29. Cahaya Hangat Setelah Terowongan Gelap
Sama seperti semua saudara-saudari yang haus akan kedatangan Tuhan Yesus, aku juga selalu merindukan Tuhan segera datang, untuk menerima kita ke dalam kerajaan surga sehingga kita bisa menikmati berkatnya. Lalu suatu hari di bulan November 2006 aku akhirnya mendengar berita kedatangan Tuhan. Lewat pembacaan firman yang diungkapkan Tuhan Yang Mahakuasa dan lewat persekutuan saudara-saudari dan kesaksian pekerjaan Tuhan di akhir zaman, aku akhirnya mengenali bahwa inkarnasi Tuhan Yang Mahakuasa adalah Tuhan Yesus yang datang kembali. Karenanya, dengan senang hati aku menerima pekerjaan Tuhan Yang Mahakuasa di akhir zaman.
Dalam sebuah pertemuan, Saudari Yang membagikan persekutuan ini denganku dengan nada yang sangat serius: "Baru-baru ini ada banyak saudara-saudari yang dihadapkan pada gangguan dan pencobaan dari Iblis setelah menerima pekerjaan Tuhan di akhir zaman. Beberapa ditipu oleh dusta pemerintah PKT, sebagian lagi diganggu dan diancam oleh gembala dan penatua, sebagian lagi ditekan atau dikucilkan oleh keluarga mereka, dan sebagian lagi anggota keluarganya sakit atau tertimpa bencana. Semua ini adalah tipuan Iblis untuk menghentikan kita kembali kepada Tuhan. Kita semua sudah mengerti bahwa pekerjaan penghakiman Tuhan Yang Mahakuasa dimulai dari rumah Tuhan dan ini adalah tahap terakhir dari pekerjaan menyelamatkan umat manusia. Dia melakukan segala daya upaya untuk menyelamatkan manusia dan Iblis menggunakan tipuan dan gangguannya untuk menghalangi kita datang ke hadapan Tuhan dan menerima keselamatan-Nya. Sekarang ada peperangan yang sedang terjadi di dunia roh yang semakin lama semakin intens, jadi kita sangat perlu diperlengkapi dengan kebenaran dan memiliki kearifan sehingga kita tidak tertipu kapan pun tipuan Iblis datang kepada kita, sebaliknya kita bisa bersaksi bagi Tuhan. Mari baca satu bagian dari firman Tuhan Yang Mahakuasa." Jadi aku mengambil buku firman Tuhan dan dengan semangat membaca bagian ini: "Saat Tuhan bekerja, Iblis mengganggu. Pada akhir zaman, gangguannya akan berakhir; demikian juga, pekerjaan Tuhan akan selesai, dan jenis orang yang hendak Tuhan lengkapi akan dilengkapi. Tuhan mengarahkan manusia secara positif; hidup-Nya adalah air hidup, tak terukur dan tanpa batas. Iblis telah merusak manusia sampai taraf tertentu; pada akhirnya, air hidup dari kehidupan itu akan menyempurnakan manusia, dan tidak akan mungkin bagi Iblis untuk ikut campur dan melaksanakan pekerjaannya. Dengan demikian, Tuhan akan mampu mendapatkan orang-orang ini sepenuhnya. Bahkan saat ini, Iblis tetap menolak untuk menerima hal ini; dia terus-menerus mempersulit dirinya sendiri melawan Tuhan, tetapi Dia tidak mengindahkannya. Tuhan telah berfirman, 'Aku akan menang atas semua kekuatan gelap Iblis dan atas semua pengaruh gelap.' ... Tuhan lebih bijaksana daripada Iblis, dan pekerjaan-Nya jauh melebihi dia. Oleh karena itu, sebagaimana telah Kunyatakan sebelumnya, 'Pekerjaan yang Kukerjakan dilaksanakan sebagai tanggapan terhadap tipu daya Iblis; pada akhirnya, Aku akan menyatakan kemahakuasaan-Ku dan ketidakberdayaan Iblis.' Tuhan akan melakukan pekerjaan-Nya di lini depan, sementara Iblis akan mengekor dari belakang, sampai pada akhirnya, dia dihancurkan—dia bahkan tidak akan tahu apa yang menimpanya! Dia hanya akan menyadari kebenaran itu setelah dia sudah diremukkan dan dihancurkan, dan pada waktu itu, dia sudah akan terbakar di lautan api. Tidakkah dia akan sepenuhnya yakin saat itu? Karena Iblis tidak akan memiliki rencana jahat lagi untuk digunakan!" (Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Engkau Seharusnya Tahu