Renungan Setelah Ditangani

21 Januari 2022

Aku mulai melayani sebagai pemimpin bulan Juni tahun ini. Aku melanjutkan pengaturan kerja yang dibuat rumah Tuhan untuk membersihkan semua pelaku kejahatan, orang tidak percaya, dan antikristus dari gereja, agar umat pilihan Tuhan punya lingkungan yang lebih baik untuk melakukan tugas mereka, mengalami pekerjaan Tuhan, dan mencari kebenaran. Aku mulai bekerja dengan para pemimpin gereja lain untuk melaksanakan ini. Ada satu gereja dengan masalah sangat serius. Beberapa orang tidak percaya telah membuat kehidupan gereja sangat kacau dan seorang pemimpin tingkat atas menyuruhku segera mengurusnya. Tak lama, dia menindaklanjutinya denganku, aku belum selesai mengevaluasi situasinya, jadi tidak bisa mengatakan dengan pasti. Melihat masalah ini tidak ditangani dengan cukup cepat membuat pemimpin itu cemas dan dia bicara cukup keras kepadaku. Aku khawatir melihat dia tidak terlalu senang dengan pencapaian tugasku. Akankah dia berpikir kualitasku tidak cukup untuk melakukan pekerjaan itu? Kupikir aku tidak boleh membuang waktu, aku harus selesaikan masalah itu agar tidak mengecewakan dia. Aku ingin menyelesaikannya dengan cepat, tetapi masalah di gereja itu rumit. Pemimpinnya baru saja terpilih dan tidak mengenal semua orang di gereja dengan baik, jadi penyelidikan berjalan lambat. Lalu, pemimpin tingkat atas itu bertanya lagi tentang kemajuannya, dan saat tahu itu belum selesai, dia mengkritikku karena bekerja lambat. Kehidupan gereja masih kacau karena orang-orang tidak percaya belum disingkirkan, jadi dia mendesakku lagi untuk mengurusnya. Setelah dikritik, aku tidak serius merenungkan masalahku sendiri, tetapi hanya bisa memikirkan cara membalikkan keadaan. Aku melihat pemimpin itu sangat fokus pada masalah gereja itu, jadi apa pendapatnya tentangku jika aku terlalu lama menanganinya? Akankah dia berpikir aku tidak bisa menangani tugas kecil itu, jadi kualitasku kurang dan tidak bisa melakukan kerja nyata? Aku ingin bekerja dengan baik untuknya, menunjukkan aku bisa melakukan kerja nyata. Jadi, aku mulai mencurahkan seluruh waktu dan energiku untuk gereja itu, menindaklanjuti dan melatih para pemimpinnya, serta secara pribadi bicara dengan para anggota gereja yang mengetahui situasinya. Namun, aku berhenti memantau upaya pembersihan gereja lain, hanya memeriksa cepat dan santai dengan mereka.

Suatu hari, aku mendapat surat dari Saudari Zhang berkata ada beberapa orang di gereja mereka yang harus dikeluarkan. Aku melirik surat itu dan tidak terlalu memikirkannya. Aku pikir mereka bisa membicarakan itu dan mengurusnya, lalu melapor kepadaku. Aku lebih mengkhawatirkan gereja yang bermasalah itu dan tidak bisa melapor telah menyelesaikan tugas kepada pemimpin. Saudari Zhang menulis kepadaku lagi berkata telah membicarakannya dengan beberapa rekan kerja dan memutuskan siapa yang harus dikeluarkan, juga mengirimiku beberapa nama. Aku tidak mengenal orang-orang dalam daftar itu dan memberikan persetujuan tanpa menyelidiki detail situasinya. Aku hanya tetap sibuk dengan gereja yang satunya. Suatu hari, pemimpin tingkat atas datang dan bertanya kenapa Saudara Wang dikeluarkan. Dia punya rasa keadilan, menjunjung pekerjaan rumah Tuhan, dan orang baik. Dia melakukan tugasnya dengan baik. Jadi, kenapa dia dikeluarkan dari gereja? Aku benar-benar tidak tahu harus berkata apa. Aku tidak kenal Saudara Wang atau bagaimana perilakunya. Aku hanya ingat namanya ada di daftar Saudari Zhang. Lalu, pemimpin bertanya tentang perilaku beberapa orang lain yang telah dikeluarkan dan aku sama sekali tidak tahu. Aku bahkan tidak tahu nama mereka, jadi kubilang aku tidak tahu, aku tidak mengenal mereka, bahwa itu keputusan Saudari Zhang. Aku tidak terlibat, seolah-olah itu tidak ada hubungannya denganku. Dia menanganiku lagi, bertanya kenapa Saudara Wang dikeluarkan jika keadaannya baik dan menjunjung pekerjaan rumah Tuhan, serta apa aku punya prinsip. "Kenapa kau tidak mengawasi para pemimpin gereja mengusir orang-orang," dia bertanya. "Kenapa kau biarkan mereka bertindak sekehendak hati?" Menghadapi pertanyaan demi pertanyaan, hatiku yang mengeras mulai sedikit terbangun. Aku bertanggung jawab atas proyek itu, tetapi tidak tahu apa-apa tentang orang-orang yang disingkirkan. Apakah itu bertanggung jawab? Aku mengakui kegagalanku, bahwa aku tidak bekerja dengan baik, dan dia menyuruhku melakukannya lagi.

