Jalan Masuk ke Dalam Kehidupan 5

Firman Tuhan Harian: Kutipan 520

Selama mengikuti Yesus, Petrus membentuk banyak pendapat mengenai Yesus dan selalu menilai-Nya dari sudut pandangnya sendiri. Walaupun Petrus memiliki tingkat pemahaman tertentu mengenai Roh, pemahamannya belum begitu jelas, itulah sebabnya dia, berkata: "Aku harus mengikuti Dia yang diutus Bapa di surga. Aku harus mengakui Dia yang dipilih oleh Roh Kudus." Petrus tidak memahami hal-hal yang dilakukan Yesus dan tidak memiliki kejelasan tentang itu. Setelah mengikuti-Nya selama beberapa waktu, Petrus mulai tertarik pada apa yang dilakukan dan dikatakan-Nya, dan kepada Yesus itu sendiri. Petrus mulai merasa bahwa Yesus membangkitkan kasih sayang dan rasa hormat; dia senang bergaul dengan-Nya dan tinggal di dekat-Nya, dan mendengarkan perkataan Yesus yang membekali dan menolongnya. Selama mengikut Yesus, Petrus mengamati dan memperhatikan segala sesuatu mengenai kehidupan-Nya: tindakan, perkataan, gerakan, dan ekspresi-Nya. Petrus mendapatkan pemahaman yang mendalam bahwa Yesus tidak seperti manusia biasa. Walaupun penampilan-Nya sebagai manusia sangat biasa, Dia penuh kasih, belas kasihan, dan toleransi terhadap manusia. Segala sesuatu yang dilakukan atau dikatakan-Nya sangat membantu orang lain, dan Petrus melihat dan memperoleh hal-hal yang belum pernah dia lihat atau miliki sebelumnya dari Yesus. Petrus melihat bahwa walaupun Yesus tidak memiliki perawakan yang tinggi besar atau kemanusiaan yang tidak biasa, Dia memiliki aura yang sangat luar biasa dan istimewa. Walaupun tidak mampu menjelaskan sepenuhnya, Petrus dapat melihat bahwa tindakan Yesus berbeda dengan orang lain, karena Dia melakukan hal-hal yang sangat berbeda dengan yang dilakukan manusia biasa. Sejak bergaul dengan Yesus, Petrus juga menyadari bahwa karakter-Nya berbeda dengan manusia biasa. Dia selalu bertindak dengan mantap dan tidak pernah tergesa-gesa, tidak pernah melebih-lebihkan atau meremehkan suatu perkara, dan Dia menjalani hidup-Nya dengan cara yang mengungkapkan karakter yang normal sekaligus mengagumkan. Dalam bertutur kata, Yesus berbicara dengan jelas dan elegan, selalu berkomunikasi dengan cara yang ceria tetapi tenang—tetapi tidak pernah kehilangan martabat-Nya saat melaksanakan pekerjaan-Nya. Petrus melihat bahwa Yesus terkadang pendiam, tetapi pada waktu lain berbicara tanpa henti. Terkadang Dia begitu bahagia sehingga tampak seperti burung merpati nan lincah dan ceria, tetapi di lain waktu Dia begitu sedih sehingga sama sekali tidak berbicara, tampak diliputi kesedihan seolah-olah Dia adalah seorang ibu yang letih dan kelelahan. Adakalanya Dia dipenuhi kemarahan seperti seorang prajurit pemberani yang menerjang maju untuk membunuh musuhnya atau, pada beberapa kesempatan, Dia bahkan menyerupai seekor singa yang mengaum. Terkadang Dia tertawa; di lain waktu Dia berdoa dan menangis. Bagaimanapun Yesus bertindak, Petrus semakin memiliki kasih dan rasa hormat yang tak terbatas kepada-Nya. Tawa Yesus memenuhinya dengan kebahagiaan, kesedihan-Nya menjerumuskannya ke dalam duka, dan amarah-Nya membuatnya takut, sementara belas kasihan, pengampunan, dan tuntutan-Nya yang tegas terhadap orang-orang membuat Petrus menjadi sungguh-sungguh mengasihi Yesus, dan menumbuhkan rasa hormat dan kerinduan yang sejati kepada-Nya. Tentu saja, Petrus secara berangsur-angsur menyadari semua ini setelah tinggal bersama Yesus selama beberapa tahun.

Dikutip dari "Cara Petrus Mengenal Yesus" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"

Firman Tuhan Harian: Kutipan 521

Ada klimaks dalam pengalaman Petrus, ketika tubuhnya hampir sepenuhnya hancur, tetapi Yesus tetap menguatkan hatinya. Dan suatu kali, Yesus menampakkan diri kepada Petrus. Ketika Petrus berada dalam penderitaan yang teramat berat dan merasa bahwa hatinya hancur, Yesus memerintahkan dia, "Dahulu engkau ada bersama-Ku di bumi, dan Aku ada sini bersamamu. Dan walaupun sebelumnya kita bersama di surga, bagaimanapun, itu adalah dunia roh. Sekarang, Aku kembali ke dunia roh, dan engkau berada di bumi, karena Aku bukan berasal dari bumi, dan walaupun engkau juga bukan berasal dari bumi, engkau harus memenuhi fungsimu di bumi. Karena engkau adalah seorang hamba, engkau harus memenuhi tugasmu." Mendengar bahwa dia akan dapat kembali ke sisi Tuhan membuat Petrus terhibur. Pada saat itu, Petrus sangat menderita sehingga hampir tak bisa bangun dari tempat tidur; dia merasa menyesal sampai berkata: "Aku sangat rusak sehingga aku tidak mampu memuaskan Tuhan." Yesus menampakkan diri kepadanya dan berkata: "Petrus, mungkinkah engkau telah melupakan keputusan yang telah kaubuat di hadapan-Ku? Apakah engkau benar-benar telah melupakan semua perkataan-Ku? Apakah engkau benar-benar telah melupakan keputusan yang kaubuat untuk-Ku?" Melihat bahwa itu adalah Yesus, Petrus bangun dari tempat tidurnya, dan Yesus menghiburnya, berkata: "Aku bukan berasal dari bumi, Aku telah mengatakannya kepadamu—engkau harus memahami ini, tetapi apakah engkau telah melupakan hal lain yang pernah Kukatakan kepadamu? 'Engkau juga bukan berasal dari bumi, bukan berasal dari dunia.' Saat ini, ada pekerjaan yang harus kaulakukan, engkau tidak boleh bersedih seperti ini. Engkau tidak boleh menderita seperti ini. Walaupun manusia dan Tuhan tidak dapat hidup berdampingan di dunia yang sama, Aku memiliki pekerjaan-Ku dan engkau memiliki pekerjaanmu, dan suatu hari, ketika pekerjaanmu selesai, kita akan bersama dalam satu alam, dan Aku akan menuntunmu untuk bersama-Ku selamanya." Petrus terhibur dan teryakinkan kembali setelah mendengar kata-kata ini. Petrus tahu bahwa penderitaan ini adalah sesuatu yang harus ditanggung dan dialaminya, dan sejak saat itu dia bersemangat. Yesus secara khusus menampakkan diri kepadanya pada setiap momen penting, memberinya pencerahan dan bimbingan khusus, dan melakukan banyak pekerjaan di dalam dirinya. Dan apa yang paling Petrus sesali? Tak lama setelah Petrus mengatakan, "Engkau adalah Anak Tuhan yang hidup", Yesus mengajukan sebuah pertanyaan lain kepada Petrus (meskipun ini tidak dicatat di dalam Alkitab seperti ini). Yesus bertanya kepadanya: "Petrus! Pernahkah engkau mengasihi Aku?" Petrus memahami apa yang Dia maksudkan, dan berkata: "Tuhan! Aku pernah mengasihi Bapa di surga, tetapi aku mengakui tidak pernah mengasihi-Mu." Kemudian Yesus berkata: "Jika orang tidak mengasihi Bapa di surga, bagaimana mereka dapat mengasihi Anak di bumi? Dan jika orang tidak mengasihi Anak yang diutus oleh Bapa, bagaimana mereka dapat mengasihi Bapa di surga? Jika orang sungguh-sungguh mengasihi Anak di bumi, artinya mereka sungguh-sungguh mengasihi Bapa di surga." Ketika mendengar perkataan ini, Petrus menyadari kekurangannya. Petrus selalu merasa menyesal sampai meneteskan air mata atas perkataannya, "Aku pernah mengasihi Bapa di surga, tetapi aku tidak pernah mengasihi-Mu." Setelah kebangkitan dan kenaikan Yesus, Petrus merasakan penyesalan dan kesedihan yang jauh lebih besar atas perkataannya ini. Mengingat pekerjaannya di masa lalu serta tingkat pertumbuhannya saat ini, Petrus sering datang ke hadapan Yesus dalam doa, selalu merasa menyesal dan berutang karena tidak memenuhi kehendak Tuhan, dan tidak memenuhi standar Tuhan. Masalah-masalah ini menjadi beban terbesarnya. Petrus berkata: "Suatu hari aku akan mempersembahkan kepada-Mu segala yang kumiliki dan seluruh diriku, dan aku akan memberi-Mu apa pun yang paling berharga." Petrus berkata: "Tuhan! Aku hanya memiliki satu iman dan satu kasih. Hidupku tidak berharga, dan tubuhku tidak berharga. Aku hanya memiliki satu iman dan satu kasih. Aku memiliki iman kepada-Mu dalam pikiranku dan kasih kepada-Mu dalam hatiku; aku hanya memiliki dua hal ini untuk kuberikan kepada-Mu, dan tidak ada yang lain." Petrus sangat dikuatkan oleh perkataan Yesus, karena sebelum Yesus disalibkan, Dia berkata kepadanya: "Aku bukan berasal dari dunia ini, dan engkau juga bukan berasal dari dunia ini." Belakangan, ketika Petrus berada dalam kesakitan yang luar biasa, Yesus mengingatkannya: "Petrus, apakah engkau lupa? Aku bukan berasal dari dunia ini, dan hanya karena pekerjaan-Ku Aku pergi lebih awal. Engkau juga bukan berasal dari dunia ini, apakah engkau benar-benar sudah lupa? Aku telah mengatakannya kepadamu dua kali, apakah engkau tidak ingat?" Mendengar ini Petrus berkata: "Aku tidak lupa!" Kemudian Yesus berkata: "Engkau pernah menghabiskan masa-masa bahagia bersama-Ku di surga dan suatu masa di sisi-Ku. Engkau merindukan-Ku dan Aku merindukanmu. Walaupun makhluk ciptaan tidak layak di hadapan-Ku, bagaimana mungkin Aku tidak mengasihi orang yang tidak bersalah dan elok? Apakah engkau telah melupakan janji-Ku? Engkau harus menerima amanat-Ku di bumi; engkau harus memenuhi tugas yang Kupercayakan kepadamu. Suatu hari Aku pasti akan membawamu untuk berada di sisi-Ku." Setelah mendengar ini, Petrus semakin jauh dikuatkan, dan bahkan mendapatkan inspirasi yang lebih besar, sehingga ketika berada di kayu salib, Petrus mampu berkata: "Tuhan! Aku tidak cukup mengasihi-Mu! Sekalipun Engkau memintaku untuk mati, aku masih tidak cukup mengasihi-Mu! Ke mana pun Engkau mengirimkan jiwaku, apakah Engkau memenuhi janji-janji-Mu yang terdahulu atau tidak, apa pun yang Engkau lakukan setelahnya, aku mengasihi-Mu dan aku percaya kepada-Mu." Yang menjadi pegangannya adalah imannya, dan kasih sejati.

Dikutip dari "Cara Petrus Mengenal Yesus" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"

Firman Tuhan Harian: Kutipan 522

Sekarang seharusnya engkau mampu melihat dengan jelas jalan yang ditempuh oleh Petrus. Jika engkau dapat melihat jalan Petrus dengan jelas, engkau pasti akan yakin tentang pekerjaan yang sedang dikerjakan saat ini, sehingga engkau tidak akan mengeluh atau bersikap pasif, atau merindukan apa pun. Engkau harus mengalami suasana hati Petrus pada saat itu: Petrus dilanda kesedihan; dia tidak lagi meminta masa depan atau berkat. Petrus tidak mencari keuntungan, kebahagiaan, ketenaran, atau kekayaan di dunia; dia hanya berusaha menjalani kehidupan yang paling bermakna, yaitu membalas kasih Tuhan dan mempersembahkan apa yang dianggapnya paling berharga kepada Tuhan. Kemudian barulah Petrus merasa puas dalam hatinya. Petrus sering berdoa kepada Yesus dengan kata-kata: "Tuhan Yesus Kristus, aku pernah mengasihi-Mu, tetapi aku tidak pernah sungguh-sungguh mengasihi-Mu. Meskipun aku berkata aku beriman kepada-Mu, aku tidak pernah mengasihi-Mu dengan hati yang tulus. Aku hanya mengagumi-Mu, memuja-Mu, dan merindukan-Mu, tetapi aku tidak pernah mengasihi-Mu atau sungguh-sungguh beriman kepada-Mu." Petrus selalu berdoa untuk membuat keputusannya, dan dia selalu didorong oleh perkataan Yesus dan mendapatkan motivasi darinya. Kemudian, setelah pengalamannya selama beberapa waktu, Yesus mengujinya, menggugahnya agar lebih merindukan-Nya. Petrus berkata: "Tuhan Yesus Kristus! Betapa aku merindukan-Mu, dan rindu untuk memandang-Mu. Kekuranganku sangat banyak, dan aku tidak mampu membalas kasih-Mu. Kumohon agar Engkau segera membawaku pergi. Kapan Engkau akan membutuhkanku? Kapan Engkau akan membawaku pergi? Kapan aku akan sekali lagi memandang wajah-Mu? Aku tidak ingin hidup lebih lama di dalam tubuh ini, terus menjadi rusak, dan aku tidak mau lagi memberontak. Aku siap mempersembahkan segala milikku kepada-Mu sesegera mungkin, dan aku tidak mau lagi membuat-Mu sedih." Beginilah cara Petrus berdoa, tetapi pada saat itu dia tidak tahu apa yang akan disempurnakan Yesus dalam dirinya. Dalam penderitaannya selama ujian, Yesus kembali menampakkan diri kepadanya dan berkata: "Petrus, Aku ingin menyempurnakanmu, sehingga engkau menjadi buah, yang merupakan perwujudan penyempurnaan-Ku akan dirimu, dan yang akan Kunikmati. Dapatkah engkau sungguh-sungguh menjadi kesaksian bagi-Ku? Sudahkah engkau melakukan apa yang Kuminta? Sudahkah engkau hidup dalam perkataan yang Kuucapkan? Engkau pernah mengasihi-Ku, tetapi walaupun engkau mengasihi-Ku, sudahkah engkau hidup dalam-Ku? Apa yang telah kaulakukan untuk-Ku? Engkau menyadari bahwa engkau tidak layak menerima kasih-Ku, tetapi apa yang telah kaulakukan untuk-Ku?" Petrus menyadari bahwa dia belum pernah melakukan apa pun untuk Yesus dan mengingat sumpahnya di masa lalu untuk memberikan hidupnya kepada Tuhan. Oleh karena itu, Petrus tidak mengeluh lagi, dan doa-doanya sejak saat itu menjadi jauh lebih baik. Petrus berdoa, ujarnya: "Tuhan Yesus Kristus! Aku pernah meninggalkan-Mu, dan Engkau juga pernah meninggalkanku. Kita pernah hidup berjauhan, dan pernah tinggal bersama berdampingan. Namun Engkau mengasihiku lebih dari segalanya. Aku telah berulang kali memberontak terhadap-Mu dan berulang kali mendukakan-Mu. Bagaimana aku bisa melupakan hal-hal seperti itu? Aku selalu mengingat dan tidak pernah melupakan pekerjaan yang telah Engkau lakukan terhadapku dan apa yang telah Engkau percayakan kepadaku. Aku telah melakukan segala sesuatu yang kubisa dengan pekerjaan yang telah Engkau lakukan terhadapku. Engkau tahu apa yang dapat kulakukan, dan Engkau lebih tahu peran apa yang dapat kumainkan. Aku ingin tunduk pada pengaturan-Mu, dan aku akan mempersembahkan segala yang kumiliki kepada-Mu. Hanya Engkau yang tahu apa yang dapat kulakukan untuk-Mu. Walaupun Iblis sering kali memperdayaku dan aku memberontak terhadap-Mu, aku percaya Engkau tidak mengingatku karena pelanggaran-pelanggaran itu, dan Engkau tidak memperlakukanku berdasarkan pelanggaran-pelanggaran itu. Aku ingin mempersembahkan seluruh hidupku kepada-Mu. Aku tidak meminta apa pun, dan tidak memiliki harapan atau rencana lain; aku hanya ingin bertindak sesuai dengan maksud-Mu dan melakukan kehendak-Mu. Aku akan minum dari cawan-Mu yang pahit, dan aku siap menjalankan perintah-Mu."

Engkau semua harus jelas mengenai jalan yang kautempuh. Engkau semua harus jelas mengenai jalan yang akan kautempuh di masa depan, apa yang akan disempurnakan oleh Tuhan, dan apa yang telah dipercayakan kepadamu. Suatu hari, mungkin, engkau semua akan diuji, dan jika pada saat itu engkau mampu mendapatkan inspirasi dari pengalaman Petrus, hal itu akan menunjukkan bahwa engkau semua sungguh-sungguh sedang berjalan di jalan Petrus. Petrus dipuji oleh Tuhan karena iman dan kasihnya yang sejati, serta karena kesetiaannya kepada Tuhan. Dan karena kejujuran serta kerinduannya kepada Tuhan dalam hatinya, maka Tuhan menyempurnakannya. Jika engkau sungguh-sungguh memiliki kasih dan iman yang sama seperti Petrus, Yesus pasti akan menyempurnakanmu.

Dikutip dari "Cara Petrus Mengenal Yesus" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"

Firman Tuhan Harian: Kutipan 523

Waktu dihajar Tuhan, Petrus berdoa, "Ya, Tuhan! Dagingku tidak taat, maka Engkau menghajar dan menghakimi aku. Aku bersukacita dalam hajaran dan penghakiman-Mu, bahkan seandainya Engkau tidak menginginkan aku, dalam penghakiman-Mu, aku melihat watak-Mu yang kudus dan benar. Saat Engkau menghakimi aku, sehingga orang lain dapat melihat watak-Mu yang benar dalam penghakiman-Mu, aku pun merasa puas. Jika itu dapat mengungkapkan watak-Mu dan memungkinkan watak-Mu yang benar itu terlihat oleh segala makhluk, jika itu dapat membuat kasihku kepada-Mu lebih murni, sehingga aku dapat mencapai keserupaan dengan orang yang benar, maka penghakiman-Mu ini sungguh baik, karena demikianlah kehendak-Mu yang penuh kasih karunia. Aku tahu, masih ada banyak hal dalam diriku yang memberontak, dan aku masih belum pantas menghadap Engkau. Aku berharap Engkau bahkan menghakimi aku lebih lagi, entah itu melalui lingkungan yang tidak bersahabat atau kesengsaraan besar; bagaimanapun Engkau menghakimi aku, bagiku itu sangat berharga. Kasih-Mu begitu mendalam, dan aku rela menyerahkan diri kepada belas kasih-Mu tanpa bersungut-sungut sedikit pun." Inilah pengetahuan Petrus setelah ia mengalami pekerjaan Tuhan, dan ini juga merupakan kesaksian akan kasihnya kepada Tuhan. Hari ini, engkau sekalian telah ditaklukkan—tetapi bagaimana penaklukan ini diungkapkan di dalam dirimu? Beberapa orang berkata, "Penaklukan atas diriku adalah anugerah tertinggi dan pengagungan dari Tuhan. Baru sekarang aku menyadari bahwa kehidupan manusia begitu hampa dan tanpa makna. Manusia menghabiskan hidupnya dengan tergesa-gesa, melahirkan dan membesarkan generasi demi generasi keturunan, dan pada akhirnya ditinggalkan tanpa memiliki apa-apa. Hari ini, hanya setelah ditaklukkan oleh Tuhan, telah kulihat bahwa tidak ada nilainya hidup dengan cara demikian; sesungguhnya inilah hidup tanpa makna. Aku bisa saja mati dan tamat sudah riwayatku!" Dapatkah orang-orang yang telah ditaklukkan seperti itu didapatkan oleh Tuhan? Bisakah mereka menjadi contoh dan teladan? Orang-orang seperti itu adalah pelajaran dalam hal kepasifan; mereka tidak memiliki cita-cita dan tidak berupaya memperbaiki diri. Meskipun mereka termasuk telah ditaklukkan, orang-orang pasif semacam itu tidak mampu disempurnakan. Menjelang akhir hidupnya, setelah dia dijadikan sempurna, Petrus berkata, "Ya Tuhan! Andai saja aku hidup beberapa tahun lagi, aku ingin memperoleh kasih yang lebih murni dan lebih dalam dari-Mu." Ketika hendak disalibkan, di dalam hatinya dia berdoa, "Ya, Tuhan! Waktu-Mu telah tiba; waktu yang Engkau persiapkan bagiku telah tiba. Aku harus disalibkan bagi-Mu, aku harus menjadi kesaksian untuk Engkau, dan aku berharap agar kasihku dapat memenuhi tuntutan-Mu, sehingga menjadi lebih murni. Hari ini, bisa mati untuk-Mu dan disalibkan bagi-Mu, sangat menghibur dan meyakinkan aku, karena tidak ada yang lebih memuaskan bagiku selain dapat disalibkan bagi-Mu dan memenuhi kehendak-Mu, dan mampu menyerahkan diriku, mempersembahkan hidupku bagi-Mu. Ya, Tuhan! Engkau sangat indah! Seandainya Engkau mengizinkan aku tetap hidup, aku bahkan akan lebih rela mengasihi-Mu. Selama aku hidup, aku akan mengasihi-Mu. Aku ingin mengasihi-Mu lebih dalam lagi. Engkau menghakimi, menghajar, serta mengujiku karena aku tidak benar, sebab aku telah berdosa. Watak-Mu yang benar pun menjadi lebih jelas bagiku. Ini berkat bagiku, sebab aku dapat mengasihi-Mu lebih dalam lagi, dan aku rela mengasihi-Mu dengan cara demikian bahkan seandainya Engkau tidak mengasihiku. Aku bersedia melihat watak-Mu yang benar, karena ini membuat aku lebih mampu hidup dalam kehidupan yang bermakna. Aku merasa bahwa hidupku sekarang lebih berarti, sebab aku disalibkan demi Engkau, dan mati bagi-Mu sungguh bermakna. Namun tetap saja aku tidak merasa puas, karena aku terlalu sedikit mengenal tentang Engkau. Aku tahu bahwa aku tidak dapat sepenuhnya memenuhi kehendak-Mu dan terlalu sedikit membalas Engkau. Dalam hidupku, aku tidak mampu mengembalikan diriku seluruhnya kepada-Mu; aku masih jauh dari taraf itu. Saat merenungkan kembali pada saat ini, aku merasa berutang budi kepada-Mu, dan yang kumiliki hanyalah momen ini untuk menebus seluruh kesalahanku dan segenap kasih yang belum kubalaskan kepada-Mu."

Dikutip dari "Pengalaman Petrus: Pengetahuannya tentang Hajaran dan Penghakiman" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"

Firman Tuhan Harian: Kutipan 524

Manusia harus berupaya hidup dalam kehidupan yang bermakna dan tidak boleh puas dengan keadaannya saat ini. Untuk hidup dalam gambaran Petrus, ia harus memiliki pengetahuan dan pengalaman Petrus. Manusia harus mengejar hal-hal yang lebih tinggi dan lebih mendalam. Ia harus mengejar kasih kepada Tuhan yang lebih dalam dan lebih murni, dan kehidupan yang memiliki nilai dan makna. Hanya inilah sesungguhnya kehidupan; hanya dengan demikian manusia akan sama seperti Petrus. Engkau harus berfokus untuk bersikap proaktif dalam memasuki sisi positif dan tidak pasrah membiarkan dirimu kembali murtad demi kenyamanan sesaat dan mengabaikan kebenaran yang lebih mendalam, lebih spesifik, dan lebih nyata. Kasihmu harus praktis dan engkau harus menemukan cara untuk membebaskan dirimu dari kehidupan yang bejat dan tanpa beban yang tidak ada bedanya dengan kehidupan binatang ini. Engkau harus hidup dalam kehidupan yang bermakna, kehidupan yang bernilai, dan jangan sampai membodohi dirimu sendiri, atau menganggap hidupmu seperti mainan yang engkau mainkan. Bagi semua orang yang bercita-cita untuk mengasihi Tuhan, tidak ada kebenaran yang tidak dapat dicapai, dan tidak ada keadilan yang tidak dapat mereka tegakkan. Bagaimana seharusnya engkau menjalani hidupmu? Bagaimana seharusnya engkau mengasihi Tuhan, dan mencurahkan kasih ini untuk memuaskan keinginan-Nya? Tidak ada perkara yang lebih besar dalam hidupmu. Di atas segalanya, engkau harus memiliki cita-cita dan ketekunan seperti itu, janganlah seperti orang-orang yang tak punya nyali, orang-orang yang lemah. Engkau harus belajar bagaimana menghayati kehidupan yang berarti dan mengalami kebenaran yang bermakna, dan tidak seharusnya memperlakukan dirimu sendiri secara sembrono dengan cara seperti itu. Tanpa engkau sadari, hidupmu akan berlalu begitu saja; setelah itu, masih adakah kesempatan lain bagimu untuk mengasihi Tuhan? Bisakah manusia mengasihi Tuhan setelah dia mati? Engkau harus memiliki cita-cita dan hati nurani yang sama seperti Petrus; hidupmu harus bermakna, dan jangan main-main dengan dirimu sendiri. Sebagai manusia, dan sebagai orang yang mengejar Tuhan, engkau harus mampu dengan saksama mempertimbangkan bagaimana engkau memperlakukan hidupmu, bagaimana engkau harus mempersembahkan dirimu bagi Tuhan, bagaimana engkau harus memiliki iman yang lebih bermakna dalam Tuhan, dan bagaimana, karena engkau mengasihi Tuhan, engkau harus mengasihi-Nya dengan cara yang lebih murni, lebih indah, dan lebih baik. Sekarang ini, janganlah engkau merasa puas hanya dengan mengetahui bagaimana engkau ditaklukkan, tetapi juga harus mempertimbangkan jalan yang akan engkau tempuh di masa depan. Engkau harus memiliki keinginan dan keberanian untuk disempurnakan, dan jangan selalu berpikir dirimu tidak mampu. Apakah kebenaran itu pilih kasih? Bisakah kebenaran sengaja menentang orang? Jika engkau mengejar kebenaran, bisakah itu memberatkanmu? Jika engkau berdiri teguh demi keadilan, apakah itu akan menjatuhkanmu? Jika benar cita-citamu adalah mengejar kehidupan, dapatkah kehidupan menghindarimu? Jika engkau tidak memiliki kebenaran, itu bukan karena kebenaran tidak mengakuimu, tetapi karena engkau menjauhi kebenaran; jika engkau tidak dapat berdiri teguh demi keadilan, itu bukan karena ada sesuatu yang tidak beres dengan keadilan, tetapi karena engkau yakin itu tidak sesuai dengan fakta; jika engkau belum memperoleh kehidupan setelah mengejarnya selama bertahun-tahun, itu bukan karena hidup tidak memiliki hati nurani terhadap engkau, tetapi karena engkau tidak memiliki hati nurani terhadap kehidupan dan justru telah menghalaunya; jika engkau hidup dalam terang, tetapi tidak mampu mendapatkan terang, itu bukan karena terang itu tidak dapat menerangimu, tetapi karena engkau tidak memperhatikan keberadaan terang itu, sehingga terang itu diam-diam meninggalkanmu. Jika engkau tidak sungguh-sungguh mengejar, bisa diartikan bahwa engkau hanyalah sampah yang tidak berguna, dan tidak memiliki keberanian dalam hidupmu dan tidak memiliki semangat untuk melawan kekuatan kegelapan. Engkau terlampau lemah! Engkau tidak mampu melepaskan diri dari kekuatan Iblis yang mengepungmu dan hanya bersedia menjalani kehidupan yang aman dan terjamin semacem ini dan mati dalam kebodohan. Hal yang harus engkau capai adalah pengejaranmu supaya ditaklukkan; inilah tugas yang wajib kaulakukan. Jika engkau puas hanya dengan ditaklukkan, engkau menghalau kehadiran terang itu. Engkau harus menderita kesukaran demi kebenaran, engkau harus menyerahkan diri kepada kebenaran, engkau harus menanggung penghinaan demi kebenaran, dan untuk memperoleh lebih banyak kebenaran, engkau harus mengalami penderitaan yang lebih besar. Inilah yang harus engkau lakukan. Janganlah membuang kebenaran demi kehidupan keluarga yang damai, dan janganlah kehilangan martabat dan integritas hidupmu demi kesenangan sesaat. Engkau harus mengejar segala yang indah dan baik, dan engkau harus mengejar jalan dalam hidup yang lebih bermakna. Jika engkau menjalani kehidupan yang vulgar dan tidak mengejar tujuan apa pun, bukankah engkau menyia-nyiakan hidupmu? Apa yang dapat engkau peroleh dari kehidupan semacam itu? Engkau harus meninggalkan seluruh kenikmatan daging demi satu kebenaran, dan jangan membuang seluruh kebenaran demi sedikit kenikmatan. Orang-orang seperti ini tidak memiliki integritas atau martabat; keberadaan mereka tidak ada artinya!

