Berkat yang "Dicuri"

24 November 2022

Oleh Saudara A Chao, Tiongkok

Saat itu bulan Maret 2012. Aku tak tahu hari apa itu dimulai, tapi kuperhatikan setiap hari setelah makan malam, istriku bergegas mengerjakan tugasnya, lalu pergi ke kamar tidur untuk membaca sebuah buku. Itu terjadi suatu hari, hari berikutnya ... dan itu terus terjadi. Aku sangat penasaran. Buku apa yang dia baca? Mengapa itu begitu menarik baginya? Suatu malam, aku tak mampu menahan diri untuk tak membuka pintu untuk melihat apa yang sedang terjadi. Ketika melihatku masuk, dia ingin menyembunyikan buku itu. Aku meraih tangannya yang memegang buku itu dan bertanya buku apa yang sedang dia baca. Dia tersenyum dan berkata, "Ini Gulungan Kitab Dibuka oleh Anak Domba. Ini firman yang diungkapkan oleh Tuhan Yesus yang datang kembali. Tuhan Yesus, yang telah kita rindukan, telah datang kembali." Mendengar hal itu, aku terkejut dan takut. Aku ingat pendeta berkata, "Kita percaya kepada Tuhan, jadi kita diselamatkan. Ketika Dia datang, Dia akan langsung mengangkat kita ke dalam Kerajaan surga, jadi setiap pemberitaan tentang kedatangan Tuhan itu palsu." Aku berkata dengan marah, "Menurutku kau salah. Apa kau lupa perkataan pendeta kepada kita? Kita sudah diselamatkan dengan percaya kepada Tuhan. Jika Tuhan telah datang kembali, kita pasti sudah diangkat ke dalam Kerajaan surga. Namun, kita masih di sini, bukan? Sebagai orang yang percaya kepada Tuhan, kita harus membaca Alkitab dan mengikuti jalan Tuhan. Dengan demikian barulah kita dapat diangkat ke dalam Kerajaan surga ketika Tuhan datang." Istriku berkata, "Jangan terlalu cepat membatasi. Bacalah buku ini terlebih dahulu, dan barulah kau akan tahu apakah Tuhan benar-benar telah datang kembali atau belum." Namun pada waktu itu, aku sangat berhati-hati, jadi aku tak dapat menerima yang istriku katakan, jadi yang bisa dia lakukan hanyalah mengambil buku itu.

Setelah itu, pernah aku pulang untuk mengambil sesuatu di tengah pekerjaan, dan ketika kulihat istriku kembali membaca buku itu, aku cemberut dan mengabaikannya saat mengambil apa yang kubutuhkan dan pergi. Dalam perjalanan ke kantor, aku terus berpikir, "Mengapa istriku begitu antusias tentang hal ini? Dia membaca setiap kali ada waktu, dan pergi keluar untuk memberitakan Injil." Tiba-tiba aku teringat yang ibuku katakan sebelumnya, "'Kilat dari Timur' adalah kekuatan yang harus diperhitungkan. Saudara-saudari yang memahami Alkitab dan mengejar dengan gigih tersesat dalam buku mereka dan tak pernah keluar." Kupikir, "Apakah istriku membaca buku Kilat dari Timur? Sudahkah dia dibingungkan olehnya? Bagaimana jika dia benar-benar tertipu dan kehilangan keselamatan Tuhan? Namun, aku belum dewasa dalam hidup, dan tak begitu memahami Alkitab. Aku tak tahu bagaimana membawanya kembali." Kemudian, aku pergi ke rumah Pendeta Chen untuk membantu mendekorasi rumahnya. Kupikir dia telah percaya kepada Tuhan selama bertahun-tahun, memahami Alkitab, dan dewasa dalam hidup. Dia pasti memiliki beberapa cara cerdas untuk menyelamatkan istriku. Jadi, aku berkata kepada Pendeta Chen, "Belakangan ini istriku sedang membaca sebuah buku. Dia berkata Tuhan telah datang kembali dan secara aktif memberitakan Injil. Dia telah banyak berubah. Dahulu kepercayaannya kepada Tuhan lemah, dan dia tak banyak membaca Alkitab. Aku tak tahu mengapa dia mengejar begitu gigih sekarang." Setelah mendengar ini, dia berkata dengan sungguh-sungguh, "Dia dalam bahaya! Sekarang, di seluruh dunia keagamaan, hanya Kilat dari Timur yang menyaksikan kedatangan Tuhan kembali, dan merekalah satu-satunya yang tak membaca Alkitab. Istrimu mungkin telah menerima Kilat dari Timur. Jika dia percaya pada Kilat dari Timur, dia akan kehilangan keselamatan Tuhan, dan takkan ada tempat baginya di dalam Kerajaan surga. Kau harus segera melakukan sesuatu untuk membawanya kembali." Mendengar itu membuatku ketakutan. Aku khawatir kepercayaan istriku yang salah akan membuat Tuhan meninggalkannya, dan dia akan jatuh ke dalam bencana. Aku bertanya kepada Pendeta Chen apa yang harus kulakukan. Dia berpikir sejenak, lalu berkata, "Aku ini pendeta, dan memahami Alkitab lebih baik daripadamu. Malam ini, curilah buku yang sedang dibaca istrimu, dan aku akan membantumu melihat isinya. Namun, jangan sampai dia tahu." Pada waktu itu, kupikir akan lebih baik bagi pendeta untuk membantuku menganalisisnya. Dengan