Nama Tuhan Sangat Misterius

05 Oktober 2020

Tuhan Yang Mahakuasa berkata: "Di setiap zaman, Tuhan melakukan pekerjaan baru dan disebut dengan nama baru; bagaimana mungkin Dia melakukan pekerjaan yang sama pada zaman yang berbeda? Bagaimana mungkin Dia melekat erat pada sesuatu yang lama? Nama Yesus dipakai demi pekerjaan penebusan, maka apakah Dia masih akan dipanggil dengan nama yang sama ketika Dia kembali pada akhir zaman? Apakah Dia akan tetap melakukan pekerjaan penebusan? Mengapa Yahweh dan Yesus adalah satu, tetapi dipanggil dengan nama yang berbeda pada zaman yang berbeda? Bukankah karena zaman pekerjaan Mereka berbeda? Mungkinkah satu nama merepresentasikan Tuhan seutuhnya? Jika demikian, Tuhan harus dipanggil dengan nama yang berbeda pada zaman yang berbeda, dan harus pula menggunakan nama tersebut untuk mengubah dan merepresentasikan zaman tersebut. Karena tiada satu nama pun yang dapat sepenuhnya merepresentasikan Tuhan dan setiap nama hanya dapat merepresentasikan aspek temporal dari watak Tuhan pada zaman tertentu, maka tiada lain kecuali nama-Nya mewakili pekerjaan-Nya. Oleh karena itu, Tuhan dapat memilih nama apa pun yang sesuai dengan watak-Nya untuk merepresentasikan seluruh zaman" (Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Visi Pekerjaan Tuhan (3)"). Firman Tuhan menunjukkan kepada kita bahwa tiap nama yang Dia ambil di sebuah zaman memiliki makna. Tiap nama mewakili satu zaman, satu tahap pekerjaan. Nama Tuhan berubah sesuai dengan pekerjaan-Nya, tetapi bagaimanapun nama-Nya berubah, watak dan esensi-Nya tidak berubah. Tuhan selalu Tuhan. Aku dulu berpegang pada Alkitab harfiah. Terjebak dalam gagasanku, aku berpikir nama Tuhan Yesus tidak akan pernah bisa berubah. Lalu, aku menonton sebuah film dan mengetahui tentang misteri nama Tuhan, dan melepaskan gagasanku untuk mengikuti jejak Anak Domba.

Aku dilahirkan dalam keluarga Kristen, dan sejak aku kecil keluargaku memberitahuku Tuhan Yesus adalah satu-satunya Tuhan yang benar, Dialah Juruselamat kita, dan aku hanya bisa masuk ke kerajaan surgawi dengan berdoa dalam nama-Nya. Setelah dewasa, aku masuk sekolah keilahian, dan pendeta kami sering kali memberi tahu kami, "Yesus Kristus adalah Juruselamat kita. Namanya tidak akan pernah berubah. Itu karena dikatakan di dalam Alkitab 'Yesus Kristus adalah sama kemarin, dan hari ini, dan untuk selama-lamanya' (Ibrani 13:8). Jadi, kita harus menjunjung nama Tuhan Yesus setiap saat dan kita pasti akan diangkat ketika Dia datang." Kata-kata ini makin memperkuat imanku kepada Tuhan dan aku mengorbankan diriku dengan antusias agar ketika Tuhan datang, aku akan diangkat ke dalam kerajaan.

Aku mulai menggembala orang-orang setempat yang percaya setelah lulus dari sekolah keilahian pada bulan April 2015. Namun, kehadiran di kebaktian sangat rendah, manajer gereja melihat bahwa sumbangan turun dan bahkan tidak bisa menutupi ongkos, jadi dia mulai memberikan pinjaman kepada orang-orang yang percaya. Ketika mereka tidak bisa mengembalikannya dengan bunga, petugas keuangan akan bertengkar dengan mereka, lalu mereka benar-benar tak mau menghadiri kebaktian.

