Setelah Gempa Bumi
Oleh Saudari Jane, Filipina Pada Juli 2019, aku menerima pekerjaan Tuhan Yang Mahakuasa pada akhir zaman. Kemudian, aku banyak membaca...
Kami menyambut semua pencari yang merindukan penampakan Tuhan!
Ling Xin sedang mengayuh sepedanya di jalan yang sepi. Saat itu adalah waktu terdingin dari musim dingin, dan angin yang menusuk membuatnya menggigil tak terkendali. Hatinya dipenuhi dengan kegelisahan. Dia sedang dalam perjalanan menuju pertemuan dengan beberapa penyiram, dan dia mendengar bahwa dua dari saudara tersebut sangat serius dengan pekerjaan mereka, selalu bersemangat untuk mencari masalah. Ling Xin merasa khawatir, sambil berpikir, "Aku masih begitu muda dan baru saja mulai berlatih sebagai pengawas. Bagaimana jika aku tidak bisa menyelesaikan masalah mereka? Betapa memalukannya itu?" Dia ingin mengayuh lebih pelan, tetapi embusan angin dingin membuatnya tidak bisa berlama-lama di jalan. Dia mempercepat langkahnya, tergesa-gesa menuju pertemuan.
Ketika Ling Xin tiba di rumah tuan rumah, semua orang saling bertukar salam dan memulai persekutuan serta membicarakan pekerjaan mereka. Kemudian, persekutuan beralih membahas makna penderitaan saat melaksanakan tugas. Ling Xin bersekutu mengenai pemahamannya tentang topik ini. Setelah mendengarnya, Saudara Su Rui, salah satu penyiram, berkata, "Untuk mengatasi masalah takut akan penderitaan saat melaksanakan tugas kita, kita tidak hanya perlu memahami makna penderitaan, tetapi juga perlu menganalisis aspek mana dari watak buruk kita yang menyebabkan kita selalu menikmati kenyamanan. Dahulu aku memedulikan daging dan menghindari penderitaan, tetapi kemudian aku membaca firman Tuhan ...." Ketika Ling Xin mendengarkan, rasanya seperti Su Rui sedang bersekutu langsung kepadanya, dan dia tiba-tiba merasa wajahnya memerah karena panas, berpikir, "Apa Su Rui menyadari kekuranganku? Apa dia mengira aku tidak cukup kompeten sebagai pengawas? Apa dia mengira jalan masuk kehidupanku begitu dangkal, tetapi aku di sini bersekutu dengan mereka!" Ling Xin merasa gelisah.
Sepanjang sore itu, para saudara mengajukan banyak pertanyaan, dan Ling Xin terus berpikir sepanjang waktu, tidak berani bersantai sejenak. Kemudian, Su Rui mengajukan pertanyaan lain yang tidak bisa dijawab dengan jelas oleh Ling Xin. Setelah dia bersekutu mengenai pemikirannya, Su Rui masih belum mengerti, dan mereka semua terdiam. Jam terus berdetak, dan suara lembut pergerakannya terdengar sangat keras dan jelas pada saat itu. "Apa yang seharusnya kita lakukan sekarang?" Saudara Li Yang memecah keheningan. Su Rui menjawab, "Kita sedang menunggu pengawas untuk berbagi persekutuan. Masalah ini belum dipersekutukan dengan jelas." Ling Xin tersenyum canggung dan berusaha tetap tenang, sambil berkata, "Aku masih memikirkannya." Namun di dalam, pikirannya kacau balau, dan dia merasa cemas serta khawatir. "Bagaimana jika aku tidak bisa menyelesaikan masalah ini? Bukankah itu akan memalukan?" Untungnya, semua orang mulai bersekutu satu per satu, dan masalah itu dapat diselesaikan sampai batas tertentu. Ling Xin menghela napas panjang, dan melirik waktu di komputernya—sudah larut malam— jadi dia segera mengemasi barang-barangnya dan terburu-buru keluar.
Ketika dia kembali, matahari sudah terbenam, dan sisa-sisa senja perlahan-lahan memudar, meninggalkan Ling Xin dengan wajah penuh kekecewaan dan kehilangan. Dia berpikir, "Setelah seharian penuh, para saudara sudah melihat dengan jelas siapa aku. Aku ingin meninggalkan kesan yang baik kepada orang lain, tetapi aku tidak menyangka hasilnya seperti ini. Apa mereka akan mengatakan bahwa aku tidak menjalankan tugas dengan baik sebagai pengawas? Apa mereka akan mengatakan bahwa jalan masuk kehidupanku dangkal dan keterampilanku juga tidak baik? Mengapa mereka punya begitu banyak pertanyaan? Mengapa mereka tidak bisa bertanya lebih sedikit?" Ling Xin mengeluh dalam hatinya, "Aku tidak akan datang lagi ke kelompok ini. Makin sering aku pergi, aku makin merasa malu. Bagaimanapun, ada seorang saudari yang menjadi pasanganku. Biarkan dia saja yang pergi menggantikanku."