Aku merasa tidak tenang untuk waktu yang lama. Aku tahu bahwa dipangkas dan ditangani berasal dari Tuhan, tetapi masih merasa aneh—aku menderita. Aku berpikir tentang pemimpin yang bertanya, "Kenapa kau menyingkirkan orang baik? Siapa yang seharusnya diusir dari rumah Tuhan? Apa kau bahkan punya prinsip?" Hal-hal itu terus bergema di kepalaku, dan aku bertanya kepada diriku, "Kenapa aku melakukan sesuatu yang begitu bodoh? Aku bukannya tidak tahu prinsip, jadi kenapa aku membuat kesalahan yang sangat besar? Kenapa aku tidak menyelidiki?" Masih bingung tentang ini, aku mencari pemimpin gereja itu untuk menyelidiki Saudara Wang dan yang lainnya. Agar tidak melakukan kesalahan sama, aku melakukan tinjauan menyeluruh terhadap semua orang dalam daftar yang dikeluarkan. Tak lama kemudian, aku menerima penilaian saudara-saudari tentang Saudara Wang, mengatakan dia punya sikap yang baik terhadap tugasnya dan rasa keadilan, dia menjunjung pekerjaan rumah Tuhan. Dia tidak laik untuk prinsip pengusiran. Aku merasa buruk dan sangat gelisah saat melihat ini. Aku telah mengusir orang yang benar-benar percaya kepada Tuhan, dan meski Saudari Zhang telah menanganinya, aku pemimpinnya, jadi bukankah aku melalaikan tugas dengan tak mengawasi, tak menjadi penjaga gerbang? Kami mengembalikan tugas Saudara Wang setelah itu. Aku tahu dipangkas dan ditangani atas hal ini bukan karena itu hanya kesalahan kecil, tetapi aku harus benar-benar merenungkan diriku. Aku berdoa kepada Tuhan, "Ya Tuhan, dilaporkan oleh saudara-saudari, lalu dipangkas dan ditangani pimpinan tingkat atas adalah penghakiman-Mu yang benar, dan ada pelajaran yang harus kupetik, tetapi aku tidak yakin apa itu. Tolong cerahkan aku agar bisa mendapatkan pemahaman yang benar tentang watak rusakku."

