Aku Tak Lagi Mengeluh tentang Kualitasku yang Buruk

10 Agustus 2024

Oleh Saudari Chen Ling, Tiongkok

Saat SD, nilai-nilaiku buruk, tetapi karena masih kecil, aku tidak merasa malu. Namun saat SMP, ketika aku melihat teman sekelas dan teman aku belajar dengan baik, guru dan teman sekelas akan memuji dan menghargai mereka, aku menjadi iri. Aku juga ingin belajar dengan lebih baik agar mendapat pujian dari semua orang, tetapi sekeras apa pun aku berusaha, aku tak mampu meningkatkan nilaiku. Aku menyalahkan diriku sendiri, dengan berkata, "Mengapa aku begitu bodoh? Memalukan sekali!" Jadi, akhirnya aku putus sekolah. Saat aku mulai mencari pekerjaan, aku hanya mampu mendapatkan pekerjaan kasar karena tak memiliki pendidikan yang tinggi dan keterampilan serta tidak terlalu pintar. Saat aku melihat bagaimana orang-orang yang pintar dan berpendidikan dapat menghasilkan lebih banyak uang tanpa harus melakukan pekerjaan kasar, aku kembali menyalahkan diriku sendiri karena tidak pintar, dan aku merasa sangat tertekan.

Setelah menerima pekerjaan Tuhan Yang Mahakuasa pada akhir zaman, aku melihat bahwa para pemimpin mampu meninggalkan berbagai hal, mengorbankan diri sendiri, menanggung penderitaan dan membayar harga, serta mampu mengatasi kesulitan saudara-saudari dengan mempersekutukan firman Tuhan. Semua orang mengagumi dan menghormati mereka, sehingga aku menjadi sangat iri kepada mereka. Aku berharap suatu hari nanti aku juga bisa menjadi pemimpin gereja. Tidak kusangka, hanya dua tahun kemudian, aku dipilih menjadi pemimpin gereja. Dengan antusias, aku meninggalkan berbagai hal, mengorbankan diriku sendiri, serta aktif bekerja mencari tuan rumah dan orang-orang untuk melaksanakan tugas ketika diperlukan. Betapa pun sulit atau melelahkannya pekerjaan itu, aku tak pernah mengeluh. Aku melakukan yang terbaik untuk membantu siapa pun yang menghadapi masalah, dan semua saudara-saudari memujiku karena aku mampu menanggung penderitaan dan bersikap penuh kasih. Namun, pekerjaan gereja tak pernah menunjukkan tanda-tanda peningkatan, karena aku hanya bertindak berdasarkan peraturan, mengulangi perkataan orang lain, dan tidak mampu menggunakan kebenaran untuk menyelesaikan masalah yang nyata. Pada akhirnya, aku tidak cocok melaksanakan tugas itu dan diberhentikan, sehingga aku merasa sangat frustrasi dan negatif. Aku merasa jika saudara-saudariku tahu bahwa aku berkualitas buruk, mereka akan memandang rendah diriku dan kemudian kesempatanku untuk dilihat akan makin berkurang. Aku hanya bisa menyalahkan Tuhan: Mengapa kualitasku sangat buruk sementara orang lain berkualitas bagus seperti itu? Belakangan, pemimpin gereja memberiku tugas urusan umum. Setiap kali memikirkan bagaimana aku hanya dapat melakukan pekerjaan kasar karena kualitasku buruk, dan tak bisa mendapat rasa hormat dari orang lain, aku merasa agak sedih dan tidak bersemangat dalam melaksanakan tugasku. Setelah itu, pemimpin tersebut menugaskanku untuk menjaga properti gereja. Demi alasan keamanan, aku hanya dapat berinteraksi dengan seorang saudara. Aku berpikir, "Karena kualitasku yang buruk, aku hanya bisa melakukan tugas di balik layar seperti ini." Setelah memikirkan hal ini, aku kehilangan motivasi dalam melaksanakan tugasku. Aku tidak merangkum penyimpangan ataupun masalah yang telah timbul, apalagi mencari kebenaran untuk mengatasinya.