Untuk merevitalisasi gereja, aku mulai menyebarkan Injil kepada masyarakat setempat. Aku melakukan kunjungan rumah kepada orang-orang percaya dan mengatur pertemuan untuk mereka. Aku juga berpuasa dan berdoa dua atau tiga kali seminggu, meminta bimbingan Tuhan agar membuat kemajuan dalam pekerjaanku. Namun, sekeras apa pun aku bekerja, tingkat kehadiran di gereja masih rendah. Melihat gereja yang begitu tandus, hatiku terasa lemah dan imanku makin berkurang. Aku pun melipatgandakan usahaku dalam doa, membaca Kitab Suci, dan berpuasa, lalu, aku mengunduh dan menonton beberapa film religi, tetapi aku masih tidak bisa merasakan pekerjaan Roh Kudus. Aku masih merasa rohaniku hampa dan diselimuti kegelapan. Dalam rasa sakitku, aku berseru kepada Tuhan: "Oh Tuhan! Alkitab mengatakan, selama kami meminta dalam nama-Mu, Engkau akan memberikannya kepada kami. Gereja makin tandus. Aku telah berdoa dalam nama-Mu, jadi kenapa aku tak bisa merasakan kehadiran-Mu? Tuhan, di manakah Engkau?" Syukurlah, Tuhan mendengar doaku.

Suatu hari di bulan Februari 2016, aku menemukan film di YouTube berjudul "Menyingkap Misteri Alkitab". Film itu menjelaskan misteri di balik Alkitab dengan sangat jelas. Menontonnya memberiku pemahaman baru tentang Alkitab, dan itu benar-benar menerangi hatiku. Namun, yang membuatku bertanya-tanya adalah dari mana kata-kata itu berasal. Semua itu tak ada di dalam Alkitab! Aku kemudian mengunduh video itu dan menontonnya beberapa kali lagi, dan makin banyak kutonton, makin aku suka. Persekutuan itu benar-benar sejalan dengan Alkitab. Aku mendapati film itu dibuat oleh Kilat dari Timur, jadi aku terus mencari film-film Kilat dari Timur dan menemukan sebuah film berjudul "Nama Tuhan Telah Berubah?!". Judulnya benar-benar menarik perhatianku, jadi aku mengunduhnya dan langsung menontonnya. Sekitar setengah jalan dikatakan bahwa ketika Tuhan datang di akhir zaman, Dia tidak akan disebut Yesus, tetapi akan memiliki nama baru. Ini sangat mengejutkanku. Aku berpikir, "Itu tak mungkin benar! Alkitab menyatakan dengan sangat jelas 'Yesus Kristus adalah sama kemarin, dan hari ini, dan untuk selama-lamanya' (Ibrani 13:8). Bagaimana nama Tuhan bisa berubah? Selama dua milenium terakhir setiap orang percaya telah berdoa dan bekerja dalam nama Tuhan Yesus. Itu tidak pernah berubah. Bagaimana Kilat dari Timur bisa mengatakan nama Tuhan telah berubah?"

