Ditindas oleh Keluargaku: Pengalaman yang Berharga

21 Januari 2022

Oleh Saudari Wilma, Kanada

Aku menerima Injil Tuhan Yang Mahakuasa pada akhir zaman pada tahun 2016, dan memberitakan Injil kepada suamiku. Setelah aku percaya kepada Tuhan, dia memperhatikan seluruh sikapku berubah, dan aku tak lagi mudah marah. Jadi, suamiku merasa bahwa percaya kepada Tuhan adalah hal yang sangat baik, dan dia mendukung kepercayaanku. Namun, dia berkata dia sendiri tak punya waktu untuk percaya kepada Tuhan, dan hanya ingin menghasilkan uang. Kemudian suatu hari, sepulang dari bekerja, dia bertanya kepadaku, "Kau percaya pada 'Kilat dari Timur', bukan? Aku mengantar Mike pulang hari ini, dan dia memberitahuku bahwa semua pendeta dan penatua gerejanya berkata bahwa Kilat dari Timur bukanlah jalan yang benar, mereka menyampaikan khotbah yang muluk-muluk dan orang akan mudah disesatkan. Mike mendorongku untuk mengingatkanmu agar tidak mendengarkan khotbah Kilat dari Timur." Mike adalah atasan suamiku, orang yang sudah lama percaya kepada Tuhan dan sangat berbakat. Suamiku sangat mengaguminya. Kulihat suamiku memercayai apa yang Mike katakan, jadi aku berkata kepadanya, "Kau tidak mengerti tentang kepercayaan kepada Tuhan, jadi kau tak boleh hanya mengulang-ulang apa yang orang lain katakan." Dia ragu-ragu sejenak, dan kemudian tidak mengatakan apa pun.

Beberapa waktu kemudian, suatu hari suamiku berkata kepadaku dengan sangat serius, "Aku mengecek di internet, ternyata Tuhan Yang Mahakuasa yang kaupercayai adalah Kilat dari Timur yang sedang ditindak keras oleh PKT. Ada banyak pendapat di internet tentang Tuhan Yang Mahakuasa, yang mengatakan bahwa Dia hanya seorang manusia, bukan Tuhan, dan bahwa mereka membawa orang-orang ke dalam Gereja Tuhan Yang Mahakuasa untuk memeras uang mereka. Jadi mulai dari sekarang, kau tidak boleh berkumpul dengan orang-orang dari Gereja Tuhan Yang Mahakuasa. Aku khawatir kau akan ditipu." Mendengar perkataan suamiku, aku menjadi sangat marah dan berkata, "Banyak dari kabar bohong di internet dikarang dan disebarkan oleh PKT. Kau belum membaca firman Tuhan Yang Mahakuasa, dan kau tidak memahami Gereja Tuhan Yang Mahakuasa, jadi kau tak boleh sembarangan mengkritik berdasarkan kabar bohong di Internet. Kau tahu bahwa semua orang Kristen percaya kepada Tuhan Yesus dan mengakui bahwa Dia adalah Tuhan yang benar. Namun, dua ribu tahun yang lalu, ketika Tuhan Yesus datang untuk melakukan pekerjaan-Nya, banyak orang yang mengutuk dan menolak Dia. Mereka berkata Dia hanyalah manusia biasa, anak seorang tukang kayu. Meskipun di luarnya Tuhan Yesus tampak seperti orang kebanyakan, Dia memiliki esensi ilahi dan kemampuan untuk mengungkapkan kebenaran dan menebus umat manusia. Dia adalah Roh Tuhan yang mengenakan daging, Penebus umat manusia. Menurut PKT, siapa pun yang secara lahiriah terlihat seperti orang biasa bukanlah Tuhan. Bukankah itu artinya juga menolak Tuhan Yesus Kristus? Seperti Tuhan Yesus, Tuhan Yang Mahakuasa secara lahiriah adalah manusia biasa, tetapi Dia mampu mengungkapkan kebenaran, suara Tuhan. Dia adalah Juruselamat yang telah turun ke bumi. Aku telah banyak membaca firman Tuhan Yang Mahakuasa. Dia menyingkapkan banyak misteri dalam Alkitab, dan menjelaskan bagaimana Iblis merusak manusia, bagaimana Tuhan menyelamatkan umat manusia, sumber dari semua kegelapan dan kejahatan di dunia, dan kebenaran tentang perusakan manusia. Firman-Nya juga menunjukkan kepada kita jalan agar kita dibebaskan dari dosa, menerima keselamatan Tuhan, dan masuk ke dalam Kerajaan surga. Tidak ada orang terkenal atau tokoh besar mana pun yang mampu mengungkapkan kebenaran ini. Di antara semua manusia, siapa yang mampu mengungkapkan kebenaran? Siapa yang mampu menebus dan menyelamatkan manusia? Tak seorang pun. Ini membuktikan bahwa Tuhan Yang Mahakuasa benar-benar adalah Roh Tuhan yang berinkarnasi yang datang ke dunia manusia, dan bahwa Dialah satu-satunya Tuhan yang benar. Di internet, ada yang mengatakan bahwa Tuhan Yang Mahakuasa adalah seorang manusia, dan bukan Tuhan. Namun, semua hal seperti itu adalah kabar bohong dan perkataan setan yang menghujat Tuhan." Aku juga memberi tahu suamiku bahwa Gereja Tuhan Yang Mahakuasa tidak pernah meminta sumbangan. Semua buku firman Tuhan yang kami baca dibagikan secara gratis. Pernyataan PKT bahwa Gereja Tuhan Yang Mahakuasa memeras uang dari orang-orang, semua itu adalah kabar bohong dan fitnah. Aku menasihatinya agar tidak memercayai omong kosong yang menipu itu. Namun, setelah mendengar perkataanku, dia pergi tanpa sepatah kata pun.

