Pelajaran Keras yang Dipetik Setelah Pamer

21 Januari 2022

Oleh Saudari Min Rui, Tiongkok

Aku masuk ke dalam peran kepemimpinan pada tahun 2009. Setiap kali pemimpin di atasku datang untuk mengadakan pertemuan, semua orang akan mengelilinginya dan meminta persekutuannya tentang masalah. Aku merasa sangat iri. Aku bertanya-tanya kapan aku mampu mempersekutukan firman Tuhan dengan baik dan semua orang mendukung dan mengelilingiku. Kurasa itu akan luar biasa. Kemudian di tahun itu, Partai Komunis meluncurkan operasi penangkapan besar lainnya dan segalanya menjadi berbahaya. Pemimpin kami tidak bisa datang untuk mengadakan pertemuan untuk kami lagi. Kupikir, para pemimpin di atas kami sering menyirami kami, jadi sebaik apa pun aku bersekutu, yang lain mungkin mengira aku hanya meniru apa yang mereka katakan. Namun, karena mereka tidak datang, itu kesempatan bagiku untuk menunjukkan kemampuanku yang sebenarnya. Aku harus belajar lebih banyak firman Tuhan untuk menunjukkan kepada semua orang bahwa aku mampu bersekutu dan menyelesaikan masalah sebaik mereka, bahwa aku bisa menangani semuanya dengan baik tanpa bantuan mereka. Kemudian aku pasti mendapatkan dukungan dan persetujuan semua orang. Jadi, aku mulai bangun pagi-pagi sekali untuk membaca firman Tuhan dan memeras otakku untuk mencari tahu intinya dan mempersekutukan pemahaman baru untuk membantu semua orang. Dalam pertemuan, aku selalu memikirkan tentang apa yang bisa kukatakan untuk membantu mencerahkan orang sehingga mereka mengira aku memiliki kualitas, cepat memahami, dan persekutuanku menginspirasi, serta akan melihatku dengan kekaguman. Dan aku pasti selalu meminta orang lain menyampaikan persekutuan mereka terlebih dahulu, kemudian aku akan menyampaikan pemahamanku sehingga persekutuanku adalah yang paling lengkap dan mencerahkan.

Dalam pertemuan rekan sekerja, aku mendapati bahwa beberapa pemimpin tim malas dan tidak bertanggung jawab dalam tugas mereka dan pekerjaan mereka terbengkalai. Ini membuatku merasa agak cemas, dan kupikir aku harus menemukan firman Tuhan untuk memperlihatkan kepada mereka tren pekerjaan Tuhan dan mendorong mereka dalam tugas, dan kemudian mereka akan tahu bahwa persekutuanku telah membantu mereka. Aku membacakan beberapa firman Tuhan tentang memahami pekerjaan Tuhan pada akhir zaman, lalu berdeham dan berkata, "Tuhan telah menampakkan diri dan mengungkapkan kebenaran. Ini kesempatan yang tak ternilai harganya untuk disempurnakan. Jika kita memandang remeh dan membuang-buang waktu, mengendur dalam tugas, kita akan kehilangan kesempatan untuk menjadi pemenang dan jatuh ke dalam bencana, meratap dan menggertakkan gigi!" Saat aku makin bersemangat, mereka mendengarkan dengan lebih saksama dan berkata bahwa mereka akan berhenti mengendur, dan akan melakukan tugas dengan baik. Seorang saudari berkata dengan emosional bahwa dia telah banyak membaca bagian firman Tuhan ini, tetapi tidak benar-benar memahaminya. Persekutuanku memberinya perasaan urgensi, dan dia akan berhenti bersikap asal-asalan dan mencari kenyamanan dalam tugasnya, tetapi akan mengabdikan dirinya ke dalam pekerjaannya. Aku tak mau semua orang berpikir aku hanya meniru apa yang dikatakan pemimpin lain, jadi kukatakan kepada mereka bahwa kami harus benar-benar merenungkan firman Tuhan, dan dalam keadaan sulit seperti itu, tanpa pemimpin tingkat atas dapat berkumpul dengan kami dan tak seorang pun yang menyirami kami, kami harus berdoa kepada Tuhan dan dengan serius merenungkan firman-Nya. Kemudian, Dia akan membimbing dan mencerahkan kita. Kemudian saudari lainnya berkata dengan kagum, "Kau benar-benar memiliki kualitas dan memahami firman Tuhan. Aku tidak memiliki wawasanmu." Aku berkata Tuhan tidak memandang muka, dan yang harus kami lakukan hanyalah membayar harganya, tetapi diam-diam aku bangga pada diriku sendiri. Sepertinya upayaku tidak sia-sia, bahwa aku mampu menyelesaikan masalah nyata. Aku ingin terus bekerja sehingga semua orang akan makin mengagumiku.