Lalu, aku mendengar persekutuan ini dari Saudari Yang dalam film itu: "Alkitab mengatakan 'Yesus Kristus adalah sama kemarin, dan hari ini, dan untuk selama-lamanya.' Ini berarti watak Tuhan dan esensi-Nya kekal dan tidak berubah. Itu tidak berarti bahwa nama-Nya tidak akan pernah berubah." Dia juga membaca kutipan dari firman Tuhan Yang Mahakuasa. Tuhan Yang Mahakuasa berkata: "Ada orang yang mengatakan bahwa Tuhan itu tidak berubah. Memang benar, tetapi ini mengacu pada ketidakberubahan watak Tuhan dan hakikat-Nya. Perubahan nama dan pekerjaan-Nya tidak membuktikan bahwa hakikat-Nya berubah. Dengan kata lain, Tuhan selamanya adalah Tuhan dan tidak akan pernah berubah. Jika engkau mengatakan bahwa pekerjaan Tuhan tidak berubah, mungkinkah rencana pengelolaan enam ribu tahun-Nya akan dapat diselesaikan-Nya? Engkau sekadar tahu bahwa Tuhan selamanya tidak berubah, tetapi apakah engkau tahu bahwa Tuhan selalu baru dan tidak pernah tua? Jika pekerjaan Tuhan tidak berubah, dapatkah Dia memimpin umat manusia hingga ke masa sekarang? Jika Tuhan tidak berubah, lalu mengapa Dia telah melakukan pekerjaan dua zaman? ... Karena itu, firman 'Tuhan selalu baru dan tidak pernah tua' merujuk pada pekerjaan-Nya, dan firman 'Tuhan itu tidak berubah' merujuk pada apa yang dimiliki-Nya dan siapa Ia. Terlepas dari itu, engkau tidak dapat membuat pekerjaan enam ribu tahun bergantung pada satu titik, atau membatasinya dengan kata-kata mati. Hal seperti itu merupakan kebodohan manusia. Tuhan tidak sesederhana yang dibayangkan manusia dan pekerjaan-Nya tidak dapat tinggal dalam satu zaman saja. Yahweh, misalnya, tidak dapat selalu merepresentasikan nama Tuhan; Tuhan dapat pula melakukan pekerjaan-Nya dalam nama Yesus. Ini menandakan bahwa pekerjaan Tuhan selalu bergerak maju" (Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Visi Pekerjaan Tuhan (3)"). Lalu, Saudari Yang berkata: "Dalam pekerjaan Tuhan untuk menyelamatkan umat manusia, Dia melakukan pekerjaan berbeda dan mengambil nama berbeda di zaman yang berbeda. Namun, esensi Tuhan tidak pernah berubah. Tuhan akan selalu menjadi Tuhan. Artinya, entah nama Tuhan adalah Yahweh atau Yesus, esensi-Nya sama. Yang bekerja selalu Tuhan yang sama. Orang Farisi Yahudi tidak tahu bahwa nama Tuhan akan berubah saat pekerjaan-Nya berubah dari satu zaman ke zaman berikutnya. Mereka mengira hanya Yahweh-lah Tuhan mereka, Juruselamat mereka. Selama bergenerasi-generasi mereka berpegang teguh pada keyakinan bahwa 'Satu-satunya Tuhan adalah Yahweh; tidak ada penyelamat selain Yahweh.' Jadi, ketika Tuhan melakukan pekerjaan penebusan-Nya dalam nama Yesus, mereka dengan keras mengutuk dan menentang Dia dan akhirnya menyalibkan Dia. Mereka melakukan kejahatan keji dan dihukum oleh Tuhan. Tak seorang pun bisa memahami hikmat Tuhan, dan tak seorang pun bisa membatasi Tuhan. Pada akhir zaman, jika kita menyangkal esensi Tuhan atau pekerjaan yang dilakukan oleh satu Tuhan karena Dia mengubah pekerjaan dan nama-Nya, itu tidak masuk akal dan bodoh! Nama yang diambil Tuhan di tiap zaman memiliki makna dan merupakan penyelamatan besar bagi manusia."

Pada titik ini di film itu, aku menyadari nama Tuhan bisa berubah, dan bahwa "Yesus Kristus adalah sama kemarin, dan hari ini, dan untuk selama-lamanya" dalam Alkitab mengacu pada esensi dan watak Tuhan yang tidak berubah, tetapi bukan berarti nama dan pekerjaan Tuhan tidak akan pernah berubah. Nama Tuhan berubah sesuai dengan pekerjaan-Nya. Selama ini aku memahami semuanya hanya dari arti harfiah Alkitab, berpikir nama Tuhan tidak akan pernah berubah—Aku menyadari itu hanya imajinasiku! Orang Farisi bersikeras bahwa Yahweh adalah Tuhan mereka dan bahwa nama Yahweh tidak akan pernah berubah. Itulah mengapa mereka percaya siapa pun yang tidak disebut Mesias bukanlah Tuhan padahal Tuhan Yesus datang untuk bekerja. Mereka juga dengan gegabah menolak dan mengutuk Tuhan Yesus, dan akhirnya tidak mendapatkan penyelamatan-Nya. Aku sadar harus mengesampingkan pandanganku dan mendengarkan dengan serius persekutuan dalam film itu agar aku tak menentang Tuhan seperti orang Farisi karena imajinasiku sendiri.