Setelah kejadian ini, Ling Xin tidak bisa merasa lega untuk waktu yang lama. Setiap kali ada pertemuan untuk para penyiram, dia hanya ingin lari. Dia tahu dia menjalani hidup dengan watak buruk, jadi dia dengan sadar makan dan minum firman Tuhan mengenai keadaannya. Dia membaca firman Tuhan: "Berdiri di posisi yang tepat sebagai makhluk ciptaan dan menjadi manusia biasa: Apakah ini mudah untuk dilakukan? (Tidak mudah.) Di manakah kesulitannya? Begini: Orang-orang selalu merasa bahwa di atas kepala mereka ada banyak lingkaran halo dan gelar. Mereka juga ingin memiliki identitas dan status sebagai tokoh yang hebat dan manusia super serta terlibat dalam semua praktik dan pertunjukan lahiriah yang pura-pura dan salah. Jika engkau tidak melepaskan hal-hal ini, jika perkataan dan perbuatanmu selalu dikekang dan dikendalikan oleh hal-hal ini, engkau akan merasa sulit untuk masuk ke dalam kenyataan firman Tuhan. Akan sulit untuk tidak tergesa-gesa mencari solusi terhadap hal-hal yang tidak kaupahami dan sulit untuk lebih sering membawa masalah tersebut ke hadapan Tuhan serta mempersembahkan hati yang tulus kepada-Nya. Engkau tak akan mampu melakukan hal ini. Justru karena statusmu, gelarmu, identitasmu, dan semua hal semacam itu salah dan tidak benar, karena semuanya bertentangan dan berlawanan dengan firman Tuhan, hal-hal ini mengikatmu sehingga engkau tidak mampu menghadap ke hadirat Tuhan. Apa akibat dari hal-hal ini bagimu? Semua itu membuatmu pandai menyamarkan diri, berpura-pura mengerti, berpura-pura pintar, berpura-pura menjadi tokoh yang hebat, berpura-pura menjadi selebritas, berpura-pura mampu, berpura-pura bijaksana, bahkan berpura-pura tahu segalanya, mampu segalanya, dan mampu melakukan segalanya. Hal ini membuat orang lain akan memuja dan mengagumimu. Mereka akan mendatangimu dengan segala masalah mereka, mengandalkanmu dan menghormatimu. Dengan demikian, seolah-olah engkau memasukkan dirimu ke dalam kesusahan. Katakan kepada-Ku, apakah mengalami kesusahan enak rasanya? (Tidak.) Engkau tidak paham, tetapi engkau tidak berani berkata bahwa engkau tidak paham. Engkau tidak bisa mengerti, tetapi engkau tidak berani berkata bahwa engkau tidak bisa mengerti. Engkau jelas-jelas melakukan kesalahan, tetapi engkau tidak berani mengakuinya. Hatimu menderita, tetapi engkau tidak berani berkata, 'Kali ini benar-benar salahku, aku berutang kepada Tuhan dan kepada saudara-saudariku. Aku telah menyebabkan kerugian besar bagi rumah Tuhan, tetapi aku tidak memiliki keberanian untuk berdiri di hadapan semua orang dan mengakuinya.' Mengapa engkau tidak berani berbicara? Engkau yakin, 'Aku harus menjaga reputasi dan lingkaran halo yang telah diberikan oleh saudara-saudariku, aku tidak boleh mengkhianati rasa hormat dan kepercayaan besar yang mereka miliki terhadapku, apalagi harapan besar yang telah mereka miliki terhadapku selama bertahun-tahun. Oleh karena itu, aku harus tetap berpura-pura.' Seperti apakah penyamaran seperti itu? Engkau telah berhasil menjadikan dirimu sebagai tokoh yang hebat dan manusia super. Saudara-saudari ingin datang kepadamu untuk bertanya, berkonsultasi, dan bahkan memohon nasihatmu tentang masalah apa pun yang mereka hadapi. Tampaknya mereka bahkan tidak mampu hidup tanpamu. Namun, bukankah hatimu menderita? Tentu saja, ada orang-orang yang tidak merasakan penderitaan ini. Antikristus tidak merasakan penderitaan ini. Sebaliknya, mereka bergembira atasnya karena menganggap bahwa status mereka di atas segalanya. Namun, rata-rata orang yang normal menderita saat mengalami kesusahan. Mereka merasa bahwa mereka bukan apa-apa, sama seperti manusia biasa. Mereka tidak yakin bahwa mereka lebih kuat daripada orang lain. Mereka tidak hanya menganggap bahwa mereka tidak mampu melaksanakan pekerjaan nyata apa pun, tetapi mereka juga akan menunda