Mengapa Aku Tidak Bisa dengan Tenang Menerima Tugasku

02 Maret 2025

Pada akhir Maret 2023, para pemimpin memintaku untuk mengawasi pekerjaan pembersihan gereja. Aku merasa sangat tertekan ketika mereka menyampaikan hal ini, dan aku pun berpikir, "Aku memiliki pemahaman yang dangkal tentang kebenaran dan kurang mampu menilai. Jika aku tidak bisa melakukan pekerjaan yang sesungguhnya, aku mungkin akan segera diberhentikan. Hal itu akan sangat memalukan! Menjadi anggota tim membawa tanggung jawab yang lebih sedikit dan ada pengawas yang meninjau segala hal, jadi peluang untuk melakukan kesalahan pun lebih kecil. Jika aku menjadi pengawas, beban kerjanya akan lebih besar, dan begitu aku melakukan kesalahan, itu bisa menunda pekerjaan, atau, lebih buruk, mengarah pada tuduhan dan hukuman yang tidak adil. Hal itu akan menjadi pelanggaran serius! Pelaksanaan tugas bertujuan sebagai sarana untuk mempersiapkan perbuatan baik, tetapi jika aku melanggar terlalu banyak, maka aku akan mendapatkan hukuman ringan berupa pemecatan dan penghinaan, dan dalam kasus yang lebih buruk, aku bahkan mungkin akan dikeluarkan dari gereja. Akankah aku masih memiliki kesudahan dan tempat tujuan yang baik nantinya?" Dengan memikirkan hal ini, aku hanya memberikan alasan untuk menolak peran tersebut dengan mengatakan bahwa jalan masuk kehidupanku dangkal, dan aku tidak mampu melaksanakan tugas ini. Pemimpin tidak berkata banyak tetapi menyuruhku untuk terus berusaha. Beberapa hari setelah itu, aku merasa terbebani setiap kali memikirkan kata-kata pemimpin itu. Kebetulan pada saat itu, aku mengalami masalah dalam menilai perilaku seseorang. Aku hanya melihat konsekuensi berat dari perbuatan jahatnya dan melabeli dia sebagai orang jahat tanpa menilai esensi natur atau perilaku konsistennya. Baru kemudian aku sadar bahwa meskipun orang ini telah melakukan beberapa perbuatan jahat, dia bukanlah orang jahat. Kejadian ini membuat hatiku makin sedih. Kesalahanku ini hampir membahayakan seseorang dan mengganggu pekerjaan pembersihan. Kemampuan penilaianku memang sangat kurang. Jika aku menjadi pengawas dan melakukan kesalahan lagi, bukankah aku justru akan makin banyak melakukan pelanggaran? Kemudian aku teringat akan Saudari Lin Fang, pengawas yang baru saja diberhentikan karena dia tidak melaksanakan tugas dengan baik dan gagal mengawasi dan mengatur pekerjaan. Dua pengawas yang menjabat sebelum Saudari Lin Fang akhirnya dikeluarkan dari gereja karena mereka telah melakukan terlalu banyak perbuatan jahat. Hal ini membuatku makin merasa bahwa menjadi pengawas terlalu berisiko, dan jika aku tidak melaksanakan tugas dengan baik, aku akan segera diberhentikan atau disingkirkan. Rasanya lebih aman menjadi anggota tim. Namun menolak tugas secara langsung juga tidak tepat, jadi aku merasa bimbang. Selama beberapa hari berikutnya, aku terus memikirkan hal-hal ini, aku merasa sangat tertekan, dan keadaan hatiku terdampak. Aku berdoa kepada Tuhan dan mencari bimbingan dari-Nya.

