30. Langit Khususnya Sangat Terang dan Cerah Hari Itu
Dahulu aku adalah jemaat Gereja Tiga-Pendirian di Tiongkok. Ketika pertama kali aku mulai mengikuti ibadah, para pendeta akan sering kali berkata kepada kami, "Saudara-saudari, tertulis dalam Alkitab bahwa, 'Sebab dengan hati, orang percaya kepada kebenaran; dan dengan mulut, pengakuan kepada keselamatan dibuat' (Roma 10:10). Kita sudah dibenarkan oleh karena iman kita, dan karena kita percaya kepada Yesus, kita telah diselamatkan. Jika kita percaya pada hal lainnya, kita tidak akan diselamatkan ...." Aku selalu mengingat perkataan ini yang diucapkan oleh para pendeta. Mereka terus mendorongku ketika aku bersemangat dalam mengejar Tuhan dan secara aktif menghadiri ibadah, menantikan Tuhan untuk datang dan menerimaku ke dalam kerajaan surga. Kemudian, serangkaian perbuatan yang melanggar hukum dilakukan di dalam gereja, dan sebagai akibatnya, aku mulai jenuh dengan ibadah di sana. Tidak hanya para pendeta mengalami perpecahan di antara mereka, dengan masing-masing berusaha untuk menempatkan diri mereka di puncak dan membangun wilayah kekuasaan mereka sendiri, tetapi khotbah-khotbah yang disampaikan oleh para pendeta juga dibatasi, yaitu harus mengikuti aturan yang dibuat oleh Departemen Pekerjaan Front Bersatu (DPFB). DPFB tidak mengizinkan para pendeta kami berkhotbah dari Kitab Wahyu karena takut itu akan "menimbulkan kekacauan di antara jemaat," dan karenanya, mereka tidak berkhotbah dari Kitab Wahyu. Para pendeta akan sering berkhotbah tentang memberi sumbangan, mengatakan bahwa semakin banyak orang menyumbang, semakin besar berkat yang akan diterima orang tersebut dari Tuhan. Melihat gereja dalam kondisi ini, aku merasa bingung: bagaimana gereja bisa sampai seperti ini? Apakah para pendeta itu tidak percaya kepada Tuhan? Mengapa mereka tidak mengikuti firman Tuhan? Mengapa mereka tidak sedikit pun memiliki sikap hormat kepada Tuhan? Sejak saat itu, aku tidak lagi ingin menghadiri ibadah di Gereja Tiga-Pendirian karena aku merasa bahwa mereka tidak benar-benar percaya kepada Tuhan, dan bahwa mereka adalah para gembala palsu yang berpura-pura percaya kepada Tuhan agar dapat mengambil uang hasil jerih payah saudara-saudari di gereja tersebut.
Pada akhir tahun 1995, tanpa keraguan aku keluar dari gereja itu dan bergabung dengan sebuah gereja rumah (Gereja Sola Fide). Awalnya, aku berpikir bahwa khotbah-khotbah mereka tidak tunduk pada batasan pemerintah nasional, dan mereka bahkan memasukkan Kitab Wahyu ke dalam khotbah-khotbah mereka dan membahas akhir zaman, kedatangan Tuhan kembali, dan seterusnya. Jadi aku merasa bahwa khotbah mereka jauh lebih baik daripada khotbah para pendeta di Gereja Tiga-Pendirian, dan ada lebih banyak sukacita yang kurasakan dengan menghadiri ibadah di sini dibandingkan dengan beribadah di Gereja Tiga-Pendirian—aku sangat gembira. Namun setelah beberapa waktu, aku mendapati bahwa di sini juga, di antara para rekan sekerja ada beberapa orang yang terlibat dalam perselisihan karena iri hati dan yang menciptakan perpecahan. Tak seorang pun dari saudara-saudari itu yang memenuhi tuntutan Tuhan, dan mereka tidak penuh kasih seperti dahulu. Ketika aku melihat bahwa gereja ini tidak begitu berbeda dengan Gereja Tiga-Pendirian, aku merasa sangat kecewa, tetapi aku juga tidak tahu di mana aku bisa menemukan sebuah gereja yang memiliki pekerjaan Roh Kudus. Karena kekurangan pilihan yang lebih baik, yang bisa aku lakukan adalah tetap berada di dalam Gereja Sola Fide, jadi aku terus menghadiri ibadah mereka. Para pendeta dan pengkhotbah semuanya berkata "sekali diselamatkan selamanya diselamatkan" dan "selama engkau bertahan sampai akhir, bekerja keras dan melayani Tuhan serta terus mengikuti jalan Tuhan, engkau akan dapat memasuki kerajaan surga." Jadi aku berpikir pada waktu itu: "Apa pun yang terjadi terhadap orang lain, selama aku bertekun dalam imanku kepada Tuhan Yesus dan tidak menyimpang dari jalan Tuhan, maka ketika Tuhan datang kembali, aku akan memiliki kesempatan untuk diangkat ke dalam kerajaan surga."
Dalam sekejap mata di akhir tahun 1997, Injil kerajaan Tuhan telah menjangkau sampai kepada kami, dan gereja kami mengalami kegemparan. Pemimpin Li berkata kepada kami, "Sekarang ini telah muncul sebuah kelompok yang menyebarkan Kilat dari Timur, mereka mencuri banyak jemaat dari berbagai denominasi, dan mereka mengatakan bahwa Tuhan Yesus telah datang kembali dan Dia sedang melakukan sebuah tahap pekerjaan yang baru. Tuhan Yesus telah dipaku di atas kayu salib bagi kita, dan Dia telah membayar harga dengan nyawa-Nya demi menebus kita. Kita telah diselamatkan. Kita hanya perlu bertahan sampai akhir, dan ketika Tuhan datang kembali, kita pasti akan diangkat ke dalam kerajaan surga. Karena itu kita harus berhati-hati, dan kita sama sekali tidak boleh menerima orang-orang Kilat dari Timur ini. Barang siapa menerima mereka, akan dikeluarkan dari gereja! Selain itu, engkau semua harus memastikan untuk tidak mendengarkan apa yang mereka katakan, dan engkau semua harus memastikan untuk tidak membaca buku-buku mereka ...." Tampaknya para rekan sekerja di semua tingkatan berbicara tentang hal-hal ini di hampir setiap pertemuan. Setelah mendengar apa yang mereka katakan, tanpa disadari saudara-saudari itu mulai menentang dan berhati-hati terhadap Kilat dari Timur. Aku bahkan mulai menjadi lebih berhati-hati dan waspada, karena aku takut aku akan dicuri oleh Kilat dari Timur dan akibatnya aku akan kehilangan kesempatan untuk masuk ke dalam kerajaan surga.