Bagaimana Seluruh Umat Manusia Telah Berkembang Hingga Hari Ini"). Saudari Yang dengan lembut berkata: "Dari firman Tuhan kita bisa melihat bahwa Iblis selalu mengekori setiap langkah pekerjaan pengelolaan Tuhan. Tuhan di depan bekerja untuk menyelamatkan manusia sementara Iblis di belakang mengganggu dan menghancurkan. Dia secara konstan bersaing dengan Tuhan memperebutkan manusia dan ini khususnya terjadi di tahap akhir pekerjaan Tuhan untuk menyelamatkan manusia sepenuhnya. Dan sekarang bahkan lebih lagi, Iblis melakukan segala yang ada dalam kuasanya, mengeksploitasi semua jenis orang dan hal untuk mengganggu kita dan menjauhkan kita dari menerima dan tunduk pada pekerjaan Tuhan. Tujuan hina Iblis adalah menjauhkan manusia dari Tuhan, membuat kita menyangkal dan menolak Tuhan, dan karenanya kehilangan keselamatan Tuhan. Namun, hikmat Tuhan dijalankan sebagai respons terhadap tipuan Iblis. Dia menggunakan gangguan Iblis untuk memberi kita pemahaman tentang hikmat, pekerjaan, kemahakuasaan-Nya, dan juga membuat kita bisa melihat dengan jelas kejahatan dan kejelekan Iblis. Jadi, tidak peduli apa pun yang kita hadapi nanti, kita harus berdoa dan bergantung kepada Tuhan, dan mencari kebenaran. Kita juga harus mengenali tipuan Iblis sehingga kita bisa menjadi saksi bagi Tuhan. Ini sama seperti ujian yang dialami Ayub. Dia menjadi saksi bagi Tuhan dan Iblis mundur dengan malu." Aku mendengarkan persekutuan Saudari Yang dan merespons dengan keyakinan penuh: "Ya, kita percaya kepada Tuhan yang benar. Jika kita bergantung pada Tuhan, tidak ada yang perlu kita takutkan; jika aku menghadapi pencobaan Iblis, aku pasti akan berdiri di pihak Tuhan."
Suatu hari tak lama berselang, saat aku hampir sampai ke pintu depan rumahku setelah seharian membagikan Injil, tetanggaku buru-buru menghampiriku sambil melambaikan tangannya dan berkata: "Mengapa kau pulang terlambat? Ada kecelakaan parah! Tadi teman anakmu, Liu, mau meminjam trukmu, tetapi dia kesulitan menyalakannya, jadi dia pakai traktor untuk menariknya supaya mau menyala, tetapi setelah beberapa kali dicoba truknya tidak mau bergerak. Kebetulan Hu juga ada di sana, jadi dia naik ke traktor dan memasukkan gigi lima. Traktornya miring dan kabel besi yang terikat ke truk tiba-tiba putus dan—wuss! —kabelnya berbalik dan mengenai pelipis Hu. Darah segera mengalir. Dia sudah dibawa ke rumah sakit." Pikiranku langsung gelap seketika. Aku bergegas masuk dan berdoa kepada Tuhan: "Oh Tuhan! Aku tidak tahu apa kehendak-Mu. Mengapa ini tiba-tiba terjadi padaku? Tolong beri aku pencerahan." Setelah berdoa, aku teringat persekutuan Saudari Yang tentang kebenaran berkaitan dengan peperangan rohani ini, dan aku mengerti. Ini hanya cobaan dan gangguan Iblis terhadapku. Iblis ingin menggunakan kejadian buruk ini untuk menyerangku sehingga aku akan meragukan, menyalahkan, dan menyangkal Tuhan. Aku menyadari ini adalah peperangan rohani! Lalu firman Tuhan teringat olehku: "Engkau dapat berdiri di pihak Tuhan ketika Dia berperang melawan Iblis, dan engkau tidak kembali kepada Iblis, berarti engkau telah memiliki kasih kepada Tuhan, dan engkau akan berdiri teguh dalam kesaksianmu" (Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Hanya Mengasihi Tuhan yang Berarti Sungguh-Sungguh Percaya kepada Tuhan"). Firman Tuhan memenuhiku dengan iman yang besar dan aku berpikir: "Iblis, tak peduli bagaimanapun kau menggangguku, aku tidak akan termakan tipuanmu; aku tidak akan menyalahkan atau meragukan Tuhan, tetapi aku akan berdiri di pihak-Nya. Aku akan mengikuti Tuhan Yang Mahakuasa seperti yang seharusnya." Begitu aku mengerti kehendak Tuhan, hatiku merasa lebih teguh.