Lalu, suatu hari aku berbagi yang kualami dengan beberapa anggota gereja lain, kuberi tahu mereka aku mengerahkan seluruh energiku pada gereja yang ditanyakan pemimpin itu kepadaku dan mengabaikan gereja-gereja lain. Jantungku berdegup kencang saat mengatakan ini. Membuat kesalahan besar dalam pekerjaan pembersihan bukan hanya kelalaian sederhana dalam tugasku, tetapi berarti punya motivasi keliru dalam tugas, hanya memedulikan reputasiku. Saat itu aku mulai sadar akan watak rusakku. Lalu, aku menonton video pembacaan firman Tuhan. Tuhan Yang Mahakuasa berfirman: "Ciri khas lain dari kemanusiaan antikristus—selain tidak memiliki rasa malu—adalah keegoisan dan kekejian yang tidak biasa. Seberapa egoiskah mereka? Dan apa arti harfiah dari keegoisan ini? Apa pun yang berkaitan dengan kepentingan diri mereka sendiri mendapatkan perhatian penuh mereka: mereka akan menderita untuk hal itu, membayar harga, mengerahkan perhatian ke dalamnya, mengabdikan diri mereka untuk hal itu. Apa pun yang tidak berkaitan dengan kepentingan diri mereka, mereka akan berpura-pura tidak tahu dan tidak memperhatikan; orang lain dapat melakukan apa pun sesuka hati mereka—mereka tidak peduli jika ada yang memecah belah atau mengganggu. Bahasa halusnya, mereka memedulikan urusan mereka sendiri. Namun, adalah lebih tepat untuk mengatakan bahwa orang semacam ini keji, kotor, menjijikkan; kita mendefinisikan mereka sebagai 'egois dan keji'. Bagaimana terwujudnya keegoisan dan kekejian dari kemanusiaan antikristus tersebut? Ketika sesuatu ada kaitannya dengan status atau reputasi mereka, mereka memeras otak memikirkan apa yang harus mereka lakukan atau katakan, mereka tidak menolak untuk membantu, mereka dengan senang hati menderita kesulitan besar. Namun, terhadap apa yang berhubungan dengan pekerjaan rumah Tuhan dan prinsip—bahkan ketika orang jahat mengganggu dan mencampuri, serta melakukan berbagai macam kejahatan, dan benar-benar memengaruhi pekerjaan gereja—mereka tetap tidak tergerak dan tidak peduli, seolah-olah hal ini tidak ada hubungannya dengan mereka. Dan jika seseorang menemukan hal ini dan menyingkapkannya, mereka berkata bahwa mereka tidak melihat apa pun dan berpura-pura tidak tahu. Ketika orang-orang melaporkan mereka dan menyingkapkan diri mereka yang sebenarnya, mereka tiba-tiba menjadi sangat marah: rapat diadakan dengan segera untuk membahas bagaimana menanggapinya, penyelidikan diadakan untuk mengetahui siapa yang menusuk mereka dari belakang, siapa pemimpin utamanya, siapa saja yang terlibat. Mereka tidak akan makan atau tidur sampai mereka menemukan penyebab sebenarnya dan mengakhiri rumor itu; terkadang bahkan dapat dikatakan bahwa mereka baru senang jika mereka juga telah menyingkirkan semua orang yang berhubungan dengan penuduh mereka. Ini adalah perwujudan dari keegoisan dan kekejian, bukan? Apakah mereka sedang melakukan pekerjaan gereja? Mereka hanya bertindak demi kekuasaan dan status mereka sendiri. Mereka sedang menjalankan urusan mereka sendiri. Pekerjaan apa pun yang mereka lakukan, orang yang adalah antikristus tidak pernah memikirkan kepentingan rumah Tuhan. Mereka hanya mempertimbangkan apakah kepentingan mereka sendiri akan terpengaruh, hanya memikirkan tugas-tugas yang ada di hadapan mereka. Pekerjaan rumah Tuhan dan gereja hanyalah sesuatu yang mereka lakukan di waktu luang, dan mereka harus didorong untuk melakukan segala sesuatu. Melindungi kepentingan diri mereka sendiri adalah panggilan mereka yang sebenarnya, segala sesuatu yang mereka suka lakukan adalah hal yang benar. Di mata mereka, apa pun yang diatur oleh rumah Tuhan atau yang berkaitan dengan jalan masuk kehidupan umat pilihan Tuhan tidak penting. Apa pun kesulitan yang orang lain hadapi dalam pekerjaan mereka, masalah apa pun yang mereka temukan, setulus apa pun perkataan mereka, para antikristus mengabaikannya, mereka tidak mau terlibat, seolah-olah hal ini tidak ada hubungannya dengan mereka. Mereka sama sekali tidak peduli dengan urusan gereja, sebesar apa pun urusan ini. Bahkan ketika masalah tersebut berada tepat di hadapan mereka, mereka hanya menanganinya dengan enggan dan acuh tak acuh. Hanya jika mereka langsung ditangani oleh Yang di Atas dan diperintahkan untuk menyelesaikan masalah, barulah mereka akan dengan enggan melakukan sedikit pekerjaan nyata dan memberi kepada Yang di Atas sesuatu untuk dilihat; segera setelah itu, mereka akan melanjutkan urusan mereka sendiri. Terhadap pekerjaan gereja, terhadap hal-hal penting dengan konteks yang lebih luas, mereka tidak tertarik, melalaikannya. Mereka bahkan mengabaikan masalah-masalah yang mereka temukan, mengelak ketika ditanya, hanya menanggapinya dengan sangat enggan. Ini adalah perwujudan dari keegoisan dan kekejian, bukan? Selain itu, apa pun tugas yang mereka laksanakan, yang mereka pikirkan hanyalah apakah itu akan meningkatkan penampilan mereka atau