6. Dengar! Siapakah Ini yang Berbicara?

Oleh Saudari Zhou Li, Tiongkok

Sebagai seorang pengkhotbah di gereja, tidak ada yang lebih menyakitkan daripada kemiskinan rohani dan tidak punya bahan apa pun untuk dikhotbahkan. Aku merasa tidak berdaya melihat semakin sedikit saja jumlah saudara-saudari yang datang ke pertemuan ibadah dan aku berkali-kali datang ke hadapan Tuhan untuk berdoa sungguh-sungguh dan meminta Tuhan menguatkan iman saudara-saudari. Namun, ketandusan gereja tidak juga membaik, bahkan aku pun hidup dalam kenegatifan dan kelemahan ...

Suatu hari ketika aku sedang bekerja di rumah, Saudara Wang dan Saudara Lin tiba-tiba muncul dan aku dengan senang hati mempersilakan mereka masuk. Setelah berbasa-basi, Saudara Wang berkata, "Saudari Zhou, bagaimana keadaan rohmu saat ini?" Aku menghela napas dan menjawab, "Jangan tanya. Rohku lemah sekarang dan aku tidak bisa berkhotbah apa-apa! Saudara-saudari semuanya negatif dan lemah juga. Hampir tidak ada orang di gereja." Saudara Lin bertanya, "Saudari Zhou, apakah kau tahu mengapa kau tidak punya bahan khotbah dan mengapa hampir tidak ada orang di gereja?" Begitu mendengarnya berkata begitu, aku berpikir: Inilah tepatnya yang aku ingin tahu. Apakah mereka benar-benar tahu sebabnya? Aku buru-buru bertanya, "Kenapa?" Saudara Wang menjawab, "Karena Tuhan sudah datang kembali. Dia sudah berinkarnasi untuk kedua kalinya dan mengucapkan firman-Nya dan melakukan pekerjaan baru. Banyak saudara-saudari sudah menerima pekerjaan Tuhan di Zaman Kerajaan dan hidup dalam aliran pekerjaan Roh Kudus saat ini. Kondisi mereka semakin lama semakin baik. Mereka yang tidak mengikuti pekerjaan baru Tuhan telah kehilangan pekerjaan Roh Kudus dan karenanya mereka tidak punya apa-apa untuk dikhotbahkan dan ada dalam keadaan negatif dan lemah. Kita harus bergegas mengikuti jejak langkah kaki Tuhan!" Mendengar ini, aku tiba-tiba ingat perkataan rekan pekerja seniorku: "Jika ada orang yang datang dan mengatakan Tuhan telah datang untuk melakukan pekerjaan baru dan Dia telah mengucapkan firman baru, maka itu penyelewengan dari Alkitab dan penyelewengan dari Alkitab berarti tidak percaya kepada Tuhan; itu adalah kemurtadan." Memikirkan ini, aku dengan serius berkata: "Bukankah rekan pekerja senior sering berkata kepada kita bahwa menyeleweng dari Alkitab berarti tidak percaya kepada Tuhan? Kalian semua seharusnya tahu ini, bahwa menyeleweng dari Alkitab adalah menyeleweng dari jalan Tuhan. Beraninya kalian mengkhotbahkan jalan ini kepadaku!" Aku dengan marah berdiri sambil mengatakan ini. Saudara Lin berkata, "Saudari Zhou, jangan marah. Kami tahu karena kau dengan tulus percaya kepada Tuhan dan sangat giat, itu sebabnya kami mengatakan kepadamu tentang pekerjaan baru Tuhan. Kita telah percaya Tuhan selama bertahun-tahun. Bukankah kita selalu menantikan kedatangan Tuhan kembali? Sekarang Tuhan sudah datang dan melakukan pekerjaan penghakiman di akhir zaman. Ini adalah kabar baik. Kita harus mencari dan menyelidiki dengan tekun dan tidak kehilangan kesempatan menyambut Tuhan!" Tanpa menunggu Saudara Lin selesai bicara, aku mengangkat tangan dan dengan suara keras menyelanya, "Stop, stop, stop! Jangan bicara lagi. Aku tidak akan percaya apa pun yang tidak sesuai Alkitab. Kalian tidak mengikuti jalan Tuhan, tetapi aku harus." Mereka melihat bahwa aku benar-benar tidak mau mendengarkan, jadi mereka tidak punya pilihan selain pergi. Mereka datang lagi beberapa kali, tetapi aku tidak mengacuhkan mereka.

