Menyingkapkan Kerusakan Manusia 2
Firman Tuhan Harian: Kutipan 336
Engkau mengatakan bahwa engkau mengakui Tuhan yang berinkarnasi, dan engkau mengakui Firman menampakkan diri dalam daging, tetapi engkau melakukan hal-hal tertentu di belakang-Nya, hal-hal yang bertentangan dengan apa yang Dia minta, dan di dalam hatimu engkau tidak takut akan Dia. Apakah ini yang disebut mengakui Tuhan? Engkau mengakui apa yang Dia katakan, tetapi engkau tidak melakukan hal-hal yang dapat kaulakukan dan juga tidak mematuhi jalan-Nya. Apakah ini yang disebut mengakui Tuhan? Dan meskipun engkau mengakui Dia, pola pikirmu hanyalah kehati-hatian terhadap-Nya, tak pernah rasa hormat. Jika engkau telah melihat dan mengakui pekerjaan-Nya dan engkau mengetahui bahwa Dia adalah Tuhan, tetapi engkau tetap suam-suam kuku dan sama sekali tidak berubah, itu berarti engkau adalah jenis orang yang masih belum ditaklukkan. Mereka yang sudah ditaklukkan harus melakukan segala yang mereka bisa, dan meskipun mereka tidak dapat memasuki kebenaran yang lebih tinggi, dan kebenaran ini mungkin melampaui mereka, orang-orang semacam itu bersedia dalam hati mereka untuk memperoleh ini. Itu karena ada batasan pada apa yang dapat mereka terima sehingga ada batasan pada apa yang dapat mereka terapkan. Akan tetapi, paling tidak, mereka harus melakukan segala sesuatu yang mereka bisa, dan jika engkau dapat mencapainya, ini adalah dampak yang telah dicapai karena pekerjaan penaklukan. Misalkan engkau berkata: "Mengingat Dia mengucapkan begitu banyak perkataan yang tak dapat dikatakan manusia, jika Dia bukan Tuhan, maka siapakah Tuhan?" Pemikiran semacam ini bukan berarti engkau mengakui Tuhan. Jika engkau mengakui Tuhan, engkau harus menunjukkannya melalui tindakan nyatamu. Jika engkau memimpin sebuah gereja, tetapi tidak dapat menerapkan kebenaran, dan mendambakan uang dan kekayaan, serta selalu mengantongi uang gereja untuk dirimu sendiri, apakah ini yang dikatakan mengakui bahwa Tuhan itu ada? Tuhan itu Maha Kuasa dan layak untuk dihormati. Bagaimana mungkin engkau tidak takut jika engkau benar-benar mengakui bahwa Tuhan itu ada? Jika engkau mampu melakukan tindakan tercela seperti itu, apakah engkau sungguh-sungguh mengakui Dia? Tuhankah yang kaupercayai? Yang kaupercayai adalah Tuhan yang samar; itulah sebabnya engkau tidak takut! Mereka yang benar-benar mengakui dan mengenal Tuhan semuanya takut akan Dia dan takut melakukan apa pun yang menentang-Nya atau melakukan sesuatu yang melanggar hati nurani mereka; mereka terutama takut melakukan apa pun yang mereka tahu bertentangan dengan kehendak Tuhan. Hanya inilah yang dapat dianggap mengakui keberadaan Tuhan. Apa yang akan kaulakukan ketika orang tuamu berusaha menghentikanmu untuk percaya kepada Tuhan? Bagaimana seharusnya engkau mengasihi Tuhan ketika suamimu yang bukan orang percaya memperlakukanmu dengan baik? Dan bagaimana seharusnya engkau mengasihi saudara-saudari yang membencimu? Jika engkau mengakui Dia, engkau akan bertindak dengan tepat dan hidup dalam kenyataan dalam semua situasi ini. Jika engkau gagal mengambil tindakan yang nyata, tetapi hanya berkata bahwa engkau mengakui keberadaan Tuhan, itu berarti engkau cuma pandai bicara! Engkau berkata bahwa engkau percaya kepada-Nya dan mengakui Dia, tetapi dengan cara apa engkau mengakui Dia? Dengan cara apa engkau percaya kepada-Nya? Apakah engkau takut akan Dia? Apakah engkau menghormati Dia? Apakah engkau mengasihi Dia di lubuk hatimu? Waktu engkau tertekan dan tidak memiliki siapa pun untuk bersandar, engkau merasakan keindahan Tuhan, tetapi setelahnya engkau melupakan semua itu. Berbuat begitu bukanlah mengasihi Tuhan atau percaya kepada Tuhan! Apakah yang Tuhan ingin untuk dicapai manusia pada akhirnya? Semua keadaan yang Kusebutkan, seperti merasa sangat terkesan dengan kehebatanmu sendiri, merasa engkau cepat tanggap dan memahami hal-hal baru, mengendalikan orang lain, memandang rendah orang lain, menilai orang berdasarkan penampilannya, merundung orang yang polos dan jujur, mengingini uang gereja, dan sebagainya—ketika semua watak rusak yang jahat ini telah disingkirkan darimu hingga taraf tertentu, barulah penaklukanmu akan terwujud.
Dikutip dari "Fakta Sesungguhnya di Balik Pekerjaan Penaklukan (4)" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"
Firman Tuhan Harian: Kutipan 337
Aku sudah bekerja dan berfirman dengan cara ini di antaramu, Aku telah mengorbankan begitu banyak tenaga dan upaya, tetapi kapan engkau pernah mendengarkan apa yang Kukatakan kepadamu dengan sedemikian jelasnya? Kapan engkau pernah bersujud di hadapan-Ku, yang adalah Yang Mahakuasa? Mengapa engkau memperlakukan Aku seperti ini? Mengapa segala sesuatu yang engkau katakan dan lakukan menyulut amarah-Ku? Mengapa hatimu begitu keras? Pernahkah Aku memukulmu? Mengapa engkau semua tidak melakukan apa pun selain membuat-Ku sedih dan cemas? Apakah engkau semua sedang menantikan hari murka-Ku, Aku yang adalah Yahweh, untuk menghampirimu? Apakah engkau menunggu-Ku melepaskan amarah yang disulut oleh ketidaktaatanmu? Bukankah segala sesuatu yang Kulakukan adalah untukmu? Namun, engkau semua selalu memperlakukan Aku, Yahweh, seperti ini: mencuri korban persembahan-Ku, membawa pulang persembahan di mezbah-Ku ke sarang serigala untuk memberi makan anak-anaknya dan keturunannya; orang-orang berkelahi satu sama lain, saling menantang dengan tatapan marah dengan membawa pedang dan tombak, melemparkan firman-Ku, yang adalah Yang Mahakuasa, ke dalam jamban agar menjadi kotor seperti tinja. Di manakah integritasmu? Kemanusiaanmu sudah menjadi seperti hewan buas! Hatimu sudah lama berubah menjadi batu. Tidak tahukah engkau bahwa saat ketika hari murka-Ku tiba akan menjadi saat ketika Aku menghakimi kejahatan yang engkau lakukan saat ini terhadap-Ku, yang adalah Yang Mahakuasa? Apa menurutmu dengan mengelabui-Ku seperti ini, dengan membuang firman-Ku ke kubangan lumpur dan tidak mendengarkannya—apa menurutmu dengan bertindak seperti ini di belakang-Ku, engkau bisa luput dari tatapan murka-Ku? Tidak tahukah engkau semua bahwa engkau sudah terlihat oleh mata-Ku, Yahweh, saat engkau mencuri korban persembahan-Ku dan menginginkan harta-Ku? Tidak tahukah engkau bahwa ketika engkau semua mencuri korban persembahan-Ku, engkau melakukannya di depan mezbah tempat korban persembahan dipersembahkan? Bagaimana mungkin engkau yakin bahwa dirimu cukup cerdas untuk mengelabui-Ku dengan cara ini? Bagaimana mungkin murka-Ku melewatkan dosamu yang keji itu? Bagaimana mungkin kemarahan-Ku yang menyala-nyala melewatkan perbuatan jahatmu? Kejahatan yang engkau lakukan hari ini tidak membuka jalan keluar bagimu, melainkan menumpukkan hajaran bagi hari esokmu; mendatangkan hajaran dari-Ku, yang adalah Yang Mahakuasa, terhadap dirimu. Bagaimana mungkin perbuatan jahatmu dan perkataanmu yang jahat luput dari hajaran-Ku? Bagaimana mungkin doamu sampai ke telinga-Ku? Bagaimana mungkin Aku membukakan jalan keluar bagi ketidakbenaranmu? Bagaimana mungkin Aku melepaskan perbuatan jahatmu yang menentang Aku? Bagaimana mungkin Aku tidak memotong lidahmu yang berbisa seperti ular? Engkau semua tidak memohon kepada-Ku demi kebenaranmu, tetapi malah menimbun murka-Ku sebagai akibat dari ketidakbenaranmu. Bagaimana mungkin Aku mengampunimu? Di mata-Ku, Yang Mahakuasa, perkataan dan tindakanmu kotor. Mata-Ku, Aku yang adalah Yang Mahakuasa, memandang ketidakbenaranmu sebagai hajaran tiada berkesudahan. Bagaimana mungkin hajaran dan penghakiman-Ku yang adil berlalu darimu? Karena engkau semua melakukan ini kepada-Ku, membuat-Ku sedih dan murka, bagaimana mungkin Aku membiarkan engkau semua luput dari tangan-Ku dan lepas dari hari ketika Aku, Yahweh, menghajar dan mengutukmu? Tidak tahukah engkau bahwa semua perkataan dan ucapan burukmu sudah mencapai telinga-Ku? Tidak tahukah engkau semua bahwa ketidakbenaranmu telah menodai jubah kebenaran-Ku yang kudus? Tidak tahukah engkau semua bahwa ketidaktaatanmu telah menyulut kemarahan-Ku yang dahsyat? Tidak tahukah engkau semua bahwa engkau sudah lama membuat-Ku memendam amarah, dan telah sejak lama menguji kesabaran-Ku? Tidak tahukah engkau semua bahwa engkau sudah merusak daging-Ku, sampai membuatnya koyak moyak? Aku sudah menahannya hingga kini, tetapi sekarang Aku akan melepaskan kemarahan-Ku dan tidak akan lagi bersabar terhadapmu. Tidak tahukah engkau semua bahwa perbuatan jahatmu telah mencapai mata-Ku, dan bahwa tangisan-Ku sudah sampai ke telinga Bapa-Ku? Bagaimana mungkin Dia membiarkan engkau semua memperlakukan Aku seperti ini? Adakah pekerjaan yang Kulakukan dalam dirimu yang bukan demi kepentinganmu? Namun, siapakah di antaramu yang menjadi lebih mengasihi pekerjaan-Ku, Aku yang adalah Yahweh? Mungkinkah Aku tidak setia pada kehendak Bapa-Ku karena Aku lemah, dan karena penderitaan yang telah Kutanggung? Apakah engkau semua tidak memahami hati-Ku? Aku berbicara kepadamu seperti yang dilakukan oleh Yahweh; bukankah Aku sudah mengorbankan begitu banyak untuk engkau semua? Meski Aku bersedia menanggung semua penderitaan ini demi pekerjaan Bapa-Ku, bagaimana mungkin engkau dibebaskan dari hajaran yang akan Kutimpakan kepadamu sebagai akibat dari penderitaan-Ku? Bukankah engkau semua sudah sangat menikmati diri-Ku? Sekarang, Aku telah dikaruniakan kepadamu oleh Bapa-Ku; tidak tahukah engkau semua bahwa engkau menikmati jauh lebih banyak daripada firman-Ku yang berkelimpahan itu? Tidak tahukah engkau bahwa hidup-Ku ditukar demi hidupmu dan segala sesuatu yang engkau nikmati? Tidak tahukah engkau bahwa Bapa-Ku menggunakan hidup-Ku untuk melakukan peperangan melawan Iblis, dan bahwa Dia juga mengaruniakan hidup-Ku untukmu, menyebabkanmu menerima seratus kali lipat, dan memungkinkanmu untuk terhindar dari begitu banyak pencobaan? Tidak tahukah engkau bahwa hanya melalui pekerjaan-Ku, engkau semua telah dibebaskan dari banyak pencobaan, dan dari banyak hajaran yang berat? Tidak tahukah engkau semua bahwa hanya karena Aku, Bapa-Ku mengizinkanmu untuk bersenang-senang sampai sekarang? Bagaimana engkau semua bisa tetap sedemikian keras dan tak mau menyerah saat ini, sehingga kapalan seakan-akan telah tumbuh dalam hatimu? Bagaimana mungkin kejahatan yang engkau lakukan hari ini luput dari hari kemurkaan yang akan datang setelah kepergian-Ku dari bumi? Bagaimana mungkin Aku membiarkan mereka yang sedemikian keras dan tak mau menyerah ini luput dari kemarahan Yahweh?
Dikutip dari "Tak Satu pun yang Berasal dari Daging Dapat Luput pada Hari Kemurkaan" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"
Firman Tuhan Harian: Kutipan 338
Renungkan kembali masa lalu: kapan tatapan-Ku pernah marah dan suara-Ku pernah keras terhadapmu? Kapan Aku pernah berdebat denganmu? Kapan Aku pernah menegurmu tanpa alasan? Kapan Aku pernah menegurmu di depan mukamu? Bukankah demi pekerjaan-Ku, Aku memohon kepada Bapa-Ku agar menghindarkanmu dari setiap pencobaan? Mengapa engkau semua memperlakukan Aku seperti ini? Pernahkah Aku menggunakan otoritas-Ku untuk meremukkan dagingmu? Mengapa engkau semua membalas-Ku seperti ini? Setelah bersikap plin-plan terhadap-Ku, engkau tidak dingin atau panas, dan kemudian engkau mencoba membujuk-Ku dan menyembunyikan segala sesuatu dari-Ku, dan mulutmu penuh dengan ketidakbenaran. Apa menurutmu lidahmu bisa menipu Roh-Ku? Apa menurutmu lidahmu bisa luput dari murka-Ku? Apa menurutmu lidahmu dapat menjatuhkan penghakiman sesuka hatimu terhadap perbuatan-Ku, Aku yang adalah Yahweh? Apakah Aku adalah Tuhan yang dihakimi oleh manusia? Mungkinkah Aku membiarkan belatung kecil menghujat-Ku seperti itu? Bagaimana mungkin Aku menempatkan keturunan pembangkang seperti ini di tengah berkat-berkat-Ku yang kekal? Perkataan dan tindakanmu sudah sejak lama tersingkap dan mengutuk dirimu. Ketika Aku membentangkan langit dan menciptakan segala sesuatu, Aku tidak membiarkan makhluk apa pun ikut serta sekehendak mereka, apalagi membiarkan apa pun mengganggu pekerjaan-Ku dan pengelolaan-Ku sesuka hatinya. Aku tidak menoleransi manusia atau benda apa pun; bagaimana mungkin Aku membiarkan mereka yang kejam dan tidak manusiawi terhadap-Ku tetap hidup? Bagaimana mungkin Aku mengampuni mereka yang memberontak terhadap firman-Ku? Bagaimana mungkin Aku membiarkan mereka yang tidak taat kepada-Ku tetap hidup? Bukankah nasib manusia berada di tangan-Ku, yang adalah Yang Mahakuasa? Bagaimana mungkin Aku menganggap ketidakbenaran dan ketidaktaatanmu hal yang kudus? Bagaimana mungkin dosamu mengotori kekudusan-Ku? Aku tidak dikotori oleh kenajisan orang-orang tidak benar, Aku juga tidak menikmati persembahan orang-orang tidak benar. Jika engkau setia terhadap-Ku, yang adalah Yahweh, mungkinkah engkau akan mengambil persembahan korban untuk dirimu dari mezbah-Ku? Mungkinkah engkau akan menggunakan lidah berbisamu untuk menghujat nama-Ku yang kudus? Mungkinkah engkau memberontak terhadap firman-Ku dengan cara ini? Mungkinkah engkau akan memperlakukan kemuliaan dan nama-Ku yang kudus sebagai alat untuk melayani Iblis, si jahat? Hidup-Ku diberikan untuk kenikmatan orang-orang kudus. Bagaimana mungkin Aku membiarkanmu mempermainkan hidup-Ku sesuka hatimu, dan menggunakan hidup-Ku sebagai alat konflik di antara engkau semua? Bagaimana engkau bisa begitu tidak berperasaan, dan begitu kurang dalam hal kebaikan, dalam caramu bersikap terhadap-Ku? Tidak tahukah engkau bahwa Aku sudah menuliskan perbuatan jahatmu dalam firman kehidupan ini? Bagaimana mungkin engkau luput pada hari kemurkaan saat Aku menghajar Mesir? Bagaimana mungkin Aku membiarkanmu melawan dan menentang-Ku dengan cara ini, berulang kali? Kuberitahukan kepadamu dengan jelas, pada saat hari tersebut tiba, hajaranmu akan jauh lebih berat daripada hajaran Mesir! Bagaimana mungkin engkau luput dari hari murka-Ku? Kuberitahukan kepadamu dengan sungguh-sungguh: Aku bertahan untuk menghadapi perbuatan jahatmu, dan ada untuk hajaranmu pada hari itu. Bukankah engkaulah yang akan merasakan penderitaan penghakiman penuh murka setelah Aku mencapai akhir kesabaran-Ku? Bukankah segala sesuatu berada di tangan-Ku, Yang Mahakuasa? Bagaimana mungkin Aku membiarkanmu tidak taat kepada-Ku seperti itu, di kolong langit ini? Hidupmu akan sangat berat karena engkau telah bertemu Mesias, yang tentang-Nya dikatakan bahwa Dia akan datang, tetapi tidak pernah datang. Bukankah engkau semua adalah musuh-Nya? Yesus selama ini telah menjadi temanmu, tetapi engkau semua adalah musuh Mesias. Tidak tahukah engkau bahwa meskipun engkau berteman dengan Yesus, perbuatan jahatmu telah memenuhi bejana orang-orang yang sangat menjijikkan? Meski engkau semua sangat dekat dengan Yahweh, tidak tahukah engkau bahwa perkataan jahatmu telah sampai ke telinga Yahweh dan menyulut murka-Nya? Bagaimana mungkin Dia dekat denganmu, dan bagaimana mungkin Dia tidak membakar bejanamu, yang dipenuhi dengan perbuatan jahat? Bagaimana mungkin Dia tidak menjadi musuhmu?
Dikutip dari "Tak Satu pun yang Berasal dari Daging Dapat Luput pada Hari Kemurkaan" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"
Firman Tuhan Harian: Kutipan 339
Sekarang Aku sedang melihat dagingmu yang sabar yang akan membujuk-Ku, dan Aku hanya punya sebuah peringatan kecil untukmu, meskipun Aku tidak akan "melayani"-mu dengan hajaran. Engkau seharusnya tahu peran apa yang engkau mainkan dalam pekerjaan-Ku, dan kemudian Aku akan merasa puas. Mengenai hal-hal di luar ini, jika engkau menentang Aku atau menghabiskan uang-Ku, atau memakan persembahan bagi Aku, Yahweh, atau jika engkau semua para belatung saling menggigit satu sama lain, atau jika engkau makhluk-makhluk yang seperti anjing terlibat konflik atau saling melanggar—Aku tidak peduli semua itu. Engkau semua hanya perlu tahu orang macam apa engkau ini dan Aku akan puas. Selain dari semua ini, tidak mengapa jika engkau semua ingin menggunakan senjata terhadap satu sama lain atau saling bertarung dengan kata-katamu; Aku tidak tertarik untuk ikut campur dalam hal-hal seperti itu dan Aku sedikit pun tidak tertarik dengan urusan manusia. Bukannya Aku tidak peduli dengan konflik di antaramu; itu karena Aku bukanlah salah satu darimu, dan karena itu Aku tidak ikut dalam urusan yang ada di antaramu. Aku, diri-Ku, bukanlah makhluk ciptaan dan bukan dari dunia, jadi, Aku benci kehidupan sibuk manusia dan hubungan yang kacau, tidak pantas di antara mereka. Aku secara khusus membenci kumpulan orang banyak yang berisik. Namun Aku memiliki pengetahuan mendalam tentang ketidakmurnian dalam hati setiap makhluk ciptaan dan sebelum Aku menciptakanmu, Aku sudah tahu ketidakbenaran yang ada di kedalaman hati manusia dan Aku tahu semua tipu daya dan kebengkokan dalam hati manusia. Jadi, meskipun tidak ada jejak sama sekali tentang manusia yang melakukan ketidakbenaran, Aku tetap tahu bahwa ketidakbenaran yang tersimpan dalam hatimu melampaui kekayaan segala sesuatu yang Aku ciptakan. Masing-masing dari antaramu telah naik ke tempat tertinggi di antara orang banyak; engkau telah naik sehingga menjadi nenek moyang orang banyak. Engkau bersikap sangat seenaknya dan berlari liar di antara semua belatung mencari tempat yang tenang dan berusaha memangsa belatung yang lebih kecil daripadamu. Engkau jahat dan kejam dalam hatimu, melebihi bahkan hantu-hantu yang telah tenggelam ke dasar laut. Engkau hidup di dasar tumpukan sampah, mengganggu belatung-belatung dari atas sampai ke dasar sampai mereka tidak merasakan kedamaian, saling berkelahi satu sama lain sebentar dan kemudian tenang. Engkau semua tidak tahu tempatmu, tetapi engkau tetap berkelahi dengan sesamamu di tumpukan sampah. Apa yang bisa engkau dapatkan dari pergumulan seperti itu? Jika engkau semua benar-benar memiliki sikap yang menghormati Aku dalam hatimu, bagaimana engkau bisa berkelahi dengan sesamamu di belakang-Ku? Seberapa pun tingginya statusmu, bukankah engkau sebenarnya adalah cacing kecil yang bau di tumpukan sampah? Akankah engkau mampu menumbuhkan sayap dan menjadi burung merpati di langit? Engkau semua, cacing kecil bau, engkau mencuri persembahan dari mezbah-Ku, dari Yahweh; dengan melakukannya, bisakah engkau menyelamatkan nama baikmu yang sudah hancur, cemar, dan menjadi umat Israel yang terpilih? Engkau orang jahat yang tidak tahu malu! Persembahan di mezbah itu dipersembahkan orang-orang kepada-Ku, sebagai ungkapan kasih dari mereka yang menghormati Aku. Semua itu adalah untuk berada di bawah kendali-Ku dan untuk Kupakai, jadi bagaimana mungkin engkau bisa merampok burung tekukur yang telah dipersembahkan orang-orang kepada-Ku? Apakah engkau tidak takut menjadi seorang Yudas? Apakah engkau tidak takut tanahmu bisa menjadi tanah darah? Engkau yang tidak tahu malu! Apakah engkau berpikir burung tekukur yang dipersembahkan orang-orang adalah untuk mengenyangkan perutmu, belatung? Apa yang telah Kuberikan kepadamu adalah apa yang Aku dengan puas dan rela memberikannya kepadamu; apa yang belum Kuberikan kepadamu berada dalam kekuasaan-Ku. Engkau sama sekali tidak boleh mencuri persembahan-Ku. Pribadi yang bekerja adalah Aku, Yahweh—Tuhan atas seluruh ciptaan dan manusia mempersembahkan korban karena Aku. Apakah engkau berpikir ini adalah untuk membayar semua yang sibuk engkau lakukan? Engkau benar-benar tidak tahu malu! Untuk siapa engkau bersikap sibuk? Bukankah itu untuk dirimu sendiri? Mengapa engkau mencuri persembahan-Ku? Kenapa engkau mencuri uang dari kantong uang-Ku? Bukankah engkau anak-anak Yudas Iskariot? Persembahan untuk Aku, Yahweh, adalah untuk dinikmati para imam. Apakah engkau imam? Engkau berani dengan diam-diam memakan persembahan-Ku dan bahkan menaruhnya di meja; engkau sama sekali tidak berharga! Engkau orang-orang celaka yang tidak bernilai! Api-Ku, Api Yahweh akan menghanguskanmu!
Dikutip dari "Ketika Daun-daun yang Berguguran Kembali ke Akarnya, Engkau Akan Menyesali Semua Kejahatan yang Telah Engkau Perbuat" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"
Firman Tuhan Harian: Kutipan 340
Imanmu sangat bagus; katamu, engkau bersedia mengorbankan seumur hidupmu demi pekerjaan-Ku, dan bahwa engkau bersedia berkorban nyawa untuk itu, tetapi watakmu tidak banyak berubah. Engkau hanya berbicara dengan arogan, padahal perilakumu yang sebenarnya sangat buruk. Seakan-akan, lidah dan bibir seseorang berada di surga tetapi kakinya berada jauh di bumi, dan sebagai akibatnya, kata-kata dan perbuatannya serta reputasinya tetap dalam kondisi buruk. Reputasimu telah hancur, sikapmu bejat, cara bicaramu hina, dan hidupmu tercela; bahkan seluruh kemanusiaanmu telah merosot begitu rendah. Engkau sekalian berpikiran sempit terhadap orang lain dan engkau tawar-menawar dalam setiap hal kecil. Engkau bertengkar karena reputasi dan statusmu sendiri, bahkan sampai bersedia turun ke neraka dan ke dalam lautan api. Perkataan dan perbuatanmu saat ini sudah cukup bagi-Ku untuk menentukan bahwa engkau sekalian berdosa. Sikapmu terhadap pekerjaan-Ku sudah cukup bagi-Ku untuk menentukan bahwa engkau sekalian adalah orang-orang fasik, dan semua watakmu sudah cukup untuk menyatakan bahwa engkau sekalian adalah jiwa-jiwa cemar yang penuh dengan kekejian. Manifestasimu dan apa yang engkau ungkapkan sudah cukup untuk menyatakan bahwa engkau semua adalah orang-orang yang telah banyak minum darah roh-roh najis. Ketika perkara memasuki kerajaan disampaikan, engkau sekalian tidak mengungkapkan perasaanmu. Apakah engkau semua yakin bahwa kondisimu sekarang sudah memadai bagimu untuk memasuki gerbang kerajaan surga-Ku? Apakah engkau semua yakin bahwa engkau dapat memperoleh jalan masuk ke tanah suci dari pekerjaan dan firman-Ku tanpa kata-kata dan perbuatanmu lebih dahulu menjalani pengujian-Ku? Siapa yang sanggup menipu kedua mata-Ku? Bagaimana bisa perilaku dan percakapanmu yang hina dan rendah luput dari pandangan-Ku? Hidupmu telah Kutentukan sebagai kehidupan yang meminum darah dan memakan daging dari roh-roh najis sebab engkau sekalian meniru rupa mereka di hadapan-Ku setiap hari. Di hadapan-Ku, perilakumu sangat buruk, jadi bagaimana mungkin Aku tidak mendapati dirimu menjijikkan? Perkataanmu mengandung kekotoran dari roh-roh najis: engkau membujuk, menutupi, dan menyanjung seperti orang-orang yang terlibat sihir dan seperti mereka yang khianat dan meminum darah orang yang tidak benar. Semua ungkapan manusia sangat fasik, jadi bagaimana mungkin semua orang dapat ditempatkan di tanah suci di tempat orang-orang benar berada? Apakah engkau berpikir bahwa perilakumu yang tercela dapat membedakan dirimu sebagai orang yang kudus dibandingkan orang-orang fasik itu? Lidahmu yang seperti ular itu akhirnya akan merusak dagingmu yang membawa kehancuran dan melakukan kekejian, dan tanganmu yang berlumuran dengan darah roh-roh najis itu juga akhirnya akan menarik jiwamu ke neraka. Jadi, mengapa engkau tidak menggapai kesempatan ini untuk mentahirkan tanganmu yang berlumuran kecemaran? Dan mengapa engkau tidak memanfaatkan kesempatan ini untuk memotong lidahmu yang mengatakan kata-kata yang tidak benar? Mungkinkah engkau bersedia menderita dalam api neraka demi tangan, lidah, dan bibirmu? Aku mengawasi hati semua orang dengan kedua mata-Ku karena jauh sebelum Aku menciptakan manusia, Aku telah menggenggam hati mereka di dalam tangan-Ku. Aku sudah lama menyelami hati manusia, jadi bagaimana mungkin segala pikiran manusia luput dari mata-Ku? Bagaimana mungkin mereka bisa tepat pada waktunya lolos dari pembakaran Roh-Ku?
