Ketika Keluargaku Berusaha Menghalangiku Agar Tidak Percaya kepada Tuhan

24 November 2022

Oleh Saudari Jin Yue, Malaysia

Pada Maret 2018, kerabatku memberitakan Injil akhir zaman Tuhan Yang Mahakuasa kepadaku dan mengundangku untuk menghadiri pertemuan online. Dengan membaca firman Tuhan Yang Mahakuasa, aku mengetahui Tuhan Yang Mahakuasa melakukan pekerjaan penghakiman berdasarkan pekerjaan penebusan Tuhan Yesus, dan telah datang untuk mentahirkan dan menyelamatkan manusia sepenuhnya, membebaskan manusia dari dosa, dan membawa mereka ke dalam Kerajaan Tuhan. Meskipun dahulu aku percaya kepada Tuhan, dan secara aktif terlibat dalam ibadah gereja, setiap hari aku berada dalam siklus berbuat dosa dan mengaku dosa, tak mampu menerapkan firman Tuhan, dan hidup dalam penderitaan. Kini, akhirnya aku menemukan jalan untuk ditahirkan dari kerusakan, jadi aku sangat senang, dan yakin Tuhan Yang Mahakuasa adalah kedatangan Tuhan Yesus yang kedua kali. Aku mulai menghadiri pertemuan online bersama saudara-saudari dari Gereja Tuhan Yang Mahakuasa, dan memberi tahu ibuku tentang terang yang kuperoleh di pertemuan. Ibuku berkata yang kukatakan kepadanya bermanfaat, dan tertarik dengan khotbah yang kudengar secara online, jadi aku mengundangnya untuk menghadiri pertemuan online bersamaku. Di luar dugaan, di pertengahan khotbah, dia berhenti mendengarkan, lalu berusaha menghalangiku agar tidak percaya kepada Tuhan Yang Mahakuasa.

Suatu hari, ibuku tiba-tiba bertanya kepadaku, "Apakah persekutuan di pertemuan kemarin adalah khotbah Kilat dari Timur?" Dihadapkan dengan pertanyaan ibuku yang tiba-tiba, awalnya aku tak tahu bagaimana menjawabnya. Kupikir, "Ibuku selalu mendengarkan pendeta. Jika dia menanyakan hal ini kepadaku, apakah dia sudah tertipu oleh kabar bohong pendeta yang mengutuk Kilat dari Timur?" Seperti yang kuduga, saat aku selesai berbicara, dia berkata dengan nada bicara menuduh, "Renungkanlah tentang yang Alkitab katakan, 'Jadi, jika ada orang yang berkata kepada engkau: Lihat, Kristus ada di sini, atau Kristus ada di sana; jangan engkau percaya. Karena akan bangkit Kristus-Kristus palsu dan nabi-nabi palsu, dan mereka akan membuat tanda-tanda dan mukjizat yang dahsyat; jadi, jika mungkin, mereka akan menyesatkan orang-orang pilihan' (Matius 24:23-24). Pendeta menyebutkan ayat ini berkali-kali. Pada akhir zaman, banyak Kristus palsu akan menampakkan diri untuk menipu orang. Khususnya dalam kasus Kilat dari Timur, mereka bersaksi Tuhan Yesus telah datang kembali berinkarnasi. Ini pasti palsu. Pendeta berkata jangan pernah memercayainya, dan jangan pernah mendengarkan khotbah mereka! Kau juga harus melakukan apa yang pendeta katakan. Berhentilah mendengarkan semua khotbah itu!" Aku marah saat mendengar ibuku mengatakan itu. Pendeta itu belum mendengar firman Tuhan Yang Mahakuasa atau menyelidiki pekerjaan-Nya pada akhir zaman. Bagaimana dia bisa mengutuk kedatangan Tuhan kembali dengan begitu mudah? Ibuku juga belum membaca firman Tuhan Yang Mahakuasa. Bagaimana dia bisa tak percaya, dan hanya mengikuti perkataan pendeta bahwa itu palsu? Banyak orang percaya sejati telah membaca firman Tuhan Yang Mahakuasa dan mengenalinya sebagai suara Tuhan. Setelah membaca firman Tuhan Yang Mahakuasa, aku juga merasakan otoritas dan kuasanya. Semua itu berasal dari sumber yang sama dengan firman Tuhan Yesus, dan itu suara Tuhan itu sendiri. Tuhan Yang Mahakuasa adalah Tuhan Yesus yang datang kembali. Bagaimana mereka bisa berkata Dia Kristus palsu yang menipu orang?

