Renungan tentang Mengejar Reputasi dan Kekayaan

31 Januari 2022

Oleh Saudara Marcial, Prancis

Pada Mei 2021, aku mengambil tugas sebagai pemimpin tim penyiraman. Aku bertanggung jawab untuk menyirami dua kelompok saudara-saudari, dan tak lama kemudian, pemimpin mengatur agar aku menyirami lebih banyak lagi. Aku sangat senang ketika mendengar berita itu. Kupikir, dengan menyirami saudara-saudariku, aku pasti memperoleh banyak pencerahan, pengalaman yang lebih kaya, dan pemahaman akan kebenaran yang lebih banyak. Jika aku mampu menyelesaikan masalah yang mereka hadapi dalam jalan masuk kehidupan, saudara-saudariku pasti akan mengatakan aku cakap dan orang yang memahami kebenaran, dan mampu menjadi tiang penopang rumah Tuhan. Jadi, aku mendedikasikan diriku pada tugasku, sering pergi ke pertemuan untuk persekutuan, dan ketika saudara-saudariku menghadapi kesulitan, aku mencari dalam firman Tuhan untuk membantu mereka. Setelah beberapa waktu, saudara-saudariku datang menemuiku untuk persekutuan jika mereka memiliki pertanyaan, dan aku sangat senang.

Kemudian, karena makin banyak orang yang menerima pekerjaan Tuhan pada akhir zaman, jumlah orang di gereja secara berangsur meningkat. Suatu hari, di sebuah pertemuan, aku mengetahui bahwa seorang pemimpin gereja akan datang untuk menyirami pendatang baru dan menindaklanjuti pekerjaanku. Jika saudara-saudari memiliki masalah untuk diselesaikan, mereka juga dapat bertanya kepadanya. Ketika mendengar seorang pemimpin akan datang untuk bekerja sama denganku, aku sama sekali tidak terlalu senang. Pemimpin ini telah menyiramiku sebelumnya, dan memiliki kualitas yang baik. Dia memahami lebih baik daripada diriku, dan juga mempersekutukan firman Tuhan dengan baik. Baginya, menyelesaikan masalah saudara-saudari kita itu mudah, dan kupikir, "Sekarang, dia datang untuk menjadi rekan sekerjaku, akankah saudara-saudari datang menemuiku untuk bertanya seperti sebelumnya? Akankah mereka mengesampingkanku dan bertanya kepada pemimpinku? Siapa yang kelak akan menghormatiku? Citraku yang baik di hati saudara-saudari akan lenyap." Dengan pemikiran ini, aku sama sekali tidak mau bekerja sama dengan pemimpin itu. Pada saat yang sama, aku merasakan perasaan krisis. Dalam hati, aku berkata, "Aku tidak boleh membiarkan hal ini. Aku harus mempertahankan tempatku di hati saudara-saudari. Aku harus memberi tahu saudara-saudari bahwa jika mereka menghadapi keadaan atau kebutuhan apa pun yang membutuhkan satu bagian firman Tuhan, mereka dapat bertanya kepadaku dan aku dapat membantu mereka." Sejak saat itu, ketika mendengar saudara-saudari dalam keadaan buruk atau menghadapi kesulitan, aku segera bersekutu dengan mereka, karena takut pemimpinku akan sampai di sana terlebih dahulu. Aku juga menghubungi saudara-saudari secara pribadi untuk menanyakan apakah mereka membutuhkan bantuan atau tidak, dan memberi tahu mereka jika mereka memiliki pertanyaan atau kebingungan, mereka dapat menghubungiku untuk meminta bantuan. Kupikir dengan begitu, ketika pemimpin menghubungi mereka, saudara-saudari akan mengatakan bahwa aku telah membantu mereka. Namun, segala sesuatunya tidak berjalan semulus seperti yang kurencanakan. Aku tidak mampu mengetahui yang sebenarnya mengenai masalah yang mereka tanyakan kepadaku dan tidak tahu bagaimana menyelesaikannya, tetapi aku tidak mau bertanya kepada pemimpin. Kupikir, "Jika aku bertanya kepada pemimpin, tidakkah dia akan berpikir bahwa aku tidak memahami kebenaran dan tidak banyak membaca firman Tuhan? Tidakkah dia akan berpikir aku tidak mampu menyelesaikan masalah? Jika pemimpin itu menyelesaikan masalah saudara-saudari, tidakkah mereka akan berpikir aku tidak cakap dan tidak mampu membantu mereka? Aku tidak mau memperlihatkan kepada mereka bahwa aku tidak