Kecongkakan Mendahului Kejatuhan
Oleh Saudari Xin Jie, TiongkokTuhan Yang Mahakuasa berkata: "Kecongkakan adalah akar dari watak manusia yang rusak. Semakin congkak...
Kami menyambut semua pencari yang merindukan penampakan Tuhan!
Pada musim gugur tahun 2011, aku bertemu penduduk sedesaku bernama Fang Min, yang memiliki kemanusiaan yang baik dan sangat baik hati. Dia telah percaya kepada Tuhan selama lebih dari 20 tahun, selalu menghadiri pertemuan dan membaca Alkitab. Dia orang percaya yang sungguh-sungguh, jadi aku ingin memberitakan Injil Tuhan Yang Mahakuasa pada akhir zaman kepadanya. Saat itu, aku belum lama percaya kepada Tuhan, dan kebenaran yang kupahami masih sangat sedikit, jadi aku meminta seorang saudari bernama Song Jiayin untuk bersaksi tentang pekerjaan Tuhan pada akhir zaman kepada Fang Min. Lewat persekutuan tentang pekerjaan Tuhan pada akhir zaman dan dengan membaca firman-Nya, Fang Min langsung memutuskan untuk menyelidikinya lebih lanjut. Saat itu, aku merasa sangat senang. Namun, beberapa hari kemudian, saat aku mengunjungi Fang Min, dia memberitahuku bahwa dia tak ingin meneruskan penyelidikannya. Dia berkata, "Aku membaca firman Tuhan Yang Mahakuasa dan merasa firman itu bagus, jadi aku menelepon ibuku dan menyampaikan kabar baik tentang kedatangan Tuhan kembali. Ibuku berkata bahwa kau memercayai Kilat dari Timur, dan bahwa aku tak boleh memercayainya. Pengkhotbah kami sering berkata, firman dan pekerjaan Tuhan telah tercantum seluruhnya di dalam Alkitab, dan tak ada firman dan pekerjaan Tuhan di luar Alkitab. Mereka berkata khotbah Kilat dari Timur menyimpang dari Alkitab, dan itu tidak mungkin merupakan kedatangan Tuhan kembali." Aku sadar bahwa Fang Min telah disesatkan dan diganggu oleh ibunya dan para pengkhotbah di gerejanya, jadi aku berkata dengan cemas, "Jika orang-orang agamawi meyakini bahwa firman dan pekerjaan Tuhan telah tercantum dalam Alkitab, dan tak ada firman dan pekerjaan Tuhan di luar Alkitab, bukankah ini membatasi Tuhan dengan menggunakan apa yang tercantum dalam Kitab Suci? Mungkinkah Tuhan tak mampu melakukan pekerjaan baru di luar Alkitab, dan tak mampu mengucapkan firman yang baru? Tuhan adalah Sang Pencipta, sumber kehidupan. Dia begitu Mahakuasa, bijaksana, dan berkelimpahan. Dapatkah Alkitab merepresentasikan keseluruhan Tuhan? Bagaimana bisa firman dan pekerjaan Tuhan hanya hal-hal yang dicatat dalam Alkitab? Pekerjaan Tuhan selalu baru dan tak pernah usang. Setiap tahap pekerjaan-Nya dibangun di atas tahap pekerjaan sebelumnya, dan Dia melakukan pekerjaan yang lebih baru dan lebih tinggi di setiap tahapnya. Misalnya, pada Zaman Hukum Taurat Perjanjian Lama, Tuhan mengeluarkan hukum Taurat untuk menuntun manusia menjalani kehidupan di bumi. Namun, pada Zaman Kasih Karunia, Tuhan tidak mengulangi pekerjaan pada Zaman Hukum Taurat. Sebaliknya, di atas landasan pekerjaan-Nya pada Zaman Hukum Taurat, Dia melaksanakan pekerjaan penyaliban untuk menebus semua manusia. Apakah pekerjaan yang baru ini tercantum di dalam Perjanjian Lama? Tidak. Mereka yang berpaut pada Perjanjian Lama tidak menerima pekerjaan baru Tuhan Yesus, dan mereka semua ditinggalkan dan disingkirkan oleh Tuhan. Hal yang sama berlaku untuk tahap pekerjaan pada akhir zaman. Berdasarkan rencana-Nya untuk pekerjaan penyelamatan, Tuhan melaksanakan pekerjaan penghakiman sesuai dengan kebutuhan manusia, untuk sepenuhnya menyelesaikan masalah dosa manusia, agar manusia dapat ditahirkan. Hanya dengan mengikuti jejak langkah Anak Domba dan menerima pekerjaan baru Tuhan, barulah kita dapat diselamatkan oleh Tuhan dan masuk ke dalam kerajaan-Nya. Ibumu belum membaca firman baru Tuhan—dia tidak mengerti, itulah sebabnya dia mengatakan hal itu kepadamu. Lebih baik kau menyelidikinya terlebih dahulu. Jangan memutuskan secara membabi buta. Jika kau melewatkan kedatangan Tuhan, kau tak akan lagi memiliki kesempatan untuk diselamatkan Tuhan." Namun, apa pun yang kukatakan, dia tak mau mendengarkannya. Aku ingin mengajak saudari lain untuk menyampaikan persekutuannya kepada Fang Min, tetapi dia tidak setuju. Dia juga berkata dia akan pulang kampung dalam beberapa hari, dan telah membeli tiket kereta. Aku sangat khawatir—dia merasa terganggu dan sudah mulai goyah. Jika kembali ke kampung halamannya, bukankah pendeta dan pengkhotbahnya akan lebih mengganggu dirinya? Namun, Fang Min sudah memutuskan, dan aku tahu dia tak akan mau mendengarkan perkataanku saat itu, jadi aku harus pergi.