pekerjaan gereja dan menunda umat pilihan Tuhan, sehingga mereka akan disalahkan dan mengundurkan diri. Ini adalah orang yang bernalar" (Firman, Jilid 3, Pembicaraan Kristus Akhir Zaman, "Menghargai Firman Tuhan adalah Landasan Kepercayaan kepada Tuhan"). Ling Xin merenungkan firman Tuhan dan menyadari bahwa dia telah hidup demi reputasi dan status, mempertimbangkan dalam setiap situasi cara mempertahankan status dan posisinya sebagai pengawas. Dia teringat kembali masa sebelum dia menjadi pengawas. Dia tidak pernah memikul beban, baik ketika dia mempersekutukan kebenaran maupun saat berkomunikasi dan mengeksplorasi pertanyaan-pertanyaan, dia tidak memahami orang-orang. Dia akan berbagi sebanyak yang dia tahu, tanpa takut mengatakan sesuatu yang salah, maupun merasa gugup karena kurangnya pemahaman. Dia sudah tahu jalan masuk kehidupannya dangkal dan bahwa dia tidak sepenuhnya memahami beberapa prinsip, jadi dia harus bersekutu dan mencari tahu lebih banyak untuk menebus kekurangannya. Namun sekarang, semuanya berbeda, sebagai seorang pengawas. Dia merasa bahwa dia harus selalu lebih baik dari saudara-saudari lainnya, bahwa persekutuannya tentang kebenaran harus lebih mendalam, dan bahwa kemampuan kerjanya tidak boleh terlalu buruk. Dia berpikir bahwa dia harus mampu mempersekutukan solusi untuk pertanyaan-pertanyaan yang diajukan orang lain; jika tidak, saudara-saudari akan meremehkannya. Ketika dia menghadiri pertemuan, Su Rui telah menunjukkan kekurangan dalam persekutuannya tentang kebenaran. Dia juga menghadapi beberapa masalah yang tidak bisa dia pahami dengan jelas, dan meskipun dia tidak tahu jawabannya, dia enggan mengakuinya. Dia telah disibukkan dengan harga diri dan statusnya sendiri, serta merasa tidak nyaman. Dia juga khawatir bahwa jika terus mengadakan pertemuan dengan para penyiram, dia akan makin mempermalukan dirinya sendiri, sehingga dia menjadi enggan untuk pergi, berpikir bahwa ini akan membantu menutupi kekurangan dan kelemahannya, dan mempertahankan citranya sebagai seorang pengawas. Ling Xin menyadari bahwa dia telah menganggap dirinya terlalu tinggi, dan bahwa dia telah berusaha menyamarkan dirinya sebagai orang hebat tanpa kekurangan. Dia benar-benar congkak dan tidak mengenal dirinya sendiri! Sangatlah wajar baginya untuk mengungkapkan masalah dan kekurangannya sendiri karena dia masih baru sebagai pengawas, dan Tuhan menggunakan masalah dan kesulitan ini sebagai kesempatan baginya untuk berlatih. Dia harus dengan sungguh-sungguh mencari prinsip-prinsip kebenaran untuk menyelesaikan masalah-masalah ini, daripada memilih untuk menghindarinya karena dia menganggap dirinya tidak cukup mampu; lebih dari itu, dengan melakukan opsi yang terakhir, dia tidak memenuhi tanggung jawabnya. Ling Xin melihat tuntutan Tuhan bagi orang-orang: "Jangan tergesa-gesa mencari solusi tentang apa yang tak kaupahami; seringlah bawa permasalahanmu ke hadapan Tuhan, persembahkanlah hati yang tulus kepada-Nya" (persekutuan Tuhan). Ling Xin mulai memahami bahwa Tuhan menginginkan orang-orang, ketika mereka menghadapi hal-hal yang tidak mereka pahami, untuk sering datang ke hadapan-Nya untuk berdoa dan mencari dengan hati yang tulus. Namun, dia telah terikat erat oleh kekhawatirannya akan harga diri dan status, selalu memikirkan cara mempertahankan citra dan statusnya. Dia tahu bahwa dia banyak kekurangan, tetapi dia tidak pernah memikirkan bagaimana menyelesaikan masalah untuk memajukan pekerjaan. Bahwa para saudara cukup serius dengan pekerjaan mereka adalah hal yang baik; sementara dia, yang tidak dapat memahami kebenaran dan menyelesaikan masalah, justru menyalahkan orang lain karena terlalu banyak bertanya— dia benar-benar kebal terhadap nalar! Setelah menyadari hal-hal ini, Ling Xin terus membaca firman Tuhan dan menemukan jalan penerapan.
