Yang Tersembunyi di Balik Kesibukan
Oleh Saudari Daisy, AmerikaDi bulan Desember tahun lalu, aku menghadapi pemangkasan karena tidak bertanggung jawab dalam melaksanakan...
Kami menyambut semua pencari yang merindukan penampakan Tuhan!
Pada Agustus 2020, aku diberhentikan karena aku selalu bekerja asal-asalan dalam tugasku tanpa melakukan pekerjaan nyata apa pun. Setelah itu, aku merasa buruk dan dipenuhi dengan penyesalan, dan ingin bertobat dan serta melaksanakan tugasku dengan baik kelak.
Kemudian, aku ditugaskan untuk membuat video bersama dengan beberapa saudari lainnya. Suatu hari, aku mengobrol dengan Saudari Yang Fan tentang beberapa perenungan dan pemahaman yang kudapatkan setelah diberhentikan. Setelah mendengarkan pendapatku, dia sangat tersentuh dengan apa yang kukatakan dan sejak saat itu, kuperhatikan sikapnya terhadapku telah berubah. Ketika aku berbicara tentang pengalamanku dalam pertemuan, dia mendengarkan dengan sungguh-sungguh dan terus menganggukkan kepala, dan dia biasanya setuju dengan pendapatku. Dia juga tampak semakin peduli terhadapku dari hari ke hari. Kupikir dalam hatiku: "Dia sepertinya menghormatiku. Aku telah membicarakan apa yang telah kupahami dan menyatakan pertobatan yang sungguh-sungguh, jadi aku harus menerapkan hal itu. Apa pendapatnya jika dia tidak melihat perubahan apa pun dalam diriku? Akankah dia menganggapku hanya bicara dan tidak menerapkan kebenaran? Akankah citra baik yang dia miliki tentang diriku ini lenyap?" Dengan pemikiran ini, aku merasa agak cemas dan khawatir, dan aku tidak lagi ingin sekadar melaksanakan tugasku dengan baik. Terkadang, aku akan duduk membuat video untuk waktu yang lama, dan punggungku selalu terasa pegal. Aku ingin bersantai sedikit, tetapi aku takut para saudariku akan berpikir aku mengendur. Kupikir dalam hatiku: "Aku telah berkata bahwa aku akan melaksanakan tugasku dengan baik dan tidak lagi mengendur, aku harus membiarkan mereka melihatku menerapkan perkataanku." Jadi, aku tak berani beristirahat ketika merasa lelah, takut mereka akan berpikir aku sedang memperhatikan kebutuhan dagingku dan aku tidak memiliki beban apa pun terhadap tugasku. Aku tak berani tidur lebih awal ketika aku mengantuk. Meskipun telah menyelesaikan pekerjaanku, aku akan memaksakan diriku untuk terus bekerja dan tidak mau mematikan komputerku sampai pukul setengah 12 atau 12 malam. Terkadang aku begadang dan nyaris tak bisa bangun keesokan paginya, tetapi aku selalu melihat para saudari bangun tidur pagi-pagi sekali, dan aku tidak berani terus tidur, takut meninggalkan kesan buruk. Suatu kali, kulihat Saudari Yang Fan harus mengerjakan beberapa video, tetapi aku tidak berencana membantunya karena tugas itu sulit, dan aku tak mau direpotkan dengan hal itu. Namun, kemudian kupikir bahwa aku tidak memiliki tugas, jadi jika aku tidak menawarkan bantuan, dia pasti berpikir aku hanya bisa bicara, hanya mengucapkan kata-kata dan doktrin tanpa mengejar kebenaran. Jadi, aku pergi untuk membantu Saudari Yang Fan dengan pembuatan video itu.
Pada waktu itu, meskipun aku tampak mengabdikan diriku ke dalam tugasku, aku tahu dalam hatiku bahwa semua itu adalah demi melindungi citra dan statusku. Aku merasa sangat gelisah dengan hal ini dan ingin membuka diri kepada para saudari tentang keadaanku, tetapi aku takut mereka akan tahu bahwa selama ini aku punya motif tersembunyi, dan mereka pasti berpikir aku belum sungguh-sungguh bertobat dan bahwa aku tidak menerapkan kebenaran. Mereka mungkin akan menganggapku sebagai orang munafik yang curang dan bahkan mengabaikan apa pun yang kukatakan tentang pelajaran yang kupetik setelah pemberhentianku. Pemikiran ini membuatku enggan membuka diriku kepada semua orang. Dalam pertemuan, aku hanya membicarakan kerusakan yang sering semua orang singkapkan, serta beberapa pengetahuan pengalaman yang positif, sambil memendam pemikiran-pemikiranku di lubuk hatiku. Karena aku hanya mempersekutukan pengalaman-pengalaman positif, para saudari semakin menghormatiku, dan dalam satu pertemuan, Saudari Yang Fan memujiku karena mampu menerapkan kebenaran dan mempersekutukan kebenaran dengan begitu jelas. Belakangan kudengar beberapa saudari lainnya berkata aku mengejar kebenaran, bahwa aku membuka diri dengan jujur tentang kerusakanku, dan bahwa aku cukup aktif melaksanakan tugasku. Aku merasa agak senang, tetapi lebih dari itu, aku merasa malu dan gelisah, karena apa yang mereka katakan sama sekali tidak sesuai dengan kenyataan. Aku sama sekali tidak jujur dan tidak pernah membuka diri tentang kerusakan di dalam diriku dan ada motif lain di balik antusiasmeku terhadap tugasku. Kupikir dalam hatiku: "Ini sangat buruk. Semua orang telah tersesat oleh tampilan luarku—apa yang harus kulakukan?" Aku merasa sangat bersalah dan ingin membuka diri kepada para saudariku, berhenti membodohi mereka, tetapi jika aku membuka diri, mereka akan mengetahui pemikiran dan motifku yang buruk, dan mereka pasti berpikir aku adalah orang yang licik. Citraku yang baik akan lenyap dan tak seorang pun akan menghormatiku. Ketika memikirkan hal ini, aku kehilangan keberanian untuk membuka diri kepada orang lain.