Namun, Iblis tidak mau mengakui kekalahannya—dia tidak tinggal diam dan terus menggangguku lewat orang lain dan kejadian lain. Sementara Hu dirawat di rumah sakit, keluarganya menimpakan semua tanggung jawab kepada keluargaku; mereka ingin kami membayar semua biaya pengobatan. Aku terus berusaha bernegosiasi dengan mereka, mengatakan bahwa aku mau membayar setengahnya, tetapi mereka terus menolak. Dua puluh hari kemudian Hu sudah pulih, tetapi dia masih belum keluar dari rumah sakit. Ini dilakukan dengan sengaja untuk memeras keluargaku. Lalu suatu hari Hu berkata: "Truk itu milikmu, jadi semua kerugian harusnya kau yang tanggung." Istri Hu juga berdiri dan berteriak, "Benar! Karena kecelakaan ini dengan trukmu, kau harus membayar semuanya." Aku berdiri di sana sementara mereka terus-menerus menyerangku dan mulai menjadi sangat marah. Aku terjebak dalam masalah ini di luar kemauanku sendiri. Aku merasa benar-benar sengsara dan dalam keadaan emosi. Aku tidak ingin bicara dengan mereka lagi, jadi aku keluar dari kamar rumah sakit, dengan kesal. Saat akan turun tangga aku berpikir: "Aku adalah orang percaya dalam Tuhan, jadi ketika hal-hal seperti ini terjadi padaku, aku seharusnya tidak marah, tetapi aku seharusnya memercayakan masalah ini ke dalam tangan Tuhan. Aku harus bergantung pada Tuhan." Sesampainya di rumah, aku membuka buku firman Tuhan dan membaca ini: "Dalam setiap langkah pekerjaan yang Tuhan lakukan di dalam diri manusia, dari luar pekerjaan itu terlihat seperti interaksi antara manusia, seolah-olah lahir karena pengaturan manusia atau dari campur tangan manusia. Namun di balik layar, setiap langkah pekerjaan, dan semua yang terjadi, adalah pertaruhan yang Iblis buat di hadapan Tuhan, dan menuntut orang-orang untuk berdiri teguh dalam kesaksian mereka bagi Tuhan. Misalnya, ketika Ayub diuji: di balik layar, Iblis bertaruh dengan Tuhan, dan yang terjadi kepada Ayub adalah perbuatan manusia, dan campur tangan manusia. Di balik setiap langkah pekerjaan yang Tuhan lakukan di dalam dirimu adalah pertaruhan antara Iblis dengan Tuhan—di balik semua itu ada peperangan. ... Engkau harus tahu bahwa segala sesuatu yang terjadi kepadamu adalah sebuah ujian besar dan merupakan saat ketika Tuhan membutuhkanmu untuk menjadi kesaksian" (Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Hanya Mengasihi Tuhan yang Berarti Sungguh-Sungguh Percaya kepada Tuhan"). Saat membaca kata-kata ini, aku teringat betapa aku menyombong di hadapan Saudari Yang hari itu bahwa aku akan pasti berdiri di pihak Tuhan kapan pun pencobaan Iblis menimpaku. Aku tidak pernah membayangkan bahwa ketika Iblis menyerangku lagi dan lagi, aku tidak mampu berdiri dengan tenang di hadapan Tuhan dan mencari kehendak-Nya, tetapi pikiranku selalu penuh dengan hal lain. Aku merasa kecewa karena ini–bukankah ini jatuh dalam jebakan Iblis? Hanya setelah aku merenungkan semua yang terjadi, aku menyadari betapa jahat dan liciknya Iblis itu. Dia