Akibat dari Bersikap Licik dalam Melaksanakan Tugas

18 Januari 2025

Pada bulan Juli 2023, aku membuat video untuk gereja. Namun, karena aku belum lama berlatih, dan keterampilan teknisku biasa saja, beberapa video yang sulit ditangani oleh rekanku, Saudari Jiang Xin, sementara aku hanya mengerjakan video yang sederhana dan mudah dibuat. Aku berpikir, "Aku baru saja mulai, aku tidak tahu banyak prinsip, dan keterampilanku tidaklah hebat, tetapi karena ada Jiang Xin di sini, aku akan belajar saja secara bertahap seiring berjalannya waktu." Setelah beberapa waktu belajar, aku membuat beberapa kemajuan, tetapi setiap kali aku melihat video yang sulit untuk dibuat, aku mencari alasan untuk tidak melakukannya, berpikir, "Membuat video seperti ini akan sangat sulit, memerlukan begitu banyak upaya dan aku harus membayar harga sebesar itu!" Karena aku hanya memilih video yang mudah dibuat, pekerjaannya terasa santai dan aku tidak merasa tertekan. Aku melihat Jiang Xin terus menerus meneliti, mencari tahu, dan merenung, dan aku berpikir, "Jiang Xin itu lebih terampil daripada aku dan bahkan dia terkadang perlu meneliti, jika aku yang membuat video-video itu, aku harus membayar harga yang jauh lebih mahal. Hal itu akan sangat sulit dan melelahkan! Aku akan tetap membuat video yang sederhana." Dengan cara ini, aku melaksanakan tugasku selama beberapa waktu tanpa merasakan tekanan apa pun. Kemudian, ketika Jiang Xin menemui kesulitan saat membuat video, dia memintaku untuk meneliti dan membahas masalah dengannya. Aku merasa bahwa ini sangat sulit dan menyebalkan, jadi aku benar-benar tidak membantu dalam hal ini. Aku terus melimpahkan semua video yang sulit kepada Jiang Xin seperti biasa, dan tidak mencoba menantang diriku sendiri sama sekali. Ketika aku melihat bahwa banyak pekerjaan Saudari Jiang Xin telah menumpuk dan bahwa dia berada di bawah banyak tekanan, aku tidak ingin membantunya. Seiring berjalannya waktu, aku mulai merasa mengantuk saat melaksanakan tugasku dan tidak membuat kemajuan apa pun untuk waktu yang lama. Aku merasa bahwa keadaanku ini tidak benar, dan bertanya kepada diriku sendiri, "Aku selalu menggunakan alasan bahwa aku masih baru dan masih belum paham tentang pekerjaan ini, jadi aku terus mengakomodasi diriku sendiri, melimpahkan semua video yang sulit kepada Saudari Jiang Xin, tidak mau membayar harga atau berusaha. Bukankah ini artinya aku sedang lari dari kesulitan dan menyerah saat menghadapi kesukaran?"