Kemudian, aku membaca satu bagian firman Tuhan: "Tahukah engkau semua siapa sebenarnya orang Farisi? Adakah orang Farisi di sekitarmu? Mengapa orang-orang ini disebut 'Orang Farisi'? Bagaimana orang Farisi digambarkan? Mereka adalah orang-orang yang munafik, sama sekali palsu dan berpura-pura dalam segala sesuatu yang mereka lakukan. Tindakan berpura-pura apa yang mereka lakukan? Mereka berpura-pura bersikap baik, ramah, dan positif. Seperti inikah diri mereka yang sebenarnya? Sama sekali tidak. Mengingat bahwa mereka adalah orang munafik, segala yang terwujud dan tersingkap pada diri mereka adalah palsu; semuanya kepura-puraan—itu bukan diri mereka yang sebenarnya. Di manakah diri mereka yang sebenarnya disembunyikan? Itu tersembunyi jauh di dalam hati mereka, tidak pernah terlihat oleh orang lain. Segala sesuatu yang tampak di luarnya adalah kepura-puraan, semua itu palsu, tetapi mereka hanya bisa mengelabui orang; mereka tidak bisa mengelabui Tuhan. Jika orang tidak mengejar kebenaran, jika mereka tidak menerapkan dan mengalami firman Tuhan, mereka tidak dapat benar-benar memahami kebenaran, dan semuluk apa pun perkataan mereka, perkataan ini bukanlah kenyataan kebenaran, melainkan perkataan dan doktrin. Ada orang-orang yang hanya berfokus mengulang-ulang perkataan dan doktrin, mereka meniru siapa pun yang menyampaikan khotbah terbaik. Hasilnya, dalam beberapa tahun saja, pembahasan kata-kata dan doktrin mereka makin mendalam, dan mereka dikagumi dan dipuja oleh banyak orang, yang mana setelah itu, mereka mulai menyamarkan diri mereka sendiri, dan sangat memperhatikan apa yang mereka katakan dan lakukan, memperlihatkan diri mereka sebagai orang yang sangat saleh dan rohani. Mereka menggunakan apa yang disebut teori-teori rohani ini untuk menyamarkan diri mereka sendiri. Hanya inilah yang mereka bicarakan ke mana pun mereka pergi, hal-hal munafik yang sesuai dengan gagasan orang, tetapi tidak memiliki kenyataan kebenaran. Dan dengan mengkhotbahkan hal-hal ini—hal-hal yang sejalan dengan gagasan dan selera orang—mereka menyesatkan banyak orang. Bagi orang lain, orang-orang semacam itu tampak sangat saleh dan rendah hati, tetapi sebenarnya palsu; mereka tampak toleran, sabar, dan penuh kasih, tetapi itu sebenarnya kepura-puraan; mereka berkata mereka mengasihi Tuhan, tetapi itu sebenarnya adalah kepura-puraan. Orang lain menganggap orang semacam itu kudus, tetapi sebenarnya palsu. Di manakah seseorang yang benar-benar kudus ditemukan? Kekudusan manusia semuanya palsu. Semua itu adalah penipuan, kepura-puraan. Secara lahiriah, mereka tampak setia kepada Tuhan, tetapi sebenarnya mereka melakukannya agar dilihat orang lain. Ketika tak seorang pun yang melihat, mereka tidak sedikit pun setia, dan semua yang mereka lakukan asal-asalan. Secara lahiriah, mereka mengorbankan diri mereka bagi Tuhan dan telah meninggalkan keluarga dan karier mereka. Namun, apa yang sedang mereka lakukan secara diam-diam? Mereka sedang mengurus urusan mereka sendiri dan menjalankan bisnis mereka sendiri di dalam gereja, mendapatkan keuntungan dari gereja dan mencuri persembahan secara diam-diam dengan kedok bekerja untuk Tuhan .... Orang-orang ini adalah orang Farisi modern yang munafik" (Firman, Jilid 3, Pembicaraan Kristus Akhir Zaman, "Enam Indikator Pertumbuhan dalam Hidup"). Saat aku merenungkan firman Tuhan, aku teringat tentang orang Farisi yang tampak begitu saleh, rendah hati, dan penuh kasih. Mereka selalu berdiri di jalan, berdoa, dan menjelaskan Kitab Suci di bait Suci, tetapi mereka sesungguhnya tidak mengikuti firman Tuhan. Mereka bersikap saleh di luar untuk menipu dan