Dikutip dari "Engkau Sekalian Begitu Rendah dalam Akhlakmu!" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"
Firman Tuhan Harian: Kutipan 341
Bibirmu lebih manis dari burung merpati tetapi hatimu lebih jahat dari ular zaman purba. Bibirmu seindah perempuan Lebanon, tetapi hatimu tidak sebaik hati mereka, dan tentu saja tidak bisa dibandingkan dengan kecantikan bangsa Kanaan. Hatimu begitu khianat! Yang Aku benci hanyalah bibir dan hati orang jahat, dan persyaratan-Ku atas manusia sama sekali tidak lebih tinggi dari apa yang Kuharapkan dari orang-orang kudus; hanya saja Aku merasa benci atas perbuatan durjana orang-orang fasik dan Aku berharap mereka dapat menyingkirkan kecemaran mereka dan menghindar dari kesulitan mereka saat ini sehingga mereka dapat dibedakan dari orang-orang fasik, lalu hidup bersama dan menjadi kudus bersama orang-orang benar. Engkau sekalian berada dalam keadaan yang sama seperti Aku, tetapi engkau diliputi oleh kecemaran; engkau bahkan tidak mengandung sedikit pun kesamaan dengan manusia yang diciptakan pada awalnya. Terlebih lagi, karena setiap hari engkau sekalian meniru rupa roh-roh najis itu, melakukan apa yang mereka perbuat dan mengatakan apa yang mereka ucapkan, seluruh bagian dari dirimu—bahkan lidah dan bibirmu—terbenam dalam air kotor mereka, sampai-sampai engkau sekalian diliputi noda itu seluruhnya, dan tak satu pun bagian dari dirimu yang dapat dipakai untuk pekerjaan-Ku. Sungguh memilukan! Engkau sekalian hidup di dunia seperti kuda dan ternak tetapi tidak merasa gelisah; engkau penuh dengan sukacita dan hidup bebas dan mudah. Engkau berenang di air kotor ini tetapi sebenarnya tidak tahu kalau engkau sekalian telah jatuh ke dalam situasi seperti ini. Setiap hari engkau bergaul dengan roh-roh najis dan berurusan dengan "kotoran." Hidupmu sangat hina, tetapi engkau benar-benar tidak tahu kalau engkau sama sekali tidak berada di dunia manusia dan engkau tidak berkuasa atas dirimu sendiri. Tidak tahukah engkau bahwa hidupmu telah lama diinjak-injak oleh roh-roh najis, atau bahwa akhlakmu telah lama tercemar oleh air kotor? Apakah pikirmu engkau tinggal di surga duniawi, bahwa engkau berada di tengah-tengah kebahagiaan? Tidak tahukah engkau bahwa engkau telah menjalani hidup dengan roh-roh najis, dan bahwa engkau telah menjalani hidup dengan segala yang telah dipersiapkan mereka bagimu? Bagaimana mungkin hidupmu punya arti? Bagaimana mungkin hidupmu memiliki nilai? Engkau telah sibuk berkeliling demi orang tuamu, yaitu orang tua roh najis, tetapi engkau sama sekali tidak tahu kalau mereka yang menjebakmu adalah orang tua roh-roh najis itu, yang melahirkan dan membesarkan engkau. Selain itu, engkau tidak menyadari bahwa seluruh kecemaranmu sebenarnya mereka berikan kepadamu; yang engkau tahu hanyalah bahwa mereka dapat memberimu "kesenangan," mereka tidak menghajarmu, juga tidak menghakimimu, dan terutama tidak mengutukmu. Mereka tidak pernah marah kepadamu, tetapi memperlakukan engkau dengan penuh kasih sayang dan kebaikan. Kata-kata mereka memelihara hatimu dan memikatmu sehingga engkau menjadi bingung dan tanpa menyadarinya, engkau terjerat dan bersedia melayani mereka, menjadi saluran serta pelayan mereka. Engkau tidak mengeluh sama sekali, malah bersedia bekerja bagi mereka layaknya anjing, layaknya kuda; engkau teperdaya oleh mereka. Karena alasan ini, engkau sama sekali tidak bereaksi terhadap pekerjaan yang Kulakukan. Pantas saja engkau selalu ingin diam-diam menyelinap keluar dari jemari-Ku, dan tidak mengherankan jika engkau selalu ingin menggunakan kata-kata manis untuk memperdaya kebaikan-Ku. Ternyata engkau sudah punya rencana lain, pengaturan lain. Engkau dapat melihat sedikit tindakan-Ku sebagai Yang Mahakuasa, tetapi engkau tidak tahu sedikit pun tentang penghakiman dan hajaran-Ku. Engkau tidak tahu kapan hajaran-Ku dimulai; engkau hanya tahu cara menipu-Ku, tetapi engkau tidak tahu bahwa Aku tidak akan menoleransi pelanggaran oleh manusia. Karena engkau telah membulatkan tekad untuk melayani-Ku, Aku tidak akan melepaskanmu. Aku adalah Tuhan yang cemburu, dan Akulah Tuhan yang cemburu pada manusia. Karena engkau telah mengutarakan janjimu di atas mezbah, Aku tidak akan membiarkan engkau melarikan diri di depan mata-Ku sendiri, dan Aku tidak akan membiarkan engkau melayani dua tuan. Apakah pikirmu engkau dapat memiliki cinta lain setelah engkau menyatakan janjimu di atas mezbah-Ku dan di depan mata-Ku? Bagaimana Aku bisa membiarkan manusia membodohi Aku seperti itu? Sangkamu engkau bisa seenaknya bersumpah dan berikrar kepada-Ku dengan lidahmu? Bagaimana engkau bisa bersumpah demi takhta-Ku, takhta Yang Mahatinggi? Apakah engkau berpikir bahwa sumpahmu sudah berlalu? Aku berkata kepadamu: andaipun dagingmu berlalu, sumpahmu tidak bisa berlalu. Pada akhirnya, Aku akan menghukum engkau sekalian berdasarkan sumpahmu. Namun, pikirmu engkau dapat mengatasi-Ku dengan mengungkapkan kata-katamu di hadapan-Ku, dan bahwa hatimu dapat melayani roh-roh najis dan roh-roh jahat. Bagaimana mungkin murka-Ku menoleransi orang-orang seperti anjing, seperti babi, yang menipu Aku? Aku harus melaksanakan ketetapan administratif-Ku, dan merebut kembali dari tangan roh-roh najis semua orang "saleh" dan munafik yang beriman kepada-Ku agar mereka dapat "melayani" Aku secara disiplin, menjadi lembu-Ku, menjadi kuda-Ku, dan mengikuti pengaturan-Ku. Aku akan menyuruhmu membulatkan tekadmu sebelumnya dan melayani-Ku sekali lagi. Aku tidak akan membiarkan ciptaan mana pun menipu Aku. Apakah pikirmu engkau bisa saja sembarangan mengajukan permintaan dan seenaknya berbohong di hadapan-Ku? Apakah pikirmu Aku belum mendengar atau melihat kata-kata dan perbuatanmu? Bagaimana mungkin kata-kata dan perbuatanmu tidak terlihat dalam pandangan-Ku? Bagaimana mungkin Aku membiarkan manusia menipu-Ku seperti itu?
Dikutip dari "Engkau Sekalian Begitu Rendah dalam Akhlakmu!" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"
Firman Tuhan Harian: Kutipan 342
Aku telah berada di antaramu, bergaul denganmu selama beberapa musim semi dan musim gugur; Aku telah tinggal di antaramu untuk waktu yang lama, telah hidup bersamamu. Berapa banyak perilaku tercelamu telah lolos di depan mata-Ku? Kata-kata tulusmu itu terus bergema di telinga-Ku; berjuta-juta aspirasimu telah engkau letakkan di atas mezbah-Ku—bahkan jumlahnya tak terhitung. Namun, dedikasimu dan apa yang engkau sekalian korbankan, sama sekali tidak engkau pedulikan. Engkau bahkan tidak memberikan setitik pun ketulusan di atas mezbah-Ku. Di manakah buah kepercayaanmu kepada-Ku? Engkau sekalian telah menerima kasih karunia yang tak berkesudahan dari-Ku dan engkau telah menyaksikan berbagai misteri yang tiada habisnya dari surga; Aku bahkan telah menunjukkan kepadamu nyala api surga, tetapi Aku tidak sampai hati membakarmu. Kendati demikian, berapa banyak yang telah engkau sekalian berikan kepada-Ku sebagai balasannya? Seberapa banyak engkau sekalian bersedia memberi bagi-Ku? Dengan makanan yang Kuberikan kepadamu, engkau berbalik dan mempersembahkannya kepada-Ku, bahkan mengatakan bahwa makanan itu adalah sesuatu yang engkau dapatkan sebagai imbalan atas keringat kerja kerasmu sendiri, dan bahwa engkau mempersembahkan segala yang engkau miliki kepada-Ku. Bagaimana mungkin engkau tidak tahu bahwa "kontribusimu" kepada-Ku hanyalah segala hal yang telah dicuri dari mezbah-Ku? Terlebih lagi, sekarang engkau mempersembahkan itu kepada-Ku, bukankah engkau menipu Aku? Bagaimana mungkin engkau tidak tahu bahwa apa yang Kunikmati saat ini adalah semua persembahan di mezbah-Ku, dan bukan apa yang telah engkau dapatkan sebagai imbalan atas kerja kerasmu dan kemudian engkau persembahkan kepada-Ku? Engkau sekalian sungguh berani menipu Aku dengan cara demikian, jadi bagaimana mungkin Aku bisa mengampunimu? Bagaimana mungkin engkau mengharapkan-Ku menahan ini lebih lama lagi? Aku telah memberikan segalanya untukmu. Aku telah membuka semuanya bagimu, menyediakan segala kebutuhanmu, dan membuka matamu, tetapi engkau sekalian menipu-Ku seperti ini, mengabaikan hati nuranimu. Tanpa pamrih Aku telah melimpahkan segalanya bagimu, sehingga meskipun engkau sekalian menderita, engkau tetap memperoleh dari-Ku segala yang Kubawa dari surga. Kendati demikian, engkau sekalian tidak memiliki dedikasi sama sekali, dan bahkan jika engkau memberikan sedikit kontribusi, engkau berusaha "menagih imbalan" dari-Ku setelah itu. Bukankah kontribusimu jadi tidak berarti? Yang telah engkau berikan kepada-Ku tidak lebih dari sebutir pasir, tetapi yang engkau minta dari-Ku adalah satu ton emas. Bukankah engkau sungguh keterlaluan? Aku bekerja di antaramu sekalian. Sama sekali tidak ada jejak sepuluh persen yang seharusnya Aku dapatkan, apalagi korban tambahan. Terlebih lagi, sepuluh persen yang disumbangkan oleh orang-orang yang saleh dirampas oleh orang jahat. Bukankah engkau sekalian tercerai-berai dari-Ku? Bukankah engkau sekalian menentang Aku? Bukankah engkau sekalian menghancurkan mezbah-Ku? Bagaimana mungkin jenis orang seperti ini bisa dipandang sebagai harta di mata-Ku? Bukankah mereka semua adalah babi dan anjing yang Kubenci? Bagaimana mungkin Aku bisa menyebut perbuatan jahatmu sebagai harta? Untuk siapakah sebenarnya pekerjaan-Ku dilakukan? Mungkinkah tujuannya hanya untuk memukul engkau sekalian demi mengungkapkan otoritas-Ku? Bukankah hidupmu sekalian bertumpu pada sepatah firman-Ku? Mengapa Aku hanya menggunakan firman untuk mengajar engkau dan Aku belum mengubah firman menjadi fakta untuk memukul engkau sesegera mungkin? Apakah firman dan pekerjaan-Ku hanya ditujukan untuk memukul umat manusia? Apakah Aku adalah Tuhan yang tanpa pandang bulu membunuh orang yang tidak bersalah? Saat ini, berapa banyak dari antaramu yang datang ke hadapan-Ku dengan seluruh keberadaannya demi mencari jalan kehidupan manusia yang benar? Hanya tubuhmu yang ada di hadapan-Ku; tetapi hatimu mengembara, dan sangat jauh dari-Ku. Karena engkau tidak tahu apa pekerjaan-Ku sebenarnya, ada beberapa dari engkau sekalian yang ingin meninggalkan-Ku dan menjauhkan diri dari-Ku, dan malah berharap hidup di surga di mana tidak terdapat hajaran atau penghakiman. Bukankah ini yang diinginkan manusia dalam hati mereka? Aku tentu saja tidak berusaha memaksa engkau. Jalan apa pun yang engkau tempuh adalah pilihanmu sendiri. Jalan di zaman sekarang adalah jalan yang disertai dengan penghakiman dan kutukan, tetapi engkau sekalian harus tahu bahwa segala yang telah Kuberikan bagimu—entah itu penghakiman atau hajaran—adalah hadiah terbaik yang bisa Kuberikan kepadamu, dan semua hal itulah yang sangat engkau butuhkan.
Dikutip dari "Engkau Sekalian Begitu Rendah dalam Akhlakmu!" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"
Firman Tuhan Harian: Kutipan 343
Aku telah melakukan sangat banyak pekerjaan di bumi, dan Aku telah berjalan di antara manusia selama bertahun-tahun, tetapi orang jarang memiliki pengetahuan mengenai gambar-Ku dan watak-Ku, dan hanya sedikit orang yang dapat menjelaskan secara menyeluruh mengenai pekerjaan yang Aku lakukan. Ada begitu banyak hal yang kurang pada diri manusia, mereka selalu kurang memahami apa yang Aku lakukan, dan hati mereka selalu waspada seolah-olah sangat takut Aku akan menempatkan mereka dalam situasi lain dan kemudian tidak lagi memedulikan mereka. Dengan demikian, sikap manusia terhadap-Ku selalu suam-suam kuku disertai sikap penuh kehati-hatian. Ini karena manusia telah datang ke masa sekarang tanpa memahami pekerjaan yang Aku lakukan, dan mereka, terutama, bingung dengan firman yang Kuucapkan kepada mereka. Mereka menggenggam firman-Ku di tangan mereka, tanpa tahu apakah mereka harus berkomitmen pada keyakinan teguh dalam diri mereka ataukah memilih untuk bersikap ragu dan melupakan firman-Ku. Mereka tidak tahu apakah mereka harus menerapkan firman-Ku, ataukah menunggu untuk melihat apa yang akan terjadi, apakah mereka harus mengesampingkan segala sesuatu dan dengan berani mengikuti, ataukah terus mempertahankan persahabatan dengan dunia seperti sebelumnya. Dunia batiniah manusia sangat rumit, dan teramat licik. Karena orang tidak dapat dengan jelas mengerti atau sepenuhnya memahami firman-Ku, banyak dari mereka mengalami kesulitan menerapkannya dan mengalami kesulitan menyerahkan hati mereka kepada-Ku. Aku sangat memahami kesulitanmu. Banyak kelemahan yang tak terhindarkan ketika hidup dalam daging, dan banyak faktor objektif menciptakan kesulitan bagimu. Engkau semua memberi makan keluargamu, menghabiskan hari-harimu bekerja keras, dan bulan serta tahun kaulalui dalam kesulitan. Ada banyak kesulitan hidup di dalam daging—Aku tidak menyangkal hal ini, dan tentu saja tuntutan-Ku terhadapmu dibuat sesuai dengan kesulitanmu. Tuntutan dalam pekerjaan yang Aku lakukan semuanya didasarkan pada tingkat pertumbuhanmu yang sebenarnya. Mungkin di masa lalu, tuntutan orang terhadapmu dalam pekerjaan mereka bercampur dengan unsur-unsur yang berlebihan, tetapi engkau semua harus tahu bahwa Aku tidak pernah mengajukan tuntutan yang berlebihan terhadapmu dalam apa yang Aku katakan dan lakukan. Semua tuntutan itu adalah berdasarkan pada natur dan daging manusia, serta apa yang mereka butuhkan. Engkau semua harus tahu, dan Aku dapat dengan sangat jelas memberitahukan kepadamu, bahwa Aku tidak menentang cara berpikir tertentu yang masuk akal yang orang miliki dan Aku tidak menentang natur bawaan manusia. Hanya saja, orang tidak mengerti standar apa sebenarnya yang telah Kutetapkan bagi mereka, juga tidak mengerti makna sejati firman-Ku, sehingga mereka meragukan firman-Ku sampai sekarang, dan bahkan kurang dari separuh manusia yang memercayai firman-Ku. Sisanya adalah orang-orang tidak percaya, dan bahkan ada lebih banyak orang yang suka mendengarkan Aku "bercerita." Lebih dari itu, ada banyak orang yang menikmati tontonan itu. Kuperingatkan kepadamu: banyak dari firman-Ku telah dibukakan kepada mereka yang percaya kepada-Ku, dan mereka yang menikmati pemandangan indah kerajaan tetapi terkunci di luar gerbangnya telah disingkirkan oleh-Ku. Bukankah engkau semua hanya lalang yang Kubenci dan Kutolak? Bagaimana engkau bisa menonton kepergian-Ku, dan kemudian dengan gembira menyambut kedatangan-Ku kembali? Kuberitahukan kepadamu, setelah orang-orang Niniwe mendengar kata-kata marah Yahweh, mereka segera bertobat dengan mengenakan kain kabung dan abu. Oleh karena mereka memercayai firman-Nya, mereka pun dipenuhi ketakutan dan kengerian, sehingga bertobat dalam kain kabung dan abu. Sedangkan orang-orang zaman sekarang, sekalipun engkau juga memercayai firman-Ku dan bahkan lebih dari itu, engkau percaya bahwa Yahweh telah datang sekali lagi di antaramu pada zaman sekarang, sikapmu tidak lain adalah sikap yang tidak menghormati, seolah-olah engkau hanya sedang mengamati Yesus yang lahir di Yudea ribuan tahun yang lalu dan yang sekarang telah turun ke tengah-tengahmu. Aku sangat paham tipu daya yang ada dalam hatimu; kebanyakan darimu mengikuti Aku karena rasa ingin tahu dan telah datang mencari-Ku karena kekosonganmu. Ketika keinginan ketigamu tak tercapai—yakni keinginanmu mendapatkan hidup yang damai dan bahagia—keingintahuanmu juga menghilang. Tipu daya yang ada di hati setiap orang di antaramu tersingkap lewat perkataan dan perbuatanmu. Sesungguhnya, engkau semua hanya ingin tahu tentang Aku, tetapi tidak takut kepada-Ku; engkau tidak menjaga lidahmu, bahkan lebih dari itu, engkau tidak menahan diri dalam perilakumu. Lalu, iman seperti apa sebenarnya yang engkau semua miliki? Apakah imanmu itu tulus? Engkau semua hanya menggunakan firman-Ku untuk mengusir kekhawatiranmu dan mengurangi kebosananmu, untuk mengisi ruang-ruang kosong yang tersisa dalam hidupmu. Siapakah di antaramu yang telah menerapkan firman-Ku? Siapakah yang memiliki iman yang tulus? Engkau semua terus berteriak bahwa Tuhan adalah Tuhan yang melihat ke kedalaman hati manusia, tetapi bagaimana Tuhan yang engkau teriakkan di dalam hatimu itu sesuai dengan-Ku? Jika engkau semua berteriak seperti ini, lalu mengapa engkau bertindak dengan cara seperti itu? Mungkinkah dengan kasih seperti inilah engkau ingin membalas-Ku? Tidak ada sedikit pun pengabdian di bibirmu, tetapi di manakah pengorbananmu, dan perbuatan baikmu? Jika bukan karena ucapanmu telah mencapai telinga-Ku, bagaimana mungkin Aku begitu membencimu? Jika engkau semua benar-benar percaya kepada-Ku, bagaimana engkau bisa jatuh ke dalam keadaan tertekan seperti itu? Wajahmu terlihat depresi seolah-olah engkau sedang diadili di dunia orang mati. Engkau bahkan tidak memiliki sedikit pun vitalitas, dan dengan suara lemah engkau berbicara tentang suara batinmu; engkau bahkan penuh dengan keluhan dan kutukan. Engkau semua sudah sejak lama kehilangan iman akan apa yang Kulakukan dan bahkan iman mula-mulamu telah hilang, jadi bagaimana mungkin engkau dapat mengikuti sampai akhir? Dengan demikian, bagaimana engkau bisa diselamatkan?
Dikutip dari "Firman bagi Orang-Orang Muda dan Orang-Orang Tua" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"
Firman Tuhan Harian: Kutipan 344
Walaupun pekerjaan-Ku sangat membantumu, firman-Ku selalu tidak dimengerti olehmu dan tidak mencapai apa pun dalam dirimu. Sulit menemukan objek untuk Kusempurnakan, dan sekarang ini Aku telah hampir kehilangan harapan akan dirimu. Aku telah mencari di antaramu selama beberapa tahun, tetapi sulit menemukan seseorang yang dapat menjadi orang kepercayaan-Ku. Aku merasa seakan-akan tidak memiliki keyakinan untuk terus bekerja dalam dirimu, dan tidak ada kasih yang dengannya Aku dapat terus mengasihimu. Ini karena Aku sudah sejak lama menjadi jijik "prestasi-prestasi"-mu yang teramat kecil dan menyedihkan tersebut; seolah-olah Aku tidak pernah berfirman di antaramu dan tidak pernah bekerja dalam dirimu. Prestasimu itu sangat memuakkan. Engkau semua selalu membawa kehancuran dan membuat malu dirimu sendiri, dan engkau hampir tidak memiliki nilai. Aku hampir tidak dapat menemukan keserupaan dengan manusia atau mencium aroma manusia dalam dirimu. Di manakah aroma segarmu? Di manakah harga yang telah engkau semua bayar selama bertahun-tahun, dan di manakah hasilnya? Pernahkah engkau semua menemukannya? Sekarang pekerjaan-Ku memiliki awal yang baru, permulaan yang baru. Aku akan melaksanakan rencana-rencana yang besar dan Aku ingin menyelesaikan pekerjaan yang jauh lebih besar, tetapi engkau semua masih berkubang dalam lumpur seperti sebelumnya, hidup di dalam air kotor masa lalu, dan praktis gagal membebaskan dirimu dari kesulitanmu yang semula. Oleh karena itu, engkau semua masih belum mendapatkan apa pun dari firman-Ku. Engkau semua masih belum membebaskan diri dari tempatmu yang semula, yakni lumpur dan air kotor, dan engkau semua hanya mengetahui firman-Ku, tetapi sebenarnya, engkau belum masuk ke dalam alam kebebasan firman-Ku, sehingga firman-Ku itu belum pernah dibukakan kepadamu; firman-Ku seperti sebuah kitab nubuat yang telah dimeteraikan selama ribuan tahun. Aku menampakkan diri kepadamu dalam hidupmu, tetapi engkau semua selalu tidak menyadarinya. Engkau semua bahkan tidak mengenali Aku. Hampir separuh dari firman yang Kuucapkan adalah untuk menghakimimu, dan firman-Ku itu hanya mencapai separuh dari efek yang seharusnya tercapai, yakni menanamkan rasa takut yang mendalam dalam dirimu. Separuh sisanya terdiri dari firman untuk mengajarimu tentang kehidupan dan bagaimana seharusnya engkau bertingkah laku. Namun, menurut pandanganmu, firman ini bahkan sepertinya tidak ada, atau seolah-olah engkau semua sedang mendengarkan perkataan anak-anak, perkataan yang selalu menimbulkan senyum simpul di wajahmu, tetapi tidak pernah engkau bertindak berdasarkannya. Engkau semua tidak pernah peduli tentang hal-hal ini; engkau mengamati tindakan-Ku selalu terutama demi memuaskan keingintahuanmu, sehingga akibatnya engkau semua sekarang telah jatuh ke dalam kegelapan dan tidak dapat melihat terang, dan karenanya engkau menangis dengan sedih dalam gelap. Yang Kuinginkan adalah ketaatanmu, ketaatanmu yang tanpa syarat, dan bahkan terlebih dari itu, Aku menuntutmu untuk sepenuhnya yakin akan segala sesuatu yang Kufirmankan. Engkau tidak boleh bersikap abai dan engkau terutama tidak boleh memperlakukan hal-hal yang Kukatakan secara selektif, juga tidak boleh bersikap acuh tak acuh terhadap firman-Ku dan pekerjaan-Ku, seperti yang biasa engkau semua lakukan. Pekerjaan-Ku dilakukan di tengah-tengahmu dan Aku telah memberikan begitu banyak firman-Ku kepadamu, tetapi jika engkau semua memperlakukan Aku dengan cara ini, Aku hanya bisa memberikan apa yang tidak engkau peroleh dan tidak engkau terapkan itu kepada keluarga-keluarga bangsa kafir. Siapakah di antara semua makhluk ciptaan yang tidak Kupegang dalam tangan-Ku? Sebagian besar di antaramu adalah orang-orang "lanjut usia," dan engkau tidak punya kekuatan untuk menerima jenis pekerjaan yang Kumiliki ini. Engkau bagaikan burung Hanhao,[a] yang nyaris tidak mampu bertahan hidup, dan engkau tidak pernah menganggap penting firman-Ku. Orang-orang muda sangat sia-sia, terlalu memanjakan dirinya dan bahkan tidak begitu peduli dengan pekerjaan-Ku. Mereka tidak berminat untuk berpesta menikmati santapan perjamuan-Ku; mereka bagaikan burung kecil yang telah terbang keluar dari sangkarnya untuk menjelajah jauh ke kejauhan. Bagaimana orang-orang muda dan orang-orang tua semacam ini dapat berguna bagi-Ku?
Dikutip dari "Firman bagi Orang-Orang Muda dan Orang-Orang Tua" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"
Catatan kaki:
a. Kisah burung Hanhao sangat mirip dengan dongeng Aesop tentang semut dan belalang. Burung Hanhao lebih suka tidur daripada membangun sarang saat cuaca hangat—meskipun telah diperingatkan berulang kali oleh tetangganya, yaitu burung murai. Ketika musim dingin tiba, burung itu mati kedinginan.