Belakangan, aku membaca satu bagian firman Tuhan yang sedikit menyadarkanku. Tuhan Yang Mahakuasa berfirman: "Kebanyakan dari mereka yang Tuhan selamatkan bukanlah orang-orang yang memiliki kedudukan tinggi di dunia atau di tengah masyarakat. Karena kualitas dan kemampuan mereka biasa-biasa saja atau bahkan buruk, mereka mengalami kesulitan untuk memperoleh popularitas atau keberhasilan di dunia ini, sering merasa hidup ini suram dan tidak adil. Hal ini membuat mereka sadar akan kebutuhan mereka untuk beriman, dan pada akhirnya mereka datang ke hadapan Tuhan dan masuk ke dalam rumah-Nya. Ini adalah persyaratan mendasar yang Tuhan tetapkan bagi manusia ketika memilih mereka. Hanya dengan kebutuhan inilah, seseorang bisa memiliki keinginan untuk menerima keselamatan Tuhan. Jika keadaanmu dalam segala aspek menguntungkan dan mendukung untuk berjuang di dunia ini, dan engkau selalu ingin terkenal dan dihormati oleh banyak orang, engkau tidak akan memiliki keinginan untuk menerima keselamatan Tuhan, dan engkau bahkan tidak akan memiliki kesempatan untuk menerima keselamatan-Nya. Meskipun engkau mungkin memiliki kualitas rata-rata atau bahkan buruk, engkau masih jauh lebih diberkati daripada orang-orang tidak percaya karena memiliki kesempatan untuk diselamatkan oleh Tuhan. Oleh karena itu, memiliki kualitas yang buruk bukanlah kekuranganmu, juga bukan merupakan hambatan bagimu untuk menyingkirkan watak rusakmu dan memperoleh keselamatan. Kesimpulannya, Tuhanlah yang memberimu kualitas ini Engkau memiliki sebanyak yang Tuhan berikan kepadamu. Jika Tuhan memberimu kualitas yang baik, berarti engkau memiliki kualitas yang baik. Jika Tuhan memberimu kualitas rata-rata, berarti kualitasmu rata-rata. Jika Tuhan memberimu kualitas yang buruk, berarti kualitasmu buruk. Begitu engkau memahami hal ini, engkau harus menerimanya dari Tuhan dan mampu tunduk pada kedaulatan dan pengaturan-Nya. Kebenaran manakah yang menjadi dasar bagimu untuk tunduk? Bahwa pengaturan Tuhan tersebut mengandung kehendak baik-Nya; Tuhan memiliki maksud baik yang dipikirkan-Nya dengan penuh kesungguhan, dan orang tidak boleh mengeluh atau salah memahami hati Tuhan. Tuhan tidak akan menghargaimu karena kualitasmu yang baik, dan Dia juga tidak akan memandang rendah atau membencimu karena kualitasmu yang buruk. Apa yang Tuhan benci? Yang Tuhan benci adalah orang yang tidak mencintai atau menerima kebenaran, orang yang memahami kebenaran tetapi tidak menerapkannya, orang yang tidak melakukan apa yang mampu mereka lakukan,orang yang tidak mampu mencurahkan segenap kemampuan mereka dalam tugas mereka tetapi selalu memiliki keinginan yang berlebihan, selalu menginginkan status, bersaing untuk mendapatkan kedudukan, dan selalu menginginkan berbagai hal dari-Nya. Inilah yang Tuhan anggap memuakkan dan menjijikkan" (Firman, Vol. 6, Tentang Pengejaran akan Kebenaran II, "Cara Mengejar Kebenaran (7)"). Saat merenungkan firman Tuhan, aku sangat tersentuh. Aku menyadari bahwa Tuhan telah menentukan sejak semula bahwa aku akan memiliki kualitas yang buruk, dan ada kehendak baik-Nya di balik semua ini. Aku memiliki hasrat yang kuat akan reputasi serta status, dan aku telah berusaha untuk menonjolkan diri sejak dini. Jika aku memiliki kualitas dan kualifikasi yang baik, serta telah mencapai status yang tinggi di dunia dan dihormati serta dikagumi, aku tak akan pernah datang ke hadirat Tuhan dan akan hidup dalam perusakan Iblis, merasakan nikmatnya dosa. Aku menyadari bahwa kualitasku yang buruk telah membantuku memperoleh perlindungan Tuhan dan membawaku ke hadirat Tuhan. Ini adalah keselamatan dari Tuhan. Karena aku berkualitas buruk, gereja menugaskanku untuk melakukan pekerjaan urusan umum, dan tugas tersebut cukup cocok untukku. Seandainya aku mengerahkan upaya dalam tugas itu, aku bisa melaksanakannya dengan baik, tetapi aku malah mengeluh karena tugas tersebut tidak memungkinkanku untuk menjadi unggul dan terlihat. Aku bahkan bersikap asal-asalan dan bertindak sekenanya dalam melaksanakan tugasku. Melihat bagaimana aku tidak melaksanakan peranku, aku menyadari bahwa aku sangat congkak dan tidak masuk akal!

