Siapa Yang Menghalangiku Masuk Kerajaan Surga?
Dahulu aku seorang Katolik. Ketika kecil aku pergi ke sekolah Katolik dan aku selalu aktif ambil bagian dalam aktivitas gereja. Setiap...
Kami menyambut semua pencari yang merindukan penampakan Tuhan!
Aku lahir dalam keluarga Kristen, dan sejak kecil aku ikut orang tuaku percaya kepada Tuhan. Aku juga sering menghadiri pertemuan gereja dan ikut berbagai kegiatan gereja. Suatu hari pada Maret 2020, aku bertemu seorang saudari di Facebook. Kami membicarakan tentang kepercayaan kepada Tuhan, dan aku merasa hal-hal yang dibicarakan saudari ini sangat baru. Misalnya, dia bertanya apa aku tahu kriteria untuk memasuki kerajaan surga, dan topik ini langsung menggelitik rasa ingin tahuku. Kupikir, "Aku telah lama percaya kepada Tuhan, tetapi para pendeta dan penatua tak pernah membahas kriteria untuk masuk kerajaan surga. Aku juga tak pernah berpikir apakah kita bisa benar-benar masuk ke dalam kerajaan surga dengan percaya seperti yang kita lakukan." Ini kali pertama kudengar topik ini, dan aku ingin tahu jawabannya. Kemudian, dengan ikut pertemuan dan membaca firman Tuhan Yang Mahakuasa, aku mengerti setelah dirusak oleh Iblis, kita memiliki natur berdosa di dalam diri kita, dan kita sering berbuat dosa. Jika kita tidak menghilangkan natur berdosa ini, kita tak bisa lepas dari dosa. Mereka yang kotor dan rusak seperti ini tidak memenuhi syarat masuk ke dalam kerajaan surga, karena Tuhan itu benar dan kudus, manusia tak bisa melihat Tuhan jika tidak kudus. Dia juga memberitahuku, "Tuhan Yesus telah datang kembali sebagai Tuhan Yang Mahakuasa, untuk mengungkapkan banyak kebenaran, dan untuk melakukan pekerjaan menghakimi dan menyucikan manusia. Dia melakukan ini untuk menghilangkan natur berdosa kita dan sepenuhnya menyelamatkan kita dari dosa. Hanya dengan menerima pekerjaan penghakiman Tuhan pada akhir zaman dan disucikan dari kerusakan kita, kita memenuhi syarat untuk masuk ke dalam kerajaan surga." Dia juga membacakan firman Tuhan Yang Mahakuasa kepadaku: "Engkau hanya tahu bahwa Yesus akan turun ke bumi pada akhir zaman, tetapi bagaimana tepatnya Dia akan turun? Orang berdosa sepertimu, yang baru saja ditebus, yang belum diubahkan atau disempurnakan Tuhan, dapatkah engkau sejalan dengan maksud-maksud Tuhan? Bagimu, engkau yang masih dirimu yang lama, memang benar bahwa engkau diselamatkan oleh Yesus, dan engkau tidak berbuat dosa karena penyelamatan Tuhan, tetapi hal ini tidak membuktikan bahwa engkau tidak berdosa dan tidak najis. Bagaimana mungkin engkau bisa kudus jika engkau belum diubahkan? Di dalam dirimu, engkau dipenuhi dengan kenajisan, egois dan kasar, tetapi engkau masih berharap untuk dapat turun bersama Yesus—enak betul! Engkau melewatkan satu tahap dalam kepercayaanmu kepada Tuhan: engkau hanya ditebus, tetapi belum diubahkan. Agar engkau dapat selaras dengan maksud-maksud Tuhan, Tuhan harus secara pribadi melakukan pekerjaan untuk mengubahkan dan menahirkanmu; jika tidak, engkau tidak akan mampu mencapai kekudusan karena engkau baru saja ditebus. Dengan begini, engkau tidak akan layak mendapat bagian dalam berkat-berkat yang baik dari Tuhan, sebab engkau telah melewatkan satu tahap dalam pekerjaan Tuhan mengelola manusia, yaitu tahap kunci berupa pengubahan dan penyempurnaan. Dengan demikian, engkau, seorang berdosa yang baru saja ditebus, tidak dapat langsung menerima warisan Tuhan" (Firman, Jilid 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Mengenai Sebutan dan Identitas"). "Meskipun Yesus datang di antara manusia dan melakukan banyak pekerjaan, Dia hanya menyelesaikan pekerjaan penebusan seluruh umat manusia dan melayani sebagai korban penghapus dosa manusia; Dia tidak membebaskan manusia dari wataknya yang rusak. Menyelamatkan manusia sepenuhnya dari pengaruh Iblis tidak hanya membuat Yesus harus menjadi korban penghapus dosa dan menanggung dosa manusia, tetapi juga menuntut Tuhan untuk melakukan pekerjaan yang bahkan lebih besar untuk membebaskan manusia sepenuhnya dari wataknya yang telah dirusak oleh Iblis. Jadi, setelah manusia diampuni dari dosa-dosanya, Tuhan datang kembali menjadi daging untuk memimpin manusia memasuki zaman yang baru, dan memulai pekerjaan hajaran dan penghakiman. Pekerjaan ini telah membawa manusia ke dalam alam yang lebih tinggi. Semua orang yang tunduk di bawah kekuasaan-Nya akan menikmati kebenaran yang lebih tinggi dan mendapatkan berkat yang lebih besar. Mereka akan benar-benar hidup dalam terang, dan mereka akan mendapatkan kebenaran, jalan, dan hidup" (Firman, Jilid 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Kata Pengantar"). Saudari itu juga mempersekutukan pemahamannya tentang firman Tuhan. Setelah mendengarnya, aku teringat perbuatan dan perilaku saudara-saudariku dan diriku sendiri. Harus kuakui bahwa dalam kepercayaan kita kepada Tuhan, meskipun dosa-dosa kita telah diampuni, kita melakukan perbuatan baik, kita baik hati, dan kita tidak memukul atau memarahi orang lain, tetapi kita masih sering berbohong dan berbuat dosa, kita congkak dan memandang rendah orang lain, kita bersaing dengan orang lain untuk mendapatkan reputasi dan keuntungan, dan kita masih iri dan membenci orang lain. Kita semua hidup dengan terperangkap dalam lingkaran berbuat dosa dan mengaku dosa, dan kita terus-menerus bergumul dengan dosa. Baru setelah membaca firman Tuhan Yang Mahakuasa, aku mengerti bahwa ini adalah karena natur berdosa dalam diri kita belum disingkirkan. Dari firman Tuhan Yang Mahakuasa, aku juga menemukan jalan untuk terbebas dari dosa dan diselamatkan oleh Tuhan. Yaitu, kita harus menerima pekerjaan penghakiman Tuhan Yang Mahakuasa pada akhir zaman. Hanya setelah watak rusak kita ditahirkan, barulah kita memenuhi syarat untuk masuk ke dalam kerajaan Tuhan. Kupikir firman Tuhan Yang Mahakuasa sangat bagus dan nyata. Firman-Nya mencerahkan hatiku dan membuatku memahami beberapa kebenaran yang belum pernah kudengar sebelumnya. Setelah itu, aku rajin membaca firman Tuhan Yang Mahakuasa, aktif menghadiri pertemuan daring, bersekutu dengan saudara-saudari tentang pengetahuan dan pemahaman firman Tuhan, dan setiap kali kami bertemu, aku merasa itu sangat bermanfaat dan menyenangkan. Setelah beberapa waktu, aku mengetahui banyak kebenaran dan misteri yang tak pernah kuketahui sebelumnya dalam kepercayaanku kepada Tuhan dan dengan membaca Alkitab, seperti apa arti inkarnasi, bagaimana membedakan Kristus sejati dari Kristus palsu, misteri nama Tuhan, tujuan rencana pengelolaan Tuhan, cara Iblis merusak manusia, bagaimana Tuhan bekerja tahap demi tahap untuk menyelamatkan umat manusia, bagaimana kerajaan Tuhan diwujudkan di bumi, dan lainnya. Dalam firman Tuhan Yang Mahakuasa, aku juga mendapatkan jawaban atas banyak hal di dalam Alkitab yang sebelumnya sangat membingungkanku. Aku sadar misteri-misteri ini hanya bisa diungkapkan oleh Tuhan itu sendiri, dan tidak ada satu manusia pun yang berkuasa untuk membuka misteri-misteri ini. Oleh karena itu, aku meyakini bahwa firman Tuhan Yang Mahakuasa adalah kebenaran dan suara Tuhan, dan bahwa Tuhan Yang Mahakuasa adalah Tuhan Yesus yang datang kembali! Aku sangat bersemangat. Aku menceritakan kabar baik tentang kedatangan Tuhan kembali kepada banyak teman, dan menyuruh mereka untuk menyelidiki pekerjaan Tuhan Yang Mahakuasa pada akhir zaman.