mampu. Aku ingin saudara-saudariku tahu bahwa aku mampu melakukan tugas ini, sehingga mereka akan terus bertanya kepadaku ketika mereka memiliki pertanyaan." Namun, sulit bagiku untuk membantu saudara-saudariku sendirian. Ada beberapa hal yang belum kualami dan tidak tahu bagaimana mempersekutukannya, dan terkadang membutuhkan waktu beberapa hari untukku menemukan bagian firman Tuhan untuk menyelesaikan masalah mereka, dan ketika saudara-saudari lainnya datang menemuiku untuk bertanya, aku tak punya waktu untuk mereka. Tak terasa, sebulan berlalu dengan cepat, dan karena aku tidak mampu membantu saudara-saudariku tepat waktu, masalah mereka tetap tidak terselesaikan dan mereka terus berada dalam keadaan yang buruk. Jika saja aku memberi tahu pemimpin tentang masalah-masalah yang tak kupahami ini, kami pasti telah mencari firman Tuhan bersama-sama untuk membantu mereka, dan masalah mereka pasti telah diselesaikan dengan cepat. Namun, aku tidak melakukan hal itu, karena aku hanya ingin mempertahankan citraku di hati mereka. Ketika melakukan hal ini, aku sedikit merasa bersalah. Aku tahu jika terus melakukan hal ini, aku akan benar-benar menghalangi jalan masuk kehidupan saudara-saudariku, dan pasti tidak melakukan tugas ini dengan benar.

Suatu hari, aku melihat satu bagian firman Tuhan yang menyingkapkan sikap orang yang keliru terhadap tugas mereka. "Tugas adalah pekerjaan yang dipercayakan Tuhan kepada manusia; tugas adalah misi yang harus manusia laksanakan. Namun, sebuah tugas tentu saja bukan bisnis yang engkau kelola secara pribadi, juga bukan merupakan suatu pendukung untuk membuatmu terlihat menonjol di tengah kerumunan Sebagian orang menggunakan tugas mereka sebagai kesempatan untuk terlibat dalam manajemen mereka sendiri dan membentuk kelompok-kelompok tertutup; beberapa untuk memuaskan keinginan mereka; beberapa untuk mengisi kekosongan yang mereka rasakan di dalam hati mereka; dan beberapa untuk memuaskan mentalitas mereka yang selalu ingin mendapat keberuntungan, berpikir bahwa asalkan mereka memenuhi tugas-tugas mereka, mereka akan mendapat bagian di dalam rumah Tuhan dan di tempat tujuan indah yang Tuhan atur bagi manusia. Sikap seperti itu terhadap tugas adalah keliru; itu memuakkan bagi Tuhan dan harus segera diselesaikan" ("Apa Arti Pelaksanaan Tugas yang Memadai?" dalam "Pembicaraan Kristus Akhir Zaman"). Melalui firman Tuhan aku memahami bahwa tugas kita adalah amanat pemberian Tuhan kepada kita, bukan urusan pribadi, dan bahwa kita tidak boleh memperlakukan tugas kita sebagai sarana untuk membuat orang lain mengagumi kita, juga tidak boleh mengejar reputasi dan status untuk membuat orang lain mengikuti kita. Kita harus memperlakukan tugas kita sebagai kewajiban dan melaksanakannya sebagaimana yang dituntut Tuhan. Namun, bagaimana sikapku terhadap tugasku? Aku melaksanakan tugasku demi mengejar ketenaran dan kekayaan, dan untuk memuaskan keinginanku. Aku ingin saudara-saudariku mengagumi dan memujaku, serta datang menemuiku dengan masalah mereka. Aku tidak memiliki ketulusan terhadap mereka, dan tidak benar-benar ingin membantu mereka, tetapi ingin mereka memiliki kesan yang baik tentang diriku sehingga ketika mereka membicarakanku, mereka selalu mengatakan aku telah membantu mereka, dan bahwa aku sangat ramah dan baik hati. Dengan begitu, aku bisa dipuaskan. Aku menggunakan tugasku untuk mengejar ketenaran, kekayaan, dan status agar mendapat tempat di hati orang, dan agar mereka selalu datang kepadaku dengan masalah dan mengesampingkan Tuhan. Aku sedang menjalankan bisnis pribadi. Saat itulah aku menyadari bahwa sikapku terhadap tugas adalah keliru. Sekalipun aku mampu membantu saudara-saudari, niatku bukan untuk melakukan tugasku dengan baik, yang pasti tidak pernah memuaskan Tuhan.

