Menyingkapkan Kerusakan Manusia 1
Firman Tuhan Harian: Kutipan 300
Setelah kerusakan selama beberapa ribu tahun, manusia menjadi mati rasa dan dungu; manusia telah menjadi setan yang menentang Tuhan, sampai ke taraf pemberontakan manusia terhadap Tuhan telah didokumentasikan dalam buku-buku sejarah, dan bahkan manusia itu sendiri tidak mampu menceritakan dengan lengkap tentang perilakunya yang suka memberontak—karena manusia telah begitu dalam dirusak oleh Iblis, dan telah disesatkan oleh Iblis sampai sedemikian rupa hingga dia tidak tahu ke mana harus berpaling. Bahkan sekarang pun, manusia masih mengkhianati Tuhan: ketika manusia melihat Tuhan, dia mengkhianati-Nya, dan ketika dia tidak dapat melihat Tuhan, dia juga mengkhianati-Nya. Bahkan ada orang-orang yang, setelah menyaksikan kutukan Tuhan dan murka Tuhan, tetap saja mengkhianati-Nya. Jadi, Aku katakan bahwa akal manusia telah kehilangan fungsi aslinya, dan hati nurani manusia juga telah kehilangan fungsi aslinya. Manusia yang kulihat adalah binatang liar dalam wujud manusia, dia adalah ular berbisa, dan tidak peduli seberapa menyedihkan dia berusaha menampilkan dirinya di depan-Ku, Aku tidak akan pernah berbelas kasihan terhadapnya, karena manusia tidak memahami perbedaan antara hitam dan putih, perbedaan antara kebenaran dan yang bukan kebenaran. Akal manusia begitu kebas, tetapi dia masih ingin mendapatkan berkat; kemanusiaannya begitu rendah, tetapi dia masih ingin memiliki kedaulatan seorang raja. Dia akan menjadi raja untuk siapa, dengan akal seperti itu? Bagaimana mungkin manusia dengan kemanusiaan seperti itu duduk di atas takhta? Manusia benar-benar tidak punya rasa malu! Dia adalah makhluk celaka yang sombong! Bagi engkau semua yang ingin mendapatkan berkat, Kusarankan agar engkau semua mencari cermin terlebih dahulu dan memandang cerminan buruk dirimu sendiri—apakah engkau memiliki apa yang dibutuhkan untuk menjadi seorang raja? Apakah engkau memiliki wajah seorang yang bisa memperoleh berkat? Belum ada sedikit pun perubahan dalam watakmu dan engkau belum menerapkan kebenaran apa pun, tetapi engkau masih mengharapkan hari esok yang luar biasa. Engkau menipu dirimu sendiri! Terlahir di negeri yang najis seperti itu, manusia telah dirusak teramat parah oleh masyarakat, dia telah dipengaruhi oleh etika feodal, dan telah diajar di "institusi pendidikan tinggi." Pemikiran terbelakang, moralitas yang rusak, pandangan hidup yang jahat, falsafah hidup yang menjijikkan, keberadaan diri yang sepenuhnya tak berguna, dan adat-istiadat serta gaya hidup yang bejat—semua ini telah sedemikian parahnya memasuki hati manusia, dan telah sangat merusak dan menyerang hati nuraninya. Akibatnya, manusia menjadi semakin jauh dari Tuhan, dan semakin menentang-Nya. Watak manusia menjadi lebih jahat hari demi hari, dan tidak seorang pun yang akan rela mengorbankan segalanya untuk Tuhan, tidak seorang pun yang akan rela taat kepada Tuhan, dan terlebih lagi, tidak seorang pun yang akan rela mencari penampakan Tuhan. Sebaliknya, di bawah wilayah kekuasaan Iblis, manusia tidak melakukan apa pun selain mengejar kesenangan, menyerahkan diri mereka pada kerusakan daging dalam kubangan lumpur. Bahkan ketika mereka mendengar kebenaran, mereka yang hidup dalam kegelapan tidak berpikir untuk menerapkan kebenaran tersebut, mereka juga tidak ingin mencari Tuhan bahkan sekalipun mereka telah melihat penampakan-Nya. Bagaimana mungkin seorang manusia yang begitu bejat memiliki kesempatan untuk diselamatkan? Bagaimana mungkin seorang manusia yang begitu merosot martabatnya hidup dalam terang?
Dikutip dari "Memiliki Watak yang Tidak Berubah Berarti Memusuhi Tuhan" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"
Firman Tuhan Harian: Kutipan 301
Watak rusak manusia berasal dari keberadaan dirinya yang telah dirusak dan diinjak-injak oleh Iblis, berasal dari kerusakan mengerikan yang telah Iblis sebabkan pada pemikiran, moralitas, wawasan, dan akalnya. Justru karena semua hal mendasar manusia ini telah dirusak oleh Iblis, dan manusia menjadi sama sekali tidak sama seperti ketika Tuhan menciptakan mereka pada mulanya, maka manusia pun menentang Tuhan dan tidak memahami kebenaran. Jadi, perubahan dalam watak manusia harus dimulai dengan perubahan dalam pemikiran, wawasan, dan akalnya yang akan mengubah pengetahuannya tentang Tuhan dan pengetahuannya tentang kebenaran. Mereka yang terlahir di negeri yang paling rusak dari negeri mana pun bahkan lebih tidak tahu tentang siapa Tuhan itu, atau apa artinya percaya kepada Tuhan. Semakin rusak manusia, semakin sedikit mereka mengetahui keberadaan Tuhan, dan semakin buruk akal dan wawasan mereka. Sumber penentangan dan pemberontakan manusia terhadap Tuhan adalah perusakan dirinya oleh Iblis. Karena kerusakan yang Iblis lakukan, hati nurani manusia telah menjadi mati rasa; dia tidak bermoral, pikirannya bobrok, dan dia memiliki pandangan mental terbelakang. Sebelum dirinya dirusak oleh Iblis, manusia tentu saja mengikuti Tuhan dan menaati firman-Nya setelah mendengarkannya. Dia tentu saja memiliki akal dan hati nurani yang sehat, dan kemanusiaan yang normal. Setelah dirusak Iblis, akal, hati nurani, dan kemanusiaan manusia yang semula menjadi tumpul dan dilemahkan oleh Iblis. Dengan demikian, manusia telah kehilangan ketaatan dan kasihnya kepada Tuhan. Akal manusia telah menyimpang, wataknya telah menjadi sama seperti watak binatang, dan pemberontakannya terhadap Tuhan menjadi jauh lebih sering dan memilukan. Namun, manusia tetap saja tidak tahu, juga tidak mengakui hal ini, dan hanya menentang dan memberontak secara membabi buta. Watak manusia tersingkap melalui diungkapkannya akal, wawasan, dan hati nuraninya; dan karena akal dan wawasannya tidak sehat, dan hati nuraninya telah menjadi sangat tumpul, maka wataknya pun menjadi suka memberontak terhadap Tuhan. Jika akal dan wawasan manusia tidak dapat berubah, maka perubahan dalam wataknya tidak mungkin terjadi, juga tidak mungkin bagi dirinya untuk menjadi selaras dengan kehendak Tuhan. Jika akal manusia tidak sehat, dia tidak dapat melayani Tuhan dan tidak layak untuk dipakai oleh Tuhan. "Akal yang normal" mengacu pada taat dan setia kepada Tuhan, merindukan Tuhan, memberi diri secara mutlak kepada Tuhan, dan memiliki hati nurani terhadap Tuhan. Itu mengacu pada satu hati dan pikiran terhadap Tuhan, dan tidak dengan sengaja menentang Tuhan. Mereka yang memiliki akal menyimpang tidak seperti ini. Karena manusia telah dirusak oleh Iblis, mereka telah menciptakan gagasan tertentu tentang Tuhan, tidak memiliki kesetiaan kepada Tuhan ataupun kerinduan akan Dia, dan terlebih dari itu, mereka tidak memiliki hati nurani terhadap Tuhan. Manusia dengan sengaja menentang Tuhan dan menghakimi-Nya, dan lebih dari itu, mereka melontarkan makian terhadap-Nya di belakang-Nya. Manusia menghakimi Tuhan di belakang-Nya padahal mengetahui dengan jelas bahwa Dia adalah Tuhan; manusia tidak berniat menaati Tuhan, dan hanya mengajukan tuntutan dan permintaan yang membabi buta kepada-Nya. Orang-orang seperti itu—orang-orang yang memiliki akal menyimpang—tidak mampu mengetahui perilaku tercela mereka sendiri ataupun menyesali pemberontakan mereka. Jika orang mampu mengenal diri mereka sendiri, mereka telah mendapatkan kembali sedikit akal mereka; semakin orang yang tidak mengenal diri sendiri memberontak terhadap Tuhan, semakin mereka tidak memiliki akal sehat.
Dikutip dari "Memiliki Watak yang Tidak Berubah Berarti Memusuhi Tuhan" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"
Firman Tuhan Harian: Kutipan 302
Tersingkapnya watak rusak manusia bersumber tidak lain dari hati nuraninya yang tumpul, naturnya yang jahat, dan akalnya yang tidak sehat; jika hati nurani dan akal manusia dapat kembali normal, dia akan menjadi seseorang yang layak dipakai di hadapan Tuhan. Hanya karena hati nurani manusia selalu mati rasa, dan karena akal manusia tidak pernah sehat, dan semakin tumpul sehingga manusia semakin suka memberontak terhadap Tuhan, sampai sedemikian rupa hingga manusia bahkan menyalibkan Yesus dan menolak inkarnasi Tuhan pada akhir zaman untuk masuk ke dalam rumahnya, dan mengutuk daging inkarnasi Tuhan, dan memandang daging inkarnasi Tuhan sebagai sesuatu yang hina. Jika manusia memiliki sedikit saja kemanusiaan, dia tidak akan sedemikian kejamnya dalam memperlakukan daging inkarnasi Tuhan; jika dia memiliki sedikit saja akal, dia tidak akan sedemikian jahatnya dalam memperlakukan daging dari Tuhan yang berinkarnasi; jika dia memiliki sedikit saja hati nurani, dia tidak akan "berterima kasih" kepada Tuhan yang berinkarnasi dengan cara ini. Manusia hidup di zaman saat Tuhan menjadi manusia, tetapi manusia tidak mampu berterima kasih kepada Tuhan karena memberinya kesempatan yang begitu baik, malah mengutuk kedatangan Tuhan, atau sepenuhnya mengabaikan fakta tentang inkarnasi Tuhan, dan tampaknya menentang fakta tersebut dan jemu akan fakta tersebut. Terlepas dari bagaimana manusia menyikapi kedatangan Tuhan, singkatnya, Tuhan selalu melanjutkan pekerjaan-Nya dengan sabar—bahkan meskipun manusia belum sedikit pun bersikap ramah saat menyambut-Nya, dan secara membabi buta mengajukan permintaan kepada-Nya. Watak manusia telah menjadi sangat jahat, akalnya telah menjadi sangat tumpul, dan hati nuraninya telah sepenuhnya diinjak-injak oleh si jahat dan sudah sejak lama bukan lagi merupakan hati nurani manusia yang asli. Manusia bukan saja tidak tahu berterima kasih kepada Tuhan yang berinkarnasi karena melimpahkan begitu banyak kasih karunia dan hidup kepada umat manusia, tetapi mereka bahkan merasa benci kepada Tuhan karena memberi kepada mereka kebenaran; itu karena manusia tidak memiliki sedikit pun ketertarikan pada kebenaran sehingga dia menjadi semakin membenci Tuhan. Manusia bukan saja tak mampu menyerahkan hidupnya bagi Tuhan yang berinkarnasi, tetapi mereka juga berusaha untuk mendapatkan keuntungan dari-Nya, dan menuntut keuntungan yang puluhan kali lebih besar dari apa yang telah manusia berikan kepada Tuhan. Orang yang memiliki hati nurani dan akal seperti itu mengira bahwa ini bukan masalah besar, dan tetap saja percaya bahwa mereka telah berkorban begitu banyak untuk Tuhan, dan bahwa Tuhan telah memberi kepada mereka terlalu sedikit. Ada orang-orang yang setelah memberi-Ku semangkuk air, mengulurkan tangan mereka dan meminta-Ku membayar mereka seharga dua mangkuk susu, atau memberi-Ku sebuah kamar untuk satu malam, tetapi menuntut-Ku membayar sewa untuk beberapa malam. Dengan kemanusiaan seperti itu, dan hati nurani seperti itu, bagaimana mungkin engkau semua masih ingin mendapatkan kehidupan? Engkau sungguh makhluk celaka yang hina! Kemanusiaan semacam ini dalam diri manusia dan hati nurani semacam ini dalam diri manusia adalah penyebab Tuhan yang berinkarnasi harus mengembara ke seluruh penjuru negeri, tanpa menemukan tempat untuk berteduh. Mereka yang benar-benar memiliki hati nurani dan kemanusiaan seharusnya menyembah dan dengan sepenuh hati melayani Tuhan yang berinkarnasi bukan karena seberapa banyak pekerjaan yang telah Dia lakukan, tetapi bahkan seandainya Dia tidak melakukan pekerjaan sama sekali. Inilah yang seharusnya dilakukan oleh mereka yang memiliki akal yang sehat, dan inilah tugas manusia. Kebanyakan orang bahkan membicarakan tentang syarat dalam pelayanan mereka kepada Tuhan: mereka tidak peduli apakah Dia adalah Tuhan ataukah manusia, dan mereka hanya membicarakan tentang syarat mereka sendiri, dan hanya berusaha memuaskan keinginan mereka sendiri. Ketika engkau memasak untuk-Ku, engkau menagih biaya pelayanan, ketika engkau berlari untuk-Ku, engkau meminta upah lari, ketika engkau bekerja untuk-Ku, engkau menuntut upah kerja, ketika engkau mencuci pakaian-Ku, engkau menagih upah mencuci, ketika engkau menyediakan kebutuhan gereja engkau menuntut biaya pemulihan, ketika engkau berbicara, engkau menuntut upah pembicara, ketika engkau memberikan buku-buku, engkau menuntut biaya distribusi, dan ketika engkau menulis, engkau menuntut upah menulis. Mereka yang telah Aku tangani bahkan menuntut imbalan dari-Ku, sementara mereka yang telah dipulangkan menuntut ganti rugi atas kerusakan pada nama mereka; mereka yang belum menikah menuntut mas kawin, atau ganti rugi untuk masa muda mereka yang hilang; mereka yang membunuh ayam menuntut upah tukang daging, mereka yang menggoreng makanan menuntut upah menggoreng, dan mereka yang membuat sup menuntut pembayaran untuk itu juga .... Inilah kemanusiaanmu yang luhur dan kuat itu, dan inilah tindakan yang ditentukan oleh hati nuranimu yang hangat itu. Di manakah akalmu? Di manakah kemanusiaanmu? Biar Kuberitahukan kepadamu! Jika engkau terus seperti ini, Aku akan berhenti bekerja di antaramu. Aku tidak akan bekerja di antara kawanan binatang liar dalam wujud manusia, Aku tidak akan menderita demi sekelompok orang yang wajah lembutnya menyembunyikan hati yang liar, Aku tidak akan menanggung derita demi sekawanan hewan seperti itu yang sama sekali tidak memiliki sedikit pun kemungkinan untuk diselamatkan. Hari ketika Aku memalingkan diri-Ku darimu adalah hari ketika engkau semua mati, itu adalah hari ketika kegelapan mendatangimu, dan hari ketika engkau semua ditinggalkan oleh terang! Biar Kuberitahukan kepadamu! Aku tidak akan pernah berbaik hati kepada kelompok orang seperti dirimu, sekelompok orang yang bahkan lebih rendah dari binatang! Ada batas untuk firman dan tindakan-Ku, dan dengan kemanusiaan dan hati nuranimu yang seperti itu, Aku tidak akan melakukan lebih banyak pekerjaan, karena engkau semua terlalu kurang memiliki hati nurani, engkau semua telah membuat-Ku menanggung terlalu banyak rasa sakit, dan perilaku tercelamu terlalu menjijikkan bagi-Ku. Orang-orang yang begitu kurang dalam kemanusiaan dan hati nurani tidak akan pernah memiliki kesempatan untuk diselamatkan; Aku tidak akan pernah menyelamatkan orang yang tidak berperasaan dan tidak tahu berterima kasih seperti itu. Ketika hari-Ku tiba, Aku akan selamanya menghujankan nyala api-Ku yang menghanguskan ke atas anak-anak ketidaktaatan yang pernah membangkitkan murka-Ku yang ganas, Aku akan menjatuhkan hukuman kekal-Ku kepada semua binatang tersebut yang pernah melontarkan makian kepada-Ku dan meninggalkan-Ku, dengan api amarah-Ku Aku akan terus-menerus membakar anak-anak ketidaktaatan yang pernah makan dan hidup bersama-Ku tetapi tidak percaya kepada-Ku, yang menghina dan mengkhianati Aku. Aku akan menjatuhkan hukuman-Ku kepada semua orang yang membangkitkan kemarahan-Ku, Aku akan menghujankan seluruh amarah-Ku ke atas binatang-binatang tersebut yang pernah ingin berdiri setara di samping-Ku tetapi tidak menyembah atau menaati-Ku; tongkat yang Aku gunakan untuk memukul manusia akan dihantamkan kepada semua binatang itu yang pernah menikmati pemeliharaan-Ku dan pernah menikmati segala misteri yang Aku ucapkan, dan yang pernah berusaha mengambil kenikmatan materiel dari Aku. Aku tidak akan mengampuni siapa pun yang mencoba untuk mengambil tempat-Ku; Aku tidak akan mengampuni siapa pun yang berusaha merebut makanan dan pakaian dari-Ku. Untuk saat ini, engkau semua tetap bebas dari bahaya dan terus melewati batas dalam tuntutan yang engkau semua ajukan kepada-Ku. Ketika hari kemurkaan tiba, engkau semua tidak akan lagi mengajukan tuntutan terhadap-Ku; pada saat itu, Aku akan membiarkanmu "menikmati" dirimu sendiri sepuas hatimu, Aku akan memaksa wajahmu untuk tunduk hingga ke tanah, dan engkau semua tidak akan pernah bisa bangun lagi! Cepat atau lambat, Aku akan "melunasi" utang ini kepadamu—dan Aku berharap engkau semua sabar menunggu kedatangan hari ini.
Dikutip dari "Memiliki Watak yang Tidak Berubah Berarti Memusuhi Tuhan" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"
Firman Tuhan Harian: Kutipan 303
Manusia gagal untuk mendapatkan Tuhan bukan karena Tuhan memiliki emosi, atau karena Tuhan tidak ingin didapatkan oleh manusia, tetapi karena manusia tidak ingin mendapatkan Tuhan, dan karena manusia tidak memiliki keinginan yang mendesak untuk mencari Tuhan. Bagaimana mungkin seseorang di antara mereka yang benar-benar mencari Tuhan akan dikutuk oleh Tuhan? Bagaimana mungkin orang yang memiliki akal yang sehat dan hati nurani yang peka dikutuk oleh Tuhan? Bagaimana mungkin seseorang yang benar-benar menyembah dan melayani Tuhan ditelan oleh api murka-Nya? Bagaimana mungkin orang yang bersukacita karena menaati Tuhan ditendang dari rumah Tuhan? Bagaimana mungkin orang yang tidak pernah merasa cukup dalam mengasihi Tuhan hidup dalam hukuman Tuhan? Bagaimana mungkin seseorang yang bersukacita karena meninggalkan segalanya untuk Tuhan ditinggalkan begitu saja? Manusia enggan mengejar Tuhan, enggan mengorbankan miliknya untuk Tuhan, dan enggan mencurahkan upaya seumur hidupnya untuk Tuhan; sebaliknya, mereka malah berkata bahwa Tuhan sudah pergi terlalu jauh, bahwa terlalu banyak hal tentang Tuhan yang bertentangan dengan gagasan manusia. Dengan kemanusiaan seperti ini, bahkan sekalipun engkau semua terus-menerus mengerahkan upayamu, engkau tetap tidak akan mampu memperoleh perkenanan Tuhan, apalagi pada kenyataannya engkau tidak mencari Tuhan. Tidak tahukah engkau bahwa engkau semua adalah produk gagal di antara umat manusia? Tidak tahukah engkau semua bahwa tidak ada kemanusiaan yang lebih rendah dari kemanusiaanmu? Tidak tahukah engkau semua apa sebutan yang orang lain gunakan untuk menghormatimu? Mereka yang benar-benar mengasihi Tuhan menyebutmu bapak serigala, ibu serigala, anak serigala, dan cucu serigala; engkau semua adalah keturunan serigala, manusia serigala, dan engkau semua harus tahu jati dirimu sendiri dan jangan pernah melupakannya. Jangan berpikir bahwa dirimu adalah sosok unggul: engkau semua adalah sekelompok makhluk bukan manusia yang paling jahat di antara umat manusia. Tidak tahukah engkau semua akan hal ini? Tahukah engkau semua berapa besarnya risiko yang harus Kuambil dengan bekerja di antaramu? Jika akalmu tidak bisa kembali normal, dan hati nuranimu tidak bisa bekerja secara normal, maka engkau semua tidak akan pernah bebas dari sebutan "serigala", engkau tidak akan pernah lolos dari hari pengutukan, tidak akan pernah lolos dari hari penghukumanmu. Engkau semua dilahirkan bermutu rendah, sesuatu yang tidak berharga. Engkau pada dasarnya adalah sekawanan serigala lapar, setumpukan puing dan sampah, dan, tidak sepertimu, Aku tidak bekerja dalam dirimu supaya disukai, melainkan karena kebutuhan pekerjaan. Jika engkau semua terus bersikap memberontak seperti ini, Aku akan menghentikan pekerjaan-Ku, dan tidak akan pernah bekerja lagi dalam dirimu; sebaliknya, Aku akan memindahkan pekerjaan-Ku ke kelompok lain yang menyenangkan diri-Ku, dan dengan cara ini, Aku akan meninggalkanmu untuk selamanya, karena Aku tidak mau memandang mereka yang memusuhi diri-Ku. Jadi, apakah engkau semua ingin sesuai dengan-Ku, atau memusuhi diri-Ku?
Dikutip dari "Memiliki Watak yang Tidak Berubah Berarti Memusuhi Tuhan" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"
Firman Tuhan Harian: Kutipan 304
Semua manusia berharap melihat wajah Yesus yang sebenarnya dan semuanya ingin berada bersama-Nya. Kurasa tidak seorang pun saudara atau saudari yang akan mengatakan bahwa mereka tidak ingin melihat Yesus atau berada bersama-Nya. Sebelum engkau semua melihat Yesus—yakni sebelum engkau melihat Tuhan yang berinkarnasi—engkau cenderung memiliki segala macam gagasan, misalnya tentang bagaimana penampilan Yesus, cara bicara-Nya, gaya hidup-Nya, dan seterusnya. Namun, begitu engkau semua telah benar-benar melihat Dia, gagasanmu akan berubah seketika. Mengapa demikian? Apakah engkau semua ingin mengetahuinya? Pemikiran manusia tidak dapat diabaikan, itu memang benar—tetapi lebih dari itu, hakikat Kristus tidak membiarkan adanya perubahan yang dilakukan oleh manusia. Engkau semua menganggap Kristus sebagai makhluk abadi atau seorang yang bijak, tetapi tidak seorang pun menganggap-Nya sebagai manusia normal yang memiliki hakikat ilahi. Karena itu, banyak orang yang siang malam rindu melihat Tuhan sebenarnya merupakan musuh Tuhan dan tidak berkesesuaian dengan-Nya. Bukankah ini adalah kesalahan di pihak manusia? Bahkan sekarang pun engkau semua masih berpikir bahwa kepercayaan dan kesetiaanmu sudah cukup membuatmu layak memandang wajah Kristus, tetapi Aku mendesakmu untuk melengkapi dirimu dengan lebih banyak hal yang nyata! Karena di masa lalu, masa kini, dan masa yang akan datang, banyak orang yang bersentuhan dengan Kristus telah gagal atau akan gagal; mereka semua memainkan peran sebagai orang-orang Farisi. Apa alasan kegagalanmu? Alasannya justru karena yang ada dalam gagasanmu adalah Tuhan yang tinggi luhur dan layak dikagumi. Namun kenyataannya tidaklah seperti yang diharapkan manusia. Kristus bukan hanya tidak tinggi luhur, tetapi Dia juga sangat kecil; Dia bukan hanya seorang manusia, tetapi Dia juga manusia biasa; Dia bukan saja tidak naik ke surga, tetapi Dia bahkan tidak bisa leluasa bergerak di bumi. Dan karena itulah, orang-orang memperlakukan diri-Nya sebagai manusia biasa; mereka memperlakukan Dia secara sambil lalu ketika berada bersama-Nya, dan berbicara kepada-Nya secara asal-asalan, sembari tetap menantikan kedatangan "Kristus yang sejati". Engkau semua menganggap Kristus yang telah datang sebagai manusia biasa dan firman-Nya sebagai perkataan manusia biasa. Karena alasan inilah, engkau semua tidak menerima apa pun dari Kristus, dan sebaliknya telah benar-benar menyingkapkan keburukanmu sendiri sepenuhnya.
Sebelum berhubungan dengan Kristus, engkau mungkin yakin bahwa watakmu telah berubah sepenuhnya, bahwa engkau adalah pengikut setia Kristus, bahwa tidak seorang pun lebih layak menerima berkat-berkat Kristus dibandingkan dirimu—dan bahwa, setelah menempuh perjalanan panjang, setelah melakukan banyak pekerjaan, dan menghasilkan banyak buah, engkau pasti akan menjadi salah seorang dari mereka yang pada akhirnya akan menerima mahkota. Namun ada satu kebenaran yang mungkin tidak engkau ketahui: watak manusia yang rusak dan pemberontakan serta penentangannya tersingkap ketika dia melihat Kristus, dan pemberontakan serta penentangan yang tersingkap kali ini akan disingkapkan secara lebih menyeluruh dan sepenuhnya dibandingkan pada saat lain apa pun. Karena Kristus adalah Anak Manusia—Anak Manusia yang memiliki kemanusiaan yang normal—maka manusia tidak menghargai ataupun menghormati-Nya. Oleh karena Tuhan hidup dalam daginglah, maka pemberontakan manusia tersingkap dengan sedemikian menyeluruhnya dan dengan kejelasan yang sedemikian terperincinya. Karena itulah Kukatakan bahwa kedatangan Kristus telah membongkar semua pemberontakan manusia dan telah membuat natur manusia terpapar dengan sangat jelas. Inilah yang disebut "mengumpan harimau turun gunung" dan "memancing serigala keluar dari gua." Beranikah engkau mengatakan bahwa engkau setia kepada Tuhan? Beranikah engkau mengatakan bahwa engkau telah menunjukkan ketaatan mutlak kepada Tuhan? Beranikah engkau mengatakan bahwa engkau tidak suka memberontak? Ada orang-orang yang berkata: "Kapan pun Tuhan menempatkan aku dalam suatu lingkungan baru, aku selalu taat tanpa bersungut-sungut, dan terlebih lagi aku tidak memiliki gagasan tentang Tuhan." Ada pula yang berkata: "Apa pun yang Tuhan tugaskan kepadaku, aku melakukannya sekuat kemampuanku dan tidak pernah lalai." Dalam hal ini, Aku menanyakan ini kepadamu: dapatkah engkau semua sesuai dengan Kristus saat engkau hidup berdampingan dengan-Nya? Dan berapa lama engkau semua dapat hidup sesuai dengan Dia? Satu hari? Dua hari? Satu jam? Dua jam? Imanmu memang patut dipuji, tetapi engkau semua tidak cukup teguh dalam hal ketekunan. Ketika engkau benar-benar hidup bersama Kristus, sikapmu yang merasa diri benar dan merasa diri penting akan tersingkap sedikit demi sedikit lewat ucapan dan tindakanmu, demikian pula hasratmu yang berlebihan, pola pikirmu yang tidak taat, dan ketidakpuasanmu secara alami akan tersingkap. Akhirnya, kecongkakanmu akan menjadi jauh lebih besar, sampai ketidakselarasanmu dengan Kristus sudah ibarat air dan api, dan setelah itulah, naturmu akan tersingkap sepenuhnya. Pada saat itu, gagasanmu tidak lagi terselubungi, keluhan-keluhanmu pun akan terucap spontan, dan kemanusiaanmu yang hina akan tersingkap sepenuhnya. Kendati demikian, engkau tetap saja menolak mengakui pemberontakanmu sendiri, yakin bahwa Kristus yang seperti ini tidak gampang diterima oleh manusia, bahwa Dia terlalu menuntut terhadap manusia, dan bahwa engkau akan tunduk sepenuhnya jikalau Dia adalah Kristus yang lebih ramah. Engkau semua percaya bahwa pemberontakanmu itu bisa dibenarkan, bahwa engkau semua hanya memberontak terhadap-Nya ketika Dia mendesakmu terlalu jauh. Tidak pernah satu kali pun engkau semua mempertimbangkan bahwa engkau tidak memandang Kristus sebagai Tuhan, bahwa engkau tidak punya niat untuk menaati Dia. Sebaliknya, dengan keras kepala engkau bersikeras bahwa Kristus harus bekerja sesuai dengan keinginanmu, dan begitu Dia melakukan satu hal saja yang tidak sesuai dengan pikiranmu sendiri, engkau yakin bahwa Dia bukanlah Tuhan, melainkan manusia. Bukankah banyak di antaramu yang telah menentang Dia dengan cara ini? Lagi pula, kepada siapa engkau percaya? Dan dengan cara bagaimana engkau mencari?
