Mengandalkan Tuhan adalah Kebijaksanaan Terbaik

14 Desember 2022

Oleh Saudari Ma Hong, Tiongkok

Di musim gugur 2011, aku bertemu penduduk lain bernama Fang Min. Dia memiliki kemanusiaan yang baik dan sangat baik, dia telah memercayai Tuhan selama lebih dari 20 tahun, dan dia terus menghadiri pertemuan dan membaca Alkitab. Dia orang yang benar-benar percaya, jadi aku ingin mengajarkan Injil Tuhan Yang Mahakuasa tentang akhir zaman kepadanya. Saat itu, aku baru sebentar memercayai Tuhan, dan baru memahami sedikit kebenaran, jadi aku minta Saudari Song Jiayin beri kesaksian Tuhan di akhir zaman. Saat itu Fang Min langsung memutuskan untuk menyelidiki pekerjaan Tuhan Yang Mahakuasa di akhir zaman. Saat itu, aku sangat bahagia. Tapi beberapa hari kemudian, saat aku mengunjungi Fang Min, dia bilang bahwa dia tak ingin meneruskan pencariannya. Fang Min berkata, "Aku membaca firman Tuhan Yang Mahakuasa dan merasa firman itu bagus, jadi aku menelepon ibuku dan menyampaikan kabar baik mengenai kembalinya Tuhan. Ibuku bilang bahwa kau memercayai Kilat dari Timur dan menyarankan agar aku tak mengikutimu. Pengkhotbah kami sering berkata, firman dan pekerjaan Tuhan tercantum di dalam Alkitab, dan tak ada firman dan pekerjaan Tuhan di luar Alkitab. Khotbah Kilat dari Timur menyimpang dari Alkitab, dan itu bukan pertanda kembalinya Tuhan." Aku lihat bahwa Fang Min ditipu oleh ibunya, jadi aku berkata dengan cemas, "Jika kita memercayai bahwa firman dan pekerjaan Tuhan tercantum di dalam Alkitab, dan tak ada di luar Alkitab, bukankah ini memberi batasan kepada Tuhan terkait isi Kitab Suci? Mungkinkah Tuhan tak bisa melakukan pekerjaan baru di luar Alkitab, dan tak bisa menyampaikan firman baru? Tuhan adalah Sang Pencipta, sumber kehidupan. Dia Mahakuasa, bijaksana, dan beragam. Bisakah Alkitab mewakili keseluruhan Tuhan? Bagaimana bisa firman dan pekerjaan Tuhan hanya yang tercantum di dalam Alkitab? Pekerjaan Tuhan selalu baru dan tak pernah kuno. Setiap tahapan pekerjaan-Nya dibangun di atas pekerjaan sebelumnya, dan Dia melakukan pekerjaan yang lebih baru dan tinggi di setiap tahapnya. Pada Zaman Hukum Taurat, Tuhan mengeluarkan hukum untuk menuntun manusia selama hidup di Bumi. Pada Zaman Kasih Karunia, Tuhan tak mengulang pekerjaan dari Zaman Hukum Taurat. Namun, Dia menggunakan pekerjaan pada Zaman Hukum Taurat untuk pekerjaan penebusan. Apakah semua pekerjaan baru itu tercantum di dalam Perjanjian Lama? Tidak. Mereka yang mengacu pada Perjanjian Lama tak menerima pekerjaan baru Tuhan Yesus, dan mereka semua ditinggalkan dan disingkirkan oleh Tuhan. Hal itu juga terjadi pada tahapan pekerjaan ini di akhir zaman. Berdasarkan rencana Tuhan untuk pekerjaan penyelamatan, Dia melaksanakan pekerjaan penghakiman sesuai kebutuhan manusia, untuk menyelesaikan masalah dosa-dosa manusia, agar manusia dapat ditahirkan. Jika kita mengikuti jejak Domba dan menerima pekerjaan baru Tuhan, maka kita akan menerima penyelamatan Tuhan dan memasuki kerajaan Tuhan. Ibumu belum melihat pekerjaan baru Tuhan, jadi dia mengatakan hal itu kepadamu. Sebaiknya kau menyelidiki terlebih dahulu. Jangan langsung memutuskan. Jika kau melewatkan kembalinya Tuhan, kau tak akan bisa lagi diselamatkan oleh-Nya." Meski aku mengatakan berbagai hal, dia tak mau mendengarkan. Aku ingin mengajak saudari lain untuk persekutuan, tapi Fang Min tak bersedia menemui mereka, hanya aku. Fang Min juga bilang dia akan pulang kampung dalam beberapa hari, dan telah membeli tiket kereta. Dia sangat terganggu dan terguncang. Jika kembali ke kampung halamannya, bukankan pendeta dan pengkhotbahnya akan lebih mengganggu? Aku juga khawatir, tapi Fang Min sudah memutuskan, dan aku tak punya pilihan. Aku tahu dia tak akan mau mendengarkan perkataanku saat itu, jadi aku harus pergi.

