35. Hubungan antara ketundukan kepada Tuhan dan keselamatan

Firman Tuhan Yang Mahakuasa pada Akhir Zaman

Tuhan menciptakan manusia dan menempatkan mereka di bumi, dan Dia telah membimbing mereka sejak saat itu. Lalu Dia menyelamatkan manusia dan menjadi korban penghapus dosa bagi manusia. Pada akhirnya, Dia masih harus menaklukkan manusia, menyelamatkan mereka sepenuhnya, dan memulihkan keserupaan asli mereka. Inilah pekerjaan yang telah dilakukan-Nya sejak awal—memulihkan manusia kepada gambar dan keserupaan aslinya. Tuhan akan membangun kerajaan-Nya dan memulihkan keserupaan asli manusia, yang artinya Dia akan memulihkan otoritas-Nya di bumi dan di antara segala makhluk ciptaan. Manusia kehilangan hati mereka yang takut akan Tuhan serta fungsi yang ada pada makhluk ciptaan setelah dirusak oleh Iblis, dengan demikian menjadi musuh yang memberontak terhadap-Nya. Manusia telah hidup di bawah wilayah kekuasaan Iblis dan takluk pada manipulasi Iblis; karenanya, Tuhan tidak mungkin bekerja di antara makhluk ciptaan-Nya, dan menjadi makin tidak dapat memperoleh rasa takut mereka. Manusia diciptakan oleh Tuhan dan harus menyembah-Nya, tetapi mereka sebenarnya berpaling dari-Nya dan malah menyembah Iblis. Iblis menjadi berhala di hati manusia. Dengan demikian, Tuhan kehilangan kedudukan-Nya di hati manusia, yang berarti Dia kehilangan makna di balik penciptaan-Nya atas manusia. Oleh karena itu, untuk memulihkan makna di balik penciptaan-Nya atas umat manusia, Dia harus memulihkan keserupaan asli manusia dan membebaskan mereka dari watak rusaknya. Untuk merebut kembali manusia dari Iblis, Dia harus menyelamatkan manusia dari dosa. Hanya dengan cara inilah Tuhan secara berangsur-angsur dapat memulihkan keserupaan dan fungsi asli manusia, dan akhirnya memulihkan kerajaan-Nya. Pemusnahan terakhir atas anak-anak pemberontak itu juga akan dilakukan untuk memungkinkan manusia menyembah Tuhan dan hidup di bumi dengan lebih baik. Karena Tuhan menciptakan manusia, Dia akan membuat mereka menyembah-Nya; karena Dia ingin memulihkan fungsi asli manusia, Dia akan memulihkannya sepenuhnya, tanpa percampuran apa pun. Memulihkan otoritas-Nya berarti membuat manusia menyembah-Nya dan tunduk kepada-Nya; ini berarti Dia akan membuat manusia hidup karena Dia dan membuat musuh-musuh-Nya binasa karena otoritas-Nya. Ini berarti Tuhan akan membuat segala sesuatu tentang diri-Nya terus ada di antara manusia tanpa penentangan dari siapa pun. Kerajaan yang ingin dibangun-Nya adalah kerajaan-Nya sendiri. Manusia yang diinginkan-Nya adalah yang menyembah-Nya, yang sepenuhnya tunduk kepada-Nya dan menyatakan kemuliaan-Nya. Jika Tuhan tidak menyelamatkan manusia yang rusak, maka makna di balik penciptaan-Nya atas manusia akan hilang; Dia tidak akan memiliki otoritas lagi di antara manusia, dan kerajaan-Nya tidak akan ada lagi di bumi. Jika Tuhan tidak memusnahkan musuh-musuh yang memberontak kepada-Nya itu, Dia tidak akan dapat memperoleh kemuliaan-Nya yang sempurna, ataupun membangun kerajaan-Nya di muka bumi. Semua ini akan menjadi tanda penyelesaian pekerjaan-Nya dan pencapaian besar-Nya: untuk benar-benar memusnahkan orang-orang di antara manusia yang memberontak melawan-Nya, dan membawa mereka yang telah disempurnakan ke tempat perhentian. Saat manusia telah dipulihkan kepada keserupaan aslinya, dan saat mereka dapat melaksanakan tugasnya masing-masing, menjaga posisinya yang semestinya dan tunduk pada semua pengaturan Tuhan, Dia akan mendapatkan sekelompok orang di bumi yang menyembah-Nya, dan Dia juga akan membangun kerajaan di muka bumi yang menyembah-Nya.