Dikutip dari "Mereka yang Tidak Sesuai dengan Kristus Pasti Merupakan Lawan Tuhan" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"
Firman Tuhan Harian: Kutipan 305
Engkau semua selalu ingin melihat Kristus, tetapi Aku mendesakmu untuk tidak menganggap dirimu setinggi itu; siapa pun boleh melihat Kristus, tetapi tidak ada yang benar-benar layak untuk melihat Kristus. Karena natur manusia sarat dengan kejahatan, kecongkakan dan pemberontakan, pada saat engkau melihat Kristus, naturmu akan menghancurkan dan membinasakanmu. Hubunganmu dengan seorang saudara (atau saudari) mungkin tidak memperlihatkan banyak tentang dirimu, tetapi tidak sesederhana itu ketika engkau berhubungan dengan Kristus. Kapan pun, gagasanmu bisa berakar, kecongkakanmu mulai bertunas, dan pemberontakanmu menghasilkan buah ara. Bagaimana mungkin engkau dengan kemanusiaan yang seperti itu layak untuk bersekutu dengan Kristus? Apakah engkau sungguh-sungguh mampu memperlakukan Dia sebagai Tuhan di setiap saat setiap harinya? Akankah engkau sungguh-sungguh memiliki kenyataan tunduk kepada Tuhan? Di dalam hatimu, engkau semua menyembah Tuhan yang tinggi luhur itu sebagai Yahweh, tetapi menganggap Kristus yang kelihatan itu sebagai manusia. Akalmu terlalu rendah dan kemanusiaanmu terlalu hina! Engkau semua tidak mampu untuk selalu memandang Kristus sebagai Tuhan; hanya kadang-kadang saja, saat engkau ingin melakukannya, barulah engkau semua berpegang kepada-Nya dan menyembah-Nya sebagai Tuhan. Inilah sebabnya Kukatakan bahwa engkau semua bukan orang yang percaya kepada Tuhan, melainkan komplotan orang-orang yang menentang Kristus. Bahkan manusia yang menunjukkan kebaikan kepada sesamanya menerima balasan, tetapi Kristus, yang telah melakukan pekerjaan seperti itu di tengah-tengahmu, tidak menerima baik kasih, maupun balasan ataupun ketundukan manusia. Bukankah ini hal yang sangat memilukan?
Mungkin saja selama bertahun-tahun beriman kepada Tuhan, engkau belum pernah mengutuki siapa pun atau melakukan sesuatu yang jahat, tetapi dalam persekutuanmu dengan Kristus, engkau tidak mampu mengatakan kebenaran, berlaku jujur, atau menaati firman Kristus; dalam hal itu, Kukatakan bahwa engkau orang paling jahat dan berbahaya sedunia. Engkau mungkin sangat ramah dan setia kepada keluarga, sahabat, isteri (atau suami), putra-putri, dan orang tuamu, dan tidak pernah memanfaatkan orang lain, tetapi jika engkau tidak mampu menjadi sesuai dengan Kristus, jika engkau tidak mampu berinteraksi secara harmonis dengan-Nya, maka sekalipun engkau menolong sesamamu dengan semua yang ada padamu atau merawat ayah, ibu, dan anggota keluargamu dengan cermat, Aku akan tetap menyebutmu jahat, dan terlebih lagi, menyebutmu penuh dengan tipu muslihat yang licik. Jangan merasa dirimu sesuai dengan Kristus hanya karena engkau bisa bergaul dengan orang lain atau melakukan beberapa perbuatan baik. Apa kau kira niat beramalmu bisa membuatmu menerima berkat-berkat Surgawi? Apa kau pikir melakukan beberapa perbuatan baik dapat menjadi pengganti ketaatanmu? Tidak seorang pun di antaramu mampu menerima penanganan dan pemangkasan, dan engkau semua merasa sulit menerima kemanusiaan normal Kristus, meskipun engkau terus menerus meneriakkan ketaatanmu kepada Tuhan. Imanmu yang seperti itu akan menyebabkanmu menerima balasan yang setimpal. Berhentilah memanjakan diri dalam ilusi khayalanmu dan berhentilah berharap melihat Kristus, karena tingkat pertumbuhanmu terlalu kecil, sedemikian kecilnya hingga engkau sama sekali tidak layak untuk melihat-Nya. Ketika engkau telah dibersihkan secara menyeluruh dari pemberontakanmu, dan mampu selaras dengan Kristus, pada saat itulah, Tuhan tentu saja akan menampakkan diri kepadamu. Jika engkau bermaksud melihat Tuhan tanpa mengalami pemangkasan atau penghakiman, maka engkau pasti akan menjadi lawan Tuhan dan ditetapkan untuk dibinasakan. Natur manusia pada dasarnya bermusuhan dengan Tuhan, karena semua manusia telah menjadi sasaran kerusakan Iblis yang paling mendalam. Jika manusia mencoba bersekutu dengan Tuhan dari tengah kerusakannya sendiri, sudah pasti tidak ada hal baik dapat muncul dari hal ini; tindakan dan perkataannya pasti akan setiap saat menyingkapkan kerusakannya, dan ketika bersekutu dengan Tuhan, pemberontakannya akan tersingkap di segala aspek. Tanpa sadar manusia kemudian menentang Kristus, menipu Kristus, dan meninggalkan Kristus; pada saat ini terjadi, manusia akan berada dalam keadaan yang lebih membahayakan, dan jika ini terus berlanjut, dia akan menjadi sasaran penghukuman.
Sebagian orang percaya apabila persekutuan dengan Tuhan sedemikian berbahayanya, maka akan lebih bijaksana jika menjaga jarak dengan Tuhan. Apa yang mungkin didapatkan oleh orang-orang seperti ini? Dapatkah mereka setia kepada Tuhan? Tentu saja, persekutuan dengan Tuhan itu sangat sulit—tetapi itu karena manusia sudah rusak, bukan karena Tuhan tidak mampu bersekutu dengan manusia. Sebaiknya engkau semua mencurahkan lebih banyak upaya untuk mengetahui kebenaran tentang mengenal dirimu sendiri. Mengapa engkau semua tidak berkenan bagi Tuhan? Mengapa watakmu adalah kejijikan bagi-Nya? Mengapa perkataanmu membangkitkan kebencian-Nya? Begitu engkau semua telah menunjukkan sedikit kesetiaan, engkau memuji dirimu sendiri dan menuntut upah untuk sumbangsih kecilmu; engkau memandang rendah orang lain ketika mampu memperlihatkan sedikit ketaatan, dan menjadi sombong di hadapan Tuhan setelah menyelesaikan tugas kecil. Karena menyambut Tuhan, engkau semua meminta uang, hadiah, dan pujian. Hatimu sakit ketika memberikan satu atau dua koin; lalu ketika memberi sepuluh koin, engkau semua berharap mendapat berkat dan diistimewakan dari yang lain. Kemanusiaan seperti itu benar-benar menjijikkan untuk dibicarakan atau didengarkan. Adakah yang layak dipuji dari perkataan dan tindakanmu? Mereka yang melakukan tugasnya dan yang tidak; mereka yang memimpin dan yang mengikuti; mereka yang menyambut Tuhan dan yang tidak; mereka yang memberi sumbangan dan yang tidak; mereka yang berkhotbah dan yang menerima firman, dan seterusnya: manusia-manusia seperti itu semuanya mencari pujian bagi diri mereka sendiri. Tidakkah menurutmu ini menggelikan? Sekalipun mengetahui sepenuhnya bahwa engkau percaya kepada Tuhan, engkau tidak dapat hidup sesuai dengan Tuhan. Sekalipun mengetahui sepenuhnya bahwa engkau sama sekali tidak layak, engkau tetap saja menyombong. Tidakkah engkau semua merasa bahwa akalmu sudah tumpul sedemikian rupa sampai-sampai engkau tidak lagi punya pengendalian diri? Dengan akal seperti ini, bagaimana mungkin engkau layak bersekutu dengan Tuhan? Di saat genting ini, tidakkah engkau semua cemas akan dirimu sendiri? Watakmu telah sedemikian merosot sampai-sampai engkau tidak mampu untuk sesuai dengan Tuhan. Dengan demikian, bukankah imanmu itu menggelikan? Bukankah imanmu itu tidak masuk akal? Bagaimana engkau akan menghadapi masa depanmu? Bagaimana engkau akan memilih jalan yang harus engkau lalui?
Dikutip dari "Mereka yang Tidak Sesuai dengan Kristus Pasti Merupakan Lawan Tuhan" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"
Firman Tuhan Harian: Kutipan 306
Aku telah mengungkapkan begitu banyak firman, dan telah pula mengungkapkan kehendak dan watak-Ku, meskipun demikian, manusia masih saja tidak dapat mengenal-Ku dan memercayai-Ku. Dengan kata lain, mereka tetap saja tidak mampu menaati-Ku. Orang-orang yang hidup dalam Alkitab, orang-orang yang hidup di dalam hukum Taurat, orang-orang yang hidup berdasarkan salib, orang-orang yang hidup menurut doktrin, orang-orang yang hidup di tengah pekerjaan yang Kulakukan sekarang—yang mana di antara mereka yang sesuai dengan-Ku? Engkau semua hanya berpikir tentang menerima berkat dan upah, tetapi tidak pernah memikirkan bagaimana sebenarnya dapat sesuai dengan-Ku, atau bagaimana mencegah dirimu dari melawan-Ku. Aku sangat kecewa kepadamu, sebab Aku telah memberi begitu banyak kepadamu, tetapi Aku mendapatkan begitu sedikit darimu. Tipu dayamu, kecongkakanmu, keserakahanmu, keinginanmu yang berlebihan, pengkhianatanmu, ketidaktaatanmu—yang mana di antara semua ini yang dapat luput dari perhatian-Ku? Engkau semua sembrono terhadap-Ku, membodohi-Ku, menghina-Ku, memperdayai-Ku, menuntut-Ku dan memeras-Ku dalam hal korban—bagaimana mungkin kejahatan seperti ini luput dari penghukuman-Ku? Semua kejahatanmu ini adalah bukti permusuhanmu terhadap-Ku dan adalah bukti ketidaksesuaianmu dengan-Ku. Setiap orang di antaramu yakin bahwa engkau semua sangat sesuai dengan-Ku, tetapi jika memang demikian adanya, lalu kepada siapakah bukti yang tak terbantahkan itu ditujukan? Engkau semua yakin dirimu memiliki ketulusan dan kesetiaan paling besar kepada-Ku. Engkau semua menganggap dirimu begitu baik hati, penuh belas kasihan, dan telah sangat berbakti kepada-Ku. Engkau semua berpikir bahwa engkau telah berbuat cukup banyak untuk-Ku. Namun pernahkah engkau semua membandingkan keyakinan ini dengan perilakumu sendiri? Kukatakan bahwa engkau sangat angkuh, sangat serakah, sangat asal-asalan; tipu daya yang kaupakai untuk membodohi-Ku sangat cerdik, dan engkau memiliki banyak niat dan cara yang keji. Kesetiaanmu terlalu kecil, kesungguhanmu terlalu remeh, dan hati nuranimu bahkan sangat kurang. Ada terlalu banyak kejahatan di dalam hatimu, dan tak seorang pun yang terluput dari kejahatanmu, bahkan Aku pun tidak. Engkau mengesampingkan-Ku demi kepentingan anak-anakmu, atau suamimu, atau demi kepentinganmu sendiri. Bukannya memedulikan Aku, engkau malah mengurusi keluargamu, anak-anakmu, statusmu, masa depanmu, dan kepuasanmu sendiri. Kapan engkau pernah memikirkan-Ku ketika engkau berbicara atau bertindak? Pada hari-hari yang dingin, pikiran engkau semua tertuju kepada anak-anak, suami, istri, atau orang tuamu. Pada hari-hari yang panas, Aku juga tidak mendapat tempat dalam pikiranmu. Saat melakukan tugasmu, engkau memikirkan kepentinganmu sendiri, keselamatanmu sendiri, anggota keluargamu. Apa yang pernah kaulakukan yang adalah untuk-Ku? Kapan engkau pernah memikirkan-Ku? Kapan engkau pernah mengabdikan dirimu, berapa pun harganya, untuk-Ku dan pekerjaan-Ku? Mana bukti kesesuaianmu dengan-Ku? Mana kenyataan kesetiaanmu kepada-Ku? Mana kenyataan ketaatanmu kepada-Ku? Kapan niatmu pernah bukan demi mendapatkan berkat-Ku? Engkau semua membodohi dan menipu-Ku, engkau semua bermain-main dengan kebenaran, engkau menutupi keberadaan kebenaran, dan mengkhianati hakikat kebenaran. Apa yang menantikanmu di masa depan dengan menentang-Ku seperti ini? Engkau hanya mencari kesesuaian dengan Tuhan yang samar, dan hanya mencari kepercayaan yang samar, tetapi engkau tidak sesuai dengan Kristus. Tidakkah kejahatanmu akan menerima pembalasan yang setimpal seperti yang selayaknya diterima orang fasik? Pada waktu itu, engkau semua akan menyadari bahwa tak seorang pun yang tidak sesuai dengan Kristus dapat luput pada hari kemurkaan, dan engkau semua akan melihat jenis pembalasan yang akan ditimpakan atas orang-orang yang bertentangan dengan Kristus. Saat hari itu tiba, impianmu untuk diberkati karena kepercayaanmu kepada Tuhan dan untuk mendapatkan jalan masuk ke dalam surga semuanya akan hancur berantakan. Namun, tidak begitu halnya dengan orang-orang yang sesuai dengan Kristus. Meskipun mereka telah kehilangan begitu banyak, meskipun mereka telah mengalami banyak kesusahan, mereka akan menerima seluruh warisan yang Kuwariskan kepada umat manusia. Akhirnya, engkau semua akan memahami bahwa hanya Akulah satu-satunya Tuhan yang benar, dan hanya Akulah yang dapat membawa umat manusia ke dalam tujuan akhirnya yang indah.
Dikutip dari "Engkau Harus Mencari Cara agar Sesuai dengan Kristus" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"
Firman Tuhan Harian: Kutipan 307
Tuhan telah memercayakan banyak hal kepada manusia dan juga telah membahas tentang jalan masuk mereka dengan berbagai cara. Namun, karena kualitas orang sangat rendah, banyak dari firman Tuhan tesebut telah gagal untuk berakar. Ada berbagai alasan mengapa kualitas orang serendah ini, antara lain rusaknya pikiran dan moralitas manusia, dan kurangnya pengasuhan yang tepat; takhayul feodal yang telah begitu menguasai hati manusia; kebobrokan dan kemerosotan gaya hidup yang telah menimbun banyak penyakit di sudut terdalam hati manusia; pemahaman yang dangkal tentang kemelekan budaya, dengan hampir sembilan puluh delapan persen orang kurang berpendidikan dalam kemelekan budaya dan, lebih dari itu, sangat sedikit orang yang mencapai jenjang pendidikan budaya yang lebih tinggi. Oleh karena itu, orang-orang pada dasarnya tidak tahu apa yang dimaksud dengan Tuhan atau Roh Kudus, tetapi hanya memiliki gambaran yang samar dan tidak jelas tentang Tuhan, yang diperoleh dari takhayul feodal. Pengaruh berbahaya "semangat luhur nasionalisme" selama ribuan tahun telah berakar kuat dalam hati manusia, demikian juga pemikiran feodal yang mengikat dan membelenggu manusia, tanpa sedikit pun kebebasan, tanpa kemauan untuk bercita-cita atau bertahan, tanpa hasrat untuk maju, malah sebaliknya, tetap pasif dan mundur, terkurung dalam mentalitas budak, dan seterusnya—faktor-faktor objektif ini telah membubuhkan suatu corak tak terhapuskan yang kotor dan buruk pada pandangan ideologis, cita-cita, moralitas, dan watak manusia. Manusia, sepertinya, sedang hidup dalam dunia gelap terorisme, di mana tak seorang pun di antara mereka berusaha untuk menerobos, dan tak seorang pun di antara mereka berpikir untuk berpindah ke dunia yang ideal; sebaliknya, mereka puas dengan keadaan mereka, menghabiskan hari-hari mereka dengan melahirkan dan membesarkan anak, membanting tulang, berpeluh, sibuk melakukan tugas rumah tangga, memimpikan keluarga yang nyaman dan bahagia, dan memimpikan kasih sayang dalam perkawinan, anak-anak yang berbakti, dan sukacita di usia senja saat mereka menjalani kehidupan mereka dengan damai. ... Selama puluhan, ribuan, bahkan puluhan ribu tahun hingga saat ini, orang telah menghabiskan waktu mereka dengan cara ini, tanpa ada yang menciptakan kehidupan yang sempurna, semuanya hanya bertujuan saling membantai di dunia yang gelap ini, berlomba-lomba mengejar ketenaran, keberuntungan, dan saling menjatuhkan. Siapakah yang pernah mencari kehendak Tuhan? Adakah yang pernah mengindahkan pekerjaan Tuhan? Semua bagian dari manusia yang dipenuhi dengan pengaruh kegelapan telah lama menjadi natur manusia, sehingga cukup sulit untuk melaksanakan pekerjaan Tuhan, dan orang-orang bahkan kurang punya hati untuk memperhatikan apa yang telah dipercayakan Tuhan kepada mereka pada zaman sekarang. Bagaimanapun, Aku percaya bahwa orang tidak akan keberatan jika Aku mengucapkan perkataan ini karena Aku sedang membicarakan tentang sejarah selama ribuan tahun. Membicarakan sejarah berarti membicarakan fakta dan bahkan, skandal yang sudah jelas bagi semua orang, jadi, apa gunanya mengatakan sesuatu yang bertentangan dengan fakta? Namun, Aku juga percaya bahwa orang yang berpikiran sehat, setelah melihat perkataan ini, akan bangkit dan berjuang untuk kemajuan. Tuhan berharap agar manusia dapat hidup dan bekerja dalam damai dan sukacita sembari pada saat yang sama mampu mengasihi Tuhan. Kehendak Tuhan adalah agar semua manusia dapat masuk ke tempat perhentian; lebih dari itu, dipenuhinya seluruh bumi dengan kemuliaan Tuhan adalah keinginan Tuhan yang terbesar. Sungguh memalukan bahwa manusia tetap tenggelam dalam keadaan lupa dan terlelap, sedemikian parah dirusak oleh Iblis sehingga sekarang ini mereka tidak lagi memiliki keserupaan dengan manusia. Jadi, pikiran, moralitas, dan pendidikan manusia membentuk sebuah mata rantai penting, bersama pelatihan dalam kemelekan budaya yang membentuk mata rantai kedua, yang semakin meningkatkan kualitas budaya manusia dan mengubah pandangan rohani mereka.
Dikutip dari "Pekerjaan dan Jalan Masuk (3)" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"
Firman Tuhan Harian: Kutipan 308
Dalam pengalaman hidup manusia, mereka sering memikirkan diri mereka sendiri, aku telah menyerahkan keluarga dan karierku untuk Tuhan, lalu, apa yang telah Dia berikan kepadaku? Aku harus menghitungnya, dan memastikan—sudahkah aku menerima berkat baru-baru ini? Aku telah memberikan banyak hal selama waktu ini, aku telah berlari dan berlari, dan telah banyak menderita—apakah Tuhan memberiku janji-janji sebagai imbalannya? Apakah Dia mengingat perbuatan baikku? Akan seperti apakah akhir hidupku? Bisakah aku menerima berkat-berkat Tuhan? ... Setiap orang selalu membuat perhitungan semacam itu dalam hati mereka, dan mereka mengajukan tuntutan kepada Tuhan yang mengandung motivasi, ambisi, dan mentalitas bertransaksi mereka. Dengan kata lain, dalam hatinya, manusia terus-menerus menguji Tuhan, selalu menyusun rencana tentang Tuhan, dan selalu memperdebatkan kasus untuk tujuan pribadinya sendiri dengan Tuhan, dan mencoba untuk mengeluarkan pernyataan dari Tuhan, melihat apakah Tuhan dapat memberikan kepadanya apa yang dia inginkan atau tidak. Pada saat yang sama ketika mengejar Tuhan, manusia tidak memperlakukan Tuhan sebagai Tuhan. Manusia telah selalu berusaha membuat kesepakatan dengan Tuhan, mengajukan tuntutan kepada-Nya tanpa henti, dan bahkan menekan-Nya di setiap langkah, berusaha meminta lebih banyak setelah diberi sedikit, seperti kata pepatah: diberi hati minta jantung. Pada saat bersamaan saat mencoba bertransaksi dengan Tuhan, manusia juga berdebat dengan-Nya, dan bahkan ada orang-orang yang, ketika ujian menimpa mereka atau mereka mendapati diri mereka berada dalam situasi tertentu, sering kali menjadi lemah, pasif serta kendur dalam pekerjaan mereka, dan penuh keluhan akan Tuhan. Dari waktu saat manusia pertama kali mulai percaya kepada Tuhan, dia telah menganggap Tuhan berlimpah ruah, sama seperti pisau Swiss Army, dan dia menganggap dirinya sendiri sebagai kreditur terbesar Tuhan, seolah-olah berusaha mendapatkan berkat dan janji dari Tuhan adalah hak dan kewajiban yang melekat pada dirinya, sementara tanggung jawab Tuhan adalah melindungi dan memelihara manusia, serta membekalinya. Seperti inilah pemahaman dasar tentang "percaya kepada Tuhan" dari semua orang yang percaya kepada Tuhan, dan seperti inilah pemahaman terdalam mereka tentang konsep kepercayaan kepada Tuhan. Dari natur esensi manusia hingga pengejaran subjektifnya, tidak ada satu pun yang berhubungan dengan sikap takut akan Tuhan. Tujuan manusia percaya kepada Tuhan tidak mungkin ada kaitannya dengan penyembahan kepada Tuhan. Dengan kata lain, manusia tidak pernah mempertimbangkan atau memahami bahwa kepercayaan kepada Tuhan membutuhkan takut akan Tuhan dan menyembah Tuhan. Dalam kondisi seperti itu, hakikat manusia mudah terlihat. Apakah hakikat ini? Hati manusia itu jahat, menyimpan pengkhianatan dan kecurangan, tidak mencintai keadilan dan kebenaran, dan hal yang positif, dan hati manusia hina dan serakah. Hati manusia benar-benar tertutup bagi Tuhan; manusia sama sekali tidak memberikan hatinya kepada Tuhan. Tuhan tidak pernah melihat hati manusia yang sejati, dan Dia juga tidak pernah disembah oleh manusia. Seberapa pun besarnya harga yang Tuhan bayar, atau seberapa pun banyaknya pekerjaan yang Dia lakukan, atau seberapa pun banyaknya Dia membekali manusia, manusia tetap buta dan sama sekali tidak peduli terhadap semua itu. Manusia tidak pernah memberikan hatinya kepada Tuhan, dia hanya ingin memikirkan hatinya sendiri, membuat keputusannya sendiri—intinya adalah manusia tidak mau mengikuti jalan takut akan Tuhan dan menjauhi kejahatan, ataupun taat pada kedaulatan dan pengaturan Tuhan, dan dia juga tidak mau menyembah Tuhan sebagai Tuhan. Seperti itulah keadaan manusia saat ini.
Dikutip dari "Pekerjaan Tuhan, Watak Tuhan, dan Tuhan itu Sendiri II" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"
Firman Tuhan Harian: Kutipan 309
Bukankah banyak orang menentang Tuhan dan merintangi pekerjaan Roh Kudus karena mereka tidak mengetahui berbagai dan beragam pekerjaan Tuhan, dan lebih jauh lagi, karena mereka memiliki sedikit sekali pengetahuan dan doktrin yang mereka gunakan untuk mengukur pekerjaan Roh Kudus? Meskipun pengalaman orang-orang semacam ini dangkal, pada dasarnya, mereka congkak dan berpuas diri dan mereka memandang rendah pekerjaan Roh Kudus, mengabaikan pendisiplinan Roh Kudus, dan lebih dari itu, menggunakan argumen mereka yang usang dan remeh untuk "menegaskan" pekerjaan Roh Kudus. Mereka juga berlagak, dan sepenuhnya yakin akan pembelajaran dan pendidikan rohani mereka sendiri, dan yakin bahwa mereka bisa menjelajahi dunia. Bukankah orang-orang semacam ini adalah orang yang dipandang hina dan ditolak oleh Roh Kudus, dan bukankah mereka akan disingkirkan oleh zaman yang baru? Bukankah orang yang datang ke hadapan Tuhan dan menentang-Nya secara terbuka adalah orang-orang jahat yang bodoh dan tidak tahu apa-apa, yang hanya mencoba menunjukkan betapa pintarnya mereka? Dengan hanya memiliki sedikit pengetahuan tentang Alkitab, mereka berusaha berperilaku liar di dunia "akademisi"; dengan hanya memiliki doktrin yang dangkal untuk mengajar orang, mereka berusaha memutarbalikkan pekerjaan Roh Kudus, dan berupaya membuat pekerjaan Roh Kudus itu hanya berkisar di sekitar proses berpikir mereka sendiri. Dengan pandangan mereka yang sempit, mereka berusaha melihat 6.000 tahun pekerjaan Tuhan dalam sekilas pandang saja. Orang-orang ini tidak punya akal sehat apa pun yang layak untuk disebutkan! Sebenarnya, semakin besar pengetahuan orang tentang Tuhan, semakin lambat mereka menghakimi pekerjaan-Nya. Selain itu, mereka hanya akan berbicara sedikit tentang pengetahuannya mengenai pekerjaan Tuhan pada zaman sekarang, tetapi mereka tidak terburu-buru dalam menghakimi. Semakin sedikit pengetahuan orang tentang Tuhan, semakin mereka congkak dan terlalu percaya diri, dan semakin sembarangan mereka membuat pernyataan tentang wujud Tuhan—tetapi mereka hanya membicarakan teori, dan tidak menawarkan bukti nyata. Orang-orang semacam ini sama sekali tidak ada nilainya. Orang yang memandang pekerjaan Roh Kudus sebagai permainan adalah orang yang sembrono! Orang-orang yang tidak berhati-hati ketika mereka menghadapi pekerjaan baru Roh Kudus, yang terlalu banyak bicara, yang terlalu cepat menghakimi, yang memberi kebebasan pada temperamen mereka untuk menyangkal kebenaran pekerjaan Roh Kudus, dan yang juga menghina dan menghujatnya—bukankah orang-orang yang tidak hormat ini tidak tahu apa pun tentang pekerjaan Roh Kudus? Bukankah, lebih dari itu, mereka adalah orang-orang yang sangat congkak, yang pada dasarnya sombong dan tak dapat diatur? Bahkan jika tiba saatnya di mana orang-orang semacam ini menerima pekerjaan baru dari Roh Kudus, Tuhan tetap tidak akan menoleransi mereka. Mereka bukan saja memandang rendah orang-orang yang bekerja untuk Tuhan, tetapi mereka juga menghujat Tuhan itu sendiri. Orang-orang nekat seperti ini tidak akan diampuni, baik pada zaman ini maupun pada zaman yang akan datang, dan mereka akan selamanya binasa di neraka! Orang-orang yang kurang ajar dan manja ini berpura-pura percaya kepada Tuhan, dan semakin orang-orang bersikap seperti ini, semakin besar kemungkinan mereka untuk melanggar ketetapan administratif Tuhan. Bukankah semua orang congkak yang pada dasarnya tak terkendali, dan yang tidak pernah mematuhi siapa pun itu, semuanya menempuh jalan ini? Bukankah mereka menentang Tuhan hari demi hari, Tuhan yang selalu baru dan tidak pernah usang?