Kemudian, Saudara Wang dan Saudara Lin datang ke rumahku bersama dua saudari untuk mengkhotbahkan Injil kepadaku. Hari itu aku sedang menampi kacang di rumah sementara suamiku bekerja di luar. Dia melihat mereka datang dan mempersilakan mereka masuk. Begitu melihat mereka, hatiku berdebar-debar: Mengapa mereka kembali lagi dan membawa dua bala bantuan? Mereka berempat masuk ke rumah dan menyapaku dan mulai bersekutu dengan suamiku. Aku merasa semakin cemas dan berpikir: "Apa yang mereka khotbahkan melenceng dari Alkitab, jadi aku harus mengawasi suamiku dan mencegahnya menerima apa pun!" Aku ingin mengusir mereka, tetapi takut suamiku akan marah kepadaku. Yang bisa aku lakukan hanyalah tetap diam, walau tidak menerima sedikit pun yang mereka katakan. Namun suamiku mendengarkan dan menganggukkan kepala dan tidak bisa berhenti berkata, "Yeah! Benar! Ya! Memang begitu. Kau menjelaskannya dengan baik!" Melihat suamiku begitu diyakinkan oleh mereka, aku tiba-tiba merasa murka dan menudingnya dan berteriak: "Apanya yang benar? Sudah seberapa banyak kau baca Alkitab? Sudah berapa lama kau percaya kepada Tuhan? Kau sudah berdoa kepada Tuhan? Kau bilang, 'Benar, benar, benar,' tetapi seberapa banyak kau mengerti?" Karena aku tiba-tiba membuat keributan, ruangan mendadak senyap dan mereka saling memandang satu sama lain. Suamiku cepat-cepat berkata kepadaku, "Jangan teriak-teriak. Dengarkan dahulu. Ini bagus buat kita. Kalau kau tidak mendengarkan, dari mana kau tahu benar atau salah?" Melihat bahwa aku tidak bisa menghentikannya dari mendengarkan mereka, aku dengan marah menyibakkan kacang dengan dua tangan, dengan sengaja membuat suara ribut dan berpikir, "Membiarkanmu mendengarkan? Aku tidak akan membiarkanmu mendengarkan apa pun. Aku akan mengakhirinya!" Namun, membuat suara keras dengan kacang tidak membuat suamiku berhenti mendengarkan persekutuan mereka. Sebaliknya, dia berbicara dan tertawa dengan mereka berempat dan persekutuan mereka sangat harmonis. Setelah beberapa saat, suamiku berkata kepadaku dengan gembira: "Oh, Li! Tuhan sudah benar-benar kembali. Kata-kata dalam buku ini adalah perkataan pribadi Tuhan! Luar biasa! Li, masaklah sesuatu buat kami." Aku menatapnya kesal dan tidak merespons. Kemudian, Saudara Lin memberikan beberapa kaset, satu buku nyanyian, dan satu salinan Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia kepada suamiku dan pergi. Aku tidak tahan lagi, jadi aku berkata kepada suamiku, "Berapa sering rekan pekerja senior berkata kepada kita bahwa untuk percaya kepada Tuhan kita tidak bisa menyeleweng dari Alkitab dan menyeleweng dari Alkitab berarti tidak percaya kepada Tuhan. Apa kau sudah lupa? Kenapa kau tidak mengambil sikap dalam hal ini?" Suamiku tanpa ragu menjawab: "Apa yang mereka katakan tidak menyeleweng dari Alkitab tetapi lebih tinggi dan lebih dalam daripada Alkitab. Dan lagi, pekerjaan baru Tuhan yang mereka sebarkan menggenapi firman Tuhan dan nubuat kitab Wahyu. Setelah mendengarkan persekutuan mereka, aku mengerti dan jelas tentang banyak hal dalam Alkitab yang belum kupahami sebelumnya. Injil Tuhan Yang Mahakuasa yang mereka saksikan adalah jalan sejati. Buka matamu dan lihatlah. Hanya ada beberapa orang tersisa di gereja kita. Gereja telah menjadi tandus. Namun, kau tetap saja berpegang pada perkataan rekan pekerja senior? Bukankah ini terlalu bodoh? Sebaiknya kau cepat menyelidiki ini." Mendengarnya berkata begitu, aku dengan marah berkata, "Memangnya kau tahu apa? Menyeleweng dari Alkitab adalah mengkhianati Tuhan. Jika engkau tidak setia pada Alkitab, aku yang akan setia!"