menyamarkan diri mereka. Mereka menggunakan beberapa metode dan tipu muslihat untuk menipu orang dan memberi mereka kesan yang keliru agar mereka dipuja dan dikagumi. Membandingkan perilakuku sendiri, kukankah aku sama munafiknya dengan orang Farisi itu? Untuk membuat para saudari berpikir aku telah benar-benar bertobat, dan bahwa aku adalah orang yang tak hanya bicara, dan untuk melindungi citraku yang baik, aku selalu harus berpura-pura untuk menyembunyikan dan menyamarkan diriku yang sebenarnya. Aku tidak berani beristirahat saat kelelahan karena tugasku atau tidur ketika merasa letih di malam hari, dan memaksakan diriku bangun tanpa istirahat yang cukup. Aku jelas tidak ingin membantu Saudari Yang Fan dengan video-video itu, tetapi aku ingin dia mengagumiku, jadi aku dengan enggan menawarkan bantuanku. Padahal sebenarnya, aku tidak memiliki beban yang berarti terhadap tugas ini. Di luarnya, aku berpura-pura aktif dan berinisiatif, dan meskipun aku tahu betul bahwa aku memiliki motivasi yang salah dalam tugasku, bahwa aku sedang menipu orang lain, dan bahwa aku seharusnya membuka diri kepada mereka, aku menyembunyikan semua motif yang hina itu dan tidak memberi tahu siapa pun tentang semua itu untuk melindungi citraku. Ini menyebabkan para saudari agak mengagumiku. Bukankah ini berarti aku menipu dan menyesatkan? Aku benar-benar curang dan berada di jalan yang sama seperti orang Farisi yang munafik. Aku selalu berpura-pura. Hidup seperti itu bukan saja melelahkan, tetapi juga membuatku merasa bersalah, dan itu membuat Tuhan muak dan jijik. Setelah menyadari betapa seriusnya masalah itu, aku mengumpulkan keberanian dalam pertemuan untuk membuka diri kepada para saudari tentang apa motif di balik tindakanku selama masa itu dan bagaimana kemunafikanku telah diwujudkan. Aku merasa lega setelah itu dan keadaanku berubah menjadi lebih baik. Namun, aku juga merasa akan sangat sulit bagiku untuk memperbaiki niat yang kupendam di balik tugasku, jadi aku datang ke hadapan Tuhan dalam doa, memohon agar Dia membimbingku untuk menyelesaikan masalah ini dan melaksanakan tugasku dengan hati yang murni dan jujur.
Kemudian suatu hari, aku membaca beberapa firman Tuhan: "Tuhan tidak menyempurnakan orang yang licik. Jika hatimu tidak jujur—jika engkau bukan orang yang jujur—engkau tidak akan didapatkan oleh Tuhan. Demikian pula, engkau tidak akan mendapatkan kebenaran dan juga tak akan mampu mendapatkan Tuhan" (Firman, Jilid 3, Pembicaraan Kristus Akhir Zaman, "Enam Indikator Pertumbuhan dalam Hidup"). Membaca bagian ini sangat menyakitkan. Aku sangat curang, pikiranku dipenuhi dengan pemikiran yang licik, bukan tentang bagaimana menerapkan kebenaran dan melaksanakan tugasku dengan benar, tetapi sebaliknya hanya memikirkan tentang bagaimana mendapatkan kekaguman, dan bagaimana membuat kesan yang baik pada orang lain. Aku bahkan terus-menerus mengkhawatirkan dan memperhitungkan kapan aku tidur. Tuhan menyukai orang yang sederhana dan jujur, dan hanya orang jujur yang bisa mendapatkan perkenanan-Nya dan layak menerima keselamatan-Nya. Namun, motifku selalu licik. Sebaik apa pun aku menutupinya, atau meskipun aku bisa mendapatkan kekaguman dan pemujaan semua orang, aku tidak akan diselamatkan oleh Tuhan. Pada akhirnya aku akan dibenci dan dikutuk Tuhan seperti orang Farisi yang munafik itu. Ketika aku merenungkan hal ini, aku sangat kecewa pada diriku sendiri. Selama bertahun-tahun menjadi orang percaya, aku belum masuk ke dalam kenyataan kebenaran yang mendasar seperti kejujuran dan aku masih sama curangnya seperti dahulu. Aku sadar bahwa aku sangat jauh dari apa yang Tuhan tuntut.
