Akhirnya Aku Bisa Menilai Orang Jahat

24 Februari 2025

Pada bulan Maret 2020, aku menerima surat dari ibuku. Aku baru tahu kalau dia telah dikeluarkan dari gereja sebagai orang jahat lebih dari setahun yang lalu. Pesan mendadak ini mengejutkanku bagai petir di siang bolong. Aku bahkan belum selesai membaca suratnya ketika air mataku mulai mengalir. Pekerjaan keselamatan Tuhan di akhir zaman adalah kesempatan sekali seumur hidup! Dengan ibuku dikeluarkan dari gereja, bukankah dia sudah kehilangan harapan untuk diselamatkan? Pada saat itu, yang terlintas di pikiranku hanyalah betapa baiknya ibuku kepadaku: Sejak aku kecil, ibuku telah membimbingku membaca firman Tuhan dan mengajarkanku berdoa. Ayahku ingin aku belajar dengan baik dan menjadi sukses di masa depan, tetapi ibukulah yang bersikeras agar aku percaya kepada Tuhan dan melaksanakan tugas, sehingga aku bisa menempuh jalan yang benar dalam hidup. Kemudian, ibuku diburu oleh polisi karena menyebarkan Injil dan harus melarikan diri. Setiap kali dia menulis surat kepadaku, dia mendorongku untuk dengan tulus melaksanakan tugas dan mengejar kebenaran ... Kenangan-kenangan itu terus terulang di kepalaku seperti adegan dari sebuah film. Ibuku telah mempercayai Tuhan selama enam belas tahun, dan meskipun dia ditangkap dua kali, dia tidak mengkhianati Tuhan dan terus pergi dari rumah untuk melaksanakan tugasnya, sehingga membuatku percaya bahwa dia benar-benar percaya kepada Tuhan. Jadi bagaimana bisa dia dikeluarkan? Apakah pemimpin membuat kesalahan? Bukankah dia seharusnya mendapatkan kesempatan lain untuk bertobat, mengingat semua pengorbanan dan usaha yang telah dia lakukan selama bertahun-tahun? Dalam suratnya, dia mengatakan bahwa dia telah mengamuk dan bersikap asal-asalan dalam melaksanakan tugasnya, dan bahwa dia telah menabur perselisihan serta membentuk klik-klik di antara saudara-saudari, sehingga menyebabkan kerugian bagi pekerjaan gereja, dan bahwa setiap kali dia dipangkas, dia tidak merenungkan atau mengenali dirinya sendiri, dan selalu menganggap orang lain sebagai sumber masalahnya. Dia berkata bahwa dia telah melakukan terlalu banyak kejahatan, dan dikeluarkannya adalah tindakan yang dapat dibenarkan, bahwa dia tidak memberikan kesaksian apa pun selama lebih dari sepuluh tahun beriman, dan sebaliknya, telah melakukan banyak kejahatan dan merusak pekerjaan gereja. Dia berkata bahwa dirinya adalah setan tua, antek Iblis, dan setan jahat, bahwa dia masih hidup adalah sebuah aib, dan bahwa dia begitu menderita sehingga ingin bunuh diri. Aku kemudian teringat bagaimana sekalipun ibuku sudah dikeluarkan, dia masih mengirimiku uang yang diperolehnya dari bekerja untuk mendukungku dalam melaksanakan tugasku. Perilaku ibuku membuatku bingung: Apakah hal itu hanya karena watak rusaknya terlalu serius, bukan karena ada yang salah dengan esensinya? Jika dia diberi kesempatan lagi, apakah dia mampu bertobat dan menghindari dikeluarkan? Tuhan menyelamatkan manusia semaksimal mungkin, dan rumah Tuhan memungkinkan mereka yang telah dikeluarkan untuk kembali jika mereka benar-benar bertobat. Ketika melihat ibuku telah menunjukkan beberapa perilaku baik setelah dikeluarkan, mungkinkah gereja bisa memberinya kesempatan lain? Jadi aku menulis surat untuk membantunya, memintanya untuk bertobat dengan tulus, dan jika dia benar-benar bertobat, dia mungkin dapat diterima kembali di gereja.

Dalam suatu pertemuan, aku menyampaikan pemikiranku dan seorang saudari memberitahuku bahwa aku tidak mampu menilai esensi ibuku, itulah sebabnya aku selalu ingin agar dia diterima kembali di gereja, dan dia memberitahuku bahwa aku perlu mencari kebenaran tentang hal ini. Aku menyadari bahwa Tuhan menggunakan saudari ini untuk mengingatkanku agar memetik pelajaran, jadi aku berdoa kepada Tuhan, "Ya Tuhan, aku bingung karena ibuku dikeluarkan, tolong cerahkan aku untuk memahami kebenaran dan izinkan aku belajar untuk menilai esensi natur ibuku dan melepaskan diri dari ikatan perasaan."