Kemudian, aku menemukan satu bagian yang lain dari firman Tuhan. Tuhan Yang Mahakuasa berfirman: "Orang berkualitas buruk terutama memperlihatkan kurangnya kreativitas mereka dengan tidak mengetahui cara menerapkan ajaran dan prinsip pada pekerjaan nyata dan spesifik; mereka hanya mampu mengulang kata-kata, mempelajari doktrin dan menghafalkan peraturan. Sekadar menghafalkan doktrin dan peraturan tidak ada gunanya dan tidak menunjukkan seseorang memiliki kreativitas. Apakah seseorang itu memiliki kreativitas atau tidak tampak jelas dari apakah dia dapat mengimplementasikan ajaran, prinsip dan aturan ke dalam kehidupan nyata, melakukan pekerjaan yang berkaitan dengan ajaran dan prinsip ini dengan baik, sehingga ajaran dan prinsip ini tidak tetap sekadar menjadi kata-kata dan doktrin, peraturan dan rumusan, melainkan dapat diimplementasikan dalam kehidupan manusia dan diterapkan oleh orang-orang, memungkinkan orang untuk menggunakannya dan memperoleh manfaat serta bantuan darinya, menjadi jalan untuk penerapan dalam hidup, atau panduan, arah serta tujuan hidup. Jika orang tidak memiliki kreativitas ini dan hanya tahu cara melontarkan kata-kata dan doktrin serta meneriakkan slogan, dan tidak mampu menggunakan prinsip dan ajaran ini ketika tiba waktunya untuk melaksanaan tugas mereka, maka mereka yang mengikuti pemimpin atau penanggung jawab seperti ini tidak akan memperoleh prinsip penerapan dalam aspek kebenaran ini. Pemimpin atau penanggung jawab seperti ini adalah orang-orang yang berkualitas buruk, tidak mampu bekerja dan harus dilaporkan serta dikeluarkan begitu teridentifikasi. ... Oleh karena itu, kreativitas adalah kemampuan penting bagi pemimpin atau pekerja atau penanggung jawab. Jika engkau tidak memiliki kualitas dan kemampuan dasar untuk melaksanakan pekerjaan, engkau benar-benar harus waspada, dan tidak hanya terus maju karena semangatmu, selalu ingin menonjol, selalu ingin menjadi pemimpin atau penanggung jawab. Melakukannya bukan saja menghalangi dirimu sendiri tetapi juga akan menghalangi orang lain untuk menerima keselamatan. Jika engkau hanya menghalangi dirimu sendiri, hanya kematianmu sendirilah yang kausebabkan, tetapi jika engkau menghalangi saudara-saudari, bukankah engkau sedang merugikan banyak orang? Engkau mungkin tidak memedulikan hidupmu sendiri, tetapi orang lain memedulikan hidup mereka. Selain itu, menghalangi kehidupanmu sehari-hari atau keberhasilan keuanganmu sendiri adalah masalah kecil, sedangkan menghalangi pekerjaan Tuhan bukan masalah kecil. Dapatkah engkau memikul tanggung jawab seperti itu? Jika engkau benar-benar orang yang berhati nurani dan merasa bahwa tanggung jawab ini penting, bahwa menghalangi pekerjaan gereja bukanlah sesuatu yang sanggup kaujadikan tanggung jawabmu, maka engkau sama sekali tidak boleh menggunakan cara apa pun untuk pamer dan bersaing demi menjadi pemimpin. Jika engkau tidak memiliki kualitas dan tingkat pertumbuhan, jangan selalu berusaha untuk menonjolkan diri. Jangan biarkan keinginanmu akan otoritas menghalangi pekerjaan gereja atau menghalangi umat pilihan Tuhan untuk masuk ke dalam kebenaran dan memperoleh tempat tujuan yang baik—ini adalah dosa! Engkau harus memiliki kesadaran diri. Lakukan apa yang mampu kaulakukan dan jangan selalu bercita-cita untuk menjadi pemimpin. Selain menjadi pemimpin, ada banyak tugas lain yang dapat kaulakukan. Menjadi pemimpin bukanlah hak eksklusifmu dan tidak seharusnya menjadi pengejaranmu. Jika engkau