Di Balik Menghindari Tugas

22 Februari 2025

Pada Maret 2023, aku sedang melaksanakan tugas sebagai pengkhotbah di gereja. Karena aku memperoleh beberapa hasil dari tugas-tugasku, aku mulai merasa memiliki kecakapan kerja dan kualitas yang baik. Saat melaksanakan tugasku, aku bertindak dengan watak congkak tanpa mencari prinsip kebenaran. Ini mengacaukan serta mengganggu pekerjaan, dan aku pun diberhentikan. Setelah diberhentikan, aku merasa sangat negatif, aku berpikir bahwa aku telah mengacaukan dan mengganggu pekerjaan gereja, dan aku yakin bahwa aku tidak lagi memiliki kesempatan untuk diselamatkan. Setiap hari aku hidup dalam penderitaan. Setelah merenung lebih dari sepuluh hari, gereja mengatur agar aku mengerjakan tugas tulis-menulis. Aku sangat takut disingkapkan dan diberhentikan lagi, jadi aku terus bersikap waspada, memastikan untuk melaksanakan tugas sesuai dengan prinsip dan menghindari bertindak berdasarkan watak congkakku.

Tiga bulan kemudian, aku terpilih menjadi pemimpin di gereja. Pimpinan tingkat atas bertanya bagaimana perasaanku mengenai hal ini, dan meskipun aku tahu bahwa tugas ini berasal dari Tuhan dan tidak dapat kutolak, aku merasa sangat menentang. Aku berpikir dalam hati, "Aku benar-benar tidak bisa menjadi pemimpin gereja. Seorang pemimpin bertanggung jawab atas segala pekerjaan secara keseluruhan, dan harus memahami, mendorong, serta menindaklanjuti semua aspek pekerjaan, dan seiring lebih banyak tanggung jawab yang mereka miliki, pada akhirnya mereka akan lebih banyak dan lebih cepat menyingkapkan kerusakannya. Jika aku menjadi seorang pemimpin lalu kembali jatuh ke jalanku yang lama, dan aku mengacaukan serta mengganggu pekerjaan lagi karena watak congkakku dan kemudian disingkapkan serta diberhentikan, maka ini akan menjadi masalah serius, bahkan aku bisa saja dikeluarkan dan disingkirkan. Aku kemudian tidak akan memiliki kesempatan untuk melaksanakan tugasku lagi, masihkah aku bisa diselamatkan?" Setelah memikirkannya kembali, aku merasa melakukan tugas tulis-menulis relatif lebih aman, jadi aku menolak, kataku, "Aku memiliki masalah kesehatan, dan menjadi seorang pemimpin melibatkan terlalu banyak tanggung jawab. Jika aku menghabiskan hari-hariku dengan sedemikian sibuk, tubuhku tidak akan mampu untuk menanggungnya. Sebaiknya kalian mencari orang lain." Pada akhirnya, para pemimpin memintaku untuk memikirkannya kembali dan memberi jawaban nanti.