menggunakan masalah ini untuk menggangguku, membuatku marah karena masalah duniawi; bahkan dia ingin membuatku menyangkal dan mengkhianati Tuhan Yang Mahakuasa. Aku tahu aku tidak boleh jatuh ke dalam perangkap Iblis, tetapi aku mau bergantung pada Tuhan dan menyerahkan masalah ini kepada Tuhan. Aku percaya bahwa entah Hu akan keluar dari rumah sakit atau tidak dan berapa banyak uang yang harus aku keluarkan pada akhirnya semuanya diatur oleh tangan Tuhan dan aku akan tunduk pada hasilnya, apa pun itu. Begitu aku mengerti kehendak Tuhan dan mau bersaksi bagi Tuhan, yang mengejutkan, aku menyaksikan salah satu perbuatan Tuhan keesokan harinya. Tuhan menggerakkan seorang anak muda untuk datang ke kamar rumah sakit Hu dan menegurnya: "Aku tidak tahan melihat orang sepertimu, orang yang merundung orang baik, memeras orang lain. Kalau aku jadi orang itu, aku tidak akan memberikan uang sepeser pun kepadamu!" Pasien-pasien lain di ruangan yang sama juga berkomentar: "Benar, dia yang naik traktor itu atas kehendaknya sendiri dan sekarang dia ingin uang orang itu. Tidak masuk akal sekali!" "Yeah! Orang yang meminjam truk harusnya keluar uang juga! Mereka tidak bisa menyuruh pemilik membayar semuanya!" Mendengar ini Hu menundukkan kepalanya dan tidak berkata apa-apa. Tiga hari kemudian Hu boleh keluar rumah sakit. Aku tahu dalam hatiku, di balik semua ini adalah Tuhan, bahwa Dia telah membukakan jalan bagiku.
Setelah melewati semua ini, aku bisa melihat kejahatan dan kehinaan Iblis. Dia menggunakan orang-orang dan hal-hal di sekitarku untuk menggangguku dan menyerangku dalam usaha membuatku mengeluh kepada Tuhan, menyalahkan Dia, dan menjauhkan diriku dari-Nya karena aku akan kehilangan uang, Dia ingin aku hidup dalam penderitaan. Pada saat yang sama, aku juga bisa melihat bahwa ketika aku berhenti memikirkan keuntungan dan kerugian dagingku, ketika aku bergantung pada Tuhan dalam imanku, ketika aku berdiri di pihak Tuhan, maka Dia menggunakan kata-kata orang tidak percaya untuk membukakan jalan bagiku, memaksa Iblis mundur dengan malu. Ini membuatku bisa melihat otoritas Tuhan untuk menggerakkan apa saja dan berkuasa atas apa pun. Seperti yang ada tertulis dalam firman Tuhan: "Aku akan mengerahkan segala sesuatu untuk melayani-Ku, dan terlebih lagi, Aku akan menyatakan kuasa-Ku, sehingga semua manusia dapat melihat bahwa di seluruh alam semesta, tidak ada satu pun benda yang tidak ada di tangan kita, tak seorang pun yang tidak berada dalam pelayanan kita, dan tidak ada satu pun yang bukan untuk pencapaian kita" (Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Perkataan Kristus pada Mulanya, Bab 119"). Semakin aku membaca firman Tuhan, semakin aku melihat kemahakuasaan dan keajaiban Tuhan. Melihat bahwa semua hal ada di tangan Tuhan membuat imanku bangkit dan aku jadi bersedia mengalami lebih banyak lagi pekerjaan-Nya dalam apa pun yang terjadi kemudian, dan bergantung pada Tuhan untuk mengalahkan pencobaan Iblis.
