Hari-hari Perjuangan Mengejar Reputasi dan Status

31 Januari 2022

Oleh Saudari Zhao Fan, Tiongkok

Aku mengambil tanggung jawab untuk pekerjaan penyiraman gereja pada Juni 2020. Karena pekerjaan kami dipengaruhi oleh kekurangan para penyiram, aku benar-benar merasa khawatir. Kupikir jika aku tidak mengisi kekurangan itu, para pemimpin mungkin berpikir aku tidak melakukan pekerjaan nyata. Tepat ketika sedang mengkhawatirkan hal ini, seorang pemimpin memberiku seorang calon, mengatakan Saudari Xiaodan, yang baru saja dipindahkan, bisa melakukan penyiraman. Aku merasa sangat senang dan itu benar-benar membuat pikiranku tenang. Aku segera mengatur pertemuan dengan Xiaodan untuk mengatur agar dia menyirami petobat baru.

Untuk membuat saudari itu terlatih dan meningkatkan pekerjaan penyiraman kami dengan cepat, aku mengatur beberapa orang untuk membantunya familier dengan keadaan para petobat baru. Tak lama kemudian, pemimpin mengirim pesan bahwa Saudari Zhou Nuo, yang memimpin pekerjaan video, membutuhkan Xiaodan untuk membantu di bagian pembuatan video, dan Xiaodan mengiakan. Aku tercengang melihat hal ini: aku telah mengurus semuanya, mulai dari menghubunginya hingga mengatur tugasnya, dan ingin segera melatihnya untuk meningkatkan pekerjaan kami, tetapi Zhou Nuo menerobos di tengah jalan. Kupikir jika Xiaodan pergi, aku harus mencari orang lain untuk membantu, dan jika aku tidak bisa mendapatkan orang yang sesuai, maka para petobat baru pasti tidak bisa disirami. Apa yang akan para pemimpin pikirkan tentangku jika hal ini terjadi? Akankah upayaku melatih Xiaodan sebelumnya menjadi sia-sia? Ini tidak boleh terjadi. Aku ingin menemukan cara untuk mempertahankannya. Jadi, aku segera menjawab pemimpin itu, mengatakan bahwa kami sangat membutuhkan para penyiram, dan kita harus mempertimbangkan penugasan orang berdasarkan kebutuhan pekerjaan dan kelebihan orang. Selain itu, aku menekankan bahwa Xiaodan telah melakukan pekerjaan penyiraman sebelumnya, jadi aku ingin pemimpin tersebut berbicara dengan Zhou Nuo tentang membiarkan Xiaodan terus melakukan pekerjaan penyiraman. Dua hari kemudian, aku mendapatkan jawaban bahwa Xiaodan memiliki dasar dalam hal pembuatan video. Dia juga tertarik dengan tugas itu, jadi secara keseluruhan, dia lebih cocok untuk pembuatan video. Aku merasa sangat kecewa dan berpikir bahwa Xiaodan pasti tidak pernah berpikir untuk melakukan tugas itu jika Zhou Nuo tidak memintanya. Namun, hal itu sudah diputuskan, jadi aku harus segera mencari orang lain, atau pekerjaan kami pasti terganggu dan pemimpin pasti mengatakan bahwa aku tidak melakukan pekerjaan nyata. Aku meninjau jemaat gereja lainnya dan menemukan beberapa saudari berkualitas baik yang merupakan pencari yang baik, dan akan cocok untuk dibina. Di antara mereka, ada Saudari Yang Mingyi yang ramah dan mudah diajak bicara, dan para petobat baru suka berkumpul dengannya. Dia cocok untuk posisi itu. Aku sangat senang, dan mulai melatih para saudari itu dengan fokus khusus pada Mingyi. Kupikir aku harus benar-benar menindaklanjuti hal ini dan membina Mingyi sesegera mungkin agar semua orang akan melihatku sebagai orang yang cakap.

