84. Tetap berpegang pada Prinsip agar Dapat Melaksanakan Tugas dengan Baik
Pada Agustus 2019, Saudari Lin Xin, seorang pemimpin gereja, menulis surat pengunduran diri. Pemimpinku mengatur agar aku pergi ke gereja ini untuk menyelidiki. Dia berkata jika Lin Xin benar-benar tak mampu melakukan pekerjaan nyata, dia harus diberhentikan dan harus diadakan pemilihan baru. Sesampainya di sana, para diaken memberitahuku tentang keadaan Lin Xin, berkata bahwa begitu terjadi sesuatu yang melibatkan kepentingan keluarga atau urusan pribadinya, dia mengesampingkan pekerjaan gereja dan meninggalkan semuanya untuk ditangani rekan sekerjanya. Ini membuat rekan sekerjanya memiliki beban kerja yang berat dan tindak lanjut pekerjaan tidak terlaksana dengan baik. Ada beberapa hal mendesak yang tidak segera diselesaikan. Pemimpin di atasnya telah berkali-kali memberikan bantuan dan dukungan kepada Lin Xin, tetapi dia belum berubah dan segala sesuatu tidak dapat diperbaiki. Tidak ada pencerahan dalam persekutuan firman Tuhan yang dia sampaikan di pertemuan, dan ketika saudara-saudari menghadapi masalah atau kesulitan, dia tak mampu mempersekutukan kebenaran untuk menyelesaikannya, dia hanya bisa mendorong mereka dengan kata-kata dan doktrin, atau dia menggunakan metode dan falsafah duniawinya sendiri untuk menyelesaikan masalah. Misalnya, jika seorang saudara atau saudari berada dalam keadaan rohani yang buruk karena penyakit, dia hanya menyarankan dokter mana yang bisa mereka kunjungi dan produk kesehatan apa yang harus diminum, alih-alih membimbing mereka untuk mencari kehendak Tuhan, dan memetik pelajaran. Juga, ketika beberapa orang membicarakan investasi selama pertemuan, Lin Xin bukan saja tidak memiliki ketajaman untuk menyingkapkan dan menghentikan mereka, dia justru mengambil bagian dan mengunjungi saudara-saudarinya untuk melakukannya juga. Beberapa saudara-saudari mengingatkannya berkali-kali untuk berfokus mengejar kebenaran dan melaksanakan tugasnya, tetapi dia tidak mendengarnya. Karena takut saudara-saudarinya menganggap dia bernafsu akan uang, dia berinvestasi secara diam-diam dan kehilangan lebih dari 400.000 yuan, yang mengalihkan perhatiannya dari tugasnya. Lin Xin mengabaikan tugasnya dan tidak melakukan pekerjaan nyata, sehingga kehidupan bergereja di sana tidak efektif, dan saudara-saudari merasa negatif dan lemah. Beberapa dari mereka tidak ingin lagi datang ke pertemuan, dan dia sendiri takut bertemu saudara-saudari, karena dia tak mampu menyelesaikan masalah mereka.
Setelah mendengar laporan para diaken tentang keadaan tersebut, kupikir, "Lin Xin tidak mengejar kebenaran ataupun melakukan pekerjaan nyata, dan pandangannya tentang segala sesuatu seperti orang tidak percaya. Bagaimana dia mampu memimpin gereja seperti itu? Bahkan tanpa surat pengunduran dirinya, dia harus diberhentikan sebagai pemimpin palsu karena perilakunya." Jadi, aku menemukan prinsip yang relevan dan berdasarkan prinsip itu dan perilaku Lin Xin, aku menyampaikan persekutuan tentang kemampuan mengenali orang. Ketika aku selesai, semua diaken mengangguk setuju dan menyakini bahwa Lin Xin tidak memiliki pekerjaan Roh Kudus. Namun, saat aku berbicara tentang pemberhentian Lin Xin dari tugasnya, salah satu diaken berkata, "Lin Xin memiliki kemanusiaan yang baik, dia membantu saudara-saudarinya yang menghadapi kesulitan apa pun dengan sekuat tenaga, dan dia ramah juga rendah hati." Diaken lain berkata dia memiliki kualitas yang baik, cerdas, dan ketika saudara-saudari berada dalam keadaan yang buruk atau menghadapi kesulitan tertentu, dia mampu menghibur mereka. Jika