1. Pembedaan Antara Pekerjaan Tuhan dan Pekerjaan Manusia
Firman Tuhan yang Relevan:
Pekerjaan Tuhan itu sendiri melibatkan pekerjaan seluruh umat manusia, dan juga merepresentasikan pekerjaan seluruh zaman, yang berarti bahwa pekerjaan Tuhan itu sendiri merepresentasikan setiap dinamika dan kecenderungan pekerjaan Roh Kudus, sedangkan pekerjaan para rasul menyusul pekerjaan Tuhan sendiri dan mengikutinya, dan pekerjaan itu tidak memimpin zaman maupun merepresentasikan kecenderungan pekerjaan Roh Kudus dalam keseluruhan zaman tersebut. Mereka hanya melakukan pekerjaan yang harus dilakukan manusia, yang sama sekali tidak ada hubungannya dengan pekerjaan pengelolaan. Pekerjaan yang Tuhan sendiri lakukan adalah proyek dalam pekerjaan pengelolaan. Pekerjaan manusia hanyalah tugas yang dipenuhi oleh manusia yang dipakai, dan tidak ada kaitannya dengan pekerjaan pengelolaan. Terlepas dari fakta bahwa keduanya adalah pekerjaan Roh Kudus, tetapi karena identitas dan representasi pekerjaan tersebut berbeda, maka ada perbedaan yang jelas dan hakiki antara pekerjaan Tuhan sendiri dan pekerjaan manusia. Selain itu, taraf pekerjaan yang dilakukan oleh Roh Kudus berlainan pada objek-objek yang memiliki berbagai identitas berbeda. Ini adalah prinsip dan ruang lingkup pekerjaan Roh Kudus.
—Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Pekerjaan Tuhan dan Pekerjaan Manusia"
Pekerjaan yang Tuhan itu sendiri lakukan sepenuhnya merupakan pekerjaan yang hendak Dia lakukan dalam rencana pengelolaan-Nya sendiri dan pekerjaan itu berkaitan dengan pengelolaan besar-Nya. Pekerjaan yang dilakukan oleh manusia terdiri dari membekali orang dengan pengalaman pribadi mereka. Pekerjaan itu terdiri dari menemukan jalan baru pengalaman yang melampaui jalan yang ditempuh oleh para pendahulunya, dan terdiri dari memimpin saudara-saudari mereka sementara di bawah bimbingan Roh Kudus. Yang orang-orang ini berikan adalah pengalaman pribadi mereka, atau tulisan-tulisan rohani yang ditulis oleh orang-orang yang rohani. Meskipun orang-orang ini dipakai Roh Kudus, pekerjaan yang mereka lakukan tidak ada hubungannya dengan pekerjaan pengelolaan besar dalam rencana enam ribu tahun. Mereka hanyalah orang-orang yang telah dibangkitkan oleh Roh Kudus dalam periode-periode berbeda untuk memimpin orang-orang dalam aliran Roh Kudus, sampai fungsi yang dapat mereka jalankan berakhir atau sampai hidup mereka berakhir. Pekerjaan yang mereka lakukan hanyalah mempersiapkan sebuah jalan yang tepat bagi Tuhan itu sendiri atau melanjutkan aspek tertentu dari pengelolaan Tuhan itu sendiri di bumi. Dalam diri mereka sendiri, orang-orang ini tidak mampu melakukan pekerjaan yang lebih besar dari pengelolaan-Nya, juga tidak dapat membuka jalan keluar yang baru, bahkan lebih dari itu, tak seorang pun dapat menyelesaikan seluruh pekerjaan Tuhan dari zaman sebelumnya. Jadi, pekerjaan yang mereka lakukan hanyalah merepresentasikan makhluk ciptaan yang menjalankan fungsinya dan tidak dapat merepresentasikan Tuhan itu sendiri yang melakukan pelayanan-Nya. Ini karena pekerjaan yang mereka lakukan tidak seperti pekerjaan yang dilakukan oleh Tuhan itu sendiri. Pekerjaan memulai zaman yang baru bukanlah sesuatu yang dapat dilakukan oleh manusia menggantikan Tuhan. Pekerjaan itu tidak dapat dilakukan oleh siapa pun selain oleh Tuhan itu sendiri. Semua pekerjaan yang dilakukan oleh manusia terdiri dari melakukan tugasnya sebagai makhluk ciptaan dan dilakukan