Firman Tuhan Harian: Kutipan 345
Meskipun engkau, orang-orang muda, semuanya bagaikan singa muda, engkau jarang memiliki jalan yang benar dalam hatimu. Kemudaanmu tidak memberimu hak untuk mendapatkan lebih banyak dari pekerjaan-Ku; sebaliknya, engkau selalu membangkitkan kejijikan-Ku terhadapmu. Meskipun engkau semua masih muda, engkau tidak memiliki vitalitas ataupun ambisi, dan engkau selalu tidak berkomitmen mengenai masa depanmu; seolah-olah engkau bersikap masa bodoh dan suka melamun. Dapat dikatakan bahwa vitalitas, cita-cita, dan pendirian yang seharusnya ditemukan dalam diri orang muda, sama sekali tak dapat ditemukan dalam dirimu; engkau semua, orang muda semacam ini, tidak punya pendirian dan tidak punya kemampuan untuk membedakan antara yang benar dan salah, antara yang baik dan jahat, antara keindahan dan keburukan. Tidak mungkin menemukan unsur apa pun dalam dirimu yang segar. Engkau hampir sepenuhnya ketinggalan zaman, dan engkau, orang muda semacam ini, juga telah belajar mengikuti arus, bersikap tidak rasional. Engkau tidak pernah bisa dengan jelas membedakan yang benar dan yang salah, tidak bisa membedakan antara kebenaran dan kepalsuan, tidak pernah berjuang untuk mencapai yang terbaik, juga tidak bisa mengatakan apa yang benar dan apa yang salah, apa itu kebenaran dan apa itu kemunafikan. Tercium bau busuk agama yang lebih menyengat dan lebih kental di dalam dirimu daripada di dalam diri orang-orang tua. Engkau bahkan congkak dan tak masuk akal, engkau kompetitif, dan kesukaanmu akan agresi sangat kuat—bagaimana mungkin orang muda semacam ini memiliki kebenaran? Bagaimana bisa seseorang yang tidak punya pendirian menjadi kesaksian? Bagaimana seseorang yang tidak punya kemampuan untuk membedakan antara yang benar dan salah dapat disebut seorang muda? Bagaimana seseorang yang tidak punya vitalitas, kekuatan, kesegaran, ketenangan dan kemantapan seorang muda dapat disebut pengikut-Ku? Bagaimana seseorang yang tidak memiliki kebenaran, tidak memiliki rasa keadilan, tetapi yang suka bermain dan berkelahi, layak menjadi saksi-Ku? Mata yang penuh tipu daya dan berprasangka terhadap orang lain adalah sesuatu yang tidak seharusnya dimiliki oleh orang muda, dan orang-orang muda tidak seharusnya melakukan tindakan yang keji dan merusak. Mereka harus memiliki cita-cita, aspirasi, dan hasrat yang penuh semangat untuk memperbaiki dirinya; mereka tidak boleh berkecil hati tentang masa depan mereka, juga tidak boleh kehilangan harapan dalam hidup ini atau keyakinan akan masa depan mereka; mereka harus memiliki ketekunan untuk terus menjalani jalan kebenaran yang sekarang ini telah mereka pilih—untuk mewujudkan keinginan mereka mengorbankan seluruh hidup mereka bagi-Ku. Mereka tidak seharusnya tanpa kebenaran, juga tidak boleh menyembunyikan kemunafikan dan ketidakbenaran—mereka harus berdiri teguh dalam pendirian yang benar. Mereka tidak boleh mengikuti arus begitu saja, tetapi harus memiliki semangat berani berkorban dan berjuang demi keadilan dan kebenaran. Orang-orang muda harus memiliki keberanian untuk tidak menyerah pada penindasan kekuatan kegelapan dan untuk mengubah makna keberadaan mereka. Mereka tidak boleh mudah menyerah saat menghadapi kesulitan, melainkan harus terbuka dan jujur, disertai semangat pengampunan terhadap saudara-saudari mereka. Tentu saja, ini adalah tuntutan-Ku terhadap semua orang, dan nasihat-Ku bagi semua orang. Namun terlebih dari itu, ini adalah firman-Ku yang menenangkan bagi semua orang muda. Engkau semua haruslah melakukan pengamalan sesuai dengan firman-Ku. Orang-orang muda, terutama, haruslah memiliki tekad untuk memahami berbagai isu dan mencari keadilan dan kebenaran. Engkau semua haruslah mengejar segala hal yang indah dan bagus, dan engkau harus mewujudkan semua hal yang positif. Engkau harus bertanggung jawab terhadap kehidupanmu, dan tidak boleh menganggapnya enteng. Manusia datang ke bumi dan jarang bertemu dengan-Ku, dan juga jarang ada kesempatan untuk mencari dan memperoleh kebenaran. Mengapa engkau semua tidak menghargai waktu yang indah ini sebagai jalur yang tepat untuk kaukejar dalam kehidupan ini? Dan mengapa engkau selalu begitu meremehkan kebenaran dan keadilan? Mengapa engkau selalu menginjak-injak dan merusak dirimu sendiri demi ketidakbenaran dan kenajisan yang mempermainkan manusia? Dan mengapa engkau bertindak seperti orang-orang tua itu, yang melakukan apa yang orang jahat lakukan? Mengapa engkau meniru cara lama dari hal-hal yang lama? Hidupmu haruslah penuh dengan keadilan, kebenaran, dan kekudusan; hidupmu tidak seharusnya menjadi sedemikian bejatnya di usiamu yang semuda itu, yang membuatmu jatuh ke dalam dunia orang mati. Tidakkah engkau semua merasa bahwa ini akan menjadi kemalangan yang sangat mengerikan? Tidakkah engkau semua merasa bahwa ini akan menjadi ketidakadilan yang sangat mengerikan?
Dikutip dari "Firman bagi Orang-Orang Muda dan Orang-Orang Tua" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"
Firman Tuhan Harian: Kutipan 346
Jika begitu banyak pekerjaan, dan begitu banyak firman, tidak berdampak bagimu, apabila tiba saatnya menyebarluaskan pekerjaan Tuhan, engkau tidak akan mampu melakukan tugasmu, dan akan dipermalukan serta direndahkan. Saat itulah engkau akan merasa sangat berutang kepada Tuhan, dan merasakan betapa pengetahuanmu tentang Tuhan begitu dangkal. Jika engkau tidak mengejar pengetahuan akan Tuhan pada hari ini, selagi Dia sedang bekerja, maka kelak akan sangat terlambat. Pada akhirnya, engkau tidak akan memiliki pengetahuan yang dapat diberitakan—engkau akan ditinggalkan dengan tangan kosong, tanpa memiliki apa pun. Apa yang akan engkau gunakan untuk memberikan pertanggungjawaban kepada Tuhan? Apa engkau memiliki keberanian untuk memandang Tuhan? Engkau harus bekerja keras dalam pengejaranmu sekarang, sehingga pada akhirnya, seperti Petrus, engkau akan tahu betapa besar manfaat hajaran dan penghakiman Tuhan bagi manusia, dan tanpa hajaran dan penghakiman-Nya, manusia tidak dapat diselamatkan, dan hanya bisa tenggelam semakin dalam ke negeri yang cemar ini, semakin terbenam ke dalam lumpur. Manusia telah dirusak oleh Iblis, saling bersekongkol dan bersikap tidak peduli terhadap satu sama lain, kehilangan rasa takut akan Tuhan. Ketidaktaatan mereka terlalu besar, gagasan mereka terlalu banyak, dan semuanya milik Iblis. Tanpa hajaran dan penghakiman Tuhan, watak manusia yang rusak tidak dapat ditahirkan dan ia tidak dapat diselamatkan. Hal yang diungkapkan oleh pekerjaan Tuhan yang berinkarnasi persis seperti apa yang diungkapkan oleh Roh, dan pekerjaan yang Dia lakukan dilakukan sesuai dengan apa yang dilakukan oleh Roh. Pada zaman sekarang, jika engkau tidak memiliki pengetahuan tentang pekerjaan ini, berarti engkau sangat bebal, dan telah menderita kerugian begitu besar! Jika engkau belum memperoleh keselamatan Tuhan, kepercayaanmu adalah keyakinan agamawi, dan engkau adalah seorang Kristen yang beragama. Karena engkau berpegang erat-erat pada doktrin yang mati, engkau telah kehilangan pekerjaan baru Roh Kudus; orang lain, yang mengejar kasih akan Tuhan, dapat memperoleh kebenaran dan hidup, sedangkan imanmu tidak mampu mendapatkan perkenanan Tuhan. Sebaliknya, engkau telah menjadi pelaku kejahatan, seseorang yang melakukan tindakan merusak dan penuh kebencian; engkau telah menjadi sasaran lelucon Iblis, dan tawanan Iblis. Tuhan bukanlah untuk dipercayai oleh manusia, tetapi dikasihi olehnya, dikejar dan disembah olehnya. Jika sekarang ini engkau tidak mengejar, akan tiba saatnya ketika engkau berkata: "Pada waktu itu, mengapa aku tidak mengikuti Tuhan dengan benar, tidak memuaskan Dia dengan benar, tidak mengupayakan perubahan dalam watak hidupku? Betapa aku sangat menyesal karena tidak bisa tunduk kepada Tuhan saat itu, dan tidak mengejar pengetahuan akan firman-Nya. Tuhan sudah banyak berfirman waktu itu; bagaimana mungkin aku tidak mengejarnya? Aku begitu bodoh!" Engkau akan membenci dirimu sendiri sampai pada taraf tertentu. Sekarang ini, engkau tidak percaya pada firman yang Kuucapkan, dan engkau tidak menghiraukannya; ketika tiba saatnya pekerjaan ini disebarluaskan, dan engkau menyaksikan seluruhnya, engkau akan menyesal, dan saat itulah engkau akan tercengang. Ada berbagai berkat, tetapi engkau tidak tahu cara menikmatinya, dan ada kebenaran, tetapi engkau tidak mengejarnya. Bukankah engkau menghina dirimu sendiri? Sekarang ini, sekalipun langkah pekerjaan Tuhan berikutnya belum dimulai, tidak ada tuntutan tambahan yang diminta darimu dan apa yang harus kauhidupi. Ada begitu banyak pekerjaan dan begitu banyak kebenaran; apakah semua itu tidak layak engkau ketahui? Apakah hajaran dan penghakiman Tuhan tidak mampu membangkitkan rohmu? Apakah hajaran dan penghakiman Tuhan tidak mampu membuatmu membenci diri sendiri? Apakah engkau puas hidup di bawah pengaruh Iblis, dengan kedamaian dan sukacita, dan sedikit kenyamanan daging? Bukankah engkau yang paling hina dari semua orang? Tidak ada yang lebih bodoh selain mereka yang telah melihat keselamatan tetapi tidak berupaya mendapatkannya; mereka inilah orang-orang yang mengenyangkan daging mereka sendiri dan menikmati Iblis. Engkau berharap bahwa imanmu kepada Tuhan tidak akan mendatangkan tantangan atau kesengsaraan, ataupun kesulitan sekecil apa pun. Engkau selalu mengejar hal-hal yang tidak berharga, dan tidak menghargai hidup, melainkan menempatkan pikiran yang terlalu muluk-muluk di atas kebenaran. Engkau sungguh tidak berharga! Engkau hidup seperti babi—apa bedanya antara engkau, babi, dan anjing? Bukankah mereka yang tidak mengejar kebenaran, melainkan mengasihi daging, adalah binatang buas? Bukankah mereka yang mati, tanpa roh, adalah mayat berjalan? Berapa banyak firman yang telah disampaikan di antara engkau sekalian? Apakah hanya sedikit pekerjaan yang dilakukan di antaramu? Berapa banyak yang telah Kuberikan di antaramu? Lalu mengapa engkau tidak mendapatkannya? Apa yang harus engkau keluhkan? Bukankah engkau tidak mendapatkan apa-apa karena engkau terlalu mengasihi daging? Dan bukankah ini karena pikiranmu yang terlalu muluk-muluk? Bukankah karena engkau terlalu bodoh? Jika engkau tidak mampu memperoleh berkat-berkat ini, dapatkah engkau menyalahkan Tuhan karena tidak menyelamatkanmu? Hal yang engkau kejar adalah agar bisa memperoleh kedamaian setelah percaya kepada Tuhan, agar anak-anakmu bebas dari penyakit, suamimu memiliki pekerjaan yang baik, putramu menemukan istri yang baik, putrimu mendapatkan suami yang layak, lembu dan kudamu dapat membajak tanah dengan baik, cuaca bagus selama satu tahun untuk hasil panenmu. Inilah yang engkau cari. Pengejaranmu hanyalah untuk hidup dalam kenyamanan, supaya tidak ada kecelakaan menimpa keluargamu, angin badai berlalu darimu, wajahmu tak tersentuh oleh debu pasir, hasil panen keluargamu tidak dilanda banjir, terhindar dari bencana, hidup dalam dekapan Tuhan, hidup dalam sarang yang nyaman. Seorang pengecut sepertimu, yang selalu mengejar daging—apa engkau punya hati, apa engkau punya roh? Bukankah engkau adalah binatang buas? Aku memberimu jalan yang benar tanpa meminta imbalan apa pun, tetapi engkau tidak mengejarnya. Apakah engkau salah satu dari orang-orang yang percaya kepada Tuhan? Aku memberikan kehidupan manusia yang nyata kepadamu, tetapi engkau tidak mengejarnya. Apakah engkau tidak ada bedanya dari babi atau anjing? Babi tidak mengejar kehidupan manusia, mereka tidak berupaya supaya ditahirkan, dan mereka tidak mengerti makna hidup. Setiap hari, setelah makan sampai kenyang, mereka hanya tidur. Aku telah memberimu jalan yang benar, tetapi engkau belum mendapatkannya. Tanganmu kosong. Apakah engkau bersedia melanjutkan kehidupan ini, kehidupan seekor babi? Apa pentingnya orang-orang seperti itu hidup? Hidupmu hina dan tercela, engkau hidup di tengah-tengah kecemaran dan kecabulan, dan tidak mengejar tujuan apa pun; bukankah hidupmu paling tercela? Apakah engkau masih berani memandang Tuhan? Jika engkau terus mengalami dengan cara demikian, bukankah engkau tidak akan memperoleh apa-apa? Jalan yang benar telah diberikan kepadamu, tetapi apakah pada akhirnya engkau dapat memperolehnya, itu tergantung pada pengejaran pribadimu sendiri.
Dikutip dari "Pengalaman Petrus: Pengetahuannya tentang Hajaran dan Penghakiman" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"
Firman Tuhan Harian: Kutipan 347
Dagingmu, keinginanmu yang berlebihan, ketamakanmu, dan nafsumu sudah sedemikian berakar di dalam dirimu. Semua ini begitu terus menerus menguasai hatimu sehingga engkau semua tidak berdaya untuk menyingkirkan kuk pemikiran feodal dan merosot itu. Engkau semua tidak ingin mengubah keadaanmu saat ini, juga tidak ingin melepaskan diri dari pengaruh kegelapan. Engkau sama sekali terikat oleh hal-hal itu. Meskipun engkau semua tahu bahwa hidup ini sangat menyakitkan dan dunia manusia ini sangat gelap, tetap saja, tak seorang pun dari antaramu yang memiliki keberanian untuk mengubah hidupmu. Engkau hanya ingin keluar dari kenyataan hidup ini, mencapai tingkat kesadaran jiwa yang tertinggi, dan hidup dalam lingkungan seperti surga yang damai dan bahagia. Engkau semua tidak mau menanggung kesulitan yang bisa mengubah hidupmu saat ini: engkau juga tidak mau mencari di dalam penghakiman dan hajaran ini untuk kehidupan yang seharusnya kaumasuki. Sebaliknya, engkau memimpikan mimpi yang sama sekali tidak realistis tentang dunia yang indah di luar daging itu. Kehidupan yang engkau semua rindukan adalah kehidupan yang dapat kauperoleh dengan mudah tanpa mengalami penderitaan apa pun. Itu sama sekali tidak realistis! Karena apa yang engkau semua harapkan bukanlah untuk menjalani kehidupan yang bermakna dalam daging dan mendapatkan kebenaran dalam perjalanan seumur hidup, yaitu hidup untuk kebenaran dan membela keadilan. Ini bukanlah apa yang engkau semua anggap sebagai kehidupan yang semarak dan memesona. Engkau semua merasa ini bukanlah kehidupan yang glamor atau bermakna. Di matamu, menjalani kehidupan seperti itu akan terasa seperti ketidakadilan! Meskipun engkau semua menerima hajaran ini sekarang, tetapi apa yang engkau semua kejar bukanlah untuk mendapatkan kebenaran atau hidup dalam kebenaran di masa kini, melainkan untuk kelak dapat memasuki kehidupan yang bahagia di luar daging. Engkau semua tidak mencari kebenaran ataupun membela kebenaran, dan engkau pasti tidak hidup untuk kebenaran. Engkau semua tidak mengejar jalan masuk saat ini, melainkan pikiranmu dipenuhi oleh masa depan dan oleh apa yang suatu hari nanti akan terwujud: engkau menatap langit biru, dan meneteskan air mata yang getir, dan berharap untuk dibawa ke surga suatu hari nanti. Tidakkah engkau semua tahu bahwa cara berpikirmu sudah tidak sesuai dengan kenyataan? Engkau semua terus berpikir bahwa Juruselamat yang penuh kebaikan dan belas kasihan yang tak terbatas pasti akan datang suatu hari nanti untuk membawamu bersama-Nya, engkau yang telah menanggung kesulitan dan penderitaan di dunia ini, dan bahwa Dia akan membalas dendam atas namamu yang telah menjadi korban dan tertindas. Bukankah engkau penuh dengan dosa? Apakah engkau satu-satunya orang yang menderita di dunia ini? Engkau sendiri sudah jatuh ke dalam wilayah kekuasaan Iblis dan menderita—apakah Tuhan benar-benar masih perlu membalaskan dendammu? Mereka yang tidak mampu memuaskan tuntutan Tuhan—bukankah mereka adalah musuh Tuhan? Mereka yang tidak percaya kepada Tuhan yang berinkarnasi—bukankah mereka adalah antikristus? Untuk apa perbuatan baikmu diperhitungkan? Dapatkah semua itu menggantikan hati yang menyembah Tuhan? Engkau tidak bisa menerima berkat Tuhan hanya dengan melakukan beberapa perbuatan baik, dan Tuhan tidak akan membalaskan dendammu hanya karena engkau telah menjadi korban dan ditindas. Mereka yang percaya kepada Tuhan tetapi tidak mengenal Tuhan, tetapi yang melakukan perbuatan baik—bukankah mereka semua juga dihajar? Engkau hanya percaya kepada Tuhan karena semata-mata ingin Tuhan mengganti rugi dan membalaskan dendammu dan engkau ingin Tuhan memberimu hari, satu hari ketika akhirnya engkau dapat berbangga diri. Namun engkau menolak memperhatikan kebenaran dan engkau juga tidak haus untuk menghidupi kebenaran, apalagi mampu melepaskan diri dari hidup yang keras dan hampa ini. Sebaliknya, saat menjalani hidupmu dalam daging dan dosa, engkau memandang kepada Tuhan dengan penuh harap untuk membenarkan keluhanmu dan menyingkirkan kabut yang menutupi keberadaanmu. Namun apakah ini mungkin? Jika engkau memiliki kebenaran, engkau bisa mengikuti Tuhan. Jika engkau sudah menghidupi kebenaran, engkau bisa menjadi perwujudan firman Tuhan. Jika engkau memiliki hidup, engkau bisa menikmati berkat Tuhan. Mereka yang memiliki kebenaran bisa menikmati berkat Tuhan. Tuhan menjamin akan ada kompensasi bagi mereka yang mengasihi-Nya dengan sepenuh hati dan mau menanggung kesulitan dan penderitaan, bukan bagi mereka yang hanya mencintai diri sendiri dan yang telah menjadi mangsa tipu daya Iblis. Bagaimana bisa ada kebaikan dalam diri mereka yang tidak mencintai kebenaran? Bagaimana bisa ada kebenaran dalam diri mereka yang hanya mencintai daging? Bukankah kebenaran dan kebaikan keduanya hanya dibicarakan dalam kaitannya dengan kebenaran? Bukankah kebenaran dan kebaikan diperuntukkan bagi mereka yang mengasihi Tuhan dengan sepenuh hati? Mereka yang tidak mencintai kebenaran dan yang sebenarnya adalah mayat busuk—bukankah semua orang ini menyimpan kejahatan? Mereka yang tidak mampu menghidupi kebenaran—bukankah mereka semua adalah musuh kebenaran? Bagaimana dengan engkau semua?
Dikutip dari "Hanya Mereka yang Telah Disempurnakan Bisa Menjalani Hidup yang Bermakna" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"
Firman Tuhan Harian: Kutipan 348
Sudah selalu menjadi tugas-Ku untuk mengelola manusia. Selain itu, penaklukan manusia adalah sesuatu yang telah Kutentukan dari semula ketika Aku menciptakan dunia. Orang-orang mungkin tidak mengetahui bahwa Aku akan menaklukkan mereka sepenuhnya pada akhir zaman, atau bahwa penaklukan orang-orang yang memberontak di antara umat manusia adalah bukti Aku mengalahkan Iblis. Namun, saat musuh-Ku berperang melawan-Ku, Aku telah memberitahukan kepadanya bahwa Aku akan menaklukkan mereka yang telah ditawan oleh Iblis dan dijadikan sebagai anak-anak dan pelayan setia yang mengawasi rumahnya. Makna asli dari menaklukkan adalah mengalahkan, memberikan penghinaan; dalam bahasa Israel, kata ini berarti sepenuhnya mengalahkan, memusnahkan, dan membuat musuh tidak mampu lagi melawan-Ku. Namun sekarang, ketika kata itu digunakan di antaramu, itu berarti menaklukkan. Engkau semua harus tahu bahwa niat-Ku selalu adalah untuk sepenuhnya menghancurkan dan menyingkirkan si jahat dari antara umat manusia, sehingga jangankan memberontak terhadap-Ku, mengambil napas untuk menyela atau mengganggu pekerjaan-Ku pun dia tidak bisa. Jadi, dalam hal manusia, kata ini berarti penaklukan. Apa pun konotasi dari istilah tersebut, pekerjaan-Ku adalah untuk mengalahkan umat manusia. Karena, meskipun benar bahwa umat manusia merupakan pelengkap untuk pengelolaan-Ku, lebih tepatnya, umat manusia tidak lain adalah musuh-Ku. Umat manusia adalah si jahat yang menentang dan tidak taat kepada-Ku. Umat manusia tidak lain adalah keturunan si jahat yang Kukutuk. Umat manusia tidak lain adalah keturunan penghulu malaikat yang mengkhianati-Ku. Umat manusia tidak lain adalah warisan Iblis yang sejak dahulu Kutolak, dan sejak itu telah menjadi musuh-Ku yang tidak terdamaikan. Karena langit di atas seluruh umat manusia mendung dan gelap, tanpa ada kesan kejernihan sedikit pun, dan dunia manusia terjerumus ke dalam kegelapan yang pekat, sehingga dia yang tinggal di dalamnya bahkan tidak bisa melihat tangannya yang terjulur di depan wajahnya ataupun melihat matahari ketika dia menengadahkan kepalanya. Jalan yang dia lalui berlumpur dan penuh lubang, juga sangat berliku-liku; seluruh daratan bergelimang mayat. Sudut-sudut gelap dipenuhi dengan jasad manusia, dan di sudut-sudut yang dingin dan temaram, kerumunan setan telah tinggal di sana. Dan di mana-mana di dunia manusia, setan-setan datang dan pergi secara bergerombol. Keturunan dari segala macam binatang, berlumur kenajisan, sedang terjebak dalam peperangan sengit, dengan suara yang menimbulkan kengerian di hati. Pada saat seperti itu, dalam dunia yang demikian, seperti "surga duniawi", ke mana orang mencari kebahagiaan hidup? Ke mana orang dapat pergi untuk menemukan tempat tujuan hidupnya? Umat manusia, yang telah lama diinjak-injak oleh Iblis, sejak awal telah menjadi aktor yang menyandang gambar Iblis—bahkan, manusia adalah jelmaan Iblis, dan berfungsi sebagai bukti yang menjadi kesaksian untuk Iblis, dengan lantang dan jelas. Bagaimana bisa umat manusia yang sedemikian bobrok dan keturunan dari keluarga manusia yang sedemikian rusak menjadi saksi bagi Tuhan? Dari manakah asalnya kemuliaan-Ku? Di manakah orang dapat mulai menyuarakan kesaksian-Ku? Karena musuh yang, setelah merusak manusia, berdiri melawan-Ku, telah merebut umat manusia—umat manusia yang Kuciptakan dahulu kala dan yang dipenuhi dengan kemuliaan dan cara hidup-Ku—dan mengotori mereka. Dia telah merenggut kemuliaan-Ku, dan semua yang telah dia tanamkan kepada manusia adalah racun yang dipenuhi keburukan Iblis, dan esensi dari buah pohon pengetahuan tentang yang baik dan jahat. Pada mulanya, Aku menciptakan umat manusia; dengan kata lain, Aku menciptakan nenek moyang manusia, Adam. Dia dikaruniai dengan rupa dan gambar-Ku, penuh dengan kekuatan, penuh dengan kegagahan, dan selain itu, dia dikaruniai dengan penyertaan kemuliaan-Ku. Itulah hari yang mulia ketika Aku menciptakan manusia. Setelah itu, Hawa diciptakan dari tubuh Adam, dan dia juga adalah nenek moyang manusia, sehingga manusia yang Kuciptakan dipenuhi dengan napas dan kemuliaan-Ku. Adam lahir dari tangan-Ku dan merupakan representasi dari gambar-Ku. Dengan demikian, makna asli dari "Adam" adalah diciptakan oleh-Ku, dikaruniai dengan daya hidup-Ku, dikaruniai dengan kemuliaan-Ku, memiliki rupa dan gambar-Ku, juga roh dan napas-Ku. Dia adalah satu-satunya makhluk ciptaan yang memiliki roh, yang mampu merepresentasikan-Ku, menyandang gambar-Ku, dan menerima napas-Ku. Pada awalnya, Hawa adalah manusia kedua yang dikaruniai dengan napas-Ku, yang penciptaannya telah Kutentukan dari semula, sehingga makna asli dari "Hawa" adalah makhluk ciptaan yang akan meneruskan kemuliaan-Ku, dipenuhi dengan daya hidup-Ku, dan terlebih lagi dikaruniai dengan kemuliaan-Ku. Hawa berasal dari Adam sehingga dia juga menyandang gambar-Ku, karena dia adalah manusia kedua yang diciptakan menurut gambar-Ku. Makna asli dari "Hawa" adalah manusia yang hidup dengan roh, daging, dan tulang, kesaksian-Ku yang kedua, juga gambar-Ku yang kedua di antara umat manusia. Mereka merupakan nenek moyang umat manusia, harta paling murni dan berharga, dan sejak awal, mereka adalah makhluk hidup yang dikaruniai dengan roh. Namun, si jahat menginjak-injak dan menawan keturunan nenek moyang umat manusia itu, menjerumuskan dunia manusia ke dalam kegelapan total, dan membuatnya sedemikian rupa sehingga keturunan manusia itu tidak lagi percaya akan keberadaan-Ku. Bahkan yang lebih keji lagi adalah, bahkan ketika si jahat merusak dan menginjak-injak manusia, dia juga dengan kejamnya merenggut kemuliaan-Ku, kesaksian-Ku, daya hidup yang Kuanugerahkan kepada mereka, napas dan kehidupan yang Kuembuskan kepada mereka, seluruh kemuliaan-Ku di dunia manusia, dan darah yang telah Kucurahkan untuk umat manusia. Umat manusia tidak lagi berada dalam terang, mereka telah kehilangan segala yang Kuanugerahkan kepada mereka, dan mereka telah membuang kemuliaan yang Kuberikan. Bagaimana bisa mereka mengakui bahwa Akulah Tuhan atas segala makhluk ciptaan? Bagaimana bisa mereka terus percaya akan keberadaan-Ku di surga? Bagaimana bisa mereka menemukan perwujudan kemuliaan-Ku di atas bumi? Bagaimana bisa cucu laki-laki dan perempuan ini menerima Tuhan yang dihormati nenek moyangnya sebagai Tuhan Sang Pencipta? Cucu laki-laki dan perempuan yang menyedihkan ini telah dengan murah hati telah "mempersembahkan" kemuliaan, gambar, kesaksian yang Kuanugerahkan kepada Adam dan Hawa, serta kehidupan yang Kuanugerahkan kepada umat manusia dan tempat mereka bergantung untuk bertahan hidup kepada si jahat; dan mereka sama sekali tidak memedulikan kehadiran si jahat, dan memberikan seluruh kemuliaan-Ku kepadanya. Bukankah ini sumber sebenarnya dari sebutan "sampah"? Bagaimana manusia setan-setan jahat, mayat hidup, sosok Iblis, dan musuh-musuh-Ku yang semacam itu dapat dipenuhi kemuliaan-Ku? Aku akan mengambil kembali kemuliaan dan kesaksian-Ku yang ada di antara manusia, dan mengambil kembali segala yang pernah Kumiliki dan yang pernah Kuberikan kepada umat manusia sejak dahulu—Aku akan sepenuhnya menaklukkan umat manusia. Akan tetapi, engkau harus tahu bahwa manusia yang Kuciptakan adalah orang-orang kudus yang menyandang gambar dan kemuliaan-Ku. Mereka bukan milik Iblis ataupun tempat pijakannya, tetapi mereka adalah perwujudan murni diri-Ku dan sama sekali bebas dari racun Iblis. Karena itu, Aku memberi tahu umat manusia bahwa Aku hanya menginginkan ciptaan tangan-Ku, yang kudus, yang Kukasihi, dan yang bukan berasal dari entitas lain. Selain itu, Aku akan menikmatinya dan menganggapnya sebagai kemuliaan-Ku. Akan tetapi, yang Kuinginkan bukanlah umat manusia yang telah dirusak oleh Iblis, yang saat ini dimiliki oleh Iblis, dan yang tidak lagi menjadi ciptaan asli-Ku. Karena Aku berniat untuk mengambil kembali kemuliaan-Ku yang ada di dunia manusia, Aku akan sepenuhnya menaklukkan mereka yang selamat di antara umat manusia, sebagai bukti dari Kemuliaan-Ku dalam mengalahkan Iblis. Aku hanya akan mengambil kesaksian-Ku sebagai perwujudan dari diri-Ku, sebagai objek kesukaan-Ku. Inilah kehendak-Ku.