Kemudian, seorang saudari menyebutkan bahwa keluarganya telah ditipu oleh Partai Komunis dan selalu tidak mengizinkan dia pergi ke pertemuan atau melakukan tugas, takut dia akan ditangkap. Dia mengalami masa-masa sulit dan tidak tahu bagaimana melewatinya. Aku menyampaikan bagaimana aku bisa mengenali tipu daya si naga merah yang sangat besar dan melepaskan studi kedokteranku, ditambah bagaimana caraku mengatasi halangan keluargaku untuk melakukan tugas. Aku memberi tahu mereka tentang betapa aku telah menderita, dengan penuh emosi. Kemudian kukatakan bahwa para pemimpin menghargai dan membinaku pada saat itu, apa yang telah kupelajari dan bagaimana aku bertumbuh. Aku telah melihat Tuhan benar-benar memperlakukan orang secara adil, tetapi jika kita benar-benar mengorbankan diri kita sendiri, Tuhan akan memberkati kita. Setelah semua itu, beberapa orang di sana berkomentar bahwa pasti tidak mudah bagiku untuk menyerahkan segalanya untuk tugasku di usia yang begitu muda, dan jika dibandingkan, pergumulan mereka hampir tidak ada apa-apanya, dan mereka tidak melakukan pencarian yang cukup. Meskipun aku berkata bahwa firman Tuhan-lah yang memberiku kekuatan untuk menyerahkan segalanya bagi-Nya, sebenarnya aku merasa sepertinya aku seorang pencari yang lebih baik. Jadi, setelah pertemuan ini, saudara-saudari mulai makin mengagumiku. Aku juga menikmati semua pemujaan mereka. Aku makin ingin berusaha lebih keras untuk memahami firman Tuhan dan berpikir tentang bagaimana cara bersekutu untuk mendapatkan lebih banyak kekaguman dari mereka. Dalam pertemuan, setiap kali saudara-saudari menyebutkan semacam kesulitan, aku pasti segera mencari firman yang tepat dari Tuhan, lalu semua orang akan memuji persekutuan dan kemampuanku untuk menyelesaikan masalah nyata, dan aku akan merasa sangat senang. Aku merasa mungkin aku memang memiliki kualitas yang hebat dan dapat bersekutu dengan baik, dan bahkan tanpa bantuan pemimpin tingkat atas, aku tetap mampu menyelesaikan masalah orang. Aku merasa sangat bangga pada diriku sendiri setelah berkeliling gereja. Aku merasa sepertinya telah menyelesaikan banyak masalah dan semua orang merasa senang mendengarkan persekutuanku. Kupikir aku benar-benar mampu melakukan pekerjaan nyata, dan aku ingin memberikan laporan yang baik kepada rekan-rekan sekerja sehingga mereka akan melihat betapa efektifnya persekutuanku. Jadi, aku dengan senang hati memberi tahu mereka semua tentang bagaimana aku mempersekutukan firman Tuhan untuk menyelesaikan masalah semua orang, seolah-olah itu adalah sesuatu yang berharga. Aku menjadi makin bersemangat, dan yang lainnya mendengarkan dan mencatat, terlibat penuh, bertanya kepadaku tentang bagian firman Tuhan mana yang telah kubicarakan, merasa takut ketinggalan. Saudari Li berkata, "Kau memiliki kualitas dan persekutuan yang hebat. Kau membuat pertemuan kita tetap berjalan meskipun para pemimpin tidak bisa datang, dan persekutuanmu telah makin baik. Tanpa pertemuan rutinmu, kami takkan tahu bagaimana bersekutu dengan yang lain." Dia dipenuhi dengan kekaguman. Aku bahkan makin bangga ketika mendengar hal ini, dan merasa sepertinya akhirnya mereka bisa melihat betapa cakapnya diriku. Mengulangi apa yang orang lain katakan itu mudah—aku mampu menyelesaikan masalah, dan itulah keterampilan yang sesungguhnya. Setelah itu, rekan sekerjaku mulai membawa semua pertanyaan dan masalah mereka kepadaku, untuk mencari bersamaku. Aku selalu menggunakan firman Tuhan untuk bersekutu dengan mereka, dan ketika melihat ekspresi penghargaan mereka, aku merasa menjadi pusat perhatian.

Semua orang mulai menyukaiku. Pada pertemuan selanjutnya, seorang saudari melihatku mengendarai sepeda dan bergegas membantuku memarkirnya, dan semua orang mengelilingiku ketika aku masuk ke dalam, memintaku untuk membantu menangani ini atau itu, bagaimana menyelesaikan keadaan tertentu. Aku membantu mereka semua tanpa lelah. Segala sesuatunya berjalan seperti ini, dan beberapa saudara-saudari berhenti berdoa dan berhenti mencari kebenaran atas masalah mereka, tetapi hanya datang langsung kepadaku untuk meminta nasihat. Bahkan rekan sekerjaku dan rekan sekerja lainnya akan menunggu persekutuanku sebelum menangani sesuatu, menerima saranku untuk menangani segalanya. Aku tetap merasa bangga pada diriku sendiri. Aku merasa sepertinya aku hebat, bahwa aku adalah tokoh sentral di gereja. Suatu kali, seorang rekan sekerja mengatakan bahwa seorang diaken penginjilan di salah satu gereja benar-benar congkak, tidak mengikuti prinsip dan tidak mendengarkan siapa pun. Kupikir firman Tuhan begitu berotoritas, dia harus mendengarkannya secongkak apa pun dia. Kupikir persekutuan mereka tidak baik, bahwa melakukan pekerjaan gereja jelas membutuhkan orang yang lebih terampil. Aku memutuskan untuk pergi ke sana sehingga mereka bisa belajar dariku bagaimana menyelesaikan masalah. Jadi, aku mengadakan pertemuan diaken dan dengan sangat tegas membacakan firman Tuhan tentang kecongkakan dan sikap keras kepala antikristus. Diaken penginjilan duduk di samping, menundukkan kepalanya seperti penjahat yang sedang dihukum. Ketika melihat hal ini, aku makin menikmati kemampuanku untuk menemukan firman Tuhan yang tepat sasaran. Kemudian, aku menganalisis natur tindakannya dan konsekuensi yang tak terhindarkan jika dia terus seperti itu. Dia dengan tunduk mengakui kesalahannya dan berkata dia mau mulai mengikuti prinsip. Kupikir orang seperti dia harus ditangani dengan menggunakan firman Tuhan yang paling keras. Ketika aku kembali dan bertemu dengan semua orang, aku segera memberi tahu mereka bahwa persekutuanku telah meyakinkan diaken penginjilan, dan menggambarkan seluruh adegan dengan sangat detail. Semua orang makin terkesan dengan kemampuanku untuk menemukan bagian firman yang tepat dan aku sangat gembira, merasa sepertinya memiliki kenyataan kebenaran, bahwa tidak ada yang bisa membuatku merasa bingung. Namun, setelah pertemuan kami, aku terkejut mendengar seorang pemimpin tim berkata bahwa seorang saudari baru mengatakan kepadanya setelah pertemuan terakhir kami bahwa Kristus ada di gereja-gereja menyirami dan menggembalakan orang, dan persekutuanku sangat baik, dia bertanya-tanya apakah aku adalah Tuhan. Aku terkejut. Bagaimana dia bisa begitu buta? Aku hanyalah manusia yang rusak! Aku langsung mempersekutukan perbedaan antara esensi Kristus dan manusia yang rusak, tetapi aku merasa sangat gelisah. Apakah aku sedang membawa orang ke hadapanku dan bukan ke hadapan Tuhan? Bagaimana itu bisa terjadi padahal persekutuanku adalah tentang firman Tuhan? Namun, kemudian kupikir mungkin itu karena dia adalah pendatang baru yang tidak memahami kebenaran. Sebagian besar yang lainnya mendukungku dan menyukai persekutuanku karena itu membantu mereka. Ketika memikirkannya seperti itu, aku tidak menganggapnya terlalu serius dan tidak merenungkan diriku sendiri, tetapi tetap menempuh jalan itu, terus maju, menikmati pujian dan kekaguman semua orang.