Dikutip dari "Pengalaman Petrus: Pengetahuannya tentang Hajaran dan Penghakiman" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"

Firman Tuhan Harian: Kutipan 525

Tuhan menghajar dan menghakimi manusia karena itulah yang dituntut oleh pekerjaan-Nya, dan, terlebih lagi, karena itulah yang dibutuhkan oleh manusia. Manusia perlu dihajar dan dihakimi, dan baru setelah itu, dia mampu mencapai kasih akan Tuhan. Hari ini, engkau semua benar-benar yakin, tetapi ketika menghadapi kemunduran sekecil apa pun, engkau semua menjadi risau; tingkat pertumbuhanmu masih terlalu kecil, dan engkau masih perlu mengalami lebih banyak hajaran dan penghakiman seperti itu untuk mencapai pengetahuan yang lebih dalam. Hari ini, engkau semua memiliki rasa hormat kepada Tuhan, dan engkau takut akan Tuhan, dan engkau tahu bahwa Dia adalah Tuhan yang benar, tetapi engkau tidak memiliki kasih yang besar kepada-Nya, apalagi telah mencapai kasih yang murni; pengetahuanmu terlalu dangkal, dan tingkat pertumbuhanmu masih belum cukup. Saat engkau benar-benar diperhadapkan dengan suatu keadaan, engkau belum menjadi kesaksian, terlalu sedikit jalan masukmu yang proaktif, dan engkau tidak tahu cara melakukan penerapan. Kebanyakan orang bersikap pasif dan tidak aktif; mereka hanya diam-diam mengasihi Tuhan di dalam hati mereka, tetapi tidak memiliki jalan penerapan, serta tidak jelas tentang apa tujuan mereka sebenarnya. Mereka yang telah disempurnakan bukan hanya memiliki kemanusiaan yang normal, tetapi memiliki kebenaran yang melampaui kedalaman hati nurani, yang lebih tinggi dari standar hati nurani; mereka bukan saja menggunakan hati nurani mereka untuk membalas kasih Tuhan, tetapi terlebih lagi, mereka telah mengenal Tuhan, dan telah menyaksikan bahwa Tuhan itu indah, dan layak untuk dikasihi manusia, dan ada begitu banyak hal yang patut dikasihidalam diri Tuhan; manusia tidak mampu untuk tidak mengasihi Dia! Kasih akan Tuhan dari orang-orang yang telah disempurnakan adalah untuk memenuhi cita-cita pribadi mereka sendiri. Kasih mereka bersifat spontan, kasih yang tidak meminta imbalan apa pun, dan bukan merupakan transaksi. Mereka mengasihi Tuhan semata-mata karena pengetahuan mereka tentang Dia. Orang-orang seperti itu tidak peduli apakah Tuhan menganugerahkan kasih karunia kepada mereka, dan mereka merasa puas semata-mata dengan memuaskan Tuhan. Mereka tidak melakukan tawar-menawar dengan Tuhan, maupun mengukur kasih mereka kepada Tuhan dengan hati nurani: "Engkau telah memberi kepadaku, maka aku mengasihi-Mu sebagai balasannya; jika Engkau tidak memberi kepadaku, aku pun tidak memiliki apa pun yang dapat kuberikan kepada-Mu sebagai balasannya." Mereka yang telah disempurnakan selalu percaya bahwa: "Tuhan adalah Sang Pencipta, Dia melaksanakan pekerjaan-Nya atas diri kita. Karena aku memiliki kesempatan, kondisi, dan kualifikasi ini untuk disempurnakan, maka pengejaranku seharusnya adalah untuk hidup dalam kehidupan yang bermakna, dan aku harus memuaskan Dia." Sama seperti yang dialami Petrus: ketika berada di titik terlemah, dia berdoa kepada Tuhan dan katanya, "Ya Tuhan! Terlepas dari waktu atau tempat, Engkau tahu bahwa aku selalu mengingat-Mu. Tidak peduli waktu atau tempat, Engkau tahu bahwa aku ingin mengasihi-Mu, tetapi tingkat pertumbuhanku terlalu kecil, aku terlampau lemah dan tidak berdaya, kasihku terlalu terbatas, dan ketulusanku terhadap-Mu terlalu kurang. Dibandingkan dengan kasih-Mu, aku sangat tidak layak untuk hidup. Aku hanya berharap supaya hidupku tidak akan sia-sia, bahwa aku bukan saja dapat membalas kasih-Mu, tetapi terlebih lagi, aku dapat mencurahkan segala yang kumiliki untuk-Mu. Jika aku dapat memuaskan Engkau, sebagai makhluk ciptaan, aku akan memiliki kedamaian pikiran, dan tidak akan meminta apa pun lagi. Sekalipun aku lemah dan tidak berdaya sekarang, aku tidak akan melupakan nasihat, dan aku tidak akan melupakan kasih-Mu. Sekarang, aku tidak melakukan apa pun selain membalas kasih-Mu. Ya Tuhan, aku merasa tidak layak! Bagaimana mungkin aku dapat memberikan kembali kasih dalam hatiku kepada-Mu, bagaimana aku dapat melakukan segala yang bisa kuperbuat, memenuhi segenap keinginan-Mu, dan dapat mempersembahkan semua yang kumiliki kepada-Mu? Engkau tahu kelemahan manusia; bagaimana aku bisa layak menerima kasih-Mu? Ya Tuhan! Engkau tahu tingkat pertumbuhanku sangat kecil, kasihku amat kurang. Bagaimana mungkin aku bisa sekuat tenaga mengupayakan yang terbaik dalam lingkungan seperti ini? Aku tahu aku harus membalas kasih-Mu, dan aku harus memberikan segala yang kumiliki kepada-Mu, tetapi sekarang ini tingkat pertumbuhanku terlalu kecil. Aku memohon agar Engkau mengaruniakan kekuatan dan memberiku keberanian percaya, sehingga aku akan lebih mampu memiliki kasih yang murni untuk kupersembahkan bagi-Mu, dan lebih mampu mencurahkan segala yang kumiliki kepada-Mu; Aku bukan saja akan mampu membalas kasih-Mu, tetapi aku juga akan lebih sanggup mengalami hajaran, penghakiman, dan ujian, dan bahkan kutuk yang lebih keras. Engkau telah mengizinkan aku untuk memandang kasih-Mu, tetapi aku tidak mampu untuk tidak mengasihi-Mu, dan meskipun aku lemah dan tidak berdaya hari ini, bagaimana mungkin aku bisa melupakan-Mu? Kasih, hajaran, dan penghakiman-Mu semuanya telah menyebabkan aku mengenal Engkau, tetapi aku juga merasa tidak mampu memenuhi kasih-Mu, karena Engkau begitu agung. Bagaimana mungkin aku bisa mencurahkan segala yang kumiliki kepada Sang Pencipta?" Demikianlah permohonan Petrus, tetapi tingkat pertumbuhannya sangat tidak memadai. Saat ini, ia merasa seolah-olah sebilah pisau sedang dipuntir di dalam jantungnya. Dia menderita kesakitan; dia tidak tahu apa yang harus dilakukan dalam kondisi seperti itu. Namun ia tetap terus berdoa: "Ya Tuhan! Manusia memiliki tingkat pertumbuhan kanak-kanak, hati nuraninya lemah, dan satu-satunya hal yang dapat kulakukan adalah membalas kasih-Mu. Hari ini, aku tidak tahu bagaimana cara memuaskan keinginan-Mu, dan aku hanya ingin melakukan segala yang bisa kulakukan, memberikan semua yang kumiliki, dan mencurahkan segala yang kumiliki bagi-Mu. Terlepas dari penghakiman dan hajaran-Mu, terlepas dari apa yang Engkau anugerahkan kepadaku, terlepas dari apa yang Engkau ambil dariku, bebaskanlah aku dari sikap bersungut-sungut, sedikit pun, terhadap Engkau. Sering kali, saat Engkau menghajar dan menghakimiku, aku menggerutu dalam hati dan tidak mampu mencapai kesucian atau memenuhi keinginan-Mu. Balasan kasihku kepada-Mu terlahir dari paksaan, dan saat ini aku bahkan semakin membenci diriku sendiri." Semua itu karena Petrus berusaha memiliki kasih akan Tuhan yang lebih murni sehingga ia berdoa dengan cara demikian. Ia mencari, memohon, dan terlebih lagi, ia mendakwa dirinya sendiri dan mengakui dosa-dosanya kepada Tuhan. Ia merasa berutang budi kepada Tuhan, dan merasa benci terhadap dirinya sendiri, tetapi ia juga agak sedih dan pasif. Ia selalu merasa demikian, seolah-olah ia tidak cukup layak untuk memenuhi kehendak Tuhan dan tidak dapat melakukan yang terbaik. Dalam kondisi seperti itu, Petrus tetap meneladani iman Ayub. Ia melihat betapa hebatnya iman Ayub, sebab Ayub telah menganggap bahwa segala sesuatu yang dimilikinya telah dianugerahkan oleh Tuhan, dan wajar bila Tuhan mengambil segala sesuatu darinya, karena Tuhan akan memberi kepada siapa pun yang Dia kehendaki—demikianlah watak Tuhan yang benar. Ayub tidak bersungut-sungut dan tetap mampu memuji Tuhan. Petrus juga mengenal dirinya sendiri, dan di dalam hatinya ia berdoa, "Sekarang ini aku tidak boleh puas dengan membalas kasih-Mu menggunakan hati nuraniku dan dengan sebanyak apa pun cinta kasih yang kuberikan kembali kepada-Mu, sebab pikiranku terlalu rusak, dan karena aku tidak mampu memandang Engkau sebagai Pencipta. Karena aku masih tidak layak untuk mengasihi-Mu, aku harus memupuk kemampuan untuk mencurahkan segala yang kumiliki kepada-Mu, yang akan kulakukan dengan sukarela. Aku harus tahu semua yang telah Engkau perbuat dan tidak punya pilihan lain, dan aku harus menyaksikan kasih-Mu dan mampu menaikkan pujian bagi-Mu, serta memuji nama-Mu yang kudus, sehingga Engkau dapat menerima kemuliaan yang besar melalui diriku. Aku bersedia berdiri teguh dalam kesaksian ini bagi-Mu. Ya Tuhan! Kasih-Mu sangat berharga dan indah; bagaimana mungkin aku bisa berharap untuk hidup di tangan si jahat? Bukankah aku diciptakan oleh-Mu? Bagaimana mungkin aku bisa hidup di bawah wilayah kekuasaan Iblis? Aku lebih memilih seluruh diriku hidup di tengah-tengah hajaran-Mu. Aku tidak mau hidup di bawah wilayah kekuasaan si jahat. Jika aku bisa disucikan dan dapat mempersembahkan segalanya bagi-Mu, aku bersedia mempersembahkan segenap tubuh dan pikiranku kepada penghakiman dan hajaran-Mu, sebab aku membenci Iblis, dan tidak mau hidup di bawah wilayah kekuasaannya. Melalui penghakiman-Mu terhadap diriku, Engkau menunjukkan watak-Mu yang benar; aku bahagia, tanpa ada keluhan sedikit pun. Jika aku mampu melakukan tugas sebagai makhluk ciptaan, aku bersedia jika seluruh hidupku disertai dengan penghakiman-Mu, yang melaluinya aku akan mengenal watak-Mu yang benar dan akan menyingkirkan diriku dari pengaruh si jahat." Petrus selalu berdoa demikian, selalu mencari dengan cara demikian, dan ia mencapai ranah yang relatif lebih tinggi. Dia bukan saja mampu membalas kasih Tuhan, tetapi, yang terlebih penting, dia juga memenuhi tugasnya sebagai makhluk ciptaan. Dia bukan saja tidak lagi didakwa oleh hati nuraninya, tetapi ia juga mampu melampaui standar hati nurani. Doanya terus naik di hadapan Tuhan, sehingga cita-citanya membubung dan kasihnya kepada Tuhan makin besar. Sekalipun ia menderita kesakitan, tetap saja ia tidak lupa untuk mengasihi Tuhan, dan ia tetap berusaha mencapai kemampuan untuk memahami kehendak Tuhan. Dalam doa-doanya dia mengutarakan kata-kata berikut: "Aku telah mencapai tak lebih dari balasan terhadap kasih-Mu. Aku belum menjadi kesaksian bagi-Mu di hadapan Iblis, belum membebaskan diriku dari pengaruhnya, dan masih hidup di tengah-tengah kedagingan. Aku ingin menggunakan kasihku untuk mengalahkan Iblis, untuk mempermalukannya, dan dengan demikian, memuaskan keinginan-Mu. Aku ingin mempersembahkan segenap diriku kepada-Mu dan tidak menyerahkan diriku sedikit pun kepada Iblis, sebab Iblis adalah musuh-Mu." Semakin ia mencari ke arah ini, semakin ia tergugah, dan semakin tinggi pengetahuannya akan hal-hal ini. Tanpa menyadarinya, ia menjadi tahu bahwa ia harus membebaskan dirinya dari pengaruh Iblis, dan sungguh-sungguh berbalik kepada Tuhan. Seperti itulah taraf yang dicapainya. Ia melampaui pengaruh Iblis dan menyingkirkan kesenangan dan kenikmatan daging dari dirinya, serta bersedia mengalami hajaran Tuhan dan penghakiman-Nya dengan lebih mendalam lagi. Katanya, "Sekalipun aku hidup di tengah-tengah hajaran-Mu, dan di tengah penghakiman-Mu, terlepas dari kesulitan yang menyertai, tetap saja aku tidak mau hidup di bawah wilayah kekuasaan Iblis, aku tetap tidak mau terkena tipu dayanya. Aku bersukacita karena hidup di tengah-tengah kutuk-Mu, dan tersiksa karena hidup di tengah berkat-berkat Iblis. Aku mengasihi-Mu dengan hidup di tengah-tengah penghakiman-Mu, dan ini membuat aku sangat bersukacita. Hajaran dan penghakiman-Mu benar dan kudus; itu untuk menahirkan aku, dan bahkan terlebih lagi, itu untuk menyelamatkan aku. Aku lebih suka menghabiskan seluruh hidupku di tengah-tengah penghakiman-Mu supaya aku bisa berada dalam pemeliharaan-Mu. Aku tidak mau hidup di bawah wilayah kekuasaan Iblis meski hanya sesaat; aku ingin ditahirkan oleh-Mu; bahkan seandainya aku menanggung penderitaan, aku tidak mau dimanfaatkan dan diperdaya oleh Iblis. Aku, makhluk ciptaan ini, haruslah dipakai, dimiliki, dihakimi, dan dihajar oleh Engkau. Aku bahkan harus dikutuk oleh-Mu. Hatiku bersukacita ketika Engkau berkenan memberkati aku, sebab telah kulihat kasih-Mu. Engkau adalah Sang Pencipta, dan aku adalah makhluk ciptaan: aku tidak boleh mengkhianati Engkau dan hidup di bawah wilayah kekuasaan Iblis, serta dimanfaatkan oleh Iblis. Lebih baik menjadi kuda atau lembu-Mu, daripada hidup bagi Iblis. Aku lebih suka hidup di tengah-tengah hajaran-Mu, tanpa kebahagiaan fisik, dan ini akan mendatangkan kenikmatan bagiku bahkan seandainya aku kehilangan kasih karunia-Mu. Meskipun kasih karunia-Mu tidak menyertaiku, aku menikmati saat dihajar dan dihakimi oleh Engkau; ini adalah berkat terbaik-Mu, kasih karunia-Mu yang terbesar. Sekalipun Engkau selalu megah dan penuh murka terhadapku, aku tetap tidak sanggup meninggalkan-Mu, dan aku tetap belum cukup mengasihi-Mu. Aku lebih suka berdiam di rumah-Mu. Aku lebih suka dikutuk, dihajar, dan dipukul oleh-Mu dan tidak ingin hidup di bawah wilayah kekuasaan Iblis. Aku juga tidak mau bergegas ke sana kemari dan menyibukkan diriku hanya demi daging, apalagi rela hidup bagi daging." Kasih Petrus adalah kasih yang murni. Inilah pengalaman disempurnakan, dan merupakan ranah tertinggi untuk disempurnakan; tidak ada kehidupan yang lebih berarti. Ia menerima hajaran dan penghakiman Tuhan, ia menghargai watak Tuhan yang benar, dan tidak ada yang lebih berharga tentang Petrus selain hal itu. Katanya, "Iblis memberiku kesenangan materi, tetapi aku tidak menghargainya. Hajaran dan penghakiman Tuhan menimpaku―dalam hal inilah aku beroleh kasih karunia, dalam hal inilah aku menemukan kenikmatan, dan dalam hal inilah aku diberkati. Seandainya bukan karena penghakiman Tuhan, aku tidak akan pernah mengasihi Tuhan, aku masih tetap hidup di bawah wilayah kekuasaan Iblis, masih dikendalikan dan diperintah olehnya. Jika demikian, aku tidak akan pernah menjadi manusia sesungguhnya, karena aku tidak akan mampu memuaskan hati Tuhan, dan tidak akan mencurahkan segenap hidupku kepada-Nya. Sekalipun Tuhan tidak memberkati aku, membiarkan aku tanpa kenyamanan batin, seolah-olah api membakar dalam diriku, tanpa kedamaian ataupun sukacita, dan meskipun hajaran dan disiplin Tuhan tidak pernah terpisah dariku, dalam hajaran dan penghakiman Tuhan, aku bisa melihat watak-Nya yang benar. Karena itulah aku bergirang; tidak ada hal yang lebih berharga atau bermakna dalam hidup ini. Sekalipun perlindungan dan pemeliharaan-Nya telah menjadi hajaran, penghakiman, kutuk, dan pukulan yang kejam, tetap saja aku menikmati semua ini, sebab itulah yang dapat lebih menahirkan dan mengubah aku, dapat membawaku lebih dekat kepada Tuhan, dapat menjadikan aku lebih mampu mengasihi Tuhan, dan dapat membuat kasihku kepada Tuhan lebih murni. Itulah yang membuat aku mampu memenuhi tugasku sebagai makhluk ciptaan, dan membawa diriku menghadap Tuhan dan menjauh dari pengaruh Iblis, sehingga aku tidak lagi melayani Iblis. Manakala aku tidak hidup di bawah wilayah kekuasaan Iblis, dan dapat mencurahkan segala yang kumiliki dan semua yang dapat kuperbuat kepada Tuhan, tanpa menahan apa pun—saat itulah aku sepenuhnya puas. Hajaran dan penghakiman Tuhan itulah yang telah menyelamatkan aku, dan hidupku tidak dapat dipisahkan dari hajaran dan penghakiman-Nya. Kehidupanku di bumi berada di bawah wilayah kekuasaan Iblis, dan kalau bukan karena pemeliharaan dan perlindungan dari hajaran dan penghakiman Tuhan, aku pasti selalu hidup di bawah wilayah kekuasaan Iblis, dan terlebih lagi, aku tidak akan memiliki kesempatan atau sarana untuk hidup dalam kehidupan yang bermakna. Hanya jika hajaran dan penghakiman Tuhan tidak pernah meninggalkan aku, barulah aku dapat ditahirkan oleh Tuhan. Hanya dengan firman yang keras dan watak Tuhan yang benar, serta penghakiman Tuhan yang megah, aku telah mendapatkan perlindungan tertinggi, dan bisa hidup dalam terang, dan memperoleh berkat-berkat Tuhan. Dapat ditahirkan dan membebaskan diriku sendiri dari Iblis, serta hidup di bawah kekuasaan Tuhan—inilah berkat terbesar dalam hidupku hari ini." Inilah ranah tertinggi yang dialami oleh Petrus.

Dikutip dari "Pengalaman Petrus: Pengetahuannya tentang Hajaran dan Penghakiman" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"

Firman Tuhan Harian: Kutipan 526

Manusia hidup di tengah-tengah daging, yang berarti ia hidup dalam neraka manusia, dan tanpa penghakiman dan hajaran Tuhan, manusia sama kotornya dengan Iblis. Bagaimana mungkin manusia menjadi kudus? Petrus percaya bahwa hajaran dan penghakiman oleh Tuhan adalah perlindungan terbaik dan kasih karunia terbesar bagi manusia. Hanya melalui hajaran dan penghakiman oleh Tuhan maka manusia dapat bangkit dan menolak daging, membenci Iblis. Disiplin yang ketat dari Tuhan membebaskan manusia dari pengaruh Iblis, melepaskan dia dari dunia kecilnya sendiri, dan memungkinkannya untuk hidup dalam terang hadirat Tuhan. Tidak ada keselamatan yang lebih baik selain hajaran dan penghakiman! Petrus berdoa, "Ya Tuhan! Selama Engkau menghajar dan menghakimiku, aku akan tahu bahwa Engkau belum meninggalkan aku. Bahkan seandainya Engkau tidak memberiku sukacita atau kedamaian, dan membuatku hidup dalam penderitaan dan memberi didikan yang tak terhitung banyaknya kepadaku, selama Engkau tidak meninggalkan aku, hatiku akan merasa tenang. Hari ini, hajaran dan penghakiman-Mu telah menjadi perlindungan terbaikku dan berkat terbesarku. Kasih karunia yang Engkau berikan bagiku telah melindungi aku. Kasih karunia yang Engkau limpahkan kepadaku hari ini adalah perwujudan dari watak-Mu yang benar, dan merupakan hajaran dan penghakiman; lagi pula, itulah ujian, dan terlebih lagi, inilah hidup dalam penderitaan." Petrus mampu mengesampingkan kenikmatan daging dan mencari kasih yang lebih dalam dan perlindungan yang lebih besar, sebab ia telah memperoleh begitu banyak kasih karunia dari hajaran dan penghakiman Tuhan. Dalam hidupnya, jika manusia ingin ditahirkan dan mencapai perubahan dalam wataknya, jika ia ingin hidup dalam kehidupan yang bermakna dan memenuhi tugasnya sebagai makhluk ciptaan, ia harus menerima hajaran dan penghakiman Tuhan dan tidak membiarkan disiplin Tuhan dan pukulan-Nya menjauh darinya, agar ia dapat membebaskan diri dari manipulasi dan pengaruh Iblis, dan hidup di dalam terang Tuhan. Ketahuilah bahwa hajaran dan penghakiman Tuhan adalah terang, serta terang keselamatan manusia, dan tidak ada berkat, kasih karunia, atau perlindungan yang lebih baik bagi manusia. Manusia hidup di bawah pengaruh Iblis, dan berada di dalam daging; jika ia tidak ditahirkan dan tidak menerima perlindungan Tuhan, manusia akan menjadi semakin bejat. Jika ia ingin mengasihi Tuhan, ia harus ditahirkan dan diselamatkan. Petrus berdoa, "Tuhan, ketika Engkau memperlakukan aku dengan baik, aku senang dan merasa nyaman; ketika Engkau menghajarku, aku merasakan kenyamanan dan sukacita yang bahkan lebih besar. Sekalipun aku lemah dan menanggung penderitaan yang tak terkatakan, meskipun ada air mata dan kesedihan, Engkau tahu bahwa kesedihan ini adalah karena ketidaktaatanku dan kelemahanku. Aku meratap karena tidak dapat memuaskan keinginan-Mu, aku merasa sedih dan menyesal karena tidak cukup memadai sesuai dengan tuntutan-Mu, tetapi aku bersedia mencapai ranah ini, aku bersedia melakukan segala yang bisa kuperbuat demi memuaskan hati-Mu. Hajaranmu telah mendatangkan perlindungan bagiku dan memberiku keselamatan terbaik; penghakiman-Mu jauh melebihi toleransi dan kesabaran-Mu. Tanpa hajaran dan penghakiman-Mu, aku tidak akan menikmati belas kasih dan kasih setia-Mu. Hari ini, telah kulihat lebih banyak lagi bahwa kasih-Mu telah melampaui langit dan mengatasi segala sesuatu yang lain. Kasih-Mu bukan hanya belas kasih dan kasih setia; bahkan terlebih lagi, itu adalah hajaran dan penghakiman. Hajaran dan penghakiman-Mu telah memberiku begitu banyak. Tanpa hajaran dan penghakiman-Mu, tak seorang pun bisa ditahirkan, dan tak seorang pun dapat mengalami kasih Sang Pencipta. Sekalipun aku telah mengalami ratusan ujian dan kesengsaraan, dan bahkan telah mendekati ajal, semua itu telah menolongku untuk sungguh-sungguh mengenal Engkau dan memperoleh keselamatan tertinggi. Seandainya hajaran, penghakiman, dan disiplin-Mu meninggalkanku, aku akan hidup dalam kegelapan, di bawah wilayah kekuasaan Iblis. Apa faedah yang dimiliki daging manusia? Jika hajaran dan penghakiman-Mu meninggalkan aku, rasanya sama seperti Roh-Mu telah beranjak dariku, seolah-olah Engkau tidak lagi bersamaku. Jika demikian, bagaimana aku bisa terus hidup? Jika Engkau menimpakan penyakit dan merenggut kebebasanku, aku dapat terus hidup, tetapi seandainya hajaran dan penghakiman-Mu sampai meninggalkan aku, tidak ada cara lain bagiku untuk terus hidup. Tanpa hajaran dan penghakiman-Mu, aku akan kehilangan kasih-Mu. Kasih-Mu sangat dalam dan sulit bagiku untuk mengungkapkannya. Tanpa kasih-Mu, aku akan hidup di bawah wilayah kekuasaan Iblis dan tidak akan bisa melihat wajah-Mu yang mulia. Bagaimana aku bisa terus hidup? Aku tidak mampu menanggung kegelapan semacam itu, kehidupan seperti itu. Berada bersama-Mu sama seperti melihat Engkau, jadi bagaimana mungkin aku bisa meninggalkan Engkau? Aku meminta kepada-Mu, memohon kepada-Mu, janganlah mengambil penghiburan terbesar ini dariku, bahkan sekalipun itu hanya beberapa kata pelipur lara. Aku telah menikmati kasih-Mu, dan hari ini aku tidak sanggup menjauh dari-Mu; katakanlah, bagaimana mungkin aku tidak mengasihi-Mu? Aku sudah banyak mencucurkan air mata dukacita karena kasih-Mu, tetapi aku selalu merasa bahwa kehidupan seperti ini lebih berarti, lebih bisa memperkaya aku, lebih mampu mengubah aku, dan lebih bisa menolong aku mencapai kebenaran yang harus dimiliki oleh makhluk ciptaan."

Dikutip dari "Pengalaman Petrus: Pengetahuannya tentang Hajaran dan Penghakiman" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"

Firman Tuhan Harian: Kutipan 527

Seluruh hidup manusia dijalani di bawah wilayah kekuasaan Iblis, dan tidak ada seorang pun yang dapat membebaskan diri dari pengaruh Iblis dengan upayanya sendiri. Semua orang hidup di dunia yang cemar, dalam kerusakan dan kekosongan, tanpa makna atau nilai sedikit pun; mereka menjalani kehidupan tanpa beban demi daging, nafsu, dan Iblis. Tidak ada sedikit pun nilai bagi keberadaan mereka. Manusia tidak mampu menemukan kebenaran yang akan membebaskannya dari pengaruh Iblis. Sekalipun manusia percaya kepada Tuhan dan membaca Alkitab, ia tidak mengerti bagaimana cara membebaskan dirinya dari kendali pengaruh Iblis. Sepanjang segala zaman, hanya segelintir orang yang telah menemukan rahasia ini, sangat sedikit yang telah memahaminya. Dengan demikian, sekalipun manusia membenci Iblis dan membenci daging, ia tidak tahu bagaimana cara menyingkirkan dirinya dari jerat pengaruh Iblis. Hari ini, bukankah engkau sekalian masih berada di bawah wilayah kekuasaan Iblis? Engkau tidak menyesali tindakanmu yang tidak taat, apalagi merasa bahwa engkau kotor dan tidak taat. Setelah menentang Tuhan, engkau bahkan memiliki kedamaian pikiran dan merasakan ketenangan yang luar biasa. Bukankah ketenanganmu karena engkau rusak? Bukankah ketenangan pikiran ini datang dari ketidaktaatanmu? Manusia hidup dalam neraka manusia, ia hidup di bawah pengaruh gelap Iblis; di seluruh negeri ini, roh-roh jahat hidup bersama-sama dengan manusia, merambah daging manusia. Di bumi, engkau tidak tinggal di firdaus yang indah. Tempat engkau berada adalah dunia iblis, neraka manusia, dunia bawah. Jika manusia tidak ditahirkan, ia berasal dari yang cemar; jika ia tidak dilindungi dan dipelihara oleh Tuhan, ia masih menjadi tawanan Iblis; jika ia tidak dihakimi dan dihajar, ia tidak akan memiliki sarana untuk menghindari penindasan dari pengaruh gelap Iblis. Watak rusak yang engkau tunjukkan dan perilaku tidak taat yang engkau jalani cukup membuktikan bahwa engkau masih hidup di bawah wilayah kekuasaan Iblis. Jika pikiran dan akal budimu belum ditahirkan, dan watakmu belum dihakimi dan dihajar, seluruh keberadaanmu masih dikendalikan oleh wilayah kekuasaan Iblis, pikiranmu dikuasai oleh Iblis, akal budimu dimanipulasi oleh Iblis, dan segenap dirimu sedang dikendalikan oleh tangan Iblis. Tahukah engkau, seberapa jauh engkau sekarang dari standar Petrus? Apakah engkau memiliki kualitas tersebut? Seberapa banyak yang engkau ketahui tentang hajaran dan penghakiman zaman sekarang? Berapa banyak yang engkau miliki dari apa yang Petrus ketahui? Jika hari ini engkau tidak dapat memahami, apakah engkau dapat mencapai pengetahuan ini di kemudian hari? Seseorang semalas dan sepengecut dirimu benar-benar tidak mampu mengetahui hajaran dan penghakiman. Jika engkau mengejar kedamaian daging dan kenikmatan daging, engkau tidak akan memiliki sarana untuk ditahirkan, sehingga pada akhirnya engkau akan dikembalikan kepada Iblis, sebab engkau hidup dalam Iblis, dan itulah kedagingan. Seperti yang terjadi sekarang, banyak orang tidak mengejar kehidupan, yang berarti bahwa mereka tidak peduli tentang proses ditahirkan, atau tentang memasuki pengalaman hidup yang lebih mendalam. Jika demikian adanya, bagaimana mungkin mereka bisa disempurnakan? Mereka yang tidak mengejar kehidupan tidak memiliki kesempatan untuk disempurnakan, dan mereka yang tidak mengejar pengetahuan akan Tuhan, yang tidak mengupayakan perubahan dalam watak mereka, tidak akan mampu lolos dari pengaruh gelap Iblis. Mereka tidak serius mengenai pengetahuan mereka tentang Tuhan dan tentang jalan masuk mereka menuju perubahan dalam watak mereka, sama seperti orang-orang yang percaya pada agama, yang hanya mengikuti upacara dan menghadiri ibadah rutin. Bukankah itu hanya membuang-buang waktu? Jika dalam keyakinannya kepada Tuhan, manusia tidak serius tentang masalah-masalah kehidupan, tidak berupaya masuk ke dalam kebenaran, tidak mengejar perubahan dalam wataknya, apalagi mengejar pengetahuan akan pekerjaan Tuhan, dia tidak bisa disempurnakan. Jika ingin disempurnakan, maka engkau harus memahami pekerjaan Tuhan. Terutama, engkau harus memahami pentingnya hajaran dan penghakiman-Nya, dan mengapa pekerjaan ini dilakukan terhadap manusia. Apakah engkau sanggup menerima? Selama hajaran semacam ini, apakah engkau dapat mencapai pengalaman dan pengetahuan yang sama seperti Petrus? Jika engkau mengejar pengetahuan akan Tuhan dan pekerjaan Roh Kudus, dan jika engkau mengupayakan perubahan dalam watakmu, engkau memiliki kesempatan untuk disempurnakan.