—Firman, Jilid 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Tuhan dan Manusia akan Masuk ke Tempat Perhentian Bersama-sama"

Sepenuhnya wajar dan dapat dibenarkan bagi makhluk ciptaan untuk tunduk kepada Sang Pencipta—inilah tepatnya yang harus terjadi. Kebenaran ini tidak berubah untuk selamanya, terlepas dari waktu, tempat, tahun, atau bulan, di ruang atau lingkungan geografis mana pun. Sekalipun dunia dan umat manusia ini akan berlalu, dan segala sesuatunya akan berlalu, pernyataan bahwa "Makhluk ciptaan harus tunduk kepada Sang Pencipta" tidak akan pernah berubah. Nalarmu harus memiliki fakta ini; ini adalah kebenaran pertama yang harus kaumiliki sebagai seseorang yang percaya kepada Tuhan. Jika ada orang-orang yang berkata bahwa mereka tidak memahami firman ini, itu sangat mencurigakan—itu akan memunculkan pertanyaan apakah mereka memiliki roh manusia dan apakah mereka memiliki hati nurani dan nalar atau tidak. Ada orang-orang yang sebenarnya mengerti tetapi sama sekali tidak mencintai kebenaran dan tidak mau menerima kebenaran. Maksud mereka tidak mau menerima kebenaran adalah mereka tidak mengakui bahwa Tuhan adalah Sang Pencipta, dan mereka juga tidak mengakui bahwa mereka adalah makhluk ciptaan. Jika mereka mengakui bahwa mereka adalah makhluk ciptaan, mereka pasti tunduk kepada Sang Pencipta. Namun, karena mereka tidak mau tunduk, mereka tidak mau mengakuinya. Bukankah orang-orang semacam itu sangat memberontak? Bahasa sehari-harinya, mereka adalah sampah. Sekarang ini, Tuhan telah datang untuk menyelamatkan manusia. Tuntutan-Nya bagi manusia adalah bahwa mereka harus tunduk kepada-Nya; hanya dengan cara inilah manusia dapat memperoleh keselamatan. Jadi, apa hal pertama yang harus dilakukan oleh orang-orang yang percaya kepada Tuhan? (Tunduk kepada Tuhan.) Benar; ini sepenuhnya masuk akal dan dapat dibenarkan. Katakan kepada-Ku, jika orang-orang memahami bahwa tunduk kepada Tuhan adalah kebenaran yang tertinggi, apakah ini membantu mereka dalam menerapkan kebenaran, menempuh jalan mengejar kebenaran, dan memiliki sikap yang benar terhadap Tuhan? (Ya.) Jika orang mampu tunduk kepada Tuhan, mereka sedang berdiri di posisi yang benar, dan mereka akan memiliki nalar. ... Jika engkau tidak tunduk pada kebenaran atau kepada Tuhan dan melawan-Nya, akankah Tuhan masih mengakuimu sebagai makhluk ciptaan-Nya? Tuhan tidak menginginkan makhluk ciptaan sepertimu. Engkau adalah sejenis Iblis dan ular, dan ini sangat berbahaya karena Tuhan tidak menyelamatkan Iblis, dan Dia juga tidak menyelamatkan sejenis ular.

