Dampak Tidak Pernah Meragukan Orang yang KauPekerjakan

27 Februari 2023

Oleh Saudari Xunqiu, Amerika

Tahun lalu, aku menjadi pengawas untuk penyiraman dan pekerjaan Injil gereja. Karena baru mulai, aku tak terbiasa dengan banyak detail pekerjaan, jadi aku sangat bergantung pada para pemimpin tim. Kupikir mereka mahir dalam bidang itu dan lebih baik daripadaku dalam segala hal, jadi aku harus belajar dari mereka, terutama Saudari Lily, yang punya kualitas baik dan pekerja yang berbakat. Dia selalu memimpin diskusi kerja di pertemuan dan pekerjaan Injil kelompoknya sedikit lebih berhasil daripada yang lain. Akibatnya, aku sangat menghormati dan memercayai dia. Aku biasanya hanya punya pemahaman sederhana tentang pekerjaan dia dan tak pernah menyelidiki mendetail. Aku sangat percaya kepadanya. Saat itu, saudara-saudariku mengingatkanku bahwa aku harus meluangkan waktu tiap minggu untuk memeriksa pekerjaan Lily, dan meskipun setuju melakukannya, kupikir: "Lily kadang bisa keras kepala, tapi kinerjanya cukup baik di setiap aspek pekerjaan dan dia yang paling berbakat di bidang ini, jadi dia mungkin tak akan punya masalah besar. Jika selalu bertanya tentang pekerjaannya, aku akan terlihat tak percaya kepadanya." Jadi, aku tak serius menanggapi saran mereka. Suatu hari, dua saudari memberitahuku bahwa Lily tak melakukan kerja nyata. Mereka bilang dia sering tak menindaklanjuti pekerjaan tim atau persekutuan untuk menyelesaikan masalah dan kesulitan saudara-saudari, lalu saat dia sesekali memeriksa, itu tak terlalu membantu, sehingga pekerjaan Injil tim menjadi kurang efektif. Aku terkejut mendengar ini. Bagaimana mungkin Lily tak melakukan kerja nyata? Dia memberitahuku bahwa dia menindaklanjuti pekerjaan tim, dan setiap kali aku bertanya, dia bilang tak ada masalah. Jadi, mengapa yang lain bilang dia tak menindaklanjuti pekerjaan mereka? Namun, aku lalu berpikir: "Tim Lily telah bekerja dengan baik secara keseluruhan, mungkin para saudari ini tak tahu keseluruhan ceritanya. Aku tak boleh hanya memercayai perkataan mereka. Lagi pula, para saudari ini punya masalah sendiri—meski Lily punya masalah dalam tugasnya, itu wajar. Tidak ada seorang pun yang sempurna!" Jadi, aku tak terlalu memikirkan keluhan mereka dan mengingatkan Lily secara pribadi, menyuruh dia fokus menindaklanjuti pekerjaan tim di masa depan, dan itulah akhirnya. Tidak disangka tak lama kemudian, masalah besar muncul dalam pekerjaan Lily.

Suatu hari, seorang pemimpin bilang Lily dilaporkan lagi karena tak melakukan kerja nyata. Dia tak menindaklanjuti pekerjaan Injil, bahkan saat itu tak berjalan baik, dan dia tak segera menanggapi timnya saat mereka punya masalah membagikan Injil. Dia juga tak pernah memeriksa kemajuan saat mengimplementasikan pekerjaan—dia menyusun rencana di pertemuan, tapi tak menindaklanjutinya, sehingga itu tak bisa dilaksanakan, berdampak langsung pada hasil penyebaran Injil. Mendengar ini, aku sekali lagi terkejut—aku tahu Lily punya masalah dalam tugasnya, tapi tak kusangka seserius ini. Dia punya kualitas baik dan sangat proaktif dalam tugas, bagaimana mungkin dia tak melakukan kerja nyata? Aku sulit percaya itu benar. Kemudian, pemimpin bersekutu dengannya dan menunjukkan masalahnya. Kupikir dia akan merenungkan diri dan memetik pelajaran dari ini, tapi ternyata dia tak merenung dan benar-benar tak punya sikap menerima dan tunduk. Dia hanya bilang tak cocok menjadi pemimpin tim dan menawarkan diri mundur. Bukan saja tak melakukan kerja nyata, dia juga tak terima ditangani. Dia akhirnya dianggap tak cocok menjadi pemimpin tim berdasarkan prinsip dan dipindahkan. Setelah itu, perasaanku sangat buruk. Bagaimana bisa aku tak menyadari seorang pemimpin tim tak melakukan kerja nyata? Aku berdoa di hadapan Tuhan dan berkata: "Tuhan, aku sangat buta. Tolong cerahkan dan bimbing aku untuk menemukan alasan kegagalanku."