Dikutip dari "Pengalaman Petrus: Pengetahuannya tentang Hajaran dan Penghakiman" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"

Firman Tuhan Harian: Kutipan 528

Bagi orang-orang yang akan disempurnakan, langkah pekerjaan untuk mengalami penaklukan ini sangat diperlukan; sebab hanya dengan ditaklukkan, manusia dapat mengalami proses disempurnakan. Tidak ada nilai yang besar hanya dengan memenuhi peran untuk ditaklukkan, yang tidak akan membuat engkau layak dipakai oleh Tuhan. Engkau tidak akan memiliki sarana untuk memainkan peran dalam memberitakan Injil, sebab engkau tidak mengejar kehidupan dan tidak mengupayakan perubahan dan pembaruan dalam dirimu sendiri, sehingga engkau tidak memiliki pengalaman hidup yang nyata. Selama proses selangkah demi selangkah ini, engkau pernah bertindak sebagai pelaku pelayanan dan sebagai kontras, tetapi jika pada akhirnya engkau tidak berupaya menjadi seperti Petrus, dan upayamu tidak sesuai dengan jalan yang ditempuh Petrus untuk disempurnakan, tentu saja engkau tidak akan mengalami perubahan watak. Jika engkau adalah seseorang yang mengupayakan supaya dapat disempurnakan, engkau pasti akan menjadi kesaksian, dan engkau akan berkata: "Dalam pekerjaan Tuhan langkah demi langkah ini, aku telah menerima proses hajaran dan penghakiman Tuhan, dan sekalipun aku telah menanggung penderitaan besar, aku telah mengetahui cara Tuhan menyempurnakan manusia, aku mulai mendapatkan pekerjaan yang Tuhan lakukan, aku telah memiliki pengetahuan tentang kebenaran Tuhan, dan hajaran-Nya telah menyelamatkan aku. Watak-Nya yang benar telah menemukanku, serta mendatangkan berkat dan kasih karunia bagiku; penghakiman serta hajaran-Nya telah melindungi dan menyucikan aku. Seandainya aku tidak dihajar dan dihakimi oleh Tuhan, dan jika firman-Nya yang keras tidak mendapatiku, pastilah aku tidak dapat mengenal Tuhan, dan tentu tidak dapat diselamatkan. Saat ini aku paham: sebagai makhluk ciptaan, manusia bukan saja menikmati segala sesuatu yang dijadikan oleh Sang Pencipta, tetapi yang lebih penting, segenap makhluk ciptaan harus menikmati watak Tuhan yang benar dan penghakiman-Nya yang adil, sebab watak Tuhan layak dinikmati oleh manusia. Sebagai makhluk yang telah dirusak oleh Iblis, seseorang harus menikmati watak Tuhan yang benar. Dalam watak-Nya yang benar, ada hajaran dan penghakiman, dan terlebih lagi, ada kasih yang besar. Sekalipun aku tidak mampu sepenuhnya mendapatkan kasih Tuhan hari ini, aku bernasib baik untuk menyaksikannya, dan demikianlah aku telah diberkati." Inilah jalan yang ditempuh oleh orang-orang yang mengenyam proses disempurnakan dan inilah pengetahuan yang mereka sampaikan. Orang-orang semacam itu sama dengan Petrus; mereka memiliki pengalaman yang sama dengan Petrus. Orang-orang semacam itu juga merupakan orang-orang yang telah memperoleh kehidupan, yang memiliki kebenaran. Jika mereka mengalami sampai akhir, selama penghakiman Tuhan mereka pasti akan sepenuhnya menjauhkan dirinya dari pengaruh Iblis, dan didapatkan oleh Tuhan.

Dikutip dari "Pengalaman Petrus: Pengetahuannya tentang Hajaran dan Penghakiman" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"

Firman Tuhan Harian: Kutipan 529

Adam dan Hawa yang diciptakan oleh Tuhan pada mulanya adalah orang-orang kudus, yang berarti, saat berada di Taman Eden mereka kudus, bersih dari kecemaran. Mereka juga setia kepada Yahweh, dan tidak tahu apa-apa tentang pengkhianatan terhadap Yahweh. Semua ini karena mereka hidup tanpa gangguan pengaruh Iblis, tanpa racun Iblis, dan mereka adalah yang paling suci dari segenap umat manusia. Mereka tinggal di Taman Eden, tidak tercemar oleh kotoran apa pun, tidak dikuasai oleh daging, dan hidup dalam penghormatan kepada Yahweh. Kemudian, ketika mereka dicobai oleh Iblis, mereka memiliki racun si ular dan keinginan untuk mengkhianati Yahweh, dan mereka hidup di bawah pengaruh Iblis. Pada mulanya, mereka kudus dan mereka hormat kepada Yahweh; hanya dalam keadaan inilah mereka adalah manusia. Kemudian, setelah mereka dicobai oleh Iblis, mereka memakan buah dari pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat, dan hidup di bawah pengaruh Iblis. Lambat laun mereka dirusak oleh Iblis, dan kehilangan gambar dan rupa manusia yang semula. Pada mulanya, manusia memiliki napas Yahweh, tidak sedikit pun memberontak, dan tidak menyimpan kejahatan di dalam hatinya. Saat itu, mereka adalah manusia sejati. Setelah dirusak oleh Iblis, manusia menjadi seekor binatang buas. Pikirannya dipenuhi dengan kejahatan dan kecemaran, tanpa kebaikan atau kekudusan. Bukankah ini Iblis? Engkau telah mengalami banyak pekerjaan Tuhan, tetapi engkau belum berubah ataupun ditahirkan. Engkau masih hidup di bawah wilayah kekuasaan Iblis, dan tetap tidak tunduk kepada Tuhan. Inilah seseorang yang telah ditaklukkan tetapi belum disempurnakan. Mengapa dikatakan bahwa orang seperti itu belum disempurnakan? Ini karena orang ini tidak mengejar kehidupan atau pengetahuan akan pekerjaan Tuhan, dan mendambakan tidak lebih dari kenikmatan daging dan kenyamanan sesaat. Akibatnya, tidak ada perubahan dalam watak hidup mereka, dan mereka belum mendapatkan kembali penampakan semula manusia yang diciptakan oleh Tuhan. Orang seperti itu adalah mayat berjalan, mereka adalah orang mati yang tidak memiliki roh! Mereka yang tidak mengejar pengetahuan tentang hal-hal dalam roh, yang tidak mengejar kekudusan, dan yang tidak berupaya hidup dalam kebenaran, yang hanya puas jika ditaklukkan pada sisi negatif, serta yang tidak mampu hidup menurut firman Tuhan dan menjadi manusia yang kudus—merekalah orang-orang yang belum diselamatkan. Karena, jika tidak memiliki kebenaran, manusia tidak dapat berdiri teguh selama ujian Tuhan; hanya mereka yang dapat berdiri teguh selama ujian Tuhan adalah orang-orang yang telah diselamatkan. Hal yang Kukehendaki adalah orang-orang seperti Petrus, mereka yang berupaya untuk disempurnakan. Kebenaran hari ini diberikan kepada mereka yang merindukan dan mencarinya. Keselamatan ini diberikan kepada mereka yang rindu diselamatkan oleh Tuhan, dan tidak hanya dimaksudkan untuk didapatkan oleh engkau sekalian. Tujuannya adalah supaya engkau sekalian bisa didapatkan oleh Tuhan; engkau mendapatkan Tuhan agar Dia bisa mendapatkan engkau. Pada hari ini, Aku telah menyampaikan firman ini kepadamu, dan engkau telah mendengarnya, maka engkau harus melakukan penerapan sesuai dengan firman ini. Pada akhirnya, saat ketika engkau sekalian melakukan perkataan ini akan menjadi saat ketika Aku telah mendapatkan engkau melalui perkataan-perkataan ini; selain itu, engkau juga akan mendapatkan perkataan ini, yang berarti, engkau sekalian akan memperoleh keselamatan tertinggi. Setelah engkau ditahirkan, engkau akan menjadi seorang manusia sejati. Jika engkau tidak mampu hidup dalam kebenaran, atau hidup dalam keserupaan orang yang telah disempurnakan, maka dapat dikatakan bahwa engkau bukan manusia, melainkan mayat berjalan, binatang buas, karena engkau tidak memiliki kebenaran, yang artinya engkau tidak memiliki napas Yahweh, dan dengan demikian engkau adalah mayat yang tidak memiliki roh! Meskipun mungkin memberikan kesaksian setelah ditaklukkan, yang engkau dapatkan hanyalah sedikit keselamatan, dan engkau belum menjadi makhluk hidup yang memiliki roh. Sekalipun engkau telah mengalami hajaran dan penghakiman, tetapi watakmu tidak diperbarui atau diubah sebagai hasilnya; engkau masih manusia lama, masih menjadi milik Iblis, dan bukan orang yang telah ditahirkan. Hanya mereka yang telah disempurnakan itulah yang berharga, dan hanya orang-orang seperti inilah yang sudah memperoleh kehidupan yang sejati.

Dikutip dari "Pengalaman Petrus: Pengetahuannya tentang Hajaran dan Penghakiman" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"

Firman Tuhan Harian: Kutipan 530

Pada zaman sekarang, beberapa orang berupaya agar dipakai oleh Tuhan, tetapi setelah ditaklukkan, mereka tidak dapat dipakai secara langsung. Adapun firman yang disampaikan pada hari ini, jika ketika Tuhan memakai orang-orang, engkau tetap tidak dapat mencapainya, berarti engkau belum disempurnakan. Dengan kata lain, datangnya akhir masa ini ketika manusia disempurnakan akan menentukan apakah manusia akan disingkirkan atau dipakai oleh Tuhan. Orang-orang yang telah ditaklukkan tidak lain adalah contoh dari kepasifan dan kenegatifan; mereka adalah contoh dan teladan, tetapi tidak lebih dari suatu kontras. Hanya ketika watak hidup manusia telah berubah, dan ia telah mencapai perubahan batiniah dan lahiriah, maka dia telah sepenuhnya dilengkapi. Hari ini, manakah yang engkau inginkan: ditaklukkan, atau disempurnakan? Mana yang ingin engkau capai? Sudahkah engkau memenuhi syarat untuk disempurnakan? Dalam persyaratan yang mana engkau masih kurang? Bagaimana seharusnya engkau memperlengkapi dirimu sendiri, dan bagaimana engkau harus menebus kekuranganmu? Bagaimana seharusnya engkau memasuki jalan untuk disempurnakan? Bagaimana seharusnya engkau tunduk secara total? Engkau memohon agar dapat disempurnakan, lalu apakah engkau mengejar kekudusan? Apakah engkau adalah orang yang berusaha mengalami hajaran dan penghakiman agar engkau dapat disucikan? Engkau berupaya agar ditahirkan, lalu apakah engkau bersedia menerima hajaran dan penghakiman? Engkau ingin mengenal Tuhan, tetapi apakah engkau memiliki pengetahuan tentang hajaran dan penghakiman-Nya? Sekarang ini, sebagian besar pekerjaan yang Dia lakukan dalam dirimu adalah hajaran dan penghakiman; apa pengetahuanmu tentang pekerjaan yang telah dilakukan terhadapmu ini? Sudahkah hajaran dan penghakiman yang engkau alami menahirkan engkau? Sudahkah itu mengubahmu? Apakah itu berdampak bagimu? Apakah engkau letih oleh begitu banyak hal dari pekerjaan pada zaman sekarang—kutuk, penghakiman, dan penyingkapan—ataukah engkau merasa bahwa hal-hal itu sangat bermanfaat bagimu? Engkau mengasihi Tuhan, tetapi mengapa engkau mengasihi Dia? Apakah engkau mengasihi Tuhan karena engkau telah menerima sedikit anugerah? Ataukah engkau mengasihi Tuhan setelah mendapatkan damai dan sukacita? Ataukah engkau mengasihi Tuhan setelah ditahirkan oleh hajaran dan penghakiman-Nya? Apa sebenarnya yang membuat engkau mengasihi Tuhan? Persyaratan manakah yang dipenuhi Petrus agar dapat disempurnakan? Setelah ia disempurnakan, apa cara yang paling penting dalam mengungkapkannya? Apakah ia mengasihi Tuhan Yesus karena ia merindukan-Nya, ataukah karena ia tidak dapat melihat-Nya, ataukah karena ia telah dicela? Ataukah ia lebih mengasihi Tuhan Yesus karena ia telah menderita kesengsaraan, telah mengetahui kecemaran dan ketidaktaatannya sendiri, telah memahami kekudusan Tuhan? Apakah kasihnya kepada Tuhan menjadi lebih murni karena hajaran dan penghakiman Tuhan, ataukah karena sesuatu yang lain? Manakah yang benar? Engkau mengasihi Tuhan karena kasih karunia-Nya, dan karena hari ini Dia telah memberikan sedikit berkat kepadamu. Apakah ini kasih sejati? Bagaimanakah seharusnya engkau mengasihi Tuhan? Apakah engkau harus menerima hajaran dan penghakiman-Nya, dan, setelah melihat watak-Nya yang benar, engkau mampu sungguh-sungguh mengasihi-Nya, sedemikian rupa sehingga engkau benar-benar diyakinkan, dan memiliki pengetahuan akan Dia? Seperti Petrus, dapatkah engkau mengatakan bahwa engkau tidak dapat cukup mengasihi Tuhan? Apakah yang engkau kejar adalah ditaklukkan setelah hajaran dan penghakiman, ataukah ditahirkan, dilindungi, dan dipelihara setelah hajaran dan penghakiman? Manakah dari hal ini yang engkau kejar? Apakah hidupmu adalah hidup yang bermakna, ataukah hidup yang sia-sia dan tak bernilai? Apakah engkau menginginkan daging, ataukah mendambakan kebenaran? Apakah engkau menghendaki penghakiman, ataukah kenyamanan? Setelah mengalami begitu banyak pekerjaan Tuhan, dan melihat kekudusan dan kebenaran-Nya, bagaimanakah seharusnya engkau mengejar? Bagaimana engkau harus menjalani jalan ini? Bagaimana seharusnya engkau mengamalkan kasihmu akan Tuhan dalam tindakan nyata? Sudahkah hajaran dan penghakiman Tuhan berdampak apa pun dalam dirimu? Terlepas dari apakah engkau memiliki pengetahuan tentang hajaran dan penghakiman Tuhan atau tidak, itu tergantung pada apa yang engkau jalani, dan sampai sejauh mana engkau mengasihi Tuhan! Bibirmu mengatakan engkau mengasihi Tuhan, tetapi yang engkau hidupi adalah watak lamamu yang rusak; engkau tidak takut akan Tuhan, apalagi memiliki hati nurani. Apakah orang-orang seperti itu mengasihi Tuhan? Apakah orang-orang seperti itu setia kepada Tuhan? Apakah mereka adalah orang-orang yang menerima hajaran dan penghakiman Tuhan? Engkau mengatakan bahwa engkau mengasihi Tuhan dan percaya kepada-Nya, tetapi tidak melepaskan gagasanmu. Dalam pekerjaanmu, jalan masuk, kata-kata yang engkau ucapkan, dan dalam hidupmu, tidak ada perwujudan kasihmu akan Tuhan, dan tidak ada penghormatan akan Tuhan. Apakah ini seseorang yang telah mendapatkan hajaran dan penghakiman? Mungkinkah seseorang seperti ini menjadi Petrus? Apakah mereka yang seperti Petrus hanya memiliki pengetahuan, tetapi tidak hidup di dalamnya? Pada zaman sekarang, apa syarat yang harus dipenuhi manusia agar dapat hidup dalam kehidupan yang nyata? Apakah doa-doa Petrus tidak lebih dari kata-kata yang keluar dari mulutnya? Bukankah kata-kata itu berasal dari lubuk hatinya? Apakah Petrus hanya berdoa, tetapi tidak melakukan kebenaran? Untuk kepentingan siapakah pengejaranmu? Bagaimana seharusnya engkau membuat dirimu menerima perlindungan dan penahiran selama hajaran dan penghakiman Tuhan? Apakah hajaran dan penghakiman Tuhan tidak bermanfaat bagi manusia? Apakah semua penghakiman adalah hukuman? Mungkinkah hanya kedamaian dan sukacita, hanya berkat materi dan kenyamanan sesaat, itulah yang bermanfaat bagi hidup manusia? Jika manusia hidup di lingkungan yang menyenangkan dan nyaman, tanpa kehidupan penghakiman, dapatkah dia ditahirkan? Jika manusia ingin berubah dan ditahirkan, bagaimana ia harus menerima penyempurnaan? Jalan manakah yang harus engkau pilih hari ini?

Dikutip dari "Pengalaman Petrus: Pengetahuannya tentang Hajaran dan Penghakiman" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"

Firman Tuhan Harian: Kutipan 531

Saat nama Petrus disebutkan, orang tidak pernah kehabisan hal-hal yang baik untuk dikatakan tentang dia. Mereka langsung teringat tiga kali dia menyangkal Tuhan, bagaimana dia menguji Tuhan dengan memberi pelayanan kepada Iblis, dan bagaimana dia akhirnya disalib terbalik untuk Tuhan, dan lain sebagainya. Sekarang Aku akan berfokus untuk menjelaskan kepada engkau semua bagaimana Petrus mengenal-Ku dan apa akhir hidupnya. Petrus adalah orang yang memiliki kualitas yang baik, tetapi keadaannya berbeda dari keadaan Paulus: orang tuanya menganiaya Aku, mereka adalah setan-setan yang telah dikuasai oleh Iblis, dan, akibatnya, mereka tidak mengajarkan apa pun tentang Tuhan kepada Petrus. Petrus adalah orang yang cerdas, berbakat, dan sangat disayangi oleh orang tuanya sejak kanak-kanak. Namun sebagai orang dewasa, dia menjadi musuh mereka karena dia tidak pernah berhenti mengejar pengenalan akan Aku, dan kemudian meninggalkan mereka. Ini karena, di atas segalanya, dia percaya bahwa langit dan bumi dan segala sesuatu berada di tangan Yang Mahakuasa dan bahwa segala hal yang positif berasal dari Tuhan dan langsung dikeluarkan dari-Nya, tanpa diproses oleh Iblis. Pertentangan orang tua Petrus memberinya pengetahuan yang lebih besar tentang kasih setia dan belas kasihan-Ku, dengan demikian meningkatkan keinginannya untuk mencari-Ku. Dia tidak hanya memusatkan perhatian pada makan dan minum firman-Ku, tetapi terlebih lagi, pada memahami kehendak-Ku, dan selalu waspada dalam hatinya. Sebagai hasilnya, dia selalu peka dalam rohnya, dan karena itu dia berkenan di hati-Ku dalam segala sesuatu yang dilakukannya. Dia mempertahankan fokus yang konstan pada kegagalan manusia di masa lalu untuk memacu dirinya, sangat takut terjerat dalam kegagalan. Jadi, dia juga berkonsentrasi untuk memahami iman dan kasih orang-orang telah mengasihi Tuhan selama berabad-abad. Dengan cara ini—tidak hanya dalam aspek negatif, tetapi yang lebih penting, dalam aspek positif—dia bertumbuh lebih cepat, sehingga pengenalannya akan Aku menjadi yang terbesar di antara semua orang di hadapan-Ku. Maka, tidaklah sulit untuk membayangkan bagaimana dia dapat meletakkan segala yang dimilikinya di tangan-Ku, bagaimana dia bahkan menyerah membuat keputusan tentang makanan, pakaian, tempat tidur, dan di mana dia tinggal, dan sebaliknya menikmati kekayaanku untuk memuaskanku dalam segala sesuatu. Aku memperhadapkannya dengan ujian yang tak terhitung banyaknya—ujian yang tentu saja membuatnya setengah mati—tetapi di tengah ratusan ujian ini, tak sekalipun dia kehilangan imannya kepada-Ku. Bahkan ketika Aku mengatakan bahwa Aku sudah meninggalkannya, dia tetap tidak tawar hati, dan terus mengasihi-Ku dengan cara yang nyata dan sesuai dengan prinsip-prinsip penerapan masa lalu. Aku memberitahukan kepadanya bahwa Aku tidak akan memujinya meskipun dia mengasihi-Ku, bahwa Aku akhirnya akan melemparkannya ke tangan Iblis. Namun di tengah-tengah ujian seperti itu, ujian yang tidak menimpa dagingnya, melainkan ujian firman, dia tetap berdoa kepada-Ku dan berkata: "Oh, Tuhan! Di antara surga dan bumi dan segala sesuatu, adakah manusia, makhluk apa pun, atau perkara apa pun yang tidak berada dalam genggaman tangan-Mu, Yang Mahakuasa? Ketika Engkau berbelas kasihan kepadaku, hatiku sangat bersukacita karena belas kasihan-Mu. Ketika engkau menghakimiku, meskipun aku mungkin tidak layak, aku mendapatkan perasaan yang lebih besar tentang perbuatan-Mu yang tak terselami, karena Engkau penuh dengan otoritas dan hikmat. Meskipun dagingku menderita kesukaran, rohku dihiburkan. Bagaimana mungkin aku tidak memuji hikmat dan perbuatan-Mu? Bahkan jika aku mati setelah mengenal-Mu, bagaimana mungkin aku tidak melakukannya dengan senang hati dan gembira? Oh, Yang Mahakuasa! Apakah Engkau benar-benar tidak ingin membiarkanku untuk melihat-Mu? Apakah aku benar-benar tidak layak untuk menerima penghakiman-Mu? Mungkinkah ada sesuatu dalam diriku yang Engkau tidak berkenan melihatnya?" Selama ujian-ujian semacam ini, meskipun Petrus tidak mampu memahami kehendak-Ku dengan akurat, jelas bahwa dia merasa bangga dan terhormat dipakai oleh-Ku (meskipun dia menerima penghakiman-Ku sehingga umat manusia dapat melihat kemegahan dan murka-Ku), dan bahwa dia tidak merasa menderita oleh ujian-ujian ini. Karena kesetiaannya di hadapan-Ku, dan karena berkat-Ku atasnya, dia telah menjadi teladan dan model bagi manusia selama ribuan tahun. Bukankah ini justru adalah contoh yang harus engkau semua tiru? Pikirkan baik-baik tentang mengapa Aku telah memberikan penjelasan yang panjang lebar tentang Petrus; semua ini harus menjadi prinsip-prinsip yang engkau semua gunakan untuk bertindak.

Dikutip dari "Bab 6, Firman Tuhan kepada Seluruh Alam Semesta" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"

Firman Tuhan Harian: Kutipan 532

Petrus mengikuti Yesus selama beberapa tahun dan melihat banyak hal dalam diri Yesus yang tidak dimiliki oleh orang lain. Setelah mengikuti Yesus selama satu tahun, Petrus dipilih oleh Yesus dari antara kedua belas murid. (Tentu saja, Yesus tidak mengucapkan ini dengan suara keras, dan murid-murid lain tidak menyadari hal ini sama sekali.) Dalam kehidupannya, Petrus mengukur dirinya sendiri dengan segala sesuatu yang Yesus lakukan. Yang terutama adalah bahwa pesan-pesan yang Yesus khotbahkan terukir di dalam hatinya. Petrus benar-benar penuh pengabdian dan setia kepada Yesus, dan ia tidak pernah mengeluh tentang Yesus. Akibatnya, ia menjadi rekan Yesus yang setia ke mana pun Dia pergi. Petrus mengamati ajaran-ajaran Yesus, perkataan-Nya yang lembut, apa yang dimakan dan dipakai-Nya, kehidupan-Nya sehari-hari, serta bagaimana Dia melakukan perjalanan-Nya. Ia mengikuti teladan Yesus dalam segala hal. Ia tidak pernah merasa diri benar, tetapi membuang segala hal yang telah ketinggalan zaman dan mengikuti teladan Yesus dalam perkataan dan perbuatan. Pada saat itulah, Petrus merasa bahwa langit dan bumi dan segala sesuatu berada di tangan Yang Mahakuasa, dan karena alasan ini, ia tidak memiliki pilihannya sendiri. Petrus juga menyerap segala sesuatu yang diperbuat Yesus dan menggunakannya sebagai teladan. Kehidupan Yesus menunjukkan bahwa Dia tidak bersikap munafik dalam apa yang dilakukan-Nya; alih-alih menyombongkan diri-Nya, Dia menyentuh manusia dengan kasih. Berbagai hal menunjukkan siapa Yesus, dan untuk alasan inilah, Petrus meneladani segala hal dalam diri Yesus. Pengalaman hidupnya membuat Petrus semakin merasakan keindahan Yesus, dan ia mengucapkan perkataan-perkataan seperti ini: "Aku telah mencari Yang Mahakuasa di seluruh alam semesta dan aku telah melihat keajaiban langit dan bumi dan segala sesuatu, dan karenanya aku telah memperoleh perasaan mendalam tentang keindahan Yang Mahakuasa. Akan tetapi, di dalam hatiku sendiri, aku belum pernah memiliki kasih yang murni, dan aku tidak pernah melihat keindahan Yang Mahakuasa dengan mata kepalaku sendiri. Sekarang, di mata Yang Mahakuasa, aku telah diperkenan oleh-Nya dan akhirnya aku merasakan keindahan Tuhan. Akhirnya aku mengetahui bahwa bukan semata-mata karena Tuhan telah menciptakan segala sesuatu, sehingga umat manusia mengasihi-Nya; dalam kehidupanku sehari-hari, aku telah menemukan keindahan-Nya yang tak terbatas. Bagaimana mungkin hal itu dapat dibatasi oleh apa yang dapat dilihat saat ini?" Seiring berjalannya waktu, banyak hal indah yang juga muncul dalam diri Petrus. Ia bertumbuh menjadi sangat taat kepada Yesus, dan tentu saja ia juga mengalami beberapa kemunduran. Ketika Yesus membawanya ke berbagai tempat untuk berkhotbah, Petrus selalu merendahkan dirinya dan mendengarkan khotbah-khotbah Yesus. Ia tidak pernah menjadi congkak karena telah mengikuti Yesus selama bertahun-tahun. Setelah Yesus memberitahukan kepadanya bahwa alasan Dia datang adalah untuk disalibkan sehingga Dia dapat menyelesaikan pekerjaan-Nya, Petrus sering merasakan kesedihan dalam hatinya dan diam-diam menangis sendirian. Namun demikian, hari "naas" itu akhirnya tiba. Setelah Yesus ditangkap, Petrus menangis sendirian di perahu nelayannya dan banyak berdoa untuk hal ini. Namun di dalam hatinya, ia tahu bahwa ini adalah kehendak Bapa, dan tidak seorang pun dapat mengubahnya. Ia tetap sedih dan berlinang air mata hanya karena kasihnya. Tentu saja, ini adalah kelemahan manusia. Jadi, ketika ia tahu bahwa Yesus akan disalibkan, ia bertanya kepada Yesus: "Setelah Engkau pergi, apakah Engkau akan kembali berada di tengah kami dan mengawasi kami? Apakah kami akan tetap dapat melihat-Mu?" Meskipun perkataan ini sangat naif dan penuh dengan gagasan manusia, Yesus mengetahui pahitnya penderitaan Petrus, sehingga oleh kasih-Nya Dia peduli terhadap kelemahan Petrus: "Petrus, Aku telah mengasihimu. Apakah engkau tahu itu? Meskipun apa yang kaukatakan tidak beralasan, Bapa telah berjanji bahwa setelah kebangkitan-Ku, Aku akan menampakkan diri kepada orang-orang selama 40 hari. Apakah engkau tidak percaya bahwa Roh-Ku akan sering menganugerahkan kasih karunia kepada engkau semua?" Meskipun Petrus merasa agar terhibur oleh perkataan ini, ia masih merasa ada sesuatu yang kurang, sehingga setelah dibangkitkan, Yesus menampakkan diri kepadanya secara terbuka untuk pertama kalinya. Namun, untuk mencegah Petrus agar tidak terus berpegang pada gagasannya sendiri, Yesus menolak makanan berlimpah-limpah yang telah disiapkan Petrus bagi-Nya, dan menghilang dalam sekejap mata. Sejak saat itu, Petrus akhirnya memiliki pemahaman yang lebih dalam tentang Tuhan Yesus dan jauh lebih mengasihi-Nya. Setelah kebangkitan-Nya, Yesus sering menampakkan diri kepada Petrus. Dia menampakkan diri kepada Petrus tiga kali lagi setelah empat puluh hari berlalu dan Dia naik ke surga. Setiap kali Dia menampakkan diri adalah ketika pekerjaan Roh Kudus akan selesai dan pekerjaan baru akan segera dimulai.