Aku juga membaca satu bagian firman Tuhan lainnya: "Dalam segala hal, engkau harus membuka dirimu sepenuhnya kepada Tuhan dan engkau harus bersikap terus terang—inilah satu-satunya kondisi dan keadaan yang harus dipertahankan di hadapan Tuhan. Bahkan saat engkau tidak terbuka, engkau terbuka di hadapan Tuhan. Dari sudut pandang Tuhan, Dia mengetahui faktanya, apakah engkau terbuka tentang hal itu atau tidak. Bukankah engkau sangat bodoh jika engkau tidak dapat melihat hal itu dengan jelas? Jadi bagaimana agar engkau menjadi orang yang pintar? Dengan membuka dirimu kepada Tuhan. Engkau tahu bahwa Tuhan memeriksa dan mengetahui segalanya, jadi jangan berpikir dirimu cerdas, dan berpikir bahwa Dia mungkin tidak tahu; karena Tuhan sudah pasti secara diam-diam mengamati hati orang, orang yang cerdas seharusnya sedikit lebih terus terang, sedikit lebih murni, dan bersikap jujur—itulah hal yang bijak untuk dilakukan" (Firman, Jilid 4, Menyingkapkan Antikristus, Bab Delapan (Bagian Dua)). Benar. Tuhan melihat ke dalam hati dan pikiran kita, jadi Dia tahu motifku dan orang macam apa sebenarnya diriku. Bagaimanapun aku menyembunyikan kerusakanku dari semua orang, Tuhan pasti mengetahui semuanya. Aku percaya kepada Tuhan tetapi tidak mau menerima pemeriksaan-Nya. Untuk mendapatkan kekaguman dan pujian dari orang lain, aku telah berpura-pura menjadi orang yang mengejar kebenaran dan sungguh-sungguh bertobat. Aku telah menyiksa diriku sendiri sampai kelelahan, aku sangat bodoh dan menyedihkan. Sebenarnya, asalkan kita tidak menjadi licin atau memanjakan daging, memerlukan istirahat ketika kita lelah atau mengantuk adalah hal yang normal, tetapi aku bahkan melawan hukum kerja dan istirahat manusia. Semua yang kulakukan hanyalah untuk membuat orang menghormatiku. Hidup seperti ini sangat melelahkan. Tuhan berkata orang bijak harus belajar bersikap terus terang, menerima pemeriksaan Tuhan dan bersikap sederhana dan jujur. Hanya dengan hidup seperti inilah engkau bisa membebaskan dirimu. Menyadari hal ini, aku tidak mau lagi berpura-pura. Setelah itu, aku selalu beristirahat saat aku merasa lelah dari tugasku, dan di malam hari, aku selalu tidur setelah bekerja saat aku mengantuk. Aku membuka diri dan mempersekutukan keadaanku yang sebenarnya dalam pertemuan, dan secara aktif memenuhi tanggung jawab dalam tugasku. Ketika segala sesuatunya sulit, selalu kukatakan pada diriku sendiri bahwa itu adalah tugasku dan bukan untuk dilihat orang lain. Setiap kali terdorong untuk berpura-pura, aku selalu mengingat firman dari Tuhan ini: "Mereka yang mampu menerapkan kebenaran mampu menerima pemeriksaan Tuhan dalam segala sesuatu yang mereka lakukan. Ketika engkau menerima pemeriksaan Tuhan, hatimu akan menjadi lurus" (Firman, Jilid 3, Pembicaraan Kristus Akhir Zaman, "Kebebasan dan Kemerdekaan Hanya Dapat Diperoleh dengan Menyingkirkan Watak yang Rusak"). Firman Tuhan ini akan membantuku menjadi semakin suci dan siap menerima pemeriksaan Tuhan.
Beberapa waktu kemudian, aku sedang mengajari Yang Fan keterampilan baru. Awalnya aku mampu bersikap sabar dengannya, tetapi saat kulihat dia lamban dalam belajar dan melakukan banyak kesalahan, aku mulai merasa kesal dan meremehkan serta memandang rendah dirinya. Aku takut dia akan berkata aku tidak penuh kasih, jadi aku menahan emosiku dan terus mengajarinya. Aku tahu emosiku membara, tetapi aku tidak terlalu membuka diri tentang perasaanku yang sebenarnya dalam pertemuan karena khawatir jika aku mengatakan sesuatu, maka para saudari akan berpikir aku tak punya kasih dan kesabaran, dan itu pasti merusak citraku. Selain itu, saat aku melihat para saudari menyingkapkan kerusakan atau bersikap negatif dan lemah, aku merasa sedikit meremehkan mereka dan tidak mau memperhatikan mereka, meskipun aku berpura-pura peduli dan pengertian. Aku tidak pernah berencana menceritakan semua itu karena takut mereka akan berkata aku tak punya belas kasihan dan sulit diajak bergaul.