Kemudian, aku melihat satu bagian firman di mana Tuhan menyingkapkan antikristus, dan itu sangat cocok dengan keadaanku. "Apa pun konteksnya, di mana pun mereka melaksanakan tugas mereka, para antikristus akan berusaha memberi kesan bahwa mereka tidak lemah, bahwa mereka selalu kuat, penuh kepercayaan diri, tidak pernah negatif. Mereka tidak pernah menyingkapkan sudut pandang mereka yang sebenarnya atau sikap mereka yang sebenarnya terhadap Tuhan. Di lubuk hatinya, apakah mereka benar-benar percaya tidak ada yang tak mampu mereka lakukan? Apakah mereka benar-benar percaya bahwa mereka tidak memiliki kelemahan, kenegatifan, atau kerusakan? Sama sekali tidak. Mereka pandai berpura-pura, mahir menyembunyikan segala sesuatu. Mereka suka memperlihatkan sisi mereka yang kuat dan luhur kepada orang-orang; mereka tidak mau orang-orang melihat sisi mereka yang lemah dan gelap. Tujuan mereka jelas: sederhananya, untuk menjaga reputasi mereka di depan orang lain, untuk melindungi tempat yang mereka miliki di hati orang-orang ini. Mereka berpikir bahwa jika mereka membuka diri di hadapan orang lain tentang kenegatifan dan kelemahan mereka sendiri, jika mereka menyingkapkan sisi mereka yang memberontak dan rusak, ini akan menjadi ancaman besar bagi status dan reputasi mereka—lebih banyak kerugian daripada keuntungannya. Jadi, mereka lebih suka menyembunyikan kelemahan dan pemberontakan mereka. Dan jika tiba suatu hari ketika semua orang melihat sisi mereka yang lemah dan memberontak, mereka harus terus berpura-pura; mereka berpikir jika mengakui bahwa mereka memiliki watak yang rusak, bahwa mereka orang biasa, seseorang yang kecil dan tidak penting, mereka akan kehilangan tempat mereka di hati orang-orang, dan akan gagal total. Jadi, apa pun yang terjadi, mereka tidak bisa begitu saja membuka diri kepada orang-orang; apa pun yang terjadi, mereka tidak bisa memberikan kekuasaan dan status mereka kepada orang lain; sebaliknya, mereka berusaha sekuat tenaga untuk bersaing, dan tidak akan pernah menyerah" ("Mereka Melakukan Tugas Mereka Hanya untuk Membedakan Diri Mereka Sendiri dan Memuaskan Kepentingan dan Ambisi Mereka Sendiri; Mereka tidak Pernah Mempertimbangkan Kepentingan Rumah Tuhan, dan Bahkan Menjual Kepentingan Tersebut sebagai Ganti Kemuliaan Pribadi (Bagian Sepuluh)" dalam "Menyingkapkan Antikristus"). Setelah membaca bagian ini, aku memahami bahwa antikristus menyukai status. Untuk menjaga citra mereka yang baik di hati orang lain, mereka tidak pernah memberi tahu orang-orang tentang kesulitan mereka, karena takut semua orang akan melihat kekurangan mereka. Bahkan ketika menghadapi kesulitan dalam tugas, mereka berpura-pura, sehingga orang lain melihat mereka sebagai yang mahakuasa dan sebagai orang yang memahami kebenaran. Inilah keadaanku. Bahkan ketika tidak mampu menyelesaikan masalah saudara-saudariku, aku tidak meminta bantuan siapa pun. Aku ingin membangun citra yang baik di hati orang untuk membuat saudara-saudariku berpikir bahwa aku tidak memiliki kelemahan atau kekurangan, dan mampu membantu menyelesaikan masalah mereka, sehingga tidak perlu bertanya kepada orang lain. Aku juga takut pemimpin kami akan membantu mereka, yang akan membuatku kehilangan posisi dan citraku di hati mereka. Untuk mempertahankan posisiku, aku berpura-pura mampu menyelesaikan masalah yang tidak mampu