Suatu hari, aku membaca dua bagian dari firman Tuhan: "Mereka yang menyebarkan omongan beracun dan jahat di dalam gereja, mereka yang menyebarkan rumor, menimbulkan ketidakharmonisan, dan membentuk kelompok-kelompok eksklusif di antara saudara-saudari—mereka haruslah diusir dari gereja. Namun, karena saat ini adalah masa pekerjaan Tuhan yang berbeda, orang-orang ini dibatasi, karena mereka sudah pasti akan disingkirkan. Semua orang yang telah dirusak oleh Iblis memiliki watak yang rusak. Beberapa orang semata-mata memiliki watak yang rusak, sementara beberapa orang lainnya berbeda: mereka tidak saja memiliki watak Iblis yang rusak, tetapi natur mereka juga luar biasa kejam. Bukan saja perkataan dan perbuatan mereka menyingkapkan watak rusak Iblis dalam diri mereka; lebih dari itu, orang-orang ini adalah Iblis-Iblis dan setan-setan yang asli. Perilaku mereka mengacaukan dan mengganggu pekerjaan Tuhan, mengganggu jalan masuk kehidupan saudara-saudari, dan menghancurkan kehidupan bergereja yang normal. Cepat atau lambat, serigala-serigala berbulu domba ini harus dibersihkan; sikap yang tak kenal ampun, sikap penolakan, harus diterapkan atas para kaki tangan Iblis ini. Hanya inilah artinya berdiri di pihak Tuhan, dan mereka yang gagal melakukannya sedang berkubang dalam lumpur bersama Iblis" (Firman, Jilid 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Peringatan Bagi Orang yang Tidak Melakukan Kebenaran"). "Orang yang sungguh-sungguh percaya kepada Tuhan adalah mereka yang bersedia menerapkan firman Tuhan dan bersedia melakukan kebenaran. Orang-orang yang sungguh-sungguh dapat berdiri teguh dalam kesaksian mereka bagi Tuhan adalah mereka yang bersedia menerapkan firman-Nya dan dapat dengan sungguh-sungguh berdiri di pihak kebenaran. Orang-orang yang menggunakan tipu daya dan melakukan ketidakadilan semuanya tidak memiliki kebenaran, dan mereka semua mempermalukan Tuhan. Mereka yang menimbulkan pertikaian di dalam gereja adalah kaki tangan Iblis, mereka jelmaan Iblis. Orang-orang seperti ini sangatlah jahat. Orang-orang yang tidak memiliki ketajaman rohani dan tidak mampu berdiri di pihak kebenaran, semuanya memendam niat jahat dan menodai kebenaran. Terlebih lagi, orang-orang ini merupakan representasi tipikal Iblis. Mereka tidak mungkin ditebus dan tentu saja akan disingkirkan. Keluarga Tuhan tidak mengizinkan orang-orang yang tidak melakukan kebenaran untuk tetap tinggal, juga tidak membiarkan mereka yang dengan sengaja menghancurkan gereja untuk tetap tinggal. Namun, saat ini belum waktunya untuk melakukan pekerjaan pengusiran; orang-orang semacam itu hanya akan disingkapkan dan disingkirkan pada akhirnya. Tidak ada lagi pekerjaan sia-sia yang perlu dilakukan atas orang-orang ini; mereka yang adalah milik Iblis tidak dapat berdiri di pihak kebenaran, sedangkan orang-orang yang mencari kebenaran dapat berdiri di pihak kebenaran" (Firman, Jilid 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Peringatan Bagi Orang yang Tidak Melakukan Kebenaran"). Penyingkapan firman Tuhan membuatku mengerti bahwa hanya mereka yang bisa menerima dan menerapkan kebenaranlah yang benar-benar percaya kepada Tuhan, dan bahwa mereka yang menolak menerima kebenaran, terus-menerus melakukan kejahatan dan mengganggu pekerjaan gereja, dan tidak pernah bertobat, adalah setan dan Iblis yang sejati. Mereka adalah orang-orang yang akan disingkapkan dan disingkirkan oleh Tuhan, dan gereja harus mengeluarkan mereka. Ini adalah ketetapan administratif gereja. Dari saudara-saudariku, aku mengetahui bahwa ibuku terus tidak bertobat atas perbuatan jahatnya. Dia telah memanfaatkan kerusakan yang disingkapkan oleh seorang saudari untuk menyerang dan menghakimi saudari tersebut, dan dia telah menarik orang lain untuk menghakimi dan mengucilkan saudari ini bersamanya, sehingga menyebabkan keadaan saudari ini memburuk. Ibuku tidak mendapatkan hasil apa pun dalam tugasnya, dan ketika pemimpin tim menekannya tentang kemajuannya, di