Meskipun aku telah menemukan beberapa saudari lagi untuk melakukan pekerjaan penyiraman, aku tetap menginginkan Xiaodan kembali. Suatu hari, dalam satu pertemuan, pemimpin lain bertanya tentang Xiaodan dan aku diam-diam merasa sedih dan berpikir dalam hati: "Aku harus memberi tahu dia tentang Zhou Nuo yang mengatur agar Xiaodan membuat video sehingga dia akan memangkas Zhou Nuo dan membantuku mendapatkan Xiaodan kembali. Dengan demikian aku akan memiliki satu orang lagi untuk tugas penyiraman dan hasil pekerjaan kami akan menjadi lebih baik." Jadi aku memberi tahu pemimpin ini tentang Zhou Nuo yang mengatur Xiaodan untuk membuat video dan menekankan bahwa akulah yang pertama kali melatihnya, tetapi Zhou Nuo merebutnya dariku. Di luar dugaan, dia berkata, "Gereja adalah satu kesatuan dan tidak dapat dipecah belah. Ke mana pun dia diutus, itu untuk pekerjaan kita, dan pembuatan video membutuhkan lebih banyak orang, jadi kita tidak boleh saling memperebutkannya. Karena Xiaodan ditugaskan di sana, kita harus tunduk." Aku merasa kecewa melihat pemimpin tidak berpihak padaku.

Kemudian, beberapa saudari yang baru kami bina memang akhirnya melakukan pekerjaan penyiraman secara mandiri, jadi aku senang dan merasa upayaku tidak sia-sia dan ketika para pemimpin melihat pekerjaan itu, aku akan terlihat baik di mata mereka. Namun di luar dugaan, suatu hari rekan kerjaku, Saudari Li Xiangzhen, memberitahuku bahwa Zhou Nuo menginginkan Mingyi untuk membuat video. Merasakan gelombang kekesalan dalam diriku, aku berkata: "Aku sudah melatih Mingyi, jadi mengapa Zhou Nuo akan mengambilnya untuk membuat video? Pertama dia telah mengambil Xiaodan, dan sekarang Mingyi. Dia mengambil semua orang yang telah kulatih dan meninggalkanku dengan tangan kosong. Bukankah upayaku semuanya sia-sia?" Aku merasa sangat kesal, dan membentak Xiangzhen, "Tidak bisakah kau memberi tahu Zhou Nuo bahwa Mingyi sudah melakukan penyiraman, dan bahwa dia harus mencari orang lain?" Merasa malu, Xiangzhen berkata, "Baik pembuatan video maupun penyiraman sangat penting, dan lebih sulit untuk menemukan orang untuk pekerjaan pembuatan video. Kita harus mendiskusikan lebih lanjut bagaimana pekerjaan yang akan datang harus diatur." Dalam hati kupikir: "Apa lagi yang perlu didiskusikan? Zhou Nuo mengambil orang yang kuinginkan. Aku bahkan tidak mampu mempertahankan semua orang yang kulatih, jadi apa yang akan semua orang pikirkan tentang diriku? Ini tidak boleh terjadi. Apa pun yang terjadi, kali ini aku harus berbicara dengan pemimpin tentang hal itu dan meminta mereka mengomentarinya, atau itu akan sangat memalukan."