Di sepanjang hidupnya, Petrus mencari nafkah dengan menjadi nelayan, tetapi lebih dari itu, ia hidup untuk berkhotbah. Di tahun-tahun akhir hidupnya, ia menulis surat Petrus yang pertama dan kedua, juga beberapa surat kepada jemaat Filadelfia pada masa itu. Orang-orang pada masa itu sangat tersentuh olehnya. Ia tidak pernah mengajar orang berdasarkan kemampuannya sendiri, tetapi memperlengkapi mereka dengan bekal hidup yang sesuai. Petrus tidak pernah melupakan ajaran Yesus sebelum Dia pergi, dan merasa terinspirasi oleh pengajaran itu sepanjang hidupnya. Sementara mengikuti Yesus, Petrus bertekad untuk membalas kasih Tuhan dengan kematiannya dan mengikuti teladan Yesus dalam segala hal. Yesus menyetujui hal ini, sehingga ketika ia berusia 53 tahun (lebih dari 20 tahun setelah kepergian Yesus), Yesus menampakkan diri kepadanya untuk membantunya memenuhi aspirasinya. Selama tujuh tahun berikutnya, Petrus menghabiskan hidupnya untuk mengenal dirinya sendiri. Suatu hari, di penghujung tujuh tahun ini, ia disalibkan secara terbalik, dan dengan demikian mengakhiri kehidupannya yang luar biasa.

Dikutip dari "Tentang Kehidupan Petrus, Penafsiran Rahasia Firman Tuhan kepada Seluruh Alam Semesta" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"

Firman Tuhan Harian: Kutipan 533

Apa yang dimaksud dengan pengaruh kegelapan? Yang disebut "pengaruh kegelapan" ini adalah pengaruh tipu daya, kerusakan, belenggu dan kendali Iblis atas manusia; pengaruh Iblis adalah pengaruh yang mengandung aura kematian. Semua orang yang hidup di bawah wilayah kekuasaan Iblis pasti akan binasa.

Bagaimana engkau dapat melepaskan diri dari pengaruh kegelapan setelah memperoleh iman kepada Tuhan? Setelah engkau dengan tulus berdoa kepada Tuhan, engkau memalingkan hatimu sepenuhnya kepada-Nya, pada titik ini, hatimu digerakkan oleh Roh Tuhan. Engkau semakin rela memberikan dirimu sepenuhnya kepada-Nya, dan pada saat inilah, engkau telah meloloskan dirimu dari pengaruh kegelapan. Jika semua yang dilakukan manusia adalah apa yang menyenangkan hati Tuhan dan sesuai dengan tuntutan-Nya, maka dia adalah seseorang yang hidup di dalam firman Tuhan, dan di bawah pemeliharaan dan perlindungan-Nya. Jika manusia tidak dapat melakukan firman Tuhan, jika mereka selalu berusaha untuk membodohi-Nya, bertindak dengan cara acuh tak acuh terhadap-Nya, dan tidak memercayai keberadaan-Nya—maka semua ini adalah orang-orang yang hidup di bawah pengaruh kegelapan. Manusia yang belum menerima keselamatan dari Tuhan, semuanya hidup di bawah wilayah kekuasaan Iblis; artinya, mereka semua hidup di bawah pengaruh kegelapan. Mereka yang tidak percaya kepada Tuhan, hidup di bawah wilayah kekuasaan Iblis. Bahkan mereka yang percaya akan keberadaan Tuhan pun belum tentu hidup dalam terang-Nya, karena mereka yang percaya kepada-Nya belum tentu hidup sesuai dengan firman-Nya, juga belum tentu mampu untuk tunduk kepada Tuhan. Manusia terbatas hanya percaya kepada Tuhan, dan karena ia tidak memiliki pengetahuan tentang Tuhan, ia masih hidup sesuai peraturan yang lama, hidup di antara kata-kata mati, menjalani kehidupan yang gelap dan tidak pasti, yang sepenuhnya tidak dimurnikan oleh Tuhan juga sepenuhnya tidak didapatkan oleh-Nya. Oleh karena itu, jelaslah bahwa mereka yang tidak percaya kepada Tuhan hidup di bawah pengaruh kegelapan, bahkan mereka yang percaya kepada Tuhan pun mungkin masih hidup di bawah pengaruh kegelapan, karena mereka tidak mengalami pekerjaan Roh Kudus. Mereka yang belum menerima kasih karunia atau belas kasihan Tuhan, dan mereka yang tidak dapat melihat pekerjaan Roh Kudus, semuanya hidup di bawah pengaruh kegelapan; mereka yang hanya menikmati kasih karunia Tuhan tetapi tidak mengenal-Nya juga hidup di bawah pengaruh kegelapan hampir di sepanjang waktu. Jika manusia percaya kepada Tuhan tetapi menghabiskan sebagian besar hidupnya dengan hidup di bawah pengaruh kegelapan, maka keberadaan orang ini telah kehilangan maknanya—dan apa perlunya membahas tentang manusia yang tidak percaya bahwa Tuhan itu ada?

Semua orang yang tidak dapat menerima pekerjaan Tuhan atau yang menerima pekerjaan Tuhan tetapi tidak mampu memenuhi tuntutan-Nya, adalah orang-orang yang hidup di bawah pengaruh kegelapan. Hanya mereka yang mengejar kebenaran dan sanggup memenuhi tuntutan Tuhanlah yang akan menerima berkat dari-Nya, dan hanya merekalah yang akan meloloskan diri dari pengaruh kegelapan. Orang-orang yang belum dilepaskan, yang selalu dikendalikan oleh hal-hal tertentu, dan yang tidak mampu menyerahkan hati mereka kepada Tuhan adalah orang-orang yang berada di bawah ikatan Iblis, yang hidup dalam aura kematian. Mereka yang tidak setia terhadap tugas mereka sendiri, yang tidak setia kepada amanat Tuhan, dan yang gagal menjalankan fungsinya di gereja, mereka adalah orang-orang yang hidup di bawah pengaruh kegelapan. Mereka yang dengan sengaja mengganggu kehidupan bergereja, yang dengan sengaja menghancurkan hubungan antara saudara dan saudari, atau berkumpul dengan kelompok mereka sendiri, mereka adalah orang-orang yang hidup lebih dalam lagi di bawah pengaruh kegelapan, dalam ikatan Iblis. Mereka yang memiliki hubungan yang tidak normal dengan Tuhan, yang selalu memiliki hasrat yang berlebih-lebihan, yang selalu ingin mendapatkan keuntungan, dan yang tidak pernah berusaha mengubah watak mereka adalah orang-orang yang hidup di bawah pengaruh kegelapan. Mereka yang selalu ceroboh dan yang tidak pernah serius dalam melakukan kebenaran, dan yang tidak berusaha untuk memenuhi kehendak Tuhan tetapi hanya berusaha memuaskan daging mereka sendiri, mereka juga adalah orang-orang yang hidup di bawah pengaruh kegelapan dan diselimuti oleh kematian. Mereka yang terlibat dalam kebengkokan dan penipuan pada saat melakukan pekerjaan untuk Tuhan, yang berurusan dengan Tuhan dengan cara yang acuh tak acuh, yang menipu Tuhan, dan yang selalu membuat rencana bagi diri sendiri adalah orang-orang yang hidup di bawah pengaruh kegelapan. Semua orang yang tidak dapat dengan tulus mencintai Tuhan, yang tidak mengejar kebenaran, dan yang tidak memusatkan perhatian untuk mengubah watak mereka adalah orang-orang yang hidup di bawah pengaruh kegelapan.

Dikutip dari "Meloloskan Diri dari Pengaruh Kegelapan, dan Engkau Akan Didapatkan oleh Tuhan" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"

Firman Tuhan Harian: Kutipan 534

Apabila engkau ingin dipuji Tuhan, engkau harus terlebih dahulu meloloskan diri dari pengaruh kegelapan Iblis, membuka hatimu kepada Tuhan dan sepenuhnya memalingkan hatimu kepada Tuhan. Apakah Tuhan akan memuji hal-hal yang sedang engkau lakukan sekarang? Sudahkah engkau memalingkan hatimu kepada Tuhan? Apakah hal-hal yang telah engkau lakukan merupakan hal-hal yang Tuhan kehendaki darimu? Apakah semua itu sesuai dengan kebenaran? Periksalah dirimu sendiri setiap saat dan berkonsentrasilah untuk makan dan minum firman Tuhan; serahkanlah hatimu di hadapan-Nya, kasihilah Dia dengan tulus hati, dan dengan penuh pengabdian korbankanlah dirimu bagi Tuhan. Orang-orang seperti ini pasti akan menerima pujian dari Tuhan.

Semua orang yang percaya kepada Tuhan, tetapi tidak mengejar kebenaran, tidak mungkin melepaskan diri dari pengaruh Iblis. Semua orang yang tidak menjalani hidup mereka dengan kejujuran, yang berperilaku berbeda di hadapan dan di belakang orang lain, yang di luarnya menampilkan kerendahhatian, kesabaran, dan kasih padahal esensi mereka berbahaya, licik, dan tanpa kesetiaan kepada Tuhan—orang-orang seperti ini adalah representasi khas orang-orang yang hidup di bawah pengaruh kegelapan; mereka adalah sejenis ular. Mereka yang hanya percaya kepada Tuhan selalu demi mendapatkan keuntungan sendiri, yang merasa diri paling benar dan sombong, yang memamerkan diri, dan melindungi status mereka sendiri, mereka adalah orang-orang yang mencintai Iblis dan menentang kebenaran. Orang-orang ini menentang Tuhan dan sepenuhnya milik Iblis. Mereka yang tidak memperhatikan beban Tuhan, yang tidak dengan sepenuh hati melayani Tuhan, yang selalu memedulikan kepentingan mereka sendiri dan kepentingan keluarga mereka, yang tidak sanggup meninggalkan segalanya untuk mengorbankan diri mereka bagi Tuhan, dan tidak pernah hidup berdasarkan firman-Nya, mereka adalah orang-orang yang hidup di luar firman-Nya. Orang-orang seperti itu tidak dapat menerima pujian dari Tuhan.

Ketika Tuhan menciptakan manusia, itu adalah agar mereka dapat menikmati kelimpahan-Nya dan dengan sungguh-sungguh mengasihi-Nya; dengan cara ini, manusia akan hidup dalam terang-Nya. Sekarang ini, semua orang yang tidak dapat mengasihi Tuhan, tidak memperhatikan beban-Nya, tidak sanggup mempersembahkan hati mereka sepenuhnya kepada-Nya, tidak mampu memiliki hati Tuhan sebagai milik mereka, tidak dapat memikul beban Tuhan sebagai beban mereka—terang Tuhan tidak menyinari orang-orang seperti itu, dan oleh karenanya, mereka semua hidup di bawah pengaruh kegelapan. Mereka berada di jalan yang sama sekali bertentangan dengan kehendak Tuhan, dan tidak ada sedikit pun kebenaran dalam apa pun yang mereka lakukan. Mereka sedang berkubang dalam lumpur bersama dengan Iblis; mereka adalah orang-orang yang hidup di bawah pengaruh kegelapan. Apabila engkau selalu dapat makan dan minum firman Tuhan serta memperhatikan kehendak-Nya dan melakukan firman-Nya, engkau adalah milik Tuhan dan engkau adalah orang yang hidup di dalam firman Tuhan. Bersediakah engkau meloloskan diri dari wilayah kekuasaan Iblis dan hidup di dalam terang Tuhan? Jika engkau hidup di dalam firman Tuhan, Roh Kudus akan memiliki kesempatan untuk melakukan pekerjaan-Nya; jika engkau hidup di bawah pengaruh Iblis, engkau tidak akan memberikan kepada Roh Kudus kesempatan seperti itu. Pekerjaan yang Roh Kudus lakukan dalam diri manusia, terang-Nya yang menyinari manusia, dan keyakinan yang Dia berikan kepada manusia berlangsung hanya sesaat; jika mereka tidak berhati-hati dan tidak memperhatikan, maka pekerjaan yang dilakukan oleh Roh Kudus akan melewati mereka. Jika manusia hidup dalam firman Tuhan, Roh Kudus akan menyertai mereka dan melakukan pekerjaan-Nya dalam diri mereka. Jika manusia tidak hidup dalam firman Tuhan, mereka hidup dalam belenggu Iblis. Jika manusia hidup dalam wataknya yang rusak, mereka tidak memiliki hadirat maupun pekerjaan Roh Kudus. Jika engkau hidup dalam batas-batas firman Tuhan, dan jika engkau hidup dalam keadaan yang Tuhan inginkan, maka engkau adalah milik-Nya dan pekerjaan-Nya akan dilakukan dalam dirimu; jika engkau tidak tinggal dalam batas-batas tuntutan Tuhan, melainkan hidup di bawah wilayah kekuasaan Iblis, maka engkau pasti hidup di dalam kerusakan Iblis. Hanya dengan hidup dalam firman Tuhan dan menyerahkan hatimu kepada-Nya, engkau dapat memenuhi tuntutan-Nya; engkau harus melakukan apa yang Tuhan katakan, menjadikan perkataan Tuhan sebagai landasan keberadaanmu dan realitas hidupmu; hanya dengan demikianlah engkau akan menjadi milik Tuhan. Jika engkau benar-benar melakukan penerapan sesuai dengan kehendak Tuhan, Dia akan bekerja dalam dirimu dan engkau akan hidup dalam berkat-berkat Tuhan, hidup dalam terang wajah Tuhan; engkau akan memahami pekerjaan yang Roh Kudus lakukan dan merasakan sukacita kehadiran Tuhan.

Dikutip dari "Meloloskan Diri dari Pengaruh Kegelapan, dan Engkau Akan Didapatkan oleh Tuhan" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"

Firman Tuhan Harian: Kutipan 535

Untuk meloloskan diri dari pengaruh kegelapan, pertama-tama engkau harus setia kepada Tuhan dan bersemangat dalam hatimu untuk mengejar kebenaran; hanya dengan demikianlah, engkau akan memiliki keadaan yang benar. Hidup dalam keadaan yang benar adalah prasyarat untuk meloloskan diri dari pengaruh kegelapan. Tidak memiliki keadaan yang benar berarti tidak setia kepada Tuhan, dan tidak bersemangat dalam hatimu untuk mencari kebenaran; dan meloloskan diri dari pengaruh kegelapan pun mustahil terjadi. Firman-Ku adalah dasar untuk manusia meloloskan dirinya dari pengaruh kegelapan, orang-orang yang tidak dapat melakukan penerapan sesuai dengan firman-Ku, mereka tidak mampu melepaskan dirinya dari ikatan pengaruh kegelapan. Hidup dalam keadaan yang benar berarti hidup di bawah bimbingan firman Tuhan, hidup dalam keadaan yang setia kepada Tuhan, hidup dalam keadaan mencari kebenaran, hidup dalam realitas mengorbankan diri dengan hati tulus kepada Tuhan, dan hidup dalam keadaan yang sungguh-sungguh mengasihi Tuhan. Mereka yang hidup dalam keadaan-keadaan ini dan dalam realitas ini akan perlahan-lahan berubah pada saat mereka masuk lebih dalam lagi ke dalam kebenaran, dan mereka akan berubah dengan semakin mendalamnya pekerjaan tersebut; dan pada akhirnya, mereka pasti akan menjadi orang-orang yang didapatkan oleh Tuhan dan yang mengasihi Tuhan dengan sungguh-sungguh. Mereka yang telah meloloskan diri dari pengaruh kegelapan dapat secara berangsur-angsur mengetahui kehendak Tuhan, dan berangsur-angsur mulai memahaminya, dan pada akhirnya menjadi orang-orang kepercayaan Tuhan. Mereka tidak hanya akan menyingkirkan gagasan mereka tentang Tuhan dan tidak lagi memberontak terhadap-Nya, tetapi mereka juga akan semakin membenci gagasan-gagasan tersebut dan pemberontakan yang mereka lakukan sebelumnya, dan kasih yang tulus kepada Tuhan pun timbul dalam hati mereka. Orang-orang yang tidak mampu meloloskan diri dari pengaruh kegelapan benar-benar disibukkan oleh daging mereka dan penuh dengan pemberontakan; hati mereka dipenuhi dengan gagasan dan falsafah hidup manusia, juga dengan niat dan pertimbangan mereka sendiri. Yang Tuhan kehendaki adalah kasih manusia yang tidak mendua; yang Dia kehendaki adalah agar manusia dikuasai oleh firman-Nya dan memiliki hati yang penuh kasih terhadap-Nya. Untuk hidup di dalam firman Tuhan, untuk menemukan apa yang harus manusia cari dari dalam firman-Nya, untuk mencintai Tuhan karena firman-Nya, untuk bergegas bagi firman-Nya, untuk hidup bagi firman-Nya—inilah tujuan-tujuan yang harus berusaha untuk dicapai manusia. Segala sesuatu harus dibangun di atas firman Tuhan; dan baru setelah itu manusia akan dapat memenuhi tuntutan Tuhan. Apabila manusia tidak diperlengkapi dengan firman Tuhan, dia hanyalah belatung yang dirasuk Iblis! Pertimbangkan ini: berapa banyak firman Tuhan yang telah berakar dalam dirimu? Dalam hal apa sajakah engkau menjalani hidup sesuai dengan firman Tuhan? Dalam hal apa saja engkau belum hidup sesuai dengan firman Tuhan? Jika firman Tuhan itu belum sepenuhnya menguasai dirimu, lalu apa sebenarnya yang menguasai hatimu? Dalam kehidupanmu sehari-hari, apakah engkau dikendalikan oleh Iblis, atau apakah engkau dikuasai oleh firman Tuhan? Apakah firman-Nya adalah landasan yang mendasari doa-doamu? Sudahkah engkau keluar dari keadaan negatifmu melalui pencerahan firman Tuhan? Menjadikan firman Tuhan sebagai landasan keberadaanmu—inilah yang seharusnya didalami semua orang. Jika firman-Nya tidak hadir dalam hidupmu, engkau sedang hidup di bawah pengaruh kegelapan, engkau sedang memberontak terhadap Tuhan, engkau sedang menolak Dia, dan engkau tidak menghormati nama-Nya. Kepercayaan orang-orang seperti itu kepada Tuhan adalah kekejian dan gangguan semata. Berapa banyak dari hidupmu yang telah dijalani sesuai dengan firman-Nya? Berapa banyak dari hidupmu yang belum dijalani sesuai dengan firman-Nya? Berapa banyak yang dituntut firman Tuhan yang telah terpenuhi dalam dirimu? Berapa banyak yang telah hilang dalam dirimu? Sudahkah engkau memeriksa dengan saksama hal-hal seperti itu?

Untuk meloloskan diri dari pengaruh kegelapan dibutuhkan pekerjaan Roh Kudus dan kerja sama yang penuh dedikasi dari manusia. Mengapa Kukatakan bahwa manusia tidak berada di jalur yang benar? Manusia yang berada di jalur yang benar, pertama-tama, sanggup memberikan hatinya kepada Tuhan. Ini adalah tugas yang membutuhkan jangka waktu yang panjang untuk memasukinya, karena manusia selalu hidup di bawah pengaruh kegelapan, dan telah berada di bawah ikatan Iblis selama ribuan tahun. Oleh karena itu, jalan masuk ini tidak dapat dicapai dalam satu atau dua hari saja. Aku mengangkat masalah ini sekarang agar manusia dapat memperoleh pemahaman tentang keadaan mereka sendiri; begitu manusia bisa mengetahui apa pengaruh kegelapan dan apa artinya hidup di dalam terang, jalan masuk menjadi jauh lebih mudah. Ini karena engkau harus mengetahui apa yang dimaksud dengan pengaruh Iblis sebelum engkau dapat meloloskan diri darinya; dan hanya setelah itulah, engkau akan memiliki cara untuk mengenyahkannya. Mengenai apa yang harus dilakukan setelah itu, itu adalah tanggung jawab manusia itu sendiri. Masuklah ke dalam segala sesuatu dari aspek yang positif dan jangan pernah menunggu dengan pasif. Hanya dengan cara inilah engkau bisa didapatkan oleh Tuhan.

Dikutip dari "Meloloskan Diri dari Pengaruh Kegelapan, dan Engkau Akan Didapatkan oleh Tuhan" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"

Firman Tuhan Harian: Kutipan 536

Setiap firman Tuhan menyerang salah satu titik mematikan kita, membuat kita terluka dan dipenuhi dengan ketakutan. Dia menyingkapkan gagasan, imajinasi, dan watak kita yang rusak. Dari semua yang kita katakan dan lakukan, hingga setiap pikiran dan gagasan kita, natur esensi kita disingkapkan dalam firman-Nya, menempatkan kita dalam keadaan takut dan gemetar, tanpa bisa menyembunyikan rasa malu kita. Satu demi satu, Dia memberi tahu kita tentang semua tindakan, tujuan, dan niat kita, bahkan watak kita yang rusak yang tidak pernah kita sendiri temukan, membuat kita merasa ditelanjangi dalam seluruh ketidaksempurnaan kita yang menyedihkan dan, terlebih lagi, sepenuhnya dimenangkan. Dia menghakimi kita karena menentang-Nya, menghajar kita karena menghujat dan mengutuk-Nya, dan membuat kita merasa bahwa di mata-Nya, kita tidak memiliki sedikit pun yang kelayakan untuk ditebus, bahwa kita adalah Iblis dalam rupa manusia. Harapan kita hancur; kita tidak lagi berani mengajukan tuntutan yang tidak masuk akal kepada-Nya atau memendam rencana apa pun terhadap-Nya, dan bahkan impian kita sirna dalam semalam. Ini adalah fakta yang tidak dapat dibayangkan oleh seorang pun dari antara kita dan tidak bisa diterima oleh seorang pun dari antara kita. Dalam sekejap, kita kehilangan keseimbangan batin kita dan tidak tahu bagaimana caranya menempuh jalan yang terbentang di depan, atau bagaimana melanjutkan kepercayaan kita. Tampaknya seolah-olah iman kita kembali ke titik awal dan seolah-olah kita belum pernah bertemu dengan Tuhan Yesus atau telah mengenal-Nya. Segala sesuatu di hadapan kita membuat kita bingung dan membuat kita terombang-ambing tanpa tujuan. Kita tawar hati, kita kecewa, dan di dalam lubuk hati kita ada amarah dan aib yang tak tertahankan. Kita berusaha untuk melampiaskan, mencari jalan keluar, dan, terlebih lagi, terus menantikan Juruselamat kita, Yesus, agar kita dapat mencurahkan isi hati kita kepada-Nya. Walaupun ada kalanya ketika secara lahiriah kita tampak dalam keadaan seimbang, tidak sombong atau rendah hati, dalam hati kita dirundung dengan rasa kehilangan yang belum pernah kita rasakan sebelumnya. Meskipun terkadang kita tampak begitu tenang di luar, pikiran kita bergejolak dengan siksaan seperti lautan badai. Penghakiman dan hajaran-Nya telah melucuti semua harapan dan impian kita, mengakhiri keinginan kita yang muluk-muluk dan membuat kita tidak mau percaya bahwa Dia adalah Juruselamat kita dan sanggup menyelamatkan kita. Penghakiman dan hajaran-Nya telah membuka jurang di antara kita dan diri-Nya, jurang yang begitu dalam hingga tak seorang pun mau menyeberanginya. Penghakiman dan hajaran-Nya adalah pertama kalinya di mana kita mengalami kemunduran dan penghinaan yang begitu besar dalam hidup kita. Penghakiman dan hajaran-Nya telah membuat kita benar-benar menghargai kehormatan dan intoleransi Tuhan terhadap pelanggaran manusia, dibandingkan dengan kita yang begitu hina dan sangat najis. Penghakiman dan hajaran-Nya membuat kita menyadari untuk pertama kalinya betapa congkak dan sombongnya kita, dan betapa manusia tidak akan pernah menyamai Tuhan, atau setara dengan Tuhan. Penghakiman dan hajaran-Nya membuat kita rindu untuk tidak lagi hidup dalam watak yang sedemikian rusak, untuk menyingkirkan natur esensi ini dari diri kita secepat mungkin, dan berhenti menjadi hina dan menjijikkan bagi-Nya. Penghakiman dan hajaran-Nya membuat kita dengan senang hati menaati firman-Nya, tidak lagi memberontak terhadap pengaturan dan rencana-Nya. Penghakiman dan hajaran-Nya telah sekali lagi memberi kita keinginan untuk bertahan hidup dan membuat kita senang menerima-Nya sebagai Juruselamat kita .... Kita sudah melangkah keluar dari pekerjaan penaklukan, keluar dari neraka, keluar dari lembah bayang-bayang maut .... Tuhan Yang Mahakuasa telah mendapatkan kita, sekelompok orang ini! Dia sudah menang atas Iblis dan mengalahkan sejumlah besar musuh-Nya!

Dikutip dari "Memandang Penampakan Tuhan dalam Penghakiman dan Hajaran-Nya" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"

Firman Tuhan Harian: Kutipan 537

Setelah engkau menyingkirkan watakmu yang rusak dan mencapai hidup dalam kemanusiaan yang normal barulah engkau akan disempurnakan. Meskipun engkau tidak akan mampu bernubuat, atau mengucapkan misteri apa pun, engkau akan mengungkapkan dan hidup dalam gambar manusia. Tuhan menciptakan manusia, tetapi kemudian manusia dirusak oleh Iblis, sehingga manusia menjadi "orang mati". Jadi, setelah engkau berubah, engkau tidak akan lagi menjadi seperti "orang mati" ini. Firman Tuhanlah yang menghidupkan kembali roh manusia dan membuat mereka dilahirkan kembali, dan ketika roh manusia dilahirkan kembali, mereka akan hidup kembali. Ketika Aku berbicara tentang "orang mati", Aku merujuk kepada jasad-jasad yang tidak memiliki roh, kepada orang-orang yang rohnya telah mati di dalam diri mereka. Ketika roh manusia dihidupkan kembali, mereka menjadi hidup. Para orang kudus yang dibicarakan sebelumnya merujuk pada orang-orang yang telah hidup kembali, mereka yang berada di bawah pengaruh Iblis tetapi mengalahkan Iblis. Umat pilihan di Tiongkok telah menanggung penganiayaan dan tipu daya si naga merah yang sangat besar yang kejam dan tidak manusiawi, yang telah membuat mereka rusak secara mental dan tidak berani hidup sama sekali. Jadi, kebangkitan roh mereka harus dimulai dari hakikat mereka: sedikit demi sedikit, dalam hakikat mereka, roh mereka harus dibangkitkan. Ketika suatu hari mereka hidup kembali, tidak akan ada halangan lagi, dan semuanya akan berjalan dengan lancar. Saat ini, hal ini masih belum bisa dicapai. Kebanyakan orang hidup dengan cara yang menghasilkan banyak arus yang mematikan; mereka diselubungi aura kematian, dan ada begitu banyak yang kurang dalam diri mereka. Perkataan sebagian orang membawa kematian, tindakan mereka membawa kematian, dan hampir semua yang mereka hasilkan dalam cara mereka hidup mengandung kematian. Jika, saat ini, orang-orang memberi kesaksian tentang Tuhan di depan umum, mereka akan gagal dalam tugas ini, karena mereka belum hidup kembali sepenuhnya, dan terlalu banyak orang mati di antaramu. Saat ini, sebagian orang bertanya mengapa Tuhan tidak menunjukkan beberapa tanda-tanda dan mukjizat agar Dia bisa dengan cepat menyebarluaskan pekerjaan-Nya di antara bangsa-bangsa lain. Orang mati tidak bisa memberi kesaksian tentang Tuhan; itu adalah sesuatu yang hanya bisa dilakukan oleh orang yang hidup, tetapi kebanyakan orang di zaman sekarang adalah "orang mati"; terlalu banyak yang hidup di bawah selubung kematian, di bawah pengaruh Iblis, dan tidak mampu meraih kemenangan. Dengan demikian, bagaimana mereka bisa memberi kesaksian tentang Tuhan? Bagaimana mereka bisa menyebarluaskan pekerjaan Injil?