Setelah itu, aku mencari firman Tuhan yang relevan. Tuhan berfirman: "Saat melaksanakan tugas, orang selalu memilih pekerjaan ringan, pekerjaan yang tidak akan melelahkannya, dan yang tidak melibatkan unsur di luar ruangan. Ini berarti memilih pekerjaan yang mudah dan mengabaikan pekerjaan yang sulit, dan inilah yang terwujud ketika orang mendambakan kenyamanan daging. Apa lagi? (Selalu mengeluh ketika tugasnya sedikit sulit, sedikit melelahkan, ketika harus membayar harga.) (Sibuk dengan makanan dan pakaian, dan kesenangan daging.) Semua inilah yang terwujud ketika orang mendambakan kenyamanan daging. Ketika orang seperti itu melihat bahwa suatu tugas terlalu melelahkan atau berisiko, dia melemparkannya ke orang lain; dia sendiri hanya melakukan pekerjaan santai, dan dia berdalih dengan mengatakan bahwa kualitasnya buruk, bahwa dia tidak memiliki kemampuan kerja, dan tidak mampu mengambil tugas tersebut—padahal sebenarnya, itu karena dia mendambakan kenyamanan daging. ... Apakah orang yang menuruti kenyamanan daging cocok untuk melaksanakan tugas? Begitu ada orang yang membahas topik tentang pelaksanaan tugasnya, atau berbicara tentang membayar harga dan mengalami kesukaran, dia akan terus menggelengkan kepalanya. Dia selalu memiliki terlalu banyak masalah, dia penuh dengan keluhan, dan dia dipenuhi hal-hal negatif. Orang semacam itu tidak berguna, dia tidak memenuhi syarat untuk melaksanakan tugasnya, dan harus disingkirkan" (Firman, Jilid 5, Tanggung Jawab Para Pemimpin dan Pekerja, "Tanggung Jawab Para Pemimpin dan Pekerja (2)"). Tuhan mengungkapkan bahwa beberapa orang selalu memilih pekerjaan yang mudah dan menghindari pekerjaan yang sulit saat melaksanakan tugas mereka, dan setiap kali mereka melihat pekerjaan yang sulit, mereka melimpahkannya kepada orang lain, dan hanya memilih tugas yang mudah dan sederhana untuk diri mereka sendiri. Orang seperti ini menikmati kenyamanan fisik dan tidak layak untuk melaksanakan tugas. Setelah merenungkan diriku sendiri, aku menyadari bahwa aku menunjukkan perilaku yang sama. Saat bekerja sama dengan Jiang Xin, aku melihat bahwa pembuatan video-video yang rumit itu memerlukan pencarian, perenungan, penelitian, dan pembayaran harga, dan aku merasa bahwa ini sangat menyebalkan dan benar-benar membuat kepala sakit, jadi aku menggunakan minimnya pengalamanku untuk melimpahkan hal-hal ini kepada Jiang Xin. Aku hanya memilih video yang sederhana dan mudah dibuat, sehingga aku merasa tenang dan tidak tertekan. Kemudian, saat Jiang Xin menghadapi kesulitan dalam membuat video dan membutuhkan bantuanku untuk meneliti serta membahas berbagai hal, aku menganggap hal itu menjengkelkan dan tidak ingin repot-repot berusaha. Dalam melaksanakan tugasku, aku melimpahkan tugas yang membutuhkan usaha dan pengorbanan kepada orang lain, menikmati kenyamanan, dan bersikap licik serta suka menghindar. Perilaku seperti ini membuatku kehilangan seluruh integritas dan martabatku. Dengan melaksanakan tugasku dengan cara ini, aku pasti akan dibenci, ditolak, dan disingkirkan oleh Tuhan. Baru pada saat inilah aku merasa sedikit takut. Aku tak boleh terus bersikap tidak termotivasi, bersikap asal-asalan, dan sibuk dengan daging.

