Yang Ada di Balik Mencoba Menjadi Orisinal

27 Juli 2022

Oleh Saudara Li Zhi, Tiongkok

Pada 2019, aku memproduksi video di gereja. Karena sudah lama melakukan tugas ini ditambah pengalaman dan keterampilan, aku efektif dalam tugas ini. Saudara-saudariku sangat menghormatiku, saudara-saudari dari kelompok lain sering mendatangiku saat mengalami masalah, bahkan pengawas kadang menanyakan pertanyaan teknis kepadaku. Semua ini membuatku bahagia. Kupikir meskipun aku bukan ahli dalam pekerjaan ini, di antara saudara-saudari dalam kelompokku, aku salah satu yang terbaik dalam keterampilan profesional dan merasa diriku aset berharga.

Suatu hari, dua pengawas baru datang mempelajari pekerjaan kami. Saat tahu keterampilan profesional kedua saudari itu di bawahku, secara tak sadar aku merasa unggul. Tak disangka, mereka menunjukkan beberapa masalah setelah melihat beberapa pekerjaanku. Ini membuatku sangat tak nyaman. Itu memalukan. Jadi, aku tak mau menuruti saran mereka. Kupikir, "Apa kemampuan kalian lebih baik dariku? Jika kalian tunjukkan masalahku, apa pendapat saudara-saudari tentangku? Apa mereka akan bilang anggota kelompok senior tak bisa kerja? Tidak boleh. Tak bisa kuterima saran ini. Harus kubantah." Jadi, kucari informasi profesional dan sepenuhnya membantah pendapat pengawas di depan semua orang. Kedua pengawas itu berkata, "Jika pandangan kami tak tepat, kami ambil saranmu kali ini." Mendengar mereka bilang begitu, aku sangat bangga dan merasa mendapatkan citraku kembali. Kemudian, pengawas menceritakan keadaan mereka dalam pertemuan, mereka merasa dibatasi dalam kelompok kami. Meski melihat masalah, mereka tak berani menunjukkannya karena takut ditolak. Saat itu, aku sedikit menyadari bahwa aku agak congkak, tapi tak benar-benar merenungkan diri. Lalu, pengawas baru, Saudari Xiang, ditunjuk menindaklanjuti pekerjaan kami. Kualitas dan keterampilan profesionalnya sangat bagus dan dia cepat belajar. Aku ingat suatu kali, anggota kelompok baru, Saudara Wang, punya masalah dalam video yang dia buat, beberapa dari kami mendiskusikannya, tapi tak menemukan solusi, jadi seseorang menyarankan kami menunggu Saudari Xiang dan meminta pendapatnya. Aku sangat terkejut saat Saudari Xiang bisa langsung menunjukkan masalah utamanya. Aku terguncang dan berpikir, "Kau temukan masalah yang tak bisa kutemukan, apa pendapat Saudara Wang tentangku sekarang?" Aku sedikit tak senang dengan yang terjadi, tapi Saudari Xiang menanyakan pendapatku tentang masalah itu. Untuk menjaga citra, aku berbohong dan berkata, "Kau benar, aku juga berpikir begitu." Lalu, Saudari Xiang segera mengajukan solusi. Menurutku itu ide bagus, tapi aku tetap tak senang. Kupikir, "Kau melihat masalahnya, dan kini sudah mengajukan revisi. Ini membuatku terlihat lebih buruk darimu. Bagaimana saudara-saudari memandangku sekarang? Bagaimana citraku akan selamat? Tak bisa. Harus kupikirkan solusi yang lebih baik. Saudara-saudariku tak boleh memandangku rendah." Jadi, dengan hati-hati kutelaah rencana Saudari Xiang dan mendapati meskipun rencananya valid, masih ada kekeliruan. Jadi, kubilang, "Saudari, aku memikirkan solusimu. Tak ada yang baru di situ, dan butuh terlalu banyak perubahan ...." Tak lama, aku sudah sepenuhnya mendiskreditkan usul Saudari Xiang. Saat itu Saudari Xiang merasa ada yang tak beres, jadi dia bertanya dengan bingung, "Kenapa aku merasa kau selalu menolak saranku bukannya coba memecahkan masalah?" Aku langsung coba membela diri. Kubilang, "Tidak. Aku hanya pikir ada yang salah dengan rencanamu, bukan menolak saranmu." Setelah itu, kusarankan solusi baru, Saudara Wang merasa rencanaku bagus dan akhirnya memakai rencanaku. Melihat ini, aku sangat senang seolah telah memenangkan pertempuran. Kurasa kini saudara-saudariku tahu aku lebih baik dari pengawas itu. Esoknya, Saudari Xiang membuka diri tentang keadaannya. Katanya pekerjaan itu sulit dan tak tahu harus berbuat apa. Dia juga bilang kepadaku, "Selama bermitra denganmu dalam tugas, kurasa tak bisa bekerja sama sekali, tak bisa membantu kelompokmu secara profesional. Aku merasa tak berharga saat di dekatmu. Aku tak merasa seperti ini di sekitar saudara-saudari lain." Dia juga menunjukkan masalahku, katanya, "Dari kontakku denganmu, kulihat kau pamer dalam segala yang kau lakukan. Kau tak menawarkan perbaikan pada ide orang lain, tak benar-benar ingin membantu orang memasuki prinsip. Kau menyangkal orang dan memamerkan diri, seolah orang lain tak berharga dan selalu lebih buruk darimu. Mereka merasa terkekang, seolah semua tidakan mereka salah. Jika ini berlanjut, kau akhirnya akan berkuasa dalam kelompok. Kau menempuh jalan antikristus!" Saat itu saudari lain juga bilang aku punya manifestasi ini. Namun, saat itu aku tak memahaminya. Aku tak terang-terangan coba membela diri, tapi sangat sedih dalam hati. Kupikir, "Aku menempuh jalan antikristus? Aku mengekang saudara-saudariku? Kau hanya mengincarku. Apa nanti pendapat saudara-saudari tentangku?" Setelah itu, produk jadi Saudara Wang berdasarkan rencana yang kusarankan dipilih, jadi kumerasa makin menantang dan berpikir, "Kau masih pikir kutempuh jalan antikristus dan membatasi orang? Jika benar, apa aku bisa menghasilkan produk jadi?" Karena aku selalu menolak menerima sarannya, Saudari Xiang jarang memberi saran setelah itu.