Aku akan menulis surat kepada mereka segera setibanya di rumah tetapi aku tidak tahu harus menulis apa. Kupikir, "Lupakan saja. Aku harus mengatur waktu untuk mengobrol langsung dengan Mingyi dan memintanya untuk terus bekerja di penyiraman, agar aku bisa mempertahankannya." Saat hendak menulis surat kepada Mingyi, pikiranku buntu dan tidak tahu harus menulis apa. Aku merasa sangat tidak nyaman dan mengingat kembali semua yang telah terjadi. Mengapa aku sangat marah ketika orang yang kulatih dipindahkan ke Zhou Nuo dan bahkan ingin mengadu ke pemimpin? Mengapa aku begitu ingin mendapatkan Mingyi kembali? Jadi, aku berdoa kepada Tuhan dan mulai menenangkan diri, dan kemudian membaca satu bagian firman Tuhan: "Di rumah Tuhan, semua orang yang mengejar kebenaran bersatu di hadapan Tuhan, tidak terpecah belah. Mereka semua bekerja untuk mencapai tujuan yang sama: melaksanakan tugas mereka, melakukan pekerjaan yang menjadi tanggung jawab mereka, bertindak berdasarkan prinsip-prinsip kebenaran, melakukan apa yang Tuhan inginkan, dan memenuhi maksud-Nya. Jika tujuanmu bukan demi hal ini, melainkan demi dirimu sendiri, demi memuaskan hasrat egoismu, maka itu adalah penyingkapan watak rusak Iblis dalam dirimu. Di rumah Tuhan, tugas dilaksanakan berdasarkan prinsip-prinsip kebenaran, sedangkan tindakan orang tidak percaya dikendalikan oleh watak Iblis dalam diri mereka. Ini adalah dua jalan yang sangat berbeda. Orang-orang tidak percaya tidak mau mengatakan apa yang sebenarnya mereka pikirkan, setiap orang memiliki tujuan dan rencananya masing-masing, setiap orang hidup demi kepentingannya sendiri. Itulah sebabnya mereka semua berusaha memperoleh keuntungan bagi diri mereka sendiri dan tidak mau melepaskan sedikit pun dari apa yang mereka peroleh. Mereka terpecah belah, tidak bersatu, karena mereka tidak memiliki tujuan yang sama. Niat dan natur di balik apa yang mereka lakukan adalah sama. Mereka semua bertindak demi kepentingan mereka sendiri. Bukan kebenaran yang berkuasa dalam diri mereka; penguasa dan pengendali dalam diri mereka adalah watak rusak Iblis. Mereka dikendalikan oleh watak rusak Iblis dalam diri mereka dan tak mampu melepaskan diri, sehingga mereka makin terjerumus dalam dosa. Di rumah Tuhan, jika engkau tidak ada bedanya dengan orang tidak percaya dalam prinsip, metode, motivasi, dan titik awal tindakanmu, jika engkau dipermainkan, dikendalikan, dan dimanipulasi oleh watak rusak Iblis dalam dirimu, dan jika titik awal tindakanmu adalah demi kepentingan, reputasi, harga diri, dan statusmu sendiri, maka caramu dalam melaksanakan tugasmu pasti tidak akan ada bedanya dengan cara orang tidak percaya dalam melakukan segala sesuatu" (Firman, Vol. 3, Pembicaraan Kristus Akhir Zaman, "Bagian Tiga"). Kemudian, aku merenungkan tindakanku belakangan ini. Bukankah aku dalam keadaan bertengkar dengan orang lain demi reputasi dan statusku sendiri? Segera setelah aku tahu Xiaodan akan datang ke gereja, pemikiran pertamaku adalah setelah melatih dia, hasil tim dapat ditingkatkan dan dengan demikian, itu dapat membuktikan keterampilanku, mendapatkan persetujuan pemimpin. Jadi aku berupaya sekeras mungkin untuk melatihnya. Ketika aku mengetahui Zhou Nuo telah mengatur agar Xiaodan dipindahkan ke pembuatan video, aku takut pekerjaan kami terganggu jika tidak mampu menemukan calon lain yang baik, lalu aku akan terlihat buruk di hadapan pemimpin dan kehilangan kedudukanku. Aku mulai berprasangka terhadap Zhou Nuo dan berusaha membuat pemimpin mengembalikan Xioadan kepadaku. Kemudian, aku membentak Xiangzhen ketika mendengar bahwa Mingyi akan dipindahkan, dan bahkan ingin mengadu kepada pemimpin dan mendapatkannya kembali, semua demi mempertahankan reputasi dan statusku. Aku bertindak sama seperti orang tidak