Pemimpin Tidak Boleh Menekan Orang

28 Juni 2022

Oleh Saudari Xia xin, Spanyol

Pada Agustus 2020, aku terpilih sebagai pemimpin dan mengawasi pekerjaan gereja terkait video. Karena baru dalam pekerjaan itu, aku belum terbiasa dengan sebagian besar prinsipnya, dan menghadapi beberapa masalah dan kesulitan saat bekerja. Jadi aku sering menemui pemimpin tim Saudari Zhang untuk meminta saran dan nasihat. Saudari Zhang sangat familer dengan prinsip dan pekerjaan itu. Dia sangat membantuku. Kuperhatikan Saudari Zhang sangat teliti, melaksanakan tugasnya dengan serius, dan memiliki rasa tanggung jawab. Terkadang, ketika terlalu sibuk, aku akan menyerahkan beberapa pekerjaanku kepadanya. Kami bekerja sama dengan baik.

Kemudian, secara berangsur aku mendapati bahwa setiap kali saudara-saudari menghadapi masalah, mereka semua selalu mencari Saudari Zhang dan bahkan akan langsung membuat keputusan setelah bertemu dengannya. Aku sangat tidak senang dengan keadaan ini. Kupikir dalam hatiku: "Jika ini terus berlanjut, bukankah aku akan kehilangan kedudukanku sebagai pemimpin? Ini tak boleh terjadi. Selanjutnya aku akan menangani sendiri semua pekerjaan yang ditugaskan kepadaku dan tidak meminta bantuan Saudari Zhang. Jika tidak, semua orang akan berpikir dia pekerja yang sangat cakap dan berbakat." Suatu kali, Saudari Zhang mendapati bahwa salah seorang saudara membuat kemajuan yang lambat dalam pekerjaan produksi videonya. Setelah menyelidikinya, Saudari Zhang mendapati keterampilannya tidak sesuai standar dan dia tidak mencari prinsip dalam tugasnya, hingga pekerjaan sering harus diulang. Dia menugaskan saudara lain yang lebih berbakat untuk membantu pekerjaan itu. Aku baru mengetahuinya setelah itu terjadi. Saudari Zhang telah membuat keputusan yang tepat, tapi aku masih merasa sedikit tak nyaman dengan situasi ini. Aku merasa membuat keputusan besar seperti itu tanpa memberitahuku adalah tanda tidak hormat. Otoritas apa yang kumiliki jika dia yang menjadi penentu keputusan? Kemudian, aku bertanya kepadanya mengapa dia tidak memberitahuku mengenai hal ini. Di luar dugaan, dia berkata: "Aku sibuk dan lupa memberitahumu." Ketika dia mengatakan itu, aku kehilangan kesabaranku: kau semakin banyak mendapatkan otoritas dan membuat keputusan tanpa persetujuanku. Kau tak memiliki rasa hormat kepadaku. Bukankah itu memberi kesan sepertinya gereja tidak membutuhkanku? Jika ini terus berlanjut, apa yang akan saudara-saudari pikirkan tentang diriku? Tentu saja mereka akan berpikir aku tak berguna. Lalu bagaimana aku bisa melayani sebagai pemimpin? Ketika menyadari hal ini, aku merasa lebih panik.

Di lain waktu, Saudari Zhang memberitahuku bahwa dia telah mengumpulkan beberapa bahan pelajaran dan berencana untuk mengumpulkan semua orang untuk mempelajari beberapa keterampilan. Kupikir: "Terkadang akulah yang mengingatkanmu untuk mengerjakan hal ini, tapi setelah kita selesai berdiskusi, kaulah yang bersekutu dan membimbing yang lain. Tak seorang pun tahu pekerjaan yang kulakukan di balik layar, dan semua orang pasti mengira kau menanggung beban yang lebih besar daripadaku. Jika ini terus berlanjut, bagaimana aku bisa mempertahankan kedudukanku sebagai pemimpin?" Sebenarnya, aku tahu memang tanggung jawab Saudari Zhang untuk memimpin saudara-saudari dalam pembelajaran dan aku tahu pekerjaan ini tidak bisa ditunda, jadi aku tak perlu mempermasalahkannya. Namun, aku hanya tak ingin membiarkan Saudari Zhang menangani pekerjaan ini. Kupikir: "Saudari Zhang terlibat dalam pekerjaan yang lebih banyak, termasuk beberapa pekerjaan yang menjadi tanggung jawabku. Orang lain lebih suka menemuinya jika mereka memiliki masalah. Apakah aku akan segera digantikan olehnya?" Memikirkan semua ini membuatku sangat tidak senang. Jadi aku mulai mencari-cari kekurangan dan masalah dalam pekerjaan Saudari Zhang. Aku ingin memperlihatkan kepada orang lain bahwa dia tidak begitu terampil dalam pekerjaannya dan aku masih lebih berbakat.