Tak lama, Saudara Wang membuat proposal, tampak masuk akal bagiku, tapi ada juga beberapa masalah. Kupikir, "Jika kita lakukan ini sesuai rencananya, aku harus membuat modifikasi. Itu akan membuatku terlihat tak kompeten. Tidak bisa. Aku harus pikirkan proposal yang lebih baik dan lebih inovatif agar dia bisa lihat kompetensiku. Nanti saat kami berikan itu kepada pengawas, aku akan terlihat lebih baik." Jadi, kukesampingkan ide Saudara Wang dan membuat rencana baru. Saat Saudara Wang mendengar berita itu, dia tak paham. Aku bilang kepadanya, "Jika kita bekerja berdasarkan proposalmu, ada terlalu banyak masalah ...." Saat Saudara Wang melihat ada begitu banyak masalah dalam proposalnya, dia bingung. Juga merasa tak kompeten dalam pekerjaan dan menjadi negatif. Saat itu kupikir, "Karena kau tak mau ikuti saranku, silakan cari cara pecahkan masalahmu sendiri." Jadi, setelah itu, kukerjakan tugasku sendiri. Namun saat itu, aku merasa jalan pikiranku tak jelas, dan aku tak efektif dalam tugas. Sangat lama kelompok kami tak menghasilkan produk jadi. Kemudian, Saudari Xiang datang untuk menyelidiki masalah kami. Saudara Wang berkata, "Aku membuat proposal, tapi Saudara Li bilang ada terlalu banyak masalah, jadi aku menyerah. Lalu, Saudara Li memberiku proposal, tapi ada materi yang tak bisa kutemukan, dan keterampilanku yang terbatas tak mencukupi." Kemudian, Saudari Xiang menanyai Saudara Wang apa dia merasa dibatasi olehku. Saat mendengar Saudari Xiang menanyakan itu, kupikir, "Apa hubungannya denganku jika dia tak bisa membuat produk jadi? Aku memberinya saran dan dia tak bisa melakukannya. Apa itu masalahku? Mengapa kau mengincarku? Belum lama ini, kau bilang aku punya perilaku antikristus. Kini Saudara Wang tak bisa melakukan pekerjaannya, kau sebut itu masalahku. Apa ini karena kau tak menyukaiku? Apa pekerjaan tak efektif adalah tanggung jawabku? Tak bisa. Aku juga harus katakan masalahmu. Lalu, kau mungkin berhenti mempermalukanku." Setelah Saudari Xiang pergi, ku beri tahu Saudara Wang, "Akhir-akhir ini, kuperhatikan Saudari Xiang tak melakukan kerja nyata. Dia juga tak menawarkan saran profesional yang berguna. Kita harus mengingatkan dia agar dia bisa merenung. Jika tidak, pekerjaan kita terancam." Setelah mendengar perkataanku, Saudara Wang juga punya bias terhadap Saudari Xiang. Lalu, pengawas lain, Saudari Zheng, datang ke kelompok kami, kuceritakan semua pandanganku tentang Saudari Xiang. Kubilang kepadanya Saudari Xiang tak serius tentang pekerjaan, kelompok sudah lama tak buat video jadi, tapi dia tak selesaikan masalah nyata. Setelah mendengar ini, dia bertanya apa aku punya pendapat tentang Saudari Xiang. Segera kupikirkan jawaban cerdas, "Tidak, aku tak punya pendapat khusus." Namun, setelah mengatakan itu, tiba-tiba aku merasa panik, rohaniku terasa sangat gelap dan tertekan. Aku tak tidur nyenyak malam itu. Aku merasa telah melakukan kejahatan dan ditinggalkan Tuhan. Aku dilanda rasa bersalah. Aku jelas punya bias terhadap Saudari Xiang, tapi bilang sebaliknya. Bukankah ini bohong? Aku juga bertanggung jawab atas keadaan pekerjaan, tapi sengaja menyeret Saudara Wang menuduh Saudari Xiang dan menghakimi dia tanpa dasar. Bukankah aku menyerangnya untuk membalas dendam? Kulihat bahwa aku benar-benar melakukan kejahatan.