Sesampainya di rumah, saat memikirkan betapa kecil harapanku untuk memberitakan Injil kepada Fang Min, karena dia akan pulang kampung, aku merasa imanku begitu kecil, dan memberitakan Injil terlalu berat. Makin dipikirkan, makin kacau perasaanku. Saat aku mulai merasa negatif, aku teringat firman Tuhan: "Pada Zaman Kasih Karunia, Yesus berbelas kasihan dan penuh kasih karunia kepada manusia. Jika satu domba hilang dari seratus, Dia akan meninggalkan yang sembilan puluh sembilan untuk mencari yang satu itu. Kalimat ini tidak mewakili semacam tindakan mekanis, juga bukan sebuah peraturan; melainkan menunjukkan maksud Tuhan yang mendesak untuk menyelamatkan manusia, serta kasih-Nya yang dalam bagi mereka. Ini bukanlah cara untuk melakukan segala sesuatu; ini adalah sejenis watak, sejenis mentalitas" (Firman, Jilid 3, Pembicaraan Kristus Akhir Zaman, "Bagian Tiga"). Firman Tuhan sangat menyentuhku. Bahkan jika hanya satu dari seratus domba yang tersesat, Tuhan akan meninggalkan yang sembilan puluh sembilan untuk mencari satu domba yang hilang tersebut. Aku melihat betapa tulus dan sungguh-sungguhnya keinginan Tuhan untuk menyelamatkan manusia. Tuhan tak ingin kehilangan siapa pun yang sungguh-sungguh percaya kepada-Nya, kasih-Nya kepada manusia sangat besar. Saat merenungkan firman Tuhan, aku merasa malu. Demi menyelamatkan manusia yang rusak, Tuhan datang berinkarnasi ke bumi dan membayar harga yang sangat mahal, dengan harapan bahwa orang yang tulus percaya kepada Tuhan akan datang ke hadapan-Nya dan menerima keselamatan-Nya. Namun, saat aku menghadapi kesulitan dalam memberitakan Injil, aku menjadi negatif, dan ingin mundur. Aku begitu tidak memikirkan maksud Tuhan. Meskipun Fang Min disesatkan dan diganggu, serta memiliki gagasan agamawi, dia adalah orang yang benar-benar percaya kepada Tuhan. Aku harus berusaha sebaik mungkin untuk mempersekutukan kebenaran kepadanya, meluruskan gagasannya, dan membawanya ke hadapan Dia. Itu adalah tugasku. Aku teringat bagian lain firman Tuhan: "Hati dan roh manusia berada di tangan Tuhan, segala sesuatu dalam kehidupannya berada dalam pengamatan mata Tuhan. Entah engkau memercayainya atau tidak, setiap dan segala hal, apakah hidup atau mati, akan berganti, berubah, diperbarui, dan lenyap sesuai dengan pemikiran Tuhan. Begitulah cara Tuhan memimpin segala sesuatu" (Firman, Jilid 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Tuhan adalah Sumber Kehidupan Manusia"). Firman Tuhan memberiku kepercayaan dan kekuatan. Segala sesuatu berada di tangan Tuhan, termasuk pikiran dan gagasan manusia. Di mata manusia, Fang Min sedang diganggu saat ini, akan kembali ke kampung halamannya, dan harapan untuk memberitakan Injil kepadanya sangat tipis. Namun, Tuhan berdaulat atas segalanya. Jika dia adalah domba Tuhan, dia akan mengenal suara Tuhan. Yang bisa kulakukan hanyalah berusaha sebaik mungkin untuk bekerja sama, dan hingga pada akhirnya, aku tak boleh menyerah begitu saja. Setelah menyadari hal ini, aku berdoa kepada Tuhan, "Tuhan! Fang Min telah diganggu dan sekarang tidak berani menyelidiki jalan yang benar. Aku memercayakan dia dalam tangan-Mu. Jika dia adalah domba-Mu, aku akan berusaha sebaik mungkin untuk memberitakan Injil kepadanya." Setelah itu, aku mengetahui bahwa Fang Min yakin keretanya akan berangkat pukul 9:10 malam, tetapi jadwal sebenarnya adalah pukul 09:10 pagi, jadi dia tak bisa pergi. Aku sadar bahwa hati dan jiwa manusia semuanya berada di tangan Tuhan, dan Tuhan-lah yang merancang serta mengatur segalanya. Aku berulang kali bersyukur kepada Tuhan di dalam hatiku, dan aku memiliki lebih banyak kepercayaan dalam memberitakan Injil kepada Fang Min.