Pada saat teduhku, aku membaca sebuah artikel kesaksian pengalaman, di mana seorang protagonis terus membuat alasan dan menolak tugas karena ia memikirkan harga diri dan kepentingannya, tetapi kemudian, ia menyadari bahwa tugas datang dengan kedaulatan dan pengaturan Tuhan, dan Tuhan mengetahui sikapnya terhadap tugas-tugas itu, dan dia perlu tunduk terlebih dahulu. Aku juga perlu memahami kebenaran tentang ketundukan kepada Tuhan terlebih dahulu. Jadi, aku mencari bagian yang relevan dari firman Tuhan. Aku membaca bahwa firman Tuhan berkata: "Ketika Nuh melakukan seperti yang Tuhan perintahkan, ia tidak tahu apa maksud Tuhan. Ia tidak tahu apa yang ingin Tuhan capai. Tuhan hanya memberinya perintah dan memerintahkannya untuk melakukan sesuatu, dan tanpa banyak penjelasan, Nuh langsung melakukannya. Ia tidak mencoba untuk diam-diam mencari tahu keinginan Tuhan, ia juga tidak menentang Tuhan ataupun menunjukkan ketidaktulusan. Ia hanya pergi dan melakukannya sesuai perintah dengan hati yang murni dan sederhana. Apa pun yang Tuhan suruh ia lakukan, ia melakukannya, dan tunduk serta mendengarkan firman Tuhan mendukung kepercayaannya dalam apa yang ia lakukan. Tanpa banyak berpikir dan sesederhana itulah ia menangani apa yang Tuhan percayakan. Esensinya—esensi tindakannya adalah ketundukan, tidak menebak-nebak, tidak menentang, dan terlebih lagi tidak memikirkan kepentingan pribadinya sendiri dan untung ruginya. Lebih jauh lagi, ketika Tuhan berkata Ia akan menghancurkan dunia dengan air bah, Nuh tidak bertanya kapan atau bertanya apa yang akan terjadi dengan segalanya, dan yang pasti ia tidak menanyakan kepada Tuhan bagaimana Ia akan menghancurkan dunia. Ia hanya melakukan seperti yang Tuhan perintahkan. Bagaimanapun Tuhan ingin itu dibuat dan dibuat dengan apa, ia melakukan persis seperti yang Tuhan minta dan juga mulai bertindak segera setelah diperintahkan. Ia bertindak sesuai dengan instruksi Tuhan dengan sikap yang ingin memuaskan hati Tuhan" (Firman, Jilid 2, Tentang Mengenal Tuhan, "Pekerjaan Tuhan, Watak Tuhan, dan Tuhan itu Sendiri I"). Dari membaca firman Tuhan, aku menyadari bahwa kemampuan untuk taat dalam situasi apa pun adalah hal yang Tuhan tuntut dari umat-Nya dan ini adalah nalar yang harus dimiliki makhluk ciptaan. Aku menyadari bahwa Nuh memiliki hati yang murni dalam pendekatannya terhadap amanat Tuhan. Dia hanya taat dan tunduk. Dia tidak mempertimbangkan berapa banyak kesulitan yang mungkin dihadapinya dalam membangun bahtera, atau tanggung jawab apa yang harus dia tanggung jika itu tidak selesai dengan baik. Dia hanya ingin mempertimbangkan maksud Tuhan, untuk membangun bahtera sesuai dengan permintaan Tuhan secepat mungkin, agar kehendak Tuhan dapat terlaksana. Namun ketika tugas datang padaku, pikiranku begitu rumit, dan aku terus berpikir tentang kesulitan-kesulitan, masa depan, dan tempat tujuanku. Aku berpikir bahwa menjadi pengawas terlalu berisiko dan akan membuatku rentan untuk melanggar, dan jika aku melakukan terlalu banyak pelanggaran, aku tidak akan memiliki kesudahan yang baik. Dengan pikiran-pikiran ini, aku merasa tidak bisa tunduk sama sekali, dan aku terus ingin mencari alasan untuk menghindari tugas ini. Saat memikirkan hal ini, aku merasa sangat malu. Aku sudah percaya kepada Tuhan selama bertahun-tahun, tetapi masih kurang dalam ketundukan dasar. Aku benar-benar tidak memiliki kenyataan kebenaran sama sekali. Aku tidak bisa terus seperti ini. Meskipun aku memiliki kesulitan dan kekhawatiran, aku harus pertama-tama tunduk dan menjalankan tugas ini.