tatkala dia digerakkan atau dicerahkan oleh Roh Kudus. Pedoman yang dihasilkan oleh orang-orang ini sepenuhnya terdiri dari menunjukkan kepada manusia jalan penerapan dalam kehidupan sehari-hari dan bagaimana seharusnya dia bertindak selaras dengan kehendak Tuhan. Pekerjaan manusia tidak melibatkan pengelolaan Tuhan, juga tidak merepresentasikan pekerjaan Roh. Sebagai contoh, pekerjaan Witness Lee dan Watchman Nee adalah memimpin jalan. Entah jalan baru atau lama, pekerjaan tersebut didasarkan pada prinsip yang tetap berada dalam lingkup Alkitab. Entah untuk memulihkan gereja lokal atau membangun gereja lokal, pekerjaan mereka berkaitan dengan mendirikan gereja. Pekerjaan yang mereka lakukan adalah melanjutkan pekerjaan Yesus dan rasul-rasul-Nya yang belum selesai atau yang tidak berkembang lebih lanjut pada Zaman Kasih Karunia. Yang mereka lakukan dalam pekerjaan mereka adalah melakukan kembali apa yang Yesus perintahkan, di dalam pekerjaan-Nya pada zaman itu, untuk dilakukan oleh generasi-generasi yang muncul setelah Dia, seperti menudungi kepala mereka, menerima baptisan, memecah-mecahkan roti, atau minum anggur. Dapat dikatakan bahwa pekerjaan mereka adalah mengikuti apa yang diatur dalam Alkitab dan mencari jalan dari dalam Alkitab. Mereka tidak menghasilkan kemajuan baru apa pun. Oleh karena itu, yang dapat orang lihat dalam pekerjaan mereka hanyalah penemuan cara-cara baru di dalam Alkitab, juga penerapan-penerapan yang lebih baik dan lebih realistis. Namun, orang tidak dapat menemukan di dalam pekerjaan mereka kehendak Tuhan yang sekarang, apalagi menemukan pekerjaan baru yang berencana dilakukan oleh Tuhan pada akhir zaman. Ini karena jalan yang mereka tempuh masih jalan yang lama—tidak ada pembaruan dan tidak ada kemajuan. Mereka terus berpegang pada fakta tentang penyaliban Yesus, melakukan tindakan meminta orang untuk bertobat dan mengakui dosa-dosa mereka, setia berpegang pada perkataan bahwa orang yang bertahan sampai pada akhirnya akan diselamatkan, perkataan bahwa laki-laki adalah kepala perempuan, dan perempuan harus patuh kepada suaminya, dan bahkan setia berpegang pada gagasan tradisional yang mengatakan bahwa perempuan tidak boleh berkhotbah, tetapi hanya boleh taat. Jika cara kepemimpinan semacam ini harus terus dipatuhi, Roh Kudus tidak akan pernah dapat melakukan pekerjaan yang baru, untuk membebaskan orang-orang dari aturan, atau memimpin mereka ke dalam alam kebebasan dan keindahan. Oleh karena itu, tahap pekerjaan, yang mengubah zaman ini, mengharuskan Tuhan itu sendiri bekerja dan berfirman; jika tidak, tak ada orang yang dapat melakukannya menggantikan diri-Nya. Jadi sampai sejauh ini, seluruh pekerjaan Roh Kudus di luar aliran ini telah terhenti dan mereka yang dahulu dipakai oleh Roh Kudus telah kehilangan arah mereka. Jadi, karena pekerjaan orang-orang yang dipakai oleh Roh Kudus tidak seperti pekerjaan yang dilakukan oleh Tuhan itu sendiri, identitas mereka dan subjek yang mereka wakili dalam tindakan mereka pun berbeda. Ini karena pekerjaan yang hendak Roh Kudus kerjakan berbeda, dan oleh sebab itulah, mereka yang sama-sama melakukan pekerjaan diberikan identitas dan status yang berbeda. Orang-orang yang dipakai Roh Kudus mungkin juga melakukan beberapa pekerjaan baru dan mungkin juga menyingkirkan beberapa pekerjaan yang dilakukan di zaman sebelumnya, tetapi apa yang mereka lakukan tidak dapat mengungkapkan watak dan kehendak Tuhan di zaman yang baru. Mereka bekerja