memiliki kualitas dan tingkat pertumbuhan untuk menjadi pemimpin, dan engkau juga memiliki rasa terbeban, maka yang terbaik adalah membiarkan orang lain untuk memilihmu. Penerapan ini bermanfaat bagi pekerjaan gereja dan setiap orang yang terlibat. Jika engkau tidak memiliki kualitas untuk menjadi pemimpin, engkau harus memedulikan dan bertanggung jawab atas masa depan orang lain. Jangan selalu bersaing untuk menjadi pemimpin dan jangan menghalangi orang lain. Ingin menjadi pemimpin dan penanggung jawab pekerjaan gereja padahal memiliki kualitas yang buruk memperlihatkan tidak bernalarnya dirimu. Jika engkau tidak memiliki kualitas dan tingkat pertumbuhan, lakukan saja tugasmu sendiri dengan baik. Melaksanakan tugasmu dengan sungguh-sungguh menunjukkan bahwa engkau memiliki sedikit nalar. Bekerjalah sesuai dengan kemampuanmu; jangan memendam ambisi dan keinginan. Jangan hanya berusaha untuk memuaskan keinginan pribadimu sembari mengabaikan pekerjaan gereja, karena ini merugikan dirimu sendiri dan gereja. Ini adalah perwujudan kualitas yang buruk dalam hal kreativitas" (Firman, Vol. 6, Tentang Pengejaran akan Kebenaran II, "Cara Mengejar Kebenaran (7)"). Yang telah Tuhan singkapkan itu persis perilakuku sendiri. Kualitasku buruk dan aku tidak punya kreativitas, aku pun hanya mampu memahami beberapa pengetahuan doktrinal dan mematuhi peraturan tertentu dalam tugasku, tetapi aku tidak mampu menyelesaikan masalah nyata, jadi aku tidak cocok untuk melayani sebagai seorang pemimpin. Setelah dipilih sebagai pemimpin, aku melayani dengan antusias, mengorbankan diriku sendiri, bersemangat dan mampu melaksanakan beberapa pekerjaan urusan umum, tetapi karena kualitasku yang buruk, aku hanya bisa mematuhi peraturan dan melakukan segala sesuatu berdasarkan aturan tanpa memahaminya. Aku tidak dapat memahami serta tidak mampu mengatasi masalah nyata dalam pekerjaan itu dan pada akhirnya aku diberhentikan karena tidak mampu melakukan pekerjaan nyata. Ada prinsip-prinsip tertentu yang dapat kita ikuti untuk menentukan apakah seseorang cocok menjadi pemimpin atau tidak. Setidaknya, mereka harus memiliki kemanusiaan yang baik dan kualitas biasa, serta mampu mengatasi masalah nyata. Adapun diriku, aku tidak memiliki kualitas seorang pemimpin, dan jika aku terus menjalani peran itu, aku hanya akan menghambat pekerjaan gereja dan menunda jalan masuk kehidupan saudara-saudariku. Itu akan menjadi pelanggaran besar! Sudah selayaknya pemimpin itu memberhentikanku, mengingat bahwa kualitasku buruk dan aku tidak mampu melakukan pekerjaan gereja. Tindakan ini bukan hanya melindungi diriku, melainkan juga merupakan tindakan yang bertanggung jawab bagi pekerjaan gereja. Namun, aku tidak mengenal diriku sendiri. Kualitasku buruk, tetapi aku memiliki hasrat yang kuat akan status dan reputasi, selalu ingin menjadi menonjol dengan melayani sebagai seorang pemimpin atau pekerja. Aku sungguh tidak masuk akal! Aku berdoa kepada Tuhan, dengan berkata, "Ya Tuhan, semua ini berkat Engkau. Dengan mengeluarkanku, Engkau sudah tepat waktu dalam menghentikanku agar berhenti menempuh jalan yang jahat. Engkau juga telah membantuku memahami keadaanku melalui ungkapkan firman-Mu. Kini aku sepenuhnya menerima bahwa aku telah diberhentikan karena berkualitas buruk. Oh Tuhan, aku bersedia untuk bertobat dan tak lagi menyalahkan kualitasku yang buruk. Aku ingin mencari kebenaran agar dapat mengatasi watakku yang rusak dan menyikapi kualitasku dengan benar."