Setelah sampai di rumah dan memikirkan betapa kecil harapanku untuk menyampaikan ajaran Injil kepada Fang Min begitu dia pulang kampung, imanku menipis dan aku merasa mengajarkan Injil adalah tugas yang terlalu sulit. Makin dipikirkan, makin kacau perasaanku. Saat merasakan emosi negatif, aku ingat firman Tuhan, "Pada Zaman Kasih Karunia, Tuhan Yesus berbelas kasihan dan penuh kasih karunia kepada manusia. Jika satu domba hilang dari seratus, Dia akan meninggalkan yang sembilan puluh sembilan untuk mencari yang satu itu. Kalimat ini tidak mewakili semacam tindakan mekanis, juga bukan sebuah aturan; melainkan menunjukkan maksud Tuhan yang mendesak untuk menyelamatkan manusia, serta kasih-Nya yang dalam bagi mereka. Ini bukanlah cara untuk melakukan segala sesuatu; ini adalah sejenis watak, sejenis mentalitas" (Firman, Vol. 3, Pembicaraan Kristus Akhir Zaman, "Bagian Tiga"). Firman Tuhan sangat mengharukan. Meski hanya satu dari seratus domba yang tersesat, Tuhan akan mengerahkan sembilan puluh sembilan domba lain untuk mencari domba yang hilang. Aku melihat bahwa keinginan Tuhan untuk menyelamatkan manusia adalah sungguh-sungguh dan tulus. Tuhan tak ingin kehilangan siapa pun yang tulus memercayai-Nya. Kasih Tuhan terhadap manusia sangat besar. Selagi merenungi firman Tuhan, aku merasa malu. Demi menyelamatkan umat manusia yang rusak, Tuhan datang berinkarnasi ke bumi dan membayar harga dengan harapan bahwa orang yang tulus percaya pada Tuhan akan menghadap dan menerima penyelamatan-Nya. Namun, saat menghadapi kesulitan dalam mengajarkan Injil, aku mundur dan bertindak pasif. Aku tak memikirkan keinginan Tuhan. Meski Fang Min ditipu dan diganggu, serta memiliki pemahaman religius, dia tulus percaya kepada Tuhan. Aku harus berusaha keras untuk membantunya memahami kebenaran, meluruskan pemahamannya, dan membawanya kembali kepada Tuhan. Itu adalah tugasku. Aku mengingat kutipan firman lain dari Tuhan, "Hati dan roh manusia berada di tangan Tuhan, segala sesuatu dalam kehidupannya berada dalam pengamatan mata Tuhan. Entah engkau memercayainya atau tidak, setiap dan segala hal, apakah hidup atau mati, akan berganti, berubah, diperbarui, dan lenyap sesuai dengan pemikiran Tuhan. Begitulah cara Tuhan memimpin segala sesuatu" (Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Tuhan adalah Sumber Kehidupan Manusia"). Firman Tuhan memberiku kepercayaan diri dan kekuatan. Semua ada di tangan Tuhan, termasuk pikiran dan ide manusia. Di mata manusia, Fang Min terganggu, kembali ke kampung halamannya, dan harapan untuk mengajarkan Injil kepadanya sangat tipis, tapi Tuhan berdaulat atas segalanya. Jika Fang Min adalah domba Tuhan, dia akan mengerti suara-Nya. Aku hanya bisa berusaha keras untuk bekerja sama, dan hingga akhir, aku tak boleh menyerah. Setelah menyadari itu, aku berdoa kepada Tuhan, "Tuhan! Fang Min terganggu dan enggan menyelidiki jalan yang benar. Aku memercayakannya pada tangan-Mu. Jika dia adalah domba-Mu, aku akan berusaha keras mengajarkan Injil kepadanya." Setelah itu, aku mengetahui bahwa Fang Min yakin keretanya berangkat pukul 21.00, tapi jadwal sebenarnya adalah pukul 09.00, jadi dia gagal pergi. Aku lihat semua hati dan jiwa manusia berada di tangan Tuhan, dan Tuhan yang merancang serta mengatur segalanya. Aku berulang kali berterima kasih kepada Tuhan di dalam hati, dan aku merasa makin percaya diri untuk mengajarkan Injil kepada Fang Min.

