Di Ujung Tanduk

03 Oktober 2020

Aku sudah menerima pekerjaan Tuhan Yang Mahakuasa pada akhir zaman lebih dari sebulan lalu. Para pendeta dan penatua belum berhenti menggangguku dan membuat orangtuaku ikut menghalangiku juga. Aku merasa agak lemah dan tak tahu bagaimana melewati ini. Oh, Saudara Zhang, kudengar kau memiliki pengalaman yang sama dengan seorang pendeta tepat setelah kau menerima tahap pekerjaan Tuhan ini. Bagaimana kau melewatinya?

Firman Tuhan selalu membimbingku di setiap langkah. Tahun 2005, tak lama setelah menerima pekerjaan Tuhan Yang Mahakuasa pada akhir zaman, aku membagikan Injil dengan seorang saudara dari gereja lamaku. Lalu suatu sore, Pendeta Li dan rekan kerja Wang datang ke rumahku. Jantungku berdegup kencang. Aku bertanya-tanya, "Mau apa mereka datang? Apa mereka tahu aku telah menerima Tuhan Yang Mahakuasa? Ketika anggota gereja lain menerima Tuhan Yang Mahakuasa, mereka mulai membuat rumor, mengintimidasi mereka, dan membuat keluarga mereka menentang keyakinan mereka. Taktik macam apa yang akan mereka gunakan kepadaku?" Tak lama, putra dan putriku muncul. Aku bingung. Anak-anakku bilang mereka sedang sangat sibuk, lalu kenapa mereka berdua datang? Apa Pendeta Li yang telah mengaturnya? Aku sadar mereka telah mempersiapkan ini sebelumnya. Aku langsung berdoa kepada Tuhan: "Ya Tuhan, entah apa yang akan mereka coba lakukan kepadaku. Tingkat pertumbuhanku terlalu kecil untuk tahu cara menghadapi ini. Tolong bimbing dan bantu aku agar tetap kuat di jalan yang benar." Aku merasa lebih tenang setelah berdoa.

Barulah kemudian, Pendeta Li tersenyum dan berkata, "Saudara Zhang, aku dengar kau kini telah menerima Kilat dari Timur. Sebanyak apa pun kebenaran di dalam Kilat dari Timur, kami tak bisa menerimanya. Kita semua sudah lama percaya kepada Tuhan, dan berkhotbah untuk Dia. Kita semua tahu Tuhan Yesus disalibkan dan menjadi korban penghapus dosa, yang menebus kita dari dosa. Kita harus selalu menjunjung tinggi nama dan jalan Tuhan. Kita tak boleh percaya kepada Tuhan yang lain. Dengan menyimpang dari Tuhan Yesus dan percaya kepada Tuhan Yang Mahakuasa, bukankah kau mengkhianati Tuhan?"