Maret 2010 tiba, dan suatu hari ketika mendekati rumah tuan rumah, beberapa petugas berpakaian preman yang ditempatkan di sana menangkapku karena perdagangan narkoba. Mereka melepaskanku ketika mereka sadar aku bukanlah orang yang sedang mereka cari, tetapi mereka memiliki beberapa kecurigaan tentang diriku. Untuk melindungi jemaat lain, gereja untuk sementara menangguhkan tugasku dan memutuskan kontakku dengan yang lain. Awalnya, saudari yang bekerja bersamaku pasti terus datang setiap malam untuk bertanya kepadaku tentang semua masalah di gereja. Dan dia berkata ketika dia bersekutu dengan orang lain, mereka memandang rendah dirinya, dan mengabaikannya Dia merasa sedih, sepertinya dia tidak mampu menangani semuanya sendiri. Aku tetap tidak merenungkan diriku sendiri, tetapi terus mempersekutukan kehendak Tuhan dengannya, agar tidak mengkhawatirkan reputasi, tetapi bersandar pada Tuhan, sambil juga mengajari cara bersekutu untuk menyelesaikan masalah-masalah itu. Aku bertanya-tanya apakah aku harus mengatakan sesuatu kepada pemimpinku tentang masalah keamananku yang tidak terlalu serius, jadi mungkin aku bisa memulai tugasku lagi, karena gereja membutuhkanku. Namun, beberapa hari kemudian, dia berkata pemimpinnya telah menanganinya karena memujaku dan bertanya kepadaku tentang segala sesuatu, tidak berfokus pada mencari prinsip kebenaran, dan tidak memiliki Tuhan di dalam hatinya. Pemimpin berbicara tentang natur dan konsekuensi dari hal itu, dan menekankan bahwa tak seorang pun boleh menghubungiku jika polisi sedang mengawasiku. Pada saat itu aku menyadari bahwa penangguhan tugasku tidak terjadi secara kebetulan, tetapi itu adalah murka Tuhan yang menimpaku, bahwa Dia mengatur segalanya untuk mengambil pelayananku. Aku datang ke hadapan Tuhan untuk merenung dan semua momen saat orang lain memujiku dan merindukan persekutuanku itu terlintas di depan mataku. Aku menyelidiki hatiku, bertanya pada diri sendiri apakah dukungan saudara-saudari sebenarnya adalah karena kualitas persekutuanku atau tidak. Jika itu benar, setelah sekian lama mengapa mereka tidak memahami kebenaran atau melakukan segala sesuatu berdasarkan prinsip? Mengapa mereka tidak berdoa dan bersandar kepada Tuhan di saat-saat sulit, tetapi mengandalkanku? Bukankah itu berarti aku mengambil tempat Tuhan? Saat itulah aku mulai merasa takut. Saat merenungkan hal ini, aku membaca beberapa bagian firman Tuhan. "Sepanjang menyangkut dirimu, jika sebuah gereja diserahkan kepadamu dan tak seorang pun yang mengawasimu selama enam bulan, engkau semua pasti mulai tersesat. Jika tak seorang pun yang mengawasimu selama setahun, engkau pasti menyimpangkan dan menyesatkannya. Jika dua tahun berlalu dan tetap tak seorang pun yang mengawasimu, engkau pasti membawa jemaatnya ke hadapanmu. Mengapa demikian? Pernahkah engkau semua mempertimbangkan masalah ini sebelumnya? Mungkinkah engkau semua seperti ini? Pengetahuanmu hanya dapat membantu orang untuk sementara waktu. Seiring berjalannya waktu, jika engkau terus mengatakan hal yang sama, sebagian orang akan mengetahui hal itu; mereka akan mengatakan bahwa engkau terlalu dangkal, terlalu kurang mendalam. Engkau tidak akan punya pilihan selain mencoba dan menipu orang dengan mengkhotbahkan doktrin. Jika engkau selalu melanjutkan seperti ini, orang-orang di bawahmu akan mengikuti cara, langkah, dan contohmu tentang iman kepada Tuhan dan tentang mengalami dan melakukan perkataan dan doktrin-doktrin tersebut. Pada akhirnya, ketika engkau terus berkhotbah dengan cara ini, mereka semua akan menjadikanmu sebagai teladan. Engkau memimpin dalam mengkhotbahkan doktrin sehingga mereka yang di bawahmu akan belajar doktrin darimu. Seiring berjalannya waktu, engkau akan menempuh jalan yang salah. Orang-orang di bawahmu mengikuti jalanmu, dan mereka semua belajar darimu dan mengikutimu, sehingga engkau merasa: 'Aku berkuasa sekarang; begitu banyak orang mendengarkanku, dan dunia selalu siap mendukungku.' Natur pengkhianatan dalam diri manusia ini secara tidak sadar membuatmu mengubah Tuhan menjadi boneka belaka, dan engkau sendiri kemudian membentuk denominasi, faksi tertentu. Bagaimana cara berbagai denominasi muncul? Mereka muncul dengan cara seperti ini" ("Hanya Pengejaran Kebenaran merupakan Kepercayaan yang Sejati kepada Tuhan" dalam "Rekaman Pembicaraan Kristus Akhir Zaman"). "Semua orang yang merosot mengagungkan diri mereka sendiri dan menjadi saksi bagi diri mereka sendiri, mereka berkeliling membual tentang diri mereka sendiri dan membesar-besarkan diri sendiri, dan mereka sama sekali tidak memedulikan Tuhan. Apakah engkau semua punya pengalaman tentang apa yang Aku sedang bicarakan? Banyak orang selalu memberikan kesaksian tentang diri mereka sendiri: 'Aku menderita seperti ini dan itu, aku telah melakukan pekerjaan ini dan itu, Tuhan telah memperlakukanku begini dan begitu; Dia memintaku untuk melakukan ini dan itu; Dia sangat menghargaiku; sekarang aku seperti ini dan itu.' Mereka sengaja berbicara dengan nada tertentu dan dengan sikap badan tertentu. Pada akhirnya, sebagian orang akhirnya mengira bahwa orang-orang ini adalah Tuhan. Begitu mereka sudah sampai sejauh itu, Roh Kudus sudah lama meninggalkan mereka. Sementara itu, walaupun mereka diabaikan dan tidak diusir, nasib mereka sudah ditetapkan, dan yang dapat mereka lakukan hanyalah menunggu datangnya hukuman mereka" ("Manusia Mengajukan Terlalu Banyak Tuntutan Kepada Tuhan" dalam "Rekaman Pembicaraan Kristus Akhir Zaman"). Setiap firman penghakiman Tuhan begitu menghunjam hatiku, dan rasa takut yang nyata mencengkeramku. Aku sadar bahwa aku persis seperti yang dijelaskan oleh firman Tuhan. Aku memiliki sikap dan penyajian tertentu ketika mempersekutukan firman Tuhan, menyampaikan kepada orang lain pengetahuan harfiahku tentang firman Tuhan dan pemahaman doktrinku, memberi tahu mereka bagaimana melakukan segala sesuatu, apa yang harus diterapkan. Mereka semua menggunakan persekutuanku sebagai standar tanpa mencari bimbingan Tuhan dan semua orang selalu menantikan persekutuanku. Aku selalu menceritakan pengalamanku, mengambil setiap kesempatan untuk terus membicarakan pengorbanan dan penderitaanku agar semua orang akan mengagumiku. Bukankah aku sedang meninggikan diri dan pamer, membawa orang ke hadapanku? Tuhan mengangkatku menjadi seorang pemimpin sehingga bisa mencari kebenaran untuk menyelesaikan masalah, meninggikan dan bersaksi tentang Tuhan, dan membawa orang ke hadapan-Nya. Namun, aku menginginkan tempat di hati orang, jadi aku selalu membaca firman Tuhan, tidak mencari dan menerapkan kebenaran untuk menyelesaikan masalahku sendiri, tetapi memperlengkapi diri dengan pengetahuan harfiah untuk dipamerkan di depan orang lain. Aku memeras otakku untuk memunculkan pemahaman baru, dan menyusun strategi untuk menjadi orang yang terakhir yang bersekutu, merangkum semuanya agar aku akan terlihat cerdas. Aku menggunakan pemecahan masalah sebagai kesempatan untuk pamer dan membuat orang lain mengagumiku, menikmati statusku. Aku bahkan bersikap congkak, menggunakan firman Tuhan untuk menghakimi orang lain, dengan tegas memerintahkan orang lain untuk menerapkan firman Tuhan untuk membangun gengsiku sendiri. Aku hanyalah makhluk ciptaan, manusia yang rusak, tetapi untuk mendapatkan kekaguman orang, aku membaca firman Tuhan dengan dengan sikap seolah-olah akulah Tuhan itu sendiri, menghakimi orang dengan firman Tuhan yang keras sehingga mereka tunduk pada otoritasku. Aku berpura-pura menjadi Tuhan. Aku tidak berperilaku seperti manusia, tetapi seperti setan, seperti Iblis. Kemudian, aku sadar betapa sangat jahat dan tidak tahu malunya diriku. Aku bukan hanya orang biasa yang rusak, tetapi adalah Iblis hidup yang harus dikirim ke neraka! Namun, aku masih dengan berani memamerkan kemampuanku untuk bersekutu kepada semua orang, agar ketika orang lain menghadapi masalah, bukannya berdoa dan mencari kebenaran, mereka akan menungguku untuk menyelesaikannya, dan bahkan ketika tugasku ditangguhkan, saudari yang bekerja bersamaku menempatkan dirinya dalam bahaya setiap hari untuk datang berkonsultasi denganku tentang pekerjaan gereja. Dia tidak memiliki prinsip kebenaran dalam apa pun. Saudara-saudari memandang rendah dia, berpikir persekutuanku lebih baik dan tidak mau menerima kepemimpinannya. Aku membawa semua orang ke hadapanku. Aku menjadi makin takut, menyadari bahwa aku sedang menyesatkan orang seperti antikristus, membawa mereka ke hadapanku, membangun kerajaanku sendiri. Aku makin melihat betapa seriusnya masalahku.