Namun, tak lama kemudian, gereja yang kuhadiri—Gereja Baptis di India Timur Laut—mulai menyebarkan selebaran kepada orang percaya yang isinya dikarang oleh para pendeta agamawi untuk mengutuk Gereja Tuhan Yang Mahakuasa. Selebaran ini penuh dengan fitnah dan pencemaran nama baik Gereja, dan mereka melarang para jemaat untuk menghadiri pertemuan Gereja. Isi selebaran itu juga disiarkan di stasiun TV besar di India. Begitu menyalakan TV atau komputer dan menonton berita, kau bisa melihat propaganda negatif semacam ini. Itu segera menyebar ke seluruh negeri. Melihat para pendeta dan pemimpin dari dunia keagamaan ini secara terang-terangan memutarbalikkan fakta, menyebarkan rumor dan kekeliruan untuk memfitnah dan mengutuk Tuhan Yang Mahakuasa membuatku sangat marah dan sangat sedih. Pada waktu itu, banyak orang yang menyelidiki pekerjaan Tuhan pada akhir zaman bersamaku mengundurkan diri dari kelompok pertemuan karena mereka disesatkan. Beberapa orang bahkan mencoba membujukku dengan berkata, "Ini adalah gereja yang dikutuk PKT dan tidak boleh dipercaya." Aku kecewa melihat mereka melepaskan jalan yang benar dan merasa kasihan kepada mereka. PKT adalah rezim ateis. Mereka tidak percaya kepada Tuhan sama sekali dan selalu menganiaya keyakinan beragama. Mengapa orang-orang ini lebih memercayai PKT, sebuah partai politik ateis, bukannya mendengarkan suara Tuhan atau menyelidiki pekerjaan Tuhan? Bagaimana mereka bisa sebodoh itu? Pada saat itu, seorang temanku di kampung halaman melihat unggahan WhatsApp-ku yang mengatakan, "Tuhan telah datang kembali, dan kerajaan Kristus telah datang ke bumi," lalu dia bertanya apa aku pernah menghadiri pertemuan Gereja Tuhan Yang Mahakuasa. Aku bilang, "Ya." Dia mengatakan aku tak boleh memercayainya. Dia juga mengirimiku komentar fitnah dan kekeliruan tentang Gereja Tuhan Yang Mahakuasa, dan berkata, "Pendeta memperingatkan agar kita tidak mengikuti Tuhan Yang Mahakuasa. Mustahil Tuhan datang kembali pada akhir zaman sebagai daging inkarnasi, jadi kita tak boleh menghadiri pertemuan Gereja Tuhan Yang Mahakuasa." Aku tidak terpengaruh oleh perkataannya karena pada saat itu, saudara-saudari dari Gereja Tuhan Yang Mahakuasa telah mempersekutukan kebenaran tentang inkarnasi kepadaku, yaitu bahwa Tuhan akan datang kembali pada akhir zaman sebagai daging inkarnasi, sesuai yang telah lama direncanakan oleh Tuhan, dan dibuktikan oleh nubuat Tuhan Yesus. Tuhan Yesus berfirman: "Sama seperti kilat datang dari arah timur dan bersinar ke arah barat, demikianlah kedatangan Anak Manusia kelak" (Matius 24:27). "Karena sama seperti kilat yang memancar dari satu bagian di bawah langit, bersinar sampai ke bagian lain di bawah langit; demikian juga Anak Manusia saat hari kedatangan-Nya tiba. Namun, pertama-tama Dia harus mengalami berbagai penderitaan dan ditolak oleh generasi ini" (Lukas 17:24-25). "Karena itu hendaklah engkau juga bersedia: sebab Anak Manusia akan datang pada waktu yang tidak engkau duga" (Matius 24:44). Saat Tuhan Yesus menubuatkan kedatangan-Nya kembali pada akhir zaman, Dia menyebutkan berkali-kali "kedatangan Anak Manusia", "Anak Manusia datang", dan "Anak Manusia saat hari kedatangan-Nya tiba". Di sini, "Anak Manusia" mengacu pada daging inkarnasi. Tuhan Yang Mahakuasa telah datang pada akhir zaman dan mengungkapkan banyak kebenaran. Dia adalah kedatangan Anak Manusia, penampakan Juruselamat, yang menggenapi nubuat Tuhan Yesus. Aku juga tahu hanya Tuhan yang adalah jalan, kebenaran, dan hidup. Jika ada orang yang mampu mengungkapkan kebenaran dan firman Tuhan, dan mampu melakukan pekerjaan penghakiman dan penyucian pada akhir zaman, orang ini pastilah Tuhan yang berinkarnasi. Sebiasa apa pun penampilan-Nya, atau apakah Dia memiliki status atau kuasa, firman dan pekerjaan-Nya adalah hal yang terpenting. Inilah cara terbaik untuk membuktikan identitas dan status-Nya. Aku memberi tahu temanku apa yang kupahami dan berkata kepadanya, "Tuhan adalah Tuhan atas ciptaan, Tuhan mampu melakukan apa pun yang Dia inginkan. Yang harus manusia lakukan adalah mencari, bukan menghakimi dan mendefinisikan Tuhan. Pertemuan Gereja Tuhan Yang Mahakuasa sangat bermanfaat bagiku, dan membantuku memahami banyak kebenaran, jadi aku tidak akan berhenti menghadirinya. Jika kita percaya kepada Tuhan, kita harus mendengarkan suara Tuhan, bukannya secara membabi buta mendengarkan manusia. Alkitab berkata: 'Kita harus lebih taat kepada Tuhan daripada manusia' (Kisah Para Rasul 5:29)." Lalu temanku berkata dengan sangat serius, "Jika engkau terus percaya kepada Tuhan Yang Mahakuasa, saat kau kembali ke kampung halaman, Dewan Tinggi akan menginterogasimu. Pendeta tidak akan membiarkanmu percaya akan hal ini, dan penduduk desa akan menolakmu. Apa kau sudah memikirkan semua ini?" Kukatakan, "Ditolak oleh manusia tidaklah menakutkan. Yang menakutkan adalah tidak mengikuti jejak langkah Tuhan dan ditinggalkan oleh Tuhan. Pernahkah kau pikirkan jika Tuhan Yang Mahakuasa benar-benar adalah Tuhan Yesus yang datang kembali, dan kita tidak menerimanya, kita akan jatuh ke dalam bencana, dan ditinggalkan dalam keadaan meratap, dan menggertakkan gigi? Kedatangan Tuhan kembali adalah hal besar, jadi mengapa kau tidak mencari dan menyelidiki hal ini?" Namun, dia tetap menolak saranku.