Setelah itu, aku pergi menemui Fang Min, dan saat melihatnya masih berpaut pada gagasannya sendiri, aku membacakan untuknya satu bagian firman Tuhan Yang Mahakuasa: "Karena kita sedang mencari jejak langkah Tuhan, sudah seharusnya kita mencari maksud-maksud Tuhan, firman Tuhan, dan perkataan Tuhan—karena, di mana pun ada firman baru yang diucapkan Tuhan, suara Tuhan ada di sana, dan di mana pun ada jejak langkah Tuhan, perbuatan Tuhan ada di sana. Di mana pun ada pengungkapan Tuhan, di sanalah Tuhan menampakkan diri, dan di mana pun Tuhan menampakkan diri, di sanalah jalan, kebenaran, dan hidup ada. Dalam mencari jejak langkah Tuhan, engkau semua telah mengabaikan firman yang mengatakan bahwa 'Tuhan adalah jalan, kebenaran, dan hidup'. Itulah sebabnya, banyak orang, bahkan pada saat mereka menerima kebenaran, tidak percaya bahwa mereka telah menemukan jejak langkah Tuhan, apalagi mengakui penampakan Tuhan. Sungguh kesalahan yang sangat fatal! Penampakan Tuhan tidak dapat diselaraskan dengan gagasan manusia, terlebih lagi, Tuhan tidak dapat menampakkan diri atas permintaan manusia. Tuhan membuat pilihan-pilihan-Nya sendiri dan rencana-rencana-Nya sendiri saat Dia melakukan pekerjaan-Nya; lagipula, Dia memiliki tujuan-tujuan dan cara-cara-Nya sendiri. Apa pun pekerjaan yang dilakukan-Nya, Dia tidak perlu membahasnya dengan manusia atau meminta nasihat manusia, apalagi memberi tahu setiap orang mengenai pekerjaan-Nya. Inilah watak Tuhan, dan itu harus, terlebih lagi, dikenali oleh semua orang. Jika engkau ingin menyaksikan penampakan Tuhan, ingin mengikuti jejak langkah Tuhan, maka engkau harus terlebih dahulu meninggalkan gagasanmu sendiri. Engkau tidak boleh menuntut Tuhan melakukan ini atau itu, apalagi menempatkan-Nya dalam batas-batasmu sendiri dan membatasi-Nya dengan gagasanmu sendiri. Sebaliknya, engkau seharusnya menuntut dirimu sendiri tentang bagaimana engkau harus mencari jejak langkah Tuhan, bagaimana engkau harus menerima penampakan Tuhan, dan bagaimana engkau harus tunduk pada pekerjaan baru Tuhan: inilah yang seharusnya manusia lakukan" (Firman, Jilid 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Lampiran 1: Penampakan Tuhan Telah Mengantarkan Zaman yang Baru"). Setelah membaca firman Tuhan, kusampaikan persekutuanku kepadanya, "Jika kita ingin menyambut kedatangan Tuhan, kembali kita harus belajar melepaskan gagasan kita sendiri. Kau tahu bahwa pemikiran Tuhan melampaui pemikiran manusia. Tuhan tidak bekerja menurut gagasan dan imajinasi manusia. 'Seluruh firman dan pekerjaan Tuhan sudah tercantum dalam Alkitab dan tak ada firman dan pekerjaan Tuhan di luar Alkitab'—adakah dasar bagi pernyataan ini di dalam firman Tuhan? Tidak. Tuhan Yesus tak pernah mengatakan hal ini, Roh Kudus pun tak pernah mempersaksikan hal ini. Jadi, bukankah pernyataan ini didasarkan pada gagasan dan imajinasi manusia? Saat Tuhan Yesus bekerja, orang-orang Farisi tidak melihat seberapa banyak kebenaran yang Tuhan Yesus nyatakan. Sebaliknya, mereka berpaut pada Perjanjian Lama, menganggap firman dan pekerjaan Tuhan Yesus berada di luar Alkitab. Mereka menggunakannya sebagai alasan untuk mengutuk Tuhan Yesus, lalu akhirnya melakukan dosa keji yaitu menyalibkan Dia. Kita harus belajar dari kegagalan orang-orang Farisi! Firman dan pekerjaan Tuhan tak pernah dikekang oleh siapa pun atau apa pun, apalagi oleh Alkitab. Tuhan selalu mengucapkan lebih banyak firman dan melaksanakan lebih banyak pekerjaan baru sesuai dengan rencana pengelolaan-Nya dan kebutuhan manusia. Jadi, untuk meyakini apakah Tuhan Yang Mahakuasa adalah Tuhan Yesus yang datang kembali, kita tak bisa melihatnya dari apakah firman dan pekerjaan Tuhan Yang Mahakuasa berada di luar Alkitab. Kita harus melihatnya dari apakah firman Tuhan Yang Mahakuasa adalah kebenaran dan apakah Tuhan Yang Mahakuasa mampu melakukan pekerjaan menyelamatkan manusia, karena hanya Tuhan yang adalah jalan, kebenaran, dan hidup, dan hanya Tuhan yang mampu menyelamatkan manusia. Kau telah membaca firman Tuhan Yang Mahakuasa, dan kau mengakui otoritas dan kuasa firman-Nya. Terlebih lagi, firman-Nya mengungkapkan rencana pengelolaan Tuhan selama 6.000 tahun, misteri Alkitab, siapa yang bisa masuk ke dalam kerajaan surga, dan tempat tujuan masa