dia diberhentikan, gereja tak akan mampu menemukan pemimpin lain yang lebih cocok. Diaken lain juga berkata, "Lin Xin mungkin hanya sementara waktu berada dalam keadaan yang buruk. Mari kita berusaha membantunya terlebih dahulu." Mereka mendiskusikannya panjang lebar dan semuanya setuju bahwa dia tidak boleh diberhentikan. Menurut prinsip penggantian pemimpin dan pekerja, jika seorang pemimpin atau pekerja tidak menerima pekerjaan Roh Kudus dan tak mampu melakukan pekerjaan nyata untuk waktu yang lama, mereka harus diganti. Jika mereka tidak memiliki pekerjaan Roh Kudus dan kita mempertahankannya, bukankah kita sedang bertentangan dengan Tuhan? Para diaken ini hanya melihat bahwa Lin Xin mampu memedulikan orang, bahwa dia memikirkan kepentingan jasmani mereka, bahwa dia penuh kasih sampai taraf tertentu, dan memiliki sedikit kecerdasan dan kualitas, tetapi mereka tak mampu melihat apakah dia orang yang mengejar kebenaran, atau apakah dia mampu melakukan pekerjaan nyata atau tidak. Mereka tidak menilai Lin Xin dengan menggunakan standar rumah Tuhan untuk memilih orang. Lin Xin jelas bukan orang yang mengejar kebenaran dan dia memiliki pandangan seperti orang tidak percaya. Dia tidak mempersekutukan kebenaran ketika sesuatu terjadi dan sama sekali tak mampu menyelesaikan masalah nyata jalan masuk kehidupan saudara-saudarinya. Dia telah tersingkap sebagai pemimpin palsu. Jika tetap bertugas, dia hanya akan menghalangi dan mengganggu pekerjaan gereja dan menunda jalan masuk kehidupan saudara-saudarinya. Jadi aku sekali lagi bersekutu dengan para diaken tentang penggantian dirinya. Setelah persekutuanku, para diaken semua diam, tetapi aku dapat melihat mereka tetap tidak setuju dengan pemberhentiannya. Pada saat itu, aku bimbang, "Jika aku bersikeras pada sudut pandangku di sini dan terus mempersekutukan kebenaran dan menyingkapkan Lin Xin, akankah para diaken ini mengatakan aku terlalu congkak dan sewenang-wenang dan tidak mau menerima pendapat orang lain? Jika aku merusak hubunganku dengan para diaken ini setelah baru saja tiba, sisa pekerjaanku akan menjadi lebih sulit." Dengan pemikiran ini, aku berhenti mempersekutukan prinsip-prinsip mengenali pemimpin palsu dengan para diaken, dan melaporkan keadaan gereja kepada pemimpin di atasku. Kupikir jika pemimpin setuju dengan sudut pandangku, maka aku bisa memberhentikan Lin Xin, dan para diaken itu tidak akan berpendapat buruk tentang diriku. Setelah itu, aku menemui saudari-saudari lain di gereja itu untuk mengetahui pandangan mereka tentang Lin Xin, tetapi aku mendapati para saudari ini juga tak mampu mengenali Lin Xin yang sebenarnya. Mereka semua berkata dia memiliki kemanusiaan yang baik, penuh kasih terhadap mereka, peduli akan kesulitan mereka, cerdas dan memiliki kualitas. Pandangan mereka sama dengan pandangan para diaken. Menyadari hal ini, aku tidak berani mempersekutukan kebenaran untuk menyingkapkan Lin Xin. Aku takut mereka akan berkata aku congkak, merasa diri benar, dan mengabaikan pandangan orang lain, dan mereka akan memiliki kesan buruk tentang diriku. Jadi, aku hanya dengan pasif menunggu surat jawaban dari pimpinanku. Dengan begitu, aku tidak terbebani dengan masalah pemberhentian Lin Xin. Aku dengan jelas melihat saudara-saudari ini tidak memiliki kebenaran dan tak mampu mengenali, tetapi aku tidak berkeinginan untuk bersekutu dengan mereka. Selama hari-hari itu, aku merasakan kegelapan dalam diriku, dan aku tak mampu merasakan hadirat Tuhan. Jadi aku segera datang ke hadapan Tuhan dan berdoa memohon pencerahan dan bimbingan-Nya agar aku mampu mengetahui keadaanku.