—persekutuan Tuhan

Jika orang ingin diselamatkan ketika mereka percaya kepada Tuhan, kuncinya adalah apakah mereka memiliki hati yang takut akan Tuhan atau tidak, apakah Tuhan memiliki tempat di hati mereka atau tidak, apakah mereka mampu hidup di hadapan Tuhan dan memelihara hubungan yang normal dengan Tuhan atau tidak. Yang penting adalah apakah orang mampu menerapkan kebenaran dan mencapai ketundukan kepada Tuhan atau tidak. Demikianlah jalan dan syarat untuk diselamatkan. Jika hatimu tidak mampu hidup di hadapan Tuhan, jika engkau tidak sering berdoa kepada Tuhan dan bersekutu dengan Tuhan, serta kehilangan hubungan yang normal dengan Tuhan, engkau tidak akan pernah diselamatkan karena engkau telah menghalangi jalanmu menuju keselamatan. Jika engkau tidak memiliki hubungan apa pun dengan Tuhan, engkau telah mencapai jalan buntu. Jika Tuhan tidak ada di hatimu, tidak ada gunanya engkau menyatakan bahwa dirimu beriman, hanya percaya kepada Tuhan di bibir saja. Sebanyak apa pun perkataan dan doktrin yang mampu kauucapkan, sebanyak apa pun engkau telah menderita karena kepercayaanmu kepada Tuhan, atau betapa pun berbakatnya dirimu; jika Tuhan tidak ada di hatimu, dan engkau tidak takut akan Tuhan, tidak soal bagaimana engkau percaya kepada Tuhan. Dia akan berkata, "Pergilah dari-Ku, engkau pelaku kejahatan." Engkau akan digolongkan sebagai pelaku kejahatan. Engkau tidak akan memiliki hubungan dengan Tuhan; Dia tidak akan menjadi Tuanmu atau Tuhanmu. Meskipun engkau mengakui bahwa Tuhan berdaulat atas segala sesuatu, dan mengakui bahwa Dia adalah Sang Pencipta, engkau tidak menyembah-Nya dan tidak tunduk pada kedaulatan-Nya. Engkau mengikuti Iblis dan setan; hanya Iblis dan setanlah yang menjadi tuanmu. Jika, dalam segala hal, engkau percaya pada dirimu sendiri, dan mengikuti kehendakmu sendiri, jika engkau percaya bahwa nasibmu berada di tanganmu sendiri, apa yang kaupercayai adalah dirimu sendiri. Meskipun engkau mengaku percaya dan mengakui Tuhan, Dia tidak mengakuimu. Engkau tidak memiliki hubungan dengan Tuhan, dan oleh karena itu, engkau ditakdirkan untuk akhirnya dibenci dan ditolak oleh-Nya, dihukum dan disingkirkan oleh-Nya; Dia tidak menyelamatkan orang-orang sepertimu. Orang yang benar-benar percaya kepada Tuhan adalah mereka yang menerima-Nya sebagai Juruselamat, yang menerima bahwa Dia adalah jalan, kebenaran, dan hidup. Mereka dapat dengan tulus mengorbankan diri mereka sendiri untuk Tuhan dan melaksanakan tugas sebagai makhluk ciptaan, mereka mengalami pekerjaan Tuhan, mereka menerapkan firman-Nya dan kebenaran, mereka menempuh jalan mengejar kebenaran. Mereka adalah orang-orang yang tunduk kepada kedaulatan dan pengaturan Tuhan, dan yang mengikuti kehendak-Nya. Hanya jika orang memiliki iman seperti itu kepada Tuhan, barulah mereka dapat diselamatkan; jika tidak, mereka akan dihukum. Apakah dapat diterima jika orang mengejar angan-angan ketika mereka percaya kepada Tuhan? Dalam iman mereka kepada Tuhan, dapatkah orang memperoleh kebenaran jika mereka selalu berpegang teguh pada gagasan mereka sendiri dan pada imajinasi abstrak yang samar? Sama sekali tidak. Jika orang percaya kepada Tuhan, mereka harus menerima kebenaran, percaya kepada Tuhan seperti yang Dia kehendaki, serta tunduk kepada pengaturan dan penataan-Nya; hanya dengan cara demikianlah mereka dapat memperoleh keselamatan. Tidak ada cara lain selain ini; apa pun yang kaulakukan, engkau tidak boleh mengejar angan-angan apa pun. Mempersekutukan topik ini sangat penting bagi orang-orang, bukan? Ini adalah peringatan untuk engkau semua.