Kemudian, saat menonton video kesaksian berdasarkan pengalaman, aku melihat satu bagian dari firman Tuhan yang sangat sesuai dengan keadaanku. Tuhan Yang Mahakuasa berfirman: "Tuhan Yesus pernah berkata: 'Karena barang siapa yang memiliki, kepada dia akan diberikan, dan dia akan memilikinya lebih melimpah; tetapi barang siapa yang tidak memiliki, apa pun yang dia miliki akan diambil darinya' (Matius 13:12). Apa maksud dari perkataan ini? Maksudnya adalah jika engkau bahkan tidak melaksanakan atau mendedikasikan dirimu untuk tugas atau pekerjaanmu sendiri, Tuhan akan mengambil apa yang pernah menjadi milikmu. Apa maksudnya 'mengambil'? Apa yang akan orang rasakan jika Tuhan melakukannya? Mungkin ketika engkau gagal mencapai apa yang bisa kaucapai dengan kualitas dan karuniamu, dan engkau tidak merasakan apa pun, dan menjadi sama seperti orang tidak percaya. Itu berarti engkau mengalami segalanya diambil oleh Tuhan. Jika dalam tugasmu, engkau lalai, tidak membayar harga, dan engkau tidak tulus, Tuhan akan mengambil apa yang pernah menjadi milikmu, Dia akan mengambil kembali hakmu untuk melaksanakan tugasmu, Dia tidak akan memberimu hak ini. Karena Tuhan memberimu karunia dan kualitas, tetapi engkau tidak melaksanakan tugasmu dengan benar, tidak mengorbankan dirimu bagi Tuhan, atau membayar harga, dan engkau tidak mengerahkan segenap hatimu untuk tugasmu, Tuhan bukan saja tidak akan memberkatimu, tetapi Dia juga akan mengambil apa yang pernah kaumiliki. Tuhan menganugerahkan karunia-karunia kepada manusia, memberikan kepada mereka keterampilan khusus serta kecerdasan dan hikmat. Bagaimana seharusnya manusia menggunakan karunia-karunia ini? Engkau harus mendedikasikan keterampilan khususmu, karunia-karuniamu, kecerdasan dan hikmatmu dalam melaksanakan tugasmu. Engkau harus menggunakan hatimu dan menerapkan semua yang kauketahui, semua yang kaupahami, dan semua yang mampu kaucapai dalam tugasmu. Dengan melakukan itu, engkau akan diberkati. Apa arti diberkati Tuhan? Apa yang orang rasakan akan hal ini? Artinya mereka telah dicerahkan dan dibimbing oleh Tuhan, dan itu berarti mereka memiliki jalan saat mereka melaksanakan tugas mereka. Bagi orang lain, mungkin kualitasmu dan segala sesuatu yang telah kaupelajari tampaknya tidak cukup untuk memampukanmu menyelesaikan segala sesuatu—tetapi jika Tuhan bekerja dan mencerahkanmu, engkau bukan saja akan mampu memahami dan melakukan hal-hal itu, tetapi engkau juga akan melakukannya dengan baik. Pada akhirnya, engkau bahkan akan bertanya-tanya dalam hatimu, 'Biasanya aku tidak secakap ini, tetapi sekarang ada jauh lebih banyak hal baik dalam diriku—semuanya itu positif. Aku tidak pernah mempelajari hal-hal tersebut, tetapi sekarang aku tiba-tiba memahaminya. Bagaimana aku tiba-tiba menjadi begitu pintar? Mengapa ada begitu banyak hal yang mampu kulakukan sekarang?' Engkau tidak akan dapat menjelaskannya. Ini adalah pencerahan dan berkat Tuhan; seperti inilah cara Tuhan memberkati orang. Jika engkau tidak merasakan hal ini saat melaksanakan tugasmu atau melakukan pekerjaanmu, itu berarti engkau belum diberkati oleh Tuhan. Jika melakukan tugasmu selalu terasa tidak bermakna bagimu, jika engkau merasa sepertinya tidak ada yang harus dilakukan, dan engkau tidak mampu membuat dirimu berkontribusi, jika engkau tidak pernah