Akibat Keterikatan Emosi yang Berlebihan
Oleh Saudara Su Xing, TiongkokTahun itu, selama masa jabatanku sebagai diaken, rumah Tuhan memerintahkan pembersihan gereja untuk...
Kami menyambut semua pencari yang merindukan penampakan Tuhan!
Aku terpilih sebagai pemimpin gereja pada April 2020 untuk bertanggung jawab terutama atas pekerjaan penyiraman. Beberapa bulan yang lalu, kuperhatikan beberapa orang percaya baru tidak menghadiri pertemuan secara teratur, datang terlambat dan pulang lebih awal. Ada yang sibuk dengan sekolah atau pekerjaan dan berkata mereka akan datang jika mereka punya waktu. Ada yang tidak datang karena tersesat oleh kabar bohong dan kekeliruan PKT dan dunia keagamaan. Kami berusaha berbicara dengan mereka, tetapi beberapa orang tidak mau menjawab telepon—seakan-akan mereka menghilang. Kupikir karena kami sudah berusaha menghubungi mereka, jika mereka tidak mau menghadiri pertemuan, itu bukan tanggung jawab kami dan kami harus melepaskan mereka begitu saja. Selain itu, Tuhan menginginkan orang yang terbaik, bukan hanya orang yang lebih banyak. Dia menyelamatkan orang yang memiliki iman yang sejati dan mencintai kebenaran. Jika mereka tidak memiliki iman yang sejati, sebesar apa pun upaya kami tak akan ada gunanya. Jadi, aku tidak berdoa, mencari, atau mendiskusikannya dengan pemimpinku, dan hanya memutuskan seorang diri untuk melepaskan para orang percaya baru itu. Pada saat ini, aku menghubungi beberapa dari mereka, tetapi mereka tidak mau menghadiri pertemuan, jadi aku merasa jauh lebih yakin bahwa penilaianku sudah benar. Beberapa waktu kemudian, seorang saudari yang bekerja sama denganku melihatku melepaskan banyak orang percaya baru dalam dua bulan berturut-turut dan bertanya apakah benar-benar tepat untuk melakukan hal itu. Dia menyarankan agar aku bersekutu dengan pemimpin kami dan memahami prinsipnya. Kupikir, "Kami menangani hal semacam itu dengan cara yang sama di masa lalu. Bukannya kami tidak berusaha berbicara dengan para orang percaya baru, tetapi sekarang pun kami sama sekali tak bisa menghubungi beberapa dari mereka, dan yang lainnya bahkan tidak mau percaya. Karena itu, aku tidak perlu mencari prinsip." Jadi, aku menolak sarannya. Aku merasa sedikit tidak nyaman setelahnya, dan bertanya-tanya apakah itu benar-benar hal yang tepat untuk dilakukan. Namun kemudian, aku merasa apa yang telah kulakukan tak mungkin salah karena kami telah memberikan sokongan kepada mereka, dan bukan salah kami jika mereka tidak datang ke pertemuan. Yang terpenting adalah mereka bukan orang yang benar-benar percaya kepada Tuhan. Jadi, aku tidak berdoa atau mencari, dan melepaskan beberapa orang percaya baru setiap bulannya.
Beberapa waktu kemudian, pemimpinku mengetahui bahwa aku tidak mengikuti prinsip dalam melepaskan para orang percaya baru, lalu memangkasku dengan sangat keras, berkata aku tidak memahami prinsip dan tidak mencari, dan bahwa aku hanya melakukan apa pun yang kuinginkan. Dia juga berkata bahwa datang ke hadapan Tuhan sangatlah sulit bagi semua orang percaya baru, bahwa saudara-saudari yang lain sedang berupaya keras untuk menyokong mereka, tetapi aku hanya melepaskan mereka begitu saja. Aku melepaskan mereka tanpa memberikan sokongan yang penuh kasih, dan itu sangat tidak bertanggung jawab. Lalu dia bertanya kepadaku, "Mengapa para orang percaya baru tidak menghadiri pertemuan? Gagasan dan masalah macam apa yang mereka miliki? Sudahkah engkau bersekutu untuk menyelesaikannya? Apakah kau sudah berusaha memikirkan cara lain untuk membantu para orang percaya baru?" Rentetan pertanyaan itu membuatku terdiam, dan adegan demi adegan saat aku melepaskan para orang percaya baru berputar di benakku seperti film. Baru setelah itulah akhirnya aku sadar bahwa aku tidak bertindak secara bertanggung jawab terhadap para orang percaya baru, bahwa aku sebenarnya tidak membantu dan mendukung mereka dengan kasih. Aku belum mendapatkan kejelasan tentang apa gagasan mereka yang belum terselesaikan atau apa alasan mereka tidak datang ke pertemuan. Mereka sudah lama tidak menghadiri pertemuan, jadi kupikir mereka telah berhenti percaya, dan tidak memedulikan mereka. Aku sadar telah benar-benar gagal dalam tanggung jawabku terhadap para orang percaya baru, dan aku sedang melanggar prinsip dengan melepaskan mereka begitu saja. Aku benar-benar tak punya kemanusiaan! Jadi, aku datang ke hadapan Tuhan untuk berdoa, memohon agar Dia mencerahkan dan membimbingku sehingga aku mampu memahami maksud-Nya, dan merenungkan diriku serta mengenal diriku sendiri.