Aku terus merenung dan mencari tahu mengapa aku selalu mengeluhkan kualitasku yang buruk. Belakangan, setelah membaca satu bagian firman Tuhan, aku menyadari bahwa ada masalah dengan keadaanku. Tuhan Yang Mahakuasa berfirman: "Kecintaan antikristus akan reputasi dan status melampaui apa yang dirasakan oleh manusia normal, dan merupakan sesuatu yang ada dalam watak dan esensi mereka; itu bukanlah kepentingan yang sifatnya sementara ataupun efek sementara dari lingkungan mereka—itu adalah sesuatu yang ada dalam hidup mereka, dalam naluri mereka, dan dengan demikian, itulah esensi mereka. Dengan kata lain, dalam segala sesuatu yang antikristus lakukan, pertimbangan pertama mereka adalah reputasi dan status mereka sendiri, tidak ada yang lain. Bagi antikristus, reputasi dan status adalah hidup dan tujuan mereka di sepanjang hidup. Dalam segala hal yang mereka lakukan, pertimbangan pertama mereka adalah: 'Apa yang akan terjadi dengan statusku? Dan apa yang akan terjadi dengan reputasiku? Apakah melakukan hal ini akan memberiku reputasi yang baik? Apakah melakukan hal ini akan meningkatkan statusku di benak orang?' Itulah hal pertama yang mereka pikirkan, yang merupakan bukti yang cukup bahwa mereka memiliki watak dan esensi antikristus; mereka tak akan mempertimbangkan masalah ini dengan cara lain. Dapat dikatakan bahwa bagi antikristus, reputasi dan status bukanlah tuntutan tambahan, apalagi sesuatu yang tidak diperlukan oleh mereka. Reputasi dan status adalah bagian dari natur para antikristus, kedua hal tersebut ada dalam naluri mereka, tertanam dalam karakter mereka, reputasi dan status adalah hakikat mereka. Para antikristus tidak acuh tak acuh apakah mereka memiliki reputasi dan status atau tidak; ini bukanlah sikap mereka. Lantas, apa sikap mereka terhadap kedua hal ini? Reputasi dan status berkaitan erat dengan kehidupan sehari-hari mereka, dengan keadaan sehari-hari mereka, dengan apa yang mereka perjuangkan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan demikian bagi antikristus, reputasi dan status adalah hidup mereka. Bagaimanapun cara mereka hidup, di lingkungan mana pun mereka tinggal, pekerjaan apa pun yang mereka lakukan, apa pun yang mereka perjuangkan, apa pun tujuan mereka, apa pun arah hidup mereka, semua itu berkisar tentang bagaimana memiliki reputasi yang baik dan status yang tinggi. Dan tujuan ini tidak berubah; mereka tak pernah mampu melepaskan hal-hal semacam ini" (Firman, Vol. 4, Menyingkapkan Antikristus, "Bab Sembilan: Mereka Melakukan