begitu, aku akan tahu apa yang tertulis di dalamnya, dan bisa mendapatkan sedikit kearifan. Jika kepercayaan istriku salah, kami dapat membujuknya untuk kembali tepat waktu. Malam itu, aku diam-diam membawa Gulungan Kitab Dibuka oleh Anak Domba ke rumah Pendeta Chen. Pendeta Chen mengambil buku itu, membolak-baliknya sambil lalu, lalu membantingnya ke atas meja. Menatap sampul buku itu, dia berkata dengan jijik, "Ya, ini buku Kilat dari Timur. Aku yakin istrimu percaya pada Kilat dari Timur. Khotbah mereka sangat muluk, dan kebanyakan orang tak mampu menyanggahnya. Beberapa orang yang mengejar kebenaran dan memahami Alkitab sama sekali berhenti membaca Alkitab setelah membaca buku mereka. Jika mereka tak membaca Alkitab, apakah mereka masih percaya kepada Tuhan? Istrimu telah ditipu oleh Kilat dari Timur. Jika tak berbalik, dia akan kehilangan berkat Kerajaan surga." Aku agak bingung ketika mendengarnya, "Mereka yang tak memahami Alkitab tak memiliki kearifan, jadi wajar jika mereka tertipu, tapi jika mereka yang telah menjadi pemimpin selama bertahun-tahun dan memahami Alkitab dengan baik percaya pada Kilat dari Timur, apakah ada semacam misteri dalam buku ini? Jika tidak, mengapa orang yang memahami Alkitab menjadi begitu tertarik padanya? dan akhirnya percaya pada Kilat dari Timur? Aku sama sekali tak mengerti." Jadi, aku berkata kepada pendeta, "Kau memahami banyak tentang Alkitab. Lihatlah isi buku itu dan bicarakan denganku tentang apa yang dikatakannya. Apa yang harus kulakukan untuk membujuk istriku agar kembali?" Aku terkejut ketika Pendeta Chen berkata dengan sungguh-sungguh, "Aku ini pendeta, dan dewasa dalam hidup, jadi tak perlu membaca buku ini. Kita diselamatkan dengan percaya kepada Tuhan, dan hanya perlu menantikan Dia membawa kita ke dalam kerajaan Tuhan. Jika istrimu memberitakan Kilat dari Timur kepadamu, jangan memercayainya. Kilat dari Timur tak lain adalah penipuan finansial. Dalam hal ini, yang dapat kaulakukan hanyalah memastikan kau tak memberinya banyak uang. Simpan semua uangmu di bank, jangan biarkan dia mengaksesnya, dan awasi setiap gerakannya." Pada waktu itu, aku merasa pendeta lebih tahu dariku, dan itu untuk melindungiku, jadi kuputuskan melakukan apa yang dia katakan. Sesampainya di rumah, kupikir istriku belum pulang, jadi dengan hati-hati kukembalikan buku itu ke tempatnya, tapi sebelum dapat menaruhnya, istriku keluar dari ruangan lain. Aku terkejut, lalu dengan cemas dia bertanya kepadaku, "Apa kau mengambil bukuku?" Aku takut dia akan tahu aku mencurinya, jadi aku berbohong dan berkata, "Aku tak mengambilnya. Kau selalu meninggalkan barang tergeletak di mana-mana. Biar kubantu kau mencarinya." Kemudian, aku mencari-cari di dalam ruangan, dan akhirnya mengeluarkan buku itu, menyerahkannya kepadanya, dan berkata, "Ini bukunya. Kau selalu meninggalkan barang tergeletak di mana-mana. Kau benar-benar harus meletakkan barang di tempat seharusnya." Istriku hanya terus menatapku, dan aku merasa wajahku memerah saat rasa bersalah mencengkeram hatiku. Untungnya, istriku tak bertanya lagi. Dia hanya mengambil buku itu dan pergi. Pada saat ini, aku ingat Tuhan Yesus meminta kita untuk menjadi orang yang jujur. "Hendaknya perkataanmu demikian, jika ya katakan ya, jika tidak katakan tidak" (Matius 5:37). Namun, apa yang telah kulakukan? Aku telah menentang ajaran Tuhan dan hati nuraniku, dan telah bertindak seperti pencuri. Namun, aku menghibur diri dengan beralasan melakukannya untuk melindunginya.

Keesokan harinya, aku pergi ke bank, mengganti PIN semua buku dan ATM bank kami, dan menyimpan semua uang lebih kami, sehingga hanya punya cukup uang untuk makanan. Di luar dugaan, istriku diam saja setelah dia tahu. Selain membaca bukunya, dia melakukan semua tugasnya seperti biasa, dan memperlakukanku dengan ramah seperti biasanya. Namun, aku merasa malu dan gelisah. Aku telah percaya kepada Tuhan selama bertahun-tahun, tapi masih memperlakukan istriku dengan cara yang begitu hina. Ini bukanlah cara seorang Kristen seharusnya bersikap. Aku sadar istriku telah banyak berubah sejak mulai membaca buku itu. Aku memperlakukannya seperti ini, dan dia bahkan tak marah. Apakah perkataan dalam buku itu yang mengubahnya? Apakah aku melakukan kesalahan? Mungkinkah Kilat dari Timur yang dipercayai istriku ini benar-benar kedatangan kembali Tuhan Yesus? Aku tahu aku harus mencari tahu semuanya.