Setelah itu, aku pergi menemui Fang Min, dan saat melihatnya masih meyakini pemahamannya, aku membacakan kutipan firman Tuhan Yang Mahakuasa kepadanya. "Karena kita sedang mencari jejak langkah Tuhan, sudah seharusnya kita mencari kehendak Tuhan, firman Tuhan, dan perkataan Tuhan—karena, di mana pun ada firman baru yang diucapkan Tuhan, suara Tuhan ada di sana, dan di mana pun ada jejak langkah Tuhan, perbuatan Tuhan ada di sana. Di mana pun ada pengungkapan Tuhan, di sanalah Tuhan menampakkan diri, dan di mana pun Tuhan menampakkan diri, di sanalah jalan, kebenaran, dan hidup ada. Dalam mencari jejak langkah Tuhan, engkau semua telah mengabaikan firman yang mengatakan bahwa 'Tuhan adalah jalan, kebenaran, dan hidup'. Itulah sebabnya, banyak orang, bahkan pada saat mereka menerima kebenaran, tidak percaya bahwa mereka telah menemukan jejak langkah Tuhan, apalagi mengakui penampakan Tuhan. Sungguh kesalahan yang sangat fatal! Penampakan Tuhan tidak dapat diselaraskan dengan gagasan manusia, terlebih lagi, Tuhan tidak dapat menampakkan diri atas permintaan manusia. Tuhan membuat pilihan-pilihan-Nya sendiri dan rencana-rencana-Nya sendiri saat Dia melakukan pekerjaan-Nya; lagipula, Dia memiliki tujuan-tujuan dan cara-cara-Nya sendiri. Apa pun pekerjaan yang dilakukan-Nya, Dia tidak perlu membahasnya dengan manusia atau meminta nasihat manusia, apalagi memberi tahu setiap orang mengenai pekerjaan-Nya. Inilah watak Tuhan, yang harus, terlebih lagi, dikenali oleh semua orang. Jika engkau ingin menyaksikan penampakan Tuhan, ingin mengikuti jejak langkah Tuhan, maka engkau harus terlebih dahulu meninggalkan gagasanmu sendiri. Engkau tidak boleh menuntut Tuhan melakukan ini atau itu, apalagi menempatkan-Nya dalam batas-batasmu sendiri dan membatasi-Nya dengan gagasanmu sendiri. Sebaliknya, engkau seharusnya menuntut dirimu sendiri tentang bagaimana engkau harus mencari jejak langkah Tuhan, bagaimana engkau harus menerima penampakan Tuhan, dan bagaimana engkau harus tunduk pada pekerjaan baru Tuhan: inilah yang seharusnya manusia lakukan" (Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Lampiran 1: Penampakan Tuhan Telah Mengantarkan Zaman yang Baru"). Setelah membaca firman Tuhan, aku bersekutu bersamanya, "Jika kita ingin menyambut kembalinya Tuhan, kita harus belajar melepaskan pemahaman kita. Kau tahu bahwa pemikiran Tuhan di luar jangkauan pemikiran manusia. Tuhan tak bekerja sesuai pemahaman dan imajinasi manusia. Kau mengira semua firman dan pekerjaan Tuhan terdapat di dalam Alkitab, dan tak ada yang terdapat di luar Alkitab, tapi apakah itu berdasarkan firman Tuhan? Tidak. Lalu bukankah itu berdasarkan pemahaman dan imajinasi manusia? Saat Tuhan Yesus bekerja, kaum Farisi tak melihat jumlah kebenaran yang diungkapkan oleh Tuhan Yesus. Mereka justru meyakini Perjanjian Lama, berpikir bahwa firman dan pekerjaan Tuhan Yesus ada di luar jangkauan Alkitab, jadi mereka menjadikannya alasan untuk mengutuk Tuhan Yesus, dan akhirnya, mereka melakukan dosa keji yaitu menyalib Tuhan. Kita harus belajar dari kegagalan kaum Farisi! Firman dan pekerjaan Tuhan tak pernah terkekang oleh siapa pun atau apa pun, bahkan Alkitab sekalipun. Tuhan selalu menyampaikan banyak firman dan melaksanakan pekerjaan baru sesuai dengan rencana pengelolaan-Nya dan kebutuhan penyelamatan umat manusia. Jadi, untuk menentukan apakah Tuhan Yang Mahakuasa adalah Tuhan Yesus yang kembali, kita tak bisa mempertanyakan apakah firman dan pekerjaan Tuhan Yang Mahakuasa ada di luar jangkauan Alkitab. Kita harus mempertanyakan apakah firman Tuhan Yang Mahakuasa adalah kebenaran dan apakah Tuhan Yang Mahakuasa dapat melakukan penyelamatan umat manusia, karena Tuhan adalah satu-satunya kebenaran, jalan, dan kehidupan, dan hanya Tuhan yang bisa menyelamatkan umat manusia. Kau telah membaca firman Tuhan Yang Mahakuasa, dan kau mengakui otoritas dan kuasa firman Tuhan Yang Mahakuasa. Ditambah lagi, firman-Nya mengungkapkan rencana pengelolaan Tuhan selama 6.000 tahun, misteri Alkitab, siapa yang bisa masuk ke kerajaan surga, dan tempat tujuan masa depan umat manusia. Tak ada yang mengetahui semua misteri