Menurutmu apakah orang seperti ini baik atau tidak baik? Orang macam apa yang telah percaya kepada Tuhan selama bertahun-tahun, tetapi tidak memiliki hati yang takut akan Tuhan? Bukankah mereka congkak? Bukankah mereka Iblis? Dan siapa sajakah yang tidak memiliki hati yang takut akan Tuhan? Selain binatang buas, mereka adalah orang jahat dan antikristus, setan-setan dan orang-orang sejenis Iblis" (Firman, Jilid 3, Pembicaraan Kristus Akhir Zaman, "Lima Syarat yang Harus Kaupenuhi Agar Dapat Masuk ke Jalur yang Benar dalam Kepercayaanmu kepada Tuhan"). Saat membaca firman Tuhan, hatiku merasa sangat sakit, kusadari bahwa aku persis seperti jenis orang yang telah Dia ungkapkan, jenis orang yang tidak memiliki hati yang takut akan Tuhan. Tuhan berkata bahwa hanya binatang buas, orang jahat, antikristus, setan, dan Iblis yang sama sekali tidak memiliki hati yang takut akan Tuhan, dan aku dapat merasakan kemuakan dan kebencian Tuhan terhadap orang-orang semacam itu. Saat memikirkan hal itu, walaupun aku percaya pada Tuhan, tidak ada tempat bagi-Nya dalam hatiku; aku selalu mengutamakan reputasi dan statusku, bahkan sampai menindas dan mengucilkan orang lain dengan segala cara. Melihat bahwa Chen Dan memiliki kualitas yang lebih baik dariku, aku menjadi iri dan membandingkan diriku sendiri dengannya dalam segala hal. Setelah Chen Dan menjadi pemimpin tim, aku merasa bahwa dia yang mengatur tugas-tugas untukku telah melukai harga diriku padahal aku telah melaksanakan pekerjaan penyiraman lebih lama daripada dia. Jadi, aku dengan sengaja menolak bekerja sama dengannya dan mempersulit dirinya. Bahkan selama pembahasan, aku selalu menjaga harga diriku dengan menolak untuk menerima saran yang tepat darinya, karena takut kalau mengindahkannya akan membuatku terlihat lebih rendah darinya. Akhirnya, melihat bahwa dia melampauiku dalam segala hal dan aku tidak dapat mengunggulinya, aku merasa bahwa tidak ada harapan bagiku untuk menonjol dalam tim, jadi aku sengaja bersikap menghalangi dan tidak mau melaksanakan tugasku. Hal ini menyingkapkan bahwa aku tidak memiliki rasa takut akan Tuhan dalam hatiku dan kurang kemanusiaan. Jika aku memiliki sedikit saja rasa takut akan Tuhan dalam hatiku, aku tidak akan melakukan perbuatan jahat semacam itu, dan aku tidak akan berani melampiaskan kekecewaanku pada pekerjaan gereja. Bukan saja aku telah gagal untuk melaksanakan tugasku dengan tulus, tetapi aku juga telah mengganggu orang lain yang melaksanakan tugasnya dan mengganggu pekerjaan gereja. Bagaimana mungkin hal ini tidak membuat Tuhan merasa muak? Diberhentikannya aku adalah hasil dari watak benar Tuhan yang datang padaku—ini akibat dari ulahku sendiri. Aku merasa sangat menyesal dan menyalahkan diri sendiri, dan diam-diam, aku berdoa kepada Tuhan, mengaku, dan bertobat.