Sekarang setelah engkau semua mendengar khotbah-khotbah ini, engkau seharusnya memahami kebenaran dan mengerti dengan jelas apa artinya diselamatkan. Apa yang orang sukai, apa yang mereka perjuangkan, apa yang menjadi gairah mereka—tak satu pun dari hal-hal ini penting. Hal yang terpenting adalah menerima kebenaran. Kesimpulannya, mampu memperoleh kebenaran adalah hal terpenting, dan apa yang memampukanmu untuk memperoleh rasa takut akan Tuhan dan menjauhi kejahatan adalah jalan yang benar. Jika engkau telah percaya kepada Tuhan selama beberapa tahun dan selalu berfokus pada pengejaran akan hal-hal yang tidak berkaitan dengan kebenaran, maka imanmu tidak ada kaitannya dengan kebenaran, dan tidak ada hubungannya dengan Tuhan. Engkau bisa saja menyatakan bahwa engkau percaya dan mengakui Tuhan, tetapi Tuhan bukan Tuanmu, Dia bukan Tuhanmu, engkau tidak menerima bahwa Tuhan berdaulat atas nasibmu, engkau tidak tunduk pada semua yang Tuhan atur untukmu, engkau tidak mengakui fakta bahwa Tuhan adalah kebenaran—dalam hal ini, harapanmu untuk diselamatkan telah hancur; jika engkau tak mampu menempuh jalan mengejar kebenaran, artinya engkau menempuh jalan kehancuran. Jika segala sesuatu yang kaukejar, kaufokuskan, kaudoakan, dan kauminta didasarkan pada firman Tuhan, dan didasarkan pada apa yang Tuhan tuntut, dan jika engkau semakin merasa bahwa engkau tunduk dan menyembah Sang Pencipta, dan merasakan bahwa Tuhan adalah Tuanmu, Tuhanmu, jika engkau semakin senang tunduk kepada semua yang Tuhan atur dan tata untukmu, dan hubunganmu dengan Tuhan menjadi jauh lebih dekat dan jauh lebih normal, dan jika kasihmu kepada Tuhan menjadi jauh lebih murni dan benar, maka keluhan dan kesalahpahamanmu terhadap Tuhan, dan keinginanmu yang berlebihan terhadap Tuhan akan semakin berkurang, dan engkau akan sepenuhnya memperoleh rasa takut akan Tuhan dan menjauhi kejahatan, yang berarti engkau telah menjejakkan kaki di jalan keselamatan. Meskipun menempuh jalan keselamatan selalu disertai dengan pendisiplinan, pemangkasan, penghakiman, dan hajaran Tuhan, dan ini menyebabkan engkau mengalami banyak penderitaan, ini adalah kasih Tuhan yang dilimpahkan kepadamu. Jika, ketika engkau percaya kepada Tuhan, engkau hanya mengejar berkat, dan hanya mengejar status, ketenaran, dan keuntungan, serta tidak pernah didisiplinkan, atau dipangkas, atau dihakimi dan dihajar, maka meskipun engkau mungkin memiliki hidup yang mudah, hatimu akan semakin jauh dari Tuhan, engkau akan kehilangan hubungan yang normal dengan Tuhan, dan engkau juga tidak akan bersedia menerima pemeriksaan Tuhan; engkau ingin menjadi tuan bagi dirimu sendiri—yang semuanya membuktikan bahwa jalan yang kautempuh bukanlah jalan yang benar. Jika engkau telah mengalami pekerjaan Tuhan selama beberapa waktu dan semakin merasa betapa sangat dalamnya kerusakan manusia, dan betapa sangat mudahnya manusia menentang Tuhan, dan jika engkau cemas bahwa harinya akan tiba ketika engkau melakukan sesuatu yang menentang Tuhan, dan takut bahwa engkau sangatlah mungkin menyinggung Tuhan dan ditinggalkan oleh-Nya, dan dengan demikian merasa bahwa tidak ada yang lebih menakutkan daripada menentang Tuhan, engkau akan memiliki hati yang takut akan Tuhan. Engkau akan merasa bahwa ketika orang percaya kepada Tuhan, mereka tidak boleh menyimpang dari Tuhan; jika mereka menyimpang dari Tuhan, jika mereka menyimpang dari pendisiplinan Tuhan, dan dari penghakiman dan hajaran Tuhan, ini sama dengan kehilangan perlindungan dan pemeliharaan Tuhan, kehilangan berkat Tuhan, dan tamatlah riwayat manusia; mereka hanya bisa menjadi semakin rusak, mereka akan menjadi seperti orang-orang beragama, dan akan tetap cenderung menentang Tuhan sementara mereka percaya kepada Tuhan—dan dalam hal ini, mereka telah menjadi antikristus. Jika engkau mampu menyadari hal ini, engkau akan berdoa kepada Tuhan, "Ya Tuhan! Kumohon hakimi dan hajarlah aku. Dalam segala sesuatu yang kulakukan, kumohon agar engkau memeriksaku. Jika aku melakukan sesuatu yang melanggar kebenaran dan melanggar maksud-Mu, kiranya Engkau menghukumku dan menghajarku dengan berat—aku tak bisa hidup tanpa penghakiman dan hajaran-Mu." Inilah jalan yang benar yang harus orang tempuh dalam iman mereka kepada Tuhan.