Lalu, tokoh utamanya mengajukan pertanyaan lain: "Kalau begitu, apa arti nama Tuhan di tiap zaman?" Aku berpikir, Ini pertanyaan bagus, dan aku juga tidak tahu. Mereka baru saja membagikan persekutuan bahwa ada makna dalam nama baru Tuhan untuk tiap zaman dan semua itu adalah penyelamatan bagi umat manusia, jadi apa sebenarnya makna dari nama Tuhan? Salah satu penginjil, Saudari Feng, membaca beberapa firman Tuhan. "'Yahweh' adalah nama yang Aku pakai selama pekerjaan-Ku di Israel, dan yang artinya Tuhan orang Israel (bangsa pilihan Tuhan) yang dapat mengasihani manusia, mengutuk manusia, dan membimbing hidup manusia. Yang artinya Tuhan yang memiliki kuasa besar dan penuh dengan hikmat. 'Yesus' adalah Imanuel, dan yang artinya korban penghapus dosa yang penuh kasih, belas kasihan, dan menebus manusia. Ia melakukan pekerjaan Zaman Kasih Karunia, dan mewakili Zaman Kasih Karunia, dan hanya dapat mewakili satu bagian rencana pengelolaan. ... Nama Yesus ada agar orang-orang pada Zaman Kasih Karunia dapat lahir baru dan diselamatkan, dan merupakan nama teristimewa bagi penebusan seluruh umat manusia. Jadi, nama Yesus mewakili pekerjaan penebusan, dan menandai Zaman Kasih Karunia. Nama Yahweh adalah nama teristimewa bagi bangsa Israel yang hidup di bawah hukum Taurat. Di setiap zaman dan setiap tahap pekerjaan, nama-Ku bukan tanpa dasar, tetapi mengandung makna yang bersifat mewakili: Setiap nama mewakili satu zaman. 'Yahweh' mewakili Zaman Hukum Taurat, dan merupakan sebutan kehormatan bagi Tuhan yang disembah oleh bangsa Israel. 'Yesus' mewakili Zaman Kasih Karunia, dan merupakan nama Tuhan bagi semua orang yang ditebus selama Zaman Kasih Karunia. Jika manusia masih rindu akan kedatangan Yesus sang Juruselamat pada akhir zaman, dan masih berharap Ia datang dalam citra diri yang dikenakan-Nya di Yudea, maka seluruh rencana pengelolaan enam ribu tahun akan terhenti pada Zaman Penebusan, dan tidak dapat bergerak maju lagi. Selanjutnya, akhir zaman tidak akan pernah datang, dan zaman ini tidak akan pernah berakhir. Itu karena Yesus sang Juruselamat hanya dimaksudkan untuk penebusan dan penyelamatan umat manusia. Aku memakai nama Yesus demi semua orang berdosa di Zaman Kasih Karunia, tetapi itu bukan nama yang akan Aku pakai untuk membawa seluruh umat manusia kepada akhirnya" (Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Juruselamat Telah Datang Kembali di atas 'Awan Putih'").