Setelahnya, setiap hari begitu ada waktu, suamiku membaca buku yang ditinggalkan Saudara Lin, Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia. Suatu hari, suamiku bangun pagi-pagi sekali untuk membaca buku itu. Dalam kebingungan, aku mendengar suamiku membaca: "Mungkinkah engkau telah melupakan ... Apakah engkau benar-benar telah melupakan ...?" (Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Cara Petrus Mengenal Yesus"). Mendengarnya membaca dengan suara keras, aku merasa sedikit marah dan berpikir: Pagi-pagi sekali, tidak bisa biarkan orang tidur! Setelah beberapa lama, aku lamat-lamat mendengar: "Karena sebelum Yesus disalibkan, Dia berkata kepadanya: 'Aku bukan berasal dari dunia ini, dan engkau juga bukan berasal dari dunia ini'" (Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Cara Petrus Mengenal Yesus"). Aneh! Mengapa Tuhan Yesus disebutkan dalam buku ini? Apa aku salah dengar? Lalu aku dengan jelas mendengar: "Mungkinkah engkau telah melupakan ... Apakah engkau benar-benar telah melupakan ...?" Ketika mendengarnya, hatiku sedikit tergerak dan aku tidak bisa tidur lagi. Aku berkata kepada diri sendiri: "Siapa yang mengatakan kata-kata ini? Oh Tuhan! Apakah Engkau yang bertanya kepadaku? Sepertinya Engkau yang berkata-kata kepadaku. Kata-katanya sangat lembut! Aku harus cepat-cepat bangun dan menyiapkan sarapan. Setelah sarapan aku akan melihat apa yang tertulis di buku itu, untuk melihat apakah itu benar-benar menyeleweng dari Alkitab dan apakah itu benar-benar firman Tuhan atau bukan."

Setelah sarapan, suamiku membaca buku itu lagi. Aku berpikir: Mengapa dia tidak memintaku membacanya bersamanya? Aku berdiri di pintu lama sekali, tetapi suamiku tetap asyik membaca buku itu dan tidak memperhatikan aku. Jadi aku mondar-mandir di dapur. Aku merasa sangat khawatir. Aku benar-benar ingin membaca apa yang tertulis di buku itu. Jadi aku melongok ke kamar dan melihat suamiku masih membaca. Aku ingin ikut membacanya juga, tetapi ketika aku teringat betapa seringnya saudara-saudari itu datang untuk mengkhotbahiku, dan aku selalu menolak, aku takut suamiku akan mengkritikku kalau aku yang berinisiatif meminta membaca buku itu. Jika dia mengkritikku, aku akan merasa sangat malu! Memikirkan hal ini, aku mundur lagi. Saat aku mondar-mandir di luar, aku ingat kata-kata yang dibaca suamiku keras-keras pagi tadi dan merasa semakin cemas. Aku berpikir: Tidak bisa begini, aku harus masuk dan melihat buku itu tentang apa. Namun, aku mundur lagi ketika sampai di pintu. Seperti kucing yang berjalan di atas batu bata panas, aku tidak tahu harus apa. Akhirnya, aku membulatkan tekad: Oh! Tuhan mau aku bicara! Siapa yang menyuruhku berbicara seperti itu dan tidak mendengarkan nasihat suamiku? Jadi aku memberanikan diri dan berjalan ke dalam ruangan dan sambil mengumpulkan keberanian, aku berkata dengan canggung, "Boleh aku membacanya bersamamu?" Dia mendongak kepadaku dan kelihatan sangat terkejut, lalu dengan gembira berkata, "Ayo, ayo! Ayo baca bersama." Saat itu, aku sangat terharu. Suamiku tidak mengkritikku seperti yang aku bayangkan! Hatiku yang cemas akhirnya tenang dan aku dengan senang hati membaca buku itu bersama suamiku. Namun, kata-kata yang aku baca di buku tidak sama dengan apa yang aku dengar pagi tadi! Saat suamiku keluar, aku cepat-cepat membolak-balik halaman buku itu. Dengan segera aku menemukan apa yang aku cari dan aku membacakannya keras-keras dengan gembira: "Petrus sangat dikuatkan oleh perkataan Yesus, karena sebelum Yesus disalibkan, Dia berkata kepadanya: 'Aku bukan berasal dari dunia ini, dan engkau juga bukan berasal dari dunia ini.' Belakangan, ketika Petrus berada dalam kesakitan yang luar biasa, Yesus mengingatkannya: 'Petrus, apakah engkau lupa? Aku bukan berasal dari dunia ini, dan hanya karena pekerjaan-Ku Aku pergi lebih awal. Engkau juga bukan berasal dari dunia ini, apakah engkau benar-benar sudah lupa? Aku telah mengatakannya kepadamu dua kali, apakah engkau tidak ingat?' Mendengar ini Petrus berkata: 'Aku tidak lupa!' Kemudian Yesus berkata: 'Engkau pernah menghabiskan masa-masa bahagia bersama-Ku di surga dan suatu masa di sisi-Ku. Engkau merindukan-Ku dan Aku merindukanmu. Walaupun makhluk ciptaan tidak layak di hadapan-Ku, bagaimana mungkin Aku tidak mengasihi orang yang tidak bersalah dan elok? Apakah engkau telah melupakan janji-Ku? Engkau harus menerima amanat-Ku di bumi; engkau harus memenuhi tugas yang Kupercayakan kepadamu. Suatu hari Aku pasti akan membawamu untuk berada di sisi-Ku'" (Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Cara Petrus Mengenal Yesus"). Aku membacanya beberapa kali dan semakin aku membacanya semakin aku merasa kata-kata itu tidak menyimpang dari Alkitab. Kata-katanya lebih jelas dan transparan daripada Alkitab. Namun, rekan pekerja seniorku berkata, "Siapa pun yang menyebarkan pesan bahwa Tuhan datang untuk melakukan pekerjaan baru dan Tuhan mengucapkan firman baru, menyeleweng dari Alkitab, dan penyelewengan dari Alkitab adalah penyimpangan dari jalan Tuhan." Namun yang mereka katakan tidak sesuai dengan fakta, ya, kan? Aku berdoa dalam hati: "Oh, Tuhan! Apa artinya semua ini? Kiranya Engkau menerangi dan membimbingku, sehingga aku bisa mengerti kehendak-Mu. ..."