kebenaran itu, dan hanya Tuhan yang bisa mengungkapkannya ...." Tapi sebelum aku menyelesaikan persekutuanku, Fang Min menyela dan tak membiarkan aku melanjutkan. Aku berpikir, "Apakah karena aku hanya memahami sedikit kebenaran dan persekutuanku tak jelas?" Aku ingin Jiayin bersekutu dengan Fang Min, tapi Fang Min tak memberiku izin. Aku sangat khawatir. Aku baru sebentar memercayai Tuhan dan baru memahami sedikit kebenaran, tapi Fang Min memercayai Tuhan lebih dari 20 tahun, dan aku tak bisa menyelesaikan masalahnya. Saat menghadapi semua kesulitan itu, aku ingin mundur. Aku berpikir, "Jika tak bisa mengajarkan Injil kepadanya, maka aku akan berhenti. Ini terlalu sulit." Makin kupikirkan, makin kuat perasaan negatif yang kurasakan, dan di perjalanan pulang, aku sama sekali tak termotivasi.

Setelah itu, di sebuah pertemuan, saudara-saudari mengetahui keadaanku, dan mereka membacakan kutipan firman Tuhan untukku. "Apa maksud kata 'iman'? Iman adalah kepercayaan yang murni dan hati yang tulus yang harus manusia miliki ketika mereka tidak bisa melihat atau menyentuh sesuatu, ketika pekerjaan Tuhan tidak sesuai dengan gagasan manusia, ketika itu di luar jangkauan manusia. Inilah iman yang Aku maksudkan. Manusia membutuhkan iman selama masa-masa sulit dan selama pemurnian, dan iman adalah sesuatu yang diikuti oleh pemurnian; pemurnian dan iman tidak bisa terpisahkan. Bagaimana pun cara Tuhan bekerja, dan dalam lingkungan seperti apa pun engkau, engkau mampu mengejar kehidupan, dan mencari kebenaran, serta mencari pengetahuan tentang pekerjaan Tuhan, dan memiliki pemahaman tentang tindakan-tindakan-Nya, dan engkau mampu bertindak sesuai kebenaran. Melakukan semua itu adalah arti memiliki iman yang sejati, dan menunjukkan bahwa engkau belum kehilangan iman kepada Tuhan. Engkau hanya dapat memiliki iman yang sejati kepada Tuhan jika engkau mampu untuk teguh mengejar kebenaran melalui pemurnian, jika engkau mampu benar-benar mengasihi Tuhan dan tidak mengembangkan keraguan tentang Dia, jika apa pun yang Dia lakukan, engkau tetap melakukan kebenaran untuk memuaskan-Nya, dan jika engkau mampu mencari kehendak-Nya secara mendalam dan memikirkan kehendak-Nya" (Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Mereka yang Akan Disempurnakan Harus Mengalami Pemurnian"). Setelah membaca firman Tuhan, seorang saudari bersekutu, "Jika kita pasif dan mundur saat menghadapi kesulitan dalam mengajarkan Injil, itu karena kita tak memahami keinginan Tuhan. Sebenarnya, Tuhan mengizinkan kesulitan-kesulitan tersebut menghampiri agar kita dapat menyempurnakan iman dan belajar mengandalkan Tuhan, dan di saat bersamaan, melalui semua kesulitan tersebut, kita bisa membekali diri dengan kebenaran dan belajar menjadi kesaksian bagi pekerjaan Tuhan." Berkat persekutuannya dengan firman Tuhan, aku menyadari bahwa terdapat kehendak baik Tuhan di setiap kesulitan yang kuhadapi selama mengajarkan Injil. Tuhan menggunakan kesempatan ini untuk menyempurnakan imanku dan membantuku memahami lebih banyak kebenaran. Tapi saat menghadapi kesulitan, alih-alih mengandalkan Tuhan untuk mencari kebenaran guna meluruskan pemahaman Fang Min, dan membawanya menghadap Tuhan, aku terjebak di tengah kesulitan, berniat mundur dan menyerah. Aku enggan mengorbankan banyak usaha atau menghadapi konsekuensi lebih berat, dan aku sama sekali tak memikirkan kehendak Tuhan. Saat fakta terungkap, akhirnya aku melihat bahwa aku sama sekali tak beriman kepada Tuhan, dan tingkat pertumbuhanku sangat kecil. Aku mengingat firman Tuhan, "Dan semakin manusia bekerja sama, dan semakin mereka mengejar pencapaian standar tuntutan Tuhan, semakin dahsyat pekerjaan Roh Kudus" (Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Cara Mengenal Kenyataan"). Itu benar, makin giat orang bekerja sama, makin banyak mereka menerima pekerjaan Roh Kudus. Meski Fang Min telah memercayai Tuhan lebih dari 20 tahun dan mengetahui Alkitab, aku memiliki firman Tuhan Yang Mahakuasa. Firman Tuhan adalah kebenaran dan dapat menyelesaikan semua masalah manusia. Selama aku tulus mengandalkan Tuhan dan menghadapi konsekuensinya, Tuhan akan mencerahkannya.

