Bagaimana Aku Melewati Interferensi Ayahku

24 November 2022

Oleh Saudari Thalia, Meksiko

Tanggal 18 November 2021, aku bertemu saudara-saudari dari Gereja Tuhan Yang Mahakuasa di internet. Dengan membaca firman Tuhan Yang Mahakuasa dan mendengarkan persekutuan mereka, aku yakin Tuhan Yang Mahakuasa adalah Tuhan Yesus yang datang kembali. Aku sangat bersemangat dan bahagia menerima pekerjaan Tuhan Yang Mahakuasa pada akhir zaman. Aku ingin segera membagikan kabar gembira ini kepada keluargaku, terutama ayahku. Dia telah menganut Kristen sejak berusia 30 tahun. Kini usianya 60 tahun dan selalu merindukan kedatangan Tuhan kembali. Jika tahu Tuhan Yesus telah datang kembali, dia pasti akan menerimanya dengan senang hati sepertiku. Tak disangka setelah memberi tahu ayahku tentang kedatangan Tuhan kembali, dia melarangku memercayainya. Dia bilang, "Alkitab tak berkata Tuhan akan kembali dalam wujud inkarnasi." "Alkitab berkata Tuhan turun di atas awan untuk mengangkat orang percaya ke kerajaan surga." Aku bilang kepadanya, "Ayah, sebenarnya Tuhan Yesus berkali-kali mengatakan bahwa pada akhir zaman, Dia akan datang kembali sebagai Anak manusia. Contohnya, 'Karena sama seperti kilat datang dari arah timur dan bersinar ke arah barat, demikianlah kedatangan Anak Manusia kelak' (Matius 24:27). 'Sama seperti pada zaman Nuh, begitu juga saat kedatangan Anak Manusia' (Matius 24:37). 'Karena itu hendaklah engkau berjaga-jaga: sebab Anak Manusia akan datang pada waktu yang tidak engkau duga' (Matius 24:44). Ayat-ayat Alkitab ini menyebutkan Tuhan datang sebagai Anak manusia. Ini berarti Tuhan datang berinkarnasi sebagai Anak manusia—" Sebelum bisa menyelesaikannya, ayahku menyelaku dan bilang, "Tuhan Yesus adalah Anak manusia. Mustahil Dia datang kembali sebagai Anak manusia. Tuhan hanya akan datang di atas awan untuk membawa kita ke kerajaan surga." Kubilang, "Datang di atas awan bukanlah satu-satunya cara Tuhan datang kembali. Ada dua cara kedatangan-Nya kembali dinubuatkan dalam Alkitab. Dia datang berinkarnasi diam-diam, lalu datang secara terbuka di atas awan. Kitab Wahyu bernubuat, 'Lihatlah, Aku datang bagaikan pencuri' (Wahyu 16:15). 'Jika engkau tidak berjaga-jaga, Aku akan datang kepadamu bagaikan pencuri' (Wahyu 3:3). Lalu, Matius 25:6 mengatakan, 'Dan pada tengah malam terdengar teriakan, "Lihat, mempelai laki-laki datang; keluarlah menyambutnya."' Semua nubuat ini mengatakan Tuhan Yesus akan datang kembali bagaikan pencuri. Ini berarti Dia datang secara diam-diam, tanpa ada yang tahu. Jika Tuhan Yesus terang-terangan datang, menunggangi awan putih di langit, semua orang akan melihat Dia. Jadi, bagaimana semua nubuat ini akan digenapi? Pada akhir zaman, Tuhan pertama kali datang diam-diam sebagai Anak manusia yang berinkarnasi untuk mengungkapkan kebenaran dan melakukan pekerjaan penghakiman. Gadis bijaksana mendengar suara Tuhan dan menyambut Tuhan, mereka dihakimi dan disucikan oleh firman Tuhan, lalu dijadikan pemenang oleh Tuhan. Kemudian, bencana besar mulai turun, dan tahap