Saudari Feng memberikan persekutuan, "Di Zaman Hukum Taurat, nama Tuhan adalah Yahweh. Itu mewakili watak kemegahan, kemurkaan, kutukan, dan belas kasih yang Dia ungkapkan kepada orang-orang pada zaman itu. Tuhan memulai pekerjaan-Nya di Zaman Hukum Taurat dengan nama Yahweh. Dia mengeluarkan hukum dan perintah, serta memimpin umat manusia dalam kehidupan mereka di bumi. Dia menuntut agar mereka mematuhi hukum serta belajar menyembah dan mengagungkan-Nya. Berkat dan kasih karunia Tuhan akan mengikuti siapa pun yang mematuhi hukum, sedangkan mereka yang melanggar hukum akan dirajam sampai mati atau dibakar oleh api surgawi. Jadi, orang Israel di bawah hukum Taurat menaatinya dengan setia dan menghormati nama Yahweh sebagai sakral, serta hidup ribuan tahun di bawah bimbingan Yahweh. Pada akhir Zaman Hukum Taurat, orang-orang menjadi makin rusak dan berdosa dan tidak bisa mematuhi hukum. Semua orang terus-menerus terancam dihukum karena melanggarnya. Itulah mengapa Tuhan memulai tahap pekerjaan penebusan di bawah nama Yesus. Dia mengakhiri Zaman Hukum Taurat dan memulai Zaman Kasih Karunia. Di Zaman Kasih Karunia, Yesus mengungkapkan watak cinta dan belas kasih. Dia menganugerahkan kasih karunia tak terbatas kepada manusia, dan akhirnya disalib untuk menebus manusia dari Iblis. Setelah itu, manusia mulai berdoa dalam nama Yesus, menyembah nama Yesus sebagai sakral, dan menikmati pengampunan Tuhan dan kasih karunia yang tak terbatas. Kita bisa melihat dari dua tahap pekerjaan Tuhan sebelumnya Bahwa nama yang diambil Tuhan di tiap zaman memiliki makna khusus. Nama-nama itu mewakili pekerjaan dan watak yang Tuhan ungkapkan di zaman itu. Pada Zaman Kasih Karunia, jika Tuhan dipanggil Yahweh saat Dia datang, alih-alih Yesus, pekerjaan Tuhan akan berhenti saat Zaman Hukum Taurat. Umat manusia yang rusak tak akan mendapatkan penebusan Tuhan, melainkan akan berakhir dikutuk dan hukum karena melanggar hukum Taurat. Demikian pula, jika Tuhan masih memiliki nama Yesus pada akhir zaman, umat manusia yang rusak hanya akan menerima ampunan atas dosa-dosa mereka. Mereka tak akan pernah memperoleh penyucian dan memasuki kerajaan Tuhan. Ini karena dosa-dosa umat manusia telah diampuni melalui penebusan Tuhan Yesus, tetapi natur penuh dosa mereka tetap ada. Mereka terus berdosa dan menentang Tuhan serta tidak sepenuhnya didekati oleh Tuhan. Itu sebabnya Tuhan berinkarnasi lagi pada akhir zaman dan melakukan tahap pekerjaan baru untuk menghakimi dan menahirkan umat manusia dengan berlandaskan pekerjaan Tuhan Yesus—untuk sepenuhnya menyelamatkan manusia dari dosa. Dia memulai Zaman Kerajaan dan mengakhiri Zaman Kasih Karunia. Pekerjaan Tuhan telah maju dan zaman telah berubah. Pekerjaan-Nya berbeda. Nama-Nya berubah menyesuaikan itu."

Pada titik ini, aku berpikir, "Jadi, saat Tuhan menggunakan nama baru di tiap zaman, ada makna di balik itu. Tiap nama mewakili sebuah zaman. Yahweh, nama yang Tuhan gunakan pada Zaman Hukum Taurat, mewakili watak kemegahan, kemurkaan, kutukan, dan belas kasih Tuhan. Yesus, nama yang Dia gunakan pada Zaman Kasih Karunia, mewakili watak-Nya yang berbelas kasih dan penuh kasih. Pada akhir zaman, Tuhan datang untuk melakukan pekerjaan penyucian dan penyelamatan penuh atas umat manusia. Saat pekerjaan Tuhan berubah, nama-Nya juga berubah. Tak pernah terbayang olehku ada banyak sekali misteri di balik nama Tuhan." Ketertarikanku bertambah, jadi aku terus menonton video itu.

Setelah itu, Saudari Feng bersekutu bahwa nama Tuhan pada akhir zaman adalah Tuhan Yang Mahakuasa dan merujuk pada Wahyu 1:8: "Akulah Alfa dan Omega, Yang Pertama dan Yang Terakhir, firman Tuhan, yang ada sekarang, yang sudah ada, dan yang akan datang, Yang Mahakuasa." Lalu, tertulis dalam Wahyu 11:16-17: "Dan kedua puluh empat tua-tua, yang duduk di hadapan Tuhan di atas takhta mereka, tersungkur dan menyembah Tuhan, lalu berkata, Kami bersyukur kepada-Mu, Oh TUHAN Tuhan yang Mahakuasa, yang ada sekarang, yang ada sejak mulanya, dan yang akan datang; karena Engkau telah mengambil bagi-Mu kuasa-Mu yang besar, dan Engkau memerintah." Ada banyak nubuat lain dalam Alkitab Wahyu, seperti 4:8, 16:7, dan 19:6 yang mengatakan bahwa nama Tuhan yang baru pada akhir zaman adalah "Yang Mahakuasa." yaitu juga Tuhan Yang Mahakuasa.