menerima pencerahan, dan merasa dirimu tidak memiliki kecerdasan ataupun hikmat yang dapat kaugunakan, ini berarti masalah. Ini memperlihatkan bahwa engkau tidak memiliki motif yang benar atau jalan yang benar dalam melaksanakan tugasmu, dan Tuhan tidak berkenan, dan keadaanmu tidak normal" (Firman, Jilid 3, Pembicaraan Kristus Akhir Zaman, "Hanya Orang Jujur yang Mampu Hidup dalam Keserupaan dengan Manusia Sejati"). Setelah membaca firman Tuhan, aku menyadari bahwa kurangnya kemajuanku dalam pembuatan video akhir-akhir ini terutama disebabkan oleh sikapku yang salah dalam melaksanakan tugasku. Aku takut harus merasa khawatir dan kelelahan, serta tidak mau mengerahkan upaya dalam melaksanakan tugasku, hanya memilih tugas yang mudah. Aku tidak mencurahkan pikiran dan tenagaku dalam melaksanakan tugasku, dan aku selalu bersikap licik serta suka menghindar. Tuhan membenci sikapku terhadap tugasku dan telah mengambil apa yang kumiliki sebelumnya. Aku tidak membuat kemajuan dalam tugasku, dan bahkan tidak bisa membuat video sederhana dengan baik. Jika aku tidak bertobat, aku mungkin akan kehilangan tugasku sepenuhnya. Jika kurenungkan kembali saat aku berlatih menyirami petobat baru, pada awalnya, ada banyak juga prinsip yang tidak kupahami, tetapi saudari yang menjadi rekanku bersekutu denganku dan membantuku. Aku bertanya kepadanya setiap kali aku menghadapi kesulitan, dan aku merangkum segala sesuatunya, belajar, dan sering berdoa kepada Tuhan. Pada saat itu, aku membuat kemajuan dengan cepat dan melaksanakan tugasku dengan efektif. Dibandingkan sekarang, meskipun aku belum lama berlatih memproduksi video, ada beberapa teknik yang dapat kukuasai jika aku tekun dan mempelajarinya. Akan tetapi, aku menikmati kenyamanan fisik, tidak memiliki keinginan untuk berkembang, dan tidak mau membayar harga, jadi keterampilan profesionalku tidak meningkat dan aku tidak dapat melihat bimbingan Tuhan dalam melaksanakan tugasku. Tuhan itu adil dan benar terhadap manusia. Jika kita membayar harga dan melaksanakan tugas dengan sepenuh hati, kita akan menerima pencerahan serta bimbingan Tuhan, dan kita akan membuat kemajuan, baik dalam jalan masuk kehidupan kita maupun dalam keterampilan profesional kita. Namun, jika kita tidak melaksanakan tugas dengan sepenuh hati dan bersikap licik serta suka menghindar, pada akhirnya kita akan tersingkap, dan seiring berjalannya waktu, kita tidak akan mencapai apa yang seharusnya dapat kita capai. Setelah merenungkan hal ini, aku merasa sangat bersalah dan menyesal. Maksud Tuhan adalah agar aku membayar harga dan melaksanakan tugasku dengan sepenuh hati, menjalankan fungsiku dalam tugasku, dan membuat video yang lebih baik untuk menyebarkan Injil dan bersaksi tentang Tuhan. Akan tetapi, aku telah bermalas-malasan dan menikmati kenyamanan, aku belum benar-benar membayar harga dalam tugasku dan belum melakukan apa yang seharusnya kulakukan. Aku telah mengecewakan harapan Tuhan. Aku sungguh tidak memiliki kemanusiaan dan tidak tahu apa yang baik untukku! Setelah menyadari hal ini, aku pun menangis dan berdoa kepada Tuhan, "Ya Tuhan, seharusnya aku tidak melaksanakan tugasku dengan sikap seperti itu. Aku sungguh tidak dapat dipercaya! Tuhan, aku bersedia bertobat kepada-Mu. Tolong periksalah hatiku, dan bimbinglah serta bantulah aku."

