Sedikit Pemahaman Tentang Sikap Egois dan Keji

21 Maret 2025

Pada tahun 2020, aku bekerja sama dengan dua saudari, Li Na dan Yang Yang, dalam melaksanakan tugas tulis menulis. Setelah beberapa waktu, aku dipilih menjadi pemimpin tim. Aku berpikir dalam hati, "Aku sudah lama melaksanakan pekerjaan tulis-menulis, dan sekarang aku adalah pemimpin tim, jadi aku harus bekerja sama dengan mereka agar kami dapat melaksanakan tugas-tugas kami dengan baik." Mereka masih muda, jadi dalam keseharian aku lebih sering bertoleransi terhadap mereka, ketika aku melihat mereka mengalami kesulitan-kesulitan dalam pekerjaan atau mereka tidak jelas mengenai prinsip-prinsip tertentu, aku akan mencari kebenaran bersama mereka untuk menyelesaikan masalah-masalah tersebut. Li Na dan Yang Yang sama-sama mengatakan bahwa aku mudah bergaul, sabar, dan bertanggung jawab dalam tugasku. Aku juga merasa mampu mempertimbangkan keseluruhan pekerjaan, dan memiliki kesabaran, penuh kasih, serta memiliki kemanusiaan yang baik. Saat itu, semua orang sangat positif dalam tugas mereka, dan pekerjaan pun memberikan beberapa hasil. Pengawas juga memujiku, dan aku merasa senang, serta berpikir bahwa aku harus melakukan lebih baik lagi di masa depan.

Kemudian, karena meningkatnya beban kerja dan tertundanya banyak khotbah, pengawas mengatur Saudari Wang Nan untuk bekerja sama dalam melaksanakan tugas-tugas kami. Aku perhatikan bahwa Wang Nan cukup cepat dalam menyaring maupun menulis khotbah, dan kemajuanku lebih lambat dibandingkan dia. Aku pun berpikir, "Jika pengawas melihat bahwa kemajuan dalam penyaringan khotbah jelas dipercepat dengan kedatangan Wang Nan, akankah dia berpikir bahwa kemampuan kerjaku kurang, bahwa aku tidak sebaik Wang Nan, atau bahwa aku tidak melakukan pekerjaan nyata, dan inilah alasan terundanya banyak khotbah? Ini tidak boleh terjadi. Aku harus buru-buru menyaring khotbah-khotbah itu agar tidak tertinggal dari Wang Nan." Saat itu, Yang Yang mengalami beberapa masalah saat menyaring khotbah, dan aku tahu aku harus bersekutu dan membantunya. Namun aku berpikir, "Menyelesaikan masalah Yang Yang berarti harus membantunya menganalisis khotbah dan menemukan prinsip-prinsip yang relevan, dan itu akan memperlambat kemajuanku sendiri dalam penyaringan khotbah. Kemudian pengawas akan mengatakan bahwa aku tidak bekerja sebaik saudari baru, bahkan setelah melaksanakan tugasku sekian lama. Sudahlah, sekarang ini aku tidak mau memikirkan itu." Jadi aku tidak menanyakan tentang kesulitan Yang Yang. Beberapa hari kemudian, aku melihat bahwa Yang Yang lambat dalam menyaring khotbah itu, dan meskipun aku ingin bersekutu dan membantunya, ketika mempertimbangkan waktu dan tenaga yang perlu diluangkan, maka aku pun tetap diam. Suatu hari, pengawas mengatakan bahwa Yang Yang seharusnya menyerahkan beberapa pekerjaan kepada Li Na, dan kulihat Yang Yang belum memaparkannya dengan jelas, jadi aku ingin membahas detailnya dengan mereka, tetapi aku berpikir itu akan memperlambatku dalam mengulas khotbah, lagipula, karena pengawas tidak secara khusus memberikan tugas ini padaku, aku pikir lebih baik aku tidak menanyakannya dan hanya fokus pada pekerjaanku sendiri. Kemudian,Yang Yang dan Li Na, yang pekerjaannya tidak memberikan hasil yang baik, mengusulkan agar kami mempersekutukan jalan keluarnya bersama, tetapi aku tidak mau ikut serta dalam hal ini karena merasa itu akan memperlambatku, jadi aku secara singkat membagikan beberapa pemikiran, kemudian segera kembali mengarahkan perhatianku kepada pekerjaanku sendiri.