Setelah itu, pemimpin kami tahu aku menyerang Saudara Wang dan pengawas sampai mereka negatif, yang sangat memengaruhi pekerjaan video, aku juga tak pernah menerima peringatan atau bantuan, bahkan menyerang Saudari Xiang. Berdasarkan perilakuku, aku dipecat. Setelah dipecat, aku tak bisa merasakan kehadiran Tuhan dan hidup dalam kegelapan. Aku berdoa kepada Tuhan berkali-kali, "Tuhan! Saudara-saudariku menyingkapku karena menempuh jalan antikristus, tapi aku masih belum mengenal diriku. Aku tak tahu di mana jalanku menyimpang. Tuhan, cerahkan dan tuntunlah aku agar bisa mengenal diriku." Setelah berdoa, aku menemukan kutipan firman Tuhan yangmenyingkapkan antikristus. Tuhan berfirman, "Metode antikristus ketika mereka melakukan segala sesuatu selalu tidak biasa dan terdengar muluk. Betapapun benarnya saran orang lain, mereka akan selalu menolaknya. Meskipun saran orang lain selaras dengan gagasan mereka, jika antikristus tidak mengusulkannya terlebih dahulu, mereka pasti akan menolak untuk menerima atau melaksanakan saran tersebut. Sebaliknya, antikristus akan berusaha sekuat tenaga untuk meremehkan, menolak, dan mengkritik saran tersebut sampai orang yang memberikannya merasa gagasan mereka salah dan mengakuinya. Baru setelah itulah antikristus berhenti mengkritiknya. Antikristus suka membesar-besarkan diri mereka sendiri dan meremehkan orang lain sehingga orang lain memuja mereka dan menjadikan mereka pusat perhatian. Antikristus membiarkan diri mereka saja yang berkembang, dan orang lain hanya berfungsi sebagai latar belakang yang membuat mereka menonjol. Antikristus percaya bahwa semua yang mereka katakan dan lakukan benar, sedangkan semua yang orang lain katakan dan lakukan salah. Mereka sering mengajukan sudut pandang baru untuk menolak pandangan dan penerapan orang lain, mereka mencari-cari kesalahan dan menemukan masalah dengan pendapat orang lain, dan mereka menghalangi atau menolak rencana orang lain sehingga membuat semua orang harus mendengarkan mereka dan bertindak sesuai dengan metode mereka. Mereka menggunakan metode dan cara-cara ini untuk terus-menerus menolakmu, menyerangmu, dan membuatmu merasa bahwa engkau tidak cukup baik sehingga engkau semakin tunduk kepada mereka, menghormati mereka, dan mengagumi mereka, sampai akhirnya engkau berada di bawah kendali mereka sepenuhnya. Inilah proses di mana antikristus menaklukkan dan mengendalikan orang" ("Mereka Menipu, Membujuk, Mengancam, dan Mengendalikan orang" dalam "Menyingkapkan Antikristus"). Dari firman Tuhan, kutahu antikristus selalu tak biasa, pamer diri, menyangkal dan meremehkan orang lain agar menonjol dan membuat orang mengagumi mereka. Seiring waktu, orang yang bekerja sama dengan mereka tenggelam dalam keadaan negatif, merasa lebih rendah dari si antikristus, selalu menuruti, dan akhirnya merasa dikendalikan oleh mereka. Bukankah perilakuku sama dengan antikristus? Dari lubuk hatiku, aku membenci dan memandang rendah dua pengawas sebelumnya. Saat melihat masalah dalam video yang kubuat, aku takut orang lain tak akan menghormatiku, jadi kucari berbagai alasan untuk menolak saran mereka. Akibatnya, pengawas merasa terkekang olehku. Bahkan saat Saudari Xiang, yang paham keterampilan profesional, mengenali masalah utama dalam pekerjaan, dan memberi saran revisi, aku tak bisa menerimanya. Aku merasa jika mendengarkan dia, tak akan ada yang memperhatikanku, dan orang tak akan menghomatiku, jadi aku sengaja mencari kekurangan dalam rencananya untuk meremehkan dan mendiskreditkan dia. Kemudian aku mengajukan "ide cemerlang"-ku, dan kami menggunakan caraku. Dari luar, aku bekerja dengan dalih meningkatkan pekerjaan kami, tapi tujuanku sebenarnya adalah membuktikan aku lebih baik dari pengawas agar orang menghormatiku. Saat mendiskusikan proposal Saudara Wang dengannya, untuk pamer, kunyatakan rencananya tak berharga, yang membuatnya pasif dan tak bisa membuat produk jadi. Gereja mengatur aku bekerja sama dengan saudara-saudariku agar bisa belajar dari kelebihan masing-masing. Jika proposal seseorang bagus dan masuk akal, kami seharusnya menawarkan menyempurnakan proposal, agar semua orang bisa berusaha yang terbaik dan berhasil dengan cara masing-masing, itu paling menguntungkan pekerjaan video. Namun, untuk membuat orang mengagumi dan mendukungku, aku selalu menawarkan ide baru, pamer, menyangkal, meremehkan orang lain, tak pernah membiarkan mereka berperan dalam tugas, menyebabkan rekan kerjaku dan pengawas merasa tak berguna, tenggelam dalam kenegatifan dan tak mampu melakukan tugas. Bukankah esensi tindakanku sengaja menekan orang? Aku selalu pamer dan menekan orang lain, membuat orang merasa tak bisa tanpaku dan harus mendengarkanku dalam segala hal, sehingga rekan sekerjaku dan pengawas tak terlibat dalam pekerjaan kelompok. Bukankah aku mendirikan kerajaan sendiri? Tanpa dipecat, aku tak akan pernah menyadari masalahku. Aku terlalu mati rasa!