Aku membaca Alkitab-ku untuk mengonfirmasi sambil mendengarkan, lalu ternyata nama "Yang Mahakuasa" ada dalam semuanya. Aku terkejut dan berpikir, "Jadi, nama Tuhan pada akhir zaman sudah jelas disebutkan di Alkitab sejak dahulu kala, dan dalam Alkitab Wahyu Empat, makhluk hidup terus memuja Tuhan siang dan malam. Mereka berkata 'Kudus, kudus, kuduslah, Tuhan Yang Mahakuasa, yang dahulu, sekarang, dan yang akan datang' (Wahyu 4:8). Mereka memuja nama Tuhan Yang Mahakuasa! Nama 'Yang Mahakuasa' disebutkan di banyak tempat lain. Nama 'Tuhan Yang Mahakuasa' pada akhir zaman sepenuhnya sesuai dengan nubuat dalam Alkitab Wahyu! Aku percaya kepada Tuhan selama ini dan telah membaca banyak sekali Kitab Suci—bagaimana aku bisa melewatkan misteri-misteri ini?"

Aku terus menonton dan melihat seorang tokoh yang menyebarkan Injil mengatakan ini: "Tuhan adalah Tuhan yang bijaksana, dan setiap hal yang dia lakukan memiliki makna besar. Nama Tuhan Yang Mahakuasa sepenuhnya mewakili pekerjaan-Nya dan watak yang Dia ungkapkan pada akhir zaman. Jika Tuhan tidak menyingkapkan misteri-misteri ini sendiri, kita takkan memahaminya meski bertahun-tahun membaca Alkitab." Lalu, dia membaca sebuah kutipan firman Tuhan Yang Mahakuasa. "Aku pernah dikenal sebagai Yahweh. Aku juga pernah dipanggil Mesias, dan orang-orang pernah memanggil-Ku Yesus sang Juruselamat karena mereka mengasihi dan menghormati-Ku. Namun saat ini, Aku bukan Yahweh ataupun Yesus yang dikenal orang di masa lampau itu—Aku adalah Tuhan yang datang kembali pada akhir zaman, Tuhan yang akan membawa zaman ini menuju akhir. Aku-lah Tuhan itu sendiri yang bangkit dari ujung bumi, sarat dengan keseluruhan watak-Ku, dan penuh dengan otoritas, hormat, serta kemuliaan. Orang-orang tidak pernah menjalin hubungan dengan-Ku, tidak pernah mengenal-Ku, dan tidak tahu tentang watak-Ku. Sejak penciptaan dunia hingga saat ini, tidak seorang pun pernah melihat-Ku. Inilah Tuhan yang menampakkan diri kepada manusia pada akhir zaman, tetapi tersembunyi di antara manusia. Ia berdiam di antara manusia, benar dan nyata, seperti matahari yang menyala-nyala dan lidah api, penuh dengan kuasa dan sarat akan otoritas. Tidak ada satu orang atau perkara pun yang tidak akan dihakimi oleh firman-Ku, dan tidak satu orang atau perkara pun yang akan luput dari pemurnian melalui nyala api. Pada akhirnya, segala bangsa akan diberkati karena firman-Ku, dan juga dihancurkan berkeping-keping karena firman-Ku. Dengan demikian, semua orang pada akhir zaman melihat bahwa Akulah Juruselamat yang datang kembali, Akulah Tuhan Yang Mahakuasa yang menaklukkan semua umat manusia. Aku pernah menjadi korban penghapus dosa manusia, tapi di akhir zaman, Aku juga menjadi terik matahari yang membakar segala sesuatu, dan juga Matahari kebenaran yang menyingkapkan segala sesuatu. Demikianlah pekerjaan-Ku di akhir zaman. Aku memakai nama ini dan Aku penuh dengan watak demikian supaya semua orang dapat melihat bahwa Akulah Tuhan yang benar, dan matahari yang menyala-nyala, dan lidah api. Supaya semua dapat menyembah-Ku, satu-satunya Tuhan yang benar, dan supaya mereka dapat melihat rupa-Ku yang sejati: Aku bukan hanya Tuhan orang Israel, dan bukan hanya Sang Penebus—Aku adalah Tuhan atas segala ciptaan di seluruh langit dan di seluruh bumi dan di lautan" (Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Juruselamat Telah Datang Kembali di atas 'Awan Putih'").

