Bagaimana Menghadapi Kesulitan Memberitakan Injil

02 September 2022

Oleh Saudara Kelvin, Peru

Seluruh keluargaku beragama Katolik, demikian juga sebagian besar penduduk di desa kami, tetapi karena tidak ada pastor yang melayani di gereja Katolik di sana, sudah sejak lama tak seorang pun pergi ke gereja untuk belajar Alkitab. Pada 22 Mei, 2020, aku membaca firman Tuhan Yang Mahakuasa secara daring, dan melalui firman-Nya, aku diyakinkan bahwa Tuhan Yesus telah datang kembali, bahwa Dia adalah Kristus akhir zaman, Tuhan Yang Mahakuasa, dan dengan senang hati menerima pekerjaan-Nya pada akhir zaman. Aku membaca ini dalam firman Tuhan Yang Mahakuasa: "Karena manusia percaya kepada Tuhan, dia harus mengikuti jejak langkah Tuhan dari dekat, langkah demi langkah, dia harus 'mengikuti Sang Anak Domba, ke mana pun Dia pergi'. Hanya inilah orang-orang yang mencari jalan yang benar, hanya merekalah yang mengenal pekerjaan Roh Kudus" (Firman, Jilid 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Pekerjaan Tuhan dan Penerapan Manusia"). Aku tahu sebagai orang percaya, kita harus mengetahui pekerjaan Tuhan dan mengikuti jejak langkah Tuhan. Ada begitu banyak orang percaya di desa, tetapi tak seorang pun dari mereka pernah mendengar suara Tuhan atau menyambut kedatangan kembali Tuhan Yesus, jadi aku sangat ingin memberitakan kabar baik ini kepada mereka. Namun, aku merasa sedikit takut. Aku merasa masih muda dan tak tahu cara memberitakan Injil, jadi mereka pasti tak akan mau mendengarkanku. Aku khawatir mereka akan memandang rendah diriku dan berkata, "Kau masih begitu muda. Mengapa malah sibuk berkhotbah, bukannya bersekolah atau mencari pekerjaan?" Selain itu, mereka telah menjadi orang percaya selama bertahun-tahun, jadi akankah mereka mendengarkan kesaksianku tentang kedatangan kembali Tuhan Yesus? Bagaimana mereka akan memperlakukanku? Bagaimana aku bisa menyampaikan persekutuanku untuk menyelesaikan setiap gagasan atau kebingungan yang mungkin mereka miliki? Apa yang akan kulakukan jika mereka menentang kepercayaanku kepada Tuhan Yang Mahakuasa dan menentang pemberitaanku? Aku banyak memikirkannya, tetapi aku tahu mengabarkan Injil adalah maksud Tuhan. Aku harus memberitakan Injil kepada mereka dan bersaksi tentang Tuhan.