—Firman, Jilid 3, Pembicaraan Kristus Akhir Zaman, "Hanya dengan Takut akan Tuhan Orang Dapat Menempuh Jalan Keselamatan"

Sekarang, Tuhan sedang melakukan pekerjaan penyelamatan, yang berarti Dia akan mengambil mayat-mayat berjalan yang hidup menurut watak rusak Iblis serta esensinya yang rusak—yaitu orang mati—dan mengubahnya menjadi manusia yang hidup. Itulah makna diselamatkan. Orang percaya kepada Tuhan agar dapat diselamatkan. Apa artinya diselamatkan? Ketika seseorang memperoleh keselamatan dari Tuhan, mereka adalah orang mati yang menjadi hidup. Di mana mereka dulunya adalah milik Iblis, yang ditetapkan untuk mati, sekarang mereka hidup kembali sebagai milik Tuhan. Ketika seseorang percaya dan mengikuti Tuhan hingga mencapai ketundukan kepada-Nya, mengenal-Nya, dan menyembah-Nya, serta tidak lagi memiliki perlawanan atau pemberontakan dalam hati terhadap Tuhan, tidak lagi melawan atau menyerang-Nya, dan benar-benar dapat tunduk kepada-Nya, maka di mata Tuhan, orang seperti itu adalah orang yang benar-benar hidup. Apakah orang yang sekadar mengakui Tuhan dalam perkataan adalah orang yang hidup? (Tidak.) Lalu, orang seperti apa yang disebut orang yang hidup? Apa kenyataan dari orang yang hidup? Apa yang harus dimiliki oleh orang yang hidup? Beritahu Aku pendapat kalian. (Orang yang dapat menerima kebenaran adalah orang yang hidup. Ketika pandangan ideologis dan cara pandang orang mengenai berbagai hal berubah dan selaras dengan firman Tuhan, mereka adalah orang-orang yang hidup.) (Orang yang hidup adalah mereka yang memahami dan dapat menerapkan kebenaran.) (Orang yang mengenal Tuhan dan menjauhi kejahatan seperti Ayub adalah orang yang hidup.) (Orang yang mengenal Tuhan, yang hidup sesuai dengan firman Tuhan, dan dapat menjalani kenyataan kebenaran, merekalah orang yang hidup.) Engkau semua telah membicarakan satu jenis perwujudan. Agar seseorang pada akhirnya dapat diselamatkan dan menjadi orang yang hidup, setidaknya, mereka harus mampu mengindahkan firman Tuhan, dan mampu mengucapkan kata-kata yang sesuai dengan hati nurani dan nalar, dan mereka harus berpikir dan membedakan, mampu memahami kebenaran dan menerapkannya, mampu tunduk kepada Tuhan dan menyembah-Nya. Seperti itulah orang hidup yang sebenarnya. Apa yang sering kali dipikirkan dan dilakukan oleh orang yang hidup? Mereka mampu melakukan sedikit dari apa yang semestinya dilakukan orang normal. Yang terutama, mereka melakukan tugas mereka dengan baik, dan mereka takut akan Tuhan serta menjauhi kejahatan dalam apa yang mereka pikirkan dan singkapkan, juga dalam apa yang secara teratur mereka katakan dan lakukan. Itulah natur dari apa yang sering mereka pikirkan dan lakukan. Lebih tepatnya, setidaknya apa yang mereka katakan dan lakukan umumnya sesuai dengan kebenaran. Hal itu tidak dikutuk Tuhan atau dibenci dan ditolak oleh-Nya, tetapi diakui dan diperkenan oleh Dia. Inilah yang dilakukan oleh orang-orang yang hidup, dan inilah yang semestinya mereka lakukan.