Satu bulan kemudian, pencobaan dari Iblis menimpaku lagi. Suatu hari, putriku yang baru menikah datang berkunjung ke rumahku, tetapi tiba-tiba dia pingsan di depan pintu. Tetanggaku mengangkatnya dan membantunya masuk rumah. Pertama aku pikir itu hanya masuk angin dan tidak berpikir terlalu banyak, tetapi aku tidak menyangka di tengah malam dia tiba-tiba gemetar dari kepala sampai kaki. Aku sangat takut dan tidak tahu apa yang harus dilakukan, tetapi aku dengan cepat memegangnya dan memeluknya dan setelah beberapa saat dia sepertinya membaik. Keesokan harinya, dia berkata, "Bu, lakukan saja tugasmu, aku tidak apa-apa." Aku berdoa kepada Tuhan dalam hati: "Tuhan! Semua di tangan-Mu, jadi aku percayakan putriku kepada-Mu." Aku menoleh kepada putriku dan berkata: "Jing, kau harus lebih sering berdoa kepada Tuhan dan bergantung kepada-Nya, karena Dia adalah daya pendukung kita yang kuat." Setelah menasihatinya tentang hal ini, aku pergi melakukan tugas-tugasku. Yang mengejutkan, ketika aku kembali dua hari kemudian, putriku terbaring di rumah sakit, seperti orang mati. Menantu perempuanku memandangku dan berkata dengan sedih: "Ibu, setelah kau pergi, keadaan Jing memburuk. Ketika dokter memeriksanya, katanya dia mengalami pendarahan otak dan dia butuh kraniotomi. Namun, karena suaminya tidak ada di sini beberapa hari ini dan ibu juga tidak ada, maka tidak ada yang bisa menandatangi surat persetujuan operasi buatnya. Kita telah kehilangan kesempatan untuk operasi. Aku juga dengar dokter berkata kepada ibu mertua Jing bahwa kondisinya tidak bisa disembuhkan dan kalau dia bisa bangun, dia akan lumpuh total." Mendengar ini hatiku seperti diiris pisau dan air mata mulai mengalir dari mataku. Aku tidak bisa menerimanya sebagai kebenaran. Dengan tetap berpegang pada harapan sekecil apa pun, aku berbicara kepada seorang dokter spesialis, tetapi dia menggelengkan kepala sambil berkata: "Kami telah melakukan segalanya yang mampu kami lakukan, kami sudah mencoba sekuat tenaga, tetapi hasil yang paling mungkin adalah dia bisa sadar tetapi lumpuh total." Mendengarnya, langit seperti runtuh menimpaku. Aku hidup dalam penderitaan tanpa akhir. Ketika menantuku melihat keadaan putriku, bukan saja dia tidak khawatir apakah putriku akan hidup atau meninggal, dia malah memandangku dan, tanpa perikemanusiaan, memintaku mengembalikan mas kawin yang diberikan kepada kami ketika mereka menikah. Hari itu perjalanan pulang ke rumah terasa sangat jauh; aku bagaikan jiwa terhilang yang sedang mengembara di jalanan. Rasanya aku berjalan di terowongan yang panjang, gelap, dan tidak bisa melihat cahaya apa pun di depanku.
Sesampainya di rumah, dengan tangan gemetar aku membuka buku firman Tuhan dan membaca: "Di bumi, berbagai macam roh jahat selalu berkeliaran mencari tempat untuk beristirahat, dan tanpa henti mencari mayat-mayat manusia yang dapat dimakan. Umat-Ku! Engkau harus tetap berada dalam pemeliharaan dan perlindungan-Ku. Jangan pernah berperilaku cabul! Jangan pernah berperilaku ceroboh! Engkau harus mempersembahkan kesetiaanmu di rumah-Ku, dan hanya dengan kesetiaan barulah engkau dapat menyusun serangan balik melawan tipu muslihat Iblis" (Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Firman Tuhan kepada Seluruh Alam Semesta, Bab 10"). "Ketika menghadapi penderitaan, engkau harus mampu untuk tidak memedulikan daging dan tidak mengeluh kepada Tuhan. Ketika Tuhan menyembunyikan diri-Nya darimu, engkau harus mampu memiliki iman untuk mengikuti-Nya, menjaga kasihmu kepada-Nya tanpa membiarkan kasih itu hilang atau berkurang. Apa pun yang Tuhan lakukan, engkau harus tunduk pada rancangan-Nya, dan siap untuk mengutuki dagingmu sendiri daripada mengeluh kepada-Nya. Ketika dihadapkan pada ujian, engkau harus memuaskan Tuhan, meskipun engkau mungkin menangis getir atau merasa enggan berpisah