Saudara Cheng dari Gereja Tuhan Yang Mahakuasa telah mempersekutukan aspek kebenaran ini, dan dia membacakanku beberapa firman Tuhan, "Dia yang adalah Tuhan yang berinkarnasi akan memiliki esensi Tuhan, dan Dia yang adalah Tuhan yang berinkarnasi akan memiliki pengungkapan Tuhan. Karena Tuhan menjadi daging, Dia akan melaksanakan pekerjaan yang ingin Dia lakukan, dan karena Tuhan menjadi daging, Dia akan mengungkapkan siapa Dia, dan akan dapat membawa kebenaran kepada manusia, menganugerahkan hidup kepadanya, dan menunjukkan jalan kepadanya. Daging yang tidak memiliki esensi Tuhan pasti bukan Tuhan yang berinkarnasi; ini tidak diragukan lagi. Jika manusia berniat untuk menyelidiki apakah daging itu adalah daging inkarnasi Tuhan, manusia harus menegaskannya dari watak yang Dia ungkapkan dan perkataan yang Dia ucapkan. Dengan kata lain, untuk menegaskan apakah itu adalah daging inkarnasi Tuhan atau bukan, dan apakah itu jalan yang benar atau bukan, orang harus membedakan berdasarkan esensi-Nya. Jadi, untuk menentukan apakah itu daging Tuhan yang berinkarnasi atau bukan, kuncinya terletak pada esensi-Nya (pekerjaan-Nya, perkataan-Nya, watak-Nya, dan banyak aspek lainnya), bukan pada penampilan lahiriahnya. Jika manusia hanya mengamati penampilan lahiriah-Nya, dan sebagai akibatnya mengabaikan esensi-Nya, ini menunjukkan bahwa manusia itu bodoh dan tidak tahu apa-apa" (Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Kata Pengantar"). "Jika, pada masa sekarang, muncul orang yang dapat memperlihatkan tanda dan keajaiban, mengusir setan, menyembuhkan orang sakit, dan melakukan banyak mukjizat, dan jika orang ini mengaku bahwa merekalah Yesus yang telah datang, inilah pemalsuan yang dilakukan oleh roh-roh jahat yang meniru Yesus. Ingatlah ini! Tuhan tidak mengulangi pekerjaan yang sama. Tahap pekerjaan Yesus sudah diselesaikan, dan Tuhan tidak akan pernah melakukan lagi tahap pekerjaan tersebut. Pekerjaan Tuhan tidak sejalan dengan gagasan manusia; contohnya, Perjanjian Lama menubuatkan kedatangan Mesias, dan penggenapan nubuat ini adalah kedatangan Yesus. Ini sudah terjadi, maka akan keliru jika Mesias lain datang lagi. Yesus sudah datang sekali, maka akan keliru jika Yesus datang lagi kali ini. Ada satu nama untuk setiap zaman, dan setiap nama dicirikan oleh zaman tersebut. Dalam gagasan manusia, Tuhan harus selalu memperlihatkan tanda dan keajaiban, harus selalu menyembuhkan orang sakit dan mengusir setan, dan harus selalu seperti Yesus. Namun, kali ini, Tuhan sama sekali tidak seperti itu. Jika, pada akhir zaman, Tuhan masih memperlihatkan tanda dan keajaiban, dan masih mengusir setan dan menyembuhkan orang sakit—jika Dia melakukan hal yang sama persis seperti yang Yesus lakukan—berarti Tuhan mengulangi pekerjaan yang sama, dan pekerjaan Yesus tidak memiliki makna atau nilai. Jadi, Tuhan melakukan satu tahap pekerjaan dalam setiap zaman. Begitu setiap tahap pekerjaan-Nya selesai, tahap itu akan segera ditiru oleh roh-roh jahat, dan setelah Iblis mulai mengikuti jejak Tuhan, Tuhan berubah ke cara yang berbeda. Begitu Tuhan telah menyelesaikan suatu tahap pekerjaan-Nya, tahap itu ditiru oleh roh jahat. Engkau semua harus betul-betul jelas mengenai hal ini" (Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Mengenal Pekerjaan Tuhan pada Zaman Sekarang"). Saudara Cheng juga bersekutu denganku tentang firman Tuhan, berkata, "Untuk membedakan antara Kristus sejati dan Kristus palsu, pertama-tama kita harus melihat apakah mereka mampu mengungkapkan kebenaran, mengungkapkan watak Tuhan dan semua yang Tuhan miliki dan siapa Dia, dan melakukan pekerjaan menyelamatkan umat manusia. Ini adalah prinsip yang paling penting dan mendasar." "Hanya Kristus yang mampu mengungkapkan kebenaran, dan orang yang tak mampu mengungkapkan kebenaran pasti bukan Kristus." "Kristus Palsu tak memiliki esensi Tuhan dan tak mampu mengungkapkan kebenaran. Mereka hanya mampu meniru Tuhan Yesus dan memperlihatkan tanda dan mukjizat sederhana untuk menipu orang-orang yang bingung dan tak punya kearifan." "Jadi, jika ada siapa pun yang mengaku sebagai Kristus yang datang, tapi tak mampu mengungkapkan kebenaran sedikit pun, dan hanya mampu memperlihatkan tanda dan mukjizat, artinya mereka tiruan roh jahat dan Kristus palsu yang datang untuk menipu orang." "Kristuslah satu-satunya jalan, kebenaran, dan hidup, dan hanya Dialah yang mampu mengungkapkan kebenaran dan melakukan pekerjaan menyelamatkan manusia." "Tuhan Yesus Kristus mengungkapkan banyak kebenaran ketika Dia menampakkan diri dan bekerja, Dia memberi orang jalan pertobatan dan menebus semua manusia, dan Dia memulai Zaman Kasih Karunia dan mengakhiri Zaman Hukum Taurat. Inilah sebabnya kita semua dapat mengenali Tuhan Yesus adalah Tuhan yang berinkarnasi, Kristus." "Pada akhir zaman, Tuhan Yang Mahakuasa datang untuk mengungkapkan semua kebenaran yang diperlukan untuk menyelamatkan manusia yang rusak. Firman Tuhan Yang Mahakuasa memiliki otoritas dan kuasa, dan menyingkapkan watak Tuhan dan semua yang Tuhan miliki dan siapa Dia. Dia membuka gulungan kitab, membuka ketujuh meterai, menyingkapkan misteri Alkitab, mengakhiri Zaman Kasih Karunia, memulai Zaman Kerajaan, dan melakukan pekerjaan penghakiman untuk menyelamatkan manusia sepenuhnya. Firman dan pekerjaan Tuhan Yang Mahakuasa sepenuhnya membuktikan bahwa Dia Tuhan yang berinkarnasi, penampakan Kristus akhir zaman." Dengan memikirkan ini, hatiku menjadi cerah. Aku berkata kepada ibuku, "Mengapa kau begitu percaya kepada perkataan pendeta? Kita percaya kepada Tuhan, jadi harus mendengarkan firman-Nya. Sebagaimana Tuhan Yesus katakan, 'Domba-domba-Ku mendengarkan suara-Ku' (Yohanes 10:27). Firman Tuhan Yang Mahakuasa mempersekutukan kebenaran dengan jelas tentang Kristus sejati dan Kristus palsu. Kristus adalah Tuhan yang berinkarnasi sebagai Anak Manusia. Karena Kristus adalah Tuhan itu sendiri, Dia mampu mengungkapkan kebenaran dan bekerja untuk menyelamatkan manusia. Kristus palsu adalah orang yang rusak, tiruan, yang tak mampu mengungkapkan kebenaran atau menyelamatkan manusia, dan hanya mampu memperlihatkan tanda dan mukjizat untuk menipu orang." "Pada akhir zaman, Tuhan Yang Mahakuasa datang untuk melakukan pekerjaan penghakiman, artinya Dia mengungkapkan kebenaran untuk mentahirkan dan menyelamatkan manusia sepenuhnya. Jika membaca firman Tuhan Yang Mahakuasa lebih banyak, kita mampu membedakan antara Kristus sejati dan Kristus palsu, dan mampu mendengar suara Tuhan dan menyambut kedatangan Tuhan kembali. ..." Sebelum aku bisa selesai menjelaskan, ibuku berhenti mendengarkan. Aku ingin membacakan firman Tuhan Yang Mahakuasa kepada ibuku, tapi dia pergi dengan marah. Setelah saudara-saudariku mendengar tentang hal itu, mereka berkata ibuku telah tertipu oleh pendeta dan tak memahami kebenaran tentang membedakan Kristus sejati dan Kristus palsu, yang menyebabkan dia salah memahami pekerjaan Tuhan. Mereka juga menyarankan agar aku lebih banyak mempersekukan kebenaran dengannya dan dengan penuh kasih menyelesaikan gagasan dan kebingungannya. Setelah itu, aku menemukan kesempatan untuk bersekutu dengannya tentang bagaimana membedakan Kristus sejati dan Kristus palsu. Setelah mendengar persekutuanku, dia merasa itu masuk akal dan sesuai dengan Alkitab, dia tak lagi terlalu menentang pertemuan onlineku, dan berkata ingin membaca firman Tuhan Yang Mahakuasa. Ini membuatku sangat senang, jadi aku mengunduh aplikasi Gereja Tuhan Yang Mahakuasa untuk ibuku dan mengajaknya ke pertemuan. Namun sebelum pertemuan, dia melihat kabar bohong yang diposting di internet oleh pendeta dan mulai kembali menghalangiku.