Mereka yang hidup di bawah pengaruh kegelapan adalah orang-orang yang hidup di tengah kematian, mereka yang dikuasai Iblis. Tanpa diselamatkan Tuhan dan dihakimi serta dihajar oleh Tuhan, manusia tidak mampu melepaskan diri dari pengaruh kematian; mereka tidak bisa menjadi orang hidup. "Orang-orang mati" ini tidak bisa memberi kesaksian tentang Tuhan, dan mereka juga tidak bisa dipakai oleh Tuhan, apalagi memasuki kerajaan-Nya. Tuhan menginginkan kesaksian dari orang hidup, bukan dari orang mati, dan Dia meminta orang hidup, bukan orang mati, untuk bekerja bagi-Nya. "Orang mati" adalah mereka yang menentang dan memberontak terhadap Tuhan; mereka adalah orang-orang yang mati rasa dalam roh dan tidak memahami firman Tuhan; mereka adalah orang-orang yang tidak melakukan kebenaran dan sama sekali tidak memiliki kesetiaan kepada Tuhan, dan mereka adalah orang-orang yang hidup di bawah wilayah kekuasaan Iblis dan dieksploitasi oleh Iblis. Orang-orang mati mewujudkan diri mereka dengan berdiri menentang kebenaran, dengan memberontak terhadap Tuhan, dan menjadi rendah, hina, jahat, kejam, curang, serta busuk. Bahkan seandainya orang-orang semacam ini makan dan minum firman Tuhan, mereka tidak mampu hidup dalam firman Tuhan; meskipun mereka hidup, tetapi mereka adalah mayat yang bernapas dan berjalan. Orang-orang mati sama sekali tidak mampu memuaskan Tuhan, apalagi taat sepenuhnya kepada Dia. Mereka hanya bisa menipu Dia, menghujat Dia, dan mengkhianati Dia, dan semua yang mereka hasilkan melalui cara hidup mereka mengungkapkan natur Iblis. Jika orang ingin menjadi pribadi-pribadi yang hidup dan memberi kesaksian tentang Tuhan serta diperkenan Tuhan, mereka harus menerima penyelamatan Tuhan; mereka harus tunduk pada penghakiman dan hajaran-Nya, dan menerima pemangkasan serta penanganan Tuhan dengan senang hati. Baru setelah itulah mereka akan dapat melakukan semua kebenaran yang dituntut Tuhan, dan baru pada saat itulah mereka akan mendapatkan penyelamatan Tuhan serta benar-benar menjadi manusia-manusia yang hidup. Orang yang hidup diselamatkan oleh Tuhan; mereka telah dihakimi dan dihajar oleh Tuhan; mereka bersedia mendedikasikan diri dan dengan bahagia menyerahkan nyawa bagi Tuhan, dan mereka akan dengan senang hati mempersembahkan seluruh hidup mereka kepada Tuhan. Saat manusia yang hidup menjadi kesaksian bagi Tuhan barulah Iblis dapat dipermalukan; hanya orang-orang yang hidup yang dapat menyebarluaskan pekerjaan Injil Tuhan, hanya orang-orang yang hidup yang mencari hati Tuhan, dan hanya orang-orang yang hidup yang adalah manusia sejati. Awalnya, manusia yang diciptakan oleh Tuhan itu hidup, tetapi karena perusakan oleh Iblis, manusia hidup di tengah kematian dan hidup di bawah pengaruh Iblis, jadi, dengan demikian, mereka telah mati tanpa roh, mereka telah menjadi musuh yang menentang Tuhan, mereka telah menjadi alat Iblis, dan mereka telah menjadi tawanan Iblis. Semua orang hidup yang diciptakan Tuhan telah menjadi orang mati sehingga Tuhan telah kehilangan kesaksian-Nya, dan Dia telah kehilangan manusia, yang Dia ciptakan dan yang merupakan satu-satunya yang memiliki napas kehidupan-Nya. Jika Tuhan ingin memenangkan kembali kesaksian-Nya dan merebut kembali mereka yang diciptakan oleh tangan-Nya sendiri tetapi telah ditawan Iblis, maka Dia harus membangkitkan mereka agar mereka menjadi manusia-manusia yang hidup, dan Dia harus mendapatkan mereka kembali agar mereka hidup dalam terang-Nya. Orang-orang mati adalah mereka yang tidak memiliki roh, mereka yang mati rasa secara ekstrem dan menentang Tuhan. Mereka terutama adalah orang-orang yang tidak mengenal Tuhan. Orang-orang ini tidak memiliki keinginan sedikit pun untuk menaati Tuhan; mereka hanya memberontak terhadap-Nya dan menentang-Nya serta sama sekali tidak memiliki kesetiaan. Orang-orang yang hidup adalah mereka yang rohnya telah dilahirkan kembali, yang tahu untuk menaati Tuhan dan setia kepada Tuhan. Mereka memiliki kebenaran dan kesaksian, dan hanya orang-orang inilah yang menyenangkan bagi Tuhan di dalam rumah-Nya. Tuhan menyelamatkan orang-orang yang bisa hidup kembali, yang dapat melihat penyelamatan Tuhan, yang bisa setia kepada Tuhan dan mau mencari Tuhan. Dia menyelamatkan mereka yang percaya pada inkarnasi Tuhan, dan percaya pada penampakan-Nya. Sebagian orang bisa hidup kembali, dan sebagian lainnya tidak; ini tergantung pada apakah natur mereka dapat diselamatkan atau tidak. Banyak orang telah mendengar banyak firman Tuhan tetapi tidak memahami kehendak-Nya, dan mereka tetap tidak mampu melakukannya. Orang-orang semacam itu tidak mampu hidup dalam kebenaran apa pun dan juga dengan sengaja mengganggu pekerjaan Tuhan. Mereka tidak mampu melakukan pekerjaan apa pun bagi Tuhan, mereka tidak mampu menyerahkan apa pun kepada-Nya, dan mereka juga secara diam-diam memakai uang gereja serta makan di rumah Tuhan secara gratis. Orang-orang ini mati dan mereka tidak akan diselamatkan. Tuhan menyelamatkan semua orang yang berada di tengah pekerjaan-Nya, tetapi ada sebagian dari mereka yang tidak dapat menerima penyelamatan-Nya; hanya sejumlah kecil orang yang dapat menerima penyelamatan-Nya. Ini karena kebanyakan orang telah dirusak sedemikian dalam dan telah menjadi orang mati, dan mereka tidak mungkin bisa diselamatkan; mereka telah sepenuhnya dieksploitasi oleh Iblis, dan secara natur, mereka terlalu jahat. Sejumlah kecil orang ini pun tidak mampu sepenuhnya menaati Tuhan. Mereka bukanlah orang-orang yang benar-benar setia kepada Tuhan sejak awal, atau memiliki kasih terdalam kepada Tuhan sejak awal; sebaliknya, mereka telah menjadi taat kepada Tuhan karena pekerjaan penaklukan-Nya, mereka melihat Tuhan karena kasih-Nya yang tertinggi, ada perubahan dalam watak mereka karena watak Tuhan yang benar, dan mereka menjadi mengenal Tuhan karena pekerjaan-Nya, yang nyata dan normal. Tanpa pekerjaan Tuhan ini, sebaik apa pun orang-orang ini, mereka akan tetap berasal dari Iblis, mereka akan tetap berasal dari kematian, dan mereka akan tetap mati. Fakta bahwa orang-orang ini dapat menerima penyelamatan Tuhan saat ini, itu sepenuhnya karena mereka mau bekerja sama dengan Tuhan.

Karena kesetiaan mereka kepada Tuhan, orang-orang yang hidup akan didapatkan oleh Tuhan dan hidup di tengah janji-janji-Nya, dan karena penentangan mereka terhadap Tuhan, orang-orang mati akan dibenci serta ditolak Tuhan dan hidup di tengah hukuman dan kutukan-kutukan-Nya. Begitulah watak Tuhan yang benar, yang tidak dapat diubah oleh siapa pun. Karena usaha pencarian mereka sendiri, orang menerima perkenanan Tuhan dan hidup dalam terang; karena rencana-rencana licik mereka, orang dikutuk oleh Tuhan dan jatuh ke dalam hukuman; karena perbuatan jahat mereka, orang dihukum oleh Tuhan, dan karena kerinduan serta kesetiaan mereka, orang menerima berkat Tuhan. Tuhan itu benar: Dia memberkati orang yang hidup dan mengutuk orang yang mati agar mereka selalu berada di tengah kematian, dan tidak akan pernah hidup dalam terang Tuhan. Tuhan akan membawa orang yang hidup ke dalam kerajaan-Nya dan ke dalam berkat-berkat-Nya, untuk bersama-Nya selamanya. Namun bagi orang mati, Dia akan memukul mereka dan menyerahkan mereka ke dalam kematian kekal; mereka merupakan objek pemusnahan-Nya dan akan selalu menjadi milik Iblis. Tuhan memperlakukan semua orang dengan adil. Semua orang yang benar-benar mencari Tuhan pasti akan tetap tinggal di dalam rumah Tuhan, dan semua orang yang tidak taat kepada Tuhan serta tidak sesuai dengan-Nya akan hidup di tengah hukuman-Nya. Mungkin engkau tidak yakin akan pekerjaan Tuhan dalam daging—tetapi suatu hari, daging Tuhan tidak akan mengatur akhir manusia secara langsung; sebagai gantinya, Roh-Nya akan mengatur tempat tujuan manusia, dan pada saat itu, orang-orang akan mengetahui bahwa daging dan Roh Tuhan adalah satu, bahwa daging-Nya tidak dapat berbuat kesalahan, dan bahwa Roh-Nya jauh lebih tidak mungkin untuk berbuat kesalahan. Pada akhirnya, Dia pasti akan membawa mereka yang telah hidup kembali ke dalam kerajaan-Nya: tidak lebih satu orang pun, tidak kurang satu orang pun. Adapun orang mati, yang tidak hidup kembali, mereka akan dilemparkan ke dalam sarang Iblis.

dari "Apakah Engkau Orang yang Telah Hidup Kembali?" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"

Firman Tuhan Harian: Kutipan 538

Langkah pertama jalan Roh Kudus dalam diri manusia, adalah, pertama-tama, menarik hati manusia keluar dari orang-orang, peristiwa, dan hal-hal, dan menariknya masuk ke dalam firman Tuhan, menyebabkan hati manusia percaya bahwa firman Tuhan melampaui semua keraguan, dan sepenuhnya benar. Jika engkau percaya kepada Tuhan, engkau harus percaya kepada firman-Nya; jika, setelah bertahun-tahun percaya kepada Tuhan, engkau tetap tidak mengetahui jalan yang ditempuh oleh Roh Kudus, apakah engkau benar-benar seorang percaya? Untuk mencapai kehidupan manusia yang normal—kehidupan manusia normal yang memiliki hubungan normal dengan Tuhan—pertama-tama engkau harus percaya kepada firman-Nya. Jika engkau belum mencapai langkah pertama pekerjaan Roh Kudus dalam diri manusia, berarti engkau tidak memiliki landasan. Jika, bahkan prinsip-prinsip yang terkecil pun terlampau sulit bagi dirimu, bagaimana engkau akan menempuh jalan di depan? Menjejakkan kaki di jalur yang benar yang melaluinya Tuhan menyempurnakan manusia berarti memasuki jalur yang benar dari pekerjaan Roh Kudus saat ini; ini berarti menjejakkan jaki di jalan yang ditempuh oleh Roh Kudus. Saat ini, jalan yang ditempuh oleh Roh Kudus adalah firman Tuhan yang sekarang ini. Jadi, jika orang ingin menjejakkan kakinya di jalan Roh Kudus, mereka harus taat, dan makan serta minum firman yang sekarang ini yang diucapkan oleh Tuhan yang berinkarnasi. Pekerjaan yang Dia lakukan adalah pekerjaan firman; segala sesuatu dimulai dari firman-Nya, dan semuanya dibangun di atas firman-Nya, di atas firman-Nya yang sekarang ini. Baik untuk yakin tentang Tuhan yang berinkarnasi ataupun untuk mengenal Tuhan yang berinkarnasi, masing-masing hal itu menuntut orang untuk menghabiskan lebih banyak usaha untuk merenungkan firman-Nya. Jika tidak, orang tidak bisa mencapai apa pun dan tidak akan mendapatkan apa pun. Hanya dengan membangun di atas landasan makan dan minum firman Tuhan, yang melaluinya orang mengenal Tuhan dan memuaskan-Nya, orang dapat secara bertahap membangun hubungan yang normal dengan Tuhan. Bagi manusia, tidak ada kerja sama yang lebih baik dengan Tuhan selain dari makan dan minum firman-Nya serta menerapkan firman-Nya. Melalui penerapan seperti itulah, mereka paling mampu untuk berdiri teguh dalam kesaksian mereka sebagai umat Tuhan. Ketika orang memahami dan mampu menaati esensi firman Tuhan saat ini, mereka pun hidup di jalan yang dipimpin oleh Roh Kudus, dan telah menjejakkan kaki mereka di jalur penyempurnaan Tuhan atas manusia. Sebelumnya, orang bisa mendapatkan pekerjaan Tuhan hanya dengan mencari kasih karunia Tuhan, atau dengan mencari damai dan sukacita, tetapi segala sesuatu berbeda sekarang. Tanpa firman yang diucapkan oleh Tuhan yang berinkarnasi, tanpa kenyataan firman-Nya, orang tidak bisa mendapatkan perkenanan Tuhan dan mereka semua akan disingkirkan oleh Tuhan. Untuk mencapai kehidupan rohani yang normal, orang pertama-tama harus makan dan minum firman Tuhan dan menerapkannya, dan kemudian, di atas landasan ini, membangun hubungan yang normal dengan Tuhan. Bagaimana engkau bekerja sama? Bagaimana engkau berdiri teguh dalam kesaksianmu sebagai umat Tuhan? Bagaimana engkau membangun hubungan yang normal dengan Tuhan?

Bagaimana mengetahui apakah engkau memiliki hubungan yang normal dengan Tuhan dalam kehidupanmu sehari-hari:

1. Apakah engkau percaya pada kesaksian Tuhan itu sendiri?

2. Apakah engkau percaya dalam hatimu bahwa firman Tuhan itu benar dan tak mungkin salah?

3. Apakah engkau orang yang menerapkan firman-Nya?

4. Apakah engkau setia pada amanat-Nya? Apa yang engkau lakukan agar setia pada amanat-Nya?

5. Apakah semua yang engkau lakukan adalah demi memuaskan Tuhan dan setia kepada-Nya?

Melalui hal-hal yang tercantum di atas, engkau dapat menilai apakah engkau memiliki hubungan yang normal dengan Tuhan pada tahap sekarang ini.

Jika engkau mampu menerima amanat Tuhan, menerima janji-Nya, dan mengikuti jalan Roh Kudus, berarti engkau sedang melakukan kehendak Tuhan. Apakah dalam batinmu, engkau mengerti dengan jelas mengenai jalan Roh Kudus? Saat ini, apakah engkau bertindak sesuai dengan jalan Roh Kudus? Apakah hatimu mendekat kepada Tuhan? Apakah engkau ingin mengikuti terang terbaru dari Roh Kudus? Apakah engkau ingin didapatkan oleh Tuhan? Apakah engkau ingin menjadi perwujudan kemuliaan Tuhan di bumi? Apakah engkau memiliki tekad untuk mencapai apa yang Tuhan tuntut dari dirimu? Jika, pada saat firman Tuhan diucapkan, di dalam dirimu ada tekad untuk bekerja sama, dan tekad untuk memuaskan Tuhan—jika ini adalah mentalitasmu—itu berarti firman Tuhan telah membuahkan hasil di dalam hatimu. Jika engkau tidak memiliki tekad seperti itu, jika engkau tidak memiliki tujuan untuk kaukejar, itu berarti hatimu belum digerakkan oleh Tuhan.

Dikutip dari "Orang-Orang Yang Wataknya Telah Berubah Adalah Mereka yang Telah Masuk ke Dalam Kenyataan Firman Tuhan" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"

Firman Tuhan Harian: Kutipan 539

Dalam pengejaran orang untuk mengalami perubahan dalam watak hidupnya, jalan penerapannya sederhana. Jika dalam pengalaman nyatamu, engkau dapat mengikuti firman yang Roh Kudus ucapkan sekarang ini dan mengalami pekerjaan Tuhan, maka watakmu akan mampu mengalami perubahan. Jika engkau mengikuti apa pun yang Roh Kudus katakan dan mencari apa pun yang Roh Kudus katakan, engkau adalah orang yang menaati-Nya, dan akan ada perubahan dalam watakmu. Watak orang berubah dengan firman Roh Kudus saat ini; jika engkau selalu berpaut pada pengalaman lamamu dan aturan-aturan di masa lalu, watakmu tidak dapat berubah. Jika firman yang Roh Kudus ucapkan pada zaman sekarang memerintahkan kepada semua orang untuk masuk ke dalam kehidupan kemanusiaan yang normal tetapi engkau tetap saja terpaku pada hal-hal lahiriah, dan bingung tentang kenyataan dan tidak menganggapnya serius, maka engkau adalah orang yang telah gagal untuk mengikuti pekerjaan Roh Kudus, orang yang belum masuk ke jalan yang dituntun oleh Roh Kudus. Apakah watakmu dapat berubah atau tidak, itu bergantung pada apakah engkau mengikuti firman yang Roh Kudus ucapkan pada zaman sekarang dan tergantung pada apakah engkau memiliki pengetahuan yang benar atau tidak. Ini tidak sama dengan apa yang engkau semua pahami sebelumnya. Perubahan watak yang engkau pahami sebelumnya adalah bahwa engkau, yang tadinya cepat menghakimi, sekarang sudah berhenti berbicara sembarangan berkat pendisiplinan Tuhan; tetapi itu hanyalah salah satu aspek perubahan. Sekarang ini, hal yang paling penting adalah mengikuti bimbingan Roh Kudus: mengikuti apa pun yang Tuhan katakan, dan menaati apa pun yang Dia katakan. Orang tidak dapat mengubah watak mereka sendiri; mereka harus menjalani penghakiman dan hajaran, penderitaan dan pemurnian oleh firman Tuhan, atau ditangani, didisiplinkan, dan dipangkas oleh firman-Nya. Hanya setelah itulah mereka dapat mencapai ketaatan dan kesetiaan kepada Tuhan, dan tidak lagi bersikap acuh tak acuh terhadap-Nya. Melalui pemurnian oleh firman Tuhan-lah, watak manusia berubah. Hanya melalui penyingkapan, penghakiman, pendisiplinan, dan penanganan oleh firman-Nya mereka tidak akan lagi berani bertindak gegabah, tetapi sebaliknya akan menjadi mantap dan tenang. Hal yang paling penting adalah mereka mampu untuk tunduk pada firman Tuhan zaman sekarang dan pekerjaan-Nya, bahkan sekalipun firman dan pekerjaan itu tidak sejalan dengan pemahaman manusia, mereka mampu menyingkirkan pemahaman tersebut dan dengan rela tunduk. Di masa lalu, pembahasan tentang perubahan watak terutama mengacu pada kemampuan untuk meninggalkan diri sendiri, membiarkan daging menderita, mendisiplinkan tubuh seseorang, dan membersihkan diri dari keinginan daging—yang merupakan salah satu jenis perubahan watak. Di masa sekarang, semua orang tahu bahwa ungkapan nyata perubahan watak adalah menaati firman Tuhan zaman sekarang dan sungguh-sungguh mengenal pekerjaan baru-Nya. Dengan cara ini, pemahaman orang-orang sebelumnya tentang Tuhan, yang diwarnai dengan gagasan mereka sendiri, dapat dihapus dan mereka bisa mendapatkan pengetahuan yang benar dan ketaatan kepada Tuhan—hanya inilah ungkapan perubahan watak yang sejati.

Dikutip dari "Orang-Orang Yang Wataknya Telah Berubah Adalah Mereka yang Telah Masuk ke Dalam Kenyataan Firman Tuhan" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"

Firman Tuhan Harian: Kutipan 540

Pengejaran manusia untuk masuk ke dalam kehidupan didasarkan pada firman Tuhan. Sebelumnya, dikatakan bahwa segala sesuatu dicapai oleh karena firman-Nya, tetapi tidak seorang pun memahami kenyataan ini. Jika engkau masuk ke dalam tahap mengalami langkah saat ini, semua akan menjadi jelas bagimu, dan engkau akan membangun landasan yang kuat untuk menghadapi ujian di masa depan. Apa pun yang Tuhan katakan, berfokuslah hanya pada jalan masuk ke dalam firman-Nya. Jika Tuhan berkata Dia akan mulai menghajar manusia, terimalah hajaran-Nya. Jika Tuhan meminta orang untuk mati, terimalah ujian itu. Jika engkau selalu hidup di dalam firman-Nya yang terbaru, pada akhirnya firman Tuhan akan menyempurnakanmu. Semakin engkau masuk ke dalam firman Tuhan, semakin cepat engkau akan disempurnakan. Mengapa, dalam persekutuan demi persekutuan, Aku memintamu untuk mengetahui dan masuk ke dalam firman Tuhan? Karena hanya jika engkau mengejar dan mengalami dalam firman Tuhan, dan masuk ke dalam kenyataan firman-Nya, barulah Roh Kudus memiliki kesempatan untuk bekerja di dalam dirimu. Jadi, engkau semua adalah peserta dalam setiap metode yang digunakan Tuhan untuk bekerja, dan seberapapun tingkat penderitaanmu, pada akhirnya, engkau semua akan mendapatkan "suvenir". Untuk mencapai kesempurnaan akhirmu, engkau semua harus masuk ke dalam seluruh firman Tuhan. Dalam menyempurnakan manusia Roh Kudus tidak bekerja secara sepihak; Dia membutuhkan kerja sama manusia, Dia membutuhkan semua orang untuk secara sadar bekerja sama dengan-Nya. Apa pun yang Tuhan katakan, berfokuslah hanya pada jalan masuk ke dalam firman-Nya—ini akan lebih bermanfaat untuk hidupmu. Semuanya adalah demi mencapai perubahan dalam watakmu. Ketika engkau masuk ke dalam firman Tuhan, hatimu akan digerakkan oleh-Nya, dan engkau akan mampu untuk memahami segala sesuatu yang ingin Tuhan capai dalam tahap pekerjaan-Nya ini, dan engkau akan memiliki tekad untuk mencapainya. Selama masa hajaran, ada orang-orang yang percaya bahwa ini adalah sebuah cara kerja, dan tidak percaya pada firman Tuhan. Akibatnya, mereka tidak mengalami pemurnian dan mereka keluar dari masa hajaran tanpa memperoleh apa pun dan tanpa mengerti apa pun. Ada sebagian orang yang sungguh-sungguh masuk ke dalam firman ini tanpa keraguan sedikit pun, yang mengatakan bahwa firman Tuhan adalah kebenaran yang tak mungkin salah dan bahwa manusia harus dihajar. Mereka bergumul dalam hal ini selama jangka waktu tertentu dan melepaskan masa depan dan nasib mereka, dan begitu mereka keluar, watak mereka telah mengalami beberapa perubahan, dan mereka mendapatkan pemahaman yang lebih dalam tentang Tuhan. Mereka yang keluar dari hajaran semuanya merasakan keindahan Tuhan dan menyadari bahwa tahap pekerjaan ini mewujudkan kasih Tuhan yang besar yang turun ke dalam diri mereka, bahwa ini adalah penaklukan dan penyelamatan kasih Tuhan. Mereka juga mengatakan bahwa pikiran Tuhan selalu baik, dan segala sesuatu yang Tuhan lakukan dalam diri manusia adalah kasih, bukan kebencian. Mereka yang tidak percaya pada firman Tuhan, yang tidak memperhatikan firman-Nya, mereka tidak mengalami pemurnian selama masa-masa hajaran, dan hasilnya adalah Roh Kudus tidak menyertai mereka, dan mereka tidak memperoleh apa pun. Bagi mereka yang memasuki masa-masa hajaran, meskipun mereka menjalani pemurnian, Roh Kudus bekerja di dalam diri mereka secara tersembunyi, dan hasilnya adalah watak hidup mereka mengalami perubahan. Sebagian orang, penampilan luarnya terlihat sangat positif, dipenuhi dengan keceriaan sepanjang hari, tetapi mereka tidak masuk ke dalam keadaan dimurnikan oleh firman Tuhan, sehingga mereka tidak berubah sama sekali, yang merupakan akibat dari tidak percayanya mereka pada firman Tuhan. Jika engkau tidak percaya pada firman Tuhan, Roh Kudus tidak akan bekerja di dalam dirimu. Tuhan menampakkan diri kepada semua orang yang percaya pada firman-Nya, dan mereka yang percaya dan menerima firman-Nya akan mendapatkan kasih-Nya!

Untuk memasuki realitas firman Tuhan, engkau harus menemukan jalan penerapan dan tahu cara melakukan firman Tuhan. Hanya dengan cara demikian akan terjadi perubahan dalam watak hidupmu, hanya melalui cara inilah engkau dapat disempurnakan oleh Tuhan, dan hanya orang-orang yang telah disempurnakan oleh Tuhan dengan cara ini yang sejalan dengan kehendak-Nya. Untuk menerima terang yang baru, engkau harus hidup di dalam firman-Nya. Digerakkan oleh Roh Kudus tetapi hanya sekali saja tidak cukup sama sekali—engkau harus masuk lebih dalam. Mereka yang digerakkan hanya satu kali saja, semangat di dalam diri mereka bangkit, dan mereka ingin mencari, tetapi ini tidak dapat bertahan lama; mereka harus terus-menerus digerakkan oleh Roh Kudus. Banyak kali di masa lalu, Aku menyebutkan bahwa harapan-Ku adalah agar Roh Tuhan dapat menggerakkan roh manusia, sehingga mereka dapat mengejar perubahan dalam watak hidupnya, dan sementara mereka berusaha untuk digerakkan Tuhan, mereka bisa memahami kekurangan mereka sendiri, dan selama proses mengalami firman-Nya, mereka dapat membuang ketidakmurnian dalam diri mereka (sikap merasa diri benar, kecongkakan, pemahaman mereka sendiri, dan sebagainya). Jangan menganggap bahwa hanya proaktif dalam menerima terang baru sudah cukup—engkau juga harus membuang semua hal yang negatif. Di satu sisi, engkau semua perlu untuk masuk dari aspek positif, dan di sisi lain, engkau perlu menyingkirkan semua yang tidak murni dari aspek negatif. Engkau harus terus-menerus memeriksa dirimu untuk melihat ketidakmurnian apa yang masih ada dalam dirimu. Pemahaman agamawi, niat, harapan, sikap merasa diri benar, dan kecongkakan manusia, semuanya merupakan hal yang kotor. Lihatlah ke dalam dirimu sendiri, dan bandingkan dirimu dengan semua penyingkapan firman Tuhan, dan lihatlah pemahaman agamawi apa yang engkau miliki. Hanya jika engkau benar-benar mengenalinya, engkau dapat membuangnya. Sebagian orang mengatakan: "Sekarang ini, cukuplah sekadar mengikuti terang pekerjaan Roh Kudus pada saat ini. Tidak perlu repot dengan hal lainnya." Namun kemudian, ketika pemahaman agamawimu muncul, bagaimana engkau akan menyingkirkannya? Apakah engkau berpikir mengikuti firman Tuhan zaman sekarang adalah hal yang sederhana untuk dilakukan? Jika engkau seorang beragama, gangguan dapat timbul dari pemahaman keagamaanmu dan teori teologi tradisional di dalam hatimu, dan bilamana hal-hal ini muncul, ini menghalangi penerimaanmu akan hal-hal yang baru. Semua ini adalah masalah yang nyata. Jika engkau hanya mengejar firman yang Roh Kudus ucapkan saat ini, engkau tidak dapat memenuhi kehendak Tuhan. Pada saat yang sama engkau mengejar terang Roh Kudus saat ini, engkau harus mengenali pemahaman dan niat apa yang masih engkau pertahankan, dan sikap merasa diri benar mana yang masih engkau miliki, serta perilaku mana yang tidak taat kepada Tuhan. Dan setelah engkau mengenali semua hal ini, engkau harus membuangnya. Memintamu meninggalkan perbuatan dan perilakumu sebelumnya adalah demi memampukanmu mengikuti firman yang Roh Kudus ucapkan pada zaman sekarang. Perubahan watak, di satu sisi, dicapai melalui firman Tuhan, dan di sisi lain, membutuhkan kerja sama dari pihak manusia. Ada pekerjaan Tuhan dan ada tindakan manusia, dan keduanya tidak dapat dipisahkan.

Dikutip dari "Orang-Orang Yang Wataknya Telah Berubah Adalah Mereka yang Telah Masuk ke Dalam Kenyataan Firman Tuhan" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"

Firman Tuhan Harian: Kutipan 541

Di jalan pelayananmu di masa depan, bagaimana engkau dapat memenuhi kehendak Tuhan? Satu hal yang sangat penting adalah berusahalah untuk masuk ke dalam kehidupan, kejarlah perubahan watak, dan berusahalah masuk ke dalam kebenaran secara lebih dalam—ini adalah cara untuk mencapai dirimu disempurnakan dan didapatkan oleh Tuhan. Engkau semua adalah penerima amanat Tuhan, tetapi amanat seperti apa? Ini berkaitan dengan langkah pekerjaan berikutnya; langkah pekerjaan selanjutnya akan merupakan pekerjaan yang lebih besar yang dilakukan di seluruh alam semesta, jadi sekarang ini, engkau harus mengejar terjadinya perubahan dalam watak hidupmu, sehingga di masa depan engkau akan benar-benar menjadi bukti bahwa Tuhan mendapatkan kemuliaan melalui pekerjaan-Nya, dan menjadikan dirimu teladan untuk pekerjaan masa depan-Nya. Pengejaran yang dilakukan pada zaman sekarang adalah sepenuhnya demi meletakkan landasan bagi pekerjaan di masa depan, agar engkau dapat dipakai Tuhan dan dapat menjadi kesaksian bagi-Nya. Jika engkau menjadikan ini tujuan pengejaranmu, engkau akan dapat memperoleh kehadiran Roh Kudus. Semakin tinggi engkau menentukan tujuan pengejaranmu, semakin dapat engkau disempurnakan. Semakin engkau mengejar kebenaran, semakin Roh Kudus bekerja. Semakin banyak energi yang engkau kerahkan dalam pengejaranmu, semakin banyak yang akan engkau dapatkan. Roh Kudus menyempurnakan manusia berdasarkan keadaan batin mereka. Sebagian orang mengatakan bahwa mereka tidak mau dipakai oleh Tuhan atau disempurnakan oleh-Nya, bahwa mereka hanya ingin agar daging mereka tetap aman dan tidak menderita kemalangan apa pun. Sebagian orang tidak mau masuk ke dalam kerajaan, tetapi bersedia turun ke dalam jurang maut. Dalam hal itu, Tuhan juga akan memenuhi harapanmu. Apa pun yang engkau kejar, Tuhan akan membuat hal itu terjadi. Jadi, apa yang sedang engkau kejar saat ini? Apakah engkau sedang berusaha untuk disempurnakan? Apakah tindakan dan perilakumu saat ini adalah demi disempurnakan oleh Tuhan dan demi didapatkan oleh-Nya? Engkau harus selalu mengukur dirimu seperti ini dalam kehidupanmu sehari-hari. Jika engkau mencurahkan segenap hatimu ke dalam pengejaran untuk mencapai satu tujuan, Tuhan pasti akan menyempurnakanmu. Seperti inilah jalan Roh Kudus. Jalan di mana Roh Kudus membimbing manusia dicapai melalui pengejaran mereka. Semakin engkau haus untuk disempurnakan dan didapatkan oleh Tuhan, semakin Roh Kudus akan bekerja di dalam dirimu. Semakin engkau gagal mencari, dan semakin engkau negatif dan mundur, semakin Roh Kudus tidak mendapat kesempatan untuk bekerja; seiring berjalannya waktu, Roh Kudus akan meninggalkanmu. Apakah engkau ingin disempurnakan oleh Tuhan? Apakah engkau ingin didapatkan oleh Tuhan? Apakah engkau ingin dipakai oleh Tuhan? Engkau semua harus berusaha melakukan segalanya agar disempurnakan, didapatkan, dan dipakai oleh Tuhan sehingga alam semesta dan segala sesuatu dapat melihat perbuatan Tuhan yang dinyatakan di dalam dirimu. Engkau semua adalah penguasa di antara segala sesuatu, dan di tengah-tengah semua yang ada, engkau akan mengizinkan Tuhan menikmati kesaksian dan kemuliaan melalui dirimu—ini membuktikan bahwa engkau adalah generasi yang paling diberkati!