percaya, berjuang mengejar reputasi dan statusku, hidup dalam keserupaan dengan iblis yang mengerikan. Rumah Tuhan membina orang agar saudara-saudari dapat menggunakan kelebihan mereka dan melakukan bagian mereka dalam pemberitaan Injil. Namun, aku menggunakan pembinaan orang sebagai jalan untuk memperoleh reputasi dan status bersaing dengan orang lain demi melindungi reputasi dan statusku sendiri. Itu bukan kemanusiaan yang normal! Aku harus merenungkan mengapa aku selalu bersaing mengejar reputasi dan statusku dengan orang lain. Dalam pencarianku, aku membaca bagian ini dalam firman Tuhan: "Ketika antikristus bersaing untuk mengejar kedudukan sebagai pemimpin gereja dan gengsi di antara umat pilihan Tuhan, mereka menggunakan segala cara yang mereka bisa untuk menyerang orang lain dan meninggikan diri mereka sendiri. Mereka tidak mempertimbangkan seberapa parahnya mereka dapat merugikan pekerjaan rumah Tuhan dan jalan masuk kehidupan umat pilihan Tuhan. Mereka hanya memikirkan apakah ambisi dan keinginan mereka dapat terpenuhi, dan apakah status dan reputasi mereka sendiri aman. Peran mereka di gereja-gereja dan di antara umat pilihan Tuhan adalah sebagai setan, sebagai orang jahat, sebagai antek Iblis. Mereka sama sekali bukan orang yang sungguh-sungguh percaya kepada Tuhan, juga bukan pengikut Tuhan, apalagi orang yang mencintai dan menerima kebenaran. Ketika maksud dan tujuan mereka belum tercapai, mereka tidak pernah merenungkan dan mengenal diri mereka sendiri, mereka tidak pernah merenungkan apakah niat dan tujuan mereka sesuai dengan kebenaran atau tidak, mereka tidak pernah mencari cara untuk menempuh jalan pengejaran kebenaran untuk memperoleh keselamatan. Mereka percaya kepada Tuhan dan memilih jalan yang seharusnya mereka tempuh bukan dengan keadaan pikiran yang tunduk. Sebaliknya, mereka memutar otak, berpikir: 'Bagaimana aku bisa mendapatkan kedudukan sebagai pemimpin atau pekerja? Bagaimana aku dapat bersaing dengan para pemimpin dan pekerja gereja? Bagaimana aku dapat menyesatkan dan mengendalikan umat pilihan tuhan, dan menjadikan kristus sebagai boneka belaka? Bagaimana aku dapat mengamankan posisiku di gereja? Bagaimana aku dapat memastikan kedudukanku tetap kokoh di dalam gereja dan mendapatkan status, memastikan diriku berhasil dan tidak gagal, dan pada akhirnya mencapai tujuanku mengendalikan umat pilihan tuhan dan membangun kerajaanku sendiri?' Inilah hal-hal yang antikristus pikirkan siang dan malam" (Firman, Vol. 4, Menyingkapkan Antikristus, Bab Sembilan (Bagian Tiga)). "Antikristus memikirkan dengan serius bagaimana cara memperlakukan prinsip-prinsip kebenaran, amanat Tuhan, dan pekerjaan rumah Tuhan, atau bagaimana menangani hal-hal yang mereka hadapi. Mereka tidak memikirkan bagaimana cara memenuhi maksud-maksud Tuhan, bagaimana menjaga agar tidak merugikan kepentingan rumah Tuhan, bagaimana memuaskan Tuhan, atau bagaimana memberi manfaat bagi saudara-saudari; semua ini bukanlah hal-hal yang mereka pikirkan. Apa yang antikristus pikirkan? Mereka memikirkan apakah status dan reputasi mereka sendiri akan terpengaruh, dan apakah gengsi mereka akan menurun atau tidak. Jika melakukan sesuatu sesuai dengan prinsip-prinsip kebenaran bermanfaat bagi pekerjaan gereja dan saudara-saudari, tetapi akan menyebabkan reputasi mereka sendiri dirugikan dan menyebabkan banyak orang menyadari tingkat pertumbuhan mereka yang sebenarnya serta mengetahui esensi natur seperti apa yang mereka miliki, mereka pasti tidak akan bertindak sesuai dengan prinsip-prinsip kebenaran. Jika melakukan beberapa pekerjaan nyata akan membuat lebih banyak orang mengagumi, menghormati, dan memuja mereka, memungkinkan mereka memperoleh martabat yang lebih besar atau memungkinkan perkataan mereka menjadi berotoritas dan membuat