Kemudian aku membaca firman Tuhan Yang Mahakuasa yang mengatakan: "Selama bertahun-tahun, sarana kepercayaan tradisional orang (yaitu dalam Kekristenan, salah satu dari tiga agama besar dunia) adalah dengan membaca Alkitab; meninggalkan Alkitab artinya tidak percaya kepada Tuhan, meninggalkan Alkitab berarti murtad dan sesat, dan bahkan ketika orang membaca buku-buku lain, landasan dari buku-buku ini haruslah merupakan penjelasan isi Alkitab. Dengan kata lain, jika engkau percaya kepada Tuhan, engkau harus membaca Alkitab, dan selain Alkitab, engkau tidak boleh memuja buku lain yang tidak ada kaitannya dengan Alkitab. Jika engkau melakukannya, artinya engkau mengkhianati Tuhan. Sejak adanya Alkitab, kepercayaan orang kepada Tuhan adalah kepercayaan kepada Alkitab. Alih-alih mengatakan bahwa orang percaya kepada Tuhan, lebih tepat mengatakan bahwa mereka percaya kepada Alkitab; daripada mengatakan bahwa mereka telah mulai membaca Alkitab, akan lebih tepat mengatakan mereka telah mulai percaya pada Alkitab; dan daripada mengatakan mereka telah kembali ke hadirat Tuhan, akan lebih tepat mengatakan mereka telah kembali ke hadirat Alkitab. Dengan cara ini, orang memuja Alkitab seakan-akan Alkitab adalah Tuhan, seakan-akan Alkitab itulah inti kehidupannya, dan kehilangan Alkitab sama artinya dengan kehilangan hidupnya. Orang menganggap Alkitab sama tingginya dengan Tuhan, bahkan ada orang yang menganggapnya lebih tinggi daripada Tuhan. Jika orang tidak memiliki pekerjaan Roh Kudus, jika orang tidak bisa merasakan Tuhan, mereka tetap bisa hidup—tetapi begitu mereka kehilangan Alkitab, atau kehilangan pasal dan kata-kata terkenal dari Alkitab, mereka merasa seperti kehilangan hidup" (Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Tentang Alkitab (1)"). Firman Tuhan benar-benar menjamah hatiku. Bukankah ini berbicara tentang aku? Teringat ketika aku baru percaya kepada Tuhan, inilah caraku memegang kepercayaanku. Aku memperlakukan Alkitab sebagai sumber hidupku. Aku selalu menaruh Alkitab di tempat yang tinggi setiap kali selesai membacanya, karena takut anak-anak menyentuhnya. Aku menganggap Alkitab lebih tinggi di atas segalanya, bahkan berpikir bahwa menyeleweng dari Alkitab adalah pengkhianatan terhadap Tuhan. Apakah aku salah karena melakukannya? Dengan hati yang ingin tahu, aku terus membaca dari "Tentang Alkitab (1)" sampai "Tentang Alkitab (4)." Semakin aku membacanya, semakin aku merasa diterangi. Firman Tuhan Yang Mahakuasa telah benar-benar membuatku mengerti. Ternyata Alkitab hanyalah catatan sejarah dari pekerjaan Tuhan dan kesaksian dari dua tahap pertama pekerjaan Tuhan. Sama seperti Perjanjian Lama mencatat pekerjaan yang dilakukan oleh Tuhan Yahweh dari sejak penciptaan dunia sampai akhir Zaman Taurat, Perjanjian Baru mencatat pekerjaan Tuhan Yesus di Zaman Kasih Karunia. Firman Tuhan selalu baru, tidak pernah tua, dan selalu bergerak maju. Sekarang Tuhan telah melakukan pekerjaan baru di luar Alkitab—pekerjaan Zaman Kerajaan. Tahap pekerjaan ini adalah tahap terakhir pekerjaan keselamatan Tuhan bagi umat manusia. Dari Zaman Taurat ke Zaman Kasih Karunia dan ke Zaman Kerajaan di akhir zaman, ketiga tahap semuanya dikerjakan oleh satu Tuhan. Membaca firman Tuhan Yang Mahakuasa benar-benar membukakan mataku, dan aku benar-benar menikmatinya! Ya, Tuhan begitu mahakuasa dan bijak, bagaimana bisa Dia hanya dibatasi oleh pekerjaan yang dicatat di Alkitab? Dan dari firman Tuhan