Malam setelah pulang rumah, aku demam dan diare, dan aku menyadari bahwa ada maksud Tuhan di balik semua ini. Aku berpikir, "Selama bertahun-tahun aku percaya kepada Tuhan, aku telah menerima dan menaati tugas apa pun yang telah diatur oleh gereja untukku, meskipun aku memiliki masalah kesehatan, itu tidak memengaruhi kemampuanku dalam melaksanakan tugas-tugasku. Jika demikian, mengapa sekarang aku tidak bersedia untuk tunduk saat mereka memilihku sebagai pemimpin?" Jadi aku berdoa dan mencari jawabannya kepada Tuhan. Setelah berdoa, aku bergegas mencari firman Tuhan yang relevan untuk dibaca. Tuhan Yang Mahakuasa berfirman: "Keluarga menanamkan pengaruh pembelajaran dan pembiasaan jenis lainnya. Sebagai contoh, anggota keluargamu selalu memberitahumu: 'Jangan menjadi orang yang terlalu menonjol dari orang banyak, engkau harus mengendalikan dirimu sendiri dan sedikit menahan diri dalam perkataan dan tindakanmu, serta dalam bakat pribadimu, kemampuanmu, IQ-mu, dan sebagainya. Jangan menjadi orang yang menonjol. Seperti kata pepatah, "Burung yang menjulurkan lehernya adalah burung yang tertembak" dan "Kasau yang mencuat adalah yang pertama membusuk". Jika engkau ingin melindungi dirimu sendiri, dan memiliki kedudukan yang stabil dan bertahan lama di kelompok tempatmu berada, jangan menjadi burung yang menjulurkan lehernya, engkau harus mengendalikan dirimu dan tidak berkeinginan untuk lebih menonjol daripada semua orang. Coba pikirkan penangkal petir, yang merupakan benda pertama yang tersambar petir saat badai, karena petir menyambar titik tertinggi; dan ketika angin bertiup kencang, pohon tertinggilah yang pertama terkena tiupannya dan terbawa angin; dan ketika cuaca dingin, gunung tertinggilah yang pertama membeku. Ini sama halnya dengan manusia. Jika engkau selalu menonjol di antara orang-orang dan menarik perhatian, lalu Partai memperhatikanmu, mereka akan benar-benar mempertimbangkan untuk menghukummu. Jangan menjadi burung yang menjulurkan lehernya, jangan terbang sendirian. Engkau harus tetap berada dalam kawanan. Jika tidak, jika terbentuk gerakan protes sosial di sekitarmu, engkau akan menjadi yang pertama dihukum, karena engkau adalah burung yang menjulurkan lehernya. Jangan menjadi pemimpin atau ketua kelompok di gereja. Jika tidak, jika terjadi kerugian atau masalah yang berkaitan dengan pekerjaan di rumah Tuhan, sebagai pemimpin atau pengawas, kau akan menjadi yang pertama dikritik. Jadi, jangan menjadi burung yang menjulurkan lehernya, karena burung yang menjulurkan lehernya adalah burung yang tertembak. Engkau harus belajar untuk menundukkan kepalamu dan meringkuk seperti kura-kura.' Engkau mengingat perkataan orang tuamu ini, dan ketika tiba saatnya untuk memilih pemimpin, engkau tolak jabatan tersebut dengan berkata, 'Oh, aku tidak bisa melakukannya! Aku punya keluarga dan anak-anak, aku sangat terikat dengan mereka. Aku tidak bisa menjadi pemimpin. Kalian saja yang melakukannya, jangan pilih aku.' Sekalipun engkau tetap terpilih menjadi pemimpin, engkau tetap enggan melakukannya. 'Kurasa aku harus mengundurkan diri,' katamu. 