Dikutip dari "Makna Menjadi Seorang Pribadi Sejati" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"
Firman Tuhan Harian: Kutipan 349
Dibutuhkan waktu puluhan ribu tahun sejarah bagi umat manusia untuk sampai ke tempat sekarang ini, tetapi umat manusia yang Kuciptakan pada mulanya telah lama mengalami kemerosotan. Manusia bukan lagi manusia yang Kuinginkan, dan dengan demikian, di mata-Ku, manusia tidak lagi layak disebut umat manusia. Sebaliknya, mereka adalah sampah manusia yang telah ditawan Iblis, mayat hidup busuk yang dihuni oleh Iblis dan menjadi pakaian Iblis itu sendiri. Manusia sama sekali tidak memercayai keberadaan-Ku, ataupun menyambut kedatangan-Ku. Umat manusia hanya menanggapi permintaan-Ku dengan enggan, menyetujuinya sementara waktu, dan tidak dengan tulus berbagi suka dan duka kehidupan bersama-Ku. Karena orang-orang memandang-Ku sebagai sosok yang misterius, mereka memberi-Ku senyuman mereka yang penuh gerutu, memberi-Ku sikap mereka yang berusaha mengambil hati sosok yang berkuasa, karena manusia tidak memiliki pengetahuan tentang pekerjaan-Ku, apalagi kehendak-Ku saat ini. Aku akan bersikap jujur kepada engkau semua: apabila waktunya tiba, penderitaan setiap orang yang menyembah-Ku akan menjadi lebih ringan daripada penderitaanmu. Tingkat imanmu kepada-Ku sesungguhnya tidak melebihi iman Ayub—bahkan iman orang Farisi Yahudi melebihi iman engkau semua—dan dengan demikian, jika hari kiamat tiba, penderitaan engkau semua akan lebih besar daripada penderitaan orang Farisi ketika ditegur oleh Yesus, lebih besar daripada penderitaan 250 pemimpin yang menentang Musa, dan lebih besar daripada penderitaan Sodom yang terpanggang api kemusnahannya. Ketika Musa memukul gunung batu, dan air yang dianugerahkan oleh Yahweh tepercik keluar, itu karena imannya. Ketika Daud memainkan kecapi saat memuji-Ku, Yahweh—dengan hatinya yang dipenuhi dengan sukacita—itu karena imannya. Ketika Ayub kehilangan ternaknya yang memenuhi pegunungan dan segala kekayaan yang tak terkira jumlahnya, dan tubuhnya dipenuhi dengan barah yang busuk, itu karena imannya. Ketika dia dapat mendengar suara-Ku, Yahweh, dan melihat kemuliaan-Ku, Yahweh, itu karena imannya. Bahwa Petrus dapat mengikut Yesus Kristus, itu karena imannya. Bahwa dia bersedia disalibkan demi Aku dan menjadi kesaksian yang mulia, itu juga karena imannya. Ketika Yohanes melihat gambar mulia Anak Manusia, itu karena imannya. Ketika dia melihat penglihatan akan akhir zaman, itu semata-mata karena imannya. Alasan mengapa begitu banyak bangsa yang disebut Kafir telah memperoleh pewahyuan-Ku, dan akhirnya mengetahui bahwa Aku telah datang kembali sebagai manusia untuk melakukan pekerjaan-Ku di antara manusia, itu juga karena iman mereka. Semua orang, yang ditegur oleh firman-Ku yang keras tetapi yang juga dihiburkan olehnya, dan diselamatkan—bukankah mereka mengalaminya karena iman mereka? Mereka yang percaya kepada-Ku tetapi masih mengalami kesukaran, bukankah mereka juga telah ditolak oleh dunia? Mereka yang hidup di luar firman-Ku, melarikan diri dari derita ujian, bukankah mereka semua terlunta-lunta di seluruh dunia? Mereka mirip dedaunan musim gugur yang melayang ke sana kemari, tanpa tempat untuk mendarat, apalagi memiliki firman penghiburan-Ku. Walaupun hajaran dan pemurnian-Ku tidak mengikuti mereka, bukankah mereka adalah pengemis yang terus berkelana dari satu tempat ke tempat lain, menyusuri jalan-jalan di luar kerajaan surga? Apakah dunia benar-benar adalah tempat perhentianmu? Benarkah dengan menghindari hajaran-Ku, engkau dapat memperoleh sedikit senyum kepuasan dari dunia? Sungguhkah engkau dapat menggunakan kenikmatan fanamu untuk menutupi kekosongan hatimu yang tidak dapat disembunyikan? Engkau mungkin dapat membodohi setiap orang dalam keluargamu, tetapi engkau tidak pernah dapat membodohi-Ku. Karena imanmu terlalu kecil, sampai saat ini, engkau masih tidak berdaya untuk menemukan satu pun kesukaan yang hidup tawarkan. Aku mendesakmu: lebih baik secara tulus menjalani separuh hidupmu demi Aku daripada menghabiskan seluruh hidupmu dalam kehidupan yang biasa saja dan disibukkan oleh pekerjaan kedagingan, dengan menanggung semua penderitaan yang nyaris tak dapat ditanggung oleh manusia. Apa gunanya terlalu memandang tinggi dirimu sendiri dan lari dari hajaran-Ku? Apa gunanya bersembunyi dari hajaran sesaat-Ku hanya untuk menuai rasa malu dan hukuman kekal? Sebenarnya, Aku tidak memaksa siapa pun untuk tunduk kepada kehendak-Ku. Jika seseorang sungguh-sungguh bersedia tunduk pada semua rencana-Ku, Aku tidak akan memperlakukannya dengan buruk. Namun, Aku mengharuskan semua orang untuk percaya kepada-Ku, seperti Ayub percaya kepada-Ku, Yahweh. Jika iman engkau semua melebihi iman Tomas, imanmu akan mendapatkan penghargaan dari-Ku, dalam kesetiaan engkau semua, engkau akan mendapatkan kebahagiaan-Ku, dan engkau pasti akan menemukan kemuliaan-Ku dalam hari-harimu. Akan tetapi, orang-orang yang percaya kepada dunia dan percaya kepada setan telah mengeraskan hatinya, sama seperti penduduk kota Sodom, dengan mata mereka yang kemasukan butiran pasir yang terbawa angin dan tawaran dari setan di mulut mereka, yang pikiran kotornya telah lama dikuasai oleh si jahat yang telah merebut dunia. Pemikiran mereka hampir sepenuhnya menjadi tawanan setan dari zaman kuno. Karena itu, iman umat manusia telah lenyap bersama angin, dan mereka bahkan tidak mampu untuk sekadar memperhatikan pekerjaan-Ku. Mereka hanya bisa melakukan upaya lemah untuk memperlakukan pekerjaanku secara asal-asalan atau menganalisisnya sepintas lalu, karena mereka telah lama dikuasai oleh racun Iblis.
Dikutip dari "Makna Menjadi Seorang Pribadi Sejati" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"
Firman Tuhan Harian: Kutipan 350
Aku akan menaklukkan umat manusia karena mereka diciptakan oleh-Ku dan bahkan telah menikmati semua ciptaan-Ku yang melimpah. Namun, manusia juga telah menolak-Ku; Aku tidak ada di hatinya, mereka memandang-Ku sebagai beban atas keberadaannya, bahkan sampai pada titik di mana, setelah benar-benar melihat-Ku, mereka tetap menolak-Ku, dan memeras otak memikirkan berbagai cara untuk mengalahkan-Ku. Manusia tidak membolehkan-Ku memperlakukan mereka dengan serius atau membuat tuntutan yang keras terhadap mereka, juga tidak mengizinkan-Ku untuk menghakimi ataupun menghajar kefasikannya. Bukannya disibukkan dengan semua ini, mereka menganggapnya sebagai gangguan. Karena itu, pekerjaan-Ku ditujukan untuk mengambil manusia yang makan-minum dan bersenang-senang di dalam diri-Ku tetapi tidak mengenal-Ku, dan mengalahkan mereka. Aku akan melumpuhkan umat manusia, dan kemudian, setelah mengambil para malaikat-Ku dan kemuliaan-Ku, Aku akan kembali ke tempat kediaman-Ku. Karena tindakan manusia telah sejak lama menghancurkan hati-Ku dan menghancurkan pekerjaan-Ku hingga berkeping-keping. Aku berniat untuk mengambil kembali kemuliaan yang telah diambil oleh si jahat sebelum Aku pergi dengan senang, membiarkan umat manusia terus menjalani hidupnya, terus "hidup dan bekerja dalam damai dan kepuasan", terus "mengolah lahannya sendiri", dan Aku tidak akan lagi mencampuri hidupnya. Namun, sekarang Aku berniat untuk mengambil kembali kemuliaan-Ku sepenuhnya dari tangan si jahat, mengambil kembali seluruh kemuliaan yang Kuberikan kepada manusia pada saat penciptaan dunia. Aku tidak akan pernah lagi menganugerahkannya kepada umat manusia di bumi karena mereka tidak hanya gagal menjaga kemuliaan-Ku, tetapi malah menukarnya dengan gambar Iblis. Manusia tidak menghargai kedatangan-Ku, juga tidak menghargai hari kemuliaan-Ku. Mereka tidak senang menerima hajaran-Ku, apalagi bersedia mengembalikan kemuliaan-Ku kepada-Ku, ataupun menyingkirkan racun si jahat. Umat manusia terus memperdayai-Ku dengan cara lama yang sama, manusia masih mengenakan senyuman cerah dan wajah bahagia mereka dengan cara lama yang sama. Mereka tidak menyadari kedalaman kegelapan yang akan menimpa manusia setelah kemuliaan-Ku meninggalkan mereka. Khususnya, mereka tidak menyadari bahwa ketika hari-Ku tiba di hadapan seluruh umat manusia, hari itu akan menjadi jauh lebih sulit bagi mereka daripada bagi orang-orang pada zaman Nuh, karena mereka tidak mengetahui betapa gelapnya Israel saat kemuliaan-Ku meninggalkannya, karena saat fajar menyingsing, manusia lupa betapa gelapnya malam yang dilalui. Ketika matahari kembali bersembunyi dan kegelapan turun, manusia akan kembali meratap dan menggertakkan giginya dalam kegelapan. Apakah engkau semua telah lupa, ketika kemuliaan-Ku meninggalkan Israel, betapa sulitnya orang Israel menanggung hari-hari penderitaan itu? Sekarang adalah saatnya engkau semua menyaksikan kemuliaan-Ku dan berbagi hari kemuliaan-Ku. Manusia akan meratap di tengah kegelapan ketika kemuliaan-Ku meninggalkan negeri yang kotor itu. Sekarang adalah hari kemuliaan saat Aku melakukan pekerjaan-Ku, dan ini adalah hari ketika Aku membebaskan umat manusia dari penderitaan, karena Aku tidak akan berbagi saat-saat siksaan dan kesengsaraan dengan mereka. Aku hanya ingin sepenuhnya menaklukkan manusia, dan sepenuhnya mengalahkan umat manusia yang jahat.
Dikutip dari "Makna Menjadi Seorang Pribadi Sejati" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"
Firman Tuhan Harian: Kutipan 351
Aku telah mencari banyak orang di bumi untuk menjadi pengikut-Ku. Di antara semua pengikut ini, ada mereka yang melayani sebagai pendeta, mereka yang memimpin, mereka yang adalah anak-anak Tuhan, mereka yang adalah umat Tuhan, dan mereka yang melakukan pelayanan. Aku mengelompokkan mereka berdasarkan kesetiaan yang mereka tunjukkan kepada-Ku. Setelah semua dikelompokkan menurut jenisnya, yaitu, ketika sifat setiap jenis manusia sudah dijadikan jelas, Aku akan menghitung setiap mereka di antara kategori mereka yang tepat dan menempatkan setiap jenis pada tempatnya yang sesuai, untuk mencapai tujuan keselamatan-Ku atas umat manusia. Dalam kelompok-kelompok, Aku memanggil mereka yang ingin Kuselamatkan ke rumah-Ku, lalu membuat mereka semua menerima pekerjaan-Ku di akhir zaman. Pada saat yang sama, Aku mengelompokkan mereka menurut jenisnya, lalu memberi upah atau menghukum masing-masing berdasarkan tindakannya. Demikianlah langkah-langkah dalam pekerjaan-Ku.
Saat ini, Aku hidup di bumi, dan tinggal di antara manusia. Manusia mengalami pekerjaan-Ku dan memperhatikan perkataan-Ku. Sejalan dengan itu, Aku menganugerahkan semua kebenaran kepada setiap pengikut-Ku, supaya mereka dapat menerima hidup dari-Ku, dan dengan begitu, memperoleh jalan yang bisa mereka tapaki. Sebab Akulah Tuhan, Pemberi hidup. Selama bertahun-tahun pekerjaan-Ku, manusia sudah mendapatkan banyak, dan berkorban banyak, tetapi masih Aku katakan bahwa mereka tidak benar-benar percaya kepada-Ku. Karena manusia hanya mengakui bahwa Akulah Tuhan dengan bibir mereka, padahal mereka tidak setuju dengan kebenaran yang Aku katakan, dan terlebih lagi, mereka tidak melakukan kebenaran yang Aku minta dari mereka. Artinya, manusia mengakui hanya keberadaan Tuhan, tetapi tidak mengakui adanya kebenaran; manusia mengakui hanya keberadaan Tuhan, tetapi tidak mengakui adanya hidup; manusia mengakui hanya nama Tuhan, tetapi tidak mengakui hakikat-Nya. Aku memandang rendah semangat mereka, karena mereka hanya menggunakan kata-kata manis untuk menipu-Ku; tak seorang pun dari mereka yang sungguh-sungguh menyembah-Ku. Perkataanmu mengandung godaan si ular. Terlebih lagi, perkataanmu itu sangatsombong, sungguh pernyataan si penghulu malaikat. Terlebih lagi, perbuatan-perbuatanmu tercemar dan tercelahingga mendatangkan aib; hasrat-hasratmu yang melewati batas dan niat-niat tamakmumenyakitkan di telinga. Engkau semua telah menjadi ngengat dalam rumah-Ku, objek untuk dibuang dengan jijik. Karena tidak ada seorang pun dari engkau semua yang mencintai kebenaran; sebaliknya engkau ingin diberkati, naik ke surga, menyaksikan gambaran menakjubkan ketika Kristus menjalankan kekuasaan-Nya di bumi. Namun, pernahkah terpikir olehmu bagaimana mungkin seorang sepertimu, seorang yang begitu rusak, yang tidak punya gagasan tentang siapa Tuhan, bisa layak mengikut Tuhan? Bagaimana mungkin engkau bisa naik ke surga? Bagaimana mungkin engkau layak menyaksikan gambaran-gambaran menakjubkan seperti itu, gambaran-gambaran yang belum pernah ada sebelumnya, dalam segala kemegahannya? Mulutmu penuh dengan perkataan dusta dan cemar, pengkhianatan dan kesombongan. Belum pernah engkau mengucapkan perkataan tulus kepada-Ku, tak ada perkataan kudus, tak ada perkataan ketundukan kepada-Ku saat engkau mengalami firman-Ku. Jadi, pada akhirnya, seperti apakah imanmu itu? Tidak ada selain hasrat dan uang dalam hatimu, dan tidak ada selain hal-hal materiil dalam pikiranmu. Setiap hari engkau memperhitungkan bagaimana mendapatkan sesuatu dari-Ku. Setiap hari engkau menghitung berapa banyak kekayaan dan berapa banyak hal materiil yang telah engkau dapatkan dari-Ku. Setiap hari engkau semuamenantikan lebih banyak berkat turun atasmu, supaya engkau bisa menikmati, dalam jumlah yang lebih besar danstandar yang lebih tinggi, hal-hal yang mungkin bisa dinikmati. Bukan Aku yang ada dalam pikiranmu di setiapsaat, juga bukan kebenaran yang bersumber dari-Ku, melainkan suami atau istrimu, putra putrimu, dan apa yang engkau makan dan kenakan. Engkau semua memikirkan bagaimana engkau bisa mendapatkan kenikmatan dengan bahkan lebih banyak, bahkan lebih puas. Namun, bahkan ketika engkau semua sudah memenuhi perutmu hingga kenyang, bukankah engkau masih seperti mayat? Bahkan ketika, secara lahiriah engkau mendandani dirimu dengan pakaian yang begitu indah, bukankah engkau masih seperti mayat hidup yang tidak memiliki hidup? Engkau semua membanting tulang demi perutmu, hingga rambutmu beruban, tetapi tak seorang pun darimu yang mengorbankan sehelai rambut pun demi pekerjaan-Ku. Engkau semua terus-menerus sibuk, menempa tubuhmu dan memeras otakmu, demi kepentingan dagingmu, dan demi putra putrimu—tetapi tak seorang pun darimu menunjukkan kekhawatiran ataupun kepedulian terhadap kehendak-Ku. Apa lagi yang masih engkau harap dapatkan dari-Ku?
Aku tidak pernah terburu-buru ketika Aku bekerja. Tak peduli bagaimana manusia mengikut-Ku, Aku melakukan pekerjaan-Ku sesuai dengan setiap langkah, seturut rencana-Ku. Jadi, kendati dengan segala pemberontakanmu terhadap-Ku, Aku tetap bekerja tanpa henti, dan tetap terus menyampaikan firman yang harus Aku katakan. Kupanggil semua yang Kutentukan dari semula ke rumah-Ku, agar mereka bisa mendengarkan firman-Ku. Mereka semua yang tunduk pada firman-Ku, yang merindukan firman-Ku, Aku bawa ke hadapan takhta-Ku; mereka semua yang mengabaikan firman-Ku, yang tidak menaati-Ku, dan yang terang-terangan menentang-Ku, Aku campakkan ke satu sisi untuk menantikan penghukuman akhir mereka. Semua orang hidup di tengah kerusakan dan di bawah tangan si jahat, sehingga tidak banyak dari mereka yang mengikut-Ku merindukan kebenaran. Artinya, sebagian besar tidak sungguh-sungguh menyembah-Ku; mereka tidak menyembah-Ku dengan kebenaran, tetapi mencoba mendapatkan kepercayaan-Ku melalui kerusakan dan pemberontakan, melalui sarana-sarana tipu daya. Karena alasan inilah Aku katakan: banyak yang dipanggil, tetapi sedikit yang dipilih. Mereka yang dipanggil sudah begitu rusak dan semua hidup pada zaman yang sama—tetapi mereka yang dipilih adalah satu bagian dari mereka, mereka adalah orang-orang yang percaya dan mengakui kebenaran, serta melakukan kebenaran. Orang-orang ini hanyalah bagian yang sangat kecil dari keseluruhan, dan dari antara mereka Aku akan mendapatkan lebih banyak kemuliaan. Diukur dari perkataan-perkataan ini, tahukah engkau apakah engkau semua termasuk di antara yang terpilih? Akan seperti apakah kesudahanmu nanti?
Dikutip dari "Banyak yang Dipanggil, Tetapi Sedikit yang Dipilih" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"
Firman Tuhan Harian: Kutipan 352
Seperti yang Aku katakan, mereka yang mengikut-Ku banyak, tetapi mereka yang benar-benar mengasihi-Ku sedikit. Barangkali sebagian orang berkata, "Mungkinkah sudah kubayar harga yang sebegitu mahal jika aku tidak mengasihi-Mu? Mungkinkah aku sudah mengikut-Mu hingga sejauh ini jika aku tidak mengasihi-Mu?" Tentu saja, engkau punya banyak alasan, dan kasihmu, tentu saja sangat besar, tetapi apa esensi dari kasihmu untuk-Ku? "Kasih," sebagaimana disebut, mengacu kepada emosi yang murni dan tanpa cela, di mana engkau menggunakan hatimu untuk mengasihi, merasakan, dan berlaku bijak. Dalam kasih tidak ada syarat, tidak adabatasan, dan tidak ada jarak. Dalam kasih tidak ada kecurigaan, tidak ada tipu daya, dan tidak ada kelicikan. Dalam kasih tidak ada pertukaran dan tidak ada suatu pun yang tidak murni. Jika engkau mengasihi, maka engkau tidak akan menipu, mengeluh, mengkhianati, memberontak, memeras, atau berusaha mendapatkan sesuatu atau mendapatkan suatu jumlah tertentu. Jika engkau mengasihi, maka engkau akan dengan senang hati membaktikan dirimu, dengan senang hati menderita kesukaran, dan engkau akan menjadi selaras dengan-Ku, engkau akan merelakan semua yang engkau miliki demi Aku, engkau akan merelakan keluargamu, masa depanmu, masa mudamu, dan perkawinanmu. Jika tidak, kasihmu bukanlah kasih sama sekali, melainkan dusta dan pengkhianatan! Seperti apakah kasihmu? Apakah kasih yang sejati? Ataukah palsu? Seberapa banyak yang sudahengkau relakan? Seberapa banyak yang sudah engkau persembahkan? Seberapa banyak kasih yang sudah Kuterima darimu? Tahukah kau? Hatimu penuh dengan kejahatan, pengkhianatan, dan dusta—dan jika demikian, berapa banyak kasihmu yang tidak murni? Engkau semua berpikir bahwa engkau sudah cukup berkorban untuk-Ku; engkau semua berpikir bahwa kasihmu bagi-Ku sudah cukup. Lalu mengapa perkataan dan tindakanmu selalu mengandung pemberontakan dandusta? Engkau mengikut-Ku, tetapi engkau tidak mengakui firman-Ku. Apakah ini disebut kasih? Engkau mengikut-Ku, tetapi lalu mengesampingkan-Ku. Apakah ini disebut kasih? Engkau semua mengikut-Ku, tetapi engkau tidak percaya kepada-Ku. Apakah ini disebut kasih? Engkau semua mengikut-Ku, tetapi engkau tidak bisa menerima keberadaan-Ku. Apakah ini disebut kasih? Engkau mengikut-Ku, tetapi engkau tidak memperlakukan-Ku sepadan dengan siapa Aku, dan engkau selalu mempersulit hal-hal bagi-Ku. Apakah ini disebut kasih? Engkau mengikut-Ku, tetapi engkau berusaha membodohi-Ku dan menipu-Ku dalamsetiap perkara. Apakah ini disebut kasih? Engkau melayani-Ku, tetapi engkau tidak takut akan Aku. Apakah ini disebut kasih? Engkau semua menentang-Ku dalam segala hal dan segalasesuatu. Apakah semua ini disebut kasih? Engkau sudah banyak membaktikan diri, itu benar, tetapi engkau tidak pernah melakukan apa yang Aku kehendaki darimu. Bisakah ini disebut kasih? Pertimbangan yang saksama menunjukkan bahwa tidak ada sedikit pun tanda kasih bagi-Ku dalam dirimu. Setelah pekerjaan bertahun-tahun dan semua firman yang Aku sampaikan, berapa banyak yang sesungguhnya sudah engkau dapatkan? Tidak patutkah ini direnungkan kembali dengan saksama? Aku memperingatkanmu: mereka yang Kupanggil kepada-Ku bukanlah mereka yang tidak pernah rusak; tetapi, mereka yang Kupilih adalah mereka yang benar-benar mengasihi-Ku. Oleh karena itu, hendaklah engkau waspada dalam perkataan dan perbuatanmu, dan menguji maksud dan pikiranmu, sehingga tidak melampaui batas. Pada masa akhir zaman, lakukan yang terbaik untuk mempersembahkan kasihmu kepada-Ku, sebab jika tidak, murka-Ku tidak akan pernah beranjak darimu!