belakang pemimpin itu, dia menghakiminya sebagai orang yang tidak punya kasih. Seorang pengawas mempersekutukan dan mengungkapkan masalahnya, tetapi dia mengatakan bahwa pengawas itu menindasnya dan tidak mengizinkannya berbicara. Dia juga menyuarakan ketidakpuasannya terhadap pengawas itu di belakangnya, yang menyebabkan orang lain memiliki prasangka terhadap pengawas tersebut, sehingga menyebabkan kekacauan dan gangguan serius pada pekerjaan. Pemimpin menganalisis tindakan dan perilakunya, memperingatkannya, dan mengatur agar dia merenung secara terisolasi. Namun, ibuku tidak merenung, dan malah pergi ke berbagai pertemuan sesuka hatinya, dan menimbulkan perpecahan antara saudara-saudari dan pemimpin. Fakta ini membuatku terkejut. Ibuku memiliki natur yang begitu jahat! Jika ada yang melakukan sesuatu yang sedikit saja tidak sesuai dengan keinginannya, dia akan menyimpan dendam, menghakimi mereka di belakang, menebar ketidakpuasan, dan menyebarkan perselisihan di antara saudara-saudari, sehingga mengacaukan pekerjaan gereja. Orang-orang lain sudah memperingatkannya berulang kali, tetapi dia sama sekali tidak bertobat, terus-menerus melakukan kejahatan, dan mengganggu pekerjaan gereja serta jalan masuk kehidupan saudara-saudari. Ini bukanlah perwujudan kerusakan yang normal, dan juga bukanlah masalah watak rusak yang serius seperti yang kukira, melainkan, dia memiliki natur jahat, dan esensinya sebagai orang jahat telah tersingkap. Dia tidak akan bertobat meskipun diberi kesempatan lagi. Gereja telah mengeluarkannya sesuai dengan prinsip untuk melindungi pekerjaan gereja dan saudara-saudari dari gangguan lebih lanjut. Cara penanganan seperti ini sepenuhnya adil dan sesuai dengan prinsip kebenaran. Aku selalu berpikir bahwa dengan enam belas tahun beriman, bertahun-tahun melaksanakan tugas, bahwa dia terus percaya bahkan setelah dua kali ditangkap, juga bagaimana dia meninggalkan keluarga serta karier, dan semua usaha serta pengorbanannya, maka dia adalah orang percaya sejati. Namun, sekarang aku melihat dengan jelas bahwa ibuku percaya kepada Tuhan hanya untuk menyelinap ke gereja dan mendapatkan berkat, dan bahwa dia ingin menukarkan apa yang telah pura-pura dia tinggalkan dan korbankan demi berkat dari surga. Tuhan Yang Mahakuasa telah mengungkapkan begitu banyak kebenaran, tetapi dia tidak menerima atau menerapkan satu pun. Sebaliknya, dia melakukan kejahatan dan menyebabkan gangguan di gereja, serta dengan keras kepala menolak untuk bertobat. Ini adalah orang jahat. Apa bedanya ini dengan orang Farisi, yang menolak untuk menerima kebenaran yang diungkapkan oleh Tuhan Yesus, dan menyalibkan Tuhan Yesus, meskipun mereka telah berkeliling dunia untuk mempertobatkan orang? Aku teringat sesuatu yang dikatakan Tuhan Yesus: "Bukan setiap orang yang memanggil-Ku, Tuhan, Tuhan, yang akan masuk ke dalam Kerajaan Surga; melainkan dia yang mengikuti kehendak Bapa-Ku yang di surga. Banyak orang akan berkata kepada-Ku di hari itu kelak, Tuhan, Tuhan, bukankah kami telah bernubuat demi nama-Mu, telah mengusir setan-setan demi nama-Mu, dan melakukan banyak pekerjaan ajaib demi nama-Mu? Saat itu Aku akan menyatakan kepada mereka, Aku tidak pernah mengenalmu: pergilah daripada-Ku, engkau yang melakukan kejahatan" (Matius 7:21-23). Firman Tuhan membuatku memahami, bahwa seseorang bisa melakukan pengorbanan dan usaha secara lahiriah, tetapi hal ini tidak berarti dia benar-benar orang yang beriman, dan Tuhan tidak mengakui iman seperti ini. Hanya mereka yang menerima dan menerapkan kebenaranlah yang merupakan orang beriman sejati. Orang-orang seperti itu memiliki harapan untuk membuang watak mereka yang rusak, memperoleh keselamatan Tuhan, dan memasuki kerajaan Tuhan. Aku juga bertanya-tanya apakah pengakuan ibuku atas perbuatan jahatnya dan bahwa dirinya sebagai setan dan Iblis setelah dia dikeluarkan merupakan pertobatan sejati dan apakah hal ini cukup bagi gereja untuk mengizinkannya masuk kembali.