dengan beberapa objek yang engkau kasihi. Hanya inilah kasih dan iman yang sejati" (Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Mereka yang Akan Disempurnakan Harus Mengalami Pemurnian"). Saat aku membaca kata-kata dari Tuhan ini, aku teringat kembali kejadian-kejadian yang baru saja terjadi dan aku benar-benar bisa melihat kehinaan, kejahatan, dan kebrutalan Iblis. Dalam usahanya menjauhkan aku dari Tuhan, demi memangsa jiwaku, dia menjalankan rencana liciknya terhadap aku setiap ada kesempatan untuk menganggu dan menyerangku. Pertama, aku diperas oleh seseorang dan aku mungkin bisa kehilangan uang; kali ini Iblis menggunakan putriku yang tersayang untuk mencobaiku lagi, berusaha menggunakan penyakit putriku untuk mengeluh kepada Tuhan, menyangkali dan mengkhianati Dia, sehingga aku akan kehilangan keselamatan dari Tuhan di akhir zaman. Semuanya adalah rencana licik Iblis. Ini seperti ujian yang Ayub hadapi di zamannya. Ada pertempuran di balik semua itu–Iblis ingin membuat Ayub meninggalkan Tuhan dan menyangkali-Nya dengan membuatnya kehilangan kekayaan dan anak-anaknya, tetapi Ayub tidak pernah menyalahkan Tuhan. Sebaliknya, dia memuji nama Tuhan, sehingga Iblis mundur dengan malu, dia memberikan kesaksian yang indah dan nyaring bagi Tuhan. Walau dagingku lemah, aku tahu aku harus mengenali rencana licik Iblis dan berdiri di pihak Tuhan. Tuhan berkata: "Dan hanya dengan kesetiaan barulah engkau dapat menyusun serangan balik melawan tipu muslihat Iblis." "Engkau harus memuaskan Tuhan, meskipun engkau mungkin menangis getir atau merasa enggan berpisah dengan beberapa objek yang engkau kasihi. Hanya inilah kasih dan iman yang sejati." Tuhan menggunakan serangan Iblis untuk menyempurnakan iman dan kesetiaanku kepada Tuhan. Hidup dan mati manusia ada di tangan Tuhan, jadi aku bersedia menaruh putriku ke dalam tangan-Nya. Sambil memikirkannya, aku berlutut di lantai dengan air mata bercucuran dan aku berdoa kepada Tuhan: "Tuhan Yang Mahakuasa! Nasib manusia ada di tangan-Mu. Jika Engkau tidak mengizinkannya terjadi, putriku tidak akan meninggal selama masih ada napas tersisa dalam tubuhnya. Dan jika dokter benar dan dia akan lumpuh total, aku tidak akan menyalahkan-Mu, tetapi akan terus mengikuti-Mu."
Larut malam itu, aku duduk di samping ranjang rumah sakit putriku dan sempat tertidur. Aku terbangun dalam kebingungan mendengar putriku berkata, "Ibu, ibu, aku perlu air." Mendengar suara putriku membuat jantungku meloncat dan aku segera berdiri. Aku menggosok mataku dan memandangnya. Tangannya benar-benar bergerak dan matanya terbuka. Aku segera dibanjiri emosi sehingga tidak tahu harus berkata apa dan yang aku bisa lakukan hanyalah mengulang-ulang: "Oh! Tuhan! Oh! Tuhan!" Orang lain di bangsal yang sama berkata dengan keheranan: "Oh! Ini mukjizat! Bagaimana bisa dia membaik begitu saja?" Aku senang sekali sehingga tersenyum selebar-lebarnya. Aku benar-benar melihat bahwa hidup mati manusia ada di tangan Tuhan, perbuatan Tuhan sangat ajaib. Tuhanlah yang benar-benar menyelamatkan putriku. Tiga hari kemudian, putriku secara ajaib sembuh, dan dia terlihat seperti orang biasa lagi. Setelah mengalami pukulan dari tangan Iblis, aku mampu melihat betapa intens pertempuran di alam roh dan aku bisa melihat dengan jelas kehinaan, kekejaman, dan kejahatan Iblis. Pada saat yang sama, aku juga mendapatkan lebih banyak pengertian tentang kehendak Tuhan. Tuhan telah mengizinkan ujian-ujian ini menimpaku supaya Dia bisa menyelamatkan dan menyempurnakan aku lebih baik. Hal ini juga membuatku bisa mengenali kemahakuasaan dan hikmat Tuhan. Hal ini juga membuatku bisa melihat otoritas dan kedaulatan Tuhan. Ini menyempurnakan iman, kesetiaan, dan ketaatanku terhadap Tuhan; ini menyelamatkanku dari pengaruh Iblis, membuatku bertumbuh dalam hidupku. Tuhan benar-benar sangat indah!