Suatu hari, selama diskusi dengan pemimpin tingkat atas tentang pekerjaan kami, dia sambil lalu mengatakan bahwa salah satu proyek video Saudari Zhang mengalami kemajuan yang lambat. Inilah yang ingin kudengar dan segera menjawab: "Benar. Dia punya banyak pekerjaan yang ditugaskan kepadanya, tapi dia tak mampu menangani semuanya. Beberapa pekerjaannya juga tidak terlalu efektif. Kurasa lebih baik tidak memberinya terlalu banyak pekerjaan. Dia seharusnya tidak diberi otoritas sebesar ini ...." Pada saat itu, aku merasa sedikit bersalah: bagaimana aku bisa mengatakan sesuatu seperti itu? Tugas saudara-saudari berasal dari Tuhan, itu adalah amanat-Nya. Aku berbicara seolah-olah akulah yang menugaskannya, seolah-olah aku telah memberinya otoritas untuk melakukan hal-hal ini dan sekarang aku mengambilnya. Bukankah aku berada di posisi yang salah? Aku tak menyangka bisa mengatakan sesuatu seperti itu dan merasa sedikit ngeri pada diriku sendiri. Selain itu, beberapa dari pekerjaan itu memang bagian dari tugas Saudari Zhang, tapi aku berusaha menghalanginya bekerja dan terus mencari kekurangan dalam pekerjaannya. Aku mau semua orang melihat bahwa dia bukan pekerja yang baik dan tidak sebaik diriku. Merenungkan perilakuku, kupikir, "Bagaimana aku bisa begitu hina?"