pekerjaan rahasia Tuhan dalam daging telah selesai. Setelah bencana besar, Tuhan turun di atas awan dan secara terbuka menampakkan diri kepada semua orang. Ini menggenapi nubuat dalam kitab Wahyu, 'Lihatlah, Dia datang dengan awan-awan; dan setiap mata akan melihat-Nya, juga mereka yang menikam Dia: dan semua orang di bumi akan meratap karena Dia' (Wahyu 1:7)." Kuberi tahu ayahku, "Ayah, pikirkanlah. Masuk akal jika saat Tuhan Yesus datang kembali di atas awan, semua orang akan bersukacita atas kedatangan Juruselamat. Jadi, kenapa dikatakan 'dan semua orang di bumi akan meratap karena Dia'? Karena saat Tuhan bekerja sebagai Anak manusia yang berinkarnasi, Dia menyelesaikan pekerjaan penghakiman dan penyucian. Mereka yang hanya menunggu kedatangan Tuhan di atas awan serta menentang dan mengutuk Tuhan Yang Mahakuasa akan kehilangan kesempatan menerima penghakiman dan penyucian Tuhan pada akhir zaman, lalu saat Tuhan datang di atas awan untuk mengupahi yang baik dan menghukum yang jahat, mereka akan tertelan bencana dan meratap sedih." Saat selesai, aku menunjukkan firman Tuhan Yang Mahakuasa dan video kesaksian Injil, tapi dia tetap kukuh pada sudut pandangnya. Sikapnya sangat congkak dan geram kepadaku, melarangku percaya kepada Tuhan Yang Mahakuasa.

Kemudian, dia melihatku sering menghadiri pertemuan Gereja Tuhan Yang Mahakuasa, jadi untuk menghentikanku, dia bilang, "Kau menghabiskan sebagian besar harimu ikut pertemuan di ponsel. Aku ingin kau bekerja dan mencari uang untuk membayar pengeluaran rumah tangga. Aku tak akan memberimu uang lagi mulai sekarang! Jika tak mau mencari kerja, tinggalkan rumah ini!" Perkataan ayahku membuatku sangat khawatir. Jika harus bekerja, aku tak akan bisa ikut pertemuan dan membaca firman Tuhan. Namun, jika tak bekerja, ayahku akan mengusirku, dan aku tak punya tempat tinggal. Aku sangat takut, jadi aku mencari kerja dan bekerja dari pukul enam pagi sampai empat sore. Seiring waktu, aku mulai melalaikan tugasku. Karena tak bisa memakai ponsel saat bekerja, aku tak bisa menyirami petobat baru. Setiap hari sepulang kerja, aku kelelahan, jadi merasa sangat letih di pertemuan. Aku berdoa kepada Tuhan, meminta Dia membuka jalan agar aku bisa melakukan tugas. Beberapa hari kemudian, aku berhenti dari pekerjaan itu. Aku mendapat pekerjaan membersihkan rumah, di sana aku hanya harus bekerja empat jam sehari. Meski penghasilanku tak banyak, aku punya waktu untuk ikut pertemuan dan melakukan tugasku. Ayahku terus mengganggu saat melihatku rutin menghadiri pertemuan lagi. Dia sering memintaku melakukan sesuatu untuknya sebelum waktu pertemuan, dan kadang, saat dia melihatku ikut pertemuan daring, dia memintaku pergi bersamanya. Awalnya aku tak mengerti apa yang terjadi. Aku hanya berpikir karena dia ayahku, aku harus patuh, tapi itu sulit bagiku, karena aku tak ingin ketinggalan pertemuan. Suatu kali, dia memintaku pergi bersamanya lagi, dan aku bilang harus menghadiri pertemuan, yang membuatnya sangat tak senang. Awalnya aku tak tahu cara menangani ini.