Kemudian, aku membaca kutipan lain dari firman Tuhan. "Kecintaan para antikristus akan status dan gengsi melampaui apa yang dirasakan oleh manusia normal, dan merupakan sesuatu yang ada dalam watak dan esensi mereka; itu bukanlah kepentingan yang sifatnya sementara ataupun efek sementara dari lingkungan mereka—itu adalah sesuatu yang ada dalam hidup mereka, dalam naluri mereka, dan dengan demikian, itulah esensi mereka. Dengan kata lain, dalam segala sesuatu yang antikristus lakukan, pertimbangan pertama mereka adalah status dan gengsi mereka sendiri, tidak ada yang lain. Bagi antikristus, status dan gengsi adalah hidup dan tujuan mereka di sepanjang hidup. Dalam segala hal yang mereka lakukan, pertimbangan pertama mereka adalah: 'Apa yang akan terjadi dengan statusku? Dan apa yang akan terjadi dengan gengsiku? Apakah melakukan hal ini akan memberiku kehormatan? Apakah melakukan hal ini akan meningkatkan statusku di benak orang?' Itulah hal pertama yang mereka pikirkan, yang merupakan bukti yang cukup bahwa mereka memiliki watak dan esensi para antikristus; selain kedua masalah itu, mereka tidak mau mempertimbangkan masalah-masalah ini. ... Mereka sering kali memikirkan hal-hal semacam itu di dalam hatinya, mereka memikirkan bagaimana mereka dapat memiliki kedudukan di rumah Tuhan, bagaimana mereka dapat memiliki reputasi yang tinggi di gereja sehingga orang-orang mendengarkan ketika mereka berbicara, dan mendukung mereka ketika mereka bertindak, dan mengikuti mereka ke mana pun mereka pergi; agar mereka memiliki hak bicara di gereja, reputasi, sehingga mereka menikmati keuntungan, dan memiliki status—mereka sering kali merenungkan hal-hal semacam itu. Semua ini adalah hal-hal yang dikejar oleh orang-orang semacam itu. Mengapa mereka selalu memikirkan hal-hal semacam itu? Setelah membaca firman Tuhan, setelah mendengarkan khotbah, apakah mereka benar-benar tidak memahami semua ini, apakah mereka benar-benar tidak mampu mengenali semua ini? Apakah firman Tuhan dan kebenaran benar-benar tidak mampu mengubah gagasan, ide, dan pendapat mereka? Sama sekali tidak. Masalahnya berada di dalam diri mereka, itu sepenuhnya karena mereka tidak mencintai kebenaran, karena di dalam hatinya, mereka muak akan kebenaran, dan akibatnya, mereka sama sekali tidak menerima kebenaran—hal mana ditentukan oleh natur dan esensi mereka" ("Mereka Melakukan Tugas Mereka Hanya untuk Membedakan Diri Mereka Sendiri dan Memuaskan Kepentingan dan Ambisi Mereka Sendiri; Mereka tidak Pernah Mempertimbangkan Kepentingan Rumah Tuhan, dan Bahkan Menjual Kepentingan Tersebut sebagai Ganti Kemuliaan Pribadi (Bagian Tiga)" dalam "Menyingkapkan Antikristus"). Dari firman Tuhan, kulihat antikristus sangat menghargai reputasi dan status. Senang dikagumi, didukung, dan mendapat tempat di hati orang lain. Saat ada masalah, pertimbangan pertama mereka adalah reputasi dan status. Bukan pekerjaan rumah Tuhan atau perasaan saudara-saudari, atau bagaimana Tuhan melihat mereka dan apa konsekuensinya jika melanjutkannya. Melihat perilaku antikristus, aku sadar bahwa aku benar-benar dalam bahaya. Aku sudah lama membuat video, punya pengalaman dan pencapaian, mendapatkan kekaguman dari saudara, saudari, dan pengawasku, jadi aku merasa lebih unggul dari orang lain, juga menikmati perasaan dihormati dan didukung. Saat pengawas menunjukkan masalah dalam pekerjaan kami, atau membuat proposal yang cocok, aku merasa terancam. Aku takut kehilangan kekaguman orang lain, dan keberadaanku dalam kelompok, jadi untuk melindungi reputasi dan status, aku meremehkan saudara-saudariku, menolak saran dan proposal mereka, lalu mengajukan "ide cemerlang"-ku sendiri untuk dipamerkan. Tak kupertimbangkan perasaan saudara-saudariku, cara membina orang, atau bagaimana memberi manfaat bagi pekerjaan gereja. Yang penting aku bisa menunjukkan bakatku. Saudari Xiang melihatku berjalan di jalan yang salah, jadi dia tunjukkan masalahku untuk mengingatkanku, tapi bukan hanya menolak merenungkan diri, aku merasa reputasi dan statusku telah sangat rusak, lalu mengembangkan permusuhan, bahkan kebencian terhadapnya. Untuk menjaga reputasi dan status, aku memanfaatkan masalah Saudari Xiang dan menghakimi dia di belakangnya. Aku juga menipu dan menyeret Saudara Wang, sehingga dia punya prasangka terhadap Saudari Xiang. Aku bahkan menghakimi dan menyerang Saudari Xiang dengan dalih membantunya. Kulihat untuk melindungi reputasi dan status, aku mampu melakukan apa saja. Aku sangat tercela dan kejam! Ini adalah jalan antikristus! Jika berlanjut, meski untuk sementara aku dikagumi saudara-saudariku, apa bagusnya bagiku? Aku akan melakukan banyak perbuatan jahat di hadapan Tuhan, benar-benar kehilangan kesempatan mendapatkan kebenaran dan diselamatkan, akhirnya, hanya akan dikutuk dan dihukum oleh Tuhan. Aku sama seperti Paulus. Dia selalu berusaha untuk dihormati dan dikagumi, selalu mengucapkan bahasa tinggi yang kosong dan doktrin untuk pamer. Dalam surat-suratnya, dia meremehkan Petrus dan meninggikan diri, membawa semua orang ke hadapannya, dan cukup bernyali mengatakan dia hidup seperti Kristus, membuat orang memperlakukannya sebagai Tuhan. Pada akhirnya, dia menyinggung watak Tuhan, lalu dikutuk dan dihukum Tuhan. Bukankah aku menempuh jalan Paulus yang salah? Saat menyadari ini, aku merasa takut. Kurenungkan kejahatanku demi reputasi dan status. Setelah membuat faksi menghakimi dan menyerang Saudari Xiang, aku langsung merasa gelap dan gelisah, selalu merasa bencana akan segera terjadi. Yang kulakukan itu pelanggaran terhadap watak Tuhan. Jika aku tetap menolak bertobat, Tuhan pasti akan menolak dan menyingkirkanku! Pada titik ini, aku sadar betapa berbahayanya pengejaranku akan reputasi dan status!