Jadi, aku berdoa kepada Tuhan, dan dengan membaca firman Tuhan Yang Mahakuasa, imanku diperkuat. Aku membaca bagian ini dalam firman-Nya: "Sadarkah engkau akan beban yang engkau pikul, akan amanatmu, dan tanggung jawabmu? Di manakah rasa bermisimu yang bersejarah itu? Bagaimana engkau akan melayani secara memadai sebagai seorang tuan di masa yang akan datang? Apakah engkau memiliki rasa pertuanan yang kuat? Bagaimana engkau akan menjelaskan tentang tuan atas segala sesuatu? Apakah itu berarti benar-benar tuan atas semua makhluk hidup dan atas semua hal jasmani di dunia? Rencana apa yang engkau miliki bagi kemajuan tahap pekerjaan berikutnya? Berapa banyak orang yang menantikanmu untuk menjadi gembala mereka? Apakah tugasmu berat? Mereka miskin, menyedihkan, buta, dan bingung, meratap dalam kegelapan—di manakah jalan itu? Betapa mereka merindukan terang, seperti bintang jatuh, untuk tiba-tiba turun dan melenyapkan kekuatan kegelapan yang telah menindas manusia bertahun-tahun lamanya. Siapa yang dapat mengetahui betapa mereka sungguh-sungguh berharap, dan bagaimana mereka merindukan hal ini, siang dan malam? Bahkan di hari ketika cahaya melintas, orang-orang yang sangat menderita ini tetap terkurung di penjara bawah tanah yang gelap, tanpa harapan kebebasan; kapankah mereka akan berhenti menangis? Yang mengerikan adalah kemalangan dari roh-roh yang rapuh ini, yang tidak pernah diberi istirahat, dan yang sudah lama diikat dalam keadaan seperti ini oleh ikatan tanpa ampun dan sejarah yang membeku. Dan, siapa yang pernah mendengar suara ratapan mereka? Siapa yang pernah melihat keadaan mereka yang menyedihkan? Pernahkah terlintas dalam benakmu betapa sedih dan cemasnya hati Tuhan? Bagaimana Dia sanggup menyaksikan manusia lugu yang telah Dia ciptakan dengan tangan-Nya sendiri, menderita siksaan seperti itu? Manusia, bagaimanapun juga, adalah korban yang telah diracuni. Dan walaupun manusia telah bertahan hingga sekarang, siapa yang pernah mengetahui bahwa umat manusia sudah lama diracuni oleh si jahat? Sudah lupakah engkau bahwa engkau adalah salah satu dari korban-korban itu? Bersediakah engkau berjuang, demi kasihmu kepada Tuhan, untuk menyelamatkan orang-orang yang bertahan ini? Tidak bersediakah engkau mencurahkan segenap tenagamu untuk membalas kebaikan Tuhan, yang mengasihi manusia seperti darah dan daging-Nya sendiri? Kesimpulannya, bagaimana engkau menafsirkan tentang dipakai oleh Tuhan untuk menjalani hidup yang luar biasa? Apakah engkau sungguh-sungguh memiliki ketetapan hati dan keyakinan untuk menjalani hidup yang penuh makna sebagai orang saleh yang melayani Tuhan?" (Firman, Jilid 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Bagaimana Seharusnya Engkau Mengelola Misimu yang akan Datang?"). Aku mengerti bahwa memberitakan Injil adalah tugas kita. Banyak orang masih belum mendengar suara Tuhan dan tidak tahu bahwa Tuhan telah datang kembali, dan bahwa Dia sedang melakukan pekerjaan menghakimi dan menyucikan manusia. Mereka masih hidup dalam penderitaan dan perusakan Iblis. Tuhan berharap kita semua dapat memikirkan maksud-Nya dan bangkit serta bekerja sama dengan-Nya. Apa pun masalah atau kesulitan yang kita hadapi, kita dapat berdoa dan mengandalkan Tuhan, dan berupaya sebaik mungkin untuk mengabarkan Injil Kerajaan. Namun, aku tidak memahami maksud Tuhan—aku merasa karena masih sangat muda, aku tak dapat memberitakan Injil. Aku takut penduduk desa tak mau mendengarkanku dan akan memandang rendah diriku, jadi aku terjebak di antara kesulitan ini dan imajinasiku sendiri, dibebani oleh kekhawatiran. Aku hanya memikirkan kesukaranku sendiri tanpa memikirkan maksud Tuhan, dan tidak berpikir untuk berdoa dan mengandalkan Tuhan dalam melewati pergumulan ini, untuk melaksanakan tugasku dan tanggung jawab. Ketika mengingat betapa banyaknya orang yang merindukan kedatangan Tuhan kembali dan diselamatkan dari kegelapan, aku merasakan betapa mendesaknya hal ini. Aku bertekad berupaya sebaik mungkin untuk memberitakan dan bersaksi tentang Injil Tuhan pada akhir zaman serta mencurahkan seluruh waktu dan tenagaku untuk melakukan pekerjaan ini.