Kemudian, di sebuah pertemuan, saudara-saudari membaca beberapa firman Tuhan Yang Mahakuasa yang membantuku lebih jelas melihat situasinya. "Dalam setiap langkah pekerjaan yang Tuhan lakukan di dalam diri manusia, dari luar pekerjaan itu terlihat seperti interaksi antara manusia, seolah-olah lahir karena pengaturan manusia atau dari campur tangan manusia. Namun di balik layar, setiap langkah pekerjaan, dan semua yang terjadi, adalah pertaruhan yang Iblis buat di hadapan Tuhan, dan menuntut orang-orang untuk berdiri teguh dalam kesaksian mereka bagi Tuhan. Misalnya, ketika Ayub diuji: di balik layar, Iblis bertaruh dengan Tuhan, dan yang terjadi kepada Ayub adalah perbuatan manusia, dan campur tangan manusia. Di balik setiap langkah pekerjaan yang Tuhan lakukan di dalam dirimu adalah pertaruhan antara Iblis dengan Tuhan—di balik semua itu ada peperangan" (Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Hanya Mengasihi Tuhan yang Berarti Sungguh-Sungguh Percaya kepada Tuhan"). "Ketika Tuhan bekerja, memedulikan seseorang, dan memperhatikan orang ini, dan ketika Dia menyukai dan berkenan atas orang ini, Iblis juga akan menguntit orang ini, berusaha menipu orang ini dan melukai dirinya. Jika Tuhan ingin mendapatkan orang ini, Iblis akan berusaha sekuat tenaga untuk menghalangi Tuhan, menggunakan berbagai cara jahat untuk mencobai, mengganggu, dan merusak pekerjaan yang Tuhan lakukan demi mencapai tujuan tersembunyinya. Apa tujuan ini? Iblis tidak ingin Tuhan mendapatkan siapa pun; Iblis ingin merebut orang-orang yang ingin Tuhan dapatkan, dia ingin mengendalikan mereka, menguasai mereka sehingga mereka menyembahnya, sehingga mereka bergabung dengannya untuk melakukan perbuatan-perbuatan jahat, dan menentang Tuhan. Bukankah ini motif Iblis yang jahat?" (Firman, Vol. 2, Tentang Mengenal Tuhan, "Tuhan itu Sendiri, Tuhan yang Unik IV"). Setelah membaca firman Tuhan, aku sedikit memahami tipu daya iblis. Saat Tuhan ingin menyelamatkan seseorang, Iblis mencoba segala cara, menggunakan semua orang dan segala hal untuk menghentikan mereka didapatkan oleh Tuhan. Itu terjadi kepadaku. Setelah tahu aku percaya kepada Tuhan Yang Mahakuasa, ayahku mencoba sebaik mungkin menghentikan dan menggangguku. Dia berdalih bahwa aku harus bekerja, selalu meminta bantuanku sebelum aku ikut pertemuan, dan sengaja menyela pertemuan untuk memintaku mengurus keperluan dengannya. Semua ini adalah Iblis menggunakan ayahku untuk menggangguku agar tak bisa ikut pertemuan atau membaca firman Tuhan secara normal. Aku tak bisa mengenali tipu daya Iblis, jadi saat ayahku mengancam, aku patuh karena takut diusir dari rumah. Aku teperdaya pencobaan Iblis, jadi tak bisa rutin menghadiri pertemuan dan melakukan tugasku dengan baik. Kini aku mengerti Iblis menggunakan gangguan ayahku untuk menjauhkanku dari Tuhan dan kehilangan penyelamatan Tuhan. Iblis sangat jahat. Namun, hikmat Tuhan dilakukan berdasarkan tipu daya iblis. Dengan mengalami lingkungan ini, aku bisa mencari kebenaran, memetik pelajaran, belajar mengenali tipu daya iblis, teguh dalam kesaksian dan mempermalukan iblis. Hanya dengan pencerahan dan tuntunan Tuhan, aku mengenali keadaan yang sesungguhnya. Aku harus berdiri teguh dalam kesaksianku dan tak lagi jatuh ke dalam perangkap Iblis.