kuselesaikan. Aku memilih menghabiskan banyak waktu untuk mencari sendiri daripada mencari dari pemimpin. Akibatnya, aku tidak efektif dalam tugasku dan menghalangi jalan masuk kehidupan saudara-saudariku. Aku sadar bahwa watakku yang rusak itu serius, dan aku seorang munafik. Aku teringat bagaimana, pada Zaman Kasih Karunia, orang Farisi di luarnya terlihat rendah hati dan toleran. Mereka sering berdoa di persimpangan jalan atau menjelaskan Kitab Suci kepada orang lain. Mereka memiliki citra yang baik di hati orang-orang, tetapi di dalamnya, mereka munafik, congkak, jahat, mereka tidak memiliki ketaatan atau takut akan Tuhan, dan yang mereka lakukan adalah tidak menaati firman Tuhan. Sebaliknya, mereka menipu orang dengan perilaku yang baik dan menciptakan ilusi untuk membuat orang lain memuja dan mengagumi mereka. Aku sadar bahwa aku sama munafiknya seperti orang Farisi dan sedang menempuh jalan antikristus yang menentang Tuhan.

Kemudian, aku melihat satu bagian firman Tuhan. "Esensi perilaku antikristus adalah selalu menggunakan berbagai cara dan metode demi mencapai tujuan mereka untuk memiliki status, membujuk orang-orang dan membuat orang-orang itu mengikuti dan menghormati mereka. Bisa jadi di kedalaman hati mereka, mereka tidak secara sengaja bersaing dengan Tuhan untuk memperebutkan manusia, tetapi ada satu hal yang pasti: sekalipun mereka tidak bersaing dengan Tuhan untuk mendapatkan manusia, mereka masih berharap untuk memiliki status dan kekuasaan di antara manusia. Sekalipun saatnya tiba ketika mereka menyadari bahwa mereka sedang bersaing dengan Tuhan demi status, dan mereka menahan diri mereka sendiri, mereka masih menggunakan metode-metode lain untuk mendapatkan status di dalam gereja, percaya bahwa mereka akan mendapatkan pengesahan dengan memenangkan penerimaan dan persetujuan orang lain. Singkat kata, meskipun segala sesuatu yang dilakukan antikristus terlihat mengandung kinerja yang setia terhadap tugas-tugas mereka, dan mereka sepertinya merupakan para pengikut Tuhan yang sejati, ambisi mereka untuk mengendalikan orang—dan untuk mendapatkan status serta kekuasaan di antara manusia—tidak akan pernah berubah. Apa pun yang Tuhan firmankan atau lakukan, dan apa pun yang Dia minta dari manusia, mereka tidak melakukan apa yang seharusnya mereka lakukan atau memenuhi tugas-tugas mereka dengan cara yang sesuai dengan firman dan tuntutan-Nya, juga tidak menyerah dalam pengejaran mereka akan kekuasaan dan status sebagai hasil dari memahami perkataan dan kebenaran-Nya; secara keseluruhan, ambisi mereka menggerogoti mereka, mengendalikan dan mengarahkan perilaku serta pemikiran mereka, dan menentukan jalan yang mereka tempuh. Inilah contoh antikristus. Apa yang ditekankan di sini? Beberapa orang bertanya, 'Bukankah antikristus adalah orang-orang yang bersaing dengan Tuhan untuk mendapatkan orang-orang, dan yang tidak mengakui-Nya?' Mereka mungkin mengakui Tuhan, mereka mungkin benar-benar mengakui dan percaya pada keberadaan-Nya, dan mereka mungkin bersedia mengikut Dia dan mengejar kebenaran, tetapi satu hal tidak akan pernah berubah: mereka tidak akan pernah melepaskan ambisi mereka untuk kekuasaan dan status, dan mereka juga tidak akan menyerah dalam mengejar hal-hal tersebut karena lingkungan mereka atau sikap Tuhan terhadap mereka. Inilah ciri-ciri antikristus" ("Mereka