Bab Tujuh: Mereka Jahat, Berbahaya, dan Curang (Bagian Tiga)

Lampiran: Karunia

Sebelum sampai pada topik utama persekutuan ini, ijinkan Aku menceritakan sebuah kisah. Kisah seperti apa yang harus Kusampaikan? Jika hal itu tidak berdampak pada orang-orang, tidak mendidik kerohanian atau bermanfaat bagi orang-orang yang percaya kepada Tuhan dalam hal jalan masuk kehidupan dan pengenalan akan Tuhan, tidak ada gunanya menceritakannya. Jika Aku ingin bercerita, kisah itu sendiri harus bersifat mendidik kerohanian—itu perlu memiliki nilai dan makna. Jadi, dengarkanlah kisah hari ini dan lihatlah apakah kisah ini dapat mendidik kerohanian dan bermanfaat bagi engkau semua. Beberapa merupakan kisah nyata, sementara yang lainnya merupakan kisah dibuat berdasarkan kejadian nyata; kisah itu tidak benar-benar terjadi, tetapi sering dijumpai dalam kehidupan, sehingga itu tidak terlepas dari kenyataan. Entah itu kisah yang dibuat, atau benar-benar terjadi, semuanya berkaitan erat dengan kehidupan orang-orang. Jadi, mengapa kisah-kisah seperti itu diceritakan kepada engkau semua? (Agar kami dapat memahami kebenaran.) Itu benar. Agar engkau semua dapat memahami kebenaran dari kisah-kisah itu—beberapa kebenaran yang sulit diketahui orang dalam kehidupan nyata. Mari kita gunakan cara bercerita agar pengetahuan orang-orang akan kebenaran dan Tuhan lebih dekat kepada kenyataan dan untuk memudahkan mereka memahami kebenaran dan Tuhan.

Ketika Aku banyak berhubungan dengan orang-orang dalam jangka waktu lama, kejadian-kejadian aneh dan lucu tidak bisa dihindari. Hal ini terjadi pada musim semi tahun ini. Saat musim dingin sudah berlalu dan musim semi makin dekat, cuaca menjadi makin sejuk, dan segala jenis tanaman mulai bertunas, tumbuh hari demi hari di bawah sinar matahari dan hujan. Beberapa darinya adalah tanaman liar, dan beberapa lagi adalah tanaman yang dibudidayakan; ada yang untuk makanan binatang, ada yang untuk makanan manusia, dan ada yang untuk makanan binatang maupun manusia. Di suasana musim semi saat itu, pemandangan terlihat hijau dan semarak. Dan di sinilah kisahnya dimulai. Suatu hari, Aku terkejut menerima sebuah hadiah khusus. Hadiah apakah itu? Sekantong tanaman liar. Orang yang memberikannya kepada-Ku berkata, "Ini adalah tanaman dompet gembala (shepherd's purse)—ini dapat dimakan dan baik untuk kesehatan-Mu. Bisa dikocok bersama telur." Cukup masuk akal. Aku kemudian membandingkannya dengan tanaman dompet gembala yang Kubeli sebelumnya, dan segera sesudahnya, muncul masalah. Bisakah engkau semua menebak masalah itu? Aku menemukan sebuah "misteri". Misteri apakah itu? Tanaman dompet gembala yang dari luar negeri terlihat berbeda dengan yang ada di Tiongkok. Apakah ada hal yang salah di sini? (Ya, ada.) Jika tanaman itu sama, seharusnya terlihat sama, jadi apa yang pertama terlintas di benakmu saat mengetahui bahwa rupanya berbeda? Apakah tanaman ini memang benar dompet gembala atau bukan? Aku tidak yakin. Apakah Aku tidak perlu bertanya kepada orang itu tentang apa yang sedang terjadi? Jadi belakangan, Aku pergi dan bertanya, "Apakah engkau yakin tanaman ini adalah dompet gembala?" Dia memikirkannya dan menjawab, "Oh, aku tidak yakin apakah ini dompet gembala atau bukan." Jika dia sendiri tidak yakin, bagaimana bisa dia menghadiahkan tanaman itu kepada-Ku? Mengapa dia sampai berani memberikannya kepada-Ku? Untung saja Aku tidak langsung memakannya. Dua hari kemudian, Aku jadi yakin bahwa tanaman itu memang bukan dompet gembala. Apa yang dikatakan orang itu? Dia berkata, "Bagaimana Engkau tahu itu bukan dompet gembala? Aku tidak yakin, tetapi lupakan saja, jangan dimakan." Apakah tanaman seperti itu tetap bisa dimakan? (Tidak bisa.) Itu tidak bisa dimakan. Jika Aku berkata, "Engkau tidak yakin, tetapi Aku akan mencoba memakannya, karena engkau sangat baik", apakah tidak masalah? (Tidak.) Apa natur dari tindakan seperti itu? Apakah itu tindakan bodoh? (Ya.) Ya, itu adalahtindakan bodoh. Untungnya Aku tidak memakannya, Aku juga tidak menyelidikinya lebih jauh, sehingga masalah tersebut sudah selesai.

Seiring berjalannya waktu, segala jenis tanaman liar mulai tumbuh di padang: tanaman yang tinggi dan rendah, tanaman berbunga dan tidak berbunga, serta tanaman berbagai warna dan jenis. Jumlah tanaman itu bertambah, bertumbuh makin padat dan makin indah. Suatu hari, Aku menerima kantong hadiah yang lain, tetapi yang ini bukan sekantong dompet gembala. Sebaliknya, isinya mugwort Tiongkok, dari orang yang sama. Dia telah cukup berbaik hati mengirimkan kantong lain, yang disertai instruksi, "Coba ini. Ini adalah mugwort Tiongkok: Ini bermanfaat untuk mengusir rasa dingin, dan Engkau juga bisa memakannya dengan telur kocok." Aku melihatnya: Bukankah ini tanaman mugwort tahunan? Mugwort Tiongkok ditemukan di banyak wilayah di Tiongkok, dan daunnya memiliki wangi yang khusus, tetapi bukan tanaman itu yang dikirim oleh pria tersebut—bagaimana mungkin kiriman ini dianggap sebagai mugwort Tiongkok? Daunnya agak mirip, tapi apa memang yang ini, atau bukan? Aku bertanya kepada pria yang memberikannya kepada-Ku itu, tetapi dia berkata bahwa dia tidak tahu—dia tidak tahu sama sekali dan sepenuhnya tidak mau bertanggung jawab. Dia bahkan bertanya, "Mengapa Engkau belum memakannya? Meskipun aku tidak yakin apa itu, Engkau harus coba memakannya sedikit. Aku sudah mencoba makan sedikit, dan ternyata rasanya sangat enak." Dia tidak yakin, tetapi dia mendesak-Ku untuk memakannya. Menurut engkau semua, apa yang seharusnya Aku lakukan? Haruskah Aku memaksakan diri untuk memakannya? (Tidak.) Tentu saja makanan itu tidak seharusnya dimakan, karena orang yang mengirimkannya bahkan tidak tahu makanan apa itu. Jika Aku bertaruh dan memakannya untuk mencoba sesuatu yang baru, mungkin tidak akan terjadi apa-apa, karena orang yang pernah memakannya mengatakan makanan itu aman saja. Namun, bagaimana dengan tindakan-tindakannya seperti menganggap bahwa makanan itu aman dan memakannya dengan bodohnya? Bukankah hal itu berarti melakukan tindakan secara membabi buta? Orang macam apa yang melakukan tindakan membabi buta? Hanya seseorang yang kasar dan ceroboh yang akan melakukan ini—seseorang yang berpikir, "Tidak masalah; hasil yang kurang lebih saja sudah cukup baik." Apakah menurut engkau sekalian Aku harus melakukan ini? (Tidak.) Mengapa tidak? Ada begitu banyak makanan untuk dimakan; mengapa mengambil risiko memakan tanaman yang tidak dikenal? Di saat kelaparan, ketika benar-benar tidak ada makanan yang tersisa, engkau dapat menggali berbagai tanaman liar untuk mencoba memakannya, dan engkau bisa mengambil risiko. Dalam situasi seperti itu, engkau bisa memakan tanaman yang tidak dikenal. Namun, apakah keadaan sekarang seperti itu? (Tidak.) Ada begitu banyak makanan yang dapat engkau makan, jadi mengapa harus memakan tanaman liar? Apakah perlu mengambil risiko hanya demi manfaat kecil yang tidak terlihat, tidak berwujud, dan hanya khayalan? (Tidak.) Jadi, Aku memutuskan untuk tidak memakannya. Untungnya Aku tidak memakannya; Aku juga tidak menyelidikinya lebih jauh, dan masalah itu pun selesai.

Beberapa waktu kemudian, pria itu memberi-Ku hadiah lagi untuk ketiga kalinya. Hadiah kali ini sangat spesial. Itu tidak tumbuh dari tanah, juga tidak berbuah di pohon. Apakah itu? Dua telur burung yang terbungkus rapi di dalam kantong kertas yang bertuliskan "Telur Burung untuk Tuhan". Lucu, bukan? Ketika kantong kertas itu Kubuka, Kulihat warna cangkang kedua telur itu cantik. Aku tak pernah melihat sesuatu yang seperti ini sebelumnya, jadi Aku tak tahu burung jenis apa yang menghasilkan telur itu. Terpikir olehku untuk mencari informasi dari internet, tetapi Aku tak bisa menemukan petunjuk apa pun karena ada banyak telur lain yang corak dan warnanya sama, jadi tidak mungkin untuk mengetahui jenisnya berdasarkan ukuran dan warnanya. Menurut engkau semua, apakah akan ada gunanya jika Aku menanyakan jenis burung itu pada pria itu? (Tidak.) Mengapa tidak? (Dia juga tidak akan tahu.) Tebakan engkau semua benar, dia juga tidak akan tahu. Jadi Aku tidak bertanya padanya. Kalau Kutanya, Aku akan menyakiti perasaannya, dan dia akan berpikir, "Niatku sangat baik dan aku sangat peduli, tetapi Engkau meragukanku. Mengapa Engkau harus mencari tahu dari internet? Telur itu kuberikan kepada-Mu untuk dimakan, jadi makanlah!" Menurut engkau semua, apakah Aku seharusnya memakan telur itu atau tidak? (Tidak.) Jika pria itu memberikan telur-telur itu kepada engkau semua, akankah engkau semua memakannya? (Tidak.) Aku pun tidak. Telur-telur ini untuk ditetaskan dan agar burung berkembang biak. Bukankah kejam jika dimakan? (Ya.) Aku tak bisa memakannya, jadi masalah telur burung ini kutinggalkan. Namun, hal seperti itu terus terjadi.

Suatu hari, Aku menemukan beberapa tanaman mugwort tahunan, yang terlihat seperti mugwort Tiongkok, mengering di pagar di suatu tempat. Jadi, aku menanyakan manfaat tanaman itu pada seorang saudari. Dia menjawab, "Bukankah ini sama dengan jenis mugwort Tiongkok yang pernah diberikan pria itu pada-Mu? Mugwort Tiongkok dapat menghilangkan kelembapan dan mengusir hawa dingin. Bukankah Engkau sensitif terhadap hawa dingin? Pria itu berkata, begitu tanamannya kering, dia akan menyimpannya agar bisa Kaugunakan di rendaman air panas untuk kaki, agar rasa dinginnya hilang." Menurut engkau semua, apa reaksi-Ku setelah mendengar jawaban itu? Satu kata. (Engkau tidak bisa berkata-kata.) Benar, Aku tak bisa berkata-kata. Dalam situasi semacam ini, bukankah aku seharusnya merenungkan betapa pedulinya pria itu dan bagaimana dia rela repot-repot melakukannya? Bagaimana mungkin Aku tidak bisa berkata-kata? Hanya saja beberapa hal yang dilakukan pria ini menunjukkan ketidakpekaan, lalu dia mengubah caranya, seolah-olah untuk berkata, "Aku memberi-Mu sayuran dan telur untuk dimakan, tetapi Engkau tidak memakannya. Jadi, aku mengeringkan mugwort Tiongkok agar Kaugunakan di rendaman air panas untuk kaki-Mu. Dengan begitu, upayaku tidak akan sia-sia." Belakangan, Aku memberi tahu orang lain bahwa sekarang mugwort Tiongkok tersedia di banyak apotek. Engkau bisa membelinya sebanyak yang kaumau. Mugwort itu tersedia dalam berbagai kemasan, diproduksi oleh berbagai negara, dan diproses dengan higienis. Itu jauh lebih bagus daripada mugwort yang dikirim pria itu pada-Ku, jadi bukankah upayanya sia-sia memetik mugwort itu dari pinggir jalan dan mengeringkannya di pagar di bawah sinar matahari? Jika dia mengeringkannya dan memberikannya pada-Ku, apa menurutmu Aku mau? (Engkau tidak mau.) Aku tidak mau. Belakangan, tidak ada lagi mugwort di atas pagar karena perkataanku terdengar olehnya, dia berhenti mengirimiku mugwort. Kemudian, ketika ada lebih banyak tanaman liar di ladang, tanaman-tanaman itu pasti tidak lagi dianggap langka, jadi tidak ada yang mengirimiku tanaman liar lagi. Dan Kurasa, mungkin sementara itu telur-telur burung sudah menetas dan tak lagi bisa dikumpulkan. Jadi hingga sekarang, Aku belum menerima telur burung atau tanaman liar lagi. Begitulah kisah-Ku.

Seluruhnya, ada empat kejadian dalam kisah itu, semuanya mengenai barang-barang yang dikirimkan kepada-Ku: Dua kali kiriman tanaman liar tak dikenal, satu kali kiriman telur burung yang juga tak dikenal, dan satunya lagi adalah "obat tradisional Tiongkok" yang dikeringkan dengan dijemur. Mungkin terdengar agak konyol untuk dibahas, tetapi dalam kaitannya dengan kejadian itu sendiri, kesan apa yang engkau semua dapatkan saat mendengarnya, jika ada? Adakah sesuatu yang harus engkau pahami atau ambil dari kejadian-kejadian ini, pelajaran apa yang harus engkau pelajari? Apa yang engkau semua pikirkan saat sedang mendengarkan? Apakah hal-hal yang Kukaitkan itu mengarah kepada orang tertentu? Tentu tidak. Namun, kemudian jika hal-hal tersebut tidak mengarah kepada orang tertentu, untuk apa Aku membicarakannya sekarang? Apakah hal tersebut bermakna? Atau, apakah hal itu hanya omong kosong? (Tidak.) Karena engkau semua tidak menganggapnya omong kosong, apakah engkau semua tahu mengapa Aku membicarakannya? Mengapa pria ini melakukan hal-hal seperti itu? Apa natur dari perilaku pria ini? Apa motifnya? Apa masalah sebenarnya? Apakah hal-hal tersebut perlu dimasukkan ke dalam konteksnya? Engkau akan mampu memahami kebenaran jika engkau memahami orang-orang dan natur kejadian itu sendiri menurut konteksnya. Menurut engkau semua, apakah pria tersebut melakukan hal-hal seperti itu karena niat baik, atau niat jahat? (Niat baik.) Pertama-tama, ada satu hal yang pasti: Dia berniat baik. Apa yang salah dengan niat baiknya? Apakah melakukan berbagai hal karena niat baik artinya engkau peduli? (Belum tentu.) Jika niat baik menjadi alasan seseorang melakukan suatu hal, lalu apakah artinya tak ada ketidakmurnian dari watak rusak di dalamnya? Bukan begitu. Kalau begitu Aku bertanya kepada engkau semua, jika engkau hormat dan patuh kepada orang tuamu, mengapa makanan ini tidak engkau kirimkan kepada mereka? Atau jika engkau menyukai dan memedulikan majikanmu dan pimpinanmu, mengapa tidak kauberikan saja makanan seperti ini pada mereka? Mengapa engkau tidak berani melakukannya? Itu karena engkau khawatir sesuatu yang buruk akan terjadi. Engkau khawatir menyakiti orang tuamu, pimpinanmu, dan majikanmu, tetapi engkau tidak khawatir menyakiti Tuhan? Apa maksudmu? Apa yang ada di balik kebaikanmu? Apakah engkau sedang mencoba menipu Tuhan? Apakah engkau mencoba mempermainkan Dia? Beranikah engkau melakukan hal seperti itu kepada Tuhan yang adalah makhluk roh? Akankah engkau memiliki hati yang takut akan Tuhan jika engkau melihat bahwa daging Tuhan dalam kemanusiaan yang normal, atau bukannya takut akan Dia, engkau malah berani melakukan hal-hal semacam itu? Seandainya engkau tidak memiliki hati yang takut akan Tuhan, lalu apakah artinya engkau benar-benar peduli dengan melakukan hal-hal seperti itu? Itu bukanlah perbuatan kepedulian: Itu adalah perbuatan menipu dan mempermainkan Tuhan. Berani sekali engkau! Jika engkau orang yang benar-benar bertanggung jawab, mengapa tidak terlebih dahulu makan dan mencicipinya sendiri, untuk memastikan tidak ada yang salah sebelum membawanya kepada Tuhan? Jika engkau langsung membawa persembahan kepada Tuhan tanpa terlebih dahulu memakan dan mencicipinya sendiri, bukankah ini namanya mempermainkan Tuhan? Apakah dengan melakukan hal ini engkau tidak merasa menyinggung watak Tuhan? Apakah hal ini adalah sesuatu yang dapat dilupakan Tuhan? Tuhan tidak akan lupa, sekalipun engkau melupakannya. Ketika melakukan sesuatu seperti ini, apa yang terlintas dalam benakmu? Engkau tidak mencicipinya dan tidak memiliki bukti ilmiah, tetapi engkau berani memberikannya kepada Tuhan. Apakah ini perilaku yang bertanggung jawab? Seandainya engkau menyakiti Tuhan, tanggung jawab apa yang akan kautanggung? Sekalipun hukum tidak berlaku bagimu, Tuhan akan menghukummu untuk selamanya. Engkau bahkan tidak akan menganggap bahwa sampah ini layak untuk diberikan pada pemimpin dan pejabat yang tidak percaya, dan bagimu itu tidak dianggap bermartabat. Jadi, apa niatmu memberikannya pada Tuhan? Apakah Aku sebegitu tidak berharganya? Jika engkau hendak memberi sekantong tanaman liar untuk bosmu, apa yang akan dia pikirkan? "Hanya inikah nilaiku? Orang-orang memberiku uang dan barang-barang bermerek, dan engkau malah memberiku segenggam rumput liar?" Mampukah engkau memberikannya? Tentu saja tidak. Namun, jika engkau memberikannya, apa yang akan engkau khawatirkan? Hal pertama yang engkau khawatirkan adalah, "Apa yang disukai bos? Apakah dia membutuhkan ini? Jika dia tidak membutuhkannya dan barang ini tetap kuberikan, akankah dia menyulitkanku? Akankah dia menindas dan menyiksaku di tempat kerja? Jika keadaannya menjadi serius, akankah dia memecatku dengan mencari dalih dan mencari-cari kesalahanku?" Apakah engkau memikirkan hal-hal ini? (Ya.) Jika engkau ingin menyenangkan bosmu, apa hal pertama yang seharusnya kauberikan padanya? (Sesuatu yang dia sukai.) Memberikan sesuatu yang dia sukai saja tidak cukup. Misalnya, jika dia membutuhkan sebuah cangkir, bisakah engkau menghabiskan 10 atau 20 RMB untuk membelikan cangkir untuknya? (Tidak.) Engkau harus memberinya sesuatu dari emas, sesuatu dari perak, sesuatu yang layak diberikan. Engkau sendiri enggan membelinya untuk dirimu sendiri, mengapa itu kauberikan untuknya? (Untuk menyenangkan dia.) Apa tujuan dari menyenangkan dia? Pertama-tama, setidaknya dia bisa melindungimu, dan dengan kuasa yang dimilikinya, dia bisa membelamu dan membuat pekerjaan dan gajimu stabil serta terjamin. Setidak-tidaknya, dia tak akan menyulitkanku. Jadi, engkau tidak akan pernah menghadiahinya dengan seikat tanaman liar tak dikenal. Bukankah begitu? (Ya.) Engkau saja tidak bisa melakukannya pada bosmu, jadi mengapa pria itu memberi-Ku rumput liar? Apakah dia memikirkan konsekuensinya? Tentu saja tidak. Mengapa tidak? Ada orang-orang yang berkata, "Karena Engkau tidak akan menyiksa kami." Apakah sesederhana itu? Karena Aku tak akan menyulitkan engkau semua, itu saja? Bagaimana bisa dia berani memberikan hal-hal semacam ini? (Dia pikir niatnya baik.) Itu benar, dia menutupi semua keburukan dan kejahatannya dengan niat baiknya, yang berarti, "Niatku pada-Mu baik, tetapi niat orang lain tidak baik! Lihatlah semua tanaman liar ini. Siapa yang memetiknya untukmu? Bukankah itu aku?" Sikap macam apa ini? Mentalitas macam apa ini? Apakah niat-niat baik ini sesuai dengan kemanusiaan? Jika itu bahkan tidak sesuai dengan kemanusiaan, bisakah itu sesuai dengan kebenaran? (Tidak.) Itu sangat jauh dari kebenaran! Niat baik apa ini? Apakah ini benar-benar niat baik? (Bukan.) Lalu, sikap macam apa yang terlibat dalam hal ini? Ketidakmurnian dan esensi apa yang ada di dalamnya? Sekalipun anak-anak muda seperti engkau semua yang baru melihat sebagian kecil dunia pun memahami bahwa engkau tidak bisa begitu saja memberikan sembarang hadiah pada bosmu, dan engkau harus memikirkan konsekuensinya. Jadi, jika seorang pria berpengalaman yang berumur empat puluh atau lima puluhan memberi-Ku hal-hal seperti itu, menurut pandangan engkau semua, apa naturnya? Apakah layak untuk kita bahas di sini? (Ya.) Jadi kesimpulannya, apa natur dari hal ini? Pria itu dengan sembarangan memberi-Ku tanaman liar, meminta-Ku untuk memakannya padahal dia sendiri tidak tahu tanaman liar apa itu. Ketika Kukatakan bahwa itu tidak terlihat seperti jenis tanaman liar yang dimaksud, dia segera memberitahu-Ku untuk tidak memakannya. Bukan itu saja. Dia mengirimi-Ku jenis tanaman liar lain untuk Kumakan. Aku tidak memakannya, dan dia berkata, "Coba saja, ini enak. Aku sudah mencobanya." Sikap macam apa itu? (Tidak sopan dan tidak bertanggung jawab.) Benar. Apakah engkau semua merasakan sikapnya ini? (Ya.) Apakah niatnya baik? Tidak ada niat baik di sini! Dia mengambil sesuatu secara acak tanpa perlu membayar, memasukkannya ke dalam kantong plastik, lalu memberikannya kepada-Ku dan meminta-Ku untuk memakannya. Sekalipun engkau memetik tanaman liar untuk diberikan pada domba atau kelinci, engkau masih harus merenungkan, "Apakah binatang bisa teracuni jika memakannya?" Bukankah ini sesuatu yang seharusnya kaupertimbangkan? Jika saat memberi makan ternak pun engkau tak mau mengambil risiko itu, lalu bagaimana bisa engkau mengambil begitu saja seikat tanaman liar yang sudah tua dan memberikannya pada-Ku untuk dimakan? Watak apakah itu? Apa natur dari masalah ini? Apakah engkau semua mengerti? Jika orang itu memperlakukan-Ku seperti ini, menurut engkau semua, bagaimana cara dia memperlakukan bawahan atau seseorang yang dia anggap sebagai orang biasa di jalanan? Hanya sekadar main-main saja. Watak apakah itu? Watak yang jahat dan kejam. Apakah dia bisa dianggap orang yang baik? (Tidak bisa.) Dia tidak dianggap sebagai orang yang baik. Dia tidak menganggap serius tubuh dan nyawa orang, bertaruh dengan hal-hal itu, dan tidak merasakan apa-apa setelahnya. Hati nuraninya sama sekali tidak merasa tersengat dan dia mampu melakukan hal yang sama berulang kali. Ini sungguh aneh.

Di awal kisah, Aku mengucapkan beberapa kalimat yang mungkin tidak begitu engkau semua perhatikan. Aku berkata bahwa beberapa tanaman liar itu untuk dimakan manusia, beberapa untuk dimakan binatang, dan beberapa untuk dimakan manusia dan binatang. Ini adalah "pepatah yang terkenal", dan ada sumbernya. Tahukah engkau dari mana itu berasal? Itu adalah kiasan untuk sebuah kisah. Itu berasal dari orang yang memberikan beberapa hadiah ini dalam kisah itu. Pria ini bertanggung jawab untuk menanam, dan dia menanam tiga jenis jagung. Apa sajakah ketiga jenis jagung itu? Jenis yang dimakan manusia, jenis yang dimakan binatang, dan jenis yang dimakan manusia dan binatang: itulah ketiga jenisnya. Ketiga jenis jagung ini cukup menarik. Pernahkah engkau semua mendengar ketiga jenis jagung tersebut sebelumnya? Engkau semua belum pernah mendengarnya, dan itu juga adalah pertama kalinya Aku mendengarnya, karena ketiga jenis jagung ini langka. Pada akhirnya, karena orang yang menanamnya sangat tidak bertanggung jawab, dia salah menempatkan ketiga jenis jagung itu: jagung yang untuk dimakan binatang diberikan kepada manusia, sedangkan jagung yang untuk dimakan manusia diberikan kepada binatang. Setelah memakannya, semua orang mengeluh bahwa jagung itu tidak enak dimakan, rasanya tidak seperti biji-bijian, dan rasanya agak seperti rumput. Apa yang sebenarnya dilakukan orang yang menanam jagung itu? Karena tidak bertanggung jawab dalam melaksanakan tugasnya, dia mencampurkan apa yang untuk dimakan manusia dan apa yang untuk dimakan binatang, hingga tak seorang pun dapat membedakan keduanya, dan dia harus membeli benih lagi dan menanamnya kembali dari awal. Menurut engkau semua, bagaimana pekerjaan ini dilaksanakan? Apakah orang-orang semacam ini tidak memiliki prinsip dalam tindakan mereka? (Ya.) Dalam tindakan mereka, apakah mereka mencari kebenaran? (Tidak.) Dengan sikap seperti ini dalam cara mereka bertindak, yang sangat tidak sopan dan tidak bertanggung jawab terhadap semua orang, apa yang dipikirkan orang-orang semacam ini tentang percaya kepada Tuhan? Bagaimana cara mereka memperlakukan kebenaran? Di dalam hati mereka, seberapa besarkah bobot kebenaran itu? Seberapa pentingkah identitas Tuhan? Apakah mereka tahu? (Mereka tidak tahu.) Bukankah seharusnya mereka tahu tentang hal-hal yang penting seperti itu? Lalu mengapa mereka tidak tahu? Itu ada hubungannya dengan watak mereka. Watak apakah itu? (Itu adalah kejahatan.) Itu adalah kejahatan, dan itu adalah sikap yang muak akan kebenaran. Mereka tidak sadar akan natur perbuatan mereka, dan mereka tidak pernah berusaha untuk merenungkan atau mencari, juga tidak memeriksa diri mereka sendiri setelah melakukan berbagai hal. Sebaliknya, mereka melakukan apa pun yang mereka inginkan, berpikir bahwa asalkan mereka memiliki niat yang baik dan benar, mereka tidak membutuhkan siapa pun untuk mengawasi atau mengkritik mereka; mereka menganggap tanggung jawab dan kewajiban mereka telah terpenuhi. Benarkah demikian? Ada orang-orang yang berkata, "Kami memahami kisah yang Engkau ceritakan kepada kami, tetapi kami masih belum memahami bagian yang paling kami pedulikan, yaitu: apa sikap-Mu terhadap peristiwa seperti ini? Apa sikap-Mu terhadap orang yang melakukan hal-hal seperti itu? Apakah sikap itu adalah kemarahan, penolakan, dan perasaan jijik? Atau apakah Engkau menyukai orang semacam ini?" (Aku merasa benci.) Bukankah hal semacam ini seharusnya dibenci? (Ya.) Apa yang akan engkau semua pikirkan jika hal semacam ini terjadi padamu? Misalkan ada orang baik yang memberimu beberapa barang yang tidak dikenal berulang kali, berusaha keras untuk membujukmu, "Makanlah, itu baik untuk kesehatanmu; makanlah, itu akan menjaga kesehatanmu; makanlah, itu akan meningkatkan penampilan dan kekuatanmu. Dengarkanlah nasihatku ini demi kebaikanmu!" Apa yang akan kaupikirkan jika, setelah memastikan, ternyata barang-barang itu tidak ada gunanya bagi kesehatanmu? (Seandainya itu adalah aku, aku mungkin tidak akan lagi memedulikan tipe orang seperti ini; aku akan sangat terganggu dengan dirinya dan tidak bisa berkata-kata—perasaan-perasaan seperti itu.) Orang seharusnya membenci dan merasa jijik dengan orang-orang semacam itu. Apa lagi? Haruskah orang merasa marah, sedih, atau sakit hati? (Tidak ada gunanya.) Tidak ada gunanya, bukan? Bukankah ada orang-orang yang berkata, "Orang ini mungkin melakukan hal itu karena dia tidak memahami kebenaran"? Kebanyakan orang tidak memahami kebenaran, tetapi berapa banyak dari mereka yang mampu melakukan hal-hal seperti itu? Bukankah masing-masing orang berbeda? (Ya.) Masing-masing orang berbeda. Sama seperti ketika orang-orang bertransaksi dengan satu sama lain: ketika terjadi pertukaran barang-barang materiel, ada orang-orang yang mencari keadilan dan kewajaran. Sekalipun orang-orang ini membiarkan pihak lain tersebut mengambil sedikit keuntungan dari mereka, itu tidak menjadi masalah bagi mereka—dengan demikian, hubungan mereka bisa bertahan lama; mereka memiliki kemanusiaan dan merasa bahwa tidak menjadi masalah besar jika mereka berada pada posisi yang sedikit tidak menguntungkan. Orang lain tidak memiliki kemanusiaan dan selalu suka mengambil keuntungan dari orang lain: transaksi mereka dengan orang lain hanyalah untuk memanfaatkan dan mengambil keuntungan dengan mengorbankan orang lain. Jika mereka dapat mengambil beberapa manfaat darimu, mereka akan menyenangkanmu dan mempertahankan hubungan denganmu, tetapi jika mereka tidak dapat mengambil manfaat darimu, mereka akan mengusirmu jauh-jauh. Mereka tidak menunjukkan ketulusan terhadapmu; orang-orang semacam itu tidak memiliki kemanusiaan.

Apa pendapat engkau semua tentang tipe orang yang memberi hadiah seperti dalam kisah yang diceritakan hari ini? Mengapa orang semacam ini memberikan hadiah? Apakah itu kebetulan? Jika itu hanya terjadi sekali selama bertahun-tahun, mungkin itu adalah kebetulan, tetapi apakah itu masih bisa dianggap kebetulan jika hal yang sama terjadi empat kali dalam satu musim? (Tidak.) Perilakunya ini bukanlah suatu kebetulan, dan watak semacam itu juga tidak dapat disebut sebagai perwujudan sesaat dan ungkapan kerusakan. Lalu, apa natur perilakunya? Seperti yang telah kita katakan sebelumnya, perilakunya tidak sopan, tidak bertanggung jawab, sembrono, gegabah dan impulsif, serta watak yang tidak beradab. Jadi, mengapa dia melakukannya? Mengapa dia tidak memberikan barang-barang itu kepada orang lain, tetapi hanya kepada-Ku? Identitas dan status-Ku yang berbeda membuat-Ku memenuhi syarat untuk menerima hadiah-hadiah ini. Apakah itu membuat niat orang yang memberi hadiah dan natur dari apa yang dia lakukan menjadi jelas? Apa tujuannya? (Untuk mengambil hati.) Benar. Apa kata yang paling akurat untuk menjelaskan tindakan mengambil hati ini? Itu adalah taktik murahan: mengambil hati dan oportunisme. Itu adalah cara yang cerdas untuk mengambil hatimu, memikatmu ke dalam lubang yang telah dia gali tanpa kausadari, dan membuatmu merasakan betapa baiknya dia, padahal sebenarnya dia tidak tulus sedikit pun. Dia ingin mencapai tujuannya sendiri tanpa membayar harga apa pun. Dia melakukannya tanpa pertimbangan yang terperinci tentang konsekuensinya dan hanya memberimu sesuatu yang dia ambil secara gratis, membuatmu merasa dia peduli, dan meninabobokan ke dalam keadaan bahagia. Apa sebenarnya maksud dari perbuatannya? Maksudnya, bahkan tanpa mengeluarkan uang sepeser pun, dia telah membuatmu merasa bahwa engkau telah mendapatkan manfaat besar dari apa yang dia berikan, yang jelas sekali menipu dan memanfaatkanmu. Bukankah itu maksudnya? Dia berpikir dalam hati, "Aku tidak mengeluarkan uang sepeser pun, dan aku tidak berusaha keras; aku tidak memiliki ketulusan terhadap-Mu. Aku hanya akan memberimu sesuatu untuk membuat-Mu mengingatku, sehingga Engkau akan menganggapku baik, peduli, dan setia, serta menganggap bahwa aku memiliki kasih untuk-Mu di dalam hatiku." Membuatmu secara keliru mengira bahwa seperti inilah dirinya adalah taktik murahan, dan itu juga adalah oportunisme. Menggunakan apa yang disebut sebagai kebaikan yang termurah untuk mendapatkan manfaat dan keuntungan terbesar tanpa membayar harga apa pun atau memiliki ketulusan apa pun adalah taktik murahan. Adakah di antara engkau semua yang akan melakukan hal ini? Semua orang melakukannya. Hanya saja, engkau semua tidak melakukan hal yang sama seperti yang dia lakukan, tetapi engkau akan melakukannya jika engkau semua memiliki kesempatan. Itulah hal pertama yang Kusimpulkan ketika berurusan dengan tipe orang seperti ini, yaitu bahwa mereka sangat pandai menggunakan taktik murahan. Bukan Tuhan yang mereka percayai; yang mereka ikuti adalah seseorang yang mereka anggap akan memberi manfaat kepada mereka, memberkati mereka, dan yang layak diikuti. Satu peristiwa ini benar-benar menyingkapkan iman tipe orang seperti ini dan kebenaran tentang diri mereka sebenarnya. Pemahaman orang-orang semacam itu tentang kasih, kesetiaan, dan ketundukan kepada Tuhan terlalu sederhana, dan mereka ingin menggunakan metode taktik murahan untuk memperoleh perkenan Tuhan dan menerima berkat. Apakah mereka tulus terhadap Tuhan? Apakah mereka takut akan Tuhan dalam keadaan apa pun? (Tidak.) Maka, hal-hal lain jauh lebih tidak mungkin. Itulah hal pertama yang telah Kusimpulkan. Menurut pandangan engkau semua, apakah Aku benar? (Engkau benar.) Apakah Aku melabeli dia secara tidak adil? Apakah Aku terlalu membesar-besarkan masalahnya? Sama sekali tidak. Melihat esensinya, itu jauh lebih serius lagi. Setidaknya, dia sedang menipu dan mempermainkan Tuhan.