Suatu hari pada bulan November, seorang pemimpin mengatur agar aku mengambil tugas di tempat lain. Para saudari berkata mereka merasa sedih melihatku pergi. Li Zhi berkata persekutuanku tentang kebenaran mendidik kerohanian dan membantunya, bahwa aku sangat adil dengan orang lain dan tidak pernah memandang rendah orang, dan bahwa orang yang memahami dan mengejar kebenaran diterima di mana saja. Mendengar pujian setinggi itu darinya membuatku agak tidak nyaman. Kukatakan kepadanya agar jangan terlalu memuji atau memuja orang lain, bahwa itu tidak baik bagi mereka. Meskipun Yang Fan tak secara langsung memujiku, aku tahu dari suaranya bahwa pandangannya terhadapku sama seperti pandangannya terhadap Li Zhi. Aku merasa ada beban di hatiku. Aku bertanya-tanya apakah aku telah menyesatkan mereka, dan apakah aku punya masalah. Namun, melihatnya dari sisi lain, meskipun aku punya watak rusak, aku juga memperhatikan untuk merenungkan diriku sendiri, dan ketika menghadapi masalah, aku mencari kebenaran untuk menyelesaikannya. Mungkin aku benar-benar lebih baik daripada mereka, jadi itulah sebabnya mereka mengagumiku. Dengan pemikiran itu, aku menghapus kekhawatiran itu dari benakku dan tidak lagi memikirkannya.
Kemudian, aku menonton video kesaksian, "Pertobatan Seorang Munafik", di mana seorang saudari berbicara tentang bagimana dia hanya menceritakan pengalaman positif dalam persekutuannya di pertemuan, dan bagaimana semua orang sangat menghormatinya. Dia diberhentikan dari kedudukannya, tetapi ketika tiba saatnya untuk memilih orang lain untuk memimpin, saudara-saudari tetap dengan suara bulat memilih dia untuk memimpin, merasa tidak mampu melakukannya tanpa dia. Mereka begitu memuja dan menghormatinya hingga beberapa dari mereka hampir memperlakukannya seperti Tuhan. Ini benar-benar menyadarkanku: ini masalah serius. Aku teringat bagaimana orang lain begitu mengagumi dan memujiku akhir-akhir ini dan kupikir aku mungkin sama seperti saudari itu, selalu membicarakan hal positif, dan bahwa aku mungkin harus merenung. Kemudian, aku membaca satu bagian firman Tuhan. Tuhan Yang Mahakuasa berfirman: "Para antikristus sangat mahir berpura-pura ketika berada di dekat orang lain. Sama seperti orang Farisi, di luarnya mereka tampak sangat toleran terhadap orang lain dan sabar, rendah hati dan baik hati. Mereka tampak sangat berbelas-kasihan dan toleran terhadap semua orang. Saat menangani masalah, mereka selalu memperlihatkan betapa sangat tolerannya mereka terhadap orang-orang dari posisi status mereka, dan dalam segala aspek, mereka tampak murah hati dan berpikiran luas, tidak mencari-cari kesalahan orang lain, dan memperlihatkan kepada orang-orang betapa hebat dan baiknya mereka. Sebenarnya, apakah antikristus benar-benar memiliki esensi ini? Mereka bertindak demi kebaikan orang lain, toleran terhadap orang lain, dan dapat membantu orang dalam segala situasi, tetapi apa motif tersembunyi mereka dalam melakukan hal-hal tersebut? Akankah mereka tetap melakukan hal-hal ini jika mereka tidak berusaha memenangkan hati orang dan membeli perkenanan orang lain? Inikah diri antikristus yang sebenarnya? Apakah mereka benar-benar rendah hati, sabar, toleran, dan mampu membantu orang dengan kasih seperti yang dia perlihatkan di sekitar orang lain? Apakah mereka memiliki esensi dan watak seperti itu? Inikah karakter mereka yang sebenarnya? Sama sekali bukan. Yang mereka lakukan hanyalah kepura-puraan dan dilakukan untuk menyesatkan orang serta agar memenangkan hati orang-orang sehingga ada jauh lebih banyak orang yang memiliki kesan yang baik tentang mereka di dalam hatinya, dan agar orang-orang teringat kepada mereka terlebih dahulu dan mencari pertolongan mereka ketika memiliki masalah. Agar dapat mencapai tujuan ini, para antikristus dengan sengaja membuat rencana licik untuk pamer kepada orang lain, untuk mengucapkan dan melakukan hal-hal yang benar. Sebelum mereka berbicara, entah berapa kali mereka akan menyaring atau memproses kata-kata mereka dalam pikiran mereka. Mereka akan dengan sengaja membuat rencana licik