Setelah itu, aku mencari orang yang memahami kebenaran di balik pemahaman Fang Min, dan saudara-saudariku membantu mencari kutipan firman Tuhan yang bersangkutan. Lalu, aku mengunjungi rumah Fang Min lagi dan membacakan dua kutipan firman Tuhan Yang Mahakuasa untuknya. "Apakah doktrin perlu diterapkan pada pekerjaan Tuhan? Dan haruskah pekerjaan Tuhan selaras dengan nubuatan para nabi? Lagipula, mana yang lebih besar: Tuhan atau Alkitab? Mengapa pekerjaan Tuhan harus selaras dengan Alkitab? Apakah Tuhan tidak punya hak untuk melampaui Alkitab? Tidak bisakah Tuhan meninggalkan Alkitab dan melakukan pekerjaan lain? Mengapa Yesus dan murid-murid-Nya tidak memelihara hari Sabat? Jika Dia harus bertindak dengan mempertimbangkan hari Sabat dan sesuai dengan perintah-perintah Perjanjian Lama, mengapa Yesus tidak memelihara hari Sabat setelah Dia datang, tetapi malah membasuh kaki, menutup kepala, memecah roti, dan minum anggur? Bukankah semua ini tidak tercantum di dalam perintah Perjanjian Lama? Jika Yesus menghormati Perjanjian Lama, mengapa Dia meninggalkan doktrin-doktrin ini? Engkau harus mengetahui mana yang ada lebih dahulu, Tuhan atau Alkitab! Sebagai Tuhan atas hari Sabat, tidak bisakah Dia juga menjadi Tuhan atas Alkitab?" (Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Tentang Alkitab (1)"). "Jika engkau ingin melihat pekerjaan pada Zaman Hukum Taurat, dan melihat bagaimana bangsa Israel mengikuti jalan Yahweh, engkau harus membaca Perjanjian Lama; jika engkau ingin memahami pekerjaan pada Zaman Kasih Karunia, engkau harus membaca Perjanjian Baru. Namun bagaimana jika engkau ingin melihat pekerjaan pada akhir zaman? Engkau harus menerima kepemimpinan Tuhan pada zaman sekarang, dan memasuki pekerjaan pada zaman ini, karena inilah pekerjaan yang baru itu, yang belum pernah dicatat oleh siapa pun dalam Alkitab. Pada zaman ini, Tuhan telah menjadi daging dan memilih orang-orang pilihan lainnya di Tiongkok. Tuhan bekerja di dalam diri orang-orang ini, Dia melanjutkan pekerjaan-Nya di bumi, melanjutkan pekerjaan yang dilakukan-Nya dari Zaman Kasih Karunia. Pekerjaan pada zaman sekarang adalah jalan yang belum pernah ditempuh oleh manusia dan belum pernah dilihat oleh siapa pun. Ini adalah pekerjaan yang belum pernah dilakukan sebelumnya—inilah pekerjaan terbaru Tuhan di muka bumi. Jadi, pekerjaan yang belum pernah dilakukan sebelumnya bukanlah sejarah, karena masa kini adalah masa kini, dan belum menjadi masa lalu. Orang-orang tidak tahu bahwa Tuhan telah melakukan pekerjaan yang lebih besar, yang lebih baru di bumi, dan di luar Israel. Pekerjaan ini telah melampaui lingkup Israel, dan di luar nubuatan para nabi. Ini adalah pekerjaan yang baru dan menakjubkan di luar nubuatan, dan pekerjaan yang lebih baru di luar Israel, dan ini adalah pekerjaan yang tidak bisa dipahami atau dibayangkan orang. Mana mungkin Alkitab memuat catatan-catatan yang jelas mengenai pekerjaan seperti ini? Siapakah yang bisa