Kemudian, pengawas datang untuk memeriksa pekerjaan, dan dia melihat bahwa Li Na dan Yang Yang mengalami kesulitan, dan hasil tugas mereka telah menurun, dan ketika pengawas mengetahui bahwa aku belum membimbing atau menindaklanjuti pekerjaan para saudari ini, dia pun memangkasku, katanya, "Kau hanya mengerjakan tugas yang menjadi tanggung jawabmu, dan kau tidak peduli sama sekali dengan perkembangan pekerjaan saudari yang bekerja denganmu, kau tidak memenuhi tanggung jawabmu sebagai seorang pemimpin tim sama sekali!" Sulit bagiku untuk menerima dipangkas secara tiba-tiba seperti ini, dan aku pun berpikir, "Bukan sepenuhnya salahku jika tugas mereka belum memberikan hasil, kami membagi tugas!" Aku merasa sedikit dirugikan. Pengawas membacakanku satu bagian firman Tuhan, dan saat itulah aku mulai menyadari masalahku. Tuhan berfirman: "Antikristus tidak memiliki hati nurani, nalar, ataupun kemanusiaan. Mereka bukan saja tidak tahu malu, tetapi mereka juga memiliki ciri lain: mereka sangat egois dan tercela. Arti harfiah dari 'keegoisan dan kecelaan' mereka tidak sulit untuk dipahami: mereka buta terhadap apa pun kecuali kepentingan mereka sendiri. Apa pun yang menyangkut kepentingan mereka sendiri mendapat perhatian penuh, dan mereka rela menderita karenanya, membayar harga, mengerahkan perhatian ke dalamnya, dan mengabdikan diri mereka untuk hal itu. Apa pun yang tidak berkaitan dengan kepentingan diri mereka sendiri, mereka akan berpura-pura tidak tahu dan tidak memperhatikan; orang lain dapat melakukan apa pun sesuka hati mereka—antikristus tidak peduli jika ada orang yang mengacaukan atau mengganggu, dan bagi mereka, ini tidak ada kaitannya dengan mereka. Bahasa halusnya, mereka tidak pernah ikut campur urusan orang lain. Namun, adalah lebih tepat untuk mengatakan bahwa orang semacam ini keji, hina, dan kotor; kita mendefinisikan mereka sebagai 'egois dan tercela'. Bagaimana keegoisan dan kecelaan antikristus terwujud dengan sendirinya? Dalam apa pun yang menguntungkan status atau reputasi mereka, mereka berupaya melakukan atau mengatakan apa pun yang diperlukan, dan mereka rela menanggung penderitaan apa pun. Namun, jika menyangkut pekerjaan yang diatur oleh rumah Tuhan, atau menyangkut pekerjaan yang bermanfaat bagi pertumbuhan hidup umat pilihan Tuhan, mereka sama sekali mengabaikannya. Bahkan ketika orang-orang jahat mengacaukan, mengganggu, dan melakukan segala macam kejahatan, sehingga sangat memengaruhi pekerjaan gereja, mereka tetap tenang dan tak peduli, seolah-olah hal ini tidak ada kaitannya dengan mereka. Dan jika seseorang menemukan dan melaporkan perbuatan jahat yang dilakukan orang jahat, mereka berkata bahwa mereka tidak melihat apa pun dan berpura-pura tidak tahu. Namun, jika seseorang melaporkan mereka dan menyingkapkan bahwa mereka tidak melakukan pekerjaan nyata dan hanya mengejar ketenaran, keuntungan, dan status, mereka menjadi sangat marah. Rapat diadakan dengan segera untuk membahas bagaimana menanggapinya, penyelidikan diadakan untuk menemukan siapa yang