Suatu kali, ketika aku pulang dari memberitakan Injil, suamiku tampak tidak senang dan berkata kepadaku, "Aku mengecek di internet, dan membaca bahwa orang-orang yang percaya kepada Tuhan Yang Mahakuasa meninggalkan keluarga mereka. Akhir-akhir ini kau sering keluar rumah. Apa kau berencana meninggalkan kami?" Aku berkata, "Aku mengurus rumah tangga kita dengan sangat baik. Bagaimana mungkin aku meninggalkannya? Aku pergi untuk memberitakan Injil, agar orang tahu bahwa Juruselamat telah datang dan mereka dapat menerima keselamatan-Nya. Bagaimana itu bisa dikatakan aku akan meninggalkan keluargaku? Kau telah melihat betapa manusia menjadi makin rusak sepanjang waktu, mengikuti tren kejahatan dan hidup dalam dosa. Lihatlah teman-temanmu—mereka semua berjudi atau pergi ke pelacur. Dunia telah menjadi sangat jahat. Manusia menolak dan menentang Tuhan, dan kerusakan berada pada titik tertinggi sepanjang masa. Alkitab menubuatkan akan ada bencana besar pada akhir zaman yang akan memusnahkan manusia yang rusak. Sekarang, bencana menjadi makin parah. Hanya dengan menerima penghakiman dan hajaran Tuhan Yang Mahakuasa, serta menyingkirkan dosa dan kerusakan, barulah manusia dapat dilindungi oleh Tuhan, bertahan hidup di tengah bencana, dan masuk ke dalam kerajaan-Nya. Kami yang percaya kepada Tuhan Yang Mahakuasa memahami maksud-Nya yang mendesak untuk menyelamatkan umat manusia; kami meninggalkan kesenangan daging, dan mengabarkan serta memberi kesaksian tentang Injil Kerajaan Tuhan. Ini hal yang benar dan adil! Namun, PKT tidak mengizinkan orang untuk percaya kepada Tuhan, memberitakan Injil, ataupun bersaksi tentang Dia. PKT menangkap dan menganiaya orang Kristen secara gila-gilaan, menyebabkan banyak orang Kristen meninggalkan keluarga mereka, tidak bisa pulang, bahkan ada yang ditangkap dan dipenjara, atau dianiaya sampai mati. Bukankah semua ini akibat penganiayaan PKT terhadap orang Kristen? Namun, PKT membuat tuduhan palsu tentang para korban, berkata bahwa orang-orang yang percaya kepada Tuhan meninggalkan keluarga mereka. Bukankah itu berarti memutarbalikkan fakta, dan mengatakan apa yang benar itu salah? PKT itu jahat dan hanya menyebarkan kebohongan. Kau bukan saja tidak membenci PKT—kau bahkan memercayai perkataan setan mereka. Kau mengikuti PKT begitu saja, berkata bahwa kami orang yang percaya kepada Tuhan meninggalkan keluarga kami. Itu artinya memutarbalikkan yang benar dan yang salah." Namun, suamiku tertipu oleh kebohongan PKT, dan tidak mau mendengar apa pun yang kukatakan. Dia menjadi sangat marah dan berkata, "Aku tidak peduli. Kau boleh percaya kepada apa pun yang kaumau, tetapi kau tidak boleh percaya kepada Tuhan Yang Mahakuasa." Melihat betapa kasar sikapnya, aku panik. Kami telah menikah selama lebih dari sepuluh tahun, dan telah melewati banyak kesukaran bersama-sama. Masalah apa pun yang kami hadapi, kami mendiskusikannya bersama, dan saling mendukung, tanpa adanya perselisihan besar. Namun, sekarang dia sangat marah kepadaku karena kepercayaanku kepada Tuhan Yang Mahakuasa. Aku merasa sangat sedih, dan berdoa dalam hati, berharap Tuhan membimbingku untuk memahami maksud-Nya. Setelah berdoa, aku teringat bagian dalam firman Tuhan ini: "Dalam setiap langkah pekerjaan yang Tuhan lakukan pada manusia, di luarnya pekerjaan itu terlihat seperti interaksi antara manusia, seolah-olah itu lahir karena pengaturan manusia atau dari gangguan manusia. Namun di balik layar, setiap langkah pekerjaan, dan semua yang terjadi, adalah pertaruhan yang Iblis buat di hadapan Tuhan, dan menuntut orang-orang untuk berdiri teguh dalam kesaksian mereka bagi Tuhan" (Firman, Jilid 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Hanya Mengasihi Tuhan yang Berarti Sungguh-Sungguh Percaya kepada Tuhan"). Firman Tuhan membantuku memahami bahwa di luarnya, sepertinya suamiku menghalangi kepercayaanku kepada Tuhan. Namun kenyataannya, campur tangan Iblis ada di balik semua itu. Iblis ingin menguasai dan merasuki manusia selamanya, dan melakukan segala cara untuk menghalangiku agar tidak percaya dan mengikuti Tuhan. Iblis menggunakan kabar bohong dan ketidakbenaran untuk menyesatkan suamiku sehingga dia selalu menghalangi dan menganiayaku; Iblis ingin aku dikendalikan oleh kasih sayangku terhadap suamiku, meninggalkan jalan yang benar dan mengkhianati Tuhan. Iblis sangat licik dan kejam! Setelah mulai memahami hal itu, aku bertekad bagaimanapun Iblis mengganggu, aku akan tetap berkomitmen untuk percaya dan mengikuti Tuhan, dan tak pernah berkompromi dengan Iblis! Jadi, kukatakan kepada suamiku, "Aku percaya dan mengikuti Tuhan. Ini adalah jalan hidup yang benar. Ini adalah pilihanku, dan kau tak berhak ikut campur!" Suamiku tak bisa lagi mengatakan apa pun. Dia sangat marah, dan berjalan keluar.