Setelah itu, aku membaca dalam firman Tuhan, "Jika seseorang berkata bahwa mereka mencintai kebenaran dan bahwa mereka mengejar kebenaran, tetapi pada dasarnya, tujuan yang mereka kejar adalah untuk menonjolkan diri mereka sendiri, untuk pamer, untuk membuat orang mengagumi mereka, untuk mencapai kepentingan diri mereka sendiri, dan melaksanakan tugas mereka bukan untuk menaati atau memuaskan Tuhan, dan sebaliknya untuk memperoleh gengsi dan status, maka pengejaran mereka tidak dapat dibenarkan. Dengan demikian, dalam hal pekerjaan gereja, apakah tindakan mereka adalah penghambat, atau apakah mereka membantu memajukannya? Mereka jelas merupakan penghambat; mereka tidak memajukan pekerjaan gereja. Semua orang yang berkoar-koar menyatakan bahwa mereka sedang melakukan pekerjaan gereja, tetapi mengejar gengsi dan status pribadi mereka, menjalankan urusan mereka sendiri, membuat kelompok tertutup mereka sendiri, kerajaan kecil mereka sendiri—apakah orang semacam ini sedang melaksanakan tugas mereka? Semua pekerjaan yang mereka lakukan pada dasarnya mengganggu, mengacaukan, dan merusak pekerjaan gereja. Apa akibat dari pengejaran mereka akan status dan gengsi? Pertama, ini memengaruhi bagaimana umat pilihan Tuhan makan dan minum firman Tuhan dan memahami kebenaran, ini menghalangi jalan masuk kehidupan mereka, itu menghentikan mereka memasuki jalur yang benar dalam kepercayaan kepada Tuhan, dan membawa mereka ke jalan yang salah—yang merugikan umat pilihan, dan membawa mereka menuju kehancuran. Dan pada akhirnya, apa akibatnya terhadap pekerjaan gereja? Itu mengakibatkan penghancuran, gangguan, dan perusakan. Inilah konsekuensi yang ditimbulkan oleh pengejaran orang akan ketenaran dan status. Ketika mereka melaksanakan tugas mereka dengan cara ini, bukankah ini dapat didefinisikan sebagai menempuh jalan antikristus? Ketika Tuhan meminta agar orang-orang mengesampingkan status dan gengsi, bukan berarti Dia sedang merampas hak kebebasan orang untuk memilih; sebaliknya, sementara mengejar status dan gengsi, orang merugikan pekerjaan gereja, mereka mengganggu jalan masuk saudara-saudari ke dalam kehidupan, dan bahkan memengaruhi orang lain dalam hal makan dan minum firman Tuhan secara normal dan dalam memahami kebenaran, dan dengan demikian dalam memperoleh keselamatan Tuhan. Yang lebih serius lagi adalah, ketika orang mengejar status dan gengsi, perilaku dan tindakan semacam itu dapat digolongkan sebagai bekerja sama dengan Iblis dalam merusak dan menghalangi kemajuan normal pekerjaan Tuhan sampai taraf tertinggi, dan mencegah dilaksanakannya kehendak Tuhan secara normal di antara umat pilihan-Nya. Mereka dengan sengaja menentang dan memperdebatkan apa yang telah Tuhan tetapkan. Inilah natur dari pengejaran orang akan status dan gengsi. Masalah dengan orang yang mengejar kepentingan diri mereka sendiri adalah bahwa tujuan yang mereka kejar adalah tujuan Iblis—semua itu adalah tujuan yang jahat dan tidak adil. Ketika orang mengejar kepentingan pribadi seperti gengsi dan status, tanpa disadari mereka menjadi alat Iblis, mereka menjadi saluran bagi Iblis, dan selain itu, mereka menjadi perwujudan Iblis. Mereka memainkan peran negatif di dalam gereja; terhadap pekerjaan gereja, dan terhadap kehidupan bergereja yang normal serta terhadap pengejaran normal umat pilihan Tuhan, efek yang mereka hasilkan adalah mengganggu dan merusak; mereka memiliki efek negatif" ("Mereka Melakukan Tugas Mereka Hanya untuk Membedakan Diri Mereka Sendiri dan Memuaskan Kepentingan dan Ambisi Mereka Sendiri; Mereka tidak Pernah Mempertimbangkan Kepentingan Rumah Tuhan, dan Bahkan Menjual Kepentingan Tersebut sebagai Ganti Kemuliaan Pribadi (Bagian Satu)" dalam "Menyingkapkan Antikristus"). Dari firman Tuhan, kulihat dengan