Namun, awal tahun baru saja dimulai pada tahun 1998 ketika suatu hari, secara tak terduga, aku bertemu dengan seseorang dari Gereja Tuhan Yang Mahakuasa, dan aku mendapatkan keberuntungan untuk mendengarkan jalan Kilat dari Timur untuk pertama kalinya. Hari itu, kakak perempuanku meneleponku dan mengundangku ke rumahnya. Dia juga mengundang Saudari Hu dari desanya untuk datang. Ketika Saudari Hu melihatku, dia tersenyum dan berkata, "Oh, bagus, kau datang. Seorang kerabat jauhku yang percaya kepada Tuhan sedang mengunjungiku. Bagaimana kalau kita semua berkumpul bersama?" Aku dengan senang hati menyetujuinya. Tak lama kemudian, Saudari Hu kembali bersama kerabatnya. Ketika saudari ini melihat kami, dia menyambut kami dengan antusias. Meskipun sebelumnya aku tidak pernah bertemu dengannya, aku merasakan suatu kedekatan dengannya. Dia berkata, "Ada kegersangan yang tersebar luas di gereja saat ini. Para pengkhotbah tidak memiliki pesan yang segar atau baru untuk dikhotbahkan. Di setiap ibadah, ketika mereka tidak sedang berkhotbah tentang cara menentang Kilat dari Timur, semua jemaat hanya mendengarkan kaset dan menyanyikan lagu-lagu pujian. Semua inilah yang terjadi di banyak ibadah. Para rekan sekerja terlibat dalam perselisihan karena iri hati, mereka bersekongkol dan berkomplot, mereka semua merasa dirinya benar dan tak seorang pun yang mau mendengarkan orang lain. Saudara-saudari itu bersikap negatif dan lemah, dan mereka telah kehilangan iman dan kasih mereka. Banyak yang telah meninggalkan Tuhan demi kembali ke dunia untuk mendapatkan uang." Jauh di lubuk hatiku, aku merasakan hal yang sama, dan sambil menganggukkan kepala, aku berkata kepada saudari itu, "Inilah juga yang terjadi di gerejaku. Sebelumnya, ada 20 hingga 30 orang yang hadir dalam ibadah bulanan kami, tetapi sekarang yang hadir hanya beberapa orang lanjut usia, dan bahkan para pengkhotbah telah masuk ke dalam dunia untuk mendapatkan uang! Tidak ada sukacita yang bisa dirasakan dalam ibadah-ibadah itu." Saudari itu menganggukkan kepalanya dan berkata, "Keadaan seperti ini tidak lagi hanya terjadi di gereja-gereja tertentu, tetapi merupakan fenomena yang tersebar luas di seluruh dunia keagamaan. Ini menunjukkan bahwa pekerjaan Roh Kudus tidak dapat ditemukan lagi di dalam gereja, dan karena itu perbuatan yang melanggar hukum dilakukan sepanjang waktu—ini adalah tanda kedatangan Tuhan kembali. Sama seperti pada akhir Zaman Hukum Taurat, ketika bait suci menjadi tempat berjualan ternak dan tempat penukaran uang. Itu karena Tuhan sudah berhenti melakukan pekerjaan-Nya di dalam bait suci, dan sebagai gantinya telah berinkarnasi sebagai Tuhan Yesus untuk melakukan tahap pekerjaan yang baru di luar bait suci." Aku mendengarkan dengan penuh perhatian, sambil sesekali menganggukkan kepala. Saudari itu melanjutkan, "Saudari, dalam Lukas 17:24-26 dikatakan: 'Karena sama seperti kilat yang memancar dari satu bagian di bawah langit, bersinar sampai ke bagian lain di bawah langit; demikian juga Anak Manusia saat hari kedatangan-Nya tiba. Tetapi pertama-tama Dia harus mengalami berbagai penderitaan dan ditolak oleh generasi ini. Dan sama seperti di zaman Nuh, begitu juga kelak di hari-hari Anak Manusia.' Bagaimana engkau menafsirkan ayat-ayat Alkitab ini?" Aku merenungkannya dengan saksama selama beberapa saat, dan kemudian tertawa dengan canggung dan berkata, "Saudari, bukankah ayat-ayat ini sedang berbicara tentang kedatangan Tuhan?" Saudari itu menjawab, "Ayat-ayat Alkitab ini sedang membahas tentang kedatangan Tuhan. Namun, ayat-ayat ini tidak sedang berbicara tentang kedatangan Tuhan Yesus di masa lalu. Sebaliknya, ayat-ayat ini mengacu pada kedatangan Tuhan kembali pada akhir zaman karena, di sini, Tuhan dengan sangat jelas bernubuat tentang apa yang akan terjadi ketika Dia datang kembali pada akhir zaman. Saudari, saat ini iman orang-orang percaya di gereja telah menjadi dingin, dan mereka bersikap negatif dan lemah. Ini karena Tuhan telah sekali lagi menjadi manusia untuk melakukan tahap pekerjaan yang baru. Pekerjaan Tuhan telah berlanjut, dan setiap orang yang tidak mengikuti pekerjaan Tuhan yang baru akan kehilangan pekerjaan Roh Kudus." Begitu aku mendengar saudari itu berkata bahwa Tuhan Yesus telah datang kembali, aku langsung menduga bahwa dia adalah jemaat Kilat dari Timur, dan jantungku seakan-akan berhenti berdetak. Senyuman di wajahku lenyap ketika perkataan dari para pemimpinku yang telah menutup rapat gereja langsung muncul dalam pikiranku: "Percaya kepada Yesus artinya diselamatkan, dan sekali diselamatkan selamanya diselamatkan! ... Jangan menerima mereka yang berasal dari Kilat dari Timur! ..." Ketika aku teringat dengan perkataan dari para pemimpinku ini, aku ingin bergegas pulang. Namun ketika gagasan ini muncul di benakku, Tuhan mencerahkanku dengan membuatku mengingat satu bagian dari sebuah lagu pujian: "Yesus adalah tempat perlindungan kita, saat engkau memiliki masalah, datanglah kepada-Nya, jika Tuhan besertaku, apa yang perlu kutakutkan?" "Itu dia!" Pikirku. "Jika Tuhan besertaku, lalu apa yang perlu kutakutkan? Hal-hal yang kutakutkan bukan berasal dari Tuhan, itu semua berasal dari Iblis." Saat itu juga, saudari itu berkata, "Jika ada yang memiliki pertanyaan, silakan bertanya. Firman Tuhan akan sanggup menyelesaikan semua masalah dan kesulitan yang kita miliki." Ketika aku mendengar saudari itu mengatakan ini, aku berpikir dalam hati: "Engkau mungkin tidak akan mampu menjawab semua pertanyaanku! Sekarang aku harus menyelidiki apa sebenarnya yang dikhotbahkan oleh Kilat dari Timur, dan bagaimana mereka mampu mencuri begitu banyak jemaat."