Aku tidak gentar dan berkata dengan tenang, "Pendeta Li, kita harus obyektif dan praktis. Kita harus memiliki bukti dan tidak sembarangan mengutuk. Kau belum menyelidiki jalan Kilat dari Timur atau membaca firman Tuhan Yang Mahakuasa, jadi bagaimana kau bisa simpulkan bahwa aku mengkhianati Tuhan dengan menerima Kilat dari Timur? Apa kau tahu dari mana datangnya kebenaran? Apa kau tahu siapa yang mengungkap kebenaran? Yesus berkata kepadanya: 'Akulah jalan, kebenaran, dan hidup' (Yohanes 14:6). Tuhan adalah sumber kebenaran. Bagaimana bisa kau bilang, sebanyak apa pun kebenaran dalam Kilat dari Timur, kita tak bisa menerimanya? Bukankah itu secara sengaja menolak kebenaran dan menolak Tuhan? Apa kita bahkan dianggap sebagai orang yang percaya kepada Tuhan? Belakangan aku telah banyak membaca firman Tuhan Yang Mahakuasa, dan aku melihat bahwa itu semua kebenaran, mereka menyingkap banyak kebenaran dan misteri. Semua perjuanganku selama bertahun-tahun beriman telah diteguhkan melalui firman Tuhan Yang Mahakuasa. Aku sangat percaya bahwa Tuhan Yang Mahakuasa adalah Tuhan Yesus yang datang kembali. Mengikuti Tuhan Yang Mahakuasa berarti menyambut kedatangan Tuhan! Kau bilang beriman kepada Tuhan Yang Mahakuasa adalah pengkhianatan kepada Tuhan Yesus. Apa itu sesuai kebenaran? Ketika Tuhan Yesus datang untuk bekerja, banyak orang meninggalkan bait suci untuk mengikuti-Nya. Apa itu berarti mereka mengkhianati Tuhan Yahweh? Meski pekerjaan penebusan Tuhan Yesus berbeda dengan pekerjaan memberitakan hukum yang dilakukan Tuhan Yahweh, serta nama Tuhan juga berubah, Tuhan Yesus dan Yahweh adalah Tuhan yang satu dan sama. Dengan percaya kepada Tuhan Yesus, mereka tidak mengkhianati Tuhan Yahweh, melainkan mereka mengikuti jejak Anak Domba dan memperoleh keselamatan Tuhan. Bahkan, mereka yang percaya kepada Tuhan Yahweh tetapi tidak menerima Tuhan Yesus adalah orang yang meninggalkan dan mengkhianati Tuhan. Pekerjaan Tuhan Yang Mahakuasa berbeda dengan Tuhan Yesus dan nama Tuhan sudah berubah, tetapi Mereka adalah satu Tuhan. Tuhan hanya melakukan pekerjaan berbeda pada zaman yang berbeda. Tuhan Yesus melakukan pekerjaan penebusan pada Zaman Kasih Karunia, yang hanya mengampuni dosa-dosa kita. Dia tidak menyelesaikan natur berdosa manusia. Karena itu Dia berjanji akan datang kembali untuk melakukan pekerjaan penghakiman. Tuhan Yang Mahakuasa telah datang pada akhir zaman, mengungkapkan kebenaran untuk menghakimi kita atas dasar pekerjaan penebusan Tuhan untuk menyelesaikan watak Iblis dan natur berdosa kita, dan selamatkan kita sepenuhnya dari dosa sehingga kita bisa diperoleh oleh Tuhan. Pekerjaan dan firman Tuhan Yang Mahakuasa benar-benar memenuhi nubuat Tuhan Yesus. Kepercayaanku kepada Tuhan Yang Mahakuasa bukanlah pengkhianatan terhadap Tuhan Yesus, melainkan mengikuti jejak Anak Domba. Bukankah percaya kepada Tuhan Yesus tanpa menerima pekerjaan Tuhan Yang Mahakuasa pada akhir zaman membuat kita seperti orang Farisi, yang hanya percaya kepada Tuhan Yahweh dan menolak Tuhan Yesus? Orang-orang semacam itulah yang menolak dan mengkhianati Tuhan! Kalian harus benar-benar menyelidiki pekerjaan Tuhan Yang Mahakuasa pada akhir zaman dan melihat sendiri apakah firman-Nya adalah suara Tuhan. Jangan sembarangan menghakimi dan mengutuknya, atau kalian akan dikutuk karena menentang Tuhan!"

Pendeta Li terlihat sangat tidak nyaman, sehingga Rekan Kerja Wang segera menenangkan keadaan: "Kami menentang Kilat dari Timur dan tidak ingin anggota kami terlibat di dalamnya untuk melindungi gereja dan menjaga jemaat. Bagaimana mungkin Tuhan mengutuk kami untuk itu? Pendeta Li merasa bertanggung jawab atas hidupmu. Dia tak ingin kau mengambil jalan yang salah! Kau telah menjadi rekan kerja dan melakukan banyak hal bagi gereja. Semua orang menghormati dan memercayaimu. Mereka semua akan sangat kecewa jika kau pergi untuk memercayai Tuhan Yang Mahakuasa!" Pendeta Li bergegas menyela, "Rekan kerja Wang benar. Selama ini kau sudah bekerja sangat keras. Akan sangat disayangkan jika pergi begitu saja meninggalkan ketenaran yang sudah kau raih! Kembalilah. Semua telah menunggumu. Gereja kita telah menyiapkan rumah pensiun, kita telah berhubungan dengan kelompok religius dari luar negeri dan mereka memberi kita dukungan finansial. Jika kau kembali, kami akan langsung berikan kau mobil. Jika kau ingin mengelola rumah pensiunan atau mengelola gereja, atau tetap mengurus keuangan gereja, itu semua terserah padamu."