Setelah itu, aku membaca firman dari Tuhan ini: "Engkau harus memiliki kepedulian dan kehati-hatian serta mengandalkan kasih dalam caramu memperlakukan orang yang sedang menyelidiki jalan yang benar. Ini karena setiap orang yang sedang menyelidiki jalan yang benar adalah orang tidak percaya—bahkan orang-orang beragama di antara mereka kurang lebih adalah orang-orang tidak percaya—dan mereka semua rapuh: jika ada sesuatu yang tidak sesuai dengan gagasan mereka, mereka cenderung akan menentangnya, dan jika ada frasa yang tidak sesuai dengan keinginan mereka, mereka cenderung akan menyanggahnya. Oleh karena itu, menyebarkan Injil kepada mereka membutuhkan toleransi dan kesabaran kita, membutuhkan kasih yang luar biasa dari pihak kita, dan membutuhkan beberapa metode dan pendekatan. Namun, yang sangat penting adalah membacakan firman Tuhan kepada mereka, menyampaikan kepada mereka seluruh kebenaran yang Tuhan nyatakan untuk menyelamatkan manusia, dan membiarkan mereka mendengar suara Tuhan serta firman yang diucapkan Sang Pencipta. Dengan cara ini, mereka akan mendapatkan manfaatnya. Prinsip terpenting dalam menyebarkan Injil adalah membiarkan mereka yang haus akan penampakan Tuhan dan mencintai kebenaran untuk membaca firman Tuhan dan mendengar suara Tuhan. Oleh karena itu, lebih sedikitlah mengucapkan perkataan manusia dan lebih banyaklah membacakan firman Tuhan kepada mereka. Setelah engkau selesai membaca, persekutukanlah kebenaran sehingga mereka mampu mendengar suara Tuhan dan memahami kebenaran sampai taraf tertentu. Dengan demikian, kemungkinan besar mereka akan kembali kepada Tuhan. Menyebarkan Injil adalah tanggung jawab dan kewajiban semua orang. Siapa pun yang diminta untuk melaksanakan kewajiban ini, mereka tidak boleh melalaikannya atau menggunakan dalih atau alasan apa pun untuk menolaknya" (Firman, Jilid 3, Pembicaraan Kristus Akhir Zaman, "Menyebarkan Injil adalah Tugas yang Wajib Semua Orang Percaya Laksanakan"). "Ada beberapa orang yang baru mulai percaya kepada Tuhan yang sering kali merasa negatif dan lemah. Ini terjadi karena mereka tidak memahami kebenaran, tingkat pertumbuhan mereka terlalu kecil, dan pemahaman mereka tentang berbagai kebenaran mengenai iman kepada Tuhan masih kurang. Karena itu, mereka merasa diri mereka berkualitas rendah, tidak mampu mengikuti, memiliki banyak kesulitan—yang menimbulkan kenegatifan, dan bahkan membuat mereka menyerah: Mereka memutuskan untuk menyerah, untuk berhenti mengejar kebenaran. Mereka menyingkirkan diri mereka sendiri. Yang mereka pikirkan adalah, 'Bagaimanapun juga, Tuhan tidak akan memperkenanku karena aku percaya kepada-Nya. Tuhan juga tidak menyukaiku. Aku juga tidak memiliki banyak waktu untuk menghadiri pertemuan. Kehidupan keluargaku sulit dan aku perlu mencari uang,' dan sebagainya. Semua ini menjadi alasan yang membuat mereka tidak bisa menghadiri pertemuan. Jika engkau tidak segera mencari tahu apa yang sedang terjadi, engkau mungkin akan melabeli mereka sebagai orang yang tidak mencintai kebenaran, dan bukan orang yang benar-benar percaya kepada Tuhan. Atau, engkau akan melabeli mereka sebagai orang yang mendambakan kenyamanan daging, mengejar dunia, dan tidak mampu melepaskan hal-hal duniawi—dan karena itu, engkau akan meninggalkan mereka. Apakah ini sesuai dengan prinsip-prinsip kebenaran? Apakah alasan-alasan ini benar-benar mewakili esensi natur mereka? Sebenarnya, karena kesulitan-kesulitan dan keterikatan inilah mereka menjadi negatif; jika engkau dapat menyelesaikan masalah-masalah ini, mereka tidak akan menjadi sedemikian negatif, dan akan mampu mengikut Tuhan. Ketika mereka merasa lemah dan negatif, mereka membutuhkan dukungan orang. Jika engkau membantu mereka, mereka akan dapat bangkit kembali. Namun, jika engkau mengabaikan mereka, akan mudah bagi mereka untuk menyerah karena kenegatifan. Ini tergantung pada apakah orang yang melakukan pekerjaan gereja memiliki kasih, apakah mereka memiliki beban ini. Beberapa orang tidak sering datang ke pertemuan bukan berarti mereka tidak sungguh-sungguh percaya kepada Tuhan, itu tidak bisa disamakan dengan tidak menyukai pada kebenaran, juga bukan berarti mereka mengingini kesenangan daging dan tidak mampu mengesampingkan keluarga dan pekerjaan mereka—terlebih lagi, mereka tidak boleh dinilai sebagai orang yang terlalu emosional atau terpikat pada uang. Hanya saja dalam hal ini, tingkat pertumbuhan dan aspirasi orang berbeda-beda. Beberapa orang mencintai kebenaran, dan mampu mengejar kebenaran; mereka rela menderita demi melepaskan hal-hal ini. Beberapa orang memiliki sedikit iman, dan ketika menghadapi kesulitan yang nyata, mereka tidak berdaya, dan tidak dapat mengatasi kesulitan itu. Jika tak seorang pun yang membantu atau mendukung mereka, mereka akan menyerah dan berhenti berusaha; pada saat seperti itu, mereka membutuhkan dukungan, perhatian, dan bantuan orang-orang. Kecuali mereka adalah pengikut yang bukan orang percaya, tidak mencintai kebenaran, dan bukan orang baik—dalam hal ini mereka dapat diabaikan. Jika mereka adalah orang yang benar-benar percaya kepada Tuhan, dan