Hal kedua yang telah Kusimpulkan adalah apa yang dapat dilihat dari orang-orang semacam itu. Hati manusia itu mengerikan! Katakan kepada-Ku, apa yang mengerikan dari hati manusia? Mengapa Kukatakan bahwa hati manusia itu mengerikan? (Orang ini mengambil hati Tuhan untuk memuaskan niat dan keinginannya untuk memperoleh berkat, dan kemudian dia tidak bertanggung jawab dan tidak mempertimbangkan apa yang akan terjadi pada tubuh Tuhan setelah Dia memakan makanan ini atau apa yang akan menjadi konsekuensinya. Orang itu akan selalu mempertimbangkan konsekuensi dari apa pun yang dia berikan kepada keluarganya sendiri untuk dimakan, tetapi ketika dia memberikan sesuatu kepada Tuhan, dia sama sekali tidak mempertimbangkan konsekuensinya. Dia sepenuhnya melakukan hal ini untuk mencapai tujuannya sendiri dengan mengambil hati Tuhan, dengan cara yang adil atau curang; orang dapat melihat bahwa dia sangat egois dan hina, bahwa dia tidak memiliki tempat bagi Tuhan di dalam hatinya, dan bahwa dia tidak memperlakukan Tuhan sebagai Tuhan.) Maksudnya, bukankah itu berarti tidak memperlakukan-Ku seperti manusia? Dapatkah dikatakan seperti itu? (Ya.) Sungguh niat yang mengerikan! (Ya, dia tidak akan menipu Tuhan, sekalipun dia memperlakukan Tuhan sebagai kerabatnya sendiri.) Itu benar-benar mengerikan. Jika seseorang adalah temanmu, akankah dia memperlakukanmu seperti itu? Tidak. Mereka akan memberitahumu apa yang baik untuk dimakan, dan jika ada efek samping saat memakan sesuatu, mereka akan dengan keras mencegahmu agar tidak memakannya; itu adalah sesuatu yang bahkan dapat dilakukan oleh teman. Namun, dapatkah orang ini melakukan hal itu? Tidak. Karena dia melakukan hal seperti itu kepada-Ku, dia pasti akan melakukannya kepada engkau semua. Apa lagi kengerian tentang dia? (Dia sangat penuh perhitungan. Dia menutupinya dengan kehangatan hati di luarnya, tetapi di dalam hatinya, dia sedang bersiasat, berusaha untuk mendapatkan manfaat terbesar dari hal termurah yang bisa dia dapatkan, dan itu terasa mengerikan.) Itu adalah cara pandang yang baik. Yang kaumaksud sebelumnya adalah sisi egoisnya, sedangkan ini mengacu pada rencana liciknya. Hanya dengan melihat apa yang telah engkau semua katakan, berasal dari manakah hal-hal yang berada jauh di dalam diri seseorang ini, hal-hal yang tersingkap dari kemanusiaannya, hal-hal yang dapat atau tidak dapat dia sentuh, dan yang mungkin dapat dilihat atau tidak dapat dilihat atau ditafsirkan oleh orang lain? Apakah dia diajarkan oleh orang tuanya? Apakah dia diajarkan di sekolah? Atau apakah dia dipengaruhi oleh masyarakat? Bagaimana hal-hal ini bisa muncul? Satu hal yang pasti: Semuanya adalah sesuatu yang bersifat bawaan. Mengapa Kukatakan demikian? Berhubungan dengan apakah hal-hal yang bersifat bawaan? Hal-hal tersebut berhubungan dengan esensi natur orang. Jadi, ketika dia berpikir seperti ini, apakah itu merupakan perencanaan yang panjang, ataukah keinginan yang tiba-tiba? Apakah dia terinspirasi oleh sesuatu yang dia lihat orang lain lakukan, atau apakah dia perlu melakukannya dalam keadaan tertentu? Atau apakah Aku menyuruhnya untuk melakukan hal itu? Bukan satu pun dari hal-hal ini. Meskipun hal-hal kecil ini mungkin tampak biasa saja dari luar, natur yang mendasari setiap hal ini luar biasa. Apakah orang yang melakukan hal-hal ini mampu menyadari konsekuensi dari tindakannya? Dia tidak mampu. Mengapa tidak mampu? Misalkan engkau membeli barang yang murah di warung pinggir jalan untuk diberikan kepada bosmu. Sebelum memberikannya, bukankah engkau harus mengevaluasi berbagai hal dan bertanya kepada dirimu sendiri, "Dapatkah bos menemukan barang ini di warung pinggir jalan? Dapatkah dia mencari tahu berapa harganya di internet? Dapatkah siapa pun memberitahunya berapa harganya? Apa yang akan dia pikirkan tentangku setelah melihatnya?" Bukankah ini adalah hal-hal yang seharusnya engkau evaluasi? Engkau akan mengevaluasinya terlebih dahulu, baru membelinya. Jika, setelah mengevaluasinya, engkau merasa bahwa memberikan barang ini sebagai hadiah akan membawa konsekuensi yang tidak menguntungkan, akankah engkau tetap memberikannya? Engkau tentu saja tidak akan memberikannya. Jika engkau berpikir bahwa memberikan barang ini kepada bosmu akan murah, dan itu akan membuat bosmu senang, engkau pasti akan memberikannya. Namun, pria dalam kisah ini tidak mengevaluasi semua hal ini, jadi apa yang dia pikirkan? Yang dia pikirkan hanyalah bahwa ini adalah satu-satunya cara untuk mencapai tujuannya. Sekarang dengan menganalisisnya, natur dari hal-hal ini muncul. Apa yang dapat dilihat dari natur hal-hal ini? Hasil kedua yang terlihat dalam diri orang-orang melalui berhubungan dengan mereka adalah bahwa hati mereka mengerikan. Dapatkah kita menarik kesimpulan tentang watak rusak yang diperlihatkan orang-orang semacam itu, baik yang disengaja maupun yang tidak disengaja? Apa yang menyebabkan hati manusia menjadi begitu mengerikan? Apakah karena hatinya terlalu tidak sensitif? Orang yang tidak sensitif adalah orang yang tidak memiliki persepsi. Apakah akurat untuk menggambarkan mereka sebagai orang yang tidak sensitif? (Tidak.) Jadi, apakah itu karena ketidaktahuan? (Tidak.) Jadi pada akhirnya, itu seharusnya dikaitkan dengan apa? Itu seharusnya dikaitkan dengan watak jahat orang-orang. Aku harus memberi tahu engkau semua di mana letak kengerian manusia: pada kenyataan bahwa setan-setan bersemayam di dalam hati mereka. Bagaimana perasaan engkau semua tentang hal itu? Mengapa Kukatakan bahwa setan-setan bersemayam di dalam hati manusia? Apa pemahaman engkau semua? Bukankah engkau semua menganggap ini pernyataan yang mengerikan? Bukankah engkau semua takut ketika mendengarnya? Engkau semua tidak menganggap bahwa setan-setan bersemayam di dalam hatimu sebelumnya; engkau hanya menganggap bahwa engkau memiliki watak yang rusak tetapi tidak tahu bahwa setan-setan bersemayam di dalam dirimu. Sekarang engkau tahu. Bukankah ini masalah yang serius? Apakah menurut engkau semua Aku benar? (Ya.) Bukankah ini menyentuh sumber masalahnya? (Ya.) Renungkanlah: mengapa Kukatakan bahwa setan-setan berdiam di dalam hati manusia? Pikirkanlah: akankah orang yang memiliki hati nurani dan bernalar menipu Tuhan dengan cara seperti ini? Apakah ini ketundukan kepada Tuhan? Ini berarti secara sadar menentang Tuhan dan sama sekali tidak memperlakukan-Nya seperti Tuhan. Sekarang setelah Tuhan datang ke bumi untuk menyelamatkan umat manusia, apa hubungan antara manusia dan Tuhan? Apakah itu adalah hubungan antara atasan dan bawahan? Hubungan persahabatan? Hubungan kekerabatan? Hubungan seperti apakah sebenarnya? Bagaimana engkau menangani dan memperlakukan hubungan ini? Pola pikir seperti apakah yang harus kaumiliki ketika berhubungan dan bergaul dengan Tuhan? Apa yang harus kausimpan di dalam hatimu agar dapat bergaul dengan Tuhan? (Rasa takut.) Rasa takut tampaknya tidak realistis bagi semua orang. (Kengerian.) Kengerian tidak dapat dicapai. Jika engkau memperlakukan-Ku sebagai orang biasa—hanya sebagai kenalan, tidak saling memahami dengan sangat baik dan belum cukup untuk menjadi teman—lalu bagaimana hubungan di antara kita dapat harmonis dan bersahabat? Seseorang yang memiliki kepekaan hati nurani harus tahu bagaimana melakukan hal-hal semacam itu dengan tepat. (Perlu ada rasa hormat.) Ini adalah hal paling minimal yang harus kaumiliki. Misalkan dua orang bertemu, mereka belum saling mengenal dan belum mengetahui nama masing-masing. Jika salah seorang dari mereka melihat bahwa orang yang satunya jujur dan dia ingin mempermainkannya, bukankah ini namanya menindas? Jika tidak ada sedikit pun rasa hormat, apakah masih ada kemanusiaan yang tersisa? Agar manusia dapat hidup rukun satu sama lain, meskipun ada perselisihan atau konflik yang mungkin timbul, mereka setidaknya harus saling menghormati. Rasa hormat adalah akal sehat mendasar dari arti menjadi manusia, dan ada minimum rasa hormat di antara semua manusia. Jadi, apakah rasa hormat ini ada ketika manusia berinteraksi dengan Tuhan? Jika engkau bahkan tidak dapat mencapai titik ini, maka dalam pikiranmu, apa sebenarnya hubungan antara Tuhan dan dirimu? Tidak ada hubungan sama sekali, bahkan hubungan orang luar sekalipuntidak. Oleh karena itu, orang yang memberikan hadiah dapat memperlakukan Tuhan dengan cara seperti ini: bukan saja dia tidak menghormati Tuhan, tetapi dia juga ingin menipu-Nya. Dalam hatinya, dia tidak merasa bahwa Tuhan harus dihormati, atau merasa bahwa dia harus dengan cermat dan teliti mempertimbangkan kesehatan-Nya serta konsekuensi dari memakan hadiah-hadiah tersebut—semua ini tidak ada dalam pertimbangannya. Baginya, menggunakan tipu muslihat untuk menipu Tuhan agar Dia berkenan kepadanyasudah cukup bagus; hal yang terbaik baginya adalah mampu menipu Tuhan. Itulah hatinya. Bukankah mengerikan jika manusia memiliki hati seperti itu? Sungguh mengerikan!

Ada orang-orang yang percaya kepada Tuhan, dan di luarnya tampak mengikuti Tuhan, tetapi jauh di lubuk hati mereka, pernahkah mereka merenungkan jalan yang telah mereka tempuh dan harga yang telah mereka bayar? Pernahkah mereka memeriksa dan berusaha melihat apakah mereka telah memenuhi tugas yang dipercayakan kepada mereka oleh Tuhan? Apa sebenarnya sikap manusia dalam memperlakukan Tuhan? Dinilai dari berbagai hal yang ditunjukkan dan diperlihatkan orang dan bahkan rencana licik di lubuk hati mereka, belum lagi semua watak yang disingkapkan melalui cara mereka memperlakukan Tuhan, apa yang telah orang-orang lakukan untuk Tuhan? Selain membayar harga dan mempertimbangkan dengan saksama hal-hal yang bermanfaat bagi diri mereka sendiri, apa sikap orang-orang terhadap Tuhan, dan apa yang mereka berikan kepada-Nya? Tak lain hanyalah rencana licik, perhitungan, kewaspadaan, dan sikap yang menghina. Penghinaan adalah sebuah sikap, dan apa perilaku yang muncul dari sikap ini, jika diungkapkan sebagai kata kerja? "Mengejek." Pernahkah engkau mendengar kata ini? (Pernah.) "Mengejek" adalah istilah yang agak formal. Apa yang kita katakan dalam percakapan sehari-hari? Kita mengatakan "mengolok-olok", "mempermainkan seseorang", "bercanda dengan seseorang". Engkau tampak bersahaja bagi mereka, engkau kelihatan jujur; di mata mereka, engkau bukanlah apa-apa dan mereka berani secara terang-terangan mengejekmu. Watak macam apa ini? Bagi seseorang dengan watak seperti ini, apakah malaikat yang bersemayam di dalam hatinya, ataukah setan? (Setan.) Setanlah yang berdiam di dalam hatinya. Jika dia dapat memperlakukan Tuhan seperti ini, lalu siapakah sebenarnya dia? Mampukah dia menerapkan firman Tuhan? Mampukah dia tunduk pada firman Tuhan? Seseorang seperti pria yang mengirimi-Ku hadiah, misalnya. Dia tidak mencari kebenaran, dia juga tidak memahami maksud-maksud Tuhan. Dia tidak memiliki sedikit pun pemikiran tentang apa yang Tuhan tuntut dari manusia, apa yang Tuhan ingin lihat, atau apa yang Tuhan ingin dapatkan dari manusia. Dia hanya seperti seseorang yang berinteraksi dengan bosnya, berfokus pada cara untuk menjilat dan menipunya, memperlakukannya dengan cara apa pun yang memungkinkannya untuk mencapai tujuannya. Apa yang sebenarnya dijalani oleh orang semacam itu? Dia hidup dengan menjilat, bersusah payah menjalani hidup yang hina dengan menjilat para pemimpinnya. Mengapa dia memberi-Ku "kepedulian" dan "kebaikan" seperti itu? Dia tak mampu menahan dirinya, bukan? Dapatkah dia meramalkan bagaimana perasaan-Ku tentang hal ini? (Tidak.) Benar; dia tidak mengerti. Dia sama sekali tidak memiliki pikiran manusia yang normal. Dia tidak tahu ataupun peduli bagaimana Aku mungkin memandang, mendefinisikan, atau mengevaluasi perilaku dan wataknya. Apa yang dia pedulikan? Dia peduli tentang bagaimana cara menjilat-Ku untuk mencapai tujuannya dan kemudian meninggalkan kesan yang baik tentang dirinya kepada-Ku. Itulah niatnya ketika melakukan segala sesuatu. Kemanusiaan macam apa ini? Apakah ini yang akan dilakukan oleh orang yang memiliki hati nurani yang sejati dan bernalar? Engkau telah hidup selama bertahun-tahun, jadi engkau seharusnya mengerti: pertama, Aku tidak membutuhkan pujianmu. Kedua, Aku tidak membutuhkanmu hadiah apa pun darimu. Ketiga, dan yang terpenting, engkau harus memahami bahwa apa pun yang kaulakukan, apa pun niat dan tujuanmu, dan apa natur dari apa yang kaulakukan, Aku mendefinisikan dan menarik kesimpulan tentang semua ini. Ini bukan tentang engkau melakukan sesuatu dan kemudian itu selesai; sebaliknya, Aku harus melihat dengan jelas apa niat dan motifmu. Aku hanya melihat watakmu. Ada orang-orang yang mungkin akan berkata, "Engkau begitu kasar kepada orang lain!" Benarkah? Menurut-Ku sama sekali tidak. Karena Aku sama sekali tidak kasar, maka ada orang-orang yang mencoba memanfaatkan situasi tersebut. Bukankah benar demikian? Begitu ada orang-orang yang mulai berhubungan dengan-Ku, mereka berpikir, "Aku memandangmu hanya sebagai orang biasa. Aku tidak perlu terlalu memperhatikanmu. Engkau kurang lebih sama seperti aku: engkau juga makan tiga kali sehari, dan aku tidak melihat bahwa engkau memiliki otoritas atau kekuasaan apa pun. Seperti apa pun caraku memperlakukanmu, tidak ada apa pun yang bisa kaukatakan. Apa yang dapat kaulakukan terhadapku?" Cara berpikir seperti apa ini? Berasal dari manakah pemikiran seperti itu? Itu berasal dari watak orang. Mengapa orang-orang memiliki watak seperti itu? Itu karena ada setan-setan yang bersemayam di dalam hati mereka. Dengan adanya setan-setan yang bersemayam di dalam hati mereka, sebesar apa pun Tuhan menurut mereka, semulia apa pun status Tuhan menurut mereka, seperti apa pun mereka percaya bahwa Tuhan mengungkapkan kebenaran untuk menyelamatkan manusia, sebanyak apa pun rasa syukur yang mereka ungkapkan, dan seperti apa pun kerelaan mereka untuk menderita dan membayar harga, ketika saatnya tiba untuk melaksanakan tugas mereka, setan-setan itu akan mengendalikan mereka, dan setan-setan itulah yang mulai bekerja. Menurut pandangan engkau semua, orang macam apa yang bahkan berani menipu dan mengejek Tuhan? (Setan.) Setanlah yang berani melakukannya, itu sudah pasti.

Dalam persekutuan kita sebelumnya, dari dialog antara Iblis dan Tuhan, dari manakah kita dapat melihat watak Iblis? Tuhan berkata, "Iblis, dari mana engkau?" Apa jawaban Iblis? ("Dari berkeliling ke sana ke mari di bumi, dan dari menjelajahinya ke atas ke bawah" (Ayub 1:7).) Perkataan macam apa itu? (Perkataan setan.) Itu adalah perkataan setan! Jika Iblis memperlakukan Tuhan sebagai Tuhan, dia akan berkata, "Tuhan telah bertanya kepadaku, jadi aku akan mengatakan dari mana aku dengan sikap yang baik." Bukankah itu yang cara berbicara yang pantas? (Ya.) Itu adalah kalimat yang sesuai dengan cara berpikir manusia normal: dengan kalimat yang lengkap, dengan tata bahasa yang benar dan langsung dapat dipahami. Apakah itu yang Iblis katakan? (Tidak.) Apa yang Iblis katakan? "Dari berkeliling ke sana ke mari di bumi, dan dari menjelajahinya ke atas ke bawah." Apakah engkau semua mengerti kalimat ini? (Tidak.) Bahkan sampai sekarang, tak ada seorang pun yang mengerti apa maksudnya. Jadi, dari manakah Iblis? Ke mana dia pergi berkeliling ke sana kemari? Dari mana dia datang, dan ke arah mana dia pergi? Adakah jawaban yang pasti untuk pertanyaan-pertanyaan ini? Sampai hari ini, orang-orang yang menafsirkan Alkitab belum dapat mengetahui dari manakah sebenarnya Iblis, atau berapa lama waktu yang dibutuhkannya untuk tiba di hadapan Tuhan dan berbicara kepada-Nya; tak satu pun dari hal-hal ini yang diketahui. Jadi, bagaimana Iblis bisa menjawab pertanyaan Tuhan dengan nada bicara dan dengan bahasa seperti itu? Apakah Tuhan mengajukan pertanyaan itu kepadanya dengan kesungguhan? (Ya.) Lalu, apakah Iblis menjawab dengan cara yang sama? (Tidak.) Sikap apa yang digunakannya untuk menjawab Tuhan? Sikap yang mengejek. Ini seperti jika engkau bertanya kepada seseorang, "Dari mana saja kau?" dan dia menjawab, "Coba tebak." "Aku tidak bisa menebaknya." Dia tahu engkau tidak bisa menebaknya, tetapi dia tetap memintamu untuk menebaknya. Dia hanya bercanda denganmu. Sikap inilah yang disebut dengan mempermainkan seseorang atau mengejeknya. Dia tidak tulus, dan dia tidak ingin engkau tahu; dia hanya ingin mempermainkanmu dan bercanda denganmu. Iblis memiliki watak yang persis seperti itu. Aku berkata bahwa ada orang-orang yang memiliki setan-setan yang bersemayam di hati mereka; bukankah seperti inilah cara mereka memperlakukan Tuhan? Dilihat dari penampilan luar mereka yang sibuk mengerjakan banyak hal, melakukan berbagai hal, dan terkadang menanggung kesukaran serta membayar sedikit harga, mereka tidak akan terlihat seperti orang-orang semacam itu; tampaknya mereka memiliki Tuhan di dalam hati mereka. Namun, dari sikap mereka ketika memperlakukan Tuhan dan kebenaran, engkau melihat bahwa yang bersemayam di dalam hati mereka adalah setan, dan itu saja. Mereka bahkan tidak dapat menjawab pertanyaan Tuhan secara langsung. Mereka adalah tipe orang yang berputar-putar seperti ular, sampai engkau tidak dapat menemukan jawabannya dan tidak dapat memahami apa yang mereka katakan. Orang macam apa sebenarnya mereka ini? Dapatkah mereka bersikap tulus dalam memperlakukan Tuhan? Dengan sikap mereka yang menghina dan meremehkan saat memperlakukan Tuhan, mampukah orang-orang semacam itu menerapkan firman Tuhan sebagai kebenaran? (Tidak.) Mengapa tidak? Karena setan-setan bersemayam di dalam hati mereka. Bukankah demikian? (Ya; mereka sama sekali tidak memperlakukan Tuhan sebagai Tuhan.) Itulah kejahatan orang-orang ini. Kejahatan mereka terletak pada pemikiran bahwa integritas, kerendahan hati, kenormalan, dan kenyataan Tuhan yang mereka lihat bukanlah apa yang membuat Tuhan indah. Lalu, dianggap apakah semua itu? Mereka menganggap bahwa hal-hal tersebut adalah kekurangan Tuhan; bahwa hal-hal tersebut adalah area-area yang membuat orang-orang cenderung menimbulkan gagasan; bahwa hal-hal tersebut adalah ketidaksempurnaan terbesar dalam diri Tuhan yang mereka percayai; bahwa hal-hal tersebut adalah kekurangan, masalah, dan cacat. Bagaimana seharusnya kita memandang orang-orang semacam ini? Ini adalah cara dan sikap yang mereka gunakan untuk memperlakukan Tuhan; hal ini memalukan bagi Tuhan, tetapi bagaimana dengan diri mereka sendiri? Apakah mereka memperoleh manfaat dari hal ini? Itu juga adalah hinaan bagi diri mereka sendiri. Mengapa Kukatakan demikian? Sebagai orang biasa, jika seseorang dengan begitu saja memberimu sesuatu untuk dimakan, dan engkau mengambilnya dan memakannya seperti orang bodoh, tanpa memedulikan fakta-faktanya dan bahkan tanpa bertanya alasannya, bukankah itu menunjukkan adanya sesuatu yang hilang dari kemanusiaanmu? Apakah orang yang memiliki sesuatu yang hilang dari kemanusiaannya adalah orang yang normal? Tidak. Jika Kristus yang berinkarnasi bahkan tidak memiliki kemanusiaan yang normal seperti ini, akankah Dia masih layak dipercayai oleh siapa pun? Tidak. Apa sajakah tanda-tanda kemanusiaan Tuhan yang berinkarnasi? Nalar, pemikiran, dan hati nurani-Nya adalah yang paling normal. Apakah Dia memiliki kemampuan untuk menghakimi? (Ya.) Jika Aku tidak memiliki kemampuan itu, jika Aku hanyalah seorang yang linglung tanpa akal sehat ataupun wawasan, tidak mampu berpikir ketika sesuatu menimpa-Ku, masih dapatkah Aku dianggap sebagai manusia normal? Itu adalah kemanusiaan yang cacat, bukan kemanusiaan yang normal. Dapatkah orang semacam itu disebut Kristus? Ketika Tuhan berinkarnasi, apakah Dia akan memilih daging semacam itu? (Tidak.) Tentu saja tidak. Jika Aku melakukan hal itu tanpa berpikir, akankah Tuhan yang seperti itu, Pribadi yang dikenal sebagai Tuhan yang berinkarnasi, layak untuk diikuti? Tidak, dan engkau semua akan berada di jalan yang salah. Ini adalah satu aspek, dari sudut pandang-Ku. Di sisi lain, dari sudut pandang engkau semua, jika engkau menganggap-Nya sebagai Tuhan, sebagai objek yang engkau ikuti, dan engkau memperlakukan-Nya dengan cara seperti ini sebagai pengikut-Nya, lalu di mana engkau menempatkan dirimu sendiri? Bukankah itu memalukan bagimu? (Ya.) Jika Tuhan yang kaupercayai begitu tidak layak untuk kauhormati di matamu, tetapi engkau masih percaya kepada-Nya, lalu orang macam apakah engkau? Apakah engkau adalah orang yang bingung? Apakah engkau adalah pengikut yang bingung? Bukankah engkau akan mempermalukan dirimu sendiri? (Ya.) Namun, jika engkau semua menganggap bahwa Dia memiliki semua aspek kemanusiaan yang normal ini, bahwa Dia adalah Tuhan yang berinkarnasi, dan engkau tetap menganggap-Nya tidak layak untuk kauhormati, bukankah engkau sedang mempermalukan Tuhan? Kedua perspektif itu dapat dibenarkan. Entah engkau memandangnya dari sudut pandang Tuhan atau dari sudut pandang manusia, engkau dapat melihat masalahnya dan itu adalah masalah yang serius! Bukankah demikian? (Ya.) Dari sudut pandang manusia, jika engkau menganggap-Nya sebagai Tuhan dan kemudian memperlakukan-Nya seperti ini, engkau sedang secara terangan-terangan mempermalukan Tuhan. Jika engkau menganggap bahwa Dia bukan Tuhan tetapi manusia, tetapi engkau tetap mengikuti-Nya, bukankah itu kontradiksi? Bukankah engkau akan mempermalukan dirimu sendiri? Renungkanlah kedua aspek ini; apakah Aku benar? Bukankah demikian? Mengapa orang-orang tidak dapat memikirkan hal-hal ini? Mengapa mereka tetap bertindak seperti ini? Apakah hanya karena mereka tidak memahami kebenaran? Kita tidak akan membahasnya terlalu dalam; hanya dilihat dari sudut pandang kualitas pun, mereka adalah orang-orang tolol yang tidak berpikir. Mengapa Kukatakan mereka tidak berpikir? Pikiran apa yang Kumaksudkan? Ini adalah tentang cara berpikir. Melakukan sesuatu tanpa berpikir, tanpa mengetahui cara mempertimbangkan untung ruginya, tanpa mengetahui cara mempertimbangkan natur dari apa yang sedang kaulakukan atau apakah engkau harus melakukannya atau tidak, itulah yang dimaksud dengan tidak berpikir. Apa sajakah yang tidak punya pikiran? Binatang pada umumnya dan binatang buas tidak punya pikiran, tetapi manusia akan mempertimbangkan hal-hal ini. Orang-orang mungkin melakukan hal-hal bodoh karena dorongan impulsif, tetapi jika mereka melakukan hal-hal bodoh yang sama berulang-ulang, mereka dapat digolongkan sebagai orang yang tidak berpikir. Orang yang tidak berpikir adalah orang yang nalarnya terganggu, atau dalam bahasa sehari-hari, orang yang otaknya miring. Namun, keegoisan mereka sangat jelas, dan tipu muslihat mereka yang licik sama sekali tidak berkurang, itulah sebabnya Kukatakan bahwa setan-setan bersemayam di dalam hati manusia.

Apakah engkau semua beranggapan bahwa mempersekutukan masalah memberi hadiah itu terlalu membesar-besarkanmasalahnya? Jika Aku tidak mempersekutukan hal itu dan hanya menyinggungnya sambil lalu, akankah hal itu membawa efek seperti ini terhadap engkau semua, setelah mendengarkannya? (Tidak.) Paling-paling setelah mendengarkan, engkau semua pasti berpikir, "Bagaimana orang ini bisa melakukan hal seperti itu? Aku tidak melakukan hal-hal seperti itu; memang ada berbagai macam orang di luar sana!" Paling-paling, itulah yang pasti engkau semua pikirkan. Engkau mungkin telah membahasnya sedikit, dan itu saja, tetapi apakah engkau akan memiliki pemahaman yang begitu mendalam tentang hal itu? (Tidak.) Engkau semua pasti tidak memiliki pemahaman yang begitu mendalam tentang hal itu. Jadi, manfaat apa yang diberikan oleh firman-Ku kepada engkau semua? Kebenaran apa yang telah engkau semua peroleh? Pertama-tama, Aku harus mengingatkan engkau semua: di antara manusia dan Tuhan, hubungan seperti apakah yang paling baik untuk dibangun? Ketika seseorang mendekati Tuhan, bagaimana seharusnya cara mereka bergaul dengan Tuhan ketika mereka berhubungan dekat dengan-Nya? Bukankah perlu mencari prinsip-prinsip untuk hal ini? (Ya.) Selain itu, setelah percaya kepada Tuhan selama bertahun-tahun, peristiwa apakah yang telah terjadi dalam kehidupan sehari-hari orang yang naturnya sama dengan apa yang dilakukan pria dalam kisah itu? Bukankah pertanyaan-pertanyaan ini layak untuk direnungkan? Dapatkah seseorang memetik pelajaran dan berkata, "Tuhan tidak menoleransi kesalahan sekecil apa pun, jadi ini sangat serius. Lebih baik kita tidak mendekati-Nya, berhubungan dekat dengan-Nya, ataupun berurusan dengan-Nya. Dia tidak boleh diperlakukan secara tidak hormat! Jika kau tidak berhati-hati, Dia akan membesar-besarkan masalah dan kau akan mendapat masalah serius. Aku tentu saja tidak akan memberi-Nya apa pun!"? Apakah boleh berpikir seperti ini? (Tidak boleh.) Sebenarnya, engkau semua tidak perlu khawatir, kita tidak punya banyak kesempatan untuk berhubungan dekat, dan kita bahkan tidak punya banyak waktu untuk berinteraksi satu sama lain, jadi ini bukanlah masalah yang perlu engkau semua khawatirkan. Jika suatu hari Aku berinteraksi dengan engkau semua, jangan khawatir, Aku akan memberitahumu sebuah rahasia. Entah engkau bergaul dengan-Ku atau berdoa dan mencari di belakangku, apa rahasia yang pertama? Apa pun yang kaulakukan, janganlah beradu akal dengan-Ku; jika engkau memiliki kecenderungan untuk bertengkar, janganlah dekat-dekat dengan-Ku. Ada orang-orang yang berbicara dengan sangat licik, menyusun beberapa rencana licik dalam sekejap mata, dan setiap kalimat yang mereka ucapkan dibumbui dengan kenajisan; jika mereka berbicara lebih banyak, engkau tidak akan tahu perkataan mana yang benar dan mana yang salah. Orang-orang semacam itu jangan pernah mendekati-Ku. Ketika engkau mulai berhubungan dengan Tuhan dan berinteraksi dengan-Nya, apakah hal utama pertama yang harus kaulakukan dan prinsip utama pertama yang harus kaupatuhi? Milikilah hati yang jujur dalam memperlakukan Tuhan. Selain itu, belajarlah untuk bersikap hormat. Sikap hormat bukanlah kesopanan; itu bukan menyanjung atau mencari muka, juga bukan mengambil hati atau menjilat. Jadi, apa sebenarnya arti bersikap hormat? (Itu berarti memperlakukan Tuhan sebagai Tuhan.) Memperlakukan Tuhan sebagai Tuhan adalah prinsip utama. Bagaimanakah detailnya? (Belajarlah untuk mendengarkan Tuhan.) Itu adalah salah satu aspek penerapan. Beberapa orang mulai berhubungan dengan-Ku, dan mereka mulai memotong pembicaraan-Ku, jadi Aku membiarkan mereka selesai berbicara sebelum Aku melanjutkan. Lalu bagaimana mereka memperlakukan-Ku ketika Aku sedang berbicara? Mereka mendengarkan dengan mata terpejam. Apa maksudnya? Itu seperti berkata, "Yang engkau katakan itu omong kosong. Engkau tahu apa?" Itulah sikap mereka. Aku mungkin tidak tahu segalanya, tetapi Aku memiliki prinsip-prinsip, dan Aku memberitahumu apa yang telah Kupelajari, Kulihat, dan dapat Kupahami, serta prinsip-prinsip yang Kuketahui, dan engkau dapat memperoleh banyak darinya. Namun, jika engkau selalu meremehkan-Ku, menganggap bahwa Aku tidak tahu apa-apa, dan engkau tidak mendengarkan-Ku dengan saksama, engkau tidak akan memperoleh apa pun, dan engkau harus mencari tahu segalanya sendiri. Bukankah seperti itulah adanya? Jadi, engkau semua harus belajar untuk mendengarkan firman Tuhan. Ketika engkau semua mendengarkan, apakah Aku membatasi engkau semua dalam mengungkapkan pandanganmu? Tidak. Setelah Aku selesai berbicara, Aku bertanya kepada engkau semua apakah engkau memiliki pertanyaan, dan jika ada yang bertanya, Aku akan segera menjawabnya dan memberi tahu engkau semua prinsip yang berkaitan dengan pertanyaan tersebut. Terkadang, Aku tidak memberitahuengkau semua prinsip-prinsipnya begitu saja, tetapi Aku memberitahukan secara langsung apa yang harus kaulakukan, memerinci setiap aspeknya. Meskipun ada beberapa bidang yang tidak Kupahami, Aku memiliki prinsip-prinsip-Ku sendiri, dan Aku memiliki pandangan-Ku sendiri tentang hal-hal itu dan cara menanganinya, jadi Aku mengajar engkau semua berdasarkan apa yang Kuanggap sebagai pandangan dan prinsip yang baik. Mengapa Aku mampu mengajar engkau semua? Itu karena engkau semua bahkan tidak memahami hal-hal ini. Setelah pertanyaan-pertanyaan ini dijawab, Aku akan kembali bertanya apakah ada pertanyaan lagi; jika ada, Aku akan dengan segera menjawabnya sekali lagi. Aku tidak ingin engkau hanya mendengarkan-Ku; Aku memberimu kesempatan untuk berbicara, tetapi apa yang kaukatakan harus masuk akal, bukan omong kosong, dan tidak membuang-buang waktu. Terkadang, Aku memotong pembicaraan beberapa orang karena tidak sabar. Dalam situasi apa? Yaitu ketika mereka bertele-tele, menggunakan sepuluh kalimat untuk apa yang dapat dikatakan dalam lima kalimat. Sebenarnya, Aku langsung mengerti begitu Aku mendengarnya; Aku tahu apa yang akan dikatakan selanjutnya, jadi mereka tidak perlu mengatakan apa-apa lagi. Bicaralah secara singkat dan langsung ke intinya; jangan membuang-buang waktu orang lain. Setelah engkau selesai berbicara, Aku akan memberimu sebuah jawaban, dan memberitahumu apa yang harus dilakukan dan prinsip-prinsip yang harus diikuti untuk melakukannya. Itu seharusnya menjadi akhir dari masalah ini, bukan? Namun, ada orang-orang yang tidak dapat memahami hal ini, dan berkata, "Tidak, Engkau harus menghormatiku; rasa hormat kita berlaku dua arah. Engkau sudah selesai berbicara, tetapi aku belum selesai mengungkapkan sudut pandangku. Sudut pandangku adalah ini—aku harus mulai dari awal lagi." Mereka selalu ingin mengungkapkan pandangan mereka dengan anggapan bahwa Aku tidak mengetahui pandangan mereka, padahal sebenarnya, begitu mereka mulai berbicara, aku tahu apa pandangan mereka. Jadi perlukah mereka lanjut berbicara? Tidak perlu. Ada orang-orang yang memiliki IQ yang sangat rendah sehingga mereka membutuhkan sepuluh kalimat untuk satu hal yang hanya membutuhkan dua kalimat, dan jika Aku tidak memotong pembicaraan mereka, mereka akan terus berbicara. Semua orang telah mengerti, jadi bagaimana mungkin Aku tidak mengerti? Namun, mereka tetap ingin mengungkapkan pandangan mereka, jadi bukan saja IQ mereka yang rendah, nalar mereka pun lemah! Pernahkah engkau semua bertemu dengan orang-orang semacam itu? (Ya.) Mereka merasa bahwa mereka cerdas meskipun mereka memiliki nalar yang lemah dan IQ yang rendah. Bukankah itu memuakkan? Itu memuakkan dan menjijikkan. Ketika orang-orang mulai berhubungan dengan Tuhan, hal pertama adalah memperlakukan-Nya dengan hati yang jujur; hal kedua adalah orang harus belajar untuk bersikap hormat; hal ketiga dan yang terpenting adalah belajar untuk mencari kebenaran. Bukankah itu yang terpenting? (Ya.) Apa gunanya percaya kepada Tuhan jika engkau tidak mencari kebenaran? Apa nilai dari percaya kepada-Nya? Di manakah maknanya? Hal ini adalah sesuatu yang mungkin tidak dipahami kebanyakan orang, jadi untuk apa mengungkitnya? Itu adalah persiapan untuk masa depan; engkau semua perlu belajar melakukan penerapan dengan cara seperti ini jika hal-hal semacam itu terjadi kepadamu di kemudian hari.

Di gereja, Aku mulai berhubungan dengan banyak orang, beberapa di antara mereka Kutugaskan untuk melakukan beberapa hal. Beberapa hari kemudian, mereka memberi-Ku laporan, menunjukkan kepada-Ku bahwa mereka telah mencatat semua yang Kutugaskan, dan bahwa mereka sekarang sedang dalam proses melaksanakan semua tugas. Ketika mereka bertemu dengan-Ku, mereka melaporkan kepada-Ku tentang perkembangan dari pelaksanaan tugas tersebut, masalah apa yang harus dicari solusinya, dan masalah mana yang masih menunggu hasil, memberi-Ku informasi terkini yang lengkap. Mereka menjelaskan perinciannya dengan sangat jelas, dan meskipun terkadang perincian tersebut agak remeh, sikap mereka menunjukkan bahwa mereka serius dan bertanggung jawab dalam memperlakukan firman Tuhan, dan bahwa mereka tahu apa tanggung jawab, tugas, dan kewajiban mereka. Beberapa orang berbeda: Aku memberi mereka dua tugas, dan mereka telah mencatatnya di buku catatan mereka, tetapi seminggu kemudian, ketika mereka masih belum melaksanakan apa pun, mereka hanya ingat setelah Aku menanyakannya kepada mereka, dan kemudian mereka kembali mencatat semuanya di buku catatan mereka. Setelah seminggu berlalu, ketika Aku bertanya kepada mereka mengapa masalah itu masih belum selesai, mereka mencari-cari alasan, dengan menyebutkan kesulitan ini dan itu, sebelum dengan tekun kembali mencatat semuanya di buku catatan mereka. Di mana mereka mencatat semuanya? (Di buku catatan mereka.) Namun, mereka tidak mengingatnya. Bukankah ini artinya memercayakan sesuatu kepada orang yang salah? Orang-orang ini bukan manusia. Apa pun yang Kupercayakan kepada mereka masuk ke telinga kanan dan keluar dari telinga kiri. Mereka sama sekali tidak menganggapnya serius. Semua tugas yang berkaitan dengan profesi tertentu atau urusan umum—juga beberapa hal yang berkaitan dengan pekerjaan gereja—yang Kutugaskan kepada orang-orang, semua itu berada dalam lingkup yang dapat mereka capai; tak ada tugas yang dimaksudkan untuk mempersulit mereka. Namun, sering kali ketika Aku memercayakan para pemimpin dan pekerja untuk melakukan sesuatu, kebanyakan dari mereka tidak melapor kepada-Ku setelah melaksanakan tugas, dan Aku tidak mendengar kabar apa pun tentang status pekerjaan itu. Apakah sudah diatur atau belum, bagaimana cara melakukannya, kesalahan apa yang terjadi, hasil terkini, mereka tidak pernah melaporkan semua ini atau mencari solusi. Merekamengesampingkan amanat mereka begitu saja, dan Aku bahkan tidak sempat mendengar tentang hasilnya. Ada orang-orang yang memiliki masalah yang lebih serius, yaitu, selain gagal melaksanakan apa yang Kutugaskan kepada mereka, mereka juga datang untuk menjilat dan menipu-Ku, memberitahu-Ku ke mana mereka telah pergi dan apa yang mereka lakukan kemarin, apa yang mereka lakukan kemarin lusa, dan apa yang sedang mereka lakukan sekarang. Lihatlah betapa hebatnya mereka dalam berpura-pura dan berdalih. Mereka tidak mengerjakan hal-hal yang secara khusus Kutugaskan kepada mereka, dan malah menyibukkan diri dengan tugas-tugas yang tidak berguna sementara pekerjaan penting sedang benar-benar berantakan. Perilaku macam apa ini? Mereka sama sekali mengabaikan tugas mereka yang sebenarnya, dan mereka penuh dengan kebohongan dan tipu muslihat!

Ada seorang pria yang bertanggung jawab untuk menanam. Aku bertanya kepadanya, "Ada beberapa sayuran hijau yang terlihat bagus tahun ini. Apakah kau ada menyimpan benih?" "Ya," jawabnya. Aku berkata, "Kudengar mereka telah memanen semua sayuran hijau beberapa waktu yang lalu dan tidak menyimpan benih sama sekali." Dia berkata, "Mereka belum selesai memanen. Masih ada beberapa yang tersisa!" Kemudian Aku bertanya, "Di mana sayuran hijau yang tersisa itu? Aku mau melihatnya." Dia berkata, "Oh? Baiklah … aku akan pergi dan memeriksanya terlebih dahulu." Sebenarnya dia menyimpan benih, atau tidak? Tidak. Dari beberapa kalimat yang diucapkannya, apakah pernyataan pertamanya "Ya" adalah kebohongan? (Ya.) Lalu pernyataan keduanya, "Mereka belum selesai memanen. Masih ada beberapa yang tersisa!" bukankah itu kebohongan? Dia tidak tahu apakah mereka telah menyimpan benih atau belum, dan berkata, "Aku akan pergi dan memeriksanya terlebih dahulu." Jadi pernyataan ketiga adalah kebohongan lainnya. Kebohongan tersebut menjadi makin parah dari pernyataan ke pernyataan; dia menumpuk kebohongan di atas kebohongan, itu secara bertahap menjadi makin dalam. Inilah mulut yang penuh dengan kebohongan! Apakah engkau semua mau berinteraksi dengan seseorang yang mulutnya penuh dengan kebohongan? (Tidak.) Bagaimana perasaanmu ketika berbicara dan bekerja dengan orang-orang yang penuh dengan kebohongan? Apakah engkau menjadi marah? Dia punya keberanian untuk menipu siapa pun; dia salah jika dia mengira Aku tidak tahu! Apakah masalahnya sepadan dengan kebohongannya? Apa yang akan dia peroleh dengan sikap yang suka berbohong? Jika engkau melihat sikap ini dalam caranya bertindak, jika dia memperlakukanmu seperti ini, bagaimana perasaanmu? Jika pada dasarnya 99 persen dari apa yang dikatakan seseorang adalah kebohongan, entah dia sedang bergosip atau membahas pekerjaan atau masalah serius, atau mempersekutukan kebenaran, maka orang ini sudah tidak ada harapan. Dia dapat menipu siapa pun; orang macam apa dia? Sudah berapa lama dia percaya kepada Tuhan? Ada orang-orang tidak percaya yang selalu berkata, "Sejauh yang kutahu", atau, "Berbicara dari hati", ketika mereka berbicara, dan dengan dasar pemikiran itu, mereka sedang berkata jujur. Pria itu telah percaya kepada Tuhan selama bertahun-tahun, dan dia telah mendengarkan begitu banyak khotbah, tetapi dia bahkan tidak dapat mengatakan yang sebenarnya; semua yang dikatakannya adalah kebohongan. Jadi, makhluk macam apakah dia? Bukankah itu memuakkan dan menjijikkan? Apakah ada banyak orang yang seperti ini? Apakah engkau semua seperti ini? Ketika engkau semua berinteraksi dengan-Ku, dalam keadaan apa engkau akan berbohong kepada-Ku? Jika engkau telah menyebabkan sejumlah bencana, dan engkau tahu bahwa konsekuensinya serius dan bahwa engkau dapat dikeluarkan, maka begitu orang lain menyinggung hal tersebut, engkau berbohong untuk menutupinya. Siapa pun dapat berbohong tentang hal semacam itu. Apa lagi yang bisa membuat orang berbohong? Berbohong untuk meningkatkan citra mereka dan dihormati oleh orang lain. Lalu ada orang-orang yang tahu bahwa mereka tidak cakap dalam pekerjaan mereka, tetapi mereka tidak memberi tahu Yang di Atas dengan jelas, karena takut mereka akan diberhentikan jika mereka memberitahukannya. Ketika melaporkan pekerjaan mereka kepada Yang di Atas, mereka berpura-pura mencari cara untuk menyelesaikan masalah, memberi kesan palsu kepada orang lain. Semua yang mereka katakan adalah kebohongan, dan mereka pada dasarnya tidak mampu melakukan pekerjaan. Jika mereka tidak mengajukan beberapa pertanyaan, mereka takut Yang di Atas akan menemukan ketidaksesuaian itu dan mengganti mereka, jadi mereka langsung berpura-pura. Seperti inilah mentalitas para pemimpin palsu dan antikristus.