Suatu hari, ketika suamiku melihatku mendengarkan lagu pujian firman Tuhan, wajahnya langsung terlihat kecewa dan berkata dengan marah, "Bukankah sudah kukatakan kau tidak boleh percaya kepada Tuhan Yang Mahakuasa? Mengapa kau tidak pernah mendengarkan? Mike telah percaya kepada Tuhan selama bertahun-tahun, dan dia adalah seorang Kristen yang saleh. Dia memberitahuku bahwa Kilat dari Timur bukanlah jalan yang benar. Jadi, jika kau ingin percaya kepada Tuhan, kau bisa pergi ke gereja Mike. Gerejanya besar dan memiliki reputasi yang baik. Jika kau ingin pergi, aku bisa menemanimu. Kita bisa pergi bersama-sama setiap minggu, dan Mike bisa mengajak pendetanya untuk berbicara denganmu." Kukatakan kepadanya, "Mengapa kau memercayai apa yang Mike katakan dan sangat menghormati pendeta itu? Kau hanya melihat pendeta itu memiliki kredensial dan reputasi yang baik, tetapi kau tidak menyelidiki apa yang sebenarnya dia khotbahkan. Dia hanya mengkhotbahkan pengetahuan dan doktrin Alkitab, perkataan hampa yang usang. Sedangkan dalam hal menerapkan firman Tuhan atau menyelesaikan masalah orang yang hidup dalam dosa, mereka pada dasarnya tak mampu menjelaskan apa pun. Aku tak akan mendapatkan apa pun dengan menghadiri gereja itu. Aku mendapatkan kenikmatan dan makanan dari pertemuan Gereja Tuhan Yang Mahakuasa, dan menjadi mampu memahami lebih banyak tentang kebenaran, dan tahu bagaimana hidup dalam kemanusiaan yang normal. Kau sendiri berkata setelah aku percaya kepada Tuhan, aku sedikit berubah. Jadi, mengapa kau tidak berbicara berdasarkan fakta, dan berhenti memercayai kabar bohong dan menghalangiku untuk percaya kepada Tuhan Yang Mahakuasa?" Dia tidak dapat membantah perkataanku, jadi dia hanya mengancamku: "Aku berusaha membujukmu, tetapi kau tidak mau mendengarkan. Jika kau bersikeras percaya kepada Tuhan Yang Mahakuasa, serahkan semua uang dan tabunganmu kepadaku, dan alihkan kepemilikan rumah atas namamu menjadi atas namaku." Mendengar perkataannya bagaikan pisau yang menghunjam jantungku. Selama bertahun-tahun pernikahan kami, aku selalu berhemat dan bekerja keras untuk mendapatkan uang. Mengumpulkan uang muka dan membeli rumah tidaklah mudah. Aku bahkan enggan membeli baju baru. Aku benar-benar mendedikasikan hidupku untuk rumah tangga kami, dan tak pernah menyangka suamiku tega mengatakan hal-hal yang tidak berperasaan seperti itu kepadaku. Bagaimana dia bisa mengabaikan kebersamaan kami sebagai suami-istri selama bertahun-tahun hanya karena kepercayaanku kepada Tuhan? Tanpa uang atau rumah, jika dia mengusirku, apa yang akan kulakukan? Memikirkan semua hal ini bagaikan pisau yang menghunjam jantungku. Aku masuk ke kamar tidur dan mulai menangis, berdoa kepada Tuhan sambil terisak-isak, "Ya Tuhan, aku lemah dan menderita. Aku tidak tahu bagaimana menghadapi keadaan yang seperti ini. Kumohon bimbinglah aku untuk memahami maksud-Mu." Setelah berdoa, aku teringat firman Tuhan: "Di masa lalu, orang-orang semuanya akan datang ke hadapan Tuhan untuk menyatakan tekad mereka, dan mereka berkata: 'Bahkan seandainya tidak ada orang lain yang mengasihi Tuhan, aku harus mengasihi-Nya.' Namun sekarang, pemurnian datang menimpamu, dan karena ini tidak sesuai dengan gagasanmu, engkau kehilangan iman kepada Tuhan. Apakah ini kasih yang murni? Engkau sudah membaca berulang kali tentang perbuatan Ayub—apakah engkau sudah lupa? Kasih sejati hanya bisa terbentuk dari dalam iman. Engkau mengembangkan kasih sejati kepada Tuhan lewat pemurnian yang engkau alami, dan melalui imanmu engkau mampu memikirkan maksud Tuhan dalam pengalaman praktismu, dan melalui iman engkau memberontak melawan dagingmu sendiri dan mengejar kehidupan; inilah yang seharusnya manusia lakukan. Jika engkau melakukan ini, engkau akan mampu melihat tindakan Tuhan, tetapi jika engkau kekurangan iman, engkau tidak akan bisa melihat tindakan Tuhan ataupun mengalami pekerjaan-Nya" (Firman, Jilid 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Mereka yang Akan Disempurnakan Harus Mengalami Pemurnian"). Firman Tuhan memberiku kekuatan. Dalam menghadapi penindasan dan kesukaran, yang Tuhan inginkan adalah iman dan kasih yang sejati. Apa pun yang kita alami, atau seberat apa pun penderitaan kita, kita tidak boleh menyimpang dari-Nya. Aku sangat beruntung mendengar suara Tuhan pada akhir zaman, menyambut kedatangan Tuhan kembali, menyaksikan penampakan Tuhan, dan menikmati makanan dari begitu banyak kebenaran. Ini adalah penyelamatan Tuhan. Penderitaan karena mengikut Kristus sangatlah bernilai dan bermakna. Ini artinya dianiaya demi kebenaran. Aku teringat para rasul dan murid Tuhan Yesus, yang mengikuti Tuhan dan bersaksi bagi-Nya. Mereka dianiaya secara kejam oleh pemerintah Romawi, dikutuk dan ditindas oleh para pemuka agama, dan bahkan menjadi martir bagi Tuhan, mengorbankan hidup mereka. Dibandingkan dengan orang-orang kudus di masa lalu, penderitaanku sekarang ini bahkan tidak layak disebutkan. Aku tak boleh mengasihani diriku sendiri, tetapi harus belajar dari mereka, dan mengikuti Tuhan sampai akhir, seberat apa pun penderitaannya. Setelah merenungkan hal-hal ini, aku menyeka air mataku, keluar dari kamar tidur, dan berkata kepada suamiku: "Kita telah menikah selama lebih dari sepuluh tahun, dan aku telah mendedikasikan hidupku untuk rumah tangga kita. Kini kau ingin mengambil semua uang dan rumahku, dan mengendalikanku secara finansial untuk memaksaku melepaskan jalan yang benar. Namun, aku tak mau menuruti kemauanmu. Aku harus percaya kepada Tuhan!" Mendengar perkataanku, suamiku menjadi sangat marah, seolah-olah kehilangan akal sehatnya. Dia merampas pemutar MP3 milikku, dan kemudian merobek semua barang milikku. Dia mengambil KTP-ku, perhiasan emas dan perakku, serta kartu bank dan uang tunaiku. Dia juga mengambil ponselku, membantingnya ke lantai, lalu mengambil sebuah kursi dan memukulkannya ke ponselku sampai hancur berkeping-keping. Dia melakukan itu untuk memutuskan hubunganku dengan dunia luar. Lalu dia menelepon orang tua, saudara perempuan, dan ipar laki-lakiku agar datang ke rumah kami, dan mereka semua menyerangku bersama-sama.