Setelah itu, aku mulai membuat rencana untuk memberitakan Injil kepada orang-orang di desaku. Pertama, aku pergi ke toko fotokopi, mencetak undangan untuk sepuluh keluarga agar mereka datang dan mendengarkan khotbah di rumahku. Mereka semua sangat terkejut, dan mengatakan hal-hal baik tentang apa yang akan kulakukan. Aku sangat senang. Kemudian, kupikir, "Jika banyak orang datang malam itu, akan sulit bagi semua orang untuk membaca firman Tuhan dengan hanya menggunakan ponsel kecilku sembari mendengarkan khotbah." Jadi, aku pergi meminjam laptop temanku. Malam itu, 13 orang datang untuk mendengarkan khotbah, dan selama pertemuan, mereka semua senang membaca firman Tuhan, siapa pun yang ingin membaca akan langsung berdiri dan membacakannya. Semua orang sangat senang setelah pertemuan itu. Mereka berkata firman Tuhan sungguh indah dan mereka mendapatkan banyak hal setelah membacanya. Mereka berkata sangat menyenangkan bisa berkumpul untuk membacanya dan mereka bahkan ingin membawa anggota keluarga mereka pada hari berikutnya untuk turut membaca firman-Nya. Melihat bagaimana semua orang merindukan firman Tuhan membuatku sangat bahagia. Namun, kemudian aku sadar bahwa aku tidak bisa terus meminjam laptop temanku. Aku ingin membeli laptop sendiri tetapi ketika kukumpulkan semua uangku, itu masih belum cukup untuk membelinya. Aku merasa sedikit bingung. Setelah bertanya ke sana kemari, aku mengetahui bahwa proyektor sedikit lebih murah daripada komputer, lalu kuputuskan untuk meminjam uang untuk membeli proyektor sehingga penduduk desa lainnya bisa membaca firman Tuhan dengan cara itu. Aku pergi ke kota untuk meminjam uang, dan membeli proyektor. Aku menyiapkan segalanya sebelum memulai pertemuan berikutnya dan tak lama kemudian, penduduk desa mulai berdatangan. 19 orang hadir, memenuhi seluruh ruangan. Pada saat itu aku melihat bahwa Tuhan telah mengatur semua ini, dan aku sangat bersemangat. Aku bergegas mencari pengeras suara agar semua orang bisa mendengarkan firman Tuhan. Kami mempersekutukan kebenaran mengenai bagaimana nubuat tentang kedatangan Tuhan kembali telah digenapi, bagaimana menyambut Dia, bagaimana memiliki keyakinan bahwa Tuhan Yesus telah datang kembali, dan bagaimana pekerjaan penghakiman Tuhan pada akhir zaman akan menyingkapkan setiap jenis orang. Semua orang yang hadir dengan antusias turut serta dalam membaca firman Tuhan, dan beberapa anak kecil juga bersemangat untuk membacanya. Melihat betapa hausnya mereka akan firman-Nya, aku tahu semua ini adalah perbuatan Tuhan. Beberapa orang tetap tinggal setelah pertemuan selesai, dan berkata mereka sangat senang mendengarkannya. Beberapa orang merasa sangat tersentuh, termasuk kepala desa, yang ingin mengajak semua penduduk desa untuk datang dan mendengarkan firman Tuhan. Itu kejutan yang sangat menyenangkan. Hasil ini benar-benar menghancurkan gagasan dan imajinasiku dan aku merasa malu. Aku benar-benar menyaksikan pekerjaan dan bimbingan Tuhan, dan keyakinanku makin kuat untuk memberitakan Injil. Aku mengundang penduduk desa untuk mendengarkan khotbah setiap hari setelah itu, dan makin banyak orang mulai berdatangan. Mereka semua senang, dan berkata, "Aku belum pernah membaca yang seperti ini sebelumnya. Sekarang Tuhan telah menjadi daging dan datang kembali dan kita telah dapat berhadapan muka dengan-Nya. Kita sangat diberkati bisa menyambut Tuhan." Mereka juga merencanakan sebuah acara untuk mengundang lebih banyak orang dari kota-kota sekitar untuk berkumpul. Mereka berkata kepadaku, "Kau masih sangat muda, tapi kau melakukan ini untuk penduduk desa, membantu semua orang untuk mendengar firman Tuhan dan melakukannya dengan sangat serius. Tak seorang pun pernah melakukan hal seperti ini untuk kami sebelumnya. Kami tak pernah menyangka anak muda sepertimu bisa melakukan hal ini—ini luar biasa." Aku tahu ini sepenuhnya perbuatan Tuhan, yang membuatku bersemangat dan memperkuat keyakinanku untuk mengabarkan Injil.