Yang Mahakuasa, aku benar-benar melihat firman dan pekerjaan akhir zaman Tuhan Yang Mahakuasa tidak bertolak belakang dengan Alkitab. Sebaliknya, keduanya meninggikan dan memperdalam pekerjaan Zaman Hukum Taurat dan Zaman Kasih Karunia sebagaimana yang dicatat di dalam Alkitab dan semua yang Tuhan kerjakan hari ini lebih sesuai dengan kebutuhan manusia masa kini. Satu bagian firman Tuhan mengatakan: "Engkau harus mengerti mengapa pada hari ini engkau diminta untuk tidak membaca Alkitab, mengapa ada pekerjaan lain yang terpisah dari Alkitab, mengapa Tuhan tidak mencari penerapan yang lebih baru, lebih rinci, di dalam Alkitab, mengapa ada pekerjaan yang lebih besar di luar Alkitab. Inilah semua hal yang harus engkau sekalian pahami. Engkau harus mengetahui perbedaan antara pekerjaan lama dan pekerjaan baru, dan meskipun engkau tidak membaca Alkitab, engkau harus bisa membedahnya; jika tidak, engkau tetap akan menyembah Alkitab, dan akan sulit bagimu untuk memasuki pekerjaan yang baru dan mengalami perubahan-perubahan yang baru. Jika ada jalan yang lebih tinggi, mengapa mempelajari jalan yang rendah dan sudah kedaluwarsa? Jika ada perkataan yang lebih baru, dan pekerjaan yang lebih baru, mengapa hidup di antara catatan-catatan sejarah tua? Perkataan-perkataan baru ini dapat membekalimu, yang membuktikan bahwa ini adalah pekerjaan yang baru; catatan-catatan lama tidak dapat memuaskanmu, atau memuaskan kebutuhanmu di saat ini, yang membuktikan bahwa semua itu adalah sejarah, dan bukan pekerjaan di saat ini dan di sini. Jalan yang tertinggi adalah pekerjaan yang terbaru, dan dengan pekerjaan baru, setinggi apa pun jalan di masa lalu, jalan itu tetap merupakan sejarah yang dilihat kembali oleh orang-orang, dan terlepas dari nilainya sebagai rujukan, semuanya tetap merupakan jalan yang lama. Meskipun tercatat dalam 'Kitab Suci', jalan yang lama tetap merupakan sejarah; meskipun tidak tercatat dalam 'Kitab Suci', jalan yang baru adalah jalan yang terjadi di sini dan sekarang. Jalan ini bisa menyelamatkanmu, dan jalan ini bisa mengubahmu, karena ini adalah pekerjaan Roh Kudus" (Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Tentang Alkitab (1)"). Pada saat ini, aku tiba-tiba melihat terang dan aku menyadari mengapa aku selalu mengagung-agungkan Alkitab tetapi rohku menjadi semakin negatif, sehingga aku bahkan kehabisan bahan khotbah; aku menyadari saudara-saudari juga menjadi semakin lama semakin lemah, sampai mereka tidak menghadiri pertemuan ibadah lagi, sementara saudara-saudari yang telah menerima Injil kerajaan Tuhan Yang Mahakuasa penuh dengan iman. Tidak peduli bagaimana aku memperlakukan mereka, mereka tidak pernah negatif atau patah semangat, dan mereka terus datang untuk memberitakan Injil kepadaku. Alasannya adalah karena aku berpegang pada pekerjaan Tuhan di masa lalu. Itu jalan lama, yang sudah lama kehilangan pekerjaan Roh Kudus. Namun, saudara-saudari dari Gereja Tuhan Yang Mahakuasa telah menerima kepemimpinan pekerjaan Tuhan yang baru, telah menerima perbekalan firman Tuhan masa kini dan mendapatkan pekerjaan Roh Kudus. Inilah perbedaan antara jalan baru dan jalan lama! Inilah akar penyebab mengapa dunia agama merosot dan Gereja Tuhan Yang Mahakuasa semakin lama menjadi semakin besar! "Tuhan," aku berdoa. "Sekarang aku akhirnya mengerti bahwa Engkau sudah benar-benar kembali dan Engkau telah memberi kami jalan baru, perbekalan kehidupan yang baru. Aku bersyukur kepada-Mu!"