Suatu malam, saat makan malam, istriku kembali mendorongku untuk membaca buku itu, dan berkata, "Kau berkata kita diselamatkan oleh iman kepada Tuhan, dan Dia akan membawa kita ke dalam Kerajaan surga ketika Dia datang. Namun, lihatlah diri kita, ibu dan ipar kita, kita telah percaya kepada Tuhan selama bertahun-tahun, tetapi selalu berbuat dosa di siang hari dan mengaku dosa di malam hari. Kita tak mampu melepaskan diri dari belenggu dosa. Alkitab berkata tanpa kekudusan, kita tak bisa melihat Tuhan. Tuhan itu kudus, jadi jika kita masih sering berbuat dosa, bagaimana kita memenuhi syarat masuk ke dalam Kerajaan surga? Sekarang, Tuhan Yesus telah datang kembali. Dia mengungkapkan kebenaran dan melakukan pekerjaan penghakiman yang dimulai di rumah Tuhan untuk mentahirkan manusia sepenuhnya dari dosa dan membawa kita ke dalam kerajaan-Nya. Untuk masuk ke dalam Kerajaan surga, kita harus menerima pekerjaan penghakiman Tuhan Yang Mahakuasa pada akhir zaman." Yang dikatakan istriku masuk akal bagiku. Kami masih hidup dalam keadaan berbuat dosa di siang hari dan mengaku dosa di malam hari, dan kami tetap tak mampu melepaskan diri dari belenggu dosa. Tuhan itu kudus, jadi sulit untuk mengatakan apakah orang yang kotor dan rusak seperti kami dapat masuk ke dalam Kerajaan surga atau tidak. Ketika menyadari hal ini, aku mengangguk. Istriku melihatku tak menentang, dan dengan gembira berkata bahwa dua saudari bisa datang untuk berbicara denganku tentang kedatangan Tuhan keesokan harinya. Aku setuju untuk mendengarkan mereka. Namun, aku tahu aku hanya memahami sedikit tentang Alkitab, jadi aku ingin Pendeta Chen datang juga untuk membantuku memahami dan berdebat dengan para saudari itu. Dengan begitu, aku dapat memperoleh kearifan dan melihat perkataan siapa yang paling sesuai dengan Alkitab. Jadi, aku memberi tahu Pendeta Chen tentang hal ini.

Keesokan harinya, setelah makan malam, semua orang telah tiba. Salah satu saudari bersekutu, "Tuhan telah datang kembali, Dia mengungkapkan kebenaran dan melakukan pekerjaan menghakimi dan menyucikan orang—" Sebelum dia selesai berbicara, Pendeta Chen berteriak dengan keras, "Atas dasar apa kau berkata Tuhan telah datang kembali? Dosa kita diampuni oleh kepercayaan kita kepada Tuhan Yesus. Kita diselamatkan oleh kasih karunia. Kita tak membutuhkan pekerjaan penghakiman ini. Kau sama sekali tak memahami Alkitab!" Saudari yang lain berkata kepada pendeta, "Saudaraku, kita tak bisa memperoleh kebenaran dengan mempertengkarkan hal itu. Tuhan benar-benar telah datang kembali, dan jika kau membaca kebenaran yang diungkapkan oleh Tuhan yang datang kembali, kau akan tahu apakah Dia nyata." Pendeta Chen berkata dengan tidak sabar, "Mengapa aku harus membacanya? Tuhan belum datang kembali. Kau sama sekali tak memahami Alkitab, jadi mengapa kau memberitakan Injil? Aku tahu lebih banyak tentang Alkitab daripadamu, dan aku tak mau mendengarkan ini." Kedua saudari itu menggunakan Alkitab untuk berbicara tentang pekerjaan Tuhan pada akhir zaman, tapi Pendeta Chen sama sekali tak mendengarkan, dan terus-menerus menyela mereka, tak membiarkan mereka berbicara, sampai kedua saudari itu tak punya pilihan selain pergi. Lalu dia berkata kepada istriku, "Jangan dengarkan mereka. Kau tak memahami Alkitab, jadi jangan tertipu, dan kelak bacalah Alkitab lebih banyak." Dan begitu saja, dalam waktu kurang dari lima belas menit, mereka semua telah pergi. Aku merasa sangat kecewa. Sebagai gembala sebuah gereja, jika seseorang bersaksi Tuhan telah datang kembali, dia harus mencari dan menyelidiki, dan berdebat dengan pengikut Gereja Tuhan Yang Mahakuasa. Jika ini benar-benar kedatangan Tuhan kembali, kita harus menerimanya bersama-sama, dan jika tidak, maka kita akan memperoleh sedikit kearifan. Itu akan baik bagi semua orang. Mengapa Pendeta Chen begitu congkak? Jika benar-benar memahami Alkitab, dia seharusnya berdiskusi dengan baik bersama mereka. Kupikir aku akan mendapatkan sesuatu malam itu. Aku terkejut mengetahui betapa salahnya aku, dan aku tak senang dengan cara Pendeta Chen menangani segala sesuatu. Namun, persekutuannya didasarkan pada Alkitab, dan kedua saudari itu tak mempersekutukan apa pun di luar Alkitab. Keduanya memiliki dasar alkitabiah, jadi mengapa penjelasan dan pemahaman mereka begitu berbeda? Aku sangat bingung.