Dalam pencarianku, aku membaca firman Tuhan ini: "Terlepas dari seberapa marah Tuhan terhadap penduduk Niniwe, begitu mereka menyatakan puasa dan mengenakan kain kabung dan abu, hati-Nya mulai melembut dan Dia mulai mengubah pikiran-Nya. Sesaat sebelum Dia menyatakan kepada mereka bahwa Dia akan menghancurkan kota mereka—sesaat sebelum pengakuan dan pertobatan mereka dari dosa—Tuhan masih marah terhadap mereka. Begitu mereka sudah melakukan rangkaian tindakan pertobatan, amarah Tuhan terhadap orang-orang Niniwe berangsur berubah menjadi belas kasih dan toleransi kepada mereka. Tidak ada yang bertolak belakang tentang pengungkapan dua aspek watak Tuhan yang terjadi bersamaan dalam peristiwa yang sama ini. Jadi, bagaimana orang seharusnya memahami dan mengetahui bahwa tidak ada kontradiksi? Tuhan mengungkapkan dan menyingkapkan masing-masing dari dua esensi yang sangat bertolak belakang ini sebelum dan sesudah penduduk Niniwe bertobat, memungkinkan manusia melihat keaslian dan esensi Tuhan yang tidak dapat disinggung. Tuhan menggunakan sikap-Nya untuk memberitahu manusia hal berikut: bukannya Tuhan tidak menoleransi manusia atau Dia tidak mau menunjukkan belas kasih kepada mereka; melainkan, karena mereka jarang bertobat dengan sungguh-sungguh kepada Tuhan, dan jarang manusia sungguh-sungguh berbalik dari jalan mereka yang jahat dan meninggalkan kejahatan yang ada di tangan mereka. Dengan kata lain, ketika Tuhan marah kepada manusia, Dia berharap manusia akan mampu untuk sungguh-sungguh bertobat, dan Dia berharap melihat pertobatan sejati manusia, sehingga Dia akan dengan murah hati menganugerahkan belas kasih dan toleransi-Nya kepada manusia. Ini berarti perbuatan jahat manusia mendatangkan murka Tuhan, sementara belas kasih dan toleransi Tuhan dianugerahkan kepada mereka yang mendengarkan Tuhan dan benar-benar bertobat di hadapan-Nya, kepada mereka yang dapat berbalik dari jalan-jalan mereka yang jahat dan meninggalkan kejahatan yang ada di tangan mereka. Sikap Tuhan disingkapkan dengan sangat jelas dalam perlakuan-Nya terhadap penduduk Niniwe: belas kasih dan toleransi Tuhan sama sekali tidak sulit didapat, dan yang Dia minta adalah pertobatan sejati manusia. Selama manusia berbalik dari jalan mereka yang jahat dan meninggalkan kejahatan yang ada di tangan mereka, Tuhan akan mengubah hati-Nya dan sikap-Nya terhadap mereka" (Firman, Jilid 2, Tentang Mengenal Tuhan, "Tuhan itu Sendiri, Tuhan yang Unik II"). "Saat engkau melihat cara setan dan Iblis di dunia menentang Tuhan, engkau sedang melihat cara setan dan Iblis di alam roh menentang Tuhan—sama sekali tidak ada bedanya. Mereka berasal dari sumber yang sama dan memiliki esensi natur yang sama, dan itulah sebabnya mereka melakukan hal yang sama. Apa pun wujud mereka, mereka semua melakukan hal yang sama. ... Jika mereka menyerang dan menghujat Tuhan, berarti mereka adalah setan, dan bukan manusia. Dalam kulit manusia yang mereka kenakan, terdengar sebaik dan setepat apa pun perkataan mereka, esensi natur mereka adalah esensi natur setan. Setan mampu mengatakan hal-hal yang terdengar baik untuk menyesatkan manusia, tetapi mereka sama sekali tidak menerima kebenaran, apalagi menerapkannya—seperti inilah tepatnya mereka. Lihat saja orang-orang jahat dan para antikristus dan mereka yang menentang dan mengkhianati Tuhan—bukankah mereka adalah tipe orang seperti ini? ... Katakan kepada-Ku, pantaskah membiarkan orang-orang yang adalah para setan ini, atau orang-orang yang memiliki esensi natur setan ini, untuk tetap tinggal di rumah Tuhan? (Tidak.) Tentu tidak. Mereka tidak sama dengan umat pilihan Tuhan: umat pilihan Tuhan adalah milik Tuhan, sedangkan orang-orang ini adalah milik setan dan Iblis" (Firman, Jilid 6, Tentang Pengejaran akan Kebenaran, "Cara Mengejar Kebenaran (4)"). Setelah merenungkan firman Tuhan, aku pun memahami tentang orang-orang Niniwe, yang karena perbuatan jahat mereka, amarah Tuhan dibangkitkan dan mereka menghadapi pemusnahan. Namun, karena mereka bisa "berbalik dari jalannya yang jahat dan meninggalkan kejahatan yang ada di tangan mereka," dan karena mereka benar-benar bertobat, maka mereka bisa menerima belas kasihan dan pengampunan Tuhan. Hanya ketika kau benar-benar merenungkan, menyadari, menyesali, dan membenci jalan jahat yang dahulu kautempuh, dan ketika kau bisa mendengarkan firman Tuhan dan memulai hidup yang baru, serta berhenti berjalan di jalan jahat yang dahulu, maka kau bisa mendapatkan belas kasihan dan pengampunan Tuhan. Hanya mengucapkan kata-kata yang terdengar bagus tanpa menerima atau menerapkan kebenaran bukanlah pertobatan sejati, dan Tuhan tidak akan menunjukkan belas kasihan atau pengampunan kepada orang-orang seperti itu. Aku memeriksa perilaku ibuku dan menemukan bahwa dia masih belum menyadari semua kejahatan serius yang telah dia lakukan. Sebaliknya, dia menyalahkan orang lain, dengan mengatakan bahwa waktu itu ada seorang saudari yang meremehkan pengawas, sering mengkritik kesalahannya dan bergosip tentang kekurangannya, dan karena dia sendiri tidak memiliki penilaian rohani, dia pun mendukung saudari ini untuk melakukan kejahatan. Ibuku masih tidak memahami sama sekali tentang semua perbuatan jahat yang telah dia lakukan atau natur Iblisnya yang jahat dan berbahaya, dan dia tidak merasakan penyesalan atau kebencian yang nyata terhadap hal-hal tersebut, jadi bagaimana dia bisa sungguh-sungguh bertobat? Jika dia diterima kembali, dia akan terus berbuat jahat dan mengganggu pekerjaan gereja seperti sebelumnya. Selain itu, meskipun dia mengakui dirinya sebagai setan tua, antek Iblis, dan setan jahat, mengenai apa saja kejahatan yang telah dia lakukan, mengapa dia melakukannya, apa maksud yang mengendalikannya, racun Iblis apa yang dia ikuti, dan watak Iblis apa yang terlibat, dia tidak merenungkan atau memahaminya dengan nyata. Aku teringat kembali pada semua hal benar yang ibuku katakan kepadaku sewaktu aku kecil, seperti betapa berharganya pekerjaan keselamatan Tuhan di akhir zaman, dan bahwa melaksanakan tugas dengan tulus serta mengejar kebenaran adalah jalan yang benar dalam hidup, tetapi meskipun dia telah mengatakan hal-hal ini selama lebih dari sepuluh tahun, dia belum menerima atau menerapkan kebenaran apa pun. Secara lisan, dia mengakui perbuatan jahatnya dan mampu mengatakan hal-hal yang benar, tetapi hal ini tidak berarti bahwa dia telah benar-benar bertobat. Gereja memperbolehkan mereka yang telah menunjukkan pertobatan sejati untuk kembali, tetapi bukan orang-orang seperti ibuku, yang hanya mengakui secara lisan dan tidak benar-benar berubah.