Dikutip dari "Orang-Orang Yang Wataknya Telah Berubah Adalah Mereka yang Telah Masuk ke Dalam Kenyataan Firman Tuhan" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"

Firman Tuhan Harian: Kutipan 542

Semakin engkau memperhatikan kehendak Tuhan, semakin besar beban yang kautanggung, dan semakin besar beban yang kautanggung, semakin kaya pula pengalamanmu. Saat engkau memperhatikan kehendak Tuhan, Dia akan memberikan beban kepadamu, kemudian memberi engkau pencerahan tentang perkara yang telah dipercayakan-Nya kepadamu. Saat Tuhan memberimu beban ini, engkau akan memperhatikan seluruh kebenaran yang terkait dengannya saat makan dan minum firman Tuhan. Jika engkau memiliki beban yang berhubungan dengan kehidupan saudara-saudarimu, inilah beban yang telah dipercayakan Tuhan kepadamu, dan engkau akan senantiasa memikul beban ini dalam doa harianmu. Hal yang Tuhan lakukan telah dipikulkan kepadamu, dan engkau mau menjalankan apa yang Tuhan ingin lakukan; itulah artinya mengambil beban Tuhan sebagai bebanmu sendiri. Pada titik ini, dalam makan dan minummu akan firman Tuhan, engkau akan berfokus pada jenis persoalan ini, dan engkau akan berpikir: Bagaimana caraku memecahkan masalah ini? Bagaimana aku bisa membantu saudara-saudariku untuk mencapai kelepasan dan menemukan sukacita rohani? Engkau juga akan berfokus pada memecahkan masalah-masalah ini saat menyampaikan persekutuan, dan ketika makan dan minum firman Tuhan, engkau akan berfokus pada makan dan minum firman Tuhan yang berhubungan dengan masalah-masalah ini. Engkau juga memanggul beban ini saat makan dan minum firman-Nya. Begitu engkau memahami tuntutan Tuhan, engkau akan memperoleh gambaran yang lebih jelas tentang jalan mana yang harus dilalui. Inilah pencerahan dan penerangan Roh Kudus yang didatangkan oleh bebanmu, dan ini juga merupakan bimbingan Tuhan yang telah dianugerahkan kepadamu. Mengapa Aku berkata demikian? Jika engkau tidak memiliki beban, engkau tidak akan memberi perhatian saat makan dan minum firman Tuhan; ketika engkau makan dan minum firman Tuhan saat tengah memikul beban, engkau dapat memahami esensinya, menemukan jalanmu, dan memperhatikan kehendak Tuhan. Karena itu, dalam doamu, engkau harus memohon kepada Tuhan agar memikulkan lebih banyak beban atasmu dan mempercayakan perkara yang lebih besar kepadamu, sehingga di masa depan, engkau akan lebih memiliki jalan untuk pengamalan; sehingga makan dan minummu akan firman Tuhan mendatangkan dampak yang lebih besar; sehingga engkau semakin mampu memahami esensi firman-Nya; dan agar engkau lebih mampu digerakkan oleh Roh Kudus.

Makan dan minum firman Tuhan, menerapkan kehidupan doa, menerima beban Tuhan, dan menerima apa yang Tuhan percayakan kepadamu—semua ini bertujuan untuk membuka jalan di hadapanmu. Semakin berat beban kepercayaan Tuhan yang engkau pikul, semakin mudah bagimu untuk disempurnakan oleh-Nya. Sebagian orang tidak mau bekerja sama dengan orang lain dalam melayani Tuhan, bahkan saat mereka telah menerima panggilan; inilah para pemalas yang hanya mau menikmati kenyamanan. Semakin engkau diminta melayani Tuhan dengan bekerja sama dengan sesama, semakin banyak pengalaman yang akan engkau peroleh. Karena memiliki lebih banyak beban dan pengalaman, engkau akan mendapatkan lebih banyak kesempatan untuk disempurnakan. Oleh sebab itu, jika dapat melayani Tuhan dengan tulus, engkau akan dapat memperhatikan beban Tuhan; dengan demikian, engkau akan mendapatkan kesempatan lebih besar untuk disempurnakan oleh-Nya. Sekelompok orang seperti inilah yang tengah disempurnakan saat ini. Semakin Roh Kudus menjamahmu, engkau akan semakin sering memperhatikan beban Tuhan, engkau akan semakin disempurnakan-Nya, dan engkau akan semakin didapatkan oleh-Nya—hingga pada akhirnya, engkau akan menjadi orang yang dipakai oleh Tuhan. Sekarang ini, ada sebagian orang yang tidak memanggul beban bagi gereja. Mereka ini orang-orang yang malas dan ceroboh, dan hanya peduli pada daging mereka sendiri. Mereka terlalu egois dan juga buta. Jika tidak mampu melihat masalah ini dengan jelas, engkau tidak akan memikul beban apa pun. Semakin engkau memperhatikan kehendak Tuhan, semakin besar pula beban yang akan Tuhan percayakan kepadamu. Orang-orang egois tidak sudi memanggul derita semacam ini; mereka tidak mau membayar harga, dan sebagai akibatnya, mereka akan melewatkan kesempatan untuk disempurnakan oleh Tuhan. Bukankah ini mencelakakan diri sendiri? Jika engkau adalah orang yang memperhatikan kehendak Tuhan, engkau akan mengembangkan beban sejati bagi gereja. Sebenarnya, alih-alih menyebutnya beban bagi gereja, lebih tepat menyebutnya sebagai beban yang kautanggung bagi hidupmu sendiri, karena tujuan dari beban yang engkau kembangkan bagi gereja ini dimaksudkan agar engkau menggunakan pengalaman semacam itu untuk disempurnakan oleh Tuhan. Oleh sebab itu, barang siapa memikul beban terberat bagi gereja dan barang siapa membawa beban untuk memasuki kehidupan—merekalah yang akan menjadi orang-orang yang disempurnakan oleh Tuhan. Sudahkah engkau melihatnya dengan jelas? Jika gereja tempatmu berada tercerai berai bagai pasir, tetapi engkau tak merasa khawatir maupun cemas, dan engkau bahkan menutup mata saat saudara-saudarimu tidak makan dan minum firman Tuhan dengan normal, berarti engkau tidak memikul beban. Orang-orang semacam ini bukanlah jenis orang yang disukai oleh Tuhan. Mereka yang disukai-Nya selalu lapar dan haus akan kebenaran serta memperhatikan kehendak-Nya. Dengan demikian, engkau harus memperhatikan beban Tuhan sekarang juga; jangan tunggu watak kebenaran Tuhan tersingkap bagi seluruh umat manusia, baru engkau mau memperhatikan beban-Nya. Bukankah semuanya sudah terlambat saat itu? Sekarang adalah kesempatan bagus untuk disempurnakan oleh Tuhan. Jika membiarkan kesempatan ini berlalu begitu saja, engkau akan menyesalinya seumur hidup, sama seperti Musa yang tidak dapat memasuki tanah perjanjian Kanaan dan menyesalinya sepanjang sisa hidupnya, serta meninggal dengan penyesalan mendalam. Begitu Tuhan menyingkapkan watak kebenaran-Nya kepada seluruh umat manusia, engkau akan dipenuhi penyesalan. Bahkan jika Tuhan tidak menghajarmu, engkau akan menghajar dirimu sendiri karena penyesalan mendalam. Sebagian orang tidak yakin akan hal ini, tetapi jika engkau tidak percaya, tunggu dan lihat saja. Ada sebagian orang yang satu-satunya tujuannya adalah untuk menggenapi firman ini. Bersediakah engkau mengorbankan dirimu demi firman ini?

Jika engkau tidak mencari kesempatan untuk disempurnakan oleh Tuhan, dan tidak berjuang untuk mendahului yang lain dalam pencarianmu akan penyempurnaan, pada akhirnya engkau akan sungguh-sungguh dipenuhi penyesalan mendalam. Saat ini adalah kesempatan terbaik untuk disempurnakan; sekaranglah waktu yang paling baik. Jika engkau tidak sungguh-sungguh mencari untuk disempurnakan oleh Tuhan, begitu pekerjaan-Nya telah selesai dilakukan, semua akan terlambat—engkau akan melewatkan kesempatan ini. Sebesar apa pun keinginanmu, jika Tuhan tidak lagi melakukan pekerjaan-Nya, betapa pun besar usaha yang engkau lakukan, engkau tidak akan dapat mencapai kesempurnaan. Engkau harus merebut kesempatan ini dan bekerja sama selagi Roh Kudus bekerja dengan hebat. Jika melewatkan kesempatan ini, engkau tidak akan diberi kesempatan lain, betapa pun besarnya usaha yang engkau lakukan. Sebagian orang di antaramu berseru: "Tuhan, aku bersedia memperhatikan beban-Mu, dan aku mau memenuhi kehendak-Mu!" Namun, engkau tidak memiliki jalan untuk melakukannya, sehingga bebanmu tidak akan bertahan. Jika engkau mempunyai jalan di depan, engkau akan menerima pengalaman, langkah demi langkah, dan pengalamanmu akan rapi dan teratur. Setelah satu beban terselesaikan, beban lain akan diberikan kepadamu. Seiring semakin dalamnya pengalaman hidupmu, bebanmu juga akan semakin besar. Sebagian orang hanya memikul beban saat dijamah oleh Roh Kudus; setelah beberapa lama, begitu mereka tidak lagi memiliki jalan untuk penerapan, mereka berhenti memikul beban apa pun. Engkau tidak dapat mengembangkan beban semata-mata dengan makan dan minum firman Tuhan. Dengan memahami banyak kebenaran, engkau akan memperoleh ketajaman, mampu memecahkan masalah berbekal kebenaran, dan memiliki pemahaman yang lebih tepat mengenai firman Tuhan dan kehendak-Nya. Berbekal semua ini, engkau akan mengembangkan beban untuk dipikul, dan baru setelah itulah engkau akan mampu melaksanakan pekerjaan dengan semestinya. Jika engkau memiliki beban tanpa pemahaman yang jelas tentang kebenaran, itu juga tidak akan berhasil; engkau harus mengalami firman Tuhan secara pribadi serta tahu cara melakukannya. Hanya setelah engkau sendiri telah masuk ke dalam realitas, barulah engkau dapat membekali orang lain, memimpin mereka, dan disempurnakan oleh Tuhan.

Dikutip dari "Perhatikan Kehendak Tuhan Agar Dapat Mencapai Kesempurnaan" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"

Firman Tuhan Harian: Kutipan 543

Saat ini, pekerjaan Tuhan adalah untuk membuat semua orang memasuki jalur yang benar, memiliki kehidupan rohani yang normal dan pengalaman sejati, digerakkan oleh Roh Kudus, dan—berdasarkan hal ini—menerima amanat Tuhan. Tujuan dari memasuki pelatihan kerajaan adalah untuk memungkinkan setiap kata, perbuatan, gerakan, pemikiran, dan gagasanmu masuk ke dalam firman Tuhan; untuk lebih sering dijamahkan oleh Tuhan dan dengan demikian mengembangkan hati yang mengasihi-Nya; serta membuatmu mengambil lebih banyak beban kehendak-Nya, sehingga setiap orang berada di jalan untuk disempurnakan oleh Tuhan, supaya setiap orang berada di jalur yang benar. Begitu engkau berada di jalan untuk disempurnakan oleh Tuhan, engkau berada di jalur yang benar. Begitu pikiran dan gagasan serta niatmu yang tidak benar dapat dibetulkan dan engkau mampu beralih dari memperhatikan keinginan dagingmu menjadi memperhatikan kehendak Tuhan, dan begitu engkau mampu menolak godaan niat yang tidak benar saat itu muncul, dan bertindak sesuai kehendak Tuhan—jika engkau mampu mencapai transformasi seperti ini, berarti engkau berada di jalur pengalaman hidup yang benar. Begitu pengamalan doamu berada di jalur yang benar, engkau akan dijamah oleh Roh Kudus dalam doamu. Setiap kali berdoa, engkau akan dijamah oleh Roh Kudus; setiap kali berdoa, engkau akan mampu menenangkan hatimu di hadapan Tuhan. Setiap kali makan dan minum suatu bagian firman Tuhan, jika engkau mampu memahami pekerjaan yang tengah dilakukan-Nya, dan mampu mempelajari cara berdoa, cara bekerja sama, dan cara memperoleh jalan masuk, barulah engkau mencapai hasil dari makan dan minum firman Tuhan. Ketika engkau mampu menemukan jalan masuk dari firman Tuhan, dan mampu memahami dinamika pekerjaan Tuhan saat ini dan arah pekerjaan Roh Kudus, engkau sudah memasuki jalur yang benar. Jika engkau belum memahami poin-poin utama ketika makan dan minum firman Tuhan, dan setelahnya engkau tetap belum mampu menemukan jalan untuk melakukan penerapan, itu menunjukkan bahwa engkau masih belum tahu cara makan dan minum firman Tuhan dengan benar dan bahwa engkau belum menemukan cara atau prinsip untuk melakukannya. Jika belum memahami pekerjaan yang Tuhan lakukan saat ini, engkau tidak akan mampu menerima tugas yang ingin dipercayakan-Nya kepadamu. Pekerjaan yang tengah Tuhan lakukan adalah apa yang harus dimasuki dan dipahami manusia saat ini. Apakah engkau semua telah memahami semua perkara ini?

Jika engkau makan dan minum firman Tuhan dengan efektif, kehidupan rohanimu menjadi normal, dan apa pun ujian yang engkau hadapi, keadaan yang engkau temui, sakit penyakit yang engkau derita, pengasingan dari saudara-saudarimu, ataupun kesulitan dalam keluarga yang engkau alami, engkau mampu makan dan minum firman Tuhan dengan normal, berdoa dengan normal, serta melanjutkan kehidupan gereja dengan normal; jika engkau dapat mencapai semua ini, ini menunjukkan bahwa engkau berada di jalur yang benar. Beberapa orang terlalu rapuh dan kurang memiliki ketekunan. Saat menghadapi rintangan kecil, mereka merengek dan menjadi negatif. Pengejaran kebenaran menuntut ketekunan dan kegigihan. Jika gagal melakukan kehendak Tuhan saat ini, engkau harus mampu membenci dirimu sendiri, dan dalam hati, diam-diam memutuskan untuk berhasil melakukannya kali berikutnya. Jika saat ini engkau tidak memperhatikan beban Tuhan, engkau harus bertekad melawan daging saat menghadapi rintangan serupa di masa mendatang, dan bertekad memenuhi kehendak Tuhan. Beginilah caramu agar menjadi layak dipuji. Sebagian orang bahkan tidak tahu apakah pemikiran dan gagasan mereka benar; mereka adalah orang-orang yang tolol! Jika engkau ingin menaklukkan hati dan melawan daging, terlebih dahulu engkau harus tahu apakah niatmu benar; hanya dengan begitulah engkau dapat menaklukkan hatimu. Jika tidak tahu apakah niatmu benar, mungkinkah engkau dapat menaklukkan hati dan melawan daging? Bahkan kalaupun melawan, engkau akan melakukannya dalam kebingungan. Engkau harus mengetahui cara untuk memberontak melawan niatmu yang menyimpang; inilah makna dari memberontak melawan daging. Begitu engkau mengenali bahwa niat, pikiran, dan gagasanmu salah, engkau harus segera berbalik arah dan menempuh jalan yang benar. Selesaikan permasalahan ini terlebih dahulu, dan latihlah dirimu memperoleh jalan masuk dalam hal ini, karena engkaulah yang paling tahu, apakah engkau memiliki niat yang benar atau tidak. Begitu niatmu yang salah sudah diluruskan dan sekarang diperuntukkan bagi Tuhan, maka engkau telah mencapai tujuan menaklukkan hatimu.

Saat ini, hal terpenting yang harus engkau semua lakukan adalah memiliki pengetahuan akan Tuhan dan pekerjaan-Nya. Engkau juga harus tahu cara Roh Kudus melaksanakan pekerjaan atas manusia; tindakan ini penting untuk masuk ke jalur yang benar. Akan lebih mudah bagimu untuk melakukannya begitu engkau sudah memahami poin penting ini. Engkau beriman kepada Tuhan dan mengenal Tuhan, yang menunjukkan bahwa imanmu kepada-Nya sungguh-sungguh. Jika engkau terus menimba pengalaman tetapi pada akhirnya belum juga mampu mengenal Tuhan, engkau pastilah orang yang menentang Tuhan. Mereka yang hanya percaya kepada Yesus Kristus tetapi tidak percaya kepada inkarnasi Tuhan saat ini adalah orang terkutuk. Mereka semua adalah kaum Farisi akhir zaman, karena mereka tidak mengakui Tuhan zaman sekarang; mereka semua melawan Tuhan. Bagaimanapun setianya penyembahan mereka kepada Yesus, semua itu akan sia-sia belaka; Tuhan tidak akan memuji mereka. Semua orang yang menyatakan bahwa mereka beriman kepada Tuhan tetapi tidak memiliki pengetahuan sejati akan Tuhan dalam hati mereka adalah orang-orang munafik!

Dikutip dari "Perhatikan Kehendak Tuhan Agar Dapat Mencapai Kesempurnaan" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"

Firman Tuhan Harian: Kutipan 544

Untuk mencari penyempurnaan oleh Tuhan, orang harus terlebih dahulu mengerti apa artinya disempurnakan oleh-Nya, dan juga syarat apa yang harus dipenuhi agar dapat disempurnakan. Begitu hal-hal ini sudah dimengerti, orang harus mencari jalan pengamalan. Untuk disempurnakan, orang harus memiliki kualitas tertentu. Banyak orang tidak memiliki kualitas bawaan yang cukup tinggi, dengan demikian, engkau harus membayar harga dan bekerja keras sendiri. Semakin rendah kualitasmu, semakin besar upaya pribadi yang harus engkau lakukan. Semakin dalam pemahamanmu tentang firman Tuhan dan semakin sering engkau melakukan firman-Nya, semakin cepat pula engkau dapat menempuh jalan penyempurnaan. Melalui doa, engkau dapat disempurnakan dalam hal doa; engkau juga dapat disempurnakan dengan makan dan minum firman Tuhan, memahami substansinya, dan hidup dalam realitasnya. Dengan mengalami firman Tuhan hari demi hari, engkau akan tahu apa saja kekuranganmu; di samping itu, engkau harus mengenali kekuranganmu yang fatal dan kelemahanmu, serta berdoa dan memohon kepada Tuhan. Dengan melakukannya, engkau akan disempurnakan secara bertahap. Jalan untuk disempurnakan adalah: berdoa; makan dan minum firman Tuhan; memahami esensi firman Tuhan; memasuki pengalaman akan firman Tuhan; mengetahui apa yang kurang dalam dirimu; tunduk pada pekerjaan Tuhan; memperhatikan beban Tuhan serta meninggalkan daging melalui kasihmu akan Tuhan; dan sering menghadiri persekutuan dengan saudara-saudarimu, yang dapat memperkaya pengalamanmu. Baik hidup bermasyarakat maupun hidup pribadimu, dan baik kelompok besar ataupun kecil, semua memungkinkan engkau memperoleh pengalaman dan menerima pelatihan, sehingga hatimu dapat tenang di hadapan Tuhan dan kembali kepada-Nya. Semua ini merupakan bagian dari proses disempurnakan. Mengalami firman Tuhan, sebagaimana telah disebutkan sebelumnya, berarti mampu untuk sungguh-sungguh mengecapnya dan memungkinkan dirimu hidup dalamnya, sehingga engkau pun memiliki iman dan kasih yang lebih besar akan Tuhan. Dengan cara inilah engkau akan secara bertahap membuang watak rusakmu yang jahat; membebaskan diri dari motivasi yang tidak benar; dan hidup dalam keserupaan dengan manusia normal. Semakin besar kasih akan Tuhan di dalammu—yang berarti semakin banyak aspek dirimu yang disempurnakan oleh Tuhan—semakin sedikit engkau dikuasai oleh perusakan Iblis. Melalui pengalaman nyatamu, secara bertahap engkau akan menempuh jalan penyempurnaan. Maka dari itu, jika engkau berharap disempurnakan, memperhatikan kehendak Tuhan dan mengalami firman-Nya sungguh sangat penting.

Dikutip dari "Perhatikan Kehendak Tuhan Agar Dapat Mencapai Kesempurnaan" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"

Firman Tuhan Harian: Kutipan 545

Saat ini Tuhan ingin mendapatkan sekelompok orang, kelompok yang terdiri atas orang-orang yang berusaha untuk bekerja sama dengan-Nya, yang mampu menaati pekerjaan-Nya, yang percaya bahwa firman yang Tuhan katakan adalah benar, dan yang mampu melakukan tuntutan Tuhan; mereka adalah orang-orang yang memiliki pemahaman yang benar dalam hati mereka, mereka adalah orang-orang yang dapat disempurnakan, dan mereka pasti mampu berjalan di jalan penyempurnaan. Mereka yang tidak dapat disempurnakan adalah orang-orang yang tidak memiliki pemahaman yang jelas tentang pekerjaan Tuhan, yang tidak makan dan minum firman Tuhan, yang tidak memberikan perhatian kepada firman-Nya, dan yang tidak memiliki kasih bagi Tuhan dalam hatinya. Mereka yang meragukan Tuhan yang berinkarnasi, terus bimbang mengenai-Nya, tidak pernah menanggapi firman-Nya dengan serius, dan selalu memperdayai-Nya, adalah orang-orang yang menentang Tuhan dan merupakan milik Iblis; tidak ada cara untuk menyempurnakan orang-orang semacam itu.

Jika engkau ingin disempurnakan, pertama-tama engkau harus berkenan di hadapan Tuhan, karena Dia menyempurnakan mereka yang berkenan di hati-Nya dan yang menyenangkan hati-Nya. Jika engkau ingin menyenangkan hati Tuhan, engkau harus memiliki hati yang menaati pekerjaan-Nya, engkau harus berusaha untuk mengejar kebenaran, dan engkau harus menerima pemeriksaan Tuhan dalam segala hal. Sudahkah semua yang engkau lakukan mengalami pemeriksaan Tuhan? Apakah niatmu benar? Jika niatmu benar, Tuhan akan memujimu; jika niatmu tidak benar, ini menunjukkan bahwa yang hatimu kasihi bukanlah Tuhan, melainkan kedagingan dan Iblis. Karena itu, engkau harus menggunakan doa sebagai cara untuk menerima pemeriksaan Tuhan dalam segala hal. Ketika engkau berdoa, sekalipun Aku tidak berdiri di hadapanmu secara pribadi, tetapi Roh Kudus besertamu, dan kepada Diri-Ku dan juga Roh Tuhanlah engkau berdoa. Kenapa engkau percaya kepada Orang ini? Karena Dia memiliki Roh Tuhan. Akankah engkau percaya kepada Orang ini andaikan Dia tidak memiliki Roh Tuhan? Ketika engkau percaya kepada Orang ini, engkau percaya kepada Roh Tuhan. Ketika engkau takut kepada Orang ini, engkau takut kepada Roh Tuhan. Iman kepada Roh Tuhan adalah iman kepada Orang ini, dan iman kepada Orang ini juga merupakan iman kepada Roh Tuhan. Ketika engkau berdoa, engkau merasakan Roh Tuhan besertamu, dan bahwa Tuhan berada di hadapanmu, karena itu engkau berdoa kepada Roh-Nya. Saat ini, kebanyakan orang terlalu takut untuk membawa tindakan mereka ke hadapan Tuhan; meskipun engkau mungkin bisa membohongi Tuhan yang menjadi manusia, engkau tidak bisa membohongi Roh-Nya. Apa pun yang tidak dapat bertahan dari pemeriksaan Tuhan berarti tidak sesuai dengan kebenaran, dan harus disingkirkan; jika tidak, hal itu merupakan dosa terhadap Tuhan. Jadi, engkau harus senantiasa menyerahkan hatimu kepada Tuhan, terlepas dari apakah engkau sedang berdoa, berbicara, dan bersekutu dengan saudara-saudarimu, atau ketika engkau sedang melaksanakan tugas dan menangani urusanmu. Ketika engkau memenuhi fungsimu, Tuhan besertamu, dan selama niatmu benar dan demi pekerjaan di rumah Tuhan, Dia akan menerima semua hal yang engkau lakukan; engkau harus sungguh-sungguh mendedikasikan dirimu untuk memenuhi fungsimu. Ketika engkau berdoa, jika engkau memiliki kasih untuk Tuhan dalam hatimu, serta mencari perhatian, perlindungan, dan pemeriksaan Tuhan, jika ini semua adalah niatmu, doa-doamu akan membuahkan hasil. Sebagai contoh, saat engkau berdoa di berbagai pertemuan, jika engkau membuka hatimu dan berdoa kepada Tuhan dan memberitahukan kepada-Nya apa yang ada di hatimu tanpa berkata dusta, doa-doamu pasti akan membuahkan hasil. Jika engkau sungguh-sungguh mengasihi Tuhan dalam hatimu, bersumpahlah kepada Tuhan: "Tuhan, yang ada di surga dan di bumi dan di antara segala hal, aku bersumpah kepada-Mu: Biarlah Roh-Mu menyelidiki segala yang kulakukan, serta melindungi dan memeliharaku sepanjang waktu, serta memungkinkan segala hal yang kulakukan teguh berdiri di hadirat-Mu. Jika hatiku sampai berhenti mengasihi-Mu atau mengkhianati-Mu, hajarlah dan kutuklah aku dengan berat. Jangan mengampuni aku di dunia ini maupun di dunia selanjutnya!" Apakah engkau berani bersumpah demikian? Jika engkau tidak berani, hal ini menunjukkan bahwa engkau pengecut dan engkau masih mengasihi dirimu sendiri. Apakah engkau semua memiliki tekad ini? Jika ini memang tekadmu, engkau harus melakukan sumpah ini. Jika engkau memiliki tekad untuk bersumpah seperti ini, Tuhan akan memenuhi tekadmu. Ketika engkau bersumpah kepada Tuhan, Dia mendengarkan. Tuhan menentukan apakah engkau orang berdosa atau orang benar berdasarkan doamu dan pengamalanmu. Saat ini adalah proses menyempurnakan engkau semua, dan jika engkau sungguh-sungguh memiliki iman untuk disempurnakan, engkau pun akan membawa semua hal yang engkau lakukan ke hadapan Tuhan dan menerima pemeriksaan-Nya; jika engkau melakukan sesuatu yang benar-benar memberontak atau jika engkau mengkhianati Tuhan, Dia pun akan menggenapkan sumpahmu, sehingga apa pun yang terjadi kepadamu, baik itu kebinasaan ataupun hajaran, hal itu adalah hasil perbuatanmu sendiri. Engkau bersumpah, jadi, engkau harus melaksanakannya. Jika engkau bersumpah tetapi tidak melaksanakannya, engkau akan mengalami kebinasaan. Karena sumpah itu milikmu, Tuhan akan menggenapkan sumpahmu itu. Sebagian orang takut setelah berdoa, dan meratap, "Tamatlah sudah! Aku tidak memiliki kesempatan lagi untuk melakukan kebejatan; aku tidak memiliki kesempatan lagi untuk melakukan kejahatan; aku tidak memiliki kesempatan lagi untuk memuaskan hasrat duniawiku!" Orang-orang ini masih mencintai keduniawian dan dosa, dan mereka pasti akan mengalami kebinasaan.