Namun, aku mengalami berbagai macam kesulitan ketika menyirami para petobat baru ini. Terkadang koneksi internetku tidak bagus, dan aku harus pergi dari rumah ke rumah untuk mengadakan pertemuan. Yang lebih buruk dari itu, hujan sering turun di sana dan semua jalan akan berubah menjadi lumpur, sehingga sulit untuk berjalan di atasnya. Ketika pergi untuk menyirami petobat baru, aku harus berlari dari rumah ke rumah. Terkadang, aku harus bergegas ke rumah petobat baru sebelum hujan turun, dan terkadang, aku harus menunggu karena mereka belum pulang. Kemudian, setelah pertemuan berakhir, tidak mudah berjalan pulang karena jalan digenangi air hujan. Terkadang, aku merasa sedikit negatif dan lemah ketika aku kelelahan, jadi aku selalu berdoa dan membaca firman Tuhan. Pada waktu itu, aku membaca bagian ini dalam firman Tuhan Yang Mahakuasa: "Jangan berkecil hati, jangan lemah, dan Aku akan menjadikan segalanya jelas bagimu. Jalan menuju kerajaan tidaklah mulus; tidak ada yang sesederhana itu! Engkau ingin memperoleh berkat dengan mudah, bukan? Sekarang, semua orang akan mengalami ujian pahit yang harus dihadapi. Tanpa ujian semacam itu, hati yang mengasihi-Ku tidak akan tumbuh lebih kuat, dan engkau tidak akan memiliki kasih yang sejati bagi-Ku. Bahkan jika ujian itu hanya berupa peristiwa-peristiwa kecil, semua orang harus melewatinya; hanya saja tingkat kesulitan ujian-ujian itu berbeda-beda untuk masing-masing orang. Ujian merupakan berkat dari-Ku, dan berapa banyak dari antaramu sering datang ke hadapan-Ku dan berlutut untuk meminta berkat-Ku? Anak-anak bodoh! Engkau selalu mengira bahwa beberapa kata kemujuran merupakan berkat-Ku, tetapi tidak mengira bahwa kepahitan merupakan salah satu berkat-Ku" (Firman, Jilid 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Perkataan Kristus pada Mulanya, Bab 41"). "Ketika menghadapi penderitaan, engkau harus mampu untuk tidak memedulikan daging dan tidak mengeluh kepada Tuhan. ... Bagaimanapun tingkat pertumbuhanmu yang sebenarnya, engkau harus terlebih dahulu memiliki keinginan untuk menanggung kesukaran dan memiliki iman yang sejati, dan engkau juga harus memiliki keinginan untuk memberontak terhadap daging. Engkau harus mau secara pribadi menanggung kesukaran dan rela kepentingan pribadimu dirugikan demi memuaskan maksud Tuhan. Engkau juga harus mampu merasakan penyesalan tentang dirimu sendiri di dalam hatimu: di masa lalu, engkau tidak mampu memuaskan Tuhan dan sekarang, engkau dapat menyesali dirimu. Engkau tidak boleh kurang dalam satu pun dari hal-hal ini—melalui hal-hal inilah Tuhan akan menyempurnakanmu. Jika engkau tidak dapat memenuhi kriteria ini, engkau tidak bisa disempurnakan" (Firman, Jilid 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Mereka yang Akan Disempurnakan Harus Mengalami Pemurnian"). Firman Tuhan mendorong dan menghiburku untuk tidak berkecil hati atau menjadi lemah, dan bahwa Tuhan akan membimbing dan menolongku. Aku telah mengalami sedikit ketidaknyamanan jasmani dan membayar sedikit harga untuk memberitakan Injil, tetapi itu bermakna dan berharga. Itu hal yang paling adil untuk dilakukan, dan yang paling mendapatkan perkenanan Tuhan. Aku teringat Petrus, Matius, dan para rasul Tuhan Yesus lainnya yang banyak menderita saat mengabarkan Injil. Beberapa orang bahkan mati dalam upaya mereka memberitakan Injil, tetapi mereka tetap teguh dan tak pernah mundur. Dibandingkan dengan mereka, sedikit penderitaan yang kualami ini bahkan tak layak untuk disebutkan. Karena kasih karunia Tuhan-lah, aku memperoleh keberuntungan bisa menerima pekerjaan-Nya pada akhir zaman, dan dapat melaksanakan tugasku dengan mengabarkan Injil Kerajaan. Aku tak boleh terus memikirkan dagingku sendiri, dan merasa takut mengalami sedikit kesukaran. Aku harus rela menderita. Aku tak boleh berkecil hati dalam menghadapi kesulitan apa pun. Meskipun mengalami ketidaknyamanan jasmani, aku harus tetap memberitakan Injil, bersaksi tentang pekerjaan Tuhan, dan melaksanakan tugasku untuk memuaskan Dia.