Suatu hari, saat aku di tempat kerja, ibuku mengirimiku tangkapan layar video pendeta agamawi yang menghujat dan mengutuk Gereja, dan memintaku untuk menonton video tersebut. Melihat tangkapan layar itu, aku menjadi sangat marah. Mengapa para pendeta agamawi ini tak punya rasa takut akan Tuhan sedikit pun? Mereka menyebarkan kebohongan dan kabar bohong untuk mengutuk pekerjaan Tuhan pada akhir zaman dan menghalangi orang percaya agar tidak menyelidiki jalan yang benar. Mereka sangat jahat! Aku tak mengerti. Sebagai pemimpin agama, pendeta adalah orang yang melayani Tuhan di gereja. Mengapa, ketika Tuhan Yesus datang kembali, mereka tidak menyambut Tuhan, melainkan menolak kedatangan Tuhan kembali seperti ini? Aku berdoa kepada Tuhan untuk mencari. Setelah berdoa, aku teringat ungkapan, "Sejak zaman dahulu, jalan yang benar telah dianiaya." Aku segera menyadari, pada Zaman Kasih Karunia, ketika Tuhan Yesus datang untuk bekerja Dia juga dianiaya dan dikutuk oleh imam kepala, ahli Taurat, dan orang Farisi dari agama Yahudi. Mereka orang yang menjelaskan Kitab Suci dan melayani Tuhan di rumah ibadat. Ketika merenungkan hal ini, aku membaca satu bagian firman Tuhan. "Apakah engkau sekalian ingin tahu apa akar masalahnya mengapa orang Farisi menentang Yesus? Apakah engkau ingin tahu esensi orang-orang Farisi? Mereka penuh dengan khayalan tentang Mesias. Terlebih lagi, mereka hanya percaya bahwa Mesias akan datang, tetapi mereka tidak mengejar hidup kebenaran. Jadi, sampai hari ini mereka masih menunggu Mesias, karena mereka tidak memiliki pengetahuan tentang jalan kehidupan, dan tidak tahu apa itu jalan kebenaran. Menurutmu, bagaimana mungkin orang-orang bodoh, keras kepala, dan bebal seperti itu bisa mendapatkan berkat Tuhan? Bagaimana mereka bisa melihat Mesias? Mereka menentang Yesus karena mereka tidak mengetahui arah pekerjaan Roh Kudus, karena mereka tidak mengetahui jalan kebenaran yang diucapkan Yesus, dan terlebih lagi, karena mereka tidak memahami Mesias. Dan, karena mereka tidak pernah melihat Mesias, dan tidak pernah bersama-Nya, mereka membuat kesalahan dengan berpegang teguh pada nama Mesias sambil menentang esensi Mesias dengan segala cara yang memungkinkan. Orang-orang Farisi ini pada esensinya keras kepala, congkak, dan tidak menaati kebenaran. Prinsip kepercayaan mereka kepada Tuhan adalah: sedalam apa pun khotbah-Mu, setinggi apa pun otoritas-Mu, Engkau bukan Kristus kecuali jika Engkau disebut Mesias. Apakah keyakinan ini tidak masuk akal dan konyol?" (Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Pada Saat Engkau Melihat Tubuh Rohani Yesus, Tuhan Sudah Menciptakan Langit dan Bumi yang Baru"). Dari firman Tuhan, aku mengerti sumber penyebab penentangan dan kutukan orang Farisi terhadap Tuhan Yesus adalah natur dan esensi mereka yang membenci kebenaran dan memusuhi Tuhan. Mereka sama sekali tidak takut akan Tuhan atau mencari kebenaran. Mereka dengan jelas melihat firman dan pekerjaan Tuhan Yesus memiliki otoritas dan kuasa, tapi karena tak sesuai dengan gagasan mereka, mereka menyangkal, menolak, memfitnah, dan mengutuk Tuhan Yesus, dan akhirnya menyalibkan Tuhan. Terhadap pekerjaan Tuhan pada akhir zaman, para pendeta dan penatua di dunia keagamaan saat ini juga dengan keras kepala berpegang teguh pada gagasan agama. Sebanyak apa pun kebenaran yang Tuhan Yang Mahakuasa ungkapkan, atau betapapun berotoritasnya firman-Nya, jika tak sesuai dengan gagasannya, mereka dengan gila-gilaan menolak dan mengutuknya, dan menyebarkan kabar bohong untuk menghentikan kita agar tidak menyelidiki, ingin mengendalikan kita sepenuhnya dan menghalangi kita agar tidak mendengar suara Tuhan dan menyambut Tuhan. Mereka sangat kejam! Bukankah ini esensi yang sama seperti orang Farisi yang menentang dan mengutuk Tuhan Yesus? Mereka menentang Tuhan bahkan lebih serius daripada orang Farisi! Aku juga melihat fakta, karena esensi antikristus dalam dunia keagamaan adalah membenci kebenaran, pada zaman apa pun atau di mana pun Tuhan menampakkan diri dan bekerja, mereka akan selalu menolak dan menentang Dia. Ini menggenapi nubuat Tuhan Yesus, "Karena sama seperti kilat yang memancar dari satu bagian di bawah langit, bersinar sampai ke bagian lain di bawah langit; demikian juga Anak Manusia saat hari kedatangan-Nya tiba. Tetapi pertama-tama Dia harus mengalami berbagai penderitaan dan ditolak oleh generasi ini" (Lukas 17:24-25). Aku memahami bagian ini, aku tak lagi bingung, dan memutuskan memberi ibuku persekutuan yang benar sesampainya di rumah.