tidak sering menghadiri pertemuan karena memang sedang menghadapi beberapa kesulitan, maka mereka tidak boleh ditinggalkan, tetapi harus dengan penuh kasih dibantu dan didukung. Jika mereka adalah orang yang baik, dan memiliki kemampuan memahami, serta memiliki kualitas yang baik, maka mereka semakin layak untuk dibantu dan didukung" (Firman, Jilid 3, Pembicaraan Kristus Akhir Zaman, "Bagian Tiga"). Ketika merenungkan firman Tuhan, aku benar-benar merasa malu pada diriku sendiri. Tuhan telah menjadi daging pada akhir zaman dan datang untuk berfirman dan bekerja di antara kita untuk menyelamatkan kita. Tuhan menanggung penghinaan besar, dan dengan kesabaran yang sangat besar Dia menyelamatkan manusia sebisa mungkin. Asalkan orang mampu mendengar suara Tuhan dan menerima kebenaran, Tuhan akan menyelamatkan mereka dan tidak akan meninggalkan seorang pun. Meskipun manusia melakukan pelanggaran, Tuhan mengampuni berkali-kali. Asalkan ada sedikit pertobatan di hatimu, Dia akan memberimu kesempatan. Dari sini kita dapat memahami bahwa Tuhan berlimpah dengan belas kasihan dan kesabaran terhadap manusia—kasih-Nya bagi kita benar-benar sangat besar. Para orang percaya baru itu seperti bayi yang baru lahir, belum memahami kebenaran dan masih belum memiliki dasar di atas jalan yang benar. Tuhan meminta kita untuk memperlakukan para orang percaya baru ini dengan kasih dan kesabaran yang sangat besar. Asalkan mereka memiliki kemanusiaan yang baik dan benar-benar percaya kepada Tuhan, meskipun mereka lemah, memiliki gagasan agamawi, atau terlalu sibuk untuk menghadiri pertemuan, kita tak boleh menolak mereka begitu saja atau melepaskan mereka sepenuhnya. Jika kita menganggap mereka bukan orang percaya sejati dan melepaskan mereka karena mereka tidak datang ke pertemuan setelah kita baru menyokong mereka beberapa kali, itu artinya kita tidak bertanggung jawab. Ketika baru percaya kepada Tuhan, aku tidak datang ke pertemuan secara teratur karena sibuk di rumah. Saudara-saudariku sangat pengertian dan selalu mengubah waktu pertemuan untuk mengikuti jadwalku, dan mereka bersekutu denganku tanpa lelah. Bantuan dan sokongan mereka memampukanku untuk memahami pentingnya mengejar kebenaran, dan aku bisa merasakan kasih dan kesabaran Tuhan terhadapku. Setelah itu, aku bisa menghadiri pertemuan secara teratur dan melaksanakan tugas. Jika pada waktu itu saudara-saudariku menolakku dan berpikir aku tidak mencintai kebenaran dan bahwa aku adalah pengikut yang bukan orang percaya, mereka pasti sudah lama melepaskanku, dan aku pasti tidak pernah berada di sini hari ini! Aku sama sekali tidak memikirkan maksud Tuhan ataupun bersikap pengertian dengan pergumulan para orang percaya baru. Aku merasa tidak puas dengan mereka, berpikir mereka terlalu sibuk dan bahwa mereka memiliki terlalu banyak gagasan. Jadi, aku menolak dan melepaskan mereka, tidak mau membayar harga lebih mahal untuk membantu mereka. Kemanusiaanku sangat kejam, dan aku tak sedikit pun memikul tanggung jawab atas para orang percaya baru ini. Aku berdoa, "Tuhan, aku mau bertobat kepada-Mu. Aku mau memperbaiki kesalahanku sesegera mungkin, dan menyokong para orang percaya baru ini dengan kasih."
Setelah itu, aku mulai pergi bersama saudara-saudari lainnya untuk memberikan sokongan kepada para orang percaya baru ini. Kami mengetahui pergumulan mereka dan dengan sabar bersekutu dengan mereka, dan beberapa dari mereka kembali ke pertemuan. Salah seorang dari mereka sangat sibuk dengan pekerjaan sehingga sulit baginya untuk datang ke pertemuan, dan dia berkata, "Asalkan aku percaya dalam hatiku, Tuhan tidak akan pernah meninggalkanku." Sebelumnya, kupikir dia hanya berfokus mencari uang dan tidak memiliki iman yang sejati, tetapi setelah mendapatkan pemahaman tentang dirinya aku pun tahu bahwa dia tidak menghadiri pertemuan karena kami mengatur waktu pertemuan yang tidak cocok untuknya. Jadi, kami menyesuaikan waktu pertemuan kami agar sesuai dengan waktunya dan bersekutu dengannya, "Pada akhir zaman, Tuhan menggunakan kebenaran untuk mentahirkan dan menyelamatkan umat manusia. Orang percaya sejati harus berkumpul dan mempersekutukan firman Tuhan, mengejar dan memperoleh kebenaran, menyingkirkan watak rusak mereka, dan mengubah watak hidup mereka. Itulah satu-satunya cara untuk diselamatkan oleh Tuhan dan masuk ke dalam Kerajaan-Nya. Jika kita memiliki iman tetapi tidak menghadiri pertemuan, jika kita hanya mengakui Tuhan dengan perkataan dan percaya dalam hati kita, jika kita memperlakukan kepercayaan kita seperti hobi, di mata Tuhan, kita sama seperti orang tidak percaya. Sekalipun kita percaya kepada-Nya sampai akhir, kita tak akan pernah mendapat perkenanan-Nya." Melalui persekutuan, orang percaya baru ini menyadari bahwa dia memiliki sudut pandang yang keliru dan mau menghadiri pertemuan. Hatiku dipenuhi dengan penyesalan ketika melihat para orang percaya baru ini satu demi satu siap untuk menghadiri pertemuan. Aku telah melepaskan mereka berdasarkan gagasanku sendiri. Bukankah dengan melakukan ini aku telah merugikan mereka? Aku benar-benar telah melakukan kejahatan besar!