—Firman, Jilid 3, Pembicaraan Kristus Akhir Zaman, "Hanya dengan Ketundukan Sejati Orang Dapat Memiliki Iman yang Sejati"

Mengapa engkau percaya kepada Tuhan? Kebanyakan orang bingung dengan pertanyaan ini. Mereka selalu memiliki dua sudut pandang yang sama sekali berbeda tentang Tuhan yang praktis dan Tuhan yang di surga, yang menunjukkan bahwa mereka percaya kepada Tuhan bukan untuk tunduk kepada-Nya, tetapi untuk menerima manfaat-manfaat tertentu, atau untuk melarikan diri dari penderitaan akibat bencana; baru saat itulah mereka agak tunduk. Ketundukan mereka bersyarat; demi prospek pribadi mereka sendiri, dan dipaksakan kepada mereka. Jadi, mengapa engkau percaya kepada Tuhan? Jika itu semata-mata demi prospekmu dan nasibmu, maka adalah lebih baik jika engkau tidak percaya sama sekali. Kepercayaan seperti ini adalah menipu diri sendiri, menenteramkan diri sendiri, dan membanggakan diri sendiri. Jika imanmu tidak dibangun di atas dasar ketundukan kepada Tuhan, maka engkau pada akhirnya akan dihukum karena menentang-Nya. Semua orang yang tidak mengupayakan ketundukan kepada Tuhan dalam iman mereka, menentang-Nya. Tuhan meminta agar orang mencari kebenaran, agar mereka haus akan firman-Nya, makan dan minum firman-Nya, dan melakukan firman, sehingga mereka dapat mencapai ketundukan kepada Tuhan. Jika itu adalah niatmu yang sejati, maka Tuhan pasti akan meninggikan engkau, dan pasti akan bermurah hati kepadamu. Ini tak diragukan lagi dan tak bisa diubah. Jika niatmu bukan untuk tunduk kepada Tuhan, dan engkau memiliki tujuan-tujuan lain, maka semua yang engkau katakan dan lakukan—doa-doamu di hadapan Tuhan, dan bahkan setiap tindakanmu—akan bertentangan dengan-Nya. Engkau mungkin berbicara lemah-lembut dan berwatak santun, setiap tindakan dan ungkapanmu mungkin terlihat benar, dan engkau mungkin tampak seperti seorang yang tunduk, tetapi ketika menyangkut niatmu dan pandanganmu tentang iman kepada Tuhan, semua yang engkau lakukan bertentangan dengan Tuhan; semua yang engkau lakukan adalah jahat. Orang yang tampak setaat domba, tetapi yang hatinya memendam niat-niat jahat, adalah serigala berbulu domba. Mereka secara langsung menyinggung Tuhan, dan Tuhan tidak akan meluputkan seorang pun dari mereka. Roh Kudus akan menyingkapkan masing-masing dari mereka dan menunjukkan kepada semua orang bahwa mereka semua yang munafik pasti akan ditolak dengan penuh kemuakan oleh Roh Kudus. Jangan khawatir: Tuhan akan membuat perhitungan dan membuang mereka semua pada gilirannya.