hanya untuk melakukan pekerjaan zaman sebelumnya, dan tidak untuk melakukan pekerjaan baru yang bertujuan untuk secara langsung merepresentasikan watak Tuhan itu sendiri. Dengan demikian, tidak peduli berapa banyak penerapan usang yang mereka hapuskan atau berapa banyak penerapan baru yang mereka perkenalkan, mereka tetap saja merepresentasikan manusia dan makhluk ciptaan. Namun, ketika Tuhan itu sendiri melakukan pekerjaan-Nya, Dia tidak secara terbuka mengumumkan penghapusan penerapan-penerapan zaman yang lama atau secara langsung mengumumkan dimulainya zaman yang baru. Dia itu gamblang dan lugas dalam pekerjaan-Nya. Dia terang-terangan dalam melakukan pekerjaan yang hendak Dia lakukan; artinya, Dia secara langsung mengungkapkan pekerjaan yang telah Dia lakukan, secara langsung melakukan pekerjaan-Nya sebagaimana yang dimaksudkan dari semula, mengungkapkan wujud dan watak-Nya. Dari sudut pandang manusia, watak-Nya, demikian pula pekerjaan-Nya berbeda dari watak dan pekerjaan-Nya di zaman-zaman yang lalu. Namun dari sudut pandang Tuhan itu sendiri, ini hanyalah kelanjutan dan perkembangan lebih lanjut dari pekerjaan-Nya. Tatkala Tuhan sendiri bekerja, Dia mengungkapkan firman-Nya dan secara langsung membawa pekerjaan yang baru tersebut. Sebaliknya, tatkala manusia bekerja, pekerjaan itu adalah hasil pertimbangan dan pembelajaran, atau merupakan perluasan pengetahuan dan sistematisasi penerapan yang dibangun di atas dasar pekerjaan orang lain. Itu berarti, esensi pekerjaan yang dilakukan oleh manusia adalah mengikuti tatanan yang sudah ada dan "menapaki jalan lama dengan mengenakan sepatu baru." Ini berarti, bahkan jalan yang ditempuh oleh orang-orang yang dipakai oleh Roh Kudus pun dibangun di atas dasar yang telah diluncurkan oleh Tuhan itu sendiri. Jadi, kesimpulan semua yang telah dibahas adalah, manusia tetaplah manusia, dan Tuhan tetaplah Tuhan.
—Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Misteri Inkarnasi (1)"
Pada Zaman Kasih Karunia, Yesus juga banyak berfirman dan melakukan banyak pekerjaan. Apa bedanya Dia dengan Yesaya? Apa bedanya Dia dengan Daniel? Apakah Dia adalah seorang nabi? Mengapa dikatakan Dia adalah Kristus? Apa perbedaan di antara mereka? Mereka semua adalah manusia yang mengucapkan perkataan, dan perkataan mereka tampak kurang lebih sama bagi manusia. Mereka semua mengucapkan perkataan dan melakukan pekerjaan. Para nabi Perjanjian Lama menyampaikan nubuat, dan begitu juga Yesus. Mengapa demikian? Perbedaannya di sini didasarkan pada sifat pekerjaannya. Untuk bisa memahami masalah ini, engkau tidak boleh mempertimbangkan natur daging, ataupun mempertimbangkan kedalaman atau kedangkalan perkataan mereka. Engkau harus terlebih dahulu mempertimbangkan pekerjaan mereka dan dampak yang dicapai oleh pekerjaan tersebut dalam diri manusia. Nubuat-nubuat yang disampaikan oleh para nabi pada saat itu tidak memberikan kehidupan kepada manusia, dan inspirasi yang diterima oleh orang-orang seperti Yesaya dan Daniel hanyalah nubuat dan bukan jalan kehidupan. Jika bukan karena pewahyuan langsung dari Yahweh, tak seorang pun yang mampu melakukan pekerjaan itu, di mana pekerjaan ini tidak mungkin dilakukan manusia fana. Yesus juga banyak berkata-kata, tetapi perkataan-Nya adalah jalan kehidupan yang darinya manusia bisa menemukan jalan penerapan. Dengan kata lain, pertama, Yesus bisa memberikan hidup kepada manusia, karena Yesus adalah kehidupan; kedua, Dia bisa membalikkan