Makin aku dengarkan mereka, makin aku merasa ada yang salah. Bagaimana mungkin orang percaya berkata seperti itu? Aku teringat pencobaan Iblis terhadap Tuhan Yesus dalam Alkitab: "Sekali lagi, Iblis membawanya ke gunung yang sangat tinggi dan memperlihatkan kepada-Nya semua kerajaan di dunia dan kemegahannya; lalu berkata kepada-Nya: 'Semua ini akan kuberikan kepada-Mu, jika Engkau mau sujud menyembah aku'" (Matius 4:8-9). Bukankah semua yang mereka katakan memiliki perasaan yang sama, nada yang sama dengan apa yang Iblis katakan? "Ini tipu daya Iblis!" pikirku. "Mereka membujukku menjauh dari jalan yang benar dengan status dan uang, untuk mengkhianati Tuhan Yang Mahakuasa. Mereka mencoba menjebakku, membuatku menyerah!" Sudah 10 tahun aku menjadi orang percaya dan sangat beruntung bisa menyambut kedatangan Tuhan kembali. Aku tahu aku tak boleh terpengaruh Iblis dan mengkhianati Tuhan. Jadi aku bilang, "Aku telah mendengar suara Tuhan dan menemukan jalan hidup yang kekal. Aku memilih mengikuti Tuhan. Kalian tak perlu bersusah payah. Aku tak akan meninggalkan Tuhan Yang Mahakuasa."

Kemudian putriku mulai menangis dan berkata, "Ayah, dengarkan aku sebentar! Ibu baru saja meninggal. Kita sudah cukup menderita. Dengan Ayah mempercayai Kilat dari Timur dan dikeluarkan dari gereja, saudara-saudari akan menjauhi kami juga!" Aku tak suka melihat putriku menangis seperti itu. Terjadilah pergolakan batin yang luar biasa. "Jika aku setuju kembali bergabung dengan gereja, aku tak akan ditolak dan bisa mempertahankan posisiku, tetapi itu berarti menutup pintu kepada Tuhan. Itu berarti pengkhianatan besar!" Tak ada pilihan mudah. Di tengah rasa sakit ini, diam-diam aku memohon kepada Tuhan: "Ya Tuhan Yang Mahakuasa, aku berada dalam situasi sulit. Tolong beri aku iman dan kekuatan untuk menghindari gangguan, sehingga aku bisa mengambil sikap dan dengan tegas mengikuti-Mu." Ketika itu aku teringat beberapa firman Tuhan Yang Mahakuasa yang kubaca beberapa hari sebelumnya: "Engkau semua harus berjaga-jaga dan menanti-nantikan setiap saat, dan engkau harus lebih banyak berdoa di hadapan-Ku. Engkau harus mengenali berbagai tipu muslihat dan rencana licik Iblis, mengenali roh, mengenali orang, dan mampu membedakan semua jenis orang, peristiwa dan hal-hal" (Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia). Firman Tuhan memberiku kekuatan dan mengingatkan bahwa aku perlu melatih kearifanku. Tipu daya Iblis ada di balik apa yang kuhadapi hari itu. Iblis memanfaatkan status dan ikatan keluarga untuk membujuk dan menyerangku, mengganggu pikiranku dengan tujuan agar aku mengkhianati Tuhan. Aku tak boleh jatuh ke dalam perangkap Iblis! Aku bilang kepada anak-anakku, "Aku sudah menyelidikinya dan semua jelas. Tuhan Yang Mahakuasa adalah Tuhan sebenarnya, dan firman serta pekerjaan-Nya adalah jalan yang benar. Selama ini kita sudah sangat menantikan datangnya Tuhan. Kini Dia sudah datang dan mengungkapkan kebenaran untuk pekerjaan penghakiman-Nya, kita harus mengikuti pekerjaan-Nya dan penghakiman serta penahiran Tuhan agar bisa lolos dari bencana dan masuk ke dalam kerajaan Tuhan. Kita tak boleh takut ditolak oleh orang lain, melainkan takut disingkirkan oleh Tuhan, kehilangan kesempatan untuk diangkat. Karena kemudian kita akan menangis dan menggertakkan gigi dalam bencana besar! Kalian harus menyelidiki firman Tuhan Yang Mahakuasa. Kalian akan dengar suara Tuhan di dalamnya. Dengan begitu kalian bisa pastikan bahwa Tuhan Yang Mahakuasa adalah Kristus akhir zaman!" Anak-anakku berhenti membahas masalah itu, dan diam-diam aku bersyukur atas bimbingan Tuhan.