Kemudian, aku dan istriku pulang ke kampung halaman kami, lalu Pendeta Liu dan Rekan kerja Liang dari gereja setempat datang ke rumahku untuk membujuk istriku agar berhenti percaya pada Kilat dari Timur. Ketika melihat dia tak mendengarkan, Rekan kerja Liang dengan marah menunjuk-nunjuk istriku dan memarahinya, dan mengatakan banyak hal yang mengutuk Kilat dari Timur untuk menakutinya. Kupikir, "Apakah ini masih orang yang percaya kepada Tuhan? Yang dilakukan istriku hanyalah percaya pada Kilat dari Timur. Kau seharusnya membantu dan menyokongnya karena kasih seperti yang Tuhan ajarkan, bukan mengibaskan jarimu di wajahnya." Aku marah, dan ingin berdebat dengannya, tapi tepat pada saat itu, Pendeta Liu menarikku keluar ruangan dan berkata kepadaku, "Kau harus membujuk istrimu. Dia belum lama percaya pada Kilat dari Timur, jadi suruh dia mengakui dosanya kepada Tuhan dan bertobat, dan jika dia tak mau mendengarkan, jika perlu, kau bisa menelepon polisi." Pada waktu itu, aku merasa apa yang dikatakan Pendeta Liu salah, tapi juga merasa tak ada cara lain untuk menghentikan istriku. Setelah mereka pergi, istriku berkata kepadaku, "Ketika aku percaya kepada Tuhan, aku pasif dan lemah, dan imanku dingin, tapi tak ada pendeta atau penatua yang datang untuk membantu atau menyokongku. Kini aku telah menyambut Tuhan, dan kau bisa melihat betapa rajinnya mereka. Aku tahu mereka sama sekali tak peduli dengan hidupku. Mereka hanya ingin menyeretku kembali ke dalam agama sehingga terus memberi mereka persembahan, dan ketika mereka gagal, semua sikap mereka berubah. Mereka mengibaskan jari mereka di wajahku, mencaci makiku, dan mengatakan hal-hal yang menghujat. Apakah ini sesuai dengan ajaran Tuhan? Apakah mereka berperilaku seperti orang yang percaya kepada Tuhan? Kau harus memiliki kearifan tentang mereka dan tak secara membabi buta mendengarkan apa yang mereka katakan. Pengikut Yudaisme secara membabi buta mengikuti orang Farisi dalam mengutuk Tuhan Yesus, dan pada akhirnya, mereka menyalibkan Tuhan dan menyinggung watak Tuhan." Setelah mendengar yang istriku katakan, aku teringat bagaimana Pendeta Liu berkata dia datang untuk membawa istriku kembali, tapi mereka tak memberikan nasihat penuh kasih dan sokongan. Yang mereka katakan hanyalah intimidasi, ancaman, dan kutukan. Mereka juga memintaku menelepon polisi agar istriku ditangkap. Apakah hal-hal ini yang dikatakan orang yang percaya kepada Tuhan? Bukankah ini hanya akan mendorong istriku ke dalam lubang? Aku sangat marah, dan setelah itu, aku tak berani lagi memercayai pendeta.

Setelah kejadian ini, istriku masih sering membujukku untuk membaca firman Tuhan Yang Mahakuasa. Aku sangat penasaran. Aku ingin melihat apa sebenarnya isi buku ini yang membuat iman istriku begitu teguh, dan membuatnya begitu bertekad membujukku untuk membacanya. Namun, aku tak mau istriku tahu sikapku, jadi aku terlalu malu memberitahunya. Suatu hari, ketika istriku tak di rumah, aku mengambil bukunya dan membacanya. Aku membuka bab pertama dan membaca judulnya, "Kata Pengantar". Inilah yang kubaca dalam buku itu: "Meskipun banyak orang percaya kepada Tuhan, hanya sedikit yang memahami apa arti beriman kepada Tuhan, dan apa yang harus mereka lakukan agar sesuai dengan kehendak Tuhan. Hal ini terjadi karena, walaupun orang terbiasa mendengar kata 'Tuhan' dan frasa seperti 'pekerjaan Tuhan', mereka tidak mengenal Tuhan, apalagi mengetahui pekerjaan-Nya. Maka tak heran jika semua orang yang tidak mengenal Tuhan karut-marut dalam kepercayaan mereka kepadanya. Orang tidak menganggap serius kepercayaan kepada Tuhan, dan ini sepenuhnya karena percaya kepada Tuhan terlalu asing, terlalu aneh bagi mereka. Dengan demikian, mereka gagal memenuhi tuntutan Tuhan. Dengan kata lain, jika orang tidak mengenal Tuhan, dan tidak mengetahui pekerjaan-Nya, mereka tidak layak untuk dipakai Tuhan, apalagi memenuhi kehendak Tuhan. 'Percaya kepada Tuhan' berarti percaya bahwa Tuhan itu ada; ini adalah konsep paling sederhana tentang percaya kepada Tuhan. Selain itu, percaya bahwa Tuhan itu ada tidak sama dengan sungguh-sungguh percaya kepada Tuhan; sebaliknya, ini adalah sejenis keyakinan sederhana dengan nuansa agamawi yang kuat. Iman yang sejati kepada Tuhan berarti sebagai berikut: orang mengalami firman dan pekerjaan-Nya atas dasar kepercayaan bahwa Tuhan memegang kedaulatan atas segala sesuatu, membersihkan watak rusak orang, memenuhi kehendak Tuhan, dan akhirnya mengenal Tuhan. Hanya perjalanan semacam inilah yang disebut 'iman kepada Tuhan'" (Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan). Ketika sampai ke bagian ini, aku merasa tak ada manusia yang mampu mengucapkan perkataan seperti itu. Dalam kepercayaan kita kepada Tuhan, kita percaya segala sesuatu diciptakan oleh Tuhan, kita harus mengalami firman dan pekerjaan Tuhan, menyingkirkan watak rusak kita, dan akhirnya mengenal Tuhan. Firman ini memperjelas apa arti kepercayaan kepada Tuhan. Selama bertahun-tahun percaya kepada Tuhan, aku hanya tahu harus membaca Alkitab, berdoa, dan mendengarkan khotbah. Aku percaya apa pun yang para pendeta katakan, dan mendengarkan para pendeta dalam segala hal. Bagaimana ini bisa disebut percaya kepada Tuhan? Ini artinya percaya kepada pendeta! Makin kubaca firman ini, makin cerah hatiku, dan makin aku ingin membaca. Setiap kali istriku tak di rumah, aku diam-diam mengambil buku itu untuk membacanya.