Pada saat ini, emosiku terbagi antara senang dan merasa tidak enak. Aku senang Tuhan tidak meninggalkanku, walau aku sangat pemberontak dan tidak taat, dan Dia telah menggunakan cara khusus, suamiku membaca firman Tuhan sehingga aku mendengar suara Tuhan. Ini benar-benar kasih Tuhan bagiku dan keselamatan-Nya untukku! Aku merasa tidak enak karena aku telah menantikan kedatangan Tuhan selama bertahun-tahun, tetapi tidak pernah memikirkan kemungkinan aku akan menolak Tuhan ketika Dia datang dan mengetuk pintuku. Saudara-saudariku berulang kali datang jauh-jauh untuk memberitakan Injil kepadaku, tetapi aku mengabaikan mereka. Mereka bersekutu dengan suamiku tetapi aku mengejek mereka dan dengan sengaja mengganggu mereka ... Memikirkan ini, hatiku terasa pedih dan aku tidak bisa menghentikan air mata mengalir dari mataku. Aku berlutut di hadapan Tuhan dan berdoa kepada-Nya: "Tuhan Yang Mahakuasa! Aku salah. Selama bertahun-tahun aku selalu mengagung-agungkan Alkitab dan berpikir bahwa menyeleweng dari Alkitab berarti tidak percaya kepada Tuhan. Aku memperlakukan Alkitab sebagai Tuhan dan berulang kali menolak pekerjaan baru-Mu, dan aku menolak kedatangan-Mu. Aku sungguh buta! Sekarang aku mau mengesampingkan Alkitab, mengikuti pekerjaan baru-Mu dan mendengarkan firman zaman baru-Mu. Aku tidak akan pernah memusuhi Engkau lagi dan aku tidak mau membiarkan seluruh hidupku dirusak oleh gagasan dan imajinasiku. Oh Tuhan! Aku mau bertekad untuk bekerja sama dengan-Mu dan membawa mereka yang ada di gereja, yang benar-benar percaya kepada-Mu, kembali kepada keluarga-Mu, untuk menebus utang budiku!"

Sebelumnya: 5. Pulangnya Sebuah Hati yang Mengembara

Selanjutnya: 7. Bagaimana Aku Hampir Menjadi Gadis Bodoh

Penderitaan akan berakhir dan air mata akan berhenti. Percayalah kepada Tuhan bahwa Dia mendengar permohonan kita dalam penderitaan kita, dan Dia ingin menyelamatkan kita dari penderitaan. Hubungi kami untuk memahami kabar baik tentang keselamatan Tuhan.

Konten Terkait

40. Kembali ke Rumah

Oleh Saudari Muyi, Korea Selatan"Kasih Tuhan yang berlimpah dengan bebas dianugerahkan kepada manusia dan mengelilingi manusia; manusia...

Pengaturan

  • Teks
  • Tema

Warna Solid

Tema

Jenis Huruf

Ukuran Huruf

Spasi Baris

Spasi Baris

Lebar laman

Isi

Cari

  • Cari Teks Ini
  • Cari Buku Ini