Kemudian aku membaca bagian firman Tuhan ini: "Seluruh rencana pengelolaan-Ku, rencana yang terbentang selama enam ribu tahun, terdiri dari tiga tahap atau tiga zaman: Zaman Hukum Taurat pada bagian awal; Zaman Kasih Karunia (yang juga merupakan Zaman Penebusan); dan Zaman Kerajaan pada akhir zaman. Pekerjaan-Ku di ketiga zaman ini berbeda dalam isinya sesuai dengan sifat setiap zaman, tetapi setiap tahap pekerjaan ini sesuai dengan kebutuhan manusia—atau lebih tepatnya, setiap tahap dilakukan sesuai untuk mengatasi tipu muslihat yang Iblis gunakan dalam peperangan yang telah Kulancarkan melawan dirinya. Tujuan pekerjaan-Ku adalah untuk mengalahkan Iblis, untuk mewujudkan hikmat dan kemahakuasaan-Ku, untuk menyingkapkan semua tipu muslihat Iblis, dan dengan cara demikian menyelamatkan seluruh umat manusia yang hidup di bawah wilayah kekuasaan Iblis. Tujuan pekerjaan-Ku adalah untuk menunjukkan hikmat dan kemahakuasaan-Ku dan menyingkapkan kejahatan Iblis yang tak tertahankan; bahkan lebih dari itu, memungkinkan makhluk ciptaan untuk membedakan antara yang baik dan yang jahat, mengetahui bahwa Akulah Penguasa segala sesuatu, melihat dengan jelas bahwa Iblis adalah musuh manusia, musuh yang hina dan jahat, dan untuk memungkinkan mereka mengetahui dengan kepastian mutlak, perbedaan antara yang baik dan yang jahat, yang benar dan yang salah, antara yang kudus dan yang najis, dan antara yang agung dan yang tidak mulia. Dengan demikian, manusia yang bebal akan jadi mampu memberikan kesaksian tentang Aku bahwa bukan Aku yang merusak manusia, dan bahwa hanya Aku—Sang Pencipta—yang dapat menyelamatkan manusia, dapat menganugerahkan kepada manusia hal-hal yang dapat mereka nikmati; dan mereka akan mengetahui bahwa Akulah Penguasa segala sesuatu dan Iblis hanyalah salah satu makhluk yang Aku ciptakan dan yang kemudian berbalik melawan Aku" (Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Fakta Sebenarnya di Balik Pekerjaan pada Zaman Penebusan"). Firman Tuhan ini memberiku pemahaman yang lebih baik akan kehendak Tuhan. Aku bisa melihat bahwa semua yang Tuhan lakukan adalah keselamatan dan kasih bagi umat manusia. Saat aku mengingat kembali ujian demi ujian yang aku lewati, walau mengalami kesulitan, aku mendapat begitu banyak. Lewat pengalaman-pengalaman inilah aku melihat betapa Iblis selalu menggunakan orang-orang dan hal-hal di sekitarku untuk menggangguku, tetapi Tuhan selalu ada di sisiku, menggunakan firman-Nya untuk mencerahkan dan membimbing aku, sehingga bisa mendapatkan kearifan lebih besar. Dia memberiku jalan untuk diikuti, memberiku iman dan kekuatan, sehingga aku bisa teguh di masa kepasifan dan kelemahan. Di setiap langkahku, aku mampu melepaskan diri dari pengaruh gelap Iblis dan menyaksikan perbuatan ajaib Tuhan. Aku menjadi matang dan bertumbuh semakin tangguh dalam hidupku karena pengalaman-pengalaman ini. Melewati semua ini membuatku merasa bahwa aku tidak perlu lagi takut akan gangguan dan derita dari Iblis, karena aku punya Tuhan di sisiku. Selama kita bergantung pada Tuhan dan tidak menyimpang dari firman-Nya, selama kita beriman kepada Tuhan, Dia akan membimbing kita kepada kemenangan atas cobaan dan serangan Iblis dan kita akan hidup terlindungi di bawah pengawasan Tuhan. Sekarang aku menjadi lebih yakin lagi bahwa Tuhan Yang Mahakuasa adalah Tuhan Yesus yang datang kembali. Dia adalah Tuhanku! Aku juga mengenali bahwa kita adalah makhluk ciptaan dan terlepas dari apakah kita menikmati berkat atau mengalami kesulitan, kita harus selalu taat dan menyembah Tuhan. Aku sudah bertekad sepenuh hati: Hatiku sudah mantap mengikuti Tuhan Yang Mahakuasa sampai akhir jalan!