Tuhan Yang Mahakuasa berfirman: "Katakan kepada-Ku, bagaimana engkau menjadi manusia yang biasa dan normal? Bagaimana engkau, seperti yang Tuhan firmankan, dapat dengan benar menempatkan dirinya sebagai makhluk ciptaan—bagaimana engkau mampu untuk tidak berusaha menjadi manusia super, atau sosok yang hebat? Bagaimana seharusnya engkau berlatih menjadi orang biasa dan normal? Bagaimana ini bisa dilakukan? ... Pertama, jangan memberi gelar pada dirimu sendiri dan menjadi terikat oleh gelar tersebut, dengan berkata, 'Aku ini seorang pemimpin, kepala tim, aku pengawas, tak seorang pun tahu urusan ini lebih baik daripadaku, tak seorang pun mengerti keahlian ini lebih daripadaku.' Jangan terjebak dalam gelar yang kau tunjuk sendiri. Begitu engkau melakukannya, itu akan mengikat tangan dan kakimu, dan apa yang kaukatakan dan lakukan akan terpengaruh. Pemikiran dan penilaian normalmu juga akan terpengaruh. Engkau harus membebaskan diri dari belenggu status ini. Pertama-tama, turunkan dirimu dari gelar dan kedudukan resmi ini dan tempatkanlah dirimu sebagai orang biasa. Jika engkau melakukannya, mentalitasmu akan menjadi sedikit normal. Engkau juga harus mengakui dan berkata, 'Aku tidak tahu bagaimana melakukan ini, dan aku juga tidak mengerti itu—aku harus melakukan penelitian dan belajar,' atau 'Aku tidak pernah mengalami ini, jadi aku tidak tahu harus berbuat apa.' Ketika engkau mampu mengatakan apa yang sebenarnya kaupikirkan dan mengatakannya dengan jujur, engkau akan memiliki nalar yang normal. Orang lain akan mengetahui dirimu yang sebenarnya, dan dengan demikian akan memiliki pandangan yang normal tentang dirimu, dan engkau tidak perlu berpura-pura, engkau juga tidak akan merasa sangat tertekan, sehingga engkau akan dapat berkomunikasi dengan orang-orang secara normal. Hidup seperti ini adalah hidup yang bebas dan mudah; siapa pun yang mendapati hidupnya melelahkan, mereka sendirilah yang menyebabkannya. Jangan berpura-pura atau menyembunyikan sesuatu. Pertama-tama, engkau harus membuka diri tentang apa yang kaupikirkan di dalam hatimu, tentang pikiranmu yang sebenarnya, sehingga semua orang menyadari dan memahaminya. Sebagai hasilnya, kekhawatiranmu dan hambatan serta kecurigaan di antaramu dan orang lain semuanya akan sirna. Selain itu, engkau juga terbelenggu oleh sesuatu yang lain. Engkau selalu menganggap dirimu sebagai kepala tim, pemimpin, pekerja, atau seseorang yang bergelar, berstatus, dan berposisi: jika engkau berkata engkau tidak mengerti sesuatu, atau tidak mampu melakukan sesuatu, bukankah engkau sedang merendahkan dirimu sendiri? Ketika engkau mengesampingkan semua belenggu ini di dalam hatimu, ketika engkau tidak lagi menganggap dirimu sebagai pemimpin atau pekerja, dan ketika engkau tidak lagi berpikir dirimu lebih baik daripada orang lain, dan merasa bahwa engkau hanya manusia biasa, yang sama dengan orang lain, dan bahwa ada beberapa area di mana engkau lebih rendah dari orang lain—ketika engkau mempersekutukan kebenaran dan hal-hal yang berkaitan dengan pekerjaan dengan sikap ini, maka dampaknya akan berbeda, demikian juga suasananya akan berbeda. Jika, dalam hatimu, engkau selalu memiliki perasaan waswas, jika engkau selalu merasa stres dan terbelenggu, dan jika engkau ingin melepaskan diri dari hal-hal ini tetapi tidak bisa, maka engkau harus berdoa dengan sungguh-sungguh kepada Tuhan, merenungkan dirimu, melihat kekuranganmu, dan berusaha untuk memperoleh kebenaran. Jika engkau mampu menerapkan kebenaran, engkau akan memperoleh hasil. Apa pun yang kaulakukan, jangan berbicara dan bertindak dari posisi tertentu atau menggunakan gelar tertentu. Pertama-tama, kesampingkan semua hal ini, dan tempatkan dirimu pada posisi seorang manusia biasa" (Firman, Jilid 3, Pembicaraan Kristus Akhir Zaman, "Menghargai Firman Tuhan adalah Landasan Kepercayaan kepada Tuhan"). Dari firman Tuhan, Ling Xin menyadari bahwa dia harus melepaskan statusnya sebagai seorang pengawas, dan bahwa dia hanyalah orang biasa, sama seperti orang lain, hanya melaksanakan tugas yang berbeda. Sekarang, sebagai seorang pengawas, itu berarti dia memikul tanggung jawab yang lebih banyak tetapi tingkat pertumbuhannya tetap sama seperti semula. Menjadi seorang pengawas tidak berarti bahwa tingkat pertumbuhannya telah meningkat, atau bahwa dia memiliki pemahaman yang lebih jelas tentang berbagai aspek kebenaran— berpikir seperti itu sangat tidak realistis. Apalagi, setelah dia melayani sebagai penyiram dalam waktu yang begitu lama, saudara-saudarinya sudah mengetahui siapa dirinya yang sebenarnya; bukankah fakta bahwa dia ingin berpura-pura menjadi seseorang yang lebih hebat berarti bahwa dia mencoba menipu dirinya sendiri dan orang lain, serta menempatkan dirinya dalam situasi yang sulit? Ling Xin memahami bahwa dia harus melepaskan jabatannya sebagai pengawas, dan menyikapi kekurangannya dengan benar, mempersekutukan dan memperdalam apa yang tidak dia pahami dengan orang lain, atau mencari kebenaran sendiri untuk menyelesaikannya, dan menerima setiap wahyu sebagai kesempatan yang baik untuk pertumbuhan hidup.