Suatu hari, di saat teduh, aku melihat kutipan firman Tuhan ini. Tuhan Yang Mahakuasa berfirman: "Pemimpin palsu tidak akan menyelidiki para pengawas yang tidak melakukan pekerjaan nyata, atau yang melalaikan tanggung jawabnya. Menurut mereka mereka hanya perlu memilih pengawas dan semuanya akan baik-baik saja; setelah itu, pengawas tersebut akan menangani semua masalah pekerjaan, dan yang perlu mereka lakukan hanyalah sesekali mengadakan pertemuan, mereka tak perlu mengawasi pekerjaan atau bertanya bagaimana perkembangannya, mereka bisa tetap lepas tangan. Jika seseorang melaporkan ada masalah dengan seorang pengawas, pemimpin palsu akan berkata, 'Ini hanya masalah kecil, tidak masalah. Engkau bisa menanganinya sendiri. Jangan tanya aku.' Orang yang melaporkan masalah itu berkata, 'Pengawas itu seorang pemalas yang rakus. Dia tidak melakukan apa pun selain makan dan bersenang-senang, dan dia sangat malas. Dia tak mau mengalami kesulitan sedikit pun dalam tugasnya, dan selalu mencari cara untuk menipu dan mencari-cari alasan untuk menghindari pekerjaan dan tanggung jawabnya. Dia tidak memenuhi syarat untuk menjadi pengawas.' Pemimpin palsu akan menjawab, 'Kualitasnya bagus ketika dia dipilih sebagai pengawas. Apa yang kaukatakan tidak benar, atau sekalipun itu benar, itu hanyalah perwujudan sementara.' Para pemimpin palsu tidak berusaha mencari tahu tentang keadaan pengawas itu, tetapi menilai dan menentukan masalah itu berdasarkan kesan masa lalu mereka terhadap pengawas tersebut. Siapa pun yang melaporkan masalah dengan pengawas itu, pemimpin palsu mengabaikannya. Pengawas itu tidak memiliki pemahaman dan kemampuan, mereka tidak cukup kompeten untuk menyelesaikan pekerjaan mereka, dan sudah hampir mengacaukan semuanya—tetapi pemimpin palsu tidak peduli. Sudah cukup buruk ketika ada orang melaporkan masalah pengawas, mereka berpura-pura tidak melihatnya. Namun, apa yang paling hina dari semuanya? Ketika orang memberi tahu mereka tentang masalah sangat serius yang pengawas miliki, mereka tidak berusaha menyelesaikannya, dan bahkan memunculkan berbagai alasan: 'Aku kenal pengawas ini, mereka benar-benar percaya kepada Tuhan, mereka tidak akan pernah memiliki masalah. Meskipun ada masalah, Tuhan akan melindungi mereka dan mendisiplinkan mereka. Jika mereka melakukan kesalahan, itu antara mereka dan Tuhan—kita tak perlu khawatir.' Beginilah cara pemimpin palsu bekerja: menurut gagasan dan imajinasi mereka sendiri. Mereka berpura-pura memahami kebenaran dan memiliki iman—akibatnya mereka mengacaukan pekerjaan gereja, atau bahkan menghentikannya, sambil berpura-pura tidak tahu. Bukankah mereka hanya para birokrat? Pemimpin palsu tidak mampu melakukan pekerjaan nyata, mereka juga tidak memperlakukan pekerjaan pemimpin kelompok dan pengawas dengan serius. Pandangan mereka tentang orang hanya didasarkan pada kesan dan imajinasi mereka sendiri. Melihat seseorang berperilaku baik selama beberapa waktu, mereka yakin orang ini akan selalu bersikap baik, bahwa orang ini tidak akan berubah; mereka tidak memercayai siapa pun yang mengatakan ada masalah dengan orang ini, mereka mengabaikan ketika ada orang yang menunjukkan sesuatu tentang orang tersebut. ... Para pemimpin palsu juga memiliki kelemahan besar: mereka cepat memercayai orang berdasarkan imajinasi mereka sendiri. Dan ini disebabkan karena tidak memahami kebenaran, bukan? Bagaimana firman Tuhan menyingkapkan esensi umat manusia yang rusak? Mengapa mereka memercayai manusia padahal Tuhan tidak? Tuhan tidak menilai orang berdasarkan penampilan mereka, melainkan selalu memeriksa hati mereka—jadi mengapa pemimpin palsu begitu sembarangan ketika mereka menilai orang lain dan menaruh kepercayaan pada diri mereka? Pemimpin palsu terlalu sombong, bukan? Yang mereka pikirkan adalah, 'Aku tidak salah ketika melihat orang ini. Tidak akan pernah ada masalah nantinya; mereka pasti bukan orang yang suka bermain-main, yang suka bersenang-senang dan membenci kerja keras. Mereka benar-benar dapat diandalkan dan dapat dipercaya. Mereka