Memikirkan hal ini, aku memutuskan untuk berterus terang dan mengambil inisiatif, dan aku berkata, "Para pemimpin kami selalu mengatakan bahwa Tuhan Yesus telah dipaku di atas kayu salib bagi kami, dan bahwa Dia telah membayar harga dengan nyawa-Nya agar dapat menebus kami, dan karena itu kami telah diselamatkan. Itu tertulis dalam Alkitab: 'Sebab dengan hati, orang percaya kepada kebenaran; dan dengan mulut, pengakuan kepada keselamatan dibuat' (Roma 10:10). Karena kami telah diselamatkan, maka kami telah selamanya diselamatkan, dan selama kami bertahan sampai akhir, maka ketika Tuhan datang kembali, kami pasti akan diangkat ke dalam kerajaan surga. Ini adalah janji Tuhan bagi kami. Karena itu, kami tidak perlu menerima pekerjaan baru apa pun yang sedang dilakukan oleh Tuhan."
Saudari itu tersenyum dan berkata kepadaku, "Banyak orang percaya berpikir bahwa Tuhan Yesus telah dipaku di atas kayu salib bagi kita, dan karena Dia telah membayar harga dengan nyawa-Nya demi menebus kita, maka kita telah diselamatkan. Orang-orang percaya bahwa sekali diselamatkan artinya selamanya diselamatkan, bahwa yang perlu kita lakukan adalah bertahan sampai akhir, dan kemudian ketika Tuhan datang kembali, kita pasti akan diangkat ke dalam kerajaan surga, dan kita tidak perlu menerima pekerjaan baru apa pun yang dilakukan oleh Tuhan. Namun, apakah cara berpikir ini benar? Apakah itu benar-benar sesuai dengan kehendak Tuhan? Sebenarnya, gagasan bahwa 'sekali diselamatkan selamanya diselamatkan, dan ketika Tuhan datang kembali kita akan diangkat ke dalam kerajaan surga' hanyalah sebuah gagasan dan imajinasi manusia, dan itu sama sekali tidak sesuai dengan apa yang Tuhan katakan. Tuhan Yesus tidak pernah sekalipun berkata bahwa mereka yang telah diselamatkan oleh iman dapat masuk ke dalam kerajaan surga, melainkan Dia berkata, 'Melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di surga' (Matius 7:21). Diselamatkan dan melakukan kehendak Bapa di surga bukanlah hal yang sama. Ketika kita berbicara tentang diselamatkan oleh iman, penyelamatan ini mengacu pada pengampunan atas dosa-dosamu. Artinya, jika seseorang seharusnya dihukum mati menurut hukum Taurat, tetapi kemudian mereka datang ke hadapan Tuhan dan bertobat serta menerima keselamatan Tuhan, Dia akan mengampuni dosa-dosa mereka, dan orang itu akan menyingkirkan penghukuman oleh hukum Taurat, dan tidak lagi akan dihukum mati menurut hukum Taurat. Inilah arti sesungguhnya dari diselamatkan. Namun diselamatkan bukan berarti seseorang telah dibebaskan dari dosa dan ditahirkan. Kita semua telah mengalami ini secara mendalam. Meskipun kita telah percaya kepada Tuhan selama bertahun-tahun, dan kita sering mengakui dosa-dosa kita kepada Tuhan dan bertobat, dan juga menikmati sukacita dan damai sejahtera karena diampuni dari dosa-dosa kita, kita masih sering tanpa sadar berbuat dosa, dan kita terikat oleh dosa-dosa kita. Ini adalah fakta. Misalnya, watak kita yang rusak seperti kecongkakan, kecurangan, keegoisan, keserakahan, kejahatan dan sebagainya masih terus ada; kita masih suka mengejar tren dunia, mengejar kekayaan dan ketenaran, serta kesenangan daging, dan kita mengingini kenikmatan dunia yang penuh dosa. Agar dapat melindungi kepentingan pribadi, kita juga sering kali mampu untuk berbohong dan menipu orang lain. Karena itu, diselamatkan bukan berarti seseorang telah memperoleh keselamatan penuh. Itu adalah fakta. Itu tertulis dalam Alkitab: 'Karena itu jadilah kudus, sebab Aku ini kudus' (Imamat 11:45). Tuhan itu kudus, jadi mungkinkah Dia akan membiarkan manusia yang sering berbuat dosa dan menentang Tuhan untuk memasuki kerajaan surga? Jika engkau percaya bahwa mereka yang telah diselamatkan oleh iman dapat masuk ke dalam kerajaan surga, lalu mengapa Tuhan Yesus mengucapkan firman berikut ini? 'Bukan setiap orang yang memanggil-Ku, Tuhan, Tuhan, yang akan masuk ke dalam Kerajaan Surga; melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di surga. Banyak orang akan berkata kepada-Ku di hari itu kelak, Tuhan, Tuhan, bukankah kami telah bernubuat demi nama-Mu, telah mengusir Iblis-Iblis demi nama-Mu, dan melakukan banyak pekerjaan ajaib demi nama-Mu? Saat itu Aku akan menyatakan kepada mereka, Aku tidak pernah mengenalmu: pergilah daripada-Ku, engkau yang melakukan kejahatan' (Matius 7:21-23). Mengapa dikatakan bahwa ketika Tuhan datang kembali, Dia akan memisahkan kambing dari domba dan lalang dari gandum? Karena itu, pernyataan yang mengatakan bahwa mereka yang telah diselamatkan oleh iman dapat masuk ke dalam kerajaan surga sama sekali tidak dapat dipertahankan. Itu sama sekali bertentangan dengan perkataan Tuhan Yesus, dan itu menentang firman Tuhan! Jadi, jika kita tidak menerima dan percaya kepada firman Tuhan, melainkan berpegang teguh pada kekeliruan yang disebarluaskan oleh para pendeta dan penatua serta bergantung pada gagasan dan imajinasi kita sendiri untuk percaya kepada Tuhan, kita tidak akan pernah bisa memenuhi tuntutan Tuhan, dan kita tidak akan pernah bisa diangkat ke dalam kerajaan surga."