Beberapa hari kemudian, pemimpinku meminta untuk bertemu denganku. Kami membaca satu bagian firman Tuhan: "Di rumah Tuhan, engkau harus memahami prinsip dari setiap tugas yang kaulaksanakan, apa pun tugas itu dan mampu menerapkan kebenaran. Itu artinya bertindak berdasarkan prinsip. Jika ada sesuatu yang tidak jelas bagimu, jika engkau tidak yakin apa yang tepat untuk kaulakukan, carilah persekutuan untuk mencapai permufakatan. Setelah ditentukan apa yang paling bermanfaat bagi pekerjaan gereja dan bagi saudara-saudari, lakukanlah itu. Jangan terikat aturan, jangan menunda, jangan menunggu, jangan menjadi pengamat pasif. Jika engkau selalu menjadi pengamat dan tak pernah memiliki pendapat sendiri, jika engkau selalu menunggu sampai orang lain telah mengambil keputusan sebelum melakukan apa pun dan, ketika tak seorang pun telah mengambil keputusan, engkau berlambat-lambat dan menunggu, maka apa akibatnya? Setiap bagian dari pekerjaan akan mengalami kemunduran, dan tidak ada yang akan selesai. Engkau harus belajar untuk mencari kebenaran, atau setidaknya mampu bertindak sesuai dengan hati nurani dan nalarmu. Asalkan cara yang tepat untuk melakukan sesuatu itu jelas bagimu, dan sebagian besar orang lain berpikir bahwa cara itu bisa diterapkan, maka begitulah seharusnya engkau menerapkannya. Jangan takut memikul tanggung jawab untuk hal ini, atau takut menyinggung orang lain, atau takut akan konsekuensinya. Jika orang tidak melakukan apa pun yang nyata dan selalu membuat perhitungan, serta takut memikul tanggung jawab, dan tidak berani menjunjung prinsip dalam perbuatan mereka, ini memperlihatkan bahwa mereka khususnya licik dan memiliki terlalu banyak rencana jahat. Betapa tidak adilnya jika ingin menikmati kasih karunia dan berkat Tuhan tetapi tidak melakukan apa pun yang nyata. Tuhan paling benci kepada orang yang penuh tipu daya dan licik seperti itu. Apa pun yang kaupikirkan, jika engkau tidak menerapkan kebenaran, engkau tidak memiliki kesetiaan, dan pertimbangan pribadimu selalu terlibat, dan engkau selalu memiliki pemikiran dan gagasanmu sendiri. Tuhan melihat hal-hal ini, Tuhan tahu—apa menurutmu Tuhan tidak tahu? Engkau bodoh jika berpikir seperti ini. Dan jika engkau tidak segera bertobat, engkau akan kehilangan pekerjaan Tuhan. Mengapa engkau akan kehilangan itu? Karena Tuhan menyelidiki lubuk hati manusia. Dia melihat, dengan sangat jelas, semua rencana licik dan tipu muslihat yang mereka miliki, dan Dia tahu bahwa hati mereka terpisah dari-Nya, bahwa mereka tidak sehati dengan-Nya. Hal apa yang terutama mereka sembunyikan dari Tuhan di dalam hati mereka? Pemikiran mereka, kepentingan mereka, dan reputasi mereka, serta rencana kecil mereka sendiri. Ketika ada hal-hal di dalam hati manusia yang memisahkan mereka dari Tuhan, dan mereka selalu disibukkan dengan hal-hal ini, selalu berencana licik, maka ini adalah masalah" (persekutuan Tuhan). Aku belajar dari firman Tuhan bahwa ketika melaksanakan tugas di rumah Tuhan, segala sesuatu haruslah didasarkan pada prinsip-prinsip kebenaran. Dalam hal-hal yang tak mampu kita pahami dengan jelas, kita bisa berdiskusi, mencapai kesepakatan, dan melakukan apa pun yang paling bermanfaat bagi pekerjaan gereja. Dalam hal-hal yang kita pahami dengan jelas, kita perlu menerapkan kebenaran dan bertindak sesuai prinsip. Hanya dengan melakukan itulah kita memikirkan kehendak Tuhan. Namun, jika kita tidak memiliki hati yang jujur, mempermainkan Tuhan, selalu berusaha melindungi kepentingan pribadi kita, memahami kebenaran tetapi tidak menerapkannya, dan tidak menunjukkan kesetiaan atau perhatian terhadap Tuhan, maka kita tak akan pernah menerima pekerjaan Roh Kudus dan tak akan pernah menerima pencerahan dan bimbingan Tuhan dalam tugas kita. Aku telah dengan jelas meyakini bahwa Lin Xin bukanlah orang yang mengejar kebenaran, sama sekali tidak melakukan pekerjaan nyata, dan adalah pemimpin palsu yang harus segera diganti, tetapi ketika kulihat para diaken tidak setuju, aku takut mereka akan mengatakan aku congkak dan merasa diri benar, jadi aku tidak berani menjunjung tinggi prinsip kebenaran dan tak ingin berusaha mempersekutukan kebenaran tentang mengenali pemimpin palsu dengan mereka. Ketika menulis surat untuk melaporkannya kepada pemimpinku, di luarnya aku terlihat serius dengan tugasku, tetapi sebenarnya aku ragu untuk melangkah maju, karena takut saudara-saudariku akan memandangku secara negatif. Dalam tugasku, aku tidak memikirkan kehendak Tuhan, aku tidak melindungi pekerjaan gereja, dan hanya memikirkan reputasi dan statusku sendiri. Untuk melindungi reputasi dan statusku aku bahkan menoleransi seorang pemimpin palsu yang mengganggu pekerjaan gereja dan menghalangi jalan masuk kehidupan saudara-saudariku. Aku sadar bahwa aku sangat egois, hina, dan licik. Tuhan memeriksa hati dan pikiran manusia, dan pemikiranku mungkin menipu orang lain, tetapi tak bisa menipu Tuhan. Selama waktu itu, rohku gelap dan aku tak mampu merasakan hadirat Tuhan. Ini sebenarnya adalah hajaran dan pendisiplinan Tuhan!