Kemudian, temanku memberi tahu orang tuaku bahwa aku percaya kepada Tuhan Yang Mahakuasa. Selama seminggu penuh setelah itu, orang tuaku menelepon dan memarahiku setiap hari, katanya, "Pendeta terus meminta kami menghentikanmu ikut pertemuan Gereja Tuhan Yang Mahakuasa. Kau harus berhenti ikut pertemuan dan meninggalkan Gereja itu!" Kukatakan kepada mereka, "Gereja Tuhan Yang Mahakuasa tidak seperti yang pendeta katakan. Menghadiri pertemuan mereka telah memungkinkanku mengerti banyak kebenaran yang tidak kupahami sebelumnya. Inilah jalan yang benar, dan aku tidak tersesat." Aku ingin bersaksi tentang pekerjaan Tuhan Yang Mahakuasa pada akhir zaman kepada mereka, tetapi mereka begitu disesatkan oleh rumor sehingga tidak membiarkanku bicara lagi. Kemudian, karena epidemi, aku pulang ke rumah dari kampus. Saat orang tuaku melihat aku sering menghadiri pertemuan Gereja Tuhan Yang Mahakuasa secara daring, mereka mencoba membatasiku. Tetangga juga membicarakanku, mengatakan aku sudah gila karena percaya kepada Tuhan Yang Mahakuasa dan mengabaikan pendeta. Orang tuaku makin marah saat mendengar semua ini. Mereka memarahiku saat tiba di rumah, "Apa kau tahu apa yang penduduk desa katakan tentangmu? Apa kau akan mengabaikan perkataan kami dan tetap ikut pertemuan itu?" Kujawab, "Ya, aku akan tetap ikut pertemuan." Orang tuaku sangat marah dan berusaha lebih keras untuk menghentikanku. Mereka sering menyelaku selama pertemuan, sehingga sulit untuk hadir dengan tenang. Pernah, aku sedang berdoa setelah pertemuan, dan saat membuka mata, kulihat ayahku tiba-tiba sudah berdiri di sampingku, memelototiku, membuatku sangat kaget dan jantungku berdebar. Kemudian dia berteriak dengan marah, "Matikan internet dan tinggalkan kelompok pertemuanmu sekarang juga!" Kukatakan kepada orang tuaku, "Tuhan Yesus benar-benar telah datang kembali sebagai Tuhan Yang Mahakuasa dan Dia sudah melakukan pekerjaan yang baru. Jika kita tidak mengikuti jejak langkah Tuhan dan menerima pekerjaan penghakiman Tuhan pada akhir zaman, kita tidak bisa melepaskan diri dari dosa, atau diselamatkan dan masuk ke dalam kerajaan Tuhan, dan pada akhirnya, kita akan jatuh ke dalam bencana dan dihukum." Namun, mereka tidak mendengarkan perkataanku sama sekali dan mengulangi rumor dan kekeliruan yang dikhotbahkan oleh pendeta. Mereka berkata mustahil Tuhan telah berinkarnasi menjadi seorang perempuan. Kupikir, "Bagaimana aku bisa bersekutu dengan mereka?" Lalu, aku teringat satu bagian firman Tuhan Yang Mahakuasa yang pernah dibacakan saudara-saudari dari Gereja Tuhan Yang Mahakuasa kepadaku: "Setiap tahap pekerjaan yang dilakukan oleh Tuhan memiliki signifikansi praktisnya sendiri. Saat itu, ketika Yesus datang, Dia datang dalam wujud laki-laki, dan ketika Tuhan datang kali ini, wujud-Nya adalah perempuan. Dari sini, engkau bisa melihat bahwa ciptaan Tuhan baik laki-laki maupun perempuan dapat digunakan dalam pekerjaan-Nya, dan bagi-Nya tidak ada perbedaan gender. Ketika Roh-Nya datang, Dia dapat mengenakan jenis daging apa pun yang dikehendaki-Nya dan daging tersebut dapat merepresentasikan diri-Nya; entah laki-laki atau perempuan, daging itu dapat merepresentasikan Tuhan selama itu adalah daging inkarnasi-Nya. Jika Yesus menampakkan diri sebagai perempuan ketika Dia datang, dengan kata lain, jika seorang bayi perempuan, dan bukan bayi laki-laki, yang dikandung oleh Roh Kudus, tahap pekerjaan itu akan sama saja diselesaikan. Jika itu masalahnya, tahap pekerjaan saat ini akan diselesaikan oleh seorang laki-laki sebagai gantinya, tetapi pekerjaan itu akan sama saja diselesaikan. Pekerjaan yang dilakukan di setiap tahap memiliki makna pentingnya sendiri; tidak ada tahap pekerjaan yang diulangi, atau yang bertentangan satu sama lain" (Firman, Jilid 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Kedua Inkarnasi Melengkapi Signifikansi Inkarnasi"). Aku ingat mereka bersekutu bahwa inkarnasi Tuhan adalah saat Roh Tuhan mengenakan daging dan menjadi Anak Manusia biasa, jadi entah orang ini laki-laki entah perempuan, Dia adalah Tuhan itu sendiri, dan Dia bisa mengungkapkan kebenaran dan melakukan pekerjaan Tuhan. Tuhan Yesus adalah laki-laki. Dia disalibkan untuk manusia dan menanggung dosa manusia, dan dengan demikian menyelesaikan pekerjaan penebusan umat manusia. Pada akhir zaman, Tuhan datang berinkarnasi sebagai perempuan, dan di atas dasar pekerjaan Tuhan Yesus itulah, Dia mengungkapkan semua kebenaran yang diperlukan untuk menyelamatkan manusia, dan melakukan pekerjaan menghakimi dan menyucikan manusia. Karena itu, entah Tuhan yang berinkarnasi itu dalam wujud laki-laki atau perempuan, Dia mampu mengungkapkan kebenaran dan melakukan pekerjaan menebus dan menyelamatkan manusia. Jika Tuhan berinkarnasi dua kali dalam wujud laki-laki, orang akan membatasi Tuhan, menganggap-Nya hanya bisa berinkarnasi dalam wujud laki-laki, bukan dalam wujud perempuan. Maka, bukankah perempuan akan menghadapi lebih banyak diskriminasi dan prasangka? Tuhan adalah Tuhan yang adil. Dia menciptakan laki-laki dan perempuan. Pada kali yang pertama, Tuhan berinkarnasi dalam wujud laki-laki, dan pada akhir zaman, Dia telah kembali menjadi manusia, dalam wujud perempuan, yang berarti Dia adil, baik terhadap laki-laki maupun perempuan. Jika Tuhan berinkarnasi pada kali yang pertama dan kedua sebagai laki-laki, itu tentu tidak adil bagi perempuan, jadi Tuhan menjadi manusia dalam wujud perempuan pada akhir zaman. Itu menunjukkan keadilan Tuhan, dan itu menunjukkan bahwa Tuhan menciptakan laki-laki dan perempuan, dan laki-laki dan perempuan setara di hadapan Tuhan. Itu sangat bermakna! Dengan pemikiran ini, kukatakan kepada orang tuaku, "Tuhan menciptakan laki-laki dan perempuan menurut gambar-Nya, jadi inkarnasi Tuhan tentu saja bisa laki-laki atau perempuan. Penampilan fisik-Nya tidak penting. Yang penting adalah karena Dia bisa mengungkapkan kebenaran untuk menyelamatkan manusia, maka Dia adalah inkarnasi dari Roh Tuhan, Tuhan itu sendiri." Orang tuaku tak mampu menyangkal perkataanku, jadi mereka berkata, "Kau bilang Tuhan Yang Mahakuasa adalah Tuhan Yesus yang datang kembali, tetapi kami tidak percaya hal ini. Kami akan menerimanya jika para pendeta dan penatua menerimanya. Pendeta berkata Tuhan Yang Mahakuasa adalah orang biasa yang lahir dari keluarga biasa, jadi ini mustahil inkarnasi Tuhan." Menanggapi ini, aku berkata kepada mereka, "Saat Tuhan Yesus datang untuk bekerja, para imam kepala, ahli Taurat, dan orang Farisi Yudaisme tidak mengakui Dia sebagai Tuhan karena kelahiran dan penampilan-Nya yang biasa. Mereka menyangkal Tuhan Yesus dengan berkata, 'Bukankah ini putra si tukang kayu? Bukankah nama ibunya Maria?' Orang Farisi hanya melihat penampilan Tuhan Yesus. Mereka tidak menyelidiki apakah firman dan pekerjaan-Nya berasal dari Tuhan. Mereka menghakimi dengan watak congkak mereka bahwa Dia adalah manusia biasa dan bukan Tuhan. Mereka juga mengarang rumor, memfitnah dan mengutuk Tuhan Yesus. Orang percaya Yahudi memuja dan menaati mereka, lalu mengikuti mereka menyalibkan Tuhan. Pada akhirnya, mereka kehilangan keselamatan Tuhan dan dihukum. Begitu juga pada zaman sekarang. Para pendeta dan penatua ini tidak menyelidiki apakah firman yang diungkapkan oleh Tuhan Yang Mahakuasa adalah kebenaran dan suara Tuhan atau bukan. Mereka hanya membabi buta menghakimi dan mengutuk Tuhan Yang Mahakuasa, berkata bahwa Tuhan Yang Mahakuasa adalah manusia biasa, meragukan asal-usul dan latar belakang keluarga-Nya. Bukankah ini sama seperti saat orang Farisi mengutuk Tuhan Yesus?" Aku teringat satu bagian firman Tuhan yang dibacakan saudara-saudariku untukku: "Dia yang adalah Tuhan yang berinkarnasi akan memiliki esensi Tuhan, dan Dia yang adalah Tuhan yang berinkarnasi akan memiliki pengungkapan Tuhan. Karena Tuhan menjadi daging, Dia akan melaksanakan pekerjaan yang ingin Dia lakukan, dan karena Tuhan menjadi daging, Dia akan mengungkapkan siapa Dia, dan akan dapat membawa kebenaran kepada manusia, menganugerahkan hidup kepadanya, dan menunjukkan jalan kepadanya. Daging yang tidak memiliki esensi Tuhan pasti bukan Tuhan yang berinkarnasi; ini tidak diragukan lagi. Jika manusia berniat untuk menyelidiki apakah daging itu adalah daging inkarnasi Tuhan, manusia harus menegaskannya dari watak yang Dia ungkapkan dan perkataan yang Dia ucapkan. Dengan