Setelah itu, aku mulai mencari bagian firman Tuhan yang relevan untuk menyelesaikan keadaanku. Aku menemukan satu bagian di mana Tuhan menyingkapkan antikristus yang relevan dengan keadaanku. "Salah satu ciri yang paling jelas dari esensi seorang antikristus adalah bahwa mereka seperti raja lalim yang menjalankan kediktatoran mereka sendiri: mereka tidak mendengarkan siapa pun, mereka memandang rendah semua orang, dan apa pun kelebihan orang, atau apa pun yang mereka katakan dan lakukan, atau wawasan dan pendapat apa pun yang orang-orang itu miliki, mereka tidak peduli; seolah-olah tak seorang pun memenuhi syarat untuk bekerja dengan mereka, atau mengambil bagian dalam apa pun yang mereka lakukan. Itulah jenis watak antikristus. Ada orang yang berkata bahwa ini adalah kemanusiaan yang buruk—bagaimana bisa ini dikatakan hanyalah kemanusiaan yang buruk yang lumrah? Ini sepenuhnya adalah watak Iblis; watak semacam ini sangat ganas. Mengapa Kukatakan bahwa watak mereka sangat ganas? Para antikristus menganggap kepentingan rumah Tuhan dan gereja, sebagai kepentingan mereka sepenuhnya, sebagai milik pribadi mereka yang seharusnya mereka kelola sepenuhnya, tanpa campur tangan orang lain. Satu-satunya yang antikristus pikirkan ketika melakukan pekerjaan gereja adalah kepentingan diri mereka sendiri, status dan citra mereka sendiri. Antikristus tidak mengizinkan siapa pun merugikan kepentingan mereka, apalagi membiarkan siapa pun yang memiliki kualitas, dan mampu menyampaikan pengalaman dan kesaksiannya, mengancam status dan gengsi mereka. ... Ketika orang membuat diri mereka menonjol dengan sedikit pekerjaan, ketika orang mampu menyampaikan pengalaman dan kesaksian nyata untuk memberi manfaat, mendidik kerohanian, dan menyokong umat pilihan, dan mendapatkan pujian besar dari semua orang, rasa iri dan kebencian tumbuh di hati antikristus dan mereka pun berusaha mengasingkan dan melemahkan mereka, dan antikristus sama sekali tidak mengizinkan orang-orang semacam itu untuk melakukan pekerjaan apa pun, untuk menghalangi orang-orang itu agar tidak mengancam status mereka. ... Antikristus berpikir dalam hatinya, 'Tidak mungkin aku menoleransi hal ini. Engkau ingin memiliki peran dalam wilayah kekuasaanku, bersaing denganku. Itu tidak mungkin, jangan pernah berpikir kau bisa melakukannya. Kemampuanmu lebih besar daripada kemampuanku, kau lebih pandai bicara daripada diriku, lebih berpendidikan daripada diriku, dan lebih populer daripada diriku. Kauingin aku bekerja bersamamu? Apa yang akan kulakukan jika kau mencuri pujianku?' Apakah mereka sedang memikirkan kepentingan rumah Tuhan? Tidak. Apa yang sedang mereka pikirkan? Mereka hanya memikirkan bagaimana mempertahankan status mereka sendiri. Meskipun mereka tahu bahwa mereka tidak mampu melakukan pekerjaan nyata, mereka tidak membina atau mempromosikan orang-orang berkualitas baik yang mengejar kebenaran; yang mereka promosikan hanyalah orang-orang yang menyanjung mereka, orang-orang yang cenderung memuja orang lain, yang memuji dan mengagumi mereka di dalam hati, orang-orang yang pandai berbicara, yang tidak memahami kebenaran dan tidak memiliki kemampuan untuk membedakan" ("Mereka Akan Membuat Orang Lain Hanya Taat kepada Mereka, Bukan kepada Kebenaran atau Tuhan (Bagian Satu)" dalam "Menyingkapkan Antikristus"). Dahulu, aku selalu mengira bagian firman ini menyingkapkan antikristus dan tak berlaku untukku, tapi kemudian aku sadar bahwa watak antikristusku cukup parah. Awalnya, ketika melihat betapa bertanggung jawab dan rajinnya Saudari Zhang, aku dengan senang hati selalu mendelegasikan beberapa pekerjaanku kepadanya, tapi begitu menyadari semua orang mengaguminya, menemuinya dengan banyak pertanyaan mereka dan dia melanjutkan beberapa pekerjaan tanpa bertanya kepadaku, aku khawatir dia mengambil pujian untukku dan mengancam statusku, jadi aku berusaha menghalanginya terlibat dalam lebih banyak pekerjaan, termasuk pekerjaan yang sebenarnya merupakan bagian dari tugasnya. Aku khawatir jika kinerjanya baik, saudara-saudari akan makin mengaguminya dan aku akan terlihat lebih buruk jika dibandingkan dan bahkan mungkin kehilangan statusku sebagai pemimpin. Aku bahkan menyesatkan pemimpin tingkat atas untuk mencegahnya memberi Saudari Zhang lebih banyak pekerjaan ... Merenungkan perilaku ini, aku sadar aku benar-benar tak punya kemanusiaan dan jelas mengucilkan orang lain demi mempertahankan statusku sendiri. Antikristus menghargai otoritas di atas segalanya dan tidak pernah memikirkan pekerjaan rumah Tuhan atau kepentingan gereja. Apa pun pekerjaan yang mereka lakukan, mereka hanya peduli dengan status mereka sendiri dan jika seseorang lebih berbakat daripada mereka dan mengancam status mereka, mereka menggunakan segala cara untuk menekan dan mengucilkan mereka dan menghalangi mereka untuk memainkan peran penting dalam tugas apa pun yang menjadi tanggung jawab mereka. Bukankah perilakuku sama dengan antikristus? Aku bertindak seolah-olah pekerjaan gereja adalah milik pribadiku. Ketika mempertimbangkan siapa yang harus ditugaskan untuk tugas tertentu dan berapa banyak pekerjaan yang harus diberikan kepada mereka, aku pasti selalu khawatir tentang apakah mereka mengancam status dan reputasiku. Aku tak memikirkan sedikit pun bagaimana hal ini akan memengaruhi pekerjaan gereja. Aku bahkan menekan dan mengucilkan orang demi mempertahankan statusku sendiri. Watakku begitu keji dan mengerikan.