Selanjutnya, aku mencoba mencari tahu cara menyelesaikan masalahku yang iri pada mereka yang memiliki bakat dan kemampuan, dan cara menangani ambisiku mengejar reputasi dan status. Suatu hari, aku membaca firman Tuhan: "Karunia dan kemampuan yang orang miliki sejak lahir dianugerahkan oleh Tuhan. Semua itu sudah sejak lama ditentukan oleh Tuhan. Jika Tuhan menciptakanmu bodoh, maka ada makna dalam kebodohanmu; jika Dia menciptakanmu cerdas, maka ada makna dalam kecerdasanmu. Bakat apa pun yang Tuhan berikan kepadamu, apa pun kelebihanmu, setinggi apa pun IQ-mu, semuanya memiliki tujuan bagi Tuhan. Semua hal ini sudah Tuhan tentukan sejak semula. Peran yang kaumainkan dalam hidupmu dan tugas yang harus kaulaksanakan, telah sejak lama ditentukan oleh Tuhan. Ada orang yang melihat bahwa orang lain memiliki kelebihan yang tidak mereka miliki dan merasa tidak puas. Mereka ingin mengubah segala sesuatunya dengan belajar lebih banyak, melihat lebih banyak, dan menjadi lebih rajin. Namun, ada batas yang mampu dicapai oleh ketekunan mereka, dan mereka tak dapat melampaui orang-orang yang memiliki bakat dan keahlian. Sebanyak apa pun engkau berjuang, itu tidak ada gunanya. Tuhan telah menentukan akan menjadi apa dirimu, dan tidak ada yang bisa dilakukan siapa pun untuk mengubahnya. Apa pun yang kaukuasai, di situlah engkau harus berupaya. Tugas apa pun yang sesuai untukmu, engkau harus melaksanakannya. Jangan coba memaksakan dirimu terjun di bidang yang berada di luar keahlianmu dan jangan iri kepada orang lain. Setiap orang memiliki fungsinya masing-masing. Jangan menganggap dirimu mampu melakukan semuanya dengan baik, atau menganggap dirimu lebih sempurna atau lebih baik daripada yang lain, selalu ingin menggantikan orang lain dan memamerkan dirimu. Ini adalah watak yang rusak. ... Jika engkau memiliki watak seperti itu, engkau akan selalu berusaha mengalahkan orang lain, selalu berusaha mengungguli mereka, selalu berebut, selalu berusaha mengambil dari orang lain. Engkau sangat iri hati, engkau tidak mengalah kepada siapa pun, dan selalu berusaha menonjolkan dirimu sendiri. Ini adalah masalah; seperti inilah cara Iblis bertindak. Jika engkau benar-benar ingin menjadi makhluk ciptaan, jangan mengejar impianmu sendiri. Berusaha menjadi lebih unggul dan lebih mampu daripada dirimu yang sebenarnya demi mencapai tujuanmu adalah hal yang buruk. Engkau harus belajar untuk tunduk pada pengaturan dan penataan Tuhan, dan engkau harus berdiri teguh di tempat yang seharusnya ditempati oleh seorang manusia; hanya inilah yang menunjukkan nalar" (Firman, Jilid 3, Pembicaraan Kristus Akhir Zaman, "Prinsip-Prinsip yang Seharusnya Menuntun Perilaku Orang"). Setelah membaca firman Tuhan, hatiku tergerak. Aku menyadari bahwa kapan pun aku bertemu dengan orang yang memiliki kualitas yang bagus, aku cenderung menjadi iri dan membandingkan diriku dengan mereka, mengejar reputasi dan status secara tak terkendali. Perilaku ini berakar dari watak sombongku sendiri, ingin melampaui orang lain dalam segala hal. Namun, karunia dan kualitas yang kumiliki telah ditakdirkan oleh Tuhan, dan ada maksud baik Tuhan dalam hal ini. Watak sombongku membuatku selalu ingin mengejar reputasi dan status, dan jika aku benar-benar memiliki kualitas yang hebat, siapa yang tahu akan