Tepat pada saat itu, aku mendengar tentang sebuah gereja di mana seorang antikristus yang melakukan kejahatan ditemukan tetapi tak seorang pun melaporkan atau menyingkapkan dirinya. Bahkan ketika antikristus ini dikeluarkan, para jemaat menyembunyikan dan melindunginya. Ini sangat menyinggung watak Tuhan, dan semua orang di gereja itu diisolasi untuk melakukan perenungan. Ketika mendengar akibat seperti itu, hatiku gemetar ketakutan. Aku bertanya pada diriku sendiri berulang kali mengapa aku tak mampu memberhentikan pemimpin palsu begitu aku menemukannya. Aku membaca firman Tuhan berkata: "Begitu kebenaran telah menjadi kehidupan di dalam dirimu, saat engkau mengamati ada orang yang menghujat Tuhan, yang tidak takut akan Tuhan, dan asal-asalan saat melakukan tugas mereka, atau yang mengganggu dan mengacaukan pekerjaan gereja, engkau akan menanggapinya berdasarkan prinsip-prinsip kebenaran, dan akan mampu mengidentifikasi serta mengungkapkannya bila perlu. Jika kebenaran belum menjadi hidupmu, dan engkau masih hidup dalam watak jahatmu, maka ketika engkau menemukan orang-orang jahat dan setan-setan yang menyebabkan gangguan dan kekacauan pada pekerjaan gereja, engkau akan berpura-pura tidak melihatnya dan menolak untuk mendengarnya; engkau akan mengabaikan mereka, tanpa teguran dari hati nuranimu. Engkau bahkan akan menganggap siapa pun yang menyebabkan gangguan terhadap pekerjaan gereja tidak ada sangkut pautnya dengan dirimu. Sebanyak apa pun pekerjaan gereja dan kepentingan rumah Tuhan dirugikan, engkau tidak peduli, tidak menengahi, ataupun merasa bersalah—hal mana membuatmu menjadi seseorang yang tidak berhati nurani atau tidak bernalar, pengikut yang bukan orang percaya, orang yang berjerih payah. Engkau makan apa yang adalah milik Tuhan, minum apa yang adalah milik Tuhan, dan menikmati semua yang berasal dari Tuhan, tetapi merasa bahwa kerugian apa pun terhadap kepentingan rumah Tuhan tidak ada kaitannya denganmu—hal mana membuatmu menjadi pengkhianat yang tidak tahu berterima kasih. Jika engkau tidak melindungi kepentingan rumah Tuhan, apakah engkau masih bisa disebut manusia? Ini adalah setan yang telah menyusup ke dalam gereja. Engkau berpura-pura percaya kepada Tuhan, berpura-pura menjadi umat pilihan, dan engkau mau mendompleng di rumah Tuhan. Engkau tidak menjalani kehidupan manusia, engkau lebih serupa setan daripada manusia, dan jelas adalah salah satu dari pengikut yang bukan orang percaya" (Firman, Vol. 3, Pembicaraan Kristus Akhir Zaman, "Bagian Tiga"). Firman Tuhan menghunjam hatiku, dan aku merasa ketakutan. Seakan-akan Tuhan marah kepadaku. Aku jelas melihat seorang pemimpin palsu di gereja yang mengganggu pekerjaan gereja, yang menghalangi jalan masuk kehidupan saudara-saudariku, tetapi demi melindungi hubunganku dengan para diaken dan saudara-saudari, dan karena takut menyinggung mereka, aku tidak berani menyingkapkan atau menangani pemimpin palsu dan tidak mempersekutukan kebenaran untuk membantu saudara-saudari mengenalinya. Aku tanpa sadar telah menjadi pelindung bagi pemimpin palsu. Aku telah menjadi kaki tangan Iblis. Yang kulakukan adalah kejahatan! Tuhan datang berinkarnasi dan mengungkapkan begitu banyak kebenaran untuk menyirami dan membekali kita, dan aku menikmati semua yang berasal dari Tuhan, tetapi seorang pemimpin palsu muncul di gereja, demi melindungi kepentinganku sendiri, aku membiarkannya mengganggu pekerjaan gereja. Aku benar-benar tidak tahu berterima kasih. Aku tidak memiliki hati nurani, nalar, dan tidak memiliki kemanusiaan sedikit pun. Aku telah sangat mendukakan hati Tuhan. Setelah itu, aku teringat bagian lain firman Tuhan: "Engkau semua mengatakan bahwa engkau mempertimbangkan beban Tuhan dan akan membela kesaksian gereja, tetapi siapakah di antaramu yang benar-benar mempertimbangkan beban Tuhan? Tanyakanlah kepada dirimu sendiri: apakah engkau seseorang yang telah menunjukkan pertimbangan akan beban Tuhan? Dapatkah engkau melakukan kebenaran untuk Tuhan? Dapatkah engkau berdiri dan berbicara bagi-Ku? Dapatkah