Renungkanlah ketiga prinsip tentang berinteraksi dengan Tuhan yang baru saja Kupersekutukan. Manakah yang tidak mampu engkau semua terapkan, dan manakah yang mudah untuk kauterapkan? Sebenarnya, tidaklah mudah untuk benar-benar menerapkan semua prinsip-prinsip tersebut, karena setan-setan bersemayam di dalam hati manusia. Engkau tidak akan mampu menerapkannya sebelum engkau telah mengusir setan itu dari hatimu. Engkau harus melawan setan itu di dalam hatimu, dan jika engkau selalu mampu mengalahkannya, barulah engkau mampu menerapkan semua prinsip-prinsip tersebut. Jika engkau selalu gagal dan ditangkap olehnya, engkau tidak akan mampu menerapkannya; engkau tidak akan mampu menerapkan semua prinsip-prinsip tersebut. Jika engkau semua mampu menerapkan ketiga prinsip tersebut, tidak hanya ketika bergaul atau berinteraksi dengan-Ku, tetapi juga ketika engkau semua berinteraksi dengan saudara-saudari seperti biasa, engkau semua mengikuti prinsip-prinsip ini, bukankah semua orang akan mendapat manfaat darinya? (Ya.) Sekarang karena kisahnya sudah selesai, mari kita beralih ke topik utama.

Analisis tentang Bagaimana Antikristus Itu Jahat, Berbahaya, dan Curang

Terakhir kali, kita bersekutu tentang perwujudan ketujuh antikristus—mereka jahat, berbahaya, dan licik. Poin ini telah dipersekutukan dua kali. Pembahasan pertama adalah tentang natur jahat antikristus. Apa penekanan dari pembahasan tersebut? (Memusuhi dan membenci kebenaran.) Antikristus memusuhi dan membenci kebenaran, membenci semua hal positif yang sesuai dengan kebenaran dan dengan Tuhan, yang merupakan perwujudan kejahatan antikristus yang pertama dan terutama. Pembahasan pertama adalah tentang apa yang dibenci oleh antikristus. Orang biasa membenci hal-hal negatif dan kekuatan jahat; mereka membenci hal-hal yang kotor, gelap, dan jahat. Namun, antikristus justru sebaliknya, bukti terkuat dari perwujudan pertama natur jahat antikristus adalah bahwa mereka tidak membenci hal-hal negatif tetapi membenci semua hal positif yang ada kaitannya dengan kebenaran dan dengan Tuhan, yang merupakan bukti kuat pertama mengenai kejahatan mereka. Pembahasan kedua kita adalah tentang bukti kuat kedua dari perwujudan kejahatan antikristus. Jika mereka membenci hal-hal positif, apa yang mereka cintai? (Hal-hal negatif.) Apa yang dicintai orang yang memiliki kemanusiaan yang normal? Mereka mencintai keadilan, kebaikan, dan keindahan, juga kasih, kesabaran, dan toleransi yang ada kaitannya dengan kemanusiaan, juga akal sehat dan pengetahuan yang positif dan bermanfaat bagi orang-orang, dan semua hal positif dari Tuhan, termasuk hukum dan aturan-aturan yang Tuhan tetapkan untuk segala sesuatu, hukum Taurat dan ketetapan administratif Tuhan, serta semua kebenaran dan cara hidup yang Tuhan ungkapkan, serta hal-hal lain yang ada kaitannya dengan Tuhan. Natur jahat antikristus bertentangan dengan hal ini; mereka tidak menyukai hal-hal ini—apa yang mereka sukai? (Kebohongan dan tipu muslihat.) Benar, mereka menyukai kebohongan dan tipu muslihat, juga persekongkolan, dan rencana licik, berbagai cara untuk berinteraksi dengan orang lain, menyanjung orang, menjilat orang, serta perselisihan, status, dan otoritas. Mereka mencintai semua hal negatif yang bertentangan dengan kebenaran dan hal-hal yang positif, yang secara tepat memperlihatkan natur jahat antikristus. Bukankah bukti-bukti ini meyakinkan? (Ya.) Meskipun semua bukti ini meyakinkan, hanya ada dua bagian yang belum dapat dianggap lengkap. Hari ini kita akan lanjutkan dengan membahas bagian ketiga dari bagaimana antikristus itu jahat, berbahaya, dan licik. Bagian ketiga ini tentu saja berbeda dari bagian pertama dan kedua, tetapi bagian ini berkaitan dengan kedua bagian itu. Bagaimana kaitannya? Ketiga bagian ini membahas esensi ini—natur jahat antikristus. Apa perbedaannya? Di bagian ini, apa yang disukai dan dibutuhkan oleh natur jahat mereka, serta hal-hal apa yang mereka benci, berbeda dari apa yang dibahas pada dua bagian sebelumnya—kontennya berbeda. Perbedaan ini bukan berarti bahwa antikristus juga menyukai hal-hal positif tertentu atau bahwa mereka juga membenci hal-hal negatif tertentu; melainkan terdapat bagian lain, yang bukan hanya tentang apa yang mereka sukai atau butuhkan, tetapi meningkat sampai pada apa yang dihargai oleh kekuatan jahat antikristus ini—dengan kata lain, apa yang mereka sembah atau kagumi. Ada orang-orang yang mungkin berkata, "Istilah-istilah seperti 'menghargai', 'menyembah', dan 'mengagumi' seharusnya digunakan untuk menggambarkan hal-hal yang positif, jadi, bagaimana mungkin istilah-istilah tersebut diterapkan kepada antikristus? Tepatkah menggunakan istilah-istilah ini?" Istilah-istilah ini tidak bersifat memuji atau merendahkan—istilah-istilah ini netral. Oleh karena itu, menggunakannya di sini tidak melanggar prinsip apa pun dan diperbolehkan.

III. Analisis tentang Hal-Hal yang Antikristus Sembah dan Kagumi

Apa yang antikristus sembah dan kagumi? Pertama-tama, sudah pasti bahwa mereka tidak menyembah kebenaran, Tuhan, atau apa pun yang indah atau baik yang ada kaitannya dengan Tuhan. Jadi, apa sebenarnya yang mereka sembah? Dapatkah engkau semua memikirkan sesuatu? Biar Kuberikan satu petunjuk. Bagaimana orang-orang beragama yang percaya kepada Tuhan itu menjadi orang Kristen? Mengapa mereka sekarang digolongkan sebagai agama dan sekte, dan bukan sebagai gereja Tuhan, rumah Tuhan, atau objek pekerjaan Tuhan? Mereka memiliki ajaran agama; mereka menyusun pekerjaan yang pernah Tuhan lakukan dan firman yang pernah Tuhan ucapkan menjadi sebuah buku, menjadi bahan pengajaran, dan mereka kemudian membuka sekolah, serta merekrut dan membina berbagai teolog. Apa yang dipelajari para teolog ini? Apakah kebenaran? (Bukan.) Lalu apa yang mereka pelajari? (Pengetahuan teologis.) Mereka mempelajari pengetahuan dan teori teologis, yang tidak ada hubungannya dengan pekerjaan Tuhan atau kebenaran yang Tuhan ucapkan. Mereka menggantikan firman Tuhan dan pekerjaan Roh Kudus dengan pengetahuan teologis, dan dengan cara itulah mereka menjadi orang Kristen atau Katolik. Apa yang dihormati dalam agama? Jika engkau pergi ke gereja, dan seseorang bertanya sudah berapa lama engkau percaya kepada Tuhan, dan engkau berkata bahwa engkau baru mulai percaya, mereka tidak akan memperhatikanmu. Namun, jika engkau masuk dengan membawa Alkitab dan berkata, "Aku baru lulus dari sekolah seminari teologi ini dan itu," mereka akan mengundangmu untuk duduk di tempat terhormat. Jika engkau adalah orang percaya awam, kecuali engkau memiliki status sosial yang menonjol, mereka tidak akan memperhatikanmu. Inilah Kekristenan, dan seperti itulah dunia keagamaan. Orang-orang di gereja yang berkhotbah dan memiliki status, kedudukan, dan prestise adalah sekelompok orang yang dibina di seminari teologi agar memiliki pengetahuan dan teori teologis, dan mereka pada dasarnya adalah bagian utama yang menopang Kekristenan. Kekristenan membina orang-orang semacam itu untuk berkhotbah di mimbar, memberitakan Injil dan melakukan pekerjaan di mana-mana. Mereka yakin bahwa dengan adanya orang-orang berbakat seperti para mahasiswa teologi, pendeta pengkhotbah, dan teolog ini, keberadaan Kekristenan terjamin sampai hari ini, dan orang-orang ini telah menjadi nilai dan modal bagi keberadaan Kekristenan. Jika pendeta dari sebuah gereja adalah lulusan dari seminari teologi, mampu membahas Alkitab dengan baik, telah membaca beberapa buku rohani, serta memiliki pengetahuan dan kefasihan, maka jemaat yang hadir di gereja tersebut akan meningkat tajam dan gereja itu akan menjadi jauh lebih terkenal daripada gereja-gereja lainnya. Apa yang dihargai oleh orang-orang Kristen ini? Pengetahuan, pengetahuan teologis. Berasal dari manakah pengetahuan ini? Bukankah pengetahuan ini diwariskan dari zaman dahulu? Kitab suci telah ada sejak zaman dahulu, diwariskan dari generasi ke generasi, dan dengan cara itulah semua orang membaca dan mempelajarinya sampai hari ini. Orang-orang membagi Alkitab ke dalam beberapa bagian, menyusunnya ke dalam berbagai versi, dan mendorong orang untuk mempelajari dan memahaminya, tetapi tujuan mereka mempelajari Alkitab bukanlah untuk memahami kebenaran agar dapat mengenal Tuhan, juga bukan untuk memahami maksud-maksud Tuhan agar mencapai takut akan Tuhan dan menjauhi kejahatan; melainkan untuk mempelajari pengetahuan dan misteri-misteri dalam Alkitab, untuk mengetahui peristiwa apa yang telah menggenapi nubuat dalam Kitab Wahyu, pada waktu kapan dan nubuat mana, serta kapan bencana besar dan masa seribu tahun akan datang. Mereka mempelajari hal-hal ini. Apakah yang mereka pelajari ada kaitannya dengan kebenaran? (Tidak.) Mengapa mereka mempelajari hal-hal yang tidak ada hubungannya dengan kebenaran? Itu karena makin mereka belajar, makin mereka merasa bahwa mereka telah mengerti, dan makin mereka diperlengkapi dengan kata-kata dan doktrin, makin tinggi kualifikasi mereka. Makin tinggi kualifikasi mereka, makin mereka merasa bahwa kemampuan mereka besar, dan makin mereka percaya bahwa mereka akhirnya akan diberkati dalam iman mereka, bahwa mereka akan masuk surga setelah kematian, atau bahwa orang yang masih hidup akan diangkat ke udara untuk bertemu Tuhan. Inilah gagasan keagamaan mereka, yang sama sekali tidak sesuai dengan firman Tuhan.

Para pendeta dan penatua di dunia keagamaan semuanya adalah orang-orang yang mempelajari pengetahuan Alkitab dan teologi; mereka adalah orang-orang Farisi munafik yang menentang Tuhan. Jadi, apa bedanya mereka dengan antikristus yang bersembunyi di dalam gereja? Selanjutnya, mari kita membahas tentang hubungan di antara keduanya. Apakah mereka yang beragama Kristen dan Katolik yang mempelajari Alkitab, teologi, dan bahkan sejarah pekerjaan Tuhan adalah benar-benar orang percaya? Apakah mereka berbeda dengan orang-orang percaya dan pengikut Tuhan yang Dia bicarakan? Di mata Tuhan, apakah mereka adalah orang percaya? Bukan, mereka mempelajari teologi, mereka mempelajari Tuhan, tetapi mereka tidak mengikuti Tuhan ataupun bersaksi bagi-Nya. Pembelajaran mereka tentang Tuhan sama seperti orang-orang yang mempelajari sejarah, filsafat, hukum, biologi, atau astronomi. Hanya saja, mereka tidak menyukai sains atau mata pelajaran lainnya, tetapi mereka secara khusus suka mempelajari teologi. Apa hasil dari pencarian mereka terhadap bagian-bagian pekerjaan Tuhan untuk mempelajari Tuhan? Dapatkah mereka menemukan keberadaan Tuhan? Tidak, tidak pernah. Dapatkah mereka memahami maksud-maksud Tuhan? (Tidak.) Mengapa? Karena mereka hidup dalam kata-kata, dalam pengetahuan, dalam filsafat, dalam pikiran manusia dan dalam pemikiran manusia; mereka tidak akan pernah melihat Tuhan ataupun dicerahkan oleh Roh Kudus. Bagaimana Tuhan menggolongkan mereka? Sebagai pengikut yang bukan orang percaya, sebagai orang tidak percaya. Orang tidak percaya dan pengikut yang bukan orang percaya ini berbaur di dalam apa yang disebut komunitas Kristen, bertindak seperti orang-orang yang percaya kepada Tuhan, seperti orang-orang Kristen, tetapi pada kenyataannya, apakah mereka benar-benar menyembah Tuhan? Apakah mereka benar-benar tunduk? (Tidak.) Mengapa tidak? Satu hal yang pasti: di dalam hatinya, banyak dari mereka tidak percaya akan keberadaan Tuhan; mereka tidak percaya bahwa Tuhan menciptakan dunia dan berdaulat atas segala sesuatu, dan terlebih dari itu, mereka tidak percaya bahwa Tuhan dapat menjadi daging. Apa arti ketidakpercayaan ini? Itu berarti meragukan dan menyangkal. Mereka bahkan memiliki sikap yang tidak berharap nubuat-nubuat yang diucapkan oleh Tuhan, terutama nubuat mengenai bencana, akan digenapi atau menjadi kenyataan. Inilah sikap mereka terhadap kepercayaan kepada Tuhan, dan inilah esensi dan wajah sebenarnya dari apa yang mereka sebut iman. Orang-orang ini mempelajari Tuhan karena mereka secara khusus tertarik pada subjek dan pengetahuan teologi, serta pada fakta-fakta historis pekerjaan Tuhan; mereka hanyalah sekelompok intelektual yang mempelajari teologi. Para intelektual ini tidak percaya akan keberadaan Tuhan, jadi bagaimana reaksi mereka ketika Tuhan datang untuk bekerja, ketika firman Tuhan digenapi? Apa reaksi pertama mereka ketika mereka mendengar bahwa Tuhan telah menjadi daging dan memulai pekerjaan baru? "Mustahil!" Siapa pun yang memberitakan nama baru Tuhan dan pekerjaan baru Tuhan, mereka mengutuk orang tersebut, dan mereka bahkan ingin membunuh atau menyingkirkannya. Perwujudan macam apa ini? Bukankah ini adalah perwujudan khas antikristus? Apa bedanya mereka dengan orang-orang Farisi, imam-imam kepala, dan ahli-ahli Taurat zaman dahulu? Mereka memusuhi pekerjaan Tuhan, penghakiman Tuhan pada akhir zaman, Tuhan yang menjadi daging, dan terlebih dari itu, mereka memusuhi penggenapan nubuat-nubuat Tuhan. Mereka percaya, "Jika engkau tidak menjadi daging, jika tubuhmu berwujud roh, maka engkau adalah tuhan; jika engkau berinkarnasi dan menjadi manusia, maka engkau bukan tuhan, dan kami tidak mengakuimu." Apa sebenarnya maksud perkataan ini? Maksudnya, selama mereka ada di sini, mereka tidak akan membiarkan Tuhan menjadi daging. Bukankah ini khas antikristus? Ini adalah antikristus sejati. Apakah dunia keagamaan menyuarakan argumen semacam ini? Suara argumen ini keras dan sangat kuat, yang berkata, "Tuhan menjadi daging adalah salah dan mustahil! Jika dia berinkarnasi, dia pasti palsu!" Ada juga orang-orang yang berkata, "Mereka jelas percaya kepada manusia; mereka benar-benar disesatkan!" Jika mereka sampai bisa mengatakan ini, maka jika mereka hadir pada saat Tuhan Yesus menampakkan diri dan bekerja dua ribu tahun yang lalu, mereka pasti tidak percaya kepada Tuhan Yesus. Sekarang mereka percaya kepada Tuhan Yesus, tetapi sebenarnya, mereka hanya percaya pada nama Tuhan Yesus, pada dua kata "Tuhan Yesus" ini, dan mereka percaya kepada tuhan samar yang di surga. Oleh karena itu, mereka bukanlah orang yang percaya kepada Tuhan, mereka adalah pengikut yang bukan orang percaya. Mereka tidak percaya akan keberadaan Tuhan, akan inkarnasi Tuhan, akan pekerjaan penciptaan Tuhan, dan terlebih dari itu, mereka tidak percaya akan pekerjaan penebusan Tuhan bagi semua manusia melalui penyaliban di kayu salib. Teologi yang mereka pelajari adalah semacam teori atau tesis keagamaan, tidak lebih daripada kekeliruan yang kedengarannya masuk akal yang menyesatkan orang. Apa hubungan yang tak terelakkan antara para intelektual teologis dalam Kekristenan dengan antikristus di gereja kita? Apa hubungan antara berbagai perilaku mereka dan esensi natur antikristus yang kita bahas? Mengapa membahas tentang mereka? Mari kita tunda pembahasan tentang orang-orang dalam kekristenan untuk saat ini; sebaliknya, mari kita lihat bagaimana mereka yang digolongkan sebagai antikristus memperlakukan kebenaran, dan dari sikap mereka terhadap kebenaran, mari kita lihat apa yang sebenarnya mereka hargai. Pertama-tama, setelah mereka memahami beberapa kebenaran, bagaimana cara mereka memahami kebenaran tersebut? Bagaimana cara mereka memperlakukan kebenaran tersebut? Apa sikap mereka dalam menerima kebenaran tersebut? Apakah mereka menerima firman ini sebagai jalan penerapan mereka, atau apakah mereka memperlakukannya sebagai semacam teori untuk memperlengkapi mereka, sehingga mereka bisa pergi dan mengkhotbahkannya kepada orang lain? (Mereka memperlakukannya sebagai semacam teori untuk dikhotbahkan.) Mereka memperlakukannya sebagai semacam teori untuk diteliti, dianalisis, dan dipelajari, lalu setelah mempelajarinya, mereka mengingatnya di benak dan pemikiran mereka; mereka menghafalkannya, mampu membahas dan mengatakannya dengan lancar, dan mereka kemudian memamerkannya di mana-mana. Berapa lama pun mereka terus berbicara, ada satu hal yang tidak dapat kaulihat, bahwa sebanyak apa pun doktrin yang mereka ucapkan, sebaik apa pun mereka berbicara, sebanyak apa pun orang yang mereka ajak bicara, sefasih apa pun mereka berbicara, sebanyak apa pun isinya, atau apakah itu sesuai dengan kebenaran atau tidak, engkau tidak dapat melihat hasil apa pun dari mereka—engkau tidak dapat melihat penerapan mereka. Hal ini menunjukkan apa? Mereka tidak menerima kebenaran. Mereka telah mengubah kebenaran menjadi apa? Alat untuk memamerkan diri mereka sendiri. Sebagai contoh, Tuhan meminta orang untuk bersikap jujur dan menjelaskan apa saja perwujudan yang dimiliki orang yang jujur, bagaimana orang yang jujur seharusnya berbicara, bertindak, dan melaksanakan tugas mereka. Setelah mendengarkan ini, bagaimana reaksi mereka? Apa dampak dari firman ini terhadap mereka? Pertama, mereka tidak pernah menerima firman ini. Bagaimana sikap mereka? "Aku sudah mengerti: orang jujur itu tidak berbohong, orang jujur itu mengatakan yang sebenarnya kepada orang lain dan dapat membuka hati mereka, orang jujur itu melaksanakan tugas mereka dengan setia, tidak asal-asalan." Mereka menyimpan firman ini sebagai teori di dalam hati mereka. Setelah berakar di dalam hati mereka, dapatkah teori semacam ini mengubah mereka? (Tidak.) Lalu mengapa mereka tetap mengingatnya? Mereka menyukai benarnya firman ini, dan mereka menggunakan teori-teori yang benar ini untuk mengemas diri mereka sendiri, agar orang lain makin mengagumi mereka. Apa sebenarnya yang orang-orang kagumi? Kemampuan mereka untuk mengucapkan kata-kata yang tepat dengan fasih dan panjang lebar—itulah yang orang-orang ini inginkan. Setelah mendengarkan firman, apakah mereka menganggapnya serius? (Tidak.) Mengapa tidak? Bagaimana engkau bisa mengetahuinya? (Mereka tidak menerapkannya.) Mengapa mereka tidak menerapkannya? Di dalam hatinya, mereka berpikir, "Jadi inikah firman tuhan itu? Sederhana sekali, aku bisa langsung mengingatnya setelah satu kali mendengarkannya. Aku dapat melafalkan bagaimana orang jujur seharusnya bertindak setelah satu kali mendengarkannya; kalian semua masih perlu mencatat dan merenungkannya, tetapi aku tidak!" Mereka menganggap firman Tuhan sebagai semacam teori atau pengetahuan; di dalam hatinya, mereka tidak merenungkan bagaimana caranya menjadi orang yang jujur, mereka tidak membandingkan diri mereka terhadap firman itu, mereka tidak memeriksa tindakan mereka untuk melihat mengapa mereka gagal menjadi orang yang jujur atau tindakan apa yang mereka ambil yang bertentangan dengan prinsip-prinsip menjadi orang jujur, dan mereka tidak pernah berpikir, "Ini adalah firman Tuhan, jadi ini adalah kebenaran. Orang harus bersikap jujur, jadi bagaimana orang harus bertindak agar dapat menjadi orang yang jujur? Bagaimana aku bisa bertindak dengan cara yang menyenangkan Tuhan? Perbuatan tidak jujur apa yang telah kulakukan? Perilaku apa yang bukan merupakan perilaku orang jujur?" Apakah mereka berpikir seperti ini? (Tidak.) Lalu apa yang mereka pikirkan? Mereka berpikir, "Jadi orang jujur itu seperti ini? Inikah kebenaran itu? Bukankah ini hanya sebuah teori, sebuah slogan? Miliki saja moral yang tinggi, tidak perlu menerapkannya." Mengapa mereka tidak menerapkannya? Mereka merasa, "Jika aku mengatakan kepada orang lain apa pun yang ada di dalam hatiku, bukankah aku akan menyingkapkan diriku sendiri? Jika aku menyingkapkan diriku sendiri dan orang lain mengetahui yang sebenarnya mengenaiku, akankah mereka tetap mengagumiku? Jika aku berbicara, apakah orang lain akan tetap mendengarkan? Maksud firman tuhan adalah bahwa orang yang jujur itu tidak dapat berbohong; tanpa berbohong, bukankah tidak ada lagi privasi di hati orang-orang? Bukankah itu akan membuat orang lain mengetahui yang sebenarnya mengenai mereka? Bukankah hidup dengan cara seperti itu bodoh?" Inilah sudut pandang mereka. Artinya, ketika mereka menerima sebuah teori yang mereka anggap benar, mereka mendapatkan ide-ide di dalam hati mereka. Apakah ide-ide tersebut? Mengapa Kukatakan mereka jahat? Mereka pertama-tama menganalisis efek yang dapat ditimbulkan oleh firman ini terhadap mereka, keuntungan dan kerugiannya bagi mereka. Setelah mereka menganalisis firman tersebut dan mendapati bahwa itu tidak menguntungkan mereka, mereka berpikir, "Aku tidak boleh melakukan penerapan seperti ini, aku tidak akan melakukannya, aku tidak sebodoh itu, aku tidak akan sebodoh dan sesederhana kalian semua! Kapan pun itu, aku harus selalu berpaut pada ide-ideku sendiri dan mempertahankan pandanganku sendiri. Engkau mungkin memiliki seribu rencana, tetapi aku memiliki satu aturan; aku tidak boleh menyingkapkan rencana licik di dalam hatiku—menjadi orang jujur adalah untuk orang bodoh!" Di satu sisi, mereka menyangkal bahwa firman Tuhan adalah kebenaran; di sisi lain, mereka mengingat beberapa frasa yang relatif penting untuk mengemas diri mereka, membuat orang-orang makin memandang mereka sebagai orang yang benar-benar percaya kepada Tuhan, orang yang rohani. Inilah yang mereka perhitungkan dalam hati mereka.

Dari reaksi antikristus terhadap kebenaran setelah mendengarnya, jelaslah bahwa mereka tidak tertarik pada kebenaran dan tidak mencintainya. Apa yang mereka cintai? Mereka mencintai pengetahuan teoretis yang benar, baru, dan agak lebih mulia yang dapat mengemas mereka dengan lebih sempurna, lebih terhormat, dengan lebih bermartabat, dan membuat orang makin memuja mereka. Bukankah ini jahat? (Ya.) Di mana kejahatannya? Aspek kebenaran apa pun yang antikristus sampaikan, mereka selalu dapat memunculkan serangkaian teori yang terdengar masuk akal atau kata-kata yang tepat untuk menyesatkan orang dan membuat orang-orang mengikuti mereka, yang sama jahatnya seperti Iblis. Kejahatan antikristus diwujudkan dalam rencana jahat, perencanaan yang matang, dan serangkaian rencana yang lengkap. Dengan dalih membaca firman Tuhan, mereka ingin menemukan landasan teoretis untuk melakukan kejahatan mereka; inilah kejahatan antikristus. Mereka mengutip firman Tuhan di luar konteks semata-mata untuk menyesatkan orang dan memamerkan diri mereka sendiri. Ketika mereka mendengarkan persekutuan dan khotbah serta mendengar sebuah frasa baru yang dapat mereka gunakan, mereka segera mencatatnya. Orang-orang bodoh melihat perilaku seperti itu dan berpikir, "Betapa lapar dan hausnya mereka akan kebenaran, mencatat setiap kali mereka mendengar khotbah, dan betapa banyak pemahaman rohani yang pasti mereka miliki, mencatat setiap poin penting!" Apakah cara mereka mencatat sama seperti cara orang lain? Tidak sama. Ada orang-orang yang mencatat karena mereka berpikir, "Ini adalah pernyataan yang bagus. Aku tidak memahaminya, jadi aku perlu mencatatnya dan menerapkannya nanti dalam penerapanku, sehingga aku memiliki jalan dan prinsip dalam penerapanku." Apakah antikristus berpikir seperti ini? Apa motivasi mereka? Mereka berpikir, "Hari ini aku mencatat satu poin kebenaran yang tidak pernah didengar oleh siapa pun di antara kalian semua, dan aku tidak akan memberi tahu siapa pun atau mempersekutukannya kepada orang lain. Aku telah memperolehnya, dan suatu hari aku akan membahasnya dengan kalian semua dan pamer untuk memberi tahu kalian semua bahwa aku benar-benar memahami kebenaran, dan semua orang akan menunjukkan persetujuan mereka." Engkau mungkin berpikir bahwa antikristus mencintai dan haus akan kebenaran karena mereka mencatat seperti ini dan catatan mereka cukup akurat, tetapi apa yang terjadi setelah mereka selesai mencatat? Mereka menutup buku catatan mereka, dan selesai. Ketika suatu hari mereka menjadi seorang pengkhotbah dan mereka tidak tahu apa yang harus dikhotbahkan, mereka dengan segera membolak-balik buku catatan mereka, menyusun isi khotbah mereka, membacanya, menghafalnya, dan menulis apa yang mereka hafalkan sampai semuanya jelas di benak mereka. Baru setelah itulah mereka merasa "yakin akan diri mereka sendiri", menganggap bahwa mereka akhirnya memiliki "kebenaran" dan dapat menyampaikan khotbah mereka yang hampa itu di mana pun mereka berada. Salah satu ciri dari apa yang dikatakan orang-orang ini adalah bahwa semuanya itu hanyalah doktrin, argumen, dan aturan-aturan kosong. Ketika engkau memiliki kesulitan tertentu atau menemukan masalah dan mencari solusi dari mereka, mereka tetap hanya akan memberimu banyak doktrin, berbicara dengan jelas dan logis. Jika engkau bertanya kepada mereka bagaimana cara menerapkannya, mereka tidak akan mampu menjawabnya. Jika mereka tidak mampu menjelaskannya, maka ada masalah serius, dan itu membuktikan bahwa mereka tidak memahami kebenaran. Orang yang tidak memahami kebenaran dan tidak mencintai kebenaran sering kali memperlakukan kebenaran hanya sebagai semacam pernyataan atau teori. Dan apa yang terjadi pada akhirnya? Setelah bertahun-tahun percaya kepada Tuhan, ketika sesuatu menimpa mereka, mereka tidak mampu memahami yang sebenarnya tentang hal itu, mereka tidak mampu tunduk, dan mereka tidak tahu bagaimana cara mencari kebenaran. Ketika seseorang menyampaikan persekutuannya kepada mereka, mereka memiliki "perkataan terkenal" yang mereka gunakan untuk menjawab: "Jangan katakan apa pun kepadaku, aku memahami segalanya. Dahulu ketika aku berkhotbah, kau bahkan belum belajar berjalan!" Inilah "perkataan terkenal" mereka. Mereka berkata bahwa mereka memahami segalanya, jadi mengapa mereka terjebak setiap kali masalah muncul? Sebagai seseorang yang memahami segalanya, mengapa engkau tidak dapat mengambil tindakan apa pun? Mengapa hal ini menghalangi dan membingungkanmu? Apakah engkau memahami kebenaran atau tidak? Jika engkau memahaminya, mengapa engkau tidak dapat menerimanya? Jika engkau memahaminya, mengapa engkau tidak mampu tunduk? Apa hal pertama yang harus orang lakukan setelah mereka memahami kebenaran? Mereka harus tunduk; tidak ada yang lain. Ada orang-orang yang berkata, "Aku memahami segalanya—jangan persekutukan apa pun kepadaku, aku tidak butuh bantuan dari orang lain." Tidak menjadi masalah jika mereka tidak membutuhkan bantuan orang lain, tetapi yang disayangkan adalah ketika mereka sedang lemah, doktrin-doktrin yang mereka pahami ini sama sekali tidak berguna. Mereka bahkan tidak ingin melaksanakan tugas mereka, dan keinginan jahat untuk melepaskan kepercayaan mereka juga muncul dalam diri mereka. Setelah bertahun-tahun mengkhotbahkan teori-teori teologis, mereka berhenti percaya begitu saja, dan mereka melepaskannya begitu saja. Apakah mereka memiliki sedikit saja tingkat pertumbuhan? (Tidak.) Tanpa tingkat pertumbuhan, tidak ada kehidupan. Jika engkau memiliki kehidupan, mengapa engkau tidak mampu mengatasi hal sekecil itu? Engkau sangat fasih, bukan? Jadi, yakinkanlah dirimu sendiri. Jika engkau bahkan tidak mampu meyakinkan dirimu sendiri, lalu apa sebenarnya yang kaupahami? Apakah kebenaran? Kebenaran mampu menyelesaikan kesulitan nyata orang, dan juga mampu membereskan watak rusak orang. Mengapa "kebenaran" yang kaupahami itu tidak dapat menyelesaikan bahkan kesulitanmu sendiri? Apa sebenarnya yang kaupahami? Itu hanyalah doktrin.

Mengenai perwujudan ketujuh antikristus—bahwa mereka jahat, berbahaya, dan licik—Aku baru saja membahas bagian ketiga dari perwujudan ini: mereka menghargai pengetahuan dan pengajaran. Antikristus menghargai pengetahuan dan pengajaran. Apa sajakah dalam hal ini yang dapat menggambarkan watak jahat mereka? Mengapa dikatakan bahwa penghargaan terhadap pengetahuan dan pengajaran berarti mereka memiliki esensi jahat? Di sini kita tentu saja harus berbicara tentang fakta-faktanya, karena jika kita hanya membahas kata-kata atau teori kosong, orang-orang mungkin akan memahami aspek ini secara sepihak dan tidak begitu menyeluruh. Pertama, mari kita mulai dengan sesuatu yang lebih jauh di masa lalu. Sementara Aku berbicara, bandingkan firman-Ku terhadap tindakan dan perilaku antikristus, serta bandingkan terhadap perwujudan dan esensi antikristus. Mari kita bahas terlebih dahulu tentang orang-orang Farisi dari dua ribu tahun yang lalu. Pada waktu itu, orang Farisi adalah orang-orang yang munafik. Ketika Tuhan yang berinkarnasi menampakkan diri-Nya dan bekerja untuk pertama kalinya, orang-orang Farisi bukan saja tidak menerima sedikit pun kebenaran, mereka bahkan dengan gigih mengutuk dan menentang Tuhan Yesus, sehingga mereka dikutuk oleh Tuhan. Ini dapat menegaskan bahwa orang-orang Farisi adalah representasi klasik dari antikristus. "Antikristus" telah menjadi sebutan lain bagi orang-orang Farisi, dan pada esensinya, orang-orang Farisi adalah tipe orang yang sama seperti antikristus. Oleh karena itu, memulai dengan orang-orang Farisi untuk menelaah natur jahat antikristus adalah jalan pintas. Jadi, apa yang dilakukan orang-orang Farisi yang memperlihatkan kepada orang-orang bahwa mereka memiliki natur jahat antikristus? Baru saja Kusebutkan bahwa antikristus menghargai pengetahuan dan pengajaran; pengetahuan dan pengajaran berhubungan erat dengan siapa? Pengetahuan dan pengajaran identik dengan siapa? Apakah pengetahuan dan pengajaran merujuk pada mahasiswa magister dan doktoral? Tidak, itu tentunya tidak merujuk pada mereka—itu merujuk pada orang-orang Farisi. Alasan mengapa orang-orang Farisi munafik, alasan mengapa mereka jahat, adalah karena mereka muak akan kebenaran tetapi mencintai pengetahuan, jadi mereka hanya mempelajari Kitab Suci dan mengejar pengetahuan Alkitab tetapi tidak pernah menerima kebenaran ataupun firman Tuhan. Mereka tidak berdoa kepada Tuhan ketika membaca firman-Nya, mereka juga tidak mencari atau mempersekutukan kebenaran. Sebaliknya, mereka mempelajari firman Tuhan, mempelajari apa yang telah Tuhan firmankan dan lakukan, dan dengan demikian mengubah firman Tuhan menjadi sebuah teori, sebuah doktrin untuk diajarkan kepada orang lain, dan ini disebut studi tentang pengajaran. Mengapa mereka melakukan studi tentang pengajaran? Apa yang sedang mereka pelajari? Di mata mereka, ini bukanlah firman Tuhan atau ungkapan Tuhan, dan terlebih lagi, ini bukanlah kebenaran. Sebaliknya, ini adalah sejenis pengajaran, atau bahkan bisa dikatakan bahwa ini adalah pengetahuan teologis. Dalam pandangan mereka, menyebarkan pengetahuan ini, pengajaran ini, artinya menyebarluaskan jalan Tuhan, menyebarluaskan Injil. Inilah yang mereka sebut berkhotbah, tetapi yang mereka khotbahkan hanyalah pengetahuan teologis.