sesombong apa aku nantinya. Mungkin aku akan diusir dari gereja karena melakukan begitu banyak perbuatan jahat dan mengikuti jalan antikristus. Takdir Tuhan tentang kualitasku yang rata-rata adalah suatu cara untuk melindungiku. Selain itu, Tuhan tidak meminta kita untuk jadi pahlawan super atau orang hebat dan jadi lebih unggul dari orang lain dalam segala hal. Apa yang Tuhan hargai adalah bahwa kita sepenuhnya memanfaatkan apa yang dapat kita lakukan sesuai dengan tingkat pertumbuhan dan kualitas kita, fokus melaksanakan tugas-tugas kita dengan baik dengan hati yang tulus. Chen Dan memiliki kualitas yang lebih baik, dan sudah tugasnya untuk membantu menggerakkan pekerjaan secara keseluruhan sebagai pemimpin tim. Aku seharusnya mendukung dan bekerja sama dengannya, belajar dari kekuatannya dan bekerja dengan rukun bersamanya, sehingga aku dapat melaksanakan tugasku dengan lebih baik. Terlepas dari apakah kualitas kita bagus atau buruk, tujuan setiap orang sama, yaitu untuk melaksanakan tugas-tugas kita dengan baik, dan itulah hal yang paling penting. Aku yang selalu membandingkan dan bersaing dengan orang lain sebenarnya menentang Tuhan dan tidak tunduk pada kedaulatan dan pengaturan Tuhan, dan itu hanya membuatku menderita karena siksaan Iblis. Saat merenungkan bagaimana aku tidak menghargai kesempatan untuk melaksanakan tugasku, dan malah fokus bertengkar dan bersaing dengan orang lain, aku merasa sedikit menyesal.
Beberapa bulan kemudian, para pemimpin mengaturku untuk bekerja bersama Chen Dan dan lainnya. Pada awalnya, aku sedikit khawatir, takut kalau aku mungkin menyingkapkan watak yang rusak lagi. Namun, aku juga tahu bahwa situasi ini telah diatur oleh Tuhan dan merupakan sebuah kesempatan agar aku bertobat; Aku tidak ingin mengecewakan Tuhan, jadi aku harus menghadapinya. Aku dengan sadar lebih banyak berdoa kepada Tuhan, meminta perlindungan-Nya agar aku dapat hidup di hadirat-Nya, dan selalu mengingatkan diriku sendiri untuk tidak mencari ketenaran dan keuntungan, atau membandingkan diriku sendiri dengan orang lain. Aku ingat suatu waktu, aku memperhatikan seorang saudari membuat perkembangan yang signifikan, dan aku langsung merasa sedikit hilang arah dan cemas, takut kalau saudari itu akan melampauiku dan bahwa aku akan menjadi yang terburuk dalam tim dan kehilangan muka. Aku langsung menyadari bahwa aku sedang membandingkan diriku lagi dengan orang lain dan secara sadar berdoa kepada Tuhan dalam hatiku. Aku memikirkan firman Tuhan yang pernah kubaca sebelumnya: "Jika engkau benar-benar ingin melaksanakan tugasmu dengan baik, pertama-tama engkau harus menempatkan dirimu pada posisi yang tepat, dan kemudian melakukan apa yang dapat kaulakukan dengan segenap hatimu, dengan segenap pikiranmu, dengan segenap kekuatanmu, melakukannya sebaik mungkin. Ini artinya memuaskan, dan pelaksanaan tugas semacam itu memiliki tingkat kemurnian. Inilah yang harus dilakukan oleh makhluk ciptaan yang sejati. Engkau harus terlebih dahulu memahami apa arti makhluk ciptaan yang sejati: makhluk ciptaan yang sejati bukanlah manusia super, melainkan orang yang hidup dengan lugas dan realistis di bumi; mereka sama sekali tidak luar biasa dan tidak sedikit pun istimewa, melainkan sama seperti orang biasa mana pun. Jika engkau selalu ingin