Setibanya aku di rumah, ibuku sangat marah saat mengetahui aku tidak menonton video yang dia kirim, dan sebelum aku bisa menjelaskan, dia berulang kali bertanya mengapa aku tak menontonnya. Aku bertanya balik kepadanya, "Tuhan Yang Mahakuasa berbicara dengan sangat jelas, tapi kau tak mencari atau menyelidiki. Mengapa kau menonton video penghujatan ini?" Pada titik ini, dia menjadi makin marah dan menuduhku memiliki kepercayaan yang salah. Melihatnya begitu marah membuatku sangat sedih. Alasan ibuku begitu bersikeras menghalangiku agar tidak percaya kepada Tuhan Yang Mahakuasa karena dia tertipu oleh kabar bohong pendeta. Ini membuatku makin membenci para pendeta. Mereka persis seperti yang Tuhan Yesus katakan ketika Dia mengutuk orang Farisi, "Celakalah engkau, ahli-ahli Taurat dan orang-orang farisi, orang munafik, karena engkau menutup Kerajaan Surga terhadap manusia: padahal engkau sendiri tidak pernah pergi ke sana, namun engkau menghalangi orang-orang yang berusaha masuk ke sana" (Matius 23:13). Setelah itu, aku berusaha membujuk ibuku agar mendengarkan firman Tuhan, bukan perkataan orang, jika tidak, dia dapat dengan mudah kehilangan keselamatan Tuhan, dan aku berkata takkan pernah berhenti percaya kepada Tuhan Yang Mahakuasa. Melihatku tak mau menyerah, nada bicara ibuku berubah menjadi khawatir, dan memintaku berhenti menghadiri pertemuan dan percaya kepada Tuhan Yang Mahakuasa. Aku mengupayakan segala macam cara untuk bersekutu dengan ibuku, tapi dia tak mau mendengarkan apa pun yang kukatakan, dan berkata dia tak bisa menerima kenyataan Tuhan telah datang kembali. Setelah beberapa waktu, dia menutupi wajahnya dan mulai menangis. Melihatnya menangis membuatku sangat sedih. Semasa kecil, aku paling takut melihatnya menangis dan membuatnya sedih. Di mata ibuku, aku selalu menjadi anak yang penurut, tapi sekarang aku membuatnya khawatir dan sedih terhadapku. Kupikir mungkin lebih baik untuk sementara waktu aku mendengarkannya dan berhenti menghadiri pertemuan. Namun, setelah kupikir ulang, ketika aku percaya kepada Tuhan sebelumnya, aku selalu mengutamakan pelayanan kepada gereja dan baru urusanku sendiri. Kini setelah menerima pekerjaan baru Tuhan, aku harus lebih mengutamakan Tuhan. Aku tak memahami banyak kebenaran, jadi aku harus menghadiri pertemuan. Tanpa pertemuan, aku tak bisa mendapatkan bantuan dan sokongan dari saudara-saudariku. Apa yang akan kulakukan jika aku dicobai atau diganggu dan tak tahan menanggungnya? Namun, jika aku tak berhenti menghadiri pertemuan, melihat ibuku sangat sedih setiap hari adalah siksaan bagiku! Aku berada dalam dilema, jadi aku berdoa memohon Tuhan membimbingku untuk membuat pilihan yang tepat.