engkau dengan teguh melakukan kebenaran? Apakah engkau cukup berani untuk melawan semua perbuatan Iblis? Apakah engkau mampu menyingkirkan perasaanmu dan menyingkapkan Iblis demi kebenaran-Ku? Dapatkah engkau membiarkan maksud-maksud-Ku dipenuhi di dalam dirimu? Sudahkah engkau menyerahkan hatimu pada saat-saat paling krusial? Apakah engkau seseorang yang mengikuti kehendak-Ku? Tanyakanlah pertanyaan-pertanyaan ini kepada dirimu sendiri dan seringlah memikirkan tentang hal ini" (Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Perkataan Kristus pada Mulanya, Bab 13"). Dari baris-baris firman Tuhan, aku mengerti kehendak-Nya. Seorang pemimpin palsu muncul di gereja ini, dan Tuhan berharap aku mau berdiri di pihak-Nya, memikirkan kehendak-Nya, dan melindungi kepentingan gereja. Karena aku telah menemukan seorang pemimpin palsu, aku harus segera memberhentikan dia, menggunakan prinsip untuk memilih orang yang tepat, dan memberi saudara-saudariku kehidupan bergereja yang baik. Jika aku selalu memikirkan kepentinganku sendiri dan tak mampu ambil sikap untuk melindungi pekerjaan gereja, aku pasti akan dibenci dan ditolak oleh Tuhan. Menyadari hal ini, kuputuskan untuk segera mengganti Lin Xin. Aku tidak lagi khawatir dikatakan congkak dan merasa diri benar. Karena aku tahu dengan jelas bahwa melakukannya berarti menegakkan prinsip, menerapkan kebenaran, dan melindungi pekerjaan gereja, itu bukan congkak dan merasa diri benar. Hanya mereka yang bertindak tanpa berdasarkan kebenaran firman Tuhan, melakukan apa pun yang mereka suka, dan berpaut pada gagasan dan ide mereka sendiri yang bisa dikatakan congkak, merasa diri benar, dan menentang kebenaran.
Jadi, setelah itu, aku menggunakan firman Tuhan untuk bersekutu dengan mereka tentang pekerjaan nyata apa yang harus dilakukan pemimpin dan pekerja, tentang konsekuensi tidak memberhentikan pemimpin palsu, tentang apa arti kemanusiaan yang baik, apa arti kualitas yang baik, dan apa arti hati yang mengasihi. Melalui persekutuanku, saudara-saudariku mengembangkan kemampuan mereka mengenali Lin Xin. Mereka juga memahami bahwa ada prinsip-prinsip mengenai pemindahan dan pemberhentian di rumah Tuhan. Yang dilihat bukan kasih secara lahiriah, bakat atau kualitas seseorang, tetapi apakah mereka mampu mengejar kebenaran, menerapkan kebenaran dan melakukan pekerjaan nyata atau tidak. Semua orang melihat dengan jelas bahwa Lin Xin adalah pemimpin palsu dan harus diberhentikan. Setelah dia diberhentikan, aku bersekutu dengan saudara-saudari tentang prinsip-prinsip pemilihan dan kami memilih seorang pemimpin gereja yang baru.
Setelah pemilihan selesai, aku teringat saudara-saudari yang melaporkan beberapa perilaku Xiao Lei. Mereka berkata dia tidak pernah mengejar kebenaran, bahwa dia percaya kepada Tuhan selama bertahun-tahun tanpa mengubah pandangannya mengenai segala sesuatu, bahwa dia menginginkan hal-hal duniawi dan mengejar uang, dan bahwa dia hanya peduli untuk menjadi kaya dan menjalani kehidupan yang luar biasa. Setiap kali diberi tugas, dia malah sibuk berbisnis untuk mendapatkan uang, dan tidak mau melaksanakan tugas itu. Dia mengikat saudara-saudari di gereja untuk melakukan investasi, yang berakibat mereka semua kehilangan uang. Perilakunya telah menyebabkan gangguan dan kekacauan dalam kehidupan bergereja. Kupikir sebaiknya aku pergi bersekutu dengannya untuk memperingatkannya. Namun pada hari pertemuan, dia sengaja tidak pulang ke rumah sampai malam, setelah pertemuan selesai. Kutanyakan kepadanya apa pendapatnya tentang kejadian baru-baru ini, dan apakah dia telah melakukan perenungan dan berusaha mengenal dirinya sendiri. Dia tidak memiliki pemahaman dan sama sekali tidak merasa menyesal atas tindakannya, dan dia memiliki banyak kesalahpahaman dan keluhan. Dia berkata bahwa dia telah percaya kepada Tuhan selama bertahun-tahun dan tidak mendapatkan apa pun. Putranya tidak menaatinya, istrinya salah paham terhadapnya. ... Semua yang dia katakan adalah dari sudut pandang orang tidak percaya. Saat bersekutu