Kemudian, aku membaca satu bagian lain dari firman Tuhan dan mendapatkan pemahaman tentang kondisiku. Tuhan berfirman: "Dengan menilai sikap antikristus terhadap Tuhan, lingkungan dan orang lain, peristiwa, serta hal-hal yang diatur oleh Tuhan, terhadap penyingkapan dan disiplin Tuhan atas mereka, dan sebagainya, apakah mereka memiliki niat sedikit pun untuk mencari kebenaran? Apakah mereka memiliki niat sedikit pun untuk tunduk kepada Tuhan? Apakah mereka memiliki iman sedikit pun bahwa semua ini bukan kebetulan melainkan berada di bawah kedaulatan Tuhan? Apakah mereka memiliki pemahaman dan kesadaran ini? Jelas tidak. Akar kewaspadaan mereka dapat dikatakan berasal dari keraguan mereka terhadap Tuhan. Akar dari kecurigaan mereka terhadap Tuhan juga dapat dikatakan berasal dari keraguan mereka terhadap Tuhan. Hasil dari pemeriksaan mereka terhadap Tuhan membuat mereka semakin mencurigai Tuhan, dan pada saat yang sama semakin waspada terhadap Tuhan. Dengan menilai berbagai pemikiran dan sudut pandang yang dihasilkan dari pemikiran antikristus, serta berbagai pendekatan dan perilaku yang dihasilkan di bawah dominasi pemikiran dan sudut pandang ini, orang-orang ini sangat tidak masuk akal; mereka tidak mampu memahami kebenaran, mereka tidak mampu mengembangkan iman sejati kepada Tuhan, mereka tidak mampu benar-benar percaya dan mengakui keberadaan Tuhan, serta mereka tidak mampu percaya dan mengakui bahwa Tuhan berdaulat atas seluruh ciptaan, bahwa Dia berdaulat atas segala sesuatu. Semua ini karena esensi watak jahat mereka" (Firman, Jilid 4, Menyingkapkan Antikristus, Lampiran Lima (Bagian Dua)). Dari firman Tuhan, aku melihat bahwa para antikristus tidak memercayai kebenaran Tuhan ketika sesuatu terjadi. Alih-alih mencari kebenaran untuk memahami watak Tuhan, mereka menggunakan gagasan dan imajinasi manusia, serta falsafah Iblis, untuk menganalisis pekerjaan Tuhan dan situasi yang Dia atur. Oleh karena itu, mereka menjadi mewaspadai dan salah memahami Tuhan. Hal ini disebabkan oleh natur jahat dari para antikristus. Ketika aku memeriksa diriku sendiri berdasarkan firman Tuhan, aku menyadari bahwa keadaanku sama. Saat melihat bahwa tiga pengawas sebelumnya telah diberhentikan dan disingkirkan, aku tidak mencari kebenaran, tidak mempertimbangkan mengapa mereka gagal, atau memperoleh kemampuan menilai dan mengambil pelajaran dari kegagalan mereka. Sebaliknya, aku menjadi bersikap waspada, hidup dengan falsafah Iblis seperti "Kehati-hatian adalah pangkal keselamatan", dan "Makin tinggi mendaki, makin keras jatuhnya" Aku merasa bahwa menjadi pengawas terlalu berisiko, dan jika aku menyebabkan tuduhan dan hukuman yang salah, ini akan menjadi pelanggaran besar dan aku tidak akan memiliki kesudahan atau tempat tujuan yang baik. Aku pikir aku harus melindungi diri sendiri dan menghindari risiko, jadi aku terus membuat alasan untuk menghindari tugas ini. Kemudian, aku merenung, "Apa maksud Tuhan dengan memberiku tugas ini? Tugas mengawasi pekerjaan pembersihan memang tanggung jawab yang berat, tetapi itu akan memungkinkan aku untuk mengenali berbagai jenis orang jahat, antikristus, dan pengikut yang bukan orang percaya, yang akan membantuku berkembang dengan cepat dalam menilai orang. Selain itu, menjadi pengawas akan melibatkan penanganan banyak masalah, dan ini akan mendorongku untuk mencari prinsip-prinsip kebenaran terkait serta memperlengkapiku dengan kebenaran, menjadikannya kesempatan yang sangat bagus untuk berlatih. Namun bukannya mencari kebenaran dalam masalah ini, aku selalu berpikir bahwa menjadi pengawas berarti memikul tanggung jawab yang lebih besar dan bahwa aku akan lebih cepat tersingkap dan tersingkir, jadi aku penuh kecurigaan dan kewaspadaan terhadap Tuhan. Aku benar-benar telah melukai hati Tuhan!"