Cuaca perlahan-lahan makin hangat, dan angin pun bertiup jauh lebih sepoi-sepoi. Ling Xin melepaskan pakaian katun tebalnya, merasa rileks dan senang.
Tak lama setelah itu, Ling Xin ditugaskan untuk memimpin pekerjaan khotbah. Ketika dia tahu bahwa beberapa saudara-saudarinya menulis khotbah sebelumnya, dan bahwa beberapa di antaranya memiliki pengalaman bertahun-tahun dalam memberitakan Injil, dia tidak bisa menahan diri selain meratapi, "Siapa di antara mereka yang tidak lebih baik dariku? Bagaimana aku seharusnya mengawasi pekerjaan ini?" Ling Xin merasa kewalahan, khawatir bahwa jika dia tidak bisa mengarahkan pekerjaan dengan baik, saudara-saudarinya mungkin akan meragukan kemampuannya dan berkata, "Kamulah pengawasnya, tetapi apa kamu benar-benar bisa bekerja sebagai pengawas seperti ini?" Dia khawatir jika hasilnya buruk dan akhirnya dia diberhentikan, dia akan sangat malu. Ling Xin mendapati dirinya hidup di tengah-tengah tekanan dan kekhawatiran.
Hujan di luar terus-menerus gerimis selama beberapa hari, meskipun tidak deras. Ling Xin menyadari bahwa kualitas khotbah yang diserahkan oleh saudara-saudarinya tidak terlalu bagus, dan dia ingin bersekutu dengan mereka mengenai prinsip-prinsipnya. Namun, dia ragu-ragu, berpikir, "Pada pertemuan terakhir, aku hanya duduk di pinggir, hampir tidak bisa mengucapkan beberapa patah kata. Itu sangat memalukan. Aku bahkan tidak tahu apa yang saudara-saudari pikirkan tentang diriku. Jika kali ini aku pergi dan masih tidak bisa menyelesaikan masalah apa pun, apa yang harus aku lakukan? Mungkin sebaiknya aku tidak pergi, dengan begitu aku tidak akan kehilangan muka." Ling Xin memandang ke luar jendela; hujan terus turun. Dia menghibur dirinya sendiri dengan berpikir, "Meskipun aku tidak akan bersekutu dengan mereka secara langsung, aku masih bisa bersekutu melalui surat. Seharusnya sama saja apakah aku pergi atau tidak."
Suatu hari, pemimpin mengatur janji dengan Ling Xin untuk mengadakan pertemuan. Setelah menanyakan situasi pekerjaan, pemimpin menunjukkan bahwa Ling Xin tidak bertanggung jawab dalam tugasnya, dan bahwa dia gagal untuk benar-benar menindaklanjuti pekerjaan dan menyelesaikan masalah, yang menyebabkan kualitas khotbah menjadi buruk. Ling Xin merasa sangat malu, dan dia membenci dirinya sendiri karena selalu khawatir dengan harga diri dan statusnya, yang menghambat pekerjaan. Pemimpin kemudian membagikan beberapa firman Tuhan, dan satu bagian tertentu sedikit menyentuh hati Ling Xin. Tuhan Yang Mahakuasa berfirman: "Tidak menjadi masalah seberapa berbakatnya engkau, seberapa tingkat kualitas dan pendidikan yang kaumiliki, seberapa banyaknya slogan yang mampu kauteriakkan, atau seberapa banyak kata-kata dan doktrin yang kaupahami; sesibuk apa pun engkau atau selelah apa pun engkau dalam sehari, atau sejauh apa pun engkau telah bepergian, sebanyak apa pun gereja yang kaukunjungi, atau sebanyak apa pun risiko yang kauambil dan penderitaan yang kautanggung, tak ada satu pun dari hal-hal ini yang penting. Yang penting adalah apakah engkau melakukan pekerjaanmu berdasarkan pengaturan kerja, apakah engkau menerapkan pengaturan tersebut secara akurat; apakah, selama kepemimpinanmu, engkau berpartisipasi dalam setiap pekerjaan spesifik yang menjadi tanggung jawabmu, dan berapa banyak masalah nyata yang benar-benar telah kauselesaikan; berapa banyak orang yang sudah mulai memahami prinsip-prinsip kebenaran karena kepemimpinan dan bimbinganmu, serta berapa banyak pekerjaan gereja yang telah maju dan berkembang. Yang penting adalah apakah engkau telah mencapai hasil-hasil ini atau tidak. Pekerjaan spesifik apa pun yang kaulakukan, yang penting adalah apakah engkau secara konsisten menindaklanjuti dan mengarahkan