Selama pertemuanku malam itu, aku memberi tahu seorang saudari tentang keadaanku, dan dia mengirimiku satu bagian firman Tuhan. "Ketika Tuhan bekerja, memedulikan seseorang, dan memperhatikan orang ini, dan ketika Dia menyukai dan berkenan atas orang ini, Iblis juga akan menguntit orang ini, berusaha menipu orang ini dan melukai dirinya. Jika Tuhan ingin mendapatkan orang ini, Iblis akan berusaha sekuat tenaga untuk menghalangi Tuhan, menggunakan berbagai cara jahat untuk mencobai, mengganggu, dan merusak pekerjaan yang Tuhan lakukan demi mencapai tujuan tersembunyinya. Apa tujuan ini? Iblis tidak ingin Tuhan mendapatkan siapa pun; Iblis ingin merebut orang-orang yang ingin Tuhan dapatkan, dia ingin mengendalikan mereka, menguasai mereka sehingga mereka menyembahnya, sehingga mereka bergabung dengannya untuk melakukan perbuatan-perbuatan jahat, dan menentang Tuhan. Bukankah ini motif Iblis yang jahat?" (Firman, Vol. 2, Tentang Mengenal Tuhan, "Tuhan itu Sendiri, Tuhan yang Unik IV"). Dia bersekutu, "Apa yang terjadi padamu mungkin sepertinya keluargamu mengganggu dan menghalangimu saat mengikuti Tuhan Yang Mahakuasa, tapi manipulasi Iblis ada di baliknya. Ini peperangan rohani." "Tuhan datang berinkarnasi pada akhir zaman untuk menyelamatkan manusia, tapi Iblis tak ingin orang memperoleh keselamatan Tuhan, jadi dia memakai orang di sekitar kita untuk mengganggu dan menghalangi, membuat kita menyangkal dan mengkhianati Tuhan, dan akhirnya menguasai, mengendalikan, dan menyeret kita ke neraka bersamanya." "Sama seperti saat ini, kau baru saja menerima pekerjaan Tuhan pada akhir zaman, dan Iblis menyerang dan mengganggumu melalui ibumu, agar kau mau menaati ibumu, melepaskan kepercayaanmu, dan kehilangan keselamatan Tuhan. Ini niat jahat Iblis. Kita harus mengetahui tipu muslihat Iblis yang sebenarnya dan mengandalkan Tuhan untuk berdiri teguh." "Renungkan tentang Ayub. Ketika Iblis menggunakan keluhan istrinya untuk membuatnya meninggalkan Tuhan, Ayub mempertahankan iman dan ketaatannya kepada Tuhan, berdiri teguh menjadi kesaksian bagi Tuhan, dan mempermalukan Iblis. Pada akhirnya, iman Ayub mendapat perkenanan Tuhan. Kita juga harus memiliki iman untuk berdiri teguh dan tak tertipu oleh tipu muslihat Iblis!" Persekutuan saudariku tentang firman Tuhan sangat menyentuh. Setelah menerima pekerjaan Tuhan pada akhir zaman, aku menghadapi banyak rintangan di setiap langkah, dan ternyata ada peperangan rohani di baliknya. Iblis tahu aku memperhatikan ibuku dan mendengarkannya, jadi Iblis memakai dia untuk menggangguku berkali-kali, memenuhiku dengan gagasan dan kekeliruan, menyebarkan kabar bohong untuk menipuku, dan memaksaku berhenti mengikuti Tuhan Yang Mahakuasa. Niat Iblis benar-benar berbahaya dan jahat. Aku tak boleh membiarkan diriku dikelabui oleh Iblis. Aku bertekad, bagaimanapun ibuku menggangguku, aku akan terus percaya kepada Tuhan dan berkumpul dengan saudara-saudariku untuk mencari dan memahami lebih banyak kebenaran.