Kemudian, aku membaca bagian lain dari firman Tuhan: "Entah engkau seorang antikristus atau orang jahat, atau engkau pernah dikeluarkan atau diusir, memenuhi tanggung jawabmu sebagai seorang pribadi adalah sesuatu yang harus kaulakukan. Mengapa Aku mengatakan bahwa itu adalah sesuatu yang harus kaulakukan? Engkau telah menerima begitu banyak perbekalan kebenaran dari Tuhan, dan ini juga merupakan usaha keras Tuhan. Rumah Tuhan telah menyiramimu dan membekalimu selama bertahun-tahun, tetapi apakah Tuhan menuntut sesuatu darimu? Tidak. Semua buku didistribusikan oleh rumah Tuhan secara cuma-cuma, tidak ada yang harus mengeluarkan uang sepeser pun. Demikian pula, jalan Tuhan yang benar menuju kehidupan kekal dan firman kehidupan yang Dia berikan kepada manusia adalah cuma-cuma, dan khotbah serta persekutuan rumah Tuhan semuanya didengarkan orang secara cuma-cuma. Oleh karena itu, entah engkau orang biasa atau anggota kelompok khusus, engkau telah menerima begitu banyak kebenaran dari Tuhan secara cuma-cuma, bukankah sudah sewajarnya engkau memberitakan firman Tuhan dan Injil Tuhan kepada orang lain dan membawa mereka ke hadirat-Nya? Tuhan telah menganugerahkan semua kebenaran kepada umat manusia; siapakah yang mampu membalas kasih yang begitu besar? Kasih karunia Tuhan, firman-Nya, dan hidup-Nya tidak ternilai harganya, dan tak ada manusia yang mampu membalasnya! Sebegitu berhargakah hidup manusia itu? Dapatkah itu sama berharganya dengan kebenaran? Oleh karena itu, tidak ada seorang pun yang mampu membalas kasih dan anugerah Tuhan, termasuk mereka yang telah dikeluarkan, diusir, dan disingkirkan oleh gereja—tanpa terkecuali. Selama engkau memiliki sedikit hati nurani, nalar, dan kemanusiaan, maka bagaimanapun rumah Tuhan memperlakukanmu, engkau harus memenuhi kewajibanmu untuk menyebarkan firman Tuhan dan bersaksi tentang pekerjaan-Nya. Ini adalah tanggung jawab manusia yang tidak dapat dielakkan. Oleh karena itu, sebanyak apa pun orang yang kauberitakan firman Tuhan dan kausebarkan Injil, atau yang kaudapatkan, ini bukanlah sesuatu yang patut dipuji. Tuhan telah mengungkapkan begitu banyak kebenaran, tetapi engkau tidak mendengarkannya atau menerimanya. Bukankah sudah seharusnya engkau melakukan sedikit pelayanan dan memberitakan Injil kepada orang lain? Mengingat saat ini engkau telah sampai sejauh ini, bukankah seharusnya engkau bertobat? Bukankah seharusnya engkau mencari kesempatan untuk membalas kasih Tuhan? Engkau benar-benar harus melakukannya! Rumah Tuhan memiliki ketetapan administratif, dan mengenai mengeluarkan orang, mengusir, serta menyingkirkannya, itu adalah hal-hal yang dilakukan menurut ketetapan administratif dan berdasarkan tuntutan Tuhan—melakukan semua ini adalah benar. Ada orang yang mungkin berkata, 'Menerima orang-orang yang didapatkan melalui pemberitaan Injil ke dalam gereja dari mereka yang telah dikeluarkan atau diusir itu agak memalukan.' Sebenarnya, ini adalah tugas yang harus dilaksanakan setiap orang, dan tidak ada yang perlu membuat kita malu. Semua manusia adalah makhluk ciptaan. Sekalipun engkau telah dikeluarkan atau diusir, dikutuk sebagai orang jahat atau antikristus, atau engkau menjadi sasaran untuk disingkirkan, bukankah engkau tetap makhluk ciptaan? Setelah engkau dikeluarkan, bukankah Tuhan tetap menjadi Tuhanmu? Apakah firman Tuhan yang telah disampaikan kepadamu dan segala yang telah Tuhan sediakan untukmu terhapus begitu saja? Apakah semua itu tidak ada lagi? Semua itu masih ada, engkau hanya tidak menghargainya. Semua orang yang bertobat, siapa pun yang telah membuatnya bertobat, adalah makhluk ciptaan dan harus tunduk kepada Sang Pencipta. Oleh karena itu, jika orang-orang yang telah dikeluarkan atau diusir ini bersedia untuk memberitakan Injil, kita tidak akan membatasinya; tetapi apa pun cara mereka menyebarkan Injil, prinsip rumah Tuhan untuk memakai orang dan ketetapan administratif rumah Tuhan tidak dapat diubah, dan ini tidak akan pernah berubah" (Firman, Jilid 5, Tanggung Jawab Para Pemimpin dan Pekerja, "Tanggung Jawab Para Pemimpin dan Pekerja (6)"). Firman Tuhan membuatku memahami bahwa Tuhan telah mengungkapkan begitu banyak firman dan selalu melakukan pekerjaan untuk menyelamatkan orang-orang. Keselamatan ini diberikan kepada kita secara cuma-cuma, dan sudah sewajarnyalah kita melaksanakan tugas kita. Meskipun ibuku telah dikeluarkan, dia tetaplah makhluk ciptaan, dan bergantung pada Tuhan setiap hari untuk mendapatkan makanan, air, dan udara untuk hidup. Tuhan tidak mencabut haknya untuk makan dan minum firman-Nya. Dia pernah bersedia menyebarkan Injil dan memberikan uang kepadaku untuk mendukungku dalam tugasku, yang sebenarnya hanya memenuhi bagian dari tanggung jawabnya, tetapi dia belum benar-benar bertobat, dan berdasarkan prinsip, dia tidak layak untuk kembali. Dahulu, adalah orang yang bingung, tidak mencari kebenaran, dan tidak memahami watak Tuhan. Aku melihat bahwa ibuku memiliki beberapa perilaku yang baik dan dia mampu mengatakan beberapa hal yang benar, jadi aku selalu berharap gereja bisa menerimanya kembali. Aku sungguh orang yang bingung! Aku juga bertanya kepada diri sendiri, jika yang dikeluarkan adalah orang lain, akankah aku berharap dia diterima kembali? Tidak. Mengapa aku berharap agar ibuku diberi kesempatan lain dan diterima kembali setelah dia dikeluarkan? Apa akar dari masalah ini? Aku membaca bagian dari firman Tuhan: "Bagian akhir firman Tuhan menyingkapkan kelemahan terbesar manusia—mereka semua hidup dalam keadaan perasaan—sehingga Tuhan tidak menghindarkan seorang pun dari antara mereka, dan menyingkapkan rahasia yang tersembunyi dalam hati seluruh umat manusia. Mengapa sulit sekali bagi manusia memisahkan diri dari perasaan mereka? Apakah melakukan hal ini melampaui standar hati nurani? Bisakah hati nurani menyelesaikan kehendak Tuhan? Bisakah perasaan membantu manusia