Suatu hari, pemimpinku bertanya kepadaku, "Sejak mengambil alih pekerjaan penyiraman, berapa banyak orang percaya baru yang telah kaulepaskan karena sikapmu yang tidak bertanggung jawab? Ketika kau melepaskan mereka, apakah kau mencari prinsip kebenaran?" Pada waktu itu, aku sama sekali tak bisa menjawabnya. Kemudian, dia mengirimiku satu bagian firman Tuhan: "Ada banyak orang yang mengikuti gagasan mereka sendiri dalam apa pun yang mereka lakukan, dan memikirkan segala sesuatunya dengan sangat sederhana, dan juga tidak mencari kebenaran. Sama sekali tidak memiliki prinsip, dan di dalam hatinya, mereka tidak memikirkan bagaimana bertindak sesuai dengan apa yang Tuhan tuntut, atau dengan cara yang memuaskan Tuhan, dan mereka hanya mau dengan keras kepala mengikuti kehendak mereka sendiri. Tuhan tidak memiliki tempat di hati orang-orang semacam itu. Beberapa orang berkata, 'Aku hanya berdoa kepada Tuhan ketika aku menghadapi kesulitan, tetapi menurutku tetap saja tidak ada pengaruhnya—jadi biasanya jika sesuatu terjadi padaku sekarang, aku tidak berdoa kepada Tuhan, karena berdoa kepada Tuhan tidak ada gunanya.' Tuhan sama sekali tidak ada di hati orang-orang semacam itu. Mereka tidak mencari kebenaran dalam apa pun yang mereka lakukan pada waktu-waktu biasanya; mereka hanya mengikuti gagasan mereka sendiri. Jadi, apakah ada prinsip dalam tindakan mereka? Tentu saja tidak. Mereka memandang segala sesuatu secara sederhana. Meskipun orang-orang mempersekutukan prinsip-prinsip kebenaran kepada mereka, mereka tidak mampu menerimanya, karena tidak pernah ada prinsip apa pun dalam tindakan mereka, Tuhan tidak memiliki tempat di hati mereka, dan hanya ada diri mereka sendiri di dalam hati mereka. Mereka merasa bahwa niat mereka baik, bahwa mereka tidak sedang melakukan kejahatan, bahwa niat mereka tidak dapat dianggap melanggar kebenaran, mereka berpikir bahwa bertindak sesuai dengan niat mereka sendiri berarti menerapkan kebenaran, bahwa bertindak demikian berarti tunduk kepada Tuhan. Sebenarnya, mereka tidak benar-benar mencari atau berdoa kepada Tuhan dalam hal ini, melainkan bertindak berdasarkan dorongan hati, berdasarkan kehendak mereka sendiri yang penuh semangat, mereka tidak melaksanakan tugas mereka seperti yang Tuhan tuntut, mereka tidak memiliki hati yang tunduk kepada Tuhan, mereka tidak memiliki keinginan ini. Inilah kesalahan terbesar dalam penerapan yang orang lakukan. Jika engkau percaya kepada Tuhan tetapi Dia tidak ada di hatimu, bukankah itu berarti engkau sedang berusaha menipu Tuhan? Dan pengaruh apa yang dihasilkan oleh kepercayaan kepada Tuhan yang seperti itu? Apa yang dapat kauperoleh? Dan apa gunanya kepercayaan kepada Tuhan yang seperti itu?" (Firman, Jilid 3, Pembicaraan Kristus Akhir Zaman, "Bagian Tiga"). Firman Tuhan menyingkapkan keadaan dan perilakuku yang sebenarnya. Ketika melepaskan para orang percaya baru itu, aku tidak berdoa atau mencari kebenaran, ataupun bahkan mendiskusikannya dengan pemimpinku. Aku hanya secara membabi buta bertindak berdasarkan pengalaman, memikirkan beberapa orang percaya baru yang telah kami sirami sebelumnya yang tidak datang ke pertemuan selama berbulan-bulan dan bagaimana kami melepaskan mereka begitu saja setelah gagal menghubungi mereka, kupikir kini kami harus melakukan hal yang sama ketika para orang percaya baru tidak datang kembali. Aku bahkan yakin bahwa aku dapat melihat dengan jelas mana yang bukan pencari kebenaran dan mana pengikut yang bukan orang percaya, jadi aku menolak dan melepaskan mereka begitu saja. Meskipun terkadang aku merasa gelisah, aku sama sekali tidak mencari. Ketika rekan sekerjaku membahasnya, aku tidak menerima sarannya dengan serius dan hanya melakukan apa pun yang kuinginkan. Aku memperlakukan gagasanku seperti prinsip kebenaran, berpikir aku tak mungkin salah. Bukankah itu sikap yang congkak dan sombong? Aku tidak memikirkan orang lain, dan tidak memiliki Tuhan di hatiku. Aku terlalu keras kepala! Aku menilai apakah para orang percaya baru memiliki iman yang sejati atau tidak dengan melihat apakah mereka datang ke pertemuan atau tidak, menganggap jika mereka tidak datang selama beberapa waktu dan aku tak bisa menghubungi mereka, kami boleh melepaskan mereka. Sebenarnya, dengan tidak menghadiri pertemuan bukan berarti para