kata lain, untuk menegaskan apakah itu adalah daging inkarnasi Tuhan atau bukan, dan apakah itu jalan yang benar atau bukan, orang harus membedakan berdasarkan esensi-Nya. Jadi, untuk menentukan apakah itu daging Tuhan yang berinkarnasi atau bukan, kuncinya terletak pada esensi-Nya (pekerjaan-Nya, perkataan-Nya, watak-Nya, dan banyak aspek lainnya), bukan pada penampilan lahiriah-Nya. Jika manusia hanya memeriksa penampilan lahiriah-Nya, dan sebagai akibatnya mengabaikan esensi-Nya, ini menunjukkan bahwa manusia itu bodoh dan tidak tahu apa-apa" (Firman, Jilid 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Kata Pengantar"). Kukatakan kepada orang tuaku, "Untuk kita meyakini apakah daging Tuhan Yang Mahakuasa adalah daging inkarnasi Tuhan, kita harus melihatnya berdasarkan apakah Dia mampu mengungkapkan kebenaran dan melakukan pekerjaan menyelamatkan manusia, bukan pada apakah penampilan-Nya biasa-biasa saja. Pikirkanlah, apa kita percaya Tuhan Yesus karena gambar-Nya dalam daging? Tidak. Kita percaya bahwa Tuhan Yesus adalah Kristus yang berinkarnasi karena kita membaca firman-Nya dalam Alkitab, dan melihat bahwa firman-Nya memiliki otoritas, dan Dia mampu menebus manusia, memerdekakan manusia dari dosa, dan karena kita telah menikmati banyak kasih karunia Tuhan. Aku sekarang percaya kepada Tuhan Yang Mahakuasa karena melihat firman yang diungkapkan oleh Tuhan Yang Mahakuasa adalah kebenaran. Firman-Nya memiliki otoritas dan kuasa, dan merupakan suara Tuhan. Hanya setelah itulah aku percaya bahwa Dia adalah Tuhan yang berinkarnasi, Tuhan Yesus yang datang kembali. Kalian juga seharusnya membaca firman Tuhan Yang Mahakuasa. Jangan membabi buta menuruti perkataan pendeta dan percaya apa yang pendeta katakan! Jika mereka mengambil jalan yang salah, menentang, dan mengutuk Tuhan, apa kalian akan ikut menentang dan mengutuk Tuhan?" Saat orang tuaku mendengar ini, mereka sangat marah. Mereka memarahiku dan berkata, "Jika kau berani menentang pendeta dan penatua, kau akan diusir oleh penduduk desa. Kau bahkan belum beranjak dewasa, ke mana kau akan pergi? Kami tak akan bisa membantumu jika itu terjadi! Berhentilah bicara tentang semua ini, jangan bersaksi tentang Tuhan Yang Mahakuasa kepada orang lain. Kalau para pendeta dan penatua menerimanya, kami akan menerimanya. Untuk saat ini, jangan persulit dirimu." Bagaimanapun aku bersekutu, mereka tak mau mendengarkan sama sekali, dan mereka menegurku dengan keras. Mereka berkata, "Kami menghabiskan sangat banyak uang untuk sekolahmu, makanan dan pakaianmu, tetapi kau sangat tak patuh. Kau mengecewakan kami." Saat itu, kedua saudara lelakiku juga berpihak pada orang tuaku. Tak seorang pun di keluargaku mendengarkan nasihatku. Aku berusaha menjelaskan bahwa Tuhan Yang Mahakuasa telah mengungkapkan banyak kebenaran, dan berusaha membagikan apa yang telah kudapatkan kepada mereka, tetapi apa pun yang kukatakan, mereka tetap tak mau mendengar. Selama ini orang tuaku dan penduduk desa selalu memperlakukanku dengan sangat baik, tetapi sekarang, hanya karena aku percaya kepada Tuhan Yang Mahakuasa, sikap mereka terhadapku berubah. Kini aku penjahat di mata mereka dan orang buangan. Bahkan di rumah, aku tak bisa merasakan perhatian keluarga. Aku merasa kesepian dan sengsara. Namun, aku tahu aku tak boleh berhenti menghadiri pertemuan apa pun yang terjadi, karena aku tahu jika tidak ikut pertemuan dan memperlengkapi diriku dengan kebenaran, akan mustahil menanggung lingkungan seperti itu. Kemudian, demi menghindari konflik yang tak perlu, aku harus bersembunyi dari mereka dan menghadiri pertemuan secara diam-diam. Aku tak bisa bicara dan bersekutu. Hanya bisa berkomunikasi secara diam-diam dengan saudara-saudariku lewat pesan tertulis.
Suatu malam, pendeta dan salah seorang rekan kerjanya tiba-tiba datang ke rumahku. Para tetangga dan penduduk desa juga datang untuk menyaksikan. Pendeta bertanya kepadaku, "Apa yang kau bicarakan di pertemuan Gereja Tuhan Yang Mahakuasa?" Aku menjawab, "Gereja Tuhan Yang Mahakuasa bersaksi bahwa Tuhan Yesus telah datang kembali, dan Dia adalah Tuhan Yang Mahakuasa yang berinkarnasi yang melakukan pekerjaan penghakiman pada akhir zaman. Kami juga mempersekutukan orang macam apa yang bisa masuk ke dalam kerajaan surga, cara mengejar untuk mendapatkan keselamatan, dan hal-hal lainnya." Kemudian pendeta bertanya dengan nada ketus, "Kalau begitu beri tahu aku orang macam apa yang bisa masuk ke dalam kerajaan surga." Kujawab pertanyaannya, "Alkitab berkata: 'Bukan setiap orang yang memanggil-Ku, Tuhan, Tuhan, yang akan masuk ke dalam Kerajaan Surga; melainkan dia yang mengikuti kehendak Bapa-Ku yang di surga' (Matius 7:21). 'Karena itu jadilah kudus, sebab Aku ini kudus' (Imamat 11:45). Dari ayat-ayat ini, kita bisa melihat jika ingin masuk ke dalam kerajaan surga, kita harus melepaskan diri dari dosa, dan ditahirkan dari watak kita yang rusak, dan menjadi orang yang mengikuti kehendak Tuhan. Saat ini kita semua masih hidup dalam dosa. Kita sering berbohong dan berdosa, dan kita juga tidak menerapkan firman Tuhan, jadi kita tidak bisa masuk ke dalam kerajaan surga. Dahulu aku bingung kenapa kita terus-menerus terjebak dalam siklus berbuat dosa, mengaku dosa, dan berbuat dosa lagi. Mengapa kita tak bisa lepas dari belenggu dosa? Setelah membaca firman Tuhan Yang Mahakuasa, barulah aku mengerti bahwa saat kita percaya kepada Tuhan, dosa kita diampuni, tetapi natur berdosa kita, sumber dosa kita, belum disingkirkan, jadi kita tak bisa menahan diri untuk terus berbohong dan berbuat dosa. Alkitab berkata: 'Tanpa kekudusan, tidak ada manusia yang bisa melihat Tuhan' (Ibrani 12:14). Tuhan itu kudus, jadi jika kita masih berbuat dosa dan menentang Tuhan, kita tak bisa masuk ke dalam kerajaan Tuhan. Sekarang Tuhan Yesus telah datang kembali untuk melakukan pekerjaan penghakiman pada akhir zaman. Dia mengungkapkan semua kebenaran yang menyucikan dan menyelamatkan manusia, menggenapi nubuat Tuhan Yesus: 'Masih ada banyak hal lain yang harus Kukatakan kepadamu, tetapi engkau tidak dapat menanggungnya saat ini. Namun, ketika Dia, Roh Kebenaran itu, datang, Dia akan menuntun engkau sekalian ke dalam seluruh kebenaran' (Yohanes 16:12-13). Tuhan Yang Mahakuasa telah mengungkapkan banyak kebenaran. Dia tak hanya mengungkapkan misteri rencana pengelolaan Tuhan, Dia juga mengungkapkan sumber penyebab dosa manusia, menghakimi dan menyingkapkan natur Iblis dan watak congkak dalam diri manusia, seperti kecongkakan, tipu daya, kejahatan, dan sebagainya. Dia juga menyingkapkan berbagai pemalsuan dalam kepercayaan kita kepada Tuhan serta niat dan pandangan kita yang keliru, seperti percaya kepada Tuhan hanya untuk masuk ke dalam kerajaan surga. Saudara-saudari di Gereja Tuhan Yang Mahakuasa mengalami penghakiman dan hajaran firman Tuhan, berangsur-angsur menyadari yang sebenarnya mengenai natur Iblis dalam diri mereka dan kerusakan mereka, menghasilkan pertobatan sejati, dan pada akhirnya mampu melepaskan diri dari belenggu dosa dan menyucikan watak rusak mereka. Ini efek yang dicapai firman Tuhan pada Zaman Kerajaan. Jika ingin masuk ke dalam kerajaan surga, kita harus menerima pekerjaan penghakiman Tuhan Yang Mahakuasa pada akhir zaman, dan hanya setelah kerusakan kita ditahirkan, barulah kita memenuhi syarat masuk ke dalam kerajaan Tuhan." Setelah aku selesai, pendeta berkata, "Aku tahu kau merindukan kebenaran, tetapi kau masih terlalu muda. Kau tidak banyak memahami Alkitab, sehingga mudah disesatkan. Sekarang kau harus berhenti mengikuti Tuhan Yang Mahakuasa, mengakui dosa-dosamu kepada Tuhan, bertobat, dan berhenti menghadiri pertemuan-pertemuan itu!" Pendeta melihatku mengabaikan dirinya dan berkata, "Kau adalah dombaku. Beraninya kau tak menaatiku? Kau harus bertobat sekarang juga, mundur dari Gereja Tuhan Yang Mahakuasa, dan berhenti berdoa dalam nama Tuhan Yang Mahakuasa." Aku berkata dengan gigih kepadanya, "Aku tidak akan pernah berhenti mengikuti Tuhan Yang Mahakuasa." Dia sangat marah dan memperingatkanku, "Dewan Tinggi gereja menunjukku untuk 'mengurusmu'. Jika kau bersikeras dalam kepercayaanmu kepada Tuhan Yang Mahakuasa, kau akan dibawa ke Dewan Tinggi untuk diinterogasi. Kau harus tahu, begitu hal ini terjadi, bukan hanya studimu terdampak, reputasimu di gereja pun akan buruk. Kau bahkan mungkin