mengatasi kesulitan? Di mata Tuhan, perasaan adalah musuh-Nya—bukankah ini sudah dinyatakan dengan jelas dalam firman Tuhan?" (Firman, Jilid 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Penafsiran Rahasia 'Firman Tuhan kepada Seluruh Alam Semesta', Bab 28"). Tuhan mengungkapkan bahwa perasaan adalah musuh-Nya, bahwa perasaan adalah kelemahan manusia yang terbesar, bahwa hidup berdasarkan perasaan akan menghalangimu untuk bisa melihat segala hal dan orang dengan prinsip, dan hidup dengan cara seperti ini akan membuatmu rentan untuk mengacaukan dan mengganggu pekerjaan gereja. Sebelumnya, aku tidak menyadari betapa kuatnya perasaanku. Dalam beberapa tahun terakhir, orang-orang di sekitarku telah tersingkap sebagai orang jahat dan antikristus, dan aku mampu menilai dan mengungkap masalah mereka dengan jujur. Karena hal ini, aku merasa masih memiliki rasa keadilan, tetapi dikeluarkannya ibuku menyingkapkanku sepenuhnya. Ibuku telah melakukan begitu banyak kejahatan, tetapi aku tidak membencinya. Sebaliknya, aku merasa sedih dan menangis setiap kali aku memikirkan dia telah dikeluarkan, dan aku merasakan sakit yang amat dalam karena dia kehilangan kesempatan untuk diselamatkan, hingga aku meragukan apakah para pemimpin dan pekerja telah membuat kesalahan dalam mengeluarkannya, dan aku merasa dirugikan atas apa yang dia alami. Ketika melihat ibuku menunjukkan beberapa perilaku yang baik dan tidak menampakkan sikap keras kepala atau menentang karena telah dikeluarkan, aku selalu berharap agar gereja menerima dia kembali. Meskipun aku tidak memohon keringanan hukuman untuknya, dalam pemikiranku, aku menentang Tuhan. Jika bukan karena penghakiman dan pengungkapan firman Tuhan serta penyingkapan fakta-fakta yang memungkinkanku melihat esensi ibuku dengan jelas, tentu aku sudah memohon keringanan hukuman untuknya, dan aku pasti sudah berdiri di pihak orang jahat dan menentang Tuhan. Setelah merenung, akhirnya aku menyadari bahwa racun Iblis seperti "Darah lebih kental daripada air," dan "Manusia bukan benda mati; bagaimana bisa dia bebas dari emosi?" telah tertanam kuat dalam hatiku, sehingga membuatku hidup berdasarkan perasaan dan tidak mampu membedakan yang baik dan yang jahat. Tidak peduli kejahatan apa yang telah dilakukan ibuku, aku tetap menganggapnya sebagai orang yang baik, dan orang yang paling dekat denganku. Aku merasa berutang budi padanya dan hidupku tidak bisa tenang jika aku tidak memihaknya. Kalau dipikir-pikir sekarang, sejak aku masih kecil, ibuku sudah membacakan firman Tuhan bersamaku, mengajariku untuk berdoa, mendorongku agar dengan tulus melaksanakan tugasku dan mengejar kebenaran, dan mengirimiku uang untuk mendukungku dalam melaksanakan tugasku yang jauh dari rumah. Hal-hal ini dan yang lainnya hanyalah pemenuhan tanggung jawabnya sebagai seorang ibu, dan ini pun kedaulatan serta pengaturan Tuhan. Aku teringat kepada tahun-tahun ketika aku percaya kepada Tuhan di tengah benteng setan di bawah kekuasaan PKT. Aku berkali-kali menghadapi bahaya, tetapi Tuhanlah yang mengawasi dan menjagaku melewati kesulitan. Begitu juga, saudara-saudariku yang tidak ada hubungan darah denganku mempertaruhkan diri mereka untuk melindungiku saat aku terancam ditangkap. Aku ditangkap dua kali saat melaksanakan tugasku dan mendapatkan catatan kriminal, tetapi justru saudara-saudariku itu yang menerimaku dan merawatku seolah-olah aku adalah darah daging mereka sendiri. Semua ini karena kasih Tuhan, jadi aku harus bersyukur kepada Tuhan dan membalas kasih-Nya! Ibuku adalah orang jahat, sudah banyak mengganggu pekerjaan gereja, dan dia masih belum benar-benar bertobat, bahkan setelah dikeluarkan. Tanpa menilainya, aku tetap ingin gereja memberinya kesempatan dan menerimanya kembali. Aku sama sekali tidak memikirkan kepentingan rumah Tuhan atau jalan masuk kehidupan saudara-saudari. Bukankah aku hanya menjadi kaki tangan orang jahat dan menentang serta melawan Tuhan? Aku begitu perhatian dan mengasihi orang jahat, yang berarti tidak setia kepada Tuhan, kejam terhadap saudara-saudari, dan tidak punya kemanusiaan. Aku menyadari bahwa aku hidup dengan racun Iblis, dan bahwa aku adalah orang bodoh yang tidak memiliki penilaian rohani dan kemampuan untuk membedakan yang baik dan yang jahat. Aku hampir berdiri di pihak Iblis dan menentang Tuhan. Aku berada dalam bahaya yang sangat besar! Setelah menyadari hal-hal ini, aku akhirnya memahami secara langsung apa yang dimaksudkan Tuhan dalam firmannya "perasaan adalah musuh Tuhan." Firman ini sangat praktis dan benar! Kemudian, aku membaca bagian lain dari firman Tuhan: "Engkau harus secepat mungkin menyingkirkan perasaanmu; Aku tidak bertindak karena perasaan, tetapi sebaliknya Aku melakukan kebenaran. Jika orang tuamu melakukan apa pun yang tidak ada manfaatnya bagi gereja, mereka tidak akan luput" (Firman, Jilid 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Perkataan Kristus pada Mulanya, Bab 9"). Justru karena Tuhan menegakkan kebenaran dan tidak bertindak berdasarkan perasaan dan kebenaran serta keadilan berkuasa di rumah Tuhan, maka para antikristus dan orang jahat yang tidak bertobat dari mengganggu dan merusak pekerjaan Tuhan serta membahayakan saudara-saudari, dapat dikeluarkan, sehingga semua pekerjaan gereja dapat berlanjut dengan lancar, dan saudara-saudari bisa memiliki kehidupan dan lingkungan gereja yang normal untuk melaksanakan tugas. Tuhan menuntut agar kita tidak bergantung pada perasaan dalam ucapan dan tindakan kita, dan sebaliknya agar kita bergantung pada prinsip. Ini juga cara kita seharusnya memperlakukan orang tua kita, dan inilah kebenaran yang harus kuterapkan. Meskipun ibuku melahirkanku secara fisik, pada esensinya dia adalah orang jahat, musuh Tuhan, dan dia dibenci oleh Tuhan. Aku harus berprinsip dalam hal ini, berdiri di pihak Tuhan, dan tidak mengandalkan perasaan untuk membela dia.