Suatu kali, aku jatuh sakit dan pilek selama beberapa hari. Di malam hari aku mengalami demam, sakit kepala, dan sakit perut. Aku bahkan tak bisa bicara. Seorang saudari melihatku dalam kondisi buruk dan berkata kepadaku, "Kau seharusnya tidak pergi ke pertemuan malam ini." Aku setuju pada waktu itu. Namun setelah itu, pemikiran meninggalkan petobat baru untuk berkumpul sendiri membuatku gelisah. Kupikir merasa tak sehat adalah ujian bagiku, dan aku tetap harus melaksanakan tugasku dengan baik. Aku ingat dahulu aku tetap pergi bermain sepak bola ketika aku sakit atau ketika kakiku cedera. Jadi sekarang, mengapa aku tak mampu melaksanakan tugasku? Dengan pemikiran ini, aku naik sepeda motorku dan pergi ke pertemuan itu. Anehnya, ketika tiba di sana, aku tidak merasa sakit. Aku sangat senang dan sembuh hanya dalam beberapa hari.

Setelah lebih dari sebulan bekerja keras mengabarkan Injil, sebagian besar penduduk desa, selain mereka yang bekerja di luar kota, telah menerima Injil Tuhan Yang Mahakuasa pada akhir zaman. Aku ingin lebih banyak orang mendengar suara Tuhan, karena masih banyak orang yang belum tahu bahwa Tuhan Yesus telah datang kembali, sedang mengungkapkan begitu banyak kebenaran, dan melakukan pekerjaan mentahirkan dan menyelamatkan manusia. Jadi, kuputuskan pergi memberitakan Injil di desa-desa lain. Aku berdoa dalam hatiku, "Tuhan Yang Mahakuasa, kumohon bimbinglah aku agar aku tidak kehilangan keyakinanku dan bisa terus bergerak maju. Aku yakin Engkau akan membantuku menyelesaikan kesulitan apa pun yang akan kuhadapi." Setelah itu, aku pergi ke desa terdekat untuk memberitakan Injil. Aku berjalan menuruni bukit di jalan berlumpur selama 30 menit untuk memberitakan Injil kepada mereka, tetapi tiga rumah pertama semuanya berkata tak punya waktu, dan dengan sopan menolakku. Aku merasa sangat kecewa dan agak berkecil hati. Malam itu, aku sampai di rumah larut malam. Saudari Annie meneleponku untuk menanyakan tentang bagaimana pemberitaan Injilku, juga mempersekutukan firman Tuhan kepadaku, mendorong dan membantuku. Aku membaca sesuatu dalam firman Tuhan Yang Mahakuasa: "Yang Kuinginkan adalah kesetiaan dan ketundukanmu sekarang, kasih dan kesaksianmu sekarang. Sekalipun pada saat ini engkau tidak tahu apa arti kesaksian atau apa arti kasih, engkau harus membawa segenap dirimu kepada-Ku dan menyerahkan kepada-Ku satu-satunya harta yang kaumiliki: kesetiaan dan ketundukanmu. Engkau harus tahu bahwa kesaksian mengenai kalahnya Iblis oleh-Ku terletak dalam kesetiaan dan ketundukan manusia, begitu juga kesaksian mengenai tuntasnya penaklukkan-Ku terhadap manusia. Tugas dalam imanmu kepada-Ku adalah memberikan kesaksian tentang-Ku, setia kepada-Ku dan bukan kepada yang lain, dan tunduk sampai akhir. Sebelum Aku memulai langkah pekerjaan-Ku yang selanjutnya, bagaimana engkau akan memberikan kesaksian tentang-Ku? Bagaimana engkau akan bersikap setia dan tunduk kepada-Ku? Apakah engkau akan mengabdikan seluruh kesetiaanmu demi fungsimu atau akankah engkau menyerah begitu saja? Apakah engkau lebih suka tunduk pada setiap pengaturan-Ku (sekalipun itu berarti kematian atau kehancuran), ataukah melarikan diri di tengah jalan demi menghindari hajaran-Ku? Aku menghajarmu supaya engkau bisa menjadi saksi-Ku, setia dan tunduk kepada-Ku. Terlebih