tidak; selama itu akan meningkatkan reputasinya, mereka memeras otak agar menemukan cara untuk belajar bagaimana melakukannya, bagaimana melaksanakannya; satu-satunya yang mereka pedulikan adalah apakah hal itu akan membuat mereka menonjol atau tidak. Apa pun yang mereka lakukan atau pikirkan, mereka hanya memikirkan diri mereka sendiri. Dalam sebuah kelompok, apa pun tugas yang sedang mereka laksanakan, mereka hanya bersaing untuk memperebutkan siapa yang lebih tinggi atau lebih rendah, siapa yang menang dan siapa yang kalah, siapa yang memiliki reputasi lebih besar. Mereka hanya peduli tentang berapa banyak orang yang menghormati mereka, berapa banyak orang yang menaati mereka, dan berapa banyak pengikut yang mereka miliki. Mereka tidak pernah mempersekutukan kebenaran atau menyelesaikan masalah nyata, mereka tidak pernah membicarakan tentang bagaimana melakukan segala sesuatu berdasarkan prinsip ketika melaksanakan tugas, apakah mereka telah setia, telah memenuhi tanggung jawab mereka, telah menyimpang atau tidak. Mereka sama sekali tidak memperhatikan apa yang dituntut oleh rumah Tuhan dan apa kehendak Tuhan. Mereka bertindak hanya demi status dan martabat mereka sendiri. Ini adalah perwujudan dari keegoisan dan kekejian, bukan? Kemanusiaan mereka dipenuhi dengan keinginan, ambisi, dan tuntutan mereka yang tidak masuk akal; segala sesuatu yang mereka lakukan dikendalikan oleh ambisi dan keinginan mereka sendiri; apa pun yang mereka lakukan, motivasi dan titik awalnya adalah ambisi, keinginan, dan tuntutan mereka sendiri yang tidak masuk akal. Bukankah ini adalah perwujudan khas dari keegoisan dan kekejian?" ("Lampiran Empat: Meringkas Karakter Kemanusiaan Para Antikristus dan Esensi Watak Mereka (Bagian Satu)" dalam "Menyingkapkan Antikristus"). Rasanya seperti memegang cermin, menunjukkan semua kerusakan yang kusembunyikan jauh di dalam hati. Keji, kotor, celaka: Semua itu hal-hal buruk yang kutunjukkan dalam tugasku. Selama pekerjaan pembersihan, aku terlihat seperti sibuk, tetapi aku pilih-pilih untuk apa aku menderita. Aku tidak benar-benar memikul beban seperti yang Tuhan inginkan. Pemimpin tingkat atas sering menanyakan kemajuan di satu gereja itu, aku takut jika tidak menanganinya dengan baik, dia akan melihat tingkat pertumbuhanku yang sebenarnya dan menyesal mempromosikanku. Ingin mempertahankan citra yang baik dengannya dan membuatnya berpikir aku bisa mendapatkan hasil nyata dalam pekerjaanku, aku benar-benar fokus pada satu gereja itu, bukan hanya menindaklanjuti dan melatih para pemimpin gereja, tetapi secara pribadi mencoba mendapatkan pemahaman dari para anggota gereja. Aku ingin cepat mendapatkan hasil bagus untuk pemimpinku agar dia menganggapku cakap. Namun, aku tidak banyak terlibat dalam proses gereja lain, dan saat melihat daftar orang dari Saudari Zhang, aku tidak mengajukan satu pun pertanyaan. Aku tidak tahu siapa mereka atau kenapa dia ingin mengusir mereka. Aku telah gagal dalam pengawasan dan penyaringan paling dasar yang diharapkan dari seorang pemimpin. Tuhan menyingkap antikristus karena bersikap egois dan keji, hanya bekerja demi nama dan status. Mereka akan melakukan apa pun yang memberi mereka kesempatan pamer, dan mengabaikan apa pun yang tidak menguntungkan nama dan status. Mereka tidak memikirkan pekerjaan rumah Tuhan yang lebih luas atau memedulikan kehendak dan tuntutan Tuhan. Melihat motivasi dan perilaku dalam tugasku, apa bedanya aku dengan antikristus? Itu semua pekerjaan gereja, jadi jika pekerjaan pembersihan gereja tidak dilakukan dengan baik, itu akan berdampak pada pekerjaan rumah Tuhan. Namun, aku tidak khawatir tentang itu dan tidak peduli. Aku hanya memikirkan bagaimana melapor kepada pemimpin, pekerjaan itu telah selesai, untuk mendapatkan perkenanannya. Aku hanya mencari nama dan status. Aku mengerahkan upaya dan energi ke dalam proyek apa pun yang difokuskan pemimpin, dan tidak memperhatikan yang tidak dia perintahkan secara khusus. Aku sama sekali tidak mempertimbangkan kehendak Tuhan. Aku sangat egois dan keji! Jika pemimpin tidak mengawasi pekerjaanku, menangani dan mengendalikanku, aku akan membiarkan orang-orang percaya sejati yang berhasil dalam tugas disingkirkan. Itu perbuatan jahat dan menjadikanku pemimpin buruk yang tidak melakukan kerja nyata! Kulihat aku kurang dalam setiap aspek. Mampu melayani sebagai pemimpin dan bertanggung jawab atas semua pekerjaan itu adalah peningkatan luar biasa dan kepercayaan dari Tuhan. Saat pertama kali menjabat, aku bersumpah demi Tuhan akan mempertimbangkan kehendak-Nya dan menggenapi tugasku, tetapi pada kenyataannya, aku menipu Tuhan. Saat memikirkannya seperti itu, aku merasa sangat sedih dan bersalah, lalu air mata mulai mengalir. Aku membenci diriku karena begitu egois dan keji, juga merasa telah mengecewakan Tuhan. Aku ingin belajar tentang diriku, sepenuhnya bertobat dan berubah.