menusuk mereka dari belakang, siapa pemimpin utamanya, dan siapa saja yang terlibat. Mereka tidak akan makan atau tidur sampai mereka menemukan penyebab sebenarnya dan mengatasi masalah tersebut sepenuhnya; mereka bahkan baru akan merasa senang begitu mereka menyingkirkan semua orang yang terlibat dalam pelaporan tersebut. Ini adalah perwujudan dari keegoisan dan kecelaan, bukan? Apakah mereka sedang melakukan pekerjaan gereja? Mereka hanya bertindak demi kekuasaan dan status mereka sendiri. Mereka sedang menjalankan urusan mereka sendiri. Pekerjaan apa pun yang mereka lakukan, antikristus tidak pernah memikirkan kepentingan rumah Tuhan. Mereka hanya mempertimbangkan apakah kepentingan mereka sendiri akan terpengaruh, hanya memikirkan sedikit pekerjaan di depan mereka yang menguntungkan mereka. Bagi mereka, pekerjaan utama gereja hanyalah sesuatu yang mereka lakukan di waktu luang mereka. Mereka sama sekali tidak menganggapnya serius. Mereka hanya bergerak jika mereka didorong untuk bertindak, hanya melakukan apa yang mereka suka, dan hanya melakukan pekerjaan demi mempertahankan status dan kekuasaan mereka sendiri. Di mata mereka, pekerjaan apa pun yang diatur oleh rumah Tuhan, pekerjaan menyebarkan Injil, dan jalan masuk kehidupan umat pilihan Tuhan, semua itu tidak penting. Apa pun kesulitan yang orang lain hadapi dalam pekerjaan mereka, masalah apa pun yang mereka identifikasi dan laporkan kepada mereka, setulus apa pun perkataan mereka, antikristus mengabaikannya, mereka tidak mau terlibat, seolah-olah hal ini tidak ada hubungannya dengan mereka. Sebesar apa pun masalah yang muncul dalam pekerjaan gereja, mereka sama sekali tidak peduli. Sekalipun suatu masalah berada tepat di hadapan mereka, mereka hanya menanganinya dengan asal-asalan. Hanya jika mereka langsung dipangkas oleh Yang di Atas dan diperintahkan untuk menyelesaikan masalah, barulah mereka akan dengan enggan melakukan sedikit pekerjaan nyata dan memberi kepada Yang di Atas sesuatu untuk dilihat; segera setelah itu, mereka akan melanjutkan urusan mereka sendiri. Mengenai pekerjaan gereja dan hal-hal penting dengan konteks yang lebih luas, mereka tidak peduli dan mengabaikan hal-hal ini. Mereka bahkan mengabaikan masalah yang mereka temukan, dan memberikan jawaban yang asal-asalan atau sekadarnya ketika ditanyakan tentang masalah, hanya menanggapinya dengan sangat enggan. Ini adalah perwujudan dari keegoisan dan kecelaan, bukan? Selain itu, apa pun tugas yang para antikristus laksanakan, yang mereka pikirkan hanyalah apakah itu akan memungkinkan mereka untuk menjadi pusat perhatian; selama itu akan meningkatkan reputasinya, mereka memeras otak agar menemukan cara untuk belajar bagaimana melakukannya, bagaimana melaksanakannya; satu-satunya yang mereka pedulikan adalah apakah hal itu akan membuat mereka menonjol atau tidak. Apa pun yang mereka lakukan atau pikirkan, mereka hanya peduli dengan ketenaran, keuntungan, dan status mereka sendiri. Apa pun tugas yang sedang mereka laksanakan, mereka hanya bersaing untuk