orang percaya baru itu adalah pengikut yang bukan orang percaya. Menentukan mana orang percaya sejati dan mana pengikut yang bukan orang percaya yang membutuhkan pemahaman nyata tentang keadaan mereka—mereka harus diperlakukan secara berbeda. Ada dari antara mereka yang tidak hadir ke pertemuan, datang dengan enggan ke pertemuan bersama keluarga mereka dan berharap keluarga mereka menjadi orang percaya. Namun, mereka bahkan tidak percaya bahwa Tuhan itu ada, tidak suka membaca firman Tuhan atau menghadiri pertemuan. Beberapa dari mereka sedang mengejar hal-hal dunia atau ketenaran atau tren-tren jahat dan sama sekali tidak tertarik untuk mengikut Tuhan dan menghadiri pertemuan. Mereka muak dan menentang persekutuan apa pun tentang firman Tuhan. Orang-orang ini pada dasarnya muak akan kebenaran, jadi mereka pada hakikatnya adalah pengikut yang bukan orang percaya. Jika mereka tidak mau menghadiri pertemuan, kita boleh melepaskan mereka sepenuhnya. Namun, beberapa orang percaya baru memiliki kemanusiaan yang baik dan iman yang sejati kepada Tuhan, tetapi tidak memahami kebenaran atau makna penting pertemuan karena mereka baru memulai. Mereka pikir mereka hanya perlu mengakui Tuhan dalam hati mereka dan tidak ada bedanya apakah mereka datang ke pertemuan atau tidak. Jadi, mereka tidak terlalu memikirkannya dan hanya datang ketika mereka menginginkannya. Dan ada beberapa orang yang memiliki kesulitan nyata dan tidak mau datang karena bentrok antara waktu kerja dan waktu pertemuan. Kita harus memberi mereka bantuan dan sokongan penuh kasih untuk masalah mereka, menggunakan kebenaran untuk menyelesaikan gagasan dan kesulitan mereka dan membuat mereka memahami maksud Tuhan untuk menyelamatkan manusia. Pada saat yang sama, kita harus menyesuaikan waktu pertemuan agar sesuai dengan waktu mereka. Namun, aku tidak memperlakukan para orang percaya baru sesuai dengan keadaan mereka saat itu ataupun berprinsip dalam tugasku. Aku tidak memahami kebenaran, aku hanya dengan keras kepala melakukan segala sesuatunya dengan caraku sendiri, memperlakukan beberapa orang percaya baru yang tidak menghadiri pertemuan selayaknya pengikut yang bukan orang percaya, dan dengan sembarangan melepaskan mereka.
Tuhan telah melakukan banyak pekerjaan di balik layar, membuat banyak pengaturan dan membayar harga yang sangat mahal untuk setiap orang percaya baru yang menerima pekerjaan-Nya pada akhir zaman. Saudara-saudari juga telah dengan sabar dan penuh kasih memberitakan Injil kepada mereka berulang kali. Namun, tanpa mencari prinsip, aku dengan begitu saja melepaskan beberapa para orang percaya baru sebagai orang yang Tuhan tidak akan selamatkan. Aku benar-benar tak masuk akal congkaknya. Tidak datangnya mereka ke pertemuan bukanlah kesalahan mereka, tetapi kesalahanku karena aku tidak tahu apa yang sedang mereka hadapi dan tidak membantu dan menyokong mereka sebagaimana mestinya. Aku bahkan menggunakan pernyataan bahwa "Tuhan menginginkan orang yang terbaik, bukan orang yang lebih banyak" sebagai alasan untuk melepaskan mereka. Padahal, maksud sebenarnya dari pernyataan itu adalah bahwa Kerajaan Tuhan membutuhkan orang yang benar-benar percaya kepada Tuhan dan mencintai kebenaran, dan bahwa Tuhan tidak akan menyelamatkan pengikut yang bukan orang percaya, orang-orang jahat, dan antikristus. Namun, aku selalu menilai semua orang percaya baru yang tidak menghadiri pertemuan itu sebagai orang yang Tuhan tidak akan selamatkan. Aku salah memahami firman Tuhan. Aku tidak menyampaikan persekutuan atau memberikan pertolongan nyata apa pun kepada mereka, atau membayar harga dan memenuhi tanggung jawabku. Aku juga tidak mengetahui apakah mereka sebenarnya tertarik pada kebenaran atau tidak, atau apakah mereka benar-benar pengikut yang bukan orang percaya atau bukan, tetapi aku hanya dengan membabi buta menolak dan melepaskan mereka berdasarkan gagasanku sendiri. Jika pemimpinku tidak memangkas, aku tidak tahu berapa banyak lagi para orang percaya baru yang telah kurugikan. Aku menyadari betapa perilakuku penuh kebencian. Aku tidak memahami prinsip kebenaran dan tidak mencari kebenaran, melainkan hanya bertindak menurut watak jahatku. Semua ini adalah pelanggaran! Aku tahu jika aku tidak bertobat dan berubah, Tuhan pasti akan membenci dan menolakku.