Aku membaca sebuah kutipan firman Tuhan: "Jika seseorang berkata bahwa mereka mencintai kebenaran dan bahwa mereka mengejar kebenaran, tetapi tujuan mereka adalah untuk memperoleh status, untuk menonjolkan diri mereka sendiri, untuk pamer, untuk membuat orang mengagumi mereka, untuk mencapai kepentingan diri mereka sendiri, dan melaksanakan tugas mereka bukan untuk menaati atau memuaskan Tuhan, dan sebaliknya untuk memperoleh reputasi, keuntungan, dan status, maka pengejaran mereka tidak dapat dibenarkan. Dengan demikian, dalam hal pekerjaan Tuhan, pekerjaan gereja, dan pekerjaan rumah Tuhan, apakah mereka adalah penghambat, atau apakah mereka membantu kemajuan hal-hal ini? Mereka jelas merupakan penghambat; mereka tidak memajukan hal-hal ini. Semua orang yang berkoar-koar menyatakan bahwa mereka sedang melakukan pekerjaan gereja, tetapi mengejar kekayaan dan martabat pribadi mereka, menjalankan urusan mereka sendiri, membuat kelompok tertutup mereka sendiri, kerajaan kecil mereka sendiri—apakah pemimpin atau pekerja semacam ini sedang melaksanakan tugas mereka? Semua pekerjaan yang mereka lakukan pada dasarnya mengganggu, mengacaukan, dan merusak pekerjaan rumah Tuhan. Jadi, dinilai dari berbagai sifat pengejaran orang akan kekayaan dan martabat, betapapun tidak mencoloknya cara orang mengejar kekayaan dan martabat, dan betapapun dapat dibenarkannya pengejaran semacam itu bagi manusia, dan semahal apa pun harga yang mereka bayar, hasil akhirnya adalah untuk menghancurkan, mengganggu, dan merusak pekerjaan Tuhan. Pelaksanaan tugas mereka tidak hanya mengganggu pekerjaan rumah Tuhan, tetapi juga merusak jalan masuk kehidupan umat pilihan Tuhan. Apa sifat dari jenis pekerjaan ini? Sifatnya adalah penghancuran, gangguan, dan perusakan. Bukankah ini dapat didefinisikan sebagai menempuh jalan antikristus? Ketika Tuhan meminta agar orang-orang mengesampingkan kepentingan mereka, bukan berarti Dia sedang merampas hak kebebasan mereka dan tidak ingin mereka ikut andil dalam kepentingan Tuhan. Sebaliknya, itu karena, sementara mengejar kepentingan diri mereka sendiri, orang merusak pekerjaan rumah Tuhan, mereka mengganggu jalan masuk normal saudara-saudari, dan bahkan mencegah orang untuk memiliki kehidupan bergereja yang normal dan kehidupan rohani yang normal. Yang lebih serius lagi adalah, ketika orang mengejar kepentingan diri mereka sendiri, perilaku semacam itu dapat digolongkan sebagai bekerja sama dengan Iblis dalam merusak dan menghalangi kemajuan normal pekerjaan Tuhan sampai taraf tertinggi, dan mencegah dilaksanakannya kehendak Tuhan secara normal di antara manusia. Inilah natur orang-orang yang mengejar kepentingan diri mereka sendiri. Artinya, masalah dengan orang yang mengejar kepentingan diri mereka sendiri adalah bahwa tujuan yang mereka kejar adalah tujuan Iblis—semua itu adalah tujuan yang jahat dan tidak adil. Ketika orang mengejar kepentingan-kepentingan ini, tanpa disadari mereka menjadi alat Iblis, mereka menjadi saluran bagi Iblis, dan selain itu, mereka menjadi perwujudan Iblis. Di rumah Tuhan, dan di dalam gereja, mereka memainkan peran negatif; terhadap pekerjaan rumah Tuhan, dan terhadap kehidupan bergereja yang normal serta terhadap pengejaran normal saudara-saudari di gereja, efek yang mereka hasilkan adalah mengganggu dan merusak; mereka memiliki efek negatif" ("Mereka Melakukan Tugas Mereka Hanya untuk Membedakan Diri Mereka Sendiri ... (Bagian Satu)" dalam "Menyingkapkan Antikristus"). Firman Tuhan menunjukkan kepadaku, bekerja untuk nama dan status, mementingkan kepentingan sendiri pada dasarnya seperti antek Iblis, mengganggu dan menyabotase pekerjaan rumah Tuhan, serta menghalangi jalannya kehendak Tuhan. Saat merenungkan tindakanku, aku melihat Tuhan telah menyingkap esensi perilakuku. Pada