terlebih dahulu mencatat setiap bagian pekerjaan Tuhan zaman ini, tanpa kelalaian? Siapa yang bisa mencatat pekerjaan yang lebih besar dan lebih bijaksana, yang menentang tradisi ini, dalam buku tua yang berjamur? Pekerjaan pada zaman ini bukanlah sejarah, dan karenanya, jika engkau ingin menapaki jalan baru pada hari ini, engkau harus beranjak dari Alkitab, engkau harus melangkah melampaui kitab-kitab nubuatan atau sejarah yang ada dalam Alkitab. Hanya dengan begitu engkau akan dapat menapaki jalan yang baru ini dengan benar, hanya dengan begitu engkau akan bisa memasuki dunia baru dan pekerjaan yang baru tersebut" (Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Tentang Alkitab (1)"). Setelah membaca firman Tuhan, aku bersekutu bersamanya, "Karena firman dan pekerjaan Tuhan Yang Mahakuasa tak ada di dalam Alkitab, kau percaya bahwa dia bukan Tuhan yang kembali. Kau memercayai Tuhan seperti yang ada di Alkitab, dan itu sama dengan membatasi-Nya. Apakah Tuhan atau Alkitab yang turun lebih dahulu? Apakah Alkitab ada saat Tuhan menciptakan surga, Bumi, dan seisinya? Abraham tak memiliki Alkitab. Dia tak memercayai Tuhan berdasarkan Alkitab. Bisakah kita bilang bahwa Abraham tak percaya Tuhan? Kita harus memahami bahwa Alkitab hanya catatan sejarah pekerjaan Tuhan. Alkitab diciptakan setelah Tuhan menyelesaikan pekerjaan-Nya dan setelah melalui proses kompilasi serta penyuntingan. Saat Tuhan Yesus bekerja, tak ada Perjanjian Baru. Manusia hanya membaca Perjanjian Lama. Perjanjian Lama dan Baru tercipta berabad-abad setelah Tuhan Yesus bekerja. Ini bukti bahwa firman dan pekerjaan Tuhan tercipta lebih dahulu, lalu Alkitab ditulis. Ini adalah fakta. Tuhan hadir dan bekerja di akhir zaman, jadi bagaimana bisa firman dan pekerjaan-Nya lebih dahulu tercatat di dalam Alkitab? Jika ingin menyambut Tuhan, kita harus melampaui Alkitab dan mencari serta menyelidiki firman Tuhan saat ini dan pekerjaan-Nya. Ini satu-satunya cara untuk mengikuti jejak Tuhan!" Setelah mempersekutukan hal itu kepada Fang Min, dia tampak memahaminya sebagian, tapi dia masih bingung dan berkata, "Firman Tuhan Yang Mahakuasa benar. Memang benar pekerjaan Tuhan datang lebih dahulu daripada Alkitab, dan aku paham bahwa Tuhan lebih agung daripada Alkitab. Tapi aku sudah membaca Alkitab beberapa dekade, dan aku tak bisa melepaskannya. Aku masih harus membaca Alkitab." Setelah itu, Fang Min bertanya beberapa pertanyaan kepadaku. Aku pusing saat mendengarnya untuk pertama kali. Aku tak tahu aspek kebenaran yang harus dipersekutukan untuk menjawabnya. Setelah pulang, aku berdoa kepada Tuhan, meminta pencerahan dan bimbingan-Nya. Lalu aku ingin bersekutu dengan Fang Min lagi. Suatu hari, aku pergi ke rumah Fang Min dan melihat Alkitab yang terbuka dan buku firman Tuhan Yang Mahakuasa di ambang jendela. Aku sadar meski Fang Min bilang dia tak bisa menerima, di dalam hatinya, dia ingin menyelidiki pekerjaan Tuhan Yang Mahakuasa, dan aku melihat harapan.