memperebutkan siapa yang lebih tinggi atau lebih rendah, siapa yang menang dan siapa yang kalah, siapa yang memiliki reputasi lebih besar. Mereka hanya peduli tentang berapa banyak orang yang memuja dan menghormati mereka, berapa banyak orang yang menaati mereka, dan berapa banyak pengikut yang mereka miliki. Mereka tidak pernah mempersekutukan kebenaran atau menyelesaikan masalah nyata. Mereka tidak pernah memikirkan bagaimana melakukan segala sesuatu berdasarkan prinsip ketika melaksanakan tugas mereka, mereka juga tidak merenungkan apakah mereka telah setia, telah memenuhi tanggung jawab mereka, apakah ada penyimpangan atau kelalaian dalam pekerjaan mereka, atau apakah ada masalah, dan terlebih dari itu, mereka tidak memikirkan apa yang Tuhan tuntut, dan apa maksud-maksud Tuhan. Mereka sama sekali tidak memperhatikan semua hal ini. Mereka hanya bekerja keras dan melakukan segala sesuatu demi ketenaran, keuntungan, dan status, untuk memuaskan ambisi dan keinginan mereka sendiri. Ini adalah perwujudan dari keegoisan dan kecelaan, bukan?" (Firman, Jilid 4, Menyingkapkan Antikristus, Lampiran Empat (Bagian Satu)). Ketika aku mendengar kata-kata "egois," "keji," dan "kotor," aku merasa seolah-olah hatiku telah ditusuk, dan barulah aku menyadari bahwa perilakuku sama seperti seorang antikristus. Antikristus bersedia untuk berupaya keras, menderita, dan membayar harga demi hal-hal yang berhubungan dengan reputasi serta statusnya, tetapi ketika itu menyangkut hal-hal yang tidak berhubungan dengan kepentingan mereka, meskipun itu membahayakan pekerjaan gereja, mereka mengabaikannya dan menutup mata. Mereka benar-benar egois dan keji. Aku teringat bahwa pada awalnya, aku dapat bekerja sama dengan harmonis bersama Li Na dan Yang Yang, dan kapan pun mereka memiliki masalah atau kesulitan, aku akan mengusahakan yang terbaik untuk membantu dan menyelesaikannya. Namun ketika pengawas membawa Wang Nan masuk, aku menjadi takut jika tertinggal dari Wang Nan, pengawas akan mengatakan bahwa kemampuanku tidak sebaik dia atau bahwa aku tidak melakukan pekerjaan nyata. Jadi, aku berhenti peduli dengan saudari rekan kerjaku. Ketika aku melihat Yang Yang menghadapi kesulitan dalam pekerjaan, aku tidak mau repot membantunya, berpikir bahwa ini akan membuang waktuku, dan aku hanya fokus ke pekerjaanku sendiri. Pengawas meminta Yang Yang untuk menyerahkan beberapa pekerjaan kepada Li Na, dan meskipun aku melihat bahwa mereka tidak berkomunikasi dengan baik dan mengetahui ini akan memperlambat pekerjaan, aku takut bahwa mempersekutukan rincian tersebut dengan mereka akan membuang waktuku, sehingga aku memilih untuk menutup mata dan tidak ikut campur. Aku bahkan menemukan alasan untuk melindungi kepentingan pribadiku, berpikir karena pengawas tidak menugaskannya kepadaku, itu bukan tanggung jawabku. Kemudian, pekerjaan Li Na menjadi tidak efektif, dan dia hidup dalam kesulitan, tetapi aku dengan sengaja menghindari bersekutu dan membantunya. Karena aku begitu egois, aku tidak membantu saudari rekan kerjaku dan