Dikutip dari "Mengenal Tiga Tahap Pekerjaan Tuhan adalah Jalan untuk Mengenal Tuhan" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"
Firman Tuhan Harian: Kutipan 310
Pengetahuan tentang budaya dan sejarah kuno yang mencakup beberapa ribu tahun telah menutup pemikiran dan gagasan serta pandangan mental manusia dengan begitu rapat sehingga sukar ditembus dan tidak dapat diuraikan[1]. Manusia hidup di dalam lingkaran neraka tingkat ke-18, di mana, seolah-olah mereka telah dibuang oleh Tuhan ke dalam penjara bawah tanah, mungkin tidak akan pernah melihat terang. Pemikiran feodal telah menekan manusia sedemikian rupa sehingga mereka nyaris tidak bisa bernapas dan sesak napas. Mereka tidak memiliki kekuatan sedikit pun untuk melawan; satu-satunya hal yang mereka lakukan adalah menanggungnya dan menangungnya dalam keheningan ... Tidak pernah ada siapa pun yang berani berjuang atau membela kebenaran dan keadilan; manusia hanya menjalani sebuah kehidupan yang lebih buruk daripada kehidupan binatang, di bawah pukulan dan perlakuan kejam etika feodal, hari demi hari, dan tahun demi tahun. Manusia tidak pernah berpikir untuk mencari Tuhan untuk menikmati kebahagiaan di dunia manusia. Seolah-olah manusia telah dipukuli sampai pada titik di mana mereka seperti daun yang berguguran di musim gugur, layu, kering, dan berwarna kuning kecoklatan. Manusia sudah lama kehilangan ingatan mereka; mereka hidup tak berdaya di neraka yang disebut dunia manusia, menunggu datangnya akhir zaman sehingga mereka bisa binasa bersama-sama dengan neraka ini, seolah-olah akhir zaman yang mereka rindukan adalah hari ketika manusia akan menikmati kedamaian yang tenang. Etika feodal telah membawa kehidupan manusia ke dalam "dunia orang mati", yang semakin melemahkan kekuatan manusia untuk melawan. Berbagai macam tekanan memaksa manusia, selangkah demi selangkah, untuk jatuh lebih dalam ke dalam dunia orang mati, semakin jauh dari Tuhan, hingga sekarang dia telah menjadi orang yang sama sekali asing bagi Tuhan dan bergegas untuk menghindari-Nya saat mereka bertemu. Manusia tidak mengindahkan-Nya dan membiarkan-Nya berdiri sendirian di satu sisi, seolah-olah manusia tidak pernah mengenal Dia, tidak pernah melihat Dia sebelumnya. Namun Tuhan telah menunggu manusia di sepanjang perjalanan panjang hidup manusia, tidak pernah melampiaskan amarah-Nya yang tak tertahankan terhadap manusia, hanya menunggu dengan tenang, tanpa sepatah kata pun, untuk manusia bertobat dan memulai dari awal. Tuhan sudah sejak lama datang ke dunia manusia untuk ikut menanggung penderitaan dunia manusia bersama manusia. Selama bertahun-tahun Dia telah hidup bersama manusia, tak seorang pun yang telah menyadari keberadaan-Nya. Tuhan hanya menanggung kesengsaraan dari keburukan di dunia manusia dalam keheningan sambil melaksanakan pekerjaan yang Dia bawa secara pribadi. Dia terus bertahan demi kehendak Bapa dan demi kebutuhan umat manusia, mengalami penderitaan yang belum pernah dialami oleh manusia. Di hadapan manusia Dia telah secara diam-diam melayani dia, dan di hadapan manusia Dia telah merendahkan diri-Nya, demi kehendak Bapa dan juga demi kebutuhan umat manusia. Pengetahuan tentang budaya kuno telah secara diam-diam mencuri manusia dari hadirat Tuhan dan menyerahkannya kepada raja setan dan keturunannya. Empat Buku dan Lima Klasik[a] (buku-buku yang memuat ajaran Konfusius) telah membawa pemikiran dan gagasan manusia ke dalam zaman pemberontakan lainnya, menyebabkan manusia memberikan sanjungan yang jauh lebih besar daripada mereka yang menyusun buku-buku itu, dan sebagai akibatnya memperburuk gagasannya tentang Tuhan. Tanpa sepengetahuan manusia, raja setan dengan kejam mengusir Tuhan dari hati manusia dan kemudian menguasainya sendiri dengan kegembiraan penuh kemenangan. Sejak saat itu, manusia memiliki jiwa yang buruk dan jahat serta memiliki wajah si raja setan. Kebencian terhadap Tuhan memenuhi dadanya, dan kejahatan raja setan menyebar dalam diri manusia hari demi hari sampai manusia sepenuhnya dikuasai. Manusia tidak lagi memiliki kebebasan sedikit pun dan tidak mungkin membebaskan diri dari perangkap raja setan. Manusia tidak punya pilihan selain langsung ditawan, menyerah, dan tunduk di hadapannya. Dahulu kala, ketika hati dan jiwa manusia masih dalam masa pertumbuhan, raja setan menanamkan benih tumor ateisme, mengajar manusia berbagai kekeliruan seperti "belajar ilmu pengetahuan dan teknologi; menyadari Empat Modernisasi; tidak ada Tuhan di dunia". Tidak hanya itu, dia berteriak di setiap kesempatan: "Mari kita mengandalkan kerja keras kita untuk membangun tanah air yang indah," meminta semua orang untuk bersiap sejak kanak-kanak untuk memberikan pelayanan setia kepada negara mereka. Manusia, tanpa sadar, dibawa ke hadapannya, di mana dia tanpa ragu mengambil semua pujian (yang berarti mengambil pujian kepada Tuhan karena memegang seluruh umat manusia di tangan-Nya) untuk dirinya sendiri. Dia tidak pernah memiliki rasa malu. Bahkan, dia tanpa tahu malu menangkap umat Tuhan dan menyeret mereka kembali ke dalam rumahnya, di mana dia melompat ke atas meja seperti seekor tikus dan menyuruh manusia untuk menyembahnya sebagai Tuhan. Sungguh penjahat nekat! Dia meneriakkan hal-hal yang memalukan dan mengejutkan, seperti: "Tidak ada yang namanya Tuhan di dunia. Angin berasal dari perubahan menurut hukum alam; hujan turun ketika air menguap, bertemu dengan suhu yang dingin, mengembun menjadi tetesan air yang jatuh ke bumi; gempa bumi adalah goncangan pada permukaan bumi karena adanya perubahan geologis; kekeringan terjadi karena kekeringan di udara yang disebabkan oleh gangguan nukleonik di permukaan matahari. Semua ini adalah fenomena alam. Di manakah, dalam semua ini, perbuatan Tuhan?" Bahkan ada orang-orang yang menyerukan pernyataan seperti berikut ini, pernyataan yang seharusnya tidak boleh diucapkan: "Manusia berevolusi dari kera pada zaman purbakala dan dunia pada zaman sekarang ini berasal dari perubahan masyarakat primitif yang dimulai dari sekitar satu miliar tahun yang lalu. Entah sebuah negara berkembang atau menurun sepenuhnya berada di tangan warga negaranya." Di latar belakangnya, dia membuat manusia menggantungnya di tembok atau menempatkannya di atas meja untuk memberi penghormatan dan memberi persembahan kepadanya. Pada saat yang sama dia berseru, "Tidak ada Tuhan," dia menetapkan dirinya sendiri sebagai Tuhan, dengan penuh kekasaran mendorong Tuhan keluar dari batas-batas bumi, sambil berdiri di posisi Tuhan dan mengambil peran sebagai raja setan. Betapa sangat tidak masuk akal! Ini membuat orang sangat membencinya. Tampaknya Tuhan dan dia adalah musuh bebuyutan, dan keduanya tidak dapat hidup berdampingan. Dia membuat rencana kotor untuk mengusir Tuhan sementara dia berkeliaran dengan bebas, di luar jangkauan hukum.[2] Benar-benar raja setan dia! Bagaimana keberadaannya bisa ditoleransi? Dia tidak akan beristirahat sampai dia telah mengacaukan pekerjaan Tuhan dan meninggalkan semuanya dalam keadaan kacau balau[3], seolah-olah dia ingin menentang Tuhan sampai akhir, sampai dia atau Tuhan yang mati, dengan sengaja menentang Tuhan dan mendesak semakin dekat. Wajahnya yang mengerikan telah lama disingkapkan sepenuhnya, kini telah penuh memar dan babak belur[4], dan dalam kondisi yang memprihatinkan, tetapi dia tetap tidak akan mengalah dalam kebenciannya kepada Tuhan, seolah-olah hanya dengan menelan Tuhan dalam sekali telan barulah dia bisa meredakan kebencian yang terpendam di dalam hatinya. Bagaimana bisa kita menoleransi musuh Tuhan ini! Hanya pemusnahan dan pembasmian total dirinya yang akan membuat harapan hidup kita tercapai. Bagaimana bisa dia dibiarkan terus merajalela? Dia sudah merusak manusia sedemikian rupa sehingga manusia tidak lagi mengenal matahari surga dan telah menjadi mati rasa dan tanpa perasaan. Manusia telah kehilangan nalar manusia normal. Mengapa tidak menyerahkan seluruh keberadaan kita untuk memusnahkannya dan membakarnya untuk menyingkirkan semua kekhawatiran akan masa depan dan membiarkan pekerjaan Tuhan mencapai kemuliaan seperti yang belum pernah terjadi sebelumnya dengan lebih cepat? Gerombolan bajingan ini telah datang ke dalam dunia manusia dan mengubahnya menjadi kekacauan. Mereka telah membawa seluruh umat manusia ke tepi jurang, diam-diam berencana untuk mendorong mereka ke jurang agar hancur berkeping-keping sehingga mereka dapat memakan mayat mereka. Mereka dengan sia-sia berharap untuk menghancurkan rencana Tuhan dan masuk ke dalam pertandingan dengan Dia, mempertaruhkan segalanya dalam satu lemparan dadu[5]. Itu sama sekali tidak mudah. Lagipula, salib telah dipersiapkan untuk si raja setan, yang bersalah atas kejahatan paling kejam. Salib bukan tempat Tuhan dan Dia telah meninggalkannya untuk si setan. Tuhan telah lama muncul sebagai pemenang dan tidak lagi merasa sedih karena dosa umat manusia, tetapi akan membawa keselamatan kepada seluruh umat manusia.
Dikutip dari "Pekerjaan dan Jalan Masuk (7)" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"
Catatan kaki:
1. "Tidak dapat diuraikan" dimaksudkan sebagai sindiran, yang berarti manusia itu kaku dalam pengetahuan, budaya dan pandangan spiritual mereka.
2. "Berkeliaran dengan bebas, di luar jangkauan hukum" menunjukkan bahwa Iblis kehilangan kendali dan mengamuk.
3. "Keadaan kacau balau" mengacu pada bagaimana perilaku kejam setan tak tertahankan untuk dilihat.
4. "Memar dan babak belur" mengacu pada wajah buruk raja setan.
5. "Mempertaruhkan segalanya dalam satu lemparan dadu" berarti menaruh semua uang seseorang pada satu taruhan dengan harapan mendapatkan kemenangan pada akhirnya. Ini adalah kiasan untuk rencana kotor setan yang jahat dan keji. Ungkapan ini digunakan sebagai ejekan.
a. Empat Buku dan Lima Klasik adalah buku-buku resmi Konfusianisme di Tiongkok.
Firman Tuhan Harian: Kutipan 311
Dari atas sampai ke bawah dan dari awal sampai akhir, Iblis telah mengganggu pekerjaan Tuhan dan bertindak dalam penentangan terhadap-Nya. Semua pembicaraan tentang "warisan budaya kuno", "pengetahuan tentang budaya kuno" yang berharga, "ajaran Taoisme dan Konfusianisme", "nilai-nilai Konfusius dan ritual feodal" telah membawa manusia ke dalam neraka. Pengetahuan dan teknologi zaman modern yang maju serta industri, pertanian, dan bisnis yang sangat maju, tidak terlihat di mana pun. Sebaliknya, semua itu hanya menekankan pada ritual feodal yang disebarluaskan oleh para "kera-kera" pada zaman kuno untuk dengan sengaja mengganggu, menentang, dan merombak pekerjaan Tuhan. Sampai hari ini, dia tidak saja terus menyengsarakan manusia, tetapi juga ingin menelan[1] manusia sepenuhnya. Penyebaran ajaran moral dan etika feodalisme dan pengetahuan budaya kuno yang diturunkan telah lama menjangkiti umat manusia dan mengubah mereka menjadi setan-setan besar dan kecil. Hanya sedikit dari mereka yang akan dengan senang hati menerima Tuhan, hanya sedikit yang akan dengan penuh sukacita menyambut kedatangan-Nya. Wajah seluruh umat manusia dipenuhi dengan niat membunuh, dan di setiap tempat, napas pembunuhan memenuhi udara. Mereka berusaha mengusir Tuhan dari negeri ini; dengan pisau dan pedang terhunus, mereka mengatur barisan perangnya untuk "membinasakan" Tuhan. Di seluruh negeri setan ini, tempat manusia terus-menerus diajarkan bahwa tidak ada Tuhan, berhala-hala tersebar di mana-mana, dan udara di atasnya dipenuhi dengan bau kertas terbakar dan dupa yang memualkan, begitu tebal sehingga membuat sulit bernapas. Itu seperti bau busuk lumpur yang terbawa angin bersama dengan ular beracun yang menggeliat-geliat, sedemikian rupa sehingga orang tidak bisa menahan muntah. Selain itu, samar-samar terdengar suara roh-roh jahat melantunkan nyanyian, suara yang sepertinya datang dari jauh di neraka, sedemikian rupa sehingga orang pasti akan gemetar. Di seluruh negeri ini ditempatkan berhala dengan semua warna pelangi, yang mengubah negeri ini menjadi dunia kenikmatan hawa nafsu, sementara raja setan terus tertawa dengan culas, seolah-olah rencana jahatnya telah berhasil. Sementara itu, manusia tetap sama sekali tidak menyadarinya, juga tidak sadar sedikit pun bahwa setan telah merusaknya sampai pada titik di mana dia menjadi tak sadarkan diri dan menundukkan kepalanya dalam kekalahan. Iblis ingin, dalam satu gebrakan, melenyapkan segala sesuatu tentang Tuhan, dan sekali lagi mencemari dan membunuh-Nya; itu dimaksudkan untuk menghancurkan dan mengganggu pekerjaan-Nya. Bagaimana mungkin dia membiarkan Tuhan menyamai statusnya? Bagaimana mungkin dia membiarkan Tuhan "ikut campur" dalam pekerjaannya di antara manusia di bumi? Bagaimana mungkin dia membiarkan Tuhan membuka topengnya dan memperlihatkan wajahnya yang mengerikan? Bagaimana mungkin dia membiarkan Tuhan mengacaukan pekerjaannya? Bagaimana mungkin si setan ini, yang penuh dengan kemarahan, membiarkan Tuhan memegang kendali atas pengadilan kerajaannya di bumi? Bagaimana mungkin dia dengan rela tunduk pada kekuatan-Nya yang lebih unggul? Wajah aslinya yang mengerikan sudah tersingkap apa adanya, sehingga manusia tidak tahu apakah harus tertawa atau menangis, dan itu benar-benar sulit untuk dibicarakan. Bukankah itulah esensi si setan? Memiliki jiwa yang buruk, tetapi tetap menganggap dirinya sangat indah. Gerombolan kaki tangan dalam kejahatan[2] ini! Mereka turun ke alam fana untuk menikmati kesenangan dan menyebabkan keributan, mengaduk-aduk segala sesuatu sedemikian rupa sehingga dunia menjadi tempat yang berubah-ubah dan tidak konstan serta hati manusia dipenuhi dengan kepanikan dan kegelisahan, dan mereka telah mempermainkan manusia sedemikian rupa sehingga penampilannya telah menjadi seperti binatang buas yang tidak manusiawi, sangat buruk, di mana jejak terakhir dari manusia yang awalnya kudus telah hilang. Selain itu, mereka bahkan ingin mendapatkan kekuasaan berdaulat di bumi. Mereka merintangi pekerjaan Tuhan sedemikian rupa sehingga itu hampir tidak bisa maju sedikit pun, dan mereka menutup manusia serapat tembok yang terbuat dari tembaga dan besi. Setelah melakukan begitu banyak dosa yang serius dan menyebabkan begitu banyak bencana, apakah mereka masih mengharapkan sesuatu selain hajaran? Setan dan roh jahat telah mengamuk di bumi selama beberapa waktu, dan telah menutup kehendak dan upaya Tuhan yang sungguh-sungguh dengan begitu rapatnya sehingga mereka tidak dapat ditembus. Sungguh, ini adalah dosa yang kejam! Bagaimana mungkin Tuhan tidak merasa cemas? Bagaimana mungkin Tuhan tidak merasa murka? Mereka telah dengan keras menghalangi dan menentang pekerjaan: Betapa memberontaknya mereka! Bahkan setan-setan itu, baik besar maupun kecil, berperilaku seperti serigala di belakang singa, dan mengikuti arus jahat, membuat gangguan ke mana pun mereka pergi. Mengetahui kebenaran, mereka dengan sengaja menentangnya, anak-anak pemberontak ini! Seolah-olah, sekarang setelah raja neraka naik ke atas takhta raja, mereka menjadi sombong dan berpuas diri, memperlakukan orang lain dengan jijik. Berapa banyak di antara mereka yang mencari kebenaran dan mengikuti keadilan? Mereka semua adalah binatang buas, tidak lebih baik daripada babi dan anjing, berada di depan sekelompok lalat busuk, mengibaskan kepala mereka memberi selamat pada diri sendiri dan menyebabkan berbagai macam masalah,[3] di tengah-tengah tumpukan kotoran. Mereka percaya bahwa raja neraka mereka adalah raja yang terhebat dari semuanya, tanpa menyadari bahwa mereka sendiri tidak lebih daripada lalat-lalat busuk. Namun, mereka memanfaatkan kekuatan babi dan anjing yang menjadi induk mereka untuk memperkecil keberadaan Tuhan. Sebagai lalat kecil, mereka percaya induk mereka sama besarnya dengan ikan paus bergigi.[4] Mereka sama sekali tidak menyadari bahwa, sementara mereka sendiri sangat kecil, induk mereka adalah anjing dan babi najis yang ratusan juta kali lebih besar daripada mereka. Tidak sadar akan posisi mereka sendiri yang rendah, mereka mengandalkan bau busuk yang dikeluarkan oleh babi dan anjing itu untuk mengamuk, dengan sia-sia berpikir untuk melahirkan generasi yang akan datang, sungguh tak tahu malu! Dengan sayap hijau di punggungnya (ini mengacu pada pengakuan mereka bahwa mereka percaya kepada Tuhan), mereka mulai menjadi angkuh dan menyombongkan kecantikan dan pesona mereka di mana-mana, sementara mereka dengan diam-diam melemparkan kenajisan di tubuh mereka sendiri ke atas manusia. Selain itu, mereka sangat senang dengan diri mereka sendiri, seolah-olah mereka dapat menggunakan sepasang sayap berwarna pelangi untuk menyembunyikan kenajisan mereka, dan dengan cara ini mereka membawa penindasan mereka untuk menganiaya keberadaan Tuhan yang benar (ini mengacu pada apa yang terjadi di balik layar di dunia keagamaan). Bagaimana manusia bisa mengetahui bahwa, seindah apa pun sayap seekor lalat, lalat itu sendiri sebenarnya tidak lebih daripada makhluk yang sangat kecil, dengan perut yang penuh kotoran dan tubuh yang dipenuhi dengan kuman? Dengan kekuatan anjing dan babi sebagai induk mereka, mereka mengamuk di seluruh negeri (ini mengacu pada para pemuka agama yang menganiaya Tuhan dengan dukungan yang kuat dari negara yang memberontak terhadap Tuhan yang benar dan kebenaran) dengan kebiadaban mereka yang tak terkendali. Seolah-olah hantu orang Farisi Yahudi telah kembali bersama dengan Tuhan ke negeri si naga merah yang sangat besar, kembali ke sarang lamanya. Mereka telah memulai babak penganiayaan lainnya, melanjutkan kembali pekerjaan mereka beberapa ribu tahun yang lalu. Sekelompok makhluk bobrok ini pasti akan binasa di bumi pada akhirnya! Tampaknya setelah beberapa ribu tahun, roh najis menjadi semakin licik dan licin. Mereka terus-menerus memikirkan cara untuk mengacaukan pekerjaan Tuhan secara diam-diam. Dengan tipu muslihat dan tipu daya yang berlimpah, mereka ingin mengulang kembali tragedi yang terjadi beberapa ribu tahun lalu itu di tanah air mereka, membuat Tuhan hampir berteriak. Dia hampir tidak mampu menahan diri-Nya untuk kembali ke tingkat yang ketiga dari surga untuk membinasakan mereka. Untuk manusia mengasihi Tuhan, dia harus memahami kehendak-Nya, mengetahui sukacita dan dukacita-Nya, dan memahami apa yang dibenci-Nya. Melakukan ini akan lebih memacu jalan masuk manusia. Semakin cepat jalan masuk manusia, semakin cepat kehendak Tuhan dipuaskan. Semakin jelas manusia mengenali si raja setan, semakin dekat dia kepada Tuhan, sehingga kerinduan-Nya dapat tercapai.
Dikutip dari "Pekerjaan dan Jalan Masuk (7)" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"
Catatan kaki:
1. "Menelan" mengacu pada sikap kejam raja setan, yang merampok manusia secara keseluruhan.
2. "Kaki tangan dalam kejahatan" memiliki jenis yang sama dengan "segerombolan penjahat".
3. "Menyebabkan berbagai macam masalah" mengacu pada bagaimana orang-orang yang jahat membuat kekacauan, menghalangi, dan menentang pekerjaan Tuhan.
4. "Ikan paus bergigi" digunakan sebagai ejekan. Ini adalah sebuah kiasan di mana lalat begitu kecil sehingga babi dan anjing tampak sebesar ikan paus bagi mereka.
Firman Tuhan Harian: Kutipan 312
Selama ribuan tahun, negeri ini telah menjadi negeri yang najis. Negeri ini tak tertahankan kotornya, penuh kesengsaraan, hantu merajalela di mana-mana, menipu dan menyesatkan, membuat tuduhan tak berdasar,[1] dengan buas dan kejam, menginjak-injak kota hantu ini, dan meninggalkannya penuh dengan mayat; bau busuk menyelimuti negeri ini dan memenuhi udara dengan pekatnya, dan tempat ini dijaga ketat.[2] Siapa yang bisa melihat dunia di balik langit? Iblis mengikat erat seluruh tubuh manusia, ia menutupi kedua matanya dan membungkam mulutnya rapat-rapat. Raja Iblis telah mengamuk selama beberapa ribu tahun sampai sekarang, di mana ia terus mengawasi kota hantu ini dengan saksama, seakan-akan ini adalah istana setan yang tak bisa ditembus; sementara itu, gerombolan anjing penjaga ini menatap dengan mata liar penuh ketakutan kalau-kalau Tuhan akan menangkap mereka saat tidak waspada dan memusnahkan mereka semua, sehingga mereka tidak lagi memiliki tempat untuk merasakan kedamaian dan kebahagiaan. Bagaimana mungkin penduduk kota hantu seperti ini pernah melihat Tuhan? Pernahkah mereka menikmati keindahan dan kasih Tuhan? Pemahaman apa yang mereka miliki tentang masalah dunia manusia? Siapakah di antara mereka yang mampu memahami kehendak Tuhan yang penuh hasrat? Maka, tidaklah mengherankan bahwa inkarnasi Tuhan tetap sepenuhnya tersembunyi bagi mereka: di tengah masyarakat yang gelap seperti ini, di mana Iblis begitu kejam dan tidak manusiawi, bagaimana mungkin raja Iblis, yang menghabisi orang-orang tanpa mengedipkan matanya, menoleransi keberadaan Tuhan yang penuh kasih, baik, dan juga kudus? Bagaimana mungkin ia akan menghargai dan menyambut kedatangan Tuhan dengan gembira? Para antek ini! Mereka membalas kebaikan dengan kebencian, mereka sudah lama menghina Tuhan, mereka menyiksa Tuhan, mereka luar biasa buasnya, mereka sama sekali tidak menghargai Tuhan, mereka merampas dan merampok, mereka sudah sama sekali kehilangan hati nurani, mereka sepenuhnya mengabaikan hati nuraninya, dan mereka menggoda orang tidak bersalah agar kehilangan akal sehatnya. Nenek moyang? Pemimpin yang dikasihi? Mereka semuanya menentang Tuhan! Tindakan ikut campur mereka membuat segala sesuatu di kolong langit ini menjadi gelap dan kacau! Kebebasan beragama? Hak dan kepentingan yang sah bagi warga negara? Semua itu hanya tipu muslihat untuk menutupi dosa! Siapa yang telah menerima pekerjaan Tuhan? Siapa yang bersedia menyerahkan nyawanya atau menumpahkan darahnya bagi pekerjaan Tuhan? Selama generasi ke generasi, dari orang tua hingga anak-anak, manusia yang diperbudak tanpa rasa malu telah memperbudak Tuhan—bagaimana mungkin ini tidak memicu murka? Ribuan tahun kebencian berkumpul di hati, dosa ribuan tahun tertulis di hati—bagaimana mungkin ini tidak menimbulkan kebencian? Tuhan yang membalas dendam, menghancurkan semua musuh-Nya, tidak membiarkannya mengacau lebih lama lagi, dan tidak lagi mengizinkannya berulah sesuai keinginannya! Sekaranglah saatnya: manusia sudah lama mengumpulkan seluruh kekuatannya, ia telah mencurahkan segenap upayanya dan membayar harga apa pun untuk ini, untuk menyingkapkan wajah Iblis dan membuat orang-orang, yang selama ini telah dibutakan dan yang telah mengalami segala macam penderitaan dan kesulitan untuk bangkit dari rasa sakit mereka dan berpaling dari si Iblis tua yang jahat ini. Mengapa bersusah payah merintangi pekerjaan Tuhan? Mengapa menggunakan segala macam tipu muslihat untuk menipu umat Tuhan? Di manakah kebebasan sejati serta hak dan kepentingan yang sah? Di manakah keadilan? Di manakah penghiburan? Di manakah kehangatan? Mengapa menggunakan rencana licik untuk menipu umat Tuhan? Mengapa menggunakan kekerasan untuk menekan kedatangan Tuhan? Mengapa tidak membiarkan Tuhan melangkah bebas di bumi yang Dia ciptakan? Mengapa memburu Tuhan sampai Dia tidak punya tempat untuk meletakkan kepala-Nya? Di manakah kehangatan di antara manusia? Di manakah penyambutan di antara manusia? Mengapa menyebabkan kerinduan teramat pedih dalam diri Tuhan? Mengapa membuat Tuhan harus memanggil hingga berulang kali? Mengapa memaksa Tuhan mengkhawatirkan Anak-Nya yang terkasih? Di tengah masyarakat yang jahat ini, mengapa anjing-anjing penjaganya tidak membiarkan Tuhan dengan bebas datang dan menjelajahi dunia yang Dia ciptakan? Mengapa manusia yang hidup di tengah rasa sakit dan penderitaan, tidak bisa mengerti? Demi dirimu, Tuhan telah menanggung penderitaan yang sangat berat, dengan rasa sakit yang luar biasa Dia telah mengaruniakan Anak-Nya yang terkasih, darah dan daging-Nya, kepadamu—jadi mengapa engkau semua tetap saja berpura-pura tidak tahu? Di hadapan semua orang, engkau menolak kedatangan Tuhan dan menolak persahabatan dengan Tuhan. Mengapa engkau begitu tidak berhati nurani? Bersediakah engkau menanggung ketidakadilan di tengah masyarakat yang jahat seperti ini? Mengapa, bukannya memenuhi perutmu dengan ribuan tahun permusuhan, engkau malah memenuhi dirimu sendiri dengan "kotoran" si raja Iblis?
Dikutip dari "Pekerjaan dan Jalan Masuk (8)" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"
Catatan kaki:
1. "Membuat tuduhan tak berdasar" merujuk kepada metode yang digunakan Iblis untuk menyakiti manusia.
2. "Dijaga ketat" mengindikasikan bahwa metode yang digunakan Iblis untuk menyakiti manusia terutama kejam dan sangat mengendalikan manusia sehingga mereka tidak memiliki ruang untuk bergerak.
Firman Tuhan Harian: Kutipan 313
Jika orang dapat sungguh-sungguh memahami jalan kehidupan manusia yang benar dengan jelas, dan juga tujuan pengelolaan Tuhan atas umat manusia, mereka tidak akan menganggap masa depan dan nasib pribadi mereka sebagai harta karun dalam hati mereka. Mereka tidak akan lagi berminat melayani orang tua mereka, yang lebih buruk dari babi dan anjing. Bukankah masa depan dan nasib manusia sama persis dengan "orang tua" Petrus versi zaman sekarang? Mereka sama seperti daging dan darah manusia itu sendiri. Apa yang akan menjadi tempat tujuan dan masa depan daging? Akankah daging mampu melihat Tuhan semasa masih hidup, ataukah jiwalah yang bertemu dengan Tuhan setelah kematian? Akankah daging berakhir esok hari dalam dapur api kesukaran yang besar, ataukah dalam lautan api? Bukankah pertanyaan-pertanyaan seperti ini, berkenaan dengan apakah daging manusia akan menanggung kemalangan atau penderitaan, adalah berita terbesar yang paling dikhawatirkan oleh setiap orang dalam aliran sekarang ini yang memiliki otak dan punya akal sehat? (Di sini, menanggung penderitaan mengacu pada menerima berkat; penderitaan berarti bahwa ujian-ujian di masa depan bermanfaat bagi tempat tujuan manusia. Kemalangan mengacu pada ketidakmampuan untuk berdiri teguh, atau disesatkan; atau, ini berarti bahwa seseorang akan berhadapan dengan situasi yang tidak menguntungkan dan kehilangan nyawa dalam malapetaka, dan bahwa tidak ada tempat tujuan yang pantas bagi jiwa mereka.) Sekalipun manusia memiliki nalar yang sehat, mungkin apa yang mereka pikirkan tidak sepenuhnya sesuai dengan apa yang seharusnya memperlengkapi nalar mereka. Hal ini disebabkan karena mereka semua agak bingung dan memahami berbagai hal dengan membabi buta. Mereka semua seharusnya memiliki pemahaman menyeluruh tentang apa yang harus mereka masuki, dan khususnya, mereka harus memilah apa yang harus dimasuki selama masa kesukaran (yaitu, selama pemurnian dalam dapur api), dan apa yang seharusnya memperlengkapi mereka dalam ujian perapian tersebut. Jangan selalu melayani orang tuamu (maksudnya: daging) yang seperti babi dan anjing, dan lebih buruk dari semut dan serangga. Apa gunanya bersusah payah memikirkannya, berpikir begitu keras, memeras otakmu? Daging bukan milikmu, tetapi ada dalam tangan Tuhan, yang bukan saja mengendalikanmu, tetapi juga memerintah Iblis. (Ini berarti daging pada awalnya merupakan milik Iblis. Karena Iblis juga ada di tangan Tuhan, hal ini hanya dapat dikatakan demikian. Ini karena lebih persuasif untuk mengatakan demikian; hal ini menyatakan bahwa manusia tidak sepenuhnya berada di dalam wilayah kekuasaan Iblis, tetapi ada di tangan Tuhan.) Engkau hidup di bawah siksaan daging—tetapi apakah daging adalah milikmu? Apakah itu ada di bawah kendalimu? Mengapa bersusah payah memeras otakmu untuk memikirkannya? Mengapa bersusah payah dengan terobsesi memohon kepada Tuhan untuk dagingmu yang busuk yang telah lama dihukum, dikutuk, dan dicemarkan oleh roh najis? Apa perlunya selalu berusaha mempertahankan sekutu Iblis dekat dengan hatimu? Tidakkah engkau khawatir bahwa daging itu dapat mengacaukan masa depanmu yang sebenarnya, pengharapan indahmu, dan tempat tujuan sejati bagi hidupmu?