Lalu, Fang Min sakit dan dirawat di rumah sakit. Aku cuti kerja untuk merawatnya dan membacakan firman Tuhan untuknya. Bos melihat bahwa aku sering cuti, jadi dia sengaja mencari alasan untuk menegurku. Awalnya, aku masih bisa menahan. Aku merasa meski menderita, selama Fang Min bisa menerima jalan yang benar, semua akan baik-baik saja. Tapi setelah beberapa kali membacakan firman Tuhan untuk Fang Min, dia masih enggan menyelidiki. Saat itu, aku sedikit patah semangat. Aku merasa telah berkorban, tapi dia terus menolakku. Berapa lama aku harus berusaha hingga dia menerimanya? Makin dipikirkan, aku makin putus asa, dan niat kerja samaku makin kecil. Setelah itu, aku membaca firman Tuhan, "Sadarkah engkau akan beban yang engkau pikul, akan amanatmu, dan tanggung jawabmu? Di manakah rasa bermisimu yang bersejarah itu? Bagaimana engkau akan melayani secara memadai sebagai seorang tuan di masa yang akan datang? Apakah engkau memiliki rasa pertuanan yang kuat? Bagaimana engkau akan menjelaskan tentang tuan atas segala sesuatu? Apakah itu berarti benar-benar tuan atas semua makhluk hidup dan atas semua hal jasmani di dunia? Rencana apa yang engkau miliki bagi kemajuan tahap pekerjaan berikutnya? Berapa banyak orang yang menantikanmu untuk menjadi gembala mereka? Apakah tugasmu berat? Mereka miskin, menyedihkan, buta, dan bingung, meratap dalam kegelapan—di manakah jalan itu? Betapa mereka merindukan terang, seperti bintang jatuh, yang tiba-tiba turun dan melenyapkan kekuatan kegelapan yang telah menindas manusia bertahun-tahun lamanya. Siapa yang dapat mengetahui betapa resahnya mereka berharap, dan bagaimana mereka bertahan, siang dan malam, untuk hal ini? Bahkan di hari ketika cahaya melintas, orang-orang yang sangat menderita ini tetap terkurung di penjara bawah tanah yang gelap, tanpa harapan kebebasan; kapankah mereka akan berhenti menangis? Yang mengerikan adalah kemalangan dari roh-roh yang rapuh ini, yang tidak pernah diberi istirahat, dan yang sudah lama diikat dalam keadaan seperti ini oleh ikatan tanpa ampun dan sejarah yang membeku. Dan, siapa yang pernah mendengar suara ratapan mereka? Siapa yang pernah melihat keadaan mereka yang menyedihkan? Pernahkah terlintas dalam benakmu betapa sedih dan cemasnya hati Tuhan? Bagaimana Dia sanggup menyaksikan manusia lugu yang telah Dia ciptakan dengan tangan-Nya sendiri, menderita siksaan seperti itu? Manusia, bagaimanapun juga, adalah korban yang telah diracuni. Dan walaupun manusia telah bertahan hingga sekarang, siapa yang pernah mengetahui bahwa umat manusia sudah lama diracuni oleh si jahat? Sudah lupakah engkau bahwa engkau adalah salah satu dari korban-korban itu? Bersediakah engkau berjuang, demi kasihmu kepada Tuhan, untuk menyelamatkan orang-orang yang bertahan ini? Tidak bersediakah engkau mencurahkan segenap tenagamu untuk membalas kebaikan Tuhan, yang mengasihi manusia seperti darah dan daging-Nya sendiri?" (Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Bagaimana Seharusnya Engkau Mengelola Misimu yang akan Datang?"). Kita bisa merasakan keinginan kuat Tuhan dari firman-Nya. Bagi mereka yang hidup di bawah wilayah kekuasaan Iblis dan belum menghadap Tuhan, Tuhan merasa khawatir dan cemas, dan Tuhan berharap manusia mendapatkan penyelamatan di akhir zaman. Sebagai seseorang yang menerima pekerjaan Tuhan untuk akhir zaman, tugasku adalah mengajak mereka yang belum menghadap Tuhan pergi ke rumah Tuhan untuk menerima penyelamatan Tuhan. Ini adalah kewajibanku. Pada Zaman Kasih Karunia, banyak orang menjadi martir saat menyebarkan ajaran Injil, dan akhirnya, Injil tersebar ke setiap sudut dunia dan dikenal oleh semua orang. Aku juga ingat Nuh, yang membangun bahtera untuk memenuhi amanat Tuhan. Selama 120 tahun, meski menghadapi kesulitan, ejekan, dan fitnah, Nuh tak menyerah. Akhirnya, dia memenuhi amanat Tuhan dan mendapatkan persetujuan Tuhan. Nuh memiliki iman yang kuat terhadap Tuhan. Meski menghadapi kesulitan saat mengajarkan Injil dan menahan penderitaan, situasiku tak seberapa dibandingkan konsekuensi yang dihadapi para orang suci sepanjang zaman. Aku mengingat saat saudara-saudariku mengajarkan Injil kepadaku. Aku juga berulang kali menolak, dan mereka harus berusaha beberapa kali sebelum aku menerima. Sekarang, saat menghadapi Fang Min, kenapa aku tak bisa menunjukkan kasih seperti mereka? Fang Min belum memahami kebenaran, dan terikat dengan pemahaman religius, jadi bukankah wajar jika dia melawan? Aku tak bisa menyerah hanya karena kesulitan kecil. Begitu menyadarinya, aku sangat menyesal, lalu bersumpah kepada Tuhan: Apa pun kesulitan yang kuhadapi selama mengajarkan Injil, aku akan berusaha keras untuk bekerja sama dan menyebarkan ajaran Injil. Ini adalah kewajiban dan tugasku.