Aku menemukan bagian ini: "Watak macam apa ketika orang melihat seseorang yang lebih baik daripada mereka, mereka berusaha menjatuhkan orang itu, menyebarkan kabar bohong tentang orang itu, atau menggunakan cara tertentu untuk merendahkan orang itu dan merusak reputasinya—bahkan menginjak-injaknya—demi melindungi posisi mereka sendiri di benak orang? Ini bukan sekadar kecongkakan, ini adalah watak orang jahat. Bahwa orang ini mampu menyerang dan mengasingkan orang-orang yang lebih baik dan lebih kuat daripada mereka menunjukkan bahwa mereka berbahaya dan jahat. Dan bahwa mereka rela melakukan apa pun untuk menjatuhkan orang memperlihatkan bahwa ada banyak watak Iblis dalam diri mereka! Dengan hidup berdasarkan watak Iblis, mereka cenderung meremehkan orang, berusaha menipu mereka, mempersulit mereka. Bukankah ini perbuatan jahat? Dan dengan hidup seperti ini, mereka masih merasa mereka baik-baik saja, merasa mereka orang baik—tetapi ketika mereka melihat seseorang yang lebih kuat daripada mereka, mereka cenderung mempersulitnya, melakukan kejahatan. Apa masalahnya di sini? Di manakah kebaikan dalam diri orang-orang semacam itu? Bukankah ini adalah seseorang yang mampu melakukan kejahatan setiap saat? Dan dengan melakukannya, bukankah mereka sedang bertindak sesuka hati mereka? Apakah mereka memikirkan kepentingan rumah Tuhan? Mereka hanya memikirkan perasaan mereka sendiri, mereka hanya memikirkan status dan reputasi mereka di benak orang lain, dan mereka hanya ingin mencapai tujuan mereka sendiri. Mereka tidak peduli seberapa besar kerugian yang mereka timbulkan terhadap pekerjaan rumah Tuhan, dan mereka lebih suka mengorbankan kepentingan rumah Tuhan demi melindungi status dan reputasi mereka sendiri di benak orang. Bukankah orang-orang semacam ini congkak dan merasa diri benar, egois dan keji? Orang-orang semacam itu bukan hanya congkak dan merasa dirinya benar, mereka juga sangat egois dan keji. Mereka sama sekali tidak memperhatikan kehendak Tuhan. Apakah orang-orang semacam itu memiliki rasa takut akan Tuhan? Mereka tidak memiliki rasa takut akan Tuhan sedikit pun. Inilah sebabnya mereka bertindak sembrono dan melakukan apa pun yang mereka inginkan, tanpa rasa bersalah, tanpa rasa takut, tanpa kekhawatiran atau kecemasan, dan tanpa mempertimbangkan konsekuensinya. Inilah yang seringkali mereka lakukan, dan cara mereka selalu berperilaku. Apa konsekuensi yang dihadapi oleh orang-orang semacam itu? Mereka akan berada dalam masalah, bukan? Bahasa halusnya, orang-orang semacam itu amat sangat dengki dan memiliki hasrat yang sangat kuat untuk mengejar ketenaran dan status pribadi; mereka sangat curang dan culas. Bahasa kasarnya, esensi masalahnya adalah bahwa hati orang-orang semacam itu sama sekali tidak takut akan Tuhan. Mereka tidak takut akan Tuhan, mereka percaya diri merekalah yang terpenting, dan mereka menganggap setiap aspek dari diri mereka lebih tinggi daripada Tuhan dan lebih tinggi daripada kebenaran. Dalam hati mereka, Tuhan tidak layak disebutkan dan paling tidak penting, dan Tuhan sama sekali tidak memiliki kedudukan dalam hati mereka. Dapatkah orang yang tidak memiliki tempat bagi Tuhan di dalam hati mereka, dan yang tidak menghormati Tuhan, menerapkan kebenaran? (Tidak.) Jadi, pada saat mereka biasanya menyibukkan diri ke sana kemari dengan gembira dan mengeluarkan banyak energi, apa yang sedang mereka lakukan? Orang-orang semacam itu bahkan mengeklaim telah meninggalkan segala sesuatu untuk mengorbankan diri bagi Tuhan dan telah sangat menderita, tetapi sebenarnya, motif, prinsip, dan