Dikutip dari "Tujuan Mengelola Umat Manusia" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"
Firman Tuhan Harian: Kutipan 314
Sekarang ini, apa yang telah engkau semua pahami lebih tinggi daripada yang dipahami oleh siapa pun yang belum disempurnakan di sepanjang sejarah. Baik pengetahuanmu tentang ujian maupun kepercayaan kepada Tuhan, semuanya itu lebih tinggi daripada yang dipahami orang percaya mana pun. Hal-hal yang engkau semua pahami adalah apa yang engkau mulai ketahui sebelum mengalami ujian lingkungan, tetapi tingkat pertumbuhanmu yang sesungguhnya sama sekali tidak sesuai dengan hal-hal yang engkau pahami itu. Apa yang engkau semua ketahui lebih tinggi daripada apa yang engkau lakukan. Meskipun engkau semua mengatakan bahwa orang yang percaya kepada Tuhan harus mengasihi Tuhan, dan seharusnya tidak berjuang untuk mendapatkan berkat tetapi hanya untuk memenuhi kehendak Tuhan, apa yang diwujudkan di dalam hidupmu sangat jauh dari pernyataan ini, dan telah sangat ternoda. Kebanyakan orang percaya kepada Tuhan demi mendapatkan kedamaian dan keuntungan lainnya. Jika tidak menguntungkan bagimu, engkau tidak percaya kepada Tuhan, dan jika engkau tidak dapat menerima kasih karunia Tuhan, engkau merajuk. Bagaimana bisa apa yang telah kaukatakan adalah tingkat pertumbuhan sejatimu? Dalam hal peristiwa keluarga yang tak terhindarkan seperti anak-anak jatuh sakit, orang terkasih harus diopname, hasil panen buruk, penganiayaan oleh anggota keluarga, bahkan masalah-masalah yang sering terjadi setiap hari ini terlalu berat bagimu. Ketika hal-hal seperti itu terjadi, engkau menjadi panik, tidak tahu harus berbuat apa—dan sering kali, engkau mengeluh tentang Tuhan. Engkau mengeluh bahwa firman Tuhan mengelabuimu, bahwa pekerjaan Tuhan telah mengolok-olok dirimu. Bukankah engkau semua memiliki pemikiran seperti itu? Kaupikir hal-hal seperti itu jarang terjadi di antaramu? Engkau semua menjalani kehidupan sehari-hari di tengah peristiwa-peristiwa semacam itu. Tidak sedikit pun engkau memikirkan tentang keberhasilan dalam imanmu kepada Tuhan, dan tentang bagaimana memenuhi kehendak Tuhan. Tingkat pertumbuhanmu yang sebenarnya terlalu kecil, bahkan lebih kecil daripada tingkat pertumbuhan anak ayam. Ketika bisnis keluargamu merugi, engkau mengeluh tentang Tuhan, ketika engkau mendapati dirimu berada di suatu lingkungan tanpa perlindungan Tuhan, engkau tetap mengeluh tentang Tuhan, dan engkau mengeluh bahkan ketika salah seekor anak ayammu mati atau seekor sapi tua di kandang jatuh sakit. Engkau mengeluh ketika tiba saatnya bagi putramu untuk menikah tetapi keluargamu tidak punya cukup uang; engkau ingin melaksanakan tugas sebagai tuan rumah tetapi tidak mampu menanggung biayanya, dan kemudian engkau juga mengeluh. Engkau meluap dengan keluhan, dan terkadang engkau tidak menghadiri persekutuan atau makan dan minum firman Tuhan karena hal ini, terkadang engkau menjadi negatif dalam waktu yang lama. Tidak satu pun yang terjadi padamu sekarang yang berkaitan dengan prospek atau nasibmu; hal-hal ini juga akan terjadi jika engkau tidak percaya kepada Tuhan, tetapi sekarang engkau melemparkan tanggung jawab atas semua ini kepada Tuhan, dan bersikeras mengatakan bahwa Tuhan telah menyingkirkanmu. Bagaimana dengan kepercayaanmu kepada Tuhan? Sudahkah engkau benar-benar mempersembahkan hidupmu? Jika engkau semua mengalami ujian yang sama seperti yang dialami Ayub, tak seorang pun dari engkau semua yang mengikuti Tuhan sekarang ini yang akan mampu berdiri teguh, engkau semua pasti jatuh. Dan, ada perbedaan yang sangat besar antara engkau semua dan Ayub. Sekarang, jika separuh dari milikmudirampas, engkau semua pasti berani menyangkali keberadaan Tuhan; jika putra atau putrimu diambil, engkau semua akan berlarian di jalan sambil menyumpah; jika satu-satunya sumber penghasilanmu menghadapi jalan buntu, engkau pasti berusaha membahasnya dengan Tuhan; engkau akan bertanya mengapa Aku menyampaikan begitu banyak firman pada awalnya untuk menakut-nakutimu. Di saat-saat seperti itu, engkau semua berani melakukan apa pun. Ini menunjukkan bahwa engkau semua belum mendapatkan wawasan sejati apa pun, dan tidak memiliki tingkat pertumbuhan yang sejati. Jadi, ujian yang menimpamu terlalu besar, karena engkau semua terlalu banyak tahu, tetapi yang benar-benar engkau pahami bahkan belum seperseribu dari apa yang engkau ketahui. Janganlah berhenti pada pengertian dan pengetahuan saja; sebaiknya lihatlah berapa banyak yang bisa benar-benar engkau terapkan, berapa banyak pencerahan dan penerangan Roh Kudus yang telah engkau terima melalui kerja kerasmu sendiri, dan berapa banyak di dalam penerapanmu, engkau telah mewujudkan tekadmu. Engkau harus memperlakukan tingkat pertumbuhan dan penerapanmu dengan serius. Dalam kepercayaanmu kepada Tuhan, engkau tidak boleh berusaha untuk sekadar melakukan sesuatu dengan asal-asalan, tanpa antusiasme atau komitmen bagi siapa pun—bisa tidaknya engkau pada akhirnya memperoleh kebenaran dan hidup tergantung pada pengejaranmu sendiri.
Dikutip dari "Penerapan (3)" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"
Firman Tuhan Harian: Kutipan 315
Beberapa orang mendandani diri mereka dengan indah, tetapi sekadar di luarnya saja: Yang perempuan merias diri mereka secantik bunga, dan yang laki-laki berpakaian laksana pangeran atau pemuda kaya raya. Mereka hanya memedulikan perkara lahiriah, seperti hal-hal yang mereka makan dan kenakan; sementara dalam batinnya, mereka miskin, dan tidak memiliki sedikit pun pengetahuan tentang Tuhan. Apa artinya ini? Lalu, ada juga orang-orang yang berpakaian bagaikan pengemis miskin—mereka benar-benar terlihat seperti para budak dari Asia Timur! Apakah engkau semua benar-benar tidak mengerti apa yang Kuminta darimu? Persekutukanlah hal ini di antaramu: Apa sesungguhnya yang telah engkau semua dapatkan? Engkau telah percaya kepada Tuhan selama bertahun-tahun, tetapi hanya inilah yang telah engkau semua dapatkan—tidakkah engkau semua merasa malu? Apakah engkau semua tidak merasa malu? Engkau telah mengejar jalan yang benar selama bertahun-tahun ini, tetapi sampai sekarang tingkat pertumbuhanmu masih lebih rendah dari pertumbuhan burung gereja! Lihatlah gadis-gadis muda di antaramu, cantik bagai lukisan dalam pakaian dan riasan wajah, saling membandingkan diri satu sama lain—lalu apa yang engkau bandingkan? Kesenanganmukah? Tuntutanmukah? Apa kau pikir Aku datang untuk merekrut para model? Engkau tidak punya rasa malu! Di manakah kehidupanmu? Bukankah yang engkau semua kejar hanyalah hasratmu sendiri yang berlebih-lebihan? Kau pikir dirimu sangat cantik, tetapi meskipun engkau mungkin mengenakan segala macam perhiasan mewah, bukankah sebenarnya engkau adalah belatung yang mengeliat-geliat, yang lahir di tumpukan kotoran? Sekarang ini, engkau beruntung dapat menikmati berkat-berkat surgawi ini, dan itu bukan karena kecantikan wajahmu, tetapi karena Tuhan membuat pengecualian dengan meninggikan dirimu. Masih belum jelaskah bagimu dari mana engkau berasal? Ketika membicarakan tentang kehidupan, engkau menutup mulutmu dan tidak mengatakan apa-apa, engkau ini sebodoh patung, tetapi masih bernyali mendandani dirimu! Engkau tetap saja cekatan menaburkan pemerah pada pipimu dan bedak pada wajahmu! Dan lihatlah para lelaki pesolek di antaramu, lelaki banyak tingkah yang menghabiskan sepanjang hari berkeliaran, berperilaku buruk, dengan raut wajah petentengan. Seperti inikah seharusnya orang berperilaku? Masing-masing dari antaramu, baik laki-laki maupun perempuan, pada hal apakah engkau semua mencurahkan perhatianmu sepanjang hari? Tahukah engkau kepada siapa engkau semua bergantung untuk memberi makan dirimu? Lihatlah pakaianmu, lihatlah apa yang telah engkau tuai di tanganmu, gosoklah perutmu—apa yang telah engkau dapatkan dari harga darah dan keringat yang telah engkau bayarkan selama bertahun-tahun engkau percaya? Engkau masih berpikir untuk pergi jalan-jalan, masih berpikir untuk menghiasi tubuhmu yang berbau busuk—pengejaran yang sungguh tak berharga! Engkau diminta untuk menjadi orang yang normal, tetapi sekarang engkau bukan saja sama sekali tidak normal, engkau juga menyimpang. Bagaimana orang seperti itu bisa punya kelancangan untuk datang ke hadapan-Ku? Dengan kemanusiaan seperti ini, memamerkan pesonamu dan memperagakan dagingmu, selalu hidup dalam hawa nafsu daging—bukankah engkau adalah keturunan setan-setan cabul dan roh-roh jahat? Aku tidak akan membiarkan setan cabul seperti itu tetap ada untuk waktu yang lama! Dan jangan mengira Aku tidak tahu apa yang engkau pikirkan dalam hatimu. Engkau mungkin mengendalikan kuat-kuat hawa nafsu dan kedaginganmu, tetapi bagaimana mungkin Aku tidak tahu pikiran apa yang kausimpan dalam hatimu? Bagaimana mungkin Aku tidak tahu semua yang diinginkan matamu? Bukankah engkau semua, gadis-gadis muda, membuat dirimu secantik itu untuk memamerkan tubuhmu? Apa gunanya laki-laki bagimu? Dapatkah mereka benar-benar menyelamatkanmu dari lautan penderitaan? Adapun para lelaki pesolek di antaramu, engkau semua berpakaian demi membuat dirimu terlihat sopan dan terhormat, tetapi bukankah ini tipu muslihat yang kaurancang agar orang menaruh perhatian pada penampilan gagahmu? Untuk siapa engkau semua melakukan ini? Apa gunanya perempuan bagimu? Bukankah mereka adalah sumber dosamu? Engkau semua, laki-laki dan perempuan, Aku telah mengucapkan banyak firman kepadamu, tetapi engkau semua hanya menaati sedikit saja dari firman-Ku. Telingamu susah untuk mendengar, matamu telah menjadi redup, dan hatimu keras sehingga tak ada apa pun dalam tubuhmu selain hawa nafsu, sedemikian kerasnya sampai-sampai engkau terperangkap di dalamnya, tak mampu melepaskan dirimu. Siapa yang mau dekat-dekat denganmu, engkau semua belatung-belatung, engkau yang menggeliat dalam lumpur dan kotoran? Jangan lupa engkau semua tidak lebih dari orang-orang yang telah Kuangkat dari kubangan kotoran, bahwa engkau pada awalnya tidak memiliki kemanusiaan yang normal. Yang Kuminta dari engkau semua adalah kemanusiaan normal yang pada mulanya tidak engkau miliki, bukan agar engkau semua memamerkan hawa nafsumu, atau agar engkau memberi kebebasan pada dagingmu yang berbau anyir itu, yang telah dilatih Iblis selama bertahun-tahun. Ketika engkau semua berpakaian seperti itu, tidakkah engkau takut akan terjerat lebih dalam lagi? Tidak tahukah engkau bahwa engkau semua pada mulanya adalah orang-orang yang berdosa? Tidak tahukah engkau semua bahwa tubuhmu dipenuhi sedemikian saratnya dengan hawa nafsu bahkan sampai merembes dari pakaianmu, menyingkapkan keadaanmu sebagai setan-setan yang buruk dan cabul tak tertahankan? Bukankah dalam hal ini engkau semua mengetahui ini lebih jelas daripada siapa pun? Hatimu, matamu, bibirmu—bukankah semuanya itu telah dicemari oleh setan-setan cabul? Bukankah bagian-bagian dari dirimu ini cabul? Apa kau mengira asalkan engkau tidak bertindak, maka engkau adalah yang tersuci? Apa kau kira berpakaian indah dapat menutupi jiwamu yang keji? Itu tidak akan berhasil! Aku menasihatimu agar engkau semua lebih realistis: jangan bersifat penuh tipu daya dan penuh kepalsuan, dan jangan memamerkan diri. Engkau semua saling mengumbar hawa nafsu, tetapi yang akan engkau semua terima sebagai ganjarannya adalah penderitaan kekal dan hajaran tanpa ampun! Apa perlunya engkau semua main mata satu sama lain dan menikmati percintaan? Apakah ini ukuran integritasmu, apakah ini tingkat kejujuranmu? Aku membenci mereka di antaramu yang terlibat dalam perdukunan dan sihir; Aku membenci laki-laki dan perempuan muda di antaramu yang mencintai daging mereka sendiri. Engkau semua sebaiknya menahan diri, karena engkau sekarang dituntut untuk memiliki kemanusiaan yang normal, dan engkau tidak diperbolehkan memamerkan hawa nafsumu—tetapi engkau semua mengambil setiap kesempatan yang ada, karena kedaginganmu itu terlalu kuat, dan hawa nafsumu terlalu besar!
Dikutip dari "Penerapan (7)" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"
Firman Tuhan Harian: Kutipan 316
Sekarang, apakah pengejaranmu sudah efektif atau belum, itu diukur oleh apa yang engkau semua miliki saat ini. Inilah yang digunakan untuk menentukan kesudahanmu; ini berarti, kesudahanmu disingkapkan dalam pengorbanan yang telah engkau semua berikan dan hal-hal yang telah engkau semua lakukan. Kesudahanmu akan diketahui dari pengejaranmu, imanmu, dan apa yang telah engkau semua lakukan. Di antara engkau semua, ada banyak orang yang sudah tidak dapat diselamatkan, karena hari ini adalah hari penyingkapan kesudahan manusia, dan Aku tidak akan bersikap tak pasti dalam pekerjaan-Ku; Aku tidak akan menuntun orang-orang yang sepenuhnya tak dapat diselamatkan untuk masuk ke zaman yang baru. Akan tiba waktunya ketika pekerjaan-Ku selesai. Aku tidak akan bekerja dalam diri mayat-mayat berbau busuk yang sama sekali tidak bisa diselamatkan; sekarang ini adalah hari-hari terakhir penyelamatan manusia, dan Aku tidak akan melakukan pekerjaan yang tidak berguna. Jangan mencela Langit dan bumi—akhir dunia ini akan datang. Ini tak dapat dihindari. Berbagai hal telah sampai pada titik ini, dan tidak ada yang bisa engkau lakukan sebagai manusia untuk menghentikannya; engkau tidak dapat mengubah hal-hal tersebut sesuai keinginanmu. Kemarin, engkau tidak membayar harga untuk mengejar kebenaran dan engkau tidak setia; hari ini, waktunya telah tiba, engkau tidak dapat diselamatkan; dan besok, engkau akan disingkirkan, dan tidak akan ada kelonggaran untuk keselamatanmu. Meskipun hati-Ku lembut dan Aku melakukan yang terbaik untuk menyelamatkanmu, jika engkau tidak berusaha untuk dirimu sendiri atau tidak memikirkan dirimu sendiri, apa hubungannya ini dengan Aku? Mereka yang hanya memikirkan dagingnya dan yang menikmati kenyamanan; mereka yang sepertinya percaya tetapi tidak benar-benar percaya; mereka yang terlibat dalam perdukunan dan sihir; mereka yang kacau balau, compang-camping dan lusuh; mereka yang mencuri persembahan bagi Yahweh dan harta milik-Nya; mereka yang menyukai suap; mereka yang bermimpi naik ke surga; mereka yang congkak dan sombong, yang berjuang hanya untuk ketenaran dan kekayaan pribadi; mereka yang menyebarkan kata-kata kurang ajar, mereka yang menghujat Tuhan itu sendiri; mereka yang tidak melakukan apa pun selain menghakimi dan menghujat Tuhan itu sendiri; mereka yang membentuk kelompok dan mencari kebebasan; mereka yang meninggikan dirinya di atas Tuhan; laki-laki dan perempuan muda, setengah baya, dan lebih tua yang sembrono yang terjerat dalam percabulan; laki-laki dan perempuan yang menikmati ketenaran dan kekayaan pribadi serta mengejar status pribadi di antara orang lain; orang-orang yang tidak bertobat yang terjerat dalam dosa—bukankah mereka semua tidak dapat diselamatkan? Percabulan, keadaan penuh dosa, perdukunan, sihir, kata-kata kotor, dan kata-kata kurang ajar, semuanya itu menimbulkan kerusuhan di antaramu; dan kebenaran serta kata-kata kehidupan diinjak-injak di tengah-tengahmu, bahasa yang kudus tercemar di antaramu. Engkau orang-orang kafir, penuh dengan kekotoran dan ketidaktaatan! Akan bagaimanakah kesudahan akhirmu? Bagaimana mereka yang mencintai daging, yang melakukan sihir dalam kedagingan, dan yang terjerat dalam dosa percabulan bisa memiliki keberanian untuk terus hidup! Tidakkah engkau tahu bahwa orang-orang sepertimu adalah belatung yang tak dapat diselamatkan? Apa hakmu menuntut ini dan itu? Sampai saat ini, tidak ada sedikit pun perubahan dalam diri mereka yang tidak mencintai kebenaran dan yang hanya mencintai daging—bagaimana orang-orang semacam ini dapat diselamatkan? Mereka yang tidak mencintai jalan kehidupan, yang tidak meninggikan Tuhan dan menjadi kesaksian bagi-Nya, yang membuat rencana licik demi status mereka sendiri, yang meninggikan diri sendiri—bukankah mereka masih tetap sama, bahkan sampai hari ini? Bernilaikah menyelamatkan mereka? Apakah engkau dapat diselamatkan atau tidak, bukanlah tergantung pada seberapa hebat senioritasmu atau berapa tahun engkau telah bekerja, apalagi tergantung pada berapa banyak kredensial yang telah engkau bangun. Sebaliknya, itu tergantung pada apakah pengejaranmu telah membuahkan hasil. Engkau harus tahu bahwa mereka yang diselamatkan adalah "pohon" yang berbuah, bukan pohon dengan dedaunan rimbun dan bunga berlimpah tetapi tidak menghasilkan buah. Bahkan seandainya engkau telah menghabiskan waktu bertahun-tahun berkeliaran di jalan, apa pentingnya itu? Di manakah kesaksianmu? Rasa hormatmu kepada Tuhan jauh lebih kecil daripada cintamu kepada dirimu sendiri dan hasratmu yang penuh nafsu—bukankah orang semacam ini adalah orang yang hina? Bagaimana mungkin mereka dapat menjadi contoh dan model keselamatan? Naturmu sulit untuk diubah, engkau terlalu pemberontak, engkau tidak dapat diselamatkan! Bukankah orang-orang semacam itu adalah mereka yang akan disingkirkan? Bukankah saat ketika pekerjaan-Ku selesai adalah saat tibanya hari terakhirmu? Aku telah melakukan begitu banyak pekerjaan dan mengucapkan begitu banyak firman di antaramu—berapa banyakkah dari semua itu yang sudah benar-benar masuk ke telingamu? Seberapa banyak dari semua itu yang pernah kautaati? Ketika pekerjaan-Ku berakhir, itu akan menjadi saat ketika engkau berhenti menentang-Ku, ketika engkau berhenti berdiri melawan Aku. Saat Aku bekerja, engkau semua terus-menerus bertindak melawan Aku; engkau semua tidak pernah menaati firman-Ku. Aku melakukan pekerjaan-Ku, dan engkau melakukan "pekerjaanmu" sendiri, mendirikan kerajaan kecilmu sendiri. Engkau semua tak lain hanyalah sekawanan rubah dan anjing, yang melakukan segala sesuatu yang bertentangan dengan-Ku! Engkau terus-menerus berusaha menarik ke dalam pelukanmu mereka yang menawarkan cinta tak terbagi kepadamu—di manakah rasa hormatmu? Semua yang engkau lakukan penuh tipu daya! Engkau tidak memiliki ketaatan ataupun rasa hormat, dan semua yang engkau lakukan menipu dan menghujat! Dapatkah orang-orang semacam itu diselamatkan? Laki-laki yang cabul dan penuh nafsu birahi selalu ingin menarik pelacur genit untuk kenikmatan mereka sendiri. Aku sama sekali tidak akan menyelamatkan setan-setan cabul seperti itu. Aku membencimu setan-setan najis, dan nafsu birahimu serta kegenitanmu itu akan menjerumuskanmu ke dalam neraka. Apa yang bisa engkau semua katakan untuk membela dirimu? Engkau semua adalah setan-setan najis dan roh-roh jahat yang sangat memuakkan! Engkau menjijikkan! Bagaimana mungkin sampah seperti itu diselamatkan? Dapatkah mereka yang terjerat dalam dosa tetap diselamatkan? Hari ini, kebenaran, jalan, dan kehidupan ini tidak menarik bagimu; sebaliknya, engkau semua tertarik pada keadaan penuh dosa; pada uang; pada kedudukan; pada ketenaran dan keuntungan; pada kenikmatan daging; pada ketampanan laki-laki dan pesona perempuan. Apa yang membuatmu memenuhi syarat untuk masuk ke dalam kerajaan-Ku? Citramu bahkan lebih besar daripada citra Tuhan, statusmu bahkan lebih tinggi daripada status Tuhan, belum lagi prestisemu di antara manusia—engkau semua telah menjadi berhala yang disembah manusia. Bukankah engkau telah menjadi penghulu malaikat? Ketika kesudahan manusia disingkapkan, yang juga merupakan saat pekerjaan penyelamatan akan mendekati akhirnya, banyak orang di antaramu akan menjadi mayat-mayat yang tidak bisa diselamatkan dan harus disingkirkan. Selama melakukan pekerjaan penyelamatan, Aku bersikap sabar dan baik terhadap semua orang. Ketika pekerjaan berakhir, kesudahan berbagai jenis orang akan disingkapkan, dan pada saat itu, Aku tidak akan lagi bersikap sabar dan baik, karena kesudahan manusia telah disingkapkan, dan setiap orang akan dikelompokkan menurut jenisnya, dan tidak akan ada lagi gunanya melakukan pekerjaan penyelamatan, karena masa penyelamatan sudah berlalu, dan karena sudah berlalu, masa penyelamatan itu tidak akan kembali lagi.
Dikutip dari "Penerapan (7)" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"
Firman Tuhan Harian: Kutipan 317
Selama ini manusia telah hidup di bawah selubung pengaruh kegelapan, tertawan dalam perbudakan pengaruh Iblis, tanpa mampu melepaskan diri, dan wataknya, setelah dipengaruhi Iblis, menjadi semakin rusak. Dapat dikatakan bahwa manusia telah selalu hidup berdasarkan watak jahatnya yang rusak dan tidak dapat sungguh-sungguh mengasihi Tuhan. Dengan demikian, jika manusia ingin mengasihi Tuhan, dia harus dilucuti dari sifat membenarkan diri sendiri, kepentingan diri sendiri, kecongkakan, kesombongan, dan sebagainya—segala sesuatu yang berasal dari watak Iblis. Kalau tidak, kasih manusia adalah kasih yang tidak murni, kasih yang jahat, dan kasih yang sama sekali tidak bisa menerima perkenanan Tuhan. Tanpa disempurnakan, ditangani, diremukkan, dipangkas, didisiplin, dihajar, dan dimurnikan secara langsung oleh Roh Kudus, tak seorang pun dapat sungguh-sungguh mengasihi Tuhan. Jika engkau berkata bahwa sebagian dari watakmu merepresentasikan Tuhan sehingga engkau dapat sungguh-sungguh mengasihi Tuhan, artinya engkau adalah orang yang perkataannya congkak, dan engkau tidak masuk akal. Orang-orang semacam ini adalah penghulu malaikat! Natur bawaan manusia tidak dapat secara langsung merepresentasikan Tuhan; dia harus melepaskan natur bawaannya melalui penyempurnaan Tuhan dan baru setelah itulah—hanya dengan mengindahkan kehendak Tuhan, memenuhi tujuan Tuhan, dan selanjutnya mengalami pekerjaan Roh Kudus—hidup yang dijalaninya dapat diperkenan Tuhan. Tak seorang pun yang hidup dalam daging dapat langsung merepresentasikan Tuhan, kecuali dia manusia yang dipakai oleh Roh Kudus. Namun, bahkan bagi orang semacam ini, tidak bisa dikatakan bahwa wataknya dan hidup yang dijalaninya sepenuhnya merepresentasikan Tuhan; hanya dapat dikatakan bahwa hidup yang dijalaninya dituntun oleh Roh Kudus. Watak orang semacam ini tidak bisa merepresentasikan Tuhan.
Meskipun watak manusia ditetapkan oleh Tuhan—hal ini tak diragukan lagi dan dapat dipandang sebagai hal yang positif—watak itu sudah dipengaruhi Iblis, dan karena itu, seluruh watak manusia adalah watak Iblis. Sebagian orang berkata bahwa watak Tuhan bersifat terang-terangan dalam melakukan sesuatu, dan bahwa ini juga dimanifestasikan di dalam diri mereka, bahwa karakter mereka juga seperti ini, dan karena itu mereka berkata bahwa watak mereka merepresentasikan Tuhan. Manusia macam apa ini? Apakah watak jahat yang rusak dapat merepresentasikan Tuhan? Siapa pun yang menyatakan bahwa wataknya merepresentasikan Tuhan menghujat Tuhan dan menghina Roh Kudus! Cara Roh Kudus bekerja menunjukkan bahwa pekerjaan Tuhan di bumi semata-mata adalah pekerjaan untuk menaklukkan. Dengan kata lain, banyak watak jahat manusia yang rusak belum ditahirkan, hidup yang dijalani manusia masih merupakan gambar Iblis, itu adalah hal-hal yang manusia anggap baik, dan itu merepresentasikan perbuatan daging manusia, atau lebih tepatnya, merepresentasikan Iblis dan sama sekali tidak dapat merepresentasikan Tuhan. Bahkan jika seseorang telah mengasihi Tuhan sampai pada titik di mana dia dapat menikmati kehidupan surga di bumi, dapat membuat pernyataan seperti: "Ya Tuhan! Aku belum cukup mengasihi-Mu," dan telah mencapai alam yang tertinggi, tetap tak dapat dikatakan bahwa dia hidup dalam Tuhan ataupun merepresentasikan Tuhan, sebab hakikat manusia tidak seperti hakikat Tuhan, dan manusia tak akan pernah bisa hidup dalam Tuhan, apalagi menjadi Tuhan. Arahan Roh Kudus untuk hidup manusia hanya sesuai dengan permintaan Tuhan kepada manusia.