tak bisa menemukan pekerjaan kelak. Kenapa mempersulit dirimu?" Mendengar pendeta mengatakan ini, aku merasa sangat tertekan, karena aku tahu begitu diinterogasi oleh Dewan Tinggi gereja, mereka tak akan pernah berhenti menggangguku. Jika aku tidak berhenti mengikuti Tuhan Yang Mahakuasa, saat nanti aku butuh sertifikat, kepala desa tak akan mau menandatanganinya untukku, dan aku mungkin tak bisa menemukan pekerjaan. Orang tuaku menyekolahkanku ke perguruan tinggi agar aku bisa mencari pekerjaan yang baik setelah lulus. Jika aku tak bisa menemukan pekerjaan, orang tuaku pasti akan makin menghalangiku untuk percaya kepada Tuhan Yang Mahakuasa. Selain itu, aku baru percaya kepada Tuhan Yang Mahakuasa, dan masih sedikit memahami kebenaran. Jika aku dibawa mereka untuk diinterogasi dan menghadapi sekelompok orang yang menyerangku, bisakah aku bertahan? Jika aku bersikeras percaya kepada Tuhan Yang Mahakuasa, apakah mereka akan mengusirku dari sekolah? Apa mereka akan minta semua orang percaya lain untuk menolakku? Aku sangat khawatir memikirkan hal ini, jadi aku berdoa dalam hati kepada Tuhan, memohon agar Dia menuntunku, dan kukatakan kepada-Nya bahwa aku ingin berdiri teguh dalam kesaksianku bagi Dia. Setelah berdoa, aku teringat firman Tuhan Yang Mahakuasa: "Engkau semua harus berjaga-jaga dan menanti-nantikan setiap saat, dan engkau harus lebih banyak berdoa di hadapan-Ku. Engkau harus mengenali berbagai tipu muslihat dan rencana licik Iblis, mengenali roh, mengenali orang, dan mampu membedakan semua jenis orang, peristiwa dan hal-hal" (Firman, Jilid 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Perkataan Kristus pada Mulanya, Bab 17"). "Iblis selalu hadir melahap pengetahuan manusia tentang Aku dalam hati manusia, menggertakkan giginya dan meregangkan cakarnya dalam kematian terakhirnya. Apakah engkau semua mau menjadi mangsa rencana liciknya kali ini? Apakah engkau ingin menghancurkan hidupmu pada saat pekerjaan-Ku akhirnya selesai?" (Firman, Jilid 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Firman Tuhan kepada Seluruh Alam Semesta, Bab 6"). Aku mengerti dari firman Tuhan bahwa hal-hal yang terjadi pada diriku ini adalah tipu muslihat Iblis. Iblis menggunakan orang-orang di sekitarku untuk mengganggu dan menghalangiku mengikuti Tuhan. Meskipun tingkat pertumbuhanku kecil dan aku tahu sedikit kebenaran, aku bersedia mengandalkan Tuhan agar dapat berdiri teguh dan mempermalukan Iblis. Jadi, kukatakan kepada pendeta, "Aku tidak akan berhenti menghadiri pertemuan. Aku akan terus mengikuti Tuhan Yang Mahakuasa." Orang tuaku sangat marah karena aku tidak mendengarkan pendeta. Ayahku memelototiku dan berteriak, "Beraninya kau berkata 'tidak'? Sebelum pendeta pergi, kau harus bersumpah akan berhenti percaya kepada Tuhan Yang Mahakuasa!" Pendeta juga mengancamku, berkata jika dalam seminggu ini aku tidak berhenti ikut pertemuan, dia pasti akan membawaku ke Dewan Tinggi untuk diinterogasi. Namun, aku tidak merasa menyesal, karena aku tahu betul bahwa pilihanku benar. Sebelum menerima pekerjaan Tuhan Yang Mahakuasa pada akhir zaman, aku percaya kepada Tuhan, tetapi tidak mengerti apa persyaratan untuk masuk ke dalam kerajaan surga. Terkadang, pikiranku dipenuhi fantasi, dan terkadang, karena aku sering berbuat dosa dan tidak tahu apakah aku bisa masuk ke dalam kerajaan, aku pun merasa bingung. Sekarang akhirnya aku mengerti. Hanya firman Tuhan Yang Mahakuasa yang memampukanku melihat dunia jahat ini dengan jelas, dan mengerti bagaimana Iblis merusak manusia. Jika aku tidak membaca firman Tuhan Yang Mahakuasa, aku tidak akan tahu sama sekali bagaimana melepaskan diri dari belenggu dosa atau bagaimana melepaskan diri dari kerusakan Iblis. Jadi, bagaimanapun mereka menghalangiku, aku tak akan pernah berhenti mengikuti Tuhan Yang Mahakuasa. Pendeta melihat aku tak berniat untuk berhenti, jadi dia pergi dengan marah.
Orang tuaku juga sangat marah karena aku menolak pendeta, lalu berkata dengan marah, "Kau berani menyangkal pendeta dan melakukan hal yang dilarang gereja. Secara adat, kau harus diusir dari desa. Jika penduduk desa menolakmu, saat kau butuh sertifikat di masa depan, kepala desa tidak akan menandatanganinya untukmu. Kau juga tidak akan bisa menemukan pekerjaan. Apa kau sudah pikirkan konsekuensinya? Lalu, ke mana kau akan pergi? Kau hanya mahasiswa. Kau tak punya tempat tinggal, juga tak akan bisa bekerja. Bagaimana kau akan bertahan hidup?" Ayahku juga bilang dia malu punya anak sepertiku. Dia berkata aku sangat mempermalukan mereka, dan aku bukan lagi putranya di masa depan. Seumur hidupku, inilah pertama kalinya kudengar ayah memarahiku seperti ini. Dia bahkan tega mengatakan aku bukan lagi putranya. Sulit dipercaya orang tuaku bisa mengucapkan hal-hal seperti itu. Aku sangat sedih sehingga tidak berkata apa pun. Ayahku lalu berkata, "Kukatakan sekali lagi, jika kau terus percaya kepada Tuhan Yang Mahakuasa, kembalikan semua uang yang kuhabiskan untuk membesarkanmu!" Saat ayahku mengatakan itu di depan penduduk desa, aku merasa sangat terhina dan sangat sedih. Orang tuaku memperlakukanku dengan baik di masa lalu. Di antara sepuluh anak, mereka memfavoritkan aku dan menaruh harapan tertinggi terhadapku. Mereka tak pernah mengucapkan kata-kata sekeras itu kepadaku, tetapi kini sikap mereka benar-benar berubah. Aku rindu kebaikan orang tuaku dan tak ingin bermasalah dengan mereka. Aku merasa sangat lemah dan tak tahu harus berbuat apa, jadi aku berdoa kepada Tuhan, memohon agar Dia menuntunku menghadapi lingkungan ini. Kemudian, aku teringat satu bagian firman Tuhan: "Engkau harus menderita kesukaran demi kebenaran, engkau harus mengabdikan diri kepada kebenaran, engkau harus menanggung penghinaan demi kebenaran, dan untuk memperoleh lebih banyak kebenaran, engkau harus mengalami penderitaan yang lebih besar. Inilah yang harus engkau lakukan. Janganlah membuang kebenaran demi kehidupan keluarga yang damai, dan janganlah kehilangan martabat dan integritas seumur hidupmu demi kesenangan sesaat. Engkau harus mengejar segala yang indah dan baik, dan engkau harus mengejar jalan dalam hidup yang lebih bermakna. Jika engkau menjalani kehidupan yang vulgar dan tidak mengejar tujuan apa pun, bukankah engkau menyia-nyiakan hidupmu? Apa yang dapat engkau peroleh dari kehidupan semacam itu? Engkau harus meninggalkan seluruh kenikmatan daging demi satu kebenaran, dan jangan membuang seluruh kebenaran demi sedikit kenikmatan. Orang-orang seperti ini tidak memiliki integritas atau martabat; keberadaan mereka tidak ada artinya!" (Firman, Jilid 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Pengalaman Petrus: Pengetahuannya tentang Hajaran dan Penghakiman"). Firman Tuhan mengilhamiku. Aku mengerti bahwa aku harus menderita untuk memperoleh kebenaran. Meskipun keluarga menentangku, pendeta menghalangiku, dan penduduk desa menghakimiku, dan aku merasa tersiksa serta sedikit lemah, apa pun yang mereka katakan, aku tak boleh berhenti mengikuti Tuhan Yang Mahakuasa. Dengan membaca firman Tuhan Yang Mahakuasa dan mendengarkan persekutuan yang disampaikan saudara-saudari di pertemuan, aku memahami banyak kebenaran dan misteri, dan telah meyakini dalam hatiku bahwa Tuhan Yang Mahakuasa adalah Tuhan Yesus yang telah datang kembali, Kristus akhir zaman, jadi aku tak bisa berhenti ikut pertemuan. Aku tahu jika berhenti menghadiri pertemuan, keadaan akan tenang. Keluargaku tak akan lagi menentangku dan akan memperlakukanku sebaik dahulu, dan tak seorang pun akan menertawakanku lagi, tetapi aku akan kehilangan kesempatanku untuk memperoleh kebenaran dan diselamatkan oleh Tuhan. Kukatakan pada diriku sendiri, aku tak boleh melepaskan kebenaran dan aku tak boleh mengkhianati Tuhan karena keluargaku tidak setuju. Firman Tuhan Yang Mahakuasa adalah kebenaran. Hanya Tuhan Yang Mahakuasa yang bisa memberi tahu kita bagaimana Iblis merusak umat manusia, dan hanya Dia yang menunjukkan jalan agar kita terbebas dari dosa dan diselamatkan oleh Tuhan. Bahwa sekarang aku bisa menderita untuk mendapatkan kebenaran, itu sungguh layak kualami. Jadi, aku bertekad untuk tidak lagi merasa dikekang oleh keluargaku. Meskipun mereka tidak lagi membayar uang sekolahku, meskipun aku diusir dari desa dan hidupku menjadi sulit, aku tak akan berhenti percaya kepada Tuhan dan mengejar kebenaran.