Menipu, Membujuk, Mengancam, dan Mengendalikan orang" dalam "Menyingkapkan Antikristus"). Tuhan berkata bahwa antikristus mengejar ketenaran dan status, untuk membuat orang mengikuti mereka dan mencapai ambisi mereka untuk mengendalikan dan menguasai orang. Mereka bersaing dengan Tuhan untuk menguasai manusia. Inilah tepatnya jalan yang kutempuh. Aku percaya kepada Tuhan dan ingin mengasihi-Nya, dan aku juga tahu Tuhan memiliki kedaulatan atas segala sesuatu dan di atas segalanya. Dia adalah Sang Pencipta, dan kita harus menyembah Dia, bukan bersaing dengan-Nya demi mendapatkan orang dan status. Namun, aku ingin membuat orang mengagumi dan memujaku lewat tugasku untuk mendapatkan tempat bagi diriku sendiri di hati orang-orang. Bukankah ini bersaing dengan Tuhan demi mendapatkan umat pilihan-Nya? Ketika orang memujaku, mereka tidak memiliki tempat bagi Tuhan di hati mereka, dan ketika mereka menghadapi masalah, alih-alih berdoa dan mengandalkan Tuhan, mereka datang kepadaku. Aku telah membawa orang ke hadapan diriku sendiri, dan aku sedang menempuh jalan antikristus. Aku teringat para pendeta dan penatua di dunia keagamaan, dan bagaimana meskipun mereka mengkhotbahkan Injil, menafsirkan Alkitab, memberikan berkat, dan melakukan beberapa perbuatan baik, tujuan mereka melakukan semua ini adalah untuk membuat orang percaya menghormati dan mengikuti mereka. Setiap kali orang percaya memiliki pertanyaan, mereka akan datang menemui pendeta dan menerima bimbingan mereka. Bahkan ketika mereka mendengar tentang kedatangan Tuhan dan ingin mencari dan menyelidiki, mereka mencari persetujuan pendeta mereka. Bukankah ini membuat orang memperlakukan mereka sebagai Tuhan? Para pemimpin agama ini menjalankan kendali yang kuat atas orang-orang, mereka tidak memiliki tempat bagi Tuhan di dalam hati mereka, dan mereka terang-terangan memusuhi Tuhan. Aku pun sama. Aku ingin saudara-saudariku mengikutiku, aku tidak ingin rekan sekerja, dan untuk membujuk mereka dan mendapatkan status di antara mereka, aku berkata mereka dapat datang kepadaku dengan masalah apa pun dan aku akan membantu mereka. Bukankah ini berarti aku juga ingin mengendalikan mereka? Sebenarnya, aku belum lama percaya kepada Tuhan dan baru memiliki sedikit pengalaman. Aku tidak mampu mengetahui yang sebenarnya mengenai keadaan dan masalah saudara-saudariku. Sendirian, aku sama sekali tidak mampu membantu mereka dengan baik, tetapi aku tetap tidak meminta bantuan pemimpin. Ini sangat congkak dan tidak masuk akal. Baru setelah itulah aku menyadari apa yang kusingkapkan dan bagaimana aku berperilaku sama seperti antikristus. Dahulu, ketika kita berbicara tentang antikristus di pertemuan, itu selalu membuatku gugup, karena aku takut menjadi antikristus, tetapi aku juga merasa hanya pemimpin tingkat tinggi yang sangat mungkin menjadi antikristus, dan sebagai pemimpin tim, tanpa status yang tinggi, aku takkan menempuh jalan itu. Namun, aku sadar pandangan ini keliru. Aku takkan pernah tahu tanpa penghakiman firman Tuhan, dan aku mungkin telah melakukan lebih banyak kejahatan, dan ditolak serta disingkirkan oleh Tuhan seperti orang Farisi. Aku bersyukur kepada Tuhan karena telah mencerahkan dan membimbingku untuk menyadari hal ini, dan tahu aku harus bertobat, tidak lagi mengejar ketenaran, kekayaan, dan status, dan melaksanakan tugasku sesuai dengan tuntutan Tuhan.