Tugas Mereka Hanya untuk Membedakan Diri Mereka Sendiri dan Memuaskan Kepentingan dan Ambisi Mereka Sendiri; Mereka tidak Pernah Mempertimbangkan Kepentingan Rumah Tuhan, dan Mereka bahkan Menjual Kepentingan Tersebut, Memperdagangkannya untuk Memperoleh Kemuliaan Pribadi (Bagian Tiga)"). Tuhan mengungkapkan bahwa apa pun yang sedang dilakukan para antikristus, pertama-tama mereka selalu memikirkan reputasi dan status mereka sendiri. Dalam segala hal, mereka berusaha keras untuk memuaskan ambisi serta hasrat mereka. Mungkin kualitasku buruk, tetapi watak yang telah kusingkapkan itu sama seperti watak antikristus. Dalam tugasku, aku berusaha memperoleh rasa hormat dari orang lain dan selalu ingin terlihat. Ketika diberhentikan, aku tidak merenungkan kekuranganku; aku justru menunjukkan perilaku yang tidak masuk akal, mengeluh kepada Tuhan karena memberiku kualitas yang buruk dan menjadi negatif serta bermalas-malasan. Aku melihat bahwa meskipun aku sudah beriman selama bertahun-tahun dan menikmati begitu banyak penyiraman dan pembekalan dari firman Tuhan, watak hidupku belum berubah sama sekali, dan aku menghargai reputasi serta statusku seperti aku menghargai hidupku sendiri. Ini sungguh berbahaya! Aku terpikir akan rekanku yang sebelumnya, Yang Jing. Dia memiliki kualitas tertentu dan kemampuan bekerja, tetapi dia congkak, sewenang-wenang dan terobsesi dengan status. Setiap kali memungkinkan, dia pamer dalam tugasnya untuk memperoleh rasa hormat dari orang lain dan melakukan hal-hal yang mengacaukan dan mengganggu pekerjaan gereja. Pemimpin kami telah berkali-kali menyingkapkan dan memangkasnya, tetapi dia tidak mau bertobat. Pada akhirnya, dia disingkapkan sebagai seorang antikristus dan dikeluarkan. Aku selalu mengejar status, ketenaran dan keuntungan, jadi andai saat itu kualitasku baik, begitu aku mendapatkan status dan memperoleh rasa hormat dari orang lain, aku pasti akan menempuh jalan yang sama dengan Yang Jing. Aku berdoa kepada Tuhan di dalam hati, dengan berkata, "Ya Tuhan, aku telah dirusak sedemikian dalamnya oleh Iblis dan aku sangat terobsesi dengan status, ketenaran, serta keuntungan. Jika bukan karena penghakiman dan ungkapan firman-Mu, aku benar-benar tidak akan menyadari watak antikristus yang telah kuperlihatkan. Aku sangat mati rasa dan bodoh! Ya Tuhan, aku bersyukur kepada-Mu atas pencerahan dan bimbingan-Mu melalui firman-Mu. Aku siap untuk bertobat dan mengejar kebenaran serta melaksanakan tugasku sebaik mungkin sesuai dengan kualitasku."