mengungguli orang lain atau mendapat peringkat di atas orang lain, ini disebabkan oleh watak Iblismu yang congkak dan itu adalah khayalan yang disebabkan oleh ambisimu. Sebenarnya, engkau tidak bisa mencapai hal ini dan tidak mungkin bagimu untuk melakukannya. Tuhan tidak memberimu bakat atau keterampilan seperti itu, Dia juga tidak memberimu esensi seperti itu. Jangan lupa bahwa engkau adalah manusia normal dan biasa, sama sekali tidak berbeda dari yang lain meskipun penampilan, keluarga, dan caramu dibesarkan mungkin berbeda, dan mungkin ada beberapa perbedaan dalam bakat dan karuniamu. Namun, jangan lupakan ini: seunik apa pun dirimu, perbedaannya hanyalah dalam hal-hal kecil ini, dan watak rusakmu itu sama seperti watak rusak orang lain. Sikap yang harus kaumiliki dan prinsip yang harus kaupatuhi dalam pelaksanaan tugasmu sama dengan orang lain. Perbedaannya hanyalah dalam kelebihan dan karunia yang orang miliki" (Firman, Jilid 3, Pembicaraan Kristus Akhir Zaman, "Prinsip-Prinsip yang Seharusnya Menuntun Perilaku Orang"). Firman Tuhan membantuku memahami bahwa aku adalah makhluk ciptaan biasa, orang biasa. Adalah wajar jika ada hal-hal yang tidak kuketahui atau bidang-bidang yang tidak aku kuasai sebaik orang lain. Hanya karena aku mulai lebih awal menyirami orang-orang percaya baru, bukan berarti aku lebih baik dari orang lain dalam segala hal. Berpikir seperti ini sombong dan tidak masuk akal. Tuhan memintaku untuk menjadi orang normal, untuk melakukan yang terbaik dengan sungguh-sungguh, dan untuk sepenuhnya memanfaatkan kemampuanku sesuai tingkat pertumbuhan dan kualitasku. Selain itu, Tuhan telah memberi setiap orang kualitas dan kekuatan yang berbeda. Dengan bekerja bersama, kita dapat melengkapi kekuatan dan kelemahan satu sama lain, berkolaborasi dengan rukun, yang bermanfaat untuk tugas. Jika saudari tersebut memiliki kemampuan yang tidak kumiliki, aku harus belajar darinya, dan ini juga adalah cara Tuhan mengisi kekuranganku. Menyadari maksud Tuhan membuatku merasa lega, dan aku perlahan-lahan menjadi lebih fokus pada tugas-tugasku. Ketika aku kembali berhadapan dengan Chen Dan, aku bisa mendukung pekerjaannya dan bekerja sama dengannya secara rukun. Ketika aku menghadapi hal-hal yang tidak kupahami, aku bersedia mengesampingkan harga diriku dan meminta saran darinya. Menerapkan cara ini membuatku merasa tenang dan lega, dan aku juga mengalami perkembangan dalam melaksanakan tugasku. Aku bersyukur kepada Tuhan atas hal ini!
Penderitaan akan berakhir dan air mata akan berhenti. Percayalah kepada Tuhan bahwa Dia mendengar permohonan kita dalam penderitaan kita, dan Dia ingin menyelamatkan kita dari penderitaan. Hubungi kami untuk memahami kabar baik tentang keselamatan Tuhan.
Oleh Saudari Xiaoguang, Tiongkok Tahun 2021, aku ditugaskan menyirami petobat baru bersama Li Xiao. Awalnya, aku tak terbiasa dengan...
Oleh Saudari Fang Xia, TiongkokAku mantan guru, dan suamiku mantan insinyur. Hubungan kami baik-baik saja selama masa pernikahan kami, dan...
Oleh Saudari Jiayu, TiongkokSaudari Li Le adalah seorang pengkhotbah, dan dia juga memeriksa pekerjaan gereja kami. Biasanya hubungan kami...
Oleh Saudara Heng Xin, Vietnam Pada Agustus 2020, seorang saudari mengundangku ke pertemuan online Gereja Tuhan Yang Mahakuasa. Dengan...