tidak akan berubah; jika mereka berubah, itu pasti berarti aku keliru tentang mereka, bukan?' Logika macam apa ini? Apakah engkau sejenis orang yang ahli? Apakah engkau memiliki penglihatan sinar-x? Inikah keahlian khususmu? Engkau bisa saja hidup bersama orang ini selama satu atau dua tahun, tetapi akankah engkau mampu melihat siapa diri mereka yang sebenarnya tanpa lingkungan yang cocok untuk menyingkapkan natur dan esensi mereka sepenuhnya? Jika mereka tidak disingkapkan oleh Tuhan, engkau bisa saja hidup berdampingan dengan mereka selama tiga atau bahkan lima tahun dan pasti tetap bergumul untuk melihat natur dan esensi seperti apa yang mereka miliki. Dan betapa lebih sulit lagi jika engkau jarang bertemu dengan mereka, jarang bersama dengan mereka? Engkau dengan begitu saja memercayai mereka berdasarkan kesan sekilas atau penilaian positif orang lain tentang mereka, dan berani memercayakan pekerjaan gereja kepada orang-orang semacam itu. Dalam hal ini, bukankah engkau terlalu buta? Bukankah engkau bersikap terburu nafsu? Dan bukankah para pemimpin palsu bersikap sangat tidak bertanggung jawab ketika mereka bekerja seperti ini?" (Firman, Vol. 5, Tanggung Jawab Para Pemimpin dan Pekerja). Merenungkan firman Tuhan, aku sadar bahwa manusia punya watak rusak, sebelum mendapatkan kebenaran dan mengubah watak, mereka semua tak bisa diandalkan dan tak satu pun bisa dipercaya. Namun, para pemimpin palsu tak memahami kebenaran, tak bisa mengarifi esensi manusia, dan dengan mudah menaruh kepercayaan kepada orang lain, gagal mengawasi atau menindaklanjuti pekerjaan mereka untuk waktu yang lama. Mereka sangat congkak dan tak bertanggung jawab. Aku juga bersikap seperti itu. Alasan utamaku tak mengawasi atau memeriksa pekerjaan Lily adalah karena terlalu percaya kepadanya. Kulihat dia punya kualitas baik, berpengalaman, dan efektif dalam membagikan Injil, jadi aku percaya dia sepenuhnya dan sangat menghormatinya, tak pernah mengawasi pekerjaannya. Saat yang lain melaporkan masalahnya kepadaku, aku mengabaikannya, bahkan berpikir merekalah yang bermasalah. Akibatnya, tanpa kusadari masalah besar muncul dalam pekerjaan. Aku tak melihat orang dan benda berdasarkan firman Tuhan, aku hanya memercayai mataku, seolah aku adalah pakar dengan wawasan luar biasa. Aku sangat congkak. Kenyataannya, tak satu pun orang rusak yang bisa dipercaya sepenuhnya—tak seorang pun tahu apa yang akan mereka lakukan di suatu titik. Hanya karena seseorang meraih sukses sementara dan melakukan kerja nyata, tak berarti mereka sepenuhnya bisa dipercaya. Manusia punya watak rusak, sehingga bisa bertindak dengan sengaja dan melanggar prinsip dalam tugas, mereka mungkin mengendur dan asal-asalan, serta menyebabkan kemunduran pada pekerjaan. Terlebih lagi, aku baru sebentar mengenal Lily dan tak benar-benar memahami dia, tapi aku sangat memercayai dia, berpikir dia cakap dalam segala hal dan tak perlu diawasi untuk bekerja dengan baik. Betapa congkak dan butanya aku! Aku tak pernah berpikir bahwa Lily begitu egois. Dia adalah pemimpin tim, tapi hanya peduli tentang mempertobatkan lebih banyak orang sendiri dan mengabaikan pekerjaan timnya. Saat yang lain punya masalah dalam pekerjaan, dia tak bersekutu untuk menyelesaikannya. Dia tak melakukan pekerjaan yang dituntut dari pemimpin tim. Aku selalu mengira dia pekerja berbakat dengan kualitas baik, mampu melakukan kerja nyata, jadi aku sangat menghormati dia. Baru pada saat itu aku sadar bahwa itu tak benar. Natur Lily egois, dia hanya memedulikan pekerjaannya sendiri dan tak melindungi kepentingan gereja secara keseluruhan. Dia hanya cocok untuk menyebarkan Injil sendirian, bukan menjadi pemimpin tim. Karena aku percaya buta kepada Lily, aku tak memeriksa pekerjaannya, serta tak segera menangkap penyimpangan dan kekeliruan di sana. Akibatnya, pekerjaan Injil terhambat. Sebagai pengawas, ini tak bisa dimaafkan. Makin merenung, makin aku merasa bersalah, jadi aku berdoa kepada Tuhan, ingin merenungkan serta mengubah keadaan dan pandangan keliruku.