Bagaimana orang Farisi mewujudkan bagian-bagian jahat dari dirinya? Pertama-tama, mari kita memulai pembahasan kita dengan bagaimana orang-orang Farisi memperlakukan Tuhan yang berinkarnasi, sehingga engkau semua dapat mengerti sedikit lebih banyak. Dalam membahas tentang Tuhan yang berinkarnasi, kita harus terlebih dahulu membicarakan keluarga dan latar belakang seperti apa ketika Tuhan yang berinkarnasi dilahirkan dua ribu tahun yang lalu. Pertama-tama, Tuhan Yesus sama sekali tidak dilahirkan dalam keluarga kaya. Garis keturunan-Nya tidak begitu terpandang. Ayah angkat-Nya, Yusuf, adalah seorang tukang kayu, dan ibu-Nya, Maria, adalah orang percaya biasa. Identitas dan status sosial orang tua-Nya merepresentasikan latar belakang keluarga tempat Tuhan Yesus dilahirkan, dan jelas bahwa Dia dilahirkan dalam keluarga biasa. Apa yang dimaksud dengan "biasa"? Itu berarti rakyat biasa, rumah tangga biasa di lapisan masyarakat terbawah, tidak ada hubungannya dengan keluarga bangsawan, sama sekali tidak ada kaitannya dengan status terkemuka, dan tentu saja bukan keturunan ningrat. Dilahirkan dalam sebuah keluarga biasa, dengan orang tua biasa, tidak memiliki status sosial yang terkemuka atau latar belakang keluarga yang terpandang, jelaslah bahwa latar belakang dan keluarga di mana Tuhan Yesus dilahirkan adalah biasa-biasa saja. Apakah Alkitab mencatat bahwa Tuhan Yesus menerima pendidikan khusus? Apakah Dia menerima pendidikan dari sebuah seminari? Apakah Dia dibina oleh seorang imam besar? Apakah Dia membaca banyak buku seperti Paulus? Apakah Dia memiliki hubungan dekat atau berinteraksi dengan elit sosial atau imam besar agama Yahudi? Tidak. Melihat status sosial keluarga di mana Tuhan Yesus dilahirkan, jelaslah bahwa Dia tidak akan berhubungan dengan para ahli Taurat dan orang Farisi agama Yahudi kelas atas. Pada dasarnya Dia hidup di lingkungan terbatas di antara orang-orang Yahudi biasa. Terkadang, Dia pergi ke sinagoga, dan orang-orang yang Dia jumpai semuanya adalah rakyat biasa. Hal ini menunjukkan apa? Bahwa pada saat Tuhan Yesus bertumbuh dewasa, sebelum Dia secara resmi melakukan pekerjaan-Nya, latar belakang di mana Dia dibesarkan tetap tidak berubah. Setelah berusia dua belas tahun, keluarga-Nya tidak mulai menjadi makmur dan Dia tidak menjadi kaya, apalagi memiliki kesempatan untuk berinteraksi dengan kalangan sosial atau kalangan keagamaan kelas atas, dan Dia juga tidak mendapatkan kesempatan untuk mengenyam pendidikan tinggi selama masa pertumbuhan-Nya. Pesan apakah yang diberikan hal ini kepada generasi-generasi berikutnya? Orang biasa dan normal ini, yang adalah Tuhan yang berinkarnasi, tidak memiliki kesempatan maupun kondisi untuk menerima pendidikan tinggi. Dia sama seperti orang-orang biasa, Dia hidup di tengah lingkungan sosial yang umum, di sebuah keluarga biasa, dan tidak ada yang istimewa tentang diri-Nya. Justru karena hal ini, setelah mendengar tentang khotbah dan tindakan-tindakan Tuhan Yesus, para ahli Taurat dan orang-orang Farisi itu berani berdiri dan secara terang-terangan menghakimi, menghujat, dan mengutuk-Nya. Atas dasar apakah mereka mengutuk? Tidak diragukan lagi, itu didasarkan pada hukum Taurat dan peraturan dalam Perjanjian Lama. Pertama, Tuhan Yesus mengajar murid-murid-Nya untuk tidak merayakan hari Sabat—Dia tetap bekerja pada hari Sabat. Selain itu, Dia tidak menaati hukum Taurat dan peraturan serta tidak pergi ke bait suci, dan ketika Dia bertemu dengan orang-orang berdosa, ada yang bertanya kepada-Nya bagaimana cara menangani orang-orang tersebut, tetapi Dia tidak menangani mereka berdasarkan hukum Taurat, sebaliknya Dia menunjukkan belas kasihan kepada mereka. Tak satu pun dari aspek-aspek tindakan Tuhan Yesus ini yang sesuai dengan gagasan keagamaan orang Farisi. Karena mereka tidak mencintai kebenaran dan dengan demikian membenci Tuhan Yesus, mereka menggunakan dalih Tuhan Yesus melanggar hukum Taurat untuk dengan gigih mengutuk-Nya, dan memutuskan bahwa Dia harus dihukum mati. Seandainya Tuhan Yesus dilahirkan di tengah keluarga terkemuka dan terpandang, seandainya Dia berpendidikan tinggi, dan seandainya Dia memiliki hubungan dekat dengan para ahli Taurat dan orang Farisi ini, maka hal-hal pada waktu itu tidak akan terjadi pada-Nya seperti yang terjadi kemudian—semuanya mungkin telah berubah. Justru karena diri-Nya yang biasa-biasa saja, karena kenormalan diri-Nya, dan latar belakang kelahiran-Nya, Dia dikutuk oleh orang-orang Farisi. Apa dasar mereka untuk mengutuk Tuhan Yesus? Peraturan dan hukum Taurat itulah yang mereka pegang teguh, yang mereka yakini tidak akan pernah berubah untuk selamanya. Orang-orang Farisi berpaut pada teori teologis yang mereka pahami sebagai pengetahuan dan sebagai alat untuk menilai dan mengutuk orang, bahkan menggunakannya terhadap Tuhan Yesus. Dengan cara inilah Tuhan Yesus dikutuk. Cara mereka menilai atau memperlakukan seseorang tidak pernah bergantung pada esensi orang tersebut, juga tidak pernah tergantung pada apakah yang orang itu khotbahkan adalah kebenaran atau bukan, dan terlebih lagi, tidak pernah bergantung pada sumber perkataan yang orang tersebut ucapkan. Cara orang-orang Farisi menilai atau mengutuk seseorang hanya bergantung pada peraturan, kata-kata, dan doktrin yang mereka pahami di dalam Alkitab Perjanjian Lama. Meskipun di dalam hatinya, orang-orang Farisi tahu di bahwa apa yang Tuhan Yesus katakan dan lakukan bukanlah dosa ataupun pelanggaran terhadap hukum Taurat, mereka tetap mengutuk-Nya, karena kebenaran yang Dia ungkapkan dan tanda-tanda serta keajaiban yang Dia adakan membuat banyak orang mengikuti dan memuji-Nya. Orang-orang Farisi makin membenci-Nya, dan bahkan ingin menyingkirkan-Nya. Mereka tidak mengakui bahwa Tuhan Yesus adalah Mesias yang akan datang, mereka juga tidak mengakui bahwa perkataan-Nya mengandung kebenaran, dan terlebih lagi, mereka tidak mengakui bahwa pekerjaan-Nya sesuai dengan kebenaran. Mereka menghakimi Tuhan Yesus dengan menuduh-Nya berbicara lancang dan mengusir setan-setan dengan kuasa Beelzebul, si penghulu setan. Fakta bahwa mereka sampai bisa menuduhkan dosa-dosa ini kepada Tuhan Yesus memperlihatkan betapa besarnya kebencian mereka terhadap-Nya. Oleh karena itu, mereka dengan gigih berusaha untuk menyangkal bahwa Tuhan Yesus diutus oleh Tuhan, dan bahwa Dia adalah Anak Tuhan, dan bahwa Dia adalah Mesias. Yang bermaksud mereka katakan adalah, "Apakah tuhan akan melakukan segala sesuatunya dengan cara seperti ini? Seandainya tuhan berinkarnasi, dia pasti telah dilahirkan dalam keluarga terkemuka. Dan dia pasti harus menerima pengawasan dari para ahli Taurat dan dari orang Farisi. Dia pasti harus mempelajari Kitab Suci secara sistematis, memiliki pemahaman tentang pengetahuan Kitab Suci, dan diperlengkapi dengan semua pengetahuan dalam Kitab Suci sebelum dapat menyandang sebutan 'tuhan yang berinkarnasi'." Namun, Tuhan Yesus tidak diperlengkapi dengan pengetahuan ini, jadi mereka mengutuk-Nya dengan berkata, "Pertama, kau tidak memenuhi syarat, jadi kau tidak bisa menjadi tuhan; kedua, tanpa pengetahuan Kitab Suci ini, kau tidak dapat melakukan pekerjaan tuhan, apalagi menjadi tuhan; ketiga, kau tidak boleh bekerja di luar Bait Suci, kau tidak sedang bekerja di Bait Suci sekarang, tetapi selalu berada di antara orang-orang berdosa, jadi pekerjaan yang kaulakukan berada di luar lingkup Kitab Suci, yang berarti makin tidak mungkin bahwa engkau adalah Tuhan." Dari manakah dasar kutukan mereka berasal? Dari Kitab Suci, dari pikiran manusia, dan dari pendidikan teologi yang telah mereka terima. Karena orang-orang Farisi dipenuhi dengan gagasan, imajinasi, dan pengetahuan, mereka yakin bahwa pengetahuan ini benar, merupakan kebenaran, dasar yang sah, dan bahwa Tuhan tidak dapat menentang hal-hal ini. Apakah mereka mencari kebenaran? Tidak. Apa yang mereka cari? Tuhan yang supernatural yang menampakkan diri dalam wujud tubuh roh. Oleh karena itu, mereka menentukan parameter untuk pekerjaan Tuhan, menyangkal pekerjaan-Nya, dan menghakimi apakah Tuhan itu benar atau salah berdasarkan gagasan, imajinasi, dan pengetahuan manusia. Dan apa hasil akhirnya? Mereka tidak hanya mengutuk pekerjaan Tuhan, mereka juga menyalibkan Tuhan yang berinkarnasi. Inilah akibat dari mereka menggunakan gagasan, imajinasi, dan pengetahuan mereka untuk menilai Tuhan, dan seperti inilah jahatnya mereka.

Dilihat dari penghargaan orang-orang Farisi terhadap pengetahuan dan pengajaran, di manakah letak kejahatan mereka? Bagaimana itu diwujudkan? Bagaimana kita dapat menyelidiki dan menelaah natur jahat dari orang-orang semacam itu? Penghormatan orang-orang Farisi terhadap pengetahuan dan pengajaran sudah tidak asing lagi, dan tidak perlu membahasnya secara terperinci. Jadi, apa sebenarnya natur jahat yang disingkapkan di sini? Bagaimana kita dapat menelaah dan mengetahui yang sebenarnya mengenai natur jahat dari orang-orang semacam itu? Silakan merespons. (Mereka menggunakan pengetahuan teoretis untuk menentang esensi Tuhan; inilah salah satu perwujudan kejahatan mereka.) Penentangan adalah suatu tindakan, jadi mengapa mereka menentang? Penentangan mengandung sedikit watak yang kejam, tetapi engkau masih belum menyinggung tentang kejahatan. Mengapa mereka menentang? Apakah itu adalah masalah mereka menyukai atau tidak menyukai Tuhan? Mereka tidak menyukai Tuhan yang semacam ini, yakin bahwa, "Tuhan seharusnya berada di surga, di tingkat yang ketiga dari surga, dikagumi semua orang, tidak terjangkau oleh manusia, tidak dapat dipahami oleh mereka, sosok yang harus dihormati oleh seluruh umat manusia, semua makhluk ciptaan, dan bahkan semua makhluk hidup di alam semesta—seperti itulah tuhan itu! Sekarang tuhan telah datang, tetapi kau dilahirkan di rumah seorang tukang kayu, orang tuamu hanyalah orang biasa, dan kau bahkan lahir di sebuah kandang. Latar belakang kelahiranmu bukan saja biasa, tetapi lebih rendah daripada orang biasa. Bagaimana orang dapat menerima hal ini? Jika tuhan benar-benar datang, dia tidak boleh datang dengan cara seperti ini!" Bukankah ini cara orang membatasi Tuhan? Semua orang membatasi Tuhan dengan cara ini. Sebenarnya, di lubuk hatinya, mereka juga secara samar-samar merasa bahwa Tuhan Yesus bukanlah orang biasa, bahwa apa yang Tuhan Yesus katakan itu benar, dan bahwa beberapa dosa yang orang tuduhkan kepada-Nya sebenarnya tidak sesuai dengan fakta. Tuhan Yesus mampu menyembuhkan orang sakit dan mengusir setan, dan mereka tidak dapat menemukan kesalahan atau mendapati kekeliruan apa pun dalam perkataan dan khotbah yang Dia ucapkan dan sampaikan, tetapi mereka tetap tidak dapat menerimanya, dan di dalam hatinya, mereka tetap merasa ragu: "Seperti inikah tuhan itu? Tuhan begitu agung di surga, jadi jika dia menjadi daging dan datang ke bumi, dia seharusnya jauh lebih agung, dikagumi oleh semua orang, berjalan di antara keluarga bangsawan, berbicara dengan fasih, dan tidak pernah memperlihatkan sedikit pun kekurangan atau kelemahan manusia. Selain itu, dia seharusnya terlebih dahulu menggunakan pengetahuannya, pengajarannya, dan keterampilannya untuk menaklukkan para imam di bait suci. Dia seharusnya memenangkan hati orang-orang ini terlebih dahulu; maksud tuhan tentunya seperti itu." Mengenai apa yang Tuhan Yesus lakukan, mereka tidak memercayainya, mereka juga tidak mau menerima atau mengakui fakta ini. Tidak mau mengakui fakta ini bukanlah masalah besar; di lubuk hatinya, mereka memiliki sesuatu yang bahkan lebih mematikan: jika orang semacam ini adalah tuhan, maka semua imam bisa menjadi tuhan, mereka semua lebih seperti tuhan dibandingkan Tuhan itu sendiri, dan mereka semua lebih memenuhi syarat untuk menjadi kristus dibandingkan Tuhan Yesus. Bukankah ini masalah? (Ya.) Sembari mengutuk Tuhan Yesus, mereka juga menentang dan mencemooh setiap aspek dari latar belakang yang ada kaitannya dengan daging yang dipilih Tuhan untuk inkarnasi-Nya kali ini. Kita belum membahas di mana letak kejahatan orang-orang Farisi. Mari kita lanjutkan persekutuan kita.

Tuhan menjadi daging sebagai manusia biasa, itu artinya Tuhan merendahkan diri-Nya dari citra, identitas, dan kedudukan yang tinggi di atas segala sesuatu untuk menjadi manusia yang sepenuhnya biasa. Ketika Dia menjadi manusia biasa, Dia tidak memilih untuk dilahirkan di tengah keluarga yang terpandang dan kaya; latar belakang kelahiran-Nya sangat biasa, bahkan kumuh. Jika kita memandang hal ini dari sudut pandang orang biasa, orang yang memiliki hati nurani, rasionalitas, dan kemanusiaan, semua yang Tuhan lakukan layak untuk dihormati dan dikasihi oleh manusia. Bagaimana seharusnya manusia memperlakukannya? (Dengan sikap yang penuh hormat.) Orang biasa dan normal yang mengikuti Tuhan seharusnya memuji keindahan Tuhan karena fakta bahwa Tuhan merendahkan diri-Nya dari status yang tinggi menjadi manusia yang sangat biasa—kerendahhatian dan ketersembunyian Tuhan terlalu indah! Ini adalah sesuatu yang tidak dapat dicapai manusia yang rusak ataupun oleh setan dan Iblis. Apakah ini adalah hal yang positif atau negatif? (Hal yang positif.) Apa sebenarnya yang digambarkan oleh hal positif ini, fenomena ini, dan fakta ini? Kerendahhatian dan ketersembunyian Tuhan, keindahan dan kasih Tuhan. Fakta lainnya adalah bahwa Tuhan mengasihi manusia; kasih Tuhan itu sejati, itu tidak palsu. Kasih Tuhan bukanlah omong kosong, bukan slogan, bukan ilusi, tetapi nyata dan faktual. Tuhan itu sendiri menjadi daging dan menanggung kesalahpahaman umat manusia, serta ejekan, fitnah, dan hujatan mereka. Dia merendahkan diri-Nya sendiri dan menjadi orang biasa, penampilan-Nya tidak tinggi, tidak memiliki bakat khusus dan tentunya tidak memiliki pengetahuan atau pengajaran yang mendalam. Untuk tujuan apa? Untuk mendekati orang-orang yang telah Dia pilih dan yang ingin Dia selamatkan dengan menggunakan identitas dan penampilan manusia yang paling mudah diakses oleh mereka. Bukankah semua yang Tuhan lakukan ini merupakan harga yang telah Dia bayar? (Ya.) Mampukah orang lain melakukan ini? Tak seorang pun mampu. Sebagai contoh, ada beberapa wanita yang sangat menyukai kecantikan selalu merias wajah mereka dan tidak keluar rumah tanpa riasan di wajah mereka. Jika engkau meminta wanita semacam itu untuk keluar rumah dengan wajah tanpa riasan atau tampil di panggung tanpa riasan wajah, dapatkah mereka melakukannya? Tidak. Dalam hal ini, mereka bahkan belum dipermalukan; sekadar keluar rumah tanpa riasan wajah saja tidak mungkin bagi mereka, mereka bahkan tidak dapat melepaskan sedikit pun hal yang sia-sia itu, sedikit pun dari keuntungan jasmani mereka. Lalu bagaimana dengan Tuhan? Ketika Tuhan merendahkan diri-Nya untuk dilahirkan di tengah masyarakat terendah sebagai orang yang paling biasa, apa yang Dia lepaskan? Dia melepaskan martabat-Nya. Mengapa Tuhan sanggup melepaskan martabat-Nya? (Agar dapat mengasihi dan menyelamatkan manusia.) Agar dapat mengasihi manusia dan menyelamatkan mereka. Ini memperlihatkan watak Tuhan. Jadi, mengapa melakukan hal ini membuat-Nya kehilangan martabat? Bagaimana seharusnya memandang hal ini? Ada orang-orang yang berkata, "Martabat apa yang hilang dari Tuhan? Bukankah Engkau masih memiliki identitas Tuhan bahkan setelah menjadi daging? Bukankah Engkau masih memiliki orang-orang yang mengikuti dan mendengarkan khotbah-Mu? Bukankah Engkau masih melakukan pekerjaan Tuhan itu sendiri—martabat apa yang hilang dari-Mu?" "Hilangnya martabat" ini mencakup beberapa aspek. Di satu sisi, motivasi Tuhan untuk melakukan semua ini adalah demi manusia, tetapi dapatkah manusia memahaminya? Bahkan orang-orang yang mengikuti-Nya tidak dapat memahaminya. Apa yang terkandung dalam ketidakpahaman ini? Ada kesalahpahaman, salah tafsir, dan pandangan aneh atau pandangan menghina dari orang-orang tertentu. Tuhan berada di alam roh, di tengah segala sesuatu, dan seluruh umat manusia berada di bawah kaki Tuhan, tetapi kini setelah Tuhan menjadi daging, itu sama dengan Dia hidup di lingkungan yang sama dengan manusia dan menjadi setara dengan manusia. Dia harus menghadapi ejekan, fitnah, kesalahpahaman, dan sindiran manusia, serta gagasan, permusuhan, dan penghakiman mereka—inilah yang harus Dia hadapi. Ketika Dia menghadapi hal-hal ini, apakah menurutmu Dia masih memiliki sedikit saja martabat? Berdasarkan identitas Tuhan, Dia seharusnya tidak menderita hal-hal ini, orang-orang seharusnya tidak memperlakukan Tuhan seperti ini, dan Dia seharusnya tidak menanggung hal-hal ini; ini bukanlah hal-hal yang seharusnya Tuhan tanggung, tetapi ketika Tuhan menjadi daging, Dia harus menerima semua ini, Dia harus menanggung semua ini, dan tidak ada yang terlewatkan. Manusia yang rusak dapat mengatakan banyak hal yang terdengar menyenangkan kepada Tuhan yang di surga, tetapi mereka tidak menghormati Tuhan yang berinkarnasi. Mereka berpikir, "Tuhan menjadi daging? Kau begitu biasa dan normal, tanpa apa pun yang luar biasa; tampaknya kau tidak dapat melakukan apa pun untukku!" Mereka berani mengatakan apa pun! Jika berkaitan dengan keuntungan mereka sendiri ataupun reputasi mereka, mereka berani mengucapkan penghakiman atau kutukan apa pun. Oleh karena itu, ketika Tuhan menjadi daging, meskipun Dia memiliki status ini dan menikmati identitas ini ketika Dia berinteraksi dengan manusia dan hidup bersama dengan manusia yang rusak, pada saat yang sama, Dia sebenarnya harus menanggung segala macam penghinaan yang ditimpakan kepada-Nya oleh identitas-Nya. Dia kehilangan semua martabat-Nya—inilah hal pertama yang harus Tuhan tanggung, menghadapi semua kebingungan, kesalahpahaman, keraguan, ujian, pemberontakan, penghakiman, tipu daya, dll., yang dilakukan oleh manusia yang rusak terhadap-Nya. Dia harus menanggung semua ini—itulah martabat-Nya yang hilang. Apa lagi? Pada esensinya, tidak ada perbedaan antara inkarnasi dan Roh. Benarkah ini? (Ya.) Pada esensinya, tidak ada perbedaan, tetapi ada satu aspek: daging tidak akan pernah dapat menggantikan Roh. Artinya, daging terbatas dalam banyak fungsi-Nya. Sebagai contoh, Roh dapat bergerak menembus ruang, tidak dipengaruhi oleh waktu, iklim, atau berbagai lingkungan, dan bisa berada di mana-mana, sedangkan daging tunduk pada keterbatasan ini. Kehilangan apa yang dialami oleh martabat Tuhan? Apa kesulitan dalam hal ini? Tuhan itu sendiri memiliki kemampuan ini, tetapi karena Dia dibatasi oleh daging, selama periode pekerjaan-Nya, Dia harus melakukan pekerjaan daging dengan sungguh-sungguh, dengan tenang, dan taat sampai pekerjaan itu selesai. Selama pada masa Tuhan bekerja dalam daging, apa yang dapat orang lihat tentang Tuhan, dan apa yang dapat mereka pahami tentang-Nya dalam gagasan mereka, adalah daging yang dapat dilihat oleh mata mereka. Jadi, dalam imajinasi dan gagasan mereka, bukankah kebesaran, kemahakuasaan, hikmat, dan bahkan otoritas Tuhan tunduk pada batasan tertentu? (Ya.) Hal-hal ini, hingga taraf yang luas, tunduk pada batasan-batasan tertentu. Apa yang menyebabkan batasan-batasan ini? (Karena berinkarnasi.) Batasan-batasan ini disebabkan karena Dia berinkarnasi. Dapat dikatakan bahwa inkarnasi menyebabkan semacam masalah bagi Tuhan itu sendiri. Tentu saja, kata "masalah" agak kurang tepat untuk digunakan di sini, tetapi adalah tepat untuk mengatakannya seperti ini—hanya inilah cara yang tepat untuk mengatakannya. Apakah masalah ini memiliki dampak tertentu pada pemahaman manusia tentang Tuhan, pada hubungan sejati dan interaksi manusia dengan Tuhan agar dapat mengasihi dan tunduk kepada Tuhan? (Ya.) Memang ada dampak tertentu. Selama seseorang telah melihat daging Tuhan, selama mereka telah berurusan dengan daging Tuhan, selama mereka telah mendengar daging Tuhan berbicara, mungkin saja di sepanjang hidup mereka, gambar Tuhan, hikmat Tuhan, esensi Tuhan, dan watak Tuhan akan selamanya tetap merupakan apa yang mereka kenali, lihat, dan pahami dalam daging ini. Ini tidak adil bagi Tuhan. Bukankah demikian? (Ya.) Ini tidak adil bagi Tuhan. Lalu, mengapa Tuhan tetap melakukannya? Karena hanya dengan cara Tuhan menjadi daging, barulah hasil terbaik pemurnian dan penyelamatan Tuhan terhadap manusia dapat dicapai—Tuhan memilih jalan ini. Tuhan menjadi daging dan hidup dengan berhadapan muka di antara manusia, memungkinkan manusia untuk mendengar firman-Nya, melihat setiap gerakan-Nya, dan melihat watak-Nya, bahkan kepribadian-Nya, juga sukacita dan kesedihan-Nya. Meskipun watak ini, sukacita dan kesedihan ini dapat memunculkan gagasan ketika manusia melihatnya, memengaruhi pemahaman manusia tentang esensi Tuhan, dan membatasi pemahaman manusia, Tuhan lebih suka disalahpahami oleh manusia dan tetap memilih metode ini untuk mencapai hasil terbaik dalam menyelamatkan manusia. Oleh karena itu, dari sudut pandang pemahaman manusia tentang wajah asli Tuhan, dan identitas, status, serta esensi Tuhan yang sebenarnya, Dia telah mengorbankan martabat-Nya. Dapatkah dikatakan seperti itu? Itu adalah dari sudut pandang ini. Renungkanlah dengan saksama: dalam berbagai aspek dari apa yang telah Tuhan bayar dan lakukan, berdasarkan pemahaman manusia, adakah satu pun darinya yang setara dengan teori dan slogan dari orang-orang Farisi dan antikristus itu? Tidak ada. Sebagai contoh, ketika orang-orang Farisi berkata, "Tuhan itu mulia," bagaimana mereka memahami kemuliaan ini? Bagaimana seharusnya kemuliaan Tuhan diwujudkan di mata mereka? Bahwa Dia itu agung. Bukankah "Tuhan itu mulia, tuhan sangat mulia" adalah sebuah doktrin? (Ya.) Apa yang mereka yakini sebagai kemuliaan Tuhan? Bahwa jika Tuhan datang ke dunia, Dia pasti akan memiliki kedudukan terkemuka, pengetahuan dan bakat terbaik, kemampuan terbaik, kefasihan berbicara yang terbaik, dan penampilan terbaik yang unggul. Kemuliaan seperti apakah yang mereka yakini? Kemuliaan yang dapat orang lihat. Bukankah kemuliaan seperti ini adalah sesuatu yang Iblis lakukan? (Ya.) Tuhan tidak melakukan itu! Lihatlah orang-orang seperti apa yang dipilih Tuhan untuk menjadi umat pilihan Tuhan ini, dan lihatlah orang-orang seperti apa yang merupakan elit terkemuka di dunia Iblis. Dengan membandingkan mereka dengan cara seperti ini, engkau akan tahu orang seperti apa yang Tuhan selamatkan dan orang seperti apa yang tidak dapat diselamatkan. Mereka yang sangat congkak, merasa diri benar, berkarunia, dan berbakat adalah orang-orang yang paling kecil kemungkinannya untuk menerima kebenaran. Ucapan mereka penuh dengan pengetahuan, sangat fasih, dan membuat orang-orang menyembah dan mengagumi mereka, tetapi kelemahan mereka adalah mereka tidak menerima kebenaran, dan mereka muak akan kebenaran serta membencinya, yang memastikan bahwa mereka akan menempuh jalan kehancuran. Selain itu juga, tak seorang pun dari antara umat pilihan Tuhan memiliki karunia atau bakat khusus, tetapi mereka mampu menerima kebenaran, tunduk kepada Tuhan, melepaskan ketenaran, keuntungan, dan status mereka untuk mengikuti Tuhan, serta bersedia melaksanakan tugas mereka. Inilah jenis orang yang diselamatkan oleh Tuhan. Siapa yang dipuja oleh orang-orang tidak percaya? Mereka semua memuja kaum intelektual tingkat tinggi dan orang-orang yang memiliki status keluarga yang terkemuka. Mengenai karunia, spesialisasi, dan status keluarga, kita tidak memiliki satu pun dari hal-hal ini—kita sama. Apa pendapat engkau semua tentang hal ini? Tuhan tidak melakukan hal-hal seperti itu—apakah sesederhana itu? Mengapa Tuhan tidak mengaturnya seperti ini? Ada maksud Tuhan dalam hal ini. Terlalu mudah bagi Tuhan untuk mengatur dalam keluarga mana seseorang dilahirkan, dan pengetahuan apa yang dapat mereka pelajari. Dapatkah Tuhan bertindak dengan cara seperti ini? (Ya.) Dia memang dapat! Lalu, mengapa Tuhan tidak mengatur agar kita dilahirkan dalam keluarga kaya dan terkemuka? Inilah keindahan Tuhan, inilah perwujudan esensi Tuhan, dan hanya mereka yang memahami kebenaran yang dapat mengetahui yang sebenarnya mengenai hal ini. Setelah Tuhan menjadi daging, sebesar apa pun gagasan manusia, sebesar apa pun kesulitan yang Tuhan hadapi dalam pekerjaan-Nya, sebesar apa pun rintangan yang Dia hadapi, sebanyak apa pun ejekan dan fitnah yang Dia terima, dan sebanyak apa pun Dia kehilangan martabat setelah Dia menjadi daging dengan cara seperti ini, apakah Dia peduli? Dia tidak peduli. Jadi, apa yang Dia pedulikan? Jika engkau semua dapat memahami poin ini, maka engkau akan benar-benar menyadari bahwa Tuhan itu indah. Apa yang Tuhan pedulikan? Apa maksud Tuhan yang sungguh-sungguh untuk membayar harga dan mengerahkan upaya yang begitu besar ini? Untuk apa sebenarnya Dia melakukannya? (Agar sekelompok orang yang Tuhan pilih ini mampu memahami Tuhan dengan lebih baik, agar mereka memiliki hubungan yang lebih baik dengan Tuhan melalui daging inkarnasi-Nya, dan kemudian memiliki pemahaman yang benar tentang Tuhan.) Memiliki pemahaman tentang Tuhan—jadi apakah ini tetap hal yang sangat bermanfaat bagi Tuhan? Apakah Tuhan membayar begitu banyak untuk satu tujuan ini? Ya atau tidak? Apakah Tuhan bekerja dengan sangat keras selama 6.000 tahun hanya untuk membuat manusia memahami Tuhan? Katakan kepada-Ku, setelah Tuhan menciptakan manusia, setelah umat manusia menjauhkan diri mereka dari Tuhan dan mengikuti Iblis, dan semua manusia mulai menjalani hidup mereka seperti setan yang hidup, siapa yang paling bahagia? (Iblis.) Siapakah korbannya? (Manusia.) Lalu siapakah yang paling sedih? (Tuhan.) Apakah engkau semua adalah yang paling sedih? (Tidak.) Sebenarnya, tak seorang pun mampu mengetahui yang sebenarnya mengenai hal-hal ini. Tak seorang pun mengetahui hal-hal ini: mereka menerima apa pun yang mereka jalani. Ketika engkau meminta mereka untuk menerapkan kebenaran, mereka merasa ini tidak ada gunanya. Mereka terus-menerus hidup berdasarkan gagasan dan imajinasi mereka, serta selalu memberontak terhadap Tuhan. Yang paling sedih dan paling hancur hati sebenarnya adalah Tuhan. Tuhan menciptakan umat manusia; menurutmu, apakah Tuhan peduli dengan keadaan dan kelangsungan hidup manusia, dan apakah Dia peduli apakah hidup mereka baik atau tidak? (Dia peduli.) Tuhan adalah yang paling peduli, dan mungkin orang-orang yang terlibat tidak merasakannya, dan mereka sendiri tidak benar-benar memahaminya. Hidup di dunia ini, umat manusia masih seperti ini seratus tahun yang lalu, dan sekarang pun masih seperti ini, bertambah banyak dari generasi ke generasi, dan menjalani hidup seperti ini dari generasi ke generasi, ada orang-orang yang hidup berkecukupan, ada yang hidup dalam kemiskinan. Kehidupan penuh dengan pasang surut. Generasi demi generasi orang datang, mengenakan pakaian yang berbeda, memakan makanan yang sama, tetapi struktur dan sistem sosial hanya berubah sedikit demi sedikit; orang-orang tanpa sadar tiba ke masa sekarang—apakah mereka menyadarinya? Mereka tidak menyadarinya. Jadi, siapakah yang paling menyadarinya? (Tuhan.) Tuhan-lah yang paling peduli tentang hal ini. Salah satu hal yang tidak Tuhan lupakan adalah bagaimana manusia yang telah Dia ciptakan hidup, bagaimana keadaan kehidupan manusia saat ini, apakah mereka hidup dengan baik atau tidak, apa yang manusia makan dan kenakan, seperti apa masa depan mereka, dan apa yang manusia pikirkan setiap hari dalam hati mereka. Jika yang orang pikirkan setiap hari hanyalah kejahatan, hanya berpikir tentang bagaimana mengubah dan melawan hukum alam, bagaimana melawan Surga, bagaimana mengikuti tren-tren jahat di dunia, apakah Tuhan merasa senang melihat hal ini? (Tidak.) Jadi, Tuhan tidak merasa senang dan apakah hanya itu? Bukankah Dia harus melakukan sesuatu tentang hal itu? (Ya.) Dia harus menemukan cara untuk membuat orang-orang ini hidup dengan baik, membuat mereka memahami prinsip tentang cara berperilaku, membuat mereka tahu cara untuk menyembah Tuhan, tunduk pada semua hukum alam, tunduk pada pengaturan dan penataan Tuhan, sehingga orang-orang dapat hidup dalam keserupaan dengan manusia, dan Tuhan akan merasa lega. Sekalipun Tuhan meninggalkan orang-orang ini, mereka dapat tetap hidup dilingkungan seperti itu secara normal, tanpa menderita apa pun dari Iblis—inilah maksud Tuhan. Ketika Iblis melihat bahwa orang-orang mampu tunduk kepada Tuhan dan hidup dalam keserupaan dengan manusia, dia benar-benar dipermalukan dan gagal, sehingga dia meninggalkan orang-orang ini sepenuhnya dan tidak pernah lagi memperhatikan mereka. Jadi, siapakah yang Iblis pedulikan? Iblis hanya memedulikan mereka yang percaya kepada Tuhan tetapi tidak mengejar kebenaran, mereka yang tidak membaca firman Tuhan dan tidak berdoa kepada Tuhan, mereka yang melaksanakan tugas mereka dengan setengah hati, dan mereka yang selalu ingin mencari jodoh, menikah, serta memulai keluarga dan karier. Iblis ingin menggoda orang-orang ini, menyesatkan mereka agar menjauhkan diri dari Tuhan, tidak melaksanakan tugas mereka, dan mengkhianati Tuhan, sampai mereka disingkirkan oleh-Nya—baru setelah inilah Iblis akan sangat senang. Makin engkau tidak mengejar kebenaran, makin dia menjadi senang, makin engkau mengejar ketenaran, keuntungan, dan status, makin engkau bersikap asal-asalan dalam melaksanakan tugasmu, makin dia menjadi senang. Jika engkau menjauhkan dirimu dari Tuhan dan mengkhianati-Nya, Iblis akan menjadi jauh lebih senang—bukankah seperti inilah mentalitas Iblis? Bukankah mentalitas antikristus seperti ini? Mereka yang sejenis dengan Iblis semuanya memiliki mentalitas ini. Mereka ingin menggoda siapa pun yang mereka lihat tidak dengan sungguh-sungguh percaya kepada Tuhan, siapa pun yang berfokus mempelajari pengetahuan dan mengejar ketenaran, keuntungan, dan status, serta siapa pun yang tidak melaksanakan tugas mereka dengan semestinya. Ketika mereka bertemu dengan orang-orang seperti ini, mereka memiliki bahasa yang sama, ada banyak hal yang dapat mereka bicarakan ketika berkumpul bersama, dan mereka mengatakan pendapat mereka dengan bebas, tanpa keraguan. Bagaimana perasaan Tuhan ketika Dia melihat orang-orang ini tidak mengejar kebenaran? Dia merasa cemas! Jadi, apa penyebab Tuhan membayar semua harga ini? Itu karena perhatian, kepedulian, dan kekhawatiran-Nya terhadap umat manusia. Tuhan memiliki perhatian, kepedulian, dan kekhawatiran tentang orang-orang ini di dalam hati-Nya, dan karena Tuhan memiliki sikap seperti itu terhadap orang-orang, maka pekerjaan-Nya itu dilakukan selangkah demi selangkah. Entah di mata manusia, Tuhan dianggap rendah hati dan tersembunyi atau tidak, Dia sungguh-sungguh mengasihi manusia, entah di mata manusia, Dia dianggap setia dan agung atau tidak, Tuhan menganggap semua pengorbanan ini sepadan dan dapat diberi penghargaan. Apakah yang dimaksud dengan penghargaan ini? Artinya bahwa hal-hal yang Dia khawatirkan di dalam hati-Nya tidak akan terjadi lagi, dan orang-orang yang Dia khawatirkan di dalam hati-Nya dapat hidup berdasarkan maksud-maksud-Nya, berdasarkan jalan dan arahan yang telah Dia ajarkan dan tuntun, dan orang-orang ini tidak akan lagi dirusak oleh Iblis. Mereka tidak akan lagi hidup dalam penderitaan, dan kekhawatiran Tuhan akan lenyap dan Tuhan akan merasa lega. Jadi, mengenai semua yang telah Tuhan lakukan, apa pun motivasi utama-Nya, seberapapun besar atau kecilnya rencana-Nya, bukankah semua ini adalah sesuatu yang positif? (Ya.) Semua ini adalah hal-hal yang positif. Entah cara Tuhan bekerja mencolok bagi manusia atau tidak, entah itu layak disebutkan atau tidak, seperti apa pun manusia menghakimi cara Tuhan bekerja untuk menghakimi dan menyelamatkan manusia, dilihat dari semua hal yang telah Tuhan lakukan dan semua harga yang mampu Dia bayar, bukankah Tuhan layak dipuji? (Ya, Dia layak.) Jadi, apakah Tuhan itu besar atau kecil? (Dia besar.) Sangat besar! Tak ada seorang pun di antara umat manusia yang mampu membayar harga sebesar itu. Ada orang-orang yang berkata bahwa "Kasih ibu adalah kasih yang terbesar di antara umat manusia." Apakah kasih ibu sebesar ini? Umumnya, setelah anak-anak menjalani kehidupan mereka sendiri secara mandiri, ibu mereka tidak akan peduli terhadap mereka selama mereka mampu bertahan hidup. Sebenarnya, mereka tidak boleh mengurusi anak-anak mereka sekalipun mereka menginginkannya. Jadi, bagaimana Tuhan memperlakukan umat manusia ini? Sudah berapa ribu tahun Dia menanggungnya? Tuhan telah menanggungnya selama enam ribu tahun dan belum menyerah bahkan sampai sekarang. Hanya untuk sedikit kekhawatiran dan perhatian itu, Tuhan membayar harga yang begitu besarnya. Seperti apakah harga yang begitu besar itu di mata orang-orang Farisi dan antikristus? Itu dikutuk, dihakimi dan bahkan dihujat oleh mereka. Dari sudut pandang ini, bukankah esensi antikristus itu jahat? (Ya.) Tuhan telah melakukan hal-hal yang patut dipuji, dan esensi Tuhan serta apa yang dimiliki-Nya dan siapa Dia sangat layak dipuji oleh manusia. Mereka bukan saja tidak memuji-Nya, tetapi mereka bahkan menggunakan berbagai alasan dan teori untuk mengutuk dan menghakimi-Nya, dan bahkan menolak untuk mengakui bahwa Dia adalah Kristus. Bukankah orang-orang ini penuh kebencian? (Ya.) Bukankah mereka jahat? Dilihat dari perilaku mereka yang jahat, bukankah mereka memuja pengetahuan dan pengajaran? Bukankah mereka memuja kekuasaan dan status? (Ya.) Makin banyak hal positif yang ada, makin layak dipuji, diingat, dan disebarluaskan manusia, makin itu akan dikutuk oleh antikristus. Inilah salah satu perwujudan natur jahat antikristus. Dapat dikatakan bahwa tingkat kejahatan antikristus melampaui kebanyakan orang yang memiliki watak yang rusak.