pekerjaan tersebut daripada bersikap angkuh dan berkuasa serta mengeluarkan perintah. Selain itu, yang juga penting adalah apakah engkau memiliki jalan masuk kehidupan saat melaksanakan tugasmu, apakah engkau dapat menangani masalah berdasarkan prinsip, apakah engkau memiliki kesaksian tentang menerapkan kebenaran, dan apakah engkau dapat menangani serta menyelesaikan masalah-masalah nyata yang dihadapi oleh umat pilihan Tuhan. Semua hal ini dan hal-hal serupa lainnya adalah kriteria untuk menilai apakah pemimpin atau pekerja telah memenuhi tanggung jawab mereka atau tidak. Apakah menurut engkau semua kriteria-kriteria ini praktis? Dan adil untuk orang lain? (Ya.) Kriteria-kriteria ini adil kepada semua orang. Apa pun tingkat pendidikanmu, entah engkau adalah anak muda atau lanjut usia, berapa lama engkau telah percaya kepada Tuhan, senioritasmu, atau berapa banyak firman Tuhan yang telah kaubaca, semua ini tidaklah penting. Yang penting adalah seberapa baiknya engkau melaksanakan tugas gereja setelah dipilih sebagai pemimpin, seberapa efektif dan efisiennya engkau dalam pekerjaanmu, dan apakah setiap pos pekerjaan berjalan dengan teratur dan efektif, serta tidak tertunda. Semua ini adalah hal-hal utama yang dievaluasi saat mengukur apakah pemimpin atau pekerja telah memenuhi tanggung jawab mereka atau belum" (Firman, Jilid 5, Tanggung Jawab Para Pemimpin dan Pekerja, "Tanggung Jawab Para Pemimpin dan Pekerja (9)"). Ling Xin menyadari bahwa Tuhan bersekutu bahwa tugas para pemimpin dan pekerja adalah membimbing saudara-saudari untuk memahami prinsip-prinsip kebenaran dan mendorong kemajuan semua aspek pekerjaan di rumah Tuhan. Tuhan tidak menghakimi seseorang berdasarkan seberapa besar mereka tampak menderita, tetapi berdasarkan apakah tugas mereka membuahkan hasil yang nyata dan apakah mereka memenuhi tanggung jawab mereka. Setelah membaca firman Tuhan, Ling Xin bertanya pada dirinya sendiri, "Sejauh mana pekerjaan nyata yang telah aku lakukan sejak menjadi pengawas? Apakah aku telah menyelesaikan semua masalah yang aku temui? Apakah pekerjaan tersebut telah membuahkan hasil yang nyata dan mengalami kemajuan?" Ling Xin tidak dapat menjawab satu pun dari pertanyaan ini. Sebagai seorang pemimpin dan pekerja, ketika seseorang menyadari bahwa pekerjaan tidak membuahkan hasil yang baik, seharusnya ia benar-benar menyelidiki alasan di balik hasil yang buruk ini, dan tergantung pada apakah orang hidup dalam watak rusaknya atau tidak memahami prinsip-prinsipnya, maka seseorang harus menyelesaikan masalah-masalah tersebut dengan cara yang terarah. Namun, karena takut tidak mampu menyelesaikan masalah dan khawatir orang lain akan melihat kekurangannya, dia hanya menulis surat untuk mempersekutukan prinsip-prinsip tersebut secara singkat, yang mengakibatkan masalah-masalah tetap tidak terselesaikan dan hasil pekerjaan terus-menerus buruk. Bukankah semua ini disebabkan oleh dia yang tidak melakukan pekerjaan nyata? Setelah pertemuan, Ling Xin segera menemui saudara-saudari yang sedang menulis khotbah. Melalui penyelidikan yang rinci, dia menemukan bahwa mereka memang tidak menulis sesuai dengan prinsip-prinsipnya, jadi, dia mempersekutukan beberapa prinsip dengan semua orang bersama-sama. Hanya beberapa hari kemudian, sebuah khotbah dengan kualitas yang lebih baik diserahkan. Ling Xin sangat senang, tetapi dia juga merasa sedikit menyesal. Jika dia menangani masalah-masalah ini lebih awal, pekerjaan tidak akan tertunda begitu lama. Dia bertanya pada dirinya sendiri, "Mengapa aku tidak bisa melepaskan keangkuhanku? Mengapa begitu sulit bagiku untuk menerapkan kebenaran?" Bertekad untuk menyelesaikan masalah ini, Ling Xin mencari lebih banyak firman Tuhan tentang hal ini.