tidak memikirkan pekerjaan secara keseluruhan, sehingga menyebabkan terhambatnya kemajuan. Meskipun aku tampak menghabiskan waktu dan tenaga di pekerjaan, pada kenyataannya, semua yang aku lakukan adalah untuk melindungi harga diri dan statusku agar tidak rusak. Sebagai seorang pemimpin tim, aku seharusnya mengawasi dan menindaklanjuti perkembangan pekerjaan setiap anggota tim, dan jika ada siapa pun yang menghadapi kesulitan atau masalah dalam tugasnya, aku seharusnya mengangkat hal ini dengan segera dan mencari solusi dengan mereka berdasarkan prinsip-prinsip kebenaran. Namun, sebaliknya, aku hanya peduli pada pekerjaanku sendiri dan hanya peduli apakah reputasi dan statusku akan dirusak. Aku sama sekali tidak mempertimbangkan pekerjaan secara keseluruhan, dan aku gagal memenuhi tanggung jawab sebagai seorang pemimpin tim. Aku melihat bahwa aku benar-benar keji dan kotor, dan bahwa aku menyingkapkan watak yang sama seperti seorang antikristus! Ketika menyadari hal ini, aku merasa bahwa tindakan pengawas memangkasku adalah benar, dan bahwa aku tidak memiliki dasar untuk merasa dirugikan, maka aku mulai memikirkan bagaimana memperbaiki kerusakan dalam pekerjaan yang telah kulakukan.

Kemudian, aku membaca bagian lain dari firman Tuhan: "Sebagian orang selalu membual bahwa mereka memiliki kemanusiaan yang baik, bahwa mereka tidak pernah menjelek-jelekkan orang lain, tidak pernah merugikan kepentingan orang lain, dan mereka mengaku tidak pernah mengingini milik orang lain. Ketika terjadi konflik kepentingan, mereka bahkan lebih memilih menderita kerugian daripada memanfaatkan orang lain, dan semua orang menganggap mereka orang yang baik. Namun, ketika melakukan tugas-tugas mereka di rumah Tuhan, mereka licik dan licin, selalu membuat rencana kotor bagi diri mereka sendiri. Mereka tidak pernah memikirkan kepentingan rumah Tuhan, mereka tidak pernah menganggap mendesak apa yang Tuhan anggap mendesak atau memikirkan apa yang Tuhan pikirkan, dan mereka tidak pernah bisa menyingkirkan kepentingan diri mereka sendiri untuk melakukan tugas mereka. Mereka tidak pernah meninggalkan kepentingan diri mereka sendiri. Bahkan ketika mereka melihat orang jahat melakukan kejahatan, mereka tidak menyingkapkannya; mereka sama sekali tidak memiliki prinsip. Kemanusiaan macam apa ini? Ini bukanlah kemanusiaan yang baik. Jangan perhatikan apa yang dikatakan orang-orang semacam itu; engkau harus melihat apa yang mereka jalani, apa yang mereka singkapkan, dan bagaimana sikap mereka ketika mereka melaksanakan tugas, seperti apa keadaan batin mereka dan apa yang mereka cintai. Jika mereka mencintai ketenaran dan keuntungan mereka sendiri melebihi kesetiaan mereka kepada Tuhan, jika mereka mencintai ketenaran dan kekayaan mereka sendiri melebihi kepentingan rumah Tuhan, atau jika mereka mencintai ketenaran dan kekayaan mereka sendiri melebihi perhatian yang mereka tunjukkan kepada Tuhan, maka apakah orang-orang semacam itu memiliki kemanusiaan? Mereka bukanlah orang yang memiliki kemanusiaan. Perilaku mereka dapat