Mari kita lanjutkan dengan pembahasan tentang Paulus. Dalam keluarga seperti apa Paulus dilahirkan? Dia dilahirkan dalam sebuah keluarga intelektual, keluarga terpelajar. Dia dilahirkan dalam keluarga seperti itu, dan latar belakang kelahirannya dianggap baik. Dia berpendidikan tinggi. Berdasarkan standar saat ini, dia mungkin termasuk orang yang belajar teologi atau mengenyam pendidikan di perguruan tinggi. Jadi, apakah pengetahuan dan pengajaran yang dimilikinya lebih tinggi daripada kebanyakan orang? (Ya.) Dilihat dari pengetahuan dan pengajaran yang Paulus miliki, apakah mudah baginya untuk mengenali bahwa Tuhan Yesus adalah Kristus? (Ya.) Sangat mudah. Namun, mengapa dia tidak mengenali Tuhan Yesus sebagai Kristus? (Dia memuja pengetahuan dan merasa bahwa Tuhan Yesus tidak berpengetahuan luas seperti dirinya, jadi dia tidak mengenali-Nya.) Mengatakannya seperti ini terlalu sederhana. Jika Tuhan Yesus tidak berpengetahuan luas seperti dirinya, dia tidak akan dapat mengenali-Nya. Jika Dia benar-benar memiliki pengetahuan, dia mungkin dapat mengenali-Nya. Ini sedikit merupakan separuh kesimpulan. Sekarang, kita hanya mengatakan bahwa para antikristus memuja pengetahuan; yang berarti, ketika mereka mendengarkan orang lain dan berurusan dengan orang lain dan berbagai hal, mereka memiliki sudut pandang yang memungkinkan orang lain untuk melihat bahwa mereka memuja pengetahuan dan pengajaran. Sebagai contoh, jika perkataanmu sangat logis, sangat tinggi, cerdas, tak terselami, dan abstrak, inilah sebenarnya yang dia sukai. Abstrak dan sesuai dengan logika, filsafat, dan bahkan dengan ilmu tertentu—inilah yang sebenarnya dia inginkan. Tuhan Yesus adalah inkarnasi Tuhan, dan semua yang Dia ucapkan adalah firman Tuhan dan kebenaran. Jadi, ketika orang yang memiliki pengetahuan dan pengajaran melihat firman dan kebenaran ini, bagaimana mereka menilainya? "Perkataan yang kauucapkan terlalu vulgar dan dangkal. Semua itu adalah hal-hal sepele tentang kepercayaan kepada tuhan. Semua itu tidak mendalam ataupun tak terselami. Tidak ada misteri. Namun, kau berkata bahwa semua itu adalah kebenaran. Memangnya setinggi apa kebenaran itu? Aku pun mampu mengucapkan hal-hal ini!" Bukankah antikristus meyakini hal ini? (Ya.) Mereka menimbangnya seperti ini, berpikir, "Biar kulihat apakah hal-hal yang kaubicarakan lebih tinggi atau lebih rendah daripada pengetahuanku." Begitu mereka mendengar orang ini berbicara, mereka menantangnya, dengan berkata, "Kau terdengar seperti anak sekolah dasar. Aku adalah seorang mahasiswa, jadi kau tidak sebaik aku!" Kemudian mereka menemukan beberapa kesalahan dalam firman Tuhan, berkata, "Sepertinya kau tidak mengerti tata bahasa, dan terkadang kata-kata yang kaugunakan saat berbicara tidak tepat. Kau tidak tampak seperti tuhan." Mereka melihat penampilan-Nya untuk melihat apakah Dia adalah Tuhan atau bukan; mereka tidak mendengarkan isi firman-Nya, mereka tidak mendengarkan apakah yang diungkapkan adalah kebenaran atau bukan, atau apakah firman itu berasal dari Tuhan atau bukan. Bukankah ini berarti tidak memiliki pemahaman rohani? (Ya.) Oleh karena itu, antikristus juga memiliki ciri lain: mereka tidak memiliki pemahaman rohani. Karena mereka menghargai pengetahuan dan pengajaran, mereka tidak memahami kebenaran. Mereka tidak akan pernah mampu memahami kebenaran. Orang-orang ini ditakdirkan untuk menjadi tipe orang yang tidak memiliki pemahaman rohani. Mereka menggunakan pengetahuan mereka untuk menimbang setiap kalimat yang Tuhan ucapkan. Mampukah mereka memahami kebenaran? Mampukah mereka mengetahui bahwa ini adalah kebenaran? Dapatkah mereka akhirnya mencapai suatu kesimpulan dan menganggap semua firman yang diucapkan oleh Tuhan adalah kebenaran? Mampukah mereka mengenali hal ini? Mereka tidak mampu mengenali hal ini. Jadi, di mata mereka, bagaimana mereka memandang Tuhan yang berinkarnasi? Mereka berpikir, "Seperti apa pun caraku memandangnya, dia adalah manusia. Seperti apa pun caraku memandangnya, aku tidak dapat melihat kualitas tuhan. Seperti apa pun caraku mendengarnya, aku tidak dapat membedakan mana dari perkataannya yang sesuai dengan kebenaran dan mana darinya yang adalah kebenaran." Oleh karena itu, di lubuk hatinya, mereka berpikir: "Jika engkau memiliki sesuatu yang baru dan segar, dan aku dapat memperoleh beberapa teori dan mengumpulkan beberapa modal darimu, maka aku akan mengikutimu untuk saat ini dan melihat bagaimana nanti hasilnya." Namun, dapatkah mereka menerima Tuhan Yesus dari lubuk hati mereka? (Tidak.) Mereka sama sekali tidak akan menerima-Nya. Mengapa mereka tidak menerima-Nya? Apa penyebabnya? Karena mereka terlalu mencintai pengetahuan. Kecintaan mereka dan pengetahuan yang memperlengkapi dan yang telah mereka pelajari membutakan mata dan pikiran mereka, membuat mereka tidak dapat melihat semua yang telah Tuhan lakukan. Sekalipun apa yang Tuhan katakan jelas merupakan kebenaran, sekalipun pekerjaan yang Tuhan lakukan jelas mengungkapkan identitas dan esensi Tuhan, mereka tidak dapat melihatnya. Mengapa mereka tidak dapat melihatnya? Karena pengetahuan dan pengajaran mereka membuat mereka penuh dengan gagasan, imajinasi, dan dakwaan tentang Tuhan. Pada akhirnya, seperti apa pun cara mereka mendengarkan khotbah atau berinteraksi dengan Tuhan, mereka tidak mampu memahami apa yang Tuhan katakan, apalagi menerima bahwa apa yang orang ini katakan dapat mengubah orang-orang atau bahwa itu adalah kebenaran, jalan, dan hidup. Ini adalah sesuatu yang tidak akan pernah dapat mereka terima. Mereka tidak akan pernah dapat menerimanya, yang menakdirkan mereka untuk tidak diselamatkan, sama seperti Paulus. Apakah Paulus mengakui bahwa Tuhan Yesus adalah Kristus? Dia tidak mengakuinya bahkan sampai pada akhirnya. Ada orang-orang yang berkata: "Bukankah dia berseru kepada Tuhan ketika dia dipukul jatuh dalam perjalanan menuju Damsyik? Dia seharusnya telah mengakuinya. Bagaimana bisa dikatakan bahwa dia tidak mengakuinya?" Satu fakta membuktikan bahwa Paulus tidak pernah mengakui Tuhan Yesus Kristus sebagai Juruselamatnya. Yaitu bahwa bahkan setelah dia dipukul jatuh, dia tetap berusaha untuk menjadi Kristus. Apakah Kristus adalah seseorang yang dapat dengan mudah ditiru oleh manusia? Kristus adalah Tuhan yang berinkarnasi menjadi manusia. Dia adalah Tuhan dan tak seorang pun dapat menjadi diri-Nya hanya karena mereka menginginkannya. Siapakah yang tidak ingin menjadi Kristus, tetapi apakah itu sesuatu yang dapat dilakukan oleh manusia? Ini bukan masalah keinginan manusia untuk melakukannya. Paulus bahkan ingin menjadi Kristus. Dilihat dari pengejaran Paulus, dapatkah dia mengakui bahwa Tuhan Yesus adalah Kristus dan Tuhan? (Tidak.) Lalu di manakah dia menempatkan identitas dan status Tuhan Yesus? Sebagai Anak Tuhan. Apakah arti Anak Tuhan? Artinya, "Kau bukan tuhan, kau adalah anak tuhan, kau lebih kecil daripada tuhan, kau sama seperti kami; kami adalah anak-anak tuhan, dan kau juga adalah anak tuhan, tetapi tuhan telah memberikanmu amanat yang berbeda dan kau telah melakukan pekerjaan yang berbeda. Seandainya tuhan memberikanku pekerjaan ini, aku pun dapat melakukannya dan menanggungnya." Bukankah ini berarti bahwa Paulus tidak mengakui fakta bahwa Tuhan Yesus Kristus adalah Tuhan? (Ya.) Dia menganggap bahwa tuhan yang dia percayai berada di surga, bahwa Kristus ini bukanlah tuhan, dan bahwa identitas dan status tuhan tidak ada hubungannya dengan Kristus ini. Bagaimana dia sampai pada pemahaman dan sikap seperti ini terhadap Tuhan Yesus? Semua itu disimpulkannya dari pengetahuan dan imajinasinya. Bagaimana dia menyimpulkannya? Dalam kalimat yang mana dia melihatnya? Tuhan Yesus berkata, "Bapa-Ku seperti ini atau itu," dan "Aku melakukan ini atau itu melalui Bapa-Ku yang di surga," dan dia mendengar ini dan berpikir, "Kau juga memanggil tuhan sebagai tuhan? Kau juga memanggil tuhan yang di surga sebagai bapa? Jika demikian, kau adalah anak tuhan?" Bukankah ini adalah imajinasi dari otak manusia? Ini adalah kesimpulan yang dibuat oleh orang-orang yang berpengetahuan luas: "Jika kau memanggil tuhan yang di surga bapa, dan kami pun memanggilnya bapa, maka kita adalah saudara. Kau adalah anak sulung, kami adalah anak kedua, dan tuhan yang di surga adalah tuhan kita bersama. Jadi, kau bukanlah tuhan, dan kita semua memiliki kedudukan yang setara. Oleh karena itu, bukan tuhan Yesus kristus yang pada akhirnya memutuskan siapa yang mendapat upah, siapa yang dihukum, dan seperti apa kesudahan mereka, bukan tuhan Yesus kristus yang memutuskan, melainkan tuhan yang di surga." Semua kesimpulan dan sudut pandang Paulus yang tidak masuk akal ini diperolehnya dengan menggunakan pikirannya untuk menilai dan menganalisis setelah mempelajari teologi dan pengetahuan. Inilah hasilnya.

Paulus menganggap pengetahuan sebagai tali penyelamat, sebagai modalnya, dan terlebih lagi, sebagai tujuan pengejarannya. Seandainya Paulus tidak memuja pengetahuan, tetapi mampu melepaskan pengetahuan yang telah dipelajarinya sebelumnya, menganggap Tuhan Yesus sebagai Tuhan, sebagai Pribadi yang dapat diikuti, Pribadi yang mampu mengungkapkan kebenaran, dan menganggap firman Tuhan Yesus sebagai kebenaran untuk ditaati dan diterapkan—hasilnya pasti akan berbeda. Bahwa Petrus mampu menyangkal Tuhan tiga kali, di satu sisi, adalah karena dia merasa takut, dan di sisi lain, dia melihat bahwa Tuhan Yesus adalah manusia biasa yang ditangkap dan sedang menderita. Dia memiliki kelemahan di dalam hatinya, dan itu bukanlah kelemahan yang fatal. Juga bukan kelemahan yang fatal bahwa dia mampu menyangkal-Nya untuk sejenak. Ini bukanlah bukti yang pada akhirnya dapat menentukan kesudahan manusia. Apa yang pada akhirnya menentukan kesudahan mereka? Yang menentukan adalah apakah mereka memperlakukan firman Tuhan sebagai firman Tuhan atau tidak, apakah mereka mampu menerima, menaati, dan menerapkan firman Tuhan sebagai kebenaran atau tidak. Paulus dan Petrus adalah dua contoh yang sama sekali berbeda. Petrus pernah lemah, dia pernah menyangkal Tuhan, dan pernah meragukan Tuhan, tetapi hasil akhirnya adalah Petrus disempurnakan. Paulus bekerja untuk Tuhan dan menderita selama bertahun-tahun. Hal yang masuk akal jika menganggapnya dapat menerima mahkota, tetapi mengapa akhirnya dia dihukum oleh Tuhan? Mengapa kesudahan Paulus dan Petrus berbeda? Ini bergantung pada esensi natur seseorang dan jalan yang dia tempuh. Seperti apa esensi natur Paulus? Setidaknya, terdapat unsur kejahatan di dalamnya. Dia secara gila-gilaan mengejar pengetahuan dan status, dia mengejar upah dan mahkota, dan dia menyibukkan diri, bekerja, dan membayar harga untuk mahkota itu, tanpa sama sekali mengejar kebenaran. Selain itu, selama proses pekerjaannya, dia tidak pernah memberi kesaksian tentang firman yang Tuhan Yesus ucapkan, dia juga tidak memberi kesaksian bahwa Tuhan Yesus adalah Kristus, adalah Tuhan, atau adalah Tuhan yang berinkarnasi, bahwa Tuhan Yesus merepresentasikan Tuhan, dan semua firman yang Dia ucapkan adalah firman yang diucapkan oleh Tuhan. Paulus tidak mampu memahami hal-hal ini. Jadi, jalan apakah yang Paulus tempuh? Dia dengan keras kepala mengejar pengetahuan dan teologi, menentang kebenaran, menolak untuk menerima kebenaran, dan menggunakan karunia dan pengetahuannya untuk bekerja mengelola, mempertahankan, dan menstabilkan statusnya. Apa kesudahan akhirnya? Mungkin dari luar, engkau tidak dapat melihat hukuman apa yang dia terima sebelum kematiannya, atau apakah dia memiliki perwujudan yang tidak normal, tetapi kesudahan akhirnya berbeda dengan kesudahan akhir Petrus. Apa yang menentukan "perbedaan" ini? Salah satunya adalah esensi natur seseorang, dan yang lainnya adalah jalan yang mereka tempuh. Mengenai sikap dan sudut pandang Paulus terhadap Tuhan Yesus, apa bedanya penentangannya dengan penentangan orang-orang normal? Selain itu, apa perbedaan antara Paulus yang menyangkal dan menolak Tuhan, dan Petrus yang menyangkal nama Tuhan dan gagal mengakui Tuhan tiga kali karena kelemahan dan ketakutan? Paulus menggunakan pengetahuan, pengajaran, dan karunianya untuk melakukan pekerjaannya. Dia sama sekali tidak menerapkan kebenaran, dan dia juga tidak mengikuti jalan Tuhan. Oleh karena itu, dapatkah engkau melihat kelemahannya selama kurun waktu dia menyibukkan diri dan bekerja, atau di dalam surat-suratnya? Engkau tidak dapat melihatnya, bukan? Berulang kali dia mengajarkan orang-orang apa yang harus dilakukan dan mendorong orang-orang untuk mengejar upah, mahkota, dan tempat tujuan yang baik. Dia tidak memiliki pengalaman, pemahaman, atau penghargaan terhadap penerapan kebenaran. Namun, Petrus sangat rendah hati dalam tindakannya. Dia tidak memiliki teori-teori yang mendalam atau surat-surat yang sangat terkenal. Dia memiliki beberapa pemahaman nyata dan menerapkan kebenaran. Meskipun dia mengalami kelemahan dan kerusakan dalam hidupnya, setelah mengalami banyak ujian, hubungan yang dia bangun dengan Tuhan adalah hubungan antara manusia dan Tuhan, yang sama sekali berbeda dari Paulus. Meskipun Paulus bekerja, semua yang dilakukannya tidak ada kaitannya dengan Tuhan. Dia tidak memberi kesaksian tentang firman Tuhan, pekerjaan-Nya, kasih-Nya, atau keselamatan-Nya bagi umat manusia, dan terlebih lagi, dia tidak memberi kesaksian tentang maksud-maksud Tuhan terhadap manusia ataupun tuntutan-Nya. Dia bahkan sering memberi tahu orang-orang bahwa Tuhan Yesus adalah Anak Tuhan, yang akhirnya membuat orang-orang memandang Tuhan sebagai Tritunggal. Istilah "Tritunggal" berasal dari Paulus. Jika tidak ada yang namanya "Bapa dan Anak", dapatkah ada "Tritunggal"? Tidak. Imajinasi manusia terlalu "kaya". Jika engkau tidak mampu memahami inkarnasi Tuhan, jangan berasumsi secara membabi buta atau membuat penilaian yang buta. Dengarkan saja firman Tuhan Yesus dan perlakukan Dia sebagai Tuhan, sebagai Tuhan yang menampakkan diri dalam daging dan menjadi manusia. Inilah cara yang lebih objektif untuk memperlakukan-Nya.

Ketika pertama kali dipersaksikan bahwa Tuhan telah berinkarnasi dalam wujud perempuan pada tahap pekerjaan-Nya ini, banyak orang tidak dapat menerimanya dan menjadi terpaku pada hal ini. Mereka merasa bahwa "Firman yang diucapkan semuanya adalah kebenaran, pekerjaan yang dilakukan adalah penghakiman oleh firman—hal-hal ini tampak seperti pekerjaan Tuhan, dan aku dapat mengakui bahwa orang ini adalah Tuhan yang berinkarnasi—hanya saja, tidak mudah menerima jenis kelamin ini." Namun, karena firman ini semuanya adalah kebenaran, mereka tetap dengan enggan menerima-Nya, dan mereka berpikir, "Aku akan mengikutinya terlebih dahulu dan melihat apakah Dia benar-benar Tuhan"—banyak orang yang mengikuti dengan cara seperti ini. Tuhan menciptakan manusia dalam dua jenis kelamin, yaitu laki-laki dan perempuan, dan inkarnasi Tuhan pun tidak terkecuali, itu laki-laki atau itu perempuan. Suatu hari seseorang tiba-tiba bertanya kepada-Ku, "Bagaimana caranya memahami bahwa kali ini inkarnasi adalah perempuan?" Aku menjawab, "Bagaimana kau memandangnya? Tuhan tidak bertindak sesuai dengan gagasan manusia: jika kau yakin bahwa hal ini dilakukan oleh Tuhan, kau seharusnya tidak meneliti apa yang Tuhan lakukan, dan jika kau tidak memahaminya, kau seharusnya menunggu. Jika kau mencari dan tetap tidak mendapatkan hasil, maka lihat saja apakah kau mampu tunduk atau tidak. Jika kau mampu tunduk, maka kau adalah orang yang rasional, tetapi jika kau menjadi terpaku karena hal ini dan menyangkal semua yang telah Tuhan lakukan, maka kau bukan orang yang rasional, kau bukan orang-orang yang benar-benar percaya kepada Tuhan. Tuhan melakukan sepuluh hal yang kauanggap benar dan sesuai dengan gagasanmu, tetapi jika ada satu hal yang tidak sesuai dengan gagasanmu, kau mengesampingkan kesepuluh hal itu—orang celaka macam apa ini? Bukankah orang seperti ini adalah setan?" Ketika Aku bersekutu seperti ini, dia berkata, "Ya, kalau begitu aku harus menerimanya sekarang." Setelah Aku mengakhiri persekutuan-Ku, dia segera memahami dan menerimanya, bukankah kualitas dirinya cukup bagus? Anggap saja begitu. Dia melanjutkan, "Tuhan menciptakan laki-laki dan perempuan, dan pertama kali tuhan menjadi daging, dia adalah seorang laki-laki, putra Tuhan. Kali ini dia menjadi daging sebagai perempuan—bukankah itu berarti dia adalah putri Tuhan? Beri tahu aku apakah caraku memahami hal ini benar atau tidak. Ketika orang memiliki anak, mereka ingin memiliki anak laki-laki dan perempuan. Apakah tuhan juga ingin memiliki keduanya?" Bagaimana Aku harus menjawab dan menjelaskan hal ini? Bukankah hal ini harus dianggap serius? Bukankah perkataan itu harus dikoreksi? Apakah ada masalah dengan apa yang sedang dia katakan? Ada sebuah masalah. Dia berkata, "Tuhan memiliki seorang putra, yaitu tuhan Yesus, dan kali ini inkarnasinya adalah perempuan, jadi dalam hal ini, itu adalah putrinya. Jadi, tuhan memiliki seorang putra dan seorang putri, dia memiliki keduanya, jadi tidak perlu ada roh kudus. Ada bapa yang kudus, putra yang kudus, dan putri yang kudus, maka jadilah Tritunggal—betapa sesuai dan bermartabatnya hal ini! Tanpa seorang putri, itu tidak akan lengkap." Bagaimana perasaanmu setelah mendengarkan perkataannya? Engkau tidak tahu apakah harus tertawa atau menangis. Katakan kepada-Ku, bukankah ini sebuah lelucon? (Ya.) Apakah ada bedanya antara pemahamannya tentang inkarnasi dengan pemahaman Paulus? (Tidak ada.) Tidak ada bedanya. Jika orang-orang selalu mengandalkan kecerdasan, imajinasi, dan gagasan mereka untuk menarik kesimpulan dan membuat keputusan tentang hal memahami Tuhan, terutama tentang hal memperlakukan identitas dan esensi Tuhan, dan mereka menerapkannya dengan sudut pandang tertentu, ini akan menyusahkan, dan mereka akan melakukan kesalahan dan menghadapi masalah. Jadi, bagaimana cara yang paling tepat untuk menangani hal ini? Ada hal-hal yang memang lebih mendalam dan abstrak, tidak mudah bagi manusia untuk memahaminya, dan tidak mudah untuk memahami esensi yang sebenarnya dan sumber penyebab masalah ini; jika hal-hal tersebut tidak ada kaitannya dengan kebenaran, atau tidak memengaruhi pengejaranmu akan kebenaran, apa yang harus kaulakukan? Lepaskanlah semua itu terlebih dahulu. Apa gunanya meneliti hal-hal ini? Ini bukanlah hal-hal yang perlu kauteliti. Yang harus kaulakukan hanyalah berfokus pada jalan masuk kehidupan dan mampu melaksanakan tugasmu dengan baik. Suatu hari engkau dengan sendirinya akan memahami hal-hal ini. Ada orang-orang yang berkata mereka tidak mampu melepaskannya dan ingin menelitinya, yang mana ini menyusahkan. Engkau tidak boleh meneliti hal-hal ini. Manusia tidak boleh memperlakukan hal-hal yang berkaitan dengan identitas Tuhan, esensi Tuhan, dan status Tuhan dengan sikap yang meneliti. Jika engkau terus meneliti, itu akan menyebabkan konsekuensi yang serius. Dalam kasus yang serius, engkau akan menghujat Tuhan. Bagaimana seharusnya orang-orang menghadapi masalah yang berkaitan dengan identitas dan esensi Tuhan? Bersikaplah sederhana, dan sekalipun engkau tidak cukup jelas tentang hal ini, satu hal yang pasti: Dia dapat merepresentasikan Tuhan, Dia adalah penampakan Tuhan, yang Dia ungkapkan adalah kebenaran, yang harus orang-orang terima adalah kebenaran, dan itu sudah cukup untuk memperoleh kebenaran.

Dilihat dari esensi natur antikristus, apa yang paling mereka puja? Teori-teori teologis yang tinggi, kosong, dan abstrak. Bagi mereka, teori-teori ini sangat berharga. Mereka sangat menghargai dan mencintai hal-hal ini, dan mereka memikirkan segala macam cara untuk memperolehnya, agar dapat terlihat paling menonjol. Mereka mengingat hal-hal ini di dalam hati mereka dan menganggapnya sebagai modal, sebagai batu loncatan untuk mewujudkan tujuan hidup mereka sendiri, tanpa mengetahui bahwa hal-hal ini pada dasarnya bukanlah kebenaran. Namun, mereka suka memperlengkapi diri mereka dengan teori-teori teologis ini, yang kemudian berakar kuat dalam diri mereka, dan mereka menganggapnya sebagai kebenaran. Mereka menggunakan pengetahuan teologis ini untuk mempelajari firman Tuhan dan kebenaran yang Tuhan ungkapkan. Ketika mereka melihat bahwa firman Tuhan dan kebenaran yang Tuhan ungkapkan tidak konsisten dengan teori-teori teologis yang mereka anjurkan, mereka pun tak mampu menahan diri lalu menghakimi dan mengutuk firman Tuhan. Di dalam hatinya, mereka tidak merasa takut karena mereka yakin bahwa mereka memiliki dasar alkitabiah untuk melakukannya. Beberapa dari mereka bahkan mengutuk firman Tuhan, dengan berkata, "Firman tuhan terlalu membosankan. Beberapa di antaranya tidak logis, ada yang tata bahasanya tidak benar, dan bahkan beberapa dari kosakata yang dia gunakan tidak sepenuhnya tepat." Mereka hanya hidup di dalam pikiran dan pemikiran mereka, menggunakan pengetahuan dan pengajaran yang mereka miliki untuk menganalisis dan mempelajari firman Tuhan. Banyak dari mereka bahkan menggunakan imajinasi dan penilaian mereka sendiri untuk menemukan di dalam firman Tuhan, cara Tuhan mendefinisikan orang-orang tertentu atau tempat tujuan apa yang Dia putuskan untuk orang-orang tertentu, dan kemudian menganalisis dan mengutuk hal-hal tersebut berdasarkan apa yang Alkitab katakan, dan dengan cara demikian mulai menyangkal firman Tuhan. Saat mereka menganalisis dan mengutuk firman Tuhan, sesuatu yang mengerikan terjadi. Tahukah engkau semua apa itu? Ketika orang menganalisis dan mempelajari Tuhan, dan ketika pola pikir yang mengutuk muncul dalam diri mereka, Roh Kudus membenci dan menolak orang-orang ini serta tidak bekerja dalam diri mereka. Bukankah ini adalah hal yang mengerikan? Dan engkau semua tahu apa artinya ketika Roh Kudus tidak bekerja. Ketika Roh Kudus tidak bekerja, Dia menjauhi orang-orang ini, yang berarti mereka ditinggalkan. Dengan kata lain, Tuhan tidak akan menyelamatkan mereka. Kita dapat menganalisis alasannya. Berasal dari manakah teori-teori teologis yang dengannya mereka telah mempersenjatai diri mereka selama separuh hidup mereka? Siapakah yang mereka representasikan? Pada dasarnya, mereka tidak jelas tentang hal ini. Sebenarnya, hal-hal ini sama sekali bukan berasal dari Tuhan, juga bukan sepenuhnya pemahaman manusia. Semua itu adalah penafsiran manusia yang keliru, jadi dengan demikian, dapat dikatakan bahwa hal-hal ini berasal dari Iblis dan sepenuhnya merepresentasikan Iblis. Apa lagi yang termasuk dalam pengetahuan teologis ini? Selain penafsiran Alkitab yang keliru, itu mencakup logika dan penalaran manusia, gagasan dan imajinasi manusia, serta pengalaman, etika, moral, dan pemikiran filosofis manusia. Ketika mereka menggunakan hal-hal ini untuk menilai apa yang Tuhan katakan dan menilai pekerjaan-Nya, mereka jelas sedang berdiri di pihak Iblis dalam perlakuan mereka terhadap Tuhan. Oleh karena itu, Tuhan menyembunyikan wajah-Nya dari mereka, dan Roh Kudus meninggalkan mereka. Pernahkah engkau semua mengalami hal ini? Dahulu, ada seseorang yang menceritakan pengalamannya dalam hal ini, dengan berkata, "Ketika aku baru mulai percaya kepada Tuhan, aku sangat suka mempelajari Tuhan; aku mempelajari apa yang Dia katakan, penggunaan kata-kata-Nya, cara-Nya memperlakukan orang-orang, kepada siapa Dia bersikap baik, dan orang-orang seperti apa yang Dia sukai atau yang Dia benci. Akibat dari semua pembelajaran ini, hatiku menjadi gelap, aku tidak dapat merasakan Tuhan dalam doa-doaku, keadaan penuh kebebasan dan kelepasan di dalam hatiku lenyap, dan aku tidak lagi merasakan kedamaian atau sukacita. Rasanya seperti ada sebuah batu yang menekan hatiku." Pernahkah engkau semua memiliki pengalaman seperti itu? (Ya.) Mereka yang selalu mempelajari Tuhan tidak akan memperoleh pencerahan atau penerangan dari Roh Kudus. Membaca firman Tuhan pun tidak memberikan terang apa pun. Antikristus mahir dalam mempelajari Tuhan, tetapi mereka sama sekali tidak menerima kebenaran. Di gereja, mereka sama sekali tidak memiliki hubungan antarpribadi yang normal, selalu memosisikan diri mereka di atas orang lain untuk menceramahi mereka. Mereka sering membanggakan pengetahuan mereka dan memandang rendah saudara-saudari biasa. Jika seorang antikristus berinteraksi denganmu dan mengetahui bahwa engkau tidak berpendidikan tinggi, dia tidak akan memedulikanmu. Sekalipun engkau memenuhi syarat untuk menjadi seorang pemimpin gereja atau pemimpin tim, dia tidak akan menggunakanmu. Orang-orang macam apa yang dia gunakan? Dia mencari orang-orang yang memiliki status sosial, kekuasaan, pengetahuan, dan karunia, yang dapat berbicara dengan fasih. Dia memusatkan perhatiannya kepada orang-orang semacam itu, dan bermaksud menggunakan mereka. Jika keputusan untuk memilih orang-orang dan menggunakan mereka berada di tangannya, dia hanya akan memilih orang-orang yang pandai berbicara, berpendidikan tinggi, berpengetahuan luas, dan memiliki status di tengah masyarakat. Sekalipun orang-orang semacam itu tidak mengejar kebenaran atau tidak mampu melakukan pekerjaan apa pun, dia tetap menyukai mereka. Hal ini menunjukkan apa? Dia dan orang-orang itu termasuk kategori orang yang sama. Bagaimanapun juga, burung-burung yang sejenis berkumpul bersama. Ada antikristus yang memahami kata-kata dan doktrin tertentu dan kemudian memikirkan segala cara yang mereka bisa untuk berlatih berkhotbah. Sampai sejauh mana mereka berlatih? Sampai mereka mampu berbicara dengan jelas dan luas, berdiri di podium tanpa menggunakan catatan dan berbicara selama berjam-jam dalam sekali berkhotbah. Mereka mengira inilah yang dimaksud melakukan pekerjaan, inilah momen mereka yang paling mulia, saat mereka paling mampu memamerkan diri. Mereka memanfaatkan kesempatan seperti itu dan tidak pernah melepaskannya. Namun, mengenai topik-topik yang sering Tuhan persekutukan, hal-hal yang berkaitan dengan kemanusiaan yang normal, hati nurani dan nalar manusia, serta hal-hal yang paling erat kaitannya dengan kemanusiaan dalam kehidupan nyata manusia normal—meskipun hal-hal ini mungkin tampak seperti rincian kecil dan yang tidak penting bagi manusia, sebenarnya, hal-hal ini berkaitan erat dengan memasuki kenyataan kebenaran. Bagaimana antikristus memandang hal-hal ini? Mereka membencinya dengan segenap hati mereka, mereka tidak menganggap serius firman ini, dan mengutuk hal-hal ini dalam hati mereka, merasa bahwa hal-hal ini tidak berarti. Seperti apa pun caramu mempersekutukan kenyataan kebenaran, seperti tentang menjadi orang jujur, orang yang setia, atau orang yang rendah hati dan bertanggung jawab, seperti apa pun caramu mempersekutukan hal-hal ini, sudut pandang mereka tetap tidak berubah. Mereka ingin menjadi orang yang mampu berbicara dengan fasih, yang kelihatannya memiliki banyak bakat dan kemampuan khusus, atau bahkan menjadi orang dengan kemampuan supernatural, seperti berkata-kata dalam bahasa lidah, mampu membaca dengan kecepatan yang luar biasa, memiliki daya ingat yang tajam, dan sebagainya. Jika mereka juga memiliki kemampuan-kemampuan ini, hati mereka akan dipenuhi dengan sukacita. Di lubuk hatinya, mereka mengejar dan menghargai hal-hal ini. Sebagai contoh, Aku baru saja selesai mengatakan sesuatu, dan setelah beberapa waktu, Aku lupa dengan perkataan tersebut. Ketika Aku bertanya kepada semua orang, tak seorang pun ingat dengan perkataan tersebut. Engkau dapat melihat bahwa daya ingat kita semua cukup mirip, bukan? (Ya.) Namun, ketika antikristus melihat hal ini, mereka berkata, "Daya ingatmu juga tidak bagus! Lihatlah si anu yang rohani itu; dia mampu membaca dengan cepat dan dia memiliki daya ingat yang tajam. Kau adalah kristus, berapa banyak kalimat yang dapat kaubaca dengan melihatnya secara sekilas?" Aku berkata, "Aku tidak memiliki kemampuan supernatural itu. Terkadang Aku tidak ingat sebuah kalimat setelah membacanya, dan Aku harus membacanya sekali lagi." Mereka berkata, "Bukankah tuhan seharusnya mahakuasa?" Seperti inilah cara mereka mulai membentuk gagasan. Di lubuk hatinya, bagaimana mereka memandang Tuhan yang berinkarnasi? "Tuhan yang berinkarnasi hanyalah orang yang sangat biasa dan sepenuhnya normal. Daya ingatnya tidak bagus, penampilannya tidak begitu meyakinkan; dia tidak tampak seperti tuhan dalam hal apa pun." Oleh karena itu, ketika mereka mendengar seseorang berkhotbah tentang mengasihi Tuhan, mereka berpikir, "Jika si anu yang rohani itu atau si anu yang terkenal itu adalah tuhan, aku dapat menerima dan mengasihinya. Namun, jika kristus yang saat ini adalah tuhan, aku tidak dapat mengasihinya karena dia sama sekali tidak tampak seperti tuhan." Di dalam hati mereka, untuk menjadi tuhan, orang harus tampak seperti tuhan; dia harus berbicara, bertindak, dan terlihat seperti tuhan, sehingga ketika orang-orang melihatnya, mereka tidak memiliki gagasan apa pun. Inilah yang mereka pikirkan. Mengapa? Mereka berpikir, "Pertama, kau tidak memiliki kemampuan supernatural. Kedua, kau tidak memiliki bakat khusus. Ketiga, kau tidak memiliki karunia seperti orang-orang di dunia yang mencapai hal-hal besar. Kau tidak luar biasa dalam hal apa pun, jadi mengapa aku harus mendengarkan apa yang kaukatakan? Mengapa aku harus menghormatimu? Mengapa aku harus tunduk kepadamu? Aku tidak bisa tunduk." Masalah apakah ini? Watak macam apa ini? Sekalipun mereka tidak memahami kebenaran, mereka seharusnya tetap memiliki hati nurani dan nalar seorang manusia normal. Orang-orang memiliki gagasan, dan Tuhan tidak mengutuk mereka karena hal itu, tetapi ketika orang-orang menyimpan gagasan dan kemudian dengan sengaja menentang dan mengutuk Tuhan, itu dapat dengan mudah menyinggung watak Tuhan. Bahwa antikristus mampu dengan bebas mengutuk dan menentang Tuhan adalah disebabkan oleh natur jahat mereka. Setelah memperoleh pengetahuan, mereka memiliki imajinasi yang lebih kaya, lebih luas, dan lebih menyeluruh tentang Tuhan serta keagungan, esensi, otoritas, dan kemahakuasaan-Nya. Kemudian, mereka menggunakan imajinasi mereka untuk menyamai Tuhan yang dapat mereka lihat dan yang dengan-Nya mereka dapat berinteraksi. Dapatkah mereka menyamai-Nya? Mereka tidak akan pernah dapat menyamai-Nya. Makin mereka mempelajari Tuhan, makin mereka menyangkal Tuhan di dalam hati mereka, dan makin mereka mampu mengutuk dan menentang Tuhan; ini tidak dapat dihindari.