tujuan semua tindakan mereka adalah demi status dan gengsi mereka sendiri, demi melindungi semua kepentingan mereka sendiri. Menurutmu apakah orang seperti ini baik atau tidak baik? Orang macam apa yang telah percaya kepada Tuhan selama bertahun-tahun, tetapi tidak memiliki rasa takut akan Tuhan? Bukankah mereka congkak? Bukankah mereka Iblis? Dan hal-hal apa sajakah yang tidak memiliki rasa takut akan Tuhan? Selain binatang, itu adalah orang jahat, antikristus, setan, dan Iblis. Mereka memiliki keberanian untuk bersaing dengan Tuhan; mereka tidak memiliki rasa takut akan Tuhan. Mereka mampu melakukan kejahatan apa pun; mereka adalah musuh Tuhan, dan musuh umat pilihan-Nya" ("Lima Keadaan Manusia Sebelum Mereka Memasuki Jalur yang Benar dalam Kepercayaan Mereka kepada Tuhan" dalam "Pembicaraan Kristus Akhir Zaman"). Membaca firman Tuhan, aku merasa seolah-olah Dia menghakimiku berhadapan muka dan menyingkapkan naturku yang congkak dan jahat. Jelas tidak ada masalah besar dengan pekerjaan yang diawasi Saudari Zhang, tapi karena dia mengancam statusku, aku mencari cara untuk menekannya, mengambil kesempatan untuk merendahkannya di depan pemimpin tingkat atas, berharap untuk menyesatkannya agar memberi Saudari Zhang lebih sedikit pekerjaan agar dia tidak mendapatkan lebih banyak kekaguman dari orang lain dan menggantikan kedudukanku. Aku rela melakukan perbuatan jahat apa pun untuk mengamankan statusku sendiri dan tak ada sedikitpun rasa takut akan Tuhan di hatiku. Aku hidup berdasarkan racun Iblis seperti "Tiap orang memperjuangkan kepentingannya sendiri," "Hanya boleh ada satu laki-laki alfa," dan "Di seluruh alam semesta ini, akulah yang berkuasa." Naturku benar-benar egois, hina, congkak dan jahat. Aku bertindak seperti PKT yang otoriter dan otokratis, menekan dan mengucilkan siapa pun yang menjadi ancaman terhadap otoritas dan statusku. Aku secara khusus akan menekan saudara-saudari yang berbakat dan efektif dalam pekerjaan mereka. Aku berusaha membangun otoritasku di gereja dan membuat saudara-saudari hanya mengagumiku dan memilikiku di hati mereka. Bukankah aku berusaha mendirikan kerajaanku sendiri dan bersaing dengan Tuhan? Aku sedang menempuh jalan antikristus, melakukan kejahatan dan menentang Tuhan! Aku merenungkan antikristus, yang menggunakan segala cara untuk menghukum dan melecehkan orang demi mempertahankan status mereka, memperlakukan orang yang mengancam status mereka seperti duri dalam daging, menuduh mereka secara sepihak, menghukum mereka, dan tak pernah berhenti sampai mereka dikeluarkan, dan setelah melakukan segala macam kejahatan, akhirnya dikeluarkan dari rumah Tuhan. Jika terus seperti itu dan tidak mau bertobat, bukankah pada akhirnya aku pasti mengalami nasib yang sama? Dua tahun terakhir ini, telah bersekutu tentang bagaimana mengenali antikristus, dan bagaimana menghindari menempuh jalan antikristus. Tuhan telah bersekutu dengan sangat jelas dalam aspek kebenaran ini, agar kita akan memiliki pemahaman tentang antikristus, merenungkan perilaku kita sendiri yang seperti antikristus, dan mengejar kebenaran, pertobatan dan perubahan. Namun, aku tak berfokus untuk menyelesaikan watak antikristusku sendiri dalam pekerjaanku, tidak memikirkan cara terbaik untuk melaksanakan tugasku dan melindungi pekerjaan gereja. Sebaliknya, aku bersaing untuk mengejar status, memperlakukan tugasku seperti urusanku sendiri, sebagai sarana untuk memperoleh status dan mempertahankan kekaguman saudara-saudariku, dan menginginkan semua otoritas dalam tugasku. Aku dikendalikan oleh keinginanku.