Dikutip dari "Banyak yang Dipanggil, Tetapi Sedikit yang Dipilih" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"
Firman Tuhan Harian: Kutipan 353
Setiap hari, perbuatan dan pemikiran semua orang diperhatikan oleh mata Yang Esa, dan, pada saat yang sama, sedang dalam persiapan untuk hari esok mereka sendiri. Inilah jalan yang harus ditempuh oleh semua yang hidup; ini adalah jalan yang telah Kutentukan dari semula bagi semua orang, dan tak seorang pun dapat meloloskan diri atau dikecualikan. Firman yang telah Kuucapkan tak terhitung banyaknya, dan, terlebih lagi, pekerjaan yang telah Kulakukan tak terhitung banyaknya. Setiap hari, Aku melihat setiap orang secara alami melakukan semua yang harus mereka lakukan sesuai dengan natur bawaan mereka dan perkembangan dari natur mereka. Tanpa sadar, banyak orang yang telah memulai di "jalan yang benar", yang telah Kupersiapkan untuk menjelaskan berbagai jenis orang. Berbagai jenis orang ini telah lama Kutempatkan dalam lingkungan yang berbeda dan, di tempat mereka masing-masing, telah mengungkapkan sifat-sifat bawaan mereka. Tak seorang pun yang mengikat mereka, tak seorang pun yang menggoda mereka. Mereka bebas secara keseluruhan dan apa yang mereka ungkapkan muncul secara alamiah. Hanya ada satu hal yang membuat mereka terkendali: firman-Ku. Demikianlah sebagian orang membaca firman-Ku dengan enggan, tanpa pernah menerapkannya, dan melakukannya hanya demi menghindari maut; sementara itu, orang lain merasa sulit menjalani hari-hari mereka tanpa firman-Ku untuk membimbing dan membekali mereka, dan karena itu mereka secara alami selalu berpegang teguh pada firman-Ku. Seiring berjalannya waktu, mereka menemukan rahasia kehidupan manusia, tempat tujuan umat manusia dan nilai menjadi manusia. Ini hanyalah bagaimana manusia berada di hadapan firman-Ku, dan Aku hanya membiarkan hal-hal terjadi. Aku tidak melakukan pekerjaan apa pun yang memaksa manusia membuat firman-Ku sebagai dasar keberadaan mereka. Jadi mereka yang tidak pernah memiliki hati nurani, dan yang keberadaannya tidak pernah memiliki nilai apa pun, dengan lancang menolak firman-Ku dan bertindak sesuka hati mereka setelah secara diam-diam mengamati bagaimana segala sesuatu terjadi. Mereka mulai membenci kebenaran dan segala sesuatu yang berasal dari-Ku. Selain itu, mereka benci tinggal di dalam rumah-Ku. Demi tempat tujuan mereka, dan untuk menghindari hukuman, orang-orang ini tinggal di rumah-Ku untuk sementara waktu, meskipun mereka sedang memberikan pelayanan. Namun, maksud dan tindakan mereka tidak pernah berubah. Ini meningkatkan keinginan mereka akan berkat, dan meningkatkan keinginan mereka untuk masuk ke dalam kerajaan satu kali dan tetap berada di sana selamanya sesudah itu—bahkan untuk masuk ke dalam surga yang abadi. Semakin mereka merindukan kedatangan-Ku dalam waktu dekat, semakin mereka merasa bahwa kebenaran telah menjadi hambatan, batu sandungan yang menghalangi mereka. Mereka hampir tidak sabar untuk melangkah masuk ke dalam kerajaan dan selama-lamanya menikmati berkat kerajaan surga—tanpa perlu mengejar kebenaran atau menerima penghakiman dan hajaran, dan terlebih lagi, tanpa perlu tinggal dengan sikap merendahkan diri di dalam rumah-Ku dan melakukan apa yang Kuperintahkan. Orang-orang ini memasuki rumah-Ku bukan untuk memuaskan keinginan mereka untuk mencari kebenaran ataupun bekerja sama dengan pengelolaan-Ku; tujuan mereka hanya untuk berada di antara mereka yang tidak dimusnahkan pada zaman yang akan datang. Oleh karena itu hati mereka tidak pernah tahu apa arti kebenaran atau bagaimana menerima kebenaran. Inilah alasan mengapa orang-orang semacam itu tidak pernah melakukan kebenaran atau menyadari kedalaman kerusakan mereka, tetapi tetap tinggal dalam rumah-Ku sebagai "pelayan" dari awal hingga akhir. Mereka "dengan sabar" menantikan kedatangan hari-Ku, dan tanpa kenal lelah sementara mereka terombang-ambing oleh cara-Ku bekerja. Namun sebesar apa pun upaya dan harga yang mereka bayar, tak seorang pun yang pernah melihat mereka menderita karena kebenaran atau memberi apa pun demi Aku. Di dalam hatinya, mereka tidak sabar ingin melihat hari di mana Aku mengakhiri zaman yang sudah usang, dan selain itu, tidak sabar untuk mengetahui betapa besarnya kuasa dan otoritas-Ku. Yang tidak pernah mereka lakukan dengan tergesa-gesa adalah mengubah diri mereka sendiri dan mengejar kebenaran. Mereka menyukai hal-hal yang membuat-Ku muak, dan tidak menyukai hal-hal yang Kusukai. Mereka merindukan segala sesuatu yang Kubenci, tetapi takut kehilangan hal-hal yang Kubenci. Mereka hidup di dunia yang jahat ini, tidak pernah membencinya, tetapi sangat takut jika aku akan memusnahkannya. Di tengah niat mereka yang saling bertentangan, mereka mencintai dunia yang Kubenci ini, tetapi juga merindukan untuk Aku memusnahkannya dengan segera agar mereka dapat terhindar dari penderitaan dan diubahkan menjadi para penguasa zaman berikutnya sebelum mereka telah menyimpang dari jalan yang benar. Ini karena mereka tidak mencintai kebenaran dan muak dengan semua yang berasal dari-Ku. Mereka bisa saja menjadi "orang yang taat" untuk waktu yang singkat agar tidak kehilangan berkat, tetapi keinginan mereka untuk diberkati, dan ketakutan mereka akan kebinasaan dan memasuki lautan api, tidak pernah bisa ditutup-tutupi. Saat hari-Ku semakin dekat, keingian mereka semakin kuat. Dan semakin besar bencananya, semakin membuat mereka merasa tidak berdaya, tidak tahu harus memulai dari mana untuk membuat-Ku bersukacita dan menghindari kehilangan berkat yang sudah lama mereka dambakan. Orang-orang semacam itu ingin segera mengambil tindakan untuk menjadi garda depan segera setelah tangan-Ku mulai bekerja. Mereka hanya berpikir untuk bergerak ke garis paling depan dari pasukan, sangat takut Aku tidak akan melihat mereka. Mereka melakukan dan mengatakan apa yang menurut mereka benar, tidak pernah mengetahui bahwa perbuatan dan tindakan mereka tidak pernah relevan dengan kebenaran, dan bahwa perbuatan mereka hanya mengganggu dan menghalangi rencana-Ku. Mereka mungkin telah berupaya keras, dan mungkin tulus dalam kehendak dan niat mereka untuk menanggung kesulitan, tetapi tidak ada yang mereka lakukan ada hubungannya dengan-Ku, karena Aku tidak pernah melihat bahwa perbuatan mereka berasal dari niat yang baik, apalagi pernah melihat mereka mempersembahkan apa pun di atas mezbah-Ku. Begitulah perbuatan mereka di hadapan-Ku selama bertahun-tahun.
Dikutip dari "Engkau Semua Harus Memikirkan Perbuatanmu" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"
Firman Tuhan Harian: Kutipan 354
Awalnya Aku ingin memberi engkau semua lebih banyak kebenaran, tetapi Aku harus menahan diri dari keinginan ini karena sikapmu terhadap kebenaran terlalu dingin dan acuh tak acuh; Aku tidak ingin jerih payah-Ku sia-sia, ataupun melihat orang-orang memegang teguh firman-Ku tetapi dalam segala hal melakukan perbuatan yang menentang-Ku, memfitnah-Ku, dan menghujat-Ku. Karena sikap dan kemanusiaanmu, Aku hanya membekalimu dengan sedikit dan, untuk engkau semua, bagian dari firman-Ku yang sangat penting yang berfungsi sebagai pekerjaan ujian-Ku di antara umat manusia. Baru sekarang ini Aku benar-benar menegaskan bahwa keputusan dan rencana yang telah Kubuat sesuai dengan kebutuhan engkau semua, dan selain itu, bahwa sikap-Ku terhadap umat manusia adalah sikap yang benar. Tingkah lakumu selama bertahun-tahun di hadapan-Ku telah memberi-Ku jawaban yang sebelumnya tidak pernah Kuterima, dan pertanyaan untuk jawaban ini adalah: "Bagaimana sikap manusia di hadapan kebenaran dan Tuhan yang benar?" Upaya-upaya yang telah Kucurahkan bagi manusia membuktikan hakikat kasih-Ku kepada manusia, dan setiap tindakan manusia di hadapan-Ku membuktikan hakikat kebenciannya terhadap kebenaran dan penentangan terhadap-Ku. Aku selalu memedulikan semua orang yang mengikuti-Ku, tetapi tidak ada di antara mereka yang mengikuti-Ku mampu menerima firman-Ku; mereka bahkan tidak mampu menerima saran-Ku. Inilah yang paling membuat-Ku sedih. Tak seorang pun yang pernah mampu memahami-Ku dan, terlebih lagi, tidak ada siapa pun yang pernah bisa menerima-Ku, meskipun sikap-Ku tulus, dan firman-Ku lembut. Semua orang berusaha melakukan pekerjaan yang telah Kupercayakan kepada mereka sesuai dengan gagasan mereka sendiri; mereka tidak mencari maksud-Ku, apalagi bertanya apa yang Kuinginkan dari mereka. Mereka masih mengaku melayani-Ku dengan setia, sementara mereka memberontak melawan-Ku. Banyak yang percaya bahwa kebenaran yang tidak dapat mereka terima atau yang tidak dapat mereka lakukan berarti bukanlah kebenaran. Bagi orang-orang seperti ini, kebenaran-Ku menjadi sesuatu yang ditolak dan dikesampingkan. Pada saat yang sama, manusia mengakui-Ku sebagai Tuhan, tetapi juga memercayai-Ku sebagai orang luar yang bukan merupakan jalan, kebenaran, atau hidup. Tak seorang pun tahu kebenaran ini: firman-Ku adalah kebenaran yang selamanya tidak berubah. Akulah sumber kehidupan bagi manusia dan satu-satunya penuntun bagi umat manusia. Nilai dan makna firman-Ku tidak ditentukan berdasarkan apakah firman itu diakui atau diterima umat manusia atau tidak, tetapi berdasarkan hakikat firman itu sendiri. Bahkan jika tak seorang pun di dunia ini yang dapat menerima firman-Ku, nilai-nilai firman-Ku dan pertolongannya bagi umat manusia tak ternilai bagi siapa pun. Oleh karena itu, saat dihadapkan dengan banyak orang yang memberontak, menyangkal, atau sangat menghina firman-Ku, pendirian-Ku hanyalah ini: biarkan waktu dan fakta menjadi saksi-Ku dan menunjukkan bahwa firman-Ku adalah jalan, kebenaran, dan hidup. Biarkan waktu dan fakta menunjukkan bahwa dengan firman itulah manusia harus diperlengkapi, dan terlebih lagi, firman itulah yang harus diterima manusia. Aku akan membiarkan semua yang mengikuti-Ku mengetahui fakta ini: orang-orang yang tidak dapat sepenuhnya menerima firman-Ku, mereka yang tidak dapat melakukan firman-Ku, mereka yang tidak dapat menemukan tujuan dalam firman-Ku, dan mereka yang tidak dapat menerima keselamatan karena firman-Ku, adalah orang-orang yang telah dikutuk oleh firman-Ku dan, terlebih lagi, telah kehilangan keselamatan-Ku, dan tongkat-Ku tidak akan pernah berpaling dari mereka.
Dikutip dari "Engkau Semua Harus Memikirkan Perbuatanmu" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"
Firman Tuhan Harian: Kutipan 355
Sejak manusia menemukan ilmu-ilmu sosial, pikiran manusia telah menjadi disibukkan dengan ilmu dan pengetahuan. Kemudian ilmu dan pengetahuan telah menjadi alat yang digunakan untuk memerintah umat manusia, dan tidak ada lagi ruang yang cukup bagi manusia untuk menyembah Tuhan, dan tidak ada lagi suasana yang mendukung penyembahan kepada Tuhan. Kedudukan Tuhan telah turun semakin rendah di hati manusia. Tanpa Tuhan di dalam hatinya, dunia batin manusia gelap, tanpa pengharapan dan hampa. Selanjutnya banyak ilmuwan sosial, ahli sejarah, dan politisi telah bermunculan untuk mengungkapkan teori-teori ilmu sosial, teori evolusi manusia, serta teori-teori lainnya yang bertentangan dengan kebenaran bahwa Tuhan menciptakan manusia, untuk memenuhi hati dan pikiran manusia. Dan dengan demikian, mereka yang percaya bahwa Tuhan yang menciptakan segalanya telah menjadi semakin sedikit, dan mereka yang percaya pada teori evolusi menjadi semakin banyak jumlahnya. Semakin lama semakin banyak orang yang memperlakukan catatan tentang pekerjaan Tuhan dan firman-Nya pada zaman Perjanjian Lama sebagai mitos dan legenda. Di dalam hati mereka, orang menjadi acuh tak acuh pada martabat dan kebesaran Tuhan, pada prinsip bahwa Tuhan itu ada dan berkuasa atas segala sesuatu. Kelangsungan hidup umat manusia dan nasib negara-negara serta bangsa-bangsa tidak penting lagi bagi mereka, dan manusia hidup dalam dunia hampa yang hanya mengurusi makan, minum, dan mengejar kesenangan. ... Hanya sedikit orang yang menyadari kewajibannya untuk mencari tempat di mana Tuhan melakukan pekerjaan-Nya saat ini, atau mencari tahu bagaimana Dia mengendalikan dan mengatur tempat tujuan manusia. Dengan demikian, tanpa sepengetahuan manusia, peradaban manusia menjadi semakin tidak mampu memenuhi keinginan manusia, dan bahkan banyak orang yang merasa bahwa, dengan hidup di dunia seperti itu, mereka merasa tidak lebih berbahagia dibandingkan orang-orang yang sudah meninggal. Bahkan orang-orang yang berasal dari negara-negara yang tadinya berperadaban tinggi pun mengutarakan keluhan seperti ini. Karena tanpa tuntunan Tuhan, berapa banyak pun penguasa dan ahli sosiologi yang memeras otak mereka untuk melestarikan peradaban manusia, semuanya sia-sia saja. Tak seorang pun dapat mengisi kehampaan dalam hati manusia, karena tak seorang pun dapat menjadi hidup manusia, dan tidak ada teori sosial yang dapat membebaskan manusia dari kehampaan yang dideritanya. Ilmu, pengetahuan, kebebasan, demokrasi, kesenangan, hiburan: semua ini hanya memberikan penghiburan yang sementara bagi manusia. Bahkan dengan hal-hal ini, manusia pasti tetap berbuat dosa dan meratapi ketidakadilan yang ada di masyarakat. Hal-hal ini tidak dapat mengekang keinginan dan hasrat manusia untuk mencari. Ini karena manusia diciptakan oleh Tuhan dan pengorbanan serta pencarian manusia yang sia-sia hanya dapat membawa manusia pada semakin banyak kesedihan dan hanya dapat menyebabkan manusia berada dalam keadaan ketakutan, tidak akan tahu cara menghadapi masa depan umat manusia, atau cara menghadapi perjalanan yang terbentang di depan. Manusia bahkan akhirnya menjadi takut terhadap sains dan pengetahuan, dan bahkan lebih takut lagi terhadap perasaan hampa. Di dunia ini, entah engkau tinggal di negara yang menganut kebebasan atau di negara yang tidak mengakui hak asasi manusia, engkau sama sekali tak dapat meluputkan diri dari nasib umat manusia. Apakah engkau adalah yang memerintah atau yang diperintah, engkau sama sekali tidak dapat melepaskan diri dari keinginan untuk menyelidiki nasib, misteri, dan tempat tujuan umat manusia, apalagi melepaskan dirimu dari perasaan hampa yang membingungkan. Fenomena seperti ini, yang lazim dialami oleh semua umat manusia, disebut fenomena sosial oleh para ahli sosiologi, tetapi belum ada satu pun orang hebat yang mampu memecahkan masalah tersebut. Manusia, bagaimanapun juga, hanyalah manusia, dan kedudukan serta kehidupan Tuhan tidak dapat digantikan oleh siapa pun. Umat manusia tidak hanya membutuhkan masyarakat yang adil, tempat di mana setiap orang mendapat cukup makanan dan diperlakukan dengan setara serta mendapat kebebasan, yang dibutuhkan umat manusia adalah keselamatan Tuhan dan perbekalan-Nya untuk kehidupan mereka. Ketika manusia menerima keselamatan Tuhan dan perbekalan-Nya untuk kehidupan mereka, barulah kerinduan untuk mencari, dan kehampaan rohani manusia dapat terpenuhi. Jika rakyat suatu negara atau suatu bangsa tidak dapat menerima keselamatan dan pemeliharaan Tuhan, maka negara atau bangsa semacam itu akan berada di jalan menuju kemunduran, menuju kegelapan, dan akan dimusnahkan oleh Tuhan.
Dikutip dari "Tuhan Mengendalikan Nasib Seluruh Umat Manusia" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"
Firman Tuhan Harian: Kutipan 356
Ada rahasia yang sangat besar di dalam hatimu, yang belum pernah kausadari, karena selama ini engkau telah hidup dalam dunia tanpa cahaya. Hati dan rohmu telah direnggut oleh Iblis. Matamu dikaburkan oleh kegelapan, dan engkau tidak dapat melihat baik matahari di langit maupun bintang yang berkelap-kelip di malam hari. Telingamu tersumbat dengan kata-kata dusta, dan engkau tidak mendengar suara Yahweh yang bergemuruh, ataupun suara air terjun yang mengalir dari takhta. Engkau telah kehilangan segala sesuatu yang seharusnya menjadi hakmu, semua yang dianugerahkan Yang Mahakuasa kepadamu. Engkau telah memasuki lautan penderitaan tak bertepi, tanpa kekuatan untuk menyelamatkan dirimu sendiri, tanpa harapan untuk bertahan hidup, dan satu-satunya yang kaulakukan hanyalah berjuang dan bergerak dengan terburu-buru .... Sejak saat itu dan seterusnya, engkau ditakdirkan untuk disiksa oleh si jahat, jauh dari berkat-berkat Yang Mahakuasa, berada di luar jangkauan perbekalan Yang Mahakuasa, menapaki jalan tanpa bisa kembali. Jutaan panggilan pun sulit membangunkan hati dan rohmu. Engkau tertidur lelap di tangan si jahat, yang telah memikatmu ke dalam alam tanpa batas, tanpa tujuan, dan tanpa petunjuk jalan. Selanjutnya, engkau kehilangan kemurnian dan kesucianmu yang mula-mula, dan mulai menjauhi pemeliharaan Yang Mahakuasa. Di dalam hatimu, si jahat mengarahkanmu dalam segala hal dan dia telah menjadi hidupmu. Engkau tidak lagi takut terhadapnya, menghindarinya, atau meragukannya; engkau justru memperlakukannya sebagai Tuhan dalam hatimu. Engkau mulai mengabadikan dan menyembahnya, kalian berdua menjadi tidak terpisahkan bagaikan tubuh dan bayangannya, berkomitmen untuk hidup dan mati bersama-sama. Engkau sama sekali tidak tahu dari mana asalmu, alasan engkau dilahirkan, atau alasan engkau akan mati. Engkau memandang Yang Mahakuasa sebagai sosok asing; engkau tidak mengetahui asal-usul-Nya, apalagi segala sesuatu yang telah Dia lakukan untukmu. Segala sesuatu yang berasal dari-Nya telah menjadi kebencian bagimu; engkau tidak menghargainya ataupun mengetahui nilainya. Engkau berjalan berdampingan dengan si jahat, semenjak hari engkau mulai menerima perbekalan Yang Mahakuasa. Engkau telah bertahan terhadap ribuan tahun prahara dan badai bersama si jahat, dan engkau berdiri bersama dengannya melawan Tuhan yang merupakan sumber kehidupanmu. Engkau tidak mengetahui apa pun tentang pertobatan, apalagi mengetahui bahwa engkau telah tiba di ambang kebinasaan. Engkau telah lupa bahwa si jahat telah menggoda dan menyiksamu; engkau telah melupakan asal mulamu. Dengan demikian, si jahat telah menyiksamu di setiap langkah hingga saat ini. Hati dan rohmu mati rasa dan membusuk. Engkau telah berhenti mengeluhkan tentang gangguan dunia manusia; engkau tidak lagi percaya bahwa dunia ini tidak adil. Engkau bahkan lebih tidak memedulikan apakah Yang Mahakuasa itu ada atau tidak. Ini karena engkau telah menganggap si jahat sebagai bapamu yang sejati dan tidak dapat terpisah lagi darinya. Inilah rahasia di dalam hatimu.
Saat fajar menyingsing, bintang fajar mulai bersinar di timur. Bintang ini belum pernah ada di sana sebelumnya dan bintang itu menyinari langit tenang yang berbintang, menyalakan kembali cahaya yang padam di hati manusia. Umat manusia tidak lagi kesepian karena cahaya ini, yang menyinarimu dan orang lain. Namun, hanya engkau sendirilah yang tetap terlelap di malam yang gelap. Engkau tidak mendengar suara ataupun melihat cahaya, engkau tidak menyadari datangnya langit yang baru dan bumi yang baru, ataupun datangnya zaman yang baru, karena bapamu berkata kepadamu, "Anakku, jangan bangun, sekarang masih terlalu pagi. Hawanya dingin, jangan pergi ke luar, jika tidak, pedang dan tombak akan menusuk matamu." Engkau hanya memercayai peringatan bapamu, karena engkau yakin bahwa hanya bapamulah yang benar, karena bapamu lebih tua daripada dirimu, dan dia sangat mengasihimu. Peringatan dan kasih seperti itu membuatmu berhenti percaya pada legenda bahwa ada cahaya di dunia; dan mereka membuatmu tidak peduli apakah kebenaran masih ada di dunia ini atau tidak. Engkau tidak lagi berani mengharapkan pertolongan dari Yang Mahakuasa. Engkau puas dengan keadaanmu yang sekarang, tidak lagi menanti-nantikan datangnya cahaya, dan tidak lagi mengantisipasi kedatangan Yang Mahakuasa sebagaimana yang dikisahkan dalam legenda. Sejauh yang kauketahui, semua yang indah tidak dapat dihidupkan kembali, maupun dapat tetap ada. Di matamu, hari esok manusia, masa depan manusia, sirna dan lenyap begitu saja. Engkau mencengkeram pakaian bapamu sekuat tenaga, rela berbagi kesukaran dengannya, sangat takut kehilangan teman seperjalananmu dan arah perjalananmu yang jauh. Dunia manusia yang luas dan berkabut telah membentuk banyak di antaramu, pantang mundur dan berani mengisi berbagai peran di dunia ini. Hal itu telah menciptakan banyak "pejuang" yang tidak takut mati. Selain itu, keadaan itu telah menciptakan kumpulan demi kumpulan manusia yang mati rasa dan lumpuh yang tidak mengetahui tujuan penciptaan mereka. Mata Yang Mahakuasa mengamat-amati tiap-tiap umat manusia yang begitu sengsara. Yang didengar-Nya adalah ratapan mereka yang menderita, yang dilihat-Nya adalah sikap tidak tahu malu mereka yang sengsara, dan yang dirasakan-Nya adalah keputusasaan dan ketakutan umat manusia yang telah kehilangan anugerah keselamatan. Umat manusia menolak pemeliharaan-Nya, memilih berjalan di jalan mereka sendiri, dan berusaha menghindari pengawasan mata-Nya, lebih suka menikmati kepahitan laut yang dalam bersama musuh, hingga tetes terakhir. Keluhan Yang Mahakuasa tidak lagi terdengar oleh umat manusia, tangan Yang Mahakuasa tidak bersedia lagi membelai umat manusia yang menyedihkan ini. Dia mengulangi pekerjaan-Nya, berkali-kali menangkap kembali, dan berulang kali Dia kehilangan lagi. Sejak saat itu, Dia mulai merasa lelah, merasa jemu, sehingga Dia menghentikan pekerjaan yang sedang dilakukan-Nya, dan berhenti berjalan di tengah umat manusia .... Umat manusia sama sekali tidak menyadari tentang perubahan-perubahan ini, tidak menyadari kedatangan dan kepergian, kesedihan dan kepiluan Yang Mahakuasa.
Dikutip dari "Keluhan Yang Mahakuasa" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"
Firman Tuhan Harian: Kutipan 357
Meskipun pengelolaan Tuhan sangat dalam, itu tidak berada di luar pemahaman manusia. Ini karena semua pekerjaan Tuhan berkaitan dengan pengelolaan-Nya dan pekerjaan-Nya untuk menyelamatkan umat manusia, dan menyangkut kehidupan, penghidupan, dan tempat tujuan umat manusia. Pekerjaan yang Tuhan lakukan di antara dan atas manusia, dapat dikatakan, sangatlah praktis dan bermakna. Pekerjaan itu dapat dilihat dan dialami oleh manusia, dan itu sama sekali tidak abstrak. Namun, jika manusia tidak mampu menerima semua pekerjaan yang Tuhan lakukan, lalu apa pentingnya pekerjaan-Nya? Bagaimana pengelolaan semacam ini dapat menghasilkan keselamatan bagi manusia? Banyak orang yang mengikut Tuhan hanya peduli dengan bagaimana memperoleh berkat atau menghindari bencana. Begitu pekerjaan dan pengaturan Tuhan disebut, mereka terdiam dan kehilangan minat. Mereka berpikir bahwa memahami perkara yang membosankan semacam itu tidak akan membantu kehidupan mereka untuk bertumbuh atau memberikan manfaat apa pun. Akibatnya, walaupun mereka telah mendengar tentang pengelolaan Tuhan, mereka tidak terlalu mengindahkannya. Mereka tidak menganggap hal itu sebagai sesuatu yang berharga untuk diterima, apalagi menerimanya sebagai bagian dari kehidupan mereka. Orang-orang semacam itu memiliki satu tujuan yang sangat sederhana dalam mengikut Tuhan, dan tujuan itu adalah untuk memperoleh berkat. Orang-orang semacam itu tidak bisa diminta untuk memperhatikan hal lain yang tidak melibatkan tujuan ini secara langsung. Bagi mereka, tidak ada tujuan yang lebih sah daripada percaya kepada Tuhan untuk memperoleh berkat—inilah inti dari iman mereka. Jika sesuatu tidak berkontribusi untuk tujuan ini, mereka tetap tidak tergerak olehnya. Inilah yang terjadi dengan kebanyakan orang yang percaya kepada Tuhan pada masa kini. Tujuan dan niat mereka kelihatannya benar, karena bersamaan dengan percaya kepada Tuhan, mereka juga mengorbankan diri untuk Tuhan, mempersembahkan diri mereka kepada Tuhan, dan melaksanakan tugas mereka. Mereka meninggalkan masa muda mereka, meninggalkan keluarga dan pekerjaan, dan bahkan menghabiskan waktu bertahun-tahun menyibukkan diri jauh dari rumah. Demi tujuan akhir mereka, mereka mengubah minat mereka, pandangan mereka tentang hidup, dan bahkan mengubah arah yang mereka tempuh, tetapi mereka tidak dapat mengubah tujuan kepercayaan mereka kepada Tuhan. Mereka sangat sibuk menggapai cita-cita mereka sendiri; sejauh apa pun jalannya, dan sebanyak apa pun kesulitan dan rintangan yang ada di sepanjang jalan, mereka tetap tekun dan tidak takut mati. Kekuatan apa yang mendorong mereka untuk terus mendedikasikan diri mereka seperti ini? Apakah hati nurani mereka? Apakah karakter mereka yang agung dan mulia? Apakah tekad mereka untuk melawan kekuatan jahat sampai pada akhirnya? Apakah iman mereka yang membuat mereka memberikan kesaksian tentang Tuhan tanpa mencari upah? Apakah kesetiaan mereka yang membuat mereka rela menyerahkan segalanya untuk melakukan kehendak Tuhan? Ataukah semangat pengabdian mereka yang membuat mereka selalu meninggalkan keinginan pribadi mereka yang berlebih-lebihan? Bagi seseorang yang tidak pernah memahami pekerjaan pengelolaan Tuhan, untuk tetap berkorban begitu banyak, sungguh sebuah keajaiban yang menakjubkan! Untuk saat ini, kita tidak perlu membahas berapa banyak yang telah diberikan oleh orang-orang ini. Meskipun demikian, perilaku mereka sangat layak untuk dianalisis. Selain dari keuntungan yang berhubungan sangat erat dengan mereka, mungkinkah ada alasan lain mengapa orang-orang yang tidak pernah memahami Tuhan mau berkorban begitu banyak bagi-Nya? Dalam hal ini, kita menemukan masalah yang sebelumnya tidak teridentifikasi: hubungan manusia dengan Tuhan semata-mata demi kepentingan diri sendiri. Hubungan ini adalah hubungan antara penerima dan pemberi berkat. Sederhananya, hubungan ini seperti hubungan antara karyawan dan majikan. Karyawan bekerja hanya untuk menerima upah yang diberikan oleh majikannya. Dalam hubungan semacam ini, tidak ada kasih sayang, hanya ada transaksi. Tidak ada tindakan mencintai dan dicintai, hanya ada derma dan belas kasihan. Tidak ada pengertian, hanya ada kemarahan terpendam dan tipu daya. Tidak ada keintiman, hanya ada jurang yang tak bisa diseberangi. Sekarang setelah segala sesuatunya telah sampai pada titik ini, siapakah yang mampu membalikkan arah semacam ini? Dan berapa banyakkah orang yang benar-benar mampu memahami betapa buruknya hubungan ini? Aku yakin bahwa ketika orang membenamkan diri dalam kegembiraan karena diberkati, tak seorang pun yang dapat membayangkan betapa memalukan dan tidak sedap dipandangnya hubungan dengan Tuhan yang seperti ini.