Anggota keluargaku menonton media berita Tiongkok secara berkala dan tidak mengetahui yang sebenarnya mengenai PKT. Mereka memercayai begitu saja semua perkataan PKT. Kedua saudara perempuanku telah menemukan banyak kabar bohong di internet yang merupakan fitnah yang dikarang oleh PKT tentang Gereja Tuhan Yang Mahakuasa, dan memperlihatkan kepadaku hal-hal yang direkayasa PKT tentang kasus Zhaoyuan. Kukatakan kepada mereka, "Aku tahu semua itu. Kasus Zhaoyuan diadili di pengadilan PKT, dan semua penjahat itu menyangkal bahwa mereka adalah bagian dari Gereja Tuhan Yang Mahakuasa. Di pengadilan, mereka dengan jelas berkata bahwa mereka tidak pernah berhubungan dengan Gereja Tuhan Yang Mahakuasa, tetapi hakim PKT bersikeras berkata bahwa mereka adalah anggota gereja. Bukankah itu menjebak dan menyalahkan gereja? Bukankah itu kasus hukum palsu yang direkayasa oleh PKT? Kalian semua tahu PKT adalah partai politik yang ateis, dan telah menganiaya kepercayaan beragama sejak mereka berkuasa. Jadi, bagaimana kau bisa memercayai apa pun yang PKT katakan tentang Gereja Tuhan Yang Mahakuasa?" Namun, kedua saudara perempuanku telah tertipu oleh PKT, dan tidak menggunakan kearifan apa pun terhadap kabar bohong yang mereka sebarkan. Mereka berkata kepadaku, "Jika ada banyak media berita terkenal yang mengatakannya, bagaimana mungkin itu salah?" Aku berkata, "Semua saluran media berita Tiongkok dikendalikan oleh pemerintah PKT—mereka adalah juru bicara PKT. Mereka harus mengatakan apa pun yang PKT katakan, dan mereka tidak berani melaporkan fakta yang sebenarnya. PKT juga telah membeli banyak media asing, dan mereka juga berbicara untuk PKT. Tidakkah semua ini jelas bagi kalian? Fakta berbicara lebih keras daripada kata-kata, dan aku meminta kalian untuk membuka mata dan berhenti secara membabi buta memercayai kabar bohong yang kalian dengar." Selesai aku berbicara, mereka tak bisa berkata apa-apa. Ibuku menjadi marah, dan berkata, "Begitu banyak dari kami yang berusaha menasihatimu, tetapi kau tidak mau mendengarkan. Apakah sesulit itu bagimu untuk melepaskan Tuhan Yang Mahakuasa? Seluruh keluarga mengkhawatirkanmu karena kepercayaanmu. Mengapa kau tidak mau mendengarkan nasihat kami?" Kemudian dia mulai menangis. Melihat ibuku sangat sulit bagiku. Dia telah membesarkan kami bertiga seorang diri, dan dia sangat menderita. Kini dia sudah tua, dan aku masih membuatnya khawatir. Pemikiran itu membuatku hampir menangis. Kemudian adik perempuanku berkata, "Apa kau sedang berusaha membuat ibu kita marah? Kau menginginkan dia, atau Tuhan Yang Mahakuasa?" Saudara perempuanku yang lain berkata dengan dingin, "Jika kau bersikeras percaya kepada Tuhan Yang Mahakuasa, jangan salahkan kami jika tidak memperlakukanmu seperti keluarga. Kami akan melaporkanmu ke polisi, dan berkata kau telah menipu orang dan mengambil uang mereka. Kemudian mereka akan mendeportasimu ke Tiongkok. Jangan lupa, satu-satunya cara kau bisa masuk ke Kanada adalah karena aku mensponsorimu." Mendengar perkataannya, aku sangat marah. Aku tak pernah menyangka mereka bisa menggunakan taktik jahat dan hina seperti itu untuk mengancamku, dan memaksaku untuk melepaskan kepercayaanku kepada Tuhan. Namun, mereka tidak bisa mengelabuiku. Aku sudah menjadi warga negara Kanada yang dinaturalisasi, jadi, mereka tidak bisa secara sewenang-wenang menuduhku melakukan kejahatan dan membuatku dideportasi. Melihat keluargaku sendiri menindasku seperti itu sangat menyakitkan, dan aku tak mampu menahan air mataku. Namun tepat pada saat itu, aku teringat sebuah lagu pujian gereja, "Engkau Bersamaku Sepanjang Jalan": "Firman dan pekerjaan-Mu menuntunku, serta kasih-Mu menarikku untuk mengikuti-Mu. Aku makan, minum, dan menikmati firman-Mu setiap hari. Engkau selalu menyertaiku di sepanjang jalan. Ketika aku negatif dan lemah, firman-Mu adalah makanan dan kekuatanku. Ketika aku mengalami kemunduran dan kegagalan, firman-Mu adalah tangan yang membantuku berdiri. Ketika aku dikepung oleh Iblis, firman-Mu memberiku keberanian dan hikmat. Ketika aku menghadapi ujian dan pemurnian, firman-Mu menuntunku untuk tetap teguh dalam kesaksianku. Firman-Mu menemani dan membimbingku, serta hatiku menjadi hangat dan nyaman. Kasih-Mu begitu nyata, dan hatiku penuh dengan rasa syukur" (Ikuti Anak Domba dan Nyanyikan Lagu Baru). Meskipun keluargaku tidak memahamiku dan menindasku, Tuhan selalu berada di sisiku, menggunakan firman-Nya untuk mencerahkan dan membimbingku, dan membantuku mengetahui tipu muslihat Iblis yang sebenarnya. Tuhan juga menggunakan firman-Nya untuk menghiburku, dan memberiku keteguhan hati dan kekuatan. Setelah memikirkan segala sesuatu dengan cara seperti itu, aku tidak merasa begitu sedih. Aku juga teringat firman Tuhan: "Jangan berkecil hati, jangan lemah, dan Aku akan menjadikan segalanya jelas bagimu. Jalan menuju kerajaan tidaklah mulus; tidak ada yang sesederhana itu! Engkau ingin memperoleh berkat dengan mudah, bukan? Sekarang, semua orang akan mengalami ujian pahit yang harus dihadapi. Tanpa ujian semacam itu, hati yang mengasihi-Ku tidak akan tumbuh lebih kuat, dan engkau tidak akan memiliki kasih yang sejati bagi-Ku. Bahkan jika ujian itu hanya berupa peristiwa-peristiwa kecil, semua orang harus melewatinya; hanya saja tingkat kesulitan ujian-ujian itu berbeda-beda untuk masing-masing orang. ... Mereka yang berbagi dalam kepahitan-Ku pasti akan berbagi juga dalam kemanisan-Ku. Itulah janji-Ku dan berkat-Ku untukmu" (Firman, Jilid 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Perkataan Kristus pada Mulanya, Bab 41"). Setelah merenungkan firman Tuhan, aku mengerti bahwa jalan menuju Kerajaan surga penuh dengan kesulitan, yang tak seorang pun dapat menghindarinya. Penindasan dan serangan keluargaku memberiku kesempatan untuk menjadi kesaksian bagi Tuhan di hadapan Iblis, memperoleh bimbingan dan pencerahan Tuhan, serta memiliki iman dan kearifan. Ini adalah hal-hal yang tak akan pernah kudapatkan dari keadaan yang nyaman. Penderitaan itu sangat bernilai dan bermakna! Karena aku sangat yakin bahwa ini adalah jalan yang benar dan merupakan pekerjaan Tuhan, sebanyak apa pun penindasan dan penderitaan yang kuhadapi, aku akan terus mengikuti Dia.