Aku membaca bagian lain firman Tuhan. Tuhan berfirman: "Orang yang paling suka memberontak adalah orang yang dengan sengaja membantah dan menentang Tuhan. Mereka adalah musuh Tuhan, antikristus. Sikap mereka selalu adalah sikap bermusuhan terhadap pekerjaan Tuhan yang baru; mereka tidak pernah memperlihatkan kecenderungan sedikit pun untuk tunduk, mereka juga tidak pernah dengan senang hati tunduk atau merendahkan diri. Mereka meninggikan dirinya sendiri di hadapan orang lain dan tidak pernah tunduk kepada siapa pun. Di hadapan Tuhan, mereka menganggap dirinya yang paling fasih dalam mengkhotbahkan firman, dan yang paling cakap dalam membentuk orang lain. Mereka tak pernah melepaskan 'kekayaan' yang dimilikinya, tetapi memperlakukannya sebagai pusaka keluarga untuk dipuja, sebagai bahan khotbah kepada orang lain, dan menggunakannya untuk menceramahi orang-orang bodoh yang mengidolakan mereka. Memang ada beberapa orang seperti ini di gereja. Dapat dikatakan mereka ini adalah 'pahlawan-pahlawan degil', dari generasi ke generasi tinggal di rumah Tuhan. Mereka menganggap mengkhotbahkan firman (doktrin) sebagai tugas tertinggi mereka. Tahun demi tahun, dari generasi ke generasi, mereka terus menjalankan tugas mereka yang 'sakral dan tak bisa diganggu gugat'. Tidak ada orang yang berani menyentuh mereka; dan tak seorang pun berani menegur mereka secara terbuka. Mereka menjadi 'raja-raja' di rumah Tuhan, merajalela sementara mereka menindas orang lain dari masa ke masa. Gerombolan setan ini berusaha bekerja sama dan menghancurkan pekerjaan-Ku; mana mungkin Kubiarkan setan-setan yang hidup ini ada di depan mata-Ku? Bahkan orang-orang yang hanya setengah taat pun tidak dapat melanjutkan sampai akhir, apalagi para penindas ini, yang sama sekali tidak punya ketaatan dalam hati mereka!" (Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Orang-Orang yang Menaati Tuhan dengan Hati yang Benar Pasti akan Didapatkan oleh Tuhan"). Firman penghakiman yang keras dari Tuhan ini terasa seperti Tuhan ada di sana, menyatakan kesudahan akhirku, dan aku berlutut, tak mampu bergerak. Aku selalu membicarakan pemahaman harfiahku tentang firman Tuhan, menggunakan persekutuan untuk menyelesaikan masalah orang sebagai kesempatan untuk menyesatkan mereka, meninggikan diriku sendiri dan kemampuanku untuk mempersekutukan kebenaran di setiap kesempatan sehingga orang selalu menghormatiku, mengandalkanku, dan bergantung pada kepemimpinanku. Seseorang bahkan mengira aku adalah Tuhan. Bukankah aku sedang mengambil tempat Tuhan di hati orang sama seperti antikristus? Tuhan berinkarnasi untuk menyelamatkan umat manusia adalah kesempatan yang luar biasa, dan semua orang beruntung telah menemukan Tuhan yang benar. Namun, aku menggunakan kesempatanku dalam melakukan tugas untuk membangun diriku sendiri, tanpa disadari mencuri orang dari Tuhan dan mengambil tempat-Nya di hati orang. Mereka menganggapku sebagai tuannya, melupakan tentang perbekalan, bimbingan, dan berkat Tuhan. Aku merampas kesempatan saudara-saudari untuk memperoleh keselamatan. Aku tak pernah membayangkan bisa sampai seperti ini, bertindak seperti pemegang kendali. Lalu aku dipenuhi rasa bersalah dan penyesalan dan sangat membenci diriku sendiri. Aku bersujud kepada Tuhan dan mengaku, berkata, "Tuhan, aku pantas dikutuk! Aku telah pamer dan meninggikan diriku sendiri, membawa umat-Mu ke hadapanku. Jika kebenaran-Mu tidak munculsecara tiba-tiba oleh penangguhan tugasku, siapa yang tahu berapa banyak lagi kejahatan yang akan kulakukan. Aku telah menjadi pemimpin gereja selama lebih dari setahun, dan bukan saja telah gagal membantu orang lain memahami-Mu, tetapi aku telah menjauhkan mereka dari-Mu, menjadi batu sandungan, menyesatkan mereka. Aku telah merugikan mereka, dan terlebih lagi, aku tidak layak menerima keselamatan-Mu. Aku bahkan tidak layak untuk hidup, dan aku pantas menerima semua hukuman apa pun dari-Mu. ..." Selama beberapa waktu setelah itu, air mataku hampir tak berhenti mengalir. Aku merasa sepertinya benar-benar telah membuka gerbang neraka dan akan disingkapkan serta disingkirkan oleh Tuhan, dan aku bahkan berharap Dia akan menyingkirkanku lebih cepat sehingga aku takkan menjalani hidup yang menentang Dia.