Semua tindakan dan perbuatan Iblis terwujud dalam diri manusia. Sekarang, semua tindakan dan perbuatan manusia merupakan ungkapan Iblis dan karena itu tidak dapat merepresentasikan Tuhan. Manusia adalah perwujudan Iblis dan watak manusia tidak dapat merepresentasikan watak Tuhan. Sebagian orang memang memiliki karakter yang baik; Tuhan dapat mengerjakan sesuatu melalui karakter manusia semacam itu, dan pekerjaan yang mereka lakukan dituntun oleh Roh Kudus. Namun, watak mereka tidak dapat merepresentasikan Tuhan. Pekerjaan yang Tuhan lakukan atas mereka hanyalah mengerjakan dan mengembangkan apa yang sudah ada dalam diri mereka. Baik nabi-nabi maupun manusia yang pernah dipakai Tuhan pada zaman dahulu, tak seorang pun yang dapat secara langsung merepresentasikan Dia. Manusia dapat mengasihi Tuhan hanya karena tekanan keadaan, dan tak seorang pun yang berusaha untuk bekerja sama karena kemauannya sendiri. Apa arti hal-hal positif? Hal-hal positif adalah semua hal yang berasal langsung dari Tuhan; namun watak manusia telah dipengaruhi oleh Iblis, dan tidak dapat merepresentasikan Tuhan. Hanya kasih, kerelaan untuk menderita, kebenaran, ketundukan, dan kerendahan hati serta ketersembunyian Tuhan yang berinkarnasi yang langsung merepresentasikan Tuhan. Ini karena ketika Dia datang, Dia tidak memiliki natur dosa dan berasal langsung dari Tuhan, tanpa mengalami pengaruh Iblis. Yesus hanya menyerupai daging yang berdosa dan tidak merepresentasikan dosa; karena itu, tindakan, perbuatan, dan perkataan-Nya, hingga saat sebelum penyelesaian pekerjaan-Nya lewat penyaliban (termasuk saat penyaliban-Nya), semuanya merepresentasikan Tuhan secara langsung. Contoh Yesus ini cukup untuk membuktikan bahwa setiap manusia yang memiliki natur dosa tidak dapat merepresentasikan Tuhan, dan bahwa dosa manusia merepresentasikan Iblis. Dengan kata lain, dosa tidak merepresentasikan Tuhan, dan Tuhan itu tanpa dosa. Bahkan pekerjaan yang dilakukan dalam diri manusia oleh Roh Kudus pun hanya boleh dipandang sebagai pekerjaan yang dituntun Roh Kudus, dan tidak dapat disebut sebagai pekerjaan yang dilakukan oleh manusia atas nama Tuhan. Namun, sejauh menyangkut manusia, baik dosa maupun wataknya tidak merepresentasikan Tuhan. Dengan melihat pekerjaan yang Roh Kudus telah lakukan kepada manusia dari zaman dahulu hingga sekarang ini, orang menyadari bahwa manusia dapat hidup dalam kebenaran semua karena Roh Kudus telah melakukan pekerjaan di dalam dirinya. Sangat sedikit orang yang bisa hidup dalam kebenaran setelah ditangani dan didisiplin oleh Roh Kudus. Dengan kata lain, hanya Roh Kuduslah yang bekerja, tanpa ada kerja sama dari pihak manusia. Apakah engkau memahami hal ini dengan jelas sekarang? Dengan demikian, apa yang harus kaulakukan untuk memberi yang terbaik dalam bekerja sama dengan-Nya dan memenuhi tugasmu ketika Roh Kudus bekerja?
dari "Manusia yang Rusak Tidak Dapat Merepresentasikan Tuhan" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"
Firman Tuhan Harian: Kutipan 318
Kepercayaanmu kepada Tuhan, pengejaranmu akan kebenaran, dan bahkan caramu berperilaku seharusnya semua didasarkan pada kenyataan: segala sesuatu yang kaulakukan harus nyata, dan engkau seharusnya tidak mengejar segala hal yang bersifat khayalan dan angan-angan. Tidak ada gunanya bersikap seperti ini, dan, selain itu, kehidupan semacam ini tidak bermakna. Karena pengejaran dan kehidupanmu hanya dihabiskan di tengah kepalsuan dan kebohongan, dan karena engkau tidak mengejar hal-hal yang memiliki nilai dan signifikansi, satu-satunya hal yang kaudapatkan adalah penalaran dan doktrin yang tidak masuk akal yang bukan berasal dari kebenaran. Hal-hal semacam itu tidak ada kaitannya dengan signifikansi dan nilai keberadaanmu, dan hanya akan membawamu ke dalam dunia yang hampa. Dengan demikian, seluruh hidupmu tidak akan bernilai atau bermakna—dan jika engkau tidak mengejar kehidupan yang bermakna, artinya engkau bisa saja hidup seratus tahun, tetapi semuanya akan sia-sia belaka. Bagaimana hal itu dapat disebut sebagai kehidupan manusia? Bukankah itu sebenarnya adalah kehidupan hewan? Demikian pula, jika engkau semua berusaha mengikuti jalan kepercayaan kepada Tuhan, tetapi tidak berusaha untuk mengejar Tuhan yang dapat dilihat dan malah menyembah Tuhan yang tak kelihatan dan tidak berwujud, bukankah pengejaran semacam itu bahkan lebih sia-sia? Pada akhirnya, pengejaranmu akan menjadi timbunan puing. Apa manfaat pengejaran semacam itu bagimu? Masalah terbesar dengan manusia adalah dia hanya mencintai hal-hal yang tidak dapat dilihat atau disentuhnya, hal-hal yang sangat misterius dan menakjubkan, dan hal-hal yang tidak terbayangkan oleh manusia dan tidak terjangkau oleh manusia biasa. Semakin tidak realistis hal-hal ini, semakin manusia menganalisisnya, bahkan mereka mengejarnya tanpa memedulikan yang lainnya, dan berusaha memperolehnya. Semakin tidak realistis hal-hal ini, semakin cermat manusia meneliti dan menganalisisnya, bahkan hingga menyusun gagasannya sendiri yang sangat lengkap tentang itu. Sebaliknya, semakin realistis sesuatu, semakin manusia meremehkannya; mereka hanya memandang rendah hal itu, dan bahkan menghinanya. Bukankah demikian sikapmu terhadap pekerjaan realistis yang Kulakukan saat ini? Semakin realistis pekerjaan itu, semakin engkau semua berprasangka buruk terhadapnya. Engkau tidak meluangkan waktu sedikit pun untuk memeriksanya, tetapi sama sekali mengabaikannya; engkau memandang rendah tuntutan yang berstandar rendah dan realistis ini, dan bahkan menyimpan banyak gagasan tentang Tuhan yang paling nyata ini, dan sama sekali tidak mampu menerima kenyataan dan kenormalan-Nya. Dengan demikian, bukankah engkau semua memiliki kepercayaan yang samar? Engkau semua memiliki kepercayaan yang tak tergoyahkan terhadap Tuhan yang samar pada zaman dahulu, dan tidak berminat pada Tuhan yang nyata di zaman sekarang. Bukankah ini karena Tuhan zaman dahulu dan Tuhan zaman sekarang berasal dari dua era yang berbeda? Bukankah ini juga karena Tuhan zaman dahulu adalah Tuhan yang agung dari surga, sedangkan Tuhan zaman sekarang adalah manusia yang kecil di bumi? Selain itu, bukankah ini karena Tuhan yang disembah oleh manusia pada zaman dahulu adalah Tuhan yang dilahirkan oleh gagasannya sendiri, sedangkan Tuhan zaman sekarang yang berwujud daging yang nyata, dihasilkan di bumi, dilahirkan di bumi? Akhirnya, bukankah ini karena Tuhan zaman sekarang terlalu nyata sehingga manusia tidak mengejar Dia? Karena apa yang dikehendaki Tuhan zaman sekarang dari manusia justru adalah hal-hal yang paling enggan dilakukan manusia, dan yang membuat mereka merasa malu. Bukankah hal ini membuat segalanya menjadi sulit bagi manusia? Bukankah hal ini menyingkapkan luka manusia? Dengan demikian, banyak dari mereka yang tidak mengejar kenyataan menjadi musuh Tuhan yang berinkarnasi, menjadi antikristus. Bukankah ini sebuah fakta yang jelas? Di masa lalu, ketika Tuhan belum menjadi daging, engkau mungkin adalah seorang pemuka agama, atau seorang percaya yang taat. Setelah Tuhan menjadi daging, banyak orang percaya yang taat itu tanpa sadar menjadi antikristus. Apakah engkau tahu apa yang sedang terjadi di sini? Dalam kepercayaanmu kepada Tuhan, engkau tidak berkonsentrasi pada kenyataan atau mengejar kebenaran, melainkan terobsesi dengan kebohongan—bukankah ini merupakan sumber yang paling jelas dari permusuhanmu kepada Tuhan yang berinkarnasi? Tuhan yang berinkarnasi disebut Kristus, jadi, bukankah semua orang yang tidak percaya kepada Tuhan yang berinkarnasi adalah antikristus? Jadi, apakah pribadi yang kaupercayai dan kasihi itu benar-benar adalah Tuhan dalam rupa manusia? Benarkah yang kaupercayai dan kasihi adalah Tuhan yang hidup dan bernapas ini, yang paling nyata dan sangat normal? Apa sebenarnya tujuan pengejaranmu? Apakah tujuan pengejaranmu berada di surga atau di bumi? Apakah tujuan pengejaranmu adalah gagasan atau kebenaran? Apakah tujuan pengejaranmu adalah Tuhan atau makhluk supernatural? Sebenarnya, kebenaran adalah pepatah kehidupan yang paling nyata, dan pepatah tertinggi di antara semua pepatah umat manusia. Karena inilah tuntutan Tuhan kepada manusia, dan merupakan pekerjaan yang dilakukan sendiri oleh Tuhan, sehingga itu disebut "pepatah kehidupan". Ini bukanlah pepatah yang dirangkum dari sesuatu, juga bukan kutipan terkenal dari seorang tokoh besar. Sebaliknya, ini adalah perkataan untuk umat manusia dari Tuan atas langit dan bumi dan segala sesuatu; ini bukan beberapa kata yang dirangkum oleh manusia, melainkan kehidupan yang melekat pada Tuhan. Dan itulah sebabnya ini disebut "yang tertinggi dari semua pepatah kehidupan". Pengejaran manusia untuk melakukan kebenaran merupakan pelaksanaan tugas mereka, yaitu pengejaran untuk memenuhi tuntutan Tuhan. Esensi dari tuntutan ini merupakan kebenaran yang paling nyata dari semua kebenaran, bukan doktrin kosong yang tidak dapat dicapai oleh siapa pun. Apabila yang kaukejar hanyalah doktrin dan tidak mengandung kenyataan, bukankah engkau memberontak terhadap kebenaran? Bukankah engkau adalah orang yang menyerang kebenaran? Bagaimana mungkin orang semacam itu bisa menjadi orang yang berupaya untuk mengasihi Tuhan? Orang yang tanpa kenyataan adalah orang yang mengkhianati kebenaran, dan pada dasarnya mereka semua adalah pemberontak!
Dikutip dari "Hanya Orang yang Mengenal Tuhan dan Pekerjaan-Nya yang Dapat Memuaskan Tuhan" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"
Firman Tuhan Harian: Kutipan 319
Engkau semua ingin menerima upah di hadapan Tuhan dan diperkenan oleh-Nya; semua orang mengharapkan hal-hal seperti itu ketika mereka mulai percaya kepada Tuhan, karena semua orang disibukkan dengan pengejaran akan hal-hal yang lebih tinggi, dan tak seorang pun mau tertinggal dari orang lain. Inilah keadaan manusia. Justru karena alasan ini, banyak di antaramu yang terus-menerus berusaha menjilat Tuhan yang di surga, tetapi sebenarnya, kesetiaan dan ketulusan hatimu kepada Tuhan jauh lebih rendah daripada kesetiaan dan ketulusan hatimu kepada dirimu sendiri. Mengapa Kukatakan ini? Karena Aku sama sekali tidak mengakui kesetiaanmu kepada Tuhan dan, selain itu, karena Aku menolak keberadaan Tuhan yang ada di dalam hatimu. Dengan kata lain, Tuhan yang kausembah, Tuhan yang samar yang kau kagumi, sama sekali tidak ada. Alasan Aku dapat mengatakan ini dengan sangat pasti adalah karena engkau semua terlalu jauh dari Tuhan yang sejati. Alasan kesetiaanmu adalah keberadaan berhala di dalam hatimu; sedangkan Aku, Tuhan yang tidak kaupandang sebagai Tuhan yang besar ataupun kecil, hanya engkau akui dengan kata-kata. Ketika Kukatakan engkau semua jauh dari Tuhan, maksud-Ku adalah engkau semua jauh dari Tuhan yang sejati, sementara Tuhan yang samar tampaknya dekat. Ketika Aku berkata, "tidak besar," ini mengacu pada bagaimana Tuhan yang kaupercayai pada saat ini tampaknya hanya merupakan pribadi tanpa kemampuan yang hebat, sosok pribadi yang tidak terlalu mulia. Dan ketika Aku berkata "tidak kecil," ini berarti bahwa, walaupun pribadi ini tidak dapat memanggil angin dan memerintahkan hujan, tetapi Dia dapat memanggil Roh Tuhan untuk melakukan pekerjaan yang mengguncangkan langit dan bumi, membuat manusia benar-benar terkecoh. Secara lahiriah, engkau semua tampak sangat taat kepada Kristus yang di bumi ini, tetapi pada hakikatnya, engkau tidak memiliki iman kepada-Nya, juga tidak mengasihi-Nya. Dengan kata lain, pribadi yang sebenarnya kaupercayai adalah Tuhan yang samar yang ada dalam perasaanmu, dan pribadi yang sebenarnya kaukasihi adalah Tuhan yang kaurindukan siang dan malam, tetapi yang tidak pernah kaulihat secara langsung. Terhadap Kristus ini, imanmu sangat kecil, dan kasihmu tidak ada apa-apanya. Iman berarti keyakinan dan kepercayaan, kasih berarti pemujaan dan kekaguman di dalam hati seseorang, keduanya tidak pernah bterpisah. Namun, iman dan kasihmu kepada Kristus yang sekarang ini sangat kurang akan hal ini. Dalam hal iman, bagaimanakah engkau beriman kepada-Nya? Dalam hal kasih, dengan cara apakah engkau mengasihi-Nya? Engkau semua sama sekali tidak memiliki pemahaman tentang watak-Nya, apalagi mengetahui hakikat-Nya, jadi bagaimana engkau beriman kepada-Nya? Di manakah kenyataan imanmu kepada-Nya? Bagaimana engkau mengasihi-Nya? Di mana kenyataan kasihmu untuk-Nya?
Banyak orang telah mengikut Aku tanpa keraguan sampai saat ini. Demikian pula, engkau semua telah mengalami banyak kelelahan selama beberapa tahun terakhir. Karakter bawaan dan kebiasaanmu masing-masing telah Kupahami dengan sangat jelas; berinteraksi denganmu semua sangatlah sulit. Sayangnya, meskipun Aku telah memahami banyak tentang dirimu, engkau semua tidak memahami apa pun tentang diri-Ku. Tak heran orang mengatakan engkau semua terkecoh oleh tipu daya seseorang pada saat yang membingungkan. Memang, engkau semua tidak memahami apa pun tentang watak-Ku, apalagi menyelami apa yang ada di dalam pikiran-Ku. Sekarang, kesalahpahamanmu mengenai Diri-Ku semakin besar, dan imanmu kepada-Ku tetap merupakan iman yang diliputi keraguan. Alih-alih mengatakan bahwa engkau semua beriman kepada-Ku, akan lebih tepat mengatakan bahwa engkau semua hanya berusaha menjilat untuk memperoleh perkenanan-Ku dan mencari muka kepada-Ku. Motifmu sangat sederhana: aku akan mengikuti siapa pun yang dapat memberiku upah, dan aku akan memercayai siapa pun yang dapat meluputkan aku dari bencana besar, entah dia adalah Tuhan atau Tuhan yang mana pun. Yang mana pun jadi, aku tak peduli. Ada banyak orang semacam itu di antaramu, dan keadaan ini sangat serius. Jika, suatu hari, ada sebuah ujian diberikan untuk melihat seberapa banyak di antaramu yang beriman kepada Kristus karena pemahaman tentang hakikat-Nya, Aku khawatir tak seorang pun dari antaramu yang akan memuaskan-Ku. Jadi, tidak ada salahnya bagi setiap orang di antaramu untuk merenungkan pertanyaan ini: Tuhan yang kaupercayai sangat berbeda dengan diri-Ku, dan karena itu, apa esensi imanmu kepada Tuhan? Semakin engkau percaya kepada Tuhan yang ada dalam bayanganmu, semakin jauh engkau menyimpang dari-Ku. Lalu apa inti dari masalah ini? Aku yakin tak seorang pun dari antaramu pernah merenungkan pertanyaan seperti itu, tetapi pernahkah keseriusan masalah ini terpikirkan olehmu? Sudahkah engkau memikirkan konsekuensinya apabila terus percaya dengan cara ini?
Dikutip dari "Cara Mengenal Tuhan yang di Bumi" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"
Firman Tuhan Harian: Kutipan 320
Aku sangat menghargai orang-orang yang tidak menaruh curiga terhadap orang lain, dan Aku juga sangat menyukai mereka yang siap menerima kebenaran; terhadap kedua jenis manusia ini Aku menunjukkan perhatian yang besar, karena di mata-Ku mereka adalah orang-orang yang jujur. Jika engkau adalah orang yang curang, engkau akan selalu waspada dan curiga terhadap semua orang dan segala hal, dan dengan demikian imanmu kepada-Ku akan dibangun di atas dasar kecurigaan. Aku tidak pernah bisa membenarkan iman seperti ini. Tanpa memiliki iman yang sejati, engkau bahkan lebih tidak memiliki kasih sejati. Dan jika engkau cenderung meragukan Tuhan dan berspekulasi tentang diri-Nya sesuka hatimu, maka tak diragukan lagi, engkau adalah orang yang paling curang di antara manusia. Engkau memikirkan apakah Tuhan dapat menjadi seperti manusia atau tidak: penuh dosa yang tak terampuni, berpikiran picik, tak memliki kejujuran dan nalar, kurang memiliki rasa keadilan, penuh dengan taktik yang kejam, pengkhianat dan licik, serta senang dengan kejahatan dan kegelapan, dan sebagainya. Bukankah alasan manusia memiliki pemikiran seperti itu karena mereka sama sekali tidak memiliki pengenalan akan Tuhan? Iman seperti ini adalah sama dengan dosa! Bahkan ada beberapa orang yang meyakini bahwa orang-orang yang menyenangkan-Ku tidak lain adalah para penyanjung dan penjilat, dan bahwa mereka yang tidak memiliki kemampuan seperti ini tidak akan diterima di rumah Tuhan dan akan kehilangan tempat mereka di sana. Apakah hanya ini pengenalan yang telah kauperoleh selama bertahun-tahun? Apakah ini yang telah kauperoleh? Dan pengenalanmu tentang diri-Ku tidak berhenti pada kesalahpahaman ini; yang bahkan lebih buruk lagi adalah penghujatanmu terhadap Roh Tuhan dan fitnah terhadap surga. Inilah sebabnya Kukatakan bahwa iman seperti imanmu hanya akan menyebabkan engkau semua menyimpang lebih jauh dari-Ku dan semakin menentang-Ku. Selama bertahun-tahun bekerja, engkau semua telah melihat banyak kebenaran, tetapi apakah engkau tahu apa yang kedengaran di telinga-Ku? Berapa banyak di antaramu yang bersedia menerima kebenaran? Engkau semua percaya bahwa engkau bersedia membayar harga untuk kebenaran, tetapi berapa banyak dari antaramu yang telah benar-benar menderita bagi kebenaran? Tidak ada apa pun selain ketidakbenaran di dalam hatimu, yang membuat engkau semua percaya bahwa setiap orang, siapa pun mereka, sama curangnya dan bengkoknya—sampai pada titik di mana engkau bahkan percaya bahwa Tuhan yang berinkarnasi bisa, seperti manusia biasa, tidak memiliki hati yang baik atau kasih yang penuh kebajikan. Terlebih lagi, engkau semua percaya bahwa karakter yang mulia serta sifat yang penuh belas kasihan dan kemurahan hanya ada di dalam diri Tuhan yang di surga. Engkau semua percaya bahwa orang kudus semacam itu tidak ada, dan hanya kegelapan dan kejahatan yang menguasai bumi, sementara Tuhan adalah sosok yang dengannya manusia memercayakan kerinduan mereka untuk hal-hal yang baik dan indah, sosok legendaris yang direkayasa oleh mereka. Dalam pikiranmu, Tuhan yang di surga sangat layak dihormati, benar, dan agung, layak disembah dan dikagumi; sedangkan Tuhan yang di bumi ini hanyalah tokoh pengganti, dan alat, dari Tuhan yang di surga. Engkau percaya Tuhan ini tidak dapat disetarakan dengan Tuhan yang di surga, apalagi dibandingkan dengan-Nya. Dalam hal keagungan dan kehormatan Tuhan, itu adalah milik kemuliaan Tuhan yang di surga, tetapi dalam hal natur dan kerusakan manusia, itu adalah ciri-ciri yang menjadi bagian dari Tuhan yang di bumi. Tuhan yang di surga selamanya mulia, sedangkan Tuhan yang di bumi selamanya tidak penting, lemah, dan tidak kompeten. Tuhan yang di surga tidak dikuasai emosi, hanya dikuasai kebenaran, sedangkan Tuhan yang di bumi hanya memiliki motif yang egois dan sama sekali tidak memiliki keadilan atau nalar. Tuhan yang di surga tidak sedikit pun memiliki kebengkokan dan selamanya setia, sedangkan Tuhan yang di bumi selalu memiliki sisi tidak jujur. Tuhan yang di surga sangat mengasihi manusia, sedangkan Tuhan yang di bumi tidak memadai dalam menunjukkan kepedulian-Nya kepada manusia, bahkan mengabaikannya sepenuhnya. Pengenalan yang keliru ini telah lama tersimpan di dalam hatimu dan mungkin juga akan terus berlanjut di masa depan. Engkau semua memandang semua perbuatan Kristus dari sudut pandang orang jahat dan mengevaluasi semua pekerjaan-Nya, serta identitas dan hakikat-Nya, dari sudut pandang orang jahat. Engkau semua telah membuat kesalahan besar dan melakukan apa yang belum pernah dilakukan oleh mereka yang datang sebelum dirimu. Artinya, engkau semua hanya melayani Tuhan yang mulia di surga yang mengenakan mahkota di atas kepalan-Nya dan tidak pernah terlibat dengan Tuhan yang kauanggap remeh sehingga Dia tidak terlihat olehmu. Bukankah ini adalah dosamu? Bukankah ini adalah contoh klasik tentang pelanggaranmu terhadap watak Tuhan? Engkau semua menyembah Tuhan yang di surga. Engkau memuja pribadi-pribadi mulia dan menghormati orang-orang yang terkenal karena kefasihan bicara mereka. Engkau dengan senang hati diperintah oleh Tuhan yang memenuhi tanganmu dengan kekayaan, dan sangat mendambakan Tuhan yang dapat memenuhi setiap keinginanmu. Satu-satunya Pribadi yang tidak engkau sembah adalah Tuhan yang tidak mulia ini; satu-satunya hal yang kaubenci adalah bergaul dengan Tuhan ini yang tidak dapat dipandang oleh manusia mana pun. Satu-satunya hal yang tidak ingin kaulakukan adalah melayani Tuhan yang tidak pernah memberimu satu sen pun ini, dan satu-satunya Pribadi yang tidak mampu membuatmu merindukan-Nya adalah Tuhan yang tidak menyenangkan ini. Tuhan seperti ini tidak dapat membuatmu mampu memperluas wawasanmu, membuatmu merasa seolah-olah telah menemukan harta karun, apalagi memenuhi keinginanmu. Lalu, mengapa engkau mengikut Dia? Pernahkah engkau memikirkan pertanyaan seperti ini? Apa yang kaulakukan tidak hanya menyinggung Kristus ini; yang lebih penting lagi, itu menyinggung Tuhan yang di surga. Menurut-Ku, ini bukanlah tujuan imanmu kepada Tuhan!
Dikutip dari "Cara Mengenal Tuhan yang di Bumi" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"
Firman Tuhan Harian: Kutipan 321
Engkau semua merindukan Tuhan bersuka di dalam dirimu, tetapi engkau sangat jauh dari Tuhan. Apa masalahnya di sini? Engkau semua hanya menerima firman-Nya, tetapi tidak mau menerima penanganan atau pemangkasan-Nya, apalagi bisa menerima setiap pengaturan-Nya, memiliki iman yang utuh kepada-Nya. Lalu, apa masalahnya di sini? Dalam analisis terakhir, imanmu adalah cangkang telur kosong yang tidak akan pernah dapat menetaskan anak ayam. Karena imanmu tidak menghasilkan kebenaran atau memberimu kehidupan, melainkan telah memberimu khayalan tentang rezeki dan pengharapan. Rezeki dan pengharapan inilah yang menjadi tujuanmu percaya kepada Tuhan, bukan kebenaran dan kehidupan. Oleh karena itu Kukatakan bahwa perjalanan imanmu kepada Tuhan tidak lain adalah berusaha menjilat Tuhan melalui penghambaan palsu dan rasa tidak tahu malu, dan sama sekali tidak dapat dianggap sebagai iman yang sejati. Bagaimana mungkin anak ayam dilahirkan dari iman seperti ini? Dengan kata lain, apa yang bisa dicapai iman seperti ini? Tujuan imanmu kepada Tuhan adalah memanfaatkan Dia untuk mencapai tujuanmu sendiri. Bukankah ini merupakan fakta pelanggaranmu terhadap watak Tuhan? Engkau semua percaya akan keberadaan Tuhan yang di surga dan menyangkali keberadaan Tuhan yang di bumi, tetapi Aku tidak menerima pandanganmu; Aku hanya memuji orang-orang yang tetap teguh dan melayani Tuhan di bumi, tetapi tidak pernah memuji mereka yang tidak pernah mengakui Kristus yang ada di bumi. Betapa pun setianya orang-orang semacam itu kepada Tuhan yang di surga, pada akhirnya mereka tidak akan luput dari tangan-Ku yang menghukum orang jahat. Orang-orang ini adalah orang jahat; mereka adalah orang-orang jahat yang menentang Tuhan dan tidak pernah dengan senang hati menaati Kristus. Tentu saja, termasuk di antara mereka adalah semua orang yang tidak mengenal dan, lebih jauh lagi, tidak mengakui Kristus. Apakah engkau menganggap bahwa engkau dapat bertindak sesuka hatimu terhadap Kristus selama engkau setia kepada Tuhan yang di surga? Salah! Ketidakpedulianmu terhadap Kristus adalah ketidakpedulian terhadap Tuhan yang di surga. Betapa pun setianya engkau kepada Tuhan yang di surga, itu hanya omong kosong dan kepura-puraan, karena Tuhan yang di bumi tidak hanya penting bagi manusia untuk menerima kebenaran dan pengetahuan yang lebih mendalam, tetapi lebih dari itu, Tuhan yang di bumi berperan penting dalam penghukuman terhadap manusia dan sesudahnya dalam menangkap fakta untuk menghukum orang jahat. Sudahkah engkau memahami kesudahan yang mendatangkan manfaat dan yang membahayakan di sini? Sudahkah engkau mengalaminya? Aku berharap suatu hari nanti engkau semua akan memahami kebenaran ini: untuk mengenal Tuhan, engkau bukan saja harus mengenal Tuhan yang di surga tetapi, lebih penting lagi, Tuhan yang di bumi. Jangan salah menentukan prioritasmu atau membiarkan yang sekunder menggantikan yang utama. Hanya dengan cara inilah engkau dapat benar-benar membangun hubungan yang baik dengan Tuhan, menjadi semakin dekat kepada Tuhan, dan membawa hatimu semakin dekat kepada-Nya. Jika engkau telah beriman selama bertahun-tahun dan telah lama bergaul dengan-Ku, tetapi tetap jauh dari-Ku, Kukatakan itu pasti karena engkau sering menyinggung watak Tuhan, dan kesudahanmu akan sangat sulit untuk diperhitungkan. Jika bertahun-tahun bergaul dengan-Ku tidak hanya gagal mengubahmu menjadi orang yang memiliki kemanusiaan dan kebenaran, tetapi malah menanamkan jalan-jalanmu yang jahat ke dalam naturmu, dan engkau tidak hanya memiliki kecongkakan dua kali lipat lebih banyak dibandingkan sebelumnya, tetapi kesalahpahamanmu tentang diri-Ku juga berlipat ganda, sehingga engkau menganggap-Ku sebagai kaki tanganmu, maka Kukatakan bahwa penyakitmu tidak lagi di permukaan kulit, tetapi telah menembus tulangmu. Yang tersisa hanyalah menunggu dibuatnya pengaturan untuk pemakamanmu. Engkau tidak perlu memohon kepada-Ku untuk menjadi Tuhanmu saat itu, karena engkau telah melakukan dosa yang layak mendapatkan kematian, dosa yang tak terampuni. Bahkan seandainya Aku dapat berbelas kasihan kepadamu, Tuhan yang di surga akan bersikeras untuk mengambil nyawamu, karena pelanggaranmu terhadap watak Tuhan bukanlah masalah sepele, tetapi masalah yang sangat serius. Apabila waktunya tiba, jangan salahkan Aku karena tidak memberitahukannya kepadamu terlebih dahulu. Semuanya kembali ke hal ini: jika engkau bergaul dengan Kristus—Tuhan yang di bumi—sebagai manusia biasa, yaitu ketika kaupercaya bahwa Tuhan ini hanyalah manusia, pada saat itulah engkau akan binasa. Inilah satu-satunya peringatan-Ku bagi engkau semua.