Sebagai pemimpin gereja, maksud Tuhan adalah agar aku menyirami dan menyokong saudara-saudari yang baru percaya ini, membantu menyelesaikan gagasan dan masalah mereka agar mereka mampu memahami pekerjaan-Nya dan membangun dasar di jalan yang benar sesegera mungkin. Namun, aku melakukan apa pun yang kuinginkan dan dengan ceroboh melakukan kesalahan. Aku tidak hanya secara membabi buta menempuh jalanku sendiri, tetapi aku juga menyesatkan orang lain. Akibatnya, saudara-saudariku juga dengan sesuka hati melepaskan para orang percaya baru, Aku sedang melakukan kejahatan. Melihat betapa seriusnya akibat dari melakukan segala sesuatu dengan caraku sendiri, aku hanya bisa merasa takut dan marah pada sendiri. Mengapa aku tidak berdoa kepada Tuhan atau mencari prinsip kebenaran pada waktu itu? Mengapa aku tidak berkonsultasi dengan pemimpinku, tetapi malah dengan begitu saja melepaskan mereka yang tidak menghadiri pertemuan? Apa yang membuatku bertindak dengan keberanian seperti itu? Aku berdoa kepada Tuhan dan kemudian membaca satu bagian firman Tuhan: "Jika, di dalam hatimu, engkau benar-benar memahami kebenaran, engkau akan tahu bagaimana menerapkan kebenaran dan tunduk kepada Tuhan, dan secara alami engkau akan mampu memulai jalan mengejar kebenaran. Jika jalan yang kautempuh adalah jalan yang benar dan sesuai dengan maksud Tuhan, maka pekerjaan Roh Kudus tidak akan meninggalkanmu—dan dengan demikian akan semakin kecil kemungkinan engkau mengkhianati Tuhan. Tanpa kebenaran, akan mudah bagimu untuk melakukan kejahatan, dan engkau akan melakukannya meskipun engkau sendiri tidak mau. Misalnya, jika engkau memiliki watak yang congkak dan sombong, maka diberi tahu untuk tidak menentang Tuhan tidak ada bedanya, engkau tidak mampu menahan diri, itu berada di luar kendalimu. Engkau tidak akan melakukannya dengan sengaja; engkau akan melakukannya di bawah dominasi naturmu yang congkak dan sombong. Kecongkakan dan kesombonganmu akan membuatmu memandang rendah Tuhan dan menganggap-Nya tak berarti; itu akan mengakibatkanmu meninggikan diri sendiri, membuatmu selalu menonjolkan diri; itu akan membuatmu memandang rendah orang lain dan hanya memikirkan dirimu sendiri; itu akan merebut posisi Tuhan di hatimu, dan akhirnya menyebabkanmu mengambil posisi Tuhan dan menuntut agar orang tunduk kepadamu, dan membuatmu memuja pemikiran, ide, dan gagasanmu sendiri sebagai kebenaran. Begitu banyak kejahatan yang dilakukan manusia di bawah dominasi natur mereka yang congkak dan sombong!" (Firman, Jilid 3, Pembicaraan Kristus Akhir Zaman, "Hanya dengan Mengejar Kebenaran Orang Dapat Mencapai Perubahan dalam Wataknya"). Aku telah membaca bagian ini berkali-kali, tetapi setelah aku membandingkannya dengan pengalaman ini, barulah firman Tuhan ini benar-benar menyentuhku. Aku belum lama melayani sebagai pemimpin gereja dan tidak memiliki kenyataan kebenaran. Ada banyak prinsip kebenaran yang tidak kupahami, tetapi aku tetap menganggap tinggi diriku sendiri, seolah-olah aku memahami segala sesuatu. Terhadap para orang percaya baru, aku dengan begitu saja melepaskan orang-orang yang tidak menghadiri pertemuan sebagai pengikut yang bukan orang percaya, alih-alih memperlakukan mereka secara berbeda sesuai dengan keadaan mereka. Aku merasa diriku begitu benar sehingga tidak berdoa, mencari atau berdiskusi dengan pemimpinku, dan bahkan tidak mengikuti saran rekan sekerjaku. Aku sangat congkak! Sebenarnya, ada banyak prinsip kebenaran tentang bagaimana memperlakukan para orang percaya baru, seperti prinsip membantu orang dengan kasih, prinsip memperlakukan orang dengan adil, dan ada juga kebenaran tentang menyelesaikan gagasan para orang percaya baru, dan masih banyak lagi. Jika saja aku memiliki sedikit hati yang takut akan Tuhan dan tidak sedemikian congkak dan merasa diri benar, jika saja aku benar-benar merenungkan prinsip-prinsip ini, aku pasti tak akan pernah menjadi sedemikian keras kepala dan mengganggu pekerjaan kami. Aku sadar bahwa hidup berdasarkan watak congkakku hanya membuatku melakukan kejahatan dan menentang Tuhan. Aku benar-benar membenci diriku sendiri, dan merasa bahwa aku benar-benar pantas dikutuk Tuhan. Aku bertekad mencari kebenaran untuk menyelesaikan watak congkakku.