akhir zaman, Tuhan memilah orang menurut jenisnya, mengupahi yang baik dan menghukum yang jahat. Membersihkan gereja bertujuan mengeluarkan orang tidak percaya dan pelaku kejahatan yang menyusup ke rumah Tuhan. Mereka tidak benar-benar percaya kepada Tuhan dan tidak akan mengejar kebenaran atau melakukan tugas dengan baik, jika bertahan di gereja, mereka hanya akan menghalangi pengalaman saudara-saudari akan firman Tuhan dan jalan masuk kehidupan, bahkan bisa melakukan kejahatan yang mengganggu pekerjaan rumah Tuhan. Pekerjaan pembersihan adalah untuk membersihkan gereja, memberi orang percaya sejati lingkungan yang baik untuk mengejar kebenaran, agar bisa mempelajari kebenaran lebih cepat dan berada di jalur iman yang benar. Tuhan menyelamatkan mereka yang mengejar kebenaran dan bersedia mengorbankan diri untuk-Nya, tetapi orang yang menyusup ke rumah Tuhan, yang dimiliki Iblis tetapi menginginkan berkat, disingkap dan disingkirkan. Ini adalah kebenaran Tuhan. Pekerjaan pembersihan benar-benar menunjukkan prinsip gereja memperlakukan orang dan watak benar Tuhan. Aku sadar diriku tidak mempertimbangkan kehendak Tuhan dalam tugasku, tetapi selalu memikirkan cara melindungi nama dan statusku. Aku ceroboh dan abai tentang pekerjaan yang tidak akan membantuku dalam hal itu, dengan mudah menyingkirkan orang yang lurus, menjunjung pekerjaan rumah Tuhan, dan menggenapi tugasnya. Bagaimana itu bisa disebuat melakukan tugas? Bukankah itu melawan Tuhan? Aku tidak bertanggung jawab dalam tugasku, membiarkan Saudari Zhang mengusir orang berdasarkan keinginannya, mempertahankan pelaku kejahatan di gereja, tetapi mengeluarkan orang pilihan Tuhan yang bekerja sepenuh hati dalam tugas dan menjunjung pekerjaan rumah Tuhan. Bukankah aku menjadi antek Iblis, mengganggu pekerjaan rumah Tuhan? Bukankah aku menyakiti orang? Setelah menyadari ini, kulihat diriku telah dirusak oleh Iblis sampai tidak punya keserupaan dengan manusia. Aku tidak bertanggung jawab atas saudara-saudari atau amanat Tuhan. Aku tidak mempertimbangkan kepentingan Tuhan, rumah Tuhan, atau saudara-saudari. Aku memikirkan cara membuat diriku terlihat lebih baik, mendapatkan perkenanan pemimpin. Bahkan dengan motivasi tercela ini, aku menginginkan pujian dari orang lain dan penghargaan dari Tuhan. Bukankah itu tidak tahu malu? Aku melihat diriku sangat egois dan tercela, serta mementingkan diri sendiri. Tuhan itu benar dan kudus, juga melihat ke dalam hati kita. Tidak ada yang bisa membodohi Dia. Nilaiku tidak bisa diubah dengan berusaha berpura-pura, aku harus sepenuhnya mencurahkan hati untuk tugas, tidak menggunakan tipu daya. Hal semacam itu bisa menipu orang sesaat, tetapi aku pasti akan tersingkap. Jika tidak punya hati yang jujur di hadapan Tuhan dan tidak mengejar kebenaran, kedokku pasti akan dibuka Tuhan dan disingkirkan, seperti para pemimpin palsu dan antikristus yang gagal itu. Menyadari ini menunjukkan betapa besar manfaat yang kudapatkan dari dipangkas dan ditangani. Aku tidak akan pernah menyadari itu tanpa Tuhan memangkas dan menyingkapku. Aku akan ikuti jalan itu langsung ke kegelapan dan disingkirkan Tuhan. Kulihat diriku egois dan keji, tidak tulus terhadap Tuhan dalam tugasku, tetapi Tuhan ingin menyelamatkanku, maka Dia menyingkap pelanggaran dan perbuatan jahatku melalui pengawasan orang lain dan pemeriksaan pemimpin. Itu membuatku merenungkan diri dan memberiku kesempatan bertobat dan berubah. Pikiran ini membuatku menyesal dan menyalahkan diri, juga merasa sangat berutang dan bersyukur kepada Tuhan. Aku diam-diam berdoa, "Ya Tuhan, kerusakanku begitu dalam, dan aku tidak mempertimbangkan kehendak-Mu. Aku mengganggu pekerjaan rumah Tuhan. Aku sungguh ingin bertobat dan menerapkan kebenaran dalam tugasku mulai sekarang untuk memuaskan-Mu!"