Di tengah kesengsaraan ini, aku membaca satu bagian firman Tuhan yang ingin kubacakan. Tuhan berfirman: "Selama engkau semua sekarang memiliki secercah harapan, maka entah Tuhan mengingat atau tidak pelanggaran masa lalumu, mentalitas apa yang seharusnya engkau pertahankan? 'Aku harus berusaha mengalami perubahan dalam watakku, berusaha untuk mengenal Tuhan, tidak pernah lagi dibodohi oleh Iblis, dan tidak pernah lagi melakukan apa pun yang akan mempermalukan nama Tuhan.' Area-area utama apa yang menentukan apakah orang dapat diselamatkan dan apakah mereka memiliki harapan? Inti dari suatu masalah adalah, setelah mendengarkan sebuah khotbah, entah engkau dapat memahami kebenaran atau tidak, entah engkau bisa melakukan kebenaran atau tidak, dan entah engkau bisa berubah atau tidak. Semua ini adalah area utamanya. Jika engkau hanya merasakan penyesalan, dan ketika engkau melakukan segala sesuatu, engkau hanya melakukan apa pun yang kauinginkan, dengan cara lama yang sama, bukan hanya tidak mencari kebenaran, tetapi tetap berpegang teguh pada pandangan lama dan penerapan lama, dan bukan hanya sama sekali tidak memiliki pemahaman, malah sebaliknya menjadi semakin buruk, maka engkau tidak akan memiliki harapan, dan harus disingkirkan. Dengan pengenalan yang lebih besar tentang Tuhan, dan pengenalan yang lebih dalam tentang dirimu sendiri, engkau akan memiliki penguasaan diri yang lebih besar atas dirimu sendiri. Semakin menyeluruh pemahamanmu tentang naturmu, engkau akan semakin terlindungi. Dan sesudah menyaring pengalamanmu dan pelajaran yang telah kaupetik, engkau tidak akan pernah gagal lagi. Pada kenyataannya, semua orang memiliki cacat, hanya saja mereka tidak dimintai pertanggungjawaban. Semua orang memilikinya—beberapa orang memiliki kecacatan kecil, dan beberapa orang memiliki kecacatan besar; beberapa orang berbicara dengan jelas, dan beberapa orang bersikap rahasia. Beberapa orang melakukan hal-hal dengan diketahui orang lain, sementara beberapa orang melakukan hal-hal tanpa diketahui orang lain. Ada banyak cacat dalam diri setiap orang, dan semua itu menyingkapkan watak rusak tertentu, seperti kecongkakan atau sifat membenarkan diri sendiri; mereka semua telah melakukan pelanggaran, semuanya telah menyimpang dalam pekerjaan mereka, atau terkadang memberontak. Dan semua ini adalah hal-hal yang dapat dimaafkan, dan tidak dapat dihindari oleh umat manusia yang rusak. Namun, begitu orang memahami kebenaran, hal-hal ini dapat dihindari, dan adalah mungkin untuk tidak melanggar lagi, dan tidak perlu lagi terganggu oleh pelanggaran sebelumnya. Yang terpenting adalah apakah orang-orang bertobat atau tidak, apakah mereka benar-benar telah berubah atau belum: mereka yang bertobat dan berubah adalah orang-orang yang diselamatkan, sedangkan mereka yang tetap tidak bertobat dan tidak berubah sepenuhnya harus disingkirkan. Jika, setelah memahami kebenaran, orang masih dengan sadar melanggar, jika mereka dengan teguh tidak bertobat, sama sekali tidak berubah, dan bagaimanapun mereka dipangkas, ditangani, atau diperingatkan, itu tidak akan berhasil, maka orang-orang semacam tidak dapat diselamatkan" ("Untuk Melayani Tuhan Manusia Harus Menempuh Jalan Petrus" dalam "Rekaman Pembicaraan Kristus Akhir Zaman"). Bagian ini benar-benar menyentuhkan bagiku dan memenuhiku dengan rasa bersalah. Aku merenungkan semua kejahatanku. Aku tidak benar-benar bertobat dan masih salah paham kepada Tuhan. Aku sangat tak bernalar, sangat tidak masuk akal. Tuhan tidak peduli sebanyak apa pun kerusakan yang kita singkapkan. Yang penting adalah apakah kita bisa menerima kebenaran atau tidak, apakah kita benar-benar bertobat dan berubah atau tidak. Aku tahu aku harus berhenti salah paham kepada Tuhan, tetapi menguasai emosiku dan mengejar kebenaran, dan benar-benar merenungkan diriku sendiri. Itulah satu-satunya cara untuk berhenti pamer dan meninggikan diri. Apa pun kesudahan yang Tuhan tentukan untukku, aku harus mengejar dan masuk ke dalam kebenaran, mengejar perubahan, dan berhenti menentang Tuhan dan menyakiti-Nya. Aku tidak merasa begitu tertekan ketika menyadari semua itu, dan mulai mencari firman yang relevan dari Tuhan.