dan memutar otak, menyusun kata-kata di benak mereka, ekspresi, nada suara, suara, dan bahkan tatapan mereka terhadap orang lain serta nada bicara yang mereka pakai untuk berbicara. Mereka akan memikirkan siapa yang sedang mereka ajak bicara, apakah orang tersebut tua atau muda, apakah status orang tersebut lebih tinggi atau lebih rendah dari status mereka, apakah orang tersebut memuja mereka, apakah orang tersebut secara pribadi membenci mereka, apakah kepribadian orang tersebut sesuai dengan kepribadian mereka, tugas apa yang dilaksanakan orang tersebut, dan seperti apa kedudukan orang tersebut di gereja dan di hati saudara-saudari. Mereka akan mengamati dan memikirkan hal-hal ini dengan saksama dan penuh perhatian, lalu setelah memikirkannya, mereka menemukan cara untuk memperlakukan semua jenis orang. Seperti apa pun cara antikristus memperlakukan berbagai jenis orang, tujuan mereka hanyalah untuk membuat orang memuja mereka, membuat orang tidak lagi memandang antikristus setara dengan mereka, tetapi menghormati mereka. Agar ada jauh lebih banyak orang yang mengagumi dan menghormati mereka ketika mereka berbicara, mendukung dan mengikuti mereka ketika mereka melakukan segala sesuatu, dan mengampuni serta membela mereka ketika mereka melakukan kesalahan, dan agar ada jauh lebih banyak orang yang berjuang di pihak mereka, mengeluh dengan getir demi mereka, dan mengambil sikap untuk berdebat dan melawan Tuhan ketika mereka disingkapkan dan ditolak. Ketika mereka kehilangan kekuasaan, mereka dapat meminta begitu banyak orang untuk membantu, menyatakan dukungan, dan membela mereka, yang menunjukkan bahwa status dan kekuasaan yang dengan sengaja ingin dimiliki oleh para antikristus di dalam gereja telah menjadi berakar sedemikian dalam di hati orang, dan bahwa 'usaha mereka yang sungguh-sungguh' tidak sia-sia" (Firman, Jilid 4, Menyingkapkan Antikristus, Bab Sembilan (Bagian Sepuluh)). Melalui penyingkapan Tuhan tentang antikristus, aku memahami bahwa mereka berpura-pura rendah hati, sabar, dan penuh kasih untuk mendapatkan pemujaan dan kekaguman orang lain, dan inilah cara antikristus menyesatkan dan memenangkan hati mereka. Aku berperilaku sama seperti antikristus. Saat aku membina Yang Fan, meskipun aku merasa kesal, aku tetap memperlihatkan wajah yang sabar untuk mendapatkan kekaguman orang lain. Saat kulihat para saudariku menyingkapkan kerusakan, aku memandang rendah mereka di dalam hati dan tidak mau memperhatikan mereka, tetapi tetap berpura-pura peduli dan pengertian, dan tidak pernah benar-benar membuka diri kepada siapa pun dari mereka, takut itu akan merusak citra baikku di mata mereka. Aku telah menipu dan mengelabui mereka agar mereka selalu memuji dan memujaku. Aku sadar aku sangat curang.
Aku mulai berpikir tentang mengapa aku tak mampu berhenti berpura-pura. Watak apakah ini? Aku membaca satu bagian firman Tuhan: "Kelicikan biasanya dapat dilihat dari luar: seseorang bertele-tele atau menggunakan perkataan yang muluk-muluk, dan tak seorang pun dapat membaca apa yang sedang mereka pikirkan. Itulah kelicikan. Apa karakteristik utama dari kejahatan? Karakteristik utamanya adalah kata-katanya terdengar sangat menyenangkan dan di luarnya, segalanya tampak benar. Tidak tampak adanya masalah, dan segala sesuatu terlihat baik-baik saja dari berbagai sudut. Ketika mereka melakukan sesuatu, engkau tidak melihat mereka menggunakan cara tertentu, dan secara lahiriah, tidak ada tanda-tanda kelemahan atau kekurangan, tetapi mereka tetap berhasil mencapai tujuannya. Mereka melakukan segala sesuatu dengan cara yang sangat rahasia. Beginilah cara antikristus menyesatkan orang lain. Orang-orang dan hal-hal seperti inilah yang paling sulit dikenali. Ada orang-orang yang kerap mengatakan hal-hal yang benar, menggunakan alasan-alasan yang terdengar bagus, menggunakan doktrin, ungkapan, atau tindakan tertentu yang sesuai dengan kasih sayang manusia untuk mengelabui orang lain. Mereka berpura-pura melakukan satu hal padahal sebenarnya melakukan hal lain untuk mencapai tujuannya yang tersembunyi. Ini