Setelah itu, aku kembali berusaha untuk memahami mengapa aku selalu menghindar ketika menghadapi kesulitan. Aku membaca firman Tuhan ini: "Sekarang ini, sekalipun langkah pekerjaan Tuhan berikutnya belum dimulai, tidak ada tambahan apa pun tentang tuntutan yang diminta darimu dan apa yang harus kauhidupi. Ada begitu banyak pekerjaan dan begitu banyak kebenaran; apakah semua itu tidak layak engkau ketahui? Apakah hajaran dan penghakiman Tuhan tidak mampu membangkitkan rohmu? Apakah hajaran dan penghakiman Tuhan tidak mampu membuatmu membenci diri sendiri? Apakah engkau puas hidup di bawah pengaruh Iblis, dengan kedamaian dan sukacita, dan sedikit kenyamanan daging? Bukankah engkau yang paling hina dari semua orang? Tidak ada yang lebih bodoh selain mereka yang telah melihat keselamatan tetapi tidak berupaya mendapatkannya; mereka inilah orang-orang yang mengenyangkan daging mereka sendiri dan menikmati Iblis. Engkau berharap bahwa imanmu kepada Tuhan tidak akan mendatangkan tantangan atau kesengsaraan, ataupun kesulitan sekecil apa pun. Engkau selalu mengejar hal-hal yang tidak berharga, dan tidak menghargai hidup, melainkan menempatkan pikiran yang terlalu muluk-muluk di atas kebenaran. Engkau sungguh tidak berharga! Engkau hidup seperti babi—apa bedanya antara engkau, babi, dan anjing? Bukankah mereka yang tidak mengejar kebenaran, melainkan mengasihi daging, adalah binatang buas? Bukankah mereka yang mati, tanpa roh, adalah mayat berjalan? Berapa banyak firman yang telah disampaikan di antara engkau sekalian? Apakah hanya sedikit pekerjaan yang dilakukan di antaramu? Berapa banyak yang telah Kuberikan di antaramu? Lalu mengapa engkau tidak mendapatkannya? Apa yang harus engkau keluhkan? Bukankah engkau tidak mendapatkan apa-apa karena engkau terlalu mengasihi daging? Dan bukankah ini karena pikiranmu yang terlalu muluk-muluk? Bukankah karena engkau terlalu bodoh? ... Seorang pengecut sepertimu, yang selalu mengejar daging—apa engkau punya hati, apa engkau punya roh? Bukankah engkau adalah binatang buas? Aku memberimu jalan yang benar tanpa meminta imbalan apa pun, tetapi engkau tidak mengejarnya. Apakah engkau salah satu dari orang-orang yang percaya kepada Tuhan? Aku memberikan kehidupan manusia yang nyata kepadamu, tetapi engkau tidak mengejarnya. Apakah engkau tidak ada bedanya dari babi atau anjing? Babi tidak mengejar kehidupan manusia, mereka tidak berupaya supaya ditahirkan, dan mereka tidak mengerti makna hidup. Setiap hari, setelah makan sampai kenyang, mereka hanya tidur. Aku telah memberimu jalan yang benar, tetapi engkau belum mendapatkannya. Tanganmu kosong. Apakah engkau bersedia melanjutkan kehidupan ini, kehidupan seekor babi? Apa pentingnya orang-orang seperti itu hidup? Hidupmu hina dan tercela, engkau hidup di tengah-tengah kecemaran dan kecabulan, dan engkau tidak mengejar tujuan apa pun; bukankah hidupmu paling tercela? Apakah engkau masih berani memandang Tuhan? Jika engkau terus mengalami dengan cara demikian, bukankah engkau tidak akan memperoleh apa-apa? Jalan yang benar telah diberikan kepadamu, tetapi apakah pada akhirnya engkau dapat memperolehnya, itu tergantung pada pengejaran pribadimu sendiri" (Firman, Jilid 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Pengalaman Petrus: Pengetahuannya tentang Hajaran dan Penghakiman"). Saat aku membaca kata-kata seperti "pengecut" dan "binatang buas," aku merasakan sakit di hatiku. Aku adalah jenis orang yang disingkapkan Tuhan, seseorang yang menghargai daging dan tidak mengejar kebenaran. Dalam melaksanakan tugasku, aku telah menikmati kenyamanan fisik, tanpa ingin membayar harga untuk apa pun, aku selalu ingin melakukan tugas yang mudah dan sederhana, dan hanya menjalani hari demi hari tanpa tujuan. Aku seperti babi, hanya makan, minum, dan tidur sepanjang hari, tanpa pikiran atau tujuan apa pun untuk dikejar. Aku tidak memiliki beban atau keinginan untuk berkembang dalam tugasku, dan selalu menyerah kepada dagingku. Hal ini karena aku selalu menggunakan racun Iblis seperti "Jika orang tidak memikirkan dirinya sendiri, langit dan bumi akan menghukumnya," dan "Hidup itu singkat; nikmati selagi engkau bisa," sebagai aturan hidup. Sebelum percaya kepada Tuhan, aku telah merasa puas dengan kondisi yang ada, mencari kenyamanan, dan tidak memiliki ambisi sama sekali. Aku berpikir karena hidup ini sangat singkat, aku harus menikmati setiap hari di dunia ini daripada membuat hidup menjadi melelahkan atau sulit untuk diriku sendiri. Setelah mulai percaya kepada Tuhan, aku masih memegang pandangan ini saat melaksanakan tugasku. Ketika aku menemukan video yang sulit, aku melimpahkannya kepada Jiang Xin dan mencari tugas yang mudah untuk diriku sendiri. Kemudian, ketika pekerjaan saudari tersebut menumpuk dan dia berada di bawah tekanan besar dalam tugasnya, aku malah menghindar dan bersikap santai, tidak mau membantu meringankan beban. Aku hanya memikirkan dagingku sendiri, tidak memikirkan kesulitan saudari tersebut atau pekerjaan gereja. Aku sangat egois dan tercela! Setelah merenungkan hal ini, aku menyadari bahwa racun yang ditanamkan oleh Iblis ini telah membuatku bejat dan merosot, tanpa keinginan apa pun untuk berkembang, dan menjalani kehidupan yang tak berguna. Dengan sikap seperti itu, aku pasti tidak akan bisa melaksanakan tugasku untuk waktu yang lama, dan pada akhirnya, aku akan disingkapkan dan disingkirkan oleh Tuhan.

Kemudian, aku mulai memahami tuntutan Tuhan terhadap manusia dari firman-Nya. Aku membaca firman Tuhan ini: "Misalkan gereja mengatur pekerjaan untukmu, dan engkau berkata, '... Pekerjaan apa pun yang gereja tugaskan kepadaku, aku akan melaksanakannya dengan segenap hati dan kekuatanku. Jika ada sesuatu yang tidak kupahami atau muncul masalah, aku akan berdoa kepada Tuhan, mencari kebenaran, menyelesaikan masalah berdasarkan prinsip-prinsip kebenaran, dan melaksanakan pekerjaan itu dengan baik. Apa pun tugasku, aku akan berupaya sebaik mungkin untuk melaksanakannya dengan baik dan memuaskan Tuhan. Untuk apa pun yang dapat kucapai, aku akan berusaha sebaik mungkin untuk memikul semua tanggung jawab yang harus kutanggung, dan setidaknya, aku tidak akan melakukan sesuatu yang bertentangan dengan hati nurani dan nalarku, atau bersikap asal-asalan, atau bersikap licin dan bermalas-malasan, atau menikmati hasil jerih payah orang lain. Semua yang kulakukan akan memenuhi standar hati nurani.' Ini adalah standar minimum dalam berperilaku, dan orang yang melaksanakan tugas mereka dengan cara seperti itu dapat dianggap sebagai orang yang berhati nurani dan bernalar. Engkau setidaknya harus memiliki hati nurani yang bersih dalam melaksanakan tugasmu, dan engkau setidaknya harus layak dengan makanan tiga kali sehari dan bukan mendapatkannya