jelas bahwa mengejar reputasi, status, dan kekaguman adalah berjalan di jalan kejahatan. Saat pengawas mulai bekerja, mereka harus menindaklanjuti pekerjaan beberapa kelompok, mempelajari dan menguasai prinsip keterampilan berbagai tugas. Menghadapi semua kesulitan itu, mereka bisa aktif belajar, menemukan masalah, memberikan saran, itu baik dan bermanfaat untuk pekerjaan gereja. Untuk melindungi reputasi dan status, bukan hanya tak bekerja sama dengan pekerjaan mereka, mencari kebenaran bersama dan melakukan tugas dengan baik, aku sengaja menolak dan meremehkan saran mereka, menyerang sampai mereka negatif, menarik diri, tak berani memberi saran, bahkan merasa tak bisa menjadi pengawas. Saudara Wang juga baru memulai tugasnya, butuh dukungan dan bantuan lebih, tapi dengan niat pamer, aku tak membantu menawarkan perbaikan pada proposalnya. Kutolak rencananya kuanggap tak berharga, yang membuatnya merasa terkekang, negatif, bingung harus bagaimana. Yang kulakukan hanyalah merusak dan menghancurkan. Aku menyerang orang lain sampai mereka negatif dan tak mau bekerja sama dengan pekerjaan gereja, membuat pekerjaan tak bisa dilanjutkan. Bukankah itu yang Iblis mau? Barulah aku melihat bahwa pengejaranku akan reputasi didasarkan pada merugikan kepentingan rumah Tuhan.

Selama masa itu, melalui renungan rohani, aku melihat pengejaranku akan reputasi dan status hanya merugikan pekerjaan gereja dan melukai saudara-saudariku. Aku merasa sangat negatif tentang ini. "Aku menunjukkan watak antikristus, bukankah itu menjadikanku antikristus sungguhan? Saking rusaknya, aku pasti tak bisa diselamatkan. Apakah jalanku percaya kepada Tuhan sudah berakhir?" Dalam kepedihan, aku berdoa kepada Tuhan, "Ya Tuhan! Untuk membuat orang menghormatiku, aku berbuat jahat dan mengganggu pekerjaan rumah Tuhan. Kulihat aku menempuh jalan yang salah, aku merasa sangat negatif dan tak bisa diselamatkan. Tuhan! Tolong tuntun dan bimbing aku agar bisa lepas dari keadaan negatifku." Setelah berdoa, aku membaca kutipan firman Tuhan. Tuhan berfirman: "Engkau harus mampu dengan jelas melihat dan mengenali antikristus. Engkau harus mampu membedakan berbagai perwujudan mereka, dan sementara membedakan hal-hal ini, engkau juga harus jelas tentang berapa banyak area dari natur dan esensimu yang sama dengan natur dan esensi antikristus, karena engkau dan antikristus adalah jenis manusia yang telah dirusak oleh Iblis; tetapi walaupun antikristus dipakai oleh Iblis sebagai pakaiannya, dan telah menjadi saluran bagi Iblis, engkau adalah jenis orang yang telah dirusak oleh Iblis, dan masih memiliki harapan untuk diselamatkan. ... Jadi, dengan pola pikir apakah engkau harus menerima fakta dan perwujudan ini? Engkau harus menerapkannya pada dirimu sendiri, dan mengakui bahwa engkau memiliki natur dan esensi antikristus, dan kemudian engkau harus merenungkan yang mana dari apa yang diwujudkan dan disingkapkan dalam dirimu yang tidak berbeda dengan apa yang diwujudkan dan disingkapkan dalam diri antikristus. Pertama-tama, akuilah fakta-fakta ini; jangan berpura-pura atau berusaha menyamarkan dirimu sendiri. Jalan yang kautempuh adalah jalan antikristus. Mengatakan bahwa engkau adalah antikristus tidaklah bertentangan dengan fakta; hanya saja rumah Tuhan belum menyebutmu sebagai antikristus, dan masih memberimu kesempatan untuk bertobat. Apakah engkau mengerti? Pertama-tama, terima dan akuilah, dan kemudian datanglah ke hadapan Tuhan dan biarkan dirimu didisiplinkan dan dibatasi; jangan tinggalkan terang hadirat Tuhan dan perlindungan-Nya. Dengan melakukan ini, ketika engkau bertindak, di satu sisi, engkau akan dibatasi oleh hati nurani dan nalar, dan juga akan diterangi dan dibimbing oleh firman Tuhan, yang juga akan membatasimu; di sisi lain, Roh