Aku merenungkan perkataan saudari itu dan merasa bahwa apa yang dikatakannya sangat masuk akal, jadi aku duduk di sana mendengarkan dengan tenang. Saudari itu melanjutkan, "Firman Tuhan Yang Mahakuasa telah menyingkapkan misteri tentang diselamatkan dan memperoleh keselamatan penuh, jadi mari kita perhatikan firman Tuhan Yang Mahakuasa dan melihat apa yang Dia katakan tentang ini. Tuhan Yang Mahakuasa berfirman: 'Pada masa itu, pekerjaan Yesus adalah pekerjaan untuk menebus seluruh umat manusia. Dosa-dosa semua orang yang percaya kepada-Nya diampuni; asalkan engkau percaya kepada-Nya, Dia akan menebusmu; jika engkau percaya kepada-Nya, engkau tidak lagi berdosa, engkau telah dibebaskan dari dosa-dosamu. Inilah yang dimaksud dengan diselamatkan dan dibenarkan oleh iman. Namun, di antara orang-orang percaya, masih ada yang memberontak dan melawan Tuhan, dan perlahan-lahan masih harus dibuang. Keselamatan tidak berarti manusia telah sepenuhnya didapatkan oleh Yesus, melainkan bahwa manusia tidak lagi menjadi milik dosa, bahwa dosa-dosanya telah diampuni. Asalkan engkau percaya, engkau tidak akan pernah lagi menjadi milik dosa' (Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Visi Pekerjaan Tuhan (2)"). 'Sebelum manusia ditebus, banyak racun Iblis yang telah tertanam kuat di dalam dirinya. Setelah ribuan tahun dirusak oleh Iblis, di dalam diri manusia terdapat sifat dasar yang selalu menolak Tuhan. Oleh karena itu, ketika manusia telah ditebus, manusia mengalami tidak lebih dari penebusan, di mana manusia dibeli dengan harga yang mahal, namun sifat beracun dalam dirinya masih belum dihilangkan. Manusia masih begitu tercemar sehingga harus mengalami perubahan sebelum layak untuk melayani Tuhan. Melalui pekerjaan penghakiman dan hajaran ini, manusia akan sepenuhnya menyadari substansi mereka sebenarnya yang najis dan rusak, dan mereka akan dapat sepenuhnya berubah dan menjadi tahir. Hanya dengan cara ini manusia dapat dilayakkan untuk kembali menghadap takhta Tuhan. ... Meskipun manusia telah ditebus dan diampuni dosanya, itu hanya dapat dianggap bahwa Tuhan tidak lagi mengingat pelanggaran manusia dan tidak memperlakukan manusia sesuai dengan pelanggarannya. Namun, ketika manusia hidup dalam daging dan belum dibebaskan dari dosa, dia hanya bisa terus berbuat dosa, tanpa henti menyingkapkan watak rusak Iblis dalam dirinya. Inilah kehidupan yang manusia jalani, siklus tanpa henti berbuat dosa dan meminta pengampunan. Mayoritas manusia berbuat dosa di siang hari lalu mengakui dosa di malam hari. Dengan demikian, sekalipun korban penghapus dosa selamanya efektif bagi manusia, itu tidak dapat menyelamatkan manusia dari dosa. Hanya separuh dari pekerjaan penyelamatan telah diselesaikan, karena watak manusia masih rusak. ... Kerusakan itu lebih dalam daripada dosa, ditanam si Iblis dan berakar kuat dalam diri manusia. Tidak mudah bagi manusia untuk menyadari dosa-dosanya; manusia tidak dapat mengenali sifat dasarnya sendiri yang telah berakar begitu dalam. Hanya melalui penghakiman oleh firman, dampak seperti itu dapat dicapai. Hanya dengan demikian, manusia secara bertahap diubahkan dimulai dari titik tersebut hingga seterusnya' (Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Misteri Inkarnasi (4)"). 'Engkau hanya tahu bahwa Yesus akan turun ke bumi pada akhir zaman, tetapi bagaimana tepatnya Dia akan turun? Orang berdosa sepertimu, yang baru saja ditebus, yang belum diubahkan atau disempurnakan Tuhan, dapatkah engkau berkenan di hati Tuhan? Bagimu, engkau yang masih dirimu yang lama, memang benar bahwa engkau diselamatkan oleh Yesus, dan engkau tidak terhitung sebagai orang berdosa karena penyelamatan Tuhan, tetapi hal ini tidak membuktikan bahwa engkau tidak berdosa dan tidak najis. Bagaimana mungkin engkau bisa kudus jika engkau belum diubahkan? Di dalam dirimu, engkau dipenuhi dengan kenajisan, egois dan kasar, tetapi engkau masih berharap untuk dapat turun bersama Yesus—enak betul! Engkau melewatkan satu tahap dalam kepercayaanmu kepada Tuhan: engkau hanya ditebus, tetapi belum diubahkan. Agar engkau dapat berkenan di hati Tuhan, Tuhan harus secara pribadi melakukan pekerjaan untuk mengubahkan dan menahirkanmu; jika engkau hanya ditebus, engkau tidak akan dapat mencapai kekudusan. Dengan begini, engkau tidak akan layak mendapat bagian dalam berkat-berkat yang baik dari Tuhan, sebab engkau telah melewatkan satu tahap dalam pekerjaan Tuhan mengelola manusia, yaitu tahap kunci berupa pengubahan dan penyempurnaan. Dengan demikian, engkau, seorang berdosa yang baru saja ditebus, tidak dapat langsung menerima warisan Tuhan' (Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Mengenai Sebutan dan Identitas")."