Aku membaca firman Tuhan ini dalam saat teduhku setelah itu: "Mereka yang mampu menerapkan kebenaran dapat menerima pemeriksaan Tuhan ketika melakukan segala sesuatu. Ketika engkau menerima pemeriksaan Tuhan, hatimu menjadi lurus. Jika engkau hanya melakukan hal-hal agar dilihat orang lain, dan tidak menerima pemeriksaan Tuhan, apakah Tuhan masih ada di dalam hatimu? Orang-orang semacam ini tidak menghormati Tuhan. Jangan selalu melakukan segala sesuatu demi kepentinganmu sendiri dan jangan selalu mempertimbangkan kepentinganmu sendiri; jangan memikirkan status, gengsi, atau reputasimu sendiri. Juga jangan mempertimbangkan kepentingan manusia. Engkau harus terlebih dahulu memikirkan kepentingan rumah Tuhan, dan menjadikannya prioritas utamamu. Engkau harus mempertimbangkan kehendak Tuhan dan mulailah dengan merenungkan apakah engkau murni atau tidak dalam memenuhi tugasmu, apakah engkau telah berusaha sekuatmu untuk setia, melakukan yang terbaik untuk menyelesaikan tanggung jawabmu, dan mengerahkan seluruh tenagamu atau tidak, serta apakah engkau telah dengan sepenuh hati memikirkan tugasmu dan pekerjaan rumah Tuhan atau tidak. Engkau harus memikirkan hal-hal ini. Renungkanlah hal-hal ini sesering mungkin, maka akan menjadi lebih mudah bagimu untuk melaksanakan tugasmu dengan baik. Jika kualitasmu buruk, pengalamanmu dangkal, atau engkau tidak cakap dalam pekerjaanmu, berarti mungkin ada beberapa kesalahan atau kekurangan dalam pekerjaanmu, dan hasilnya mungkin tidak terlalu baik—tetapi engkau telah mengerahkan upayamu yang terbaik. Ketika engkau tidak memikirkan keinginanmu sendiri yang egois atau mempertimbangkan kepentinganmu sendiri dalam hal-hal yang kaulakukan, dan sebaliknya terus-menerus mempertimbangkan pekerjaan rumah Tuhan, mengingat kepentingan rumah Tuhan, dan melaksanakan tugasmu dengan baik, maka engkau akan mengumpulkan perbuatan baik di hadapan Tuhan. Orang yang melakukan perbuatan baik ini adalah orang yang memiliki kenyataan kebenaran; dengan demikian, mereka telah menjadi kesaksian. Jika engkau selalu hidup menurut daging, selalu memuaskan keinginan egoismu sendiri, orang semacam ini tidak memiliki kenyataan kebenaran; ini adalah tanda tidak menghormati Tuhan" ("Serahkanlah Hatimu yang Sejati kepada Tuhan, maka Engkau Dapat Memperoleh Kebenaran" dalam "Rekaman Pembicaraan Kristus Akhir Zaman"). Ini menunjukkan kepadaku orang percaya sejati yang bersedia menerapkan kebenaran bisa menerima pengawasan Tuhan. Mereka tidak ingin dikagumi atau menyenangkan orang lain, atau mengejar nama dan status, tetapi mengutamakan pekerjaan rumah Tuhan, melindungi kepentingannya, dan mengabdikan diri pada amanat Tuhan. Inilah tugas makhluk ciptaan. Hanya ini cara mendapatkan pekerjaan Roh Kudus dalam tugas kita, serta bimbingan dan berkat Tuhan. Aku telah hidup dengan natur iblis, mengejar nama dan status, mengganggu pekerjaan rumah Tuhan, meninggalkan noda dan utang kepada Tuhan. Aku benar-benar melihat betapa egoisnya aku mencari nama dan status demi keuntunganku sendiri, dan aku berada di jalan antikristus melawan Tuhan. Aku benar-benar ingin mengubah sudut pandangku yang salah tentang pengejaran dan bisa hidup di hadapan Tuhan dengan hati yang murni dan jujur. Apa pun pendapat pemimpin tingkat atas atau bagaimana orang lain melihatku, aku siap mengerahkan seluruh upaya dan melakukan tugasku dengan sungguh-sungguh.