Kudus juga akan membimbingmu, dan mengatur orang-orang, perkara-perkara, dan hal-hal di sekelilingmu untuk mengingatkan dan mendisiplinkanmu. Bagaimana Tuhan akan mengingatkanmu? Tuhan bekerja dengan banyak cara. Terkadang, Tuhan memberimu perasaan yang jelas di hatimu, dan engkau memiliki perasaan yang jelas bahwa engkau harus menerima pembatasan, dan tidak boleh melawan, dan bahwa ketika engkau melakukan kesalahan, engkau mempermalukan Tuhan, dan mempermalukan dirimu sendiri di hadapan orang lain, dan karena itu engkau mengendalikan dirimu. Dan bukankah ini melindungimu? Ini adalah salah satu cara Tuhan bekerja. Terkadang, Tuhan akan menegurmu dari dalam: Dia akan memberimu perkataan yang jelas, engkau akan diberitahu bahwa bertindak seperti itu memalukan dan hina bagi Tuhan, dan akan membuatmu dikutuk dan dihukum; akan ada perkataan yang jelas yang menegurmu, dan engkau akan tahu bahwa teguran itu berlaku untukmu. Lalu apa tujuan menegurmu dengan cara ini? Untuk memberimu perasaan dalam hati nuranimu: ketika engkau memiliki perasaan ini, engkau akan memikirkan dampak, konsekuensi, dan rasa malumu sendiri, dan engkau akan mengendalikan tindakan dan perilakumu. Setelah banyak mengalami dengan cara ini, engkau akan mendapati bahwa meskipun watak rusak ini mungkin bersumber dalam diri manusia, ketika orang mampu menerima kebenaran dan dengan jelas melihat watak rusak mereka yang sebenarnya, maka mereka dapat secara sadar meninggalkan daging. Ketika orang mampu menerapkankan kebenaran, watak Iblis dalam diri mereka dapat ditahirkan dan diubah. Watak Iblis dalam diri manusia bukan tidak dapat dihancurkan atau tidak dapat diubah; ketika engkau menerima kebenaran dan mampu menerapkannya, watak Iblis dalam dirimu akan secara alami dihancurkan dan digantikan" ("Mereka Menipu dan Memberi Kesaksian tentang Diri Mereka Sendiri" dalam "Menyingkapkan Antikristus"). Firman Tuhan memberiku penghiburan dan aku sangat tersentuh. Kupikir, karena aku sangat rusak, Tuhan pasti membenciku dan tak menyelamatkanku, tapi dari firman Tuhan, aku merasakan pengertian dan belas kasih Tuhan. Aku juga mengerti bahwa orang yang punya esensi antikristus tak mengembangkan pertobatan sejati. Jika bisa sadar kau berjalan di jalan antikristus dan benar-benar bertobat, kau bisa diselamatkan. Aku juga tahu entah seseorang bisa diselamatkan tergantung pada jalan yang diambil. Firman Tuhan menunjukkan jalan penerapan kepadaku. Asalkan mengakui kerusakan, tak berpura-pura atau menyamar, secara sadar membuka diri kepada saudara-saudari untuk menyingkap diri sendiri, serta mengandalkan Tuhan dan meninggalkan diri saat ingin mengejar reputasi dan status, Tuhan akan membimbing dan membantu kita membuang watak rusak kita. Dalam firman Tuhan, aku melihat harapan untuk mengubah watakku. Aku masih bisa berubah! Aku memiliki iman kepada Tuhan lagi. Aku juga merasakan kasih Tuhan secara nyata: Saat aku melakukan kejahatan untuk menjaga reputasi dan status, Tuhan mengatur agar saudara-saudariku memangkas dan menanganiku, juga menggunakan firman-Nya untuk menuntun dan membimbingku mengenal diri, dengan jelas menunjukkan perbuatan jahatku dan jalan keliru yang kuambil, agar aku bisa bertobat. Semua ini adalah kasih dan penyelamatan Tuhan. Aku merasa seolah Tuhan mengajariku empat mata, seperti ayah yang tegas atau ibu yang penuh kasih. Penyelamatan Tuhan begitu nyata! Setelah memahami kehendak Tuhan, aku tak lagi ingin mengejar reputasi dan status. Aku hanya ingin mengejar perubahan watakku dan tak mengecewakan harapan Tuhan untukku. Setelah itu, aku menulis surat kepada Saudari Xiang, menceritakan niatku saat itu dan meminta maaf kepadanya. Lalu, setelah pengawas melihatku telah merenung dan sedikit berubah, aku diminta lanjut membuat video.