Lalu aku memikirkan satu bagian firman Tuhan: "Bahwa Tuhan itu benar dan adil bagi semua orang. Tuhan tidak melihat bagaimana keadaanmu sebelumnya atau bagaimana tingkat pertumbuhanmu saat ini, Dia melihat apakah engkau mengejar kebenaran dan apakah engkau menempuh jalan mengejar kebenaran atau tidak. ... Tuhan mengizinkanmu tersandung, gagal, dan melakukan kesalahan. Tuhan akan memberimu kesempatan dan waktu untuk memahami kebenaran, menerapkan kebenaran, secara bertahap memahami maksud-maksud-Nya, melakukan segala sesuatu berdasarkan maksud-maksud-Nya, benar-benar tunduk kepada Tuhan, dan memiliki kenyataan kebenaran yang Tuhan tuntut untuk orang miliki. Namun, siapakah orang yang paling Tuhan benci? Itu adalah orang yang, meskipun mengetahui kebenaran di dalam hatinya, mereka menolak untuk menerimanya, apalagi menerapkannya. Sebaliknya, mereka tetap hidup berdasarkan falsafah Iblis, tetapi menganggap diri mereka cukup baik dan tunduk kepada Tuhan sambil juga berusaha menyesatkan orang lain dan mendapatkan kedudukan di rumah Tuhan. Tuhan benci orang seperti ini, mereka adalah antikristus. Meskipun setiap orang memiliki watak yang rusak, tindakan ini memiliki natur yang berbeda. Itu bukanlah watak rusak biasa atau perwujudan kerusakan biasa; sebaliknya, engkau secara sadar dan keras kepala menentang Tuhan sampai akhir. Engkau tahu bahwa Tuhan itu ada, engkau percaya kepada Tuhan, tetapi engkau dengan sengaja memilih untuk menentang-Nya. Ini bukanlah memiliki gagasan tentang Tuhan dan masalah kesalahpahaman; sebaliknya engkau dengan sengaja menentang Tuhan sampai akhir. Dapatkah Tuhan menyelamatkan orang yang seperti ini? Tuhan tidak akan menyelamatkanmu. Engkau adalah musuh Tuhan, yang berarti engkau adalah setan dan Iblis. Masih dapatkah Tuhan menyelamatkan setan dan Iblis?" (Firman, Jilid 3, Pembicaraan Kristus Akhir Zaman, "Dalam Kepercayaan kepada Tuhan, yang Terpenting adalah Menerapkan dan Mengalami Firman-Nya"). Dari firman Tuhan, aku menyadari bahwa Tuhan adil kepada manusia. Tuhan tidak menyingkirkan orang karena kesalahan atau kegagalan sesaat, melainkan menyingkapkan dan menyingkirkan orang yang terus menolak kebenaran dan dengan keras kepala menentang-Nya. Aku memikirkan bagaimana kurangnya pemahamanku akan kebenaran telah membuatku melakukan kesalahan dalam menilai orang, tetapi tidak ada yang berusaha meminta pertanggunganjawabku atau menghentikanku melaksanakan tugas ini karenanya. Tuhan menggunakan kesalahanku untuk memperlengkapiku dengan kebenaran dalam menilai orang jahat untuk menutupi kekuranganku. Aku berpikir lebih lanjut tentang mengapa Lin Fang gagal. Baru-baru ini, aku mendengarnya berbicara tentang niatnya yang salah dalam melaksanakan tugasnya. Ketika dia melihat hasil pekerjaan yang buruk, dia mengalihkan pekerjaan itu kepada patner yang bekerja bersama dengannya, dan