Ada beberapa bagian yang membantuku memahami kecongkakanku dengan lebih baik. Tuhan berfirman: "Ada orang-orang yang secara khusus mengidolakan Paulus. Mereka suka pergi ke luar dan berkhotbah dan melakukan pekerjaan, mereka suka menghadiri pertemuan-pertemuan dan berkhotbah, dan mereka suka orang-orang mendengarkan mereka, memuja mereka, dan mengerumuni mereka. Mereka suka memiliki status di dalam pikiran orang lain, dan mereka menghargainya bila orang lain menghargai citra yang mereka tunjukkan. Mari kita menganalisis natur mereka dari perilaku-perilaku ini: apa natur mereka? Jika mereka benar-benar bersikap seperti ini, itu sudah cukup untuk menunjukkan bahwa mereka itu congkak dan sombong. Mereka tidak menyembah Tuhan sama sekali; mereka mencari status yang lebih tinggi dan ingin memiliki otoritas atas orang lain, menguasai mereka, dan memiliki status di pikiran mereka. Ini adalah gambaran klasik dari Iblis. Aspek yang menonjol dari natur mereka adalah kecongkakan dan kesombongan, ketidakrelaan untuk menyembah Tuhan, dan keinginan untuk dipuja orang lain. Perilaku semacam itu dapat memberimu pandangan yang sangat jelas akan natur mereka" ("Cara Mengenal Natur Manusia" dalam "Rekaman Pembicaraan Kristus Akhir Zaman"). "Jika engkau benar-benar memiliki kebenaran di dalam dirimu, jalan yang engkau tempuh akan secara alami menjadi jalan yang benar. Tanpa kebenaran, akan mudah bagimu untuk melakukan kejahatan, dan engkau akan melakukannya meskipun engkau sendiri tidak mau. Misalnya, jika kecongkakan dan kesombongan ada dalam dirimu, engkau akan merasa mustahil untuk berhenti menentang Tuhan; engkau akan merasa terdorong untuk menentang Dia. Engkau tidak akan melakukannya dengan sengaja; engkau akan melakukannya di bawah dominasi naturmu yang congkak dan sombong. Kecongkakan dan kesombonganmu akan membuatmu memandang rendah Tuhan dan menganggap-Nya tak berarti; itu akan mengakibatkanmu untuk meninggikan diri sendiri, membuatmu selalu menonjolkan diri, dan pada akhirnya duduk di tempat Tuhan dan memberi kesaksian bagi dirimu sendiri. Engkau akan mengubah ide, pemikiran, dan gagasanmu sendiri menjadi kebenaran yang harus disembah. Lihatlah betapa banyak kejahatan yang dilakukan manusia di bawah dominasi natur mereka yang congkak dan sombong!" ("Hanya dengan Mengejar Kebenaran Orang Dapat Mencapai Perubahan dalam Wataknya" dalam "Rekaman Pembicaraan Kristus Akhir Zaman"). Membaca itu membuatku jelas bahwa aku telah berada di jalan antikristus dan melakukan semua kejahatan itu karena dikuasai oleh naturku yang congkak. Gagasan seperti "Di seluruh alam semesta ini, akulah yang berkuasa", "Orang harus selalu berusaha menjadi lebih baik dari rekan seangkatannya" adalah hidupku. Kupikir menjadi tinggi dan kuat serta dikelilingi orang adalah satu-satunya cara untuk menjalani kehidupan yang mulia. Racun itu terukir di tulangku, mengalir melalui pembuluh darahku, menjadi naturku dan membuatku sangat congkak. Aku selalu ingin memerintah orang lain dan menjadi pusat perhatian. Aku mempelajari doktrin tertentu untuk pamer sehingga semua orang akan mengagumiku, mengelilingiku, dan mendengarkanku. Aku begitu congkak, sangat bangga pada diri sendiri dalam menikmati peninggian orang lain. Ini menjijikkan. Aku tidak memiliki kesadaran diri dan sama sekali tidak mengenal diriku yang sebenarnya. Sedikit persekutuan dan bantuan untuk masalah orang lain yang mampu kuberikan berasal dari tuntunan Roh Kudus. Aku tidak mengenal pekerjaan Roh Kudus, jadi kupikir aku benar-benar hebat, bahwa aku memiliki kenyataan kebenaran, dan tanpa malu memamerkan diriku sendiri. Yang benar adalah, orang yang memiliki kenyataan kebenaran tidak mengkhotbahkan doktrin, tetapi memiliki pemahaman yang benar tentang esensi mereka yang rusak dan kebenaran Tuhan. Mereka memiliki kemanusiaan yang normal dan nalar, dan dapat membedakan antara pekerjaan Roh Kudus dan tingkat pertumbuhan mereka sendiri. Mereka meninggikan dan bersaksi tentang Tuhan, dan selalu hidup di hadapan Tuhan, mencari kebenaran untuk menyelesaikan kerusakan mereka. Mereka tak pernah tanpa tahu malu pamer seperti diriku. Aku teringat tentang bagaimana Paulus senang dikagumi, dan dia selalu berfokus untuk mengkhotbahkan doktrin yang muluk-muluk, pengetahuan Alkitab, dan teologi. Ketika membuat orang mengaguminya, dia menjadi sangat congkak sehingga dia bahkan berkata "Sebab bagiku hidup adalah Kristus dan mati berarti untung" (Filipi 1:21). Mengatakan itu berarti secara terbuka bertindak seolah-olah dia adalah Tuhan, bersaksi tentang dirinya sendiri sebagai Kristus dan menyinggung watak Tuhan. Sampai hari ini dia masih dihukum oleh Tuhan. Bukankah gairah, pengejaran, dan jalanku sama dengan Paulus? Aku merasa makin takut dan menyesal ketika hal itu terjadi padaku, dan bisa merasakan kebenaran Tuhan yang tidak menoleransi pelanggaran. Aku merasakan rasa hormat yang sejati kepada Tuhan dan menyadari bahwa mengejar kekaguman orang lain adalah watak jahat dan menentang Tuhan.