Melihatku tidak mau berkompromi, suamiku sangat marah. Dia menjadi sangat agresif dan berkata, "Aku tahu temanmulah yang meyakinkanmu untuk percaya kepada Tuhan Yang Mahakuasa. Dia memaksamu bergabung dengan gereja itu agar mereka bisa menipu uangmu. Aku sangat membencinya. Percaya atau tidak, aku akan membunuhnya, meskipun itu berarti dipenjara." Perkataannya mengejutkan dan menakutkanku, dan aku pun mulai gemetar ketakutan. Aku benar-benar tak pernah menyangka bahwa laki-laki yang tinggal bersamaku selama lebih dari 10 tahun bisa tiba-tiba berubah dan menjadi begitu kejam. Bagaimana mungkin ini adalah suamiku? Dia jelas adalah setan yang membenci Tuhan dan membenci kebenaran! Dia bahkan mampu mengatakan hal-hal kejam seperti itu untuk menghalangiku agar tidak percaya kepada Tuhan. Setelah melihat sisi kejam suamiku, aku takut dia benar-benar akan membunuh temanku. Sebelum aku sempat pulih dari ketakutanku, ibuku berkata kepadaku, "Sepertinya kalian berdua akan bertengkar. Ambillah beberapa pakaian dan tinggallah di rumahku selama beberapa hari. Jangan mengontak orang lain atau pergi bekerja. Tinggal saja di rumah, dan renungkan apa yang telah kaulakukan." Mendengar perkataan ibuku membuatku khawatir. Tidak ada yang tahu apa yang akan dilakukan suamiku saat dia jadi gila. Ponselku rusak dan tidak bisa digunakan, dan di rumah ibuku, aku tidak bisa menghubungi siapa pun atau bahkan pergi bekerja. Bukankah itu artinya membuatku menjadi tahanan rumah? Bagaimana aku bisa memperingatkan temanku, berhubungan dengan gereja, atau menjalani kehidupan bergereja? Aku segera berdoa kepada Tuhan, memohon kepada-Nya untuk membimbingku. Kemudian, aku ingat bahwa di negara-negara Barat, kepercayaan beragama dilindungi, dan orang tidak boleh menghalangi kebebasan beragama orang lain. Keluargaku berkata mereka ingin melaporkanku ke polisi dan memfitnahku. Namun, aku juga dapat mengajukan laporan ke polisi, yang akan melindungi temanku, dan melibatkan polisi sehingga keluargaku tidak berani melakukan sesuatu yang gegabah. Jadi, aku berkata kepada ibuku, "Aku tidak mau pergi ke rumahmu. Aku ingin mengajukan laporan ke polisi." Saat mendengar perkataanku, mereka tercengang. Aku segera keluar dan pergi ke kantor polisi, dan memberi tahu polisi bahwa aku dianiaya oleh keluargaku karena kepercayaanku kepada Tuhan. Setelah polisi mendengar ceritaku, mereka sulit membayangkan bahwa hal seperti itu dapat terjadi di negara Barat. Mereka bersimpati, dan mengantarku kembali ke rumah. Polisi memberi peringatan kepada suami dan keluargaku dengan berkata, "Di negara-negara Barat, kita memiliki kebebasan beragama. Kalian tidak boleh menghalangi kepercayaannya atau membatasi kebebasan pribadinya. Jika dia ingin pergi bekerja, kalian tidak boleh menghentikannya. Selain itu, dokumen identitas adalah milik pribadi, dan kalian harus mengembalikan semua itu kepadanya." Setelah mendengar perkataan polisi, mereka tidak berani memaksaku. Aku sangat berterima kasih kepada Tuhan, dan bersyukur kepada-Nya karena telah memberiku jalan keluar.