tidak mengambil tanggung jawab sendiri. Ketika pemimpin tingkat atas mempersekutukan dan mengoreksinya, dia terus membuat alasan dan berusaha membela dirinya, dan menolak untuk merenungkan dan memahami dirinya sendiri terkait masalah-masalah ini. Lin Fang diberhentikan bukan karena kesalahannya, tetapi terutama karena dia menolak menerima kebenaran dan tidak bertanggung jawab. Ada juga dua pengawas lainnya. Yang satu memiliki watak congkak, otoriter, dan selalu ingin memegang seluruh otoritas, dan ketika orang lain tidak mendengarkannya, dia akan mencoba untuk menekan dan menyiksa mereka. Pengawas lainnya selalu mengejar reputasi dan status, menekan dan mengucilkan mereka yang punya pendapat berbeda. Keduanya berjalan di jalan seorang antikristus dan diusir karena banyak perbuatan jahat mereka. Aku menyadari bahwa Tuhan itu benar dan bahwa Dia tidak mengusir atau mengeluarkan orang hanya karena mereka membuat kesalahan dalam tugas mereka, tetapi berdasarkan sikap orang terhadap kebenaran dan Tuhan, serta jalan yang mereka jalani. Dari perilaku mereka yang konsisten, terlihat jelas bahwa esensi natur mereka adalah muak dan benci akan kebenaran, dan bahwa mereka hanya mengejar reputasi serta status tanpa melindungi pekerjaan gereja sama sekali, yang menyebabkan Tuhan menyingkapkan dan menyingkirkan mereka. Namun aku berpikir bahwa mereka yang memiliki status atau tanggung jawab besar lebih mungkin untuk disingkapkan dan disingkirkan, sementara seorang saudara atau saudari biasa, dengan tugas yang lebih sedikit, akan lebih sedikit melakukan pelanggaran karena hal yang terlibat juga lebih sedikit, sehingga terhindar dari disingkapkan dan disingkirkan. Namun itu hanya gagasan dan imajinasiku. Aku selalu mewaspadai Tuhan dan menghindari tugasku. Meskipun aku tidak melakukan pelanggaran, jika aku tidak mengejar kebenaran, watakku yang rusak tidak akan dibersihkan atau diubah, dan aku tidak akan menerima keselamatan, dan pada akhirnya, aku tetap tidak akan memiliki kesudahan yang baik. Dengan pemikiran ini, aku menjadi bersedia menerima tugas ini. Tuhan mengizinkan penyimpangan dan masalah dalam tugas seseorang, dan selama seseorang dapat mencari kebenaran setelahnya, merenungkan diri, dan segera memperbaiki penyimpangan tersebut, Tuhan akan terus membimbingnya. Ketika aku memikirkannya, aku menyadari bahwa aku sudah cukup lama menjalankan pekerjaan pembersihan, dan bahwa aku telah memahami beberapa prinsip dalam membedakan orang. Pekerjaan gereja sangat mendesak dan membutuhkan orang-orang untuk bekerja sama, jadi aku harus mempertimbangkan niat Tuhan dan melakukan yang terbaik untuk melakukan pekerjaan pembersihan, karena ini adalah alasan dan ketundukan yang harus aku miliki. Namun pikiranku hanya dipenuhi dengan pemikiran tentang kepentingan, hasil, dan tempat tujuanku sendiri. Aku begitu egois dan tercela!