Kemudian, aku melihat kutipan firman Tuhan ini. "Dapat dikatakan bahwa kebanyakan orang menganggap perkataan 'Jangan meragukan orang yang kaupekerjakan, dan jangan mempekerjakan orang yang kauragukan' sebagai kebenaran, dan mereka tertipu dan terikat olehnya. Mereka terganggu dan terpengaruh olehnya ketika memilih atau menunjuk orang, dan bahkan membiarkan perkataan ini mengendalikan tindakan mereka. Akibatnya, banyak pemimpin dan pekerja selalu mengalami kesulitan dan merasa khawatir setiap kali mereka memeriksa pekerjaan gereja dan mempromosikan serta mengangkat orang. Akhirnya, yang bisa mereka lakukan hanyalah menghibur diri mereka sendiri dengan perkataan 'Jangan meragukan orang yang kaupekerjakan, dan jangan mempekerjakan orang yang kauragukan'. Setiap kali mereka memeriksa atau menanyakan tentang pekerjaan, mereka berpikir, '"Jangan meragukan orang yang kaupekerjakan, dan jangan mempekerjakan orang yang kauragukan." Aku harus memercayai saudara-saudariku, dan bagaimanapun juga, Roh Kudus mengamati orang, jadi aku tak boleh selalu meragukan dan mengawasi orang lain.' Mereka telah dipengaruhi oleh perkataan ini, bukan? Apa akibat yang ditimbulkan oleh pengaruh perkataan ini? Pertama-tama, engkau setia bukan kepada firman Tuhan, bukan kepada amanat Tuhan bagimu, dan bukan kepada Tuhan, melainkan kepada falsafah hidup Iblis dan logika Iblis. Engkau percaya kepada Tuhan sambil secara terang-terangan mengkhianati Tuhan dan firman Tuhan. Ini masalah serius, bukan? Kedua, ini bukan semata-mata kegagalan menaati firman Tuhan dan melaksanakan tugasmu, tetapi ini berarti menjadikan rencana dan falsafah hidup Iblis seolah-olah itu adalah kebenaran, dan mengikuti serta menerapkannya. Engkau sedang menaati Iblis dan hidup menurut falsafah iblis, bukan? Melakukan ini berarti engkau bukan orang yang menaati Tuhan, apalagi orang yang menaati firman Tuhan. Engkau adalah bajingan. Mengesampingkan firman Tuhan, dan menjadikan perkataan Iblis dan menerapkannya sebagai kebenaran, berarti mengkhianati kebenaran dan Tuhan! Engkau bekerja di rumah Tuhan, tetapi bertindak berdasarkan logika dan falsafah hidup Iblis, orang macam apa kau ini? Ini adalah orang yang memberontak terhadap Tuhan dan orang yang sangat mempermalukan Tuhan. Apa esensi dari tindakan ini? Secara terbuka mengutuk Tuhan dan secara terbuka menolak kebenaran. Bukankah itu esensinya? Selain tidak mengikuti kehendak Tuhan, engkau membiarkan kekeliruan