Suamiku terikat pada pengekangan hukum, jadi dia tidak berani secara langsung memaksaku atau menghalangiku untuk percaya kepada Tuhan. Namun dia bersikeras, dan terus memikirkan cara untuk memaksaku melepaskan kepercayaanku kepada Tuhan. Dua hari kemudian, dia memaksaku untuk mengalihkan kepemilikan rumah menjadi atas namanya. Mendengar perkataannya membuatku agak khawatir. Baru dua hari sebelumnya, dia telah mengambil semua uang tunai dan perhiasan emas dan perakku, dan sekarang dia ingin aku mengalihkan kepemilikan rumah itu menjadi atas namanya. Jadi, jika dia memaksaku meninggalkan rumah kami, aku tidak akan punya apa-apa. Dan orang tua serta saudara perempuanku pasti tidak mau menerimaku. Memikirkan semua itu sangat sulit bagiku, tetapi kemudian aku teringat firman Tuhan: "Ketika Tuhan bekerja, memedulikan seseorang, dan memperhatikan orang ini, dan ketika Dia menyukai dan berkenan atas orang ini, Iblis juga akan menguntit orang ini, berusaha menyesatkan orang ini dan melukai dirinya. Jika Tuhan ingin mendapatkan orang ini, Iblis akan berusaha sekuat tenaga untuk menghalangi Tuhan, menggunakan berbagai cara jahat untuk mencobai, mengganggu, dan merusak pekerjaan yang Tuhan lakukan demi mencapai tujuan tersembunyinya. Apa tujuan ini? Iblis tidak ingin Tuhan mendapatkan siapa pun; Iblis ingin merebut orang-orang yang ingin Tuhan dapatkan, dia ingin mengendalikan mereka, menguasai mereka sehingga mereka menyembahnya, sehingga mereka bergabung dengannya untuk melakukan perbuatan-perbuatan jahat, dan menentang Tuhan. Bukankah ini motif Iblis yang jahat?" (Firman, Jilid 2, Tentang Mengenal Tuhan, "Tuhan itu Sendiri, Tuhan yang Unik IV"). "Jika mereka ingin diselamatkan, dan ingin sepenuhnya didapatkan oleh Tuhan, maka semua orang yang mengikut Tuhan harus menghadapi pencobaan dan serangan besar maupun kecil dari Iblis. Mereka yang keluar dari pencobaan dan serangan ini dan mampu mengalahkan Iblis sepenuhnya adalah mereka yang telah diselamatkan oleh Tuhan. Dengan kata lain, mereka yang telah diselamatkan oleh Tuhan adalah mereka yang telah mengalami ujian Tuhan, dan yang telah dicobai dan diserang oleh Iblis berulang kali. Mereka yang telah diselamatkan oleh Tuhan memahami maksud dan tuntutan Tuhan, dan mampu tunduk terhadap kedaulatan dan pengaturan Tuhan, dan mereka tidak meninggalkan jalan takut akan Tuhan dan menjauhi kejahatan di tengah pencobaan Iblis. Mereka yang diselamatkan oleh Tuhan memiliki kejujuran, mereka baik hati, mereka bisa membedakan antara kasih dan kebencian, mereka memiliki rasa keadilan dan bersikap rasional, dan mereka mampu memedulikan Tuhan serta menghargai semua yang berasal dari Tuhan. Orang-orang semacam itu tidak diikat, diintai, dituduh, ataupun disiksa oleh Iblis; mereka sepenuhnya bebas, mereka telah dibebaskan dan dilepaskan sepenuhnya. Ayub adalah orang dengan kebebasan seperti itu, dan inilah sesungguhnya makna penting mengapa Tuhan menyerahkan dia kepada Iblis" (Firman, Jilid 2, Tentang Mengenal Tuhan, "Pekerjaan Tuhan, Watak Tuhan, dan Tuhan itu Sendiri II"). Ayub memiliki iman yang sejati kepada Tuhan, dia taat dan takut akan Dia, dan itulah sebabnya dia mampu tetap teguh di tengah pencobaan Iblis, dan membebaskan dirinya dari ikatan dan tuduhan Iblis. Ayub percaya bahwa Tuhan mengendalikan segala sesuatu, dan semua yang dia miliki dianugerahkan kepadanya oleh Tuhan. Jadi, entah Tuhan memberi atau mengambil, Ayub mampu menerima dan tunduk. Ketika Ayub kehilangan harta benda dan anak-anaknya, dan bahkan ketika sekujur tubuhnya dipenuhi barah, dia tetap tidak mengeluh kepada Tuhan, tetapi memuji nama-Nya seperti sebelumnya. Istri Ayub berkata kepadanya, "Apakah engkau masih mempertahankan kesalehanmu? Kutuklah tuhan dan matilah!" (Ayub 2:9). Dan Ayub menegurnya dengan berkata, "Engkau berbicara seperti perempuan bodoh. Apakah kita mau menerima yang baik dari tangan Tuhan dan tidak mau menerima kesukaran?" (Ayub 2:10). Kesaksian Ayub benar-benar menginspirasiku, dan aku ingin mengikuti teladannya. Bagaimanapun suamiku menindasku, atau sebanyak apa pun harta benda yang dia ambil dariku, dan meskipun dia mengusirku dari rumah hingga aku tak memiliki apa pun, aku akan tetap mengandalkan imanku untuk mengikuti Tuhan, tetap teguh dalam kesaksianku, dan mempermalukan Iblis.