adalah kejahatan, tetapi kebanyakan orang menganggapnya sebagai perilaku yang licik. Orang-orang memiliki pemahaman dan analisis yang relatif terbatas tentang kejahatan. Sebenarnya, kejahatan lebih sulit dikenali dibandingkan kelicikan karena lebih tersembunyi, cara serta tindakannya juga lebih cerdik. Jika seseorang memiliki watak yang licik dalam dirinya, orang lain biasanya dapat mendeteksi kelicikan tersebut dalam waktu dua atau tiga hari setelah berinteraksi dengannya, atau mereka dapat merasakan watak licik orang tersebut dalam tindakan dan perkataannya. Namun, seandainya orang tersebut jahat: ini bukan sesuatu yang dapat dikenali dalam waktu beberapa hari saja karena tanpa adanya peristiwa penting atau keadaan khusus yang terjadi dalam waktu yang singkat, tidak mudah untuk mengenali apa pun hanya dengan mendengarkannya berbicara. Mereka akan selalu mengatakan dan melakukan hal-hal yang benar, serta menyampaikan doktrin demi doktrin yang benar. Setelah beberapa hari berinteraksi dengannya, engkau mungkin berpikir orang tersebut cukup baik, mampu meninggalkan segala sesuatu, mengorbankan dirinya, memiliki pemahaman rohani, memiliki hati yang mengasihi Tuhan, serta memiliki hati nurani dan nalar dalam tindakannya. Namun, setelah mereka menangani beberapa persoalan, engkau melihat bahwa ucapan dan tindakannya bercampur baur dengan begitu banyak hal, terlalu banyak maksud jahat. Engkau akan menyadari bahwa orang tersebut tidak jujur dan licik—seseorang yang jahat. Mereka sering menggunakan kata-kata yang tepat dan ungkapan-ungkapan yang menyenangkan yang selaras dengan kebenaran, serta menunjukkan kasih sayang manusia saat berinteraksi dengan orang lain. Di satu sisi, mereka membangun reputasinya sendiri, sementara di sisi lain, mereka menyesatkan orang lain demi mendapatkan gengsi dan status di antara orang-orang. Orang-orang semacam ini sangat menyesatkan, dan begitu mereka memperoleh kekuasaan dan status, mereka dapat menyesatkan dan merugikan banyak orang. Mereka yang memiliki watak jahat sangatlah berbahaya" (Firman, Jilid 4, Menyingkapkan Antikristus, "Bab Lima: Mereka Menyesatkan, Membujuk, Mengancam, dan Mengendalikan Orang"). Setelah membaca firman Tuhan, aku mengerti bahwa di balik penyamaran ini, sebuah watak jahat sedang mengendalikanku, di mana itu lebih sulit dilihat daripada watak yang curang. Orang berwatak jahat berusaha melakukan hal-hal yang terlihat baik dan tampak sesuai dengan kebenaran untuk menyesatkan dan memenangkan hati orang demi motif tersembunyi mereka, dan orang tanpa sadar disesatkan olehnya. Persis seperti itulah diriku. Aku tahu saudara-saudariku menyukai orang yang mengejar kebenaran dan yang penuh kasih, bahwa orang-oang ini dihormati dan dikagumi di gereja, jadi aku berpura-pura menjadi orang seperti itu. Aku tampak siap untuk menderita, membayar harga, secara aktif melaksanakan tugasku, dan penuh kasih terhadap orang lain, dan di luarnya, aku berperilaku seolah aku bertindak sesuai dengan kebenaran. Namun, tujuanku bukanlah untuk menerapkan kebenaran, tujuanku adalah untuk dikagumi orang lain dan memenangkan hati mereka. Aku sangat jahat dan hina. Jika bukan karena penghakiman dan penyingkapan firman Tuhan, aku pasti menganggap bahwa dengan berpura-pura, aku hanya bersikap sedikit curang, bukan dikendalikan oleh watak jahat atau tidak menyadari bahwa menyesatkan orang dan memenangkan hati mereka seperti itu artinya aku sedang menempuh jalan yang menentang Tuhan. Kita adalah ciptaan Tuhan dan hanya Tuhan yang layak disembah, tetapi aku dirusak sedemikian dalam oleh Iblis, dan selalu ingin memegang posisi yang tinggi di antara saudara-saudari serta dikagumi dan dipuja. Bukankah aku bertindak sama seperti penghulu malaikat. Watak benar Tuhan tidak bisa disinggung oleh manusia, jadi jika aku tidak bertobat, aku akhirnya akan dikutuk dan dibenci oleh Tuhan sama seperti orang Farisi. Ini membuatku takut. Aku tahu jika aku terus seperti itu, akibarnya akan sangat serius. Aku bertekad utuk memberontak terhadap daging, dan menjadi orang yang sederhana dan jujur.