dilihat oleh orang lain dan oleh Tuhan. Sangatlah sulit bagi orang-orang semacam itu untuk mendapatkan kebenaran" (Firman, Jilid 3, Pembicaraan Kristus Akhir Zaman, "Dengan Menyerahkan Hatinya kepada Tuhan, Orang Dapat Memperoleh Kebenaran"). Setelah membaca firman Tuhan, aku merasa sangat malu. Dahulu, aku selalu berpikir bahwa aku memiliki kemanusiaan yang baik karena aku dapat bekerja harmonis dengan saudara-saudariku dan mempertimbangkan keseluruhan pekerjaan, dan aku juga dapat membantu saudara-saudariku. Namun, dengan penyingkapan fakta-fakta, aku menyadari bahwa aku bukanlah seseorang dengan kemanusiaan yang baik. Aku merasa bahwa kedatangan Wang Nan mengancam reputasi dan statusku, sehingga untuk mencegah pengawas mengatakan bahwa aku tidak sebaik Wang Nan, aku memfokuskan seluruh perhatianku untuk melaksanakan pekerjaanku dengan baik. Ketika aku melihat Yang Yang dan Li Na mengalami kesulitan dalam pekerjaan mereka dan membutuhkan bantuan, aku mengabaikan mereka. Aku berpikir bahwa membantu mereka akan berdampak pada kemajuan pekerjaanku, sehingga aku memilih untuk mengabaikan mereka, dan menahan diri untuk tidak ikut campur... Akibatnya, pekerjaan tersebut menderita kerugian. Baru pada saat itu aku menyadari bahwa sebelum ini, alasanku membantu saudariku dan mempertimbangkan keseluruhan pekerjaan adalah karena itu tidak melibatkan reputasi dan statusku. Namun sekarang, saat harga diri dan statusku dipertaruhkan, wajah asliku terungkap, dan untuk melindungi reputasi serta statusku sendiri, aku mengesampingkan kepentingan gereja. Bagaimana mungkin aku punya kemanusiaan yang baik! Seseorang dengan kemanusiaan yang benar-benar baik memiliki kesetiaan dalam tugas mereka, dan ketika kepentingan rumah Tuhan bertentangan dengan kepentingan pribadi, mereka dapat mempertimbangkan maksud Tuhan dan mengutamakan kepentingan rumah Tuhan. Namun bagiku, ketika aku melihat pekerjaan gereja mengalami kerugian, aku tidak bersedia mengesampingkan kepentingan pribadiku untuk membantu saudariku. Bagaimana mungkin aku memilliki kemanusiaan! Ketika menyadari hal ini, aku pun merasa sangat bersalah dan berdoa kepada Tuhan, "Tuhan, aku menyadari aku benar-benar egois, dan aku bersedia berubah dan bekerja sama secara harmonis dengan saudariku. Siapa pun yang menghadapi masalah dalam tugasnya, aku bersedia mencari kebenaran bersama mereka untuk menyelesaikan permasalahan-permasalahan itu." Ke depannya, aku secara aktif bertanya kepada Li Na dan Yang Yang masalah-masalah apa yang mereka miliki dalam pekerjaan mereka, dan jika mereka mengangkat suatu masalah, kami akan mempersekutukan dan bersama-sama menjajaki jalan keluarnya. Setelah itu, tidak peduli seberapa sibuk pekerjaan itu, aku akan selalu menyempatkan diri untuk membahas permasalahan-permasalahan kerja dengan saudariku, dan bersama-sama, kami akan mempersekutukan jalan yang digunakan untuk menyelesaikan masalah-masalah ini. Ketika melihat keseluruhan pekerjaan berangsur-angsur bergerak ke arah yang positif, kami semua merasa sangat senang.