—Firman, Jilid 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Dalam Imanmu kepada Tuhan, Engkau Harus Tunduk kepada Tuhan"

Sebelum umat manusia masuk ke tempat perhentian, apakah setiap jenis orang akan dihukum atau diberi upah, akan ditentukan dari apakah mereka telah mencari kebenaran atau tidak, apakah mereka mengenal Tuhan atau tidak, dan apakah mereka bisa menaati Tuhan yang kelihatan atau tidak. Mereka yang telah berjerih payah untuk Tuhan yang kelihatan tetapi tidak mengenal atau tunduk kepada-Nya, tidak memiliki kebenaran. Orang-orang semacam itu adalah para pelaku kejahatan, dan para pelaku kejahatan pasti akan dihukum; selain itu, mereka akan dihukum berdasarkan tingkah laku mereka yang jahat. Tuhan adalah untuk dipercayai manusia, dan Dia juga layak untuk menerima ketundukan manusia. Mereka yang hanya memiliki iman kepada Tuhan yang samar dan tidak kelihatan adalah mereka yang tidak percaya kepada Tuhan dan tidak dapat tunduk kepada Tuhan. Jika orang-orang ini tetap tidak dapat percaya kepada Tuhan yang kelihatan pada saat pekerjaan penaklukan-Nya selesai, dan tetap memberontak dan menentang Tuhan yang kelihatan dalam rupa daging, maka "orang-orang yang percaya kepada Tuhan yang samar" ini, pasti akan menjadi objek pemusnahan. Ini sama seperti beberapa orang di antaramu—siapa pun yang secara lisan mengakui Tuhan yang berinkarnasi, tetapi tidak dapat menerapkan kebenaran yaitu tunduk kepada Tuhan yang berinkarnasi, pada akhirnya akan disingkirkan dan dimusnahkan. Selain itu, siapa pun yang secara lisan mengakui Tuhan yang kelihatan dan juga makan dan minum dari kebenaran yang diungkapkan oleh-Nya sambil mencari Tuhan yang samar dan tidak kelihatan, pasti akan menjadi objek pemusnahan. Tak seorang pun dari antara orang-orang ini yang akan mampu untuk tetap hidup sampai waktu perhentian yang akan datang setelah pekerjaan Tuhan selesai, dan juga tak seorang pun yang serupa dengan orang-orang semacam itu yang tetap hidup pada waktu perhentian itu. Orang-orang jahat adalah mereka yang tidak melakukan kebenaran; esensi mereka adalah penentangan dan pemberontakan kepada Tuhan, dan mereka tidak punya niat sedikit pun untuk tunduk kepada Dia. Orang-orang semacam ini semuanya akan dimusnahkan.

—Firman, Jilid 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Tuhan dan Manusia akan Masuk ke Tempat Perhentian Bersama-sama"