Dari apa yang telah engkau semua lihat dalam Alkitab dan semua firman Tuhan saat ini, apakah Tuhan menganjurkan karunia, pengajaran, dan pengetahuan? (Tidak.) Sebaliknya, Tuhan membongkar pengetahuan dan pengajaran manusia. Bagaimana Tuhan mendefinisikan karunia? Bagaimana Dia mendefinisikan kemampuan supernatural dan bakat khusus? Engkau semua harus memahami bahwa karunia, kemampuan supernatural, dan bakat khusus sama sekali tidak merepresentasikan hidup. Apa artinya itu tidak merepresentasikan hidup? Itu berarti bahwa hal-hal ini bukanlah hasil dari orang-orang memperoleh kebenaran. Berasal dari manakah sebenarnya hal-hal ini? Apakah berasal dari Tuhan? Tidak, Tuhan tidak memberikan pengetahuan atau pengajaran kepada manusia, dan Dia tentu saja tidak memberikan lebih banyak karunia kepada manusia agar mereka dapat mengejar kebenaran. Tuhan tidak bertindak dengan cara seperti ini. Engkau semua mengerti sekarang setelah Aku mengatakannya seperti ini, bukan? Jadi, di mana kejahatan antikristus diwujudkan? Bagaimana mereka memandang karunia, pengajaran, dan pengetahuan? Mereka menghargai, mengikuti, dan bahkan menginginkan hal-hal ini, khususnya karunia dan kemampuan supernatural. Jika engkau berkata kepada seorang antikristus, "Jika kau memiliki kemampuan supernatural, kau akan menarik roh-roh jahat," mereka akan berkata, "Aku tidak takut!" Engkau akan menjawab, "Jadi tidak akan ada harapan bagimu untuk diselamatkan di masa depan, kau akan dilemparkan ke dalam neraka tingkat kedelapan belas, ke lautan api dan belerang," dan mereka akan tetap berkata, "Aku tidak takut!" Jika engkau meminta mereka berbicara dalam sepuluh bahasa yang berbeda dan memamerkannya agar orang lain mengagumi mereka, mereka akan setuju dan bersedia. Tuhan berfirman dengan sangat biasa dan bekerja dengan begitu nyata di dalam kemanusiaan yang normal, dan mereka tidak menerima metode, bentuk, dan isi dari pekerjaan ini—mereka menghinanya. Bagaimana seharusnya orang-orang memahami hal-hal ini? Sebagai contoh, ada orang-orang yang mampu berbicara dalam berbagai bahasa. Dapatkah engkau menerima fakta ini? Menurutmu, apakah itu normal atau aneh? (Aneh.) Jadi, dalam jangkauan rasional kemanusiaan yang normal, ini tidak dapat diterima. Seseorang yang mengingat segalanya, seperti warna, bentuk, wajah, dan nama, serta mampu mengingat ratusan halaman dari sebuah buku setelah membacanya, menceritakannya kembali dari awal hingga akhir—setelah berinteraksi dengan orang-orang semacam itu, bukankah engkau akan merasa seperti menemukan sesuatu yang tidak wajar? (Ya.) Namun, antikristus menyukai hal-hal ini. Katakan kepada-Ku, ketika engkau berinteraksi dengan mereka yang berada dalam masyarakat beragama, yang disebut penginjil, pengkhotbah, dan pendeta, yang secara kolektif dikenal sebagai orang-orang Farisi, apakah engkau merasa bahwa orang-orang ini adalah yang hatimu butuhkan, atau apakah Tuhan yang nyata adalah yang hatimu butuhkan? (Berinteraksi dengan Tuhan adalah yang hati kami butuhkan.) Tuhan yang normal dan nyata itu lebih dekat dengan kebutuhan hatimu, bukan? Jadi, katakan kepada-Ku bagaimana perasaanmu ketika engkau berinteraksi dengan orang-orang Farisi, apa pro dan kontranya, dan apakah itu memberikan manfaat apa pun. (Jika aku berinteraksi dengan orang-orang Farisi, itu terasa palsu dan jauh. Hal-hal yang mereka bahas sangat kosong dan palsu; mendengarkannya terlalu banyak membuat mual, dan aku tidak ingin lagi berinteraksi dengan mereka.) Apakah sudut pandang yang orang-orang Farisi ungkapkan benar ataukah tidak masuk akal? (Tidak masuk akal.) Natur dari sudut pandang mereka tidak masuk akal. Selain itu, apakah hal-hal yang mereka katakan sebagian besar nyata atau kosong? (Kosong.) Apakah kebanyakan orang tidak suka atau senang mendengar hal-hal yang tidak masuk akal dan kosong, serta hal-hal yang imajinatif dan abstrak, yang mereka katakan? (Kebanyakan orang tidak suka mendengar hal-hal ini.) Kebanyakan orang tidak menyukai hal-hal itu dan tidak bersedia untuk mendengarkannya. Setelah mendengar sudut pandang dan perkataan mereka, dan mengamati watak serta perilaku mereka yang palsu dan munafik, apa yang kaurasakan dalam hatimu? Apakah engkau bersedia untuk mendengar lebih banyak? Apakah engkau bersedia untuk lebih dekat dengan mereka, berinteraksi secara mendalam dengan mereka, dan lebih mengenal mereka? (Tidak.) Engkau tidak bersedia untuk berinteraksi dengan mereka. Masalah utamanya adalah perkataan mereka terlalu kosong, penuh dengan teori dan slogan; setelah mendengarkan dalam waktu yang lama, engkau tetap merasa tidak mengerti tentang apa yang mereka katakan. Selain itu, watak mereka palsu dan penuh kepura-puraan; mereka berpura-pura bersikap rendah hati, sabar, dan penuh kasih, berpura-pura memiliki sikap orang-orang percaya yang berpengalaman, orang yang sangat "saleh". Ketika engkau akhirnya melihat diri mereka yang sebenarnya, engkau merasa jijik. Engkau semua belum banyak berinteraksi secara mendalam dengan-Ku; bagaimana pendapatmu tentang khotbah yang Kusampaikan? Apakah ada bedanya antara khotbah-Ku dengan apa yang dibahas oleh orang-orang Farisi? (Ya.) Apa bedanya? (Khotbah Tuhan itu nyata.) Itulah poin dasarnya. Selain itu, apa yang Kubahas berkaitan dengan penerapanmu, pengalamanmu, dan berbagai aspek masalah yang engkau semua hadapi selama proses pelaksanaan tugasmu dan dalam kehidupan nyata. Semua itu nyata dan tidak samar. Selain itu, apakah setiap kebenaran yang Kubahas atau sudut pandang yang Kumiliki tentang berbagai hal nyata atau kosong? (Nyata.) Mengapa kaukatakan itu nyata? Karena itu tidak terpisah dari kehidupan nyata, itu bukan tentang membicarakan teori-teori kosong yang melampaui kehidupan nyata. Semua itu ada kaitannya dengan kemampuan orang untuk membedakan, dengan pemahaman dan penerapan orang dalam kehidupan nyata, dan dengan keadaan yang muncul dalam diri mereka ketika menghadapi berbagai masalah saat melaksanakan tugas mereka. Singkatnya, itu mencakup topik-topik yang ada kaitannya dengan bagaimana orang menerapkan iman mereka kepada Tuhan, kehidupan mereka dalam kepercayaan kepada Tuhan, dan berbagai keadaan mereka saat melaksanakan tugas mereka. Kita tidak mengeluarkan Alkitab untuk menguraikan kitab Kejadian atau Yesaya dengan hampa, kita juga tidak membahas kitab Wahyu dengan hampa. Aku paling tidak suka membaca kitab Wahyu dan tidak ingin membahasnya. Untuk apa membahasnya? Jika Aku memberitahumu tentang bencana mana yang telah digenapi, apa hubungannya itu denganmu? Itu adalah pekerjaan Tuhan. Sekalipun pekerjaan Tuhan digenapi, bagaimana itu akan memengaruhimu? Bukankah engkau akan tetap menjadi dirimu sendiri? Jika Aku memberitahumu tentang bencana mana yang telah digenapi, apakah engkau kemudian mampu menyingkirkan watak rusakmu? Apakah akan seajaib itu? Tidak. Oleh karena itu, ketika orang-orang mengikuti sampai akhir, mereka masing-masing akan dipisahkan berdasarkan jenis mereka. Mereka yang mampu menerima kebenaran, menikmati pembacaan firman Tuhan, dan mampu menerapkan kebenaran akan tetap teguh. Mereka yang tidak mau membaca firman Tuhan atau tidak mau mendengarkan khotbah, yang selalu menolak untuk menerima kebenaran dan tidak bersedia melaksanakan tugas mereka, pada akhirnya akan disingkapkan dan disingkirkan. Meskipun mereka menghadiri pertemuan dan mendengarkan khotbah, mereka tidak pernah menerapkan kebenaran, mereka tetap tidak berubah, dan muak ketika mendengarkan khotbah. Mereka tidak mau mendengarkannya. Dengan demikian, sekalipun mereka melaksanakan tugas mereka, itu dilakukan dengan sikap asal-asalan, tidak pernah berubah. Orang-orang ini hanyalah pengikut yang bukan orang percaya. Jika orang yang sungguh-sungguh percaya kepada Tuhan sering bergaul dan hidup bersama dengan pengikut yang bukan orang percaya, bagaimana perasaan mereka? Mereka bukan saja tidak akan mendapatkan manfaat atau terdidik kerohaniannya, tetapi di lubuk hatinya, mereka juga akan merasa makin jijik terhadap mereka. Katakanlah engkau berinteraksi dengan orang-orang Farisi dan mendengar mereka berbicara, dan engkau mendapati bahwa mereka berbicara dengan jelas dan logis, bahwa mereka menjelaskan berbagai aturan dan peraturan dengan cara yang dapat dimengerti, dan bahwa perkataan mereka kedengarannya mengandung teori-teori yang mendalam, tetapi setelah dianalisis dengan saksama, tak satu pun dari teori-teori tersebut adalah kenyataan kebenaran, dan semuanya itu hanyalah teori yang kosong. Sebagai contoh, mereka membahas teori Tritunggal, teologi, teori tentang Tuhan, seperti apa Tuhan yang di surga bersama para malaikat, situasi dengan inkarnasi Tuhan dan Tuhan Yesus. Bagaimana perasaanmu setelah mendengar semua pembahasan ini? Hasilnya akan sama seperti mendengarkan kisah yang bersifat mitologi. Jadi, mengapa antikristus suka mendengarkan dan membahas hal-hal ini, dan mengapa mereka bersedia terlibat dengan orang-orang semacam itu? Bukankah ini adalah kejahatan mereka? (Ya.) Apa yang dapat diamati dari kejahatan mereka? Di lubuk hatinya, mereka memiliki kebutuhan tertentu, yang mengarahkan mereka untuk memuja pengetahuan dan pengajaran ini, serta memuja hal-hal yang orang-orang Farisi miliki ini. Jadi, apa kebutuhan mereka? (Untuk dihormati oleh orang lain.) Mereka tidak hanya membutuhkan orang lain untuk menghormati mereka, tetapi di lubuk hatinya, mereka selalu ingin menjadi manusia super, menjadi orang-orang yang unggul atau selebritas yang berpengetahuan luas. Mereka sama sekali tidak ingin menjadi orang biasa. Apa yang tersirat dari keinginan mereka untuk menjadi manusia super? Dalam istilah sehari-hari, itu berarti mereka hidup di dalam dunia mereka sendiri. Sebagai contoh, kebanyakan orang paling-paling hanya berharap, "Seandainya aku bisa terbang tinggi di langit dengan menaiki pesawat terbang." Mereka mungkin memiliki keinginan seperti itu, bukan? Namun, apa keinginan antikristus? "Suatu hari nanti, aku ingin menumbuhkan sayap dan terbang ke tempat yang jauh!" Mereka memiliki cita-cita seperti itu. Apakah engkau memilikinya? (Tidak.) Mengapa engkau tidak memilikinya? Karena itu tidak realistis. Sekalipun engkau memiliki dua sayap yang besar, dapatkah engkau terbang? Engkau bukan makhluk yang seperti itu, bukan? (Ya.) Orang-orang seperti antikristus selalu mengandalkan imajinasi mereka, selalu mengejar keinginan mereka. Dapatkah mereka diselamatkan? (Tidak.) Mereka bukanlah jenis orang yang Tuhan selamatkan. Tuhan menyelamatkan mereka yang mencintai kebenaran, yang berfokus pada kenyataan, dan mengejar kebenaran dengan praktis dan realistis. Mereka yang selalu ingin menjadi manusia super atau orang-orang yang unggul adalah orang-orang yang sakit jiwa, mereka bukanlah orang-orang yang normal, dan Tuhan tidak akan menyelamatkan mereka.

Ketika antikristus berinteraksi dengan Tuhan yang berinkarnasi, mereka cenderung mengajukan pertanyaan-pertanyaan aneh. Bahwa mereka sampai bisa mengajukan pertanyaan-pertanyaan seperti itu merepresentasikan kebutuhan mereka yang terdalam dan apa yang mereka puja di dalam hati mereka. Awalnya, ketika bersaksi tentang Tuhan yang berinkarnasi, ada orang-orang yang selalu bertanya, "Apakah tuhan membaca Alkitab di rumah? Aku bukan bertanya untuk diriku sendiri, sebenarnya aku tidak ingin tahu tentang hal ini; aku hanya bertanya mewakili saudara-saudari. Banyak dari antara mereka juga memiliki pemikiran seperti ini. Di dalam hatinya, mereka merenungkan bahwa jika tuhan memang sering membaca Alkitab, maka mampu membahas Alkitab dan mengungkapkan kebenaran adalah hal yang sangat normal. Namun, jika tuhan tidak membaca Alkitab dan tetap mampu menjelaskan Alkitab, itu tentunya adalah mukjizat, dan dia tentunya benar-benar adalah tuhan!" Tentu saja, mereka tidak mengatakannya persis seperti ini; mereka langsung bertanya, "Apakah tuhan membaca Alkitab di rumah?" Bagaimana menurutmu? Haruskah Aku membacanya atau tidak? Apakah engkau semua membacanya? Jika engkau semua tidak pernah percaya kepada Yesus, tentunya sangat normal jika engkau tidak membacanya. Apakah orang-orang yang telah percaya membacanya? (Ya.) Mereka yang telah percaya pasti membacanya. Aku memulai dengan percaya kepada Yesus, jadi bagaimana mungkin Aku tidak membaca Alkitab? Bagaimana jika Aku tidak membacanya? (Itu juga normal.) Membaca Alkitab adalah hal yang normal, tidak membacanya pun tentu saja normal. Menentukan apakah jika orang membacanya atau tidak membacanya? Jika Aku tidak berada di posisi ini, adakah orang yang akan peduli apakah Aku telah membaca Alkitab atau tidak? (Tidak.) Tak seorang pun akan bertanya tentang apa yang telah Kubaca. Karena berada di posisi khusus inilah, maka ada orang-orang yang mempelajari hal ini. Mereka selalu menyelidikinya, dengan bertanya, "Apakah dia membaca Alkitab ketika dia masih muda?" Apa sebenarnya yang ingin mereka ketahui? Ada dua penjelasan yang mungkin, tergantung pada apakah Aku telah membacanya atau tidak. Jika Aku telah membacanya, mereka merasa bahwa mampu menjelaskan Alkitab bukanlah hal yang besar. Namun, jika Aku belum membaca Alkitab dan tetap mampu menjelaskannya, itu agak seperti tuhan. Inilah hasil yang mereka inginkan. Mereka ingin mengetahui yang sebenarnya tentang hal ini; mereka berpikir, "Jika kau belum membaca Alkitab dan tetap mampu membahasnya di usia yang begitu muda, maka itu layak diselidiki. Ini adalah tuhan!" Itulah sudut pandang mereka, dan mereka mempelajari Tuhan dengan cara seperti ini. Sekarang, perhatikan orang-orang Farisi yang sangat mengenal Kitab Suci. Apakah mereka benar-benar memahami firman dalam Kitab Suci? Apakah mereka menemukan kebenaran dari dalam Kitab Suci? (Tidak.) Lalu, apakah orang yang bertanya kepada-Ku apakah Aku telah membaca Alkitab berpikir tentang hal ini? Jika mereka telah memikirkannya, mereka tidak akan terus-menerus menyelidiki masalah ini, mereka tidak akan melakukan sesuatu yang begitu bodoh. Orang-orang yang tidak memahami kebenaran atau tidak memiliki pemahaman rohani, dan tidak mampu menyelami esensi dan identitas Tuhan menggunakan metode seperti itu untuk menyelesaikan masalah ini pada akhirnya. Dapatkah metode ini menyelesaikan masalah tersebut? Tidak. Itu hanya dapat menyelesaikan masalah sedikit keingintahuan mereka. Sebenarnya, Aku juga membaca Alkitab. Siapa di antara orang-orang percaya yang tidak membaca Alkitab? Aku melakukan pembacaan Alkitab secara dasar. Setidaknya, Aku membaca Empat kitab Injil di dalam Perjanjian Baru, membaca sekilas Kitab Wahyu dan Kitab Kejadian, dan membaca Kitab Yesaya. Menurut engkau semua, apakah kitab favorit-Ku? (Kitab Ayub.) Tepat sekali. Kisah dalam Kitab Ayub lengkap dan spesifik, kata-katanya mudah dipahami, dan selain itu, kisah ini berharga dan dapat membantu serta mendidik kerohanian orang-orang zaman sekarang. Fakta-fakta kini telah menunjukkan bahwa kisah Ayub memang berdampak sangat besar bagi generasi-generasi selanjutnya. Mereka telah memahami banyak kebenaran melalui Ayub—dari sikapnya terhadap Tuhan, serta sikap dan definisi Tuhan tentang dirinya, mereka telah memahami maksud Tuhan dan jalan seperti apa yang harus mereka tempuh setelah percaya kepada Tuhan. Aku menggunakan Kitab Ayub sebagai konteks untuk mempersekutukan cara-cara tertentu untuk takut akan Tuhan dan menjauhi kejahatan, serta cara-cara tertentu untuk tunduk kepada Tuhan—kisah ini benar-benar berharga. Kitab Ayub adalah sesuatu yang harus orang baca di waktu luang mereka. Ada orang-orang yang, ketika mereka melihat Tuhan menjadi daging serta melihat kenyataan dan kenormalan Tuhan, mungkin tidak sepenuhnya mampu memahami apakah Dia benar-benar Tuhan atau apa yang akan terjadi di masa depan. Namun, setelah memahami beberapa kebenaran, mereka melepaskan pertanyaan-pertanyaan ini. Mereka tidak lagi meneliti atau memedulikan hal-hal ini dan berfokus untuk melaksanakan tugas mereka dengan baik, menempuh jalan yang seharusnya mereka tempuh dengan semestinya, dan melakukan pekerjaan yang seharusnya mereka lakukan dengan baik. Namun, bagi sebagian orang, mereka tidak akan pernah melepaskan hal ini; mereka bersikeras mempelajarinya. Menurutmu, haruskah Aku mengurusi masalah ini? Haruskah Aku menaruh perhatian pada hal ini? Tidak perlu memperhatikan masalah ini. Mereka yang menerima kebenaran, dengan sendirinya tidak akan lagi meneliti hal ini, sedangkan mereka yang tidak menerima kebenaran terus menelitinya. Apa yang ditunjukkan oleh penelitian ini? Penelitian ini adalah bentuk penentangan. Di dalam firman Tuhan, ada sebuah kalimat. Apa akibat dari penentangan? (Maut) Penentangan mendatangkan maut.

Meskipun telah menerima tahap pekerjaan ini, beberapa antikristus sering kali sangat menaruh perhatian pada apakah firman yang diucapkan dan pekerjaan yang dilakukan oleh Tuhan yang berinkarnasi memiliki unsur supernatural, apakah ada unsur-unsur yang berada di luar jangkauan kemanusiaan yang normal, dan apakah ada unsur-unsur yang dapat digunakan untuk membuktikan identitas-Nya sebagai Tuhan. Mereka sering meneliti hal-hal ini, tanpa lelah mempelajari cara-Ku berbicara, sikap dan sorot mata-Ku saat Aku berbicara, serta prinsip-prinsip yang mendasari tindakan-Ku. Apa yang mereka gunakan untuk penelitian ini? Mereka mengukur dan mempelajarinya berdasarkan citra atau standar orang-orang terkemuka dan tokoh besar yang telah mereka kenal. Beberapa orang bahkan bertanya, "Karena kau adalah tuhan yang berinkarnasi, identitas dan esensimu tentunya berbeda dari orang-orang biasa. Jadi, keahlian apa yang kaumiliki? Kualitas khusus apa yang kaumiliki yang cukup untuk membuat kami mengikuti dan menaatimu, serta membuat kami menerimamu sebagai tuhan kami?" Pertanyaan ini sangat mengherankan-Ku. Sejujurnya, Aku tidak ahli dalam hal apa pun. Aku tidak memiliki mata yang dapat melihat ke segala arah ataupun telinga yang dapat mendengar dari segala sisi. Dalam hal membaca teks, Aku tidak mampu membaca sepuluh baris kalimat dalam sekilas pandang, dan beberapa saat setelah membaca, Aku sudah lupa apa yang telah Kubaca. Aku tahu sedikit tentang musik, tetapi Aku tidak dapat membaca partitur. Jika orang lain menyanyikan sebuah lagu beberapa kali, Aku dapat ikut bernyanyi, tetapi apakah itu termasuk ahli dalam bernyanyi? Apakah Aku memiliki bakat-bakat khusus, seperti fasih berbahasa Inggris atau berbicara dalam bahasa tertentu? Aku tidak mampu melakukan semua hal tersebut. Jadi, keahlian apa yang Kumiliki? Aku tahu sedikit tentang musik, seni rupa murni, tari, sastra, film, dan desain. Aku memiliki pemahaman yang dangkal tentang bidang-bidang tersebut. Ketika mendiskusikan teori-teori dengan para ahli, bagi-Ku semua itu hanyalah jargon, tetapi Aku mampu memahaminya ketika Aku melihatnya. Contohnya, dalam desain arsitektur, jika itu melibatkan data profesional dan teknis, Aku tidak memahaminya. Namun, jika itu tentang nada warna dan harmoni gaya, Aku tahu sedikit dan memiliki beberapa wawasan. Namun, apakah Aku dapat belajar untuk menjadi seorang ahli atau seorang yang berbakat di bidang ini, sulit untuk dikatakan karena Aku belum pernah mempelajarinya. Mengenai apa yang saat ini dapat diakses orang, seperti musik, sastra, tari, dan film, hal-hal dalam lingkup pekerjaan profesional gereja kita, mempelajarinya sedikit dapat memberi-Ku pemahaman dasar. Ada orang-orang yang mungkin berkata, "Sekarang aku tahu latar belakangmu; kau hanya memiliki pemahaman dasar." Aku tidak berbohong; memang, Aku hanya memiliki pemahaman dasar. Namun, ada satu hal yang engkau semua mungkin tidak pahami, dan itu mungkin adalah keahlian-Ku. Keahlian apakah itu? Aku mengerti profesi apa yang terkait dengan bidang tertentu, bagaimana seni tertentu diekspresikan, dan ruang lingkup serta prinsip-prinsip apa yang ada di dalamnya. Setelah menguasai semua ini, Aku tahu bagaimana cara menerapkan hal-hal yang berguna ini pada pekerjaan gereja, membuatnya berguna bagi pekerjaan penginjilan dan mencapai efektivitas dalam menyebarluaskan Injil Tuhan pada akhir zaman. Apakah ini sebuah keahlian? (Ya.) Sehubungan dengan apa yang paling kurang dimiliki oleh manusia sekarang ini, jika orang mampu menggunakan metode yang benar dan kemudian menyampaikan kebenaran yang relevan, memungkinkan orang untuk melihat dan menerimanya, ini adalah hal yang paling efektif. Jika engkau memiliki metode yang dapat diterima orang-orang dan dapat dengan jelas menyampaikan kebenaran dan menjelaskan tentang pekerjaan Tuhan, semuanya dengan cara yang dapat diterima dan dapat dicapai oleh pemikiran manusia normal, ini sangat bermanfaat bagi orang-orang. Jika kita menggunakan pengetahuan dangkal yang kita miliki dan menerapkan semua hal yang berguna ini, maka memiliki keahlian seperti ini saja sudah cukup. Aku unggul dalam satu hal, tahukah engkau semua dalam hal apa Aku unggul? (Tuhan unggul dalam mempersekutukan kebenaran.) Apakah mempersekutukan kebenaran termasuk sebuah keahlian? Bukankah itu sebuah keahlian? Jadi, keahlian apa yang Kumiliki? Aku unggul dalam menemukan esensi rusak di dalam diri engkau semua. Katakan kepada-Ku, jika Aku tidak ahli dalam hal ini, bagaimana Aku bisa bekerja setiap kali masalah muncul dalam dirimu dan Aku tidak tahu watak rusak atau esensi natur apa yang kauperlihatkan? Itu tentunya tidak mungkin. Apakah dapat dikatakan bahwa menemukan esensi rusak dirimu adalah keahlian-Ku yang terbaik? (Ya.) Itu tentunya adalah keahlian-Ku yang terbaik. Aku paling ahli dalam mengenali watak rusak orang-orang dan esensi natur mereka. Aku unggul dalam mengidentifikasi jalan yang orang tempuh dan sikap mereka terhadap Tuhan berdasarkan esensi natur mereka. Kemudian melalui perwujudan, perilaku, dan esensi mereka, Aku mempersekutukan kebenaran kepada mereka, membahas masalah-masalah tertentu dan membantu mereka untuk menyelesaikan masalah mereka dan keluar dari masalah-masalah tersebut. Sebenarnya, ini bukanlah suatu keahlian; ini adalah pelayanan-Ku, ini adalah pekerjaan yang termasuk dalam lingkup tanggung jawab-Ku. Apakah engkau semua ahli dalam hal ini? (Tidak.) Jadi, engkau semua ahli dalam hal apa? (Memperlihatkan kerusakan.) Tidaklah akurat mengatakan bahwa engkau semua ahli dalam memperlihatkan kerusakan. Engkau semua ahli dalam hal tidak tergerak oleh kebenaran setelah engkau mendengarnya, menganggapnya enteng, dan ahli dalam bertindak dengan cara yang asal-asalan saat melaksanakan tugasmu, dengan tidak menganggapnya serius. Bukankah benar demikian? (Ya.) Kuberitahukan hal-hal ini kepada engkau semua secara terbuka; dapatkah orang-orang Farisi dan antikristus berbicara kepada engkau semua dengan cara seperti ini? (Tidak.) Mereka sama sekali tidak berbicara dengan cara seperti ini. Mengapa tidak? Mereka menganggap ini adalah hal yang memalukan, tidak memiliki kemanusiaan, masalah privasi dan latar belakang orang. Mereka berkata, "Bagaimana mungkin aku memberi tahu orang lain tentang latar belakangku? Jika itu terjadi, bukankah aku akan kehilangan muka, martabat, dan status? Lalu bagaimana aku harus bersikap?" Menurut mereka, lebih baik mereka berhenti hidup! Jadi, setelah memberitahukan keadaan-Ku secara terbuka kepadamu, apakah itu memengaruhi imanmu kepada Tuhan? (Tidak.) Sekalipun engkau semua memiliki ide-ide tertentu tentang hal ini, Aku tidak takut. Mengapa Aku tidak takut? Memiliki beberapa ide adalah hal yang normal; itu bersifat sementara. Terkadang, orang mungkin mengalami ilusi yang dihasilkan oleh apa yang mereka lihat dan apa yang mereka dengar. Selalu ada kemungkinan adanya pemahaman sementara yang menyimpang atau kesalahpahaman sesaat. Apakah itu berarti orang akan berkemas untuk pergi karena hal ini atau menjadi negatif dan lemah? Sebaliknya, jika engkau benar-benar adalah orang yang mengejar kebenaran, mungkinkah engkau akan menyangkal Tuhan atau meninggalkan Tuhan hanya karena gagasan yang sesaat? Tidak. Orang yang sungguh-sungguh mengejar kebenaran akan mampu memperlakukan dan memahami hal-hal ini dengan benar, mereka tanpa sadar dapat menerima fakta-fakta ini secara normal, dan secara bertahap mengubahnya menjadi pengenalan yang benar akan Tuhan, sebuah pengenalan yang objektif dan akurat—ini adalah pemahaman yang sejati akan kebenaran. Suatu hari, seseorang mungkin berkata, "Tuhan yang berinkarnasi sangat menyedihkan; dia tidak mampu melakukan apa pun selain mengungkapkan kebenaran." Nada bicara macam apa ini? Ini adalah nada bicara seorang antikristus. Apakah engkau semua setuju dengannya? (Aku tidak setuju.) Mengapa engkau semua tidak setuju? (Yang dia katakan tidak sesuai fakta.) Yang dia katakan sesuai fakta. Tuhan yang berinkarnasi, selain mampu mengungkapkan kebenaran dalam perkataan-Nya, Dia tidak tahu bagaimana melakukan hal lainnya; Dia tidak memiliki satu pun keahlian khusus. Apakah ini menyedihkan? Apakah engkau semua berpikir demikian? (Tidak.) Jadi, bagaimana menurutmu? Ada orang-orang yang berkata, "Justru karena Tuhan itu biasa dan normal, melakukan pekerjaan nyata, maka kami sebagai manusia yang rusak memiliki kesempatan untuk memperoleh keselamatan. Jika tidak, kami semua akan berakhir di neraka. Kami sedang mendapatkan keuntungan yang besar sekarang, jadi mari menikmatinya secara diam-diam!" Apakah engkau semua memiliki perasaan ini? (Ya.) Namun, beberapa orang berbeda. Mereka merasa bahwa "Tuhan hanya berfirman; tidak ada yang supernatural tentang dirinya. Apa yang akan kuperoleh? Aku memiliki gagasan dan ide-ideku sendiri tentang tuhan, dan aku menghakimi tuhan di belakangnya, tetapi tuhan tidak mendisiplinkanku. Aku tidak pernah menderita atau dihukum." Lambat laun, kelancangan mereka bertambah, dan mereka berani mengatakan apa pun. Ada orang-orang yang berkata, "Engkau harus mengenal tuhan yang berinkarnasi dengan cara berikut: ketika dia berbicara, bekerja, dan mengungkapkan kebenaran, roh tuhan-lah yang sedang bekerja di dalam, dan daging hanyalah cangkang, sebuah alat. Esensi yang sebenarnya adalah roh tuhan; roh tuhan-lah yang sedang berbicara. Jika bukan karena roh tuhan, dapatkah daging mengucapkan firman tersebut?" Perkataan ini terdengar benar ketika engkau mendengarkannya, tetapi maksud apakah yang terdapat dalam perkataan ini? (Penghujatan.) Benar, perkataan itu adalah penghujatan—betapa kejamnya watak mereka! Apa yang berusaha mereka katakan? "Kau adalah orang yang biasa-biasa saja. Kau tidak memiliki penampilan yang mulia, penampilanmu tidak begitu mengesankan. Ucapanmu tidak mengesankan atau mendalam secara teoretis. Kau harus memikirkannya sebelum mengatakan apa pun. Bagaimana kau bisa menjadi tuhan yang berinkarnasi? Mengapa kau begitu diberkati dan beruntung? Mengapa bukan aku yang menjadi tuhan yang berinkarnasi?" Pada akhirnya, mereka berkata, "Semua itu adalah roh tuhan yang bekerja dan berbicara; daging hanyalah saluran dari roh, itu adalah alat." Mengatakan hal ini membuat mereka merasa tenang. Itu adalah iri hati, yang membawa pada kebencian. Maksud mereka sebenarnya adalah, "Bagaimana kau bisa menjadi tuhan yang berinkarnasi? Mengapa kau begitu beruntung? Bagaimana caramu mendapatkan keuntungan ini? Mengapa aku tidak mendapatkannya? Menurutku, kau tidak lebih baik daripadaku. Kau kurang fasih berbicara, kau tidak berpendidikan tinggi, kau tidak serupawan aku, dan kau tidak setinggi aku. Bagaimana bisa kau lebih baik daripadaku? Mengapa bisa kau menjadi tuhan yang berinkarnasi? Mengapa bukan aku? Jika kau adalah tuhan yang berinkarnasi, maka ada banyak orang yang juga bisa menjadi seperti itu. Aku juga harus berjuang untuk menjadi seperti itu. Semua orang berkata kau adalah tuhan; tidak ada yang bisa kulakukan tentang hal itu, tetapi aku akan tetap menghakimimu seperti ini. Berbicara seperti ini meredakan kebencianku!" Bukankah ini kejam? (Ya.) Mereka berani mengatakan apa pun untuk bersaing mengejar kedudukan. Bukankah ini mencari mati? Jika engkau tidak mau menerima bahwa Dia adalah Tuhan, siapa yang sedang memaksamu? Apakah Aku memaksamu? Aku tidak memaksamu, bukan? Pertama, Aku tidak memohon kepadamu untuk menerima. Kedua, Aku tidak menggunakan cara-cara yang ekstrem untuk memaksamu menerima. Ketiga, Roh Tuhan tidak ikut campur dengan mengatakan kepadamu bahwa engkau harus menerima, karena jika tidak, engkau akan dihukum. Apakah Tuhan pernah melakukan hal ini? Tidak. Engkau berhak untuk memilih dengan bebas; engkau boleh memilih untuk tidak menerima. Jadi, jika engkau tidak mau menerima, mengapa akhirnya engkau tetap menerima? Bukankah engkau hanya mencari berkat? Mereka menginginkan berkat tetapi tidak mau menerima atau menaati, atau mereka masih merasa enggan. Jadi, apa yang mereka lakukan? Mereka mengucapkan perkataan kejam seperti itu. Pernahkah engkau semua mendengar perkataan seperti ini sebelumnya? Aku telah mendengarnya lebih dari sekali atau dua kali di antara orang-orang. Ada orang-orang yang berpikir, "Kami mulai percaya kepada tuhan bersama-sama denganmu. Pada waktu itu, kau masih muda, sering menuliskan firman tuhan. Kemudian, kau mulai berkhotbah. Kau hanya orang biasa; kami tahu tentang latar belakangmu." Latar belakang seperti apa yang Kumiliki? Aku hanyalah orang biasa; itulah yang sebenarnya tentang diri-Ku. Hanya karena Aku biasa dan normal, serta dapat memiliki begitu banyak orang yang mengikuti-Ku hari ini, bukankah itu sebabnya engkau tidak mau percaya? Jika engkau tidak mau, maka jangan percaya. Ini adalah pekerjaan Tuhan; Aku tidak dapat mengelak dari tanggung jawab-Ku, Aku tidak punya alasan, dan Aku belum pernah melakukan apa pun yang menyakitkan atau merugikan. Jadi, mengapa engkau memandang-Ku dengan sudut pandang ini? Jika engkau tidak mau, maka jangan percaya. Percayalah siapa pun yang mau kaupercayai; jangan mengikuti-Ku. Aku tidak pernah memaksamu. Mengapa engkau mengikuti-Ku? Ada orang-orang yang bahkan datang ke rumah-Ku untuk menyelidiki. Apa yang mereka selidiki? Mereka bertanya kepada-Ku, "Apakah kau pulang ke kampung halamanmu? Bagaimana keadaan ekonomimu di kampung halamanmu saat ini? Apa pekerjaan anggota keluargamu? Di manakah mereka? Bagaimana kehidupan mereka?" Ada orang-orang yang bahkan memeriksa selimut berlapis kapas atau selimut biasa di rumah-Ku. Orang-orang ini sama sekali tidak mau percaya kepada Tuhan! Mengapa mereka tidak mau? Karena mereka berpikir, "Tuhan seharusnya tidak seperti ini. Tuhan seharusnya tidak sedemikian kecil, sedemikian normal dan nyata, sedemikian umum dan biasa. Dia terlalu umum, begitu umum sampai-sampai kami tidak dapat mengenalinya sebagai tuhan." Dapatkah matamu yang tidak memiliki pemahaman rohani mengenali Tuhan? Sekalipun Tuhan turun dari surga untuk memberitahumu hal ini, engkau tetap tidak dapat mengenali-Nya. Apakah engkau layak melihat wujud Tuhan yang sebenarnya? Sekalipun Tuhan dengan jelas memberitahumu bahwa Dia adalah Tuhan, engkau tidak akan menerimanya. Dapatkah engkau mengenali-Nya? Orang macam apa mereka ini? Apa natur mereka? (Jahat.) Orang-orang ini benar-benar "memperluas wawasan-Ku".

Sejak menerima pekerjaan Tuhan, saat Aku melaksanakan pekerjaan-Ku dengan identitas dan kedudukan ini, Aku telah mulai berinteraksi dengan orang-orang tertentu. Dihadapkan dengan berbagai macam "bakat" ini, Aku telah mengamati bahwa ada dua kata yang tidak dapat dipisahkan dari watak rusak manusia: "jahat" dan "keji"—kedua kata ini merangkum semuanya. Mengapa mereka mempelajari-Ku setiap hari? Mengapa mereka tidak mau mengakui identitas-Ku? Bukankah itu karena Aku adalah orang yang sangat biasa dan normal? Seandainya Aku berada dalam wujud tubuh roh, akankah mereka berani? Mereka tidak akan berani mempelajari-Ku dengan cara seperti ini. Jika Aku memiliki status sosial tertentu, ditambah dengan memiliki kemampuan khusus, citra dan penampilan seseorang yang hebat, dan watak yang agak jahat, sewenang-wenang, dan kejam, apakah orang-orang ini berani datang ke rumah-Ku untuk menyelidiki dan mempelajari-Ku? Mereka pasti tidak akan berani; mereka akan menghindari-Ku, mereka akan bersembunyi ketika mereka melihat-Ku datang, dan mereka pasti tidak akan berani mempelajari-Ku, bukan? Lalu mengapa mereka sampai bisa mempelajari-Ku dengan cara seperti ini? Mereka melihat-Ku sebagai sasaran empuk. Apa yang dimaksud dengan menjadi sasaran empuk? Itu berarti Aku terlalu biasa. Apa yang dimaksud dengan "biasa"? "Kau hanyalah seorang manusia; bagaimana mungkin kau menjadi tuhan? Kau sama sekali tidak memiliki pengetahuan, pengajaran, karunia, bakat, dan kemampuan yang seharusnya dimiliki tuhan. Bagaimana kau bisa seperti tuhan? Kau tidak seperti dia! Oleh karena itu, sulit bagiku untuk menerima bahwa kau adalah tuhan, untuk mengikutimu, mendengarkan firmanmu, dan tunduk kepadamu. Aku harus melakukan penyelidikan secara menyeluruh: aku harus mengamatimu, mengawasimu, dan tidak membiarkanmu melakukan sesuatu yang tidak pantas." Apa yang sedang berusaha mereka lakukan? Jika Aku memiliki kedudukan sosial dan tingkat ketenaran tertentu, contohnya, jika Aku adalah seorang penyanyi kelas atas, dan suatu hari memberi kesaksian dengan berkata bahwa Aku adalah Tuhan, Kristus, bukankah setidaknya ada orang-orang yang akan diyakinkan? Jumlah orang yang mempelajari-Ku akan relatif lebih sedikit. Hanya fakta bahwa Aku biasa, normal, nyata, dan terlalu umumlah yang menyingkapkan banyak orang. Apa yang fakta ini singkapkan dalam diri mereka? Fakta ini menyingkapkan kejahatan mereka. Sampai sejauh manakah kejahatan ini? Sampai pada titik ketika Aku berjalan melewati mereka, mereka akan mempelajari-Ku untuk waktu yang lama, mencari keserupaan dengan Tuhan di belakang-Ku, memeriksa apakah ada mukjizat yang menyertai perkataan-Ku. Mereka sering berspekulasi dalam hati mereka, "Berasal dari manakah firman ini? Apakah itu dipelajari? Sepertinya tidak mungkin: dia tampaknya tidak punya waktu untuk belajar. Dia telah banyak berubah dalam beberapa tahun terakhir; itu tidak tampak seperti sesuatu yang dipelajari. Jadi, berasal dari manakah firman ini? Sulit untuk diselami; aku harus berhati-hati," dan mereka terus mempelajari-Ku. Orang-orang yang selalu mempelajari-Ku tidak berhubungan, berinteraksi, atau berbicara dengan-Ku secara langsung; mereka selalu mempelajari-Ku di belakang-Ku, selalu ingin mencari-cari kesalahan di dalam firman-Ku, dan mendapatkan pegangan untuk digunakan terhadap-Ku. Mereka dapat mempelajari sebuah kalimat yang tidak sesuai dengan gagasan mereka selama berhari-hari, dan komentar yang sedikit keras dapat memunculkan gagasan dalam diri mereka. Berasal dari manakah hal-hal ini? Hal-hal ini berasal dari pikiran dan pengetahuan manusia. Orang macam apakah mereka yang sampai bisa mempelajari Tuhan, yang sampai bisa selalu menggunakan pemikiran mereka untuk berspekulasi tentang Tuhan? Dapatkah mereka dikategorikan sebagai orang dengan watak yang jahat? Tentu saja! Mengingat engkau memiliki waktu dan tenaga, alangkah baiknya jika engkau dapat merenungkan kebenaran! Kebenaran manakah yang tidak memerlukan beberapa waktu bagimu untuk mempersekutukan dan merenungkannya? Ada begitu banyak kebenaran yang mungkin tidak mampu kaurenungkan di sepanjang hidup ini. Ada terlalu banyak kebenaran yang perlu dipahami seseorang. Mereka tidak merasakan beban apa pun tentang hal ini, tetapi mereka tidak pernah melupakan hal-hal lahiriah dan dangkal itu dan selalu mempelajarinya. Begitu Aku berbicara, mereka mengedipkan mata, menatap sorot mata-Ku, mengamati tindakan dan ekspresi-Ku, serta berspekulasi dalam hati mereka, "Apakah dia menyerupai tuhan dalam aspek ini? Ucapannya tidak menyerupai tuhan, penampilannya tidak sepenuhnya sama. Bagaimana aku mampu menyelaminya? Bagaimana aku bisa melihat apa yang dipikirkannya tentangku di lubuk hatinya? Apa yang dipikirkannya tentang hal ini dan hal itu? Bagaimana dia mendefinisikanku?" Mereka selalu menyimpan pemikiran-pemikiran ini. Bukankah ini jahat? (Ya.) Ini tidak dapat diselamatkan. Ini terlalu jahat!