Keesokan harinya, ketika kami pergi ke bank untuk mengalihkan kredit kepemilikan rumah kami, pegawai bank memberi tahu kami bahwa kredit kami adalah pinjaman baru. Jadi, jika kami ingin mengajukan kredit kepemilikan yang baru, prosesnya akan sangat rumit dan kami akan mengalami kerugian yang cukup besar. Pegawai bank menyarankan, jika memungkinkan, kami harus menunggu lima tahun lagi, dan mengajukan pengalihan ketika periode pembayaran kredit yang semula telah berakhir. Suamiku tak punya pilihan, jadi dia menyerah. Setelah itu, aku kembali berhubungan dengan saudara-saudariku. Ketika suamiku mengetahuinya, dia bertanya kepadaku, "Apakah kau akan terus menghadiri pertemuan?" Aku menjawab, "Apakah kau tetap ingin menghentikanku untuk menghadiri pertemuan? Jika demikian, aku bisa pindah dan tinggal di tempat lain. Bukankah kau selalu khawatir jika aku percaya kepada Tuhan Yang Mahakuasa, seseorang akan menipuku, dan aku akan meninggalkan keluargaku? Selama aku menjadi orang percaya, pernahkah Gereja Tuhan Yang Mahakuasa menipu uangku? Pernahkah aku meninggalkan keluarga kita seperti yang kabar bohong sebarkan tentang orang percaya?" Suamiku tertegun. Setelah beberapa saat dia berkata, "Kau benar. Aku belum pernah melihat Gereja Tuhan Yang Mahakuasa menipu uangmu, dan kau tidak meninggalkan keluarga kita. Aku terlalu mudah tertipu oleh kabar bohong itu, dan aku hanya ingin menghentikanmu karena aku takut kau akan ditipu. Mulai sekarang, kau boleh percaya kepada apa pun yang kausuka." Aku sangat bahagia karena suamiku tidak pernah lagi berusaha mengendalikan kepercayaanku kepada Tuhan atau menghentikanku menghadiri pertemuan. Beberapa waktu kemudian, dia mulai merasa bahwa mengelola keuangan bukanlah keahliannya, dan mengurus keuangan kami membutuhkan banyak waktu dan upaya, jadi dia menyerahkan semua uang kami dan membiarkan aku yang mengelolanya. Dan dia tidak pernah lagi menyinggung tentang pengalihan kredit kepemilikan rumah menjadi atas namanya.