Kemudian, aku membaca lebih banyak firman Tuhan: "Dalam hal apakah memperlakukan pengejaran berkat sebagai tujuan itu salah? Ini sepenuhnya bertentangan dengan kebenaran dan tidak sesuai dengan maksud Tuhan untuk menyelamatkan manusia. Karena diberkati bukan tujuan yang tepat untuk dikejar orang, lalu apa tujuan yang tepat? Mengejar kebenaran, mengejar perubahan watak, dan mampu tunduk pada semua pengaturan dan penataan Tuhan: inilah tujuan yang harus orang kejar. Katakanlah, sebagai contoh, dipangkas menyebabkanmu memiliki gagasan dan kesalahpahaman, dan engkau menjadi tidak mampu tunduk. Mengapa engkau tidak mampu tunduk? Karena engkau merasa bahwa tempat tujuan atau impianmu untuk diberkati telah ditantang. Engkau menjadi negatif dan kesal, dan ingin meninggalkan tugasmu. Apa penyebab hal ini? Ada masalah dengan pengejaranmu. Jadi bagaimana memecahkan masalah ini? Sangatlah penting untuk engkau segera meninggalkan pemikiran yang salah ini, dan segera mencari kebenaran untuk memecahkan masalah watak rusakmu. Engkau harus berkata kepada diri sendiri, 'Aku tidak boleh berhenti, aku harus tetap melaksanakan dengan baik tugas yang seharusnya dilakukan oleh makhluk ciptaan Tuhan, dan mengesampingkan keinginanku untuk diberkati.' Ketika engkau melepaskan keinginan untuk diberkati dan engkau menempuh jalan mengejar kebenaran, beban akan terangkat dari pundakmu. Akankah engkau masih negatif? Meski ada kalanya engkau masih bersikap negatif, jangan biarkan hal ini mengekangmu, dan dalam hatimu, engkau tetap berdoa dan berjuang, mengubah tujuan pengejaranmu, dari mengejar berkat dan memiliki tempat tujuan, menjadi pengejaran akan kebenaran, dan engkau harus menganggap dalam hatimu, 'Mengejar kebenaran adalah tugas makhluk ciptaan Tuhan. Bisa memahami kebenaran tertentu pada zaman sekarang—tidak ada tuaian yang lebih besar daripada itu, ini adalah berkat yang paling luar biasa. Bahkan seandainya Tuhan tidak menginginkan aku, dan aku tidak memiliki tempat tujuan yang baik, dan harapanku untuk diberkati musnah, aku akan tetap melaksanakan tugasku dengan benar, aku wajib melakukannya. Apa pun alasannya, itu tidak akan memengaruhi pelaksanaan tugasku, tidak akan memengaruhi pencapaianku dalam melaksanakan amanat Tuhan; ini adalah prinsip hidupku.' Dan dalam hal ini, bukankah engkau sudah melepaskan dirimu dari kekangan daging?" (Firman, Jilid 3, Pembicaraan Kristus Akhir Zaman, "Hanya di dalam Menerapkan Kebenaran Terdapat Jalan Masuk Kehidupan"). "Tidak ada hubungan antara tugas manusia dan apakah dia menerima berkat atau menderita kemalangan. Tugas adalah apa yang manusia harus penuhi; itu adalah panggilan surgawinya, dan seharusnya tidak bergantung pada imbalan jasa, kondisi, atau nalar. Baru setelah itulah dia bisa dikatakan melakukan tugasnya. Menerima berkat mengacu pada ketika seseorang disempurnakan dan menikmati berkat Tuhan setelah mengalami penghakiman. Menderita kemalangan mengacu pada ketika watak seseorang tidak berubah setelah mereka mengalami hajaran dan penghakiman; mereka tidak mengalami proses disempurnakan tetapi dihukum. Namun terlepas dari apakah mereka menerima berkat atau menderita kemalangan, makhluk ciptaan harus memenuhi tugasnya, melakukan apa yang seharusnya dilakukan, dan melakukan apa yang mampu dilakukannya; inilah yang setidaknya harus dilakukan oleh orang yang