Saudari itu kemudian melanjutkan persekutuannya. "Dari firman Tuhan Yang Mahakuasa, kita dapat memahami bahwa setiap tahap pekerjaan yang dilakukan oleh Tuhan dilakukan sesuai dengan kebutuhan umat manusia yang rusak. Pada akhir Zaman Hukum Taurat, manusia menjadi semakin dirusak oleh Iblis dan semakin banyak berbuat dosa. Manusia telah melanggar hukum Yahweh dan dalam bahaya dirajam sampai mati dan dibakar oleh api surga. Tuhan mengasihi manusia. Ia menginkarnasikan diri-Nya untuk menjadi serupa dengan manusia yang berdosa, dan Dia telah dipakukan di atas kayu salib demi menebus manusia dari dosa. Jadi, asalkan kita percaya kepada Tuhan Yesus, kita akan diselamatkan, dan Tuhan tidak akan mengingat dosa-dosa kita. Kita dapat datang langsung ke hadapan Tuhan dan berdoa kepada-Nya, dan menikmati kelimpahan kasih karunia yang dianugerahkan oleh-Nya. Namun, meskipun kita telah ditebus, itu tidak membuktikan bahwa kita tanpa dosa. Kita, umat manusia, telah dirusak oleh Iblis selama ribuan tahun, dan racun Iblis telah berakar jauh di dalam diri kita—itu telah menjadi hidup kita dan telah menjadi natur kita. Kita dikendalikan oleh natur Iblis dalam diri kita, seperti kesombongan dan kecongkakan, tipu muslihat dan kebengkokan, keegoisan dan kekejian, serta keserakahan dan kejahatan. Kita masih bisa sering berbohong, melakukan tipu muslihat, berbuat dosa, dan menentang Tuhan. Ini adalah akar dari kehidupan kita yang berada dalam siklus berbuat dosa terus menerus dan kemudian mengakuinya. Karena itu, berdasarkan kebutuhan umat manusia yang rusak dan rencana pengelolaan Tuhan demi menyelamatkan umat manusia, Tuhan telah datang untuk melakukan sebuah tahap pekerjaan pada akhir zaman untuk menghakimi dan menghajar manusia agar dapat membersihkan dan mengubah watak kita yang rusak, dan pada akhirnya Tuhan akan memimpin mereka yang telah memperoleh keselamatan penuh dan yang telah disempurnakan masuk ke dalam kerajaan-Nya. Jika kita sekarang masih berpegang teguh pada gagasan 'sekali diselamatkan selamanya diselamatkan,' dan kita menolak untuk menerima pekerjaan penghakiman Tuhan pada akhir zaman, racun Iblis yang ada di dalam darah kita tidak akan pernah ditahirkan, kita tidak akan pernah dapat memperoleh keselamatan penuh, dan tidak mungkin dapat diangkat ke dalam kerajaan surga. Semua konsekuensi ini sangat serius. Jadi, sekarang, pada akhir zaman ini, hanya dengan meninggalkan Zaman Kasih Karunia dan menerima pekerjaan penghakiman Tuhan Yang Mahakuasa pada akhir zaman, barulah manusia akan sepenuhnya ditahirkan, memperoleh keselamatan penuh, dan pergi ke tempat tujuan yang baik."
Sambil mendengarkan persekutuan yang disampaikan oleh saudari itu, aku berpikir: "Ya, firman Tuhan Yang Mahakuasa sangat praktis. Selama beberapa tahun terakhir ini, bukankah aku telah terus-menerus menjalani kehidupan di mana aku berbuat dosa di siang hari dan kemudian mengakuinya di malam hari? Dosa-dosa kita sebenarnya hanya diampuni karena iman kita kepada Tuhan, tetapi natur dosa kita masih ada. Kita masih bisa berbuat dosa dan menentang Tuhan. Tuhan itu kudus, jadi bagaimana mungkin mereka yang sering berbuat dosa dan menentang Dia diangkat ke dalam kerajaan surga? Firman Tuhan Yang Mahakuasa telah menguraikan semua masalah yang telah sangat membebani pikiranku selama bertahun-tahun. Firman Tuhan Yang Mahakuasa sungguh benar-benar mengandung kebenaran untuk dicari. Mungkinkah Tuhan Yang Mahakuasa adalah Tuhan yang datang kembali? Aku harus sungguh-sungguh menyelidiki hal ini dengan sebaik-baiknya."
Sedikit demi sedikit aku menurunkan kewaspadaanku terhadap saudari itu, tetapi tepat ketika aku sedang berpikir untuk menyelidiki hal-hal yang telah kami diskusikan, suara ketukan yang keras dan mendesak tiba-tiba terdengar dari pintu. Saudari Hu bergegas untuk membuka pintu, dan pendetaku datang menyerbu ke dalam ruangan. Dia menatapku, lalu menatap saudari yang menyebarkan Injil kerajaan Tuhan Yang Mahakuasa, dan kemudian berkata kepadaku dengan nada keheranan dan marah, "Apa yang sedang kau lakukan di sini? Bukankah sudah kukatakan kepadamu untuk tidak mendengarkan khotbah orang asing? Bagaimana kau bisa tetap datang ke sini untuk mendengarkan mereka? Pulang sekarang juga, dan jangan dengarkan mereka lagi. Kalau kau tertipu, maka penyesalanmu akan terlambat!" Setelah pendeta itu selesai menegurku, dia lalu berbalik untuk mengancam saudari itu. "Dan kalian orang-orang yang menyebarkan Kilat dari Timur, kalian tidak melakukan apa pun selain datang ke gereja kami dan mencuri jemaat kami! Pergi sekarang juga! Kalau kau tidak pergi, aku tidak akan bersikap sopan!" Menyaksikan pendeta itu memperlakukan saudari tersebut dengan cara ini membuatku merasa sangat jijik, jadi aku berkata kepadanya, "Pak pendeta, saudari ini hanya memiliki beberapa hal yang benar-benar baik untuk dikatakan, dan apa yang dia katakan sesuai dengan Alkitab. Menurutku mungkin saja Tuhan Yang Mahakuasa adalah Tuhan yang datang kembali. Mengapa kau tidak mendengarkannya saja, dan setelah itu, kita dapat memutuskan. Lagi pula, bukankah Alkitab berkata, 'Jangan lupa untuk berbuat baik kepada orang asing, karena sebagian orang melakukannya dan tanpa sadar mereka menjamu para malaikat' (Ibrani 13:2)? Kita yang percaya kepada Tuhan harus menunjukkan belas kasihan, dan kita tidak boleh memperlakukan orang seperti ini. Bukankah mengusir saudari ini seperti ini bertentangan dengan ajaran