Setelah itu, aku terus merawat Fang Min dan membacakan firman Tuhan untuknya. Suatu hari dia berkata, "Melalui firman Tuhan yang kau bacakan selama ini, aku paham bahwa orang tak seharusnya membatasi Tuhan sesuai tulisan di Alkitab. Pekerjaan Tuhan selalu baru dan tak pernah kuno, dan Alkitab mencantumkan pekerjaan lama Tuhan. Jika Tuhan kembali dan melakukan hal seperti yang ada di Alkitab, maka pekerjaan Tuhan akan berulang. Jika demikian, maknanya akan hilang. Saat Tuhan melakukan pekerjaan baru di luar Alkitab, mengizinkan manusia menjalani penghakiman dan ditahirkan setelah menerima pekerjaan penebusan Tuhan Yesus, barulah mereka bisa diselamatkan. Jika aku masih meyakini pekerjaan lama Tuhan, meski membaca Alkitab seumur hidup, aku tak akan pernah mendapatkan kebenaran dan kehidupan. Aku harus mengikuti jejak Tuhan dan menerima penyelamatan Tuhan di akhir zaman." Saat melihat Fang Min menerima, aku sangat bahagia. Aku juga melihat bahwa domba Tuhan mendengarkan suara-Nya. Terlepas dari dahsyatnya gangguan Iblis atau pemahaman mereka, pada akhirnya, mereka akan menerima kebenaran dan menghadap Tuhan. Setelah itu, Fang Min mulai proaktif membaca firman Tuhan dan menghadiri pertemuan, dan kondisi kesehatannya perlahan membaik. Jiayin memberikan banyak persekutuan tentang firman Tuhan untuk membahas kesulitan dan ide Fang Min, dan Fang Min segera meyakini pekerjaan Tuhan Yang Mahakuasa di akhir zaman. Dia juga bilang kepadaku, "Saat kau membacakan firman Tuhan untukku, meski aku tampak mengabaikanmu, sebenarnya aku menyimak beberapa di antaranya, dan merasa bahwa firman Tuhan Yang Mahakuasa menyimpan kebenaran, tapi aku takut salah, sehingga aku tak berani menerimanya. Sekarang aku paham dan bersedia menerima." Melihat keyakinan Fang Min terhadap pekerjaan Tuhan membuatku sangat bahagia, sekaligus terharu. Tuhan telah menentukan waktu bagi masing-masing orang untuk kembali ke rumah Tuhan, dan selama kita sungguh mengandalkan Tuhan, kita dapat melihat perbuatan Tuhan. Setelah itu, Fang Min menawarkan diri untuk mengajarkan Injil kepada teman dan kenalannya. Setelah beberapa saat bekerja sama, empat belas orang menerima pekerjaan Tuhan Yang Mahakuasa di akhir zaman.

Melalui pengalaman mengajarkan Injil, aku sungguh menyaksikan perbuatan Tuhan. Selama masa itu, meski aku menghadapi banyak kesulitan, dan terkadang merasa lemah dan mundur, aku mengalami cara Tuhan menggunakan momen itu untuk menyempurnakan iman dan kasihku, serta membantuku membekali diri dengan kebenaran tambahan. Aku juga mengalami bahwa mengandalkan dan berharap kepada Tuhan adalah kebijaksanaan terbaik. Sekarang, aku makin yakin untuk mengajarkan Injil dan menjadi kesaksian bagi Tuhan.

Jika Tuhan telah membantu Anda, apakah Anda mau belajar firman Tuhan, mendekat kepada Tuhan dan terima berkat Tuhan?

Konten Terkait

Setelah Kematian Putraku

Oleh Saudari Wang Li, Tiongkok Suatu hari pada Juni 2014, putriku tiba-tiba menelepon dan mengatakan putraku tersengat listrik saat...