dengannya, aku membimbingnya untuk merenungkan dan mulai mengenal dirinya sendiri, tetapi dia sangat menentang. Dia juga berkata, "Apa gunanya menerapkan kebenaran?" Saudara-saudari telah mengingatkan dan membantunya sebelumnya, dan reaksinya tetap sama. Xiao Lei tidak pernah mengejar kebenaran, dan ada banyak perwujudan orang tidak percaya dalam dirinya. Menurut prinsip, orang yang tidak menerima kebenaran, tidak melaksanakan tugasnya, dan mengganggu kehidupan bergereja harus diisolasi agar mereka dapat merenungkan diri mereka sendiri. Mereka tidak boleh dibiarkan mengganggu kehidupan bergereja. Kemudian, jika mereka tidak bertobat, mereka harus dikeluarkan dari gereja. Xiao Lei seharusnya sudah diisolasi dan diberi waktu untuk merenungkan dirinya, untuk mencegahnya menipu dan mengganggu saudara-saudari yang tingkat pertumbuhannya lebih sedikit, yang kurang memiliki kepekaan. Jadi, aku bersekutu dan membagikan pemahaman ini kepada para pemimpin gereja dan diaken. Semua orang setuju bahwa Xiao Lei harus diisolasi. Namun beberapa hari kemudian, seorang saudari mengirimiku surat yang mengatakan bahwa Xiao Lei ingin bertobat, berubah, dan menerapkan kebenaran, tetapi karena hidup berdasarkan watak yang rusak, dia tak mampu melakukannya. Saudari itu tidak tahu apakah mengisolasi dirinya adalah hal yang sesuai. Setelah membaca surat ini, aku ragu-ragu. Jika Xiao Lei mau bertobat dan berubah, akankah pengaturanku untuk mengisolasi dirinya malah membuatnya makin negatif? Jika Xiao Lei dan saudara-saudari lainnya mengetahui bahwa adalah saranku untuk melakukan ini, akankah mereka mengatakan aku tidak memberi orang kesempatan untuk bertobat? Aku baru saja tiba di gereja ini tetapi aku telah memberhentikan pemimpin palsu dan menangani orang-orang tidak percaya. Akankah saudara-saudari mengatakan aku bertindak keras begitu mulai menduduki posisi baruku dan bersikap terlalu kejam? Xiao Lei pandai bicara—saat aku menyingkapkan dirinya, jika dia tidak setuju lalu menentangku atau kehilangan kesabarannya terhadapku, apa yang akan kulakukan? Dengan pemikiran ini, aku mendapati diriku dalam kesulitan lagi dan tidak tahu apa yang harus kulakukan, jadi aku datang ke hadapan Tuhan dan berdoa memohon agar Dia membimbingku untuk memahami kehendak-Nya sehingga aku mampu bertindak berdasarkan prinsip-prinsip kebenaran.
Setelah itu, aku membaca satu bagian firman Tuhan. "Gereja sedang dibangun, dan Iblis sedang berusaha sekuat tenaga untuk menghancurkannya. Ia ingin menghancurkan pembangunan-Ku dengan segala cara; oleh karena inilah, gereja harus segera disucikan. Tidak boleh terdapat sedikit pun sisa-sisa kejahatan; gereja harus disucikan sedemikian rupa sehingga gereja menjadi tak bernoda dan tetap suci seperti di masa lalu. Engkau semua harus berjaga-jaga dan menanti-nantikan setiap saat, dan engkau harus lebih banyak berdoa di hadapan-Ku. Engkau harus mengenali berbagai tipu muslihat dan rencana licik Iblis, mengenali roh, mengenali orang, dan mampu membedakan semua jenis orang, peristiwa dan hal-hal; engkau harus lebih banyak makan dan minum firman-Ku, dan yang lebih penting lagi, engkau harus bisa makan dan minum sendiri firman-Ku. Perlengkapi dirimu sendiri dengan semua kebenaran, dan datanglah ke hadapan-Ku agar Aku dapat membuka mata rohanimu dan memungkinkanmu untuk melihat semua misteri yang ada di dalam roh .... Ketika gereja memasuki fase pembangunannya, orang-orang kudus berbaris untuk berperang. Berbagai wajah mengerikan Iblis diperhadapkan kepadamu: apakah engkau semua berhenti dan mundur, atau apakah engkau berdiri dan, dengan mengandalkan Aku, terus bergerak maju? Singkapkan karakteristik khas Iblis yang buruk dan rusak itu secara menyeluruh, jangan terbawa perasaan dan jangan segan-segan! Lawan Iblis sampai mati! Aku adalah pendukungmu, dan engkau harus memiliki semangat anak laki-laki! Iblis mengamuk dalam pergolakan kematian terakhirnya, tetapi tetap tidak akan bisa lolos dari penghakiman-Ku. Iblis ada di bawah kaki-Ku dan juga sedang diinjak-injak di bawah kakimu—ini