depan manusia. Tak ada manusia yang mengetahui misteri kebenaran ini, hanya Tuhan yang bisa mengungkapkannya ...." Namun, sebelum aku menyelesaikan persekutuanku, Fang Min menyela dan tidak membiarkanku bicara lagi. Kupikir itu karena persekutuanku tidak jelas, jadi aku ingin Jiayin menyampaikan lebih banyak persekutuan kepada Fang Min setelah itu, tetapi Fang Min tidak setuju. Aku sangat khawatir. Aku belum lama percaya kepada Tuhan dan baru memahami sedikit kebenaran, dan aku kurang jelas dalam menyampaikan persekutuanku. Aku merasa aku tak mampu menyelesaikan masalah dirinya. Saat menghadapi semua kesulitan itu, aku ingin mundur. Kupikir, "Jika memang tidak bisa, maka aku akan berhenti. Ini terlalu sulit!" Makin kupikirkan, makin negatif perasaanku, dan di perjalanan pulang, aku sama sekali tak termotivasi.
Di pertemuan, saudara-saudari mengetahui keadaanku, dan mereka membacakanku satu bagian firman Tuhan: "Apa maksud kata 'iman'? Iman adalah kepercayaan yang sejati dan hati yang tulus yang harus manusia miliki ketika mereka tidak bisa melihat atau menyentuh sesuatu, ketika pekerjaan Tuhan tidak sesuai dengan gagasan manusia, ketika itu di luar jangkauan manusia. Inilah iman yang Aku maksudkan. Manusia membutuhkan iman selama masa-masa sulit dan selama pemurnian, dan iman adalah sesuatu yang diikuti oleh pemurnian; pemurnian dan iman tidak bisa terpisahkan. Bagaimanapun cara Tuhan bekerja, dan dalam lingkungan seperti apa pun engkau, engkau mampu mengejar kehidupan, dan mencari kebenaran, serta mencari pengetahuan tentang pekerjaan Tuhan, dan memiliki pemahaman tentang tindakan-tindakan-Nya, dan engkau mampu bertindak sesuai kebenaran. Melakukan semua itu adalah arti memiliki iman yang sejati, dan menunjukkan bahwa engkau belum kehilangan iman kepada Tuhan. Engkau hanya dapat memiliki iman yang sejati kepada Tuhan jika engkau mampu untuk teguh mengejar kebenaran melalui pemurnian, jika engkau mampu benar-benar mengasihi Tuhan dan tidak mengembangkan keraguan tentang Dia, jika apa pun yang Dia lakukan, engkau tetap melakukan kebenaran untuk memuaskan-Nya, dan jika engkau mampu mencari maksud-Nya secara mendalam dan memikirkan maksud-Nya" (Firman, Jilid 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Mereka yang Akan Disempurnakan Harus Mengalami Pemurnian"). Setelah membaca firman Tuhan, seorang saudari menyampaikan persekutuannya, "Jika kita negatif dan mundur saat menghadapi kesulitan dalam memberitakan Injil, itu terutama karena kita tidak memahami maksud Tuhan. Sebenarnya, Tuhan mengizinkan kita mengalami kesulitan ini agar iman kita dapat disempurnakan dan kita dapat belajar untuk mengandalkan Tuhan, dan di saat bersamaan, melalui semua kesulitan ini, kita mampu memperlengkapi diri dengan kebenaran dan belajar bersaksi tentang pekerjaan Tuhan." Lewat persekutuannya tentang firman Tuhan, aku sadar terdapat maksud baik Tuhan dalam kesulitan yang kita hadapi ketika memberitakan Injil. Tuhan ingin menggunakan ini untuk menyempurnakan iman kita dan membantu kita memahami lebih banyak kebenaran. Namun, saat menghadapi kesulitan, alih-alih mengandalkan Tuhan dan mencari kebenaran guna meluruskan gagasan Fang Min, dan membawanya ke hadapan Tuhan, aku malah terjebak dalam kesulitan, ingin mundur dan menyerah. Aku tak ingin lebih banyak berupaya ataupun membayar lebih banyak harga, dan aku sama sekali tidak memikirkan maksud Tuhan. Saat fakta menyingkapkan diriku, akhirnya aku mengerti bahwa aku sama sekali tidak beriman kepada Tuhan, dan tingkat pertumbuhanku sangat kecil. Aku teringat firman Tuhan: "Semakin manusia bekerja sama, dan semakin mereka mengejar pencapaian standar tuntutan Tuhan, semakin dahsyat pekerjaan Roh Kudus" (Firman, Jilid 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Cara Mengenal Kenyataan"). Benar, semakin orang bekerja sama, semakin banyak mereka memiliki pekerjaan Roh Kudus. Meskipun Fang Min telah percaya kepada Tuhan lebih dari 20 tahun dan memiliki pengetahuan tentang Alkitab, aku memiliki firman Tuhan Yang Mahakuasa. Firman Tuhan adalah kebenaran dan mampu menyelesaikan semua masalah manusia. Setelah memahami hal ini, aku mau dengan sungguh-sungguh mengandalkan Tuhan dan membayar harga untuk berusaha sebaik mungkin meluruskan gagasannya.