lagi, hajaran pada saat ini bertujuan untuk menyingkapkan langkah pekerjaan-Ku yang selanjutnya dan memungkinkan pekerjaan ini untuk terus maju tanpa hambatan. Karena itulah, Aku menasihatimu untuk bijak dan tidak memperlakukan hidupmu ataupun makna keberadaanmu sebagai butiran pasir yang tidak berharga. Bisakah engkau mengetahui dengan pasti apa pekerjaan-Ku yang akan datang? Tahukah engkau bagaimana Aku akan bekerja di hari-hari mendatang dan bagaimana pekerjaan-Ku akan berkembang? Engkau harus mengetahui makna penting pengalamanmu mengenai pekerjaan-Ku, dan lebih jauh lagi, makna penting imanmu kepada-Ku. Aku sudah melakukan begitu banyak; bagaimana mungkin Aku menyerah di tengah jalan, seperti yang kaubayangkan? Aku sudah melakukan pekerjaan yang sedemikian luasnya; bagaimana mungkin Aku menghancurkannya? Memang, Aku telah datang untuk mengakhiri zaman ini. Ini benar, tetapi terlebih lagi engkau harus tahu bahwa Aku akan memulai zaman yang baru, memulai pekerjaan yang baru, dan terutama, menyebarkan Injil kerajaan. Jadi, engkau harus tahu bahwa pekerjaan sekarang ini hanyalah untuk memulai sebuah zaman dan meletakkan dasar untuk penyebaran Injil di kemudian hari dan mengakhiri zaman ini di masa mendatang. Pekerjaan-Ku tidak sesederhana yang kaupikirkan, juga tidak sepele atau tak bermakna seperti yang mungkin kauyakini. Oleh karena itu, Aku tetap harus mengatakan kepadamu: engkau harus menyerahkan hidupmu bagi pekerjaan-Ku, dan terlebih lagi, engkau harus mengabdikan dirimu bagi kemuliaan-Ku. Sudah lama Aku merindukanmu untuk memberikan kesaksian tentang-Ku, dan bahkan Aku telah sangat lama merindukanmu untuk menyebarkan Injil-Ku. Engkau harus memahami apa yang ada di hati-Ku" (Firman, Jilid 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Apa yang Kauketahui tentang Iman?"). Membaca ini dalam firman Tuhan memberiku kekuatan. Aku merasa Tuhan sedang berkata kepadaku bahwa aku harus beriman kepada-Nya, dan apa pun kesulitan yang kuhadapi, aku tak boleh lemah atau negatif, aku tak boleh berkecil hati ataupun sedih, karena Tuhan sedang membimbing kami. Asalkan aku memikirkan maksud Tuhan dan pergi mengabarkan Injil Kerajaan-Nya, Dia pasti akan membukakan jalan bagiku. Melalui firman Tuhan, aku mengerti bahwa memberitakan Injil bukanlah jalan yang mudah, tetapi membutuhkan kita untuk rela menderita dan membayar harga. Nuh memberitakan Injil selama 120 tahun dan dia diejek, difitnah, dan dicaci maki oleh orang-orang. Dia banyak menderita, dan meskipun dia tidak mempertobatkan siapa pun, dia tetap tidak menyerah ataupun menjadi lemah—dia terus memberitakan Injil. Nuh tetap teguh dalam kesetiaan dan ketundukannya kepada Tuhan. Dia melaksanakan tugasnya sebagai makhluk ciptaan dan mendapat perkenanan dan berkat Tuhan. Ketika Tuhan mengirimkan air bah untuk memusnahkan dunia, keluarga Nuh yang terdiri dari delapan orang diselamatkan oleh Tuhan dan bertahan hidup. Lalu aku merenungkan diriku. Aku hanya memberitakan Injil kepada tiga keluarga dan merasa kecewa ketika mereka tidak menerimanya. Aku tak punya iman yang sejati kepada Tuhan. Sebenarnya, Tuhan telah mengizinkan situasi dan kesulitan ini menimpaku untuk menyempurnakan iman dan kesetiaanku kepada-Nya. Jadi entah mereka menerima Injil atau tidak, aku harus pergi memberitakannya. Itulah tugasku.