Setelah itu, aku bersikeras menghadiri pertemuan dan melakukan tugasku. Ayahku terus menghalangi dan menggangguku, bahkan ingin mengusirku beberapa kali. Dia sangat marah kepadaku sehingga tak mau bicara denganku. Terlepas dari perlakuannya kepadaku, aku tahu harus bicara dengannya. Suatu hari aku bertanya, "Ayah, kenapa tak bicara denganku? Kenapa ingin mengusirku dari rumah?" Dia bilang, "Kau hanya peduli dengan pertemuan, juga sangat tak patuh." Aku bilang, "Tuhan menyuruh kita menghormati orang tua, jadi aku tak akan berhenti bicara denganmu, tapi juga tak akan berhenti menghadiri pertemuan." Dia diam dan tak mengatakan apa-apa kepadaku. Kemudian, aku memberitakan Injil kepada ibu tiriku. Dia pikir itu bagus dan menghadiri pertemuan selama sebulan. Namun, saat ayahku mengetahuinya, dia melarangnya hadir dan ingin mengusirku dari rumah. Ini membuatku sedih. Aku tak ingin hubunganku dengan ayah hancur. Suatu pagi, aku sedang membaca firman Tuhan di ponsel. Ayahku memarahiku saat melihatnya, "Jika masih menghadiri pertemuan di ponsel, aku akan mengambilnya!" Lalu, dia coba merebut ponselku dari tanganku. Aku tak mau menyerah, jadi dia berkata dengan marah, "Jika tak mau mematuhiku, kemasi barang-barangmu dan tinggalkan rumah ini!" Itu memilukan. Hubunganku dengan ayahku selalu baik. Aku tak pernah ingin meninggalkan dia atau rumahnya, tapi sikapnya terhadapku dan kata-kata menyakitkan ini menyayatku sangat dalam. Jika diusir dari rumah, aku tak akan punya tempat tujuan. Aku juga tak punya uang. Tak tahu harus berbuat apa. Aku mulai menangis dan merasakan pedih di dadaku. Karena halangan dan gangguan ayahku, aku selalu waswas, merasa sangat lemah dan tersiksa. Aku tak ingin terus menghadapi kesulitan dan pilihan ini, jadi terlintas pikiran bunuh diri.

Aku tahu pikiranku salah, jadi aku berdoa kepada Tuhan untuk mencari dan memberi tahu saudara-saudariku tentang keadaanku. Mereka membagi firman Tuhan denganku. "Jika ada banyak hal yang terjadi pada dirimu tidak sesuai dengan gagasanmu tetapi engkau bisa mengesampingkannya dan memperoleh pengetahuan tentang tindakan Tuhan dari hal-hal ini, dan jika di tengah pemurnian engkau menyatakan hatimu yang mengasihi Tuhan, ini berarti engkau menjadi kesaksian bagi-Nya. Jika rumahmu damai, engkau menikmati kenyamanan daging, tidak ada yang menganiayamu, dan saudara-saudari di gereja menaatimu, bisakah engkau memperlihatkan hati yang mengasihi Tuhan? Dapatkah situasi ini memurnikanmu? Hanya melalui pemurnianlah kasihmu kepada Tuhan bisa diperlihatkan, dan hanya melalui terjadinya hal-hal yang tidak sesuai dengan gagasanmu, engkau bisa disempurnakan. Melalui adanya banyak hal negatif dan bertentangan, dan melalui segala macam perwujudan Iblis—tindakannya, tuduhannya, gangguannya dan tipu dayanya—Tuhan memperlihatkan kepadamu wajah jahat Iblis dengan jelas, dan dengan demikian menyempurnakan kemampuanmu untuk membedakan Iblis, sehingga engkau akan membenci Iblis dan meninggalkannya" (Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Mereka yang Akan Disempurnakan Harus Mengalami Pemurnian"). "Jangan berkecil hati, jangan lemah, maka Aku akan menjadikan segalanya jelas bagimu. Jalan menuju kerajaan tidaklah mulus; tidak ada yang