Setelah itu, aku berusaha memberontak terhadap diriku, dan mulai membuka diri kepada orang lain. Suatu kali, aku tak cukup berhati-hati saat membuat sebuah video yang artinya ada banyak masalah dengan video tersebut dan pengerjaan ulang menyebabkan banyak penundaan dalam pekerjaan kami. Saat seorang saudari berkata aku tak bertanggung jawab dan tak bisa diandalkan, aku merasa tidak puas, menentang dan ingin berdebat. Lalu, seorang pemimpin menanyakan keadaanku dalam sebuah pertemuan, dan kupikir: "Jika aku benar-benar menceritakan semuanya, saudara-saudari akan berpikir aku tak mampu menerima kebenaran, hanya terus membela diri. Lalu, apa pendapat semua orang tentang diriku? Lebih baik aku tidak bicara." Saat itu, aku sadar betul bahwa aku sedang kembali berpura-pura, jadi aku berdoa, dan satu bagian firman Tuhan muncul di benakku. Tuhan berfirman: "Setiap kali engkau selesai melakukan sesuatu, sekalipun engkau yakin bahwa semua itu telah kaulakukan dengan benar, itu belum tentu sesuai dengan kebenaran. Semua itu juga harus ditelaah, harus dibandingkan, diverifikasi, dan diperiksa berdasarkan firman Tuhan. Dengan cara ini, akan menjadi jelas apakah hal tersebut benar atau salah. Selain itu, hal-hal yang menurutmu salah juga harus ditelaah. Ini membutuhkan saudara-saudari untuk menghabiskan lebih banyak waktu untuk bersama-sama bersekutu, mencari, dan membantu satu sama lain. Semakin banyak engkau bersekutu, hatimu akan menjadi makin terang, dan engkau akan makin memahami prinsip-prinsip kebenaran. Ini adalah berkat Tuhan. Jika tak seorang pun dari antaramu membuka hatimu dan engkau semua menutupi dirimu sendiri agar terlihat baik, berharap untuk meninggalkan kesan yang baik di benak orang lain dan ingin mereka mengagumi dan tidak mencemoohmu, maka engkau tidak akan mengalami pertumbuhan yang sejati. Jika engkau selalu menyamarkan dirimu dan tak pernah membuka diri dalam persekutuan, engkau tidak akan menerima pencerahan Roh Kudus, dan engkau tidak akan mampu memahami kebenaran. Lalu, apa hasilnya nanti? Engkau akan selamanya hidup dalam kegelapan dan engkau tidak akan diselamatkan. Jika engkau ingin memperoleh kebenaran dan mengubah watakmu, engkau harus membayar harga untuk memperoleh kebenaran dan menerapkan kebenaran, dan engkau harus membuka hatimu dan bersekutu dengan orang lain. Ini bermanfaat baik untuk jalan masuk kehidupanmu maupun perubahan watakmu" (Firman, Jilid 3, Pembicaraan Kristus Akhir Zaman, "Penerapan Paling Mendasar untuk Menjadi Orang Jujur"). Firman Tuhan memberiku jalan penerapan. Aku harus menerima pemeriksaan Tuhan, dan apa pun pendapat orang lain tentang diriku, aku harus membuka diri dan menerapkan kebenaran. Hanya dengan cara inilah masalahku dapat diselesaikan. Pada waktu itu, aku mengumpulkan keberanian untuk membuka diri kepada semua orang tentang keadaanku dan menyingkapkan kerusakanku. Aku merasa jauh lebih bebas setelah melakukan itu, dan bersekutu dengan orang lain membantuku memahami masalahku.
Yang tersingkap selama masa itu memperlihatkan kepadaku bahwa aku memiliki watak yang jahat dan curang. Aku selalu berpura-pura agar dikagumi dan dipuja orang lain. Tanpa penghakiman dan penyingkapan firman Tuhan, aku pasti sama sekali tak mampu mengenal diriku sendiri dan aku pasti tak mampu berubah. Kini aku juga memahami betapa pentingnya motif kita dalam melakukan segala sesuatu, dan bahwa belajar menerima pemeriksaan Tuhan dan memperbaiki motif dalam tugas, serta membuka diri dan bersikap jujur adalah satu-satunya jalan untuk mendapatkan perkenanan Tuhan dan membawa sukacita bagi-Nya.
Penderitaan akan berakhir dan air mata akan berhenti. Percayalah kepada Tuhan bahwa Dia mendengar permohonan kita dalam penderitaan kita, dan Dia ingin menyelamatkan kita dari penderitaan. Hubungi kami untuk memahami kabar baik tentang keselamatan Tuhan.
Oleh Saudari Daisy, AmerikaDi bulan Desember tahun lalu, aku menghadapi pemangkasan karena tidak bertanggung jawab dalam melaksanakan...
Pada bulan Juni 2022, beberapa gereja terdekat diserbu oleh Partai Komunis Tiongkok. Hampir semua pemimpin, pekerja, dan pekerja...
Pada tahun 2019, aku terpilih sebagai pemimpin gereja, dan aku bersumpah pada diriku bahwa aku akan melaksanakan tugasku dengan baik....
Oleh Saudari Shi Zai, JepangTuhan Yang Mahakuasa berkata: "Melayani Tuhan bukan tugas yang sederhana. Mereka yang watak rusaknya tetap...