Dalam saat teduh, aku menemukan beberapa bagian lagi yang membantuku memahami bagaimana cara memandang kualitasku. Tuhan Yang Mahakuasa berfirman: "Berdasarkan kualitasmu, engkau hanya dapat melakukan beberapa pekerjaan yang menuntutmu berjerih payah, pekerjaan yang tidak terlihat, yang dipandang rendah dan tidak diingat orang—jika seperti inilah situasimu, engkau harus menerimanya dari Tuhan dan jangan membuat hatimu dipenuhi kebencian, dan tentu saja engkau tidak boleh memilih tugasmu berdasarkan keinginanmu sendiri. Lakukan apa pun yang rumah Tuhan atur bagimu, dan asalkan itu berada dalam kualitasmu, engkau harus melakukannya dengan baik. ... Sekalipun engkau tidak dapat melakukan pekerjaan lain, sekalipun engkau tidak dapat memainkan peran penting dan menentukan dalam pekerjaan gereja. Dan engkau tidak berkontribusi secara signifikan, jika engkau dapat mengerahkan segenap upaya dan kesetiaanmu dalam beberapa pekerjaan yang tidak terlihat dan hanya berusaha untuk memuaskan Tuhan, itu sudah cukup. Ini berarti tidak mengecewakan peninggian Tuhan atas dirimu. Jangan memilih tugas berdasarkan apakah tugas itu kotor atau melelahkan, apakah orang lain melihatmu melakukannya atau tidak, atau apakah orang lain memujimu atau merendahkanmu karena melakukannya. Jangan memikirkan hal-hal ini; berusaha sajalah untuk menerima bahwa hal ini adalah dari Tuhan, tunduk dan penuhi tugas-tugasmu yang seharusnya" (Firman, Vol. 6, Tentang Pengejaran akan Kebenaran II, "Cara Mengejar Kebenaran (7)"). "Mengenali berbagai perwujudan orang dengan kualitas yang berbeda dan memberikan contoh-contoh yang spesifik ini dimaksudkan untuk membantumu menghubungkan dirimu dengan mereka, sehingga engkau dapat secara akurat mengenali posisimu sendiri, secara rasional memperlakukan kualitasmu sendiri dan berbagai situasi, dan secara rasional memperlakukan penyingkapan dan penghakiman Tuhan terhadapmu—serta pemangkasan dan pekerjaan yang diatur bagimu—memungkinkanmu untuk mampu tunduk dari lubuk hatimu dengan penuh syukur, bukannya memperlihatkan penentangan dan penolakan. Ketika orang dapat memperlakukan kualitas mereka sendiri secara rasional, dan kemudian secara akurat mengidentifikasi posisi mereka sendiri, bertindak sebagai makhluk ciptaan yang Tuhan inginkan dengan sikap yang praktis dan realistis, melakukan apa yang seharusnya mereka lakukan dengan semestinya berdasarkan kualitas asli mereka, dan sepenuhnya mengabdikan kesetiaan dan upaya mereka, mereka akan memperoleh kepuasan Tuhan" (Firman, Vol. 6, Tentang Pengejaran akan Kebenaran II, "Cara Mengejar Kebenaran (7)"). Firman Tuhan memberiku sebuah jalan penerapan. Meski kualitasku buruk, Tuhan tidak memperlakukanku dengan buruk. Menjaga properti gereja membutuhkan tanggung jawab dan ketelitian. Aku harus secara rutin memeriksa dan merawat properti tersebut. Jika aku bekerja dengan sungguh-sungguh, aku mampu melakukannya dan tugas ini cocok untukku. Aku harus tahu tempatku dan melaksanakan tugasku sebaik mungkin. Aku terpikir akan firman Tuhan, yang berbunyi: "Fungsinya tidak sama. Ada satu tubuh. Masing-masing melakukan tugasnya, masing-masing berada di tempatnya dan melakukan yang terbaik—untuk setiap percikan api ada satu kilatan cahaya—dan mencari kedewasaan dalam hidup. Dengan demikian, Aku akan puas" (Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Perkataan Kristus pada Mulanya, Bab 21"). Firman Tuhan sangat menyemangatiku, dan di lubuk hatiku, aku ingin menghargai tugas ini. Belakangan, saat melaksanakan tugas menjaga properti, aku terus merangkum kesalahan dan kekuranganku, mengidentifikasi di bagian mana aku telah melanggar prinsip, dan segera memperbaiki masalahku setelah mengidentifikasinya. Ketika aku sendiri tidak mampu mengidentifikasi masalahku, aku berdoa kepada Tuhan dan memohon kepada-Nya untuk menyingkapkan masalah itu untukku. Aku berusaha sebaik mungkin untuk melakukan apa pun yang diperlukan agar bermanfaat bagi pekerjaanku. Aku mencapai pemahaman dan perubahan ini, semua karena bimbingan firman Tuhan. Syukur kepada Tuhan!

Jika Tuhan telah membantu Anda, apakah Anda mau belajar firman Tuhan, mendekat kepada Tuhan dan terima berkat Tuhan?

Konten Terkait

Emosi Menutupi Hatiku

Pada Mei 2017, aku menerima pekerjaan Tuhan Yang Mahakuasa pada akhir zaman. Ketika suamiku melihat aku sembuh dari penyakit dan menikmati...

Bernapas Lega Tanpa Rasa Iri

Oleh Saudari An Jing, Tiongkok Pada Januari 2017, aku diberikan tugas penyiraman di dalam gereja. Aku sangat bersyukur kepada Tuhan atas...

Kesadaran Yang Terlambat

Oleh Saudari Lin Min, Tiongkok Tahun 2013, aku menerima pekerjaan Tuhan Yang Mahakuasa pada akhir zaman. Saat itu, aku sangat antusias. Aku...