Selama beberapa hari berikutnya, ibuku tampak sedih dan menghela napas setiap hari, dan ketika melihatku berkumpul secara online, dia bersikap kasar kepadaku. Melihat ibuku seperti ini, aku masih merasa sedikit terkekang, tapi tahu aku tak boleh berkompromi dalam hal kepercayaan kepada Tuhan Yang Mahakuasa. Aku teringat firman Tuhan, "Engkau harus memiliki keberanian-Ku di dalam dirimu, dan engkau harus memiliki prinsip-prinsip dalam hal menghadapi kerabat yang tidak percaya. Namun demi Aku, engkau juga tidak boleh tunduk pada kekuatan gelap apa pun. Andalkanlah hikmat-Ku untuk berjalan dengan cara yang sempurna; jangan izinkan persekongkolan Iblis apa pun menguasaimu" (Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Perkataan Kristus pada Mulanya, Bab 10"). Firman Tuhan membuat pikiranku menjadi terang. Aku menyadari rencana Iblis telah kembali datang kepadaku. Iblis melihatku tak melepaskan kepercayaanku kepada Tuhan, jadi dia masih memakai ibuku untuk menyerang dan menggangguku, sehingga tak mungkin bagiku menemukan ketenangan untuk menghadiri pertemuan dengan baik. Aku harus mengandalkan Tuhan untuk mengalahkan pencobaan Iblis, dan mempermalukan Iblis sepenuhnya. Setelah itu, aku secara proaktif berbicara dengan ibuku setiap hari, menunjukkan kepedulian dan perhatianku seperti biasa, tapi berusaha menghindarinya ketika tiba waktunya untuk berkumpul dan membaca firman Tuhan. Perlahan-lahan, ibuku tak lagi banyak terlibat dalam kepercayaanku kepada Tuhan, dan bahkan diam saja ketika melihatku di pertemuan online. Aku sangat bersyukur atas bimbingan Tuhan dalam mengalahkan pencobaan Iblis.