'Kalian saja yang menjadi pemimpin, kuberikan kesempatan ini kepada kalian semua. Silakan kalian ambil alih jabatanku, aku akan mundur.' Engkau merenung di dalam hatimu, 'Huh! Burung yang menjulurkan lehernya adalah burung yang tertembak. Makin tinggi kau mendaki, makin keras kau akan jatuh, dan menjadi yang tertinggi terasa sepi. Akan kubiarkan kau menjadi pemimpin, dan setelah kau terpilih, akan tiba hari ketika kau akan mempermalukan dirimu sendiri. Aku tidak pernah mau menjadi pemimpin, aku tidak ingin menaiki tangga, yang artinya aku tidak akan jatuh dari ketinggian. Pikirkanlah, bukankah artinya orang itu diberhentikan sebagai pemimpin? Setelah diberhentikan, dia dikeluarkan. Dia bahkan tidak punya kesempatan untuk menjadi orang percaya biasa. Ini adalah contoh yang sempurna dari pepatah "Burung yang menjulurkan lehernya adalah burung yang tertembak" dan "Kasau yang mencuat adalah yang pertama membusuk". Bukankah aku benar? Bukankah orang itu telah dihukum? Orang harus belajar untuk melindungi dirinya sendiri, jika tidak, untuk apa orang punya otak? Jika engkau punya otak, engkau harus menggunakannya untuk melindungi dirimu sendiri. Ada orang-orang yang tidak mengerti masalah ini dengan jelas, tetapi seperti inilah yang terjadi di tengah masyarakat dan di kelompok masyarakat mana pun, yaitu "Burung yang menjulurkan lehernya adalah burung yang tertembak". Kau akan sangat dihormati saat menjulurkan lehermu, sampai akhirnya kau tertembak. Lalu kau akan menyadari bahwa orang yang menempatkan diri di garis tembak, cepat atau lambat, akan menerima akibatnya.' Ini adalah ajaran yang ditanamkan dengan sungguh-sungguh oleh orang tua serta keluargamu, dan juga pernyataan dari pengalaman mereka, inti dari hikmat yang mereka peroleh seumur hidup mereka, yang mereka bisikkan ke telingamu tanpa ragu" (Firman, Jilid 6, Tentang Pengejaran akan Kebenaran, "Cara Mengejar Kebenaran (12)"). Dari firman Tuhan, aku melihat bahwa orang yang hidup menurut falsafah-falsafah yang ditanamkan oleh Iblis, seperti, "Burung yang menjulurkan lehernya adalah burung yang tertembak," "Kasau yang mencuat adalah yang pertama membusuk," "Makin besar mereka, makin keras mereka jatuh," dan "Menjadi yang tertinggi terasa sepi." Mereka percaya bahwa orang tidak boleh menonjol di keramaian atau bertindak dengan berani, dan inilah cara orang untuk melindungi dirinya sendiri. Aku hidup dengan sudut pandang seperti ini, dan percaya bahwa dengan menjadi pemimpin dan mengambil lebih banyak tanggung jawab, aku akan menyingkapkan lebih banyak kerusakan, dan makin tinggi aku mendaki, makin keras aku akan terjatuh. Dengan pemikiran seperti ini, aku ingin melindungi diriku dan hanya menjadi orang percaya biasa, menganggap ini pilihan yang paling aman. Selain itu, karena aku sebelumnya sudah pernah diberhentikan, jika aku diberhentikan lagi, mungkin aku bahkan tidak punya kesempatan lagi untuk menjadi orang percaya biasa. Karena pandangan yang konyol dan tidak masuk akal ini, saat aku dipilih menjadi seorang pemimpin, pemikiran pertamaku adalah, jika aku tidak melaksanakan tugas dengan baik, aku mungkin akan disingkapkan dan disingkirkan, yang berarti aku tidak akan bisa diselamatkan dan akan berakhir tanpa kesudahan atau tempat tujuan yang baik. Jadi, aku mencari-cari alasan untuk menolak. Aku memikirkan tentang bagaimana orang-orang tidak percaya menerapkan prinsip sedikit berkata-kata dan sedikit tampil untuk menjalani hidup yang stabil, dan melindungi diri sendiri serta mendapat tempat di dalam kelompok, lalu aku sadar bahwa sudut pandangku sama seperti orang-orang tidak percaya. Saat dihadapkan dengan tugas, aku menghakiminya berdasarkan falsafah-falsafah Iblis ini, hidup dalam kesalahpahaman dan kewaspadaan terhadap Tuhan sambil menolak tugas itu, aku benar-benar egois dan licik!