Selama seminggu berikutnya, pendeta mengatur agar dua rekan sekerja datang ke rumah kami setiap malam. Mereka mengulang-ulang perkataan yang sama setiap hari untuk menghentikanku menghadiri pertemuan. Apa pun yang mereka katakan, aku terus menghadiri pertemuan. Selama hari-hari itu, aku sering berdoa kepada Tuhan, memohon Dia menenangkan hatiku dan menjauhkanku dari semua gangguan ini. Beberapa waktu kemudian, pamanku takut keluargaku akan dicemooh jika masalah ini diketahui orang banyak, jadi dia menemui pendeta untuk membahas strategi baru. Mereka membawaku ke seorang teolog yang adalah doktor teologi dan yang sangat memahami Alkitab. Setelah kami bertemu, teolog itu menanyaiku, "Mengapa kau percaya kepada Tuhan Yang Mahakuasa? Apa kau sadar bahwa Tuhan Yang Mahakuasa hanyalah manusia biasa? Mengapa kau percaya kepada manusia?" Kujawab, "Tuhan Yang Mahakuasa adalah Tuhan yang berinkarnasi. Dia tampak seperti orang kebanyakan, tetapi Dia memiliki Roh Tuhan di dalam diri-Nya, dan Dia adalah inkarnasi Roh Tuhan. Dia bukan saja memiliki kemanusiaan yang normal, tetapi juga keilahian yang sempurna. Sama seperti Tuhan Yesus; dari penampilan-Nya, Dia adalah manusia biasa, tetapi Dia sebenarnya Anak Manusia yang berinkarnasi, Tuhan itu sendiri. Dia mampu mengungkapkan kebenaran dan melakukan pekerjaan menebus dan menyelamatkan manusia. Tuhan Yang Mahakuasa telah datang pada akhir zaman dan mengungkapkan banyak kebenaran. Dia telah menyingkapkan berbagai misteri kebenaran, seperti rencana pengelolaan Tuhan selama 6.000 tahun, misteri inkarnasi, dan bagaimana Tuhan melakukan pekerjaan penghakiman pada akhir zaman untuk menyucikan dan menyelamatkan manusia. Dia juga telah menyingkapkan sumber penyebab mengapa manusia berdosa. Jika Dia hanya seorang manusia biasa, akankah Dia mampu mengungkapkan begitu banyak kebenaran? Tuhan adalah Tuhan atas ciptaan, Dia adalah sumber kebenaran, hanya Tuhan yang mampu mengungkapkan kebenaran, tidak ada orang terkenal atau orang hebat di dunia ini yang mampu mengungkapkan kebenaran! Hanya Tuhan itu sendiri yang mampu mengungkapkan kebenaran-kebenaran ini. Tak seorang pun selain Tuhan yang mampu melakukannya. Semua kebenaran yang diungkapkan oleh Tuhan Yang Mahakuasa cukup untuk membuktikan bahwa Dia adalah Tuhan yang berinkarnasi, Tuhan itu sendiri." Begitu aku mengatakan semua ini, doktor teologi itu menyelaku dan berkata, "Perkataanmu keliru. Semua firman Tuhan ada di dalam Alkitab, dan tidak ada firman baru di luar Alkitab. Perkataan Tuhan Yang Mahakuasa tidak mungkin merupakan firman Tuhan yang baru." Aku membantahnya dengan berkata, "Apa kau punya dasar Alkitab untuk ini? Apa ada bukti dalam perkataan Tuhan Yesus? Tuhan Yesus berfirman: 'Masih ada banyak hal lain yang harus Kukatakan kepadamu, tetapi engkau tidak dapat menanggungnya saat ini. Namun, ketika Dia, Roh Kebenaran itu, datang, Dia akan menuntun engkau sekalian ke dalam seluruh kebenaran' (Yohanes 16:12-13). Alkitab menubuatkan bahwa Anak Domba akan membuka gulungan kitab pada akhir zaman. Ini semua menunjukkan bahwa Tuhan akan berfirman saat Dia datang kembali pada akhir zaman. Jika, seperti katamu, Tuhan tidak mengucapkan firman baru di luar Alkitab, bukankah itu artinya menolak semua firman dan pekerjaan Tuhan yang datang kembali?" Dengan menunjukkan ekspresi wajah tidak sabar, dia sama sekali tidak mendengarkan. Dia mengatakan beberapa hal yang mengutuk Tuhan Yang Mahakuasa dan berulang kali memintaku berhenti mendengarkan khotbah Kilat dari Timur. Lalu, dia mulai membual betapa tinggi gelar teologinya, seberapa banyak dia menderita untuk berkhotbah bagi Tuhan, dan sebagainya. Dia berkata aku masih terlalu muda untuk memahami Alkitab dan harus mendengarkan dia, lalu menyuruhku berhenti berkumpul dengan jemaat Gereja Tuhan Yang Mahakuasa. Pamanku menimpali dengan berkata: "Kita tak boleh percaya pada apa yang dikutuk oleh kalangan beragama. Teolog ini terkenal dengan pengetahuan Alkitabnya, dan kau beruntung berkesempatan bicara dengannya. Kuharap kau mau mendengarkan dia dan berhenti ikut pertemuan." Kukatakan kepada mereka, "Dahulu aku bingung tentang hidup dalam dosa. Aku tak bisa menemukan alasan mengapa orang tak mampu menyingkirkan dosa. Aku tidak mengerti sampai kubaca firman Tuhan Yang Mahakuasa bahwa semua itu karena natur berdosa dalam diri kita. Jika natur berdosa kita tidak disingkirkan, kita tak akan pernah bebas dari belenggu dosa." Aku juga bersaksi kepada mereka tentang kebenaran mengenai inkarnasi. Setelah mengatakan itu, teolog itu berkata dia terinspirasi oleh penjelasanku. Dia berkata itu sangat bagus dan berharap kelak bisa mendiskusikannya denganku, tetapi dia bersikeras aku tak boleh menerima Tuhan Yang Mahakuasa. Kulihat meskipun teolog ini memahami Alkitab, memiliki banyak pengetahuan teologi dan reputasi yang baik, sebenarnya dia miskin secara rohani dan tidak memahami kebenaran apa pun. Dia juga sangat congkak, tak mampu menerima kebenaran, dan tidak tertarik untuk mencari atau menyelidiki pekerjaan Tuhan. Sama seperti orang Farisi yang menentang Tuhan Yesus, dia pun terus mengutuk penampakan dan pekerjaan Tuhan pada akhir zaman. Percakapan itu tidak mengubah tekadku untuk mengikuti Tuhan Yang Mahakuasa. Sebaliknya, itu memberiku pemahaman tentang para pendeta, penatua dan teolog di dunia keagamaan. Aku tidak lagi menghormati dan mengagumi mereka. Dan dengan menghadiri pertemuan dan membaca firman Tuhan selama masa ini, aku juga mendapatkan beberapa pemahaman tentang kekeliruan di dunia keagamaan. Ini semakin meyakinkanku bahwa firman Tuhan Yang Mahakuasa adalah kebenaran dan Tuhan Yang Mahakuasa adalah penampakan dari satu-satunya Tuhan yang benar.