sesederhana itu! Engkau ingin berkat datang dengan mudah, bukan? Sekarang, semua orang akan mengalami ujian pahit yang harus dihadapi. Tanpa ujian semacam itu, hati penuh kasih yang engkau miliki bagi-Ku tidak akan tumbuh lebih kuat, dan engkau tidak akan memiliki kasih yang sejati bagi-Ku. Bahkan jika ujian itu hanya berupa peristiwa-peristiwa kecil, semua orang harus menjalaninya; hanya saja tingkat kesulitan ujian-ujian itu berbeda-beda untuk masing-masing orang. Ujian merupakan berkat dari-Ku, dan berapa banyak dari antaramu sering datang ke hadapan-Ku dan berlutut untuk meminta berkat-Ku?" (Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Perkataan Kristus pada Mulanya, Bab 41"). "Sekarang ini, sebagian besar orang tidak memiliki pengetahuan itu. Mereka percaya bahwa penderitaan tidak ada nilainya, mereka dijauhi oleh dunia, kehidupan rumah tangga mereka bermasalah, mereka tidak dikasihi Tuhan, dan prospek mereka suram. Penderitaan sebagian orang mencapai titik ekstrem, dan pikiran mereka mengarah kepada kematian. Ini bukanlah kasih kepada Tuhan yang sejati; orang-orang seperti itu adalah pengecut, mereka tidak memiliki ketekunan, mereka lemah dan tidak berdaya! ... Maka, selama akhir zaman ini engkau semua harus menjadi saksi bagi Tuhan. Seberapa besarnya pun penderitaanmu, engkau harus menjalaninya sampai akhir, dan bahkan sampai helaan napasmu yang terakhir, engkau tetap harus setia kepada Tuhan, dan berada dalam pengaturan Tuhan; hanya inilah yang disebut benar-benar mengasihi Tuhan, dan hanya inilah kesaksian yang kuat dan bergema" (Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Hanya Dengan Mengalami Ujian-Ujian yang Menyakitkan Engkau Semua Bisa Mengenal Keindahan Tuhan"). Setelah membaca firman Tuhan, aku mengerti jalan menuju kerajaan bukanlah jalan yang mudah. Kita harus membayar mahal dan bertahan menghadapi ujian dari berbagai lingkungan sulit demi mendapat perkenanan dan berkat Tuhan. Di jalan percaya Tuhan, tanpa penderitaan dan pemurnian, kita tak bisa mengembangkan kasih yang sejati kepada Tuhan. Ayahku menentangku karena aku percaya kepada Tuhan Yang Mahakuasa. Dia mencoba menghalangiku, mengganggu pertemuan dan tugasku, bahkan ingin mengusirku dari rumah beberapa kali. Ini hal yang sangat menyakitkan bagiku. Aku tak mengerti kenapa Tuhan membiarkanku menderita seperti itu, tapi aku tak mencari kehendak Tuhan atau cara mengalami lingkungan ini. Aku justru hanya merasa buruk, tertekan dan khawatir, juga takut kepada kesulitan yang akan kuhadapi saat diusir. Aku sangat lemah, sampai-sampai berpikir jalan keluar terbaik adalah kematian. Pikiran negatifku benar-benar mengendalikanku. Kini dari firman Tuhan, aku tahu betapa keliru pikiranku. Aku adalah pengecut. Aku seharusnya berani dan cukup kuat untuk menghadapi kesulitan apa pun, karena Tuhan ingin menyempurnakan imanku melalui keadaan ini, membuatku mampu taat dan menerima apa pun kesulitan yang kuhadapi, juga bisa berdoa dan mengandalkan Tuhan agar teguh dalam kesaksian dan mempermalukan Iblis. Saat merenungkan firman Tuhan, hatiku menjadi cerah. Aku tak bisa malu-malu. aku harus maju, karena Tuhan bersamaku dan Dia akan membantuku. Jadi, aku tak berhenti ikut pertemuan dan melakukan tugas.