Dalam pencarianku, aku membaca bahwa firman Tuhan berkata: "Sebagian orang berpikir, 'Siapa pun yang memimpin, dia adalah orang yang bodoh dan dungu, dan membawa kehancuran bagi dirinya sendiri, karena bertindak sebagai pemimpin pasti akan membuat orang menunjukkan kerusakannya agar Tuhan dapat melihatnya. Akankah ada begitu banyak kerusakan yang terungkap jika mereka tidak melakukan pekerjaan ini?' Sungguh ide yang tidak masuk akal! Jika engkau tidak bertindak sebagai pemimpin, apakah engkau tidak akan memperlihatkan kerusakan? Apakah tidak menjadi seorang pemimpin, dan juga lebih sedikit menunjukkan kerusakan, berarti engkau telah memperoleh keselamatan? Berdasarkan argumen ini, apakah mereka yang tidak menjadi pemimpin adalah mereka yang bisa bertahan dan diselamatkan? Bukankah pernyataan ini sangat konyol? Orang-orang yang menjadi pemimpin membimbing umat pilihan Tuhan untuk makan dan minum firman Tuhan dan mengalami pekerjaan Tuhan. Persyaratan dan standar ini memang tinggi, sehingga tidak dapat dihindari bahwa para pemimpin akan memperlihatkan keadaan yang rusak ketika mereka pertama kali memulai pekerjaannya. Ini normal, dan Tuhan tidak mengutuknya. Tuhan tidak hanya tidak mengutuknya, namun Dia juga mencerahkan, menerangi, dan membimbing orang-orang ini, serta memberikan beban tambahan kepada mereka. Selama mereka bisa tunduk pada bimbingan dan pekerjaan Tuhan, kemajuan hidup mereka akan lebih cepat dibandingkan dengan orang biasa. Jika mereka adalah orang-orang yang mengejar kebenaran, mereka dapat memulai jalan untuk disempurnakan oleh Tuhan. Inilah hal yang paling diberkati oleh Tuhan. Ada orang-orang yang tidak dapat melihat hal ini, dan mereka memutarbalikkan fakta. Menurut pemahaman manusia, sebanyak apa pun seorang pemimpin berubah, Tuhan tidak akan peduli; Dia hanya akan melihat pada seberapa banyak kerusakan yang diperlihatkan oleh para pemimpin dan pekerja, dan hanya akan menghukum mereka berdasarkan hal ini. Dan bagi mereka yang bukan pemimpin dan pekerja, karena mereka hanya memperlihatkan sedikit kerusakan, sekalipun mereka tidak berubah, Tuhan tidak akan menghukum mereka. Bukankah ini tidak masuk akal? Bukankah ini penghujatan terhadap Tuhan? Jika engkau sangat menentang Tuhan di dalam hatimu, dapatkah engkau diselamatkan? Engkau tidak dapat diselamatkan. Tuhan menentukan kesudahan manusia terutama berdasarkan apakah mereka memiliki kebenaran dan kesaksian yang benar, dan ini terutama bergantung pada apakah mereka adalah orang-orang yang mengejar kebenaran atau bukan. Jika mereka memang mengejar kebenaran, dan mereka dapat sungguh-sungguh bertobat setelah mereka dihakimi dan dihajar karena melakukan pelanggaran, asalkan mereka tidak mengucapkan kata-kata atau melakukan hal-hal yang menghujat Tuhan, mereka pasti akan dapat memperoleh keselamatan. Berdasarkan imajinasi engkau semua, semua orang percaya biasa yang mengikuti Tuhan hingga akhir dapat memperoleh keselamatan, dan mereka yang melayani sebagai pemimpin semuanya harus disingkirkan. Jika engkau semua diminta menjadi pemimpin, engkau semua akan berpikir bahwa tidak baik jika engkau tidak menerimanya, tetapi jika engkau melayani sebagai pemimpin, engkau tanpa sadar akan memperlihatkan kerusakan, dan itu seperti mengirim dirimu sendiri ke alat pemenggal kepala. Bukankah ini semua disebabkan oleh kesalahpahaman engkau semua tentang Tuhan? Jika kesudahan manusia ditentukan berdasarkan kerusakan yang mereka perlihatkan, tak ada seorang pun yang dapat diselamatkan. Jika demikian, apa gunanya Tuhan melakukan pekerjaan penyelamatan? Jika memang demikian, di manakah kebenaran Tuhan? Umat manusia tidak akan mampu melihat watak benar Tuhan. Oleh karena itu, engkau semua telah salah paham terhadap maksud Tuhan, yang menunjukkan bahwa engkau semua tidak memiliki pengenalan yang benar akan Tuhan" (Firman, Jilid 3, Pembicaraan Kristus Akhir Zaman, "Bagian Tiga"). "Terkadang, Tuhan menggunakan masalah tertentu untuk menyingkapkan atau mendisiplinkanmu. Apakah ini berarti engkau telah disingkirkan? Apakah itu berarti