Mereka tak mau mengalah, lalu pergi begitu saja. Beberapa hari kemudian mereka kembali untuk mencobaiku dengan pernikahan. Pendeta Li berkata, "Kau baru kehilangan istrimu, putrimu sudah menikah dan putramu jarang ada di dekatmu. Pasti sangat berat bagimu hidup sendiri. Harus ada seseorang di sini yang memasak untukmu. Saudari Wang di gereja juga lajang. Dia cukup berada, disukai, dan antusias dalam keyakinannya. Bukankah akan bagus jika kalian berdua bisa bersama, saling mengisi, dan melayani Tuhan bersama?" Malam itu Saudari Wang meneleponku, dan dia terus mendesakku untuk tidak percaya pada Kilat dari Timur lagi. Dia juga bilang jika aku kekurangan uang untuk pernikahan putraku, aku hanya perlu bilang. Mendengar ini membuatku merasa tercabik-cabik. Ketika istriku sakit dan hanya bisa terbaring, putri kami mengalami kecelakaan saat akan mengambil obat untuknya. Itu membuatnya masuk rumah sakit. Saudari Wang datang untuk mengurus istri dan putriku. Aku sangat bersyukur kepadanya. Apa aku akan menyakiti perasaan Saudari Wang jika tidak menerima sarannya? Namun, dengan menurutinya demi melindungi hubungan kami, itu berarti mengkhianati Tuhan. Aku benar-benar putus asa dan berulang kali berdoa kepada Tuhan. Aku sedikit berusaha keras dan menolaknya dengan sangat halus.

Suatu hari, Pendeta Li datang dan menemuiku saat aku sedang bekerja di ladang. Dia bilang, "Saudara Zhang, jika bukan demi dirimu sendiri, pikirkanlah anak-anakmu. Putramu baru saja bertunangan dan seluruh keluarga tunangannya percaya kepada Tuhan. Jika mereka tahu kau percaya kepada Tuhan Yang Mahakuasa, apa mereka akan tetap izinkan dia menikah dengan keluargamu? Bukankah itu berarti bencana untuk pernikahan putramu? Kau harus pikirkan itu." Dalam hal ini, aku berpikir, "Kau mengancamku dengan pernikahan putraku untuk menjauhkanku dari jalan yang benar. Sungguh hina!" Aku berkata dengan tegas, "Imanku kepada Tuhan Yang Mahakuasa adalah urusanku sendiri. Tak ada hubungannya dengan pernikahan putraku. Lagipula, apakah pernikahannya berhasil atau tidak, itu adalah kuasa Tuhan. Aku telah tetapkan bahwa Tuhan Yang Mahakuasa adalah Tuhan Yesus yang datang kembali dan aku akan ikuti Dia hingga akhir. Anak-anakku belum paham, tetapi suatu hari mereka akan mengerti." Awalnya aku berpikir itu hanya perkataan Pendeta Li saja, tetapi yang mengejutkan, dia benar-benar memanfaatkan hal sepenting itu untuk membuatku mengkhianati Tuhan Yang Mahakuasa.

Beberapa hari kemudian, aku pergi ke toko las putraku. Dia mengerutkan alis dan berkata, "Ayah, tunanganku bilang Pendeta Li menemui keluarganya dan bilang bahwa kau mempercayai Kilat dari Timur. Dia bilang jika Ayah tak melepaskan itu, pernikahannya batal." Aku terkejut dan marah. Pendeta Li benar-benar memanfaatkan pernikahan putraku untuk mengancamku. Bagaimana bisa seorang umat Tuhan melakukan hal sehina itu? Melihat putraku begitu kecewa, aku merasa tidak enak. Hanya 18 hari sebelum tanggal pernikahan. Apa benar-benar akan gagal seperti itu? Mataku berkaca-kaca. Dia melanjutkan, "Ayah, dia juga bilang punya tiga syarat untuk menikah. Pertama, memutus hubungan kita sebagai ayah dan anak. Kedua, tidak mengurusmu di masa tuamu. Ketiga, memutus semua hubungan keluarga. Ibu sudah tak lagi bersama kita. Kumohon berhentilah percaya pada Kilat dari Timur demi keluarga kita." Mendengar perkataan putraku dan melihat wajah kecewanya membuat hatiku seperti ditusuk pisau. Hanya karena aku percaya kepada Tuhan Yang Mahakuasa, para pendeta ini memperlakukanku seperti musuh, memaksa putraku memutus hubungan denganku. Sungguh menjijikkan! Aku berkata kepada anakku, "Anakku, kini kau sudah dewasa dan tak perlu aku asuh lagi. Aku sudah tua. Aku hanya ingin menerapkan imanku dan mengikuti Tuhan sepanjang sisa umurku. Aku harap kau mengerti." Ketika itu, aku berbalik dan meninggalkan toko. Di rumah, aku menghadap Tuhan dan berdoa: "Tuhan Yang Mahakuasa! Pendeta menggunakan segala macam trik untuk mengganggu dan memaksaku. Putraku akan memutus hubungan denganku. Saat ini aku merasa sangat lemah. Tolong bimbing aku dan beri aku iman."