Beberapa hari kemudian, kakak lelakiku pulang. Aku bersaksi tentang pekerjaan Tuhan Yang Mahakuasa kepadanya dan mengundangnya ikut pertemuan, dia pun menerima undanganku. Namun, setelah beberapa saat, ayahku mengetahuinya, lalu mulai menghalangi dan mengganggunya, jadi kakakku berhenti ikut pertemuan. Ayahku juga memperingatkanku agar tak memberitakan Injil kepada keluarga lagi. Aku sedikit sedih, tapi aku tahu dari luar ini seperti ayahku menghalangi, tapi sebenarnya ini gangguan Iblis, jadi kucoba menenangkan diri. Kemudian, dalam firman Tuhan, aku membaca ini, "Engkau harus memiliki keberanian-Ku di dalam dirimu, dan engkau harus memiliki prinsip-prinsip dalam hal menghadapi kerabat yang tidak percaya. Namun demi Aku, engkau juga tidak boleh tunduk pada kekuatan gelap apa pun. Andalkanlah hikmat-Ku untuk berjalan dengan cara yang sempurna; jangan izinkan persekongkolan Iblis apa pun menguasaimu. Kerahkan segala upayamu untuk menaruh hatimu di hadapan-Ku, dan Aku akan menghiburmu dan memberimu kedamaian dan kebahagiaan di hatimu. Jangan berusaha untuk bersikap dengan cara tertentu di depan orang lain; bukankah lebih berharga dan berbobot untuk memuaskan-Ku?" (Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Perkataan Kristus pada Mulanya, Bab 10"). "Dengan prinsip apa firman Tuhan menuntut orang memperlakukan orang lain? Kasihilah apa yang Tuhan kasihi, dan bencilah apa yang Tuhan benci: inilah prinsip yang harus dipatuhi. Tuhan mengasihi orang yang mengejar kebenaran dan mampu mengikuti kehendak-Nya. Mereka juga adalah orang-orang yang harus kita kasihi. Orang yang tidak mampu mengikuti kehendak Tuhan, yang membenci Tuhan, dan memberontak terhadap Tuhan—orang-orang ini dibenci oleh Tuhan, dan kita juga harus membenci mereka. Inilah yang Tuhan tuntut dari manusia. Jika orang tuamu tidak percaya kepada Tuhan, jika mereka tahu betul bahwa percaya kepada Tuhan adalah jalan yang benar, dan itu dapat menuntun menuju keselamatan, tetapi tetap tidak mau menerima, maka tidak diragukan lagi bahwa mereka adalah orang-orang yang muak akan kebenaran, yang membenci kebenaran, dan tidak ada keraguan bahwa mereka adalah orang yang menentang Tuhan, dan membenci Tuhan—dan Tuhan tentu saja merasa jijik dan membenci mereka. Bisakah engkau membenci orang tua semacam itu? Mereka cenderung menentang Tuhan dan mengumpat Tuhan—dalam hal ini, mereka pasti adalah setan-setan dan Iblis. Bisakah engkau membenci dan mengutuk mereka juga? Semua ini adalah pertanyaan nyata. Jika orang tuamu menghalangimu agar tidak percaya kepada Tuhan, bagaimana engkau harus memperlakukan mereka? Sebagaimana yang dituntut oleh firman Tuhan, engkau harus mengasihi apa yang Tuhan kasihi, dan membenci apa yang Tuhan benci. Selama Zaman Kasih Karunia, Tuhan Yesus berkata, 'Siapa ibu-Ku? Dan siapa saudara-saudara laki-laki-Ku?' 