dan falsafah hidup Iblis merajalela di gereja. Dengan melakukan hal ini, engkau menjadi kaki tangan Iblis dan membantu tindakan Iblis di gereja. Esensi dari masalah ini serius, bukan?" (Firman, Vol. 4, Menyingkapkan Antikristus, Lampiran Satu). Melalui firman Tuhan, aku sadar kalimat "Jangan meragukan orang yang kaupekerjakan" bukanlah hal positif atau benar. Itu falsafah Iblis. Alasanku memercayai Lily dan tak mengawasi pekerjaannya terutama karena aku hidup berpedoman falsafah ini dan terlalu percaya kepadanya. Bahkan saat ingin memeriksa pekerjaannya, aku khawatir jika aku terlalu teliti, dia akan berpikir aku tak percaya kepadanya. Lagi pula, dia sudah lama melakukan tugas ini dan punya banyak pengalaman, dia lebih baik dariku dalam banyak hal dan hasil kerjanya memuaskan. Masalah besar apa yang mungkin dimiliki orang seperti dia? Kupikir aku tak perlu memeriksa hal-hal kecil yang sepele, jika aku memberinya pekerjaan, aku harus percaya kepadanya, bahwa tak akan ada masalah apa pun. Karena aku dikuasai oleh falsafah iblis untuk hidup, aku tak pernah mengawasi atau memeriksa pekerjaannya. Bahkan saat orang-orang melaporkan masalah Lily, aku tak memercayai mereka atau menyelidikinya lebih lanjut. Akibatnya, pekerjaan Injil terdampak, kerusakan yang kuakibatkan tak bisa diperbaiki. Padahal, Tuhan menuntut para pemimpin dan pekerja mengawasi dan menindaklanjuti pekerjaan agar kami bisa menemukan serta menyelesaikan masalah dan penyimpangan dengan cepat. Ini bermanfaat untuk tugas orang-orang dan pekerjaan gereja. Namun, aku justru berpedoman falsafah jahat "Jangan meragukan orang yang kaupekerjakan" dan tak mengawasi atau memeriksa setelah memberi mereka pekerjaan, apalagi membimbing atau membantu mereka. Aku asal-asalan dalam tugasku dan tak melakukan kerja nyata—ini adalah perilaku pemimpin palsu. Aku mempertahankan pemimpin tim yang tak melakukan kerja nyata pada staf, ini bukan hanya tak membantu pekerjaan gereja, tapi juga sangat mengganggunya. Aku melakukan kejahatan! Barulah aku sadar falsafah iblis "Jangan meragukan orang yang kaupekerjakan" sangat berbahaya. Jika selalu berpedoman gagasan itu, kita bisa menghambat pekerjaan gereja. Makin merenung, makin aku menyesal, jadi aku berdoa kepada Tuhan: "Aku tak ingin lagi memperlakukan orang dan tugasku berdasarkan falsafah Iblis. Aku siap berjuang untuk memenuhi tugasku sesuai dengan tuntutan Tuhan. Aku tak ingin melakukan hal yang akan kusesali."