lebih banyak orang tunduk kepada mereka, maka mereka akan memilih untuk melakukannya dengan cara itu; jika tidak, mereka tidak akan pernah memilih untuk mengabaikan kepentingan mereka sendiri karena memikirkan kepentingan rumah Tuhan atau saudara-saudari. Inilah esensi dari natur antikristus. Bukankah ini egois dan hina? Dalam situasi apa pun, antikristus memandang status dan reputasi mereka sebagai hal yang terpenting. Tak seorang pun yang dapat bersaing dengan mereka" (Firman, Vol. 4, Menyingkapkan Antikristus, Bab Sembilan (Bagian Tiga)). Firman Tuhan menyingkapkan antikristus sebagai orang yang sangat egois, menempatkan kepentingan mereka sendiri di atas segalanya. Jika ada orang yang memengaruhi reputasi dan statusnya, mereka akan memeras otak untuk bersaing dengan orang itu, tanpa sedikit pun memikirkan kepentingan gereja dan saudara-saudari. Aku merenungkan diriku sendiri dan menyadari bahwa aku sedang bersikap sama seperti antikristus. Aku ingin mengatur agar Xiaodan dan Mingyi menyirami petobat baru, memanfaatkan mereka untuk meningkatkan kinerja pekerjaanku dan mendapatkan persetujuan pemimpin. Ketika Zhou Nuo memindahkan mereka, aku khawatir hasil pekerjaanku akan terpengaruh, dan pada gilirannya membahayakan reputasi dan statusku, jadi aku ingin bersaing dengannya untuk mendapatkan kembali kedua saudari itu, tanpa memikirkan apakah perilakuku dapat merugikan kepentingan gereja. Aku hanya memikirkan reputasi dan statusku sendiri. Ini sangat egois, sama sekali tidak memiliki kemanusiaan dan nalar. Saudara-saudari bukanlah milik pribadi siapa pun. Kualitas dan kelebihan mereka semuanya ditentukan oleh Tuhan, dan diberikan kepada mereka untuk pekerjaan-Nya. Tidak ada "Yang ini milikku, yang itu milikmu" atau "Siapa cepat, dia dapat". Orang harus pergi ke mana pun mereka dibutuhkan di gereja. Itulah yang benar. Adalah masuk akal dan tepat jika Zhou Nuo mengikuti prinsip dan melatih orang untuk gereja berdasarkan kelebihan mereka. Namun, kupikir karena aku telah memutuskan untuk melatih kedua saudari itu, tak seorang pun yang boleh memakai mereka. Bahkan dengan dalih melatih orang untuk gereja, aku memanfaatkan saudara-saudari seperti milik pribadiku, seperti asisten pribadiku, memakai mereka demi memenuhi ambisi dan keinginan untuk membuat orang-orang mengagumiku. Ketika tindakan Zhou Nuo memengaruhi reputasi dan statusku, aku menggunakan berbagai taktik untuk menghalangi jalannya, dan melampiaskan kefrustrasianku. Bukankah itu sama seperti pendeta gereja yang mengeklaim "Ini adalah dombaku, dan tak seorang pun yang boleh mencurinya"? Pendeta dan penatua berupaya keras untuk menentang dan mengutuk pekerjaan Tuhan pada akhir zaman demi melindungi status dan mempertahankan mata pencaharian mereka, menghalangi orang percaya agar tidak menyelidiki jalan yang benar, mengendalikan jemaat dengan kuat dalam genggaman mereka. Aku ingin mempertahankan orang-orang yang telah kulatih dalam genggamanku demi mendapatkan pengakuan dari para pemimpin dan penghormatan dari jemaat gereja, memperlakukan mereka seperti milik pribadiku sendiri, dan tidak membiarkan mereka dipindahkan. Apa bedanya aku dengan para pendeta itu? Bukankah aku berada di jalan antikristus yang menentang Tuhan? Aku merasa takut ketika menyadari hal ini. Aku sadar betapa egois dan hinanya diriku, bahwa aku sama sekali tidak menjunjung tinggi kepentingan gereja, melainkan hanya memikirkan statusku sendiri. Aku dibutakan oleh keinginanku akan reputasi dan status—betapa berbahayanya. Aku teringat dengan para antikristus yang telah dikeluarkan dari gereja karena mereka tidak bertobat dari mengejar reputasi dan status dan akhirnya melakukan terlalu banyak kejahatan. Jika terus menempuh jalan itu, aku tahu aku akan berakhir dengan cara yang sama.