Dalam sebuah pertemuan, aku menceritakan keadaanku belakangan ini dengan saudara-saudari, dan mereka membagikan beberapa bagian firman Tuhan kepadaku, yang memberiku pemahaman tentang gembala palsu dan antikristus. Tuhan Yesus berfirman: "Celakalah engkau, ahli-ahli Taurat dan orang-orang farisi, orang munafik! Karena engkau menutup Kerajaan Surga terhadap manusia: padahal engkau sendiri tidak pernah pergi ke sana, namun engkau menghalangi orang-orang yang berusaha masuk ke sana" (Matius 23:13). "Celakalah engkau, ahli-ahli Taurat dan orang-orang farisi, orang munafik! Karena engkau melintasi lautan dan daratan untuk menjadikan satu orang bertobat menjadi pengikutmu, tetapi begitu ia bertobat, engkau menjadikannya anak neraka yang dua kali lebih jahat daripada dirimu sendiri" (Matius 23:15). Setelah membaca firman Tuhan dan mendengar persekutuan mereka, hatiku jauh lebih cerah. Aku sadar bahwa para pendeta dan pemimpin di dunia keagamaan sama seperti orang Farisi yang munafik. Mereka menentang dan mengutuk pekerjaan Tuhan Yang Mahakuasa pada akhir zaman serta berusaha keras menghalangi orang agar tidak mendengar suara Tuhan dan menyambut Tuhan. Mereka adalah batu sandungan yang menghalangi orang untuk masuk ke dalam kerajaan Tuhan. Mereka sendiri bukan saja tidak masuk ke dalam kerajaan Tuhan, mereka juga menghalangi orang lain agar tidak memasukinya. Mereka benar-benar kejam! Firman Tuhan Yang Mahakuasa berkata: "Ada orang-orang yang membaca Alkitab di gereja-gereja besar membacakannya sepanjang hari, tetapi tak seorang pun di antara mereka yang memahami tujuan pekerjaan Tuhan. Tak seorang pun yang dapat mengenal Tuhan; bahkan, tak ada seorang pun di antara mereka yang dapat selaras dengan maksud-maksud Tuhan. Mereka semua tidak berharga, manusia hina, masing-masing meninggikan diri untuk mengajar Tuhan. Mereka dengan sengaja menentang Tuhan bahkan saat mereka membawa panji-Nya. Mengaku beriman kepada Tuhan, mereka tetap saja memakan daging manusia dan meminum darah manusia. Semua orang semacam itu adalah setan-setan yang menelan jiwa manusia, para penghulu setan yang sengaja mengganggu mereka yang berusaha melangkah ke jalan yang benar, dan batu sandungan yang menghalangi orang-orang yang mencari Tuhan. Mereka mungkin tampak seperti 'raga yang kuat', tetapi bagaimana pengikut mereka bisa mengetahui bahwa mereka tidak lain adalah antikristus yang memimpin manusia untuk menentang Tuhan? Bagaimana para pengikut mereka bisa mengetahui bahwa merekalah setan-setan hidup yang berdedikasi untuk menelan jiwa manusia?" (Firman, Jilid 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Semua Orang yang Tidak Mengenal Tuhan adalah Orang-Orang yang Menentang Tuhan"). "Lihatlah para pemimpin setiap agama dan setiap denominasi—mereka semua congkak dan merasa diri benar, dan penafsiran mereka terhadap Alkitab di luar konteks dan dituntun oleh gagasan dan imajinasi mereka sendiri. Mereka semua mengandalkan karunia dan pengetahuan untuk melakukan pekerjaan mereka. Jika mereka sama sekali tidak mampu berkhotbah, akankah orang-orang mengikuti mereka? Bagaimanapun, mereka memang memiliki sedikit pengetahuan dan mampu mengkhotbahkan beberapa doktrin, atau mereka tahu bagaimana memenangkan hati orang lain dan menggunakan tipu daya tertentu. Mereka menggunakan hal-hal ini untuk menipu orang dan untuk membawa mereka ke hadapan diri mereka sendiri. Secara sebutannya, orang-orang itu percaya kepada Tuhan—tetapi sebenarnya, mereka mengikuti para pemimpin ini. Ketika mereka bertemu dengan seseorang yang mengkhotbahkan jalan yang benar, sebagian dari mereka akan berkata: 'Kami harus berkonsultasi dengan pemimpin kami tentang masalah iman.' Lihatlah bagaimana orang membutuhkan persetujuan orang lain dalam hal percaya kepada Tuhan dan menerima jalan yang benar—bukankah ini masalah? Dengan demikian, menjadi apakah para pemimpin itu? Bukankah mereka telah menjadi orang Farisi, gembala palsu, antikristus, dan batu sandungan bagi penerimaan orang akan jalan yang benar? Orang-orang semacam ini adalah orang yang sejenis dengan Paulus" (Firman, Jilid 3, Pembicaraan Kristus Akhir Zaman, "Bagian Tiga"). Tuhan dengan jelas menyingkapkan esensi para pemimpin agama yang membenci kebenaran dan menentang Tuhan. Tuhan Yang Mahakuasa telah menampakkan diri dan mengungkapkan begitu banyak kebenaran, tetapi mereka sama sekali tidak mencari. Bukannya mendengarkan suara Tuhan, mereka malah mendengarkan kabar bohong PKT, yang adalah partai ateis, mengutuk penampakan dan pekerjaan Tuhan Yang Mahakuasa, dan menyebarkan kebohongan untuk menyesatkan orang percaya dan menghalangi kita agar tidak mendengar suara Tuhan dan menyambut-Nya. Mereka menghancurkan kesempatan kita untuk diselamatkan dan masuk ke dalam kerajaan surga! Meskipun para pendeta dan pemimpin ini sering menjelaskan Alkitab kepada orang-orang di gereja, mereka tak punya pengenalan sedikit pun tentang Tuhan dan pekerjaan-Nya. Mereka juga tidak memiliki hati yang takut akan Tuhan. Esensi natur mereka sama dengan esensi dan natur orang Farisi. Mereka semua adalah antikristus yang membenci kebenaran dan menentang Tuhan. Lalu, aku teringat bagaimana para pengikut Yudaisme memuja para pemimpin agama secara membabi buta, dan mengikuti orang Farisi untuk menentang Tuhan Yesus, dan sebagai akibatnya, kehilangan keselamatan Tuhan. Orang tuaku juga memuja para pendeta dan penatua. Meskipun mereka sudah percaya kepada Tuhan selama bertahun-tahun, tidak ada tempat bagi Tuhan dalam hati mereka. Mereka tidak memahami kebenaran dan tidak memiliki kearifan. Menurut mereka, jika orang menaati pendeta dan penatua, itu berarti mereka tunduk dan mengikuti Tuhan. Apa pun yang dikatakan pendeta dan penatua, orang tuaku menurutinya. Dalam hal penting seperti menyambut Tuhan, mereka tak punya kearifan apa pun dan secara membabi buta mendengarkan pendeta, tetapi saat aku bersaksi kepada mereka tentang firman Tuhan Yang Mahakuasa, mereka sama sekali tidak mendengarkan, dan mengulangi perkataan pendeta dan doktor teologi untuk mengutuk Tuhan Yang Mahakuasa. Mereka bahkan berkata, "Meskipun ini jalan yang benar, kami tak mau menerimanya kecuali pendeta dan penatua menerimanya." Aku melihat betapa sangat menyedihkannya orang tuaku. Bagaimana mereka bisa dikatakan percaya kepada Tuhan? Bukankah mereka hanya percaya kepada pendeta dan penatua? Kukatakan kepada orang tuaku, "Jika kalian lahir pada Zaman Kasih Karunia, saat Tuhan Yesus menampakkan diri untuk bekerja, kalian pasti sama seperti para pengikut agama Yudaisme di masa lalu, mengikuti orang Farisi untuk menentang dan mengutuk Tuhan Yesus, karena kalian hanya mendengarkan pendeta dan penatua. Jika pendeta dan penatua mengutuk sesuatu sebagai palsu, pendapat kalian sama, dan kalian sendiri sama sekali tidak menyelidiki jalan yang benar, juga tak berusaha mendengar suara Tuhan. Bukankah ini sama dengan mereka yang mengikuti orang Farisi dan menentang Tuhan Yesus? Dapatkah kalian memperoleh hasil yang baik dengan percaya kepada Tuhan seperti ini?" Selama berlangsungnya peristiwa pada hari-hari itu, aku memiliki sedikit kearifan tentang orang tuaku, dan aku tidak lagi merasa dikendalikan dan aku bertekad untuk tetap teguh dalam kesaksianku bagi Tuhan.