Suatu hari, aku membaca bagian firman Tuhan Yang Mahakuasa ini: "Ada orang-orang yang membaca Alkitab di gereja-gereja besar membacakannya sepanjang hari, tetapi tak seorang pun di antara mereka yang memahami tujuan pekerjaan Tuhan. Tak seorang pun yang dapat mengenal Tuhan; bahkan, tak ada seorang pun di antara mereka yang dapat selaras dengan kehendak Tuhan. Mereka semua tidak berharga, manusia hina, masing-masing meninggikan diri untuk mengajar Tuhan. Mereka dengan sengaja menentang Tuhan bahkan saat mereka membawa panji-Nya. Mengaku beriman kepada Tuhan, mereka tetap saja memakan daging manusia dan meminum darah manusia. Semua orang semacam itu adalah setan-setan yang menelan jiwa manusia, para penghulu setan yang sengaja menghalangi mereka yang berusaha melangkah ke jalan yang benar, dan batu sandungan yang menghalangi orang-orang yang mencari Tuhan. Mereka mungkin tampak seperti 'raga yang kuat', tetapi bagaimana pengikut mereka bisa mengetahui bahwa mereka tidak lain adalah antikristus yang memimpin manusia untuk menentang Tuhan? Bagaimana para pengikut mereka bisa mengetahui bahwa merekalah setan-setan hidup yang didedikasikan untuk menelan jiwa manusia?" (Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Semua Orang yang Tidak Mengenal Tuhan adalah Orang-Orang yang Menentang Tuhan"). Setelah membaca firman ini, aku langsung teringat para pendeta dan penatua. Mereka memahami Alkitab, di luarnya rendah hati, sabar, dan penuh kasih, dan sering menyuruh kita berjaga-jaga dan menantikan kedatangan Tuhan, tapi begitu seseorang benar-benar bersaksi tentang kedatangan Tuhan kembali, mereka tak punya keinginan sedikit pun untuk mencari dan menyelidiki. Pendeta Chen memintaku mencuri buku itu, berkata dia ingin membantuku menyelidikinya, jadi berarti jelas bahwa dia seharusnya membaca isinya, tapi bahkan tanpa membacanya, dia langsung mengutuk istriku karena salah. Rekan kerja Liang memarahi istriku, dan mengintimidasi serta mengancamnya dengan perkataan yang mengutuk, dan Pendeta Liu menyuruhku menelepon polisi, mengkhianati istriku, dan menyerahkannya. Bagaimana mungkin orang yang percaya kepada Tuhan melakukan hal-hal seperti itu? Jika Tuhan Yang Mahakuasa benar-benar kedatangan Tuhan Yesus yang kedua kali, tapi para pendeta, alih-alih memimpin kami untuk mencari dan menyelidiki, malah berupaya keras menghalangi kami, dan bahkan ingin aku menelepon polisi untuk menangkap istriku, bukankah mereka sama seperti yang firman ini jelaskan, batu sandungan dan rintangan yang menghalangi kita agar tidak menyelidiki jalan yang benar? Bukankah mereka hanyalah orang yang menentang Tuhan dengan pernyataan percaya kepada Tuhan? Aku teringat bagaimana, ketika Tuhan Yesus datang untuk bekerja, orang Farisi juga tak mencari atau menyelidiki, melainkan berupaya keras menentang dan mengutuk Dia, dan pada akhirnya, Tuhan dipakukan di kayu salib. Jika Tuhan Yang Mahakuasa benar-benar kedatangan kembali Tuhan Yesus, para pendeta sedang melakukan apa yang orang Farisi lakukan pada zaman mereka. Tampak bagiku para pendeta dan penatua mungkin orang yang menentang Tuhan. Pada waktu itu kupikir, "Aku tak boleh lagi mendengarkan para pendeta. Aku harus menyelidiki dengan saksama pekerjaan Tuhan Yang Mahakuasa untuk melihat apakah Dia Tuhan yang datang kembali atau bukan."