Aku membaca bagian firman Tuhan ini: "Ketika engkau selalu memiliki pemikiran dan keinginan untuk bersaing mengejar status, engkau harus menyadari hal buruk apa yang akan ditimbulkan oleh keadaan seperti ini jika itu dibiarkan tidak dibereskan. Jadi, jangan buang waktu, carilah kebenaran, atasi keinginanmu untuk bersaing mengejar status selagi itu masih dalam tahap baru lahir, dan gantilah keinginan itu dengan menerapkan kebenaran. Ketika engkau menerapkan kebenaran, keinginan dan ambisimu untuk bersaing mengejar status akan berkurang, dan engkau tidak akan mengganggu pekerjaan gereja. Dengan cara seperti ini, tindakanmu akan diingat dan diperkenan oleh Tuhan" (Firman, Vol. 4, Menyingkapkan Antikristus, Bab Sembilan (Bagian Tiga)). Firman Tuhan memberiku jalan penerapan. Ketika aku berjuang mengejar kepentingan pribadiku, aku harus segera berdoa kepada Tuhan dan menyangkali diriku sendiri, melepaskan keinginanku sendiri, mencari prinsip-prinsip kebenaran, dan mengikutinya. Sebenarnya, di mana pun Xiaodan dan Mingyi ditugaskan, semua itu adalah tentang membina orang untuk gereja, dan tujuan akhirnya adalah untuk memunculkan kelebihan masing-masing agar mereka dapat melaksanakan tugas dengan sebaik mungkin dan bersaksi tentang Tuhan. Aku seharusnya merasa senang, bukan berjuang mengejar reputasi dan statusku sendiri. Dan pembinaan di gereja Tuhan memiliki prinsip. Itu dilakukan berdasarkan kebutuhan pekerjaan gereja, dan menurut kelebihan seseorang. Kecocokan orang untuk tugas apa pun harus dinilai berdasarkan kelebihan mereka. Jika seseorang memiliki banyak bakat, maka dia seharusnya ditempatkan pada tugas-tugas yang sesuai dengan tempat yang paling membutuhkan dirinya, tugas mana yang membutuhkan lebih banyak orang, pekerjaan mana yang membutuhkan kerja sama yang mendesak, dan juga tugas mana yang bersedia dia penuhi. Tidak ada cukup banyak orang yang memiliki kelebihan untuk membuat video. Namun untuk penyiraman, orang-orang dengan pemahaman murni yang memahami kebenaran yang berkaitan dengan visi pekerjaan Tuhan, yang penuh kasih dan sabar, dapat melakukan tugas itu dengan baik. Kita memiliki lebih banyak calon untuk pekerjaan penyiraman daripada untuk pembuatan video. Xiaodan memiliki pengalaman dalam pengeditan gambar, jadi dia memiliki sedikit keterampilan untuk membuat video. Dia juga senang membuat video, jadi masuk akal jika dia ditempatkan dalam tugas itu. Meskipun aku kehilangan Xiaodan dan Mingyi, aku masih bisa menemukan saudara-saudari lain untuk dibina di dalam gereja. Itu hanya membutuhkan sedikit lebih banyak waktu dan upaya. Setelah memahami semua itu, aku berdoa kepada Tuhan. Aku siap untuk memperbaiki motifku, mengikuti prinsip-prinsip dalam tugasku, dan menghentikan perdebatanku dengan Zhou Nuo demi reputasi dan statusku sendiri.