Suatu kali selama perenungan, aku menemukan dua bagian firman Tuhan yang sangat membantu. Firman Tuhan katakan: "Sebagai seorang pemimpin atau pekerja, jika engkau selalu menganggap dirimu lebih unggul daripada orang lain, dan menikmati tugasmu seperti pejabat pemerintah, selalu memuaskan dirimu dengan berkat status, selalu membuat rencanamu sendiri, selalu memikirkan dan menikmati ketenaran, kekayaan, dan statusmu sendiri, selalu mengurus urusanmu sendiri, selalu berusaha untuk mendapatkan status yang lebih tinggi, mengatur atau mengendalikan lebih banyak orang, dan memperluas lingkup kekuasaanmu, ini adalah masalah. Memperlakukan tugas penting sebagai kesempatan untuk menikmati keduduanmu seolah-olah engkau adalah pejabat pemerintah adalah sangat berbahaya. Jika engkau selalu bertindak seperti ini, tidak mau bekerja bersama orang lain, tidak mau melemahkan kekuasaanmu dan membaginya dengan orang lain, tidak mau orang lain berada di atas angin, mencuri pusat perhatian, jika engkau hanya ingin menikmati kekuasaan seorang diri, itu berarti engkau adalah antikristus. Namun, jika engkau sering mencari kebenaran, mengesampingkan daging, meninggalkan motivasi dan rancanganmu sendiri, dan mampu mengambil inisiatif untuk bekerja bersama orang lain, membuka hatimu untuk berkonsultasi dan mencari bersama orang lain, dengan penuh perhatian mendengarkan gagasan dan saran orang lain, dan menerima saran yang benar dan yang sesuai dengan kebenaran, dari siapa pun itu berasal, itu artinya engkau sedang melakukan penerapan dengan cara yang bijak dan benar" ("Mereka Akan Membuat Orang Lain Hanya Taat kepada Mereka, Bukan kepada Kebenaran atau Tuhan (Bagian Satu)" dalam "Menyingkapkan Antikristus"). "Apa pun yang kaulakukan, entah itu penting atau tidak, harus selalu ada orang di sana untuk membantumu, memberimu petunjuk, nasihat, dan untuk membantumu dengan segala sesuatu. Dengan demikian, engkau akan melakukan segala sesuatu dengan lebih tepat, akan makin sulit untuk melakukan kesalahan, dan akan makin kecil kemungkinanmu untuk tersesat—di mana semua ini adalah hal-hal yang baik. Melayani Tuhan, khususnya, adalah perkara yang besar, dan tidak menyelesaikan watak rusakmu dapat menempatkanmu dalam bahaya! Jika orang memiliki watak Iblis, mereka dapat memberontak dan menentang Tuhan kapan pun dan di mana pun. Orang yang hidup dengan watak Iblis dapat menolak, menentang, dan mengkhianati Tuhan setiap saat. Para antikristus itu bodoh, mereka tidak menyadari hal ini, mereka berpikir, 'Aku sudah cukup kesulitan mendapatkan kekuasaanku sendiri, mengapa aku harus membaginya dengan orang lain? Memberikan otoritasku kepada orang lain berarti aku sama sekali tidak memilikinya, bukan? Bagaimana aku bisa menunjukkan bakat dan kemampuanku tanpa kekuasaan?' Mereka tidak tahu bahwa apa yang telah Tuhan percayakan kepada manusia bukanlah kekuasaan atau status, melainkan tugas. Mereka hanya mau menerima kekuasaan dan status, mengesampingkan tugas mereka, dan tidak melakukan pekerjaan nyata. Sebaliknya, mereka mengejar ketenaran, kekayaan, dan status serta menikmati manfaat status. Melakukan segala sesuatu dengan cara ini sangat berbahaya—ini menentang Tuhan! Siapa pun yang mengejar ketenaran, kekayaan, dan status alih-alih melaksanakan tugas mereka dengan benar, sedang melakukan hal yang berbahaya dan bermain-main dengan hidup mereka. Mereka yang melakukan hal berbahaya dan bermain-main dengan hidup mereka dapat menghancurkan diri mereka sendiri setiap saat. Sekarang ini, sebagai pemimpin atau pekerja, engkau sedang melayani Tuhan, dan ini bukan hal yang