Kemudian, istriku mengundang Saudara Zhou dari Gereja Tuhan Yang Mahakuasa untuk bersekutu denganku. Aku bertanya kepadanya, "Alkitab berkata, 'Sebab dengan hati, orang percaya kepada kebenaran; dan dengan mulut, pengakuan kepada keselamatan dibuat' (Roma 10:10). Kita percaya kepada Tuhan dan telah diselamatkan, mengapa kita masih membutuhkan Tuhan untuk melakukan tahap pekerjaan penghakiman?" Saudara Zhou bersekutu, "Apa artinya diselamatkan dengan percaya kepada Tuhan Yesus? Sebenarnya, 'keselamatan' mengacu pada orang yang percaya kepada Tuhan Yesus, berdoa kepada Tuhan, dan mengakui dosa mereka. Dosa kita diampuni, kita tak dihukum oleh hukum Taurat, dan kita menikmati damai sejahtera, sukacita, dan kasih karunia berlimpah yang dianugerahkan Tuhan. Inilah yang dimaksud dengan 'diselamatkan' pada Zaman Kasih Karunia. Namun, natur berdosa masih ada di dalam diri kita, dan kita belum menyingkirkan dosa kita. Tuhan itu kudus, kerajaan Tuhan adalah tempat yang kudus, dan tak mungkin Tuhan membawa mereka yang masih dapat berbuat dosa dan menentang Dia ke dalam kerajaan-Nya. Jadi, pada akhir zaman, Tuhan melakukan tahap pekerjaan penghakiman untuk menyucikan manusia sepenuhnya. Dengan demikian, orang memenuhi syarat untuk masuk ke dalam kerajaan Tuhan." Saudara Zhou juga berkata pekerjaan Tuhan pada akhir zaman telah lama dinubuatkan dalam Alkitab. Sebagaimana Tuhan Yesus katakan, "Ada banyak hal lain yang bisa Kukatakan kepadamu, tetapi engkau tidak bisa menerima semuanya itu saat ini. Namun, ketika Dia, Roh Kebenaran itu, datang, Dia akan menuntun engkau sekalian ke dalam seluruh kebenaran: karena Dia tidak akan berbicara tentang diri-Nya sendiri; tetapi Dia akan menyampaikan segala sesuatu yang telah didengar-Nya: dan Dia akan menunjukkan hal-hal yang akan datang kepadamu" (Yohanes 16:12-13). "Dia yang menolak Aku dan tidak menerima firman-Ku, sudah ada yang menghakiminya: firman yang Aku nyatakan, itulah yang akan menghakiminya di akhir zaman" (Yohanes 12:48). Dan 1 Petrus 4:17 berkata, "Karena waktunya akan datang penghakiman harus dimulai di rumah Tuhan." Dia berkata, "Dari sini, kita bisa melihat Tuhan masih akan mengungkapkan kebenaran ketika Dia datang kembali pada akhir zaman, serta melakukan pekerjaan menghakimi dan menyucikan orang, dan penghakiman akan dimulai di rumah Tuhan. Pekerjaan Tuhan Yang Mahakuasa menggenapi nubuat ini." Kemudian, Saudara Zhou memperlihatkan kepadaku video pembacaan firman Tuhan. Tuhan Yang Mahakuasa berfirman: "Orang berdosa sepertimu, yang baru saja ditebus, yang belum diubahkan atau disempurnakan Tuhan, dapatkah engkau berkenan di hati Tuhan? Bagimu, engkau yang masih dirimu yang lama, memang benar bahwa engkau diselamatkan oleh Yesus, dan engkau tidak terhitung sebagai orang berdosa karena penyelamatan Tuhan, tetapi hal ini tidak membuktikan bahwa engkau tidak berdosa dan tidak najis. Bagaimana mungkin engkau bisa kudus jika engkau belum diubahkan? Di dalam dirimu, engkau dipenuhi dengan kenajisan, egois dan kasar, tetapi engkau masih berharap untuk dapat turun bersama Yesus—enak betul! Engkau melewatkan satu tahap dalam kepercayaanmu kepada Tuhan: engkau hanya ditebus, tetapi belum diubahkan. Agar engkau dapat berkenan di hati Tuhan, Tuhan harus secara pribadi melakukan pekerjaan untuk mengubahkan dan menahirkanmu; jika engkau hanya ditebus, engkau tidak akan dapat mencapai kekudusan. Dengan begini, engkau tidak akan layak mendapat bagian dalam berkat-berkat yang baik dari Tuhan, sebab engkau telah melewatkan satu tahap dalam pekerjaan Tuhan mengelola manusia, yaitu tahap kunci berupa pengubahan dan penyempurnaan. Dengan demikian, engkau, seorang berdosa yang baru saja ditebus, tidak dapat langsung menerima warisan Tuhan" (Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Mengenai Sebutan dan Identitas"). "Manusia hanya diselamatkan dan diampuni dosanya karena imannya, tetapi sifat dosa manusia tidak diambil daripadanya dan masih tetap ada dalam dirinya. Dosa manusia diampuni melalui Tuhan yang berinkarnasi, namun bukan berarti manusia tidak lagi memiliki dosa dalam dirinya. Dosa