segalanya sudah berakhir bagimu? Tidak. ... Sebenarnya, dalam banyak hal, kekhawatiran orang berasal dari kepentingan mereka sendiri. Secara umum, kekhawatiran itu adalah ketakutan bahwa mereka tidak memiliki kesudahan yang baik. Mereka selalu berpikir dalam hati, 'Bagaimana jika Tuhan menyingkapkanku, menyingkirkanku, dan menolakku?' Ini adalah kesalahanmu dalam memahami Tuhan; ini hanyalah pemikiranmu. Engkau harus mencari tahu apa maksud Tuhan. Tuhan menyingkapkan manusia bukanlah untuk menyingkirkan mereka. Orang-orang disingkapkan untuk menyingkapkan kekurangan, kekeliruan, dan esensi dari natur mereka, untuk membuat mereka mengenal diri mereka sendiri, dan mampu sungguh-sungguh bertobat; dengan demikian, menyingkapkan orang adalah untuk membantu mereka agar bertumbuh dalam hidup mereka. Tanpa pemahaman yang murni, orang cenderung salah memahami Tuhan dan menjadi negatif dan lemah. Mereka bahkan mungkin menyerah karena putus asa. Sebenarnya, disingkapkan oleh Tuhan bukan berarti orang itu akan disingkirkan. Itu adalah untuk membantumu menyadari kerusakanmu sendiri, dan membuatmu bertobat. Sering kali, karena orang-orang memberontak, dan tidak mencari kebenaran untuk menemukan penyelesaian ketika kerusakan mereka yang banyak tersingkap, Tuhan harus melakukan pendisiplinan. Dan terkadang, Dia menyingkapkan orang, memperlihatkan keburukan dan keadaan mereka yang menyedihkan, memungkinkan mereka untuk mengenal diri mereka sendiri, yang membantu hidup mereka bertumbuh" (Firman, Jilid 3, Pembicaraan Kristus Akhir Zaman, "Hanya dengan Menerapkan Kebenaran dan Tunduk Kepada Tuhan Orang Bisa Mencapai Perubahan Watak"). Dari firman Tuhan, aku memahami bahwa sebagai pemimpin dan pekerja, terlepas dari seberapa banyaknya watak rusak yang mereka singkapkan atau pelanggaran apapun yang telah mereka perbuat di masa lalu, selama mereka mengejar kebenaran, mampu merenungkan dan mengenal diri sendiri, serta mencapai pertobatan dan perubahan yang sejati, mereka dapat mencapai keselamatan. Bagi mereka yang bukan pemimpin, meskipun kerusakan yang disingkapkan dalam diri mereka sangat sedikit, jika mereka tidak mengejar kebenaran atau tidak memiliki pemahaman sejati atas dirinya sendiri, lalu pada akhirnya watak mereka tidak berubah, maka mereka tetap tidak mungkin untuk diselamatkan. Sebenarnya, entah kita diselamatkan atau disingkirkan, itu tidak ada hubungannya dengan tugas yang kita laksanakan atau tinggi rendahnya status kita. Kuncinya terletak pada pengejaran pribadi kita, apakah kita mengejar dan mencintai kebenaran. Rumah Tuhan tidak menyingkirkan seseorang atas dasar tindakan atau perilaku sesaat, melainkan memutuskan hal-hal tersebut berdasarkan perilaku konsisten dan esensi natur mereka. Sebagaimana orang-orang jahat dan antikristus yang telah dikeluarkan atau diusir, mereka muak dan benci akan kebenaran, dan mereka sering melanggar prinsip kebenaran dalam tugasnya serta melakukan banyak kejahatan. Mereka menolak untuk bertobat meskipun telah berulang kali bersekutu dan itulah sebabnya mengapa rumah Tuhan mengeluarkan dan menyingkirkan mereka. Pemberhentianku sebelumnya disebabkan oleh watak congkakku yang begitu dalam, kegagalanku untuk mengikuti prinsip dalam melaksanakan tugas serta tindakanku yang mengacaukan dan mengganggu pekerjaan gereja. Namun, pemberhentianku tidak dimaksudkan untuk menyingkirkanku, melainkan untuk memberikanku kesempatan untuk merenungkan diri dan bertobat dengan tulus melalui pengalaman tersebut, dan setelah aku memperoleh pemahaman atas diriku, gereja mengatur agar aku mendapat tugas tulis-menulis. Aku menyadari bahwa Tuhan menyingkapkanku dalam hal ini adalah untuk mengubah dan menyucikanku, bukan untuk menyingkirkanku. Ketika aku menghadapi suatu keadaan tanpa mencari kebenaran, aku gagal untuk memahami sikap Tuhan terhadap manusia dan pertimbangan-Nya yang saksama. Aku dengan konyolnya berpikir bahwa karena aku sudah pernah diberhentikan sekali, jika aku membuat kesalahan lagi, aku akan dikeluarkan dan disingkirkan. Bukankah aku salah memahami maksud Tuhan?