Lalu, dia bersekutu, "Pada akhir zaman, Tuhan melakukan pekerjaan penghakiman Zaman Kerajaan dengan nama Tuhan Yang Mahakuasa. Dia mengungkapkan kebenaran untuk menyingkap natur iblis manusia yang berdosa dan menentang Tuhan serta untuk menghakimi ketidaktaatan dan ketidakbenaran kita agar kita mengetahui natur dan esensi diri kita melalui firman ini, melihat kebenaran bahwa kita telah sangat dirusak oleh Iblis, memahami akar kerusakan kita, dan mengenal watak Tuhan yang benar dan tidak tersinggung. Dia juga menunjukkan jalan bagi kita untuk mengubah watak kita agar kita bisa meninggalkan kejahatan, mengejar kebenaran, mengubah watak kita, dan diselamatkan oleh Tuhan. Tuhan telah datang untuk menghakimi dan menyucikan umat manusia, untuk memecah kita menurut jenis dan menghadiahi yang baik serta menghukum yang jahat, untuk sepenuhnya menyelamatkan umat manusia yang rusak dari dosa, dan menyempurnakan rencana pengelolaan 6.000 tahun milik Tuhan. Tuhan telah muncul pada akhir zaman dengan watak-Nya yang benar, megah, dan murka serta tidak menoleransi pelanggaran. Dia telah menunjukkan secara terbuka watak dasar-Nya serta apa yang dimiliki-Nya dan siapa Dia kepada semua orang. Dia telah datang untuk menghakimi dan menghajar semua kerusakan dan ketidakbenaran umat manusia, untuk sepenuhnya menyelamatkan kita dari dosa dan mengembalikan keserupaan asli manusia. Dia ingin semua orang melihat bahwa Dia tak hanya menciptakan semua makhluk, melainkan juga berkuasa atas semua makhluk. Dia bukan hanya korban penghapus dosa umat manusia, tetapi Dia juga bisa menyempurnakan, mengubah, dan menyucikan kita. Dialah yang Pertama dan Terakhir. Tak ada yang bisa memahami keajaiban-Nya atau perbuatan-Nya. Itulah sebabnya nama Tuhan Yang Mahakuasa paling cocok pada akhir zaman. Semua orang yang berdoa kepada nama ini dan membaca firman-Nya dapat memperoleh bimbingan dan pekerjaan Roh Kudus serta menikmati rezeki dan penyiraman Tuhan seumur hidup. Dunia agamawi kini sedang menghadapi kehancuran. Iman manusia mendingin. Mereka lemah dan mendambakan hal-hal sekuler, pengkhotbah makin sedikit, dan orang-orang tidak tergugah mendengar doa. Selain itu, makin banyak orang yang tidak tahan terhadap pencobaan duniawi. Mereka belum mengikuti Anak Domba dan tak bisa memperoleh makanan berupa air kehidupan. Mereka terjatuh ke dalam kegelapan dan tersesat."

Melihat ini sangatlah menarik bagiku—Firman Tuhan Yang Mahakuasa sungguh berkuasa, khususnya yang ini: "Tidak ada satu orang atau perkara pun yang tidak akan dihakimi oleh firman-Ku, dan tidak satu orang atau perkara pun yang akan luput dari pemurnian melalui nyala api. Pada akhirnya, segala bangsa akan diberkati karena firman-Ku, dan juga dihancurkan berkeping-keping karena firman-Ku." Firman ini dipenuhi dengan kemegahan dan kebenaran Tuhan. Tak ada selain Tuhan yang bisa mengatakan sesuatu yang begitu dipenuhi otoritas dan kemegahan. Aku tahu bahwa ini adalah suara Tuhan, bahwa Tuhan Yesus benar-benar telah datang kembali! Aku telah sangat bersungguh-sungguh dalam pelayanan dan panggilan rumah, jadi orang-orang percaya akan mendengarkan Tuhan dan menghadiri kebaktian. Aku bahkan berpuasa dan berdoa dua sampai tiga kali seminggu, tetapi gereja tidak kembali ramai. Keimananku sendiri pun memudar, dan aku tak bisa merasakan Tuhan ada di sisiku. Kini aku tahu bahwa Tuhan sedang melakukan tahap pekerjaan baru untuk menghakimi dan menyucikan umat manusia dengan nama Tuhan Yang Mahakuasa. Kita, orang-orang yang percaya kepada Tuhan, tidak mengikuti pekerjaan baru Tuhan. Kita tidak mendapatkan makanan firman Tuhan masa kini ataupun bimbingan Roh. Kita terjatuh ke dalam kegelapan. Hanya dengan menerima penyelamatan Tuhan Yang Mahakuasa pada akhir zaman dan berdoa dengan menyebut nama-Nya serta membaca firman-Nya kita bisa mendapatkan bimbingan Roh Kudus dan bekerja.