manusia dapat diampuni melalui korban penghapusan dosa, tetapi manusia belum mampu menyelesaikan masalah bagaimana dia dapat untuk tidak lagi berbuat dosa dan bagaimana agar sifat dosanya dapat dibuang sepenuhnya dan diubahkan. Dosa manusia diampuni karena pekerjaan penyaliban Tuhan, tetapi manusia tetap hidup dalam watak lama Iblis yang rusak. Dengan demikian, manusia harus sepenuhnya diselamatkan dari watak rusak Iblis sehingga sifat dosa manusia sepenuhnya dibuang dan tidak akan pernah lagi berkembang, sehingga memungkinkan watak manusia berubah. Hal ini mengharuskan manusia memahami jalan pertumbuhan dalam kehidupan, jalan hidup, dan cara untuk mengubah wataknya. Hal ini juga mengharuskan manusia untuk bertindak sesuai dengan jalan ini sehingga watak manusia dapat secara bertahap diubahkan dan dia dapat hidup di bawah cahaya terang, sehingga segala sesuatu yang dia lakukan sesuai dengan kehendak Tuhan, sehingga dia dapat membuang watak rusak Iblisnya, dan supaya dia dapat membebaskan dirinya dari pengaruh kegelapan Iblis, sehingga dia pun benar-benar lepas dari dosa. Hanya dengan begitu, manusia akan menerima keselamatan yang lengkap" (Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Misteri Inkarnasi (4)"). "Meskipun Yesus melakukan banyak pekerjaan di antara manusia, Dia hanya menyelesaikan penebusan seluruh umat manusia dan menjadi korban penghapus dosa manusia; Dia tidak membebaskan manusia dari wataknya yang rusak. Menyelamatkan manusia sepenuhnya dari pengaruh Iblis tidak hanya membuat Yesus harus menjadi korban penghapus dosa dan menanggung dosa manusia, tetapi juga membuat Tuhan harus melakukan pekerjaan yang jauh lebih besar untuk membebaskan manusia sepenuhnya dari wataknya yang telah dirusak oleh Iblis. Jadi, sekarang setelah manusia diampuni dari dosa-dosanya, Tuhan telah datang kembali menjadi daging untuk membawa manusia memasuki zaman yang baru, dan memulai pekerjaan hajaran dan penghakiman. Pekerjaan ini telah membawa manusia ke dalam alam yang lebih tinggi. Semua orang yang tunduk di bawah kekuasaan-Nya akan menikmati kebenaran yang lebih tinggi dan menerima berkat yang lebih besar. Mereka akan benar-benar hidup dalam terang, dan mereka akan mendapatkan jalan, kebenaran, dan hidup" (Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Kata Pengantar"). Saudara Zhou bersekutu, "Firman Tuhan Yang Mahakuasa sangat jelas. Tuhan Yesus hanya melakukan pekerjaan penebusan. Dia tak sepenuhnya menyelamatkan manusia dari dosa. Meskipun percaya kepada Tuhan dan dosa kita diampuni, natur berdosa masih ada di dalam diri kita, dan kita tak mampu melepaskan diri dari belenggu dosa. Selama bertahun-tahun percaya kepada Tuhan, kita sering berbohong dan menipu, dan juga bersikap congkak, merasa diri penting, iri hati, dan suka bertengkar. Semua penyerahan dan pengorbanan kita bagi Tuhan adalah transaksi dengan Tuhan, sebagai imbalan atas berkat Tuhan, dan ketika menghadapi ujian dan kesengsaraan, kita tetap menentang, mengkritik, atau bahkan mengkhianati Tuhan. Dan sebagainya. Bagi orang seperti kita, yang sering hidup dalam dosa, yang menentang dan mengkritik Tuhan, bagaimana kita bisa memenuhi syarat untuk masuk ke dalam kerajaan Tuhan? Pada akhir zaman, berdasarkan rencana pengelolaan Tuhan untuk menyelamatkan umat manusia, kebutuhan manusia yang rusak, dan pekerjaan penebusan Tuhan Yesus, Tuhan Yang Mahakuasa mengungkapkan kebenaran dan melakukan pekerjaan penghakiman untuk mentahirkan dan mengubah orang sepenuhnya, menyelamatkan manusia dari dosa, dan membawa mereka ke dalam Kerajaan surga. Jika kita hanya menerima pekerjaan penebusan Tuhan Yesus, tak mungkin watak jahat kita berubah, kita selamanya hidup dalam dosa dan dalam perbudakan dosa, dan tak memenuhi syarat untuk masuk ke dalam Kerajaan surga. Itulah sebabnya kita harus menerima pekerjaan penghakiman dan hajaran Tuhan Yang Mahakuasa, dan akhirnya memahami jalan menuju perubahan watak, menyingkirkan watak kita yang rusak, dan menjadi orang yang taat dan takut akan Tuhan. Hanya dengan cara demikianlah kita dapat benar-benar diselamatkan oleh Tuhan."