Dikutip dari "Tuhan Menyempurnakan Orang-Orang yang Berkenan di Hati-Nya" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"

Firman Tuhan Harian: Kutipan 546

Menjadi seorang yang percaya kepada Tuhan artinya segala yang engkau lakukan harus dibawa ke hadapan Tuhan dan tunduk pada pemeriksaan-Nya. Jika yang engkau lakukan dapat dibawa ke hadapan Roh Tuhan tetapi tidak dapat dibawa ke hadapan Tuhan yang menjadi manusia, ini menunjukkan bahwa engkau belum tunduk kepada pemeriksaan Roh Tuhan. Siapakah Roh Tuhan? Siapakah Orang yang tentang-Nya Tuhan memberi kesaksian? Bukankah Mereka adalah satu dan sama? Kebanyakan orang melihat Mereka sebagai dua pribadi yang terpisah, percaya bahwa Roh Tuhan adalah Roh Tuhan, sedangkan Orang yang tentang-Nya Tuhan memberi kesaksian hanyalah manusia biasa. Bukankah engkau salah? Atas nama siapakah Orang ini bekerja? Mereka yang tidak mengenal Tuhan yang berinkarnasi tidak memiliki pemahaman spiritual. Roh Tuhan dan inkarnasi-Nya sebagai manusia adalah satu, karena Roh Tuhan terwujud dalam sosok manusia. Jika Orang ini bersikap tidak baik kepadamu, apakah Roh Tuhan akan bersikap baik? Tidakkah engkau bingung? Sekarang ini, siapa pun yang tidak dapat menerima pemeriksaan Tuhan tidak dapat menerima perkenanan-Nya, dan siapa pun yang tidak mengenal Tuhan yang berinkarnasi tidak dapat disempurnakan. Lihatlah semua yang telah engkau lakukan dan tentukan apakah hal-hal tersebut dapat engkau bawa ke hadapan Tuhan. Jika engkau tidak dapat membawa hal-hal tersebut ke hadapan Tuhan, ini menunjukkan bahwa engkau adalah seorang pelaku kejahatan. Dapatkah pelaku kejahatan disempurnakan? Semua yang engkau lakukan, setiap tindakan, setiap niat, dan setiap reaksi harus dibawa ke hadapan Tuhan. Bahkan kehidupan spiritualmu sehari-hari—doamu, kedekatanmu dengan Tuhan, caramu makan dan minum firman Tuhan, persekutuan dengan saudara-saudarimu, dan kehidupan bergerejamu—dan pelayananmu dalam kemitraan dapat dibawa ke hadapan Tuhan untuk diperiksa oleh-Nya. Penerapan semacam inilah yang akan membantumu mencapai pertumbuhan dalam hidup. Proses menerima pemeriksaan Tuhan adalah proses penyucian. Semakin engkau mampu menerima pemeriksaan Tuhan, semakin engkau disucikan, dan semakin engkau selaras dengan kehendak Tuhan, sehingga engkau tidak akan tertarik untuk melakukan kebejatan, dan hatimu akan hidup dalam hadirat-Nya. Semakin engkau menerima pemeriksaan-Nya, semakin malu Iblis dan semakin engkau mampu untuk meninggalkan kedagingan. Jadi, menerima pemeriksaan Tuhan adalah jalan penerapan yang harus diikuti oleh orang-orang. Tidak peduli apa pun yang engkau lakukan, bahkan saat bersekutu dengan saudara-saudarimu, engkau dapat membawa tindakanmu ke hadapan Tuhan dan meminta pemeriksaan-Nya, serta bertekad untuk menaati Tuhan Sendiri; ini akan menjadikan penerapanmu jauh lebih benar. Hanya jika engkau membawa semua yang engkau lakukan ke hadapan Tuhan dan menerima pemeriksaan Tuhan, engkau dapat menjadi seseorang yang hidup dalam hadirat Tuhan.

Dikutip dari "Tuhan Menyempurnakan Orang-Orang yang Berkenan di Hati-Nya" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"

Firman Tuhan Harian: Kutipan 547

Mereka yang tidak memiliki pemahaman akan Tuhan tidak akan pernah sepenuhnya menaati Tuhan. Orang-orang seperti ini adalah anak-anak durhaka. Mereka terlalu ambisius, dan ada terlalu banyak pemberontakan dalam diri mereka, sehingga mereka menjauhkan diri dari Tuhan dan tidak bersedia menerima pemeriksaan-Nya. Orang-orang seperti ini tidak bisa dengan mudah disempurnakan. Sebagian orang menjadi pemilih dalam cara mereka makan dan minum firman Tuhan dan dalam menerima firman tersebut. Mereka hanya menerima bagian-bagian firman Tuhan tertentu yang sesuai dengan pemahaman mereka dan menolak yang tidak sesuai. Bukankah ini pemberontakan dan penolakan yang paling terang-terangan terhadap Tuhan? Jika seseorang percaya kepada Tuhan selama bertahun-tahun tanpa memperoleh sedikit pun pemahaman tentang Dia, berarti ia adalah orang yang tidak percaya. Mereka yang bersedia menerima pemeriksaan Tuhan adalah mereka yang mengejar pemahaman akan Dia, yang bersedia menerima firman-Nya. Merekalah orang-orang yang akan menerima warisan dan berkat Tuhan, dan mereka adalah orang yang paling diberkati. Tuhan mengutuk mereka yang tidak memiliki tempat di hatinya bagi Dia, dan Dia menghajar serta meninggalkan orang seperti itu. Jika engkau tidak mengasihi Tuhan, Dia akan meninggalkanmu, dan jika engkau tidak mendengarkan perkataan-Ku, Aku jamin bahwa Roh Tuhan akan meninggalkanmu. Cobalah jika engkau tidak percaya! Hari ini Aku menerangkan kepadamu jalan pengamalan, tetapi apakah engkau menjalankannya atau tidak, terserah kepadamu. Jika engkau tidak memercayainya, jika engkau tidak menjalankannya, engkau akan mengetahui sendiri, apakah Roh Kudus bekerja di dalam dirimu atau tidak! Jika engkau tidak berusaha memahami Tuhan, Roh Kudus tidak akan bekerja dalam dirimu. Tuhan bekerja di dalam diri mereka yang berusaha mencari dan menghargai firman-Nya. Semakin engkau menghargai firman Tuhan, semakin Roh-Nya akan bekerja di dalam dirimu. Semakin seseorang menghargai firman Tuhan, semakin besar kesempatannya untuk disempurnakan oleh Tuhan. Tuhan menyempurnakan mereka yang sungguh-sungguh mengasihi-Nya, dan Dia menyempurnakan mereka yang hatinya damai di hadapan-Nya. Menghargai semua pekerjaan Tuhan, menghargai pencerahan Tuhan, menghargai hadirat Tuhan, menghargai pemeliharaan dan perlindungan Tuhan, menghargai bagaimana firman Tuhan menjadi realitas dan pemeliharaan dalam hidupmu—semua ini paling menyenangkan hati Tuhan. Jika engkau menghargai pekerjaan Tuhan, yakni jika engkau menghargai semua pekerjaan yang telah Tuhan lakukan untukmu, Dia akan memberkatimu dan menjadikan semua milikmu berlipat ganda. Jika engkau tidak menghargai firman Tuhan, Dia tidak akan bekerja bagimu, tetapi Dia hanya akan memberimu sedikit rahmat-Nya karena imanmu, atau memberkatimu dengan sedikit kekayaan dan sedikit keselamatan untuk keluargamu. Engkau harus berusaha menjadikan firman Tuhan realitas hidupmu, serta mampu memuaskan Dia dan memperkenan hati-Nya; engkau tidak semestinya hanya berusaha menikmati rahmat-Nya. Tidak ada yang lebih penting bagi orang percaya selain menerima pekerjaan Tuhan, meraih kesempurnaan, dan menjadi orang-orang yang melakukan kehendak Tuhan. Inilah tujuan yang harus engkau kejar.

Semua yang manusia kejar pada Zaman Kasih Karunia sekarang ini sudah ketinggalan zaman, karena saat ini ada standar pengejaran yang lebih tinggi; sasaran pengejaran itu lebih mulia dan lebih nyata, sasaran pengejaran itu dapat lebih memuaskan kebutuhan batin manusia. Di masa lampau, Tuhan tidak bekerja atas manusia sebagaimana yang dilakukan-Nya sekarang; Dia tidak berfirman kepada mereka sebanyak yang Dia lakukan saat ini, dan tuntutan-Nya atas mereka juga tidak setinggi sekarang. Bahwa Tuhan mengatakan hal-hal ini kepadamu saat ini, menunjukkan bahwa tujuan utama Tuhan difokuskan kepada engkau semua, kepada sekelompok orang ini. Jika engkau sungguh ingin disempurnakan oleh Tuhan, kejarlah hal itu sebagai tujuan utamamu. Tidak peduli apakah engkau sedang sibuk melakukan berbagai hal, mengorbankan dirimu sendiri, melakukan tugasmu, ataukah engkau telah menerima amanat Tuhan, tujuannya haruslah untuk disempurnakan dan untuk memuaskan kehendak Tuhan, untuk mencapai tujuan-tujuan ini. Jika seseorang berkata bahwa dia tidak mencari kesempurnaan dari Tuhan ataupun jalan masuk ke dalam kehidupan, melainkan hanya mencari kedamaian dan kebahagiaan duniawi, maka dia benar-benar buta. Orang-orang yang tidak mengejar kehidupan kenyataan, melainkan hanya mengejar kehidupan kekal di dunia yang akan datang dan keamanan di dunia sekarang, adalah orang-orang yang paling buta. Jadi, segala yang engkau lakukan harus dilaksanakan dengan tujuan untuk disempurnakan dan didapatkan oleh Tuhan.

Pekerjaan yang dilakukan Tuhan dalam diri orang-orang adalah untuk membekali mereka sesuai dengan kebutuhan mereka yang berbeda. Semakin hebat hidup seorang manusia, semakin banyak yang dia butuhkan dan semakin banyak yang ia kejar. Jika pada tahap ini engkau tidak memiliki tujuan apa pun, hal ini membuktikan bahwa Roh Kudus telah meninggalkanmu. Semua orang yang mencari kehidupan tidak akan pernah ditinggalkan oleh Roh Kudus; mereka selalu mencari, dan selalu memiliki kerinduan dalam hati mereka. Orang-orang seperti ini tidak pernah puas dengan keadaan mereka saat ini. Setiap tahap pekerjaan Roh Kudus ditujukan untuk memberi pengaruh pada dirimu, tetapi jika engkau merasa puas, jika engkau tidak lagi memiliki kebutuhan, jika engkau tidak lagi menerima pekerjaan Roh Kudus, Dia akan meninggalkanmu. Orang-orang membutuhkan pemeriksaan dari Tuhan setiap hari; mereka membutuhkan banyak pemeliharaan dari Tuhan setiap hari. Dapatkah orang-orang bertindak tanpa makan dan minum firman Tuhan tiap hari? Jika seseorang selalu merasa tidak cukup makan dan minum firman Tuhan, jika dia selalu mencarinya, serta merasa lapar dan haus akan firman-Nya, Roh Kudus akan selalu bekerja dalam diri mereka. Semakin seseorang rindu, semakin banyak hal nyata dapat timbul dari persekutuannya. Semakin dalam seseorang mencari kebenaran, semakin cepat hidupnya berkembang, sehingga membuat dirinya kaya pengalaman dan menjadikannya orang yang kaya di dalam rumah Tuhan.

Dikutip dari "Tuhan Menyempurnakan Orang-Orang yang Berkenan di Hati-Nya" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"

Firman Tuhan Harian: Kutipan 548

Roh Kudus memiliki jalan untuk ditapaki dalam diri setiap orang, dan memberi kepada setiap orang kesempatan untuk disempurnakan. Melalui kenegatifanmu, engkau menjadi tahu akan kerusakanmu sendiri, kemudian dengan melenyapkan kenegatifan tersebut, engkau akan menemukan jalan penerapan; semua ini adalah cara-cara engkau disempurnakan. Selanjutnya, melalui bimbingan dan penerangan yang terus-menerus mengenai beberapa hal positif dalam dirimu, engkau akan secara proaktif memenuhi fungsimu, bertumbuh dalam wawasanmu dan memperoleh pemahaman. Ketika keadaanmu baik, engkau terutama bersedia untuk membaca firman Tuhan, dan sangat bersedia untuk berdoa kepada Tuhan, serta mampu untuk menghubungkan khotbah yang engkau dengar dengan keadaanmu sendiri. Pada saat demikian, Tuhan mencerahkan dan menerangimu di dalam batinmu, membuatmu menyadari beberapa hal dari sisi yang positif. Dengan cara inilah engkau disempurnakan dalam sisi positifmu. Dalam keadaan negatif, engkau menjadi lemah dan pasif; engkau merasa bahwa engkau tidak memiliki Tuhan dalam hatimu, akan tetapi Tuhan menerangimu, membantumu mencari jalan penerapan. Keluar dari keadaan ini merupakan pencapaian penyempurnaan dari sisi negatif. Tuhan dapat menyempurnakan manusia dari aspek positif maupun dari aspek negatif. Itu tergantung apakah engkau mampu mengalami, dan apakah engkau berupaya untuk disempurnakan oleh Tuhan. Jika engkau sungguh berupaya agar disempurnakan oleh Tuhan, hal negatif tidak akan membuatmu merasa kehilangan, melainkan dapat memberimu hal-hal yang lebih nyata, dan dapat membuatmu lebih mampu untuk mengetahui apa yang masih kurang dalam dirimu, lebih mampu memahami keadaanmu yang sebenarnya, dan mengerti bahwa manusia tidak memiliki apa pun, dan bukan siapa-siapa; jika engkau tidak mengalami ujian, engkau tidak akan tahu, dan akan selalu merasa bahwa engkau lebih tinggi dari orang lain dan lebih baik dari semua orang yang lain. Melalui semua ini, engkau akan melihat bahwa segala hal yang terjadi sebelumnya dilakukan oleh Tuhan dan dilindungi oleh Tuhan. Masuk ke dalam ujian membuatmu merasa tidak memiliki kasih atau keyakinan, engkau kurang berdoa, dan tidak mampu menyanyikan lagu pujian, dan tanpa kausadari, di tengah semua ini engkau mulai mengenal dirimu sendiri. Tuhan memiliki banyak cara untuk menyempurnakan manusia. Dia menggunakan berbagai macam lingkungan untuk menangani watak rusak manusia, dan memakai bermacam hal untuk menyingkapkan manusia; suatu saat Dia menangani manusia, di saat lainnya Dia menyingkapkan manusia, menggali dan menyingkapkan berbagai "misteri" di kedalaman hati manusia, dan menunjukkan kepada manusia natur dirinya dengan menyingkapkan banyak hal mengenai keadaannya. Tuhan menyempurnakan manusia melalui beragam cara—melalui penyingkapan, penanganan, pemurnian, dan hajaran—sehingga manusia bisa mengetahui bahwa Tuhan itu nyata.

Dikutip dari "Hanya Mereka yang Berfokus pada Penerapan yang Dapat Disempurnakan" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"

Firman Tuhan Harian: Kutipan 549

Apakah yang berusaha untuk engkau semua lakukan saat ini? Untuk disempurnakan Tuhan, untuk mengenal Tuhan, untuk mendapatkan Tuhan—atau mungkin engkau ingin untuk berperilaku seperti cara Petrus di era 90-an, atau memiliki iman yang lebih besar dari Ayub, atau engkau mungkin berusaha agar disebut orang benar oleh Tuhan dan tiba di hadapan takhta Tuhan, atau untuk dapat memanifestasikan Tuhan di bumi dan menjadi kesaksian yang kuat dan berkumandang bagi Tuhan. Apa pun yang berusaha engkau semua lakukan, secara keseluruhan, engkau berusaha demi diselamatkan oleh Tuhan. Tidak masalah apakah engkau berusaha untuk menjadi orang benar, apakah engkau berusaha menjadi seperti Petrus, atau memiliki iman seperti Ayub, atau untuk disempurnakan oleh Tuhan, apa pun itu, semuanya itu adalah pekerjaan yang Tuhan lakukan dalam diri manusia. Dengan kata lain, apa pun yang berusaha untuk engkau lakukan, semuanya adalah demi disempurnakan oleh Tuhan, semuanya adalah demi mengalami firman Tuhan, demi memuaskan hati Tuhan; apa pun yang berusaha engkau lakukan, semuanya adalah demi menemukan keindahan Tuhan, demi menemukan jalan penerapan dalam pengalaman nyata dengan tujuan agar dapat menyingkirkan watak pemberontakanmu sendiri, mencapai keadaan yang normal dalam dirimu sendiri, mampu untuk sepenuhnya menaati kehendak Tuhan, menjadi seorang benar dan memiliki motif yang benar dalam segala sesuatu yang engkau lakukan. Alasan engkau mengalami semua ini adalah agar engkau mengenal Tuhan dan mencapai pertumbuhan dalam kehidupan. Meskipun yang engkau alami adalah firman Tuhan, dan kejadian nyata, juga orang-orang, perkara-perkara, hal-hal yang ada di sekitarmu, pada akhirnya engkau akan mampu mengenal Tuhan dan disempurnakan oleh Tuhan. Berusaha untuk menapaki jalan orang yang benar atau berusaha menerapkan firman Tuhan: hal-hal ini adalah lajur lintasan larimu, sedangkan mengenal Tuhan dan disempurnakan oleh Tuhan adalah tempat tujuanmu. Entah saat ini engkau sedang berusaha disempurnakan oleh Tuhan, atau berusaha untuk menjadi kesaksian bagi Tuhan, semua itu pada akhirnya adalah agar engkau mengenal Tuhan; semua itu adalah agar pekerjaan yang Tuhan lakukan dalam dirimu tidak sia-sia, sehingga pada akhirnya engkau akan mengetahui kenyataan Tuhan, mengetahui kebesaran-Nya, dan terlebih lagi mengetahui kerendahhatian dan ketersembunyian Tuhan, dan mengetahui banyaknya pekerjaan yang Tuhan lakukan dalam dirimu. Tuhan telah merendahkan diri-Nya sedemikian rendahnya sampai-sampai Dia melakukan pekerjaan-Nya dalam diri orang-orang yang kotor dan rusak ini, dan menyempurnakan sekelompok orang ini. Tuhan tidak hanya menjadi manusia untuk hidup dan makan di tengah-tengah manusia, untuk menggembalakan manusia, dan untuk menyediakan kebutuhan manusia. Yang lebih penting adalah Dia melakukan pekerjaan besar-Nya untuk menyelamatkan dan menaklukkan orang-orang yang rusaknya tak tertahankan ini. Dia datang ke jantung si naga merah yang sangat besar untuk menyelamatkan orang-orang yang paling rusak ini, sehingga semua orang dapat diubahkan dan dijadikan baru. Penderitaan dahsyat yang Tuhan tanggung bukan hanya penderitaan yang ditanggung oleh Tuhan yang berinkarnasi, tetapi yang terberat dari semua itu adalah karena Roh Tuhan menderita penghinaan yang ekstrem—Dia merendahkan diri-Nya dan menyembunyikan diri-Nya sampai sedemikian rupa hingga Dia menjadi seorang manusia biasa. Tuhan berinkarnasi dan mengambil rupa daging, sehingga orang-orang melihat bahwa Dia memiliki kehidupan manusia biasa dan kebutuhan manusia biasa. Ini cukup untuk membuktikan bahwa Tuhan telah merendahkan diri-Nya sampai sedemikian rendahnya. Roh Tuhan mewujudkan diri-Nya dalam rupa daging. Roh-Nya sangat agung dan besar, tetapi Dia mengambil rupa seorang manusia pada umumnya, manusia yang kecil, untuk melakukan pekerjaan Roh-Nya. Kualitas, wawasan, akal sehat, kemanusiaan, dan kehidupanmu masing-masing menunjukkan bahwa engkau semua benar-benar tidak layak untuk menerima pekerjaan Tuhan yang semacam ini. Engkau semua benar-benar tidak layak membuat Tuhan menanggung penderitaan seperti itu demi dirimu. Tuhan begitu agung, dan manusia begitu hina, tetapi Dia tetap bekerja dalam diri mereka. Dia bukan hanya berinkarnasi untuk menyediakan kebutuhan manusia, berbicara kepada manusia, tetapi Dia bahkan hidup bersama manusia. Tuhan begitu rendah hati, begitu penuh kasih. Jika, begitu mendengar kasih Tuhan disebutkan, begitu mendengar kasih karunia Tuhan disebutkan, engkau meneteskan air mata pada saat menyampaikan puji-pujianmu yang besar kepada-Nya, jika engkau sampai pada keadaan ini, itu berarti engkau memiliki pengetahuan yang benar tentang Tuhan.

Dikutip dari "Hanya Mereka yang Berfokus pada Penerapan yang Dapat Disempurnakan" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"

Firman Tuhan Harian: Kutipan 550

Terdapat penyimpangan dalam pencarian yang orang lakukan pada masa sekarang; mereka hanya berusaha untuk mengasihi dan memuaskan Tuhan, tetapi mereka tidak memiliki pengetahuan tentang Tuhan, dan telah mengabaikan pencerahan dan penerangan Roh Kudus dalam diri mereka. Mereka tidak memiliki landasan pengetahuan yang benar tentang Tuhan. Dengan demikian, mereka kehilangan semangat saat pengalaman mereka berlangsung. Mereka semua yang berusaha mendapatkan pengetahuan yang benar tentang Tuhan, sekalipun dahulu mereka tidak berada dalam keadaan yang baik, dan cenderung bersikap negatif dan lemah, dan sering meneteskan air mata, jatuh dalam keputusasaan, dan hilang harapan—sekarang, sementara mereka mendapatkan lebih banyak pengalaman, keadaan mereka semakin membaik. Setelah mengalami dirinya ditangani dan dihancurkan, dan setelah melewati satu babak ujian dan pemurnian, mereka telah membuat kemajuan yang besar. Keadaan negatif mereka berkurang, dan telah terjadi beberapa perubahan dalam watak hidup mereka. Saat mereka mengalami lebih banyak ujian, hati mereka mulai mengasihi Tuhan. Ada sebuah aturan dalam cara Tuhan menyempurnakan manusia, yaitu Dia menerangimu dengan menggunakan bagian yang diinginkan dalam dirimu sehingga engkau memiliki jalan penerapan dan mampu memisahkan dirimu dari semua keadaan negatif, menolong jiwamu untuk mencapai kelepasan dan membuatmu lebih mampu untuk mengasihi Tuhan. Dengan cara ini, engkau mampu menyingkirkan watak rusak Iblis dalam dirimu. Engkau menjadi apa adanya dan terbuka, bersedia untuk mengenal dirimu sendiri, dan bersedia untuk menerapkan kebenaran. Tuhan tentu akan memberkatimu, sehingga saat engkau merasa lemah dan negatif, Dia menerangimu dua kali lipat, menolongmu untuk lebih mengenal dirimu sendiri, dan membuatmu lebih rela bertobat, lebih mampu melakukan hal-hal yang harus engkau lakukan. Hanya dengan cara demikian hatimu bisa merasa damai dan tenteram. Orang yang biasa menaruh perhatian untuk mengenal Tuhan, menaruh perhatian untuk mengenal dirinya sendiri, menaruh perhatian pada penerapannya sendiri, dia akan mampu untuk sering menerima pekerjaan Tuhan, sering menerima bimbingan dan pencerahan dari Tuhan. Meskipun orang seperti itu mungkin berada dalam keadaan negatif, dia akan mampu untuk segera membalikkan keadaan tersebut, baik karena tindakan yang didasari hati nurani ataupun karena pencerahan dari firman Tuhan. Perubahan watak seseorang selalu tercapai ketika dia mengetahui keadaannya yang sebenarnya dan mengetahui watak serta pekerjaan Tuhan. Seseorang yang bersedia mengenal dirinya sendiri dan bersedia membuka diri akan mampu untuk melakukan kebenaran. Orang semacam ini adalah orang yang setia kepada Tuhan, dan orang yang setia kepada Tuhan memiliki pemahaman akan Tuhan, baik itu pemahaman yang dalam ataupun dangkal, sedikit ataupun banyak. Ini merupakan kebenaran Tuhan, dan ini adalah sesuatu yang harus orang dapatkan; ini merupakan pencapaian mereka sendiri. Orang yang memiliki pengetahuan tentang Tuhan adalah orang yang memiliki landasan, yang memiliki visi. Orang semacam ini yakin tentang daging Tuhan, dan yakin tentang firman Tuhan dan pekerjaan Tuhan. Bagaimanapun cara Tuhan bekerja atau berfirman, atau bagaimanapun orang lain menimbulkan gangguan, dia bisa berdiri teguh dalam keyakinannya dan menjadi kesaksian bagi Tuhan. Semakin orang bersikap seperti ini, semakin dia dapat melakukan kebenaran yang dia pahami. Karena dia selalu menerapkan firman Tuhan, dia mendapatkan lebih banyak pemahaman tentang Tuhan, dan memiliki kebulatan tekad untuk selamanya menjadi kesaksian bagi Tuhan.

Dikutip dari "Hanya Mereka yang Berfokus pada Penerapan yang Dapat Disempurnakan" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"

Firman Tuhan Harian: Kutipan 551

Memiliki pemahaman, ketundukan, dan kemampuan untuk memahami berbagai hal sehingga engkau tajam dalam rohmu berarti engkau memiliki firman Tuhan yang menerangi dan mencerahkan batinmu begitu engkau menghadapi sesuatu. Inilah yang dimaksud memiliki ketajaman dalam roh. Segala sesuatu yang Tuhan lakukan adalah demi membantu menghidupkan kembali roh manusia. Mengapa Tuhan selalu berkata bahwa manusia itu mati rasa dan bodoh? Itu karena roh manusia sudah mati dan mereka telah menjadi sedemikian mati rasa sampai-sampai mereka sama sekali tidak menyadari hal-hal yang berkaitan dengan roh. Pekerjaan Tuhan bertujuan untuk membuat hidup orang-orang berkembang dan menolong membangkitkan roh mereka, sehingga mereka dapat memahami hal-hal yang berkaitan dengan roh, dan mereka selalu mampu untuk mengasihi Tuhan dalam hati mereka dan memuaskan Tuhan. Mencapai tahap ini menunjukkan bahwa roh seseorang telah dibangkitkan, dan ketika di lain waktu dia menjumpai sesuatu, dia akan mampu segera bereaksi. Dia menjadi responsif terhadap khotbah dan bereaksi cepat saat menghadapi berbagai situasi. Inilah yang dimaksud dengan mencapai ketajaman dalam roh mereka. Ada banyak orang yang bereaksi cepat terhadap kejadian lahiriah, tetapi begitu membahas tentang jalan masuk ke dalam kenyataan atau membahas hal-hal mendetail yang berkaitan dengan roh, mereka menjadi mati rasa dan bodoh. Mereka memahami sesuatu hanya jika hal tersebut mereka lihat langsung. Semua ini merupakan pertanda bahwa secara rohani mereka mati rasa dan bodoh, memiliki sedikit pengalaman akan hal-hal yang berkaitan dengan roh. Sebagian orang tajam dalam roh mereka dan memiliki pemahaman. Begitu mereka mendengar firman yang menunjukkan tentang keadaan mereka, mereka segera menuliskannya. Begitu mereka mendengar firman tentang prinsip-prinsip penerapan, mereka mampu menerimanya dan menerapkannya pada pengalaman mereka selanjutnya, dan dengan demikian mengubah diri mereka. Inilah orang yang tajam dalam roh mereka. Mengapa mereka mampu bereaksi sangat cepat? Itu karena mereka berfokus pada hal-hal ini dalam kehidupan mereka sehari-hari. Pada saat mereka membaca firman Tuhan, mereka mampu memeriksa keadaan mereka berdasarkan firman Tuhan tersebut dan merenungkan diri mereka sendiri. Pada saat mereka mendengarkan persekutuan dan khotbah dan mendengarkan firman yang memberi kepada mereka pencerahan dan penerangan, mereka mampu untuk segera menerimanya. Ini sama seperti memberikan makanan kepada orang yang lapar; mereka mampu untuk langsung memakannya. Jika engkau memberi makanan kepada seseorang yang tidak lapar, mereka tidak akan cepat bereaksi. Engkau sering berdoa kepada Tuhan, maka engkau akan mampu untuk segera bereaksi ketika menjumpai sesuatu: apa yang dituntut Tuhan dalam hal ini, dan bagaimana seharusnya engkau bertindak. Tuhan membimbingmu dalam hal ini sebelumnya; ketika engkau menjumpai hal yang sama saat ini, secara alami engkau akan tahu bagaimana bertindak dengan cara yang memuaskan hati Tuhan. Jika engkau selalu menerapkan dengan cara seperti ini dan selalu mengalami dengan cara seperti ini, pada titik tertentu engkau akan menjadi ahli dalam hal tersebut. Ketika membaca firman Tuhan, engkau tahu orang macam apa yang dimaksud oleh Tuhan, engkau tahu kondisi roh seperti apa yang Dia bicarakan, dan engkau mampu memahami poin pentingnya dan menerapkannya; ini menunjukkan bahwa engkau mampu mengalaminya. Mengapa beberapa orang kurang dalam hal ini? Itu karena mereka tidak berusaha keras dalam aspek penerapan ini. Meskipun mereka bersedia menerapkan kebenaran, mereka tidak memiliki wawasan yang benar tentang hal mendetail mengenai pelayanan, juga hal mendetail tentang kebenaran dalam hidup mereka. Mereka menjadi bingung ketika sesuatu terjadi. Dengan demikian, engkau bisa disesatkan ketika nabi palsu atau rasul palsu datang. Engkau harus sering bersekutu tentang firman dan pekerjaan Tuhan—hanya dengan cara inilah engkau akan mampu memahami kebenaran dan mengembangkan pemahamanmu. Jika engkau tidak memahami kebenaran, engkau tidak akan memiliki pemahaman. Misalnya, apa yang Tuhan firmankan, cara Tuhan bekerja, tuntutan-Nya terhadap orang-orang, dengan orang-orang seperti apa engkau harus berhubungan, dan orang-orang seperti apa yang harus engkau tolak—engkau harus sering bersekutu tentang hal-hal ini. Jika engkau selalu mengalami firman Tuhan dengan cara seperti ini, engkau akan memahami kebenaran dan memahami banyak hal secara menyeluruh, dan engkau juga akan memiliki pemahaman. Apa yang disebut pendisiplinan oleh Roh Kudus, kesalahan apa yang lahir dari kehendak manusia, apa arti bimbingan dari Roh Kudus, apa arti pengaturan sebuah lingkungan, apa maksudnya firman Tuhan menerangi dari dalam? Jika engkau tidak jelas tentang hal-hal ini, engkau tidak akan memiliki pemahaman. Engkau harus tahu apa yang berasal dari Roh Kudus, apa arti watak yang memberontak, bagaimana menaati firman Tuhan, dan bagaimana menyingkirkan pemberontakanmu sendiri; Jika engkau memiliki pemahaman pengalaman mengenai hal-hal ini, engkau akan memiliki landasan; ketika sesuatu terjadi, engkau akan memiliki kebenaran yang tepat sebagai pembandingnya, memiliki visi yang tepat sebagai landasan. Engkau akan memiliki prinsip dalam segala sesuatu yang engkau lakukan, dan akan mampu bertindak sesuai kebenaran. Maka hidupmu akan penuh dengan pencerahan Tuhan, penuh dengan berkat-berkat Tuhan. Tuhan tidak akan memperlakukan secara tidak adil siapa pun yang dengan tulus mencari-Nya, atau siapa pun yang meneladani-Nya dan menjadi kesaksian bagi-Nya, dan Dia tidak akan mengutuk siapa pun yang sungguh-sungguh haus akan kebenaran. Jika, ketika engkau makan dan minum firman Tuhan, engkau dapat menaruh perhatian pada keadaanmu yang sebenarnya, menaruh perhatian pada penerapanmu sendiri, dan menaruh perhatian pada pemahamanmu sendiri, maka ketika engkau menjumpai masalah, engkau akan menerima pencerahan dan akan mendapatkan pemahaman nyata. Maka dalam segala hal, engkau akan memiliki jalan penerapan dan memiliki pemahaman. Seseorang yang memiliki kebenaran tidak mungkin ditipu, dan tidak mungkin berperilaku mengganggu ataupun bertindak berlebihan. Karena kebenaran, dia terlindung, dan karena kebenaran, dia mendapatkan pemahaman lebih. Karena kebenaran, dia memiliki lebih banyak jalan penerapan, mendapatkan lebih banyak kesempatan untuk Roh Kudus bekerja di dalam dirinya, dan memiliki lebih banyak kesempatan untuk disempurnakan.