tanpa mengerjakan apa pun. Ini disebut memiliki rasa tanggung jawab. Entah kualitasmu tinggi atau rendah, dan entah engkau memahami kebenaran atau tidak, apa pun itu, engkau harus memiliki sikap ini: 'Karena pekerjaan ini diberikan kepadaku untuk kulaksanakan, aku harus memperlakukannya dengan serius, aku harus menganggapnya penting, dan harus dengan segenap hati dan kekuatan melaksanakannya dengan baik. Tentang apakah aku dapat melaksanakannya dengan sempurna atau tidak, aku tidak bisa memberikan jaminan, tetapi sikapku adalah, aku akan berusaha sebaik mungkin untuk melaksanakannya dengan baik, dan aku pasti tidak akan bersikap asal-asalan terhadap pekerjaan itu. Jika muncul masalah dalam pekerjaan, aku harus bertanggung jawab, dan memastikan aku memetik pelajaran darinya dan melaksanakan tugasku dengan baik.' Inilah sikap yang benar" (Firman, Jilid 5, Tanggung Jawab Para Pemimpin dan Pekerja, "Tanggung Jawab Para Pemimpin dan Pekerja (8)"). Setelah membaca firman Tuhan, aku memperoleh jalan penerapan. Tuhan telah meninggikanku untuk melaksanakan tugas ini, jadi aku harus mencurahkan hatiku untuk melaksanakannya dengan baik. Saat menghadapi kesulitan, aku tidak boleh bersikap licik atau menghindar. Aku harus benar-benar membayar harga dan melakukan yang terbaik untuk melaksanakan tugasku. Aku baru saja mulai berlatih membuat video dan belum mahir melakukannya, jadi ke depannya, aku perlu bekerja keras untuk meningkatkan keterampilan profesionalku. Ketika aku menemukan video yang sulit, aku harus mengambilnya asalkan aku mampu mengerjakannya, atau aku harus bekerja sama dengan Jiang Xin untuk mengerjakannya, benar-benar membayar harganya, bertanya kepadanya mengenai hal-hal yang tidak kupahami, dan belajar sedikit demi sedikit. Dengan cara ini, aku dapat menerapkan keterampilan yang telah kupelajari dalam tugasku.

Suatu ketika, aku ingin melimpahkan video sulit yang sedang kubuat kepada Jiang Xin lagi, tetapi aku teringat bahwa sebelumnya aku berdoa kepada Tuhan untuk bertobat, dan aku menyadari bahwa ketika menghadapi kesulitan saat mengerjakan video ini, aku ingin menghindari tanggung jawab lagi. Bukankah aku masih takut untuk membayar harga dan tidak berusaha mencapai kemajuan? Jadi aku berdoa kepada Tuhan, memohon kepada-Nya agar menuntunku untuk memberontak terhadap dagingku dan benar-benar membayar harga. Aku juga merenungkan bagaimana Tuhan berharap bahwa aku dapat memberontak terhadap dagingku dan menerapkan kebenaran saat menghadapi kesulitan ini, dan meningkatkan keterampilanku dengan membuat video. Setelah memahami maksud Tuhan, aku dengan tekun mencari informasi dan mempelajari beberapa teknik, dan pada akhirnya, aku berhasil menyelesaikan video tersebut. Meskipun pembuatan video itu membutuhkan beberapa waktu dan upaya, keterampilanku meningkat. Syukur kepada Tuhan atas bimbingan-Nya!

Penderitaan akan berakhir dan air mata akan berhenti. Percayalah kepada Tuhan bahwa Dia mendengar permohonan kita dalam penderitaan kita, dan Dia ingin menyelamatkan kita dari penderitaan. Hubungi kami untuk memahami kabar baik tentang keselamatan Tuhan.

Konten Terkait

Memenuhi Tugasku Adalah Misiku

Ketika aku masih sekolah, guru kami sering mengajarkan bahwa berbakti kepada orang tua dan menghormati penatua kami adalah kebajikan...

Kurangi Ukuran Huruf
Tambah Ukuran Huruf
Masuk Layar Penuh
Keluar Layar Penuh