Kemudian, aku membaca bagian lain firman Tuhan. Tuhan Yang Mahakuasa berfirman: "Yang Tuhan tuntut dari manusia bukanlah kemampuan untuk menyelesaikan sejumlah tugas tertentu atau menyelesaikan pekerjaan besar apa pun, Dia juga tidak membutuhkan mereka untuk merintis usaha besar apa pun. Yang Tuhan inginkan adalah agar manusia dapat melakukan semua yang mereka mampu lakukan dengan kerendahhatian, dan hidup sesuai dengan firman-Nya. Tuhan tidak membutuhkanmu untuk menjadi besar atau terhormat, juga tidak membutuhkanmu untuk melakukan mukjizat apa pun, Dia juga tidak ingin melihat kejutan yang menyenangkan di dalam dirimu. Dia tidak membutuhkan hal-hal seperti itu. Yang Tuhan butuhkan hanyalah agar engkau dengan tekun melakukan penerapan sesuai dengan firman-Nya. Ketika engkau mendengarkan firman Tuhan, lakukanlah apa yang telah kaumengerti, lakukanlah apa yang telah kaupahami, ingatlah apa yang telah kaulihat, dan kemudian jika waktunya tepat, terapkanlah sebagaimana yang Tuhan firmankan, sehingga firman Tuhan dapat menjadi sesuatu yang engkau hidupi, dan menjadi hidupmu. Dengan demikian, Tuhan akan dipuaskan. Engkau selalu mencari kebesaran, kemuliaan, dan kehormatan; engkau selalu mencari peninggian. Bagaimana perasaan Tuhan saat Dia melihat ini? Dia membencinya, dan tidak mau melihatnya. Semakin engkau mengejar hal-hal seperti kebesaran; kemuliaan; dan menjadi lebih unggul daripada orang lain, terhormat, terkemuka, dan penting, semakin Tuhan menganggapmu menjijikkan. Jika engkau tidak merenungkan dirimu sendiri dan bertobat, Tuhan akan membencimu dan meninggalkanmu. Pastikan untuk tidak menjadi orang yang Tuhan anggap menjijikkan; jadilah orang yang Tuhan kasihi. Jadi, bagaimana orang bisa memperoleh kasih Tuhan? Dengan menerima kebenaran dengan kerendahhatian, dengan berdiri pada posisi makhluk ciptaan, dengan teguh bersandar pada firman Tuhan untuk menjadi orang yang jujur ​​dan melaksanakan tugasnya, dan dengan hidup dalam keserupaan dengan manusia sejati. Ini sudah cukup. Pastikan untuk tidak menyimpan ambisi atau mimpi-mimpi kosong, jangan mencari ketenaran, keuntungan, dan status atau berusaha lebih menonjol dari orang banyak. Selain itu, jangan berusaha menjadi orang hebat atau manusia super, yang lebih unggul di antara manusia dan membuat orang lain memujanya. Itu adalah keinginan dari manusia yang rusak, dan itulah jalan Iblis; Tuhan tidak menyelamatkan makhluk ciptaan semacam itu. Jika, beberapa orang tetap mengejar ketenaran, keuntungan, dan status serta menolak untuk bertobat, maka tidak ada lagi yang bisa diperbaiki dari mereka dan hanya ada satu hasil bagi mereka: disingkirkan. Sekarang ini, jika engkau cepat dalam berbalik arah dan bertobat, maka masih ada waktu; tetapi bila saatnya tiba dan pekerjaan Tuhan berakhir, dan bencana menimpa, orang yang mengejar ketenaran, kekayaan, dan status serta menolak untuk bertobat semuanya akan disingkirkan. Engkau semua harus jelas tentang orang macam apa yang diselamatkan oleh pekerjaan Tuhan, dan apa arti keselamatan-Nya bagi manusia; diselamatkan berarti manusia datang ke hadapan Tuhan untuk mendengarkan firman Tuhan, bertindak dan hidup sebagaimana yang Tuhan firmankan dan perintahkan, bukan bertindak dan hidup menurut niatnya sendiri atau berdasarkan logika Iblis. Jika engkau tidak menerima firman Tuhan, dan tetap hidup menurut falsafah Iblis, dan menurut watak Iblis, serta menolak untuk bertobat, maka engkau bukanlah jenis orang yang diselamatkan oleh Tuhan. Ketika engkau mengikut Tuhan, tentu saja, engkau juga telah dipilih oleh Tuhan—jadi apa