Tuhan Yang Mahakuasa berfirman: "Setiap hari antikristus hidup hanya demi reputasi dan status, mereka hidup hanya untuk menikmati manfaat dari status mereka, hanya inilah yang mereka pikirkan. Bahkan ketika mereka kadang kala mengalami kesukaran kecil atau membayar sedikit harga, ini pun adalah demi memperoleh status dan reputasi. Mengejar status, memegang kekuasaan, dan menikmati berkat adalah hal-hal utama yang selalu antikristus rencanakan begitu mereka percaya kepada Tuhan, dan mereka tidak menyerah sampai tujuan mereka tercapai. Jika suatu hari perbuatan jahat mereka tersingkap, mereka panik, seakan-akan langit akan runtuh menimpa mereka. Mereka tak bisa makan atau tidur, dan mereka tampak seperti kesurupan, seolah-olah sedang menderita depresi. Ketika orang bertanya ada apa, mereka mengarang kebohongan dan berkata, 'Kemarin aku sangat sibuk sehingga tak bisa tidur sepanjang malam, jadi aku sangat lelah.' Namun sebenarnya, semua ini tidak benar, semua ini hanya tipuan. Mereka merasa seperti ini karena mereka terus-menerus berpikir, 'Hal-hal buruk yang kulakukan telah tersingkap, jadi bagaimana aku bisa memulihkan reputasi dan statusku? Cara apa yang dapat kugunakan untuk memulihkan diriku? Nada bicara apa yang dapat kugunakan untuk menjelaskan hal ini kepada semua orang? Apa yang dapat kukatakan agar orang lain tidak mengetahui diriku yang sebenarnya?' Setelah lama memikirkannya, mereka tetap tidak tahu apa yang harus mereka lakukan, sehingga mereka pun merasa tertekan. Terkadang mata mereka menatap kosong ke satu titik, dan tak seorang pun tahu apa yang mereka lihat. Masalah ini membuat mereka memeras otak, berpikir sekuat tenaga, dan tak mau makan atau minum. Meskipun demikian, mereka tetap berpura-pura peduli dengan pekerjaan gereja, dan bertanya kepada orang-orang, 'Bagaimana keadaan pekerjaan penginjilan? Seberapa efektifkah Injil diberitakan? Sudahkah saudara-saudari memperoleh jalan masuk kehidupan akhir-akhir ini? Adakah orang yang menimbulkan gangguan dan kekacauan?' Semua pertanyaan mereka tentang pekerjaan gereja ini dimaksudkan sebagai kepura-puraan untuk dilihat orang lain. Jika mereka benar-benar tahu bahwa ada masalah, mereka sama sekali tidak akan menyelesaikannya, jadi semua pertanyaan mereka hanyalah formalitas yang cenderung dilihat orang lain sebagai kepedulian terhadap pekerjaan gereja. Jika ada seseorang yang membuat laporan tentang masalah gereja untuk mereka selesaikan, mereka selalu hanya menggelengkan kepala. Tidak ada rencana yang apa pun yang akan mereka buat, dan meskipun mereka ingin menyamarkan diri, mereka tidak mampu, dan mereka akan mengambil risiko diri mereka terungkap dan tersingkap. Inilah masalah terbesar yang dihadapi antikristus sepanjang hidup mereka. ... Meskipun pekerjaan gereja terus berlanjut di bawah kekuasaan para antikristus, efektivitasnya telah sangat berkurang. Beberapa pekerjaan penting masih dikendalikan oleh orang-orang jahat, dan pengaturan pekerjaan di rumah Tuhan belum dilaksanakan. Meskipun umat pilihan Tuhan masing-masing melaksanakan tugas mereka, tetapi tidak ada hasil yang nyata, dan berbagai tugas telah lama berada dalam keadaan lumpuh. Apa sumber penyebab masalah-masalah ini? Itu karena para antikristus telah mengendalikan gereja. Di mana pun antikristus memegang kekuasaan, seluas apa pun lingkup pengaruh mereka, sekalipun hanya atas satu kelompok, mereka akan memengaruhi pekerjaan rumah Tuhan dan jalan masuk kehidupan sebagian umat pilihan Tuhan. Jika mereka memegang kekuasaan di sebuah gereja, pekerjaan gereja dan kehendak Tuhan di tempat itu akan terhambat. Mengapa pengaturan kerja rumah Tuhan tidak dapat diterapkan di gereja-gereja tertentu? Karena antikristus memegang kekuasaan di gereja-gereja tersebut. Siapa pun yang adalah antikristus, mereka tidak akan sungguh-sungguh mengorbankan diri mereka bagi Tuhan, pelaksanaan tugas mereka hanyalah formalitas dan asal-asalan. Mereka tidak akan melakukan pekerjaan nyata sekalipun mereka adalah pemimpin atau pekerja, dan mereka hanya akan berbicara dan bertindak demi ketenaran, keuntungan dan status, tanpa sama sekali melindungi pekerjaan gereja" (Firman, Jilid 4, Menyingkapkan Antikristus, Bab Sembilan (Bagian Dua)). Tuhan mengungkapkan bahwa antikristus hidup hanya demi reputasi dan status, dan bahwa mereka menghabiskan hari-hari mereka dengan fokus pada bagaimana melindungi hal-hal tersebut. Mereka tidak peduli dengan pekerjaan rumah Tuhan, dan menghindari melakukan pekerjaan-pekerjaan khusus. Namun, ketika reputasi atau status mereka terancam, meskipun hanya kerugian kecil, mereka berpikir keras dan berusaha sekuat tenaga untuk menyamarkan dan menyembunyikan diri mereka. Jelas