Standar yang dipergunakan manusia untuk menghakimi manusia lain didasarkan pada perilakunya; orang yang perilakunya baik adalah orang benar, sedangkan orang yang perilakunya keji adalah orang jahat. Standar yang Tuhan pakai untuk menghakimi manusia didasarkan pada apakah esensi mereka tunduk kepada-Nya atau tidak; orang yang tunduk kepada Tuhan adalah orang benar, sedangkan orang yang tidak tunduk kepada Tuhan adalah musuh dan orang jahat, terlepas dari apakah perilaku orang ini baik atau buruk dan terlepas dari apakah ucapan orang ini benar atau salah. Sebagian orang ingin menggunakan perbuatan baik untuk mendapatkan tempat tujuan yang baik di masa depan, dan sebagian orang ingin menggunakan ucapan yang baik untuk mendapatkan tempat tujuan yang baik. Semua orang secara keliru percaya bahwa Tuhan menentukan kesudahan manusia setelah melihat perilaku mereka atau setelah mendengar ucapan mereka; oleh karena itu banyak orang ingin memanfaatkan ini untuk menipu Tuhan agar memberi mereka kemurahan sesaat. Di masa depan, orang-orang yang akan selamat dalam keadaan beristirahat semuanya telah mengalami hari kesengsaraan dan juga telah menjadi kesaksian bagi Tuhan; mereka semua akan menjadi orang-orang yang telah memenuhi tugas mereka dan telah dengan sengaja tunduk kepada Tuhan. Orang-orang yang hanya ingin menggunakan kesempatan untuk melakukan pelayanan dengan niat untuk menghindari melakukan kebenaran tidak akan diizinkan untuk tetap hidup. Tuhan memiliki standar yang sesuai untuk mengatur kesudahan setiap individu; Dia tidak hanya membuat keputusan ini berdasarkan pada perkataan dan perilaku seseorang, Dia juga tidak membuat keputusan ini berdasarkan pada bagaimana orang berperilaku selama satu periode waktu. Dia sama sekali tidak akan bersikap lunak terhadap semua perilaku jahat seseorang dengan memperhatikan pelayanan masa lalu mereka kepada-Nya. Dia juga tidak akan membiarkan dia tetap hidup karena telah mengorbankan diri bagi-Nya selama satu periode waktu. Tak seorang pun dapat menghindari pembalasan atas kejahatan mereka, dan tak seorang pun dapat menutupi perilaku jahat mereka dan dengan demikian menghindari siksaan pemusnahan. Jika orang-orang dapat dengan sungguh-sungguh memenuhi tugasnya sendiri, itu berarti mereka selamanya setia kepada Tuhan dan tidak mencari upah, terlepas dari apakah mereka menerima berkat atau menderita kemalangan. Jika orang setia kepada Tuhan ketika mereka melihat berkat, tetapi kehilangan kesetiaan ketika mereka tidak dapat melihat berkat apa pun, dan jika orang-orang ini—yang pernah berjerih payah untuk Tuhan dengan setia—pada akhirnya tetap tidak mampu memberi kesaksian bagi Tuhan atau melaksanakan tugas-tugas yang menjadi kewajiban mereka, maka orang-orang seperti itu akan tetap menjadi objek pemusnahan. Singkatnya, orang-orang jahat tidak dapat tetap hidup sampai kekekalan, dan mereka juga tidak dapat masuk ke tempat perhentian; hanya orang benar yang merupakan tuan atas tempat perhentian. Setelah umat manusia masuk ke jalur yang benar, mereka akan memiliki kehidupan kemanusiaan yang normal. Mereka semua akan melakukan tugas mereka masing-masing dan benar-benar setia kepada Tuhan. Mereka akan sepenuhnya membuang pemberontakan dan watak rusak mereka, dan mereka akan hidup bagi Tuhan dan hidup karena Tuhan, tanpa pemberontakan dan penentangan. Mereka semua akan mampu sepenuhnya tunduk kepada Tuhan. Ini akan menjadi kehidupan Tuhan dan manusia; ini akan menjadi kehidupan kerajaan, dan ini akan menjadi kehidupan tempat perhentian.

—Firman, Jilid 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Tuhan dan Manusia akan Masuk ke Tempat Perhentian Bersama-sama"

Sebelumnya: 34. Apa yang dimaksud dengan ketundukan kepada Tuhan

Selanjutnya: 36. Bagaimana orang dapat memperoleh ketundukan kepada Tuhan

Penderitaan akan berakhir dan air mata akan berhenti. Percayalah kepada Tuhan bahwa Dia mendengar permohonan kita dalam penderitaan kita, dan Dia ingin menyelamatkan kita dari penderitaan. Hubungi kami untuk memahami kabar baik tentang keselamatan Tuhan.

Konten Terkait

Pengaturan

  • Teks
  • Tema

Warna Solid

Tema

Jenis Huruf

Ukuran Huruf

Spasi Baris

Spasi Baris

Lebar laman

Isi

Cari

  • Cari Teks Ini
  • Cari Buku Ini