Tuhan?" Pendeta itu kemudian membentakku, "Apa yang kau mengerti? Kita yang percaya kepada Yesus telah diselamatkan. Kita tidak perlu diselamatkan lagi! Mereka datang ke sini untuk mencuri jemaat kita, jadi kita tidak boleh menerima mereka!" Pada saat ini saudari yang telah menyebarkan Injil itu tersenyum dan berkata, "Kita semua menantikan kedatangan Tuhan kembali, jadi mengapa tidak kita duduk dan bercakap-cakap? Jika kita melewatkan kedatangan Tuhan kembali, kita akan sangat menyesalinya—" Tanpa menunggu saudari itu selesai berbicara, pendeta itu mulai mendorongnya keluar sambil berkata, "Cukup bicaramu! Sehebat apa pun kau bicara, aku tetap tidak akan mendengarkanmu! Pergi sekarang juga!" Dan dengan begitu saja, pendeta itu bertindak sampai mendorong, menarik, dan mengutuk saudari itu untuk mengusirnya keluar dari rumah. Setelah saudari itu pergi, pendeta itu menoleh ke belakang dan mengancamku, "Cepat pulang. Mulai sekarang kau tidak boleh lagi berhubungan dengan jemaat Kilat dari Timur. Kalau kau melakukannya, kau akan dikeluarkan dari gereja, dan kalau itu terjadi, kau tidak akan pernah memiliki kesempatan untuk menerima pujian dari Tuhan dan masuk ke dalam kerajaan surga." Karena aku telah mendengar persekutuan yang disampaikan oleh saudari itu, aku telah mengerti bahwa pekerjaan Tuhan Yesus adalah pekerjaan penebusan, tetapi bukan pekerjaan menyucikan manusia, dan hanya ketika Tuhan datang kembali untuk melakukan pekerjaan penghakiman-Nya pada akhir zaman barulah Dia akan sepenuhnya mentahirkan dan menyelamatkan manusia. Tanpa menerima pekerjaan penghakiman Tuhan pada akhir zaman, watak manusia yang rusak tidak akan diubahkan, dan manusia tidak akan dapat memperoleh keselamatan penuh dari Tuhan dan masuk ke dalam kerajaan surga. Karena itu, perkataan pendeta itu tidak terlalu memengaruhiku, jadi aku hanya mengikuti keinginannya dan mengangguk setuju, lalu aku pulang ke rumah.
Setelah pulang ke rumah, aku terus merenungkan persekutuan yang disampaikan oleh saudari itu, dan aku berpikir: "Apa yang dikatakan saudari itu semuanya sesuai dengan Alkitab. Betapa kelirunya aku saat aku percaya bahwa 'sekali diselamatkan selamanya diselamatkan'!" Aku mengingat kembali tahun-tahun ketika aku percaya kepada Tuhan dan menyadari bahwa aku sedang terus-menerus hidup dalam keadaan di mana aku akan berbuat dosa dan kemudian mengakuinya, tetapi aku tidak pernah bisa menyelesaikan masalah ini, dan aku secara pribadi mengalami banyak penderitaan. Aku merasa jika aku terus percaya seperti ini, pada akhirnya aku tidak akan bisa mendapatkan pujian dari Tuhan. Setelah mendengarkan persekutuan saudari itu, aku menjadi lebih yakin bahwa jika orang yang percaya kepada Tuhan ingin memperoleh keselamatan penuh dan masuk ke dalam kerajaan surga, mereka benar-benar harus menerima pekerjaan yang menghakimi dan mentahirkan manusia yang dilakukan oleh Tuhan Yesus yang datang kembali. Jadi aku bertanya-tanya: apa sebenarnya pekerjaan penghakiman Tuhan Yang Mahakuasa pada akhir zaman? Dan bagaimana caranya Tuhan Yang Mahakuasa mentahirkan dan mengubah manusia? Sambil merenungkan hal-hal ini, aku membolak-balik Alkitab sampai aku melihat sebuah ayat di mana Tuhan Yesus berkata: "Ada banyak hal lain yang bisa Kukatakan kepadamu, tetapi engkau tidak bisa menerima semuanya itu saat ini. Namun, ketika Dia, Roh Kebenaran itu, datang, Dia akan menuntun engkau sekalian ke dalam seluruh kebenaran: karena Dia tidak akan berbicara tentang diri-Nya sendiri; tetapi Dia akan menyampaikan segala sesuatu yang telah didengar-Nya: dan Dia akan menunjukkan hal-hal yang akan datang kepadamu" (Yohanes 16:12-13). Aku juga membaca ini di Alkitab: "Karena waktunya akan datang penghakiman harus dimulai di rumah Tuhan" (1 Petrus 4:17). "Barang siapa memiliki telinga, hendaklah ia mendengarkan apa yang diucapkan Roh kepada gereja-gereja" (Wahyu 2:7). Ketika aku membaca ini, aku merasa seperti akhirnya terbangun dari mimpi: ternyata, Tuhan Yesus telah menubuatkan di masa lampau bahwa pada akhir zaman Tuhan akan mengungkapkan lebih banyak kebenaran dan melakukan tahap pekerjaan yang baru. Bukankah ini adalah Tuhan Yang Mahakuasa yang datang untuk melakukan pekerjaan penghakiman dan penahiran manusia? "Oh," pikirku, "kalau saja pendeta itu tidak datang dan membuat kekacauan hari ini, aku akan dapat terus mendengarkan dengan sungguh-sungguh tentang jalan Tuhan Yang Mahakuasa. Sebelumnya, aku selalu mendengarkan apa yang dikatakan para pendeta dan penatua, dan aku tidak pernah mencari atau menyelidiki pekerjaan Tuhan Yang Mahakuasa pada akhir zaman. Aku hanya melakukan apa pun yang dikatakan para pendeta dan penatua. Baru pada hari inilah aku menyadari bahwa aku tidak memiliki tempat bagi Tuhan di hatiku. Sedangkan untuk penyelidikanku tentang kedatangan Tuhan kembali, aku tidak mencari kehendak Tuhan tetapi sebaliknya mendengarkan perkataan para pendeta dan penatua. Betapa bodohnya aku! Kita yang percaya kepada Tuhan seharusnya membesarkan Dia, dan kita harus secara aktif mencari jejak langkah Tuhan sehubungan dengan kedatangan Tuhan kembali, karena hanya dengan cara inilah kita akan menyesuaikan diri dengan kehendak Tuhan. Hari ini aku melihat bahwa tindakan pendeta itu sama sekali tidak sesuai dengan kehendak Tuhan. Aku tidak bisa lagi hanya secara membabi buta mendengarkan apa yang mereka katakan, tetapi harus mencari dan menyelidiki jalan Tuhan Yang Mahakuasa."