Dengan mengalami penindasan keluargaku, aku melihat betapa jahatnya PKT sebenarnya. PKT bukan saja mengamuk dengan menindas, menganiaya, dan menangkap orang-orang Kristen di Tiongkok, tetapi juga dengan sewenang-wenang mengarang kabar bohong di Internet untuk memfitnah Gereja Tuhan Yang Mahakuasa. PKT ingin menyesatkan seluruh dunia agar memusuhi Gereja Tuhan Yang Mahakuasa, memihak mereka dan menentang Tuhan, lalu dikutuk masuk ke neraka dan dihukum bersama dengan mereka. PKT adalah setan, roh jahat yang menentang Tuhan, dan menyesatkan serta menelan manusia. Meskipun Iblis itu jahat dan hina, hikmat Tuhan dilaksanakan berdasarkan rencana Iblis. Iblis ingin menggunakan penindasan keluargaku untuk membuatku mengkhianati Tuhan dan kehilangan kesempatan untuk diselamatkan, tetapi dia tak pernah menyangka bahwa aku akan menggunakan pengalaman itu untuk mengembangkan pemahamanku, dan benar-benar mengenali keburukan Iblis. Dalam hatiku, aku telah mengutuk dan meninggalkan Iblis, dan imanku kepada Tuhan menjadi makin kuat. Syukur kepada Tuhan!

Penderitaan akan berakhir dan air mata akan berhenti. Percayalah kepada Tuhan bahwa Dia mendengar permohonan kita dalam penderitaan kita, dan Dia ingin menyelamatkan kita dari penderitaan. Hubungi kami untuk memahami kabar baik tentang keselamatan Tuhan.

Konten Terkait

Siapa Orang Farisi Masa Kini?

Selama 22 tahun sebagai orang Kristen, aku terutama bertanggung jawab atas keuangan gereja dan sekolah Minggu. Pada Mei 2017, aku bertemu...

Kurangi Ukuran Huruf
Tambah Ukuran Huruf
Masuk Layar Penuh
Keluar Layar Penuh