Selama masa itu, apa pun yang kulakukan, orang tuaku mengawasiku. Aku tak bisa menghadiri pertemuan di rumah dengan tenang. Pada waktu itu, aku harus menyelinap ke hutan di dekat pinggiran desa kami pada malam hari untuk ikut pertemuan. Ada banyak nyamuk dan serangga. Aku digigiti nyamuk dan tak bisa menemukan tempat yang nyaman untuk duduk. Terkadang aku masih di hutan hingga larut malam. Agar orang tuaku tak tahu aku keluar untuk ikut pertemuan, aku harus menyelinap pulang untuk tidur, dan bangun pagi sebelum mereka bangun agar mereka berpikir aku tidur nyenyak di malam hari. Pada siang hari, aku harus membantu orang tuaku di ladang. Setelah beberapa waktu, aku lelah dan mengantuk. Itu sangat melelahkan. Aku mulai merasa sedikit lemah, tak tahu kapan hari-hari ini akan berakhir. Terkadang, aku bahkan berpikir jika aku mendengarkan orang tuaku dan berhenti ikut pertemuan, aku tidak akan terlalu menderita, orang-orang desa tak akan menertawakanku, dan itu tak akan memengaruhi usahaku mencari pekerjaan. Memikirkan ini, aku sedikit terguncang. Namun kemudian kupikir pada setiap pertemuan, aku bisa memahami beberapa kebenaran, dan ini kebenaran yang belum pernah kudengar sebelumnya. Aku enggan melepaskan itu. Selama masa itu, ada lagu pujian firman Tuhan yang memberiku semangat. Judulnya "Yang Tuhan Sempurnakan adalah Iman", dan aku mendengarkannya berkali-kali. Isinya: "Iman dan kasih yang terbesar dituntut dari kita dalam pekerjaan akhir zaman. Kita mungkin tersandung akibat kecerobohan yang paling kecil, karena tahap pekerjaan ini berbeda dari semua pekerjaan sebelumnya: yang sedang Tuhan sempurnakan adalah iman orang-orang, yang tidak dapat dilihat dan diraba. Yang Tuhan lakukan adalah mengubah firman menjadi iman, menjadi kasih, dan menjadi hidup. Orang-orang harus mencapai titik di mana mereka telah menanggung ratusan pemurnian dan memiliki iman yang lebih besar dari iman Ayub. Mereka harus menanggung penderitaan luar biasa dan segala macam siksaan tanpa pernah meninggalkan Tuhan. Ketika mereka tunduk sampai mati, dan memiliki iman yang besar kepada Tuhan, maka tahap pekerjaan Tuhan ini selesai" (Firman, Jilid 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Jalan ... (8)"). Aku mengerti dari lagu ini bahwa aku bisa menjadi lemah dan sengsara saat menghadapi kesulitan, tetapi pada masa seperti ini, aku harus belajar memberontak terhadap daging. Jika mengikuti daging, aku tidak bisa memuaskan Tuhan. Aku tahu benar bahwa setiap pertemuan bermanfaat bagi pemahamanku akan kebenaran dan kebenaran yang kudengarkan adalah harta yang tak ternilai. Meskipun setiap pertemuan larut malam di hutan secara fisik melelahkan dan sulit, ini juga ujian bagiku, untuk melihat apakah aku mampu menderita untuk mendapatkan kebenaran dan memiliki iman yang sejati kepada Tuhan. Orang tuaku ingin aku mengejar ketenaran dan kekayaan di dunia serta mencari pekerjaan bagus, untuk memberi keluargaku kehidupan yang baik dan membuat mereka bangga. Inilah yang mereka inginkan dan harapkan dariku. Namun, jika aku mendengarkan orang tuaku dan berhenti menghadiri pertemuan, meskipun aku tak harus menderita, aku tak akan mendapatkan kebenaran. Aku tak akan berubah, hanya menghibur diri dan mengejar daging, dan ini adalah hal yang tidak bermakna. Aku sekarang ini bisa menerima pekerjaan Tuhan pada akhir zaman dan menikmati begitu banyak kebenaran dari Tuhan adalah berkat yang terbesar. Penderitaan yang kualami tak ada artinya dibandingkan memahami kebenaran, dan semua itu bermakna. Memikirkan ini, aku rela melepaskan kesenangan daging dan tidak memedulikan apa pun yang keluargaku katakan tentangku. Aku hanya berharap bisa mengandalkan Tuhan untuk mengatasi kesulitan ini. Kemudian, dengan membaca firman Tuhan Yang Mahakuasa, keadaanku berangsur membaik. Perlahan, aku juga mengerti bahwa hanya di lingkungan sulit aku bisa mencari lebih banyak maksud Tuhan dan imanku kepada Tuhan menjadi makin teguh, dan untuk ini, aku sangat bersyukur kepada Tuhan!
Aku terus menghadiri pertemuan di hutan. Suatu kali saat aku dalam pertemuan, seseorang, yang tidak kuketahui siapa, mengetahuinya dan memberi tahu orang tuaku. Saat makan pagi esok harinya, ibuku berkata, "Kupikir kau telah berhenti menghadiri pertemuan setelah bertemu dengan doktor teolog. Aku tidak tahu kau kabur untuk ikut pertemuan di hutan pada malam hari. Apa kau tidak takut?" Saat bicara, dia mulai menangis. Itu pertama kalinya kulihat ibuku menangis di depanku. Aku tidak tahu harus berkata apa. Air mataku menggenang. Aku tidak ingin melukai hati orang tuaku, tetapi aku tahu aku tak mungkin berhenti mengikuti Tuhan Yang Mahakuasa. Perasaanku sangat kacau. Pada saat ini, aku teringat satu bagian firman Tuhan: "Ketika Tuhan bekerja, memedulikan seseorang, dan memperhatikan orang ini, dan ketika Dia menyukai dan berkenan atas orang ini, Iblis juga akan menguntit orang ini, berusaha menyesatkan orang ini dan melukai dirinya. Jika Tuhan ingin mendapatkan orang ini, Iblis akan berusaha sekuat tenaga untuk menghalangi Tuhan, menggunakan berbagai cara jahat untuk mencobai, mengganggu, dan merusak pekerjaan yang Tuhan lakukan demi mencapai tujuan tersembunyinya. Apa tujuan ini? Iblis tidak ingin Tuhan mendapatkan siapa pun; Iblis ingin merebut orang-orang yang ingin Tuhan dapatkan, dia ingin mengendalikan mereka, menguasai mereka sehingga mereka menyembahnya, sehingga mereka bergabung dengannya untuk melakukan perbuatan-perbuatan jahat, dan menentang Tuhan. Bukankah ini motif Iblis yang jahat? ... Dalam peperangan melawan Tuhan dan mengikuti di belakang-Nya, tujuan Iblis adalah untuk menghancurkan semua pekerjaan yang Tuhan ingin lakukan, untuk merasuki dan mengendalikan orang-orang yang Tuhan ingin dapatkan, untuk sepenuhnya memusnahkan orang-orang yang Tuhan ingin dapatkan. Jika mereka tidak dimusnahkan, mereka menjadi milik Iblis, untuk dipakai olehnya—inilah tujuannya" (Firman, Jilid 2, Tentang Mengenal Tuhan, "Tuhan itu Sendiri, Tuhan yang Unik IV"). Setelah merenungkan firman Tuhan, aku mengerti. Tuhan bekerja untuk menyelamatkan manusia, sementara Iblis berusaha keras memanfaatkan orang-orang di sekitar kita untuk menghalangi dan mencegah orang mengikuti dan menerima keselamatan Tuhan. Pada saat ini, aku ingat bagaimana istri Ayub mencobai Ayub untuk meninggalkan Tuhan. Ini adalah tipu daya Iblis. Aku teringat bagaimana selama waktu ini, teman-temanku menggangguku, pendeta dan keluargaku juga menghalangi dan mengancamku, menekanku agar berhenti percaya Tuhan. Semua ini adalah pencobaan dan tipu daya Iblis. Orang tuaku berkata mereka takut aku diusir dari desa dan tak punya tempat tujuan. Ibuku juga bilang dia mengkhawatirkanku. Ucapannya ini terdengar sepertinya dia khawatir, tetapi sebenarnya, Iblis sedang memakai keluargaku untuk mencegahku mengikuti Tuhan. Iblis ingin memaksaku menyerah, terus mengikuti pendeta, tetap memeluk agama, dan kehilangan keselamatan Tuhan. Aku tak boleh teperdaya Iblis. Setelah itu, aku terus menghadiri pertemuan dan membaca firman Tuhan Yang Mahakuasa. Aku tahu di masa depan, aku mungkin masih menghadapi banyak pencobaan dan pengepungan Iblis dan aku mungkin akan mengalami banyak kemunduran, tetapi aku tahu dalam hatiku bahwa firman Tuhan Yang Mahakuasa adalah kebenaran. Bahwa aku bisa membaca firman Tuhan, mengalami pekerjaan Tuhan, dan mendapatkan kebenaran, itu sangat berarti bagiku. Sebanyak apa pun aku menderita, itu sepadan!
Penderitaan akan berakhir dan air mata akan berhenti. Percayalah kepada Tuhan bahwa Dia mendengar permohonan kita dalam penderitaan kita, dan Dia ingin menyelamatkan kita dari penderitaan. Hubungi kami untuk memahami kabar baik tentang keselamatan Tuhan.
Dahulu aku seorang Katolik. Ketika kecil aku pergi ke sekolah Katolik dan aku selalu aktif ambil bagian dalam aktivitas gereja. Setiap...
Oleh Saudari Fangfang, Tiongkok Kami semua dalam keluargaku percaya kepada Tuhan Yesus, dan walaupun aku hanya orang percaya awam di gereja...
Oleh Saudara Víctor, Uruguay Saat kecil, aku mengikuti orang tuaku percaya Tuhan. Saat dewasa, aku bekerja di bidang konstruksi dan membuka...
Oleh Saudari Joselyn, Ekuador Tahun 2008, aku dan ibuku mulai beriman kepada Tuhan, lalu setelah itu, aku menghadiri pertemuan di gereja...