Keesokan harinya pagi-pagi sekali, aku memutuskan untuk pergi ke rumah Saudari Hu dan mencari saudari yang telah menyebarkan Injil Tuhan Yang Mahakuasa sehingga kami dapat melanjutkan persekutuan. Tak kusangka, bahkan sebelum aku keluar dari pintu, Saudari Hu membawa saudari itu ke rumahku. Ini benar-benar pimpinan Tuhan. Pertama-tama dia bertanya kepadaku dengan kepedulian apakah kemarin aku telah disusahkan oleh pendeta itu, dan aku menjawab dengan penuh kepastian, "Tidak. Setelah persekutuan kemarin, aku pulang dan merenungkan segalanya dengan saksama, dan aku menyadari bahwa kita benar-benar tidak dapat ditahirkan hanya dengan percaya kepada Tuhan Yesus. Natur kita yang rusak masih ada, dan dengan itu kita tidak akan mampu memperoleh keselamatan penuh. Selain itu, aku juga membaca sebuah ayat dalam Alkitab yang memang menubuatkan bahwa Tuhan akan datang kembali untuk melakukan pekerjaan penghakiman-Nya pada akhir zaman. Hal yang sekarang paling ingin kuketahui adalah apa pekerjaan penghakiman yang harus dilakukan oleh Tuhan Yang Mahakuasa pada akhir zaman ini, dan bagaimana pekerjaan penghakiman Tuhan Yang Mahakuasa akan mentahirkan dan mengubah manusia?"
Saudari itu berkata dengan gembira, "Syukur kepada Tuhan! Pertanyaan yang kau ajukan ini benar-benar sangat penting, karena ini berkaitan dengan topik penting apakah iman kita kepada Tuhan akan membuat kita memperoleh keselamatan penuh dan memasuki kerajaan surga atau tidak. Mari kita lihat apa yang dikatakan firman Tuhan Yang Mahakuasa. 'Tentu saja, pekerjaan Tuhan dalam inkarnasi saat ini adalah untuk mengungkapkan watak-Nya terutama melalui hajaran dan penghakiman. Dengan membangun di atas dasar ini, Dia membawa lebih banyak kebenaran kepada manusia dan menunjukkan kepadanya lebih banyak jalan penerapan, dengan demikian mencapai tujuan-Nya untuk menaklukkan dan menyelamatkan manusia dari wataknya yang rusak. Inilah yang ada di balik pekerjaan Tuhan pada Zaman Kerajaan' (Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Kata Pengantar"). 'Saat menyebutkan kata "penghakiman", engkau mungkin berpikir tentang perkataan yang Yahweh ucapkan untuk mengajar orang-orang di semua tempat dan perkataan yang Yesus ucapkan untuk menegur orang Farisi. Walaupun perkataan ini sangat keras, perkataan ini bukanlah penghakiman Tuhan bagi manusia; itu hanyalah perkataan yang diucapkan Tuhan dalam suasana yang berbeda, yaitu konteks yang berbeda. Perkataan-perkataan ini tidak sama dengan perkataan yang diucapkan oleh Kristus akhir zaman saat Dia menghakimi manusia. Kristus akhir zaman menggunakan berbagai kebenaran untuk mengajar manusia, mengungkapkan esensi manusia, dan membedah perkataan dan perbuatan manusia. Firman ini terdiri dari berbagai kebenaran, seperti tugas-tugas manusia, bagaimana manusia seharusnya menaati Tuhan, bagaimana seharusnya manusia setia kepada Tuhan, bagaimana manusia seharusnya hidup dalam kemanusiaan yang normal, serta hikmat dan watak Tuhan, dan sebagainya. Firman ini semuanya ditujukan pada esensi manusia dan wataknya yang rusak. Secara khusus, firman yang mengungkapkan bagaimana manusia menolak Tuhan diucapkan berkaitan dengan bagaimana manusia merupakan perwujudan Iblis, dan kekuatan musuh yang melawan Tuhan. Dalam melaksanakan pekerjaan penghakiman-Nya, Tuhan tidak hanya menjelaskan natur manusia dengan beberapa kata; Dia menyingkapkan, menangani, dan memangkasnya dalam jangka panjang. Semua cara-cara penyingkapan, penanganan, dan pemangkasan yang beragam ini tidak bisa digantikan dengan perkataan biasa, tetapi dengan kebenaran yang sama sekali tidak dimiliki manusia. Hanya cara-cara seperti inilah yang dapat disebut penghakiman; hanya melalui penghakiman jenis inilah manusia bisa ditundukkan dan diyakinkan sepenuhnya tentang Tuhan, dan bahkan memperoleh pengenalan yang sejati akan Tuhan. Yang dihasilkan oleh pekerjaan penghakiman adalah pemahaman manusia tentang wajah Tuhan yang sejati dan kebenaran tentang pemberontakannya sendiri. Pekerjaan penghakiman memungkinkan manusia untuk mendapatkan banyak pemahaman akan kehendak Tuhan, tujuan pekerjaan Tuhan, dan misteri-misteri yang tidak dapat dipahami olehnya. Pekerjaan ini juga memungkinkan manusia untuk mengenali dan mengetahui hakikatnya yang rusak dan akar penyebab dari kerusakannya, dan juga mengungkapkan keburukan manusia. Semua efek ini dihasilkan oleh pekerjaan penghakiman, karena hakikat pekerjaan ini sebenarnya adalah pekerjaan membukakan jalan, kebenaran, dan hidup Tuhan kepada semua orang yang beriman kepada-Nya. Pekerjaan ini adalah pekerjaan penghakiman yang dilakukan oleh Tuhan' (Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Kristus Melakukan Pekerjaan Penghakiman dengan Menggunakan Kebenaran")."