adalah fakta!" (Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Perkataan Kristus pada Mulanya, Bab 17"). Aku menyadari dari firman Tuhan bahwa saat Tuhan bekerja untuk menyelamatkan manusia, Iblis juga berupaya sekuat tenaga untuk mengganggu dan mengacaukan pekerjaan Tuhan. Tuhan mengizinkan pemimpin palsu, antikristus, pelaku kejahatan, dan orang tidak percaya muncul di gereja agar kita mampu mengembangkan kepekaan dan mengenali orang-orang, hal-hal, dan segala sesuatu di sekitar kita berdasarkan prinsip-prinsip kebenaran, memahami mana yang berasal dari Tuhan dan mana yang dari Iblis, berdiri di pihak kebenaran, dan mengenali serta menolak semua hal negatif dari Iblis. Xiao Lei tidak pernah mengejar kebenaran, dia percaya kepada Tuhan selama bertahun-tahun tetapi tetap memegang pandangan orang tidak percaya, dan ketika saudara-saudarinya bersekutu dengannya, dia selalu siap dengan kekeliruan untuk menyanggah mereka. Dia sama sekali tidak menerima kebenaran. Yang terpenting, selama pertemuan dia selalu membicarakan hal-hal yang tidak berhubungan dengan kebenaran, dan mengikat saudara-saudari untuk mencari uang dan memperkaya diri mereka sendiri, mengganggu kehidupan bergerja, dan tak pernah memainkan peran positif. Jika orang semacam ini tidak segera ditangani, saudara-saudari tidak bisa memiliki kehidupan bergereja yang normal dan mereka dengan tingkat pertumbuhan yang kurang akan tertipu. Rumah Tuhan menuntut agar orang tidak percaya ditangani, karena orang tidak percaya dan mereka yang dengan sungguh-sungguh percaya dan mencintai kebenaran adalah jenis orang yang sama sekali berbeda. Mengisolasi orang tidak percaya berarti membatasi perbuatan jahat mereka dan memastikan mereka tidak mengganggu kehidupan bergereja saudara-saudari, memungkinkan umat pilihan Tuhan untuk lebih lagi mengejar kebenaran dan diselamatkan. Aku harus menangani orang tidak percaya berdasarkan prinsip. Jika aku mundur, jika aku tidak segera menangani mereka demi melindungi kepentinganku sendiri dan agar tidak menyinggung orang lain, bukankah itu berarti aku melindungi Iblis, dan membiarkan orang tidak percaya mengganggu kehidupan bergereja? Aku membaca bagian lain firman Tuhan dan memahami tentang sumber penyebab aku tak mampu menerapkan kebenaran atau menegakkan prinsip. Tuhan Yang Mahakuasa berfirman: "Kebanyakan orang ingin mengejar dan menerapkan kebenaran, tetapi seringkali mereka hanya memiliki tekad dan keinginan untuk melakukannya; kebenaran belum menjadi hidup mereka. Akibatnya, saat mereka bertemu kekuatan jahat atau menghadapi orang-orang jahat dan tidak baik yang melakukan perbuatan jahat, atau para pemimpin palsu dan antikristus melakukan sesuatu dengan cara yang melanggar prinsip—sehingga menganggu pekerjaan gereja, dan merugikan umat pilihan Tuhan—mereka kehilangan keberanian untuk berdiri dan angkat bicara. Apa artinya saat engkau tidak punya keberanian? Apakah itu berarti bahwa engkau malu atau sukar berbicara? Atau apakah engkau tidak memahami hal itu sepenuhnya, dan karenanya tidak memiliki kepercayaan diri untuk berbicara? Bukan keduanya; ini terutama adalah akibat dirimu dikekang oleh watak yang rusak. Salah satu watak rusak yang kauperlihatkan adalah watak licik; ketika sesuatu terjadi padamu, hal pertama yang kaupikirkan adalah kepentinganmu sendiri, hal pertama yang kaupertimbangkan adalah akibatnya, apakah ini akan bermanfaat bagimu atau tidak. Ini adalah watak licik, bukan? Yang lainnya adalah watak yang jahat dan mendasar. Engkau berpikir, 'Apa hubungannya dirugikannya kepentingan rumah Tuhan dengan diriku? Aku bukan pemimpin, jadi mengapa aku harus peduli? Itu tidak ada hubungannya denganku. Itu bukan tanggung jawabku.' Pemikiran dan perkataan seperti itu bukanlah sesuatu yang secara sadar kaupikirkan, tetapi dihasilkan oleh alam bawah sadarmu—yaitu watak rusak yang tersingkap ketika orang menghadapi suatu masalah. Watak yang rusak seperti ini mengendalikan caramu berpikir, itu mengikat tangan dan kakimu, dan mengendalikan apa yang kaukatakan. Di