Setelah mengalami kegagalan ini, aku sering mengingatkan diri untuk tak seperti dulu, aku sangat takut aku akan mengejar reputasi atau mencoba pamer, dan berbuat jahat yang menyebabkan gangguan. Namun, saat masalah benar-benar muncul, aku tetap kesulitan mengesampingkan diriku dan baru bisa menerapkan setelah melawan diriku sendiri. Aku ingat suatu kali, Saudara Wang membuat video. Kupikir proposalnya masuk akal, tapi masih ada banyak masalah. Saat itu, kupikir, "Seandainya aku bisa membuat proposal yang lebih baik, setelah selesai, aku akan menerima sebagian besar pujian, dan pengawas akan tahu aku punya ide yang lebih baik." Jadi, aku langsung menolak proposal Saudara Wang dan mengajukan ide segar yang baru. Saat Saudara Wang mendengar itu, dia tak tahu harus berbuat apa dan bingung. Dia tak berani melanjutkan proposalnya sendiri, tapi juga tak yakin apakah proposalku akan berhasil, jadi dia terjebak. Itu sangat membuatku frustrasi. Kupikir, "Aku pemimpin kelompok. Kenapa kau tak mendengarkanku?" Aku ingin memberinya lebih banyak alasan untuk menolak proposalnya. Namun, saat itu, aku mulai merasa sangat tak nyaman. Aku membuat kesalahan yang sama, bukan? Ini persis yang kulakukan sebelumnya. Untuk pamer, aku selalu menolak orang lain, yang mengganggu pekerjaan gereja. Aku merasa Tuhan mengawasiku, dan aku tahu watak benar Tuhan tak boleh disinggung. Aku merasa sedikit takut, jadi segera berdoa kepada Tuhan dan meminta Dia mengutukku. Aku bilang, "Tuhan! Watak rusakku terlalu serius. Aku selalu tanpa sadar menyangkal orang lain dan pamer agar orang lain mengagumiku. Tuhan! Tolong kutuk watak rusakku dan bimbing aku di jalan mengejar kebenaran." Setelah berdoa, aku membaca kutipan firman Tuhan. Tuhan berfirman: "Jika engkau bersikeras menempuh jalan antikristus, dan mengikutinya sampai akhir, dan masih tidak berpikir bahwa ini adalah masalah, juga tidak mau bertobat, dan dengan keras kepala terus bertindak dengan cara yang sama, bersaing dengan para pemimpin dan pekerja mengejar ketenaran dan keuntungan, berusaha terlihat paling menonjol dibandingkan yang lain, berbeda dari semua orang lainnya, lebih baik daripada orang lain di kelompok mana pun engkau berada, maka ini adalah masalah: jika engkau dengan keras kepala mengejar gengsi dan status, dan tidak mau bertobat, itu berarti engkau adalah antikristus, dan engkau pasti akan dihukum. Firman Tuhan, kebenaran, hati nurani, dan akal sehat—jika tak satu pun dari semua ini berdampak apa pun di dalam dirimu, maka engkau pasti akan mengalami hal yang sama dengan yang antikristus alami, engkau tidak dapat diselamatkan, tidak dapat dibebaskan! Apakah orang dapat diselamatkan atau tidak, dan apakah mereka mampu menempuh jalan takut akan Tuhan dan menjauhi kejahatan atau tidak, itu bergantung pada apakah pertobatan sejati diungkapkan dalam diri mereka setelah mereka mengenal diri mereka sendiri, dan tergantung pada sikap mereka terhadap kebenaran, serta jalan apa yang mereka pilih. Jika engkau tidak meninggalkan jalan antikristus, tetapi memilih untuk memuaskan ambisi dan keinginanmu sendiri, dan secara terang-terangan melanggar kebenaran dan menentang Tuhan, maka engkau tidak dapat diselamatkan" ("Mereka Menipu dan Memberi Kesaksian tentang Diri Mereka Sendiri" dalam "Menyingkapkan Antikristus"). Firman Tuhan sangat jelas. Entah Tuhan menyelamatkanmu tergantung pada apa kau benar-benar bisa bertobat setelah mengenal dirimu. Kerusakanku sangat dalam dan selalu menunjukkan watak jahatku, jadi itu tergantung pada apa aku bisa mengkhianati niat keliruku dan menerapkan kebenaran. Kupikir, "Aku tak bisa lagi bicara dan bertindak dari watak rusakku. Aku harus melakukan yang sebaliknya, melepaskan citra dan statusku, serta memenuhi tugasku dengan rendah hati. Karena usulan Saudara Wang masuk akal, seharusnya aku tak menolaknya mentah-mentah. Aku seharusnya menawarkan perbaikan dan penyempurnaan, dan berusaha yang terbaik untuk menjadikannya produk jadi. Inilah nalar yang seharusnya kumiliki dan tugas yang seharusnya kulakukan. Ini juga yang Tuhan ingin lihat." Saat menyadari ini, aku tak lagi menolak proposal Saudara Wang. Sebaliknya, aku menunjukkan masalah dalam proposalnya dan memberitahunya saran yang kupikir akan membantu. Dia punya jalan setelah aku bicara, serta dengan senang hati menerima saranku dan menggunakannya. Setelah menerapkan itu, aku merasa sangat damai dan aman. Lalu, saat hal serupa terjadi, meski masih menunjukkan hal-hal seperti itu, aku bisa dengan sadar berdoa kepada Tuhan, meninggalkan diriku, dan mendengarkan saran yang masuk akal dari saudara-saudariku. Perlahan-lahan, aku mengetahui setiap saudara-saudari punya kelebihan. Aku juga bisa melihat nilai dalam proposal orang lain, lalu menawarkan saran untuk perbaikan. Aku juga mendorong saudara-saudariku untuk bekerja dengan cara sendiri. Dengan bekerja sama seperti ini, saudara-saudariku merasa lebih santai dan nyaman, aku juga merasa jauh lebih aman. Syukur kepada Tuhan!

Penderitaan akan berakhir dan air mata akan berhenti. Percayalah kepada Tuhan bahwa Dia mendengar permohonan kita dalam penderitaan kita, dan Dia ingin menyelamatkan kita dari penderitaan. Hubungi kami untuk memahami kabar baik tentang keselamatan Tuhan.

Konten Terkait