biasa. Engkau tidak sedang melakukan sesuatu untuk manusia, apalagi bekerja agar dapat membayar tagihan dan menyediakan makanan di atas meja; melainkan, engkau sedang melaksanakan tugasmu di gereja. Dan terutama, mengingat bahwa tugas ini dipercayakan kepadamu oleh Tuhan, apa makna penting engkau melaksanakan tugas ini? Engkau bertanggung jawab kepada Tuhan atas tugasmu, entah engkau melaksanakannya dengan baik atau tidak; pada akhirnya, pertanggungjawaban harus diberikan kepada Tuhan, harus ada hasilnya. Yang telah kauterima adalah amanat Tuhan, tanggung jawab kudus, jadi sepenting apa pun atau sekecil apa pun tugasmu, itu adalah tanggungjawab yang serius. Seberapa seriuskah tanggungjawab ini? Ini berkaitan langsung dengan masa depan dan nasibmu, dengan kesudahanmu; jika engkau melakukan kejahatan dan menentang Tuhan, engkau akan dikutuk dan dihukum. Segala sesuatu yang kaulakukan ketika engkau melaksanakan tugasmu dicatat oleh Tuhan, dan Tuhan memiliki prinsip dan standar-Nya sendiri tentang bagaimana itu dinilai dan dievaluasi; Tuhan menentukan kesudahanmu berdasarkan semua yang kauwujudkan saat engkau melaksanakan tugasmu" ("Mereka Akan Membuat Orang Lain Hanya Taat kepada Mereka, Bukan kepada Kebenaran atau Tuhan (Bagian Satu)" dalam "Menyingkapkan Antikristus"). Dahulu, aku memandang kedudukanku sebagai pemimpin sebagai simbol status. Hanya setelah membaca firman Tuhan aku menyadari tugasku adalah amanat yang diberikan kepadaku sebagai makhluk ciptaan Tuhan. Ini adalah tanggung jawab yang diberikan oleh Tuhan dan tak ada kaitannya dengan status dan otoritas. Melaksanakan tugas di rumah Tuhan tidak seperti berkarier di dunia sekuler. Tidak ada persaingan. Setiap orang memenuhi tanggung jawab mereka di posisi mereka sendiri. Aku sadar Tuhan telah meninggikanku untuk menangani pekerjaan gereja dan memberiku banyak kesempatan untuk berlatih, untuk belajar bagaimana bertindak menurut prinsip melalui pekerjaanku dan mulai memahami kebenaran. Tuhan juga menugaskan saudara-saudari yang berbakat yang memahami prinsip untuk bekerja bersamaku agar aku bisa melaksanakan tugasku dengan sebaik-baiknya, dan melaksanakan pekerjaan gereja dengan baik. Namun, aku gagal memenuhi harapan Tuhan, aku tidak berfokus mengejar kebenaran dan bekerja secara harmonis dengan orang lain. Sebaliknya, aku menghargai status dan bahkan menekan dan mengucilkan orang lain untuk mempertahankan statusku, merampas kesempatan saudara-saudari untuk berlatih. Aku bukan hanya merugikan saudara-saudariku, tapi juga merugikan pekerjaan rumah Tuhan. Mengingat semua perilakuku, aku benar-benar tak layak menjadi pemimpin ... Aku tak mau terus menempuh jalan yang salah ini. Aku hanya mau memikul tanggung jawabku dengan jujur dan praktis, untuk memenuhi tugasku. Setelah itu, aku mulai melakukan tugasku dengan sungguh-sungguh dan ketika melihat orang lain menemui Saudari Zhang dengan pertanyaan, aku tak lagi merasa buruk seperti sebelumnya, dan berhenti khawatir bahwa mereka akan menghormatinya dan bukannya diriku. Aku hanya memikirkan cara terbaik untuk bekerja bersama Saudari Zhang untuk melaksanakan tugas kami. Ketika melihat Saudari Zhang mengalami masalah dalam pekerjaannya, aku akan berkomunikasi dengannya dan membantu dia menyelesaikannya. Ketika pekerjaan tertentu berjalan lambat, aku akan berdiskusi dengannya bagaimana meningkatkan efisiensi. Jika aku kurang wawasan atau tidak tahu bagaimana menangani masalah tertentu, aku juga selalu mencari dia untuk bersekutu. Seiring waktu, kami mulai bekerja makin baik bersama-sama dan aku merasa sangat tenang dan bebas.