dalam hatimu, engkau ingin berani bertindak dan angkat bicara, tetapi engkau memiliki keraguan .... Engkau tidak memiliki kuasa atas apa yang kaukatakan dan lakukan. Sekalipun engkau mau, engkau tidak mampu mengatakan yang sebenarnya atau mengatakan apa yang sebenarnya kaupikirkan; sekalipun engkau mau, engkau tidak mampu menerapkan kebenaran; sekalipun engkau mau, engkau tidak mampu melaksanakan tanggung jawabmu. Semua yang kaukatakan, lakukan, dan terapkan adalah kebohongan, dan engkau hanya bersikap asal-asalan. Engkau sepenuhnya dibelenggu dan dikendalikan oleh watakmu yang jahat. Engkau mungkin mau menerima dan menerapkan kebenaran, tetapi itu bukan tergantung pada dirimu. Ketika watak jahatmu mengendalikanmu, engkau mengatakan dan melakukan apa pun yang diperintahkan oleh watak jahatmu. Engkau hanyalah boneka daging yang rusak, engkau telah menjadi alat Iblis" (Firman, Vol. 3, Pembicaraan Kristus Akhir Zaman, "Bagian Tiga"). Tuhan menyingkapkan dengan tepat keadaanku sendiri. Setiap kali aku harus menerapkan kebenaran dan melindungi pekerjaan rumah Tuhan, aku hanya peduli dengan reputasi dan statusku sendiri. Aku sangat egois dan licik. Falsafah iblis seperti "Tiap orang memperjuangkan kepentingannya sendiri" dan "Tetaplah diam untuk melindungi diri sendiri dan berusahalah agar tidak disalahkan" sudah berakar dalam pikiranku. Aku hidup menurut racun Iblis ini, jadi aku tidak berani menjunjung tinggi prinsip kebenaran. Dalam hal memberhentikan Lin Xin, aku takut saudara-saudariku akan berkata aku congkak dan merasa diri benar, dan mereka tidak akan memiliki kesan yang baik tentangku, jadi aku tidak berani menegakkan prinsip. Ketika menangani masalah Xiao Lei, aku jelas tahu bahwa menurut prinsip dia seharusnya sudah diisolasi, tetapi aku takut saudara-saudariku akan berkata aku tidak memberinya kesempatan untuk bertobat, bahwa aku tidak mempertimbangkan kelemahannya. Aku lebih memilih kehidupan bergereja dirugikan daripada menjunjung tinggi prinsip kebenaran. Yang penting bagiku hanyalah bagaimana melindungi citra dan statusku sendiri, dan aku tidak peduli bagaimana pekerjaan gereja atau kepentingannya dirugikan. Bagaimana aku bisa menyebut diriku orang yang sungguh-sungguh percaya kepada Tuhan? Baru setelah itulah aku sadar bahwa aku diracuni sedemikian dalam oleh falsafah Iblis, bahwa aku egois dan curang. Tuhan menyukai orang yang memiliki rasa keadilan dan yang mampu menjunjung tinggi prinsip kebenaran, yang mampu menegakkan dan melindungi semua hal positif, dan yang berani ambil sikap serta menyingkapkan dan menolak semua hal negatif. Aku harus menjadi orang yang memiliki rasa keadilan, menjunjung tinggi prinsip kebenaran apa pun yang orang lain pikirkan tentangku. Setelah itu, melalui persekutuan, saudara-saudari belajar untuk mengenali perilaku Xiao Lei sebagai orang tidak percaya, dan 80% dari mereka setuju untuk mengisolasinya agar dia bisa merenungkan dirinya. Selanjutnya, aku pergi bersekutu dengan Xiao Lei dan menggunakan perilakunya yang konsisten untuk menyingkapkan masalah dirinya. Namun, bahkan sebelum aku selesai, dia pantang menyerah dan merasa tidak puas, berkata bahwa saudara-saudari berinvestasi dengan sukarela, bahwa itu tidak ada hubungannya dengan dia. ... Perilakunya membuktikan bahwa dia tidak menerima kebenaran sama sekali, dan bahwa dia termasuk orang tidak percaya. Jika dia tetap tidak memperlihatkan perenungan atau pertobatan selama diisolasi, dia akan dikeluarkan dari gereja. Setelah melakukan penerapan sesuai dengan prinsip kebenaran, aku merasakan rasa aman, damai dan sukacita yang tak terlukiskan dalam hatiku.
Setelah pengalaman itu, aku mulai memahami watakku yang rusak, aku mampu melepaskan kepentinganku dan menerapkan kebenaran, dan aku mampu hidup dalam sedikit keserupaan dengan manusia. Semua ini adalah keselamatan Tuhan. Aku juga mengerti bahwa rumah Tuhan berbeda dari dunia. Kebenaran berkuasa di rumah Tuhan. Ketika kita menerapkan kebenaran dan bertindak sesuai prinsip, kita memperoleh berkat dan bimbingan Tuhan.