'Karena siapa saja yang melakukan kehendak Bapa-Ku di surga, dialah saudara-Ku laki-laki, dan saudara-Ku perempuan, dan ibu-Ku' (Matius 12:48, 50). Perkataan ini sudah ada sejak Zaman Kasih Karunia dan sekarang firman Tuhan bahkan lebih jelas: 'Kasihilah apa yang Tuhan kasihi, bencilah apa yang Tuhan benci.' Firman ini sangat terus terang, tetapi orang sering kali tidak mampu memahami makna yang sesungguhnya" (Firman, Vol. 3, Pembicaraan Kristus Akhir Zaman, "Hanya dengan Mengenali Pandangannya yang Keliru Barulah Orang Dapat Benar-Benar Berubah"). Setelah membaca firman Tuhan, kuingat berbagai tindakan ayahku sejak aku menerima pekerjaan Tuhan Yang Mahakuasa pada akhir zaman. Kubacakan firman Tuhan Yang Mahakuasa kepadanya berkali-kali dan bersaksi tentang pekerjaan Tuhan Yang Mahakuasa pada akhir zaman. Meski tak bisa menyangkalku, dia kukuh pada gagasannya dan tak mencari sama sekali, dia menyangkal dan mengutuk pekerjaan Tuhan, juga mencoba segala cara untuk mencegahku dan orang lain percaya kepada Tuhan Yang Mahakuasa. Kini, aku melihat dengan jelas bahwa ayahku menentang dan mempersekusi kami karena dia tak mencintai kebenaran; dia membencinya. Dia sama seperti orang Farisi yang menentang Tuhan Yesus. Saat mendengar Tuhan Yesus datang untuk melakukan pekerjaan baru, bukannya mencari dan menyelidiki, mereka menentang dan mengutuknya, yang sepenuhnya mengungkap natur mereka yang membenci kebenaran dan menentang Tuhan. Ayahku telah percaya Tuhan lebih dari 30 tahun, tapi dihadapkan dengan kedatangan Tuhan Yesus kembali, dia bersikeras mempertahankan gagasan agama, tak punya keinginan mencari, menolak mendengarkan suara Tuhan, dan coba menghalangi kami. Dia bukan tak menyetujui kami, tapi menentang kebenaran dan Tuhan. Dia bukan domba Tuhan dan Tuhan tak memperkenankan dia. Tuhan tak peduli berapa lama kau percaya kepada Tuhan, apa kau punya status, atau sebaik apa kau menguasai Alkitab. Tuhan melihat apa kau bisa dengan rendah hati mencari kebenaran, memahami suara Tuhan, serta menerima penampakan dan pekerjaan Tuhan. Ayahku bukan orang yang benar-benar percaya Tuhan dan mencari kebenaran. Berapa lama pun dia percaya kepada Tuhan, jika tak menerima pekerjaan Tuhan Yang Mahakuasa pada akhir zaman, serta menentang dan mengutuk seperti ini, dia tak akan pernah menerima penyelamatan Tuhan, dia akan dihukum dan dikutuk oleh Tuhan. Firman Tuhanlah yang mencerahkan dan membimbingku, mengizinkanku memahami kebenaran, dan memberiku pemahaman tentang natur dan esensi ayahku. Aku tak bisa lagi bertindak berdasarkan emosi. Aku harus bertindak sesuai prinsip kebenaran dan firman Tuhan, menjunjung imanku dan berdiri teguh dalam kesaksianku untuk Tuhan.

Setelah mengalami lingkungan ini, aku lebih memahami ayahku, setiap kali dia menghalangiku, aku berdoa dan mengandalkan Tuhan. Saudara-saudariku juga berbagi firman Tuhan Yang Mahakuasa untuk membantuku, yang membuatku memahami kehendak Tuhan dan memberiku iman untuk mengikuti Tuhan. Aku merasakan kasih Tuhan, jadi aku sangat bahagia dan sangat bersyukur kepada Tuhan. Saat ayahku menghalangi dan menggangguku setelah itu, aku tak lagi terkekang. Aku bisa mempertahankan diri dan memberitahunya apa pun yang terjadi aku akan terus percaya kepada Tuhan Yang Mahakuasa dan menghadiri pertemuan, bahwa aku tahu tanggung jawabku, harus mengutamakan tugasku, harus menyebarkan Injil dan melakukan tugasku dengan baik.