Firman Tuhan memberiku kekuatan. Keesokan harinya, aku pergi ke desa lain untuk memberitakan Injil. Aku juga berdoa, memohon agar Tuhan mencerahkan calon penerima Injil sehingga memahami firman-Nya. Malam itu, aku menemukan seseorang yang tertarik untuk mendengarkan Injil, dan setelah kusampaikan persekutuanku dan bersaksi kepadanya tentang penampakan dan pekerjaan Tuhan, aku terus menemukan orang lain untuk kuinjili, dan mempertobatkan enam orang malam itu. Aku sangat terkejut karena beberapa penerima Injil beragama Katolik dan memiliki banyak gagasan, tetapi setelah aku mempersekutukan firman Tuhan kepada mereka, mereka bisa memahaminya, lalu menerima Injil Tuhan Yang Mahakuasa pada akhir zaman. Setelah itu, aku pergi ke tempat lain, dan setiap kali aku keluar memberitakan Injil, aku berdoa, memohon agar Tuhan mencerahkan dan membimbingku sehingga aku akan tahu bagaimana berkhotbah dan bersaksi tentang firman-Nya. Karena makin banyak orang menerima Injil Tuhan, imanku bertumbuh. Meskipun terkadang ketika aku pergi ke desa lain untuk berkhotbah kepada orang asing, aku merasa sedikit malu dan takut, bimbingan firman Tuhan memberiku keyakinan dan keberanian untuk menghadapinya. Aku tahu bahwa ini adalah tugasku, dan jika aku tidak memberitakan Injil, aku tak akan memiliki lebih banyak kesempatan untuk berlatih, dan tak akan belajar dan memperoleh lebih banyak kebenaran. Setelah itu, dengan terus berlatih memberitakan Injil, aku tak lagi gugup dan takut dan mulai memahami kebenaran tentang visi dengan lebih jelas. Aku merasa benar-benar tenang dan bebas. Aku benar-benar memperoleh banyak hal melalui proses memberitakan Injil ini.

Dengan memberitakan Injil, aku mengalami begitu banyak hal dan menghadapi banyak kesukaran. Namun, aku belajar untuk mengandalkan dan mencari Tuhan pada saat-saat ini, mulai mengenal kedaulatan-Nya yang maha kuasa, dan juga memahami pentingnya melaksanakan tugasku.

Penderitaan akan berakhir dan air mata akan berhenti. Percayalah kepada Tuhan bahwa Dia mendengar permohonan kita dalam penderitaan kita, dan Dia ingin menyelamatkan kita dari penderitaan. Hubungi kami untuk memahami kabar baik tentang keselamatan Tuhan.

Konten Terkait

Kurangi Ukuran Huruf
Tambah Ukuran Huruf
Masuk Layar Penuh
Keluar Layar Penuh