Setelah mendengar persekutuannya, hatiku menjadi cerah. Ditebus hanyalah pengampunan dosa. Bukan berarti kita dapat masuk Kerajaan surga. Aku telah percaya selama lebih dari sepuluh tahun, dan sering berdoa, mengakui dosaku, dan meminta pengampunan Tuhan, tapi watakku yang rusak sama sekali tak berubah. Selain itu, Pendeta Chen, Pendeta Liu, dan yang lainnya, setelah bertahun-tahun percaya kepada Tuhan, dihadapkan dengan berita kedatangan Tuhan, sama sekali tak mencari atau menyelidiki, menghalangi orang percaya lainnya agar tidak menyelidiki jalan yang benar, dan bahkan menentang serta mengutuknya. Mereka bahkan mendorongku untuk menelepon polisi agar istriku ditangkap. Bagaimana mungkin orang yang masih dapat berbuat dosa dan menentang Tuhan masuk ke dalam Kerajaan surga? Memikirkan hal ini, aku berkata kepada Saudara Zhou, "Kami masih belum menyingkirkan dosa kami, Jadi kami benar-benar harus menerima pekerjaan penghakiman Tuhan Yang Mahakuasa." Kemudian, aku bertanya kepadanya bagaimana Tuhan Yang Mahakuasa melakukan pekerjaan penghakiman, dan dia membacakan bagian lain firman Tuhan Yang Mahakuasa kepadaku. Tuhan Yang Mahakuasa berfirman: "Kristus akhir zaman menggunakan berbagai kebenaran untuk mengajar manusia, mengungkapkan esensi manusia, dan membedah perkataan dan perbuatan manusia. Firman ini terdiri dari berbagai kebenaran, seperti tugas-tugas manusia, bagaimana manusia seharusnya menaati Tuhan, bagaimana seharusnya manusia setia kepada Tuhan, bagaimana manusia seharusnya hidup dalam kemanusiaan yang normal, serta hikmat dan watak Tuhan, dan sebagainya. Firman ini semuanya ditujukan pada esensi manusia dan wataknya yang rusak. Secara khusus, firman yang mengungkapkan bagaimana manusia menolak Tuhan diucapkan berkaitan dengan bagaimana manusia merupakan perwujudan Iblis, dan kekuatan musuh yang melawan Tuhan. Dalam melaksanakan pekerjaan penghakiman-Nya, Tuhan tidak hanya menjelaskan natur manusia dengan beberapa kata; Dia menyingkapkan, menangani, dan memangkasnya dalam jangka panjang. Semua cara-cara penyingkapan, penanganan, dan pemangkasan yang beragam ini tidak bisa digantikan dengan perkataan biasa, tetapi dengan kebenaran yang sama sekali tidak dimiliki manusia. Hanya cara-cara seperti inilah yang dapat disebut penghakiman; hanya melalui penghakiman jenis inilah manusia bisa ditundukkan dan diyakinkan sepenuhnya tentang Tuhan, dan bahkan memperoleh pengenalan yang sejati akan Tuhan. Yang dihasilkan oleh pekerjaan penghakiman adalah pemahaman manusia tentang wajah Tuhan yang sejati dan kebenaran tentang pemberontakannya sendiri. Pekerjaan penghakiman memungkinkan manusia untuk mendapatkan banyak pemahaman akan kehendak Tuhan, tujuan pekerjaan Tuhan, dan misteri-misteri yang tidak dapat dipahami olehnya. Pekerjaan ini juga memungkinkan manusia untuk mengenali dan mengetahui hakikatnya yang rusak dan akar penyebab dari kerusakannya, dan juga mengungkapkan keburukan manusia. Semua efek ini dihasilkan oleh pekerjaan penghakiman, karena hakikat pekerjaan ini sebenarnya adalah pekerjaan membukakan jalan, kebenaran, dan hidup Tuhan kepada semua orang yang beriman kepada-Nya. Pekerjaan ini adalah pekerjaan penghakiman yang dilakukan oleh Tuhan" (Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Kristus Melakukan Pekerjaan Penghakiman dengan Menggunakan Kebenaran"). Saudara Zhou bersekutu, "Tuhan Yang Mahakuasa mengatakannya dengan sangat jelas. Pekerjaan penghakiman Tuhan sebenarnya adalah Tuhan yang membuka jalan, kebenaran, dan hidup-Nya kepada manusia. Pada akhir zaman, Tuhan Yang Mahakuasa mengungkapkan semua aspek kebenaran, dan dengan watak Tuhan yang benar dan megah, Dia menghakimi dan menyingkapkan natur Iblis orang, menganalisis perkataan dan perbuatan orang, dan satu demi satu, Dia menyingkapkan berbagai gagasan kita dan motif kita yang salah dalam kepercayaan kepada Tuhan, watak jahat kita yang congkak, curang, dan keras kepala, dan bahkan pemikiran dan gagasan yang tersembunyi di lubuk hati kita. Ketika membaca firman Tuhan Yang Mahakuasa, seolah Tuhan sedang menghakimi dan menyingkapkan kita berhadapan muka. Kita akhirnya menyadari natur Iblis kita, melihat fakta kerusakan kita oleh Iblis, mendapatkan beberapa pemahaman tentang watak benar Tuhan yang tak menoleransi pelanggaran manusia, memiliki rasa takut akan Tuhan di dalam hati kita, mampu membenci diri sendiri dan bertobat dari hati, memiliki pertobatan sejati, dan secara berangsur mengubah watak rusak kita." Pekerjaan Tuhan sangat nyata! Dahulu, aku membayangkan pekerjaan Tuhan itu terlalu supernatural dan samar. Kupikir begitu aku percaya kepada Tuhan, aku diselamatkan, dan aku dapat masuk ke dalam Kerajaan surga. Ini sama sekali tak sesuai dengan fakta pekerjaan Tuhan. Ketika menyadari hal ini, aku yakin Tuhan Yang Mahakuasa adalah Tuhan Yesus yang datang kembali, dan aku dengan senang hati menerima pekerjaan Tuhan Yang Mahakuasa pada akhir zaman. Aku senang tak kembali lagi ke pendeta itu. Mengingat ke belakang, aku melihat betapa aku berpegang teguh pada gagasan dan imajinasiku sendiri, tak mau mendengar suara Tuhan dan menyambut Tuhan, dan menghalangi istriku. Aku sangat bodoh dan buta, dan merasa sangat menyesal ketika memikirkannya. Namun, aku makin lebih bersyukur kepada Tuhan Yang Mahakuasa karena telah berbelas kasihan kepadaku dan membawaku ke hadapan-Nya selangkah demi selangkah, sehingga akhirnya aku dapat mendengar suara Tuhan dan menyambut Tuhan.

Jika Tuhan telah membantu Anda, apakah Anda mau belajar firman Tuhan, mendekat kepada Tuhan dan terima berkat Tuhan?

Konten Terkait