Setelah itu, aku membaca dua bagian firman Tuhan: "Dalam pekerjaan mereka, para pemimpin dan pekerja gereja harus memperhatikan dua prinsip: pertama adalah melakukan pekerjaan mereka tepat sesuai dengan prinsip-prinsip yang ditetapkan oleh pengaturan kerja, tidak pernah melanggar prinsip-prinsip itu dan tidak mendasarkan pekerjaan mereka pada apa pun yang mungkin mereka bayangkan atau pada gagasan-gagasan mereka sendiri. Dalam segala hal yang mereka lakukan, mereka harus menunjukkan perhatian pada pekerjaan gereja, dan selalu mengutamakan kepentingan rumah Tuhan. Hal lain—dan ini adalah yang paling penting—yaitu bahwa dalam segala sesuatu yang mereka lakukan, mereka harus berfokus mengikuti tuntunan Roh Kudus dan melakukan segala sesuatu dengan ketat sesuai dengan firman Tuhan. Jika mereka masih mampu menentang tuntunan Roh Kudus, atau jika mereka dengan keras kepala mengikuti gagasan-gagasan mereka sendiri dan melakukan segala sesuatu sesuai dengan imajinasi mereka sendiri, itu berarti tindakan-tindakan mereka masih akan merupakan penentangan paling serius terhadap Tuhan" (Firman, Jilid 3, Pembicaraan Kristus Akhir Zaman, "Bagian Tiga"). "Bagaimana seharusnya engkau merenungkan dirimu sendiri, dan berusaha mengenal dirimu sendiri, setelah engkau melakukan sesuatu yang melanggar prinsip-prinsip kebenaran dan yang tidak menyenangkan Tuhan? Ketika engkau hendak melakukan hal tersebut, apakah engkau berdoa kepada-Nya? Pernahkah engkau memikirkan, 'Apakah melakukan segala sesuatu dengan cara ini sesuai dengan kebenaran? Bagaimana Tuhan akan memandang hal ini jika perkara ini dibawa ke hadapan-Nya? Akankah Dia senang atau kesal saat mengetahui tentang hal ini? Akankah Dia benci atau jijik terhadap hal ini?' Engkau tidak mencari tahu tentang hal ini, bukan? Meskipun orang lain mengingatkanmu, engkau pasti masih berpikir bahwa hal tersebut bukanlah masalah besar dan tidak bertentangan dengan prinsip apa pun dan bukan merupakan suatu dosa. Akibatnya, engkau menyinggung watak Tuhan dan memancing kemarahan Tuhan, bahkan sampai ke titik Dia membencimu. Ini diakibatkan oleh pemberontakan manusia. Oleh karena itu, engkau harus mencari kebenaran dalam segala sesuatu. Inilah yang harus kauikuti. Jika engkau dapat dengan sungguh-sungguh datang ke hadapan Tuhan untuk berdoa terlebih dahulu, dan kemudian mencari kebenaran sesuai dengan firman Tuhan, engkau tidak akan salah. Engkau mungkin sedikit menyimpang ketika menerapkan kebenaran, tetapi hal ini sulit dihindari, dan engkau akan mampu melakukan penerapan dengan benar setelah engkau memperoleh beberapa pengalaman. Namun, jika engkau tahu bagaimana bertindak sesuai dengan kebenaran, tetapi tidak menerapkannya, masalahnya adalah engkau membenci kebenaran. Orang yang tidak mencintai kebenaran tidak akan pernah mencari kebenaran, apa pun yang terjadi pada mereka. Hanya orang yang mencintai kebenaran yang memiliki hati yang takut akan Tuhan, dan ketika terjadi hal-hal yang tidak mereka pahami, mereka mampu mencari kebenaran. Jika engkau tidak mampu memahami maksud Tuhan dan tidak tahu bagaimana menerapkan kebenaran, engkau harus bersekutu dengan beberapa orang yang memahami kebenaran. Jika engkau tidak dapat menemukan orang yang memahami kebenaran, engkau harus mencari beberapa orang yang memiliki pemahaman yang murni untuk berdoa kepada Tuhan bersama-sama dengan sehati sepikir, mencari dari Tuhan, menunggu waktu Tuhan, dan menantikan Tuhan membuka jalan bagimu. Asalkan engkau semua merindukan kebenaran, mencari kebenaran, dan mempersekutukan kebenaran bersama-sama, akan tiba waktunya ketika salah seorang dari antaramu menemukan solusi yang baik. Jika engkau semua mendapati bahwa solusi tersebut sesuai dan merupakan cara yang baik, ini mungkin karena pencerahan dan penerangan Roh Kudus. Jika kemudian engkau terus bersekutu bersama-sama untuk menghasilkan jalan penerapan yang lebih akurat, ini pasti akan sesuai dengan prinsip-prinsip kebenaran. Dalam penerapanmu, jika engkau mendapati jalan penerapanmu masih kurang sesuai, engkau harus segera memperbaikinya. Jika engkau salah sedikit, Tuhan tidak akan menghukummu, karena niatmu dalam apa yang kaulakukan adalah benar, dan engkau sedang menerapkan sesuai dengan kebenaran. Engkau hanya sedikit bingung tentang prinsip-prinsipnya dan telah melakukan kesalahan dalam penerapanmu, yang dapat dimaklumi. Namun, jika kebanyakan orang melakukan sesuatu, mereka melakukannya berdasarkan imajinasi mereka sendiri. Mereka tidak menggunakan firman Tuhan sebagai dasar untuk merenungkan bagaimana melakukan penerapan sesuai dengan kebenaran atau bagaimana agar mendapatkan perkenanan Tuhan. Sebaliknya, mereka hanya memikirkan bagaimana menguntungkan diri mereka sendiri, bagaimana membuat orang lain menghormati mereka, dan bagaimana membuat orang lain mengagumi mereka. Mereka melakukan segala sesuatu sepenuhnya berdasarkan gagasan mereka sendiri dan hanya untuk memuaskan diri mereka sendiri, dan ini sangat menyusahkan. Orang-orang semacam itu tidak akan pernah melakukan segala sesuatu sesuai dengan kebenaran, dan Tuhan akan selalu membenci mereka. Jika engkau benar-benar orang yang memiliki hati nurani dan nalar, maka apa pun yang terjadi, engkau harus dapat datang ke hadapan Tuhan untuk berdoa dan mencari, dapat dengan serius memeriksa motif dan ketidakmurnian dalam tindakanmu, mampu