Namun di luar dugaan, beberapa waktu kemudian, ayah dan kakak laki-lakiku mengetahui aku percaya kepada Tuhan Yang Mahakuasa, dan mereka berusaha menghalangiku dan membawaku kembali ke agama. Suatu hari, kakak laki-lakiku sangat marah dan menuduhku, "Mengapa kau begitu keras kepala? Ibu khawatir dan sedih tentang kepercayaanmu kepada Tuhan. Bagaimana kau bisa tak merasa bersalah? Seluruh keluarga kita tak setuju dengan kepercayaanmu kepada Tuhan Yang Mahakuasa. Tak bisakah kau menyerah untuk membuat ibu dan ayah bahagia?" Menghadapi kesalahpahaman dan tuduhan keluargaku, aku merasa diperlakukan tidak adil, dan tak mampu menghentikan air mataku. Aku benar-benar ingin memberi tahu mereka tentang semua yang telah kuperoleh dari kepercayaanku kepada Tuhan Yang Mahakuasa, tapi mereka menuduh dan memarahiku dengan setiap perkataan yang mereka ucapkan. Mau tak mau aku merasa sedikit lemah. Aku berseru kepada Tuhan dalam hati, memohon Tuhan memberiku iman untuk berdiri teguh. Setelah berdoa, aku teringat Tuhan Yesus berkata, "Dia yang mengasihi ayah atau ibunya lebih dari Aku, tidak layak bagi-Ku" (Matius 10:37). "Sesungguhnya Aku berkata kepadamu, Tidak ada orang yang meninggalkan rumahnya, atau orangtuanya, atau saudaranya laki-laki, atau istrinya atau anaknya karena kerajaan Tuhan, yang tidak akan menerima kembali berlipat ganda di masa kini dan di zaman yang akan datang ia akan menerima hidup kekal" (Lukas 18:29-30). Sekarang keluargaku menghalangi agar tidak percaya kepada Tuhan. Jika ingin mengikuti Tuhan, aku harus membuat pilihan. Aku tak boleh berhenti mengikuti Tuhan karena halangan dan kegagalan keluargaku untuk memahamiku. Aku teringat Petrus. Ketika dia mengikuti Tuhan Yesus, dia juga dianiaya dan dihalangi oleh orang tuanya, tapi dia tetap memilih mengikuti Tuhan tanpa ragu. Dia mengasihi Tuhan lebih dari apa pun, dan aku tahu harus mengikuti teladannya. Dengan memikirkan ini, aku merasa sedikit lebih tenang. Aku ingin berbicara dengan mereka secara baik-baik untuk memberi tahu mereka Tuhan Yang Mahakuasa yang kupercayai adalah Tuhan Yesus yang datang kembali, tapi ayah dan kakakku tak mengizinkanku bicara, dan bersikeras agar aku kembali ke gereja untuk percaya kepada Tuhan. Aku merasa tak berdaya. Memikirkan bagaimana keluargaku berulang kali menghalangiku agar tidak percaya kepada Tuhan, aku juga ingat telah dirawat dan dicintai oleh orang tua dan kakakku sejak kecil. Sekarang mereka memarahi dan mengepungku, dan itu sulit untuk ditanggung. Mengapa begitu sulit untuk percaya kepada Tuhan? Aku benar-benar tak tahu apa yang akan mereka lakukan untuk menghalangiku selanjutnya. Apa yang harus kulakukan? Kemudian, tiba-tiba aku teringat satu bagian firman Tuhan. "Iman dan kasih yang terbesar dituntut dari kita dalam tahap pekerjaan ini. Kita mungkin tersandung akibat kecerobohan yang paling kecil, karena tahap pekerjaan ini berbeda dari semua pekerjaan sebelumnya: yang sedang Tuhan sempurnakan adalah iman manusia, yang tidak dapat dilihat dan diraba. Yang Tuhan lakukan adalah mengubah firman menjadi iman, menjadi kasih, dan menjadi hidup. Orang-orang harus mencapai titik di mana mereka telah menanggung ratusan pemurnian dan memiliki iman yang lebih besar dari iman Ayub. Mereka harus menanggung penderitaan luar biasa dan segala macam siksaan tanpa pernah meninggalkan Tuhan. Ketika mereka taat sampai mati, dan memiliki iman yang besar kepada Tuhan, maka tahap pekerjaan Tuhan ini selesai" (Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Jalan ... (8)"). Firman Tuhan membuatku mengerti. Aku dikepung oleh keluargaku, tapi Tuhan telah mengizinkan keadaan ini menimpaku untuk memperlengkapiku dengan kebenaran dan kearifan, dan menyempurnakan imanku. Berkali-kali, keluargaku menghalangiku agar tidak percaya kepada Tuhan, dan meskipun aku merasa sedih dan lemah, Tuhan tidak meninggalkanku, dan telah memimpin dan membimbingku dengan firman-Nya, yang memampukanku untuk berdiri teguh dalam menghadapi gangguan dan rintangan keluargaku. Setelah melewatinya, aku memahami beberapa kebenaran, aku melihat esensi penentangan pendeta agamawi terhadap Tuhan dan niat jahat Iblis, dan imanku kepada Tuhan bertambah. Pekerjaan Tuhan sangat bijaksana dan nyata. Kesulitan apa pun yang kuhadapi kelak, aku tak perlu khawatir atau takut. Aku percaya jika benar-benar mengandalkan Tuhan, Dia akan memimpin dan membimbingku. Dengan memikirkan ini, keinginanku untuk mengikuti Tuhan makin kuat.