Hal yang paling menyedihkan mengenai kepercayaan umat manusia kepada Tuhan adalah bahwa manusia melakukan pengelolaannya sendiri di tengah-tengah pekerjaan Tuhan dan tidak mengindahkan pengelolaan Tuhan. Kegagalan manusia yang terbesar terletak pada fakta bahwa, sementara mereka berusaha untuk tunduk kepada Tuhan dan menyembah Dia, manusia membangun tempat tujuannya sendiri dan merencanakan bagaimana menerima berkat terbesar dan tempat tujuan yang terbaik. Bahkan jika orang memahami betapa malang, menjijikkan, dan menyedihkannya keadaan mereka, berapa banyakkah yang rela meninggalkan cita-cita dan harapan mereka? Dan siapakah yang dapat menghentikan langkah mereka sendiri dan berhenti dari hanya memikirkan diri mereka sendiri? Tuhan membutuhkan orang-orang yang mau bekerja sama secara dekat dengan-Nya untuk menyelesaikan pengelolaan-Nya. Dia membutuhkan orang-orang yang mau tunduk kepada-Nya dengan mengabdikan seluruh pikiran dan tubuh mereka untuk pekerjaan pengelolaan-Nya. Dia tidak membutuhkan orang-orang yang mengulurkan tangan mereka untuk memohon kepada-Nya setiap hari, apalagi orang-orang yang hanya memberi sedikit dan kemudian menunggu untuk diberi upah. Tuhan memandang rendah orang-orang yang hanya memberikan kontribusi kecil dan kemudian berpuas diri dengan pencapaian mereka. Dia membenci orang-orang berdarah dingin yang tidak membenci pengelolaan-Nya dan hanya ingin berbicara tentang pergi ke surga dan mendapatkan berkat. Dia bahkan memiliki kebencian yang lebih besar terhadap mereka yang memanfaatkan kesempatan yang diberikan oleh pekerjaan yang dilakukan-Nya dalam menyelamatkan umat manusia. Itu karena orang-orang ini tidak pernah peduli tentang apa yang Tuhan ingin capai dan dapatkan melalui pekerjaan pengelolaan-Nya. Mereka hanya peduli dengan bagaimana mereka dapat memanfaatkan kesempatan yang disediakan oleh pekerjaan Tuhan untuk mendapatkan berkat. Mereka tidak memedulikan hati Tuhan, dan sepenuhnya disibukkan dengan prospek dan nasib mereka sendiri. Orang-orang yang membenci pekerjaan pengelolaan Tuhan dan sama sekali tidak memiliki minat pada bagaimana Tuhan menyelamatkan umat manusia serta kehendak-Nya, hanya melakukan apa yang menyenangkan mereka dengan cara yang terlepas dari pekerjaan pengelolaan Tuhan. Perilaku mereka tidak diingat atau diperkenan Tuhan, apalagi dipandang baik oleh Tuhan.
Dikutip dari "Manusia Hanya Dapat Diselamatkan di Tengah Pengelolaan Tuhan" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"
Firman Tuhan Harian: Kutipan 358
Pekerjaan-Ku akan segera selesai, dan tahun-tahun yang kita lalui bersama telah menjadi kenangan yang tak tertahankan. Tanpa henti Aku telah mengulang-ulang firman-Ku dan terus-menerus Aku menyebarluaskan pekerjaan baru-Ku. Tentu saja, nasihat-Ku adalah komponen penting dalam setiap pekerjaan yang Kulakukan. Tanpa nasihat-Ku, engkau semua akan tersesat dan bahkan akan mendapati dirimu benar-benar bingung. Pekerjaan-Ku sekarang sudah hampir selesai dan berada pada tahap terakhirnya. Aku masih ingin melakukan pekerjaan menasihatimu, yang berarti, menyampaikan kata-kata nasihat untuk engkau semua dengarkan. Aku hanya berharap engkau semua mampu untuk tidak menyia-nyiakan penderitaan yang telah Kutanggung, dan terlebih dari itu, agar engkau dapat memahami perhatian penuh yang telah Kucurahkan, dan memperlakukan firman-Ku sebagai dasar bagi caramu berperilaku sebagai manusia. Entah firman itu adalah jenis firman yang ingin engkau semua dengarkan, entah engkau senang menerimanya atau tidak, atau entah engkau hanya bisa menerimanya dengan perasaan tidak nyaman, engkau semua harus memperlakukan firman-Ku dengan serius. Jika tidak, watak dan sikapmu yang sembrono dan tidak peduli itu akan membuat-Ku sangat marah dan, bahkan membuat-Ku muak. Aku sangat berharap agar engkau semua dapat membaca firman-Ku berulang-ulang—ribuan kali—dan bahkan sampai engkau bisa menghafalnya. Hanya dengan cara inilah engkau semua akan mampu untuk tidak gagal memenuhi harapan-Ku terhadapmu. Namun, tidak seorang pun dari antaramu hidup dengan cara seperti ini sekarang. Sebaliknya, engkau semua tenggelam dalam kehidupan tak bermoral, kehidupan yang penuh dengan makan dan minum sesuka hatimu, dan tak seorang pun di antaramu menggunakan firman-Ku untuk memperkaya hati dan jiwamu. Untuk alasan inilah, Aku sampai pada kesimpulan tentang wajah asli manusia: Manusia dapat mengkhianati-Ku setiap saat, dan tak seorang pun dapat sepenuhnya setia pada firman-Ku.
"Manusia sudah sedemikian dirusak oleh Iblis sehingga dia tidak lagi terlihat layaknya manusia." Sekarang sebagian besar orang mengakui ungkapan ini sampai batas tertentu. Kukatakan demikian karena "pengakuan" yang Kumaksud hanyalah sejenis pernyataan dangkal, yang bertentangan dengan pengetahuan sejati. Karena tidak seorang pun dari antaramu dapat mengevaluasi dirimu sendiri secara akurat, juga tidak dapat menganalisis dirimu sendiri secara menyeluruh, engkau semua tetap hanya memahami firman-Ku secara samar-samar. Namun kali ini, Aku menggunakan fakta-fakta untuk menjelaskan masalah paling serius yang ada dalam dirimu. Masalah itu adalah pengkhianatan. Engkau semua sudah akrab dengan kata "pengkhianatan," karena kebanyakan orang pernah berbuat sesuatu untuk mengkhianati orang lain, misalnya suami mengkhianati istrinya, istri mengkhianati suaminya, anak laki-laki mengkhianati ayahnya, anak perempuan mengkhianati ibunya, hamba mengkhianati tuannya, teman saling mengkhianati, sanak keluarga mengkhianati satu sama lain, penjual mengkhianati pembeli, dan sebagainya. Semua contoh ini mengandung esensi pengkhianatan. Singkatnya, pengkhianatan adalah bentuk perilaku yang memungkiri janji, melanggar prinsip-prinsip moral, atau bertindak berlawanan dengan etika manusia, yang menunjukkan hilangnya kemanusiaan. Secara umum, sebagai manusia yang dilahirkan di dunia ini, engkau pasti sudah pernah berbuat sesuatu yang merupakan pengkhianatan terhadap kebenaran, tidak masalah apakah engkau ingat pernah melakukan sesuatu untuk mengkhianati orang lain, atau apakah engkau telah berulang kali mengkhianati orang lain sebelumnya. Karena engkau mampu mengkhianati orang tua atau teman-temanmu, maka engkau mampu mengkhianati orang lain, dan engkau terlebih lagi mampu mengkhianati Aku dan melakukan hal-hal yang Kubenci. Dengan kata lain, pengkhianatan bukan sekadar bentuk perilaku tak bermoral yang dangkal, melainkan sesuatu yang bertentangan dengan kebenaran. Inilah tepatnya sumber penentangan dan ketidaktaatan manusia terhadap-Ku. Inilah sebabnya Aku telah meringkasnya dalam pernyataan berikut: pengkhianatan adalah natur manusia dan natur ini adalah musuh besar setiap orang yang selaras dengan-Ku.
Dikutip dari "Masalah yang Sangat Serius: Pengkhianatan (1)" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"
Firman Tuhan Harian: Kutipan 359
Perilaku yang tidak dapat menaati-Ku sepenuhnya adalah pengkhianatan. Perilaku yang tidak bisa setia kepada-Ku adalah pengkhianatan. Menipu-Ku dan menggunakan kebohongan untuk menipu-Ku adalah pengkhianatan. Memendam banyak gagasan dan menyebarkannya ke mana-mana adalah pengkhianatan. Tidak mampu menjunjung tinggi kesaksian-Ku dan kepentingan-Ku adalah pengkhianatan. Mempersembahkan senyuman palsu padahal hatinya jauh dari-Ku adalah pengkhianatan. Semua ini adalah tindakan pengkhianatan yang selalu mampu engkau semua lakukan, dan semua ini adalah hal yang lazim di antaramu. Mungkin tak seorang pun di antaramu menganggap ini sebagai masalah, tetapi bukan itu yang Kupikirkan. Aku tidak bisa menganggap pengkhianatan orang terhadap-Ku sebagai persoalan yang sepele, dan Aku tentu saja tidak bisa mengabaikannya. Sekarang ini, saat Aku bekerja di tengah-tengahmu, engkau semua berperilaku seperti ini—jika hari itu tiba saat tak ada yang mengawasimu, bukankah engkau semua akan menjadi para penjahat yang menyatakan diri mereka sendiri sebagai raja dari gunung-gunung kecil mereka? Ketika itu terjadi, dan engkau semua menyebabkan terjadinya bencana, siapa yang akan membereskan kekacauanmu? Engkau semua mungkin berpikir bahwa beberapa tindakan pengkhianatan hanyalah insiden yang sesekali dan bukan perilaku tetapmu, dan tidak pantas dibahas seserius ini, dengan cara yang melukai harga dirimu. Jika engkau semua benar-benar berpikir seperti itu, artinya engkau tidak punya kesadaran. Berpikir demikian berarti menjadi contoh atau tipe khas pengkhianatan. Natur manusia adalah hidupnya; natur manusia merupakan prinsip yang dia andalkan untuk bertahan hidup, dan dia tidak dapat mengubahnya. Misalnya, ambillah contoh natur pengkhianatan. Jika engkau dapat melakukan sesuatu untuk mengkhianati seorang kerabat atau teman, ini membuktikan bahwa natur pengkhianatan adalah bagian dari hidupmu dan merupakan natur yang kaumiliki sejak lahir. Ini adalah sesuatu yang tidak bisa disangkal oleh siapa pun. Misalnya, jika seseorang gemar mencuri barang orang lain, maka kegemaran mencuri ini adalah bagian dari hidup mereka, meskipun mereka hanya sesekali saja mencuri, dan terkadang mereka tidak mencuri. Apakah mereka mencuri atau tidak, hal itu tidak dapat membuktikan bahwa tindakan pencurian mereka hanyalah sejenis perilaku. Sebaliknya, ini membuktikan bahwa tindakan pencurian mereka adalah bagian dari hidup mereka—yakni natur mereka. Beberapa orang akan bertanya: karena itu sudah menjadi natur mereka, lantas mengapa mereka terkadang melihat barang bagus tetapi tidak mencurinya? Jawabannya sangat sederhana. Ada banyak alasan mengapa mereka tidak mencuri. Mereka mungkin tidak mencuri sesuatu karena barangnya terlalu besar untuk diambil di bawah pengawasan, atau karena tidak ada waktu yang tepat untuk bertindak, atau barang itu terlalu mahal, dijaga terlalu ketat, atau mungkin mereka tidak terlalu tertarik pada barang tersebut, atau tidak tahu apa kegunaan barang tersebut bagi mereka, dan sebagainya. Semua ini bisa menjadi alasannya. Namun apa pun alasannya, entah mereka mencuri sesuatu atau tidak, hal itu tidak dapat membuktikan bahwa pemikiran ini muncul untuk sesaat, atau hanya terlintas dalam sekejap. Sebaliknya, ini adalah bagian dari natur mereka yang sulit untuk diubah. Orang seperti itu tidak puas hanya dengan satu kali mencuri; pemikiran untuk mengklaim milik orang lain sebagai milik mereka muncul setiap kali mereka menemukan sesuatu yang bagus, atau situasi yang cocok. Itulah sebabnya Kukatakan bahwa asal mula pemikiran ini bukanlah sesuatu yang hanya muncul sesekali, melainkan sudah berada dalam natur orang itu sendiri.
Dikutip dari "Masalah yang Sangat Serius: Pengkhianatan (1)" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"
Firman Tuhan Harian: Kutipan 360
Siapa pun dapat menggunakan perkataan dan tindakan mereka sendiri untuk menunjukkan wajah mereka yang sesungguhnya. Wajah yang sesungguhnya ini tentu saja adalah natur mereka. Jika engkau adalah orang yang bicara berbelit-belit, itu berarti engkau memiliki natur yang berbelit-belit. Jika naturmu licik, engkau bertindak dengan cara licik, dan orang lain akan dengan mudahnya kautipu. Jika naturmu jahat, kata-katamu mungkin sedap didengar, tetapi tindakanmu tidak dapat menutupi tipu muslihatmu yang jahat. Jika naturmu malas, semua perkataanmu dimaksudkan untuk melalaikan tanggung jawab atas keteledoran dan kemalasanmu, dan tindakanmu akan lamban dan asal-asalan, dan engkau cukup mahir menyembunyikan kebenaran. Jika naturmu berempati, kata-katamu akan masuk akal dan tindakanmu juga akan sesuai dengan kebenaran. Jika naturmu setia, tutur katamu pasti tulus dan caramu melakukan sesuatu pasti bersahaja, tanpa ada apa pun yang membuat tuanmu merasa gelisah. Jika naturmu penuh hawa nafsu atau tamak akan uang, hatimu akan sering dipenuhi dengan hal-hal ini, dan tanpa kausadari engkau akan melakukan tindakan-tindakan yang menyimpang dan tidak bermoral yang akan membuat orang-orang sulit melupakannya, dan yang akan membuat orang merasa jijik. Seperti yang telah Kukatakan, jika engkau memiliki natur pengkhianat, engkau akan sulit melepaskan diri dari natur tersebut. Jangan percaya pada keberuntungan bahwa jika engkau memperlakukan orang lain secara tidak adil, maka engkau tidak memiliki natur pengkhianat. Jika itu yang kaukira, engkau benar-benar memuakkan. Semua firman-Ku, setiap kali Aku mengucapkannya, ditujukan kepada semua orang, bukan hanya kepada satu orang atau satu jenis orang. Hanya karena engkau belum mengkhianati-Ku dalam satu perkara tidak membuktikan bahwa engkau tidak dapat mengkhianati Aku dalam perkara apa pun. Beberapa orang, selama masa-masa sulit dalam pernikahan mereka, kehilangan keyakinan diri mereka dalam mencari kebenaran. Beberapa orang melalaikan kewajiban mereka untuk setia kepada-Ku selama mengalami kehancuran keluarga. Beberapa orang meninggalkan Aku demi mencari momen sukacita dan kegembiraan. Yang lain lebih suka jatuh ke dalam jurang yang gelap daripada hidup dalam terang dan memperoleh sukacita dari pekerjaan Roh Kudus. Beberapa orang mengabaikan nasihat teman-teman demi memuaskan hasrat mereka akan kekayaan, dan bahkan sekarang mereka tidak mampu mengakui kesalahan dan mengubah arah mereka. Beberapa orang hanya hidup sementara saja demi nama-Ku agar dapat menerima perlindungan-Ku, sementara yang lain hanya mengabdikan diri mereka sedikit saja kepada-Ku di bawah paksaan karena mereka sangat ingin hidup dan takut mati. Bukankah semua ini serta tindakan tak bermoral lainnya, yang terlebih lagi, tanpa integritas, hanyalah merupakan perilaku yang dengannya orang telah lama mengkhianati-Ku dalam hati mereka? Tentu saja, Aku tahu orang tidak berencana sebelumnya untuk mengkhianati-Ku; pengkhianatan mereka merupakan ungkapan alamiah dari natur mereka. Tak seorang pun mau mengkhianati-Ku, dan tak seorang pun merasa senang karena telah melakukan sesuatu untuk mengkhianati-Ku. Sebaliknya, mereka gemetar ketakutan, bukan? Jadi, apakah engkau semua memikirkan tentang bagaimana caranya agar dapat menebus pengkhianatan ini, dan bagaimana mengubah situasi saat ini?
Dikutip dari "Masalah yang Sangat Serius: Pengkhianatan (1)" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"
Firman Tuhan Harian: Kutipan 361
Natur manusia sangat berbeda dengan esensi-Ku, karena natur manusia yang rusak sepenuhnya berasal dari Iblis; natur manusia telah diproses dan dirusak oleh Iblis. Itu artinya, manusia hidup di bawah pengaruh kejahatan dan keburukan Iblis. Manusia tidak bertumbuh di dunia kebenaran atau di lingkungan yang kudus, dan manusia, terlebih lagi, tidak hidup dalam terang. Oleh karena itu, tidaklah mungkin bagi siapa pun untuk memiliki kebenaran di dalam natur mereka dari sejak mereka dilahirkan, dan terlebih dari itu, tidaklah mungkin bagi siapa pun untuk dilahirkan dengan memiliki esensi yang takut akan Tuhan dan menaati Tuhan. Sebaliknya, manusia memiliki natur yang menentang Tuhan, tidak menaati Tuhan, dan tidak mengasihi kebenaran. Natur ini adalah masalah yang ingin Aku bicarakan—pengkhianatan. Pengkhianatan adalah sumber penentangan setiap orang kepada Tuhan. Ini adalah masalah yang hanya ada dalam diri manusia dan tidak ada dalam diri-Ku. Beberapa orang akan bertanya: Karena semua manusia hidup di dunia seperti halnya Kristus, mengapa semua manusia memiliki natur yang mengkhianati Tuhan, sedangkan Kristus tidak? Ini adalah masalah yang harus diterangkan dengan jelas kepadamu.
Dasar keberadaan umat manusia adalah reinkarnasi jiwa yang terjadi berulang-ulang. Dalam kata lain, setiap orang memperoleh kehidupan manusia dalam daging ketika jiwa mereka bereinkarnasi. Setelah tubuh seseorang dilahirkan, kehidupannya berlanjut sampai daging tersebut pada akhirnya mencapai batasnya, yang merupakan momen terakhir, saat jiwa meninggalkan cangkangnya. Proses ini berulang berkali-kali, dengan jiwa seseorang datang dan pergi dari waktu ke waktu, dan dengan demikian keberadaan umat manusia dipertahankan. Kehidupan daging adalah juga kehidupan jiwa manusia, dan jiwa manusia mendukung keberadaan daging manusia. Dengan kata lain, kehidupan setiap orang berasal dari jiwanya, dan kehidupan tidak melekat pada daging. Jadi, natur manusia berasal dari jiwa, bukan dari daging. Hanya jiwa masing-masing oranglah yang tahu bagaimana mereka telah mengalami pencobaan, penderitaan, dan perusakan Iblis. Hal-hal ini tidak bisa diketahui oleh daging manusia. Oleh karena itu, umat manusia, tanpa sadar, menjadi jauh lebih gelap, jauh lebih kotor, dan jauh lebih jahat, sementara jarak antara Aku dan manusia menjadi jauh lebih besar, dan kehidupan menjadi jauh lebih gelap bagi umat manusia. Iblis memegang jiwa manusia dalam genggamannya, jadi tentu saja, daging manusia juga telah dikuasai oleh Iblis. Bagaimana mungkin daging yang seperti itu dan manusia yang seperti itu tidak menentang Tuhan? Bagaimana mungkin mereka dapat secara alamiah sesuai dengan-Nya? Alasan Aku melemparkan Iblis ke udara adalah karena ia mengkhianati Aku. Jadi, bagaimana mungkin manusia terbebas dari akibat tindakan ini? Inilah alasan mengapa pengkhianatan adalah natur manusia. Aku yakin bahwa begitu engkau semua memahami alasan ini, engkau semua seharusnya juga memiliki ukuran tertentu mengenai kepercayaanmu akan esensi Kristus. Daging yang dikenakan Roh Tuhan adalah daging Tuhan sendiri. Roh Tuhan adalah yang tertinggi; Dia mahakuasa, kudus, dan benar. Dengan demikian, daging-Nya pun adalah yang tertinggi, mahakuasa, kudus, dan benar. Daging seperti itu hanya dapat melakukan hal yang benar dan bermanfaat bagi umat manusia, hal yang kudus, mulia, dan besar; Dia tidak mampu melakukan apa pun yang melanggar kebenaran, hal apa pun yang melanggar moralitas dan keadilan, dan terlebih lagi Dia tidak mampu melakukan apa pun yang mengkhianati Roh Tuhan. Roh Tuhan itu kudus, dan dengan demikian daging-Nya tidak dapat dirusak oleh Iblis; daging-Nya memiliki esensi yang berbeda dari daging manusia. Karena manusialah, bukan Tuhan, yang dirusak oleh Iblis; Iblis tidak mungkin bisa merusak daging Tuhan. Jadi, terlepas dari kenyataan bahwa manusia dan Kristus hidup di ruang yang sama, hanya manusialah yang dikuasai, diperalat, dan dijebak oleh Iblis. Sebaliknya, Kristus selama-lamanya kebal dari perusakan Iblis, karena Iblis tidak akan pernah bisa naik ke tempat yang tertinggi, dan tidak akan pernah bisa mendekat kepada Tuhan. Sekarang, engkau semua harus mengerti bahwa hanya umat manusia, yang telah dirusak Iblis, yang mengkhianati Aku. Pengkhianatan tidak akan pernah menjadi masalah yang melibatkan Kristus sama sekali.
Dikutip dari "Masalah yang Sangat Serius: Pengkhianatan (2)" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"
Firman Tuhan Harian: Kutipan 362
Semua jiwa yang dirusak Iblis berada di bawah kekuasaan Iblis. Hanya mereka yang percaya kepada Kristus yang telah dipisahkan, diselamatkan dari kubu Iblis, dan dibawa ke dalam kerajaan saat ini. Orang-orang ini tak lagi hidup di bawah pengaruh Iblis. Meskipun demikian, natur manusia masih berakar di dalam daging manusia, yang berarti, meskipun jiwamu telah diselamatkan, naturmu tetaplah seperti naturmu sebelumnya, dan kemungkinan engkau semua akan mengkhianati Aku masih seratus persen. Itulah sebabnya pekerjaan-Ku berlangsung begitu lama, karena naturmu terlalu sulit diubah. Sekarang ini, engkau semua sedang menjalani kesukaran sekuat kemampuanmu sementara engkau memenuhi tugasmu, tetapi setiap orang di antaramu berkemampuan untuk mengkhianati Aku dan kembali ke wilayah kekuasaan Iblis, ke kubunya, dan kembali ke kehidupan lamamu—ini adalah fakta yang tak dapat disangkal. Pada saat itu, tidak akan mungkin bagimu untuk memperlihatkan sedikit pun kemanusiaan atau keserupaan dengan manusia, seperti yang kau perlihatkan sekarang. Dalam kasus-kasus serius, engkau akan dihancurkan, dan bahkan lebih dari itu, engkau akan dibinasakan selamanya, dihukum dengan keras, tidak pernah lagi bereinkarnasi. Inilah masalah yang ada di hadapanmu. Aku mengingatkan engkau semua seperti ini, pertama, adalah agar pekerjaan-Ku tidak akan sia-sia, dan kedua, adalah agar engkau semua dapat hidup di hari-hari yang terang. Sesungguhnya, entah pekerjaan-Ku sia-sia atau tidak, itu bukan masalah penting. Yang penting adalah bahwa engkau semua bisa mendapatkan kehidupan yang bahagia dan masa depan yang indah. Pekerjaan-Ku adalah pekerjaan menyelamatkan jiwa manusia. Jika jiwamu jatuh ke dalam tangan Iblis, tubuhmu tidak akan hidup dalam kedamaian. Jika Aku melindungi tubuhmu, jiwamu sudah pasti akan berada juga dalam pemeliharaan-Ku. Jika Aku sungguh-sungguh membencimu, tubuh dan jiwamu akan langsung jatuh ke tangan Iblis. Dapatkah engkau bayangkan akan seperti apa keadaanmu pada saat itu? Jika suatu hari kelak firman-Ku sirna dari dirimu, Aku akan menyerahkanmu kepada Iblis, yang akan membuatmu mengalami penyiksaan luar biasa sampai amarah-Ku benar-benar sirna, atau Aku sendiri akan menghukummu, engkau semua, manusia-manusia yang tidak dapat ditebus, oleh karena hatimu yang mengkhianati Aku tidak pernah berubah.