Manusia sejati mencintai dan mengejar hal-hal yang sesuai dengan kemanusiaan, hati nurani, pemikiran manusia normal, dan kehidupan nyata, yang normal dan nyata, yang bebas dari penyimpangan atau keanehan, yang tidak abstrak, tidak kosong, dan tidak supernatural. Mengenai hal-hal ini, orang yang normal akan mampu menghargai, menangani dengan benar, dan menerima hal-hal ini secara wajar, memperlakukannya sebagai hal-hal yang positif. Sebaliknya, ketika dihadapkan dengan kebenaran-kebenaran yang terkait erat dengan berbagai aspek kehidupan nyata, seperti makan, berpakaian, tempat tinggal, transportasi, perilaku, dan tingkah laku pribadi, ada orang-orang yang meremehkan, mengabaikan, dan tidak menghiraukannya. Apa masalahnya di sini? Itu berarti ada masalah dengan preferensi dan esensi natur mereka. Makin positif sesuatu, makin itu adalah sesuatu yang Tuhan sukai, sesuatu yang Dia inginkan, dan sesuatu yang Dia lakukan, dan makin itu sesuai dengan apa yang ada dalam maksud Tuhan, yang Dia harapkan untuk orang-orang capai dan menerimanya, makin orang-orang ini mempertanyakan, mempelajari, menentang, dan mengutuknya. Bukankah ini jahat? Ini sangat jahat! Antikristus sangat populer di kalangan orang-orang tidak percaya. Jika Aku berada di antara orang-orang tidak percaya, di antara para antikristus dan Tuhan yang berinkarnasi, yang manakah yang akan lebih mudah diterima oleh orang-orang tidak percaya? (Antikristus.) Mengapa? Apakah orang-orang tidak percaya lebih menyukai orang yang jujur atau orang yang jahat? (Orang yang jahat.) Apakah mereka lebih menyukai orang yang menyanjung dan menjilat, atau orang yang jujur? (Orang yang menyanjung dan menjilat.) Tepat sekali, mereka menyukai orang-orang semacam itu. Jika engkau tidak tahu bagaimana cara menggunakan taktik untuk menangani berbagai hubungan antarpribadi dalam sebuah kelompok, dan engkau tidak tahu bagaimana cara memanipulasi atau mengendalikan berbagai orang dengan menggunakan strategi, dapatkah kelompok itu menoleransi dirimu? Jika engkau terlalu jujur, selalu mengatakan yang sebenarnya, dapat memahami yang sebenarnya mengenai esensi dari banyak masalah, dan kemudian menyampaikann kebenaran yang telah kaupahami dan mengerti, dapatkah semua orang menerimanya? Tidak, tak seorang pun di dunia ini dapat menerimanya. Di dunia ini, jangan berharap untuk mengatakan yang sebenarnya—melakukannya akan membawa masalah atau menuntun pada bencana. Jangan berharap untuk menjadi orang yang jujur; tidak ada masa depan dengan menjadi orang yang jujur. Bagaimana dengan antikristus? Mereka unggul dalam berbohong, mahir menyamarkan dan mengemas diri mereka sendiri, mengemas diri sebagai orang yang agung, bermartabat, dan saleh, membuat orang-orang memuja mereka. Mereka unggul dalam hal-hal ini, dan yang mereka nikmati adalah hal-hal yang sama—mereka suka mendiskusikan pengetahuan dan pengajaran yang kosong, serta membandingkan karunia dan strategi. Contohnya, di sebuah perusahaan atau di tengah sekelompok orang, memiliki pengetahuan dan pengajaran yang tertinggi bukanlah hal yang utama, juga bukan faktor utama dalam menentukan kedudukan seseorang di perusahaan tersebut. Apa faktor utamanya? (Strategi dan bakat.) Tepat sekali, strategi dan bakat. Tanpa hal-hal ini, memiliki pengetahuan yang luas tidak ada gunanya. Sebagai contoh, katakanlah engkau telah pulang dari luar negeri, dan di tengah kelompok di kampung halamanmu ini, engkau sama sekali tidak mengetahui aturan mainnya. Jika engkau menerapkan aturan, peraturan, dan prinsip cara berperilaku dari perusahaan luar negeri, engkau akan kelelahan sendiri. Bukankah demikian? (Ya.) Seperti itulah keadaannya. Engkau harus memiliki strategi, dan engkau harus menjadi jahat dan keji untuk naik ke posisi yang lebih tinggi. Sama seperti wanita-wanita tertentu: meskipun mereka memiliki suami yang menafkahi mereka, mereka tidak puas. Agar dapat menonjol dan memperoleh ketenaran, keuntungan, dan status, mereka menggunakan segala cara yang diperlukan. Mereka bahkan akan menyanjung dan, bila perlu, menyediakan layanan kencan, semuanya dilakukan tanpa sedikit pun rasa malu sesudahnya atau tanpa merasa bersalah atau berutang kepada suami atau keluarga mereka. Mampukah engkau melakukan hal itu? Kedengarannya menjijikkan bagimu, dan engkau tidak mampu melakukannya. Jadi, bagaimana engkau dapat naik ke posisi yang lebih tinggi di antara mereka? Itu tidak mungkin. Semua itu dicapai dengan menjual jiwa seseorang dan dengan menggunakan berbagai metode jahat. Apakah engkau menyukai cara melakukan sesuatu yang seperti itu? (Tidak.) Engkau berkata bahwa engkau tidak menyukainya sekarang, tetapi ketika suatu hari engkau terdesak sampai batas tertentu, engkau akan mulai menyukainya. Jika orang-orang menindas dan menyiksamu sepanjang hari, mempersulit dirimu, mencari-cari kesalahanmu, dan ingin mengusirmu, engkau mungkin harus menjual tubuhmu agar dapat mempertahankan pekerjaanmu. Engkau akan harus mempelajari tipu muslihat jahat apa pun yang mereka gunakan, dan pada akhirnya, engkau akan menjadi sama seperti mereka. Saat ini, engkau dengan tegas berkata, "Aku tidak suka semua taktik itu. Aku tidak ingin menjadi orang yang seperti itu. Aku tidak sejahat itu. Aku tidak ingin menjual tubuhku. Aku tidak menyukai uang; memiliki cukup untuk makan dan dikenakan sudah cukup." Orang macam apakah engkau? Engkau bukan apa-apa. Engkau telah menjadi orang yang telah dirusak Iblis. Menurutmu, apakah engkau mampu menguasai dirimu sendiri? Manusia berubah seiring berubahnya lingkungan, mereka memiliki watak yang rusak, dan engkau sama sekali tidak mampu mengatasi ketenaran, keuntungan, status, uang, dan segala jenis pencobaan. Seandainya engkau berada di lingkungan seperti itu, engkau sendiri pun tidak akan mampu mengendalikan dirimu sendiri. Panggung bagi orang-orang tidak percaya sekarang ini adalah seperti alat penggiling daging. Begitu seseorang tergiling di dalamnya, tidak mungkin baginya untuk bertahan hidup. Sekarang ini, dengan melaksanakan tugasmu di rumah Tuhan, dengan perlindungan Tuhan, dan tanpa seorang pun menindasmu, engkau dapat hidup dengan damai di hadirat Tuhan. Engkau sangat diberkati, jadi nikmatilah dengan tenang! Jika engkau tidak melaksanakan tugasmu dengan baik dan menghadapi sedikit pemangkasan, engkau seharusnya tidak merasa diperlakukan tidak adil. Engkau telah memperoleh berkat-berkat yang besar; tidakkah engkau tahu itu? (Ya.) Katakanlah kepada-Ku, bagaimana rasanya bagi orang-orang tidak percaya berada di dalam "alat penggiling daging"? Mereka lebih baik mati. Sedikit penderitaan yang kautanggung di rumah Tuhan adalah penderitaan yang seharusnya ditanggung manusia; itu sama sekali tidak terlalu menyakitkan. Namun, orang-orang merasa tidak puas, dan mereka tidak mau bertobat seperti apa pun mereka dipangkas. Namun, ketika mereka dipulangkan, mereka tidak bersedia kembali kepada orang-orang tidak percaya karena merasa bahwa mereka terlalu jahat dan buruk. Ketika benar-benar menghadapi kematian, orang tidak ingin mati; semua orang menghargai kehidupan dan mengikuti prinsip "kehidupan yang buruk lebih baik daripada kematian yang baik". Begitu mereka melihat peti mati mereka, mereka menangis dengan getir. Sekarang ini orang-orang tahu bahwa tidak mudah untuk bertahan hidup di antara orang-orang tidak percaya. Jika engkau ingin hidup dengan bermartabat dan mencari nafkah berdasarkan kemampuanmu, tidak mungkin untuk melakukannya. Memiliki kemampuan saja tidaklah cukup; engkau juga harus keji, jahat, dan cukup sadis untuk menjadi sukses. Apa yang kaumiliki? Ada orang-orang yang berkata, "Aku memiliki sedikit kejahatan sekarang, tetapi tidak cukup jahat." Itu mudah. Masukkan dirimu ke dalam "alat penggiling daging", dan dalam waktu kurang dari sebulan, engkau akan menjadi jahat. Jika engkau adalah orang baik, mereka akan ingin membunuhmu; engkau mengampuni mereka, tetapi mereka tidak akan mengampunimu, jadi engkau harus melawan agar dapat bertahan hidup. Begitu engkau berubah menjadi jahat, tidak ada jalan untuk kembali, dan engkau juga menjadi setan. Kejahatan terbentuk dengan cara seperti ini. Dunia orang-orang tidak percaya begitu gelap dan jahat. Bagaimana orang bisa terbebas dari pengaruh kegelapan dan kejahatan Iblis? Mereka harus memahami kebenaran untuk memperoleh keselamatan. Sekarang setelah engkau percaya kepada Tuhan, jika engkau ingin diselamatkan dan dibebaskan dari pengaruh Iblis, itu bukanlah masalah sederhana. Engkau harus belajar untuk tunduk kepada Tuhan, memiliki hati yang takut akan Tuhan, mengetahui yang sebenarnya mengenai banyak hal, dan selain itu, di satu sisi, prinsip-prinsip bagi caramu perilaku harus bijaksana dan di sisi lain, tidak boleh menyinggung Tuhan. Selain itu, jangan selalu berjuang untuk mengejar ketenaran dan keuntungan, atau selalu berusaha untuk menikmati manfaat dari status. Hanya memiliki cukup makanan dan tidak mati kelaparan sudah cukup. Engkau harus berdoa kepada Tuhan, memohon agar Tuhan berkasih karunia kepadamu dengan cara seperti ini, agar engkau dapat diberikan perlindungan. Jika engkau selalu menyimpan keinginan yang berlebihan, itu tidak masuk akal, dan Tuhan tidak akan mengindahkan doa-doamu.

Mengenai natur jahat antikristus, hari ini kita terutama akan bersekutu tentang perwujudan ketiga, yaitu apa yang dipuja antikristus. Apa yang dipuja antikristus? (Pengetahuan dan pengajaran.) Pengetahuan dan pengajaran, dan juga satu hal lagi, yaitu karunia. Apa yang termasuk dalam pengetahuan dan pengajaran? Itu termasuk apa yang ditemukan dalam buku-buku yang dipelajari di dunia, pengalaman yang diperoleh dari keterlibatan dalam industri yang berkaitan dengan pengetahuan, serta berbagai batasan, aturan, dan peraturan yang disampaikan di tengah masyarakat mengenai moralitas, kemanusiaan, perilaku, dan sebagainya. Selain itu, itu termasuk pengetahuan dari berbagai bidang sains. Sebagai contoh, ada orang-orang yang tidak percaya pada reinkarnasi yang disebutkan dalam firman Tuhan. Namun, jika suatu hari penelitian ilmiah menemukan bahwa manusia memiliki jiwa karena setelah kematian, ada sesuatu yang meninggalkan tubuh, dan bobot orang itu berkurang dalam jumlah tertentu, yang mungkin merupakan bobot dari jiwa orang tersebut, maka mereka mungkin akan memercayainya. Seperti apa pun cara Tuhan berfirman, mereka tidak percaya, tetapi begitu para ilmuwan mengukur sesuatu berdasarkan bobot, mereka memercayainya. Mereka hanya memercayai sains. Ada orang-orang yang hanya percaya pada negara, pemerintah, dan penafsiran dari informasi terkait, teori, dan tokoh-tokoh terkenal. Mereka hanya memercayai hal-hal tersebut. Mereka tidak menganggap serius firman, ajaran, bimbingan, atau perkataan Tuhan. Namun, begitu mereka mendengar seorang selebritas berbicara, mereka langsung menerima dan bahkan memujanya serta menyebarkan perkataannya. Contohnya, Tuhan berkata bahwa manna yang Dia turunkan bagi umat-Nya setiap hari tidak dapat disimpan dan tidak boleh dimakan keesokan harinya karena manna tersebut sudah tidak segar lagi, tetapi mereka tidak memercayai firman Tuhan. Mereka berpikir, "Bagaimana jika tuhan tidak mengirimkan manna, dan kita kelaparan?" Jadi, mereka menemukan cara untuk mengumpulkan dan menyimpannya. Tuhan mengirimkan manna pada hari kedua, dan mereka terus mengumpulkannya. Tuhan mengirimkan manna pada hari ketiga, dan mereka terus mengumpulkannya. Tuhan mengucapkan firman yang sama setiap hari, dan mereka secara konsisten bertindak dengan cara yang bertentangan dengan apa yang Tuhan perintahkan kepada mereka. Mereka tidak pernah percaya ataupun mendengarkan firman Tuhan. Suatu hari, seorang ilmuwan melakukan penelitian dan berkata, "Jika manna tidak dimakan pada hari yang sama dan dibiarkan untuk hari berikutnya, sekalipun tampak segar di luarnya, manna itu mengandung bakteri yang dapat menyebabkan sakit perut jika dimakan." Sejak hari itu dan seterusnya, mereka berhenti mengumpulkan manna. Bagi mereka, satu pernyataan dari seorang ilmuwan lebih penting daripada sepuluh pernyataan dari Tuhan. Bukankah ini jahat? (Ya.) Mereka secara lisan mengakui bahwa firman Tuhan adalah kebenaran, dan mereka mengakui Tuhan, mengikuti Tuhan, dan ingin menerima berkat dari Tuhan. Pada saat yang sama, mereka menikmati kasih karunia dan berkat yang Tuhan berikan, menikmati pemeliharaan dan perlindungan Tuhan, tetapi selain itu, mereka tidak mendengar satu pun kalimat yang Tuhan firmankan, apa pun yang Dia instruksikan, perintahkan, atau amanatkan untuk mereka lakukan. Jika seseorang berpengetahuan luas dan terpelajar yang memiliki otoritas dan kedudukan mengatakan sesuatu atau mengucapkan suatu kekeliruan, mereka dengan segera menerimanya, entah itu benar atau salah. Apa yang sedang terjadi di sini? Ini jahat, sangat jahat! Sebagai contoh, Aku memberi tahu beberapa orang untuk tidak makan ubi bersamaan dengan telur, karena itu dapat menyebabkan keracunan makanan. Atas dasar apakah pernyataan-Ku ini? Aku tidak mengada-ada; ada beberapa kasus orang keracunan makanan karena memakan keduanya secara bersamaan. Setelah mendengar hal ini, apa reaksi orang yang normal? Mereka akan berpikir, "Kelak, aku tidak akan makan telur bersamaan dengan ubi, setidaknya tidak memakannya bersamaan dalam dua hingga tiga jam." Mereka akan menganggapnya serius dan mengubah kebiasaan makan mereka. Namun, ada orang-orang yang tidak akan memercayainya. Mereka akan berkata, "Keracunan makanan karena memakan telur dan ubi secara bersamaan? Itu tidak mungkin. Aku akan memakannya secara bersamaan, dan lihat saja apakah aku akan keracunan makanan atau tidak!" Orang macam apa ini? (Orang yang Jahat.) Aku menganggap orang ini agak keji! Aku mengatakan satu hal ini, dan mereka bersikeras memakannya secara bersamaan; bukankah ini keji? Mereka secara khusus melawan, menentang, dan membantah apa yang benar, tepat, dan positif—ini jahat. Kemanusiaan yang rusak menghargai kejahatan dan kekuasaan. Apa pun kekeliruan yang dikemukakan oleh setan dan Iblis, orang-orang dapat menerimanya tanpa ragu, sedangkan Tuhan mengungkapkan banyak kebenaran, tetapi orang-orang tidak mau menerimanya dan bahkan membentuk banyak gagasan. Berikut contoh lainnya. Di banyak daerah pedesaan di Amerika Serikat, terdapat hutan primitif di mana binatang liar sering berkeliaran. Ketika akan pergi keluar, dianjurkan untuk ada orang yang menemani, dan sebaiknya tidak keluar pada malam hari kecuali jika diperlukan. Jika engkau harus pergi keluar, engkau harus mengambil tindakan pencegahan, pergi dengan seseorang, atau membawa senjata untuk membela diri—mencegah lebih baik daripada mengobati. Ada orang-orang yang berkata, "Tidak akan terjadi apa-apa; Tuhan akan melindungiku." Bukankah ini sedang menguji Tuhan? Mengambil tindakan pencegahan seperti ini adalah apa yang seharusnya orang lakukan. Engkau memiliki otak, hati, dan roh, jadi mengapa bersikeras meminta perlindungan Tuhan? Jangan menguji Tuhan. Lakukan apa yang seharusnya kaulakukan. Jika kebetulan engkau bertemu dengan binatang liar yang ganas yang bahkan tidak dapat ditangani oleh empat atau lima orang, engkau mungkin masih bisa selamat—seperti itulah perlindungan Tuhan. Ada orang-orang yang memang pernah melihat serigala dan mendengar serigala serta beruang melolong, yang menegaskan keberadaan binatang liar ini. Jadi, ketika Kukatakan agar tidak keluar pada malam hari karena mudah untuk bertemu binatang liar, apakah Aku sedang mengada-ada? (Tidak.) Aku tidak sedang berusaha menakut-nakuti orang. Ada orang-orang yang, setelah mendengarnya, berkata, "Aku harus lebih berhati-hati. Aku akan mencari seseorang untuk menemaniku ketika pergi keluar, atau membawa senjata untuk membela diri, untuk berjaga-jaga jika aku bertemu binatang liar." Ada orang-orang yang setelah mendengarnya, menganggapnya serius, percaya dan menerimanya, dan kemudian menerapkan apa yang telah Kukatakan. Ini adalah penerimaan yang sederhana, dan ini adalah hal yang termudah. Namun, ada tipe orang tertentu yang tidak mau mendengarkan. Mereka berkata, "Mengapa aku tidak pernah melihat binatang liar? Di mana mereka? Biarkan seekor binatang keluar; aku akan menghadapinya dan melihat siapa yang lebih ganas. Apa yang begitu menakutkan tentang binatang liar? Kalian semua hanya para penakut dengan iman yang kecil. Lihatlah imanku; aku tidak takut dengan beruang!" Mereka dengan sengaja pergi keluar seorang diri, hanya berjalan-jalan tanpa alasan. Setelah makan, mereka harus berjalan-jalan di luar dan bersikeras pergi seorang diri. Ketika orang lain menyarankan untuk mencari teman yang mendampingi, mereka menjawab, "Tidak usah, untuk apa didampingi? Memiliki pendamping akan membuatku terlihat tidak berguna! Aku akan pergi seorang diri!" Mereka harus mencobanya. Orang macam apa ini? Jangankan membicarakan apakah mereka bertemu binatang buas atau tidak; bukankah sikap mereka terhadap hal-hal semacam itu bermasalah? (Ya.) Apa masalahnya? (Watak orang semacam itu jahat.) Engkau berusaha berbicara kepada mereka tentang hal-hal serius, dan mereka menganggapnya seperti lelucon. Apakah ada gunanya berbicara dengan orang-orang semacam itu? Orang-orang semacam ini lebih buruk daripada binatang buas; tidak perlu memedulikan mereka.

Kita baru saja membahas fakta bahwa orang-orang yang memiliki watak jahat antikristus sangat sensitif terhadap pengetahuan, pengajaran, karunia, dan bakat-bakat khusus tertentu; mereka sangat mengagumi dan menghargai orang-orang yang memiliki bakat khusus; dan mereka benar-benar kagum dan patuh pada apa yang dikatakan orang-orang semacam itu. Bagaimana sikap mereka terhadap pengetahuan umum, wawasan, dan pengajaran sejati yang bermanfaat bagi orang-orang dan yang perlu dimiliki oleh mereka yang memiliki kemanusiaan yang normal, atau hal-hal nyata dan positif yang dapat dipahami dalam pemikiran manusia normal? Mereka meremehkannya, tidak memperhatikannya. Setiap kali firman dan kebenaran ini dipersekutukan selama pertemuan, apa yang mereka lakukan? Mereka menggaruk-garuk kepala, ada yang matanya setengah tertutup, tampak mati rasa dan bodoh, dan ada yang terlihat melamun. Makin banyak rumah Tuhan membahas hal-hal serius, makin mereka tidak tertarik. Makin banyak rumah Tuhan mempersekutukan kebenaran, makin mereka tertidur dan merasa mengantuk. Jelaslah bahwa orang-orang ini sama sekali tidak tertarik pada kebenaran. Bukankah para pengikut yang bukan orang percaya ini tidak dapat diselamatkan? Ketika menjadi penganut agama, ada orang-orang yang suka mendengar orang lain berkata-kata dalam bahasa roh, atau melihat hal-hal aneh, dan mereka langsung bersemangat ketika melihat hal-hal yang luar biasa. Ada orang-orang yang saat bertemu dengan-Ku, suka berkata, "Aku lulus dengan gelar sarjana dan mengambil jurusan filsafat. Apa jurusanmu?" Aku berkata, "Aku tidak mengambil jurusan tertentu apa pun; Aku hanya mampu memahami beberapa aksara dan membaca buku." Mereka berkata, "Kalau begitu, kau tidak memenuhi syarat." Aku menjawab, "Membandingkan hal ini tidak ada gunanya, tetapi mari kita bersekutu sebentar. Apakah engkau memiliki kesulitan apa pun saat ini?" Apa jawaban mereka? "Hmm, kesulitan apa yang kumiliki? Aku tidak memiliki kesulitan apa pun. Aku melaksanakan tugasku dengan sangat baik!" Ketika mempersekutukan kebenaran kepada mereka, mereka kehilangan minat, menguap dan meneteskan air mata, seolah-olah dirasuki oleh hantu. Jika Aku terus menyingkapkan watak rusak mereka, mereka hanya mengambil cangkir mereka dan pergi, tidak mau mendengarkan lagi. Makin Aku berusaha bergaul dan berbicara dengan mereka secara setara, makin mereka memandang rendah diri-Ku. Bukankah ini kegagalan dalam menghargai kebaikan? Ada seseorang yang tahu cara mengemudi. Aku bertanya, "Sudah berapa tahun kau mengemudi?" Dia berkata, "Aku membeli mobil setelah bekerja selama dua tahun setelah lulus kuliah." Aku berkata, "Jadi, kau sudah mengemudi selama beberapa tahun. Aku masih belum tahu cara mengemudi." Bukankah mengatakan ini berarti bergaul secara setara? Bukankah itu adalah percakapan orang-orang yang memiliki kemanusiaan yang normal? (Ya.) Setelah mendengar perkataan-Ku, dia berkata, "Hah? Kau masih belum tahu cara mengemudi? Lalu apa yang bisa kaulakukan?" Aku berkata, "Aku tidak bisa berbuat banyak. Aku hanya tahu cara naik mobil." Aku bertanya kepadanya, "Tugas apa yang sedang kaulaksanakan saat ini?" Dia berkata, "Aku bekerja di bidang keuangan dan akuntansi. Pikiranku penuh dengan angka. Di perguruan tinggi, aku unggul dalam matematika dan paling kuat dalam sains. Aku berpotensi untuk kuliah di Universitas Tsinghua atau Universitas Peking." Aku berkata, "Aku payah dalam matematika. Angka membuat-Ku pusing. Aku lebih suka mempelajari kata-kata, mempelajari kosa kata, hal-hal seperti itu." Dia berkata, "Mempelajari hal itu tidak ada gunanya. Orang yang mempelajari ilmu budaya atau humanitas umumnya tidak punya masa depan." Lihat apa yang dia katakan. Apakah terdapat nalar kemanusiaan yang normal di dalam perkataannya? (Tidak.) Ketika Aku berbicara dan berinteraksi dengannya dengan cara yang begitu tenang dan ramah, dia gagal menangani hal itu dengan benar. Sebaliknya, dia memandang rendah diri-Ku dan meremehkan-Ku. Jika dia bertemu seseorang yang memiliki status atau pengetahuan, sikapnya mungkin akan berbeda. Setelah menghabiskan waktu bersama, dia akan mulai merasa, "Aku sudah akrab dengan tuhan, mengobrol dengannya, dan berurusan dengannya." Dia akan menganggap bahwa dia memiliki beberapa modal sekarang. Akibatnya, nada bicaranya akan berubah. Suatu kali, Aku bertanya kepadanya, "Kudengar seseorang tidak mau lagi melaksanakan tugasnya dan ingin pulang. Apakah orang itu sudah pulang?" Dia menjawab, "Oh, orang itu? Dia tidak pernah bermaksud untuk pulang!" Nada bicara macam apa ini? Apakah nada bicaranya berubah? Ketika pertama kali bertemu dengannya, dia merasa bahwa dia tidak mampu memahami-Ku: dia bersikap hormat dan berperilaku baik, tidak menonjolkan diri. Sekarang, setelah dia makin akrab, dia merasa percaya diri. Nada bicara macam apa ini? Dia menunjukkan sedikit sikap yang menantang, acuh tak acuh, mengabaikan, dan meremehkan serta merendahkan saat berbicara kepada-Ku. Watak macam apa ini? Ini adalah watak yang jahat. Apakah orang semacam ini memiliki kemanusiaan yang normal? (Tidak.) Orang biasa dan normal dapat berkomunikasi dan bercakap-cakap denganmu secara normal—ini adalah hal yang paling normal. Jika mereka menindasmu, menekanmu, atau meremehkanmu, bagaimana rasanya? Apakah memperlakukanmu seperti ini menunjukkan adanya kemanusiaan yang normal dalam diri mereka? Katakan kepada-Ku, jika seseorang seperti ini bertemu dengan seorang tokoh terkenal di dunia, seseorang yang memiliki status dan reputasi, atau bos atau atasan mereka, apakah mereka berani memperlakukan mereka dengan cara seperti ini? Mereka tidak akan berani. Mereka dengan penuh semangat akan bersujud, menyebut diri mereka bawahan, pelayan, orang rendahan, rakyat biasa, atau rakyat jelata saat berbicara dengan orang-orang ini. Di antara orang-orang tidak percaya, para pejabat tinggi menghancurkan orang-orang di bawah mereka, dan terhadap dirimu yang bukan siapa-siapa, siapa yang akan berbicara kepadamu dengan cara yang tenang dan ramah? Meskipun sesekali mereka berbicara kepadamu ketika sedang merasa senang, mereka sama sekali tidak menghargaimu; mereka tidak memperlakukanmu sebagai manusia, menindasmu tanpa alasan. Ketika Aku berbicara dan mengobrol dengan orang tersebut dengan cara yang tenang dan ramah, Aku bukan saja tidak menerima tanggapan positif, tetapi Aku juga menghadapi diri-Ku dihina, diremehkan, dicemooh, dan diejek. Apakah karena ada yang salah dengan cara-Ku berinteraksi dengan orang itu atau apakah ada masalah dengan watak mereka? (Itu karena watak orang itu terlalu congkak.) Benar, menurut-Ku juga demikian. Aku memperlakukan semua orang dengan cara yang sama, jadi mengapa ada orang-orang yang merespons dengan benar, sedangkan yang lain tidak? Orang-orang secara umum dapat dibagi menjadi dua kategori: mereka yang memiliki kemanusiaan yang tahu bagaimana menghormati orang lain, memahami hubungan mereka dengan Tuhan, dan mengenal siapa diri mereka, dan mereka yang jahat dan congkak, dan tidak mengenal diri sendiri. Katakan kepada-Ku, engkau sebut apakah sesuatu yang mengenakan kulit manusia tetapi bahkan tidak tahu siapa dirinya? Itu adalah binatang buas yang tidak bernalar. Di lain waktu, Aku bertanya kepadanya, "Bagaimana perkembangan masalah yang Kuminta untuk kauselesaikan beberapa hari yang lalu? Apakah engkau menangani hal-hal itu?" Dia menjawab, "Apa maksud-Mu?" Aku berkata, "Beberapa hal itu, apakah engkau telah mengurusnya? Apakah hal-hal itu ditangani?" Aku mengingatkannya dua kali, dan dia akhirnya ingat, "Oh, maksud-Mu tentang hal-hal itu? Semua telah ditangani sejak lama." Nada bicara seperti apa yang disampaikan oleh kata pertama, "Oh"? Sekali lagi itu adalah nada bicara yang menghina, natur iblisnya kembali muncul. Naturnya tetap tidak berubah; dia memang orang celaka semacam itu. Aku terus bertanya kepadanya bagaimana cara dia menanganinya, dan dia menjawab, "Ada orang-orang yang memeriksanya dan menanganinya seperti itu," tanpa perincian lebih lanjut. Jika Aku berusaha bertanya lebih spesifik, sekalipun Aku terus bertanya, Aku tidak akan mendapatkan jawabannya. Aku memberinya instruksi untuk menangani suatu tugas; bukankah Aku berhak untuk diberi informasi? (Ya.) Jadi, apakah tanggung jawabnya? Setelah menerima tugas dari-Ku, bukankah dia harus melaporkan kembali tentang bagaimana cara dia menanganinya? (Ya.) Namun, dia tidak melaporkannya, dan Aku tidak bisa mendapatkan informasi terbaru. Aku hanya bisa mengirim seseorang untuk menanyakan bagaimana cara masalah ini ditangani, tetapi tetap saja, tidak ada jawaban. Dalam hati-Ku, Aku berpikir, "Baiklah, aku akan mengingatmu. Engkau tidak dapat dipercaya. Aku tidak bisa memercayakan apa pun kepadamu. Engkau sangat tidak memiliki kredibilitas!" Setan macam apa ini? Watak macam apa yang orang tersebut miliki? Watak yang jahat. Ketika engkau memperlakukannya sebagai orang yang setara, mendiskusikan segala sesuatu bersamanya dengan sopan, dan berusaha bersikap ramah, bagaimana dia melihatnya? Dia melihatnya sebagai ketidakmampuan dan kelemahanmu, menganggapmu orang yang mudah ditindas. Bukankah ini kejahatan? (Ya.) Ini sepenuhnya kejahatan. Meskipun orang jahat seperti ini jarang, mereka ada di setiap gereja. Hati mereka keras, congkak, muak akan kebenaran, dan watak mereka kejam. Justru watak dan perilaku inilah yang menegaskan bahwa orang-orang semacam ini jahat. Mereka bukan saja tidak menyukai aspek-aspek positif dari kemanusiaan yang normal, seperti kebaikan, toleransi, kesabaran, dan kasih, tetapi sebaliknya, mereka menyimpan diskriminasi dan penghinaan di dalam hati mereka. Apa yang tersembunyi di dalam hati orang-orang semacam itu? Kejahatan. Mereka sangat jahat! Inilah perwujudan lain dari kejahatan antikristus.

Hari ini, isi persekutuan kita tentang perwujudan jahat antikristus agak berbeda dari dua persekutuan sebelumnya, dan masing-masing menekankan satu aspek. Katakan kepada-Ku, di lubuk hatinya, antikristus menghargai pengetahuan, pengajaran, karunia, dan bakat-bakat khusus—mereka merasakan penghargaan yang mendalam terhadap hal-hal ini—jadi, apakah mereka sebenarnya percaya kepada Tuhan atau tidak? (Tidak.) Ada orang-orang yang mungkin berkata bahwa seiring berjalannya waktu mereka mungkin akan berubah. Akankah mereka berubah? Tidak, mereka tidak akan berubah, mereka tidak bisa berubah. Sudah menjadi natur mereka untuk merendahkan kerendahhatian dan ketersembunyian Tuhan, kasih-Nya yang sejati, kesetiaan-Nya, dan belas kasihan serta kepedulian-Nya terhadap umat manusia. Apa lagi? Mereka merendahkan kenormalan dan kenyataan Tuhan yang hidup di antara manusia dan, terlebih lagi, membenci semua kebenaran yang tidak relevan dengan pengetahuan, pengajaran, sains, dan karunia. Dapatkah orang-orang semacam itu diselamatkan? (Tidak.) Mengapa mereka tidak dapat diselamatkan? Karena ini bukanlah perwujudan sesaat dari beberapa watak yang rusak; ini adalah perwujudan dari esensi natur mereka. Seperti apa pun orang lain menasihati mereka atau sebanyak apa pun kebenaran yang dipersekutukan kepada mereka, tak ada satu pun dari hal ini yang dapat mengubah mereka. Ini bukanlah hobi yang sementara, tetapi kebutuhan akan hal-hal ini yang sudah berakar dalam diri mereka. Justru karena mereka membutuhkan pengetahuan, pengajaran, karunia, dan bakat-bakat khusus inilah yang membuat mereka menghargai hal-hal ini. Apa yang dimaksud dengan menghargai? Itu berarti bersedia untuk mengikuti dan memperoleh hal-hal ini dengan cara apa pun, itulah yang dimaksud dengan menghargai. Demi memperoleh hal-hal ini, mereka bersedia menanggung penderitaan dan membayar harga berapa pun untuk memperolehnya, karena ini adalah hal-hal yang mereka hargai. Ada orang-orang yang bahkan berkata, "Apa pun yang tuhan minta untuk kulakukan tidak menjadi masalah. Aku dapat memuaskan tuhan, asalkan dia tidak menuntutku untuk mengejar kebenaran." Mereka mengharapkan hal ini. Orang-orang ini tidak akan pernah menerima firman Tuhan sebagai kebenaran; sekalipun mereka duduk di sana dengan tenang mendengarkan khotbah dan membaca firman Tuhan, apa yang mereka peroleh dari hal-hal ini bukanlah kebenaran. Ini karena mereka selalu mengukur firman Tuhan berdasarkan pemahaman dan imajinasi manusia, mempelajari firman Tuhan dengan menggunakan pengetahuan teologis, sehingga mustahil bagi mereka untuk memperoleh kebenaran. Mereka berharap untuk memperoleh pengetahuan, pengajaran, dan semacam informasi atau misteri dari firman Tuhan—semacam pengajaran yang mereka dambakan dan cari, yang tidak diketahui orang banyak. Setelah memperoleh pengajaran yang tidak diketahui orang banyak ini, mereka pergi berkeliling untuk memamerkannya, dengan sia-sia berharap dapat mempersenjatai dan memperlengkapi diri mereka dengan pengajaran dan pengetahuan ini sehingga mereka dapat menjalani kehidupan yang lebih terhormat dan lebih memuaskan, memiliki lebih banyak wibawa dan status di antara orang banyak, dan membuat orang makin percaya kepada mereka dan makin memuja mereka. Oleh karena itu, mereka tanpa lelah membanggakan hal-hal besar tertentu yang telah mereka lakukan, hal-hal yang mereka anggap mulia, serta hal-hal yang mereka anggap mengesankan, yang dapat mereka banggakan dan gunakan untuk memamerkan kemampuan dan keunikan mereka sendiri. Di mana pun mereka berada, mereka mengkhotbahkan serangkaian teori yang sama. Orang-orang ini, seperti apa pun cara mereka membaca firman Tuhan atau menghadiri pertemuan dan mendengar khotbah, tidak mampu memahami kebenaran. Sekalipun mereka memahami sedikit kebenaran, mereka sama sekali tidak akan menerapkannya. Inilah esensi dari orang-orang semacam itu, dan itu adalah sesuatu yang tidak dapat diubah oleh siapa pun. Ini karena mereka secara bawaan memiliki sesuatu yang tidak orang lain miliki, dan apa yang mereka cintai berkaitan dengan esensi jahat mereka—inilah kelemahan fatal mereka. Mereka ditakdirkan untuk tidak menerima kebenaran, ditakdirkan untuk mengikuti jalan Paulus, dan ditakdirkan untuk melawan kebenaran dan Tuhan hingga akhir. Mengapa demikian? Karena mereka tidak mencintai kebenaran; mereka tidak akan pernah menerimanya.