Suatu hari, ayahku mengetuk pintu kamarku dengan keras, dan begitu aku membuka pintu, ibuku menangis sambil berkata, "Sayang, berhentilah percaya kepada Tuhan Yang Mahakuasa. Dengarkan saja pendeta, bukankah sama saja dengan kau percaya kepada Tuhan di gereja?" Melihatnya seperti ini membuatku marah sekaligus sedih. Ibuku, di hadapan semua kebenaran yang diungkapkan oleh Tuhan Yang Mahakuasa, tak memperlihatkan sikap mencari atau menerima. Dia mendengarkan pendeta sepenuhnya, dan menganggap perkataan pendeta sebagai kebenaran. Dia telah menolak keselamatan Tuhan pada akhir zaman, dan berupaya sebaik mungkin untuk mengganggu dan menghalangiku agar tidak mengikuti Tuhan. Aku sadar ibuku bukan orang yang benar-benar percaya kepada Tuhan, dia mengikuti manusia. Pada akhir zaman, kebenaran yang diungkapkan oleh Tuhan Yang Mahakuasa memang mengungkapkan semua jenis manusia. Gandum dan lalang dipisahkan, sama seperti orang percaya sejati dan palsu. Meskipun kami keluarga, karena sikap kami yang berbeda terhadap kebenaran, kami menempuh jalan yang berbeda. Jika ibuku tetap tak mau menerima pekerjaan Tuhan pada akhir zaman, berarti aku dan dia menempuh jalan yang berbeda. Kini, aku harus tetap bertahan, tak dikendalikan oleh emosiku, dan mengandalkan Tuhan untuk berdiri teguh dalam kesaksianku. Jadi, aku menenangkan diri dan berkata kepada ibuku, "Sebagai orang percaya, bukankah kita menantikan kedatangan Tuhan? Kini Tuhan telah datang kembali, dan pekerjaan penghakiman Tuhan pada akhir zaman telah dimulai, jadi kuharap Ibu juga akan menyelidiki dengan saksama, dan tak selalu mendengarkan perkataan pendeta. Jika kita kehilangan keselamatan Tuhan pada akhir zaman, kita sama sekali kehilangan kesempatan untuk diselamatkan." Ibuku terdiam sejenak, tapi ayahku marah dan berkata, "Aku hanya punya satu pertanyaan untukmu. Maukah kau berhenti percaya kepada Tuhan Yang Mahakuasa?" Aku menatapnya dan menjawab dengan tegas, "Tidak." Ketika mengatakan ini, aku merasakan kedamaian dan keteguhan yang mendalam. Akhirnya aku menyatakan sikap tegas. Ayahku makin marah dan berkata dengan sangat serius, "Kau sudah terlalu dewasa untuk kukendalikan. kau dapat memilih jalanmu sendiri. Pastikan kau takkan menyesal nanti." Perkataan ayahku membuatku sadar aku telah dewasa, dan inilah saatnya untuk bertanggung jawab atas hidupku. Sekarang, aku telah menerima pekerjaan Tuhan pada akhir zaman dan mengikuti jejak langkah Tuhan, jadi aku harus melanjutkan jalanku tanpa ragu.

Setelah itu, orang tuaku berhenti mencampuri kepercayaanku kepada Tuhan. Aku mendapatkan pemahaman dari gangguan keluargaku dan mengerti sedikit kebenaran. Aku benar-benar merasakan Tuhan itu mahakuasa dan bijaksana, aku sadar Iblis itu hina dan jahat, dan aku benar-benar merasa Tuhan adalah sandaranku. Kini, aku mau mengejar kebenaran dengan baik dan mengikut Tuhan sampai akhir!

Selanjutnya: Pilihan Paling Bemakna

Jika Tuhan telah membantu Anda, apakah Anda mau belajar firman Tuhan, mendekat kepada Tuhan dan terima berkat Tuhan?

Konten Terkait

Pilihan Seorang Imam Katolik

Oleh Saudara Wei Mo, Tiongkok Orang tuaku membesarkanku di Gereja Katolik dan aku menjadi imam saat dewasa. Belakangan, gereja makin suram....