artinya Tuhan memilihmu? Tuhan memilihmu adalah untuk mengubahmu menjadi orang yang percaya kepada Tuhan, yang sungguh-sungguh mengikut Tuhan, yang mampu meninggalkan segalanya untuk Tuhan, dan yang mampu mengikuti jalan Tuhan, seseorang yang telah membuang logika Iblis, yang telah melepaskan watak jahat mereka, dan tidak hidup di bawah watak yang rusak. Jika engkau mengikut Tuhan dan melaksanakan tugas di rumah Tuhan, tetapi dalam segala hal menetapkan dirimu untuk menentang Tuhan, dan dalam segala hal tidak bertindak atau hidup sesuai dengan firman-Nya, dapatkah engkau diperkenan oleh Tuhan? Sama sekali tidak. Apa maksud-Ku dengan hal ini? Melakukan tugas sebenarnya tidak sulit, juga tidak sulit untuk melakukannya dengan setia dan sesuai standar yang dapat diterima. Engkau tidak perlu mengorbankan hidupmu atau melakukan sesuatu yang sulit, engkau hanya perlu mengikuti firman dan petunjuk Tuhan dengan jujur dan setia, tanpa menambahkan gagasanmu sendiri atau menjalankan operasimu sendiri, melainkan menempuh jalan yang benar. Jika orang bisa melakukan hal ini, mereka pada dasarnya memiliki keserupaan dengan manusia. Jika mereka memiliki ketaatan yang sejati kepada Tuhan, dan telah menjadi orang yang jujur, mereka akan memiliki keserupaan dengan manusia" ("Penyelesaian Tugas yang Benar Membutuhkan Kerja Sama yang Harmonis" dalam "Pembicaraan Kristus Akhir Zaman"). Firman Tuhan membuatku memahami kehendak-Nya. Sekarang ini, Tuhan telah mengungkapkan banyak firman untuk menyelamatkan manusia dengan harapan kita mendengarkan dan melakukan firman-Nya, Memosisikan diri kita sebagai makhluk ciptaan, melaksanakan tugas kita sesuai dengan firman dan kehendak-Nya, menyingkirkan watak rusak kita, dan diselamatkan. Kita harus memiliki niat yang benar dalam tugas kita dan tidak menjalankan bisnis pribadi untuk mempertahankan reputasi dan status kita. Sebaliknya, kita harus dengan rajin mengejar kebenaran dan memenuhi tugas kita sebagai makhluk ciptaan. Berkat bimbingan firman Tuhan, aku menemukan jalan penerapan.

Beberapa hari kemudian, seorang saudari memberitahuku tentang kesulitannya dan berkata bahwa dia membutuhkan bantuan. Masalahnya agak sulit bagiku. Aku tidak tahu bagaimana menyelesaikannya. Namun, aku juga sadar bahwa aku tidak boleh berperilaku seperti yang dahulu kulakukan dan menolak untuk bekerja sama dengan pemimpinku demi membuktikan kecakapanku, jadi aku bertanya kepada pemimpinku tentang masalah ini. Aku berkata, "Aku tak mampu menyelesaikan masalah ini. Bisakah kau membantuku?" Pemimpin menemukan bagian firman Tuhan yang sesuai dan mengirimkannya kepadaku, dan bersama-sama, kami menyelesaikan masalah saudari itu. Setelah itu, setiap kali punya masalah, aku akan mencari bersama pemimpinku dan bekerja sama dengannya, dan tidak lagi melakukan segala sesuatunya sendirian seperti dahulu. Aku merasa sikapku ketika membantu saudara-saudariku berbeda dari sebelumnya. Dahulu, aku melakukannya demi melindungi citra dan reputasiku, dan tidak pernah bertanya kepada pemimpinku. Aku takut dia akan menyelesaikan masalah dan tak seorang pun yang akan menghormatiku. Sekarang, aku tidak lagi memikirkan apakah mereka menghormatiku atau tidak. Sebaliknya, aku berpikir tentang bagaimana menyelesaikan masalah saudara-saudariku dengan lebih baik, dan secara aktif bekerja sama dengan pemimpinku. Melakukan penerapan seperti ini sangat melegakan bagiku.

Selanjutnya: Sadarnya Pemimpin Palsu

Jika Tuhan telah membantu Anda, apakah Anda mau belajar firman Tuhan, mendekat kepada Tuhan dan terima berkat Tuhan?

Konten Terkait