Pernahkah engkau semua mengalami kejahatan antikristus? Adakah orang-orang semacam ini di sekitarmu? Pernahkah engkau semua berinteraksi dengan orang-orang semacam itu? Mengapa kita menghabiskan waktu dalam beberapa pertemuan untuk membahas topik ini? Biasanya, ketika orang-orang berbicara tentang mengenal diri mereka sendiri, Aku sering mendengar mereka menyebutkan watak yang congkak, watak merasa diri benar, dan watak yang licik. Namun, jarang terdengar orang membahas tentang watak yang jahat. Sekarang, setelah kita bersekutu tentang watak yang jahat, Aku sering mendengar orang-orang berkata bahwa seseorang memiliki watak yang jahat. Tampaknya engkau semua telah memperoleh beberapa pemahaman. Dahulu, ketika orang-orang berbicara tentang mengenal diri mereka sendiri, mereka selalu berbicara tentang watak congkak. Melihatnya sekarang, watak mana yang lebih parah, watak congkak atau watak jahat? (Watak jahat.) Benar. Dahulu, orang tidak mengenali beratnya masalah kejahatan. Sebenarnya, watak dan esensi kejahatan lebih parah daripada kecongkakan. Jika watak dan esensi natur seseorang sangat jahat, biar Kuberitahukan kepadamu, engkau harus menghindarkan dirimu berinteraksi dengan mereka—jauhi mereka. Orang-orang semacam itu tidak akan menempuh jalan yang benar. Manfaat apa yang dapat kauperoleh dari bergaul dan menjaga hubungan dengan orang-orang yang jahat? Jika tidak ada manfaatnya, tetapi engkau memiliki "antibodi" untuk melindungi dirimu dari kejahatan mereka, maka engkau boleh berinteraksi dengan mereka. Apakah engkau memiliki keyakinan ini? (Tidak.) Mengapa engkau harus menghindarkan dirimu berinteraksi dengan orang-orang semacam itu jika engkau tidak memiliki keyakinan ini? Karena di balik kejahatan, ada dua hal lain, yaitu kecurangan dan kelicikan. Kebanyakan orang yang tidak memahami kebenaran serta tidak memiliki pengalaman dan wawasan akan mudah disesatkan. Engkau hanya dapat ditundukkan oleh mereka, dan pada akhirnya, engkau menjadi tawanan mereka. Menjadi tawanan mereka dapat terjadi dalam dua keadaan ini: entah engkau tidak mampu mengalahkan mereka, dan engkau merasa tidak yakin dalam hatimu, tetapi karena terpaksa, engkau harus tunduk kepada mereka secara lisan; atau, ada keadaan lain, yaitu engkau telah sepenuhnya ditundukkan oleh mereka. Ini karena di dalam natur jahat antikristus ada sesuatu yang tidak diketahui orang: mereka mampu menggunakan berbagai sarana, perkataan, metode, strategi, cara, dan kekeliruan untuk membujukmu agar mendengarkan mereka, untuk membuatmu percaya bahwa mereka benar, tepat, dan positif, dan sekalipun mereka melakukan kejahatan, melanggar prinsip-prinsip kebenaran, dan memperlihatkan watak yang rusak, pada akhirnya, mereka akan membalikkan keadaan dan membuat orang berpikir bahwa mereka benar. Mereka memiliki kemampuan ini. Apakah kemampuan ini? Yaitu bahwa mereka sangat menyesatkan. Inilah kejahatan mereka, yaitu bahwa mereka sangat menyesatkan. Di dalam hatinya, hal-hal yang mereka sukai, tidak sukai, muak, dan yang mereka hargai dan puja dibentuk oleh sudut pandang tertentu yang menyimpang. Sudut pandang ini mengandung serangkaian teori di dalamnya, yang semuanya merupakan kekeliruan yang masuk akal dan sulit disanggah oleh orang biasa karena mereka sama sekali tidak menerima kebenaran dan mereka bahkan dapat mengajukan argumen yang canggih untuk membenarkan kesalahan mereka sendiri. Tanpa kenyataan kebenaran, engkau tidak dapat meyakinkan mereka dengan mempersekutukan kebenaran kepada mereka. Hasil akhirnya adalah mereka menggunakan teori-teori kosong mereka untuk menyanggahmu, membuatmu bungkam, dan secara berangsur menyerah kepada mereka. Kejahatan orang-orang semacam itu terletak pada kenyataan bahwa mereka sangat menyesatkan. Jelas bahwa mereka bukanlah apa-apa dan mengacaukan setiap tugas yang mereka laksanakan; tetapi, pada akhirnya, mereka tetap dapat menyesatkan beberapa orang untuk menyembah mereka, "berlutut" di kaki mereka, dan membuat orang-orang menjadi patuh kepada mereka. Orang semacam ini dapat mengubah yang salah menjadi benar, hitam menjadi putih. Mereka dapat membalikkan kebenaran dan kepalsuan, melemparkan kesalahan yang telah mereka lakukan kepada orang lain, dan menerima pujian atas perbuatan baik orang lain seolah-olah itu adalah perbuatan mereka sendiri. Seiring berjalannya waktu, engkau menjadi bingung, tidak mengetahui siapa diri mereka yang sebenarnya. Dilihat dari perkataan, tindakan, dan penampilan mereka, engkau mungkin berpikir, "Orang ini luar biasa; aku tidak bisa dibandingkan dengannya!" Bukankah ini berarti sedang disesatkan? Hari saat engkau disesatkan adalah hari saat engkau jatuh ke dalam bahaya. Bukankah orang semacam ini yang menyesatkan orang lain benar-benar sangat jahat? Siapa pun yang mendengarkan perkataan mereka dapat disesatkan dan diganggu, merasa sulit untuk pulih kembali selama jangka waktu tertentu. Beberapa saudara-saudari mampu mengidentifikasi mereka dan setelah menyadari bahwa mereka adalah para penyesat, saudara-saudari itu mampu menyingkapkan dan menolak mereka, tetapi ada sebagian orang yang disesatkan yang bahkan mungkin membela mereka, dengan berkata, "Tidak, rumah tuhan tidak adil terhadapnya; aku harus membelanya." Apa masalahnya di sini? Jelaslah bahwa mereka disesatkan, tetapi mereka membela dan membenarkan orang yang menyesatkan mereka. Bukankah ini adalah orang-orang yang percaya kepada Tuhan, tetapi mengikuti manusia? Mereka mengaku percaya kepada Tuhan, tetapi mengapa mereka memuja orang ini dan secara khusus membelanya? Jika mereka tidak dapat melihat masalah yang sedemikian jelasnya, bukankah mereka telah disesatkan sampai taraf tertentu? Antikristus telah menyesatkan orang-orang sampai-sampai mereka tidak lagi menyerupai manusia atau tidak lagi memiliki pikiran untuk mengikuti Tuhan; sebaliknya, mereka memuja dan mengikuti antikristus itu. Bukankah orang-orang ini sedang mengkhianati Tuhan? Jika engkau percaya kepada Tuhan, tetapi Dia belum mendapatkanmu, dan antikristus telah mendapatkan hatimu, dan engkau mengikuti mereka dengan sepenuh hati, itu membuktikan bahwa mereka telah membawamu menjauh dari rumah Tuhan. Begitu engkau menjauh dari pemeliharaan dan perlindungan Tuhan, dari rumah Tuhan, antikristus dapat memanipulasi dan mempermainkanmu sekehendak hati mereka. Setelah mereka selesai mempermainkanmu, mereka tidak akan lagi menginginkanmu, dan mereka akan melanjutkan tindakan mereka dengan menyesatkan orang lain. Jika engkau terus mendengarkan perkataan mereka dan memiliki nilai untuk dieksploitasi oleh mereka, mereka mungkin akan membiarkanmu mengikuti mereka sedikit lebih lama lagi. Namun, jika mereka tidak lagi melihat nilai apa pun untuk dieksploitasi dalam dirimu, jika mereka tidak lagi menghargaimu sedikit pun, mereka akan membuangmu. Masih bisakah engkau kembali percaya kepada Tuhan? (Tidak.) Mengapa engkau tidak lagi bisa percaya? Karena imanmu yang mula-mula telah lenyap; itu telah menghilang. Beginilah cara antikristus menyesatkan dan merugikan orang-orang. Mereka menggunakan pengetahuan dan pengajaran yang orang-orang puja, ditambah dengan karunia-karunia mereka, untuk menyesatkan dan mengendalikan orang-orang, sama seperti Iblis menyesatkan Adam dan Hawa. Apa pun esensi natur antikristus, apa pun yang mereka sukai, benci, dan hargai dalam esensi natur mereka, satu hal yang pasti: apa yang mereka sukai dan apa yang mereka gunakan untuk menyesatkan orang-orang bertentangan dengan kebenaran, tidak ada hubungannya dengan kebenaran, dan bertentangan dengan Tuhan. Ini pasti. Ingatlah hal ini: antikristus tidak akan pernah dapat sesuai dengan Tuhan.

Katakanlah kepada-Ku, orang-orang macam apakah yang memperlihatkan tanda dan ciri kejahatan antikristus? (Orang-orang yang memiliki karunia.) Siapa lagi? (Mereka yang suka pamer.) Mereka yang suka pamer, itu tidak cukup jahat. Meskipun mereka mungkin suka pamer, mereka tidak memiliki keinginan untuk mengendalikan orang lain, mereka belum sampai sejauh itu—ini adalah watak yang rusak. Pikirkanlah secara terperinci: orang-orang macam apakah yang memperlihatkan tanda dan ciri yang memungkinkanmu untuk mengetahui sejak dini dari berbagai perilaku dan indikasi di dalam diri mereka bahwa orang-orang celaka ini adalah antikristus? (Orang-orang congkak yang mencintai status.) Kecongkakan dan cinta akan status ada sedikit kaitannya, tetapi ini tidak cukup untuk menandakan mereka. Biar Kubicarakan tentang suatu hal dan engkau semua dengar dan lihatlah apakah hal ini penting atau tidak. Ada orang-orang yang selalu mengemukakan sudut pandang yang berbeda dari kebenaran dan hal-hal positif. Di luarnya, mereka mungkin terdengar selalu ingin menarik perhatian orang lain dan ingin terlihat lebih menonjol dari yang lain, tetapi tidak selalu demikian. Mungkin saja sudut pandang mereka yang memunculkan perilaku lahiriah seperti itu. Sebenarnya, jika mereka benar-benar berpaut pada sudut pandang seperti itu, akan ada masalah serius. Sebagai contoh, ketika semua orang sedang bersekutu bersama, mereka berkata, "Kita harus menerima bahwa hal ini adalah dari Tuhan. Jika kita tidak mengerti, kita harus terlebih dahulu tunduk," dan semua orang setuju dengan hal ini, apakah sudut pandang ini benar? (Ya.) Apakah prinsip penerapan ini salah? (Tidak, ini benar.) Lalu, perkataan seperti apa yang orang ucapkan yang akan menunjukkan bahwa mereka memiliki tanda dan ciri watak jahat antikristus? "Ketundukan adalah satu hal, tetapi kau harus memahami apa yang sedang terjadi, bukan? Perlakukan segala sesuatu dengan serius, bukan? Kau tidak boleh tunduk secara membabi buta; tuhan tidak meminta kita untuk tunduk begitu saja." Bukankah ini semacam argumen? (Ya.) Ada orang-orang yang berkata, "Jika ada sesuatu yang tidak kita mengerti, kita dapat menunggu dengan sabar, berusaha bersekutu dengan seseorang yang mengerti. Saat ini, tak seorang pun dari kita yang mengerti, dan kita tidak dapat menemukan seorang pun yang dapat diajak bersekutu. Jadi, mari kita terlebih dahulu tunduk." Apa sudut pandang antikristus? "Kalian semua adalah sekelompok orang lemah, tunduk pada segalanya dan mendengarkan tuhan dalam segala hal. Dengarkan aku! Mengapa tak seorang pun menyebut namaku? Biarkan aku menyampaikan pendapatku yang mendalam kepadamu!" Mereka ingin menyampaikan pandangan mereka yang tinggi tersebut. Mereka menentang orang-orang yang menerapkan kebenaran, menentang mereka yang mematuhi prinsip-prinsip kebenaran. Mereka selalu ingin bersikap superior, memulai perdebatan, menggunakan tipu muslihat yang jahat, menyampaikan pandangan yang tinggi, dan membuat orang memandang mereka secara berbeda. Bukankah ini adalah sebuah tanda bahwa mereka memiliki watak jahat antikristus? Bukankah ini adalah tanda mereka? Mengapa salah bagi semua orang untuk tunduk? Sekalipun mereka tunduk dengan bodoh—apakah ini salah? Apakah Tuhan akan mengutuknya? (Tidak.) Tuhan tidak akan mengutuknya. Apa hak mereka untuk turun tangan dan mengacaukan orang-orang? Ketika mereka melihat orang-orang tunduk kepada Tuhan, apakah di dalam hatinya, mereka merasa marah? Ketika mereka melihat orang-orang tunduk kepada Tuhan, di dalam hatinya, mereka merasa kesal, tidak puas karena mereka tidak mendapatkan keuntungan apa pun, orang-orang tidak mematuhi mereka, tidak mendengarkan mereka, tidak meminta nasihat mereka, dan mereka menjadi tidak bahagia. Di dalam hatinya, mereka menentang, berpikir, "Kepada siapa kau tunduk? Apakah kau tunduk pada kebenaran? Tunduk pada kebenaran itu baik, tetapi kita perlu mempelajarinya. Jadi, apa arti kebenaran? Apakah kau tunduk dengan cara yang benar? Bukankah setidaknya kau harus memahami seluk-beluknya?" Bukankah ini argumen mereka? Apa yang sedang berusaha mereka lakukan? Mereka ingin mengacaukan orang-orang, menyesatkan mereka. Setelah mendengar perkataan ini, orang-orang yang mati rasa, bodoh dan bebal menjadi disesatkan, sementara orang-orang yang memiliki kemampuan membedakan akan menyanggah mereka, dengan berkata, "Apa yang sedang kaulakukan? Apakah kau iri dan dengki bahwa aku tunduk kepada Tuhan? Kau tidak senang ketika aku tunduk kepada Tuhan, tetapi senang ketika aku mematuhimu? Haruskah semua orang mematuhimu, mendengarkanmu, dan melakukan apa yang kaukatakan? Apakah yang kaukatakan sesuai dengan kebenaran?" Melihat hal ini, mereka berpikir, "Beberapa orang memiliki kemampuan untuk membedakan. Untuk saat ini, aku akan menunggu." Singkatnya, ketika semua orang melakukan penerapan sesuai dengan prinsip kebenaran, mereka tidak sabar untuk melompat keluar. Makin semua orang menaati Tuhan, tunduk pada pengaturan rumah Tuhan, melakukan penerapan sesuai dengan firman Tuhan, menangani masalah berdasarkan pengaturan dan prinsip-prinsip kerja, makin mereka merasa tidak nyaman, kesal, dan gelisah. Ini adalah tanda bahwa mereka memiliki esensi jahat antikristus. Selama semua orang mendengarkan firman Tuhan, menerapkan kebenaran, dan menangani hal-hal berdasarkan prinsip, mereka merasa tidak nyaman dan gelisah. Bukankah ini masalah? (Ya.) Jika tak seorang pun membaca firman Tuhan, atau jika mereka membacanya dan tidak mempersekutunya, jika mereka hanya mendengarkan antikristus, barulah antikristus itu merasa senang. Masalah apakah yang diilustrasikan oleh hal ini? Mereka tidak pernah mempersekutukan firman Tuhan. Selama semua orang dengan tenang mempersekutukan firman Tuhan, dan antikristus melihat bahwa tak ada seorang pun yang memperhatikan mereka, bahwa semua orang tidak mendengarkan mereka, bahwa mereka tidak dapat memperoleh pemujaan semua orang, status mereka terancam, dan mereka berada dalam bahaya—pada saat inilah mereka akan turun tangan untuk mengacaukan segalanya, menganjurkan kebohongan atau kekeliruan untuk menyesatkan dan mengganggumu, membuatmu tidak yakin apakah yang baru saja kaudiskusikan itu benar atau salah. Tepat ketika semua orang akhirnya telah memahami sesuatu melalui persekutuan, mereka mengucapkan beberapa perkataan setan untuk mengacaukannya. Bukankah seperti inilah watak jahat antikristus? Perwujudan macam apa yang sesuai dengan watak jahat ini? (Kebencian terhadap kebenaran.) Tepat sekali. Makin semua orang memahami kebenaran, makin mereka merasa kesal. Bukankah ini kebencian terhadap kebenaran? Bukankah ini sesuai? (Ya.) Pernahkah engkau semua bertemu dengan orang-orang seperti ini? Sementara semua orang sedang mempersekutukan sesuatu, mereka tetap diam untuk waktu yang lama. Akhirnya, ketika ada beberapa kejelasan dalam persekutuan, mereka muncul, dan setelah muncul, mereka menyampaikan pertanyaan yang sulit untuk mempersulit orang-orang ini. Maksud mereka adalah untuk berkata, "Biar kuperlihatkan kepada kalian, aku akan membiarkan kalian melihat apa yang dapat kulakukan! Kalian mempersekutukan kebenaran, kalian tidak mendengarkanku, kalian mengabaikanku, kalian tidak memedulikanku, dan kalian tidak memperhatikanku, jadi aku akan mengajukan pertanyaan yang sulit kepada kalian untuk dipersekutukan dan membuat kalian bingung!" Bukankah ini adalah setan? (Ya.) Ini adalah setan, antikristus sejati.

Ada orang-orang yang merasa sangat senang setiap kali mereka mendengar seseorang bersikap negatif atau lemah. Khususnya ketika melihat seseorang mengganggu kehidupan bergereja, seseorang melakukan hal-hal buruk untuk mengacaukan pekerjaan gereja, atau melihat seseorang membuat keributan secara membabi buta, mereka merasa sangat senang, dan sangat ingin sekali menyalakan kembang api dan merayakan. Ada apa dengan orang-orang semacam itu? Mengapa mereka begitu gembira atas kemalangan orang lain? Mengapa, di saat yang penting seperti ini, mereka tidak dapat berdiri di pihak Tuhan untuk membela kepentingan rumah Tuhan? Bukankah orang-orang semacam itu adalah para pengikut yang bukan orang percaya? Bukankah mereka adalah antek-antek Iblis? Engkau semua harus merenungkan apakah engkau memperlihatkan perilaku seperti itu dan juga memeriksa apakah ada orang-orang semacam ini di sekitarmu dan memahami cara mengidentifikasi orang-orang semacam itu, khususnya ketika engkau melihat orang-orang yang jahat melakukan perbuatan jahat—bagaimana sikapmu? Apakah engkau hanya seorang pengamat yang menikmati tontonan itu, atau mungkinkah engkau juga sedang menempuh jalan ini? Apakah engkau adalah orang semacam itu? Ada orang-orang yang tidak mau merenungkan diri dengan cara seperti ini. Mereka tidak suka melihat kebaikan dalam diri orang lain; mereka lebih suka ketika semua orang lebih buruk daripada mereka—inilah saat ketika mereka merasa bersukacita. Sebagai contoh, ketika mereka melihat seseorang yang mengorbankan dirinya untuk Tuhan dipangkas, atau ketika seseorang yang sungguh-sungguh percaya kepada Tuhan melakukan pelanggaran, mereka diam-diam merasa gembira dan berkata, "Hmm, saatmu juga telah tiba. Kau telah mengorbankan dirimu untuk tuhan, bagaimana hasilnya? Kau telah diperlakukan tidak adil, bukan? Kau telah menderita kerugian, bukan? Apa gunanya mengorbankan dirimu sendiri? Kau selalu mengatakan yang sebenarnya, dan sekarang kau sedang dipangkas, bukan? Kau pantas mendapatkannya!" Mengapa mereka begitu senang? Bukankah mereka sedang bersukacita di atas kemalangan orang lain? Bukankah hati orang-orang semacam itu berada di tempat yang salah? Ketika mereka melihat seseorang menyebabkan gangguan dalam pekerjaan rumah Tuhan, mereka merasa senang. Ketika mereka melihat pekerjaan rumah Tuhan mengalami kerugian, mereka merasa senang. Apa yang membuat mereka merasa senang? Mereka berpikir, "Akhirnya, seseorang yang tidak mencintai kebenaran seperti aku, telah menyebabkan kepentingan rumah tuhan mengalami kerugian, dan dia sama sekali tidak merasa bersalah." Itulah yang membuat mereka merasa senang. Bukankah ini jahat? (Ya.) Itu sangat jahat! Adakah orang-orang seperti ini di antara engkau semua? Ada orang-orang yang biasanya tidak akan bersenandung, tetapi begitu melihat seseorang melakukan kesalahan, mereka tiba-tiba mulai bernyanyi, menggoyang-goyangkan tubuh mereka, tampak sangat senang, dan berpikir, "Akhirnya, hari ini aku punya kabar baik. Aku merasa sangat senang, Aku akan makan dua mangkuk nasi lagi!" Watak macam apa ini? Watak yang jahat. Mereka tidak akan meneteskan air mata atau merasa sedih sedetik pun karena kepentingan rumah Tuhan mengalami kerugian. Mereka tidak merasa bersalah, tidak ada kesedihan atau rasa sakit. Sebaliknya, mereka merasa senang dan puas karena kesalahan seseorang telah menyebabkan kerugian bagi kepentingan rumah Tuhan dan mempermalukan nama Tuhan. Bukankah ini kejahatan? Bukankah ini sebuah tanda memiliki natur jahat antikristus? Ini juga adalah sebuah tanda.

Dikatakan bahwa ada orang-orang dalam tim penginjilan yang adalah para pembicara yang fasih. Mereka telah mendengarkan khotbah selama bertahun-tahun dan menyimpulkan serangkaian doktrin, mereka dipenuhi perkataan mengesankan yang kosong di mana pun mereka berada, tidak pernah kehilangan kata-kata ketika berkhotbah, yang sepenuhnya memperlihatkan karunia dan kefasihan mereka sendiri. Beberapa orang melihat bahwa orang-orang semacam itu sangat cakap dan memutuskan untuk mengikuti mereka. Apa yang mereka katakan pada akhirnya? "Kami mendengarkan persekutuan orang itu, jadi kami tidak perlu mendengarkan khotbah dari yang di atas; kami juga tidak perlu mendengarkan firman tuhan. Persekutuan orang tersebut menggantikan semuanya itu." Bukankah orang-orang ini berada dalam bahaya? (Ya.) Orang-orang ini berada dalam bahaya besar. Mereka menyukai tindakan dan perilaku antikristus, serta kecongkakan, kebiadaban, dan kejahatan mereka. Mereka menyukai apa yang disukai antikristus dan membenci apa yang dibenci antikristus. Mereka menyukai pengetahuan, pengajaran, doktrin, dan berbagai teori teologis, kebohongan, dan kekeliruan yang antikristus khotbahkan. Mereka memuja hal-hal ini. Sampai sejauh mana mereka memujanya? Bahkan dalam mimpi mereka di malam hari, mereka mengucapkan perkataan ini. Apakah ini serius? Ketika pemujaan mereka mencapai tingkat ini, masih dapatkah orang-orang ini mengikuti Tuhan? Ada orang-orang yang mungkin berkata, "Itu tidak benar. Mereka masih berada di gereja, mereka masih percaya kepada Tuhan." Mereka belum memiliki kesempatannya. Begitu mereka menemukan orang atau objek yang ingin mereka puja, mereka dapat meninggalkan Tuhan setiap saat. Bukankah ini adalah tanda bahwa mereka memiliki esensi jahat antikristus? (Ya.) Dapatkah engkau mengenali orang-orang semacam itu ketika engkau semua melihat mereka? (Ya.) Dahulu, engkau mungkin tidak tahu betapa seriusnya natur dari hal-hal semacam itu. Sekarang, ketika engkau bertemu lagi dengan orang-orang semacam itu, akankah engkau semua masih memiliki pertanyaan di benakmu tentang mereka? Akankah engkau semua mengabaikan mereka? (Tidak.) Jadi, sudahkah engkau memiliki sedikit kemampuan untuk mengidentifikasi orang-orang semacam itu? (Ya.) Semua ini adalah beberapa dari tanda-tanda dan informasi yang mereka perlihatkan. Artinya, begitu orang-orang ini memiliki kesempatan atau status, atau seseorang menyesatkan mereka, mereka dapat mengkhianati Tuhan kapan pun dan di mana pun. Dapatkah orang-orang melihat perwujudan mereka dan esensi jahat mereka? Adakah beberapa tanda yang dapat orang-orang lihat? (Ya.) Seharusnya ada. Jika Aku tidak menyinggung hal ini, engkau semua mungkin berpikir, "Siapakah yang memperlihatkan tanda-tanda ini? Siapakah yang mewujudkan tanda-tanda ini? Tak seorang pun, aku belum melihat seorang pun." Melalui pembahasan-Ku tentang tanda-tanda ini, bukankah engkau semua telah mendapati bahwa orang-orang semacam itu ada? Beberapa dari mereka adalah para pengikut, dan beberapa adalah para pemimpin dan pekerja. Inilah tanda ketiga orang memiliki esensi jahat antikristus.

Orang-orang yang memiliki esensi jahat antikristus memiliki tanda khas lainnya, sesuatu yang sama-sama mereka miliki. Orang-orang ini, dengan berkedok mencintai kebenaran dan merindukan jalan yang benar, datang untuk mendengarkan khotbah, mempelajari berbagai pengetahuan dan pembahasan yang berkaitan dengan kebenaran, serta memperlengkapi diri mereka dengan teori dan pengetahuan teologis, kemudian menggunakan teori dan pengetahuan ini untuk terlibat dalam perdebatan dengan para pemimpin dan pekerja, menggunakan semua itu untuk mengutuk orang-orang tertentu, menyesatkan dan membujuk orang lain, dan bahkan memberikan apa yang disebut perbekalan, bantuan, dan penyiraman kepada orang-orang tertentu. Namun, ada satu hal yang memperlihatkan dengan jelas bahwa mereka bukanlah orang-orang yang mencintai kebenaran. Apakah hal tersebut? Bahwa seperti apa pun cara orang-orang ini memperlengkapi diri mereka dan berkhotbah, mereka hanya berbicara dan mengatakan sesuatu, hanya mempersenjatai diri mereka sendiri, tetapi mereka tidak pernah menangani masalah berdasarkan prinsip-prinsip kebenaran. Menandakan apakah "tidak pernah" ini? Itu menandakan mereka tidak dapat mengucapkan sepatah kata pun yang jujur, tidak pernah jujur, dan tidak pernah membayar harga untuk melepaskan manfaat dari status. Pada kesempatan apa pun, ketika mereka berbicara dan bertindak, mereka selalu melakukan upaya yang maksimal demi ketenaran, keuntungan, dan status mereka sendiri. Meskipun di luarnya, mereka terlihat membayar harga dan mencintai kebenaran, esensi jahat mereka tetap tidak berubah. Apa masalahnya di sini? Di satu sisi, orang-orang ini tidak pernah mencari prinsip-prinsip kebenaran dalam tindakan mereka. Di sisi lain, sekalipun mereka mengetahui prinsip-prinsip kebenaran dan jalan penerapan, mereka tidak menerapkannya. Ini adalah sebuah tanda bahwa mereka memiliki esensi jahat antikristus. Entah mereka memiliki status atau tidak, dan entah mereka melaksanakan tugas mereka menyebarluaskan Injil atau menjadi pemimpin dan pekerja atau tidak, apakah ciri mereka? Mereka hanya dapat membicarakan doktrin yang benar, tetapi mereka tidak pernah melakukan hal-hal yang benar. Itulah ciri mereka. Mereka membicarakan doktrin lebih jelas daripada siapa pun, tetapi mereka melakukan hal-hal yang lebih buruk daripada siapa pun. Bukankah ini jahat? Inilah tanda keempat memiliki esensi jahat antikristus. Periksalah sendiri, dan nilailah apakah ada banyak orang di sekitarmu yang memiliki esensi jahat antikristus. Setelah Aku membuat daftar ini, engkau semua dapat mengevaluasi apakah ada cukup banyak orang-orang semacam itu di sekitarmu. Ada berapa persenkah mereka? Apakah lebih banyak pemimpin ataukah orang percaya biasa? Bukankah beberapa dari antaramu sebelumnya mengira bahwa hanya para pemimpin yang memiliki kesempatan untuk menjadi antikristus? (Dahulu kami mengira seperti itu.) Jadi, apakah sudut pandang ini sudah berubah sekarang? Antikristus tidak menjadi antikristus karena mereka memiliki status; mereka tetaplah orang celaka seperti ini sekalipun mereka tidak memiliki status. Hanya saja, secara kebetulan mereka berada di posisi kepemimpinan, dan natur mereka yang sebenarnya sebagai antikristus dengan cepat tersingkap, seperti jamur yang, dengan suhu dan tanah yang tepat, berfermentasi dengan cepat, memperlihatkan diri mereka yang sebenarnya. Jika tidak ada lingkungan yang cocok, mungkin dibutuhkan waktu yang lebih lama untuk esensi natur mereka tersingkap, tetapi perwujudan yang lebih lambat ini bukan berarti bahwa mereka tidak memiliki natur tersebut. Jika orang memiliki natur semacam itu, mereka pasti akan bertindak dan memperlihatkan berbagai hal, dan perilaku-perilaku yang diperlihatkan ini adalah tanda dan ciri bahwa mereka memiliki esensi jahat antikristus. Begitu mereka memiliki tanda dan ciri ini, mereka dapat digolongkan sebagai antikristus.

Katakan kepada-Ku, apakah menerapkan kebenaran dan menangani masalah berdasarkan prinsip-prinsip kebenaran memerlukan berbagai alasan dan pembenaran? (Tidak.) Asalkan seseorang memiliki hati yang tulus, mereka mampu menerapkan kebenaran. Apakah orang yang tidak menerapkan kebenaran akan memunculkan berbagai alasan? Sebagai contoh, ketika mereka melakukan sesuatu yang salah, melanggar prinsip, dan seseorang mengoreksi mereka, dapatkah mereka mendengarkan? Mereka tidak mendengarkan. Apakah fakta bahwa mereka tidak mendengarkan adalah satu-satunya fakta? Bagaimana mereka bisa dikatakan jahat? (Mereka mencari alasan untuk membujukmu, membuatmu berpikir bahwa mereka benar.) Mereka akan menemukan penafsiran yang sesuai dengan gagasan dan imajinasimu, kemudian mereka menggunakan serangkaian teori-teori rohani yang dapat kauakui dan terima serta yang sesuai dengan kebenaran untuk meyakinkanmu, membuatmu menyetujui mereka, dan membuatmu dengan sungguh-sungguh percaya bahwa mereka benar, semua itu untuk mencapai tujuan mereka untuk menyesatkan dan mengendalikan orang. Bukankah ini kejahatan? (Ya.) Ini benar-benar adalah kejahatan. Jelaslah bahwa mereka telah melakukan sesuatu yang salah, melanggar prinsip dan kebenaran dalam tindakan mereka, serta gagal menerapkan kebenaran, tetapi mereka muncul dengan serangkaian pembenaran teoretis. Ini benar-benar jahat. Ini seperti serigala memakan seekor domba; memang sudah naturnya serigala untuk memakan domba, dan Tuhan menciptakan binatang jenis ini untuk memakan domba. Domba adalah makanannya. Namun, setelah memakannya, serigala itu tetap mencari berbagai alasan. Bagaimana menurutmu tentang hal ini? Engkau akan berpikir, "Kau memakan dombaku, dan sekarang kau ingin aku berpikir bahwa kau sudah seharusnya memakannya, bahwa adalah wajar dan pantas bagimu untuk memakannya, dan aku bahkan harus berterima kasih kepadamu." Bukankah engkau merasa marah? (Ya.) Ketika engkau marah, pemikiran apa yang kaumiliki? Engkau berpikir, "Orang ini sangat jahat! Jika kau ingin memakannya, silakan saja, memang itulah dirimu yang sebenarnya; memakan dombaku adalah satu hal, tetapi kau bahkan datang dengan banyak alasan dan dalih, serta memintaku untuk berterima kasih kepadamu sebagai balasannya. Bukankah ini berarti tidak mampu membedakan yang benar dan yang salah?" Ini adalah kejahatan. Ketika seekor serigala ingin memakan seekor domba, alasan apa yang bisa dibuatnya? Serigala itu berkata, "Domba kecil, hari ini aku harus memakanmu karena aku harus membalasmu karena kau telah menghinaku tahun lalu." Domba itu, karena merasa diperlakukan tidak adil, berkata, "Aku bahkan belum lahir tahun lalu." Ketika serigala itu menyadari bahwa dia telah salah bicara dan salah menghitung usia domba itu, dia berkata, "Kalau begitu, kita tidak akan mempersoalkannya, tetapi aku tetap harus memakanmu karena terakhir kali ketika aku meminum air dari sungai ini, kau telah mengotori airnya, jadi aku harus membalasmu." Domba itu berkata, "Aku berada di hilir sungai, dan kau berada di hulu. Bagaimana mungkin aku mengotori air di hulu? Jika kau ingin memakanku, silakan saja makan aku. Jangan mencari berbagai alasan." Itulah natur serigala. Bukankah itu kejahatan? (Ya.) Apakah kejahatan serigala sama seperti kejahatan si naga merah yang sangat besar? (Ya.) Gambaran ini paling cocok dengan si naga merah yang sangat besar. Si naga merah yang sangat besar ingin menangkap orang-orang yang percaya kepada Tuhan; mereka ingin mendakwa orang-orang ini dengan kejahatan. Jadi, mereka pertama-tama menciptakan kesan tertentu, mereka mengarang kabar bohong tertentu, dan kemudian menyiarkannya ke seluruh dunia untuk membuat seluruh dunia bangkit dan mengutukmu. Mereka melemparkan berbagai tuduhan kepada orang-orang yang percaya kepada Tuhan, seperti "mengganggu ketertiban umum", "membocorkan rahasia negara", dan "menggulingkan kekuasaan negara". Mereka juga menyebarkan kabar bohong bahwa engkau telah melakukan berbagai tindak pidana dan melemparkan tuduhan ini kepadamu. Bolehkah jika engkau menolak untuk mengakuinya? Apakah ada bedanya jika engkau mengakuinya atau tidak? Tidak. Setelah mereka bertekad untuk menangkapmu, maka sama seperti serigala yang bertekad untuk memakan domba, mereka mencari berbagai alasan. Si naga merah yang sangat besar itu menciptakan kesan tertentu, mengatakan bahwa kita telah melakukan sesuatu yang buruk padahal, sebenarnya, orang lainlah yang melakukannya. Mereka mengalihkan kesalahan dan menjebak gereja. Dapatkah engkau berdebat dengan mereka? (Tidak.) Mengapa engkau tidak dapat berdebat dengan mereka? Dapatkah engkau memiliki argumen yang jelas untuk dikatakan kepada mereka? Menurutmu, apakah dengan berdebat dan menjelaskan situasinya, mereka tidak akan menangkapmu? Engkau menganggap mereka terlalu baik. Sebelum engkau dapat menyelesaikan ucapanmu, mereka akan menjambak rambutmu, membenturkan kepalamu ke dinding, dan kemudian bertanya kepadamu, "Apa kau tahu siapa aku? Aku adalah setan!" Setelah itu, akan ada pemukulan yang parah, juga interogasi dan penyiksaan silih berganti siang dan malam, dan barulah engkau akan mulai berperilaku baik. Pada titik ini, engkau akan menyadari, "Tidak ada ruang untuk penalaran di sini; ini adalah sebuah jebakan!" Si naga merah yang sangat besar tidak berdebat denganmu. Apakah engkau berpikir mereka menciptakan kesan-kesan tersebut secara tidak sengaja, secara kebetulan? Ada persekongkolan di baliknya, dan mereka telah merencanakan langkah selanjutnya. Ini hanyalah awal dari tindakan mereka. Ada orang-orang yang mungkin masih berpikir, "Mereka tidak mengerti hal-hal yang berkaitan dengan kepercayaan kepada Tuhan; jika aku menjelaskannya kepada mereka, semuanya akan baik-baik saja." Dapatkah engkau menjelaskannya dengan gamblang? Mereka sedang menjebakmu untuk sesuatu yang tidak kaulakukan. Apakah engkau masih dapat menjelaskan semuanya dengan gamblang? Ketika mereka menjebakmu, apakah mereka tidak tahu bahwa engkau tidak melakukannya? Apakah mereka tidak tahu siapa yang melakukannya? Mereka tahu betul siapa yang melakukannya! Jadi, mengapa mereka melemparkan kesalahannya kepadamu? Engkau adalah orang yang mereka tangkap. Apakah engkau berpikir ketika mereka melemparkan kesalahan kepadamu, mereka tidak tahu bahwa engkau sedang diperlakukan secara tidak adil? Mereka ingin memperlakukanmu secara tidak adil serta ingin menangkap dan menganiayamu. Itulah kejahatan.

Siapa pun yang memiliki esensi jahat antikristus membenci dan muak akan kebenaran dalam esensi mereka. Di dalam hatinya, mereka tidak menerima kebenaran sedikit pun dan tidak berniat untuk menerapkannya. Jika engkau mengira mereka tidak memahami kebenaran dan berusaha mempersekutukannya dengan mereka, apa yang akan terjadi sebagai hasilnya? Engkau akan kelelahan sendiri, engkau telah menemukan orang yang salah. Mereka bukanlah orang yang menerima kebenaran, dan engkau tidak seharusnya mempersekutukannya kepada mereka; sebaliknya, engkau harus memberi mereka pelajaran dan bersikap tegas kepada mereka, dengan berkata, "Sudah berapa lama engkau melaksanakan tugasmu? Bagaimana kau bisa memperlakukan tugasmu sebagai masalah sepele? Apakah itu pekerjaanmu sendiri? Dengan siapa kau bersaing? Kau tidak sedang melawanku; kau sedang melawan Tuhan dan kebenaran!" Bukankah engkau perlu memberi mereka pelajaran? Apakah ada gunanya mempersekutukan kebenaran kepada mereka? Tidak ada gunanya. Mengapa tidak ada gunanya? Mereka adalah serigala, bukan domba yang terhilang atau tersesat. Mampukah serigala menerapkan kebenaran? Tidak. Apa natur serigala? (Kejahatan.) Saat serigala melihat domba, dia mulai meneteskan air liur, matanya dipenuhi gambar makanan lezat, dan domba itu ditakdirkan untuk menjadi makanannya. Itulah naturnya; itulah kejahatan. Jika engkau mengatakan kepadanya, "Domba-domba itu sangat menyedihkan dan lembut; kumohon jangan memakannya. Pilihlah binatang buas lainnya untuk dimakan, oke?" Dapatkah dia mengerti? Dia tidak dapat mengerti. Itulah naturnya. Ada orang-orang yang tidak menerapkan kebenaran dan mencari berbagai alasan—itulah natur mereka. Apakah natur ini? Itu adalah kejahatan. Sekalipun tindakan mereka sangat hina, memberontak, dan jelas-jelas bertentangan dengan prinsip, mereka masih ingin menyelamatkan muka; sekalipun mereka bertentangan kebenaran, mereka ingin melakukannya dengan cara yang agung dan bermartabat. Bukankah ini adalah kejahatan? Apakah melanggar kebenaran adalah hal yang positif atau negatif? (Negatif.) Bagaimana sesuatu yang negatif dapat dilakukan dengan cara yang agung, bermartabat, dan terhormat? Bukankah agak aneh untuk berusaha menggabungkan kedua aspek ini? Inilah kejahatan: ini adalah perilaku dan perwujudan dari mereka yang memiliki esensi jahat antikristus. Mungkin kedengarannya kontradiktif, tetapi seperti itulah cara mereka beroperasi, itulah watak mereka dan apa yang mereka perlihatkan. Mereka menyimpan kebencian terhadap kebenaran, tidak pernah menerimanya—seperti inilah antikristus, inilah esensi natur jahat antikristus. Berapa banyak unsur yang ada dalam esensi jahat antikristus? (Empat unsur.) Seluruhnya ada empat. Bukankah keempat tanda ini cukup bagi engkau semua untuk mengidentifikasi antikristus? Kejahatan itu sendiri mengandung unsur-unsur yang berbahaya dan licik, dan ketika unsur-unsur yang berbahaya dan licik mencapai titik ekstremnya, semua itu dikategorikan sebagai watak yang jahat. Antikristus mewujudkan watak jahat semacam ini.

3 September 2019

Sebelumnya: Bab Tujuh: Mereka Jahat, Berbahaya, dan Licik (Bagian Dua)

Selanjutnya: Bab Sembilan: Mereka Melaksanakan tugas Mereka Hanya untuk Menonjolkan Diri dan Memuaskan Kepentingan dan Ambisi Mereka Sendiri; Mereka tidak Pernah Mempertimbangkan Kepentingan Rumah Tuhan, dan bahkan Mengkhianati Kepentingan Tersebut, Menukarkannya dengan Kemuliaan Pribadi (Bagian Satu)

Penderitaan akan berakhir dan air mata akan berhenti. Percayalah kepada Tuhan bahwa Dia mendengar permohonan kita dalam penderitaan kita, dan Dia ingin menyelamatkan kita dari penderitaan. Hubungi kami untuk memahami kabar baik tentang keselamatan Tuhan.

Pengaturan

  • Teks
  • Tema

Warna Solid

Tema

Jenis Huruf

Ukuran Huruf

Spasi Baris

Spasi Baris

Lebar laman

Isi

Cari

  • Cari Teks Ini
  • Cari Buku Ini