Setelah itu, aku mencari saudara-saudari yang memahami kebenaran tentang gagasan yang Fang Min miliki, dan mereka membantuku menemukan firman Tuhan yang berkaitan dengan hal itu. Lalu, aku kembali mengunjungi rumah Fang Min dan membacakan baginya dua bagian firman Tuhan Yang Mahakuasa: "Apakah aturan perlu diterapkan pada pekerjaan Tuhan? Dan haruskah pekerjaan Tuhan selaras dengan nubuatan para nabi? Lagipula, mana yang lebih besar: Tuhan atau Alkitab? Mengapa pekerjaan Tuhan harus selaras dengan Alkitab? Apakah Tuhan tidak punya hak untuk melampaui Alkitab? Tidak bisakah Tuhan meninggalkan Alkitab dan melakukan pekerjaan lain? Mengapa Yesus dan murid-murid-Nya tidak memelihara hari Sabat? Jika Dia harus bertindak berdasarkan hari Sabat dan sesuai dengan perintah-perintah Perjanjian Lama, mengapa Yesus tidak memelihara hari Sabat setelah Dia datang, tetapi malah membasuh kaki, menutup kepala, memecah roti, dan minum anggur? Bukankah semua ini tidak tercantum di dalam perintah Perjanjian Lama? Jika Yesus menghormati Perjanjian Lama, mengapa Dia meninggalkan peraturan ini? Engkau harus mengetahui mana yang ada lebih dahulu, Tuhan atau Alkitab! Sebagai Tuhan atas hari Sabat, tidak bisakah Dia juga menjadi Tuhan atas Alkitab?" (Firman, Jilid 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Tentang Alkitab (1)"). "Jika engkau ingin melihat pekerjaan pada Zaman Hukum Taurat, dan melihat bagaimana bangsa Israel mengikuti jalan Yahweh, engkau harus membaca Perjanjian Lama; jika engkau ingin memahami pekerjaan pada Zaman Kasih Karunia, engkau harus membaca Perjanjian Baru. Namun, bagaimana engkau melihat pekerjaan pada akhir zaman? Engkau harus menerima kepemimpinan Tuhan pada zaman sekarang, dan memasuki pekerjaan pada zaman ini, karena inilah pekerjaan yang baru itu, yang belum pernah dicatat oleh siapa pun dalam Alkitab. Pada zaman ini, Tuhan telah menjadi daging dan memilih orang-orang pilihan lainnya di Tiongkok. Tuhan bekerja di dalam diri orang-orang ini, Dia melanjutkan dari pekerjaan-Nya di bumi, melanjutkan dari pekerjaan pada Zaman Kasih Karunia. Pekerjaan pada zaman sekarang adalah jalan yang belum pernah ditempuh oleh manusia dan belum pernah dilihat oleh siapa pun. Ini adalah pekerjaan yang belum pernah dilakukan sebelumnya—inilah pekerjaan terbaru Tuhan di muka bumi. Jadi, pekerjaan yang belum pernah dilakukan sebelumnya bukanlah sejarah, karena masa kini adalah masa kini, dan belum menjadi masa lalu. Orang-orang tidak tahu bahwa Tuhan telah melakukan pekerjaan yang lebih besar, yang lebih baru di bumi, dan di luar Israel. Pekerjaan ini telah melampaui lingkup Israel, dan di luar nubuatan para nabi. Ini adalah pekerjaan yang baru dan menakjubkan di luar nubuatan, dan pekerjaan yang lebih baru di luar Israel, dan ini adalah pekerjaan yang tidak bisa dipahami atau dibayangkan orang. Mana mungkin Alkitab memuat catatan-catatan yang jelas mengenai pekerjaan seperti ini? Siapakah yang bisa terlebih dahulu mencatat setiap bagian pekerjaan Tuhan zaman ini, tanpa kelalaian? Siapa yang bisa mencatat pekerjaan yang lebih besar dan lebih bijaksana, yang menentang tradisi ini, dalam buku tua yang berjamur? Pekerjaan