bahwa antikristus tidak peduli dengan pekerjaan rumah Tuhan, mengabaikan kewajiban mereka yang seharusnya, dan bahwa mereka benar-benar egois dan hina. Ling Xin menyadari bahwa dia telah bertingkah seperti seorang antikristus; menyayangi reputasi dan status di atas segalanya. Dia tidak peduli dengan pekerjaan gereja; asalkan reputasi dan statusnya aman, tidak ada hal lain yang lebih penting. Seolah-olah mengerjakan pekerjaan gereja merupakan beban tambahan baginya. Fokus utamanya adalah mempertahankan reputasi dan statusnya. Setelah mempermalukan dirinya sendiri di depan saudara-saudari pada sebuah pertemuan dengan para penyiram, dia merasa sangat tertekan dan kesal hingga dia tidak ingin lagi menghadiri pertemuan di sana. Sekarang, sementara menindaklanjuti pekerjaan khotbah, dia menyadari bahwa alih-alih berpikir untuk segera belajar setelah mengidentifikasi kekurangannya, dia justru ingin lari dan menutupi masalahnya, sehingga dia bisa menghindar dari kesan tidak kompeten. Tanggung jawabnya adalah segera mengidentifikasi berbagai masalah dalam tugas tersebut, dan membimbing saudara-saudari untuk mencari kebenaran dan masuk ke dalam prinsip-prinsip agar pekerjaan dapat berjalan dengan lancar. Kurangnya pemahaman yang jelas tentang kebenaran dan kurangnya pengalaman dalam pekerjaan tersebut bukanlah alasan atau dalih yang sah untuk tidak melakukan pekerjaan nyata. Tuhan tidak menuntut hasil yang besar tetapi berharap agar manusia dapat mencurahkan hati dan upaya terbaik mereka dalam melakukan tugasnya agar mereka dapat membuat kemajuan dalam tugas-tugas mereka dan mengganti rugi kekurangan mereka. Namun, Ling Xin hanya berfokus pada mempertahankan reputasi dan statusnya serta tidak melakukan pekerjaan yang nyata. Untuk menutupi kekurangannya, dia menjadi pekerja yang lepas tangan, yang merugikan pekerjaan gereja. Dia tidak hanya gagal memberikan kontribusi pada kemajuan pekerjaan tetapi juga menunda dan memengaruhi pekerjaan tersebut. Bagaimana mungkin Tuhan tidak membenci tindakan-tindakannya ini? Dia berpikir tentang bagaimana antikristus yang diusir dari gereja sangat memperhatikan reputasi dan status mereka, dan tentang bagaimana mereka menikmati penghormatan dari saudara-saudari, dan hanya melakukan hal-hal yang melindungi reputasi dan status mereka, serta mereka tidak peduli meskipun itu mengacaukan pekerjaan gereja. Pada akhirnya, sejumlah perbuatan jahat mereka menyebabkan mereka diusir dan disingkirkan. Ling Xin menyadari bahwa dia juga sedang memperlihatkan sifat seorang antikristus, dan bahwa jika dia tidak bertobat, dia akan berakhir dengan hasil yang sama. Saat merenung hal ini, Ling Xin diam-diam bertekad bahwa, ke depannya, dia akan mencurahkan segenap hatinya dalam tugasnya, bahwa dia tidak akan terkekang oleh kekhawatiran tentang harga diri dan statusnya, serta dia akan melaksanakan tugasnya dengan teguh. Jika tidak memahami sesuatu, dia akan mempelajari prinsip-prinsip yang relevan atau mengesampingkan dirinya dan mencari bantuan dari saudara-saudari. Dengan cara ini, dia dapat secara bertahap melaksanakan tugasnya dengan baik.
Di hari-hari berikutnya, Ling Xin fokus untuk benar-benar mempelajari dan melengkapi dirinya dengan prinsip-prinsip kebenaran yang relevan. Saat bersekutu dengan orang lain, dia melakukannya dengan pola pikir belajar dan berbagi. Setiap kali dia menemui sesuatu yang tidak dia pahami, dia secara proaktif meminta saran dari orang lain. Dia tidak peduli bagaimana orang lain memandangnya. Asalkan dia bisa berjuang mencapai tuntutan Tuhan dan melaksanakan tugasnya dengan sepenuh hati, itu sudah cukup.
Cuaca mendung dan hujan yang lama membuat udara terasa pengap dan sesak, tetapi semua ini pada akhirnya akan berlalu. Matahari akan terbit. Saat itu, langit akan cerah dan penuh warna.
Akhirnya, hujan berhenti, dan langit perlahan-lahan menjadi cerah ...
Penderitaan akan berakhir dan air mata akan berhenti. Percayalah kepada Tuhan bahwa Dia mendengar permohonan kita dalam penderitaan kita, dan Dia ingin menyelamatkan kita dari penderitaan. Hubungi kami untuk memahami kabar baik tentang keselamatan Tuhan.
Oleh Saudari Jane, Filipina Pada Juli 2019, aku menerima pekerjaan Tuhan Yang Mahakuasa pada akhir zaman. Kemudian, aku banyak membaca...
Oleh Saudari Vanessa, MyanmarSejak kecil, orang tuaku mengajariku untuk berakal sehat, baik kepada orang lain, penuh pengertian terhadap...
Oleh Saudari Qiu Guo, AmerikaBeberapa waktu lalu, aku mendengar sepenggal persekutuan Tuhan yang berbunyi, "Menjilat, mengucapkan kata-kata...
Pada malam tanggal 15 April 2022, jam 10 malam lebih sedikit, aku menerima surat dari pemimpin yang mengatakan bahwa empat saudara-saudari...