Keesokan harinya Saudara Lin dari Gereja Tuhan Yang Mahakuasa datang dan aku ceritakan kepadanya apa yang telah terjadi. Dia bacakan satu bagian firman Tuhan Yang Mahakuasa untukku. "Dalam setiap langkah pekerjaan yang Tuhan lakukan di dalam diri manusia, dari luar pekerjaan itu terlihat seperti interaksi antara manusia, seolah-olah lahir karena pengaturan manusia atau dari campur tangan manusia. Namun di balik layar, setiap langkah pekerjaan, dan semua yang terjadi, adalah pertaruhan yang Iblis buat di hadapan Tuhan, dan menuntut orang-orang untuk berdiri teguh dalam kesaksian mereka bagi Tuhan. Misalnya, ketika Ayub diuji: di balik layar, Iblis bertaruh dengan Tuhan, dan yang terjadi kepada Ayub adalah perbuatan manusia, dan campur tangan manusia. Di balik setiap langkah pekerjaan yang Tuhan lakukan di dalam dirimu adalah pertaruhan antara Iblis dengan Tuhan—di balik semua itu ada peperangan. ... Ada harga tertentu yang harus orang bayar untuk segala upaya yang mereka lakukan. Tanpa adanya penderitaan yang nyata, mereka tidak dapat memuaskan Tuhan; mereka bahkan jauh sekali dari memuaskan Tuhan, dan mereka hanya meneriakkan slogan kosong!" (Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia). Ketika dia bicara tentang pertarungan spiritual dalam konteks firman Tuhan ini, aku mengerti bahwa ketika kita dihalangi, diganggu, dan dipaksa oleh kependetaan, itu mungkin terlihat dilakukan oleh manusia, tetapi kenyataannya, Iblis-lah yang coba mengganggu kita. Di mana pun Tuhan bekerja, Iblis selalu ada untuk mengganggu. Iblis membenci pekerjaan Tuhan menyelamatkan manusia, jadi dia gunakan berbagai taktik dan trik untuk menghalangi manusia mengikuti Tuhan, untuk membawa manusia masuk ke neraka bersamanya. Pendeta Li dan lainnya coba menghalangiku dari jalan yang benar, menggodaku terus-menerus, dengan mengatakan mereka akan beri aku mobil, mengelola keuangan gereja, atau rumah pensiunan. Mereka juga menawarkan seorang istri kepadaku. Ketika tak ada yang berhasil, mereka gunakan pernikahan putraku untuk mengancamku. Mereka mencoba dengan hadiah dan hukuman. Sangat jahat dan kejam.