Mereka membaca kutipan lain dari firman Tuhan Yang Mahakuasa pada akhir film. "Mulai dari pekerjaan Yahweh hingga pekerjaan Yesus, dan dari pekerjaan Yesus sampai pekerjaan tahap sekarang ini, tiga tahap ini mencakup urutan berkelanjutan dari keseluruhan pengelolaan Tuhan, dan semuanya merupakan pekerjaan satu Roh. Sejak penciptaan dunia, Tuhan selalu bekerja mengelola umat manusia. Dialah Yang Awal dan Yang Akhir, Yang Pertama dan Yang Terakhir, dan Dialah Pribadi yang memulai dan mengakhiri suatu zaman. Ketiga tahap pekerjaan tersebut, di zaman yang berbeda dan lokasi yang berbeda, tidak salah lagi merupakan pekerjaan dari satu Roh. Semua orang yang memisahkan ketiga tahap ini bertentangan dengan Tuhan. Sekarang, engkau harus memahami bahwa semua pekerjaan dari tahap pertama hingga hari ini adalah pekerjaan dari satu Tuhan, pekerjaan dari satu Roh. Tentang hal ini, tentu tidak ada keraguan" (Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Visi Pekerjaan Tuhan (3)"). Lalu, aku lebih mengerti bahwa Yahweh, Yesus, dan Tuhan Yang Mahakuasa semuanya adalah satu Tuhan. Tuhan memiliki nama yang berbeda dan melakukan pekerjaan yang berbeda di tiap zaman, tapi Dia selalu bekerja berdasarkan kebutuhan orang-orang. Hanya Tuhan yang mampu membuka misteri-misteri ini, dan dalam hatiku, aku tahu bahwa Tuhan Yang Mahakuasa adalah Tuhan Yesus yang telah kembali. Menerima nama Tuhan Yang Mahakuasa tidaklah mengkhianati Tuhan Yesus, tapi itu mengikuti langkah-langkah kaki Anak Domba. Tepat seperti yang tertulis di Alkitab Wahyu, "Mereka adalah orang-orang yang mengikuti Anak Domba ke mana pun Dia pergi" (Wahyu 14:4).

Aku berkomunikasi dengan saudara-saudari dari Gereja Tuhan Yang Mahakuasa. Melalui pertemuan dan persekutuan dengan mereka, aku memahami beberapa kebenaran, dan banyak kebingungan yang kumiliki dalam imanku telah terselesaikan. Aku telah menerima banyak makanan spiritual. Aku merasa benar-benar telah dibawa ke hadapan takhta dan menghadiri perjamuan Anak Domba. Aku sungguh bersyukur kepada Tuhan Yang Mahakuasa.

Jika Tuhan telah membantu Anda, apakah Anda mau belajar firman Tuhan, mendekat kepada Tuhan dan terima berkat Tuhan?

Konten Terkait

Kasih yang Berbeda

Oleh Chengxin, Brasilia Sebuah kesempatan yang tak terduga pada tahun 2011 memungkinkan aku untuk datang ke Brasilia dari Tiongkok. Ketika...

Aku Telah Mendengar Suara Tuhan

Oleh Saudara Mathieu, Prancis Aku menerima pekerjaan Tuhan Yang Mahakuasa pada akhir zaman lebih dari dua tahun lalu. Sejujurnya, aku...