Aku juga teringat bagian firman Tuhan ini. "Menjadi pemimpin gereja tidak hanya harus belajar menggunakan kebenaran untuk menyelesaikan masalah, tetapi juga menggunakan kebenaran untuk menemukan dan membina orang-orang berbakat, yang kepadanya engkau sama sekali tidak boleh merasa iri atau menekan. Dengan demikian, akan lebih mudah bagimu untuk melakukan pekerjaanmu dengan baik. Jika engkau dapat membina beberapa orang yang mengejar kebenaran untuk bekerja sama denganmu dalam semua pekerjaan yang kaulakukan, dan pada akhirnya, engkau semua memiliki kesaksian pengalaman, maka engkau akan menjadi pemimpin yang memenuhi syarat. Jika engkau semakin mampu untuk bertindak sesuai dengan prinsip dalam segala sesuatu, maka engkau akan sesuai yang diharapkan dengan kesetiaanmu. Ada beberapa orang yang selalu takut bahwa orang lain lebih baik daripada mereka dan lebih tinggi daripada mereka, bahwa orang lain akan dihargai sedangkan mereka diabaikan. Ini mengakibatkan mereka menyerang dan mengecualikan orang lain. Bukankah ini contoh perasaan iri terhadap orang-orang yang lebih mampu daripada diri mereka sendiri? Bukankah perilaku semacam itu egois dan hina? Watak macam apa ini? Ini adalah watak yang jahat! Ini adalah watak yang hanya memikirkan kepentingannya sendiri, hanya memuaskan keinginannya sendiri, tidak menunjukkan perhatian terhadap orang lain atau kepentingan rumah Tuhan—orang-orang semacam ini memiliki watak yang buruk, dan Tuhan tidak mengasihi mereka. Jika engkau benar-benar mampu memikirkan kehendak Tuhan, engkau akan mampu memperlakukan orang lain dengan adil. Jika engkau merekomendasikan orang yang baik dan membinanya sampai memiliki kemampuan, menambahkan satu orang berbakat ke dalam rumah Tuhan, bukankah pekerjaanmu akan menjadi lebih mudah untuk dilakukan? Bukankah engkau akan sesuai yang diharapkan dengan kesetiaanmu dalam tugas ini? Ini adalah perbuatan baik di hadapan Tuhan; inilah hati nurani dan akal yang minimal harus dimiliki oleh orang yang menjadi pemimpin" ("Serahkanlah Hatimu yang Sejati kepada Tuhan, maka Engkau Dapat Memperoleh Kebenaran" dalam "Pembicaraan Kristus Akhir Zaman"). Dari firman Tuhan, aku mengerti bahwa membina orang adalah tanggung jawab pemimpin dan merupakan kebutuhan pekerjaan rumah Tuhan. Pengalaman ini membantuku menyadari betapa bermaknanya pekerjaan ini. Di satu sisi, itu bermanfaat bagi keseluruhan pekerjaan rumah Tuhan, memungkinkan lebih banyak orang menggunakan bakat mereka dalam memenuhi tugas mereka, dan lebih memajukan pekerjaan rumah Tuhan. Di sisi lain, itu juga memberi saudara-saudari kesempatan untuk berlatih, yang bermanfaat bagi jalan masuk kehidupan mereka. Semua ini adalah perbuatan baik dan akan diingat oleh Tuhan. Saudari Zhang telah sangat membantuku selama kami bekerja bersama. Dia membantuku memahami beberapa prinsip dan mengalami sedikit kemajuan dan pekerjaan kami berjalan makin lancar. Aku sadar betapa pentingnya mengikuti tuntutan Tuhan dan belajar bekerja bersama orang lain untuk memenuhi tugas. Hanya dengan cara inilah kita dapat melaksanakan pekerjaan gereja dan memenuhi tugas kita dengan baik.

Melalui pengalaman ini, aku memperoleh sedikit pemahaman tentang watak jahat dan pandangan absurdku dan secara berangsur mampu melepaskan fokusku terhadap status dan memenuhi tugasku. Ini adalah keselamatan Tuhan bagiku. Syukur kepada Tuhan!

Sebelumnya: Laporan yang Keliru

Jika Tuhan telah membantu Anda, apakah Anda mau belajar firman Tuhan, mendekat kepada Tuhan dan terima berkat Tuhan?

Konten Terkait

Apa yang Kupetik dari Kegagalan

Oleh Saudara Shi Fang, Korea Pada tahun 2014, aku dilatih sebagai produser video untuk gereja. Pada waktu itu, sebuah video baru mulai...