Saudara Lin pun membagikan lebih banyak persekutuan: "Ketika Tuhan Yesus datang dan bekerja, para pemimpin kepercayaan Yahudi membenci kebenaran dan membenci Tuhan. Mereka sangat sadar bahwa jalan Tuhan Yesus memiliki otoritas. Tidak hanya mereka menolak menyelidikinya, mereka juga dengan liar menolak, mengutuk, dan menghina-Nya. Mereka lakukan segala cara untuk mencegah orang-orang mengikuti Dia dan ikut andil dalam penyalibannya. Mereka lakukan ini karena takut kehilangan status dan kehidupannya jika orang-orang mengikuti Tuhan Yesus. Seperti yang tertulis dalam Alkitab, 'Lalu berkumpullah imam-imam kepala dan orang-orang Farisi dalam sebuah sidang dan berkata: "Apakah yang kita lakukan? Orang ini membuat banyak mukjizat. Jika kita biarkan Dia, semua orang akan percaya kepada-Nya: dan orang-orang Roma akan datang dan merebut tempat dan bangsa kita" ... maka sejak dari itu mereka bersekongkol berusaha membunuh Dia' (Yohanes 11:47, 48, 53). Tuhan telah datang pada akhir zaman untuk melakukan pekerjaan penghakiman untuk mentahirkan dan menyelamatkan manusia. Para klerus tahu bahwa firman Tuhan Yang Mahakuasa adalah kebenaran, tetapi mereka tak mencari atau menyelidikinya. Bahkan dengan panik mereka menolak dan mengutuk-Nya, serta mencegah orang lain mengikuti-Nya. Apa bedanya esensi mereka dari orang Farisi yang menentang Tuhan Yesus? Dahulu Tuhan Yesus mengutuk dan membenci orang-orang munafik itu. Tuhan Yesus berkata, 'Tetapi celakalah engkau, ahli-ahli Taurat dan orang-orang farisi, orang munafik, karena engkau menutup Kerajaan Surga terhadap manusia: padahal engkau sendiri tidak pernah pergi ke sana, namun engkau menghalangi orang-orang yang berusaha masuk ke sana' (Matius 23:13). 'Celakalah engkau, ahli-ahli Taurat dan orang-orang farisi, orang munafik! Karena engkau melintasi lautan dan daratan untuk menjadikan satu orang bertobat menjadi pengikutmu, tetapi begitu ia bertobat, engkau menjadikannya anak neraka yang dua kali lebih jahat daripada dirimu sendiri' (Matius 23:15). Firman Tuhan Yang Mahakuasa juga mengungkap esensi dan akar penyebab penolakan para pemimpin religius kepada Tuhan." Tuhan Yang Mahakuasa berkata: "Ada orang-orang yang membaca Alkitab di gereja-gereja besar membacakannya sepanjang hari, tetapi tak seorang pun di antara mereka yang memahami tujuan pekerjaan Tuhan. Tidak ada seorang pun yang dapat mengenal Tuhan; bahkan, tidak ada seorang pun yang dapat selaras dengan hati Tuhan. Mereka semua tidak berharga, manusia hina, masing-masing meninggikan diri untuk mengajar Tuhan. Mereka dengan sengaja menentang Tuhan bahkan saat mereka membawa panji-Nya. Mengaku beriman kepada Tuhan, mereka tetap saja memakan daging manusia dan meminum darah manusia. Semua orang semacam itu adalah setan-setan yang menelan jiwa manusia, para penghulu setan yang sengaja menghalangi mereka yang berusaha melangkah ke jalan yang benar, dan batu sandungan yang menghalangi orang-orang yang mencari Tuhan. Meskipun mereka memiliki "raga yang kuat", bagaimana pengikut mereka bisa mengetahui bahwa merekalah antikristus yang memimpin manusia menentang Tuhan? Bagaimana mereka bisa tahu bahwa merekalah setan-setan hidup yang mencari jiwa-jiwa untuk ditelan?" (Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia). Setelah membaca firman Tuhan, aku lebih memahami natur Iblis para pemimpin religius yang membenci kebenaran dan menolak Tuhan. Mereka dengan keras menolak dan mengutuk Tuhan Yang Mahakuasa dan menganiaya saudara-saudari yang menjadi saksi pekerjaan Tuhan pada akhir zaman karena mereka ingin menjaga kekuatan atas domba Tuhan selamanya. Mereka ingin domba Tuhan menjadi milik mereka, menjaga mereka tetap di bawah kendali. Mereka mencegah orang percaya melakukan yang tak bisa mereka lakukan—masuk ke dalam kerajaan Tuhan. Mereka akan masuk ke neraka dan menarik orang lain bersama mereka. Mereka benar-benar segerombolan Iblis! Jika aku tak mengalami sendiri upaya anggota klerus untuk menghalangi, jika bukan karena Tuhan yang berinkarnasi datang dan bekerja pada akhir zaman, menyingkap para pelayan Iblis dan antikristus yang bersembunyi di dalam gereja, aku tak akan pernah melihat esensi Iblis mereka yang menentang Tuhan. Aku pasti akan disesatkan dan dihancurkan oleh mereka tanpa menjadi lebih bijaksana. Aku melihat wajah mereka yang munafik dan mengerikan dan keyakinanku untuk mengikuti Tuhan Yang Mahakuasa makin kuat.