mengejar Tuhan. Engkau tidak seharusnya melakukan tugasmu hanya untuk menerima berkat, dan engkau tidak seharusnya menolak untuk bertindak karena takut mengalami kemalangan. Kuberitahukan satu hal kepadamu: pelaksanaan tugas manusia adalah apa yang harus dia lakukan, dan jika dia tidak mampu melaksanakan tugasnya, maka ini adalah pemberontakannya. Melalui proses melakukan tugasnyalah manusia secara berangsur-angsur akan diubahkan, dan melalui proses inilah dia menunjukkan kesetiaannya. Karena itu, semakin banyak tugas yang mampu kaulakukan, semakin banyak kebenaran yang akan kauterima, dan akan semakin nyata pengungkapanmu. Orang-orang yang hanya melakukan tugas dengan sekadarnya dan tidak mencari kebenaran pada akhirnya akan disingkirkan, karena orang-orang semacam itu tidak melakukan tugas mereka dalam menerapkan kebenaran, dan tidak menerapkan kebenaran dalam pelaksanaan tugasnya. Orang-orang semacam itu tetap tidak berubah dan akan menderita kemalangan. Tidak hanya pengungkapan mereka yang tidak murni, tetapi segala sesuatu yang mereka ungkapkan juga jahat" (Firman, Jilid 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Perbedaan antara Pelayanan Tuhan yang Berinkarnasi dan Tugas Manusia"). Dari firman Tuhan, aku menyadari bahwa terlepas dari apakah seseorang menerima berkat atau mengalami kemalangan, adalah hal yang sepenuhnya wajar dan dapat dibenarkan bagi makhluk ciptaan untuk melaksanakan tugas mereka. Karena orang mengikuti Tuhan, mereka seharusnya melaksanakan tanggung jawab mereka, karena inilah cara untuk menjalani hidup yang berharga dan bermakna. Maksud Tuhan adalah agar manusia masuk ke dalam kenyataan kebenaran melalui tugas mereka. Dalam melaksanakan tugas seseorang, berbagai watak rusak akan tersingkap, dan banyak kekurangan akan terungkap. Melalui kesempatan ini, seseorang dapat mencari kebenaran dan merenungkan dirinya sendiri, dengan demikian menjadi suci dan berubah. Meskipun aku sekarang menghadapi kesulitan dalam pelatihan sebagai pengawas, aku bisa lebih mengandalkan Tuhan, fokus untuk mencari kebenaran, melaksanakan tugasku sesuai prinsip, melaksanakan tanggung jawabku, dan menunjukkan kesetiaanku. Jika setelah periode pelatihan, aku akhirnya dialihkan karena kualitas kemampuanku yang tidak memadai, aku tidak akan menyesal.

Ke depannya, saat aku menjalankan tugas sebagai pengawas, baik saat aku menghadapi kesulitan maupun mengalami penyimpangan dalam tugasku, aku melihatnya sebagai kesempatan yang baik untuk memperoleh kebenaran, bersekutu tentang dan merangkum hal-hal ini dengan saudara-saudari, serta mencari prinsip-prinsip kebenaran yang relevan. Secara bertahap, kebenaran yang sebelumnya tidak aku pahami menjadi lebih jelas, dan aku membuat beberapa kemajuan. Aku tidak lagi berjaga-jaga terhadap Tuhan, dan aku hanya ingin secara nyata mengambil pelajaran dalam setiap situasi yang Tuhan atur. Aku bersyukur kepada Tuhan karena mengizinkanku memperoleh keuntungan nyata dan mendapatkan beberapa wawasan nyata.

Penderitaan akan berakhir dan air mata akan berhenti. Percayalah kepada Tuhan bahwa Dia mendengar permohonan kita dalam penderitaan kita, dan Dia ingin menyelamatkan kita dari penderitaan. Hubungi kami untuk memahami kabar baik tentang keselamatan Tuhan.

Konten Terkait

Kurangi Ukuran Huruf
Tambah Ukuran Huruf
Masuk Layar Penuh
Keluar Layar Penuh