Kemudian, aku membaca lebih banyak firman Tuhan dan memperoleh sedikit pemahaman mengenai esensi naturku. Tuhan berfirman: "Antikristus tidak percaya bahwa firman Tuhan adalah kebenaran, dan mereka tidak percaya bahwa watak-Nya adil dan kudus. Mereka memandang semua ini melalui gagasan dan imajinasi manusia, dan mereka memperlakukan pekerjaan Tuhan berdasarkan perspektif manusia, pemikiran manusia, dan tipu daya manusia, menggunakan logika dan pemikiran Iblis untuk menggambarkan watak, identitas, dan esensi Tuhan. Jelaslah bahwa antikristus bukan saja tidak menerima ataupun mengakui watak, identitas, dan esensi Tuhan; sebaliknya mereka penuh dengan gagasan, penentangan, dan pemberontakan terhadap Tuhan dan tidak memiliki sedikit pun pengenalan yang nyata akan Dia. Definisi antikristus tentang pekerjaan Tuhan, watak Tuhan, dan kasih Tuhan patut dipertanyakan—sangat diragukan, dan mereka penuh dengan skeptisisme, penyangkalan dan fitnah terhadapnya; lalu bagaimana tentang identitas-Nya? Watak Tuhan merepresentasikan identitas-Nya; dengan anggapan yang mereka miliki tentang watak Tuhan, anggapan mereka tentang identitas Tuhan sudah jelas—benar-benar menyangkalnya. Seperti inilah esensi antikristus itu" (Firman, Jilid 4, Menyingkapkan Antikristus, Bab Sepuluh (Bagian Enam)). "Aku sangat menghargai orang-orang yang tidak menaruh curiga terhadap orang lain, dan Aku juga sangat menyukai mereka yang siap menerima kebenaran; terhadap kedua jenis manusia ini Aku menunjukkan perhatian yang besar, karena di mata-Ku mereka adalah orang-orang yang jujur. Jika engkau adalah orang yang curang, engkau akan selalu waspada dan curiga terhadap semua orang dan segala hal, dan dengan demikian imanmu kepada-Ku akan dibangun di atas dasar kecurigaan. Aku tidak pernah bisa membenarkan iman seperti ini. Tanpa memiliki iman yang sejati, engkau bahkan lebih tidak memiliki kasih sejati. Dan jika engkau cenderung meragukan Tuhan dan berspekulasi tentang diri-Nya sesuka hatimu, maka tak diragukan lagi, engkau adalah orang yang paling curang di antara manusia" (Firman, Jilid 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Cara Mengenal Tuhan yang di Bumi"). Dari firman Tuhan, aku melihat bahwa antikristus meragukan dan menyangkal identitas serta esensi Tuhan. Mereka tidak percaya bahwa firman Tuhan adalah kebenaran, dan mereka juga tidak percaya akan watak-Nya yang benar dan kudus. Sebaliknya, mereka mempelajari pekerjaan Tuhan melalui sudut pandang dan penalaran manusia, dan mereka dipenuhi oleh gagasan-gagasan, kecurigaan, penyangkalan, dan keraguan terhadap Tuhan. Aku melihat perilakuku sama seperti antikristus. Aku selalu mencurigai Tuhan. Setelah aku diberhentikan sebagai pengkhotbah, aku tidak berusaha untuk memahami tindakan-tindakanku yang telah melawan dan memberontak terhadap Tuhan, dan aku juga tidak merenungkan bagaimana aku telah mengacaukan dan mengganggu pekerjaan gereja. Aku sama sekali tidak memahami watak benar Tuhan, dan justru memandang Tuhan seolah Dia adalah penguasa, berpikir bahwa begitu seseorang membuat pelanggaran, Dia tidak akan memberinya kesempatan untuk bertobat, dan Dia akan mengeluarkan serta menyingkirkannya. Aku merenungkan bagaimana dalam menghadapi pemberhentian ini, maksud Tuhan adalah