Dikutip dari "Cara Mengenal Tuhan yang di Bumi" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"
Firman Tuhan Harian: Kutipan 322
Dalam diri manusia, hanya ada kata iman yang tak pasti, tetapi manusia tidak tahu apa yang membentuk iman, apalagi alasan mengapa mereka beriman. Manusia memahami terlalu sedikit, dan manusia itu sendiri terlalu kurang; iman mereka kepada-Ku adalah iman yang tanpa berpikir dan tanpa berpengetahuan. Meskipun mereka tidak tahu apa itu iman atau mengapa mereka beriman kepada-Ku, mereka terus saja percaya kepada-Ku secara obsesif. Yang Kuminta dari manusia bukan semata supaya mereka secara obsesif memanggil-Ku dengan cara ini atau memercayai-Ku dengan cara asal-asalan, karena pekerjaan yang Kulakukan bertujuan agar manusia dapat melihat-Ku dan mengenal-Ku, bukan supaya manusia terkesan dan memandang-Ku dengan cara yang baru. Aku pernah mengadakan banyak tanda dan mukjizat serta melakukan banyak keajaiban, dan orang Israel pada masa itu menunjukkan kekaguman yang besar terhadap-Ku dan sangat menghormati kemampuan-Ku yang luar biasa untuk menyembuhkan orang sakit dan mengusir setan. Pada saat itu, orang-orang Yahudi berpikir bahwa kuasa penyembuhan-Ku hebat dan luar biasa—dan karena perbuatan-Ku yang banyak itu, mereka semua menghormati-Ku, dan merasakan kekaguman yang besar oleh karena semua kuasa-Ku. Jadi, semua orang yang melihat-Ku melakukan mukjizat mengikuti-Ku secara dekat, sampai ribuan orang mengelilingi-Ku untuk menyaksikan Aku menyembuhkan orang sakit. Aku mengadakan begitu banyak tanda dan mukjizat, tetapi manusia hanya menganggap-Ku tabib yang hebat; Aku juga telah mengucapkan banyak firman pengajaran bagi orang-orang pada masa itu, tetapi mereka hanya menganggap-Ku sebagai seorang guru yang lebih baik daripada murid-murid-Nya. Bahkan sekarang pun, setelah manusia melihat catatan sejarah pekerjaan-Ku, penafsiran mereka masihlah bahwa Aku ini tabib hebat yang menyembuhkan orang sakit dan guru bagi orang yang tak berpengetahuan, dan mereka telah mendefinisikan Aku sebagai Tuhan Yesus Kristus yang penuh belas kasihan. Mereka yang menafsirkan Kitab Suci mungkin telah melampaui keterampilan-Ku dalam menyembuhkan, atau bahkan merupakan murid-murid yang kini telah melampaui guru mereka, tetapi orang-orang yang begitu termasyhur itu, yang namanya dikenal di seluruh dunia, menganggap-Ku sedemikian rendah hanya sebagai seorang tabib. Perbuatan-perbuatan-Ku lebih banyak daripada butiran pasir di pantai, dan hikmat-Ku melampaui semua keturunan Salomo, tetapi manusia hanya menganggap-Ku sebagai tabib yang tak berarti dan guru manusia yang tak dikenal! Begitu banyak orang percaya kepada-Ku hanya agar Aku dapat menyembuhkan mereka. Begitu banyak orang percaya kepada-Ku hanya agar Aku dapat menggunakan kuasa-Ku untuk mengusir roh-roh najis dari tubuh mereka, dan begitu banyak orang percaya kepada-Ku hanya supaya mereka dapat menerima damai dan sukacita dari-Ku. Begitu banyak orang percaya kepada-Ku hanya untuk menuntut lebih banyak kekayaan materi dari-Ku. Begitu banyak orang percaya kepada-Ku hanya untuk menjalani hidup ini dengan damai dan agar aman dan selamat di dunia yang akan datang. Begitu banyak orang percaya kepada-Ku untuk menghindari penderitaan neraka dan menerima berkat-berkat surga. Begitu banyak orang percaya kepada-Ku hanya demi kenyamanan sementara, tetapi tidak berusaha memperoleh apa pun dari dunia yang akan datang. Saat Aku menjatuhkan murka-Ku ke atas manusia dan mengambil semua sukacita dan damai yang pernah mereka miliki, manusia menjadi bimbang. Saat Aku memberi kepada manusia penderitaan neraka dan menarik kembali berkat-berkat surga, rasa malu manusia berubah menjadi amarah. Saat manusia meminta-Ku untuk menyembuhkan mereka, Aku tidak memedulikan dan merasakan kebencian terhadap mereka; manusia meninggalkan-Ku untuk mencari cara pengobatan lewat perdukunan dan ilmu sihir. Saat Aku mengambil semua yang telah manusia tuntut dari-Ku, semua orang menghilang tanpa jejak. Maka dari itu, Aku berkata bahwa manusia beriman kepada-Ku karena Aku memberi terlalu banyak kasih karunia, dan ada terlalu banyak yang bisa didapatkan. Orang-orang Yahudi percaya kepada-Ku karena kasih karunia-Ku dan mengikuti-Ku ke mana pun Aku pergi. Orang-orang bodoh yang terbatas pengetahuan dan pengalamannya ini hanya berusaha melihat tanda-tanda dan mukjizat yang Kuadakan. Mereka menganggap-Ku sebagai kepala keluarga bangsa Yahudi yang dapat melakukan keajaiban-keajaiban terhebat. Jadi, saat Aku mengusir setan dari manusia, itu menimbulkan banyak pembicaraan di antara mereka: mereka berkata bahwa Aku ini Elia, bahwa Aku ini Musa, bahwa Aku adalah yang tertua di antara semua nabi, bahwa Aku adalah yang terhebat di antara semua tabib. Selain Aku sendiri yang berkata bahwa Akulah jalan, kebenaran, dan hidup, tak seorang pun dapat mengetahui keberadaan-Ku atau identitas-Ku. Selain Aku sendiri yang berkata bahwa surga adalah tempat tinggal Bapa-Ku, tak seorang pun tahu bahwa Akulah Anak Tuhan, dan juga Tuhan itu sendiri. Selain Aku sendiri yang berkata bahwa Aku akan membawa penebusan bagi seluruh umat manusia dan menebus umat manusia, tak seorang pun tahu bahwa Akulah Sang Penebus umat manusia, dan manusia hanya mengenal-Ku sebagai manusia yang baik hati dan penuh belas kasihan. Dan selain Aku sendiri yang mampu menjelaskan segala hal mengenai diri-Ku, tak seorang pun mengenal-Ku, dan tak seorang pun percaya bahwa Aku adalah Anak Tuhan yang hidup. Seperti itulah iman orang kepada-Ku, dan cara mereka mencoba menipu-Ku. Bagaimana mereka bisa memberikan kesaksian tentang-Ku jika mereka memiliki pandangan seperti itu mengenai diri-Ku?
Dikutip dari "Apa yang Kauketahui tentang Iman?" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"
Firman Tuhan Harian: Kutipan 323
Orang-orang sudah lama percaya kepada Tuhan, tetapi kebanyakan dari mereka tidak memiliki pemahaman tentang arti kata "Tuhan," dan hanya mengikuti dengan bingung. Mereka tidak mengerti sebenarnya mengapa manusia harus percaya kepada Tuhan, atau siapa Tuhan itu. Jika orang hanya tahu untuk percaya dan mengikuti Tuhan, tetapi tidak tahu siapa Tuhan itu, dan jika mereka juga tidak mengenal Tuhan, bukankah ini hanyalelucon yang sangat konyol? Meskipun, setelah sampai sejauh ini, orang-orang telah menyaksikan banyak misteri surgawi, dan telah mendengar banyak pengetahuan mendalam yang tidak pernah dipahami manusia sebelumnya, mereka tidak mengetahui banyak kebenaran yang paling mendasar, yang belum pernah direnungkan manusia sebelumnya. Sebagian orang mungkin berkata, "Kami telah percaya kepada Tuhan selama bertahun-tahun. Bagaimana mungkin kami tidak tahu siapa Tuhan itu? Bukankah pertanyaan ini meremehkan kami?" Namun kenyataannya, meskipun orang mengikuti Aku sekarang ini, mereka tidak mengetahui apa pun tentang pekerjaan zaman sekarang, dan gagal memahami pertanyaan yang bahkan paling jelas dan mudah, apalagi pertanyaan yang sangat rumit seperti pertanyaan tentang Tuhan. Ketahuilah bahwa pertanyaan yang tidak engkau pedulikan, yang belum engkau kenali, adalah pertanyaan terpenting yang harus engkau pahami, karena engkau hanya tahu mengikuti arus, tidak memperhatikan dan tidak peduli mengenai dengan apakah engkau seharusnya memperlengkapi dirimu. Apakah engkau benar-benar tahu mengapa engkau harus beriman kepada Tuhan? Apakah engkau benar-benar tahu siapa Tuhan itu? Apakah engkau benar-benar tahu siapa manusia itu? Sebagai seseorang yang beriman kepada Tuhan, jika engkau gagal memahami hal-hal ini, bukankah engkau kehilangan martabat sebagai seorang yang percaya kepada Tuhan? Pekerjaan-Ku sekarang adalah ini: membuat orang memahami esensi mereka, memahami semua yang Kukerjakan, dan mengenal wajah Tuhan yang sebenarnya. Inilah tindakan akhir dari rencana pengelolaan-Ku, tahap terakhir dari pekerjaan-Ku. Itulah sebabnya, Aku memberitahukan kepadamu semua misteri kehidupan terlebih dahulu, sehingga engkau semua dapat menerima semua itu dari-Ku. Karena ini adalah pekerjaan di zaman terakhir, Aku harus memberitahukan kepadamu semua kehidupan kebenaran yang belum pernah bersedia engkau terima sebelumnya, sekalipun engkau semua tidak mampu memahaminya atau memikulnya, karena engkau benar-benar terlalu kurang memadai dan terlalu kurang diperlengkapi. Aku akan mengakhiri pekerjaan-Ku; Aku akan menyelesaikan pekerjaan yang harus Kulakukan, dan akan memberitahukan kepadamu semua yang telah Kuamanatkan kepadamu, jangan sampai engkau kembali menyimpang dan jatuh karena tipu daya si jahat saat kegelapan turun. Ada banyak cara yang tidak engkau pahami, banyak hal yang tidak engkau ketahui. Engkau semua sangat bodoh; Aku tahu benar tingkat pertumbuhanmu dan kekuranganmu. Oleh karena itu, sekalipun ada banyak firman yang tidak sanggup engkau semua pahami, Aku masih bersedia memberitahukan kepadamu semua kebenaran yang belum pernah bersedia engkau terima sebelumnya, karena Aku terus merisaukan apakah, dengan tingkat pertumbuhanmu saat ini, engkau mampu berdiri teguh dalam kesaksianmu tentang Aku. Bukan berarti Aku meremehkanmu; engkau semua adalah binatang buas yang masih harus menjalani pelatihan resmi-Ku, dan Aku sama sekali tidak dapat melihat seberapa besar kemuliaan yang ada dalam dirimu. Sekalipun Aku telah menghabiskan banyak energi untuk bekerja dalam dirimu, unsur-unsur positif dalam dirimu tampaknya hampir tidak ada, dan unsur-unsur negatif dapat dihitung dengan jari dan berfungsi hanya sebagai kesaksian untuk mempermalukan Iblis. Hampir semua hal lain yang ada di dalam dirimu adalah racun Iblis. Bagi-Ku engkau semua sepertinya tidak dapat diselamatkan. Sebagaimana keadaan sekarang, Aku melihat berbagai ekspresi dan sikapmu, dan akhirnya, Aku tahu tingkat pertumbuhanmu yang sebenarnya. Itulah sebabnya Aku terus merisaukanmu: jika dibiarkan sendiri untuk menjalani hidup mereka, akankah keadaan manusia benar-benar menjadi lebih baik ataukah sama saja dengan keadaan mereka saat ini? Apakah tingkat pertumbuhanmu yang masih kanak-kanak tidak membuatmu cemas? Dapatkah engkau semua benar-benar menjadi seperti umat pilihan Israel—setia kepada-Ku, dan hanya kepada-Ku, setiapsaat? Apa yang tersingkap dalam dirimu bukanlah kenakalan anak-anak yang melarikan diri dari orang tua mereka, melainkan kebengisan yang menyembur dari binatang yang berada di luar jangkauan cambuk tuan mereka. Engkau semua harus mengetahui naturmu, yang juga merupakan kelemahan yang sama-sama engkau semua miliki; itu adalah penyakit yang umum bagi engkau semua. Jadi, satu-satunya nasihat-Ku kepadamu sekarang adalah agar engkau berdiri teguh dalam kesaksianmu tentang Aku. Dalam keadaan apa pun, jangan biarkan penyakit lama kambuh lagi. Memberi kesaksian adalah hal yang paling penting—itulah inti dari pekerjaan-Ku. Engkau semua harus menerima firman-Ku sama seperti Maria menerima wahyu Yahweh yang menampakkan diri kepadanya lewat mimpi; yaitu dengan percaya, dan kemudian taat. Hanya ini yang memenuhi syarat untuk menjadikudus. Karena engkau semua adalah orang-orang yang paling banyak mendengar firman-Ku, yang paling diberkati oleh-Ku. Aku telah memberikan kepadamu semua milik-Ku yang sangat berharga, Aku telah menganugerahkan segala sesuatu kepadamu, tetapi statusmu jauh berbeda dengan status umat Israel; benar-benar seperti langit dan bumi. Namun, dibandingkan dengan mereka, engkau semua telah menerima jauh lebih banyak; sementara mereka sangat menunggu penampakan-Ku, engkau semua melewatkan hari-hari yang menyenangkan bersama-Ku, berbagikekayaan-Ku. Dengan perbedaan seperti ini, apa hakmu bersungut-sungut dan berbantah dengan-Ku dan menuntut bagianmu atas milik-Ku? Apakah engkau semua belum menerima banyak? Aku sudah memberimu begitu banyak, tetapi yang engkau semua berikan kepada-Ku sebagai balasannya hanyalah kesedihan dan kecemasan yang menghancurkan hati, dan kebencian serta ketidakpuasan yang tak tertahankan. Engkau semua begitu menjijikkan—tetapi juga kasihan, jadi, Aku tidak punya pilihan selain menelan semua kebencian-Ku dan menyuarakan keberatan-Ku terhadapmu berulang kali. Selama ribuan tahun bekerja, Aku tidak pernah memprotes umat manusia karena Aku telah mendapati bahwa, sepanjang perkembangan umat manusia, hanya tipu dayalah yang menjadi paling terkenal di antara engkau semua, bagaikan warisan berharga yang ditinggalkan kepadamu oleh para leluhur yang termasyhur dari zaman dahulu. Betapa Aku membenci para babi dan anjing yang tidak manusiawi itu. Engkau semua terlalu tidak berhati nurani! Karaktermu terlalu hina! Hatimu terlalu keras! Jika Aku mengalihkan firman-Ku dan pekerjaan-Ku ini kepada orang-orang Israel, Aku sudah mendapatkan kemuliaan dari sejak lama. Namun, di antara engkau semua, ini tak mungkin tercapai; di antaramu, yang ada hanya pengabaian yang kejam, sikap dinginmu, dan dalih-dalihmu. Engkau semua terlalu tidak berperasaan dan benar-benar tidak berharga!
Dikutip dari "Bagaimanakah Pemahamanmu tentang Tuhan?" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"
Firman Tuhan Harian: Kutipan 324
Sekarang engkau semua seharusnya sudah mengerti apa arti sebenarnya beriman kepada Tuhan. Arti beriman kepada Tuhan yang sebelumnya Aku bicarakan berkaitan dengan jalan masukmu yang positif. Hari ini berbeda: pada hari ini Aku ingin menganalisis hakikat dari imanmu kepada Tuhan. Tentu saja, ini membimbingmu dari aspek negatif; jika Aku tidak melakukannya, engkau semua tidak akan pernah mengenal dirimu yang sebenarnya dan akan selamanya menyombongkan kesalehan dan kesetiaanmu. Dengan kata lain, jika Aku tidak menyingkapkan keburukan di kedalaman hatimu, engkau masing-masing akan menaruh mahkota di atas kepalamu dan memberikan semua kemuliaan bagi dirimu sendiri. Naturmu yang congkak dan sombong mendorongmu untuk mengkhianati hati nuranimu sendiri, untuk memberontak dan menentang Kristus, dan menyingkapkan keburukanmu, sehingga dengan demikian menyingkapkan niat, gagasan, keinginanmu yang berlebihan, dan matamu yang penuh dengan keserakahan. Namun, engkau semua terus saja mengoceh tentang hasrat seumur hidupmu bagi pekerjaan Kristus, dan terus mengulang-ulang kebenaran yang dahulu kala diucapkan oleh Kristus. Inilah "iman"-mu—inilah "iman tanpa ketidakmurnian"-mu. Selama ini Aku telah menentukan standar yang ketat untuk manusia. Jika kesetiaanmu disertai niat dan persyaratan, Aku lebih baik tidak memiliki apa yang engkau sebut sebagai kesetiaan, karena Aku membenci mereka yang menipu-Ku melalui niat mereka dan memeras-Ku dengan persyaratan mereka. Aku hanya berharap agar manusia sepenuhnya setia kepada-Ku, dan melakukan segala sesuatu demi dan untuk membuktikan—satu kata ini: iman. Aku membenci penggunaan kata-kata manismu untuk berusaha membuat-Ku bersukacita, karena Aku selalu memperlakukanmu dengan penuh ketulusan, jadi Aku ingin engkau semua juga bertindak dengan iman yang sejati terhadap-Ku. Dalam soal iman, banyak orang mungkin berpikir bahwa mereka mengikuti Tuhan karena mereka memiliki iman, jika tidak, mereka tidak akan menanggung penderitaan semacam itu. Maka, Aku tanyakan ini kepadamu: jika engkau percaya akan keberadaan Tuhan, mengapa engkau tidak menghormati Dia? Jika engkau percaya akan keberadaan Tuhan, mengapa engkau tidak memiliki sedikit pun takut akan Tuhan di dalam hatimu? Engkau menerima bahwa Kristus adalah inkarnasi Tuhan, jadi mengapa engkau memandang rendah diri-Nya? Mengapa engkau bertindak begitu tidak hormat terhadap-Nya? Mengapa engkau secara terbuka menghakimi Dia? Mengapa engkau selalu mengintai gerak-gerik-Nya? Mengapa engkau tidak tunduk pada pengaturan-Nya? Mengapa engkau tidak bertindak sesuai dengan firman-Nya? Mengapa engkau berusaha memeras dan merampok persembahan bagi-Nya? Mengapa engkau berbicara mengatasnamakan Kristus? Mengapa engkau menilai apakah pekerjaan-Nya dan firman-Nya itu benar? Mengapa engkau berani menghujat Dia di belakang-Nya? Apakah hal-hal seperti inilah yang merupakan imanmu?
Dalam perkataan dan perilakumu tersingkap unsur-unsur ketidakpercayaanmu kepada Kristus. Ketidakpercayaan meresapi motif dan tujuan semua hal yang engkau lakukan. Bahkan perasaan yang memancar keluar dari sorot matamu pun mengandung ketidakpercayaan kepada Kristus. Dapat dikatakan di setiap menitnya, engkau semua masing-masing menyembunyikan unsur-unsur ketidakpercayaan dalam dirimu. Ini berarti bahwa, setiap saat, engkau semua berada dalam bahaya mengkhianati Kristus, karena darah yang mengalir di dalam tubuhmu diresapi dengan ketidakpercayaan kepada Tuhan yang berinkarnasi. Oleh karena itu, Kukatakan bahwa jejak langkah yang engkau semua tinggalkan di jalan imanmu kepada Tuhan tidaklah nyata; pada saat engkau semua menempuh jalan imanmu kepada Tuhan, engkau tidak menjejakkan kakimu kuat-kuat di tanah—engkau sekadar melakukannya asal-asalan. Engkau semua tidak pernah sepenuhnya memercayai firman yang Kristus ucapkan dan tidak mampu untuk segera menerapkannya. Inilah alasan mengapa engkau semua tidak memiliki iman kepada Kristus. Selalu memiliki gagasan tentang Dia adalah alasan lain mengapa engkau semua tidak memiliki iman kepada-Nya. Selamanya bersikap skeptis tentang pekerjaan Kristus, membiarkan perkataan Kristus didengar oleh telinga yang tuli, memiliki pendapat sendiri tentang pekerjaan apa pun yang dilakukan oleh Kristus dan tidak mampu untuk memahami pekerjaan ini dengan benar, kesulitan untuk mengesampingkan gagasanmu apa pun penjelasan yang engkau terima, dan seterusnya—semua ini adalah unsur ketidakpercayaan yang bercampur aduk di dalam hatimu. Meskipun engkau semua mengikuti pekerjaan Kristus dan tidak pernah ketinggalan, ada terlalu banyak pemberontakan bercampur aduk di dalam hatimu. Pemberontakan ini adalah ketidakmurnian dalam kepercayaanmu kepada Tuhan. Mungkin engkau semua tidak berpikir demikian, tetapi jika engkau tidak mampu mengenali niatmu sendiri dari dalam hal ini, engkau pasti akan termasuk di antara mereka yang akan binasa, karena Tuhan hanya menyempurnakan mereka yang benar-benar percaya kepada-Nya, bukan mereka yang bersikap skeptis terhadap-Nya, apalagi mereka semua yang dengan enggan mengikuti Dia padahal tidak pernah percaya bahwa Dia adalah Tuhan.
Dikutip dari "Apakah Engkau Benar-benar Orang yang Percaya kepada Tuhan?" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"
Firman Tuhan Harian: Kutipan 325
Sebagian orang tidak bersukacita dalam kebenaran, apalagi dalam penghakiman. Sebaliknya, mereka bersukacita dalam kekuasaan dan kekayaan; orang-orang seperti itu disebut para pencari kekuasaan. Mereka hanya mencari denominasi-denominasi di dunia yang berpengaruh dan mereka mencari para pendeta serta pengajar yang berasal dari seminari. Meskipun telah menerima jalan kebenaran, mereka hanya separuh percaya; mereka tidak mampu menyerahkan segenap hati dan pikiran mereka, mulut mereka mengatakan tentang mempersembahkan diri bagi Tuhan, tetapi mata mereka berfokus pada para pendeta dan pengajar yang termasyhur, dan mereka memandang Kristus sebelah mata. Hati mereka terpaku pada ketenaran, kemakmuran, dan kemuliaan. Mereka berpikir tidak mungkin orang yang sedemikian kecilnya mampu menaklukkan begitu banyak orang, orang yang sedemikian biasa-biasa saja mampu menyempurnakan manusia. Mereka berpikir tidak mungkin orang-orang ini yang bukan siapa-siapa di antara debu dan tumpukan kotoran adalah orang-orang Tuhan pilih. Mereka percaya jika orang-orang seperti itu adalah sasaran penyelamatan Tuhan, maka langit dan bumi akan jungkir balik dan semua orang akan tertawa terbahak-bahak. Mereka percaya jika Tuhan memilih orang-orang yang sedemikian tidak ada apa-apanya untuk disempurnakan, berarti orang-orang hebat itu akan menjadi Tuhan itu sendiri. Perspektif mereka tercemar oleh ketidakpercayaan; lebih dari sekadar tidak percaya, mereka sesungguhnya adalah binatang buas yang tidak masuk akal. Karena mereka hanya menghargai status, gengsi, dan kekuasaan, dan mereka hanya menjunjung tinggi kelompok dan denominasi yang besar. Mereka tidak sedikit pun menghargai orang-orang yang dipimpin oleh Kristus; mereka benar-benar pengkhianat yang telah berpaling dari Kristus, dari kebenaran, dan hidup.
Apa yang engkau kagumi bukanlah kerendahhatian Kristus, melainkan gembala-gembala palsu yang berkedudukan menonjol. Engkau tidak memuja keindahan ataupun hikmat Kristus, melainkan memuja orang-orang cabul yang bersekutu dengan dunia yang keji. Engkau menertawakan penderitaan Kristus yang tidak memiliki tempat untuk meletakkan kepala-Nya, tetapi mengagumi mayat-mayat yang berburu persembahan dan hidup dalam pesta pora. Engkau tidak bersedia menderita bersama Kristus, tetapi dengan senang hati pergi ke pelukan para antikristus yang sembrono itu, meskipun mereka hanya memberimu daging, kata-kata, dan kendali. Bahkan sekarang pun, hatimu masih mengarah kepada mereka, pada reputasi mereka, status mereka, dan pengaruh mereka. Dan lagi engkau terus memiliki sikap yang menganggap pekerjaan Kristus terlalu berat untuk dipahami dan engkau tidak bersedia menerimanya. Inilah mengapa Aku berkata bahwa engkau tidak memiliki iman untuk mengakui Kristus. Alasanmu mengikut Dia sampai hari ini hanyalah karena engkau tidak punya pilihan lain. Di dalam hatimu, selamanya menjulang banyak gambaran mulia; engkau tidak dapat melupakan setiap kata dan perbuatan mereka, juga perkataan serta tangan mereka yang berpengaruh. Di dalam hatimu, mereka selamanya agung dan selamanya pahlawan. Namun tidaklah demikian bagi Kristus zaman sekarang. Di dalam hatimu, Dia selamanya tidak penting, dan selamanya tidak layak untuk dihormati. Karena Dia terlalu biasa, pengaruhnya terlalu kecil, dan jauh dari mulia.
Bagaimanapun juga, Aku mengatakan bahwa semua orang yang tidak menghargai kebenaran adalah orang-orang tidak percaya dan pengkhianat kebenaran. Orang-orang seperti itu tidak akan pernah menerima perkenanan Kristus. Sudahkah engkau sekarang mengetahui seberapa banyak ketidakpercayaan yang ada dalam dirimu, dan seberapa banyak pengkhianatan terhadap Kristus yang ada dalam dirimu? Dengan demikian, Aku menasihatimu: karena engkau telah memilih jalan kebenaran, maka engkau harus mengabdikan dirimu sepenuh hati; jangan bimbang atau setengah hati. Engkau harus memahami bahwa Tuhan bukanlah milik dunia atau siapa pun, melainkan milik semua orang yang benar-benar percaya kepada-Nya, semua orang yang menyembah-Nya, dan semua orang yang mengabdikan diri serta setia kepada-Nya.
Dikutip dari "Apakah Engkau Benar-benar Orang yang Percaya kepada Tuhan?" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"
Firman Tuhan Harian: Kutipan 326
Dalam iman mereka, manusia berusaha untuk membuat Tuhan memberi mereka tempat tujuan yang layak dan segala anugerah yang mereka butuhkan, untuk menjadikan Tuhan hamba mereka, agar Tuhan memelihara hubungan yang damai dan bersahabat dengan mereka, sehingga kapan pun, tidak akan pernah ada konflik di antara mereka. Artinya, kepercayaan mereka kepada Tuhan mewajibkan Tuhan untuk berjanji agar memenuhi segala tuntutan mereka, memberikan kepada mereka apa pun yang mereka doakan, sesuai dengan apa yang mereka baca dalam Alkitab: "Aku akan mendengarkan semua doamu." Mereka mengharapkan agar Tuhan tidak menghakimi atau menangani siapa pun, karena Tuhan senantiasa adalah Yesus, Juruselamat yang penuh rahmat, yang menjaga hubungan baik dengan orang-orang di setiap waktu dan tempat. Beginilah cara orang percaya kepada Tuhan: mereka selalu menuntut kepada Tuhan tanpa rasa malu, yakin bahwa Tuhan akan selalu memberikan segalanya kepada mereka secara membabi buta tanpa memandang apakah mereka memberontak ataukah taat. Mereka terus saja "menuntut pelunasan utang" dari Tuhan dan Tuhan, menganggap bahwa Dia harus "melunasinya" tanpa menolak dan lebih dari itu, harus membayar dua kali lipat; mereka berpikir, baik Tuhan telah mendapatkan sesuatu dari mereka atau tidak, Dia hanya dapat dimanipulasi oleh mereka, dan Dia tidak dapat mengatur manusia seenaknya, apalagi mengungkapkan hikmat dan watak-Nya yang benar, yang telah tersembunyi selama bertahun-tahun, kepada manusia, kapan pun diinginkan-Nya, tanpa seizin mereka. Mereka sekadar mengakui dosa-dosa mereka kepada Tuhan, percaya bahwa Tuhan akan mengampuni mereka, dan Dia tidak akan merasa muak melakukannya, dan bahwa ini akan berlangsung untuk selamanya. Mereka semata-mata menyuruh-nyuruh Tuhan, percaya bahwa Dia hanya akan menaati mereka, karena tertulis dalam Alkitab bahwa Tuhan bukan datang untuk dilayani oleh manusia, tetapi untuk melayani mereka, dan bahwa Dia datang untuk menjadi hamba mereka. Bukankah engkau selalu beriman seperti ini? Ketika tidak dapat memperoleh sesuatu dari Tuhan, engkau ingin melarikan diri; ketika tidak memahami sesuatu, engkau menjadi sangat kesal, dan bahkan sampai bertindak keterlaluan hingga melontarkan segala macam caci-maki terhadap-Nya. Engkau sekalian tidak mau mengizinkan Tuhan Sendiri mengungkapkan hikmat dan keajaiban-Nya secara penuh; sebaliknya, engkau hanya ingin menikmati kemudahan dan kenyamanan fana. Sampai sekarang, sikapmu dalam kepercayaanmu kepada Tuhan hanyalah terdiri dari cara pandang lama yang sama. Jika Tuhan menunjukkan kepadamu sedikit saja kemegahan, engkau tidak senang. Apakah engkau sekalian sekarang melihat sebesar apa tingkat pertumbuhanmu, persisnya? Jangan mengira bahwa engkau sekalian setia kepada Tuhan padahal cara pandang lamamu belum berubah. Ketika tidak ada apa pun yang menimpamu, engkau berpikir bahwa semuanya berjalan lancar dan kasihmu kepada Tuhan mencapai ketinggian. Namun, ketika perkara yang sepele menimpamu, engkau jatuh ke Alam Maut. Inikah kesetiaan kepada Tuhan?