Kemudian, aku membaca kutipan firman Tuhan ini dan menemukan jalan penerapan. Tuhan Yang Mahakuasa berfirman: "Menurutmu, apakah perkataan 'Jangan meragukan orang yang kaupekerjakan, dan jangan mempekerjakan orang yang kauragukan' itu benar? Apakah perkataan ini adalah kebenaran? Mengapa orang mau menggunakan perkataan ini dalam pekerjaan rumah Tuhan dan dalam melaksanakan tugas mereka? Apa masalahnya di sini? Ini jelas merupakan perkataan orang tidak percaya, perkataan yang berasal dari Iblis—jadi mengapa mereka memperlakukan perkataan ini sebagai kebenaran? Mengapa mereka tidak mampu membedakan apakah perkataan ini benar atau salah? Ini jelas merupakan perkataan manusia, perkataan manusia yang rusak, perkataan ini sama sekali bukan kebenaran, sangat bertentangan dengan firman Tuhan, dan tidak boleh dijadikan sebagai standar untuk tindakan, perilaku, dan penyembahan manusia kepada Tuhan. Jadi, bagaimana perkataan ini harus diperlakukan? Jika engkau benar-benar mampu membedakan, standar seperti apa yang harus kaugunakan sebagai penggantinya untuk berfungsi sebagai prinsip dalam melakukan penerapanmu? Standar yang seharusnya adalah 'laksanakan tugasmu dengan segenap hati, segenap jiwa, dan segenap pikiranmu.' Bertindak dengan segenap hatimu, dan dengan segenap jiwamu, dan dengan segenap pikiranmu artinya tidak boleh dikendalikan oleh siapa pun; itu artinya menjadi sehati sepikiran, dan tidak lebih dari itu. Ini adalah tanggung jawabmu dan tugasmu, dan engkau harus melaksanakannya dengan baik, seperti yang ditetapkan oleh Surga dan diakui oleh bumi. Masalah apa pun yang kauhadapi, engkau harus bertindak berdasarkan prinsip. Tanganilah semua itu sebagaimana mestinya; jika pemangkasan dan penanganan diperlukan, lakukanlah, dan jika pemberhentian diperlukan, lakukanlah. Bertindaklah berdasarkan firman Tuhan dan kebenaran. Bukankah ini adalah prinsipnya? Bukankah ini kebalikan dari ungkapan 'Jangan meragukan orang yang kaupekerjakan, dan jangan mempekerjakan orang yang kauragukan'? Apa artinya jangan meragukan orang yang kaupekerjakan, dan jangan mempekerjakan orang yang kauragukan? Artinya, jika engkau telah mempekerjakan seseorang, engkau tidak boleh meragukannya. Jika engkau telah mempekerjakan seseorang, engkau harus melepaskan kendalimu atasnya, tidak mengawasinya, dan membiarkannya melakukan apa yang dia inginkan; dan jika engkau meragukannya, engkau seharusnya tidak mempekerjakannya. Bukankah ini arti ungkapan itu? Ungkapan ini sangat salah. Manusia telah dirusak sedemikian dalamnya oleh Iblis. Semua orang memiliki watak Iblis, dan mampu memberontak terhadap Tuhan dan menentang Tuhan. Bisa dikatakan tak seorang pun bisa dipercaya. Meskipun seseorang bersumpah, itu tidak ada gunanya karena manusia dibatasi oleh watak rusak mereka dan tak mampu mengendalikan tindakan mereka. Mereka harus menerima penghakiman dan hajaran Tuhan sebelum mereka mampu menyelesaikan masalah watak rusak mereka, dan sepenuhnya menyelesaikan masalah penentangan dan pengkhianatan mereka terhadap Tuhan—menyelesaikan sumber dosa manusia. Semua orang yang belum melewati penghakiman dan penyucian Tuhan dan belum memperoleh keselamatan tidak dapat diandalkan. Mereka tidak layak dipercaya. Oleh karena itu, ketika engkau mempekerjakan seseorang, engkau harus mengawasi, mengarahkan, memangkas dan menangani dirinya, dan sering mempersekutukan kebenaran. Hanya dengan cara inilah engkau dapat melihat dengan jelas apakah dia dapat terus dipekerjakan atau tidak. Jika ada orang-orang yang mampu menerima kebenaran, menerima diri mereka dipangkas dan ditangani, mampu melaksanakan tugas mereka dengan setia, dan yang mengalami kemajuan terus-menerus dalam hidup mereka, maka hanya orang-orang inilah yang benar-benar dapat dipekerjakan" (Firman, Vol. 4, Menyingkapkan Antikristus, Lampiran Satu). Dengan membaca firman Tuhan, aku menemukan jalan penerapan. Tuhan meminta kita mencurahkan seluruh hati pada tugas. Untuk semua pekerjaan di bawah pengawasanku, entah aku akrab dengan seseorang atau tidak, atau apa pun pendapatku tentang mereka, aku harus tetap menjalankan tugasku berdasarkan prinsip yang Tuhan tetapkan bagi para pemimpin dan pekerja, serta melakukan semua yang diharapkan dariku, mengawasi pekerjaan semua orang, memahaminya secara menyeluruh, menemukan masalah dan segera menyelesaikannya, juga menangani dan memangkas mereka yang punya masalah serius. Itulah prinsip tugasku dan satu-satunya cara untuk melakukan tugasku dengan baik. Setelah menyadari ini, aku merasa jauh lebih jernih dan punya jalan dalam tugasku.