untuk mendesakiku untuk merenung dan mengenal diri sendiri, serta memetik pelajaran. Pemilihanku menjadi seorang pemimpin adalah kesempatan yang diberikan Tuhan untuk melatih diriku lagi, dan itu juga merupakan kasih karunia dan peninggian dari-Nya. Namun, bukannya bersyukur atas kasih dan keselamatan Tuhan, aku mencurigai Tuhan, bersikap licik terhadap-Nya, dan menolak tugasku, menganggap kesempatan untuk melaksanakan tugas serta memperoleh kebenaran sebagai siasat untuk menyingkapkan dan menyingkirkanku. Bukankah aku memutarbalikkan kebenaran dan menyimpangkan fakta? Aku sungguh tidak punya kemanusiaan! Jika aku terus hidup dengan kekeliruan Iblis, seperti "Berada di atas mendatangkan kesepian" dan "Makin besar mereka, makin keras mereka jatuh," dan mengabaikan pencarian prinsip kebenaran dalam melaksanakan tugasku, juga terus-menerus mewaspadai serta salah memahami Tuhan, pada akhirnya aku akan dibenci Tuhan dan disingkapkan serta disingkirkan-Nya. Aku menaikkan doa pertobatan kepada Tuhan: "Ya Tuhan, aku telah licik dan jahat, selalu curiga dan mewaspadai-Mu. Namun Engkau tetap menggunakan firman-Mu untuk mencerahkan dan menuntunku agar memahami maksud-Mu. Aku sungguh tidak layak menerima keselamatan dari-Mu! Ya Tuhan, Aku bersedia untuk bertobat dan tunduk pada pengaturan dan penataan-Mu, serta tidak lagi memberontak terhadap Engkau dan melukai hati-Mu."

Setelah itu, aku membaca lebih banyak firman Tuhan, dan memperoleh jalan penerapkan. Tuhan Yang Mahakuasa berfirman: "Sebenarnya, bagi kebanyakan orang, watak rusak seperti apa pun yang mereka perlihatkan ketika melaksanakan tugas, selama mereka mencari kebenaran untuk membereskannya, mereka mampu secara perlahan mengurangi watak rusak yang mereka perlihatkan, dan pada akhirnya melaksanakan tugas mereka secara memadai. Ini merupakan proses mengalami pekerjaan Tuhan. Begitu engkau memperlihatkan watak rusak dalam dirimu, engkau harus mencari kebenaran untuk membereskannya, lalu mengenali dan menganalisis watak Iblis itu dalam dirimu. Ini adalah proses untuk memerangi watak Iblis dalam dirimu, dan sangat penting untuk pengalaman hidupmu. Ketika mengalami pekerjaan Tuhan dan mengubah watakmu, engkau harus menggunakan kebenaran yang kaupahami untuk memerangi watak Iblis dalam dirimu, dan akhirnya membereskan watak rusakmu dan menang atas Iblis, sehingga mencapai perubahan watak. Proses untuk mengubah watak adalah dengan mencari dan menerima kebenaran guna mengganti pemikiran dan imajinasi manusia, kata-kata dan doktrin dan untuk mengganti falsafah tentang cara berinteraksi dengan orang lain dan beragam ajaran sesat dan kekeliruan yang berasal dari Iblis, perlahan menggantikan semua itu dengan kebenaran dan firman Tuhan. Hal ini merupakan proses untuk memperoleh kebenaran dan mengubah watak manusia. Jika engkau ingin tahu seberapa banyak watakmu telah berubah, engkau harus mampu melihat dengan jelas berapa banyak kebenaran yang telah kaupahami, berapa banyak kebenaran yang telah kauterapkan dan berapa banyak kebenaran yang mampu kaujalani. Engkau harus mampu melihat dengan jelas berapa banyak watak rusakmu yang telah digantikan dengan kebenaran yang telah kaupahami dan peroleh, dan sejauh mana kebenaran tersebut mampu mengendalikan watak rusak