Kemudian, aku membaca bagian lain dari firman Tuhan yang membuatku memahami bagaimana seharusnya aku memperlakukan ibuku. Tuhan berfirman: "Jika orang tuamu menghalangi kepercayaanmu kepada Tuhan, esensi natur mereka adalah pengikut yang bukan orang percaya dan orang tidak percaya, atau bahkan esensi natur orang jahat dan setan, dan mereka tidak menempuh jalan yang sama denganmu. Dengan kata lain, mereka sama sekali bukan orang yang sama jenisnya denganmu, dan meskipun engkau tinggal serumah dengan mereka selama bertahun-tahun, mereka sama sekali tidak memiliki pengejaran atau karakter yang sama dengan yang kaumiliki, dan tentu saja mereka tidak memiliki kesukaan atau kerinduan yang sama denganmu. Engkau percaya kepada Tuhan, sedangkan mereka sama sekali tidak percaya, dan mereka bahkan menentang Tuhan. Apa yang harus kaulakukan jika keadaannya seperti ini? (Tolak mereka.) Tuhan tidak menyuruhmu untuk menolak atau mengutuk mereka dalam keadaan seperti ini. Tuhan tidak mengatakan itu. Tuntutan Tuhan untuk 'menghormati orang tuamu' tetap berlaku. Ini berarti selama engkau tinggal dengan orang tuamu, engkau harus tetap mematuhi tuntutan untuk menghormati orang tuamu ini. Tidak ada kontradiksi dalam hal ini, bukan? (Tidak.) Sama sekali tidak ada kontradiksi dalam hal ini. Dengan kata lain, saat engkau bisa pulang untuk berkunjung, engkau bisa memasakkan makanan untuk mereka atau membuatkan pangsit untuk mereka, dan jika memungkinkan, engkau bisa membelikan mereka beberapa produk kesehatan, dan mereka akan sangat puas denganmu. ... Harus ada prinsip dalam caramu memperlakukan semua orang, termasuk orang tuamu; entah mereka percaya kepada Tuhan atau tidak, dan entah mereka adalah orang jahat atau bukan, engkau harus memperlakukan mereka sesuai dengan prinsip. Tuhan telah memberi tahu manusia prinsip ini: prinsip tentang memperlakukan orang lain dengan adil—hanya saja orang memiliki tingkat tanggung jawab ekstra terhadap orang tua mereka. Yang perlu kaulakukan hanyalah memenuhi tanggung jawab ini. Entah orang tuamu adalah orang percaya atau bukan, entah mereka mengejar kepercayaan mereka atau tidak, entah pandangan mereka tentang hidup dan kemanusiaan mereka sesuai denganmu atau tidak, engkau hanya perlu memenuhi tanggung jawabmu terhadap mereka. Engkau tidak perlu menghindari mereka—biarkan saja semuanya berjalan dengan sendirinya, sesuai dengan pengaturan dan penataan Tuhan. Jika mereka menghalangi kepercayaanmu kepada Tuhan, engkau tetap harus memenuhi tanggung jawabmu untuk berbakti kepada mereka dengan segenap kemampuanmu, sehingga hati nuranimu setidaknya tidak merasa berutang kepada mereka. Jika mereka tidak menghalangimu dan mendukung kepercayaanmu kepada Tuhan, maka engkau juga harus melakukan penerapan berdasarkan prinsip, memperlakukan mereka dengan baik pada saat yang tepat untuk melakukannya" (Firman, Jilid 6, Tentang Pengejaran akan Kebenaran, "Apa yang Dimaksud dengan Mengejar Kebenaran (4)"). Firman Tuhan menerangi hatiku dan membuatku memahami prinsip-prinsip memperlakukan anggota keluarga. Ibuku pada esensinya adalah orang jahat, dan kami menempuh jalan yang berbeda. Aku tidak boleh bertindak berdasarkan perasaan, tetapi sebaliknya, berdasarkan prinsip. Namun, dia memang membesarkanku, mengajarkan Injil kepadaku, dan sampai hari ini, mendukungku dalam imanku, dan asalkan hal itu tidak mengganggu tugasku, aku masih bisa merawatnya dan memenuhi tanggung jawabku sebagai anaknya.