Dalam tugasku sejak itu, proyek apa pun atau gereja mana pun itu, aku bekerja untuk menggenapi tanggung jawabku dan mengikuti prinsip, bukan memperhitungkan proyek mana yang akan membuatku terlihat bagus atau mendapat pujian pemimpin. Aku merasa jauh lebih santai dalam tugasku, dan saat menunjukkan kerusakan, aku bisa secara sadar meninggalkannya. Belum lama ini, pemimpin memintaku fokus kembali pada pekerjaan penyiraman dan lebih sedikit melakukan pekerjaan lain. Suatu hari, saat memikirkan cara menangani pekerjaan penyiraman dengan baik, aku mendengar seseorang menyebutkan masalah sebuah gereja. Aku bimbang: "Haruskah aku memeriksa itu dan mengurusnya? Masalah itu akan butuh waktu untuk dipahami, jadi apa menghabiskan waktuku di sana berarti mengabaikan pekerjaan penyiraman? Pemimpin ingin aku fokus pada itu, jika tidak membuat kemajuan untuk sekarang, akankah aku terlihat tidak kompeten? Aku berpikir untuk mengirim orang lain menangani masalah di gereja itu." Aku merasa tidak tenang begitu memikirkan itu. Semua itu pekerjaan gereja dan tanggung jawabku, jadi jika aku hanya melakukan yang diatur pemimpin dan mengabaikan pekerjaan lain, bukankah itu hanya mencari nama dan status, seperti antikristus atau pemimpin palsu? Jadi, aku mencari seseorang yang akrab dengan situasinya untuk menyelidiki keadaan. Dengan usaha itu, aku melihat bimbingan Tuhan, dan mendapati masalah di gereja itu jauh lebih buruk daripada yang kudengar. Aku pergi dengan pemimpin lain untuk mengurus masalahnya. Kami mengeluarkan beberapa orang tidak percaya yang mengganggu dan memberhentikan beberapa pemimpin palsu yang telah lama tidak bertanggung jawab dan gagal melakukan pekerjaan nyata. Melihat para pelaku kejahatan yang mengganggu itu dikeluarkan dari gereja, mengetahui kehidupan gereja tidak akan kacau lagi membuatku benar-benar bahagia. Kini aku bisa bersahaja dalam tugasku tanpa mengejar nama dan status. Ini semua berkat dihakimi, dihajar, dipangkas, dan ditangani oleh Tuhan. Syukur atas penyelamatan Tuhan!

Jika Tuhan telah membantu Anda, apakah Anda mau belajar firman Tuhan, mendekat kepada Tuhan dan terima berkat Tuhan?

Konten Terkait

Membiarkan Diriku Lengah

Oleh Saudari Zhuanyi, Korea Beberapa waktu lalu, kami harus membuat sejumlah gambar untuk pembuatan film gereja. Rekanku, Saudara Simon,...

Tugas Tak Kenal Pangkat

Oleh Saudari Li Karen, Filipina Sebelum memercayai Tuhan Yang Mahakuasa, aku terbiasa dipuji guru. Aku selalu ingin diperhatikan, dan...

Telah Kutemukan Tempatku

Oleh Saudari Si Fan, Korea Setelah percaya Tuhan, aku mengejar dengan sangat antusias. Apa pun tugas dari gereja, aku patuh. Saat kesulitan...