Dikutip dari "Masalah yang Sangat Serius: Pengkhianatan (2)" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"
Firman Tuhan Harian: Kutipan 363
Saat ini, engkau semua harus sesegera mungkin memeriksa dirimu sendiri, untuk melihat seberapa banyak pengkhianatan terhadap-Ku yang masih ada dalam dirimu. Aku tidak sabar menunggu tanggapanmu. Jangan bersikap acuh tak acuh dalam berurusan dengan-Ku. Aku tidak pernah bermain-main dengan manusia. Jika Aku berkata Aku akan melakukan sesuatu, Aku pasti akan melakukannya. Aku berharap setiap orang di antaramu akan menjadi orang yang menganggap serius firman-Ku dan tidak menganggap seakan-akan firman-Ku adalah karya fiksi ilmiah. Yang Kuinginkan adalah tindakan nyatamu, bukan khayalanmu. Selanjutnya, engkau semua harus menjawab pertanyaan-pertanyaan-Ku, sebagai berikut: 1. Jika engkau benar-benar seorang pelaku pelayanan, dapatkah engkau memberikan pelayanan kepada-Ku dengan setia, tanpa disertai sedikit pun unsur kelemahan atau kenegatifan? 2. Jika engkau mendapati bahwa Aku tidak pernah menghargaimu, akankah engkau tetap mampu setia dan memberikan pelayanan kepada-Ku seumur hidupmu? 3. Jika Aku tetap bersikap sangat dingin terhadapmu, sekalipun engkau sudah mengorbankan begitu banyak upaya, akankah engkau tetap mampu terus bekerja bagi-Ku dalam ketidakjelasan? 4. Jika, setelah engkau mengorbankan berbagai hal untuk-Ku, Aku tidak mengabulkan permohonan-permohonan kecilmu, akankah engkau menjadi berkecil hati dan kecewa terhadap-Ku atau bahkan menjadi marah dan merasa diperlakukan secara kejam? 5. Jika engkau selalu sangat setia kepada-Ku dan sangat mengasihi-Ku, tetapi engkau menanggung siksaan penyakit, kemiskinan, dan ditinggalkan teman-teman dan saudaramu, atau jika engkau menanggung kemalangan lain dalam hidupmu, akankah kesetiaanmu dan kasihmu kepada-Ku tetap berlanjut? 6. Jika tak satu pun dari apa yang kaubayangkan di hatimu sesuai dengan apa yang telah Kulakukan, bagaimanakah engkau akan menjalani langkahmu di kemudian hari? 7. Jika engkau tidak menerima apa pun yang kauharapkan, dapatkah engkau tetap menjadi pengikut-Ku? 8. Jika engkau tidak pernah memahami tujuan dan makna penting pekerjaan-Ku, dapatkah engkau menjadi orang yang taat tanpa sewenang-wenang membuat penilaian dan menarik kesimpulan? 9. Dapatkah engkau menghargai semua firman yang telah Kusampaikan dan semua pekerjaan yang telah Kulakukan ketika Aku berada bersama umat manusia? 10. Dapatkah engkau menjadi pengikut-Ku yang setia, bersedia menderita bagi-Ku seumur hidupmu, meskipun engkau tidak menerima apa pun? 11. Demi Aku, apakah engkau sanggup untuk tidak mempertimbangkan, merencanakan, atau mempersiapkan upaya untuk bertahan hidup di masa depanmu? Pertanyaan-pertanyaan ini merepresentasikan tuntutan terakhir-Ku terhadapmu, dan Aku berharap engkau semua bisa memberi-Ku jawaban. Jika engkau telah memenuhi satu atau dua hal yang ditanyakan dalam pertanyaan-pertanyaan ini, berarti engkau harus terus bekerja keras. Jika engkau tidak dapat memenuhi satu pun dari tuntutan ini, pastilah engkau termasuk tipe orang yang akan dilemparkan ke dalam neraka. Untuk orang-orang seperti itu, Aku tidak perlu lagi mengatakan apa pun, karena mereka jelas bukan orang-orang yang selaras dengan-Ku. Bagaimana mungkin Aku membiarkan seseorang yang bagaimanapun juga pasti akan mengkhianati-Ku untuk berada di dalam rumah-Ku? Sedangkan bagi mereka yang berpeluang besar mengkhianati Aku, Aku akan mengamati kinerja mereka sebelum membuat pengaturan lain. Namun, semua orang yang mampu mengkhianati Aku, tak peduli dalam keadaan apa pun, Aku tidak akan pernah melupakan mereka; Aku akan selalu mengingat mereka dalam hati-Ku, dan menunggu kesempatan untuk membalas perbuatan jahat mereka. Tuntutan yang telah Kuajukan adalah semua masalah yang harus engkau semua periksa dalam dirimu. Aku berharap engkau semua dapat mempertimbangkan semua itu dengan serius dan tidak berurusan dengan-Ku dengan acuh tak acuh. Dalam waktu dekat, Aku akan memeriksa jawabanmu terhadap tuntutan-tuntutan-Ku. Pada saat itu, Aku tidak akan lagi menuntut apa pun darimu, dan tidak akan lagi memberimu peringatan yang sungguh-sungguh. Sebaliknya, Aku akan melaksanakan otoritas-Ku. Mereka yang harus dipertahankan akan tetap tinggal, mereka yang harus diberi upah akan diberi upah, mereka yang harus diserahkan kepada Iblis akan diserahkan kepada Iblis, mereka yang harus dihukum berat akan dihukum berat, dan mereka yang harus binasa akan dihancurkan. Dengan demikian, tidak akan ada lagi orang yang mengganggu-Ku pada hari-hari-Ku. Apakah engkau memercayai firman-Ku? Percayakah engkau akan ganjaran? Percayakah engkau bahwa Aku akan menghukum semua orang jahat yang menipu dan mengkhianati Aku? Apakah engkau berharap hari itu akan datang dengan segera ataukah berharap hari itu akan datang kelak? Apakah engkau orang yang sangat takut akan hukuman, ataukah orang akan menentang-Ku sekalipun harus menanggung hukuman? Saat hari itu tiba, dapatkah engkau membayangkan apakah engkau akan hidup di tengah gelak dan tawa, ataukah engkau akan menangis dan menggertakkan gigimu? Akhir seperti apa yang kauharapkan? Pernahkah engkau mempertimbangkan dengan serius apakah engkau percaya kepada-Ku seratus persen ataukah meragukan-Ku seratus persen? Pernahkah engkau secara saksama mempertimbangkan konsekuensi dan kesudahan macam apa yang akan kauterima sebagai akibat tindakan dan perilakumu? Apakah engkau benar-benar mengharapkan agar semua firman-Ku digenapi satu demi satu, ataukah engkau takut jika firman-Ku akan digenapi satu demi satu? Jika engkau mengharapkan agar Aku segera pergi untuk menggenapi firman-Ku, bagaimana seharusnya engkau memperlakukan perkataan dan tindakanmu sendiri? Jika engkau tidak mengharapkan kepergian-Ku dan tidak mengharapkan agar seluruh firman-Ku segera digenapi, mengapa engkau masih percaya kepada-Ku? Apakah engkau benar-benar mengerti mengapa engkau mengikuti Aku? Jika alasanmu sekadar untuk memperluas wawasanmu, tidak perlu engkau menyusahkan dirimu. Jika alasanmu adalah agar engkau diberkati dan terhindar dari bencana masa depan, mengapa engkau tidak peduli dengan kelakuanmu sendiri? Mengapa engkau tidak bertanya kepada dirimu sendiri apakah engkau dapat memenuhi tuntutan-Ku? Mengapa engkau juga tidak bertanya kepada dirimu sendiri apakah engkau memenuhi syarat untuk menerima berkat-Ku yang akan datang?
Dikutip dari "Masalah yang Sangat Serius: Pengkhianatan (2)" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"
Firman Tuhan Harian: Kutipan 364
Seluruh umat-Ku yang melayani di hadapan-Ku harus merenungkan kembali masa lalu: apakah kasihmu untuk-Ku dicemari oleh kenajisan? Apakah kesetiaanmu kepada-Ku murni dan sepenuh hati? Apakah pengetahuanmu tentang-Ku benar? Seberapa besarkah ruang dalam hati engkau semua untuk-Ku? Apakah Aku memenuhi seluruh hatimu? Seberapa banyak firman-Ku terlaksana dalam diri engkau semua? Jangan menganggap-Ku bodoh! Semua hal ini sangat jelas bagi-Ku! Saat ini, saat suara penyelamatan-Ku sedang dikumandangkan, apakah kasih engkau semua bertambah untuk-Ku? Sudahkah bagian dari kesetiaanmu terhadap-Ku menjadi murni? Apakah pengetahuanmu tentang-Ku semakin mendalam? Apakah pujian yang diberikan di masa lalu menjadi dasar yang kokoh bagi pengetahuanmu pada saat ini? Seberapa banyak dari antaramu yang dipenuhi oleh Roh-Ku? Seberapa besarkah ruang dalam dirimu untuk gambar-Ku? Sudahkah perkataan-Ku menghasilkan dampak yang diinginkan dalam dirimu? Apakah engkau semua benar-benar merasa bahwa tiada lagi tempat untuk menyembunyikan rasa malumu? Apakah engkau benar-benar percaya bahwa engkau tidak memenuhi syarat untuk menjadi umat-Ku? Jika engkau semua sama sekali tidak menyadari pertanyaan di atas, ini menunjukkan bahwa engkau sedang memancing di air keruh, bahwa engkau hadir hanya sekadar memenuhi kuota, dan pada waktu yang telah ditentukan oleh-Ku, engkau pasti akan disingkirkan dan dilemparkan ke dalam jurang maut untuk kedua kalinya. Inilah firman peringatan-Ku, dan siapa pun yang menganggapnya enteng akan dihantam oleh penghakiman-Ku, dan, pada waktu yang ditetapkan, akan menemui bencana. Bukankah begitu? Apakah Aku masih perlu memberikan contoh-contoh untuk menggambarkan ini? Haruskah Aku berbicara lebih jelas untuk memberi sebuah contoh bagi engkau semua? Dari saat penciptaan hingga sekarang, banyak orang tidak menaati firman-Ku sehingga dicampakkan dan disingkirkan dari aliran pemulihan-Ku; akhirnya, tubuh mereka binasa dan roh mereka dicampakkan ke dunia orang mati, dan bahkan saat ini mereka masih dikenakan hukuman yang memedihkan. Banyak orang telah mengikuti firman-Ku, namun mereka telah menentang pencerahan dan penerangan-Ku, dan dengan demikian telah disingkirkan oleh-Ku, dan jatuh di bawah wilayah kekuasaan Iblis dan menjadi salah seorang dari mereka yang menentang-Ku. (Saat ini, semua orang yang menentang-Ku secara frontal hanya menaati bagian kulit dari firman-Ku, dan tidak menaati hakikat firman-Ku.) Ada banyak juga orang yang sekadar mendengarkan firman yang Kuucapkan di masa lalu, yang berpegang pada "sampah" masa lalu dan tidak menghargai "buah" yang dihasilkan pada zaman sekarang. Orang-orang ini tidak hanya ditawan oleh Iblis, tetapi telah menjadi para pendosa kekal dan menjadi musuh-musuh-Ku, dan mereka menentang-Ku secara frontal. Orang semacam itu adalah objek penghakiman-Ku pada puncak kemurkaan-Ku, dan saat ini mereka masih buta, masih berada di dalam penjara bawah tanah yang gelap (yang berarti, orang tersebut adalah mayat busuk yang mati rasa yang dikendalikan oleh Iblis; karena mata mereka telah diselubungi oleh-Ku, Aku berkata bahwa mereka buta). Alangkah baik memberikan contoh sebagai rujukan untuk engkau semua, sehingga engkau dapat belajar darinya:
Saat menyebut Paulus, engkau semua akan memikirkan riwayat hidupnya, dan beberapa kisah tentang dirinya yang tidak akurat dan tidak sesuai dengan kenyataan. Dia diajari oleh orang tuanya sejak usia muda, dan menerima hidup-Ku, dan sebagai hasil dari predestinasi-Ku, dia memiliki kualitas yang Kubutuhkan. Pada usia 19 tahun, dia membaca berbagai buku tentang kehidupan; jadi Aku tidak perlu membahas secara mendetail tentang bagaimana, karena kualitas dirinya, dan karena pencerahan dan penerangan-Ku, dia tidak hanya bisa berbicara dengan sedikit wawasan tentang perkara rohani, namun juga mampu memahami maksud-Ku. Tentu saja, ini tidak mengecualikan gabungan faktor internal dan eksternal. Meskipun demikian, satu cela pada dirinya adalah, karena talentanya, dia sering menjadi fasih lidah dan sombong. Sebagai akibatnya, karena ketidaktaatannya, sebagian dari itu secara langsung mewakili penghulu malaikat, ketika Aku menjadi daging untuk pertama kali, dia berusaha sekuat tenaga untuk menentang-Ku. Dia adalah salah seorang dari mereka yang tidak mengetahui firman-Ku, dan tempat-Ku dalam hatinya telah sirna. Orang semacam itu menentang keilahian-Ku secara frontal, dan dihantam oleh-Ku, dan akhirnya mau sujud menyembah serta mengakui segala dosa mereka. Karena itu, setelah Aku memanfaatkan kemahirannya—yaitu, setelah dia bekerja untuk-Ku selama beberapa waktu—dia sekali lagi jatuh ke tabiat lamanya, dan meskipun dia tidak membangkang terhadap firman-Ku secara langsung, dia tidak menaati bimbingan batiniah dan pencerahan-Ku, sehingga semua yang sudah dia lakukan di masa lalu menjadi sia-sia; dengan kata lain, mahkota kemuliaan yang dibicarakannya telah menjadi perkataan kosong, hasil imajinasinya sendiri, karena bahkan sampai hari ini dia masih berada dalam penghakiman-Ku di dalam penahanan ikatan-Ku.
Dari contoh di atas dapat dilihat bahwa siapa pun yang menentang-Ku (dengan menentang bukan hanya diri-Ku dalam daging, tetapi yang lebih penting, menentang firman-Ku dan Roh-Ku—yang berarti, menentang keilahian-Ku), menerima penghakiman-Ku dalam daging mereka. Ketika Roh-Ku meninggalkanmu, engkau jatuh terjerembap, langsung menuju dunia orang mati. Dan meski tubuh dagingmu berada di bumi, engkau seperti seseorang yang sakit jiwa: engkau telah kehilangan nalarmu, dan segera merasa seolah-olah engkau adalah mayat, sehingga engkau memohon kepada-Ku untuk segera membunuh dagingmu. Sebagian besar darimu yang memiliki roh sangat menghargai semua keadaan ini, dan Aku tidak perlu menjelaskan lebih lanjut. Di masa lalu, ketika Aku bekerja dalam kemanusiaan yang biasa, kebanyakan orang telah mengukur diri mereka sendiri terhadap kemurkaan dan kemegahan-Ku, dan telah mengetahui sedikit hikmat dan watak-Ku. Saat ini, Aku berbicara dan bertindak langsung dalam keilahian, dan masih ada sebagian orang yang akan melihat kemurkaan dan penghakiman-Ku dengan mata kepala mereka sendiri; selain itu, pekerjaan utama dari bagian kedua pada zaman penghakiman bertujuan untuk membuat semua umat-Ku mengetahui perbuatan-Ku dalam daging secara langsung, dan membuat engkau semua melihat watak-Ku secara langsung. Namun, karena Aku berada dalam rupa daging, Aku memikirkan kelemahan engkau semua. Harapan-Ku adalah bahwa engkau semua tidak memperlakukan roh, jiwa, dan tubuhmu sebagai mainan, tanpa pikir panjang menyerahkannya kepada Iblis. Lebih baik menghargai semua yang kaumiliki, dan tidak memperlakukannya seperti permainan, karena hal-hal semacam itu berhubungan dengan nasib engkau semua. Apakah engkau semua benar-benar mampu memahami arti sebenarnya dari firman-Ku? Apakah engkau benar-benar mampu memikirkan perasaan-Ku yang sebenarnya?
Apakah engkau semua bersedia menikmati berkat-Ku di bumi, berkat yang serupa dengan yang ada di surga? Apakah engkau bersedia untuk menghargai pemahaman tentang diri-Ku, dan kenikmatan firman-Ku, dan pengetahuan tentang diri-Ku sebagai hal-hal paling berharga dan bermakna dalam hidup engkau semua? Apakah engkau benar-benar dapat sepenuhnya tunduk kepada-Ku, tanpa memikirkan prospekmu sendiri? Apakah engkau semua benar-benar dapat merelakan dirimu untuk dibunuh oleh-Ku, dan dipimpin oleh-Ku, seperti seekor domba? Adakah di antaramu yang mampu mencapai hal-hal semacam itu? Mungkinkah semua yang diterima oleh-Ku dan menerima janji-Ku adalah orang yang mendapatkan berkat-Ku? Sudahkah engkau semua memahami sesuatu dari firman ini? Jika Aku menguji engkau semua, dapatkah engkau semua benar-benar tunduk pada pengaturan-Ku, dan, di tengah semua ujian ini, mencari maksud-Ku dan merasakan hati-Ku? Aku tidak ingin engkau dapat mengucapkan banyak kata yang menyentuh, atau menceritakan banyak kisah yang menarik; sebaliknya, Aku meminta agar engkau dapat menjadi kesaksian yang baik bagi-Ku, dan bahwa engkau dapat sepenuhnya dan secara mendalam masuk ke dalam realitas. Jika Aku tidak berbicara secara langsung, dapatkah engkau meninggalkan segala sesuatu di sekitarmu dan membiarkan dirimu dipakai oleh-Ku? Bukankah ini realitas yang Kubutuhkan? Siapakah yang mampu memahami makna dalam firman-Ku? Namun, Aku meminta agar engkau semua tidak lagi terbebani oleh perasaan khawatir, agar engkau bersikap proaktif dalam jalan masukmu dan memahami hakikat firman-Ku. Ini akan mencegahmu salah memahami firman-Ku dan tidak mendapat kejelasan mengenai maksud-Ku, sehingga melanggar ketetapan administratif-Ku. Aku berharap engkau semua memahami maksud-Ku untukmu dalam firman-Ku. Jangan lagi memikirkan prospekmu sendiri, dan bertindaklah sebagaimana engkau semua telah bertekad di hadapan-Ku untuk tunduk pada pengaturan Tuhan dalam segala sesuatu. Semua orang yang berada dalam rumah-Ku harus melakukan sebanyak mungkin yang mereka bisa lakukan; engkau harus mempersembahkan dirimu yang terbaik pada bagian terakhir dari pekerjaan-Ku di bumi. Apakah engkau sungguh-sungguh bersedia melakukan hal-hal semacam itu?
dari "Bab 4, Firman Tuhan kepada Seluruh Alam Semesta" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"
Firman Tuhan Harian: Kutipan 365
Di bumi, berbagai macam roh jahat selalu berkeliaran mencari tempat untuk beristirahat, dan tanpa henti mencari mayat-mayat manusia yang dapat dimakan. Umat-Ku! Engkau harus tetap berada dalam pemeliharaan dan perlindungan-Ku. Jangan pernah berperilaku cabul! Jangan pernah berperilaku ceroboh! Engkau harus mempersembahkan kesetiaanmu di rumah-Ku, dan hanya dengan kesetiaan barulah engkau dapat menyusun serangan balik melawan tipu muslihat Iblis. Dalam situasi apa pun, engkau tidak boleh berperilaku seperti yang kaulakukan di masa lampau, melakukan satu hal di hadapan-Ku dan melakukan hal lain di belakang-Ku; jika engkau bertindak seperti ini, engkau tidak dapat ditebus. Bukankah Aku telah mengucapkan firman seperti ini lebih dari cukup? Justru karena natur lama manusia yang tidak dapat diperbaiki sehingga Aku harus mengingatkan manusia berulang kali. Jangan bosan! Semua yang Kukatakan adalah demi menjamin nasibmu! Yang Iblis butuhkan justru adalah tempat yang kotor dan najis; semakin tidak dapat ditebus dan semakin engkau berperilaku cabul, menolak untuk tunduk pada pengendalian diri, semakin banyak roh najis itu akan memanfaatkan kesempatan untuk menyusup ke dalam dirimu. Jika engkau telah sampai pada titik ini, berarti kesetiaanmu tak lain adalah omong kosong, tanpa kenyataan apa pun di dalamnya, dan roh-roh najis akan menelan tekadmu dan mengubahnya menjadi ketidaktaatan dan rencana jahat yang digunakan untuk mengganggu pekerjaan-Ku. Dari situ, Aku dapat membunuhmu setiap saat. Tak seorang pun yang memahami pentingnya situasi ini; manusia hanya menutup telinga terhadap apa yang mereka dengar, dan tidak waspada sedikit pun. Aku tidak mengingat apa yang telah dilakukan di masa lalu; apakah engkau sebenarnya masih menunggu-Ku untuk bersikap lunak terhadapmu dengan "melupakan" sekali lagi? Meskipun manusia telah menentang-Ku, Aku tidak akan mempersoalkan hal itu, karena tingkat pertumbuhan mereka terlalu rendah, jadi Aku tidak mengajukan tuntutan yang terlalu tinggi terhadap mereka. Yang Kukehendaki hanyalah agar mereka tidak berperilaku cabul, dan agar mereka tunduk pada penguasaan diri. Tentunya memenuhi satu ketentuan ini tidak berada di luar kemampuan engkau semua, bukan? Kebanyakan orang sedang menunggu-Ku untuk menyingkapkan lebih banyak lagi misteri bagi mereka untuk memanjakan mata mereka. Akan tetapi, seandainya engkau memahami semua misteri surga, apa sebenarnya yang dapat kaulakukan dengan pengetahuan itu? Apakah itu akan menambah kasihmu untuk-Ku? Apakah itu akan mengobarkan kasihmu untuk-Ku? Aku tidak meremehkan manusia, Aku juga tidak dengan begitu saja mengambil sebuah keputusan tentang mereka. Jika ini bukan keadaan manusia yang sebenarnya, Aku tidak akan begitu saja memahkotai orang dengan label ini. Renungkanlah kembali masa lalu: berapa kali Aku telah memfitnahmu? Berapa kali Aku telah meremehkanmu? Berapa kali Aku telah memandangmu tanpa memperhatikan keadaanmu yang sebenarnya? Berapa kali perkataan-Ku telah gagal memenangkan hatimu dengan sepenuh hati? Berapa kali Aku telah berbicara tanpa mengeluarkan nada suara yang sangat menggema di dalam dirimu? Siapakah di antaramu yang telah membaca firman-Ku tanpa rasa takut dan gentar, sangat takut bahwa Aku akan menjatuhkannya ke dalam jurang maut? Siapakah yang tidak menanggung ujian dari firman-Ku? Di dalam perkataan-Ku ada otoritas, tetapi otoritas ini bukan untuk memberikan penilaian begitu saja pada manusia; sebaliknya, dengan mengingat keadaan manusia yang sebenarnya, Aku terus-menerus menyatakan kepada mereka makna yang melekat dalam firman-Ku. Sesungguhnya, adakah orang yang mampu mengenali kekuatan kemahakuasaan-Ku dalam firman-Ku? Adakah orang yang dapat menerima emas paling murni yang membentuk firman-Ku? Berapa banyakkah firman yang telah Kuucapkan? Apakah ada orang yang pernah menghargainya?
Dikutip dari "Bab 10, Firman Tuhan kepada Seluruh Alam Semesta" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"
Firman Tuhan Harian: Kutipan 366
Hari demi hari Aku berdiri mengawasi alam semesta, dan Aku dengan diam-diam menyembunyikan diri-Ku dalam tempat kediaman-Ku, mengalami kehidupan manusia dan mempelajari dengan saksama setiap perbuatan umat manusia. Tak seorang pun yang pernah benar-benar mempersembahkan diri mereka kepada-Ku. Tak seorang pun yang pernah mengejar kebenaran. Tak seorang pun yang pernah bersikap penuh kehati-hatian terhadap-Ku atau membulatkan tekad di hadapan-Ku dan kemudian menjalankan tugas mereka. Tak seorang pun yang pernah mengizinkan-Ku untuk tinggal di dalam diri mereka, ataupun menghargai-Ku seperti dia menghargai hidupnya sendiri. Tak seorang pun yang pernah melihat seluruh keilahian-Ku dalam realitas yang nyata; tak seorang pun yang pernah mau berhubungan dengan Tuhan yang nyata itu sendiri. Ketika air menelan manusia seluruhnya, Aku menyelamatkan mereka dari genangan air itu dan memberi mereka kesempatan untuk memiliki kehidupan yang baru. Ketika manusia kehilangan kepercayaan diri untuk menjalani hidup, Aku menarik mereka dari ambang kematian, memberi mereka keberanian untuk terus hidup sehingga mereka dapat memakai-Ku sebagai landasan keberadaan mereka. Ketika manusia tidak menaati-Ku, Aku membuat mereka mengenal-Ku dari dalam ketidaktaatan mereka. Mengingat natur lama manusia dan berdasarkan belas kasihan-Ku, ketimbang menghukum mati manusia, Aku memberi kesempatan kepada mereka untuk bertobat dan memulai lagi dari awal. Ketika manusia menderita bencana kelaparan, meskipun hanya tersisa sehela napas dalam tubuh mereka, Aku merenggut mereka dari kematian, mencegah mereka menjadi mangsa tipu muslihat Iblis. Berkali-kali manusia melihat tangan-Ku; berkali-kali mereka melihat wajah-Ku yang ramah, melihat wajah-Ku yang baik dan tersenyum; dan berkali-kali mereka telah melihat kemegahan dan murka-Ku. Meskipun umat manusia tidak pernah mengenal-Ku, Aku tidak memanfaatkan kelemahan mereka sebagai kesempatan untuk dengan sengaja menjadi provokatif. Mengalami penderitaan umat manusia telah memungkinkan Aku untuk bersimpati dengan kelemahan manusia. Sebagai respons terhadap ketidaktaatan manusia dan sikap mereka yang tidak tahu berterima kasih, maka Aku memberikan berbagai tingkat hajaran.
Aku menyembunyikan diri-Ku ketika manusia sedang sibuk, dan menyatakan diri-Ku di waktu luang mereka. Manusia membayangkan Aku mengetahui segala sesuatu; mereka menganggap-Ku sebagai Tuhan itu sendiri yang mengabulkan semua permohonan. Karena itulah kebanyakan orang datang ke hadapan-Ku hanya untuk mencari pertolongan Tuhan, bukan karena keinginan untuk mengenal-Ku. Ketika sedang dalam penderitaan karena sakit, manusia segera memohon pertolongan-Ku. Di saat-saat sulit, mereka menceritakan kesulitan mereka kepada-Ku dengan segenap kekuatan mereka, untuk menumpahkan penderitaan mereka. Namun, tak satu manusia pun yang mampu untuk juga mengasihi-Ku sementara berada dalam keadaan yang nyaman; tak seorang pun yang datang kepada-Ku pada saat mereka mengalami kedamaian dan kebahagiaan, sehingga Aku bisa mengambil bagian dalam sukacita mereka. Ketika keluarga kecil mereka dalam keadaan bahagia dan sehat, manusia sudah sejak lama menyingkirkan-Ku atau menutup pintu terhadap-Ku, melarang-Ku masuk sehingga mereka dapat menikmati kebahagiaan keluarga mereka yang diberkati. Pikiran manusia terlalu sempit; bahkan terlalu sempit untuk memikirkan Tuhan yang sedemikian penuh kasih, penyayang, dan mudah didekati seperti Aku. Berkali-kali Aku telah ditolak oleh manusia pada saat mereka tertawa gembira; berkali-kali Aku telah dijadikan sandaran untuk menopang manusia saat mereka tersandung; berkali-kali Aku telah dipaksa untuk mengambil peran sebagai dokter oleh orang-orang yang sedang menderita sakit. Betapa kejamnya umat manusia! Mereka benar-benar keterlaluan dan tidak bermoral! Bahkan perasaan yang seharusnya memperlengkapi manusia pun tidak dapat dirasakan di dalam diri mereka; mereka hampir sama sekali tidak memiliki jejak kemanusiaan. Renungkanlah masa lalu dan bandingkanlah dengan masa sekarang: apakah ada perubahan yang terjadi di dalam diri engkau semua? Sudahkah engkau menyingkirkan beberapa hal dari masa lalumu? Ataukah hal-hal di masa lalu itu belum tergantikan?
Aku telah melewati pegunungan dan lembah sungai, mengalami pasang surut dunia manusia. Di antara mereka Aku telah mengembara, dan di antara mereka Aku telah hidup selama bertahun-tahun, tetapi tampaknya watak manusia tidak banyak berubah. Dan seolah-olah natur lama manusia telah berakar dan bertumbuh di dalam diri mereka. Mereka tidak pernah mampu mengubah natur lama itu, mereka hanya sedikit memperbaikinya di atas landasan aslinya. Sebagaimana dikatakan orang, esensinya belum berubah, tetapi bentuknya telah banyak berubah. Semua orang tampaknya sedang berusaha mengelabui-Ku dan membuat-Ku terpesona, agar mereka dapat menipu-Ku dan mendapatkan penghargaan dari-Ku. Aku tidak menghargai serta tidak memperhatikan tipu muslihat manusia. Daripada menjadi murka, Aku mengambil sikap melihat tetapi tidak memperhatikan. Aku berencana memberi kelonggaran kepada umat manusia hingga tingkat tertentu, dan setelah itu menangani semua manusia secara bersama-sama. Karena semua manusia adalah orang-orang malang yang tidak berharga yang tidak mencintai diri mereka sendiri, dan sama sekali tidak menghargai diri mereka sendiri, lalu, untuk apa mereka membutuhkan-Ku untuk kembali menunjukkan belas kasihan dan kasih? Tanpa terkecuali, manusia tidak mengenal diri mereka sendiri, dan tidak mengetahui seberapa berharganya mereka. Mereka seharusnya menimbang diri mereka sendiri. Umat manusia tidak memperhatikan-Ku, jadi Aku juga tidak menanggapi mereka dengan serius. Manusia tidak memperhatikan-Ku, jadi Aku juga tidak perlu bekerja lebih keras dalam diri mereka. Bukankah ini yang terbaik bagi kedua belah pihak? Bukankah hal ini menggambarkan engkau semua, umat-Ku? Siapakah di antaramu yang telah membulatkan tekad di hadapan-Ku dan tidak mencampakkannya setelah itu? Siapakah yang telah membulatkan tekad jangka panjang di hadapan-Ku ketimbang sering memikirkan segala sesuatu? Manusia selalu membulatkan tekad di hadapan-Ku di saat-saat yang mudah dan membatalkan semuanya di saat-saat yang sulit; kemudian mereka mengambil kembali kebulatan tekad itu dan meletakkannya di hadapan-Ku. Begitu tidak terhormatkah Aku sehingga Aku akan dengan begitu saja menerima rongsokan yang telah diambil orang dari tumpukan sampah ini? Hanya sedikit manusia yang berpegang teguh pada kebulatan tekad mereka, hanya sedikit yang kudus, dan hanya sedikit manusia yang memberikan hal-hal yang paling berharga bagi mereka sebagai pengorbanan mereka kepada-Ku. Bukankah engkau semua sama seperti ini? Jika engkau tidak dapat menjalankan tugas-tugasmu sebagai bagian dari umat-Ku dalam kerajaan, engkau akan dibenci dan ditolak oleh-Ku!