Permasalahan ibuku yang dikeluarkan menyingkapkan betapa butanya dan terlalu sentimentalnya aku. Firman Tuhanlah yang membimbingku untuk menilai esensi ibuku sebagai orang jahat dan membuatku tahu sikap apa yang harus kuambil. Hal itu juga membuatku sangat memahami bahaya dan konsekuensi jika bersikap terlalu sentimental, sehingga menghalangiku untuk melakukan hal yang dapat mengacaukan. Dari lubuk hatiku, aku bersyukur kepada Tuhan Yang Mahakuasa!

Sebelumnya: Melaporkan Orang Jahat

Penderitaan akan berakhir dan air mata akan berhenti. Percayalah kepada Tuhan bahwa Dia mendengar permohonan kita dalam penderitaan kita, dan Dia ingin menyelamatkan kita dari penderitaan. Hubungi kami untuk memahami kabar baik tentang keselamatan Tuhan.

Konten Terkait

Setelah Aku Didiagnosis Kanker

Pada tahun 1997, aku mulai percaya pada Tuhan Yesus karena aku tidak bisa menyembuhkan radang usus yang telah kuderita bertahun-tahun, dan...

Tugasmu Bukan Kariermu

Oleh Saudari Kylie, PrancisPada 2020, aku bertanggung jawab atas pekerjaan dua gereja. Terkadang orang perlu dipindahkan dari gereja kami...

Sulitnya Mengakui Kesalahan

Sabtu, 3 Desember 2022, Hujan GerimisHari ini, saat menata lembar kerjaku, aku tidak sengaja menemukan video yang ditugaskan secara tidak...

Kurangi Ukuran Huruf
Tambah Ukuran Huruf
Masuk Layar Penuh
Keluar Layar Penuh