Setelah itu, gereja menugaskan Lily untuk menyirami petobat baru, dan dia dengan senang hati melakukannya. Aku berpikir: "Dia mungkin bisa belajar dari pemecatannya dan melakukan tugasnya dengan baik kali ini." Namun, tak lama kemudian, banyak petobat baru yang dia sirami tak berkumpul seperti biasa. Ini tampak aneh bagiku, jadi aku menanyakan dia lebih banyak detail tentang mengapa hal ini terjadi. Tak disangka, dia hanya membuat alasan tak punya waktu untuk menindaklanjuti. Aku sangat kesal saat mendengar ini. Kupikir setelah diberhentikan, dia akan merenungkan diri dan melakukan kerja nyata, tapi ternyata aku salah. Aku tahu tak bisa terus melihat orang berdasarkan gagasanku sendiri. Sebagai pengawas, aku harus mengawasi, memeriksa dan mengarahkan pekerjaan, serta memenuhi tanggung jawabku. Saat itu, aku teringat firman Tuhan: "Bertindak dengan segenap hatimu, dan dengan segenap jiwamu, dan dengan segenap pikiranmu artinya tidak boleh dikendalikan oleh siapa pun; itu artinya menjadi sehati sepikiran, dan tidak lebih dari itu. Ini adalah tanggung jawabmu dan tugasmu, dan engkau harus melaksanakannya dengan baik, seperti yang ditetapkan oleh Surga dan diakui oleh bumi. Masalah apa pun yang kauhadapi, engkau harus bertindak berdasarkan prinsip. Tanganilah semua itu sebagaimana mestinya; jika pemangkasan dan penanganan diperlukan, lakukanlah, dan jika pemberhentian diperlukan, lakukanlah. Bertindaklah berdasarkan firman Tuhan dan kebenaran" (Firman, Vol. 4, Menyingkapkan Antikristus, Lampiran Satu). Benar. Aku harus melakukan tugasku sesuai dengan firman dan tuntutan Tuhan. Setelah itu, aku menunjukkan dan menyingkap semua masalah pada dirinya dan bersekutu dengannya, membedah sikap cerobohnya dalam tugas serta akibatnya yang berbahaya. Baru pada saat itulah Lily akhirnya menyadari masalahnya. Kemudian, secara berkala aku menanyakan dan memeriksa pekerjaan Lily, lalu jika melihat masalah, aku akan bersekutu dengannya untuk memperbaiki itu. Setelah itu, Lily mendapat hasil yang jauh lebih baik menyiram petobat baru. Aku sangat senang melihat ini dan paham bahwa cara melihat segala hal dan bertindak sesuai dengan firman Tuhan memberikan hasil terbaik dalam tugasku. Aku juga merasa jauh lebih nyaman dan damai.

Jika Tuhan telah membantu Anda, apakah Anda mau belajar firman Tuhan, mendekat kepada Tuhan dan terima berkat Tuhan?

Konten Terkait

Mengubah Watak yang Congkak

Oleh Saudara Xiao Fan, Tiongkok Pada Agustus 2019, aku melakukan tugas produksi video dan diminta memimpin pekerjaan itu. Pada waktu itu,...

Di Tengah-tengah Ujian Kematian

Oleh Saudara Xing Dao, KoreaTuhan Yang Mahakuasa berkata: "Tuhan telah datang untuk bekerja di bumi demi menyelamatkan umat manusia yang...

Tinggalkan Balasan