Kemudian, aku membaca lebih banyak firman Tuhan. "Pada zaman sekarang, Aku mengasihi siapa pun yang dapat melakukan kehendak-Ku, siapa pun yang dapat menunjukkan perhatian terhadap beban-Ku, dan siapa pun yang dapat memberikan segalanya bagi-Ku dengan hati yang sungguh-sungguh dan tulus. Aku akan terus-menerus mencerahkan mereka, dan tidak membiarkan mereka menjauh dari-Ku. Aku sering berkata, 'Bagi mereka yang dengan tulus hati mengorbankan diri mereka bagi-Ku, Aku pasti akan sangat memberkatimu.' Apa yang dimaksud dengan 'memberkati'? Apakah engkau tahu? Dalam konteks pekerjaan Roh Kudus saat ini, kata ini mengacu pada beban yang Aku berikan kepadamu. Bagi semua orang yang mampu menanggung beban bagi gereja, dan yang dengan tulus hati mempersembahkan diri mereka kepada-Ku, beban mereka dan kesungguhan mereka adalah berkat yang berasal dari-Ku. Selain itu, pengungkapan-Ku kepada mereka juga merupakan berkat dari-Ku" (Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Perkataan Kristus pada Mulanya, Bab 82"). "Bangkitlah dan bekerjasamalah dengan-Ku! Aku pasti tidak akan memperlakukan dengan hina siapa pun yang dengan tulus mengorbankan diri bagi-Ku. Adapun orang-orang yang mengabdikan diri kepada-Ku dengan sungguh-sungguh, Aku akan melimpahkan semua berkat-Ku atasmu. Persembahkanlah dirimu sepenuhnya kepada-Ku! Apa yang engkau makan, apa yang engkau pakai, dan masa depanmu semuanya ada dalam tangan-Ku; Aku akan mengatur semuanya sebagaimana mestinya, supaya engkau dapat menikmati kesenangan tanpa akhir, yang tak akan pernah habis. Ini karena Aku telah mengatakan, 'Bagi mereka yang dengan tulus berkorban bagi-Ku, Aku pasti akan memberkatimu dengan luar biasa.' Semua berkat akan datang pada setiap orang yang dengan tulus mengorbankan dirinya bagi-Ku" (Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Perkataan Kristus pada Mulanya, Bab 70"). Setelah membaca firman Tuhan, aku mengerti memikul beban dalam tugasmu dan bersikap tulus sangatlah penting. Aku bertanya kepada diriku, "Apa aku benar-benar berdedikasi untuk mengkhotbahkan Injil kerajaan? Sudahkah aku memenuhi tugasku sesuai tuntutan Tuhan?" Aku tahu ayahku tak akan mengizinkanku menghabiskan lebih banyak waktu untuk pertemuan dan tugasku di rumah, karena dia selalu berusaha menghalangi dan menggangguku. Jika ingin mengabdikan diri sepenuhnya untuk pekerjaan Injil, aku harus tinggalkan rumah dan pergi ke tempat lain untuk memberitakan Injil. Tuhan ingin Injil kerajaan menyebar secepat mungkin agar makin banyak orang bisa menerima penyelamatan Tuhan pada akhir zaman. Aku punya tanggung jawab untuk menyebarkan Injil Kerajaan Tuhan agar lebih banyak orang bisa mendengar suara Tuhan dan menyambut Tuhan. Jadi, kutinggalkan rumah dengan koperku dan pergi ke kota baru, lalu akhirnya aku bebas memberitakan Injil. Syukur kepada Tuhan Yang Mahakuasa!

Penderitaan akan berakhir dan air mata akan berhenti. Percayalah kepada Tuhan bahwa Dia mendengar permohonan kita dalam penderitaan kita, dan Dia ingin menyelamatkan kita dari penderitaan. Hubungi kami untuk memahami kabar baik tentang keselamatan Tuhan.

Konten Terkait

Wajah Asli Seorang Pendeta

Aku benar-benar memandang tinggi Pendeta Li di gereja lamaku. Dia tinggalkan keluarga dan karirnya serta bepergian ke mana-mana untuk...