Dikutip dari "Hanya Mereka yang Berfokus pada Penerapan yang Dapat Disempurnakan" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"

Firman Tuhan Harian: Kutipan 552

Jika engkau mau disempurnakan, ada kriteria yang harus dipenuhi. Melalui tekadmu, ketekunanmu, dan hati nuranimu, serta melalui pengejaranmu, engkau akan mampu mengalami hidup dan memuaskan kehendak Tuhan. Inilah jalan masukmu, dan hal-hal inilah yang dibutuhkan di jalan menuju kesempurnaan. Pekerjaan penyempurnaan bisa dilakukan pada semua orang. Siapa pun yang mengejar Tuhan bisa disempurnakan dan memiliki peluang dan kualifikasi untuk disempurnakan. Tidak ada aturan yang baku di sini. Apakah orang bisa disempurnakan atau tidak terutama bergantung pada apa yang dikejarnya. Orang yang mencintai kebenaran dan mampu menghidupi kebenaran pasti bisa disempurnakan. Orang-orang yang tidak mencintai kebenaran tidak diperkenan Tuhan; mereka tidak memiliki kehidupan seperti yang Tuhan minta, dan mereka tidak bisa disempurnakan. Pekerjaan penyempurnaan dilakukan hanya untuk mendapatkan manusia dan bukan salah satu bagian dari pekerjaan memerangi Iblis; pekerjaan penaklukan dilakukan hanya untuk memerangi Iblis, yang berarti memakai manusia yang sudah ditaklukkan untuk mengalahkan Iblis. Pekerjaan penaklukan adalah pekerjaan utama, pekerjaan terbaru yang belum pernah dilakukan pada semua zaman. Dapat dikatakan bahwa tujuan dari tahap pekerjaan ini terutama adalah untuk menaklukkan semua orang supaya bisa mengalahkan Iblis. Pekerjaan menyempurnakan manusia—ini bukanlah pekerjaan baru. Inti dari tujuan semua pekerjaan selama pekerjaan Tuhan dalam daging adalah penaklukan manusia. Ini sama seperti pada Zaman Kasih Karunia, ketika pekerjaan utamanya adalah penebusan seluruh umat manusia lewat penyaliban. "Mendapatkan manusia" adalah tambahan pada pekerjaan dalam daging dan dilakukan hanya setelah penyaliban. Ketika Yesus datang dan melakukan pekerjaan-Nya, tujuan utama-Nya adalah menggunakan penyaliban-Nya untuk menang atas belenggu maut dan alam maut, untuk menang atas pengaruh Iblis—yaitu, mengalahkan Iblis. Setelah Yesus disalibkan barulah Petrus memulai, selangkah demi selangkah, di jalan menuju kesempurnaan. Tentu saja, Petrus termasuk di antara mereka yang mengikut Yesus ketika Dia bekerja, tetapi dia belum disempurnakan saat itu. Namun, setelah Yesus menyelesaikan pekerjaan-Nya barulah Petrus secara berangsur-angsur memahami kebenaran dan kemudian disempurnakan. Tuhan yang berinkarnasi datang ke bumi hanya untuk menyelesaikan satu tahap pekerjaan penting dalam waktu yang singkat, bukan untuk hidup dalam jangka waktu lama di bumi di antara manusia dengan tujuan untuk menyempurnakan mereka. Dia tidak melakukan pekerjaan itu. Dia tidak menunggu sampai saat ketika manusia disempurnakan seluruhnya untuk menyelesaikan pekerjaan-Nya. Itu bukanlah tujuan dan makna penting dari inkarnasi-Nya. Dia datang hanya untuk melakukan pekerjaan menyelamatkan manusia untuk waktu yang singkat, bukan untuk melakukan pekerjaan menyempurnakan manusia yang butuh waktu lama. Pekerjaan menyelamatkan manusia adalah pekerjaan yang sifatnya representatif, mampu membuka sebuah zaman baru. Itu bisa diselesaikan dalam waktu singkat. Namun menyempurnakan manusia membutuhkan upaya untuk membawa manusia ke tingkat tertentu; pekerjaan semacam itu membutuhkan waktu yang lama. Ini adalah pekerjaan yang harus dilakukan oleh Roh Tuhan, tetapi dilakukan di atas dasar kebenaran yang disampaikan selama pekerjaan dalam daging. Pekerjaan itu juga dilakukan dengan Dia membangkitkan para rasul untuk melakukan pekerjaan penggembalaan jangka panjang untuk mencapai tujuan-Nya dalam menyempurnakan manusia. Tuhan yang berinkarnasi tidak melakukan pekerjaan ini. Dia hanya berbicara tentang jalan kehidupan supaya orang akan mengerti, dan Dia hanya memberikan kebenaran kepada umat manusia, dan bukannya terus-menerus mendampingi manusia dalam melakukan kebenaran karena hal itu tidak ada dalam pelayanan-Nya. Karena itu, Dia tidak akan mendampingi manusia sampai manusia memahami kebenaran seutuhnya dan mendapatkan kebenaran secara utuh. Pekerjaan-Nya dalam daging berakhir ketika manusia secara resmi masuk ke jalur yang benar dalam kepercayaan mereka kepada Tuhan, ketika manusia masuk ke dalam jalur yang benar untuk disempurnakan. Tentu saja, ini juga adalah waktu ketika Dia akan mengalahkan Iblis sepenuhnya dan menang atas dunia. Dia tidak peduli apakah manusia pada akhirnya akan memasuki kebenaran pada saat itu, dan Dia juga tidak peduli apakah hidup manusia besar atau kecil. Tak satu pun dari hal itu yang seharusnya dikelola-Nya ketika berada dalam daging; tak satu pun dari hal itu yang ada dalam pelayanan Tuhan yang berinkarnasi. Begitu Dia menyelesaikan pekerjaan yang dimaksudkan-Nya, Dia akan menyelesaikan pekerjaan-Nya dalam daging. Jadi, pekerjaan yang dilakukan Tuhan yang berinkarnasi hanyalah pekerjaan yang tidak bisa dilakukan Roh Tuhan secara langsung. Selain itu, ini adalah pekerjaan keselamatan jangka pendek, bukan pekerjaan yang akan Dia lakukan di bumi untuk jangka panjang.

Dikutip dari "Hanya Mereka yang Telah Disempurnakan Bisa Menjalani Hidup yang Bermakna" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"

Firman Tuhan Harian: Kutipan 553

Pekerjaan yang dilakukan di antaramu sedang dilaksanakan atasmu sesuai dengan pekerjaan apa yang perlu dilakukan. Setelah penaklukan orang-orang ini, sekelompok orang akan disempurnakan. Karena itu, kebanyakan pekerjaan saat ini juga adalah dalam persiapan untuk tujuan menyempurnakan engkau semua, karena ada banyak orang yang lapar akan kebenaran yang bisa disempurnakan. Jika pekerjaan penaklukan dilakukan dalam dirimu dan setelah itu tidak ada pekerjaan lebih lanjut yang dilakukan, maka bukankah sebagian orang yang merindukan kebenaran tidak akan mendapatkannya? Pekerjaan saat ini bertujuan untuk membuka jalan bagi penyempurnaan manusia di masa depan. Walaupun pekerjaan-Ku hanyalah pekerjaan penaklukan, jalan kehidupan yang Kusampaikan bagaimanapun adalah dalam persiapan untuk menyempurnakan orang di masa depan. Pekerjaan yang datang setelah penaklukan berfokus pada menyempurnakan manusia, dan penaklukan dilakukan untuk meletakkan dasar bagi pekerjaan penyempurnaan. Manusia baru bisa disempurnakan setelah ditaklukkan. Sekarang, tugas utamanya adalah menaklukkan; kelak, mereka yang mencari dan merindukan kebenaran akan disempurnakan. Untuk disempurnakan dibutuhkan aspek jalan masuk manusia yang aktif: apakah engkau memiliki hati yang mengasihi Tuhan? Seberapa dalam pengalamanmu saat engkau menempuh jalan ini? Seberapa murni kasihmu untuk Tuhan? Seberapa tepat engkau melakukan kebenaran? Untuk disempurnakan, orang harus memiliki pengetahuan dasar tentang semua aspek kemanusiaan. Ini adalah persyaratan dasar. Semua orang yang tidak bisa disempurnakan setelah ditaklukkan menjadi objek yang melayani dan pada akhirnya akan dibuang ke lautan api dan belerang dan akan tetap jatuh ke jurang maut karena watakmu belum berubah dan engkau masih menjadi milik Iblis. Jika manusia tidak memiliki kondisi untuk disempurnakan, maka dia tidak ada gunanya—dia adalah sampah, alat, sesuatu yang tidak bisa bertahan dalam ujian api! Seberapa besar kasihmu kepada Tuhan saat ini? Seberapa besar kebencianmu terhadap dirimu sendiri? Seberapa dalam engkau benar-benar mengenal Iblis? Sudahkah engkau semua memperkuat tekadmu? Apakah hidupmu di dalam kemanusiaanmu tertata dengan baik? Apakah hidupmu sudah berubah? Apakah engkau sedang menjalani hidup yang baru? Apakah pandangan hidupmu telah berubah? Jika hal-hal ini belum berubah, engkau tidak bisa disempurnakan sekalipun engkau tidak undur; tetapi engkau hanya telah ditaklukkan. Ketika sudah tiba waktunya untuk mengujimu, engkau akan kekurangan kebenaran, kemanusiaanmu akan menjadi tidak normal, dan engkau akan menjadi serendah hewan pikul. Pencapaianmu satu-satunya adalah telah ditaklukkan—engkau hanya akan menjadi objek yang telah Kutaklukkan. Sama seperti keledai, begitu telah merasakan cambuk tuannya, menjadi ketakutan dan takut untuk berperilaku buruk setiap kali melihat tuannya, engkau hanya akan menjadi keledai yang telah ditaklukkan. Jika seseorang kekurangan aspek positif ini dan sebaliknya menjadi pasif dan takut, cemas, segan serta ragu dalam segala hal, tidak mampu membedakan apa pun dengan jelas, tidak mampu menerima kebenaran, masih tidak memiliki jalan penerapan, dan lebih dari itu bahkan tidak memiliki hati yang mengasihi Tuhan—jika seseorang tidak memiliki pemahaman tentang bagaimana mengasihi Tuhan, bagaimana menjalani kehidupan yang bermakna, atau bagaimana menjadi manusia sejati—bagaimana bisa orang semacam itu menjadi kesaksian bagi Tuhan? Ini akan menunjukkan bahwa hidupmu tidak terlalu bernilai dan engkau tidak lebih dari keledai yang ditaklukkan. Engkau akan ditaklukkan, tetapi itu hanya berarti engkau sudah meninggalkan si naga merah yang sangat besar dan menolak untuk tunduk pada wilayah kekuasaannya; itu berarti engkau percaya Tuhan itu ada, ingin menaati semua rencana Tuhan, dan tidak mengeluh. Namun untuk aspek positifnya, apakah engkau mampu menghidupi firman Tuhan dan mewujudkan Tuhan? Jika engkau tidak memiliki satu pun dari aspek-aspek ini, itu berarti engkau belum didapatkan oleh Tuhan, dan engkau tidak lebih dari keledai yang ditaklukkan. Tidak ada apa pun yang diinginkan dalam dirimu dan Roh Kudus tidak bekerja di dalam dirimu. Kemanusiaanmu terlalu kurang; tidak mungkin Tuhan memakaimu. Engkau harus diperkenan oleh Tuhan dan menjadi seratus kali lebih baik daripada binatang yang tidak percaya dan mayat hidup—hanya mereka yang mencapai tingkat ini yang layak untuk disempurnakan. Hanya jika orang memiliki kemanusiaan dan hati nurani barulah dia layak untuk dipakai Tuhan. Setelah engkau semua disempurnakan barulah engkau semua bisa disebut manusia. Hanya orang yang sudah disempurnakanlah yang menjalani kehidupan yang bermakna. Hanya orang-orang semacam itulah yang bisa bersaksi lebih meyakinkan lagi bagi Tuhan.

Dikutip dari "Hanya Mereka yang Telah Disempurnakan Bisa Menjalani Hidup yang Bermakna" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"

Firman Tuhan Harian: Kutipan 554

Jalan apa yang Tuhan pakai untuk menyempurnakan manusia? Aspek apakah yang termasuk di dalamnya? Bersediakah engkau disempurnakan oleh Tuhan? Bersediakah engkau menerima penghakiman dan hajaran-Nya? Apa yang kauketahui dari pertanyaan-pertanyaan ini? Jika engkau tidak memiliki pengetahuan untuk menjawab pertanyaan ini, hal ini membuktikan bahwa engkau masih belum mengenal pekerjaan Tuhan, bahwa engkau sama sekali belum dicerahkan oleh Roh Kudus. Adalah mustahil bagi orang semacam ini untuk disempurnakan. Mereka hanya diberikan sedikit kasih karunia untuk dinikmati sesaat, dan itu tidak akan bertahan lama. Orang tidak dapat disempurnakan oleh Tuhan jika mereka hanya menikmati kasih karunia-Nya. Sebagian orang merasa puas ketika daging mereka merasakan kedamaian dan kenikmatan, ketika hidup mereka mudah dan tanpa kesulitan atau kemalangan, ketika seluruh keluarga mereka hidup dalam keharmonisan, tanpa pertengkaran atau percekcokan—dan mereka bahkan mungkin percaya bahwa ini adalah berkat Tuhan. Sebenarnya, ini hanyalah kasih karunia Tuhan. Engkau semua tidak boleh merasa puas dengan hanya menikmati kasih karunia Tuhan. Pemikiran seperti ini terlalu vulgar. Bahkan jika engkau membaca firman Tuhan setiap hari, dan berdoa setiap hari, dan rohmu merasakan kenikmatan dan khususnya merasakan kedamaian, jika akhirnya engkau tidak dapat mengutarakan apa pun tentang pengetahuanmu akan Tuhan dan pekerjaan-Nya, dan belum mengalami apa pun, dan sebanyak apa pun firman Tuhan yang telah engkau makan dan minum, jika yang kaurasakan hanyalah kedamaian dan kenikmatan rohani, dan bahwa firman Tuhan itu terasa luar biasa manis, seolah-olah engkau tidak pernah merasa cukup menikmatinya, tetapi engkau tidak memiliki pengalaman nyata apa pun dan sama sekali tidak memiliki kenyataan firman Tuhan, lalu apa yang bisa engkau dapatkan dari iman kepada Tuhan yang seperti itu? Jika engkau tidak dapat hidup dalam esensi firman Tuhan, makan dan minum firman Tuhan serta doa-doamu hanyalah kepercayaan agamawi. Orang semacam ini tidak dapat disempurnakan dan didapatkan oleh Tuhan. Mereka yang didapatkan oleh Tuhan adalah orang-orang yang mengejar kebenaran. Yang Tuhan dapatkan bukanlah daging manusia, bukanlah harta miliknya, melainkan bagian di dalam dirinya yang merupakan milik Tuhan. Oleh karena itu, ketika Tuhan menyempurnakan manusia, Dia tidak menyempurnakan daging mereka, tetapi hati mereka, memungkinkan hati mereka didapatkan oleh Tuhan; dengan kata lain, Tuhan menyempurnakan manusia, intinya adalah Tuhan menyempurnakan hati manusia sehingga hatinya dapat berpaling kepada Tuhan dan agar hati manusia dapat mengasihi-Nya.

Daging manusia itu bersifat fana. Tidak ada gunanya bagi Tuhan untuk mendapatkan daging manusia, karena daging manusia merupakan sesuatu yang pasti membusuk dan tidak dapat menerima warisan atau berkat-Nya. Jika daging manusia didapatkan, dan hanya daging manusia yang ada di dalam aliran ini, meskipun manusia secara nominal akan berada dalam aliran ini, hatinya akan menjadi milik Iblis. Dengan demikian, manusia bukan hanya tidak dapat menjadi perwujudan Tuhan, tetapi mereka juga akan menjadi beban-Nya, dan akan sia-sialah Tuhan memilih manusia. Mereka yang Tuhan ingin sempurnakan akan menerima berkat dan warisan-Nya. Artinya, mereka menerima apa yang Tuhan miliki dan siapa Dia sehingga itu menjadi apa yang mereka miliki di dalam diri mereka; mereka memiliki semua firman Tuhan yang ditempa ke dalam diri mereka; siapa pun Tuhan itu, engkau semua dapat menerima semuanya tepat sebagaimana adanya, dan dengan demikian hidup dalam kebenaran. Inilah jenis orang yang disempurnakan dan didapatkan oleh Tuhan. Hanya orang seperti inilah yang berhak menerima berkat-berkat yang dianugerahkan Tuhan:

1. Mendapatkan seluruh kasih Tuhan.

2. Bertindak sesuai dengan kehendak Tuhan dalam segala hal.

3. Mendapat bimbingan Tuhan, hidup dalam terang Tuhan, dan mendapat pencerahan dari Tuhan.

4. Hidup dalam gambar yang Tuhan kasihi di bumi; mengasihi Tuhan dengan sungguh-sungguh seperti Petrus, disalibkan bagi Tuhan dan layak mati untuk membalas kasih Tuhan; memiliki kemuliaan yang sama seperti Petrus.

5. Dikasihi, dihormati, dan dikagumi oleh semua orang di bumi.

6. Mengalahkan setiap aspek belenggu maut dan alam maut, tidak memberikan kesempatan bagi Iblis untuk melakukan pekerjaannya, dikuasai oleh Tuhan, hidup dalam roh yang segar dan penuh semangat, dan tidak menjadi lelah.

7. Selalu memiliki perasaan gembira dan kegirangan yang tak terkatakan sepanjang hidup, seolah-olah dia telah melihat kedatangan hari kemuliaan Tuhan.

8. Menerima kemuliaan bersama dengan Tuhan dan memiliki air muka yang menyerupai air muka orang-orang kudus yang dikasihi Tuhan.

9. Menjadi seperti yang dikasihi oleh Tuhan di bumi, yaitu, anak Tuhan yang terkasih.

10. Berubah wujud dan naik bersama Tuhan ke tingkat yang ketiga dari surga dan melampaui kedagingan.

Hanya mereka yang dapat mewarisi berkat Tuhanlah yang disempurnakan dan didapatkan oleh Tuhan. Sudahkah engkau mendapatkan apa pun saat ini? Sampai sejauh mana Tuhan telah menyempurnakan dirimu? Tuhan tidak menyempurnakan manusia secara acak; penyempurnaan manusia oleh Tuhan memiliki syarat, dan memiliki hasil yang jelas dan terlihat. Hal ini bukanlah seperti yang dibayangkan manusia, bahwa asalkan dia memiliki iman kepada Tuhan, dia dapat disempurnakan dan didapatkan oleh Tuhan, dan dapat menerima berkat serta warisan Tuhan di bumi. Hal semacam itu sangatlah sulit—apalagi mengubah wujud manusia. Kini, yang terutama harus engkau semua cari adalah disempurnakan oleh Tuhan dalam segala hal, dan disempurnakan oleh Tuhan melalui semua orang, persoalan, dan hal-hal yang kauhadapi, sehingga semakin banyak diri Tuhan yang akan ditempakan ke dalam dirimu. Engkau harus terlebih dulu menerima warisan Tuhan di bumi; baru setelah itulah engkau berhak untuk menerima berkat yang lebih banyak dan lebih besar dari Tuhan. Semua itu adalah hal-hal yang harus engkau semua cari, dan hal-hal yang harus engkau semua pahami sebelum memahami hal-hal yang lainnya. Semakin engkau berusaha agar dapat disempurnakan oleh Tuhan dalam segala hal, semakin engkau akan dapat melihat tangan Tuhan dalam segala hal, sebagai hasilnya engkau akan, melalui berbagai sudut pandang dan berbagai persoalan, secara aktif berusaha masuk ke dalam keberadaan firman Tuhan dan dan masuk ke dalam kenyataan firman-Nya. Engkau tidak boleh merasa puas dengan keadaan-keadaan pasif seperti sekadar tidak berbuat dosa, atau tidak memiliki gagasan, falsafah kehidupan, dan tanpa kehendak manusia. Tuhan menyempurnakan manusia dengan banyak cara; dalam segala hal terdapat kemungkinan untuk disempurnakan, dan Dia dapat menyempurnakanmu tidak hanya dalam hal positif tetapi juga dalam hal negatif, untuk membuat apa yang kaudapatkan lebih melimpah. Setiap hari ada kesempatan untuk disempurnakan dan didapatkan oleh Tuhan. Setelah mengalami hal ini selama beberapa waktu, engkau akan mengalami perubahan besar, dan akan secara alami memahami banyak hal yang sebelumnya tidak kaumengerti. Tanpa perlu diajari orang lain, tanpa sepengetahuanmu, Tuhan akan mencerahkanmu, sehingga engkau akan menerima pencerahan dalam segala hal dan masuk ke dalam semua pengalamanmu secara terperinci. Tuhan pasti akan membimbingmu sehingga engkau tidak akan menyimpang ke kiri atau ke kanan dan dengan demikian engkau akan menginjakkan kaki di jalan untuk disempurnakan oleh-Nya.

Dikutip dari "Janji-Janji bagi Mereka yang Telah Disempurnakan" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"

Firman Tuhan Harian: Kutipan 555

Disempurnakan oleh Tuhan tidak dapat dibatasi pada penyempurnaan dengan makan dan minum firman Tuhan. Pengalaman seperti ini akan menjadi terlalu berat sebelah, akan mencakup terlalu sedikit, dan hanya dapat membatasi manusia pada lingkup yang sangat kecil. Akibatnya, manusia akan kekurangan banyak makanan rohani yang mereka butuhkan. Jika engkau semua ingin disempurnakan oleh Tuhan, engkau harus belajar bagaimana mengalami segala sesuatu, dan mampu mendapatkan pencerahan dalam segala hal yang terjadi padamu. Entah itu baik atau buruk, itu harus memberimu manfaat, dan tidak boleh membuatmu menjadi negatif. Bagaimanapun, engkau harus dapat mempertimbangkan segala sesuatu sementara berdiri di pihak Tuhan, dan tidak menganalisis atau mempelajarinya dari sudut pandang manusia (ini akan menjadi penyimpangan dalam pengalamanmu). Jika engkau mengalaminya, hatimu akan dipenuhi dengan beban hidupmu; engkau akan selalu hidup dalam terang wajah Tuhan, tidak mudah menyimpang dalam penerapanmu. Orang semacam ini memiliki masa depan yang cerah. Ada begitu banyak kesempatan untuk disempurnakan oleh Tuhan. Semua itu tergantung pada apakah engkau semua benar-benar mengasihi Tuhan atau tidak dan apakah engkau semua memiliki tekad untuk disempurnakan oleh Tuhan, didapatkan oleh Tuhan, dan menerima berkat serta warisan-Nya. Memiliki tekad semata tidaklah cukup; engkau semua harus memiliki banyak pengetahuan, kalau tidak, engkau semua akan selalu menyimpang dalam penerapanmu. Tuhan bersedia menyempurnakan engkau semua. Seperti sekarang, meski kebanyakan orang telah sekian lama menerima pekerjaan Tuhan, mereka telah membatasi diri mereka hanya dengan menikmati kasih karunia Tuhan, dan hanya bersedia mengizinkan Tuhan memberi mereka sedikit kenyamanan daging, tetapi tidak ingin menerima penyingkapan yang lebih banyak dan lebih tinggi. Ini menunjukkan bahwa hati manusia tetap selalu berada di dunia. Walaupun pekerjaan manusia, pelayanannya, serta hatinya yang mengasihi Tuhan memiliki lebih sedikit ketidakmurnian, jika berbicara mengenai esensi hatinya dan cara berpikirnya yang terbelakang, manusia masih terus-menerus mencari kedamaian dan kenikmatan daging, dan tidak memedulikan apa yang menjadi syarat dan tujuan Tuhan menyempurnakan manusia. Karena itu, kehidupan kebanyakan manusia masih vulgar dan bermartabat rendah. Kehidupan mereka belum berubah sedikit pun; mereka sama sekali tidak menganggap iman kepada Tuhan sebagai hal yang penting; seolah-olah mereka memiliki iman hanya demi orang lain, hidup seenaknya, dan bertahan hidup dengan ceroboh, hanyut dalam keberadaan yang tanpa tujuan. Sedikit sekali yang mampu berusaha untuk masuk ke dalam firman Tuhan dalam segala hal, mendapatkan segala sesuatu lebih banyak dan lebih kaya, menjadi orang-orang yang memiliki kekayaan lebih besar dalam rumah Tuhan di masa sekarang, dan menerima lebih banyak berkat Tuhan. Jika engkau berusaha untuk disempurnakan oleh Tuhan dalam segala hal, dan dapat menerima apa yang telah Tuhan janjikan di bumi; jika engkau berusaha untuk dicerahkan oleh Tuhan dalam segala hal dan tidak membiarkan waktu berlalu dengan sia-sia, inilah jalan yang ideal untuk masuk secara aktif. Hanya dengan cara inilah, engkau akan menjadi layak dan berhak untuk disempurnakan oleh Tuhan. Apakah engkau benar-benar orang yang berusaha untuk disempurnakan oleh Tuhan? Apakah engkau benar-benar orang yang bersungguh-sungguh dalam segala hal? Apakah engkau memiliki roh yang mengasihi Tuhan sama seperti yang Petrus miliki? Apakah engkau memiliki keinginan untuk mengasihi Tuhan seperti Yesus? Engkau telah beriman kepada Yesus selama bertahun-tahun; sudahkah engkau melihat bagaimana Yesus mengasihi Tuhan? Apakah benar-benar Yesus yang kaupercayai? Engkau percaya kepada Tuhan yang nyata pada masa kini; sudahkah engkau melihat bagaimana Tuhan yang nyata dalam rupa manusia mengasihi Tuhan di surga? Engkau memiliki iman kepada Tuhan Yesus Kristus; itu karena penyaliban Yesus demi menebus manusia dan mukjizat yang Dia lakukan adalah fakta-fakta yang diterima secara umum. Namun, iman manusia bukan berasal dari pengetahuan dan pemahaman sejati tentang Yesus Kristus. Engkau percaya hanya kepada nama Yesus, tetapi engkau tidak percaya kepada Roh-Nya, karena engkau tidak memperhatikan bagaimana Yesus mengasihi Tuhan. Imanmu kepada Tuhan terlalu naif. Meskipun kaupercaya kepada Yesus selama bertahun-tahun, engkau tidak tahu cara mengasihi Tuhan. Bukankah ini menjadikanmu sebagai orang terbodoh di dunia? Ini membuktikan bahwa selama bertahun-tahun, engkau telah memakan makanan dari Tuhan Yesus Kristus dengan sia-sia. Aku bukan saja tidak menyukai orang semacam ini, Aku yakin bahwa Tuhan Yesus Kristus—yang kausembah—pasti juga tidak menyukai mereka. Bagaimana mungkin orang semacam itu disempurnakan? Apakah wajahmu tidak memerah karena malu? Apakah engkau tidak merasa malu? Apakah engkau masih memiliki keberanian untuk menghadap Tuhan Yesus Kristus? Apakah engkau semua mengerti maksud dari perkataan-Ku?

Dikutip dari "Janji-Janji bagi Mereka yang Telah Disempurnakan" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"

Sebelumnya: Jalan Masuk ke Dalam Kehidupan 4

Selanjutnya: Jalan Masuk ke Dalam Kehidupan 6

Jika Tuhan telah membantu Anda, apakah Anda mau belajar firman Tuhan, mendekat kepada Tuhan dan terima berkat Tuhan?

Pengaturan

  • Teks
  • Tema

Warna Solid

Tema

Jenis Huruf

Ukuran Huruf

Spasi Baris

Spasi Baris

Lebar laman

Isi

Cari

  • Cari Teks Ini
  • Cari Buku Ini