Aku mengumpulkan banyak firman Tuhan tentang meninggikan dan bersaksi tentang Tuhan dan dengan sungguh-sungguh membacanya. Ada beberapa bagian yang memberikan kesan yang sangat mendalam kepadaku. Tuhan Yang Mahakuasa berfirman: "Ketika menjadi kesaksian bagi Tuhan, engkau terutama harus berbicara lebih banyak tentang bagaimana Tuhan menghakimi dan menghajar orang, ujian apa yang Dia gunakan untuk memurnikan orang dan mengubah watak mereka. Engkau juga harus berbicara tentang berapa banyak kerusakan yang telah tersingkap dalam pengalamanmu, berapa banyak yang telah kautanggung, dan bagaimana engkau pada akhirnya ditaklukkan oleh Tuhan; berbicaralah tentang berapa banyak pengetahuan nyata tentang pekerjaan Tuhan yang kaumiliki, dan bagaimana engkau harus menjadi kesaksian bagi Tuhan dan membalas kasih-Nya. Engkau semua harus mengucapkan perkataan semacam ini secara lebih praktis, sambil menyampaikannya dengan cara yang sederhana. Jangan berbicara tentang teori-teori kosong. Berbicaralah dengan lebih nyata; berbicaralah dari hati. Inilah yang harus engkau alami. Jangan memperlengkapi dirimu dengan teori-teori kosong yang tampaknya mendalam dalam upaya memamerkan diri; melakukannya membuatmu tampak sangat congkak dan tidak bernalar. Berbicaralah lebih banyak tentang hal-hal yang nyata dari pengalaman nyatamu yang murni dan berasal dari hatimu; inilah yang paling bermanfaat bagi orang lain dan yang paling tepat untuk mereka pahami" ("Hanya dengan Mengejar Kebenaran Orang Dapat Mencapai Perubahan dalam Wataknya" dalam "Rekaman Pembicaraan Kristus Akhir Zaman"). "Sebagai para pemimpin dan pekerja di gereja, jika engkau semua ingin memimpin umat pilihan Tuhan untuk masuk ke dalam kenyataan kebenaran dan melayani sebagai saksi Tuhan, yang terpenting adalah, engkau semua harus memiliki pemahaman yang lebih dalam tentang tujuan Tuhan dalam menyelamatkan manusia dan tujuan pekerjaan-Nya. Engkau semua harus memahami kehendak Tuhan dan berbagai tuntutan-Nya terhadap manusia. Engkau semua harus aplikatif dalam upayamu; melakukan penerapan hanya sebanyak yang engkau semua pahami dan hanya menyampaikan tentang apa yang engkau semua ketahui. Jangan menyombongkan diri, jangan melebih-lebihkan, dan jangan membuat pernyataan yang tidak bertanggung jawab. Jika engkau mengucapkan kata-kata yang berlebihan, orang akan membencimu dan engkau akan merasa dicela sesudahnya; ini sama sekali sangat tidak pantas" ("Hanya Mereka yang Memiliki Kebenaran Kenyataan yang Dapat Memimpin" dalam "Rekaman Pembicaraan Kristus Akhir Zaman"). Membaca bagian ini memberiku jalan penerapan yang nyata. Aku memahami bahwa bersaksi tentang Tuhan tidak hanya membacakan firman Tuhan kepada orang-orang dan menyuruh mereka menerapkannya, atau menyampaikan beberapa teori yang terdengar muluk-muluk untuk mengajari orang, tetapi itu adalah mempersekutukan kehendak dan tuntutan Tuhan, membagikan pengalaman pribadimu tentang firman Tuhan, seperti bagaimana kau telah dihakimi dan dihajar oleh firman-Nya, kerusakan apa yang telah kausingkapkan, bagaimana firman Tuhan menyingkapkanmu dan bagaimana kau memahaminya, bagaimana kau menerapkannya setelah itu, dan apa yang kaupelajari tentang pekerjaan dan watak Tuhan. Selama ini aku hanya menyampaikan firman Tuhan dengan cara kosong tanpa memikirkan penerapan kehidupan nyata. Selama bertahun-tahun aku tidak berubah menjadi lebih baik, tetapi justru menjadi makin congkak. Aku merugikan diri sendiri dan menyesatkan orang lain. Pada saat itu aku sadar harus lebih berfokus pada penerapan dan jalan masukku sendiri, makin mencari kehendak Tuhan, serta makin merenungkan kerusakan dan kesalahanku sendiri. Aku harus mengetahui posisiku dan menggunakan pengalaman serta pemahamanku tentang firman Tuhan untuk bersaksi tentang Dia.