Setelah membaca firman Tuhan, saudari itu mempersekutukan firman tersebut dengan berkata, "Melalui firman Tuhan kita memahami bahwa selama menjalankan pekerjaan penghakiman pada akhir zaman, Tuhan Yang Mahakuasa menggunakan banyak aspek kebenaran untuk menyingkapkan dan membedah manusia; Dia menggunakan firman untuk menyingkapkan hakikat manusia yang rusak dan kebenaran tentang kerusakan manusia, untuk menghakimi natur Iblis kita yang menentang dan mengkhianati Tuhan, dan mentahirkan segala macam kerusakan yang berada di dalam diri kita. Contoh kerusakan tersebut misalnya, manusia dipenuhi dengan gagasan dan imajinasi tentang pekerjaan Tuhan, mengukur pekerjaan Tuhan dengan menganggap gagasan kita sendiri sebagai kebenaran, dan menghakimi Tuhan, mengutuk Tuhan serta menentang Tuhan sekehendak kita. Contoh lain adalah, walaupun kita mungkin percaya kepada Tuhan, kita sebenarnya tidak berbeda dengan orang tidak percaya; kita semua mengejar ketenaran dan kekayaan serta bersedia membayar berapa pun harganya untuk itu, tetapi tidak seorang pun yang hidup untuk memuaskan Tuhan. Pandangan kita tentang banyak hal juga tidak sesuai dengan Tuhan, seperti keyakinan kita bahwa asalkan kita percaya kepada Tuhan, maka kita akan diselamatkan, dan bahwa ketika Tuhan datang, kita akan diangkat ke dalam kerajaan surga, padahal Tuhan sebenarnya mengatakan bahwa hanya dengan mengikuti kehendak Tuhanlah manusia dapat memasuki kerajaan surga. Ini hanyalah beberapa contoh dari kerusakan yang tersembunyi di dalam diri kita. Melalui penghakiman dan hajaran Tuhan, watak yang rusak ini, pandangan dan cara berpikir yang keliru ini, dan dalil kehidupan Iblis akan ditahirkan dan diubahkan, dan kita akan menjadi benar-benar taat kepada Tuhan. Pada saat yang sama, melalui penghakiman dan hajaran Tuhan, kita juga jadi dapat menyadari bahwa watak benar Tuhan tidak menoleransi pelanggaran oleh manusia, kita jadi mengetahui orang seperti apa yang dikasihi Tuhan, orang seperti apa yang dibenci Tuhan, kita jadi memahami maksud Tuhan untuk menyelamatkan manusia, kita jadi memiliki sikap hormat kepada Tuhan, dan kita jadi tahu cara mengejar kebenaran dan melaksanakan tugas kita dengan benar untuk mendapatkan pujian Tuhan. Lewat mengalami dan menerapkan firman Tuhan, kita jadi memahami banyak kebenaran. Contohnya, kita jadi mengetahui apa artinya memiliki iman kepada Tuhan, apa artinya benar-benar memperoleh keselamatan, apa artinya menaati dan mengasihi Tuhan, dan apa artinya mengikuti kehendak Tuhan, dan seterusnya. Watak kita yang rusak semuanya akan berubah sampai ke berbagai tingkat, dan pandangan hidup serta nilai-nilai kita juga akan diubahkan. Ini adalah pekerjaan penghakiman dan hajaran yang dilakukan Tuhan dalam diri kita, dan engkau juga bisa mengatakan bahwa itu adalah keselamatan oleh kasih Tuhan. Jadi, hanya dengan menerima penghakiman di hadapan takhta Kristus akhir zaman—Tuhan Yang Mahakuasa—kita dapat memperoleh kebenaran, dan baru pada saat itulah kita mampu melepaskan diri dari dosa, ditahirkan dan memperoleh keselamatan penuh. Saudari, apakah kau dapat memahami persekutuan ini?"
Melalui membaca firman Tuhan dan melalui persekutuan saudari itu, aku akhirnya memahami pekerjaan Tuhan dan kehendak-Nya. Aku mengangguk, merasa sangat terharu, dan aku berkata, "Syukur kepada Tuhan! Melalui mendengarkan firman Tuhan yang Mahakuasa, aku jadi mengerti bahwa, pada akhir zaman, Tuhan menggunakan kebenaran firman-Nya untuk melakukan pekerjaan menghakimi dan mentahirkan manusia. Pengejaran masa laluku sangat samar dan tidak realistis. Sekarang aku mengerti bahwa hanya dengan menerima pekerjaan penghakiman dan hajaran Tuhan pada akhir zaman barulah manusia akan dapat ditahirkan oleh Tuhan, memperoleh keselamatan penuh, dan masuk ke dalam kerajaan surga. Tuhan Yang Mahakuasa adalah Tuhan Yesus yang datang kembali! Aku bersedia menerima pekerjaan Tuhan Yang Mahakuasa pada akhir zaman dan menerima penghakiman dan hajaran firman Tuhan sehingga watakku yang rusak suatu hari nanti akan segera diubahkan." Setelah mendengar aku mengatakan ini, saudari itu tersenyum bahagia, dan terus menerus bersyukur kepada Tuhan.
Firman Tuhan Yang Mahakuasa membebaskanku dari gagasan yang kusimpan di dalam pikiranku, dan menunjukkan kepadaku cara untuk membuang watakku yang rusak dan ditahirkan. Aku merasa bahwa arah dan tujuanku dalam mengejar keselamatan penuh sekarang sudah jelas, dan rohku terasa terang, mantap, dan terbebaskan. Ketika aku menatap keluar melalui jendela, aku memperhatikan betapa terang dan cerahnya langit pada hari itu. Aku berlutut di lantai dan berdoa kepada Tuhan: "Ya Tuhan, aku bersyukur kepada-Mu. Menjadi cukup beruntung untuk menyambut kedatangan-Mu kembali dan melihat penampakan-Mu di masa hidupku adalah berkat yang luar biasa! Namun aku buta dan tidak tahu apa-apa, karena aku percaya pada kabar bohong yang disebarkan oleh para pendeta dan penatua, aku berpegang teguh pada gagasan dan imajinasiku, dan aku hampir kehilangan keselamatan kekalku. Ya Tuhan, aku begitu bodoh dan mati rasa! Aku mau bertobat, dan aku menghargai kesempatan yang sangat langka ini untuk memperoleh keselamatan penuh. Aku juga mau membawa lebih banyak saudara-saudari ke hadirat-Mu sehingga mereka dapat memperoleh keselamatan-Mu! Amin!"