Dikutip dari "Engkau Harus Mengesampingkan Berkat Status dan Memahami Kehendak Tuhan untuk Memberikan Keselamatan kepada Manusia" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"
Firman Tuhan Harian: Kutipan 327
Dalam upaya yang engkau semua lakukan, ada terlalu banyak gagasan, harapan dan cita-cita yang bersifat individual. Pekerjaan saat ini adalah untuk menangani keinginanmu memiliki status serta hasratmu yang muluk-muluk. Harapan, status, dan gagasan, semuanya itu merupakan representasi klasik dari watak Iblis. Alasan mengapa hal-hal semacam ini ada dalam hati manusia adalah sepenuhnya karena racun yang ditebarkan Iblis selalu merusak pikiran manusia, dan manusia selalu tidak mampu menepis godaan Iblis tersebut. Mereka hidup dalam dosa tetapi tidak menganggap hal itu sebagai dosa, bahkan mereka beranggapan: "Karena kami percaya kepada Tuhan, Dia harus mencurahkan berkat kepada kami dan mengatur segalanya bagi kami dengan sepantasnya. Karena kami percaya kepada Tuhan, maka kami harus lebih unggul daripada orang lain, dan kami harus memiliki status yang lebih tinggi serta masa depan yang lebih baik dari orang lain. Karena kami percaya kepada Tuhan, maka Dia harus memberi berkat yang tak terbatas kepada kami. Jika tidak, itu namanya bukan percaya kepada Tuhan." Selama bertahun-tahun, cara pikir yang diandalkan oleh orang-orang untuk bertahan hidup telah sedemikian merusak hati mereka hingga mencapai titik di mana mereka menjadi orang-orang yang tak bisa dipercaya, pengecut dan tercela. Bukan hanya tidak memiliki kemauan keras atau tekad, mereka juga telah menjadi tamak, congkak dan degil. Mereka sama sekali tidak memiliki tekad yang melampaui keakuannya, bahkan mereka tidak mempunyai keberanian sedikit pun untuk menepis tekanan pengaruh kegelapan ini. Pemikiran dan kehidupan orang-orang telah sedemikian rusaknya, sehingga perspektif mereka tentang percaya kepada Tuhan masih teramat menjijikkan, bahkan ketika orang-orang membicarakan perspektif mereka tentang percaya kepada Tuhan, itu benar-benar tak tertahankan untuk didengar. Orang-orang semuanya pengecut, tidak kompeten, hina dan rapuh. Mereka tidak merasa muak akan kuasa kegelapan dan mereka tidak menyukai terang dan kebenaran; sebaliknya mereka berusaha sekuat tenaga untuk mengenyahkannya. Bukankah cara berpikir dan perspektifmu saat ini pun seperti ini? "Karena aku percaya kepada Tuhan, aku haruslah diberkati, dan harus dipastikan bahwa statusku tidak pernah kandas; statusku itu harus tetap lebih tinggi dari status orang-orang yang tidak percaya." Perspektif semacam itu sudah ada pada dirimu selama bertahun-tahun, bukannya baru satu atau dua tahun saja. Pola pikirmu yang berbau bisnis sudah kebablasan. Meskipun hari ini engkau sudah sampai pada langkah ini, engkau masih belum melepas soal status, tetapi masih terus berupaya untuk menanyakannya dan menyelidikinya setiap hari sambil merasa was-was kalau-kalau pada suatu hari engkau akan kehilangan statusmu dan namamu akan terpuruk. Manusia tidak pernah mengesampingkan keinginan mereka untuk mengalami kemudahan. Jadi sekarang saat Aku menghakimimu dengan cara seperti ini, tingkat pemahaman seperti apakah yang akan engkau miliki pada akhirnya? Engkau semua akan mengatakan bahwa meskipun statusmu tidak tinggi, engkau telah menikmati perbuatan Tuhan yang meninggikan dirimu. Karena engkau semua terlahir rendah, engkau tidak memiliki status, tetapi engkau mendapatkan status karena Tuhan telah meninggikan engkau—inilah sesuatu yang dianugerahkan Tuhan kepadamu. Sekarang engkau dapat secara pribadi menerima didikan dari Tuhan, serta hajaran dan penghakiman-Nya. Ini bahkan terlebih lagi merupakan peninggian-Nya atas dirimu. Engkau semua dapat secara pribadi menerima pemurnian dan pembakaran-Nya. Ini merupakan kasih Tuhan yang luar biasa. Selama berabad-abad tidak ada seorang pun yang pernah menerima api pemurnian-Nya dan tidak ada seorang pun yang pernah disempurnakan oleh firman-Nya. Sekarang Tuhan sedang berbicara kepadamu dengan berhadapan muka, memurnikanmu, menyingkapkan keadaan batiniahmu yang sedang memberontak—ini benar-benar perbuatan-Nya yang sedang meninggikanmu. Kemampuan apa yang orang-orang miliki? Terlepas dari apakah mereka anak-anak Daud, atau keturunan Moab, secara keseluruhan, manusia adalah makhluk ciptaan yang tidak memiliki apa pun untuk disombongkannya. Karena engkau adalah ciptaan Tuhan, engkau harus melakukan tugasmu sebagai makhluk ciptaan. Tidak ada hal lain yang dituntut darimu. Beginilah engkau seharusnya berdoa: "Ya Tuhan! Entah aku memiliki status atau tidak, aku sekarang telah mengerti tentang diriku sendiri. Jika statusku tinggi, itu karena Engkau yang meninggikannya, dan jika statusku rendah, itu karena ketetapan-Mu. Segala sesuatu berada di tangan-Mu. Aku tidak punya pilihan atau keluhan apa pun. Engkau telah menetapkan bahwa aku harus lahir di negeri ini dan di tengah orang-orang ini, dan satu-satunya yang harus kulakukan adalah taat sepenuhnya di bawah kekuasaan-Mu karena segala sesuatu berada di dalam ketetapan-Mu. Aku tidak memikirkan status; bagaimanapun juga, aku hanyalah makhluk ciptaan. Jika Engkau menaruhku dalam jurang maut, dalam lautan api dan belerang, diriku bukan apa-apa selain makhluk ciptaan. Jika Engkau memakai aku, diriku hanya makhluk ciptaan. Jika Engkau menyempurnakan aku, aku hanya makhluk ciptaan. Jika Engkau tidak menyempurnakanku, aku akan tetap mengasihi-Mu karena aku tidak lebih dari makhluk ciptaan. Aku tidak lebih dari makhluk ciptaan yang sangat kecil, yang diciptakan oleh Tuhan Sang Pencipta, hanya salah satu dari antara umat manusia yang diciptakan. Engkaulah yang menciptakan diriku, dan sekarang Engkau telah sekali lagi menaruh aku kembali di tangan-Mu untuk Kau perlakukan diriku seturut kehendak-Mu. Aku bersedia menjadi alat-Mu dan kontras-Mu karena segala sesuatu sudah ditetapkan oleh-Mu. Tidak seorang pun dapat mengubahnya. Segala sesuatu dan semua peristiwa ada di tangan-Mu." Ketika waktunya tiba, engkau tidak lagi memikirkan tentang status, engkau akan terbebas darinya. Hanya setelah itulah, engkau dapat mencari dengan percaya diri dan penuh keberanian, dan hanya setelah itulah hatimu dapat merdeka dari apa pun yang menghalangi. Begitu orang telah dimerdekakan dari hal-hal ini, mereka tidak akan memiliki kekhawatiran lagi. Apakah keprihatinan utama sebagian besar orang di antaramu sekarang ini? Engkau semua selalu terhalang oleh status dan terus-menerus mengkhawatirkan masa depanmu sendiri. Engkau selalu membuka-buka halaman perkataan Tuhan, ingin membaca perkataan tentang tempat tujuan umat manusia dan ingin tahu tentang prospek masa depanmu serta apa yang akan menjadi tempat tujuanmu. Engkau bertanya-tanya, "Apakah aku benar-benar memiliki prospek? Mungkinkah Tuhan telah menyingkirkannya? Tuhan hanya mengatakan bahwa aku adalah sebuah kontras; lalu, seperti apakah prospek masa depanku?" Sulit bagimu untuk mengesampingkan prospek dan nasibmu. Sekarang, engkau semua adalah para pengikut dan telah memperoleh sedikit pemahaman tentang tahap pekerjaan ini. Namun, engkau semua belum mengesampingkan hasratmu akan status. Ketika statusmu tinggi, engkau semua mencari dengan baik, tapi ketika statusmu rendah, engkau semua tidak mau lagi mencari. Berkat-berkat yang berkaitan dengan status selalu ada dalam pikiranmu. Mengapa sebagian besar orang tidak dapat melepaskan diri mereka dari sikap yang negatif? Bukankah jawabannya selalu akibat prospek yang suram? Segera setelah firman Tuhan diucapkan, engkau semua bergegas untuk melihat seperti apa sebenarnya status dan identitas dirimu. Engkau semua memprioritaskan status dan identitas dirimu sebagai yang paling utama, dan menurunkan visi di tempat kedua. Di tempat ketiga adalah sesuatu yang harus engkau masuki, dan di tempat keempat adalah kehendak Tuhan yang sekarang ini. Pertama-tama engkau melihat apakah sebutan "kontras" yang Tuhan berikan untukmu sudah berubah atau belum. Engkau membaca, dan membaca lagi, dan ketika engkau melihat bahwa sebutan "kontras" itu telah dihapus, engkau menjadi bahagia dan dengan segenap hati bersyukur kepada Tuhan dan memuji-muji kebesaran kuasa-Nya. Sebaliknya, jika engkau semua melihat bahwa dirimu masih tetap sebuah kontras, engkau menjadi kecewa dan semangat di dalam hatimu segera memudar. Semakin engkau mencari dengan cara seperti ini, semakin sedikit yang akan engkau tuai. Semakin kuat keinginan seseorang untuk meraih status, semakin serius dirinya harus ditangani dan semakin berat pemurnian yang harus mereka alami. Orang-orang semacam itu tidak layak! Mereka harus ditangani dan dihakimi sepantasnya supaya mereka mau melepaskan hasratnya akan hal-hal tersebut. Jika engkau semua mengejar dengan cara seperti ini sampai pada akhirnya, engkau tidak akan menuai apa pun. Mereka yang tidak mengejar kehidupan tidak dapat diubah, dan mereka yang tidak haus akan kebenaran tidak akan memperoleh kebenaran. Engkau tidak berfokus mengejar perubahan pribadi dan pada jalan masukmu, sebaliknya engkau selalu berfokus pada keinginan-keinginan yang berlebihan dan hal-hal yang menghalangi dirimu untuk mengasihi Tuhan serta menghalangimu untuk semakin dekat dengan Dia. Dapatkah semua hal itu mengubah dirimu? Dapatkah semua itu membawamu masuk ke dalam Kerajaan? Jika sasaran pengejaranmu bukan mencari kebenaran, sebaiknya engkau menarik manfaat dari kesempatan ini dan kembali saja pada kehidupan dunia dan meraih keberhasilan di sana. Membuang-buang waktumu seperti ini benar-benar tidak ada gunanya—mengapa harus menyiksa dirimu sendiri? Bukankah engkau akan dapat menikmati segala macam hal yang ada di dunia yang indah ini? Uang, wanita cantik, status, keangkuhan hidup, keluarga, anak-anak, dan lain sebagainya—bukankah semua produk dunia ini adalah hal yang terbaik yang dapat engkau nikmati? Apakah gunanya berkelana di dunia ini sambil mencari tempat yang dapat membuat dirimu bahagia? Anak Manusia tidak mempunyai tempat untuk meletakkan kepala-Nya, jadi bagaimana engkau dapat menemukan tempat yang nyaman? Mana mungkin Ia menciptakan bagimu sebuah tempat yang indah dan nyaman? Apakah itu mungkin? Selain penghakiman-Ku, sekarang engkau hanya dapat menerima pengajaran tentang kebenaran. Engkau tidak dapat memperoleh kenyamanan dari-Ku dan engkau tidak dapat memperoleh tempat penuh kebahagiaan yang engkau dambakan siang dan malam. Aku tidak akan mengaruniakan kepadamu kekayaan dunia ini. Jika engkau mengejar dengan hati yang murni, Aku bersedia mengaruniakan kepadamu jalan kehidupan dalam segala keutuhannya, dan membuatmu bagaikan ikan yang kembali ke air. Jika engkau tidak mengejar dengan hati yang murni, Aku akan mengambil kembali semua itu. Aku tidak mau mengaruniakan firman dari mulut-Ku ini kepada orang-orang yang serakah akan kenyamanan duniawi, yang kelakuannya seperti babi dan anjing!
Dikutip dari "Mengapa Engkau Enggan Menjadi Sebuah Kontras?" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"
Firman Tuhan Harian: Kutipan 328
Periksalah dirimu untuk mengetahui apakah engkau menerapkan kebenaran dalam segala hal yang kaulakukan atau tidak, dan apakah semua tindakanmu sedang diperhatikan Tuhan: inilah prinsip yang dengannya orang yang percaya kepada Tuhan melakukan segala urusan mereka. Engkau akan disebut orang benar karena engkau semua sanggup memuaskan Tuhan, dan karena engkau menerima pemeliharaan dan perlindungan Tuhan. Di mata Tuhan, semua orang yang menerima pemeliharaan, perlindungan, dan penyempurnaan-Nya, serta didapatkan oleh-Nya, adalah orang benar, dan Tuhan memandang mereka semua sebagai milik-Nya yang berharga. Semakin engkau menerima firman Tuhan di masa kini, semakin engkau akan mampu menerima dan memahami kehendak Tuhan, dan karena itu, engkau semakin dapat hidup dalam firman Tuhan dan memenuhi tuntutan-Nya. Inilah amanat Tuhan untukmu, dan inilah hal yang harus dapat engkau semua capai. Jika engkau menggunakan pemahamanmu sendiri untuk mengukur dan membatasi Tuhan, seolah-olah Tuhan adalah patung tanah liat yang tidak berubah, dan jika engkau sepenuhnya membatasi Tuhan dengan menggunakan batasan Alkitab dan menempatkan Dia dalam suatu lingkup kerja yang terbatas, ini membuktikan bahwa engkau semua telah mengutuk Tuhan. Karena orang Yahudi di zaman Perjanjian Lama menganggap Tuhan sebagai berhala, suatu wujud tak berubah yang mereka simpan di dalam hati mereka, seolah-olah Tuhan hanya bisa disebut Mesias, dan hanya Dia yang disebut Mesias yang bisa menjadi Tuhan, dan karena manusia melayani dan menyembah Tuhan seolah-olah Dia adalah patung tanah liat (tak bernyawa), mereka memaku Yesus saat itu di kayu salib, menjatuhkan hukuman mati kepada-Nya—dengan demikian Yesus yang tidak bersalah itu pun dihukum mati. Tuhan sama sekali tidak bersalah atas pelanggaran apa pun, tetapi manusia menolak mengampuni-Nya, dan bersikeras menjatuhkan hukuman mati kepada-Nya, sehingga Yesus pun disalibkan. Manusia selalu yakin bahwa Tuhan tidak berubah, dan membatasi Dia berdasarkan dari satu kitab saja, yaitu Alkitab, seolah-olah manusia memiliki pemahaman yang sempurna tentang pengelolaan Tuhan, seolah-olah manusia sudah memegang segala sesuatu yang Tuhan kerjakan dalam genggaman tangannya. Manusia sangat tidak masuk akal, sangat congkak, dan mereka semua ahli membesar-besarkan perkara. Betapapun hebatnya pengetahuanmu tentang Tuhan, Aku tetap berkata bahwa engkau tidak mengenal Dia, bahwa engkau adalah orang yang paling menentang Tuhan, dan bahwa engkau telah mengutuk Tuhan, karena engkau sama sekali tidak sanggup menaati pekerjaan Tuhan dan berjalan di jalan untuk disempurnakan Tuhan. Mengapa Tuhan tidak pernah puas dengan tindakan manusia? Karena manusia tidak mengenal Tuhan, karena manusia mempunyai terlalu banyak gagasan, dan karena pengetahuannya akan Tuhan sama sekali tidak selaras dengan kenyataan, melainkan secara membosankan mengulang-ulang tema yang sama tanpa variasi serta menggunakan pendekatan yang sama untuk setiap situasi. Karena itu, setelah turun ke bumi di zaman sekarang ini, Tuhan sekali lagi dipaku di kayu salib oleh manusia. Manusia sungguh kejam! Kelicikan dan intrik, perampasan dan perebutan satu sama lain, persaingan demi ketenaran dan kekayaan, pembantaian satu sama lain—kapankah semuanya ini akan berakhir? Sekalipun Tuhan telah mengucapkan ratusan ribu kata, tak seorang pun yang tersadar. Manusia bertindak hanya demi kepentingan keluarga dan putra-putri mereka, demi karier, prospek masa depan, kedudukan, kesombongan, dan uang, demi makanan, pakaian, dan kedagingan mereka. Namun adakah seorang pun yang tindakannya benar-benar demi kepentingan Tuhan? Bahkan di antara mereka yang bertindak demi Tuhan, hanya sedikit yang mengenal Tuhan. Berapa banyak orang yang tidak bertindak demi kepentingan diri mereka sendiri? Berapa banyak yang tidak menindas atau mengucilkan sesamanya untuk melindungi kedudukan mereka sendiri? Untuk alasan ini, Tuhan telah dijatuhi hukuman mati secara paksa berkali-kali, dan hakim kejam yang tak terhitung banyaknya telah menghukum Dia dan sekali lagi memakukan Dia di kayu salib. Berapa banyak yang bisa disebut orang benar karena mereka benar-benar bertindak demi Tuhan?
Sedemikian mudahkah kita disempurnakan menjadi orang kudus atau orang benar di hadapan Tuhan? Benarlah pernyataan ini bahwa "tidak ada orang benar di bumi ini, orang benar tidak berada di dunia ini." Ketika engkau semua datang ke hadapan Tuhan, perhatikan apa yang kaukenakan, pertimbangkan setiap kata dan tindakanmu, setiap pemikiran dan gagasanmu, dan bahkan mimpi-mimpi yang engkau semua impikan setiap hari—semuanya itu adalah demi kepentinganmu sendiri. Bukankah begitu keadaan sebenarnya? "Kebenaran" bukan berarti bersedekah kepada orang lain, itu bukan berarti mengasihi sesama seperti mengasihi diri sendiri, dan itu bukan berarti menahan diri dari pertengkaran dan perselisihan atau perampokan dan pencurian. Kebenaran berarti memperlakukkan amanat Tuhan sebagai tugasmu serta menaati pengaturan dan rancangan Tuhan sebagai panggilan surgawimu, kapan pun dan di mana pun, sama seperti semua yang dilakukan Tuhan Yesus. Inilah kebenaran yang Tuhan maksudkan. Lot dapat disebut orang benar karena dia menyelamatkan dua malaikat yang diutus Tuhan tanpa mempertimbangkan keuntungan dan kerugiannya sendiri; hanya bisa dikatakan bahwa tindakan yang dilakukannya pada saat itu dapat disebut tindakan yang benar, tetapi dia sendiri tidak bisa disebut orang benar. Hanya karena Lot telah melihat Tuhan sehingga dia memberikan kedua putrinya sebagai ganti para malaikat, tetapi tidak semua perilakunya di masa lalu dapat diperhitungkan sebagai kebenaran. Karena itu Kukatakan: "Tidak ada orang benar di bumi ini." Bahkan di antara mereka yang berada dalam aliran pemulihan, tak seorang pun yang dapat disebut orang benar. Betapapun baiknya tindakan-tindakanmu, betapapun engkau terlihat memuliakan nama Tuhan, tidak menyakiti atau mengutuk sesama, tidak merampok dan menjarah orang lain, engkau tetap tidak bisa disebut orang benar, karena hal inilah yang mampu dimiliki oleh manusia yang normal. Intinya sekarang adalah engkau tidak mengenal Tuhan. Hanya bisa dikatakan bahwa saat ini engkau memiliki sedikit kemanusiaan yang normal, tetapi tanpa unsur kebenaran yang Tuhan maksudkan, dan karena itu, tak satu pun yang kaulakukan dapat membuktikan bahwa engkau mengenal Tuhan.
Dikutip dari "Orang Jahat Pasti akan Dihukum" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"
Firman Tuhan Harian: Kutipan 329
Sebelumnya, ketika Tuhan berada di surga, manusia bertindak dengan cara yang curang terhadap Tuhan. Sekarang ini, Tuhan sudah berada di tengah-tengah manusia—tak seorang pun yang tahu sudah berapa tahun lamanya—tetapi dalam melakukan segala sesuatu, manusia tetap saja menjalankan kebiasaan mereka tanpa berpikir dan mencoba membodohi-Nya. Bukankah manusia terlalu terbelakang dalam pemikirannya? Ini sama seperti Yudas: sebelum Yesus datang, Yudas selalu berbohong untuk memperdayai saudara-saudarinya, dan bahkan setelah Yesus datang, dia tetap tidak berubah; dia sama sekali tidak mengenal Yesus, dan pada akhirnya dia mengkhianati-Nya. Bukankah ini karena dia tidak mengenal Tuhan? Jika sekarang ini, engkau semua masih tidak mengenal Tuhan, ada kemungkinan engkau semua bisa menjadi Yudas yang lain, dan sebagai akibatnya, tragedi penyaliban Yesus di Zaman Kasih Karunia dua ribu tahun yang lalu akan terulang kembali. Tidakkah engkau semua percaya akan hal ini? Ini adalah fakta! Saat ini, sebagian besar manusia berada dalam situasi serupa—mungkin Aku menyatakan hal ini sedikit terlalu awal—dan orang-orang semacam itu adalah tokoh-tokoh yang memainkan peran Yudas. Aku bukan bicara omong kosong, tetapi berdasarkan fakta—dan engkau tidak mungkin tak teryakinkan. Meskipun banyak orang mengenakan kedok kerendahan hati, di dalam hati mereka tidak ada apa pun selain genangan air kotor, parit berair busuk. Sekarang ini, ada terlalu banyak orang semacam ini di gereja, dan engkau semua mengira Aku sama sekali tidak menyadarinya. Zaman sekarang ini, Roh-Ku mengambil keputusan bagi-Ku, dan memberi kesaksian bagi-Ku. Apakah menurutmu Aku tidak tahu apa-apa? Apakah menurutmu Aku sama sekali tidak mengerti pemikiran-pemikiran licik di dalam hatimu, hal-hal yang engkau sembunyikan di dalam hatimu? Sebegitu mudahnyakah Tuhan ditipu? Apakah menurutmu engkau bisa memperlakukan Dia sesukamu? Di masa lalu, Aku khawatir engkau semua akan terkekang, jadi Aku terus memberikan kebebasan kepadamu, tetapi umat manusia tidak mampu mengerti bahwa Aku sedang berlaku baik kepada mereka, dan ketika Aku memberi hati, mereka meminta jantung. Tanyakan saja di antaramu: Aku hampir tidak pernah menangani siapa pun, dan hampir tidak pernah dengan begitu saja menegur siapa pun—tetapi Aku sangat jelas mengenai motivasi dan pemahaman manusia. Apakah menurutmu, Tuhan itu sendiri, yang tentang-Nya Tuhan memberi kesaksian, adalah Tuhan yang bodoh? Karena itu, Kukatakan bahwa engkau sangat buta! Aku tidak akan menyingkapkan dirimu, tetapi mari kita lihat saja dapat menjadi serusak apa dirimu. Mari kita lihat saja apakah siasat licikmu dapat menyelamatkanmu atau tidak, atau apakah usaha terbaikmu untuk mengasihi Tuhan dapat menyelamatkanmu atau tidak. Sekarang, Aku tidak akan menghukummu; mari kita nantikan sampai waktu Tuhan untuk melihat bagaimana Dia akan menghukummu. Aku tidak punya waktu untuk berbicara omong kosong denganmu sekarang, dan Aku tidak mau menunda pekerjaan-Ku yang lebih besar demi kepentinganmu semata-mata. Tidak pantas bagi Tuhan untuk membuang-buang waktu menangani belatung seperti dirimu—jadi mari kita lihat saja seberapa jauh engkau bisa merendahkan akhlakmu. Orang-orang semacam ini sama sekali tidak mengejar pengenalan akan Tuhan, dan mereka tidak memiliki kasih kepada Dia sedikit pun, dan mereka tetap berharap Tuhan menyebut mereka sebagai orang benar—bukankah ini lelucon? Karena sejumlah kecil manusia memang jujur, Aku hanya akan memusatkan perhatian pada membekali kehidupan manusia. Aku hanya akan menyelesaikan apa pun yang perlu Kuselesaikan sekarang, tetapi di kemudian hari, Aku akan membalas tiap-tiap orang sesuai perbuatannya. Aku telah menyampaikan apa yang harus dikatakan, karena inilah sesungguhnya pekerjaan yang Kulakukan. Aku hanya melakukan apa yang harus Kulakukan, dan bukan apa yang tidak harus Kulakukan. Meskipun demikian, Kuharap engkau semua menghabiskan waktu lebih banyak dalam perenungan: sebenarnya, seberapa banyak dari pengenalanmu akan Tuhan itu benar? Apakah engkau adalah orang yang telah sekali lagi memakukan Tuhan di kayu salib? Kata-kata terakhirku adalah ini: Celakalah mereka yang menyalibkan Tuhan.
Dikutip dari "Orang Jahat Pasti akan Dihukum" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"
Firman Tuhan Harian: Kutipan 330
Saat engkau menempuh jalanmu sekarang, pengejaran seperti apakah yang paling sesuai? Dalam pengejaranmu, menjadi orang seperti apa engkau harus mengusahakan dirimu? Engkau harus tahu bagaimana seharusnya engkau memahami semua hal yang menimpamu sekarang ini, baik itu ujian atau kesukaran, baik itu hajaran yang tak berbelas kasihan atau kutukan. Diperhadapkan dengan semua ini, engkau harus merenungkan semuanya dengan cermat apa pun yang terjadi. Mengapa Aku mengatakan ini? Aku mengatakan ini karena apa yang menimpamu saat ini, bagaimanapun juga, merupakan ujian singkat yang terjadi berulang kali; mungkin menurut pandanganmu, semua itu tidak terlalu membebani mental, sehingga engkau membiarkan hal-hal itu berlalu begitu saja, dan tidak menganggapnya sebagai aset yang berharga dalam mengejar kemajuan. Betapa cerobohnya dirimu! Sedemikian cerobohnya engkau sampai-sampai menganggap aset yang berharga ini seolah awan yang melayang-layang di depan matamu, dan engkau tidak menghargai pukulan keras yang menghantammu berulang kali ini—pukulan-pukulan singkat yang bagimu tampaknya ringan—tetapi sebaliknya engkau memandangnya dengan dingin, tidak menganggapnya serius, memperlakukannya sekadar pukulan yang sesekali saja. Engkau sungguh congkak! Terhadap serangan yang dahsyat ini, terhadap serangan serupa badai, yang datang berulang kali ini, engkau hanya menunjukkan sikap tak acuh; terkadang engkau bahkan hanya tersenyum dingin, memperlihatkan ekspresi yang sepenuhnya acuh tak acuh—karena engkau tidak pernah merenungkan mengapa engkau terus menderita "kemalangan" semacam itu. Mungkinkah Aku bersikap sangat tak adil terhadap manusia? Apakah Aku sedang mencari-cari kesalahanmu? Meskipun masalah dengan mentalitasmu mungkin tak separah seperti yang telah Kugambarkan, melalui sikap lahiriahmu yang tenang, engkau telah sejak lama menciptakan gambaran sempurna yang menggambarkan dunia batinmu. Tak ada gunanya Aku mengatakan kepadamu bahwa satu-satunya hal yang tersembunyi jauh di lubuk hatimu adalah umpatan kasar dan jejak kesedihan yang nyaris tak terlihat oleh orang lain. Karena engkau merasa sangat tidak adil bagimu untuk mengalami ujian seperti itu, engkau mengutuk; dan karena ujian-ujian ini membuatmu merasakan ketandusan dunia, engkau dipenuhi dengan kesedihan. Alih-alih menganggap pukulan dan tindakan pendisiplinan yang berulang ini sebagai perlindungan yang terbaik, engkau menganggapnya sebagai pembuat kekacauan dari surga yang tak ada gunanya, atau sebagai ganjaran yang sesuai terhadap dirimu. Engkau sungguh bodoh! Engkau tanpa belas kasihan memenjarakan saat-saat yang baik itu dalam kegelapan; dari waktu ke waktu, engkau memandang ujian dan tindakan pendisiplinan yang luar biasa sebagai serangan dari musuh-musuhmu. Engkau tidak tahu bagaimana beradaptasi dengan lingkunganmu, dan terlebih lagi engkau tak mau berusaha untuk melakukannya, karena engkau tidak mau mendapatkan apa pun dari hajaran yang berulang ini—dan yang bagimu adalah hajaran yang kejam. Engkau tidak berupaya mencari ataupun menyelidiki, dan sekadar pasrah pada nasibmu, dan menerima saja ke mana pun hajaran itu membawamu. Apa yang kauanggap sebagai didikan yang kejam belum mengubah hatimu, juga belum mengambil alih hatimu; sebaliknya, hal itu menikammu tepat di hatimu. Engkau memandang "hajaran yang kejam" ini hanya sebagai musuhmu dalam kehidupan ini, sehingga engkau tidak mendapatkan apa pun. Engkau merasa dirimu paling benar! Jarang engkau memercayai bahwa engkau menderita ujian seperti itu karena engkau begitu hina; sebaliknya, engkau menganggap dirimu sangat malang, dan lebih dari itu mengatakan bahwa Aku selalu mencari-cari kesalahan pada dirimu. Dan sekarang, setelah sampai sejauh ini, berapa banyak yang benar-benar engkau ketahui tentang apa yang Kukatakan dan Kulakukan? Jangan mengira bahwa engkau adalah orang yang berbakat alami, yang hanya sedikit lebih rendah dari surga tetapi jauh lebih tinggi dari bumi. Engkau tidak lebih pintar dari siapa pun juga—bahkan bisa dikatakan sungguh menggemaskan seberapa jauh lebih konyolnya dirimu daripada siapa pun di bumi yang memiliki akal, karena engkau memandang dirimu sendiri terlalu tinggi, dan tidak pernah memiliki perasaan rendah diri; seolah-olah engkau mengetahui tindakan-Ku hingga ke rincian yang terkecil. Kenyataannya, engkau adalah seseorang yang pada dasarnya tidak berakal, karena engkau sama sekali tidak tahu apa yang ingin Kulakukan, dan terlebih lagi engkau tidak menyadari apa yang sedang Kulakukan sekarang. Karena itu, Aku katakan bahwa engkau bahkan tidak sebanding dengan petani tua yang berjerih-payah mengerjakan ladangnya, seorang petani yang tidak memiliki persepsi sedikit pun tentang kehidupan manusia tetapi bergantung pada berkat dari surga ketika ia mengolah ladang. Engkau sama sekali tidak memikirkan tentang hidupmu, engkau tidak mengetahui apa pun tentang kemasyhuran, dan terlebih lagi engkau tidak memiliki pengetahuan apa pun tentang dirimu sendiri. Engkau terlalu "meninggikan diri"!