Setelah itu, aku merasakan lebih banyak rasa hormat di hatiku saat mempersekutukan firman Tuhan, dan tidak berani memamerkan pemahaman harfiahku, tetapi hanya menceritakan pengalamanku sendiri. Aku hanya berbicara tentang apa yang kupahami dan tidak memikirkan untuk dikagumi orang lain. Aku hanya ingin mengatakan hal-hal yang benar-benar bersaksi tentang Tuhan. Saat menyampaikan pemahamanku, kupastikan untuk memberikan semua kemuliaan kepada Tuhan, berkata bahwa ini berasal dari pencerahan Roh Kudus dan bukan dari tingkat pertumbuhanku sendiri. Aku mulai merasa takut dikagumi. Dipuji selalu membuatku gugup, dan aku pasti segera bersaksi tentang Tuhan sehingga orang lain tahu itu karena pekerjaan Tuhan. Aku tidak congkak dan bangga pada diriku sendiri seperti sebelumnya. Melakukan itu memberiku rasa damai dan aku menjadi jauh lebih dekat dengan Tuhan. Hal itu juga mengajarku bahwa yang harus kuperoleh dalam tugasku adalah kebenaran dan pengetahuan tentang Tuhan, bukan kekaguman siapa pun. Aku menjadi muak dengan keinginan lamaku untuk dipuji, dan malu karenanya. Sekarang aku benar-benar memahami bahwa sesedikit apa pun pemahaman dan perubahan yang kuperoleh sepenuhnya merupakan keselamatan Tuhan bagiku. Aku sangat bersyukur kepada Tuhan!

Jika Tuhan telah membantu Anda, apakah Anda mau belajar firman Tuhan, mendekat kepada Tuhan dan terima berkat Tuhan?

Konten Terkait

Untuk Apa Semua Penderitaan itu?

Oleh Saudari En Xi, Italia Setelah menjadi orang percaya, aku melihat banyak pemimpin yang benar-benar mampu menanggung banyak kesukaran....