Beberapa hari kemudian, Zhou Nuo mengirim pesan mengatakan gereja lain telah memindahkan beberapa orang untuknya, jadi dia bisa mengizinkan Xiaodan dan Mingyi untuk kembali. Dia mengatakan mereka dapat ditugaskan kembali ke tugas-tugas lainnya sesuai dengan kelebihan mereka. Mendengar berita ini, aku merasa sangat malu. Setelah itu, aku mengatur agar kedua saudari itu kembali menyirami petobat baru. Tak lama kemudian, aku mendengar pemimpin gereja lain akan mengatur agar Mingyi membuat gambar. Kupikir dalam hatiku, "Mingyi sangat cakap dalam penyiraman, jadi mengapa dia dipindahkan untuk tugas itu? Jika dia dipindahkan, bukankah aku telah menyia-nyiakan upayaku untuk melatihnya? Aku harus berbicara dengannya dan memintanya untuk tetap melakukan tugas penyiraman." Ketika pemikiran ini muncul, aku sadar bahwa aku sedang kembali berjuang mengejar reputasi dan status, jadi aku segera memanjatkan doa di hadapan Tuhan, memohon Dia membimbingku untuk menyangkal diriku dan mendahulukan kepentingan gereja. Ke mana pun Mingyi diutus, itu pasti untuk kebutuhan gereja. Aku tidak boleh bekerja demi reputasi dan status, melainkan aku harus tunduk. Dengan pemikiran ini, aku merasa jauh lebih tenang. Kemudian, aku bertemu pemimpin itu dan dia berkata Mingyi bagus dalam menggambar, jadi berdasarkan prinsip, dia lebih sesuai untuk tugas itu. Aku tidak marah atau merasa kecewa mendengarnya, tetapi aku tersenyum dan berkata, "Syukur kepada Tuhan! Sebelumnya, aku pasti akan berjuang mengejar reputasi dan statusku, tetapi melalui apa yang disingkapkan dalam firman Tuhan, aku sadar betapa egoisnya diriku, betapa itu membuat Tuhan merasa jijik, dan aku tahu bahwa pengaturan apa pun yang dibuat gereja, itu dilakukan berdasarkan prinsip. Mingyi bagus dalam menggambar, jadi menempatkan dia dalam tugas itu adalah sesuai dengan prinsip, dan aku tidak keberatan." Setelah mendengarku mengatakan hal itu, pemimpin itu tersenyum.

Pengalaman ini benar-benar menunjukkan kepadaku bahwa memikirkan kepentingan gereja dan saudara-saudari daripada berjuang mengejar reputasi dan status membuatku merasa tenang dan damai di hati. Syukur kepada Tuhan!

Penderitaan akan berakhir dan air mata akan berhenti. Percayalah kepada Tuhan bahwa Dia mendengar permohonan kita dalam penderitaan kita, dan Dia ingin menyelamatkan kita dari penderitaan. Hubungi kami untuk memahami kabar baik tentang keselamatan Tuhan.

Konten Terkait

Cara Memandang Tugasmu

Oleh Saudara Zhong Cheng, Tiongkok Tuhan Yang Mahakuasa berkata: "Hal paling mendasar yang dituntut dari manusia dalam kepercayaan mereka...