dalam dirimu, yakni, sejauh mana kebenaran yang kaupahami itu dapat mengarahkan pemikiran dan niatmu, juga kehidupanmu sehari-hari dan penerapannya. Engkau harus memahami dengan jelas apakah ketika sesuatu menimpa, watak rusakmu yang lebih unggul ataukah kebenaran yang kaupahami yang menang dan membimbingmu. Ini adalah standar untuk mengukur tingkat pertumbuhanmu dan jalan masuk kehidupanmu" (Firman, Jilid 3, Pembicaraan Kristus Akhir Zaman, "Bagian Tiga"). "Saat ini, berjuanglah untuk mengejar kebenaran, berfokuslah pada jalan masuk kehidupan, dan kejarlah pelaksanaan tugasmu dengan baik. Tidak ada kesalahan dalam hal ini! Entah bagaimana Tuhan menanganimu pada akhirnya, itu dijamin benar; engkau tidak boleh meragukan hal ini dan tidak perlu khawatir. ... Jika engkau tanpa sadar menjadi tidak bermoral sesekali dan Tuhan menunjukkannya kepadamu dan memangkasmu, serta engkau berubah menjadi lebih baik, Tuhan tidak akan marah terhadapmu. Inilah proses normal dari perubahan watak, dan makna yang sebenarnya dari pekerjaan penyelamatan yang terwujud dalam proses ini. Inilah kuncinya" (Firman, Jilid 3, Pembicaraan Kristus Akhir Zaman, "Bagian Tiga"). Dari firman Tuhan, aku pun memahami maksud-Nya. Pekerjaan Tuhan adalah mengubah dan membersihkan watak rusak kita. Karena kita sudah begitu dirusak oleh Iblis, kita terus-menerus menyingkapkan kerusakan dalam melaksanakan tugas kita. Maka dari itu, kita harus dengan sadar mencari kebenaran untuk menyelesaikan hal ini, dengan tulus bertobat, dan secara bertahap mengalami kemajuan dalam jalan masuk kehidupan kita. Hanya dengan cara inilah kita akhirnya bisa memperoleh keselamatan. Pada kenyataannya, penghambat terbesar dalam memperoleh keselamatan adalah watak rusak kita sendiri, yang tidak ada hubungannya dengan tugas yang dilaksanakan seseorang. Bahkan jika aku tidak melaksanakan tugas seorang pemimpin, jika watak rusakku tidak diselesaikan, aku tetap akan disingkapkan dan disingkirkan. Sebagai makhluk ciptaan, aku harus menerima dan tunduk pada pengaturan dan penataan Tuhan, dan aku harus memberikan segalanya dalam melaksanakan tugas-tugasku serta tidak salah paham atau waspada terhadap Tuhan lagi! Setelah memahami maksud Tuhan, aku tidak lagi takut untuk disingkapkan atau disingkirkan sebagai seorang pemimpin, jadi aku menyurati pimpinan atas untuk menerima tugas ini.

Dengan pengalaman ini, aku telah memperoleh pemahaman tentang watak licikku, yaitu bersikap curiga dan waspada kepada Tuhan, aku juga telah memperoleh wawasan tentang pandangan keliruku. Aku sadar bahwa saat Tuhan menyingkapkan orang, itu bukan untuk menyingkirkan mereka, melainkan untuk menyucikan dan menyelamatkan mereka, terlepas dari bagaimana Ia bertindak. Terima kasih Tuhan!

Penderitaan akan berakhir dan air mata akan berhenti. Percayalah kepada Tuhan bahwa Dia mendengar permohonan kita dalam penderitaan kita, dan Dia ingin menyelamatkan kita dari penderitaan. Hubungi kami untuk memahami kabar baik tentang keselamatan Tuhan.

Konten Terkait

Firman Tuhan Memimpin Jalan

Oleh Saudari Xiaocheng, Shaanxi Firman Tuhan berkata: "Maksud Tuhan dalam menyingkapkan manusia bukanlah untuk menyingkirkan mereka, tetapi...

Kurangi Ukuran Huruf
Tambah Ukuran Huruf
Masuk Layar Penuh
Keluar Layar Penuh