Beberapa waktu kemudian, pemimpin mengaturku dan Saudari Yang Zhen untuk bekerja sama dalam tugas tulis-menulis. Kami biasanya akan membahas pekerjaan bersama, tetapi kemudian, karena perubahan dalam pekerjaan, kami membagi tanggung jawab. Terkadang Yang Zhen perlu memverifikasi bahan-bahan dengan saudara-saudari. Selama waktu ini, pemimpin akan mengirim surat untuk menanyakan tentang pekerjaannya, dan saudara-saudari juga akan mengirim surat untuk mengajukan pertanyaan kepadanya. Semua ini membutuhkan tanggapan yang cepat. Pada awalnya, aku dapat membantu beberapa tugas ini, tetapi setelah beberapa waktu, aku berpikir, "Ini adalah tanggung jawab Yang Zhen. Jika aku terus membantunya, aku akan membuang waktuku, dan jika pekerjaan yang menjadi tanggung jawabku tidak menghasilkan hasil sebaik Yang Zhen, apa yang pemimpin pikirkan tentang aku? Bagaimana aku bisa menunjukkan wajahku lagi?" Namun kemudian aku mengingat bagaimana aku hanya berfokus pada pekerjaanku sendiri dan mengabaikan pekerjaan saudariku, menyebabkan pekerjaan gereja menderita, dan aku tahu aku tidak dapat melakukan hal ini lagi saat ini. Aku teringat satu bagian dari firman Tuhan: "Jangan selalu melakukan segala sesuatu demi kepentinganmu sendiri dan jangan selalu memikirkan kepentinganmu sendiri; jangan memikirkan kepentingan manusia, dan jangan memikirkan harga diri, reputasi, dan statusmu sendiri. Engkau harus terlebih dahulu memikirkan kepentingan rumah Tuhan, dan menjadikannya prioritasmu. Engkau harus memikirkan maksud-maksud Tuhan dan memulainya dengan merenungkan apakah ada ketidakmurnian dalam pelaksanaan tugasmu, apakah engkau selama ini setia, memenuhi tanggung jawabmu, dan mengerahkan segenap kemampuanmu atau tidak, dan apakah engkau selama ini memikirkan tugasmu dan pekerjaan gereja dengan segenap hatimu atau tidak. Engkau harus memikirkan hal-hal ini" (Firman, Jilid 3, Pembicaraan Kristus Akhir Zaman, "Kebebasan dan Kemerdekaan Hanya Dapat Diperoleh dengan Menyingkirkan Watak yang Rusak"). Firman Tuhan memberiku sebuah jalan penerapan. Baik itu pekerjaan yang menjadi tanggung jawab Yang Zhen, ataupun pekerjaan yang menjadi tanggung jawabku, ini semua pekerjaan gereja, dan aku tidak seharusnya terus mempertimbangkan harga diri serta statusku. Jika pekerjaan Yang Zhen tertunda, maka kepentingan gereja akan dirugikan. Aku harus melindungi keseluruhan pekerjaan gereja. Setelah itu, ketika Yang Zhen terlalu sibuk, aku akan membantunya dalam beberapa tugas, di saat yang sama, aku akan memprioritaskan tugas-tugas serta bekerja menurut tingkat mendesaknya. Ketika aku menerapkan cara ini, aku merasa tenang.

Dahulu, aku selalu berpikir aku memiliki kemanusiaan yang baik, bahwa aku dapat menderita dan membayar harga dalam tugas-tugasku, dan bahwa aku juga dapat bekerja sama secara harmonis dengan saudara-saudariku. Namun, setelah melewati semua ini, aku melihat bahwa aku benar-benar egois, dan bahwa semua penderitaan serta pengorbananku adalah untuk melindungi reputasi dan statusku. Aku bersyukur kepada Tuhan atas penghakiman dan penyingkapan firman-Nya, yang memungkinkanku mengenal diriku dan membuat beberapa perubahan.

Penderitaan akan berakhir dan air mata akan berhenti. Percayalah kepada Tuhan bahwa Dia mendengar permohonan kita dalam penderitaan kita, dan Dia ingin menyelamatkan kita dari penderitaan. Hubungi kami untuk memahami kabar baik tentang keselamatan Tuhan.

Konten Terkait

Akibat dari Iri Hati Berlebihan

Pada tahun 2016, aku membuat video di gereja. Aku menyadari bahwa Saudari Xin Cheng menghasilkan lebih banyak video, dan selama diskusi...