Dikutip dari "Mereka yang Tidak Belajar dan Tetap Tidak Mengetahui Apa pun: Bukankah Mereka itu Binatang Buas?" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"
Firman Tuhan Harian: Kutipan 331
Adapun ajaran-ajaran yang telah Kuberikan kepadamu berulang kali, engkau semua telah sejak lama menyimpannya di bagian belakang pikiranmu, bahkan hingga engkau memperlakukannya seperti alat permainan untuk menghabiskan waktu luangmu. Semua ini selalu kaupandang sebagai "jimat pelindung" pribadimu sendiri. Ketika dituduh oleh Iblis, engkau berdoa; ketika bersikap negatif, engkau tidur lelap; ketika gembira, engkau sibuk melakukan banyak hal; ketika Aku menegurmu, engkau membungkuk-bungkuk dan bersujud; dan begitu engkau meninggalkan hadirat-Ku, engkau tertawa menyeringai. Engkau merasa dirimu lebih penting daripada yang lain, tetapi tidak pernah menganggap dirimu sebagai yang tercongkak, dan engkau selalu angkuh, berpuas diri dan sombong tak terkira. Bagaimana mungkin "para pemuda dan gadis-gadis muda" serta "tuan-tuan dan nyonya-nyonya" yang tidak belajar dan tetap tidak mengetahui apa pun, menganggap firman-Ku sebagai harta yang berharga? Kutanyakan sekali lagi kepadamu: sebenarnya, apa yang telah engkau pelajari dari firman-Ku dan pekerjaan-Ku dalam waktu yang sedemikian lamanya ini? Apakah engkau telah mendapatkan keterampilan yang lebih besar dalam tipu muslihatmu? Ataukah kecanggihan yang lebih besar dalam dagingmu? Ataukah rasa tidak hormat yang lebih besar dalam sikapmu terhadap-Ku? Kuberitahukan kepadamu dengan terus-terang: semua pekerjaan yang telah Kulakukan inilah yang telah membuatmu, yang dulunya memiliki keberanian seekor tikus, menjadi semakin berani. Rasa takutmu terhadap-Ku berkurang hari demi hari, karena Aku terlalu baik, dan tidak pernah menghukum dagingmu dengan menggunakan kekerasan. Mungkin engkau mengira bahwa Aku hanya mengucapkan kata-kata kasar—tetapi jauh lebih sering Aku tersenyum kepadamu, dan Aku nyaris tak pernah mengecammu di depanmu. Terlebih lagi, Aku selalu mengampuni kelemahanmu, dan sepenuhnya karena inilah engkau memperlakukan Aku seperti ular memperlakukan petani yang baik. Betapa Aku mengagumi tingkat keterampilan dan kecerdasan ras manusia yang ekstrem dalam kekuatan pengamatan mereka! Biar Kukatakan kepadamu satu kebenaran: sekarang ini, tidak masalah apakah hatimu memiliki rasa hormat atau tidak; Aku tidak cemas ataupun khawatir tentang hal itu. Namun Aku juga harus mengatakan kepadamu hal ini: engkau "manusia berbakat" ini, yang tidak mau belajar dan tetap tidak mengetahui apa pun, engkau pada akhirnya akan dijatuhkan oleh kepintaranmu yang hanya sedikit dan rasa puasmu akan diri sendiri—engkau akan menjadi orang yang menderita dan dihajar. Aku tidak akan sebodoh itu untuk menemanimu saat engkau terus menderita di neraka, karena Aku tidak sejenis denganmu. Jangan lupa bahwa engkau adalah makhluk ciptaan yang telah Kukutuk, tetapi yang juga Kuajar dan Kuselamatkan, dan tidak ada apa pun dalam dirimu yang Aku rasakan enggan untuk melepaskannya. Kapan pun Aku melakukan pekerjaan-Ku, Aku tidak pernah dibatasi oleh orang, peristiwa, atau objek apa pun. Sikap dan pandangan-Ku terhadap umat manusia selalu tetap sama: Aku tidak terlalu menyukaimu, karena engkau adalah bagian kurang penting dalam pengelolaan-Ku, dan tidak lebih istimewa daripada yang lain. Inilah nasihat-Ku bagimu: ingatlah selalu bahwa engkau tidak lebih dari makhluk ciptaan Tuhan! Meskipun engkau mungkin tinggal bersama-Ku, engkau harus mengetahui identitasmu sendiri; jangan memandang dirimu terlalu tinggi. Bahkan sekalipun Aku tidak menegurmu, atau menanganimu, tetapi menyapamu dengan wajah tersenyum, hal ini tidak membuktikan bahwa engkau sejenis dengan-Ku. Engkau—engkau harus tahu bahwa dirimu adalah orang yang mengejar kebenaran, bukan kebenaran itu sendiri! Engkau harus selalu siap untuk berubah sesuai dengan firman-Ku. Engkau tidak dapat meluputkan dirimu dari hal ini. Aku mendorongmu, selama waktu yang berharga ini, saat engkau memiliki kesempatan yang langka ini, berusahalah dan belajarlah sesuatu. Jangan mengelabui-Ku; Aku tidak membutuhkanmu menggunakan sanjungan untuk mencoba menipu-Ku. Ketika engkau mencari-Ku, itu sama sekali bukan demi kepentingan-Ku, tetapi demi kepentinganmu sendiri!
Dikutip dari "Mereka yang Tidak Belajar dan Tetap Tidak Mengetahui Apa pun: Bukankah Mereka itu Binatang Buas?" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"
Firman Tuhan Harian: Kutipan 332
Sekarang ini, setiap hari yang engkau semua jalani sangatlah penting, dan itu sepenuhnya penting bagi tempat tujuan dan nasibmu, jadi engkau semua harus menghargai segala sesuatu yang engkau miliki hari ini, dan menghargai setiap menit yang berlalu. Engkau semua harus mendapatkan waktu sebanyak-banyaknya, sebisa mungkin, untuk memperoleh manfaat terbesar bagi dirimu sendiri, supaya engkau tidak menjalani hidup ini dengan sia-sia. Engkau semua mungkin merasa bingung tentang mengapa Aku mengucapkan perkataan seperti itu. Sejujurnya, Aku sama sekali tidak senang dengan kelakuanmu, karena harapan-Ku terhadap engkau semua tidaklah seperti apa adanya engkau sekarang ini. Jadi, bisa Kukatakan: masing-masing darimu berada di ambang bahaya, dan tangisanmu minta tolong yang dahulu serta cita-citamu yang semula untuk mengejar kebenaran dan mencari terang, sedang mendekati akhirnya. Inilah tampilan akhir dari balasanmu, dan itu adalah hal yang tidak pernah Kuharapkan. Aku tidak ingin berbicara bertentangan dengan fakta, karena engkau semua sudah sangat mengecewakan-Ku. Mungkin engkau semua tidak berharap untuk menerima hal ini begitu saja, tidak berharap menghadapi realitas—tetapi Aku harus menanyakan hal ini kepadamu dengan serius: selama bertahun-tahun ini, sesungguhnya telah diisi dengan apa hatimu? Kepada siapakah hatimu setia? Jangan berkata bahwa pertanyaan-pertanyaan ini muncul begitu saja, dan jangan bertanya kepada-Ku mengapa Aku menanyakan hal-hal seperti itu. Ketahuilah: hal ini karena Aku terlalu mengenalmu dengan baik, terlalu memperhatikanmu, dan telah terlalu banyak menanamkan hati-Ku di dalam perilaku dan perbuatanmu, sehingga Aku telah menuntut pertanggungjawaban engkau semua tanpa henti dan menanggung kesulitan yang hebat. Namun, engkau semua membalas-Ku tidak lebih dengan sikap acuh tak acuh dan pasrah yang keterlaluan. Engkau semua telah begitu sembrono terhadap-Ku; apakah mungkin Aku tidak tahu apa-apa tentang hal itu? Seandainya inilah yang engkau semua percayai, hal itu lebih jauh membuktikan fakta bahwa engkau tidak sungguh-sungguh memperlakukan-Ku dengan kebaikan. Jadi, Kukatakan bahwa engkau semua seperti kura-kura dalam perahu. Engkau semua begitu pintar sehingga engkau bahkan tidak tahu apa yang engkau lakukan—jadi, apa yang akan engkau gunakan untuk memberikan pertanggungjawaban kepada-Ku?
Pertanyaan yang paling menjadi perhatian bagi-Ku adalah kepada siapakah sebenarnya hatimu setia. Aku juga berharap bahwa masing-masing darimu akan berusaha menata pikiranmu dan bertanya kepada dirimu sendiri kepada siapakah engkau semua setia dan untuk siapakah engkau semua hidup. Barangkali engkau semua tidak pernah sungguh-sungguh memperhatikan pertanyaan-pertanyaan ini, jadi, bagaimana kalau Aku ungkapkan jawabannya kepadamu?
Siapa pun yang memiliki ingatan akan mengakui fakta ini: manusia hidup untuk dirinya sendiri dan setia kepada dirinya sendiri. Aku tidak percaya jawabanmu benar seluruhnya, karena engkau semua masing-masing ada dalam kehidupanmu sendiri dan masing-masing bergumul dengan penderitaanmu sendiri. Dengan demikian, engkau semua setia kepada orang-orang yang engkau kasihi dan segala sesuatu yang menyenangkanmu; engkau semua tidak sepenuhnya setia kepada dirimu sendiri. Karena engkau masing-masing dipengaruhi oleh orang-orang, kejadian-kejadian, dan objek-objek di sekitarmu, maka engkau semua tidak sungguh-sungguh setia kepada dirimu sendiri. Aku mengatakan kata-kata ini bukan untuk mendukung sikap setia kepada dirimu sendiri, melainkan untuk memaparkan kesetiaanmu kepada suatu hal apa pun, karena setelah kurun waktu bertahun-tahun, Aku tidak pernah menerima kesetiaan dari satu pun di antaramu. Engkau semua sudah mengikuti-Ku selama bertahun-tahun ini, tetapi tidak pernah memberikan sedikit pun kesetiaan kepada-Ku. Sebaliknya, engkau semua mengitari orang-orang yang engkau semua kasihi dan segala sesuatu yang menyenangkanmu—sedemikian rupa, sehingga setiap saat dan ke mana pun engkau pergi, engkau semua menyimpannya rapat-rapat di dalam hatimu dan tidak pernah meninggalkannya. Ketika engkau semua menjadi bersemangat atau berhasrat atas apa pun yang engkau sukai, hal itu terjadi di saat engkau sedang mengikuti-Ku, atau bahkan ketika engkau sedang mendengarkan firman-Ku. Oleh karena itu, Kukatakan engkau semua menggunakan kesetiaan yang Kuminta darimu justru untuk setia kepada "kesayanganmu" dan menghargainya. Sekalipun engkau semua mungkin mengorbankan sesuatu untuk-Ku, hal itu tidak mewakili keseluruhanmu, dan tidak menunjukkan bahwa kepada-Kulah engkau sungguh-sungguh setia. Engkau semua melibatkan diri sendiri dalam melakukan hal-hal yang menjadi hasratmu: beberapa orang setia kepada anak-anak lelaki dan perempuannya, yang lain kepada suami, istri, kekayaan, pekerjaan, atasan, status, atau kepada wanita-wanita. Engkau semua tidak pernah merasa letih atau jengkel terhadap hal-hal yang kepadanya engkau setia; sebaliknya, engkau semua justru semakin berhasrat untuk memiliki segala sesuatu itu dalam kuantitas yang lebih besar, dan dengan kualitas yang lebih tinggi, dan engkau semua tidak pernah menyerah. Aku dan firman-Ku selalu terdorong ke belakang dari segala sesuatu yang engkau gemari. Dan engkau semua tidak punya pilihan selain menaruh firman-Ku itu pada urutan terakhir. Bahkan ada yang menyiapkan tempat terakhir itu untuk hal-hal yang kepadanya mereka setia tetapi belum mereka temukan. Tidak pernah ada sedikit pun jejak diri-Ku di dalam hati mereka. Engkau semua mungkin berpikir bahwa Aku meminta terlalu banyak darimu atau Aku menuduhmu secara keliru—tetapi pernahkah engkau memikirkan fakta bahwa ketika engkau sedang menikmati waktu dengan gembira bersama keluarga, engkau tidak pernah satu kali pun setia kepada-Ku? Pada saat-saat seperti itu, tidakkah hal itu menyakitkan hatimu? Pada saat hatimu dipenuhi dengan sukacita, dan engkau semua mendapat upah untuk pekerjaanmu, tidakkah engkau merasa kecil hati karena tidak melengkapi dirimu sendiri dengan kebenaran yang cukup? Kapan engkau semua pernah mencucurkan air mata karena tidak mendapat perkenan-Ku? Engkau memeras otak dan bersusah payah demi anak-anak lelaki dan perempuanmu, tetapi engkau masih tidak puas; engkau masih percaya bahwa engkau belum rajin demi mereka, bahwa engkau belum melakukan segala yang dapat engkau lakukan untuk mereka. Namun demikian, terhadap Aku, engkau semua selalu sembrono dan ceroboh; Aku hanya ada di dalam ingatanmu, tetapi Aku tidak tetap berada di dalam hatimu. Pengabdian dan upaya-upaya-Ku tidak pernah engkau semua rasakan, dan engkau tidak pernah menghargainya. Engkau semua hanya melakukan perenungan singkat dan percaya bahwa hal itu sudah cukup. "Kesetiaan" seperti itu bukanlah kesetiaan yang sudah lama Kuinginkan, melainkan yang sudah lama Kupandang rendah. Namun, apa pun yang Kukatakan, engkau terus mengakui hanya satu atau dua hal; engkau semua tidak dapat sepenuhnya menerimanya, karena engkau terlalu "percaya diri" dan selalu memilah dan memilih hal-hal apa saja yang bisa diterima dari firman yang sudah Kukatakan. Apabila engkau semua masih seperti ini saat ini, Aku punya beberapa cara untuk menangani rasa percaya dirimu—dan, terlebih lagi, Aku akan membuat engkau mengakui bahwa semua firman-Ku adalah benar, dan bahwa tidak ada satu pun dari firman-Ku yang memutarbalikkan fakta.
Dikutip dari "Kepada Siapakah Engkau Setia?" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"
Firman Tuhan Harian: Kutipan 333
Seandainya Aku menaruh sejumlah uang di hadapanmu sekarang ini dan memberimu kebebasan untuk memilih—dan seandainya Aku tidak menghukummu karena pilihanmu—maka sebagian besar darimu akan memilih uang dan meninggalkan kebenaran. Orang yang lebih baik di antaramu akan meninggalkan uang dan memilih kebenaran dengan enggan, sedangkan mereka yang berada di tengah-tengah akan merebut uang itu dengan satu tangan dan kebenaran dengan tangan yang lain. Bukankah dengan demikian karakter aslimu akan terbukti dengan sendirinya? Ketika memilih antara kebenaran dan apa pun yang kepadanya engkau semua setia, engkau akan membuat pilihan ini, dan sikapmu akan tetap sama. Bukankah demikian halnya? Bukankah banyak di antaramu yang maju mundur antara benar dan salah? Dalam pertandingan antara positif dan negatif, hitam dan putih, engkau semua tentu sadar akan pilihan-pilihan yang sudah engkau buat antara keluarga dan Tuhan, anak-anak dan Tuhan, perdamaian dan perpecahan, kekayaan dan kemiskinan, status tinggi dan status biasa, didukung dan disisihkan, dan sebagainya. Antara keluarga yang tenteram dan berantakan, engkau semua memilih yang pertama, dan engkau memilihnya tanpa keraguan; antara kekayaan dan tugas, lagi-lagi engkau memilih yang pertama, bahkan kurang keinginan untuk kembali ke pantai;[a] antara kemewahan dan kemiskinan, engkau semua memilih yang pertama; ketika memilih antara anak-anak lelaki, anak-anak perempuan, istri dan suami, dan Aku, engkau memilih yang pertama; dan antara gagasan dan kebenaran, sekali lagi engkau memilih yang pertama. Diperhadapkan pada segala macam perbuatanmu yang jahat, Aku sama sekali kehilangan kepercayaan kepadamu. Sungguh-sungguh mengejutkan bagi-Ku bahwa hatimu begitu melawan untuk dilembutkan. Tahun-tahun penuh dedikasi dan upaya tampaknya tidak membawa apa-apa bagi-Ku selain engkau semua meninggalkan-Ku dan sikap putus asamu, tetapi harapan-Ku terhadapmu semakin bertumbuh setiap hari, karena hari-Ku sudah sepenuhnya disingkapkan di hadapan semua orang. Namun, engkau semua berkeras hati mencari hal-hal yang gelap dan jahat, dan menolak untuk melepaskan hal-hal tersebut. Lalu, akan seperti apa kesudahanmu? Pernahkah engkau semua memperhatikan hal ini dengan saksama? Jika engkau semua diminta untuk memilih kembali, apa pendirianmu nanti? Akankah masih yang pertama? Apakah engkau semua masih akan mendatangkan kekecewaan dan kesedihan yang memilukan bagi-Ku? Apakah hatimu masih akan memiliki hanya sedikit kehangatan? Apakah engkau semua masih tidak sadar akan apa yang harus engkau semua lakukan untuk menghibur hati-Ku? Pada saat ini, apa yang akan engkau semua pilih? Apakah engkau semua akan tunduk kepada firman-Ku atau bosan dengannya? Hari-Ku sudah disingkapkan di depan matamu, dan apa yang engkau semua hadapi adalah suatu kehidupan baru dan titik awal baru. Namun demikian, Aku harus mengatakan kepadamu bahwa titik awal ini bukanlah permulaan dari pekerjaan baru yang lampau, melainkan akhir dari yang lama. Artinya, ini adalah babak terakhir. Aku pikir engkau semua dapat memahami hal-hal yang tidak lazim tentang titik awal ini. Namun demikian, suatu hari nanti, tidak lama lagi, engkau semua akan memahami arti sejati dari titik awal ini, jadi, mari kita bersama-sama meninggalkannya dan menyambut babak terakhir yang akan datang itu! Namun demikian, hal yang terus membuat-Ku khawatir tentangmu adalah bahwa, ketika diperhadapkan pada ketidakadilan dan keadilan, engkau semua selalu memilih yang pertama. Walaupun demikian, itu semua adalah masa lalumu. Aku pun berharap untuk melupakan segala sesuatu dari masa lalumu, meskipun hal itu sangat sulit dilakukan. Bagaimanapun juga, Aku memiliki cara yang sangat baik untuk melakukannya: biarkan masa depan menggantikan masa lalu, dan izinkan bayang-bayang masa lalumu dihilangkan sebagai ganti dirimu yang sesungguhnya saat ini. Jadi, Aku harus menyusahkanmu untuk membuat pilihan sekali lagi: kepada siapa sebenarnya engkau semua setia.
Dikutip dari "Kepada Siapakah Engkau Setia?" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"
Catatan kaki:
a. Kembali ke pantai: ungkapan Tionghoa, yang berarti "berbalik dari jalan yang jahat".
Firman Tuhan Harian: Kutipan 334
Kapan pun tempat tujuan disebut-sebut, engkau semua menyikapinya dengan sangat serius; selain itu, tempat tujuan adalah sesuatu yang sangat sensitif bagimu. Beberapa orang langsung berlutut serendah mungkin, bersujud di hadapan Tuhan agar dapat memperoleh tempat tujuan yang baik. Aku bisa memahami keinginan kuatmu itu, yang tidak perlu diungkapkan dengan kata-kata. Engkau semua tentu tidak menginginkan tubuhmu jatuh ke dalam bencana, terlebih lagi, engkau tentu tidak ingin kelak jatuh ke dalam hukuman kekal. Engkau semua hanya berharap dapat hidup sedikit lebih bebas dan sedikit lebih mudah. Jadi engkau semua merasa sangat gelisah kapan pun tempat tujuan disebut-sebut, sangat takut bahwa, jika engkau kurang perhatian, engkau mungkin menyinggung Tuhan sehingga pantas untuk dihukum. Engkau semua tidak ragu untuk berkompromi demi tempat tujuanmu, dan bahkan banyak dari antaramu yang sebelumnya licik dan kurang ajar, tiba-tiba berubah menjadi lembut dan tulus; wujud ketulusanmu bahkan membuat orang-orang menjadi sangat takut. Meskipun demikian, engkau semua memiliki hati yang "jujur", dan engkau telah secara terus-menerus membuka rahasia-rahasia di hatimu kepada-Ku, entah itu keluhan, kecurangan, atau pengabdian. Secara keseluruhan, engkau semua telah dengan terus terang "mengakui" hal-hal substantif yang tersimpan jauh di kedalaman keberadaanmu. Tentu saja, Aku tidak pernah menghindari hal-hal seperti itu, semua itu sudah terlalu biasa bagi-Ku. Engkau semua lebih memilih masuk ke dalam lautan api demi mencapai tempat akhirmu daripada kehilangan sehelai rambut pun untuk mendapatkan perkenan Tuhan. Bukannya Aku bermaksud terlalu dogmatis kepadamu; hanya saja pengabdian hatimu sangat tidak memadai untuk menghadapi semua yang Kulakukan. Engkau semua mungkin tidak memahami apa yang baru saja Kukatakan, jadi perkenankan Aku memberikan penjelasan sederhana kepadamu: yang kaubutuhkan bukanlah kebenaran dan hidup, juga bukan prinsip-prinsip tentang caramu berperilaku, apalagi kerja keras-Ku. Sebaliknya, yang engkau butuhkan adalah apa pun yang engkau miliki di dalam daging—kekayaan, status, keluarga, pernikahan, dan sebagainya. Engkau semua benar-benar telah menyepelekan firman dan pekerjaan-Ku, sehingga Aku bisa meringkas imanmu dengan dua kata: setengah hati. Engkau mau berusaha sekuat tenaga untuk mencapai segala sesuatu yang sangat engkau dedikasikan, tetapi Aku telah mendapati bahwa engkau tidak mau melakukan hal yang sama demi hal-hal yang berhubungan dengan kepercayaanmu kepada Tuhan. Sebaliknya, engkau hanya setengah setia, dan setengah serius. Itulah sebabnya Aku mengatakan bahwa orang-orang yang tidak memiliki hati yang tulus sepenuhnya adalah orang gagal di dalam kepercayaannya kepada Tuhan. Pikirkanlah dengan saksama—berapa banyak orang gagal di antaramu?
Engkau harus tahu bahwa keberhasilan dalam kepercayaan kepada Tuhan dicapai sebagai akibat dari tindakan orang itu sendiri; ketika orang-orang tidak berhasil melainkan gagal, itu juga akibat dari tindakan mereka sendiri, bukan akibat dari faktor-faktor lain. Aku yakin engkau semua mau melakukan apa pun demi mencapai sesuatu yang lebih sulit dan melibatkan lebih banyak penderitaan daripada percaya kepada Tuhan, dan bahwa engkau mau melakukannya dengan sangat serius, sedemikian rupa sehingga engkau tidak mau menoleransi kesalahan apa pun; inilah jenis upaya tanpa henti yang engkau semua lakukan dalam hidupmu. Engkau bahkan sanggup mengelabui tubuh-Ku di dalam situasi di mana engkau tidak mau mengelabui anggota keluargamu sendiri. Inilah perilaku dan prinsip yang terus-menerus engkau semua terapkan di dalam hidupmu. Bukankah engkau tetap menonjolkan citra yang palsu untuk mengelabui-Ku, demi mencapai tempat tujuanmu, sehingga tempat tujuanmu dapat menjadi sangat indah dan seperti yang engkau inginkan? Aku menyadari bahwa pengabdianmu hanya sementara, sama seperti ketulusanmu. Bukankah tekadmu dan harga yang kaubayar hanya untuk saat ini dan bukan untuk masa depan? Engkau hanya ingin mencurahkan satu upaya akhir untuk memastikan sebuah tempat tujuan yang indah, dengan hanya satu tujuan, yaitu melakukan jual-beli. Engkau melakukan upaya ini bukan supaya engkau tidak berutang pada kebenaran, apalagi demi membalas-Ku untuk harga yang telah Kubayar. Pendek kata, engkau hanya bersedia menggunakan strategi yang cerdas untuk mendapatkan apa yang kauinginkan, tetapi engkau tidak bersedia memperjuangkannya. Bukankah ini adalah keinginanmu yang sesungguhnya? Jangan menipu dirimu sendiri, juga jangan menjejali otakmu dengan tempat tujuanmu sampai-sampai engkau tidak bisa makan atau tidur. Bukankah kesudahanmu telah ditentukan pada akhirnya? Engkau semua seharusnya melakukan tugasmu sendiri dengan sebaik mungkin, dengan hati yang terbuka dan jujur, dan bersedia membayar berapa pun harganya. Seperti yang telah engkau semua katakan, ketika saatnya tiba, Tuhan tidak akan lalai terhadap siapa pun yang telah menderita atau membayar harga untuk-Nya. Keyakinan seperti ini patut dipertahankan dan jangan pernah dilupakan. Hanya dengan demikianlah Aku tidak perlu khawatir tentang dirimu. Kalau tidak, engkau semua akan menjadi orang-orang yang Kukhawatirkan selamanya, dan engkau akan menjadi sasaran kebencian-Ku selamanya. Jika engkau semua bisa mengikuti hati nuranimu dan mengerahkan segenap kekuatanmu untuk-Ku, mencurahkan segala upaya untuk pekerjaan-Ku, dan mengabdikan seluruh hidupmu untuk pekerjaan Injil-Ku, bukankah hati-Ku akan melonjak penuh sukacita karenamu? Dengan demikian, aku akan dapat tenang sepenuhnya mengenai dirimu, bukan? Sangat disayangkan bahwa yang dapat kaulakukan hanyalah bagian yang sangat kecil dan menyedihkan dari apa yang Kuharapkan. Jika demikian, bagaimana engkau masih punya keberanian untuk meminta apa yang engkau harapkan dari-Ku?
Dikutip dari "Tentang Tempat Tujuan" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"
Firman Tuhan Harian: Kutipan 335
Tempat tujuan dan nasibmu sangatlah penting bagimu—semua itu menjadi perhatian yang sangat besar. Engkau semua percaya, jika engkau tidak melakukan segala sesuatu dengan hati-hati, itu akan berarti bahwa engkau tidak lagi mempunyai tempat tujuan, dan engkau telah menghancurkan nasibmu sendiri. Namun, pernahkah terpikir olehmu bahwa orang-orang yang mencurahkan upaya hanya demi tempat tujuan mereka sedang berusaha dalam kesia-siaan? Upaya-upaya seperti itu tidak tulus—semua itu palsu dan curang. Jika demikian, mereka yang bekerja hanya demi tempat tujuan sedang berada di ambang kekalahan akhir mereka, karena kegagalan dalam kepercayaan orang kepada Tuhan disebabkan oleh kecurangan. Sebelumnya, Aku telah mengatakan bahwa Aku tidak suka disanjung, dipuji, atau diperlakukan dengan antusiasme. Aku menyukai orang-orang yang jujur, yang berani menghadapi kebenaran-Ku dan harapan-Ku. Lebih dari itu, Aku suka ketika orang-orang dapat menunjukkan kepedulian dan pertimbangan terbaik bagi hati-Ku, dan ketika mereka bahkan bisa meninggalkan segalanya demi Aku. Hanya dengan cara inilah hati-Ku dapat dihiburkan. Sekarang ini, berapa banyak tentang dirimu yang tidak Aku sukai? Berapa banyak tentang dirimu yang Aku sukai? Tidak adakah di antaramu yang menyadari berbagai perwujudan keburukan yang telah engkau semua tunjukkan demi tempat tujuanmu?
Di dalam hati-Ku, Aku tidak ingin menyakiti hati siapa pun yang bersikap positif dan mencita-citakan hal yang di atas, apalagi mengurangi semangat siapa pun yang dengan setia melakukan tugasnya. Meskipun demikian, Aku harus mengingatkan engkau masing-masing tentang kekurangan dan kekotoran jiwamu yang tersembunyi di dalam lubuk hatimu. Aku melakukannya dengan harapan agar engkau semua bisa menyerahkan hatimu yang murni dalam menghadapi firman-Ku, karena yang paling Kubenci adalah kecurangan orang-orang terhadap diri-Ku. Aku hanya berharap bahwa pada tahap terakhir dari pekerjaan-Ku, engkau dapat memberikan kinerjamu yang paling luar biasa, dan engkau akan mendedikasikan dirimu dengan sepenuh hati, dan tidak lagi setengah hati. Tentu saja Aku juga berharap engkau semua dapat memiliki tempat tujuan yang baik. Meskipun demikian, Aku masih mempunyai tuntutan-Ku sendiri, yaitu agar engkau membuat keputusan terbaik dalam memberikan satu-satunya pengabdianmu yang terakhir kepada-Ku. Jika seseorang tidak memiliki satu pengabdian itu, dia pasti akan menjadi milik kesayangan Iblis, dan Aku tidak lagi akan berkenan memakai dia tetapi mengirimnya pulang untuk diurus orang tuanya. Pekerjaan-Ku sangat menolong bagimu; yang Kuharapkan darimu adalah hati yang jujur dan mencita-citakan hal yang di atas, tetapi sejauh ini tangan-Ku masih kosong. Renungkanlah: jika suatu hari nanti Aku masih tetap sangat diperlakukan tidak adil, lebih dari yang mampu diungkapkan oleh kata-kata, akan seperti apakah sikap-Ku terhadap engkau waktu itu? Apakah Aku akan ramah kepadamu waktu itu sama seperti sekarang? Apakah hati-Ku akan tenang waktu itu sama seperti sekarang? Apakah engkau mengerti perasaan seseorang yang telah bersusah payah menggarap ladang tetapi belum memanen sebutir gandum pun? Apakah engkau mengerti betapa parahnya hati seseorang terluka ketika dia mengalami pukulan telak? Bisakah engkau merasakan kepahitan yang dialami oleh seseorang, yang pernah sangat penuh pengharapan, yang telah harus berpisah dengan cara yang tidak enak? Pernahkah engkau melihat amarah yang muncul dari seseorang yang telah terpicu kemarahannya? Bisakah engkau mengetahui dorongan penuh dendam dari seseorang yang telah diperlakukan dengan permusuhan dan kecurangan? Jika engkau memahami cara berpikir orang-orang ini, Aku rasa tidak akan sulit bagimu untuk membayangkan sikap yang akan Tuhan miliki di hari pembalasan-Nya! Akhirnya, Aku berharap engkau semua berupaya dengan serius demi tempat tujuanmu, meskipun sebaiknya engkau tidak menggunakan cara-cara yang curang di dalam upayamu, atau Aku akan terus kecewa kepadamu di dalam hati-Ku. Dan apakah akibat dari kekecewaan seperti itu? Bukankah engkau hanya membodohi dirimu sendiri? Orang-orang yang memikirkan tempat tujuan mereka tetapi menghancurkannya adalah orang-orang yang paling tidak bisa diselamatkan. Bahkan jika dia menjadi jengkel dan marah, siapa yang akan mengasihani orang semacam itu? Kesimpulannya, Aku masih berharap engkau mendapatkan tempat tujuan yang sesuai dan baik, dan lebih dari itu, Aku berharap tak seorang pun dari engkau semua akan jatuh ke dalam bencana.
Dikutip dari "Tentang Tempat Tujuan" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"