pada zaman ini bukanlah sejarah, dan karenanya, jika engkau ingin menapaki jalan baru pada hari ini, engkau harus beranjak dari Alkitab, engkau harus melangkah melampaui kitab-kitab nubuatan atau sejarah yang ada dalam Alkitab. Hanya dengan begitu engkau akan dapat menapaki jalan yang baru ini dengan benar, hanya dengan begitu engkau akan bisa memasuki dunia baru dan pekerjaan yang baru tersebut" (Firman, Jilid 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Tentang Alkitab (1)"). Setelah membaca firman Tuhan, kusampaikan persekutuanku kepadanya, "Kau yakin karena firman dan pekerjaan Tuhan Yang Mahakuasa tidak ada di dalam Alkitab, berarti Dia bukan Tuhan yang datang kembali. Ini membatasi Tuhan dengan menggunakan apa yang tertera dalam Alkitab, yang berarti kau sedang membatasi Tuhan. Apakah Tuhan-lah yang ada terlebih dahulu atau Alkitab yang ada terlebih dahulu? Apakah Alkitab ada saat Tuhan menciptakan surga, langit, bumi, dan segala isinya? Abraham tidak memiliki Alkitab. Dia tidak percaya kepada Tuhan berdasarkan Alkitab. Dapatkah kita berkata bahwa Abraham tidak percaya Tuhan? Kita harus memahami bahwa Alkitab hanyalah catatan sejarah tentang pekerjaan Tuhan. Alkitab diciptakan setelah Tuhan menyelesaikan pekerjaan-Nya dan setelah melalui proses penyusunan oleh generasi-generasi selanjutnya. Saat Tuhan Yesus datang untuk bekerja, Perjanjian Baru belum ada. Orang hanya membaca Perjanjian Lama. Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru tercipta berabad-abad setelah Tuhan Yesus bekerja. Ini membuktikan bahwa firman dan pekerjaan Tuhan ada terlebih dahulu, baru setelah itu Alkitab ditulis. Ini adalah fakta. Tuhan menampakkan diri dan bekerja pada akhir zaman, jadi bagaimana mungkin firman dan pekerjaan-Nya lebih dahulu tercatat di dalam Alkitab? Jika kita ingin menyambut Tuhan, kita harus melampaui Alkitab dan menyelidiki serta menerima firman dan pekerjaan Tuhan saat ini. Inilah satu-satunya cara untuk mengikuti jejak langkah Tuhan." Setelah mempersekutukan hal-hal ini kepada Fang Min, dia tampak memahami sebagian darinya, tetapi dia masih bingung dan berkata, "Firman Tuhan Yang Mahakuasa benar. Memang benar pekerjaan Tuhan ada terlebih dahulu, dan Alkitab ada setelah itu, dan aku mengerti bahwa Tuhan itu lebih besar daripada Alkitab. Namun, aku sudah membaca Alkitab puluhan tahun, dan aku tak bisa melepaskannya begitu saja. Aku masih harus membaca Alkitab." Setelah itu, Fang Min mengajukan banyak pertanyaan baru kepadaku. Pikiranku kosong saat mendengarnya—aku tidak tahu aspek kebenaran mana yang harus kupersekutukan untuk menjawabnya. Sesampainya di rumah, aku berdoa kepada Tuhan, memohon agar Dia mencerahkan dan membimbingku. Lalu aku sadar bahwa, meskipun aku tak mampu menyampaikan persekutuanku dengan jelas, aku bisa membacakan firman Tuhan untuknya. Jadi, aku ingin bersekutu lagi dengan Fang Min. Suatu hari, aku pergi ke rumahnya dan melihat Alkitab serta buku firman Tuhan Yang Mahakuasa, keduanya terbuka di ambang jendela. Aku sadar meskipun Fang Min berkata dia tak bisa menerima pekerjaan Tuhan Yang Mahakuasa, di dalam hatinya dia ingin menyelidikinya, dan aku melihat ada harapan baginya.