penyimpangan manusia; ketiga, pekerjaan-Nya dapat meneruskan pekerjaan Yahweh untuk melanjutkan zaman; keempat, Dia dapat memahami kebutuhan dalam diri manusia dan mengerti apa yang kurang dalam diri manusia; kelima, Dia bisa mengantar kita memasuki zaman yang baru dan mengakhiri zaman yang lama. Itu sebabnya Dia disebut Tuhan dan Kristus; Dia tidak hanya berbeda dari Yesaya, tetapi juga berbeda dari semua nabi yang lain. Kita lihat Yesaya sebagai perbandingan dalam hal pekerjaan para nabi. Pertama, Yesaya tidak bisa memberikan hidup kepada manusia; kedua, dia tidak bisa mengantar kita memasuki zaman yang baru. Dia bekerja di bawah kepemimpinan Yahweh dan tidak bisa mengantar kita memasuki zaman yang baru. Ketiga, apa yang dikatakannya berada di luar jangkauannya. Dia menerima pewahyuan langsung dari Roh Tuhan, dan orang lain tidak akan mengerti, bahkan setelah mendengarnya. Beberapa hal ini saja sudah cukup untuk membuktikan bahwa perkataannya tidak lebih dari sekadar nubuat, tidak lebih dari satu aspek pekerjaan yang dilakukan atas nama Yahweh. Namun, dia tidak bisa sepenuhnya mewakili Yahweh. Dia adalah hamba Yahweh, alat dalam pekerjaan Yahweh. Dia hanya melakukan pekerjaan dalam Zaman Hukum Taurat dan dalam lingkup pekerjaan Yahweh; dia tidak melakukan pekerjaan di luar Zaman Hukum Taurat. Sebaliknya, pekerjaan Yesus berbeda. Dia melampaui lingkup pekerjaan Yahweh; Dia bekerja sebagai Tuhan yang berinkarnasi dan menjalani penyaliban untuk menebus seluruh umat manusia. Itu berarti Dia melakukan pekerjaan baru di luar pekerjaan yang dilakukan Yahweh. Inilah yang dimaksud mengantar masuk ke zaman yang baru. Selain itu, Dia mampu mengatakan apa yang tidak bisa dikatakan manusia. Pekerjaan-Nya adalah pekerjaan dalam pengelolaan Tuhan dan melibatkan seluruh umat manusia. Dia tidak bekerja dalam diri beberapa orang saja; pekerjaan-Nya juga tidak hanya memimpin beberapa orang saja. Adapun tentang bagaimana Tuhan berinkarnasi menjadi manusia, bagaimana Roh memberikan pewahyuan pada saat itu, dan bagaimana Roh turun ke atas seorang manusia untuk melakukan pekerjaan—ini adalah hal-hal yang tidak dapat dilihat atau disentuh manusia. Adalah sama sekali tidak mungkin kebenaran-kebenaran ini bisa menjadi bukti bahwa Dia adalah Tuhan yang berinkarnasi. Karena itu, perbedaan hanya bisa terlihat lewat perkataan dan pekerjaan Tuhan, yang merupakan sesuatu yang nyata bagi manusia. Hanya inilah yang nyata. Ini karena perkara-perkara Roh tidak dapat dilihat olehmu dan hanya bisa dikenali secara jelas oleh Tuhan sendiri, dan bahkan daging Tuhan yang berinkarnasi pun tidak mengetahui semuanya; engkau hanya bisa memastikan apakah Dia Tuhan atau bukan berdasarkan pekerjaan yang telah Dia lakukan. Dari pekerjaan-Nya, bisa terlihat bahwa, pertama, Dia mampu membuka zaman yang baru; kedua, Dia mampu memberikan hidup kepada manusia dan menunjukkan kepada manusia jalan untuk diikuti. Ini sudah cukup untuk membuktikan bahwa Dia adalah Tuhan itu sendiri. Setidaknya, pekerjaan yang Dia lakukan dapat sepenuhnya mewakili Roh Tuhan, dan dari pekerjaan tersebut bisa terlihat bahwa Roh Tuhan ada di dalam Dia. Karena pekerjaan yang dilakukan Tuhan yang berinkarnasi terutama bertujuan mengantar kita memasuki zaman yang baru, memimpin pekerjaan baru, dan membukakan suatu dunia baru, ini saja sudah cukup untuk membuktikan bahwa Dia adalah Tuhan itu sendiri. Inilah yang membedakan-Nya dari Yesaya, Daniel, dan nabi-nabi besar lainnya.
—Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Perbedaan antara Pelayanan Tuhan yang Berinkarnasi dan Tugas Manusia"
Engkau harus tahu bagaimana membedakan pekerjaan Tuhan dari pekerjaan manusia. Apa yang dapat engkau lihat dari pekerjaan manusia? Ada banyak unsur pengalaman manusia dalam pekerjaan manusia; hal yang diungkapkan manusia adalah siapa dirinya. Pekerjaan Tuhan sendiri juga mengungkapkan siapa Dia, tetapi keberadaan-Nya berbeda dengan keberadaan manusia. Keberadaan manusia merepresentasikan pengalaman dan kehidupan manusia (hal-hal yang manusia alami atau hadapi dalam hidupnya, atau falsafah kehidupan yang dipegangnya), dan orang yang tinggal di lingkungan yang berbeda mengungkapkan keberadaan yang berbeda. Baik engkau memiliki pengalaman sosial atau tidak dan bagaimana engkau benar-benar hidup dan menimba pengalaman dalam keluargamu dapat dilihat dari hal-hal yang engkau ungkapkan, sedangkan engkau tidak dapat melihat dari pekerjaan Tuhan yang berinkarnasi apakah Dia memiliki pengalaman sosial atau tidak. Dia sangat menyadari esensi manusia dan dapat mengungkapkan semua jenis penerapan yang berkaitan dengan semua jenis orang. Dia bahkan lebih jitu dalam mengungkapkan watak rusak dan perilaku suka memberontak manusia. Dia tidak hidup di antara manusia duniawi, tetapi Dia menyadari natur manusia fana dan semua kerusakan manusia duniawi. Inilah keberadaan-Nya. Meskipun Dia tidak berurusan dengan dunia, Dia tahu aturan berurusan dengan dunia karena Dia sepenuhnya memahami natur manusia. Dia tahu tentang pekerjaan Roh yang tidak dapat dilihat oleh mata manusia dan tidak dapat didengar telinga manusia, baik di zaman sekarang maupun di masa lalu. Ini mencakup hikmat yang bukan merupakan falsafah kehidupan dan keajaiban yang sulit untuk dipahami manusia. Inilah keberadaan-Nya, yang terbuka bagi manusia dan juga tersembunyi dari manusia. Hal yang diungkapkan-Nya bukanlah keberadaan orang yang luar biasa, melainkan sifat bawaan dan keberadaan Roh. Dia tidak melakukan perjalanan keliling dunia tetapi mengetahui segalanya tentang dunia. Dia menghubungi "antropoid" yang tidak memiliki pengetahuan atau wawasan, tetapi Dia mengungkapkan firman yang lebih tinggi daripada pengetahuan dan melampaui tokoh-tokoh hebat. Dia hidup di antara sekelompok orang bodoh dan mati rasa yang tidak memiliki kemanusiaan dan yang tidak memahami kebiasaan dan kehidupan manusia, tetapi Dia dapat meminta umat manusia untuk hidup dalam kemanusiaan yang normal, sekaligus mengungkapkan kemanusiaan manusia yang dangkal dan rendah. Semua ini adalah keberadaan-Nya, yang lebih tinggi daripada manusia mana pun yang terdiri atas daging-dan-darah. Bagi-Nya, tidak perlu mengalami kehidupan sosial yang rumit, merepotkan, dan kotor untuk melakukan pekerjaan yang perlu Dia lakukan dan mengungkapkan hakikat manusia yang rusak secara menyeluruh. Kehidupan sosial yang kotor tidak membangun daging-Nya. Pekerjaan dan firman-Nya hanya mengungkapkan ketidaktaatan manusia dan tidak membekali manusia dengan pengalaman dan pelajaran untuk menangani dunia. Dia tidak perlu menyelidiki masyarakat atau keluarga manusia ketika Dia membekali manusia dengan kehidupan. Mengungkap dan menghakimi manusia bukanlah ungkapan pengalaman daging-Nya; itu adalah pengungkapan-Nya atas ketidakbenaran manusia setelah lama mengetahui ketidaktaatan manusia dan membenci kerusakan manusia. Semua pekerjaan yang Dia lakukan adalah untuk mengungkapkan watak-Nya kepada manusia dan mengungkapkan keberadaan-Nya. Hanya Dia yang dapat melakukan pekerjaan ini; ini bukanlah sesuatu yang dapat dicapai oleh manusia yang terdiri atas daging-dan-darah.
—Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Pekerjaan Tuhan dan Pekerjaan Manusia"
Pekerjaan yang dilakukan Tuhan tidak merepresentasikan pengalaman daging-Nya; pekerjaan yang dilakukan manusia merepresentasikan pengalaman manusia. Semua orang berbicara tentang pengalaman pribadinya. Tuhan dapat secara langsung mengungkapkan kebenaran, sedangkan manusia hanya dapat mengungkapkan hal yang berhubungan dengan pengalamannya akan kebenaran. Pekerjaan Tuhan tidak memiliki aturan dan tidak tunduk pada batasan waktu atau wilayah. Dia dapat mengungkapkan siapa Dia kapan saja, di mana saja. Dia bekerja sesuai kehendak-Nya. Pekerjaan manusia memiliki syarat dan konteks; jika tidak, dia tidak dapat bekerja dan tidak dapat mengungkapkan pengetahuannya tentang Tuhan atau pengalamannya tentang kebenaran. Untuk mengetahui apakah sesuatu merupakan pekerjaan Tuhan sendiri atau pekerjaan manusia, engkau hanya perlu membandingkan perbedaan di antara keduanya.
—Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Pekerjaan Tuhan dan Pekerjaan Manusia"
Tuhan menjadi daging semata-mata untuk memimpin zaman ini dan memulai pekerjaan baru. Penting bagi engkau semua untuk memahami poin ini. Hal ini sangat berbeda dengan fungsi manusia, dan keduanya tidak dapat disamakan. Manusia perlu diolah dan disempurnakan untuk waktu yang lama sebelum ia dapat dipakai untuk melakukan sebuah pekerjaan, dan jenis kemanusiaan yang dibutuhkan adalah yang bertaraf sangat tinggi. Manusia bukan saja harus mampu mempertahankan nalar kemanusiaannya yang normal, tetapi ia juga harus lebih jauh memahami banyak prinsip dan aturan yang mengatur perilakunya dalam hubungannya dengan orang lain, tambahan lagi ia harus berkomitmen untuk belajar lebih banyak lagi mengenai hikmat dan pengetahuan tentang etika manusia. Dengan hal-hal inilah manusia harus diperlengkapi. Namun, tidak demikian halnya dengan Tuhan yang menjadi daging, karena pekerjaan-Nya tidak merepresentasikan manusia, juga bukan merupakan pekerjaan manusia; sebaliknya, pekerjaan-Nya adalah pengungkapan langsung dari wujud-Nya dan implementasi langsung dari pekerjaan yang harus Dia lakukan. (Tentu saja, pekerjaan-Nya dilakukan pada saat yang tepat, tidak secara sembarangan atau acak, dan pekerjaan-Nya itu dimulai ketika tiba saatnya untuk melakukan pelayanan-Nya.) Dia tidak ambil bagian dalam kehidupan manusia ataupun pekerjaan manusia, yang berarti, kemanusiaan-Nya tidak diperlengkapi dengan satu pun dari hal-hal ini (meskipun ini tidak memengaruhi pekerjaan-Nya). Dia hanya melakukan pelayanan-Nya ketika tiba saat bagi-Nya untuk melakukannya; apa pun status-Nya, Dia hanya terus maju dengan pekerjaan yang harus Dia lakukan. Apa pun yang manusia ketahui tentang diri-Nya dan apa pun pendapat manusia tentang diri-Nya, pekerjaan-Nya sama sekali tidak terpengaruh.
—Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Misteri Inkarnasi (3)"
Pekerjaan manusia memiliki jangkauan dan bersifat terbatas. Satu orang hanya mampu melakukan pekerjaan fase tertentu dan tidak dapat melakukan pekerjaan seluruh zaman—jika tidak, dia akan menuntun manusia ke dalam peraturan. Pekerjaan manusia hanya dapat diterapkan pada waktu atau fase tertentu. Ini karena pengalaman manusia memiliki ruang lingkup. Orang tidak dapat membandingkan pekerjaan manusia dengan pekerjaan Tuhan. Jalan pengamalan manusia dan pengetahuannya tentang kebenaran semuanya berlaku dalam ruang lingkup tertentu. Engkau tidak dapat mengatakan bahwa jalan yang ditempuh manusia sepenuhnya adalah kehendak Roh Kudus karena manusia hanya dapat dicerahkan oleh Roh Kudus dan tidak dapat sepenuhnya dipenuhi oleh Roh Kudus. Hal-hal yang dapat dialami manusia semuanya berada dalam lingkup kemanusiaan normal dan tidak dapat melampaui rentang pemikiran dalam pikiran manusia normal. Semua orang yang mampu hidup dalam kenyataan kebenaran memiliki pengalaman dalam rentang ini. Ketika mereka mengalami kebenaran, itu selalu merupakan pengalaman kehidupan manusia normal di bawah pencerahan Roh Kudus; itu bukan cara pengalaman yang menyimpang dari kehidupan manusia normal. Mereka mengalami kebenaran yang dicerahkan oleh Roh Kudus berdasarkan proses menjalani kehidupan manusia mereka. Selain itu, kebenaran ini bervariasi menurut orangnya, dan kedalamannya terkait dengan keadaan orang tersebut. Orang hanya dapat mengatakan bahwa jalan yang mereka tempuh adalah kehidupan manusia normal dari orang yang mengejar kebenaran, dan bahwa itu bisa disebut jalan yang ditempuh oleh orang normal yang mendapat pencerahan Roh Kudus. Orang tidak dapat mengatakan bahwa jalan yang mereka jejaki adalah jalan yang ditempuh oleh Roh Kudus. Dalam pengalaman manusia normal, karena orang yang mengejar tidak sama, maka pekerjaan Roh Kudus juga tidak sama. Selain itu, karena lingkungan yang mereka alami dan rentang pengalaman mereka tidak sama, dan karena campuran pikiran dan gagasan mereka, pengalaman mereka tercampur hingga taraf yang berbeda-beda. Setiap orang memahami kebenaran sesuai dengan keadaan masing-masing yang berbeda. Pemahaman mereka tentang makna kebenaran yang sesungguhnya tidak lengkap dan hanya satu atau beberapa aspek saja. Cakupan kebenaran yang dialami oleh manusia berbeda dari orang ke orang sesuai kondisi masing-masing. Dengan demikian, pengetahuan tentang kebenaran yang sama, yang diungkapkan oleh orang yang berbeda, tidaklah sama. Artinya, pengalaman manusia selalu memiliki keterbatasan dan tidak dapat sepenuhnya merepresentasikan kehendak Roh Kudus, dan pekerjaan manusia tidak dapat dianggap sebagai pekerjaan Tuhan, walaupun apa yang diungkapkan oleh manusia berhubungan sangat erat dengan kehendak Tuhan, dan walaupun pengalaman manusia sangat dekat dengan pekerjaan penyempurnaan yang dilakukan oleh Roh Kudus. Manusia hanya bisa menjadi pelayan Tuhan, yang melakukan pekerjaan yang Tuhan percayakan kepadanya. Manusia hanya dapat mengungkapkan pengetahuan yang dicerahkan oleh Roh Kudus dan kebenaran yang diperoleh dari pengalaman pribadinya. Manusia tidak memiliki kualifikasi dan tidak memenuhi syarat untuk menjadi saluran Roh Kudus. Dia tidak berhak mengatakan bahwa pekerjaan manusia adalah pekerjaan Tuhan. Manusia memiliki prinsip kerja manusia, dan semua manusia memiliki pengalaman yang berbeda dan memiliki kondisi yang berbeda. Pekerjaan manusia mencakup semua pengalamannya di dalam pencerahan