Dikutip dari "Bab 14, Firman Tuhan kepada Seluruh Alam Semesta" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"
Firman Tuhan Harian: Kutipan 367
Manusia adalah makhluk yang tidak memiliki pengetahuan diri, dan mereka tidak dapat mengenal diri mereka sendiri. Meskipun demikian, mereka mengenal orang lain seperti punggung tangan mereka, seolah-olah segala sesuatu yang telah dilakukan dan dikatakan orang lain telah "diperiksa" oleh mereka, tepat di hadapan mereka, dan menerima persetujuan mereka sebelum dilakukan. Sebagai akibatnya, mereka seolah-olah telah memahami semua orang sepenuhnya, sampai pada keadaan psikologis mereka. Semua manusia seperti ini. Meskipun mereka telah memasuki Zaman Kerajaan saat ini, natur mereka tetap tidak berubah. Mereka masih melakukan apa yang Kulakukan di hadapan-Ku, sedangkan di belakang-Ku mereka mulai mulai melakukan "urusan" khusus mereka sendiri. Namun, setelahnya, ketika mereka datang ke hadapan-Ku, mereka seperti orang yang sama sekali berbeda, tampak tenang dan tidak takut, dengan wajah yang tenang dan denyut nadi yang stabil. Bukankah inilah tepatnya yang membuat manusia begitu hina? Begitu banyak orang yang mengenakan dua wajah yang sama sekali berbeda—satu wajah saat berada di hadapan-Ku dan satu wajah lagi ketika di belakang-Ku. Begitu banyak dari antara mereka yang bertingkah seperti anak domba yang baru lahir saat berada di hadapan-Ku, tetapi ketika di belakang-Ku mereka berubah menjadi harimau buas dan kemudian bertingkah seperti burung-burung kecil yang beterbangan dengan riang di perbukitan. Begitu banyak yang menunjukkan tujuan dan tekadnya di depan-Ku. Begitu banyak yang datang di hadapan-Ku, mencari firman-Ku dengan rasa haus dan penuh kerinduan, tetapi ketika di belakang-Ku, mereka menjadi muak akan firman itu dan meninggalkannya, seolah-olah firman-Ku adalah sebuah beban. Berkali-kali, setelah melihat umat manusia dirusak oleh musuh-Ku, Aku telah berhenti berharap pada umat manusia. Berkali-kali, setelah melihat mereka datang ke hadapan-Ku dengan tetesan air mata untuk memohon pengampunan, tetapi karena kurangnya rasa harga diri serta sikap mereka yang keras kepala dan tidak dapat diperbaiki, Aku telah menutup mata-Ku terhadap perbuatan mereka dalam kemarahan, bahkan ketika hati mereka sungguh-sungguh dan niat mereka tulus. Berkali-kali, setelah melihat kepolosan, keaktifan, dan keindahan umat pilihan-Ku, bagaimana mungkin Aku tidak merasa senang karena hal-hal ini? Manusia tidak mengetahui bagaimana menikmati berkat di tangan-Ku yang telah Kutentukan dari semula bagi mereka, karena mereka tidak memahami apa sebenarnya yang dimaksud dengan "berkat" dan "penderitaan". Karena alasan ini, manusia sangat kurang memiliki ketulusan dalam pencarian mereka akan Aku. Jika hari esok tidak ada, maka siapakah di antara engkau semua yang berdiri di hadapan-Ku akan menjadi murni seperti salju yang terhembus dan tak bercacat seperti batu giok? Mungkinkah kasihmu kepada-Ku hanyalah sesuatu yang bisa ditukar dengan makanan yang lezat, pakaian berkelas, atau jabatan tinggi dengan gaji yang besar? Dapatkah kasih itu ditukar dengan kasih yang orang lain miliki untukmu? Mungkinkah sebenarnya menjalani ujian akan mendorong manusia untuk meninggalkan kasih mereka kepada-Ku? Akankah penderitaan dan kesengsaraan menyebabkan mereka mengeluh tentang pengaturan-Ku? Tak seorang pun yang pernah benar-benar menghargai pedang tajam yang berada di mulut-Ku: mereka hanya mengetahui maknanya yang dangkal tanpa benar-benar memahami apa yang ditimbulkannya. Jika manusia benar-benar bisa melihat ketajaman pedang-Ku, mereka pasti akan lari terbirit-birit seperti tikus ke dalam sarang mereka. Karena manusia mati rasa, mereka tidak memahami apa pun tentang makna yang sesungguhnya dari firman-Ku, dan karena itu mereka tidak tahu betapa hebatnya perkataan-Ku, atau seberapa banyak mereka menyingkapkan natur manusia dan seberapa banyak kerusakan mereka sendiri yang telah dihakimi oleh firman itu. Karena alasan ini, sebagai hasil dari ide-ide mereka yang setengah matang tentang apa yang Kukatakan, kebanyakan orang telah mengambil sikap suam-suam kuku.
Dikutip dari "Bab 15, Firman Tuhan kepada Seluruh Alam Semesta" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"
Firman Tuhan Harian: Kutipan 368
Di sepanjang zaman, banyak orang telah meninggalkan dunia ini dalam kekecewaan, dengan berat hati, banyak yang datang ke dalam dunia dengan harapan dan keyakinan. Aku telah mengatur banyak orang untuk datang, dan telah mengirim banyak orang untuk pergi. Tak terhitung banyaknya orang telah melewati tangan-Ku. Banyak roh telah dilemparkan ke alam maut, banyak roh telah hidup dalam daging, dan banyak orang telah mati dan terlahir kembali di bumi. Namun tidak seorang pun di antara mereka memiliki kesempatan untuk menikmati berkat-berkat kerajaan saat ini. Aku telah memberi begitu banyak kepada manusia, tetapi dia hanya memperoleh sedikit, karena serangan gencar kekuatan Iblis telah membuatnya tidak dapat menikmati semua kekayaan-Ku. Manusia hanya beruntung untuk melihat kekayaan itu, tetapi tidak pernah dapat menikmatinya sepenuhnya. Manusia tidak pernah menemukan rumah perbendaharaan di dalam tubuhnya untuk menerima kekayaan surga, dan karena itu dia kehilangan berkat yang telah Kuanugerahkan kepadanya. Bukankah roh manusia merupakan pancaindra yang menghubungkan dirinya dengan Roh-Ku? Mengapa manusia tidak pernah menghubungkan-Ku dengan rohnya? Mengapa dia mendekat kepada-Ku dalam daging, tetapi tidak mampu melakukannya dalam roh? Apakah wajah-Ku yang sesungguhnya adalah wajah daging? Mengapa manusia tidak mengetahui esensi-Ku? Apakah tidak pernah ada jejak diri-Ku dalam roh manusia? Apakah Aku telah sama sekali lenyap dari roh manusia? Jika manusia tidak masuk ke dalam dunia roh, bagaimana dia bisa memahami maksud-maksud-Ku? Apakah ada sesuatu di mata manusia yang dapat secara langsung menembus dunia roh? Aku telah banyak kali memanggil manusia dengan Roh-Ku, tetapi manusia bersikap seolah-olah dia telah ditusuk oleh-Ku, memandang-Ku dari kejauhan, dengan ketakutan yang besar bahwa Aku akan membawanya ke dunia lain. Aku telah banyak kali menyelidiki roh manusia, tetapi dia tetap sama sekali tidak sadar, sangat takut Aku akan masuk ke dalam rumahnya dan mengambil kesempatan untuk merampas segala miliknya. Karena itu, dia menutup pintu dan membiarkan Aku di luar tanpa apa pun selain pintu yang dingin dan tertutup rapat. Manusia telah sering kali jatuh dan Aku telah menyelamatkannya, tetapi setelah bangun dia dengan segera meninggalkan-Ku dan, tak tersentuh oleh kasih-Ku, dia menatap-Ku dengan tatapan penuh kehati-hatian; tidak pernah Aku membuat hati manusia menjadi hangat. Manusia adalah hewan berdarah dingin yang tanpa emosi. Meskipun dia dihangatkan oleh pelukan-Ku, dia tidak pernah sangat tersentuh olehnya. Manusia itu seperti pegunungan liar. Dia tidak pernah menghargai semua penghargaan-Ku terhadap umat manusia. Dia tidak mau mendekati-Ku, lebih suka tinggal di antara gunung-gunung, di mana dia menghadapi ancaman binatang buas—tetapi tetap saja dia tidak mau berlindung kepada-Ku. Aku tidak memaksa siapa pun: Aku hanya melakukan pekerjaan-Ku. Akan tiba saatnya ketika manusia berenang ke sisi-Ku dari tengah samudra yang kuat, sehingga dia dapat menikmati semua kekayaan di bumi dan terlepas dari risiko tertelan oleh laut.
Dikutip dari "Bab 20, Firman Tuhan kepada Seluruh Alam Semesta" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"
Firman Tuhan Harian: Kutipan 369
Banyak orang ingin sungguh-sungguh mencintai-Ku, namun karena hati mereka bukan milik mereka sendiri, mereka tidak berkuasa atas diri mereka; banyak orang sungguh-sungguh mencintai-Ku ketika mereka mengalami berbagai ujian yang Kuberikan, namun mereka tidak mampu memahami bahwa Aku sungguh ada, dan hanya mencintai-Ku dalam kehampaan, dan bukan karena keberadaan-Ku yang nyata; banyak orang memberikan hati mereka kepada-Ku dan kemudian tidak memperhatikan hati mereka, sehingga karenanya hati mereka dirampas oleh Iblis setiap kali ada kesempatan, kemudian mereka meninggalkan-Ku; banyak orang mencintai-Ku dengan tulus saat Aku menyatakan firman-Ku, namun tidak menghargai firman-Ku dalam roh mereka, malahan dengan santai menggunakannya seperti milik bersama dan melemparkannya balik ke tempat asalnya kapan pun mereka suka. Manusia mencari-Ku di tengah-tengah derita, dan dia mencari-Ku di antara berbagai ujian. Selama masa kedamaian, dia menikmati-Ku, saat dalam bahaya, dia menolak-Ku, saat dia sibuk, dia melupakan-Ku, dan saat dia berpangku tangan dia berbuat sesuatu tanpa ketulusan untuk-Ku—namun belum pernah ada satu manusia pun yang mencintai-Ku sepanjang hidup mereka. Aku berharap manusia bersikap tulus di hadapan-Ku: Aku tidak meminta agar dia memberi-Ku apa pun, namun hanya meminta semua manusia menganggap serius diri-Ku, yang tidak menipu Aku, melainkan membiarkan Aku memunculkan kembali ketulusan manusia. Pencerahan, penerangan-Ku, dan harga dari upaya-Ku meliputi semua orang, namun fakta sebenarnya dari setiap tindakan manusia juga meliputi semua orang, demikian pula tipu daya mereka terhadap-Ku. Seolah-olah unsur-unsur tipu daya manusia sudah ada dalam diri mereka sejak dalam kandungan, seakan-akan dia memiliki keterampilan khusus dalam tipu muslihat ini sejak lahir. Lagi pula, dia tidak pernah memberitahunya; tidak seorang pun pernah membongkar sumber keterampilan tipu muslihat ini. Alhasil, manusia hidup di tengah tipu daya tanpa menyadarinya, dan seolah-olah dia memaafkan dirinya, seakan-akan ini adalah pengaturan Tuhan, bukan tipu dayanya yang terencana terhadap-Ku. Bukankah ini sumber utama tipu daya manusia terhadap-Ku? Bukankah ini skema liciknya? Aku belum pernah teperdaya oleh bujuk rayu dan kelicikan manusia, karena Aku sudah memahami esensinya sejak lama. Siapakah yang mengetahui seberapa banyak kecemaran dalam darahnya, dan seberapa banyak racun Iblis dalam sumsumnya? Manusia semakin terbiasa dengan itu dari hari ke hari, sehingga dia tidak merasakan kerugian yang ditimbulkan oleh Iblis, dan karena itu tidak tertarik menemukan "seni keberadaan sehat."
Dikutip dari "Bab 21, Firman Tuhan kepada Seluruh Alam Semesta" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"
Firman Tuhan Harian: Kutipan 370
Manusia hidup di tengah terang, tetapi dia tidak menyadari betapa berharganya terang itu. Dia tidak mengetahui hakikat terang dan sumber terang itu, dan terlebih lagi, siapa pemilik terang itu. Ketika Aku menganugerahkan terang ke antara manusia, Aku segera menyelidiki keadaan di antara manusia: karena terang, mereka berubah, dan bertumbuh, dan telah meninggalkan kegelapan. Aku memandang ke setiap sudut alam semesta, dan melihat gunung-gunung ditutupi kabut, dan air telah membeku di suhu dingin, dan karena kedatangan terang, orang-orang memandang ke Timur, agar mereka dapat menemukan sesuatu yang lebih berharga—tetapi manusia tetap tidak bisa membedakan arah yang jelas di dalam kabut. Karena seluruh dunia diselimuti kabut, ketika Aku memandang dari balik awan, tak seorang pun yang pernah menemukan keberadaan-Ku. Manusia sedang mencari sesuatu di bumi; dia sepertinya mencari makanan, dia sepertinya berniat untuk menantikan kedatangan-Ku—tetapi dia tidak tahu hari-Ku, dan hanya bisa sering-sering memandangi kilauan terang di Timur. Di antara semua manusia, Aku mencari mereka yang benar-benar sesuai dengan hati-Ku. Aku berjalan di antara semua manusia, dan hidup di antara semua manusia, tetapi manusia di bumi merasa aman dan tenteram, sehingga tak seorang pun yang benar-benar sesuai dengan hati-Ku. Manusia tidak tahu cara melakukan kehendak-Ku, mereka tidak bisa melihat tindakan-Ku, dan mereka tidak bisa bergerak di dalam terang dan disinari oleh terang tersebut. Walaupun manusia menganggap firman-Ku berharga, dia tidak mampu melihat melampaui tipuan licik si Iblis; karena tingkat pertumbuhan manusia terlalu kecil, dia tidak bisa melakukan apa yang dikehendaki hatinya. Manusia tidak pernah mengasihi-Ku dengan tulus. Ketika Aku meninggikannya, dia merasa dirinya tidak layak, tetapi ini tidak membuatnya berusaha menyenangkan-Ku. Dia hanya memegang "posisi" yang telah Kuberikan di tangannya dan memeriksanya dengan teliti; tidak sadar akan keindahan-Ku, dia malah bersikeras melahap dengan rakus berkat-berkat posisinya. Bukankah ini adalah kelemahan manusia? Ketika gunung-gunung bergerak, bisakah mereka berputar demi posisimu? Ketika air mengalir, bisakah mereka berhenti demi posisi manusia? Bisakah langit dan bumi dibalikkan oleh posisi manusia? Aku dulu berulang-kali berbelas kasih terhadap manusia—tetapi tak seorang pun yang menghargai atau mensyukurinya. Mereka hanya mendengarkannya sebagai sebuah dongeng, atau membacanya sebagai sebuah novel. Apakah firman-Ku benar-benar tidak menjamah hati manusia? Apakah perkataan-Ku tidak memiliki dampak sama sekali? Mungkinkah tak seorang pun yang percaya pada keberadaan-Ku? Manusia tidak mengasihi dirinya sendiri; sebaliknya, dia bergabung dengan Iblis untuk menyerang-Ku dan menggunakan Iblis sebagai "aset" yang dipakai untuk melayani-Ku. Aku akan menerobos semua rencana curang Iblis dan menghentikan orang-orang bumi dari menerima tipuan Iblis, sehingga mereka tidak menentang-Ku karena keberadaan Iblis.
Dikutip dari "Bab 22, Firman Tuhan kepada Seluruh Alam Semesta" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"
Firman Tuhan Harian: Kutipan 371
Di mata-Ku, manusia adalah penguasa segala sesuatu. Aku telah memberikan kepadanya otoritas yang besar, membiarkannya mengelola segala sesuatu di bumi—rerumputan di pegunungan, binatang di hutan belantara, dan ikan di laut. Namun bukannya bahagia karena ini, manusia dilanda kecemasan. Seluruh hidupnya berisi kesedihan dan ketergesa-gesaan, penuh kesenangan yang ditambahkan pada kehampaan; di sepanjang hidupnya tidak ada penemuan dan kreasi baru. Tidak seorang pun bisa melepaskan diri dari kehidupan hampa ini, tidak seorang pun pernah menemukan kehidupan yang bermakna, dan tidak seorang pun pernah mengalami kehidupan yang sebenarnya. Meski orang zaman sekarang semua hidup di bawah cahaya terang-Ku, mereka tidak tahu apa pun tentang kehidupan di surga. Jika Aku tidak berbelas kasih terhadap manusia dan tidak menyelamatkan manusia, maka semua orang telah datang dengan sia-sia, hidup mereka di bumi tanpa makna, dan mereka akan pergi dengan sia-sia, tanpa ada yang bisa dibanggakan. Semua orang dari setiap agama, setiap lapisan masyarakat, setiap bangsa, dan setiap denominasi mengetahui kehampaan di bumi, dan mereka semua mencari-Ku dan menunggu kedatangan-Ku kembali—namun siapakah mampu mengenal-Ku ketika Aku tiba? Aku menciptakan segala sesuatu, Aku menciptakan umat manusia, dan hari ini Aku telah turun di antara manusia. Akan tetapi, manusia menyerang balik diri-Ku, dan membalas dendam kepada-Ku. Apakah pekerjaan yang Aku lakukan terhadap manusia tidak bermanfaat baginya? Apakah Aku benar-benar tidak mampu memuaskan manusia? Mengapa manusia menolak-Ku? Mengapa manusia begitu dingin dan acuh tak acuh terhadap-Ku? Kenapa bumi dipenuhi dengan mayat? Apakah ini benar-benar keadaan dunia yang Aku ciptakan untuk manusia? Aku telah memberikan kekayaan tiada tara kepada manusia, namun mengapa dia menyodorkan-Ku dua tangan kosong sebagai balasannya? Mengapa manusia tidak benar-benar mengasihi-Ku? Mengapa dia tidak pernah datang di hadapan-Ku? Apakah semua firman-Ku sungguh sia-sia? Apakah firman-Ku lenyap seperti panas dari air? Mengapa manusia tidak mau bekerja sama dengan-Ku? Apakah kedatangan hari-Ku benar-benar menjadi momen kematian manusia? Bisakah Aku benar-benar memusnahkan manusia saat kerajaan-Ku terbentuk? Mengapa, selama seluruh rencana pengelolaan-Ku, tidak seorang pun pernah memahami maksud-Ku? Bukannya menghargai perkataan dari mulut-Ku, mengapa manusia malah membenci dan menolaknya? Aku tidak mengutuk siapa pun, tetapi hanya menyebabkan semua orang kembali kepada ketenangan dan melakukan pekerjaan perenungan diri.
Dikutip dari "Bab 25, Firman Tuhan kepada Seluruh Alam Semesta" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"
Firman Tuhan Harian: Kutipan 372
Manusia telah mengalami kehangatan-Ku, manusia telah dengan sungguh-sungguh melayani Aku, dan manusia telah dengan sungguh-sungguh tunduk di hadapan-Ku, melakukan semuanya bagi-Ku di hadirat-Ku. Namun ini tidak dapat dicapai oleh manusia zaman sekarang; mereka tidak bisa melakukan apa pun selain meratap dalam roh mereka seakan-akan mereka telah diterkam oleh seekor serigala lapar, dan mereka hanya bisa memandang-Ku tanpa daya, berseru kepada-Ku tanpa henti. Namun pada akhirnya, mereka tidak bisa melepaskan diri dari kesulitan mereka. Aku teringat bagaimana manusia di masa lalu berjanji di hadirat-Ku, bersumpah demi langit dan bumi di hadirat-Ku akan membayar kebaikan-Ku dengan kasih mereka. Mereka menangis dengan sangat di hadapan-Ku, dan suara tangisan mereka begitu mengharukan, tak tahan untuk didengar. Karena kebulatan tekad mereka, Aku sering memberi bantuan kepada orang-orang. Tidak terhitung berapa kali, orang telah datang kepada-Ku untuk tunduk kepada-Ku, sikap manis mereka sukar dilupakan. Tak terhitung berapa kali, mereka telah mengasihi Aku dengan kesetiaan mereka yang tak tergoyahkan, kesungguhan mereka mengagumkan. Tak terhitung berapa kali, mereka telah mengasihi Aku bahkan sampai mau mengorbankan nyawanya, mereka telah mengasihi Aku lebih daripada diri mereka sendiri—dan melihat ketulusan mereka, Aku telah menerima kasih mereka. Tak terhitung berapa kali, mereka telah mempersembahkan diri kepada-Ku di hadirat-Ku, demi Aku mereka tidak peduli pada maut dan Aku telah menyingkirkan kekhawatiran dari pikiran mereka dan dengan hati-hati merawat penampilan mereka. Tak terhitung berapa kali Aku sudah mengasihi mereka bagaikan harta yang berharga, dan tak terhitung berapa kali Aku telah membenci mereka seperti musuh-Ku sendiri. Meskipun demikian, apa yang ada dalam pikiran-Ku tetaplah melampaui pemahaman manusia. Ketika manusia sedih, Aku datang menghibur mereka, dan ketika mereka lemah, Aku datang menolong mereka. Ketika mereka tersesat, Aku memberi mereka arah. Ketika mereka menangis, Aku menghapus air mata mereka. Namun, ketika Aku sedih, siapa yang bisa menghibur-Ku dengan hati mereka? Ketika Aku sangat khawatir, siapa yang memikirkan perasaan-Ku? Ketika Aku berduka, siapa yang bisa menyembuhkan luka di hati-Ku? Ketika Aku membutuhkan seseorang, siapa yang rela bekerja sama dengan-Ku? Mungkinkah sikap manusia yang dahulu terhadap-Ku sekarang hilang, tidak pernah akan kembali lagi? Mengapa tidak ada yang tersisa dalam ingatan mereka? Bagaimana bisa manusia melupakan semua hal ini? Bukankah semua ini adalah karena kerusakan manusia oleh musuhnya?
Dikutip dari "Bab 27, Firman Tuhan kepada Seluruh Alam Semesta" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"
Firman Tuhan Harian: Kutipan 373
Tuhan menciptakan manusia, tetapi ketika Dia datang ke dunia manusia, orang-orang berusaha untuk menentang-Nya, mengusir-Nya dari wilayah mereka, seolah-olah Dia hanyalah seorang yatim piatu yang mengembara tanpa tujuan di dunia, atau seperti seorang warga dunia tanpa negara. Tak seorang pun merasa terikat dengan Tuhan, tidak ada yang benar-benar mengasihi-Nya, tidak ada yang pernah menyambut kedatangan-Nya. Sebaliknya, ketika melihat kedatangan Tuhan, wajah mereka yang gembira menjadi berkabut dalam sekejap mata, seolah-olah badai akan segera datang, seolah-olah Tuhan akan merenggut kebahagiaan keluarga mereka, seolah-olah Tuhan tidak pernah memberkati manusia, tetapi sebaliknya hanya memberikan kepada mereka kemalangan. Karena itu, dalam pikiran manusia, Tuhan bukanlah anugerah, tetapi Pribadi yang selalu mengutuk mereka. Karena inilah, manusia tidak memperhatikan Dia ataupun menyambut-Nya; mereka selalu dingin terhadap-Nya, dan inilah yang selalu terjadi. Karena manusia memendam hal-hal ini dalam hati mereka, Tuhan berkata bahwa manusia tidak masuk akal dan tidak bermoral, dan bahkan perasaan yang seharusnya memperlengkapi manusia pun tidak dapat dirasakan dalam diri mereka. Manusia tidak memikirkan perasaan Tuhan sedikit pun, tetapi menggunakan apa yang disebut "kebenaran" dalam berurusan dengan Tuhan. Mereka telah bersikap seperti ini selama bertahun-tahun, dan karena alasan ini, Tuhan mengatakan bahwa watak mereka belum berubah. Hal ini menunjukkan bahwa mereka tidak memiliki hakikat yang lebih berbobot dari segelintir bulu. Dapat dikatakan bahwa manusia adalah orang-orang yang tidak berguna karena mereka tidak menghargai diri mereka sendiri. Jika mereka bahkan tidak mengasihi diri mereka, tetapi menginjak-injak diri mereka sendiri, bukankah ini menunjukkan bahwa mereka tidak berharga? Manusia itu seperti wanita tak bermoral yang bermain-main dengan dirinya sendiri dan menyerahkan dirinya dengan rela kepada orang lain untuk dirusak. Meskipun demikian, mereka masih tidak mengetahui betapa rendahnya diri mereka. Mereka menemukan kesenangan dalam bekerja untuk orang lain, atau berbicara dengan orang lain, menempatkan diri di bawah kendali orang lain; bukankah ini benar-benar merupakan kenajisan umat manusia? Meskipun Aku belum menjalani kehidupan di antara umat manusia, belum benar-benar menjalani kehidupan sebagai manusia, Aku telah memperoleh pemahaman yang sangat jelas tentang setiap gerakan, setiap tindakan, setiap perkataan, dan setiap perbuatan yang manusia lakukan. Aku bahkan dapat menyingkapkan manusia hingga mereka merasa sangat malu, sampai-sampai mereka tidak lagi berani mengungkapkan tipu muslihat mereka sendiri atau menyerahkan diri pada hawa nafsu mereka. Seperti siput yang mundur ke dalam cangkangnya, mereka tidak lagi berani menyingkapkan keadaan mereka sendiri yang buruk. Karena manusia tidak mengenal diri mereka sendiri, kelemahan terbesar mereka adalah kesediaan mereka untuk memamerkan pesona mereka di hadapan orang lain, memamerkan wajah buruk mereka; ini adalah hal yang paling dibenci oleh Tuhan. Ini karena hubungan antar manusia itu tidak normal, dan tidak ada hubungan antar pribadi yang normal di antara manusia, apalagi hubungan yang normal antara mereka dengan Tuhan. Tuhan telah sangat banyak berfirman, dan dengan melakukan hal itu, tujuan utama-Nya adalah untuk menempati tempat di hati umat manusia sehingga mereka dapat membebaskan diri dari semua berhala yang telah tinggal di dalam hati mereka. Setelah itu, Tuhan dapat menggunakan kekuasaan-Nya atas seluruh umat manusia dan mencapai tujuan keberadaan-Nya di bumi.
Dikutip dari "Bab 14, Penafsiran Rahasia Firman Tuhan kepada Seluruh Alam Semesta" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"