Aku tetap mewartakan Injil bersama saudara-saudari dari gereja lamaku. Ketika kami dalam perkumpulan suatu pagi, Pendeta Li dan orang-orangnya kembali datang ke rumahku dan berkata, "Kami sudah bilang berulang kali untuk meninggalkan Kilat dari Timur. Tidak hanya kau tak mau mendengarkan, tetapi kau juga mencuri dombaku dan mewartakan Kilat dari Timur kepada mereka. Apa kau benar-benar ingin melawanku?" Aku bilang, "Pendeta Li, tidak benar kau berkata begitu. Gereja adalah milik Tuhan, dan kawanan ini juga milik-Nya. Kau hanya seorang pendeta. Bagaimana bisa kau bilang domba-domba itu milikmu? Aku membagikan Injil dengan saudara-saudari agar mereka bisa mendengar suara Tuhan dan kembali ke hadapan takhta-Nya. Ini benar dan pantas. Kenapa kau menghalanginya? Semua merasa lemah dan negatif. Secara spiritual mereka kering dan dalam kegelapan. Mereka tak memperoleh makanan kehidupan. Tuhan Yang Mahakuasa telah mengucapkan firman, memberi kita jalan hidup yang kekal. Kenapa kau tak ingin orang lain membacanya? Kenapa kau merebut hak dan kebebasan mereka untuk mencari jalan yang benar? Dengan mencegah mereka melakukan itu, bukankah berarti kau membiarkan mereka mati kehausan dan telantar dalam agama? Apakah itu pelayan yang baik ataukah pelayan Iblis?" Wajah Pendeta Li langsung berubah dan berteriak dengan penuh marah, "Aku rasa kau tak bisa ditolong lagi. Jika kau tak mau mengikuti kami dalam iman, tunggu saja, kau akan dihukum di neraka!" Aku bilang, "Kau tak bisa menentukan apa aku akan masuk neraka. Kau bahkan tidak tahu cara mengenali suara Tuhan atau menyambut-Nya. Bagaimana bisa kau memimpin orang lain ke kerajaan-Nya? Hanya Kristus akhir zaman gerbang kita masuk ke kerajaan surga. Aku telah menemukan jalan hidup kekal melalui Dia. Tanggung jawab kehidupanku ada pada Tuhan, bukan kau." Mereka pergi dengan kesal setelah aku mengatakan itu. Tak ada lagi yang datang menggangguku.

Aku memperoleh pemahaman akan beberapa trik Iblis setelah melewati pertempuran spiritual ini. Aku juga melihat bahwa pendeta dan penatua dalam agama hanyalah orang Farisi munafik, bahwa mereka antikristus yang menyangkal dan menolak Kristus. Aku benar-benar terbebas dari kekangan mereka. Firman Tuhan Yang Mahakuasa membimbing setiap langkahku untuk menang melawan Iblis dan teguh di jalan yang benar. Aku benar-benar bersyukur kepada Tuhan! Mengingat semua yang telah aku alami, itu merupakan ujian besar. Aku berada di tepian antara hidup dan mati. Tanpa bimbingan firman Tuhan, aku tak akan bisa melihat menembus tipu daya Iblis. Jika aku mengikuti daging dan tunduk kepada Iblis, keluar dari jalan yang benar, itu akan menjadi pengkhianatan serius kepada Tuhan. Aku pasti menyinggung watak Tuhan dan benar-benar kehilangan kesempatan keselamatan. Aku benar-benar berada di ujung tanduk! Aku sangat bersyukur atas perlindungan dan keselamatan Tuhan!

Mendengar ceritamu telah memberiku beberapa pemahaman. Kini aku tahu cara menghadapi klerus gereja. Syukur kepada Tuhan!

Jika Tuhan telah membantu Anda, apakah Anda mau belajar firman Tuhan, mendekat kepada Tuhan dan terima berkat Tuhan?

Konten Terkait

Pertarungan Roh di Rumah

Pada bulan Agustus 2018, seorang teman memberitahuku Tuhan Yesus telah datang kembali dan mengungkapkan kebenaran untuk melakukan pekerjaan...

Melihat Kejahatan Pendeta

Oleh Saudara Xiao Ci, Myanmar Aku bertemu seorang saudari secara daring pada September 2020. Dia memberitahuku Tuhan Yesus telah datang...

Badai Perceraian Mereda

Oleh Saudari Lu Xi, Jepang Pada 2015, seorang teman membuatku mulai percaya kepada Tuhan yang Mahakuasa. Setelah menerima pekerjaan Tuhan...