Roh Kudus. Pengalaman ini hanya dapat merepresentasikan keberadaan manusia dan tidak merepresentasikan keberadaan Tuhan atau kehendak Roh Kudus. Oleh karena itu, jalan yang ditempuh oleh manusia tidak dapat dikatakan sebagai jalan yang ditempuh oleh Roh Kudus, karena pekerjaan manusia tidak dapat merepresentasikan pekerjaan Tuhan, dan pekerjaan manusia dan pengalaman manusia bukanlah kehendak penuh dari Roh Kudus. Pekerjaan manusia rentan terjerumus ke dalam aturan, dan cara kerjanya mudah dibatasi oleh ruang lingkup yang terbatas dan tidak dapat memimpin orang menuju jalan bebas hambatan. Sebagian besar pengikut hidup dalam lingkup terbatas, dan cara mereka menimba pengalaman juga terbatas dalam ruang lingkupnya. Pengalaman manusia selalu terbatas; cara kerjanya juga terbatas pada beberapa tipe dan tidak dapat dibandingkan dengan pekerjaan Roh Kudus atau pekerjaan Tuhan Sendiri. Ini karena pada akhirnya, pengalaman manusia itu terbatas. Bagaimanapun Tuhan melakukan pekerjaan-Nya, pekerjaan itu tidak terkekang oleh aturan; bagaimanapun pekerjaan itu dilakukan, itu tidak terbatas dalam satu cara saja. Tidak ada aturan apa pun dalam pekerjaan Tuhan—semua pekerjaan-Nya lepas dan bebas. Seberapa banyak pun waktu yang dihabiskan manusia untuk mengikuti-Nya, mereka tidak dapat menyimpulkan hukum apa pun tentang cara kerja Tuhan. Meskipun pekerjaan-Nya berprinsip, pekerjaan itu selalu dilakukan dengan cara baru dan selalu memiliki perkembangan baru, yang berada di luar jangkauan manusia. Selama satu jangka waktu, Tuhan mungkin memiliki beberapa jenis pekerjaan dan cara memimpin yang berbeda, yang membuat manusia selalu dapat memiliki jalan masuk baru dan perubahan baru. Engkau tidak dapat memahami hukum pekerjaan-Nya karena Dia selalu bekerja dengan cara baru, dan hanya dengan cara ini para pengikut Tuhan tidak terkekang oleh aturan. Pekerjaan Tuhan Sendiri selalu menghindari dan melawan gagasan manusia. Hanya mereka yang mengikuti dan mengejar-Nya dengan hati yang tulus dapat mengubah watak mereka dan dapat hidup bebas tanpa tunduk pada aturan apa pun atau dikekang oleh gagasan agama apa pun. Pekerjaan manusia menuntut manusia berdasarkan pengalamannya sendiri dan apa yang dia sendiri dapat capai. Standar persyaratan ini terbatas dalam lingkup tertentu, dan cara penerapannya juga sangat terbatas. Dengan demikian, para pengikut secara tidak sadar hidup dalam lingkup terbatas ini; seiring berjalannya waktu, hal-hal ini menjadi aturan dan ritual. Jika pekerjaan suatu periode dipimpin oleh orang yang belum menjalani penyempurnaan pribadi oleh Tuhan dan belum menerima penghakiman, pengikutnya semuanya akan menjadi agamawan dan pakar dalam melawan Tuhan. Oleh karena itu, jika seseorang adalah pemimpin yang memenuhi syarat, orang tersebut pasti telah menjalani penghakiman dan menerima penyempurnaan. Mereka yang belum mengalami penghakiman, meskipun mereka mungkin memiliki pekerjaan Roh Kudus, hanya mengungkapkan hal-hal yang samar dan tidak nyata. Seiring waktu, mereka akan memimpin manusia menuju aturan yang samar dan supranatural. Pekerjaan yang Tuhan lakukan tidak sesuai dengan daging manusia. Pekerjaan itu tidak sesuai dengan pikiran manusia, melainkan bertentangan dengan gagasan manusia; pekerjaan itu tidak ternoda oleh warna agamawi yang tidak jelas. Hasil pekerjaan Tuhan tidak dapat dicapai oleh orang yang belum disempurnakan oleh-Nya; itu berada di luar jangkauan pemikiran manusia.
—Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Pekerjaan Tuhan dan Pekerjaan Manusia"