menentukan apa yang pantas untuk dilakukan sesuai dengan firman dan tuntutan Tuhan, dan berulang kali menimbang dan merenungkan tindakan apa yang menyenangkan Tuhan, tindakan apa yang menjijikkan bagi Tuhan, dan tindakan apa yang mendapatkan perkenanan Tuhan. Engkau harus memikirkan hal-hal ini berulang kali dalam pikiranmu sampai engkau memahaminya dengan jelas. Jika engkau tahu bahwa engkau memiliki motifmu sendiri dalam melakukan sesuatu, maka engkau harus merenungkan apa motifmu, apakah itu untuk memuaskan diri sendiri atau untuk memuaskan Tuhan, apakah itu bermanfaat bagi dirimu sendiri atau bagi umat pilihan Tuhan, dan apa akibat yang akan ditimbulkannya .... Jika engkau mencari dan lebih banyak merenungkan seperti ini dalam doamu, dan menanyakan lebih banyak pertanyaan pada dirimu sendiri untuk mencari kebenaran, maka penyimpangan dalam tindakanmu akan menjadi semakin kecil. Hanya mereka yang mampu mencari kebenaran dengan cara inilah yang merupakan orang-orang yang memikirkan maksud Tuhan dan yang takut akan Tuhan, karena engkau mencari sesuai dengan tuntutan firman Tuhan dan dengan hati yang tunduk, dan kesimpulan yang kauperoleh dari mencari dengan cara ini akan sesuai dengan prinsip-prinsip kebenaran" (Firman, Jilid 3, Pembicaraan Kristus Akhir Zaman, "Bagian Tiga"). Firman Tuhan memberiku jalan penerapan. Pemimpin dan pekerja harus bekerja berdasarkan prinsip kebenaran dan pengaturan kerja rumah Tuhan secara ketat, dan selalu mengikuti tuntunan Roh Kudus. Kita juga harus sering berdoa dan mencari dalam tugas kita dan selalu memiliki hati yang takut akan Tuhan. Kita tidak pernah boleh mengikuti ide dan pengalaman kita, atau imajinasi dan gagasan kita, dan tidak boleh hanya melakukan apa pun yang kita inginkan. Terlebih lagi, kita tidak boleh percaya pada diri sendiri secara membabi buta—kita harus mencari prinsip kebenaran. Ketika kita tidak memahami sesuatu, kita dapat mencari dan bersekutu dengan saudara-saudari kita agar kita memiliki pemahaman yang kuat tentang prinsip-prinsip tersebut sebelum bertindak. Dengan cara seperti itulah kita melaksanakan tugas kita berdasarkan maksud Tuhan. Pengalaman ini benar-benar memberiku pelajaran. Jika Tuhan tidak mengatur segala sesuatunya dan membuat pemimpinku memangkasku, aku pasti tetap tidak memahami betapa seriusnya akibat bekerja berdasarkan gagasanku sendiri. Sejak saat itu aku bertekad, aku harus mencari kebenaran dan melaksanakan tugasku berdasarkan prinsip. Beberapa waktu kemudian, beberapa dari orang percaya baru berhenti datang ke pertemuan, dan aku tidak berani mengikuti watakku yang congkak dan dengan angkuh berasumsi dan melepaskan mereka. Setelah berusaha memahami, membantu dan menyokong salah seorang dari mereka berkali-kali dan mempersekutukan keadaannya dengan pemimpin kami, kami pada akhirnya meyakini bahwa dia adalah pengikut yang bukan orang percaya dan melepaskan dia. Namun, yang satu lagi adalah seorang saudari yang sudah percaya kepada Tuhan sekitar dua tahun, suka membaca firman Tuhan dan berupaya melaksanakan tugasnya sebaik mungkin. Namun, saat dia membaca firman Tuhan tentang penghakiman dan penyingkapan kerusakan manusia, dia membandingkan dirinya sendiri dengan firman Tuhan dan menyadari bahwa dia telah dirusak sedemikian dalam. Dia meyakini bahwa dirinya sudah tidak ada harapan, dan mulai menyerah pada dirinya sendiri. Aku dan saudara-saudari lainnya mempersekutukan firman Tuhan kepadanya agar dia dapat memahami bahwa keselamatan Tuhan adalah bagi semua manusia, yang telah dirusak sedemikian dalamnya oleh Iblis. Kami menyampaikan persekutuan bahwa Tuhan memahami kesulitan, kelemahan, dan kebutuhan kita, dan asalkan kita tidak melepaskan pengejaran kita akan kebenaran, Tuhan tak akan melepaskan kita dengan mudah karena Dia selalu berusaha menyelamatkan manusia sebisa mungkin. Saudari itu tersentuh dan menangis, dan dia bisa merasakan kasih Tuhan. Kami membantu dan menyokongnya beberapa kali, dan kini dia kembali menghadiri pertemuan secara teratur.
Pengalaman ini benar-benar telah memperlihatkan kepadaku maksud baik Tuhan dan kasih-Nya yang sangat besar untuk menyelamatkan umat manusia yang rusak. Pada saat yang sama, melalui penghakiman dan penyingkapan firman Tuhan, aku telah mendapatkan sedikit pemahaman tentang watakku yang congkak dan menyadari kerugian dan akibat jika melaksanakan tugas dengan caraku sendiri. Akhirnya aku memiliki sedikit hati yang takut akan Tuhan. Kini aku mampu melaksanakan tugasku sesuai dengan prinsip, dan ini dicapai melalui firman Tuhan. Syukur kepada Tuhan!
Penderitaan akan berakhir dan air mata akan berhenti. Percayalah kepada Tuhan bahwa Dia mendengar permohonan kita dalam penderitaan kita, dan Dia ingin menyelamatkan kita dari penderitaan. Hubungi kami untuk memahami kabar baik tentang keselamatan Tuhan.
Oleh Saudara Su Xing, TiongkokTahun itu, selama masa jabatanku sebagai diaken, rumah Tuhan memerintahkan pembersihan gereja untuk...
Saudari Xiaojing Kota Heze, Provinsi Shandong Setiap kali aku melihat firman Tuhan memanggil kita untuk menjadi orang yang jujur dan...
Oleh Saudari Daisy, AmerikaDi bulan Desember tahun lalu, aku menghadapi pemangkasan karena tidak bertanggung jawab dalam melaksanakan...
Oleh Saudari Bai Hua, TiongkokDahulu, aku adalah penyenang orang. Setiap kali kulihat salah seorang saudara atau saudari menyingkapkan...