Belakangan, Fang Min sakit dan dirawat di rumah sakit. Aku cuti kerja untuk merawatnya dan membacakan firman Tuhan untuknya. Bos melihat bahwa aku sering cuti, jadi dia sengaja mencari alasan untuk menegurku. Awalnya, aku masih bisa menahannya. Aku merasa meskipun aku sedikit menderita, asalkan Fang Min bisa menerima jalan yang benar, semuanya akan baik-baik saja. Namun, setelah beberapa kali membacakan firman Tuhan untuknya, dia masih enggan untuk menyelidiki. Saat itu, aku kembali patah semangat. Aku merasa telah membayar harga semahal itu, tetapi dia terus menolak. Berapa lama aku harus memberitakan Injil hingga dia menerimanya? Makin dipikirkan, makin aku berputus asa, dan makin sedikit keinginanku untuk bekerja sama. Setelah itu, aku membaca dalam firman Tuhan: "Sadarkah engkau akan beban yang engkau pikul, akan amanatmu, dan tanggung jawabmu? Di manakah rasa bermisimu yang bersejarah itu? Bagaimana engkau akan melayani secara memadai sebagai seorang tuan di masa yang akan datang? Apakah engkau memiliki rasa pertuanan yang kuat? Bagaimana engkau akan menjelaskan tentang tuan atas segala sesuatu? Apakah itu berarti benar-benar tuan atas semua makhluk hidup dan atas semua hal jasmani di dunia? Rencana apa yang engkau miliki bagi kemajuan tahap pekerjaan berikutnya? Berapa banyak orang yang menantikanmu untuk menjadi gembala mereka? Apakah tugasmu berat? Mereka miskin, menyedihkan, buta, dan bingung, meratap dalam kegelapan—di manakah jalan itu? Betapa mereka merindukan terang, seperti bintang jatuh, untuk tiba-tiba turun dan melenyapkan kekuatan kegelapan yang telah menindas manusia bertahun-tahun lamanya. Siapa yang dapat mengetahui betapa mereka sungguh-sungguh berharap, dan bagaimana mereka merindukan hal ini, siang dan malam? Bahkan di hari ketika cahaya melintas, orang-orang yang sangat menderita ini tetap terkurung di penjara bawah tanah yang gelap, tanpa harapan kebebasan; kapankah mereka akan berhenti menangis? Yang mengerikan adalah kemalangan dari roh-roh yang rapuh ini, yang tidak pernah diberi istirahat, dan yang sudah lama diikat dalam keadaan seperti ini oleh ikatan tanpa ampun dan sejarah yang membeku. Dan, siapa yang pernah mendengar suara ratapan mereka? Siapa yang pernah melihat keadaan mereka yang menyedihkan? Pernahkah terlintas dalam benakmu betapa sedih dan cemasnya hati Tuhan? Bagaimana Dia sanggup menyaksikan manusia lugu yang telah Dia ciptakan dengan tangan-Nya sendiri, menderita siksaan seperti itu? Manusia, bagaimanapun juga, adalah korban yang telah diracuni. Dan walaupun manusia telah bertahan hingga sekarang, siapa yang pernah mengetahui bahwa umat manusia sudah lama diracuni oleh si jahat? Sudah lupakah engkau bahwa engkau adalah salah satu dari korban-korban itu? Bersediakah engkau berjuang, demi kasihmu kepada Tuhan, untuk menyelamatkan orang-orang yang bertahan ini? Tidak bersediakah engkau mencurahkan segenap tenagamu untuk membalas kebaikan Tuhan, yang mengasihi manusia seperti darah dan daging-Nya sendiri?" (Firman, Jilid 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Bagaimana Seharusnya Engkau Mengelola Misimu yang akan Datang?"). Aku bisa merasakan keinginan mendesak Tuhan dari firman-Nya. Bagi mereka yang hidup di bawah kuasa Iblis dan belum datang ke hadapan Tuhan, Tuhan merasa khawatir dan cemas, dan berharap mereka yang sungguh-sungguh percaya kepadanya bisa memperoleh keselamatan pada akhir zaman. Sebagai orang yang telah menerima pekerjaan Tuhan pada akhir zaman, aku tahu aku harus membawa mereka yang belum datang ke hadapan Tuhan untuk masuk ke dalam rumah Tuhan untuk menerima keselamatan-Nya. Ini adalah tugas yang mengikatku. Pada Zaman Kasih Karunia, banyak orang menjadi martir saat mengabarkan Injil, dan pada akhirnya, Injil tersebar ke setiap penjuru dunia dan dikenal oleh semua orang. Aku juga teringat Nuh. Demi memenuhi amanat Tuhan untuk membangun bahtera, selama 120 tahun dia tidak pernah menyerah meskipun menghadapi kesulitan, ejekan, dan fitnah selama masa tersebut. Akhirnya, dia memenuhi amanat Tuhan dan memperoleh perkenanan Tuhan. Nuh memiliki iman yang sangat kuat kepada Tuhan. Meskipun aku menghadapi kesulitan saat memberitakan Injil dan menanggung sedikit penderitaan, semua ini tak seberapa dibandingkan harga yang dibayarkan para orang kudus sepanjang zaman. Aku teringat saat saudara-saudariku memberitakan Injil kepadaku. Aku juga berulang kali menolak mereka, dan mereka harus beberapa kali memberitakannya kepadaku dengan penuh kasih sebelum aku menerimanya. Sekarang, saat menghadapi Fang Min, mengapa aku tak mampu memperlakukannya dengan lebih banyak cinta? Dia belum memahami kebenaran, dan terikat oleh gagasan agamawi, jadi bukankah wajar jika dia bersikap menentang? Aku tak boleh menyerah hanya karena kesulitan kecil. Begitu menyadari hal ini, aku sangat menyesal, dan aku membulatkan tekadku di hadapan Tuhan: apa pun kesulitan yang kuhadapi selama memberitakan Injil, aku akan berusaha sebaik mungkin untuk bekerja sama—ini adalah tanggung jawab dan tugasku.
Kemudian, aku terus merawat Fang Min, membacakan firman Tuhan untuknya. Suatu hari dia berkata, "Melalui firman Tuhan yang kau bacakan selama ini, aku mengerti bahwa orang tidak seharusnya membatasi Tuhan dengan apa yang tertulis di Alkitab. Pekerjaan Tuhan selalu baru dan tak pernah usang, dan Alkitab mencatat pekerjaan lama Tuhan. Jika Tuhan datang kembali dan melakukan hal-hal yang tercatat dalam Alkitab, itu berarti pekerjaan Tuhan hanya mengulangi. Jika demikian, maknanya akan hilang. Hanya jika Tuhan melakukan pekerjaan baru di luar Alkitab, memampukan manusia menjalani penghakiman dan ditahirkan setelah menerima pekerjaan penebusan Tuhan Yesus, barulah mereka dapat diselamatkan. Jika aku tetap berpaut pada pekerjaan lama Tuhan, sekalipun aku membaca Alkitab seumur hidupku, aku tak akan pernah mendapatkan kebenaran dan hidup. Aku harus mengikuti jejak langkah Tuhan dan menerima keselamatan-Nya pada akhir zaman." Saat melihat Fang Min akhirnya menerima, aku merasa sangat senang. Aku juga melihat bahwa domba Tuhan mendengarkan suara Tuhan. Bagaimanapun Iblis mengganggu mereka atau sebanyak apa pun gagasan mereka, pada akhirnya, mereka akan menerima kebenaran dan datang ke hadapan Tuhan. Setelah itu, Fang Min mulai proaktif membaca firman Tuhan dan menghadiri pertemuan, dan kondisi kesehatannya berangsur membaik. Lalu, Jiayin menyampaikan banyak persekutuan tentang firman Tuhan untuk menangani kesulitan dan gagasan Fang Min, dan dia menjadi yakin tentang pekerjaan Tuhan pada akhir zaman. Dia berkata kepadaku, "Saat dahulu kau membacakan firman Tuhan untukku, meskipun di luarnya aku tampak mengabaikanmu, sebenarnya aku meresapi beberapa di antaranya. Aku merasa firman Tuhan Yang Mahakuasa mengandung kebenaran, tetapi aku takut salah, jadi aku tidak berani menerimanya. Sekarang aku mengerti dan aku mau menerima!" Melihat keyakinan Fang Min tentang pekerjaan Tuhan, aku merasa sangat senang, dan sungguh merasakan betapa Tuhan menentukan waktu bagi masing-masing orang untuk kembali ke rumah-Nya. Asalkan kita sungguh-sungguh mengandalkan Tuhan, kita dapat melihat perbuatan-Nya. Belakangan, Fang Min menawarkan diri untuk memberitakan Injil kepada teman dan kenalannya. Setelah beberapa waktu bekerja sama, empat belas orang menerima keselamatan Tuhan pada akhir zaman.
Melalui pengalaman memberitakan Injil, aku sungguh-sungguh menyaksikan perbuatan Tuhan. Selama masa itu, meskipun aku menghadapi banyak kesulitan, dan terkadang menjadi negatif dan mundur, aku menyadari cara Tuhan menggunakan ini untuk menyempurnakan iman dan kasihku, serta membantuku memperlengkapi diri dengan lebih banyak kebenaran. Aku juga mengalami bahwa mengandalkan dan berharap kepada Tuhan adalah kebijaksanaan yang terbaik. Sejak saat itu dan seterusnya, aku makin bertekad untuk memberitakan Injil dan bersaksi tentang Tuhan.
Penderitaan akan berakhir dan air mata akan berhenti. Percayalah kepada Tuhan bahwa Dia mendengar permohonan kita dalam penderitaan kita, dan Dia ingin menyelamatkan kita dari penderitaan. Hubungi kami untuk memahami kabar baik tentang keselamatan Tuhan.
Oleh Saudari Xin Jie, TiongkokTuhan Yang Mahakuasa berkata: "Kecongkakan adalah akar dari watak manusia yang rusak. Semakin congkak...
Oleh Saudari XinChe, Korea Belum lama ini, saudari yang meninjau video menunjukkan bahwa kualitas video yang belakangan kubuat tak bagus,...
Tuhan Yang Mahakuasa berkata: "Sebagai salah satu makhluk, manusia harus mempertahankan posisinya sendiri, dan berperilaku dengan...
Oleh Saudari Kerry, FilipinaSejak kecil, aku ini orang yang cukup tertutup dan tak mampu mengekspresikan diriku dengan baik. Saat...